Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Di Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2007 dan 2013 prevalensi


hipertensi pada umur lebih dari 18 tahun cenderung meningkat setiap
propinsi di Indonesia (Muhadi, 2016). Sedangkan menurut data World
Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu milyar orang
di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara
berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang.

Prevalensi Hipertensi akan terus meningkat tajam dan diprediksi


pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena
Hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang
setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3
populasinya menderita hipertensi sehingga dapat menyebabkan
peningkatan beban biaya kesehatan (Depkes, 2017).

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan


tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah
yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit
jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol
dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak,
baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta
maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan
(Kemenkes RI).
Menurut The Joint National Committee VIII (JNC VIII),
berdasarkan tekanan darah sistolik ada empat klasifikasi tekanan darah
yaitu, normal (<120 mmHg), prehipertensi (120 – 139 mmHg), hipertensi
tahap I (140 – 159 mmHg), dan hipertensi tahap II (>= 160 mmHg)
(Kemenkes RI).

Pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2015


menunjukkan sebanyak 1,3 juta orang atau 0,8% peserta JKN mendapat
pelayanan untuk penyakit Katastropik, yang menghabiskan biaya sebanyak
13,6 triliun rupiah atau 23,9 % yang terdiri dari; Penyakit Jantung (11,59
%), Gagal Ginjal Kronik (4,71 %), Kanker (4,03 %), Stroke (1,95%),
Thalasemia (0,73%), Cirosis Hepatitis (0,42%), Leukemia (0,3%),
Haemofilia (0,16%) (Depkes, 2017).Jika diperhitungkan total biaya
seseorang yang terkena hipertensi bisa menyentuh angka Rp3.310.000 per
tahunnya tentu saja angka ini tidak dapat dikatanya kecil karena selain
biaya yang mahal menurut The Sevent Report of the Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure penderita hipertensi memiliki banyak risiko terhadap
penyakit berbahaya lainnya seperti stroke, penyakit ginjal, serangan
jantung, dan gagal jantung.

Selain itu, penyakit hipertensi dapat menurunkan kualitas hidup


pasien sehingga dapat menurunkan produktivitas (Dagobert, 2016) Markus
Mcgill dalam MedicalNewsToday Menerangkan ada bebarapa yang
menjadi faktor risiko hipertensi :
1) Umur; pada umumnya hipertensi diderita pada umur usia 60 tahun.
Semakin meningkatnya usia, kecenderungan meningkat tekanan darahnya.
2) etnis; beberapa etnis tertentu cenderung terjadi hipertensi,
3) Jenis kelamin; pada pria cenderung terjadi hipertensi pada usia muda,
sedangkan pada wanita hipertensi cenderung terjadi pada usia tua,
4) keadaan sakit tertentu, misalnya penyakit kardiovaskuler, gagal ginjal
kronis, dan tingginya kadar kolesterol.

Hal lain yang menjadi faktor risiko adalah kurangya aktivitas fisik,
konsumsi garam dan m akanan berlemak, diet rendah potassium, dan
penggunaan tembaco dan konsumsi alcohol. (Markus Mcgill, 2017)

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain:
1. Beban penyakit (angka kesakitan dan kematian) yang dari kasus
Hipertensi.
2. Faktor-faktor resiko yang menyebabkan terjangkitnya penyakit
Hipertensi.
3. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penyakit Hipertensi.
4. Keberhasilan program penanggulangan kasus Hipertensi

C. Tujuan studi kasus


1. Menjelaskan beban penyakit (kesakitan dan kematian) yang
ditimbulkan dari kasus hipertensi.
2. Menjelaskan faktor-faktor resiko yang menyebabkan terjangkitnya
penyakit hipertensi.
3. Menjelaskan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penyakit
hipertensi.
4. Mencontohkan keberhasilan program penanggulangan kasus
hipertensi yang telah dilakukan.
D. Manfaat studi kasus
1. Bagi masyarakat
Masyarakat mampu melakukan penanganan pada klien dengan
Hipertensi
2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Menambah pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu
keperawatan pada klien dengan Hipertensi
3. Bagi penulis untuk studi kasus lanjutan
a. Mendapatkan ilmu pengetahuan serta pengalaman dari
hasil aplikasi penelitian asuhan keperawatan pada klien
dengan Hipertensi
b. Sebagai acuan dalam penyusunan karya tulis ilmiah
yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada
klien dengan Hipertensi
Daftar pustaka

Depkes RI. Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya. Diakses


dari http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-
penderita-hipertensi-tidak-menyadarinya.html pada 8 November 2017
21.39 WIB.
McGill, Markus.2017.Hypertension: Causes, symptoms, and treatments. Diakses
dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/150109.php pada tanggal
8 November 2017 22.00 WIB.
Muhadi.2016. JNC 8: Evidence-based GuidelinePenanganan Pasien Hipertensi
Dewasa. Jakarta: Divisi Kardiologi Departemen Penyakit Dalam FKUI
diakses dari http://www.kalbemed.com/Portals/6/19_236Analisis-JNC
%208-Evidence-based%20 Guideline %20Penanganan%20Pasien
%20Hipertensi%20Dewasa.pdf pada 8 November 2017 9.45 WIB.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Hipertensi. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf pada tanggal 8
November 2017 20.05 WIB
Dagobert, Jery Grant. 2016. Menilik Biaya Hipertensi. Diakses dari
http://rubik.okezone.com/read/40482/menilik-biaya-hipertensi pada
tanggal 8 November 2017 22.13 WIB

Anda mungkin juga menyukai