Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL KEGIATAN

HIPERTENSI PADA LANSIA


Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Disusun Oleh :

Rima Fatimah Zahra C.0105.21.198

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


KELAS TRANSFER CIMACAN
STIKES BUDI LUHUR CIMAHI TAHUN 2021-2022
HALAMAN PENGESAHAN
PENGABDIAN MASYARAKAT

Judul Penyuluhan : Hipertensi Pada Lansia


Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Rima Fatimah Zahra
b. NIM : C.0105.21.198
c. Jabatan Fungsional :
d. Program Studi : S1 Keperawatan
e. Nomor HP : 08782020861
f. Alamat surel (e-mail) : rimafatimahz54@gmail.com

Anggota Tim (1)


a. Nama Lengkap : Agustina Wijayanti
b. NIM : C.0105.21.193
c. Perguruan Tinggi : S1 Keperawatan
Anggota Tim (2)
a. Nama Lengkap : Rizal Reinaldi
b. NIM : C.0105.21.195
c. Perguruan Tinggi : S1 Keperawatan

Biaya Penelitian : - diusulkan ke STIKes Budi Luhur Rp. 1.800.000


Biaya yang disetujui : Rp. 1.000.000,-

Mengetahui, Cimahi, 22 April 2022


Ketua PRODI Ketua Tim,

Aan Somana SKP M.Pd MNS


Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Ryka Juaeriah, SST., MM., M.Keb.


NIP.197903232007081081
1. RINGKASAN
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal yaitu
peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90
mmHg. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan
enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi. Juga
berhubungan dengan faktor gaya hidup dan pola makan. Hipertensi belum banyak
diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit
pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan
berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi
ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain.
Dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, seperti gangguan fungsi
jantung, ginjal, gangguan fungsi kognitif/stroke. Penyakit ini menjadi muara beragam
penyakit degeneratif yang bisa mengakibatkan kematian.
Untuk itu kegiatan penyuluhan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
serta pehaman lansia dan keluarga tentang bahaya hipertensi. Bentuk kegiatan yang
akan dilaksanakan adalah dengan cara penyuluhan Tanya jawab, hasil penyuluhan dapat
diukur melalui respon lansia dan keluarga dapat menjawab pertanyaan dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

Kata kunci :Hipertensi, lansia.

2. PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Menurut
Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan
masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit
hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya.
Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018), orang-orang
akan tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah
dan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala, pusing,
lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun
(Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016). Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-
faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis
kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik,
penyakit ginjal dan diabetes melitus (Sinubu R.B., 2015).
Menurut World Health Organiztion (WHO) pada tahun 2011 menunjukan satu
milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 penderita hipertensi berada di negara
berkembang. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat dan diprediksi tahun 2025
sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi telah
menyebabkan banyak kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, dan 1,5 juta
kematian terjadi di Asia Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita hipertensi
(Kemenkes, 2017).
Menurut Riskesda tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia mencapai 8,4%
berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur ≥ 18 tahun, Berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah pada penduduk prevalensi penderita hipertensi di Indonesia
adalah sekita 34,1%, sedangkan pada tahun 2013 hasil prevalensi penderita hipertensi di
Indonesia adalah sekitar 25,8%. Hasil prevalensi dari pengukuran tekanan darah tahun
2013 hingga tahun 2018 dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar 8,3%.
Provinsi Jawa Barat termasuk penyumbang kedua terbesar untuk penyakit Hipertensi di
Indonesia setelah Kalimantan Selatan. Prevalensi penderita hipertensi di Jawa Barat
mencapai 39,5 persen atau jika dihitung dalam 10 orang akan ditemukan 4 orang
diantaranya menderita hipertensi. (Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, 2021).
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang
lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia
lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan
dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi
(Suzanne & Brenda, 2001)
Menurut World Health Organization (WHO), ketidakpatuhan terhadap terapi
jangka panjang untuk hipertensi merupakan masalah umum yang menyebabkan
konsekuensi kesehatan dan ekonomi yang serius, dalam arti terbuangnya waktu, uang,
dan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Sebagai tambahan, sebuah editorial terbaru
memberikan bukti untuk penurunan morbiditas dan mortalitas dengan penggunaan
terapi antihipertesi, dan menyebutkan bahwa hal yang paling berperan dalam
meningkatkan kontrol hipertensi bergantung pada kepatuhan pasien (Baune dkk, 2004).
3. ALASAN MEMILIH DAMPINGAN
Rendahnya pengetahuan tentang kesadaran bahaya penyakit Hipertensi dan
kurangnya edukasi yang didapat sehingga masyarakat masih merasa tabu dengan
penyakit Hipertensi.
Tujuan
a. Meningkatkan kepedulian masyarakat terutama orang Dewasa untuk meningkatkan
imunitas.
b. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesadaran pentingnya mengetahui
Penyakit Hipertensi.
c. Memberikan motivasi pada masyarakat untuk peduli terhadap kesehatannya

4. SOLUSI PERMASALAHAN
Target
a. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap
imunitas.
b. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang
Pentingnya menyadari bahaya Penyakit Hipertensi.
c. Memberikan motivasi yang tinggi untuk masyarakat sebagai peserta penyuluhan
tentang Menumbuhkan Kesadaran Bahaya Penyakit Hipertensi.

Dengan melakukan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi
masyarakat, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan selain itu juga
mampu meningkatkan derajat kesehatan seperti :
a. Terjadinya peningkatan nilai pengetahuan bagi masyarakat
b. Terjadinya peningkatan pemahaman para masyarakat untuk meningkatkan imunitas
tubuh
c. Terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menyadari
bahaya Penyakit Hipertensi.
d. Menjadikan masyarakat mengetahui apa saja penyebab penyakit Hipertensi.

5. METODE PELAKSANAAN

Program pengabdian pada pasien dan keluarga pasien dengan kesehatan


reproduksi remaja ini dilakukan di ruang tunggu poli (rawat jalan) RSUD Cimacan
Cianjur, Jawa Barat pada bulan April 2022. Sasaran yaitu pasien lansia dan keluarga
dengan jumlah 10 orang. Metode yang dilakukan berupa penyuluhan dan diskusi Tanya
jawab. Power point, laptop sebagai medianya.

6. RINCIAN BIAYA

Biaya kegiatan penelitian/pengabdian masyarakat meliputi:

No. Uraian Jumlah

1. persiapan perlengakapan ATK, pengadaan barang persediaan 600.000

2. snack 10 orang 400.000

3. transport local, biaya rapat 300.000

4. Pelaporan, Luaran Wajib dan Luaran Tambahan 600.000


Pembuatan laporan, biaya publikasi artikel di jurnal nasional, biaya
publikasi artikel di jurnal internasional, luaran karya ilmiah hak
cipta/paten, uang harian rapat

Jumlah 1.800.000

7. JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. pengajuan proposal
2. persiapan pelaksanaan
3. pelaksanaan dan evaluasi

8. DAFTAR PUSTAKA
https://rri.co.id/cirebon/1758-kesehatan/1275296/jawa-barat-penyumbang-terbesar-
kedua-hipertensi, diakses pada 20 April 2022 pukul 08.00.
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1245/8/7.%20LAMPIRAN.pdf, diakses pada 20
April 2022 pukul 09.00
8. PETA LOKASI MITRA SASARAN

Alamat : Jl.Raya Cimacan No 17A, Palasari, Kec.Cipanas Kabupaten Cianjur, Jawa


barat 43253
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penyuluhan
1. Peraturan bersama menteri Sosial Dan Badan Kepegawaian Negara No. 41/HUK-
PPS/2008 dan No. 13 Tahun 2008 pasal 1 ayat 2: Penyuluhan Sosial adalah suatu
proses pengubahan perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan
informai,komunikasi, motivasi dan edukasi oleh penyuluh sosial secara lisan,
tulisan, maupun peragaan kepada kelompok sasaran sehingga muncul pemahaman
yang sama, pengetahuan,dan kemauan guna berpartisipasi secara aktif dalam
pembangunan kesejahteraan sosial
2. Menurut Suhardjo (2003)
Penyuluhan adalah suatu upaya perubahan perilaku manusiayang dilakukan
melalui pendekatan edukatif yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara
sistematik, terencana dan terarah dengan peran serta aktif individu maupun
kelompok atau masyarakat untuk memecahkan masalah mayarakat dengan
memperhitungkan faktor sosial ekonomi dan budaya setempat
3. Menurut Lucie (2005)
Penyuluhan merupakan proses perubahan prilaku yang berkelanjutan, dimana
perubahan yang dituntut tidak semata-mata karena perubahan pengetahuan saja,
namun diharapkan juga adanya perubahan keterampilan dan sikapyang menjurus
kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif, dan menguntungkan.
4. Menurut Ensminger (1992)
Penyuluhan sosial adalah pendidikan yang bertujuan mengubah pengetahuan,
sikap, dan keterampilan masyarakat. Sasarannya adalah segenap warga untuk
menjawab kebutuhan dan keinginannya untuk membantu kelompok masyarakat
agar mampu menolong dirinya sendiri. Adalah belajar sambil bekerja, dan percaya
tentang apa yang dilihatnya. adalah bentuk kerjasama u tuk menigkatkan
kesejahteraan. Adalah pekerjaan yang diselaraskan dengan budaya masyarakat.
Adalah proses pendidikan yang berkelanjutan, kegiatan dua arah, saling
menghormati dan percaya

B. Prinsip-prinsip Penyuluhan
Menurut Dahama dan Bhatnagar, 1980 :
1. Mengacu pada minat dan kebutuhan
2. melibatkan keragaman budaya masyarakat
3. Mengakibatkan perubahan budaya
4. Menggerakkan partisipasi dan kerjasama masyarakat
5. Demokrasi dalam penerapan ilmu
6. belajar sambil bekerja
7. Penggunaan metoda yang sesuai
8. Penyuluhan harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan sasaran
9. Penyuluh adalah spesialis yang terlatih

C. Hipertensi pada Lansia


1. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah adalah kekuatan darah menekan dinding pembuluh darah.
Setiap kali berdetak (sekitar 60-70 kali per menit dalam keadaan istirahat),
jantung akan memompa darah melewati pembuluh darah. Tekanan terbesar terjadi
ketika jantung memompa darah (dalam keadaan kontriksi), dan ini disebut dengan
tekanan sistolik. Ketika jantung beristirahat (dalam keadaan dilatasi), tekanan
darah berkurang disebut tekanan darah diastolik (Puspitorini, 2008). Tekanan
darah tidak pernah konsisten, Kondisinya berubah-ubah sepanjang hari, sesuai
dengan situasi. Tekanan darah akan meningkat dalam keadaan gembira, cemas,
atau sewaktu melakukan aktifitas fisik, setelah situasi ini berlalu, tekanan darah
akan kembali normal. Apabila tekanan darah tetap tinggi maka disebut tekanan
darah tinggi atau hipertensi (Hull, 1996).
Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah
penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan
pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada arterial sistemik, baik
diastolik maupun sistolik, atau kedua-duanya secara terus menerus (Hull, 1996).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah ≥
140 mmHg (tekanan sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg (tekanan diastolik) (Joint
National Committee on Prevention Detection, Evaluation, dan Treatment of High
Pressure VII, 2003) sedangkan menurut Smeltzer dan Bare, 2002 mendefinisikan
hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Tekanan sistolik menunjukan fase
darah yang dipompa oleh jantung dan tekanan diastolik menunjukan fase darah
kembali ke dalam jantung (Depkes RI, 2006).
2. Epidemiologi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang
mengganggu kesehatan masyarakat. Umumnya, terjadi pada manusia yang berusia
(< 40 tahun). Namun banyak yang tidak menyadari bahwa mereka menderita
hipertensi akibat yang tidak nyata dan sering disebut silent killer. Pada awal terkena
penyakit hipertensi belum menimbulkan gangguan yang serius. Sekitar 1,8% -
26,6% penduduk dewasa menderita penyakit hipertensi. Berdasarkan penelitian
Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) 2001 menunjukkan proporsi hipertensi
pada pria 27% dan perempuan 29%. Sedangkan hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) 2004, hipertensi pada pria 12,2% dan perempuan 15,5%.
Pada usia setengah baya dan muda, hipertensi ini lebih banyak menyerang pria
dari pada perempuan. Pada golongan usia 55-64 tahun, pasien hipertensi pada pria
dan perempuan sama banyak. Pada usia 65 tahun ke atas, pasien hipertensi
perempuan lebih banyak daripada pria (Depkes RI, 2008).
3. Faktor risiko
Hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a) Faktor risiko yang tidak dapat diubah
1) Umur
Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur,
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi
di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian
sekitar di atas 65 tahun pada usia lanjut. Sedangkan menurut WHO memakai
tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang lebih tepat dipakai dalam
menentukan ada tidaknya hipertensi. (Depkes RI, 2008).
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada golongan umur di bawah 40 tahun
masih berada di bawah 10%, tetapi diatas umur 50 tahun angka tersebut
terus meningkat mencapai 20% hingga 30%, sehingga ini sudah menjadi
masalah serius untuk diperhatikan (Depkes RI, 2002). Penelitian yang
dilakukan di 6 Kota besar seperti Jakarta, Padang, Bandung, Yogyakarta,
Denpasar, dan Makasar terhadap usia lanjut (55-85 tahun), didapatakan
prevalensi hipertensi sebesar 52.5% (Depkes RI, 2008).
2) Jenis kelamin
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria
lebih banyak menderita hipertensi di bandingkan dengan perempuan, dengan
rasio sekitar 2,29% untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria di duga
memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah
dibandingkan dengan perempuan. Namun, setelah memasuki menopause,
prevalensi hipertensi pada perempuan meningkat. Bahkan setelah usia 65
tahun, terjadinya hipertensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan
dengan pria yang diakibatkan oleh faktor hormonal karena pada wanita yang
belum mengalami menopause dilindungi hormon estrogen yang berperan
dalam meningkatkan kadar HDL. Kadar kolesterol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses
aterosklerosis. Penelitian di Indonesia prevalensi yang lebih tinggi terdapat
pada wanita (Depkes, 2008).
3) Keturunan (genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) yang
mempertinggi risiko (esensial). Tentunya faktor genetik ini juga dipengaruhi
faktor-faktor lingkungan lain, yang kemudian menyebabkan seseorang
menderita hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme
pengaturan garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua
orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak-
anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka
sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya (Depkes, 2008).

b) Faktor risiko yang dapat diubah


1) Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari pasien hipertensi
antara lain:
a) Obesitas
Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak
yang di nyatakan dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu
perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam
meter (Caplan dan stamle, 1991) berkaitan erat antara kelebihan berat
badan dan kenaikan tekanan darah telah dilaporkan oleh beberapa studi.
Berat badan dan indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan
tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Obesitas bukanlah
penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalaensi hipertensi pada obesitas
jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang-
orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang
badannya normal, sedangkan pada pasien hipertensi ditemukan sekitar
20-33% memiliki berat badan lebih (over weight). Penentuan obesitas
pada orang dewasa dapat dilakukan pengukuran berat badan ideal,
pengukuran persentase lemak tubuh dan pengukuran IMT.
b) Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko yang kuat untuk
terjadinya kematian akibat kardiovaskuler, dan penelitian telah
menunjukan bahwa penghentian merokok dapat mencegah terjadinya
penyakit kardiovaskuler seperti stroke dan infrak miokard. Telah
terbukti bahwa dengan mengkonsumsi satu batang rokok dapat terjadi
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah selama 15 menit. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan kadar katekolamin dalam plasma, yang
kemudian menstimulasi sistem syaraf simpatik (Sani, 2008).
c) Stress
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah,
dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak
ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut
lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.
Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan
penyesuaian sehingga timbul perubahan patologis. Gejala yang muncul
dapat berupa hipertensi atau penyakit maag. Diperkirakan, prevalensi
atau kejadian hipertensi pada kulit hitam di Amerika Serikat lebih
tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih disebabkan stress atau
rasa tidak puas orang kulit hitam. Stress adalah suatu kondisi yang
disebabkan oleh adanya transaksi antara individu dengan
lingkungannya yang mendorong seseorang untuk mempersepsikan
adanya perbedaan antara tuntutan situasi dan sumber daya (biologis,
psikologi, dan sosial) yang ada pada diri seseorang (Damayanti, 2003).
Peningkatan darah akan lebih besar pada individu yang
mempunyai kecenderungan stress emosional yang tinggi (Pinzon,
1999). Sedangkan dalam penelitian Framingham dalam Yusida tahun
2001 bahwa bagi perempuan berusia 45-64 tahun, sejumlah faktor
psikososial seperti ketegangan, ketidakcocokan perkawinan, tekanan
ekonomi, stress harian, gejala ansietas dan kemarahan yang terpendam
didapatkan bahwa hal tersebut berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah (Depkes, 2008).
d) Konsumsi Alkohol berlebihan
Pengaruh alkohol terhadap kenaikan tekanan darah telah
dibuktikan. Peningkatan kadar kortisol, dan peningkatan volume sel
darah merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikan tekanan
darah. Beberapa studi menunjukan hubungan langsung antara tekanan
darah dan asupan alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar setiap
harinya. Di negara barat seperti Amerika, konsumsi alkohol yang
berlebihan berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi. Sekitar 10%
hipertensi di Amerika disebabkan oleh asupan alkohol yang berlebihan
dikalangan pria separuh baya. Akibatnya, kebiasaan meminum alkohol
ini menyebabkan hipertensi sekunder di kelompok ini (Depkes, 2008).
e) Konsumsi garam berlebihan
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena
menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus
hipertensi primer (esensial) terjadi respon penurunan tekanan darah
dengan mengurangi asupan garam. Pada masyarakat yang
mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang, ditemukan tekanan darah
rata-rata rendah, sedangkan pada masyarakat asupan garam sekitar 7-8
gram tekanan darah rata-rata lebih tinggi (Depkes, 2008).

4. Komplikasi hipertensi
a) Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non-otak yang terkena tekanan darah.
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah
ke daerah-daerah yang dipendarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang
mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma (suatu dilatasi dinding arteri, akibat
kongenital atau perkembangan yang lemah pada dinding pembuluh).
b) Dapat terjadi infrak miokardium apabila arteri koroner yang aterosklerotik
tidak menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
thrombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
c) Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya glomelurus, darah
akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya membran
glomelurus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik
koloid plasma berkurang, menyebabkan edema.
d) Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan
ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke
dalam ruang interstisium di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron di
sekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2001).

5. Pengobatan HIPERTENSI
a) Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang
mengakibtkan daya pompa jantung menjadi ringan. Contoh obat-obatan
yang termasuk golongan diuretik adalah Hidroklorotiazid.
b) Penghambat simpatis
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf
simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Contoh obat yang
termasuk dalam golongan penghambat simpatetik adalah: Metildopa,
Klonidin dan Reserpin).
c) Betabloker
Mekanisme kerja antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan
daya pompa jantung. Jenis beta bloker tidak dianjurkan pada pasien yang
telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obat-obatan yang termasuk dalam golongan beta bloker adalah:
Metoprolol, Propanolol dan Atenolol.
d) Vasodilator
Obat golongn ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan
ini adala: Prasosion, Hidralasin.
e) Penghambat enzim konversi Angiotension
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan
Angiotnsion II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Catopril.
f) Angiotension Kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan
obat ini adalah Nifedipin, Diltiasem, dan Verapamil.
g) Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat
angiotension II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya
pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah
Valsartan (Diovan) (Depkes, 2008).
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi pada Lansia


Sub Pokok Bahasan : bahaya hipertensi
 Pengertian Hipertensi
 Penyebab Hipertensi
 Tanda dan Gejala Hipertensi
 Komplikasi Hipertensi
 Pencegahan Hipertensi
Hari/tanggal : 22 April 2022
Waktu : 30 menit
Pembicara/penyuluhan : Rima Fatimah Zahra
Sasaran : penunggu pasien di rawat jalan RSUD Cimacan

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Pencegahan Hipertensi. Selama 30 menit
diharapkan sasaran dapat mengetahui,memahami serta dapat mengimplementasikan
pencegahan hipertensi dengan baik dan benar.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peseta dapat menjelaskan tentang :
1. Menjelaskan pengertian hipertensi dengan benar 
2. Menyebutkan 3 dari 8 penyebab hipertensi dengan tepat 
3. Menyebutkan 3 dari 8 tanda dan gejala hipertensi dengan tepat
4. Menyebutkan komplikasi hipertensi dengan tepat
5. Mendemonstrasikan ulang cara pembuatan minuman herbal dari buah mentimun.
C. Materi
1. Pengertian hipertensi 
2. Penyebab hipertensi 
3. Tanda dan gejala hipertensi 
4. Komplikasi hipertensi 
5. Komplikasi hipertensi 
6. Pencegahan hipertensi
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
E. Sasaran
Penunggu pasien di poli rawat jalan RSUD Cimacan
F. Media
1. Laptop
2. Leaflet

G. Kegaiatan Penyuluhan
Waktu Tahap kegiatan Penyuluhan Sasaran

5 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam.


mengucapkan salam. 2. Mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan penyuluhan
tujuan penkes. menyampaikan topik
3. Kontrak waktu untuk dan tujuan.
kesepakatan pelaksanaan 3. Menyetujui
penkes kepada sasaran. kesepakatan
pelaksanaan penkes.

25 menit Kegiatan inti 1. Menjelaskan materi sesuai Mendengarkan dan


dengan topik penkes memperhatikan
- Pengertian hipertensi
- Penyebab hipertensi
- Penyebab hipertensi
- Tanda dan gejala dariTanda
dan gejala dari hipertensi
- Komplikasi yang
ditimbulkan dari hipertensi
- Pencegahan hipertens
2. Memberikan alternative
pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah.
3. Melakukan Terapi
Komplementer yaitu
Akupreassure
5 menit Evaluasi 1. Memberikan kesempatan 1. Menjawab pertanyaan
/penutup pada sasaran untuk bertanya yang diajukan
2. Menjawab pertanyaan yang penyuluh.
diajukan 2. Mendengarkan
3. Menyimpulkan materi yang penyampaian
disajikan kesimpulan.
4. Melakukan evaluasi dengan 3. Mendengarkan
mengajukan beberapa penyuluh menutup
pertanyaan secara lisan acara dan menjawab
5. Mengucapkan salam salam.
penutup.

H. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Persiapan Media
c. Persiapan Materi
2. Proses
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan
keluarga dapat kooperatif dan memberikan feedback sehingga materi dapat
diterima dan dipahami dengan baik
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjalin interaksi antara penyuluh dengan
keluarga pasien dan pasien
c. Keluarga diharapkan kehadirannya 100% dan tidak ada keluarga yang
meninggalkan ruangan selama penyuluhan berlangsung
d. Keluarga diharapkan aktif dalam proses penyuluhan dan memerhatikan materi
yang disampaikan oleh penyuluh 
e. Keluarga diharapkan menjawab sebanyak 50% dari jumlah keluarga pasien
3. Hasil
a. Menjelaskan pengertian hipertensi dengan benar
b. Menyebutkan 3 dari 8 penyebab hipertensi dengan tepat
c. Menyebutkan 3 dari 8 tanda dan gejala hipertensi dengan tepat
d. Menyebutkan komplikasi hipertensi dengan tepat

Materi Penyuluhan
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang peristen. Hipertensi atau
penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan. Menurut WHO (World Health Organization), batas
tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90
mmHg diastolik. Jadi, seseorang disebutadalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg
diastolik. Jadi, seseorang disebut mengidap hipertensi bila tekanan darahnya selalu
terbaca di atas 140/90 mmHg.
Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyararakat yang serius, karena jika tidak
terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya
bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke (pendarahan otak), penyakit
jantung koroner, dan gagal ginjal.

B. Penyebab Hipertensi
Secara umum hipertensi disebabkan oleh:
1. Asupan garam yang tinggi
2. Stress psikologi
3. Faktor genetic (keturunan)
4. Kurang olahraga
5. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti alcohol dan merokok
6. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7. Peningkatan usia
8. Kegemukan
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Hipertensi Primer (Esensial)
Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa
tidak dapat diidentifikasi. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap
selama bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan penanganan.
2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena alami kondisi kesehatan
yang mendasarinya. Hipertensi jenis ini cenderung terjadi secara tiba-tiba dan
menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
a. Obstruktif sleep apnea (OSA).
b. Masalah ginjal.
c. Tumor kelenjar adrenal.
d. Masalah tiroid.
e. Cacat bawaan di pembuluh darah.
f. Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit
yang dijual bebas. 
g. Obat-obatan terlarang.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resisten pembuluh darah perifer

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


1. Pusing
2. Rasa berat di tengkuk
3. Mudah marah
4. Telinga berdenging
5. Susah tidur
6. Sesak nafas
7. Mudah lelah
8. Mata berkunang-kunang

D. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi yang terberat dapat mengakibatkan terjadinya kematian yang
tiba-tiba. Penyebab dari kematian tersebut adalah penyakit-penyakit komplikasi hipertensi
yang mengenai jantung, ginjal dan stroke. Yang paling sering akibat dari komplikasi
hipertensi antara lain:
1. Komplikasi pada jantung
Apabila komplikasi terjadi secara terus menerus, maka sebagai kmpensasi pada
jantung akan mengalami hipertrofi ventrikel kiri akibat dari beban kerja yang berat,
akhirnya ruang ventrikel kiri dapat berdilatasi dan terjadi gagal jantung kiri ataupun
gagal jantung kongestif. Angina pectoris, infark myocardium juga dapat terjadi karena
adanya keluhan oksigen yang tidak seimbang dengan supali oksigen yang tidak
adekuat.
2. Komplikasi pada neurologic
3. Komplikasi pada ginjal

Hipertensi umumnya memang tidak menimbulkan gejala. Oleh karena itu, sebagian
besar orang tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki darah tinggi bila tidak rutin
melakukan cek tekanan darah.
Bila kondisi ini dibiarkan atau tidak ditangani dengan tepat dapat berujung pada
kompliksi penyakit lainnya. Berikut beberapa komplikasi hipertensi yang mungkin
terjadi:
1. Masalah pada pembuluh arteri, seperti aneurisma.
2. Masalah pada jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung, atau penyakit pada
jantung lainnya.
3. Stroke.
4. Masalah pada ginjal.
5. Kerusakan mata.
6. Demensia.
7. Disfungsi seksual.

E. Pencegahan Hipertensi
Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu:
1. Mencegah hipertensi dengan pola hidup sehat
a. Mengonsumsi makanan sehat.
b. Batasi asupan garam. 
c. Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan.
d. Berhenti merokok.
e. Berolahraga secara teratur.
f. Menjaga berat badan.
g. Mengurangi konsumsi minuman beralkohol

2. Mencegah hipertensi dengan medical checkup


3. Pencegahan hipertensi dengan tradisional
a. Bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat bai, yaitu dapat mengurangi
tekanan darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh
dari homosistein yang membuat bahan kimia bahaya. Penelitian telah
menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat
menyebabkan serangan jantung dan stroke.
b. Biji bunga matahari
Kandungan magnesiumnya yang snagat tinggi dan mengandung pitosterol, yang
dapat mengurangi kadar koleterol dalam tubuh. Koleterol tinggi merupakan
pemicu tekanan darah tinggi karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah. Tapi, pastikan mengkonsumsi kuaci tanpa garam.
c. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung
magnesium dan potassium. Potassium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan
darah tinggi
d. Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah
lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat
mencegah jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup
untuk meembantu mencegah tekanan darah tinggi.
e. Kedelai
Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan. Salah
satunya adalah menurunkan koleterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan
isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, untuk mengendalikan hipertensi


dapat dilakukan dengan cara PATUH, diantaranya:
1. Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
2. Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
3. Tetap diet dengan gizi seimbang
4. Upayakan aktivitas fisik dengan aman.
5. Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik

Anda mungkin juga menyukai