Oleh :
Hanisya Satio Anjani
2250321052
a. Diabetes
b. Riwayat keluarga penyakit jantung koroner dini (kerabat dekat seperti
saudara kandung atau orang tua memiliki penyakit jantung sebelum usia
55 tahun pada pria atau sebelum usia 65 tahun pada wanita)
c. Tekanan darah tinggi
d. Kolesterol LDL tinggi
e. Kolesterol HDL rendah
f. Jenis kelamin laki-laki
g. Gaya hidup menetap (tidak cukup berolahraga)
h. Kegemukan
i. Usia yang lebih tua
j. Merokok
3. Manifestasi Klinis
Gejala angina mungkin termasuk:
Nyeri dada yang mungkin juga Anda rasakan di bahu, lengan, rahang,
leher, punggung, atau area lainnya. Ketidaknyamanan yang terasa seperti sesak,
diremas, diremas, terbakar, tersedak, atau sakit. Ketidaknyamanan yang terjadi
saat istirahat dan tidak mudah hilang saat minum obat, Sesak napas, Berkeringat.
Dengan angina stabil, nyeri dada atau gejala lain hanya terjadi dengan sejumlah
aktivitas atau stres. Rasa sakit tidak terjadi lebih sering atau memburuk dari
waktu ke waktu.
Angina tidak stabil adalah nyeri dada yang tiba-tiba dan sering memburuk
dalam waktu singkat. Anda mungkin mengalami angina tidak stabil jika nyeri
dada:
a. Mulai terasa berbeda, lebih parah, datang lebih sering, atau terjadi dengan
aktivitas yang lebih sedikit atau saat Anda sedang istirahat
b. Berlangsung lebih lama dari 15 hingga 20 menit
c. Terjadi tanpa sebab (misalnya, saat Anda tidur atau duduk dengan tenang)
d. Tidak merespon dengan baik obat yang disebut nitrogliserin (terutama jika
obat ini bekerja untuk meredakan nyeri dada di masa lalu)
e. Terjadi dengan penurunan tekanan darah atau sesak napas
f. Angina tidak stabil adalah tanda peringatan bahwa serangan jantung akan
segera terjadi dan perlu segera diobati. Temui penyedia layanan kesehatan
Anda jika Anda memiliki jenis nyeri dada.
4. Patofisiologi
Penurunan
Suatu Penyebb suplay O2 ke
Iskemia
(Etiologi) jantung;
Jantung
pengingkatan
(Jantung
kebutuhan O2
kekurang O2)
jantung
1. Sindrom
Koroner akut Jantung berusaha
2. Emosi menggunakan jalur
lain non oksigen untuk
3. Aktivitas fisik
tetap mendapatkan
4. Hipertensi energi.(mekanisme
Angina Pectoris
(nyeri dada)
Menghasilkan
produk sisa
Peningkatan
derajat
keasaman otot
jantung
5. Data Penunjang
b. EKG.
c. Ekokardiografi.
d. Tes stres, seperti tes toleransi latihan (tes stres atau tes treadmill), tes stres
menggunakan sinar-x dan pewarna. Ini adalah tes paling langsung untuk
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien dan identitas wali klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, umur, alamat golongan darah
b. Identitas Penanggung Jawab
nama, jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaan, dan hubugan
2. KELUHAN UTAMA
a. Keluhan utama Saat MRS
Pasien mengeluh nyeri dibagian atas bokong dan menjalar hingga ujung kaki
Pasien mengeluh nyeri dibagian atas bokong dan menjalar hingga ujung kaki.
3. DIGNOSA MEDIS
4. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pada klien arthery coronary syndrom klien akan merasakan
nyeri pada dada kiri yang menjalar hingga pundak kiri dengan skala dapat hingga
7 sehingga mengganggu kenyamanan, terdapat sesak, klien juga dapat merasakan
nyeri pada tekan pada ulu hati sehingga penyakit ini kadang disanfka sebagai
penyakit lambung
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Biasanya pada klien radikulopati lumbar memiliki gejala seperti: Klien
mengatakan bahwa ini kedua kalinya pasien di diagnosa radikulapati Lumbar
sebelumnya pernah di 3 bulan yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menanyakan apakah di kelurga klien mempunyai penyakit yang serupa
tau tidak, karena terkadang suatu penyakit dipengaruhi genitas.
d. Riwayat Spiritual
6. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Terdiri dari: Tekanan Darah (TD), Nadi, Suhu, Repiratory Rate (RR), TB, BB
3. Pemeriksaan Wajah
a. Mata
Untuk melihat : Kedua mata simetris atau tidak, tidak ada edema, bulu mata tidak
rontok,, konjugtiva merah, sclera putih redup,reaksi pupil normal, warna kornea
bening.
b. Hidung
Hidung simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lendir,
tidak ada lesi, polip (-), passage udara (-).
c. Mulut
Untuk melihat : Warna lidah pink kemerahan, terdapat caries, tidak ada perdarahan
dan abses, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, sariawan (-).
d. Telinga
Untuk melihat : bentuk dan ukuran telinga simetris, tidak ada nyeri tekan atau
kemerahan di tulang mastoid, tidak ada serumen.
a. Kepala
Untuk melihat : Bentuk kepala lonjong atau dolicephalus, kesimetrisan (+/-), tidak
ada lesi, cyaanosis, tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Untuk melihat : Bentuk leher simetris, hidrochepalus (-/+), nyeri tekan, (-/+),
pembesaran kelenjar tiroid (-/+), pembesaran vena jugularis (+).
Untuk melihat : Bentuk thoraks normal, susunan ruas tulang belakang normal,
bentuk dada normal, tidak ada lesi, tidak ada retraksi otot bantu nafas, tidak ada
batuk, vocal fremitus sama, suara paru resonan, tidak terdengar suara tambahan,
terdapat keluhaan sesak
b. Pemeriksan Jantung
Biasanya pada klien dengan digaosa UAP akan memiliki tanda bunyi jantung
tambahan S3 murmur, vena jugularis terlihat, terdapat pembesasan miokardium,
6. Pemeriksaan Abdomen
Bentuk abdomen sedikit berisi, bayangan pembuluh vena (-/+), bisisng usus 5x /
menit, hepar tidak membesar, tidak ada nyeri tekan, ginjal tidak teraba, terdapat nyeri
ulu hati atau seperti nyeri penyakit lambbung
7. Pemeriksaan Genetalia
Untuk melihat: Klien tidak ada keluhan mengenai genitalia
Untuk melihat : Tidak ada kelainan punggung tulang belakang, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada fraktur
5 5
5 5
Penigkatan suhu tubuh (-/+), kaku kuduk (-/+), mual dan muntah (-/+),kejang
(-/+), peningkatan ksadaran (-/+).
e. Memeriksa fungsi sensorik, dapat merasakan benda tumpul, tajam dan sensasi
panas
f. Keluhan terdapat nyeri dibagian lumbar tulang belakang
12. Pemeriksaan Kulit/ Integumen
a. Integument Kulit (-/+)
Tidak ada lesi, jaringan parut, warna kulit cokelat, tidak ada nodul, ulkus.
b. Pemeriksaan Rambut (-/+)
Rambut tidak rontok, tidak ada ketombe, tidak ada lesi.
c. Pemeriksaan Kuku (-/+), Kuku besih
D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan Curah Jantung berhubunga dengan Perubahan irama jantung
dibuktikan dengan mumur jantung, edema, sistensi vena jugularis, lelah, dispnea,
pulmonary cascular, cardic index menurun (D. 0008).
b. Nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisiologis dibuktikan dengan iskemik,
mengeluh nyeri, pola napas berubah (D. 0077).
c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit dibuktikan dengan
mengeluh tidak nyaman, gelisah,mengeluh sulit tidur, tidak mampu rileks
(D.0074)
d. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan pola nafas (D.0005)
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
- Frekuensi Terapeutik
napas
- Pertahanan kepatenan jalan napas
dengan head-tift dan chin-lift (jaw-
thrust jika curiga trauma servikal)
- Posisikan Semi-Fowler atau Fowler
- Berikan minuman hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat
dengan proses McGill
- Berikan Oksigen, Jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indokator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indokator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indokator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indokator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Khairani, Astrid Feinisa dkk. (2020) Lumbar Radiculopathy: a Descriptive Study on Red Flag
and Neurologic Symptoms in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung.
Bandung: UNPAD.