Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS ASKEP HIPERTENSI

A. Asuhan Keperawatan Hipertensi Secara Teoritis


Menurut Wijayaningsih (2013, hal. 113) asuhan keperawatan pada klien Hipertensi dilaksanakan
melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari :
1. Pengkajian Teori Pada Hipertensi
Pengkajian keperawatan pada klien hipertensi dalam Askep LP Hipertensi dilakukan dengan cara
berikut, dan mendapatkan data-data sebagai berikut :

a. Aktivitas atau Istirahat


kelemahan, letih, nafas pendek, frekuensi jantung tinggi, takipne, perubahan irama jantung,.

b. Sirkulasi.
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit serebrovaskular, kenaikan tekanan darah, takikardia,
distritmia, kulit pucat, cianosis, diaforesis.

c. Integritas ego
Perubahan kepribadian, ansietas, depresi, atau marak kronik, gelisah, tangisan yang meledak,
gerak tangan empati, otot muka tegang, pernafasan maligna, peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi
Gangguan ginjal saat ini atau masa lalu seperti infeksi, obstruksi atau riwayat penyakit ginjal.

e. Makanan/cairan
Makanan yang disukai tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual dan muntah, perubahan
berat badan obesitas, adanya edema.

f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan, orientasi pola atau isi bicara
efek proses pikir, atau memori (ingatan), Respon motorik (penurunan kekuatan genggaman
tangan), perubahan retina optic.

g. Nyeri atau kenyamanan


Angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai klaudikasi, sakit kepala, nyeri abdomen

h. Pernapasan
Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noctural paroksisimal, riwayat merokok batuk dengan atau
tanpa sputum, distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas tambahan,
sianosis.

i. Prioritas Keperawatan
1) Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.
2) Mencegah komplikasi
3) Memberikan infomasi tentang proses proses atau prognosis dan program pengobatan.
4) Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi.

2. Diagnosa dan Intervensi keperawatan Pada Hipertensi


Diagnosa keperawatan yang timbul pada diagnosa keperawatan pasien dengan hipertensi dalam
LP Askep ini yang seharusnya di dapatkan menurut Wijayaningsih (2013. Hal 113) yaitu :

a. Nyeri atau sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
c. Gangguan perubahan pola nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
berlebihan kebutuhan metabolik.
d. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload dan
vasokontriksi.

3. Intervensi keperawatan Pada Kasus LP Askep Hipertensi


Intervensi Askep yang direncanaka pada pasien dengan hipertensi berdasarkan diagnosa
keperawatan menurut Wijayanigsih (2013. Hal 113) adalah sebagai berikut:
Diagnosa Perencanaan Rasional

Nyeri atau sakit kepala 1. Mempertahankan tirah baring 1. Meminimalkan


berhubungan dengan selama fase akut. stimulasi/meningkatkan
peningkatan tekanan relaksasi.
vascular serebral 2. Tindakan yang menurunkan
2. Berikan tindakan nonfarmakologi tekanan vaskuler serebral dan
untuk menghilangkan sakit kepala yang memperlambat.
(kompres dingin dan tehnik
relaksasi
3. Minimalkan aktivitas vasokontriksi
yang dapat meningkatkan sakit
kepala (mengejan saat BAB, batuk 3. Aktivitas yang meningkatkan
dan membungkuk). vasokontriksi menyebabkan
4. Kolaborasi dengan tim dokter sakit kepala.
pemberian analgesik.

4. Menurunkan atau mengontrol


nyeri dan menurunkan rangsang
sistem saraf simpatis.
Intoleransi aktivitas 1. kaji respon pasien terhadap 1. Menyebutkan parameter
berhubungan dengan aktivitas. membantu dalam mengkaji
kelemahan fisik respon fisiologi terhadap stress
aktivitas dan bila ada
merupakan indicator dari
kelebihan kerja yang berkaitan
dengan tingkat aktivitas.
2. Tehnik menghemat energy
2. Instruksikan pasien tentang tekhnik mengurangi penggunaan energy,
penghematan energi (duduk saat juga membatu keseimbangan
gosok gigi, atau menyisir rambu) antara suplai dan kebutuhan
dan melakukan aktivitas dengan oksigen.
perlahan.
3. Dorongan untuk melakukan 3. Kemajuan aktivitas bertahap
aktivitas atau perawatan diri mencegah penningkatan kerja
bertahap, berikan bantuan sesuai jantung tiba-tiba. Memberikan
kebutuhan. bantuan hanya kebutuhan akan
mendorong kemandirian dalam
melakukan aktivitas
Diagnosa Perencanaan Rasional

Gangguanperubahan pola1. Kaji pemahaman pasien tentang 1. Kegemukan adalah resiko


nutrisi lebih dari hubungan antara hipertensi dan tambahan pada tekana darah
kebutuhan tubuh kegemukan. tinggikarena disproporsi antara
berhubungan dengan kapasitas aorta dan peningkatan
masukan berlebihan massa tubuh.
kebutuhan metabolik 2. Bicarakan tentang pentingnya 2. Kesalahan kebiasaan makan
menurnkan masukan kalori dan menunjang terjadinya atero
batasi lemak, garam, gula sesuai sklerosis dan kegemukan, yang
indikasi. merupakan predisposisi untuk
hipertensi dan komplikasinya.
3. Motivasi untuk penurunan berat
3. Tetapkan keinginan pasien badan adalah internal. Individu
menurunkan berat badan. harus berkeinginan untuk
menurunkan berat badan, bila
tidak maka program sama sekali
tidak berhasil.
4. Mengidentifikasi kekuatan atau
kelemahan dalam program diit
4. Kaji ulang masukan kalori harian terakhir, membantu menentukan
dan pilihan diet. kebutuhan individu untuk
penyesuaian atau penyuluhan
5. Memberikan konseling dan
bantuan dnegan memenuhi
kebutuhan diet individual.

5. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai


indikasi.
Risiko tinggi terhadap 1. Pantau tekanan darah untuk 1. Perbandingan dari tekanan
penurunan curah jantung evaluasi awal. memberikan gambaran yang
berhubungan dengan lebih lengkap tentang
peningkatan afterload keterlibatan/bidang masalah
dan vasokontriksi vascular.
2. Catat keberadaan, kualitas 2. Denyutan karotis, jugularis,
denyutan sentral dan perifer. radialis dan femoralis mungkin
teramati/terpalpasi.
3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi3. S4 terdengar pada pasien
nafas. hipertensi berat krena ada
hipertropi atrium (penigkatan
volume atau tekanan atrium),
perkembangan S3 menunjukkan
hipertropi ventrikel atau
kerusakan fungsi
4. Membantu untuk menurunkan
rangsang simpatis.
4. Berikan lingkungan tenang, 5. Membantu menurunkan
nyaman, kurang aktivitas/keributan rangsang simpatis dan
lingkungan. meningkatkan relaksasi.
5. Berikan lingkungan yang tenang,
nyaman, kurangi aktivitas atau
keributan dan batasi jumlha
pengunjung dan lamanya tinggal.

4. Implementasi Pada klien dengan Hipertensi


Menurut Carpenito (2009, hal 57). komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup
penerapan keterampilan yang diperlukan untuk mengimplentasikan intervensi keperawatan.
Keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk implementasi biasanya berfokus pada

a. Melakukan aktivitas untuk klien atau membantu klien.


b. Melakukan pengkajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah baru atau memantau status
masalah yang telah ada
c. Memberi pendidikan kesehatan untuk membantu klien mendapatkan pengetahuan yang baru
tentang kesehatannya atau penatalaksanaan gangguan.
d. Membantu klien membuat keputusan tentang layanan kesehatannya sendiri
e. Berkonsultasi dan membuat rujukan pada profesi kesehatan lainnya untuk mendapatkan
pengarahan yang tepat.
f. Memberi tindakan yang spesifik untuk menghilangkan, mengurangi, atau menyelesaikan masalah
kesehatan.
g. Membantu klien melakukan aktivitasnya sendiri
h. Membantu klien mengidentifikasi risiko atau masalah dan menggali pilihan yang tersedia.

5. Evaluasi Pada Pasien Dengan Hipertensi


Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan
evaluasi perawat harusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respons
terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang
dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil
(Hidayat, 2008. hal; 124).

Anda mungkin juga menyukai