Anda di halaman 1dari 9

http://keperawatankita.wordpress.

com/2009/10/23/chronic-renal-failure-crf-definisi-dan-askepnya/
Chronic renal failure (CRF) … definisi
dan askepnya
23OCT2009Leave a Comment
by keperawatankita in Askep
Bedah Tags: askep, asuhan, CRF, failure, ginjal,indonesia, keperawatan, perawat, puskesmas, rena
l, rsu, sehat
I. Definisi
Gagal ginjal kronik adalah sindrom klinis yang umum pada stadium lanjut dari
semua penyakit ginjal kronik yang ditandai oleh uremia
( Depkes RI :1996:61)
Gagal ginjal kronik adalah penurunan faal ginjal yang menahun yang
umumnya tidak reversibel dan cukup lanjut
( Soeparman. 2000: 350)
II. Etiologi
Penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun yang disebabkan oleh ahir dari kehilangan
fungsi ginjal akut secara setahap misal :
- Glomerolunefritis ( penyakit peradangan )
- Infeksi kronis ( pielonefritis kronis)
- Penyakit kalogen (lupus sismetik)
- Penyakit vaskular (nefrosklerosis)
- Proses obstruksi (kalkuli)
- Agen nefrotik (aenino glikosida)
- Diabetes (endokrin)
Berlanjutnya sindrom ini melalui tahap dan menghasilkan perubahan utama semua sistem
tubuh.
(Doengoes, 1999; 626)
III. Tanda dan Gejala
Gagal ginjal kronik timbul begitu lambat sehingga pasien dan keluarga tidak perduli
terhadap waktu datangnya serangan gejala yang lazim adalah sebagai berikut :
- Gejala dini : alergi, sakit kepala, kecapean, mental dan fisik, BB menurun, mudah
tersinggung, defekasi
- Gejala lebih lanjut : Anoreksia, muntah, nafas dangkal, baik ada kegiatan atau tidak,
edema disertai lekukan, pruntus mungkin tidak ada mungkin juga sangat parah.
(Hundak & Gallo, 1996 )
IV. Pathofisiologi
Penurunan fungsi renal, produksi akhir metabolis protein tertimbun dalam darah terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak tertimbun produksi
sampah maka ginjal akan semakin berat gangguan renal.
Penurunan jumlah gromerulus yang berfungsi menyebabkan penurunan klirens substansi
darah yang seharusnya diberikan oleh ginjal filtrasi glomerolus menurun klirens kreatinin
menurun, kadar kreatinin serum menurun sehingga kadar BUN meningkatkan retensi urin
dan natrium, ginjal tidak mampu mengencerkan urin secara normal. Pasien sering
menahan kencing, meningkatnya resiko edema. Gagal jantung kongestif dan hipertensi.
Hipertensi terjadi akibat alotifasi akses renin angiotensinnya yang meningkatkan
aldosteron. Pasien muntah dan diare menyebabkan penipisan H2O dan Na semakin
memperburuk status uremik
Asidosis metabolik karena ginjal tidak mampu mengeksresikan muatan asam yang
berlebihan, penurunan sekresi asam akibat ketidakmampuan tubulus ginjal untuk
mengekresikan amonia dan mengabsorbsi Na bikarbonat.
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat, memendeknya
usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami pendarahan
akibat status uremik pasien terutama pada saluran Gastro Intestinal.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat :
Pada ginjal yang gagal, tubuh tidak berespon secara normal, terhadap peningkatan sekresi
hormon dan akibatnya kalsium ditulang menurun, menyebabkan perubahan pada tulang
dan penyakit tulang selain itu, metabolisme aktif vit D yang dibuat di ginjal menurun
seiring dengan berkembangnya gagal ginjal.
V. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis GGK adalah :
1. Kardiovaskular :
- Hipertensi
- Gagal Ginjal Kongestif
- Edema Pulmoner
- Perikarditis
2. Dermatologis :
Rasa gatal yang parah ( pruritis) Batuan uremik (penumpukan kristal urea, dikulit tapi
sudah jarang terjadi)
3. Gastrointestinal :
Anoreksia, muntah, cegukan
4. Neuromuskular :
Perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu konsentrasi, kejang , kedutan otot.
(Smeltzer, 2001; 1451)
A. Pengkajian
Dasar Data Pengkajian Pasien

- Aktifitas

Gejala : Kelelahan ekstrem, kalemahan, malaise

Gangguan tidur (insomnia / gelisah atau somnolen)

Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.

- Sirkulasi

Gejala : Adanya riwayat hipertensi lama atau berat

palpatasi, nyeri dada (angina)

Tanda : Hipertensi, DUJ, nadi kuat, edema jaringan umum

dan pitting         pada kaki, telapak , tangan.


Nadi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipovolemia,

yang jarang pada penyakit tahap akhir.

Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.

Kecenderungan perdarahan

- Integritas Ego

Gejala : Faktor stress, contoh finansial, hubungan dan sebagainya.

Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.

Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,

perubahan kepribadian.

- Eliminasi

Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria,

anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut)

Abdomen kembung, diare, atau konstipasi

Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat,

merah, coklat, oliguria.

- Makanan / cairan

Gejala : Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat

badan (malnutrisi).

Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik

tak sedap pada mulut (pernapasan amonia)

Penggunaan diurotik
Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)

Perubahan turgor kulit/kelembaban

Edema (umum, targantung)

Ulserasi gusi, pendarahan gusi/lidah.

Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga

- Neurosensori

Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur

Kram otot / kejang, syndrome “kaki gelisah”, rasa terbakar pada

telapak kaki, kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.

Tanda : Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian,

ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori,

kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor.

Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.

Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis

- Nyeri / kenyamanan

Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki

Tanda : Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah

- Pernapasan

Gejala : Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental

dan banyak

Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman.


Batuk dengan sputum encer (edema paru)

- Keamanan

Gejala : Kulit gatal

Ada / berulangnya infeksi

Tanda : Pruritis

Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada
pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal

Ptekie, area ekimosis pada kulit

Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi

- Seksualitas

Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas

- Interaksi sosial

Gejala : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan


fungsi peran biasanya dalam keluarga.

- Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : Riwayat DM (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, nefritis
heredeter, kalkulus urenaria, maliganansi.

Riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.

Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini / berulang.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar data dari pasien. Kemungkinan diagnosa
keperawatan dari orang dengan kegagalan ginjal kronis adalah sebagai berikut :

- Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebih
dan retensi cairan serta natrium.
- Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut.

- Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produk sampah.

- Resiko tinggi terhadap penururnan curah jantung berhubungan dengan


ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial, dan tahanan
vaskular sistemik.

- Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi toksin
dalam kulit.

- Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan


diagnostik, rencana tindakan, dan prognosis.

D. Implementasi

Asuhan Keperawatan bagi klien dengan kegagalan ginjal kronis

1. Membantu Meraih Tujuan Terapi

a. Mengusahakan agar orang tetap menekuni pantangan air yang sudah dipesankan.

b. Mengusahakan agar orang menekuni diet tinggi karbohidrat disertai pantangan sodium,
potassium, phosphorus dan protein.

c. Menekuni makanan bahan yang mengikat fosfat.

d. Memberikan pelunak tinja bila klien mendapat aluminium antacid.

e. Memberikan suplemen vitamin dan mineral menurut yang dipesankan.

f. Melindungi pasien dari infeksi

g. Mengkaji lingkungan klien dan melindungi dari cedera dengan cara yang seksama.

h. Mencegah perdarahan saluran cerna yang lebih hebat dengan menggunakan sikat gigi
yang berbulu halus dan pemberian antacid.

2. Mengusahakan Kenyamanan
a. Mengusahakan mengurangi gatal, memberi obat anti pruritis menurut kebutuhan.

b. Mengusahakan hangat dan message otot yang kejang dari tangan dan kaki bawah.

c. Menyiapkan air matol buatan untuk iritasi okuler.

d. Mengusahakan istirahat bila kecapaian

e. Mengusahakan agar klien dapat tidur dengan cara yang bijaksana

f. Mengusahakan kebersihan oral beberapa kali sehari terutama sebelum makan.

3. Konsultasi dan Penyuluhan

a. Menyiapkan orang yang bisa memberi kesempatan untuk membahas berbagai perasaan
tentang kronisitas dari penyakit.

b. Mengusahakan konsultasi bila terjadi penolakan yang mengganggu terapi

c. Membesarkan harapan orang dengan memberikan bantuan bagaimana caranya


mengelola cara hidup baru.

d. Memberi penyuluhan tentang sifat dari CRF, rasional terapi, aturan obat-obatan dan
keperluan melanjutkan pengobatan. (Keperawatan Medikal Bedah, Barbara C. Long)

E. Evaluasi

Pertanyaan-pertanyaan yang umum yang harus diajukan pada evaluasi orang dengan
kegagalan ginjal kronis terdiri dari yang berikut.

1. Apakah terdapat gejala-gejala bertambahnya retensi cairan?

2. Apakah orang menekuni pesan dietvdan cairan yang diperlukan?

3. Apakah terdapat gejala-gejala terlalu kecapaian?

4. Apakah orang menggaruk-garuk berlebihan?

5. Apakah orang tidur nyenyak pada malam hari?

6. Apakah dilakukan pencegahan infeksi, tambahan perdarahan saluran cerna?


7. Apakah orang dapat menguraikan tentang sifat CRF, rasional dan terapi, peraturan obat-
obatan dan gejala-gejalayang harus dilaporkan?
(Keperawatan Medikal Bedah, Barbara C. Long)

Anda mungkin juga menyukai