Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. K DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS

Created By:
KELOMPOK 9
Anggota Kelompok

Lena Novianti Tambunan


Rima Fatimah Zahra
Reddy
Rizal
KONSEP TEORI
GAGAL GINJAL KRONIK
Definisi

Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir End Stage Renal
Disease (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif
dan reversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen
lain dalam darah) (Brunner & Suddarth, 2001) dalam (Nuari &
Widayati, 2017).
Etiologi
Menurut The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of
National Kidney Foundation (2016), ada dua penyebab utama dari penyakit
ginjal kronis yaitu

Diabetes Melitus Hipertensi


Manifestasi klinis
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas, akibat perikarditis,
Gangguan
effuse persikardie dan gagal jantung akibat penimbunan cairan,
Kardiovaskuler gangguan irama jantung dan edema.

Gangguan Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak
Pulmonal suara krekels.

Anoreksia, nausea dan fortinus yang berhubungan dengan


Gangguan metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran
Gastrointestinal gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau
ammonia.

Resiles reg sindrom (pegal pada kakinya sehingga selalu di


Gangguan gerakkan), Burning feet sindrom (rasa kesemutan dan terbakar
Muskuloskeletal terutama di telapak kaki), tremor, miopati (kelemahan dan
hipertrofi otot-otot ekstremitas.
Lanjutan..

Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan


Gangguan
akibat penimbunan urokom, gatal-gatal akibat toksik, kuku tipis
Integumen dan rapuh.

Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun,


Gangguan
gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic
endokrin glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.

Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi


Gangguan
kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemis,
elektrolit hipomagnesemia, hipokalsemia.

Sistem Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi


Hematologi eritopoetin
Pathway
Pemeriksaan Diagnostik
• Sinar-X Abdomen Melihat gambaran batu radio atau
nefrokalsinosis.
• Pielogramintravena, sering digunakan untuk diagnosis batu ginjal.
• Ultrasonografi ginjal Untuk melihat ginjal polikistik dan
hidronefrosis, yang tidak terlihat pada awal obstruksi, Ukuran ginjal
biasanya normal pada nefropati diabetic.
• CT Scan Untuk melihat massa dan batu ginjal yang dapat menjadi
penyebab GGK
• MRI Untuk diagnosis thrombosis vena ginjal. Angiografi untuk
diagnosis stenosis arteri ginjal, meskipun arteriografi ginjal masih
menjadi pemeriksaan standart.
• Voding cystourethogram (VCUG) Pemeriksaan standart untuk
diagnosis refluk vesikoureteral.
Penatalaksanaan Medis

Terapi Medis Terapi Keperawatan

- Obat tekanan darah tinggi


- Obat penurunan kolesterol
- Obat gagal ginjal untuk mengatasi
- Terapi rendah protein
anemia
- Penatalaksanaan penyakit ginjal
- Obat gagal ginjal untuk mengatasi
stadium akhir
penumpukan cairan
- Obat gagal ginjal untuk
melindungi tulang
Hemodialisis
• hemodialisis adalah suatu proses pemisahan atau
penyaringan atau pembersihan darah melalui suatu
membran semipermeabel yang dilakukan pada pasien
dengan gangguan fungsi ginjal baik akut maupun kronik
(Suhardjono, 2014).
• Hemodialisis memerlukan waktu selama 3 – 5 jam dan
dilakukan sekitar 3x dalam seminggu.
• Adekuasi atau kecukupan dosis (frekuensi dan durasi)
hemodialisis dicapai setelah proses hemodialisis selesai
selama kurang lebih 5 jam.
Faktor yang mempengaruhi hemodialisa
Hemodialisis yang tidak adekuat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
bersihan ureum yang tidak optimal, waktu dialisis yang kurang, dan kesalahan dalam
pemeriksaan laboratorium (ureum darah). Untuk mencapai adekuasi hemodialisis,
maka besarnya dosis yang diberikan harus memperhatikan hal-hal berikut (Roesli,
2005; Daugirdas, 2007).
• Time of dialisis Adalah lama waktu pelaksanaan hemodialisis yang idealnya 10-12 jam
perminggu.
• Interdialytic time Adalah waktu interval atau frekuensi pelaksanaan hemodialisis
yang berkisar antara 2 kali/minggu atau 3 kali/minggu.
• Quick of blood (Blood flow) Adalah besarnya aliran darah yang dialirkan ke dalam
dialiser yang besarnya antara 200-600 ml/menit dengan cara mengaturnya pada
mesin dialisis.
• Quick of dialysate (dialysate flow) Adalah besarnya aliran dialisat yang menuju dan
keluar dari dialiser yang dapat mempengaruhi tingkat bersihan yang dicapai
• Clearance of dialyzer Klirens menggambarkan kemampuan dialiser untuk
membersihkan darah dari cairan dan zat terlarut
• Tipe akses vascular Akses vaskular cimino (Arterio Venousa Shunt)
• Trans membrane pressure Adalah besarnya perbedaan tekanan hidrostatik
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang di dapat biasanya bervariasi, dimulai dari
urine output sedikit sampai tidak bisa BAK, gelisah sampai penurunan
kesadaran, tidak selera makan (anoreksia), mual,muntah, mulut
terasa kering, rasa lelah, nafas berbau atau(ureum), dan gatal pada
kulit (Muttaqin & Sari, 2011).
Keluhan sangat bervariasi, terlebih jika terdapat penyakit
sekunder yang menyertai. Keluhan bisa berupa urin output yang
menurun (oliguria) sampai pada anuria, penurunan kesadaran karena
komplikasi pada sistem sirkulasi-ventilasi, anorreksia, mual dan
muntah, diaphoresis, fatigue, nafas berbau urea, dan pruritus. Kondisi
ini dipicu oleh karena penumpukan (akumulasi) zat sisa metabolisme
atau toksin dalam tubuh karena ginjal mengalami filtrasi (Prabowo &
Pranata, 2014).
Lanjutan..
• Riwayat Kesehatan Sekarang
terjadi penurunan urin output, penurunan kesadaran, perubahan
pola nafas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya nafas
berbau ammonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi. Kaji sudah
kemana saja klien meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya
dan mendapat pengobatan apa (Muttaqin & Sari, 2011).

• Riwayat Kesehatan Sebelumnya


Kaji adanya riwayat gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah
jantung, penggunaan obat-obat nefrotoksik, Benign Prostatic
Hyperplasia, dan prostatektomi. Kaji adanya riwayat penyakit batu
saluran kemih, infeksi sistem perkemihan yang berulang, penyakit
diabetes mellitus, dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya
yang menjadi predisposisi penyebab. Penting untuk dikaji mengenai
riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi
terhadap jenis obat kemudian dokumentasikan (Muttawin & Sari,
2011).
Lanjutan..
• Riwayat Kesehatan Keluarga
Gagal ginjal kronik bukan penyakit menular dan menurun, sehingga
silsilah keluarga tidak terlalu berdampak pada penyakit ini. Namun, pencetus
sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap kejadian
penyakit gagal ginjal kronis, karena penyakit tersebut bersifat herediter. Kaji
pola kesehatan keluarga yang diterapkan jika ada anggota keluarga yang sakit,
misalnya minum jamu saat sakit (Prabowo & Pranata, 2014).

• Riwayat Psikososialspiritual
Kondisi ini tidak selalu ada gangguan jika klien memiliki koping adaptif
yang baik. Pada klien gagal ginjal kronis, biasanya perubahan psikososial
terjadi pada waktu klien mengalami perubahan struktur fungsi tubuh dan
menjalani proses dialisis. Klien akan mengurung diri dan akan lebih banyak
diam diri (murung). Selain itu kondisi itu juga di picu oleh biaya yang
dikeluarkan selama proses pengobatan, sehingga klien mengalami kecemasan
(Prabowo & Pranata,2014).
Pemeriksaan Fisik Persistem
Keadaan umum klien biasanya lemah dan terlihat sakit berat, tingkat
Keadaan umum kesadaran menurun. Pada TTV sering didapatkan adanya perubahan pola
dan TTV pernafasan meningkat, tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi
ringan sampai berat.

Klien bernafas dengan bau urine sering didapat pada fase ini.
Sistem
Pola nafas cepat dan dalam merupakan upaya untuk melakukan
pernapasan (B1) pembuangan karbondioksida yang menumpuk di sirkulasi.

Didapat tanda dan gejala gagal jantung kongestif. Tekanan


darah meningkat, akral dingin, CRT > 3 detik, palpitasi, nyeri
Sistem
dada dan sesak nafas. Gangguan irama jantung, edema
kardiovaskular penurunan perfusi perifer sekunder dari penurunan curah
(B2) jantung akibat hiperkalemi. Pada hematologi sering didapat
adanya anemia. Anemia sebagai akibat dari penurunan produksi
eritropoetin.

Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, difungsi serebral,


Sistem persarafan
seperti perubahan proses pikir dan disorientasi. Klien sering
(B3) didapatkan adanya kejang, kram otot, dan nyeri otot.
Lanjutan..

Sistem Penurunan pengeluaran urine < 400 ml/hari, sampai anuri,


Perkemihan (B4) terjadi penurunan libido berat.

Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia, bau mulut


Sistem amonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna
Pencernaan (B5) sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari
kebutuhan.

Sistem Didapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri
Muskuloskeletal kaki. Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum dari
(B6) anemia
Diagnosa Keperawatan
• Hipervolemia
• Pola napas tidak efektif
• Defisit nutrisi
• Intoleransi aktifitas
• Resiko perfusi perifer tidak efektif
• Resiko penurunan curah jantung
TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai