Anda di halaman 1dari 6

Gagal ginjal kronis

Pengertian
Gagal ginjal kronis (chronic renal failure) adalahkerusakan ginjal progreseif
yanag berakibat fatal dan di tandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen
lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya juka tidak dilakukan
dialisis atau trsansplantasi ginjal).
Pato fisiologi/etiologi
Fungsi renal menurun karena produk akhir metabolisme protein tertimbun
dalam darah, sehingga sehingga terjadinya uremia dan memengaruhi seluruh
sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produksi sampah maka gejala semakin
berat.
Gangguan clearence renal terjadi akibat penurunan jumlah glumrulus
yang berfungsi. Penurunan laju filtrasi glomerulus dideteksi dengan memeriksa
clearance kreatinin urine tampung 24 jam yang menunjukkan clearance kreatinin
dan peningkatan kadar kreatinin serum.
Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema , CHF, dan
hipertensi. Hipotensi dapat terjadi karenaaktivitas aksis renin angintensin dan
kerja sama kedunya meningkatkan sekresi aldosteron.
Asidosis metabolik akibt ginjal tidak mampu mensekresi asam (H+).
Penurunan asam akibat tubulus ginjal tidak mampu mensekresi ammonia (NH3-)
dan mngabsorpsi natrium bikarbonat (HCO3-).
Anemia terjadi akbat eritopoietin yang tidak memadai memendeknya usia
sel darah merah, defesiensi nutrisi dan kecendrungan untuk mengalami
perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran pencernaan.
Ketidak seimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan
metabolisme. Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memilikihubungan timbal
balik.jika salah satunya meningkat, maka fungsi yang lain akan menurun.
Konsekkunsi pnurunan fungsi ginjal
1. Bervariasi sesuai kondisi yang mendasari.
2. Tahap penurunan ginjal berat menyebakan insufisensi ginjal sehingga
terjadi gagal ginjal akibat uremia.
3. Retensi sodium dan air menyebabkan edema, gagal ginjal kronis,
hipertensi, dan asites.
4. Penurunan filtrasi glomerulus (GFR) menyebabkan stimulasi renin
sehingga angintensin aksis dan penurunan sekresi adosteron yang
mengakibatkan hipertensi.
5. Asidosis metabolik ketidak mampuan ginjal mengeluarkan ion hidrogen,
memproduksi amonia, dan konservasi bikarbonant.
6. Penurunan fitrasi menyebabkan penurunan serum kalsium dan reabsorpsi
kalsium oleh tulang.
Manifestasi klinis
1. Gastrointestinal: ulserasi saluran pencernaan dan perdarahan.
2. Kardiovaskular: hipertensi, perubahan elektro kardiografi (EKG),
perikarditis, efusi perikardium, dan temponade perikardium.
3. Respirasi edema paru, efusi fleura dan pleuritis.
4. Neuromuskular: lemah, gangguan tidur, sakit kepala, letargi, ganguan
muskular, neuropati perifer, bingung, dan koma.
5. Metabolik/endokrin: inti glukos, hiperlipidemia, gangguan hormon seks
menyebabkan penurunan libido, impoten, dan amnenorhoe (wanita).
6. Cairan elektrolit: gangguan asam basa menyebabkan kehoilangan sodium
sehngga terjadi dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipermagnesemia, dan
hipokalsemia.
Eveluasi diagnosis
1. Hitung darah lengkap (HDL) untuk mengetahui anemia
2. Penurunan serum kalsium, bikarbonat, dan protein albumin.
3. Gangguan gas darah arteri menyebabkan penurunan pH, CO2, dan HVO3-
(bikarbonant).
Pengelolaan
1. Tujuan konservasi fungsi ginjal sedapat ungkin:
a. Deteksi dan obati penyakit gagal ginjal (kontrol DM, trapi hipertensi)
b. Diet teratur rendah protein dengan asam amino esensial untuk
meminimalkan keracunan uremia dan cegah limbah sert malnutrisi.
c. Pengobatan keadaan yang berhubungan dengan peningkatan dinamik
ginjal.
2. Lakukan dialisis atau transpaltasi ginja (ketika ginjal dapat dikontrol dalam
waktu singkat
Pengkajian keperawatan
1. Riwayat gangguan kronis dan gangguan yang mendasari status
kesehatan.
2. Kaji drajat kerusakan ginjal dan gangguan sistm tubuh lainnya melalui
pengkajian sistem tubuh dan kaji hasil laboratorium.
3. Lakukan pemeriksaan fisik, tanda tal, sistem kardiovaskular, pencernaan,
sistem saraf, integumen, dam sistem muskulus skeletal.
Diagnosa keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit b/d uremia dan perubahan lemak serta kelenjar
keringat
2. Resiko trauma ketika melakukan ambulasi b/d potensial fraktur dan kram
otot sekuder terhadap penurunan kalsium.

Intervensi
Dx I
Tujuan: pencegahan gangguan integritas kulit
Intervensi
1. Jaga kebersihan kulit dengan mengurangi rasa gatal dan kekeringan, yaitu
memakai sabun yang bersifat basa, tambahkan sodium bikrbonat dalam
air mandi dan gunakan minyak mandi dalam air mandi
2. Gunakan krem untuk memberikan rasa nyaman dan mencegah gatal
3. Potog kuku untuk mencegah gurukan
4. Jaga kebersiahan dan kelembapan rambut
5. Berikan obat untuk mengurangi rasa gatal jika di perlukan
Dx II
Tujuan: menjaga keselamatan dan aktivitas
1. Memonitr serum kalsium dan fosfat
2. Amati keluhan pasien dan kelemahan otot
3. Berikan analgetik jika di indikasikan
4. Memonitor foto sinar x dan scan tulang
5. Tingkatakan aktifitas sesuai kemampuan
6. Berikan obat sesuai anjuran

GANGGUAN GINJAL AKUT


1. PENGERTIAN
Gagal ginjal akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal secara
mendadak biasanya di tandai dengan pening katan konsentrasi urea
(azotemia) dan serum kratinin : oligaria (kurang dari 500 cc dalm 24 jam),
hiper klimea dan rentensi natrium

2. Etiologi
GGA dibagi dalam 3 kategori:
a. GGA pre renal
Merupakan gangguan fungsi ginjal karena hipoperfusi:
Merupakn gangguan fungsi ginjal karena : karena
pendarahan hebat, pengeluaran khusus seperti enternitis,
muntah, devrisis yang banyak.
Tekanan darah menurun karena : renjatan (shock), miokard
infrak yang luas, operasi besar seprti oprasi jantung terbuka.
b. GGA renal (intrinsik)
Gangguan struktur & fungsi di daam ginjal misalnya parenkim ginjal
rusak
a. GGA pre renal yang berkepanjangan
b. Nekrosis tertular akut (NTA) sebagai akibat dari
Hipotensi berkepajangan pada psca tindakan bedah
Hipovolemik & infeksi pada pasien yang mengalami luka bakar
Hipotensi akibat trauma besar
c. Infeksi oleh bakteri gram negatif meningokokus, malaria falsifarum, dan
leptospirosisi
d. GGA post renal (obstruktif)
Gangguan yang terjadi akibat sumbatan aliran kencing yang di
sebabkan oleh:
1. Obstruksi di dalam ginjal yanag disebabkan oleh endapan asam urat,
kristal sulfanamiak, & kristal asam jengkol
2. Tindakan bedah yang di sengaja intuk mengingat/memotong ureter
3. Obstruksi uretra yang di seabkan oleh hiper tropi prostat, striktura
uretra & kelainan katup uretra posterior

Tanda dan gejala


Tanda dan gejala pasien dengan gangguan GGA adalah

Terlihat sebaga seseorng yang sakit berat


Laterdi disertai mual
Muntah dan diare persistem
Kulit dan mukosa membran kering
Nafas berbau urin (bau ureum)
Mengantuk
Sakit kepala
Keram otot

Test diagnostik
1. Pemeriksaan kratinin dan BUN (blood urea nitrogen)
2. Pemeriksan kalium darah
3. Analisa gas darah
4. Pemeriksaan elektrolit serum
5. Kadar HB
Komplikasi
komplikasi yang dapat terjadi pada GGA dapat berupa hiperklemia
perikarditis, ureum, efusi pleura, dan asidosis

penatalaksanaan medik
1. Dilisis : ditunjukan untuk mengoreksi abnormalitas kadar biokimia
mrnyeimbangkan cairan, protein, intake sodium, kecendrungan
perdarahan akan membantu penyembuhan luka
2. Memelihara keseimbangan cairan
3. Penggantian elektrolit
4. Memberikan diet tinggi kalori rendah protein
5. Monitoring selama fase pemulihan

Patofisiologi
Suatu hipotesis patogenesis GGA adalah tubulus yang menyebabkan tidak
dapat menyeabkan sodium secara normal sehingga mengaktifasi sistim renin-
angiotensin-aldosteron. Kembalinya aliran darah ke renal kibat peningkatan
tonus arteri afferent dan efferent, sehingga terjadi iskemia yang menyebabkan
peningatan vasopresin, edema seluler, menghambat sintesis prostaglandin yang
berakibat pada terstimulasinya sistim rennin angiotensin. Penurunan aliran darah
ke ginjal menyebabkan penurunan tekanan glomerulus, rata-rata filtrasi
glomerulus, arus tubular sehingga menimbulkan oliguri. Selain itu ada teori yang
mengumumkan sampah sel protein didalam tubulus menyumbat saluran tubulus
sehingga terjadi peningkatan tekanan intra tubular.
Konsep askep

1. Penkajian keperawatan
1. Data subjektif
Faktor risiko berupa riwayat minum diuretik, minum obat
kelebihanRiwayat radang ginjal/obstruksi radang kencing
Adanya anoreksia mual dan riwayat muntah
Kelelahan otot, lemah dan lesu
Sakit kepala, pandangan kabur
Riwayat penyakit keluarga (policytic, nefritis, dan batu)
2. Data objektif
Hipertensi, disritmia, nadi lemah, edema peri ortital, pucat.
Perubahan warna urine (kuningtua, kemerahan, keruh)
Perubahan turgor kulit
BB meningkat (edema)
BB menurun (dehidrasi)
Perhatian kurang, konsentrasi kurang, memori kurang
Nafas pendek dan mungkin bau amoniak
Banyak batuk (sputum berwarna pink)

Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada pasien GGA adalah
1. Kelebihan volume tekanan b.d mekanisme regulatori (gagal ginjal)
dengan retensi air
2. Risiko penurunan curah jantung b.d kelebihan cairan dan efek uremik
pada otot jantung

Implementasi keperawatan
Diagnosa 1 : kelebihan volume cairan b.d mekanisme regulatori (gagal ginjal)
dengan retensi air
Tujuan : pengeluaran urine tepat dengan berat jenis
Keriteria hasil : hasil laboratorium mendekati normal, berat badan stabil, tnda
vital dalam batas normal, tidak ada edema
Implementasi
1. Awasi denyut jantung, TD dan cebtral venous pressure (CUP)
2. Catat pemasukan dan pengeluaran cairan secara akurat
3. Awasi berat jenis cairan
4. Timbang bada tiap hari
5. Auskultas bunyi jantung dan paru
Rasnal
1. Takikardi dan hipertensi terjadi karena kegagalan ginjal mengeluarakan
urine
2. Untuk menentukan fungsi ginjal 1
3. Mengukur kemampuan ginjal mengkonsentrasikan urine
4. Cara pengawasan terbaik status cairan
5. Kelebihan cairan menimbulkan edema paru dan gagal jantung

Diagnosa 2: resiko terhadap penurunan curah jantung b.d kelebihan cairan dan
efek uremik pada otot jantung
Tujuan: curah jantung dapat dipertahankan
Kriteria hasil: tensi darah denyut jantung dan irama dalam batas normal pasien,
nadi perifer kuat, sama dengan waktu pengisian kapilr
Implementasi
1. Awasi TD dan frekuensi jantung
2. Obsesvasi EKG perubahan irama jantung
3. Pertahankan tirah baring
4. Berikan tambahan O2 sesuai indikasi
5. Berikan obat sesuai indikasi
Rasional
1. Keletihan volume cairan, efek uremia meningkatkan kerja jantung dan
dapat menimbulkan gagal jantug
2. Bukti berlanjutnya gagal ginjal
3. Menurunkan konsumsi/kerja jantung
4. Untuk kebutuhan miokardial
5. Untuk memperbaiki curah jantung

Anda mungkin juga menyukai