A. Definisi
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dan ireversibel, dimana kemampuan tubuh gagal mempertahankan
metabolisme dan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2002)
Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut
secara bertahap. (Doenges, 2000)
B. Etiologi
Penyebab kegagalan ginjal kronik adalah penurunan laju filtrasi glomelurus. Berikut ini
adalah penyebab gagal ginjal kronik:
1. Penyakit pada parenkim ginjal dibedakan menjadi :
- penyakit ginjal primer, yaitu Glomerulonefritis (peradangan pada glomelurus),
pielonefritis (infeksi), penyakit ginjal polikistik (gangguan kongenital dan
-
herediter).
penyakit ginjal sekunder : Nefritis lupus (Gangguan jaringan penyambung),
dalam
keadaan
penurunan
GFR/daya
saring.
Metode
adaptif
ini
memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis
osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak
bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan
ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal
yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
((Brunner & Suddarth, 2002)
E. Gambar
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk penerita gagal ginjal kronik (Mansjoer, 2001) :
1. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam. Pada beberapa
pasien, furosemid dosis besar (250-1000 mg/hari) atau diuretik diperlukan untuk
mencegah kelebihan cairan.
2. Diet tinggi kalori dan rendah protein. Diet rendah protein (20-40 g/hari) dan tinggi
kalori menghilangkan gejala anoreksia dan nausea dari uremia.
3. Kontrol hipertensi. Pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan
garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan darah. Diperlukan
diuretik loop, selain obat antihipertensi.
natrium.
f. Protein, derajat tinggi proteinuria secara kuat menunjukan kerusakan
glomelurus.
3. Pemeriksaan EKG:
untuk
lihat
perubahan
yang
berhubungan
dengan
ditambah dengan keluhan klien saat ini yang diuraikan dalam PQRST
Riwayat kesehatan dahulu
Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan atau
memperberat keadaan penyakit yang diderita pasien saat ini, termasuk
gangguan tidur
Symptom
Ds: - pasien
mengatakan
berat bada naik dalam
waktu singkat.
Do:
- Anasarka
- Edema
- Oliguria
- Penurunan Hb dan
hematokrit.
Ds:
- Pasien
mengatakan
nafsu
makan
berkurang.
Do:
- Mual
- Muntah
- Diare
- Bising usus hiperaktif
- Berat badan menurun
dengan asupan yang
adekuat.
Ds:
Do:
- Gatal-gatal
- Kerusakan lapisan kulit
- Turgor kulit buruk
Ds:
Do:
- Pernapasan abnormal
- Warna kulit sianosis atau
pucat.
- Dipsnea
- Diaforesis
- Napas cuping hidung
- Takikardia
- Penggunaan
otot
pernapasan
Etiologi
Retensi na
Total CES
Edema
Problem
Kelebihan volume
cairan
Sindrom uremia
Gangguan
keseibangan asam
basa
Produksi asam
lambung meningkat
Neusea, vomitus
Sindro uremia
perpospatemia
Prurits
Kerusakan integritas
kulit
Edema
Payah jantung
Kerusakan
integritas kulit.
Gangguan
pertukaran gas
Ds:
Do:
-
Merasa lemah
Merasa letih
Hb munuerun
Dipsnea
setelah
mlakukan aktivitas
Nadi tekanan abnormal
Tekanan vena
pulmonalis
Edema paru
Gangguan pertukaran
gas
Sekresi eritopoitin menurun
Produksi Hb menurun
Oksihemoglobin
menurun
Suplai O2 menurun
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
Intoleransi
aktivitas
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik menurut doenges
(2000), brunner & suddarth (2002):
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet
berlebih dan retensi cairan dan natrium.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual, muntah, pembatasan diet dan perubahan membran mukosa mulut.
c. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan turgor
kulit, gangguan status metabolik, sirkulasi dan sensasi.
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru, penurunan curah
jantung, penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis asam laktat.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, ketidakcukupan oksigen
skunder akibat anemia, dan retensi produk sampah.
3. Intervensi Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penuruna haluaran urine, diet
berlebih dan retenasi cairan dan natrium.
Tujuan: mempertahankan berat badan ideal tanpa kelabihan cairan.
Kriteria hasil:
- Menunjukan turgor kulit normal tanpa edema
- Menunjukan TTV dalam rentan normal
- Malporkan penurunan rasa haus
- Melaporkan kemudahan dalam bernapas atau tidak terjadi napas pendek.
Intervensi
Rasional
1. Kaji status cairan: timbang berat 1. Pengkajian merupakan dasar dan data
badan
harian,
keseimbangan
dasar berkelanjutan untuk memantau
makanan dan haluaran, turgor kulit
perubahan dan mengevaluasi intervensi.
baik tanpa edema, tekanan darah,
denyut dan irama nadi.
2. Pembatasan cairan akan menentukan
2. Batasi masukan cairan.
berat tubuh ideal, haluaran urin, dan
respon terhadap terapi.
3. Identifikasi sumber potensial cairan: 3. Sumber kelebihan cairan yang tidak
medikasi dan cairan yang digunakan
diketahui dapat diidentifikasi.
untuk pengobatan oral dan intravena.
4. Jelaskan pada pasien dan keluarga 4. Pemahaman meningkatkan kerjasama
rasional pembatasan.
pasien dan keluarga dalam pembatsan
cairan.
5. Tingkatkan dan dorong higiene oral 5. Higiene oral mengurangi kekeringan
dangan sering.
membran mukosa mulut.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual, muntah, pembatasan diet dan perubahan membran mukosa mulut.
Tujuan: mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil:
- Mengkonsumsi makanan tinggi kalori dalam batasan diet
- Mematuhi medikasi sesuai jadwal untuk mengatasi anoreksia dan tidak
-
Intervensi
Rasional
1. Kaji status nutrisi: perubahan berat 1. Menyediakan
data
dasar
untuk
badan, pengukuran antropometrik,
memantau perubahan dan mengevaluasi
nilai laboratorium (BUN, kreatinin,
intervensi.
protein, transprein dan kada besi)
2. Kaji faktor yang berperan dalam 2. Menyediakan informasi mengenai
merubah masukan nutrisi: anoreksia
faktor lain yang dapat diubah atau
mual, muntah, diet yang tidak
dihilangkan
untuk
meningkatkan
menyengankan bagi pasien, depresi,
masukan diet.
kurang memahami bataasan diet,
stomatitis.
3. Tingkatkan masukan protein yang
mengandung nilai biologis tinggi: 3. Protein lengkap diberikan untuk
mencapai keseimbangan nutrogen yang
telur, produk susu dan daging.
diperlukan untuk pertumbuhan dan
penyembuhan.
4. Ciptakan
lingkungan
yang
4. Faktor yang tidak menyenangkan yang
Rasional
Rasional
jantung
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, volume 2.
Jakarta: EGC.
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Price, S.A.& Lorraine M.W. 2006. Patofisilogi Konsep Klinis Proses-proses Panyakit Edisi
6: vol. 1. Jakarta: EGC
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai
Penerbit FKUI.