No. Revisi 00 SOP Tanggal Terbit Februari 2017 Halaman 1 dari 2
PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo
KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013
1. Pengertian 1. Parotitis adalah peradanganyang terjadi pada kelenjar saliva atau
yang lebih dikenal dengan kelenjar parotis. Kematian akibat penyakit parotitis sangat jarang ditemukan. Parotitis paling sering merupakan bentuk komplikasi dari penyakit yang mendasarinya. 2. Parotitis Sindrom Sjgren memiliki rasio laki:perempuan 1:9. 3. Parotitis dapat berulang saat masa kecil lebih sering pada laki-laki dibandingkan pada perempuan. 4. Parotitis viral (gondongan) paling sering terjadi pada anak-anak 2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah untuk tatalaksana pasien parotitis yang berobat di Puskesmas Sukasari. 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sukasari Nomor Tahun 2017 Tentang Standar Layanan Klinis 4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 5. Alat dan Bahan 1. Alat: a. Tensimeter b. Stetoskop c. Senter d. Timbangan Berat Badan e. Pengukur Tinggi Badan f. Alat laboratorium 2. Bahan: a. Reagen lab 6. Langkah-langkah 1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya. a. Keluhan demam b. Pembengkakan pada kelenar parotis mulai dari depan telinga hingga rahang bawah c. Nyeri terutama saat mengunyah makanan dan mulut terasa kering. d. Parotitis akut 1) Parotitis bakteri akut: bengkak, nyeri pada kelenjar dan demam, mengunyah menambah rasa sakit. 2) Parotitis virus akut (gondong): nyeri, bengkak pada kelenjar 5- 9 hari terakhir, malaise moderat, anoreksia, dan demam. 3) Parotitis tuberkulosis: nyeri tekan, bengkak pada salah satu kelenjar parotid, gejala tuberculosis dapat ditemukan dibeberapa kasus. e. Parotitis kronik 1) Sjogren syndrome: pembengkakan salah satu atau kedua kelenjar parotis tanpa sebab yang jelas, sering berulang, dan bersifat kronik, mata dan mulut kering. 2) Sarkoidosis: nyeri tekan pada pembengkakan kelenjar parotis. 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan pada kelenjar parotis dapat ditemukan tanda-tanda: a. Demam b. Pembengkakan kelenjar parotis c. Eritema pada kulit. d. Nyeri tekan di kelenjar parotis. e. Terdapat air liur purulen. 3. Petugas melakukan diagnosis. 4. Petugas melakukan tatalaksana sesuai penyakit dan tingkat keparahan. a. Memberikan informasi selengkapnya kepada pasien/orang tua pasien, dan keluarga mengenai penyakit parotitis; Menjaga kebersihan gigi dan mulut sangat efektif untuk mencegah parotitis yang disebakan oleh bakteri dan virus. b. Farmakologis: 1) Tatalaksana simptomatis sesuai gejala yang dirasakan. 2) Antibiotik: Antibiotik spektrum luas dapat diberikan pada kasus parotitis bakteri akut yang disebabkan oleh bakteri. 3) Bila kondisi tidak membaik, segera rujuk ke layanan sekunder. 5. Petugas melakukan rujukan jika ditemukan: a. Bila kasus tidak membaik dengan pengobatan adekuat di layanan primer, segera rujuk ke layanan sekunder dengan dokter spesialis anak atau dokter spesialis penyakit dalam 6. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi a. Pendekatan keluarga dapat dilakukan dengan membantu pihak keluarga untuk memahami penyakit parotitis ini, dengan menjelaskan kepada keluarga pentingnya melakukkan vaksin parotitis yang dapat mencegah terjadinya penularan penyakit ini. 7. Bagan Alir 8. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan 9. Unit Terkait Poli Umum, Layanan 24 jam, Poli MTBS 10. Dokumen Terkait Rekam Medis 11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan Dokumen