Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“HIV”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidupyakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah HIV di program studi S1
Keperawatan STIKES Budiluhur cimahi. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah HIV dan kepada segenap pihak yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
A. Latar Belakang
Berdasarkan data PMTCT KIA tahun 2016 dari Dinas Kesehatan Kota Malang,
tes HIV dengan pendekatan TIPK dilaksanakan sejak tahun 2012 dan saat ini dilakukan di
10 Puskesmas dari 15 Puskesmas yang ada di Kota Malang. Cakupan program PMTCT pada
bulan Januari – September dengan sasaran 13.407 ibu hamil namun jumlah kunjungan ibu
hamil ke layanan kesehatan sebanyak 9.527. Jumlah ibu hamil yang mendapat tawaran Tes
HIV oleh tenaga kesehatan sebanyak 5.610 ibu hamil dan yang mengikuti program PMTCT
1.721 ibu hamil. Data Dinas Kesehatan Kota Malang menunjukkan sebanyak 10 puskesmas
yang saat ini sudah memiliki layanan tes HIV, Puskesmas Janti berada pada urutan kedua
untuk cakupan PMTCT sekota Malang berdasarkan data PMTCT KIA 2016. Sasaran ibu
hamil di Puskesmas Janti mencapai 1.182 dan yang mendapatkan tawaran tes HIV oleh
petugas kesehatan sebanyak 429 namun yang mengikuti program PMTCT (tes Lab HIV)
sebanyak 248. Hasil Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Janti Kota
Malang, dengan mewawancarai bidan dan wawancara singkat pada ibu hamil yang hadir
melakukan pemeriksaan kehamilan. Bidan menyatakan bahwa pelaksanaan tes HIV pada
ibu hamil di puskesmas Janti sejak tahun 2014. Target layanan ini 70% dari jumlah ibu
hamil sudah harus di tes HIV akan tetapi masih belum mencapai target tersebut. Hal ini
disebabkan karena tidak semua ibu hamil yang berada di wilayah puskesmas Janti
melakukan pemeriksaan kehamilan dipuskesmas, melainkan ke bidan, klinik, dan rumah
sakit. Selama ini yang dilakukan bidan untuk meningkatkan kesediaan ibu hamil untuk
menerima tes HIV yaitu dengan memberikan promosi kesehatan pada ibu hamil saat
melakukan pemeriksaan. Diagnostik tes HIV dilakukan bersamaan dengan tes laboratorium
darah. Sebelum melakukan diagnostic tes HIV ibu hamil di minta untuk mengisi formulir
dan lembar pernyataan menerima tes tersebut. Hasil wawancara singkat, ibu tidak
mengetahui adaya tes HIV saat kehamilan dan tidak mengetahui pentingnya dari
dilakukannya tes HIV tersebut serta kurang mengetahui tentang HIV/AIDS. Sebanyak 4
(67%) ibu hamil dari 6 ibu hamil menyatakan layanan tersebut penting dan 2 (33%) ibu
hamil menyatakan tidak perlu karena merasa dirinya tidak mungkin tertular HIV.
Penerimaan tes HIV dengan Pendekatan TIPK pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
antenatal relatif tinggi di pusat kesehatan Assosa,Northwest Ethiopia. Ibu yang tinggal
diperkotaan, bekerja sebagai ibu rumah tangga, stigma dan tidak berencana untuk
mengungkapkan hasil tes negatif, mempengaruhi penerimaan TIPK. Selama sesi konseling,
penyedia layanan berfokus pada hambatan TIPK seperti tempat tinggal, status pekerjaan,
sikap terhadap stigma dan pengungkapkan status HIV (Abtew et al, 2015). Persepsi
merupakan proses penerimaan rangsang oleh pancaindra, didahului perhatian sehingga
individu sadar terhadap sesuatu yang ada didalam dan diluar dirinya. Terjadinya perubahan
perilaku individu dapat diketahui dari persepsinya. Persepsi setiap individu dapat berbeda
meskipun mengamati hal yang sama (Sunaryo, 2013). Persepsi juga dapat diartikan proses
mengatur dan mengartikan informasi sensoris untuk memberikan makna (King, 2010).
Dalam penelitian Bello at all, (2012) di pusat kesahatan primer Osogbo, Southwes, Nigeria
menunjukkan tingkat kesadaran ibu hamil tentang HIV/AIDS, pencegahan penularan HIV
dari ibu ke anak dan HCT (HIV counseling and testing) baik namun sangat sedikit yang
mengetahui status HIVnya. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian “Hubungan persepsi ibu hamil tenta tes HIV dengan perilaku tes HIV
atas inisiatif pemberi layanan kesehatan dan konseling”
1.2 Rumusan Masalah
Mengetahui hubungan persepsi ibu hamil tentang tes HIV dengan perilaku tes HIV
atas inisiatif pemberi layanan kesehatan dan konseling
1.Mengidentifikasi persepsi ibu hamil tentang tes HIV atas inisiatif pemberi layanan
kesehatan dan konseling
2. Mengidentifikasi perilaku ibu hamil dalam tes HIV atas inisiatif pemberi layanan
kesehatan dan konseling
3. Menganalisis hubungan persepsi ibu hamil tentang tes HIV dengan tes HIV atas
inisiatif pemberi layanan kesehatan dan konseling
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat menjadi gambaran persepsi ibu hamil tentang tes HIV/AIDS
sehingga dapat mempengaruhi kesediaannya dalam melakukan tes dan konseling
HIV. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan evaluasi sejauh mana upaya
pencegahan HIV pada ibu hamil yang terintegrasi dalam layanan kesehatan ibu dan
anak (KIA) dilaksanakan.
1.4.3 Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu alasan untuk meningkatkan promosi
kesehatan terkait pencegahan dan penularan HIV dari ke Ibu Anak. Perawat
diharapkan dapat membuat strategi ataupun inovasi baru dalam memberikan
promosi kesehatan.
penelitian ialah menilai pengetahuan, sikap dan penerimaan untuk layanan PITC diantara
pasien yang menghadiri fasilitas perawatan kesehatan didaerah pedesaan dan perkotaan di
Kilimanjaro. Penelitian dengan melakukan focus group discuss (FGD) yang dilakukan
dengan 99 pasien (73 perempuan dan 26 laki-laki) yang terdaftar dalam pasien rawat
jalan klinik di 8 fasilitas kesehatan (2 rumah sakit dan 6 pusat layanan primer) Kota
Moshi dan distrik Rombo di Tanzania Utara. Hasil wawancara direkam, ditranskripsi,
diterjemahkan dan dianalisis menggunakan Non-numerical Unstructured Data Indexing
and Theorizing (NUDIST) software. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan tentang
layanan PITC (provider-initiated HIV testing and counseling) umumnya rendah.
dibandingkan laki-laki, perempaun lebih memiliki sikap positif terhadap layanan PITC
dan stigma HIV dianggap sebagai hambatan utama dalam PITC. Faktor institusi
kurangnya sumber daya manusia diindentifikasi sebagai hambatan keberhasilan PITC.
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel independen, responden dan tempat
penelitian. Variabel independen penelitian adalah persepsi, responden penelitian ibuhamil
dan tempat penelitian di Puskesmas Janti Kota Malang. Rancangan dalam penelitian ini
menggunakan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling.