Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN CHEST PAIN (NYERI DADA)

NAMA : REZA ELLANDA


NPM : 1614401110034

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN REGULER


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2017/2018
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Reza Ellanda
NPM : 1614401110034
Ruangan/Rumah Sakit : Nuri/RSD IDAMAN BANJARBARU
Judul Laporan Pendahuluan : Chest Pain (Nyeri Dada)
Judul Asuhan Keperawatan : Chest Pain (Nyeri Dada)
Telah menyelesaikan semua laporan Stase Keperawatan Dasar di ruangan Nuri.

Banjarbaru, 4 Februari 2017

Mahasiswa,

Reza Ellanda

Menyetujui

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(Muhammad Ridha Rahmani S.Kep.Ns) (Noor Amaliah,NS., .Kep)

NIK.
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP PENYAKIT
1. Anatomi dan Fisiologi

www.ahlinyaobatepilepsi.apotek45.com

Nyeri dada yang berkaitan dengan penyakit paru biasanya disebabkan oleh terserangnya
dinding dada atau pleura parietal. Serabut saraf banyak terdapat di daerah ini. Nyeri pleura
adalah gejala umum peradangan pleura parietal. Nyeri ini dilukiskan sebagai nyeri tajam, seperti
ditusuk-tusuk, yang biasanya terasa pada waktu inspirasi. Nyeri ini mungkin terlokalisasi pada
salah satu sisi tubuh, dan pasiennya mungkin melakukan splinting (membuat otot-otot menjadi
kaku untuk menghindari nyeri. Dilatasi akut arteri pulmonalis utama dapat pula menimbulkan
sensasi tekanan tumpul, seringkali tidak dapat dibedakan dengan angina pectoris. Ini disebabkan
oleh ujung saraf yang berespon terhadap peregangan arteri pulmonalis utama.

Nyeri dada mungkin merupakan gejala penyakit jantung paling penting. Tetapi ia tidak
patognomonik untuk penyakit jantung. Telah diketahui bahwa nyeri dada dapat disebabkan oleh
gangguan paru-paru, usus, kandung empedu, dan musculoskeletal.
Berikut adalah ciri-ciri nyeri dada pada angina dan non-angina:

KARAKTERISTIK ANGINA NON ANGINA


Lokasi Retrosternal, difus Di bawah mamma kiri,
setempat
Penyebaran Lengan kiri, rahang, punggung Lengan kanan
Deskripsi Nyeri Nyeri terus menerus, tajam, Tajam, seperti ditusuk - tusuk,
tertekan, seperti diperas, seperti disayat-sayat
seperti dipijt
Intensitas Ringan sampai berat Menyiksa
Lamanya Bermenit-menit Beberapa detik, berjam-jam,
berhari-hari
Dicetuskan Usaha fisik, emosi, makan, Pernapasan, sikap tubuh,
Oleh dingin gerakan
Dihilangkan Istirahat, nitrogliserin Apa saja
Oleh

Adapun penyebab lazim nyeri dada, yaitu :

Sistem organ Penyebab


Jantung Penyakit arteri koronaria
Penyakit katup aorta
Hipertensi pulmonal
Prolaps katup mitral
Perikarditis
Vaskular Diseksi aorta
Pulmonal Emboli paru
Pneumonia
Pleuritis
Pneumotoraks
Muskuloskeletal Kostokondritis
Artritis
Spasme otot
Tumor tulang
Neural Herpes zoster
Gastrointestinal Penyakit tukak
Penyakit kolon
Hiatus hernia
Pankreatitis
Kolesistisis
Emosional Ansietas
Depresi

2. Definisi Penyakit
Chest Pain adalah perasaan nyeri/tidak enak yang mengganggu daerah dada dan
seringkali merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada (referred pain).
Nyeri Coroner adalah rasa sakit akibat terjadinya iskemik miokard karena suplai aliran
darah koroner yang pada suatu saat tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme
miokard.
Nyeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena lapisan paru
saja yang bisa merupakan sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan parenkim paru
tidak menimbulkan rasa sakit (Himawan, 1996)
3. Pathway
4. Pemeriksaan Penunjang

a. EKG 12 Lead selama periode nyeri


- Kaki kardi atau disridmia
- Rekam EKG lengkap : T inverted, ST evaluasi/depresi, Q patologi
- Pemeriksaan darah rutin, kadar glukosa, lipit dan EKG waktu istirahat perlu
dilakukan. Hasilnya mungkin saja normal walaupun ada penyakit jantung koroner
yang berat. EKG bias saja didapatkan gambaran iskemik dengan infakmiokard
lama atau depresi ST dan T yang terbalik pada penyakit lanjut.
b. Laboratorium
- Kadar enzim jantung : CK,CKMB, LDH
- Fungsi hati : SGOT, SGPT
- Fungsi ginjal : Ureum, keratin
- Profilipid : LDL, HDL
- Kateterisasi jantung
 Foto thorax
 Ecocardigram

5. Penatalaksanaan

a. Pengobatan
 Nitrat
Nitrat meningkatkan pemberian D2 miokard dengan dilatasi arteri epikardial
tanpa mempengaruhi, resistensi arteriol arteri intramiokard.
Dilatasi terjadi pada arteri yang normal maupun yang abnormal juga pada pembuluh
darah kolateral sehingga memperbaiki aliran darah pada isomik.
 Beta bloker
Beta bloker tetap merupakan pengobatan utama karena pada sebagian besar
penderita akan mengurangi keluhan. Beta Bloker lebih jarang di pilih diantara jenis
obat lain walaupun pemberian hanya sekali sehari. Efek samping jarang ditemukan
akan tetapi tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat bronkospasme,
bradikardi dan gagal jantung.
 Ca-antagonis
Kerjanya mengurangi beban jantung dan menghilangkan spasma koroner.
 Antipletelet dan antikoagulen
Segi lain dari pengobatan chest pain adalah pemberian antipletelet dan
antikoagulen.

B. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan

Riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita yang berhubungan dengan


penyakit pasien saat ini, mengkaji hubungan penyakit secara herediter. Kaji factor
risiko penyakit jantung, seperti berikut ini.
 Riwayat penyakit klen seperti diabetes, hipertensi, penyakit vascular,
animea dan lai-lain.
Riwayat kesehatan lain :
 Peningkatan kadar kolesterol (ldl dan hdl), trigliserida, hipertriroid,
kebiasaan merokok, konsumsi minuman berakohol, asupan makanan tinggi
garam, kafein, asupan cairan, dan bb.
Obat-obatan :
 toleransi terhadap obat-obatan dan terapi yang didapat saat timbul
serangan.
Riwayat gangguan saluran pencernaan seperti :
 Dyspepsia, astritis, peptic uler, dan penyakit lain yang menimbulkan
keluhan nyeri epigastrium.
Riwayat kesehatan keluarga :
 Riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah (arteri koroner) dalam
keluarga merupakan factor risiko bagi klien
b. Pemeriksaan Fisik
 Kepala dan leher
- Wajah : mungkin didapatkan pucat, grimace yang menandakan pasien
dalam ketakutan/kecemasan
 Pemeriksaan integumen / kulit dan kuku
- Kulit : kaji tanda adanya sianosis
- Kuku : kaji keadekuatan perfusi dengan crt
 Pemeriksaan payudara dan ketiak (bila diperlukan)
 Pemeriksaan thorax / dada :
- Inspeksi : bentuk thorax dan pernapasan
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
 Jantung :

- Inspeksi : letak iktus kordis


- Palpasi : letak iktus kordis, adakah getaran
- Perkusi : letak jantung
- Auscultasi : suara jantung, apakah normal apa tidak
 Pemeriksaan abdomen :
- Bising
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
 Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya (bila diperlukan)
 Pemeriksaan muskuloskeletal :
 pemeriksaan neurologi :
- Kesadaran
- Gcs
 Pemeriksaan status mental :
c. Pemeriksaan Penunjang

EKG 12 Lead selama periode nyeri

- Kaki kardi atau disridmia


- Rekam EKG lengkap : T inverted, ST evaluasi/depresi, Q patologi
- Pemeriksaan darah rutin, kadar glukosa, lipit dan EKG waktu istirahat perlu
dilakukan. Hasilnya mungkin saja normal walaupun ada penyakit jantung
koroner yang berat. EKG bias saja didapatkan gambaran iskemik dengan
infakmiokard lama atau depresi ST dan T yang terbalik pada penyakit lanjut.

Laboratorium

- Kadar enzim jantung : CK,CKMB, LDH


- Fungsi hati : SGOT, SGPT
- Fungsi ginjal : Ureum, keratin
- Profilipid : LDL, HDL

Kateterisasi jantung

Foto thorax

Ecocardigram

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1 : NYERI AKUT
Diagnosa 2 : PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN (OTOT JANTUNG)
Diagnosa 3 : INTOLERANSI AKTIFITAS
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 : NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN AGEN CIDERA
BIOLOGIS (ISKEMIK MIOKARD).
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien
berkurang/teratasi.
Kriteria Hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan
angina menurun dala frekuensi durasi dan beratnya.
Intervensi Rasional
Anjurkan pasien untuk memberitahu Nyeri dan penurunan curah jantung dpat
perawat dengan cepat bila terjadi nyeri merangsang sistem saraf simpatis untuk
dada. mengeluarkan sejumlah besar nor
epineprin, yang meningkatkan agregasi
trombosit dan mengeluarkan
trombokxane a2.nyeri tidak bisa ditahan
menyebabkan respon vasovagal,
menurunkan td dan frekuensi jantung.
Identifikasi terjadinya faktor pencetus, Membantu membedakan nyeri dada dini
bila ada: frekuensi, durasi, intensitas dan dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan
lokasi nyeri menjadi angina tidak stabil (angina stabil
biasanya berakhir 3 sampai 5 menit
sementara angina tidak stabil lebih lama
dan dapat berakhir lebih dari 45 menit.
Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, Nyeri jantung dapat menyebar contoh
bahu, tangan atau lengan (khusunya pada nyeri sering lebih ke permukaan
sisi kiri). dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang
sama.
Letakkan pasien pada istirahat total Menurunkan kebutuhan oksigen miokard
selama episode angina. untuk meminimalkan resiko cidera
jaringan.
Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien Memudahkan pertukaran gas untuk
napas pendek. menurunkan hipoksia dan napas pendek
berulang.
Pantau kecepatan atau irama jantung. Pasien angina tidak stabil mengalami
peningkatan disritmia yang mengancam
hidup secara akut, yang terjadi pada
respon terhadap iskemia
Pantau tanda vital tiap 5 menit selama Td dapat meningkat secara dini
serangan angina. sehubungan dengan rangsangan simpatis,
kemudian turun bila curah jantung
dipengaruhi.
Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, Stres mental atau emosi meningkatkan
batasi pengunjung bila perlu. kerja miokard.
Berikan makanan lembut. Biarkan pasien Menurunkan kerja miokard sehubungan
istirahat selama 1 jam setelah makan. dengan kerja pencernaan, manurunkan
risiko serangan angina.

Kolaborasi: Nitrigliserin mempunyai standar untuk

Berikan antiangina sesuai indikasi: pengobatan dan mencegah nyeri angina


nitrogliserin: sublingual. selam lebih dari 100 tahun
Diagnosa 2 : PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN (OTOT JANTUNG)
BERHUBUNGAN DENGAN PENURUNAN ALIRAN DARAH

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi


peningkatan aliran darah.

Kriteria Hasil : Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan


disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada
perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja jantung.

Intervensi Rasional
Pantau tanda vital, contoh frekuensi Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
jantung, tekanan darah. cemas, hipoksemia, dan menurunnya
curah jantung. Perubahan juga terjadi
pada td (hipertensi atau hipotensi)
karena respon jantung.
Evaluasi status mental, catat terjadinya Menurunkan perfusi otak dapat
bingung, disorientasi. menghasilkan perubahan sensorium.
Catat warna kulit dan adanya kualitas Sirkulasi perifer menurun bila curah
nadi. jantung turun, membuat kulit pucat dan
warna abu-abu (tergantung tingkat
hipoksia) dan menurunya kekuatan
nadi perifer.
Mempertahankan tirah baring pada Menurunkan konsumsi oksigen atau
posisi nyaman selama episode akut. kebutuhan menurunkan kerja miokard
dan risiko dekompe
Berikan periode istirahat adekuat. Penghematan energy, menurunkan
Bantu dalam atau melakukan aktivitas kerja jantung.
perawatan diri, sesuai indikasi.
Pantau dan catat efek atau kerugian Efek yang diinginkan untuk
respon obat, catat td, frekuaensi menurunkan kebutuhan oksigen
jantung dan irama (khususnya bila miokard dengan menurunkan stress
memberikan kombinasi antagonis ventricular. Obat dengan kandungan
kalsium, betabloker, dan nitras). inotropik negative dapat menurunkan
perfusi terhadap iskemik miokardium.
Kombinasi nitras dan penyekat beta
dapat memberi efek terkumpul pada
curah jantung
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala gjk. Angina hanya gejalab patologis yang
disebabkan oleh iskemia
miokard.penyakit yang emepengaruhi
fungsi jantung emnjadi dekompensasi.

Kolaborasi : Meskipun berbeda pada bentuk

Berikan obat sesuai indikasi : penyekat kerjanya, penyekat saluran kalsium


saluran kalsium, contoh ditiazem berperan penting dalam mencegah dan
(cardizem); nifedipin (procardia); menghilangkan iskemia pencetus
verapamil(calan). spasme arteri koroner dan menurunkan
tahanan vaskuler, sehingga
menurunkan td dan kerja jantung.
Penyakit beta, contoh atenolol Obat ini menurunkan kerja jantung
(tenormin); nadolol (corgard); dengan menurunkan frekuensi jantung
propanolol (inderal); esmolal dan td sistolik.
(brebivbloc).
Diagnosa 3 : INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAK
SEIMBANGAN ANTARA SUPLAI O2 DAN KEBUTUHAN METABOLISME
JARINGAN.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
Kriteria Hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat
diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.
Intervensi Rasional
Kaji respons klien terhadap aktivitas, Menyebutkan parameter membantu
perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 dalam mengkaji respons fisiologi
kali per menit di atas frekuensi istirahat; terhadap stress aktivitas dan, bila ada
peningkatan td yang nyata selama/sesudah merupakan indikator dari kelebihan kerja
aktivitas; dispnea atau nyeri dada; yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
keletihan dan kelemahan yang berlebihan;
diaphoresis; pusing atau pingsan.
Instruksikan pasien tentang teknik Teknik menghemat energi mengurangi
penghematan energi. penggunaan energy, juga membantu
keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
aktivitas/perawatan diri bertahap jika peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai Memberikan bantuan hanya sebatas
kebutuhan kebutuhan akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman T.H, dkk,. Nanda Internasional Edisi Bahasa Indonesia, Diagnosis


Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, 2009-2011, EGC, Jakarta
Musliha, Keperawatan Gawat Darurat Plus Contoh Askep dengan pendekatan Nanda,
NIC, NOC, 2010, Nuha Medika, Yogyakarta
Amin Huda Nurarif Nanda Nic.Noc,2015,Mediaction,Yogyakarta
Doenges, Marilynn E,Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC, 2000
Himawan, Buku Kuliah Gangguan Sistem Kardiovaskuler,1994.
Price,Sylvia A. ( 2006 ), Patofisiologi Edisi 6, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai