Anda di halaman 1dari 16

GAGAL GINJAL

Kelompok 3
 1. Rika (A1C220005)
2. Abd. Rahmat Ependi Nalia (A1C220017)
3. Aprilia Kewilaa (A1C220028)
4. Isma (A1C220038)
5. Marlina (A1C222158)
6. Putri Ratna Sari (A1C222053)
 
 
Defenisi...
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir
End Stage Renal Disease (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan reversible
dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi
urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner
& Suddarth, 2001) dalam (Nuari & Widayati, 20017).
Etiologi...
Menurut The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative
(K/DOQI)of National Kidney Foundation (2016), ada dua
penyebab utama dari penyakit ginjal kronis yaitu:
1. Diabetes;
2. Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
Manifestasi klinik...
• Gangguan Kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas, akibat perikarditis,
effuse persikardie dan gagal jantung akibat penimbunan
cairan, gangguan irama jantung dan edema.
• Gangguan Pulmonal
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan
riak suara krekels.
• Gangguan Gastrointestinal
Anoreksia, nausea dan fortinus yang berhubungan dengan
metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran
gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau
ammonia.
Lanjutan...
• Gangguan Musculoskeletal
Resiles reg sindrom (pegal pada kakinya sehingga selalu di
gerakkan), Burning feet sindrom (rasa kesemutan dan terbakar
terutama di telapak kaki), tremor, miopati (kelemahan dan
hipertrofi otot-otot ekstremitas.
• Gangguan Integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan
akibat penimbunan urokom, gatal-gatal akibat toksik, kuku
tipis dan rapuh.
Patofisiologi...
Gagal ginjal kronik disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti
gangguan metabolic (DM), infeksi (Pielonefritis), Obstruksi
Traktus Urinarius, Gangguan Imunologis, Hipertensi, Gangguan
tubulus primer (nefrotoksin) dan Gangguan kongenital yang
menyebabkan GFR menurun. Pada waktu terjadi kegagalan
ginjal sebagai nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga
utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-
nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi
yang meningkat disertai reabsorbsi walaupun dalam keadaan
penurunan GFR/daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron-nefron rusak. Beban
bahanyang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa
di reabsorbsi berakibat dieresis osmotic disertai poliuri dan haus.
Pemeriksaan penunjang...
Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan penunjang baik
pemeriksaan laboratorium maupun radiologi.
• Pemeriksaan laboratorium
1. Hematologi : Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
2. RFT (renal fungsi test) : ureum dan kreatininc
3. Lft (liver fungsi test)
4. Elektrolit : Klorida, kalium, Kalsium
5. BGA
• Urine
1. Urine rutin
2. Urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
• Pemeriksaan kardiovaskuler
1. ECG
2. ECO
• Radidiagnostik
1. USG abdominal
2. CT scan abdominal
3. BNO/IV P, FPA
4. Renogram
5. RPG (retio pielografi)
Penatalaksanaan...
a) Kepatuhan diet kepatuhan diet merupakan satu
penatalaksanaan untuk mepertahankan fungsi ginjal secara
terus menerus dengan prinsip rendah protein, rendah garam,
rendah kalium dimana pasien harus meluangkan waktu
menjalani pengobatan yang dibutuhkan (Sumigar, Rompas, &
Pondang, 2015).
b) Terapi Konservatif, tujuan dari terapi konservatif adalah
mencegah memburuknya faal ginjal secara progresif,
meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi toksin
azotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal dan
memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit (Price &
Sylvia, 2006, dalam Husna,2010).
Komplikasi...
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gagal ginjal kronik adalah
(Baugman, 2000) dalam (Prabowo, 2014):
a. Penyakittulang
Penurunan kadar kalsium (hipokalsemia) secara langsung akan
mengakibatkan deklafisikasi matriks tulang, sehingga tulang akan
menjadi rapuh (osteoporosis) dan jika berlangsung lama akan
menyebabkan frakturpathologis.
b. PenyakitKardiovaskuler
Ginjal sebagai control sirkulasi sistemik akan berdampak secara sistemik
berupa hipertensi, kelainan lipid, intoleransi glukosa, dan kelainan
hemodinamik (sering terjadi hipertrofi ventrikel kiri).
c. Disfungsi Seksual
Dengan gangguan sirkulasi pada ginjal, maka libido sering mengalami
penurunan dan terjadi impotensi pada pria, pada wanita dapat terjadi
hiperprolaktinemia.
Asuhan Keperawatan
Gagal Ginjal
Pengkajian...
• Identitas pasien
• Riwayat kesehatan berupa keluhan utama yang sering didapati Biasanya badan terasa
lemah , mual, muntah, dan terdapat edema. Riwayat kesehatan sekarang yang sering
didapati keluhan lain yang menyertai biasanya : gangguan pernapasan, anemia,
hiperkelemia, anoreksia, turgor kulit jelek, gatal-gatal pada kulit, asidosis metabolik.
• Fokus pengkajian
1. Aktifitas/istirahat
Gejala: - kelelaham ekstrem, kelemaham malaise,
- gangguan tidur (insomnia/gelisah atau somnolen)
Tanda : - kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
2. Sirkulasi
Gejala : - riwayat hipertensi lama atau berat
- palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : - hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki,
- disritmia jantung
- nadi lemah halus, hipotensi ortostatik
- friction rub perikardial
- ucat pada kulit
- kecendrungan perdarahan
Lanjutan....
3. Integritas ego
Gejala : - faktor stress contoh finansial, hubungan dengan orang lain
- Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan
Tanda : - menolak, ansietas, takut, marah, mudah teransang, perunaham kepribadian
4. Eliminasi
Gejala : - penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)
Tanda : - perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan
- oliguria, dapat menjadi anuria
5. Makanan/cairan
Gejala : - peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB
- (malnutrisi)
- anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
(pernafasan amonia)
Tanda : - distensi abdomen/ansietas, pembesaran hati (tahap akhir)
- perubahan turgor kulit/kelembaban
- edema (umum,tergantung)
- ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah
- penurunan otot, penurunan lemak sybkutan, penampilan tak bertenaga
Lanjutan....
6. Neurosensori
Gejala : - sakit kepala, penglihatan kabur
- kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki
- kebas/kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitas bawah (neuropati
perifer)
Tanda : - gangguan status mental, contohnya penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, stupor, koma
- kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang
- rambut tipis, ukur rapuh dan tipis
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri panggu, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki
Tanda : Perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
8. Pernapasan
Gejala : nafas pendek, dispnea noktumal paroksismal, batuk dengan tanpa sputum
Tanda : - takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul
- batuk produktiff dengan sputum merah muda encer (edema paru)
Lanjutan....
9. Keamanan
Gejala : kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi
Tanda : - pruritus; - demam (sepsis,dehidrasi)
10. Seksualitas
Gejala : penurunan libido, amenorea, infertilitas
11. Interaksi sosial
Gejala : kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran dalam keluarga
DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
a. DX : Risiko Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d tanda & gejala (D.0022)
 Kriteria hasil
1) Asupan cairan meningkat
2) Haluaran urin meningkat
3) Edema menurun
4) Tekanan darah membaik
5) Turgor kulit membaik
 Intervensi Keperawatan
1) Monitor intake dan output cairan
2) Monitor jumlah dan warna urine
3) Batasi asupan cairan dan garam
4) Tinggikan kepala tempat tidur
5) Kolaborasi pemberian diuretik
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai