(TINJAUAN KEGAWATDARURATAN)
=====================================================================
I. DEFINISI
Masalah kesehatan : Unstable Angina Pectoris (UAP)
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana pasien
mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau
terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri
yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti (Wijaya & Putri, 2013).Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan
jantung bekerja lebih berat dan karena itu menyebabkan meningkatnya
kebutuhan jantung akan oksigen. Jika arteri menyempit atau tersumbat
sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung
akan oksigen, maka bisa terjadi kekurangan oksigen dapat
menyebabkan nyeri (Kasron, 2012). Tetapi pada umumnya dapat
dibedakan 3 tipe angina yaitu:
1. Angina Pectoris Stabil
Pada keadaan ini, tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti
waktu istirahat. Angina pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang
dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan darah dan status jantung
sehingga kebutuhan O2 akan bertambah seperti pada aktifitas fisik
yang berat, namun hilang dengan segera dan ketika di istirahatkan atau
menggunakan pengobatan terhadap angina. Rasa sakitnya dapat
menyebar ke lengan, punggung, atau area lain.
2. Variant angina
Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya timbul pada saat istirahat, akibat
penurunan suplai O2 darah ke miokard secara tiba-tiba. Penelitian
terbaru menunjukkan terjadinya obsruksi yang dinamis akibat spasme
koroner baik pada arteri yang sakit maupun yang normal. Peningkatan
obstruksi koroner yang tidak menetap ini selama terjadinya angina
waktu istirahat jelas disertai penurunan aliran darah arteri koroner.
3. Unstable angina (angina tak stabil / ATS)
Merupakan jenis angina yang sangat berbahaya dan membutuhkan
waktu penanganan segera. Dijumpai pada individu dengan penyakit
arteri coroner yang memburuk. Angina ini biasanya menyertai
peningkatan beban jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat
aterosklerosis koroner, yang ditandai perkembangan thrombus yang
mudah mengalami spasme. Terjadi spasme sebagai respon terhadap
peptide vasoaktif yang dikeluarkan trombosit yang tertarik ke area yang
mengalami kerusakan. Seiring dengan pertumbuhan thrombus,
frekuensi dan keparahan serangan angina tidak stabil meningkat dan
individu beresiko mengalami kerusakan jantung. Unstable angina dapat
juga dikarenakan kondisi kurang darah (anemia). Angina pada pertama
kali atau angina stabil dengan frekuesi berat dan lamanya meningkat.
Timbul di waktu istirahat atau kerja ringan. Biasanya lebih parah dan
hilang dalam waktu yang lama, dan tidak akan hilang saat beristirahat
ataupun pengobatan angina.
II. PATOFISIOLOGI
a. Etiologi
Gejala angina pektoris pada dasarnya timbul karena iskemik akut yang
tidak menetap akibat ketidak seimbangan antara kebutuha dan suplain
O2 miokard. Beberapa keadaan yang dapat merupakan penyebab baik
tersendiri ataupun bersama-sama yaitu :
1. Faktor diluar jantung
Pada penderita stenosis arteri koroner berat dengan
cadangan aliran koroner yang terbatas maka hipertensi sistemik,
takiaritmia, tirotoksikosis dan pemakaian obat-obatan
simpatomimetik dapat meningkatkan kebutuhan O2 miokard
sehingga mengganggu keseimbangan antara kebutuhan dan
suplain O2. penyakit paru menahun dan penyakit sistemik seperti
anemi dapat menyebabkan tahikardi dan menurunnya suplain O2
ke miokard.
2. Sklerotik arteri koroner.
Sebagian besar penderita angina tidak stabil (ATS)
mempunyai gangguan cadangan aliran koroner yang menetap
yang disebabkan oleh plak sklerotik yang lama dengan atau tanpa
disertai trombosis baru yang dapat memperberat penyempitan
pembuluh darah koroner. Sedangkan sebagian lagi disertai
dengan gangguan cadangan aliran darah koroner ringan atau
normal yang disebabkan oleh gangguan aliran koroner sementara
akibat sumbatan maupun spasme pembuluh darah.
3. Agregasi trombosit
Stenosis arteri koroner akan menimbulkan turbulensi dan
stasis aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan agregasi
trombosit yang akhirnya membentuk trombus dan keadaan ini
akan mempermudah terjadinya vasokonstrikasi pembuluh darah.
4. Trombosis arteri koroner
Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh darah
yang sklerotik sehingga penyempitan bertambah dan kadang-
kadang terlepas menjadi mikroemboli dan penyumbatan
pembuluh darah yang lebih distal
5. Pendarahan plak ateroma
Robeknya plak ateroma ke dalam lumen pembuluh darah
kemungkinan mendahului dan menyebabkan terbentuknya
trombus yang menyebabkan penyempitan arteri koroner
6. Spasme arteri koroner
Peningkatan kebutuhan O2 miokard dan berkurangnya
aliran coroner karena spasme pembuluh darah disebutkan sebagai
penyeban ATS. Spame dapat terjadi pada arteri koroner normal
ataupun pada stenosis pembuluh darah koroner. Beberapa faktor
resiko yang ada hubungannya dengan proses aterosklerosis antara
lain :
a. Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain umur,
jenis kelamin, dan riwayat penyakit dalam keluarga
b. Faktor resiko yang dapat diubah antara lain merokok,
hiperlipidemi, hipertensi, obesitas dan DM
IV. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan keperawatan
a. Berikan posisi semifowler
b. Berikan oksigen konsentrasi tinggi (6-10 liter/menit)
c. Kolaborasi pemberian nitrogen, bete bloker dan kalsium anatagonis)
d. Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan
e. Lakukan EGC
f. Observasi bunyi jantung
g. Observasi adanya mual, muntah dan konstipasi
b. Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk
menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk
meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai
melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor
resiko.secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi
suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau
angioplasti koroner transliminal perkutan (PTCA =
percutaneous transluminal coronary angioplasty), (didiskusikan
di bawah). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis
dan pembedahan.
Seperti yang akan didiskusikan kemudian, terdapat
beberapa pendekatan yang akhir-akhir ini sering di gunakan
untuk revaskularisasi jantung. Tiga teknik utama yang
menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri
koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner utnuk
meningkatkan aliran darah, penggunaan untuk menguapkan plak
dan endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat
obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil
akhir yang dipakai oleh salah satu atau seluruh teknik diatas,
melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu
pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan
kemunduran proses angina yang di derita pasien.
Terapi Farmakologi
Nitrogliserin. Senyawa nitrat masih merupakan obat utama
untuk menangani angina pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk
menurunkan konsumsi oksigemn jantung yang akan mengurangi
iskemia dan mengurangi nyeri augina.
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi baik vena
maupun arteria sehingga mempengaruhi perifer. Dengan
pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena di seluruh
tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung
dan terjalah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga
melemaskan arteriol sistemik dan menyebabkan penurunan
tekanan darah (penurunan afterload). Semuanya itu berakibat
pada penurunan kebutuhan oksigen jantung, merupakan suatu
keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan.
Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (subtingual)
atau dipipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri
iskemia dalam 3 menit.
a. Pasien diminta tidak menggerakkan lidah dan jangan
menelan ludah sampai tablet nitrogliserin larut. Bila nyeri sangat
berat, tablet dapat dikunyah untuk dapat mempercepat
penyerapan di bawah lidah.
b. Sebagai pencegah, pasien harus selalu membawa obat ini.
Nitrogliserin bersifat sangat tidak stabil dan harus di simpan
dalam botol gelap tertutup rapat. Nitrogliserin tidak boleh di
simpan dalam botol plastik atau logam.
c. Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila
terkena panas, uap, udara, cahaya dalam waktu lama. Bila
nitrogliserin masih segar, pasien akan merasa terbakar di
bawah lidah dan kadang kepala terasa tegang dan berdenyut.
Persediaan nitrogliserin harus diperbaharui setiap 6 bulan
sekali.
d. Selain menggunakan dosis yang telah ditentukan, pasien harus
mengatur sendiri dosis yang diperlukan, yaitu dosis terkecil
yang dapat menghilangkan nyeri. Obat harus digunakan untuk
mengantisipasi bila akan melakukan aktivitas yang mungkin
akan menyebabkan nyeri. Karena nitrogliserin dapat
meningkatkan toleransi pasien terhadap latihan dan stress bila
di gunakan sebagai pencegahan (misalk sebelum latihan,
menaiki tangga, hubungan seksual) maka lebih baik gunakan
obat ini sebelum rasa nyeri muncul.
e. Pasien harus mengingat berapa lama kerja nitrogliserin dalam
menghilangkan nyeri, bila nyeri tidak dapat dikurangi dengan
nitrogliserin, harus dicurigai adanya ancaman terjadinya infark
miokardium.
f. Bila nyeri menetap setelah memakai tiga (3) tablet sublingual
dengan interval 5 menit, pasien dianjurkan segera dibawa ke
fasilitas perawatan darurat terdekat.
Efek samping nitrogliserin meliputi rasa panas, sakit kepala
berdenyut, hipertensi, dan takikardia. Penggunaan preparat
nitrat long-acting masih diperdebatkan. Isorbid dinitrat
(isordil) tampaknya efektif sampai 2 jam bila digunakan
dibawah lidah, tetapi efeknya tidak jelas bila diminum peroral.
Salep Nitrogliserin Topikal. Nitrogliserin juga tersedia dalam
bentuk lanonin-petrolatum. Bentuk ini dioleskan di kulit
sebagai perlindungan terhadap nyeri angina dan mengurangi
nyeri. Bentuk ini sangat berguna bila digunakan pada pasien
yang mengalami angina pada malam hari atau yang harus
menjalankan aktivitas dalam waktu cukup lama (misal main
golf) karena mempunyai efek jangka panjang sampai 24 jam.
Dosis biasanya ditingkatkan sampai terjadi sakit kepala atau
efek berat terhadap tekanan darah atau frekuensi jantung,
kemudian diturunkan sampai dosis tertinggi yang tidak
menimbulkan efek samping tersebut. Cara pemakaian salep
biasanya dilampirkan pada kemasan. Pasien selalu diingatkan
untuk mengganti tempat yang akan dioleskan salep untuk
mencegah iritasi kulit.
Terapi Non Farmakologis
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk
menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien
harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan
takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa
jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan
berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi
stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat
menimbulkan vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula
darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat
kompetitif, agresif atau ambisius.
V. ASUHAN KEPERAWATAN
- Kolaborasi
13. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu