Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP PADA TN.

A DENGAN
HEMATEMESIS DI RUANG IGD RSI MASYITHOH BANGIL

SHELVIA ROSALINDA
P17221171010

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN HEMATEMESIS

A. DEFINISI
Hematemesis adalah muntah darah yang disebabkan oleh adanya perdarahan
saluran cerna bagian atas. Warna hematemesis bergantung pada lamaya hubungan
atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar kecionya perdarahan,
sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-
gumpal.
B. ETIOLOGI
Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis sulit dipakai sebagai
patokan untuk menduga besar kecilnya perdarahan saluran makan bagian atas.
Etiologi yang biasa terjadi pada hematemesis adalah:
1. Kelainan esophagus : varises, esofagitis.
2. Kelainan lambung: tukak lambung.
3. Penyakit darah: leukemia, dll.
4. Penyakit sistemik lainnya: uremik, dll.
5. Pemakaian obat-obatan, alcohol, dll.
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan
beratnya kerusakan yang terjadi daripada etiologinya. Didapatkan tanda dan
gejala sebagai berikut:
1. Anoreksia, mual, muntah dan diare
2. Demam, berat badan menurun dan mudah lelah
3. Edema
4. Ikterus, kadang-kadang warna urin menjadi lebih tua atau kecoklatan.
5. Hematomegali, bila terjadi lebih lanjut hati bisa mengecil karena fibrosis.
6. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral di dinding, caput medusa,
wasir dan varises esophagus.
7. Kelainan endokrin.
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya hematemesis salah satunya yaitu stress, rokok, asam
lambung dan penyakit lainnya yang dapat mengakibatkan erosi pada mukosa
lambung sampai mencapai mukosa muskularis disertai dengan kerusakan
kemampuan mukosa untuk mensekresi muskus sebagai pelindung. Hal ini akan
menimbulkan peradangan pada sel yang akan menjadi granulasi dan akhirnya
menjadi ulkus dan dapat menjadi ulkus dan dapat mengakibatkan hemoragi
gastrointestinal.
Hemoragi gastrointestinal dapat menimbulkan hematemesis. Hematemesis
biasanya bersumber di atas ligament treitz (pada jungsi denojejunal). Dari
hematemesis akan timbul muntal darah. Muntah dapat berwarna merah terang
atau seperti kopi, tergantung dari jumlah kandungan lambung pada saat
perdarahan dan lamanya darah telah berhubungan dengan sekresi lambung. Asam
lambung mengubah hemoglobin merah terang menjadi hematin coklat. Cairan
lambung yang berwarna merah terang diakibatkan dari perdarahan hebat dan
sedikit kontak dengan asam lambung.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Cek darah
b. SGOT, SPGT
c. Albumin
d. Pemeriksaan CHE
e. Pemeriksaan kadar elektrolit
f. Pemeriksaan kadar gula darah
2. Radiologi
a. USG
b. Esophagus
c. Angiografi
F. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN DAN MEDIS
1. Istirahat cukup di tempat tidur
2. Diet rendah protein, rendah garam
3. Antibiotic
4. Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino esensial
berantai cabang dan glukosa
5. Vitamin B kompleks
G. PATHWAY

Proses regenerasi sel hati dalam bentuk terganggu

Kegagalan parenkim hati Hipertensi portal

- Nafsu makan menurun Varises esofagus


- Mual muntah
Tekanan meningkat
- Mudah lelah

Pembuluh darah pecah

Hematemesis

Gangguan Ansietas
keseimbangan cairan
H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas pada klien diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan dan
penanggung biaya.
b. Keluhan utama
Keluhan yang menyebabkan klien dengan Hematemesis meminta
pertolongan dari tim kesehatan.
c.Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit saat ini
Keluhan yang dirasakan klien saat ini.
2) Riwayat penyakit dahulu
Apakah klien pernah menderita Hematemesis, tanyakan mengenai
obat-obat yang biasa diminum oleh klien pada masa lalu. Kaji lebih
dalam tentang seberapa jauh penurunan BB dalam enam bulan
terakhir. Penurunan BB pada klien dengan Hematemesis berhubungan
erat dengan proses penyembuhan pernyakit serta adanya anoreksia dan
mual.
3) Riwayat penyakit keluarga
Secara patologi Hematemesis diturunkan/tidak?
2. Pengkajian Primer
a. Airway : mengenali adanya sumbatan jalan nafas
1)Peningkatan sekresi pernafasan
2)Bunyi nafas krekels, ronchi dan mengi
3)Adanya sputum, secret, lendir, darah dan benda asing.
b. Breathing
1)Distress pernafasan : pernafasan cuping hidung, takipnea/badipnea,
retraksi
2)Frekuensi pernafasan : cepat
3)Sesak nafas atau tidak
4)Kedalaman pernafasan
5)Retraksi atau tarikan dinding dada atau tidak
6)Reflek batuk ada atau tidak
7)Penggunaan otot bantu pernafasan
8)Penggunaan alat bantu pernafasan ada atau tidak
9)Irama pernafasan teratur atau tidak
10)Bunyi nafas normal atau tidak
c. Circulation
1) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
2) Sakit kepala
3) Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk.
4) Papiledema
5) Penurunan keluaran urine.
d. Disability
1)Keadaan umum : GCS, kesadaran, nyeri atau tidak
2)Adanya trauma atau tidak pada thoraks
3)Riwayat penyakit dahulu/sekarang
4)Riwayat pengobatan
5)Obat-obatan
3. Pemeriksaan Fisik
a.Mata
1)Konjungtiva pucat (karena anemia)
2)Konjungtiva sianosis (karena hipoksia)
3)Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
b.Kulit
1)Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
2)Sianosis secara umum (hipoksemia)
3)Pernurunan turgor (dehidrasi)
4)Edema
5)Edema periorbital
c.Jari dan kuku
1)Sianosis
2)Clubbing finger
d. Mulut dan bibir
1)Membrane mukosa sianosis
2)Bernafas dengan mengerutkan mulut
e.Hidung
Pernafasan cuping hidung
f.Dada
1)Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan,
dispnea atau obstuksi jalan nafas)
2)Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dengan kanan
3)Suara nafas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
4)Suara nafas tidak normal (krekels, ronchi, wheezing, friction rub/pleural
friction).
Bunyi perkusi (resonan, hiperresonan, dullness).
4. Diagnosa
1) Resiko syok hipovolemik dengan factor perdarahan dilambung.

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

mual, muntah dan nafsu makan menurun (ketidakmampuan memproses

makan).

3) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan

penyakitnya.

DAFTAR PUSTAKA
Azmi, Fadhil et.al. (2016). Gambaran Esofagogastroduodenoskopi Pasien
Hematemesis Melena Di RSUP M. Djamil Padang Periode Januari 2010-
Desember 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol (5).

Amin, Huda Nurarif (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Medi Action.

Fadila, Melani Nur. (2015). Hematemesis Melena dikarenakan gastritis Erosif dengan
Anemia dan Riwayat Gout Atritis. Jurnal Medula. Vol 4 (2), 10.

Grace. A. Pierce & Borley. Neil. (2006). At a Glance Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta:
Erlangga.

Primanileda (2009). Askep Hematemesis Melena. Diambil pada 13 juli 2010 dari
Sjaifoellah Noor Dkk, (2013) .H. M. Syaifoellah Noer. Prof. dr, dkk., Ilmu
Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta.

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG IRD


Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2021
Pukul : 10.00 WIB

PENGKAJIAN
1._Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bangil
No. RM : 188xxx
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
2. Keluhan utama : Pasien mengatakan merasa lemas serta mual dan muntah darah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke UGD RSI Masyithoh pada pukul
10.00 WIB, pasien mengatakan merasa lemas serta mual dan muntah darah saat di
rumah.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Ö Gastritis
Diabetes Melitus
CVA
IMA

5. Usaha Pengobatan yang Telah Dilakukan (pre Hospital) : Klien mengatakan


setelah terjadi kecelakaan belum ada pengobatan yang dilakukan, namun klien
mengaku langsung diantar ke IGD RSI Masyithoh.
6. Alergi Obat : Tidak ada

7. Pengkajian ABCD :
A (Airway)
Sekret/Muntahan
Darah
Gurgling B (Breathing)
Snoring
Sianosis
Stridor Penggunaan otot bantu pernafasan
Ö Penetatring
Normal injury Pergeseran trakea
Flail chest Suara Abnormal dada
Sucking chest wounds Ö Normal

C (Circulation) D (Disability) : GCS


Hipotensi E 4
Takikardia V 5
Takipnea M 6
Hipotermia
√ Pucat
Ekstremitas dingin
Penurunan Capilary Refill
Penurunan Produksi urin

AVPU :
Alert : Klien terjaga, responsive, dan mampu berkomunikasi dengan keluarga dan
petugas baik perawat atau dokter secara kooperatif.
Vocalises : -
Responds to Pain only : -
Unresposive to pain : -

Data Fokus (pemeriksaan fisik)


Kepala : Bentuk kepala simetris, tidak ada jejas, tidak ada benjolan abnormal,
tidak ada nyeri tekan.
Leher : Bentuk simetris dan tidak ada benjolan kelenjar tyroid dan kelenjar limfe,
tidak ada jejas.
Thorak : Thorak kiri kanan simetris, tidak ada nyeri tekan,tidak ada jejas, tidak ada
suara nafas tambahan, dada kiri dan kanan mengembang sama/ seimbang.
Abdomen : Bentuk perut normal, tidak ada pembengkakan atau acites tidak ada
jejas, dan tidak terdapat nyeri tekan.
Pelvis : Tidak ada benjolan upnormal, tidak ada nyeri tekan, dan tidak terdapat
jejas.
Ekstremitas : Normal, tidak ada edema, dapat digerakkan, akral dingin.

5 5

5 5
√ √

A. ASSESMENT (Masalah)
1. Kekurangan volume cairan b/d mual muntah

DS : Pasien mengatakan mual dan muntah darah


DO: - K/U : cukup
- TTV: TD : 147/85 mmHg
N : 89x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,7 °C
- Saturasi : 99%
- GCS : E: 4 V: 5 M: 6
- Kesadaran : Compos Mentis
- Klien tampak lemah
- Turgor kulit kering
2. Ansietas b/d perubahan status kesehatan
DS : klien mengatakan cemas saat muntah darah
DO : - K/U cukup
-_TTV : TD : 147/85 mmHg
N : 89x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,7 °C
-_Saturasi : 99%
-_GCS : E: 4 V: 5 M: 6
-_Kesadaran : Compos Mentis
-_Wajah klien tampak tegang
B. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
1._Priotitas
ATS I ATS II ATS III ATS IV ATS V
RESUSITASI EMERGENCY URGENT NON FALSE
URGENT EMERGENCY
Segera 10 Menit 30 Menit 60 Menit 120 Menit
(1 Jam) (2 Jam)
Ö

2. Implementasi Keperawatan
1)_Kekurangan volume cairan b/d mual muntah
a._Melakukan BHSP
b. Melakukan observasi TTV
- TD : 147/85 mmHg
- Nadi: 89x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu Tubuh: 36,7 C
- Saturasi : 99%
c. Memberikan edukasi tentang pentingnya cairan.
d. Memonitor status hidrasi (membrane mukosa lembab, denyut nadi
adekuat).
e. Memonitor makanan/cairan yang dikonsumsi
f. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti mual
(ondansetron 1 amp.)
g. Tindakan dan Terapi Medis
-_Inf RL 500 ml
-_Inj Ondansetron 1 amp
2)_Ansietas b/d perubahan status kesehatan
a._Memantau perubahan tanda-tanda vital pasien dan kondisi yang
menunjukkan peningkatan kecemasan.
b. Mengajarkan teknik relaksasi kepada pasien.
c._Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya.
C. EVALUASI
1. Airway : Jalan nafas spontan/ paten, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak
terdapat suara nafas tambahan.
2. Breathing : Nafas spontan, tidak menggunakan otot tambahan, frekuensi nafas
22x/menit, irama teratur, terdapat sekret, dan tidak terdapat suara tambahan.
3. Circulation : Ekstremitas teraba hangat, nadi 89x/menit, tidak ada sianosis,
irama regular, cappilarry refill kembali dalam waktu 2 detik.
4. Disability : Klien Alert (sadar ,terjaga, responsive, berorientasi, dan
cooperative baik dengan keluarga maupun petugas).
DX 1:
S : Pasien mengatakan masih merasa mual
O : - K/U: cukup
-_TTV: TD : 147/85 mmHg
N : 89x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,7 °C
SpO2 : 99%
-Klien tampak lemah
-Turgor kulit kering
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

DX 2:
S : Pasien mengatakan kecemasan sudah berkurang setelah diberikan edukasi
tentang penyakitnya.
O : - TTV : TD : 147/85 mmHg
N : 89x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,7 °C
-_Saturasi : 99%
-_GCS : E: 4 V: 5 M: 6
-_Kesadaran : Compos Mentis
-_Wajah klien tampak lebih rileks
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.

Tanda Tangan

(Shelvia Rosalinda)

Anda mungkin juga menyukai