Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya
terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang
peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi
dapat dikendalikan (Kemenkes RI).
Menurut The Joint National Committee VIII (JNC VIII), berdasarkan tekanan darah
sistolik ada empat klasifikasi tekanan darah yaitu, normal (<120 mmHg), prehipertensi
(120 – 139 mmHg), hipertensi tahap I (140 – 159 mmHg), dan hipertensi tahap II (>= 160
mmHg) (Kemenkes RI).
Di Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2007 dan 2013 prevalensi hipertensi pada
umur lebih dari 18 tahun cenderung meningkat setiap propinsi di Indonesia (Muhadi, 2016).
Sedangkan menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu
milyar orang di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara berkembang
yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi Hipertensi akan terus meningkat
tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena
Hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun,
dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita
hipertensi sehingga dapat menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan (Depkes,
2017).
Pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2015 menunjukkan
sebanyak 1,3 juta orang atau 0,8% peserta JKN mendapat pelayanan untuk penyakit
Katastropik, yang menghabiskan biaya sebanyak 13,6 triliun rupiah atau 23,9 % yang
terdiri dari; Penyakit Jantung (11,59 %), Gagal Ginjal Kronik (4,71 %), Kanker (4,03 %),
Stroke (1,95%), Thalasemia (0,73%), Cirosis Hepatitis (0,42%), Leukemia (0,3%),
Haemofilia (0,16%) (Depkes, 2017). Jika diperhitungkan total biaya seseorang yang
terkena hipertensi bisa menyentuh angka Rp3.310.000 per tahunnya tentu saja angka ini
tidak dapat dikatanya kecil karena selain biaya yang mahal menurut The Sevent Report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure penderita hipertensi memiliki banyak risiko terhadap penyakit berbahaya
lainnya seperti stroke, penyakit ginjal, serangan jantung, dan gagal jantung. Selain itu,
penyakit hipertensi dapat menurunkan kualitas hidup pasien sehingga dapat menurunkan
produktivitas (Dagobert, 2016)
Markus Mcgill dalam MedicalNewsToday Menerangkan ada bebarapa yang menjadi
faktor risiko hipertensi. 1) Umur; pada umumnya hipertensi diderita pada umur usia 60
tahun. Semakin meningkatnya usia, kecenderungan meningkat tekanan darahnya. 2) etnis;
beberapa etnis tertentu cenderung terjadi hipertensi, 3) Jenis kelamin; pada pria cenderung
terjadi hipertensi pada usia muda, sedangkan pada wanita hipertensi cenderung terjadi pada
usia tua, 4) keadaan sakit tertentu, misalnya penyakit kardiovaskuler, gagal ginjal kronis,
dan tingginya kadar kolesterol. Hal lain yang menjadi faktor risiko adalah kurangya
aktivitas fisik, konsumsi garam dan makanan berlemak, diet rendah potassium, dan
penggunaan tembaco dan konsumsi alcohol. (Markus Mcgill, 2017)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain:
1. Beban penyakit (angka kesakitan dan kematian) yang dari kasus Hipertensi.
2. Faktor-faktor resiko yang menyebabkan terjangkitnya penyakit Hipertensi.
3. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penyakit Hipertensi.
4. Keberhasilan program penanggulangan kasus Hipertensi
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan beban penyakit (kesakitan dan kematian) yang ditimbulkan dari kasus
hipertensi.
2. Menjelaskan faktor-faktor resiko yang menyebabkan terjangkitnya penyakit hipertensi.
3. Menjelaskan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penyakit hipertensi.
4. Mencontohkan keberhasilan program penanggulangan kasus hipertensi yang telah
dilakukan.
REFERENSI

Depkes RI. Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-penderita-
hipertensi-tidak-menyadarinya.html pada 8 November 2017 21.39 WIB.
McGill, Markus.2017. Hypertension: Causes, symptoms, and treatments. Diakses dari
https://www.medicalnewstoday.com/articles/150109.php pada tanggal 8 November
2017 22.00 WIB.
Muhadi.2016. JNC 8: Evidence-based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi Dewasa.
Jakarta: Divisi Kardiologi Departemen Penyakit Dalam FKUI diakses dari
http://www.kalbemed.com/Portals/6/19_236Analisis-JNC%208-Evidence-based%20
Guideline %20Penanganan%20Pasien%20Hipertensi%20Dewasa.pdf pada 8
November 2017 9.45 WIB.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Hipertensi. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hipertensi.pdf pada tanggal 8 November 2017 20.05 WIB
Dagobert, Jery Grant. 2016. Menilik Biaya Hipertensi. Diakses dari
http://rubik.okezone.com/read/40482/menilik-biaya-hipertensi pada tanggal 8
November 2017 22.13 WIB

Anda mungkin juga menyukai