Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL GINJAL KRONIS


I. KONSEP GAGAL GINJAL KRONIS
A. DEFINISI
Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan
cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50
mL/min.
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif
dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi
uremia.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :
1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis
sitemik)
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis
tubulus ginjal)
6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
7. Nefropati toksik
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
C. PATOFISIOLOGI & PATHWAYS
1. Patofisiologi
Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif
GFR.

Stadium

gagal

ginjal

kronis

didasarkan

pada

GFR(Glomerular Filtration Rate) yang tersisa dan mencakup :

tingkat

a. Penurunan cadangan ginjal;


Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal (penurunan fungsi
ginjal), tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic. Nefron yang
sehat mengkompensasi nefron yang sudah rusak, dan penurunan
kemampuan mengkonsentrasi urin, menyebabkan nocturia dan
poliuri. Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untuk mendeteksi
penurunan fungsi
b. Insufisiensi ginjal;
Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 35% dari normal. Nefronnefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri
karena beratnya beban yang diterima. Mulai terjadi akumulai sisa
metabolic dalam darah karena nefron yang sehat tidak mampu lagi
mengkompensasi.

Penurunan

respon

terhadap

diuretic,

menyebabkan oliguri, edema. Derajat insufisiensi dibagi menjadi


ringan, sedang dan berat, tergantung dari GFR, sehingga perlu
pengobatan medis
c. Gagal ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
d. Penyakit gagal ginjal stadium akhir;
Terjadi bila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya
sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan
jaringan parut dan atrofi tubuluS. Akumulasi sisa metabolic dalam
jumlah banyak seperti ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal
sudah

tidak

mampu

mempertahankan

homeostatis

dan

pengobatannya dengan dialisa atau penggantian ginjal.


2. Pathways (terlampir)
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Kardiovaskuler
Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis
Pitting edema (kaki, tangan, sacrum)
Edema periorbital

Friction rub pericardial


Pembesaran vena leher
2. Dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat
Kulit kering bersisik
Pruritus
Ekimosis
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
3. Pulmoner

Krekels

Sputum kental dan liat

Nafas dangkal

Pernafasan kussmaul
4. Gastrointestinal
Anoreksia, mual, muntah, cegukan
Nafas berbau ammonia
Ulserasi dan perdarahan mulut
Konstipasi dan diare
Perdarahan saluran cerna
5. Neurologi
Tidak mampu konsentrasi
Kelemahan dan keletihan
Konfusi/ perubahan tingkat kesadaran
Disorientasi
Kejang
Rasa panas pada telapak kaki
Perubahan perilaku
6. Muskuloskeletal

Kram otot
Kekuatan otot hilang
Kelemahan pada tungkai
Fraktur tulang
Foot drop
2. Reproduktif
Amenore
Atrofi testekuler

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
o Laboratorium darah :
BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb,
trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan
immunoglobulin)
o Pemeriksaan Urin
Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen,
SDM, keton, SDP, TKK/CCT
2. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis,
aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)
3. Pemeriksaan USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan
parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal,
kandung kemih serta prostate
4. Pemeriksaan Radiologi
Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal
Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan
rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen

F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi :
1. Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.
2. Obat-obatan : diuretik untuk meningkatkan urinasi; alumunium
hidroksida untuk terapi hiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi
hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC
seperti epoetin alfa bila terjadi anemia.
3. Dialisis
4. Transplantasi ginjal
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain
:
1. Hiperkalemia
2. Perikarditis
3. Hipertensi
4. Anemia
5. Penyakit tulang
PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, suku/bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, alamat terdekat, nomor telepon,
nomor register, tanggal MRS.
b. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama Masuk Rumah Sakit
Keluhan yang dirasakan klien saat pertama kali datang ke rumah
sakit.
Klien dengan gagal ginjal kronis biasanya mengeluh sesak nafas,
tidak bisa BAK, bengkak pada seluruh tubuh, mual muntah, nyeri
-

pinggang.
Keluhan Utama Saat Pengkajian
Keluhan saat dilakukan pengkajian.

Riwayat Penyakit Sekarang


Riwayat Penyakit Sebelumnya
Apakah klien pernah mengalami keluhan yang sama seperti yang
di derita sebelumnya, dan penyakit menular seperti hipertensi, DM,

dll.
Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah di keluarga ada yang menderita penyakit yang sama seperti

klien
c. Pola Kebiasaan
- Bernafas
Ditemukan nafas kausmaull, nafas bau aseton, batuk dengan/tanpa
-

sputum kental
Makan dan Minum
Mual, nafsu makan menurun, muntah
Eliminasi
Kaji penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen
kembung, warna urine kuning tua
Gerak dan aktivitas
Kelelahan, penurunan rentang gerak
Istirahat dan tidur
Sedikit terganggu karena klien mengeluh pusing/sakit kepala
Kebersihan diri
Dibantu keluarga karena klien lemah
Pengaturan suhu tubuh
Suhu tubuh klien biasanya sedikit meningkat karena pengaruh

kecemasan dan hipertensi


Rasa nyaman
Hipertensi, nadi lemah, pucat, pitting edema pada kaki,

pembentukan fistula/infeksi pada area nefrostomy


Rasa aman
Kaji tingkat kecemasan klien terhadap penyakit dan perubahan

status kesehatan
Data social
Kaji hubungan klien dengan keluarga, tim kesehatan dan
lingkungan sekitar, mempertahankan fungsi dan peran dalam

keluarga
Prestasi dan produktivitas
Prestasi yang pernah dicapai, pengaruh penyakit terhadap
produktivitas
Rekreasi
Hobi klien
Belajar

Persepsi dan pemahaman klien terhadap penyakitnya


Ibadah
Kaji harapan klien akan kesembuhannya dan keyakinan klien

mengenai sehat sakit


d. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum
Meliputi kesadaran, bangun tubuh, postur tubuh, cara berjalan,
gerak motoric, keadaan kulit (biasanya pucat, gatal, adanya
pemasangan selang melalui insisi), gejala cardinal (tekanan darah
meningkat), ukuran lain (biasanya berat badan menurun karena
-

mual muntah)
Kepala (rambut mudah rontok)
Mata (penglihatan kabur, berair)
Hidung (pernafasan cuping hidung)
Telinga
Mulut (nafas berbau ammonia, mual muntah)
Leher
Thorax (Ditemukan nafas kausmaull, batuk, disritmia jantung)
Abdomen (Nyeri ulu hati, distensi abdomen)
Genetalia (Adanya pemasangan kateter)
Anus
Ekstremitas (Keluhan nyeri/pegal pada ektremitas bawah,

kramotot, kesemutan)
e. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan urine
Adanya peningkatan ureum, kreatinin, oliguria, warna

Terapi

2. Data Fokus

keruh, adanya protein urine


Pemeriksaan darah
Peningkatan
kadar
ureun
haemoglobin, penurunan albumin
Prosedur diagnostic
Thorax foto, BNO, USG, EKG
Antibiotic
Antihipertensi
Diuretic
Analgetik

kreatinin,

penurunan

Data Subjektif :
Pasien mengeluh kulitnya gatal-gatal, pasien mengatakan mual dan
muntah, pasien mengeluh kepalanya sakit dan badannya lemah,
pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan ototnya
berkedut dan kram, pasien mengatakan nyeri bagian pinggang,
pasien mengatakan cemas mengenai penyakitnya, pasien mengeluh

kencingnya sedikit.
Data objektif :
Tekanan darah pasien meningkat, pitting edema pada ekstremitas
bawah, kulit pasien terlihat kering dan bersisik, tercium bau
ammonia pada nafas pasien, pasien terlihat lemah, dari
pemeriksaan fisik di thorax pernafasan pasien kusmaull, pasien
terlihat cemas.

3. Analisa Data
Data Subjektif
Data Objektif
pasien
mengeluh pitting
edema

Masalah
pada Kelebihan

volume

kencingnya sedikit
ekstremitas bawah
pasien
mengatakan pasien terlihat lemah

cairan
Perubahan

nutrisi;

mual

kurang dari kebutuhan

pasien

dan

muntah,

mengatakan

tidak nafsu makan


pasien
mengatakan pasien terlihat cemas
cemas

tubuh
Ansietas

mengenai

penyakitnya.

Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran
urine, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium
b. Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane
mukosa mulut

c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang


penyakitnya

Intervensi Keperawatan
Diagnosa

Kriteria hasil

Intervensi

Rasional

Kelebihan

1. Kaji status cairan

1. Pengkajian

volume

cairan

Mempertahankan
berat tubuh ideal

merupakan dasar

berhubungan

tanpa

dan

dengan

cairan

penurunan
haluaran

kelebihan
masukan

cairan

cairan

serta natrium

untuk

memantau

perubahan

diet berlebih dan


retensi

dasar

berkelanjutan
2. Batasi

urine,

data

dan

mengevaluasi
intervensi
3. Identifikasi sumber 2. Pembatasan cairan
potensi cairan
4. Jelaskan

pada

pasien
keluarga

akan menentukan

dan
rasional

berat badan ideal,


haluaran
dan

urine,
respon

terhadap terapi
3. Sumber kelebihan

pembatasan

cairan yang tidak


5. Bantu

pasien

dalam menghadapi
ketidaknyamanan

diketahui

dapat

diidentifikasi
4. Pemahaman

akibat pembatasan

meningkatkan

cairan

kerjasama pasien

6. Tingkatkan
dorong

dan
hygiene

oral dengan sering


7. Kolaborasi dengan
dokter

dalam

pemberian diuretik

dan

keluarga

dalam pembatasan
cairan
5. Kenyamana
pasien
meningkatkan
kepatuhan
terhadap
pembatasan diet
6. Hygiene
oral
mengurangi
kekeringan
membrane
mukosa mulut
7. Diuretic
dapat
membantu
mengeluarkan
cairan

atau

mengurangi
Perubahan
nutrisi;
dari

kurang

kebutuhan

tubuh

Mempertahank
an

masukan

nutrisi
adekuat

berhubungan

1. Kaji status nutrisi

dasar

yang
pola

diet

nutrisi pasien

sekarang

dapat

pembatasan diet,

mukosa mulut

dan

mengevaluasi

dan

muntah,

membrane

perubahan

intervensi
2. Pola diet dahulu

anoreksia, mual

perubahan

untuk

memantau
2. Kaji

dengan

dan

edema
1. Menyediakan data

3. Kaji factor yang


berperan

dalam

merubah masukan
nutrisi

dipertimbangkan
dalam menyusun
menu
3. Menyediakan
informasi

mengenai

lain yang dapat

4. Menyediakan

diubah

makanan
kesukaan

klien

dalam batas-batas
diet
5. Jelaskan rasional
pembatasan

diet

dan hubungannya
dengan

factor
atau

dihilangkan untuk
meningkatkan
diet
4. Mendorong
peningkatan
masukan diet

penyakit

ginjal

dan

peningkatan urea
dan kadar keratin

5. Meningkatkan
pemahaman
pasien

tentang

hubungan antara
diet urea, kadar
keratin
Ansietas

Ansietas

1. Kaji pemahaman

berhubungan

pasien

mengenai

dengan

berkurang

penyebab

dan

penyakit renal
1. Merupakan
instruksi

gagal

dasar

untuk penjelasan

kurangnya

ginjal,

dan

pengetahuan

konsekuensinya

lebih lanjut

tentang

dan

penyakitnya

penanganannya
2. Jelaskan fungsi
renal

dan

konsekuensi

2. Pasien

dapat

belajar

tentang

gagal ginjal dan


penanganan

gagal

ginjal

sesuai

dengan

tingkat

setelah

mereka

siap
memahami

pemahaman
kesiapan

penyuluhan

dan

pasien

untuk
dan

menerima
diagnosis

dan

untuk belajar
3. Bantu

konsekuensinya
3. Pasien
dapat

pasien

untuk

bahwa

kehidupan

mengidentifikasi
cara-cara

melihat

untuk

berakhir

tidak
akibat

penyakit

memahami
berbagai
perubahan akibat
penyakit

dan

penanganan yang
mempengaruhi
hidupnya
4. Berikan informasi
secara

tertulis

maupun

verbal

kepada pasien dan


keluarga

4. Pasien

memiliki

informasi

yang

dapat digunakan
untuk klarifikasi
selanjutnya
rumah

Implementasi
Implementasi merupakan langkah ke empat dalam proses
keperawatan setelah melakukan perencanaan. Dalam tahap inilah perawat
mengimplementasikan intervensi yang telah dibuat. Dimana perawat juga
mencatat hasil dari implementasi yang dilakukan, apakah berpengaruh
terhadap pasien atau tidak.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan. Dimana
perawat mengevaluasi semua hasil implementasi yang telah dilakukan,
apakah tujuan dan criteria hasil yang telah dibuat perawat tercapai atau
tidak. Apabila pasien mengalami keadaan yang membaik ataupun

di

memburuk disinilah perawat dituntut untuk dapat berfikir kritis, tindakan


apa yang akan selanjutnya dilakukan kepada pasien.
Dalam halnya asuhan keperawatan pada pasien dengan Gangguan Ginjak
Kronis pada ibu hamil diharapkan mempertahankan berat tubuh ideal
tanpa kelebihan cairan, meningkatkan pengetahuan mengenai kondisi dan
penanganan yang bersangkutan, meningkatkan pengetahuan mengenai
kondisi dan penanganan yang bersangkutan, pasien berpartisipasi dalam
aktivitas yang dapat ditoleransi.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta:


EGC; 2001
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines
for planning and documenting patients care. Alih bahasa:
Kariasa,I.M. Jakarta: EGC; 2000
Long, B.C. Essential of medical surgical nursing : A nursing process approach.
Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 1996 (Buku
asli diterbitkan tahun 1989)
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarths textbook of medical
surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC;
2000 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)
Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. Medical surgical nursing. Alih bahasa :
Setyono, J. Jakarta: Salemba Medika; 2001 (Buku asli diterbitkan
tahun 1999)
Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease
processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 1994
Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. Medical surgical nursing. Alih bahasa :
Setyono, J. Jakarta: Salemba Medika; 2001
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2001

Anda mungkin juga menyukai