Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

(Reumatic Heart Disease)

By :

Amelia Hartika Rani


14420221067

CI INSTITUSI

Rochfika Rasyid, S.Kep.,Ns.,M.Kes., M.Kep.,Sp.Kv


Konsep Medis
Penyakit Jantung Rematik (PJR) merupakan gangguan pada jantung karena katup jantung rusak.
Penyakit yang dalam bahasa medisnya disebut Rheumatic Heart Disease (RHD) ini bisa saja
disebabkan karena adanya penyempitan jantung atau kebocoran jantung terutama pada katup mitral
(keadaan ini disebut dengan stenosis katup mitral). Penyempitan dan kebocoran itu bisa diakibatkan
karena gejala dari demam rematik (Ismail, 2019)
ETIOLOGI

Faktor predisposisi
disebabkan oleh organisme streptococcus hemolitik B group A
yang pengobatannya tidak tuntas atau bahkan tidak terobati

Faktor individu
(genetic dan jenis kelamin)

Faktor lingkungan
PATOFISIOLOGI
Hubungan yang pasti antara infeksi streptococcus dan
demam reumatik akut tidak diketahui. Cedera jantung
bukan merupakan akibat langsung infeksi, seperti yang
di tunjukan oleh hasil kultur streptococcus yang negatif
pada bagian jantung yang terkena (Ngastiyah, 2019).
Fakta berikut ini menunjukan bahwa hubungan tersebut
terjadi akibat hipersensitifimunologi yang belum
terbukti terhadap antigen antigen streptococcus :
a.Demam reumatik akut terjadi 2-3 minggu setelah

faringitis streptokokus, sering setelah pasien sembuh


dari faringitis.
b.Kadar antibodi antii streptococcus tinggi (anti
streptolisin O, anti Dnase, anti hialorodinase), terdapat
pada klien demam reumatik akut.
c.Pengobatan dini faringitis streptococcus dengan
penisilin menurunkan risiko demam reumatik.
d.Imunoglobulin dan komplemen terdapat pada
permukaan membran sel miokardiaum yang terkena
PATWHAY
MANIFESTASI KLINIK

KRITERIA MAYOR KRITERIA MINOR

Karditis a) Memang mempunyai riwayat penyakit


jantung reumatik

Poliatritis b) Nyeri sendi tanpa adanya tanda objektif


pada persendian, klien juga sulit
menggerakkan persendian.
Khorea syndenham
c) Deman namun tidak lebih dari 39ᴼ C
dan pola tidur tertentu.
d) Leokositosis, peningkatan laju endapan
Eritema Marginatum darah (LED).
e) Protein krea (CPR) positif.
f) Peningkatan denyut jantung saat tidur.
Nodul Subkutan g) Peningkatan anti streptolosin O (ASTO)
(Julius et al., 2016).
KOMPLIKASI

a. Gagal jantung pada kasus


yang berat.

b. Dalam jangka panjang


timbul penyakit demam
jantung reumatik.
c. Aritmia.
d. Perikarditis dengan efusi.
e. Pneumonia reumatik
(Watkins et al., 2018)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan laboratorium :Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan peningkatan


anti steptolisin (ASTO), peningkatan laju endap darah (LED), terjadi leukositosis, dan dapat
terjadi penurunan hemoglobin.
b. Radiologi :Pada pemeriksaan foto toraks menunjukkan terjadinya pembesaran pada jantung.
c. Pemeriksaan ekokardiogram :Menunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi.
d. Pemeriksaanelektrokardiogram Menunjukkan interval PR menanjang
e. Apus tenggorokan Ditemukan streptokokus beta hemolitikus grup A (Aspiani, 2020).
PENATALAKSANAAN
Istirahat

penggunaan benzatin penisilin

Penggunaan obat anti radang : Prednison

Pengobatan suportif, berupa diet tinggi


kalori dan protein serta vitamin
PROGNOSIS

Prognosis penyakit jantung rematik dapat


menimbulkan morbiditas dan mortalitas jangka
panjang. Komplikasi yang sering terjadi meliputi
gagal jantung, atrial fibrilasi, hingga
endocarditis. Oleh karena itu, perlu penanganan
komprehensif terkait penyakit jantung rematik
agar progresi penyakit dapat dikontrol.(Hasanah
et al., 2020) .
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian

 Identitas klien : Nama, umur, alamat, pendidikan  Imunisasi


 Riwayat kesehatan : Demam, nyeri, dan pembengkakkan sendi  Riwayat nutrisi

 Riwayat penyakit dahulu : Tidak pernah mengalami penyakit yang sama,  Adanya penurunan nafsu makan selama sakit sehingga dapat
hanyademam biasa mempengaruhi status nutrisi berubah
 Pemeriksaan fisik Head to Toe:
 Riwayat penyakit sekarang : Kardiomegali, bunyi jantung muffled dan
perubahan EKG  Kepala :Ada gerakan yang tidak disadari pada wajah, sclera
 Riwayat kesehatan keluarga
anemis, terdapat napas cuping hidung, membran mukosa mulut
 Riwayat kesehatan lingkungan
pucat.
 Keadaan sosial ekonomi yang buruk  Kulit :Turgor kulit kembali setelah 3 detik, peningkatan suhu
 Iklim dan geografi tubuh sampai 39ᴼC.
 Cuaca  Jantung
 Inspeksi : iktus kordis tampak
 Palpasi : dapat terjadi kardiomegali
 Perkusi : redup
 Auskultasi : terdapat murmur, gallop
 Abdomen
 Inspeksi perut simetris
 Palpasi kadang-kadang dapat terjadi hepatomigali
 Perkusi tympani
 Auskultasi bising usus normal
 Genetalia : Tidak ada kelainan

 Ekstermitas :Pada inspeksi sendi terlihat bengkak dan merah, ada


Pengkajian
a. Data fokus yang didapat antara lain: b. Pengkajian data khusus:

 Peningkatan suhu tubuh tidak terlalu tinggi kurang dari 39 derajat  Karditis : takikardi terutama saat tidur, kardiomegali, suara sistolik,

celcius namun tidak terpola. perubahan suarah jantung, perubahan Elektrokardiogram (EKG), nyeri
 Adanya riwayat infeksi saluran napas. prekornial, leokositosis, peningkatan Laju endap darah (LED),
peningkatan Anti Streptolisin (ASTO).
 Tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, dada berdebar- debar.
 Nyeri abdomen, mual, anoreksia, dan penurunan hemoglobin.
 Poliatritis : nyeri dan nyeri tekan disekitar sendi, menyebar pada sendi
 Arthralgia, gangguan fungsi sendi.
lutut, siku, bahu, dan lengan (gangguan fungsi sendi).
 Kelemahan otot.
 Nodul subkutan : timbul benjolan di bawah kulit, teraba lunak dan
 Akral dingin.
bergerak bebas. Biasanya muncul sesaat dan umumnya langsung
 Mungkin adanya sesak.
diserap. Terdapat pada permukaan ekstensor persendian.
 Khorea : pergerakan ireguler pada ekstremitas, infolunter dan cepat,
emosi labil, kelemahan otot.
 Eritema marginatum : bercak kemerahan umum pada batang tubuh dan
telapak tangan, bercak merah dapat berpindah lokasi, tidak parmanen,
eritema bersifat non-pruritus (Aspiani, 2020).
Diagnosis Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan


perubahan kontraksi otot jantung.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
biologis.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan

DIAGNOSIS TUJUAN INTERVENSI


Penurunan Curah Jantung b/d Setelah dilakukan intervensi selam 3 x Intervensi:
Perubahan Afterload 24 jam diharpakan :Curah jantung Perawatan jantung
meningkat dengan kriteria hasil: O:
•Kekuatannadi perifer meningkat 1.Identifikasi tanda dan gejala primer
•Lelah menurun penurunan curah jantung (dyspnea,
•Dyspnea menurun kelemahan)
•Sianosis menurun 2.Monitor tekanan darah
•Tekanan darah membaik 3.Monitor saturasi oksigen
4.Monitor keluhan nyeri dada 5.Monitor
EKG 12 sadapan

T:
6. Posisikan pasien semi Fowler atau
fowler
7.Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen

E:
8.Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi

T:
9.Kolaborasi pemberian Obat
DIAGNOSIS TUJUAN INTERVENSI

Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera Seteleh dilakukan intervensi selam 3 x 24 jam Intervensi : Manajemen nyeri
biologis. diharpakan : O:
Tingkat Nyeri Menurun dengan kriteria hasil : 1. identifikasi lokasi, karakteristi, durasi, frekuensi,
-Keluhan nyeri menurun kualitas dan intensitas nyeri
-Meringis menurun 2. identifikasi skala nyeri
-Frekuensi nadi membaik T:
  3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
E:
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
K:
5. Kolaborasi pemberian analgetik
DIAGNOSIS TUJUAN INTERVENSI

Hipertermia berhubungan dengan proses Seteleh dilakukan intervensi selama 3 x 24 Intervensi : Maanajemen Hipertermia 
penyakit. jam diharpakan : O:
Termoregulasi 1. Identifikasi penyebab hipertermia
-Suhu tubuh membaik 2. Monitor suhu tubuh 
-Tekanan darah membaik T:
-Kulit merah menurun 1. Longgarkan atau lepaskan pakaian
  2. Berikan cairan oral
  E
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
DIAGNOSIS TUJUAN INTERVENSI

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Seteleh dilakukan intervensi selama 3 x 24 jam Intervensi : Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan anoreksia diharpakan : Status Nutrisi membaik dengan kriteria Obesrevasi :
hasil :  Identifikasi status nutrisi
 Berat badan membaik  Monitor asupan makanan
 IMT membaik  Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
 Frekuensi Makan membaik Terapeutik :
 Nafsu makan membaik  Berikan makanan makanan tinggi serat untuk
  mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi :
 Anjurkan posisi duduk
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian obat
 

DIAGNOSIS TUJUAN INTERVENSI


Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik Seteleh dilakukan Intervensi : Manajemen
  intervensi selama 3 x 24 energy
jam diharpakan : Toleransi O:
aktivitas meningkat 1. Monitor kelelahan
dengan kriteria hasil : fisik
- Keluhan lelah menurun 2. Monitor pola dan jam
- Dyspnea saat aktivitas tidur
menurun T:
- Tekanan darah membaik 3. Lakukan latihan rom
- Frekuensi nafas aktif / pasif
membaik E:
4. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
K:
5. Kolaborasi dengan
ahli gizi
Thank You For Attentions ..

Anda mungkin juga menyukai