Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS ASKEP HIPERTENSI

A. Asuhan Keperawatan Hipertensi Secara Teoritis


Menurut Wijayaningsih (2013, hal. 113) asuhan keperawatan pada klien Hipertensi
dilaksanakan melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari :
1. Pengkajian Teori Pada Hipertensi
Pengkajian keperawatan pada klien hipertensi dalam Askep LP Hipertensi dilakukan dengan
cara berikut, dan mendapatkan data-data sebagai berikut :

a. Aktivitas atau Istirahat


kelemahan, letih, nafas pendek, frekuensi jantung tinggi, takipne, perubahan irama jantung,.

b. Sirkulasi.
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit serebrovaskular, kenaikan tekanan darah,
takikardia, distritmia, kulit pucat, cianosis, diaforesis.

c. Integritas ego
Perubahan kepribadian, ansietas, depresi, atau marak kronik, gelisah, tangisan yang meledak,
gerak tangan empati, otot muka tegang, pernafasan maligna, peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi
Gangguan ginjal saat ini atau masa lalu seperti infeksi, obstruksi atau riwayat penyakit ginjal.

e. Makanan/cairan
Makanan yang disukai tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual dan muntah,
perubahan berat badan obesitas, adanya edema.

f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan, orientasi pola atau isi
bicara efek proses pikir, atau memori (ingatan), Respon motorik (penurunan kekuatan
genggaman tangan), perubahan retina optic.

g. Nyeri atau kenyamanan


Angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai klaudikasi, sakit kepala, nyeri abdomen

h. Pernapasan
Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noctural paroksisimal, riwayat merokok batuk dengan
atau tanpa sputum, distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas
tambahan, sianosis.

i. Prioritas Keperawatan
1) Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.
2) Mencegah komplikasi
3) Memberikan infomasi tentang proses proses atau prognosis dan program pengobatan.
4) Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi.

2. Diagnosa dan Intervensi keperawatan Pada Hipertensi


Diagnosa keperawatan yang timbul pada diagnosa keperawatan pasien dengan hipertensi
dalam LP Askep ini yang seharusnya di dapatkan menurut Wijayaningsih (2013. Hal 113)
yaitu :
a. Nyeri atau sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
c. Gangguan perubahan pola nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
berlebihan kebutuhan metabolik.
d. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload
dan vasokontriksi.

3. Intervensi keperawatan Pada Kasus LP Askep Hipertensi


Intervensi Askep yang direncanaka pada pasien dengan hipertensi berdasarkan diagnosa
keperawatan menurut Wijayanigsih (2013. Hal 113) adalah sebagai berikut:
Diagnosa Perencanaan Rasional
Nyeri atau 1. Mempertahankan tirah baring 1. Meminimalkan
sakit kepala selama fase akut. stimulasi/meningkatkan
berhubungan relaksasi.
dengan 2. Berikan tindakan nonfarmakologi 2. Tindakan yang menurunkan
peningkatan untuk menghilangkan sakit kepala tekanan vaskuler serebral dan
tekanan (kompres dingin dan tehnik yang memperlambat.
vascular relaksasi
serebral 3. Minimalkan aktivitas vasokontriksi
yang dapat meningkatkan sakit 3. Aktivitas yang meningkatkan
kepala (mengejan saat BAB, batuk vasokontriksi menyebabkan
dan membungkuk). sakit kepala.
4. Kolaborasi dengan tim dokter
pemberian analgesik.
4. Menurunkan atau mengontrol
nyeri dan menurunkan rangsang
sistem saraf simpatis.
Intoleransi 1. kaji respon pasien terhadap 1. Menyebutkan parameter
aktivitas aktivitas. membantu dalam mengkaji
berhubungan respon fisiologi terhadap stress
dengan aktivitas dan bila ada
kelemahan merupakan indicator dari
fisik kelebihan kerja yang berkaitan
dengan tingkat aktivitas.
2. Tehnik menghemat energy
mengurangi penggunaan energy,
2. Instruksikan pasien tentang tekhnik juga membatu keseimbangan
penghematan energi (duduk saat antara suplai dan kebutuhan
gosok gigi, atau menyisir rambu) oksigen.
dan melakukan aktivitas dengan
perlahan. 3. Kemajuan aktivitas bertahap
3. Dorongan untuk melakukan mencegah penningkatan kerja
aktivitas atau perawatan diri jantung tiba-tiba. Memberikan
bertahap, berikan bantuan sesuai bantuan hanya kebutuhan akan
kebutuhan. mendorong kemandirian dalam
melakukan aktivitas
Gangguan 1. Kaji pemahaman pasien tentang 1. Kegemukan adalah resiko
perubahan hubungan antara hipertensi dan tambahan pada tekana darah
pola nutrisi kegemukan. tinggikarena disproporsi antara
lebih dari kapasitas aorta dan peningkatan
kebutuhan massa tubuh.
tubuh 2. Bicarakan tentang pentingnya 2. Kesalahan kebiasaan makan
berhubungan menurnkan masukan kalori dan menunjang terjadinya atero
dengan batasi lemak, garam, gula sesuai sklerosis dan kegemukan, yang
Diagnosa Perencanaan Rasional
masukan indikasi. merupakan predisposisi untuk
berlebihan hipertensi dan komplikasinya.
kebutuhan 3. Motivasi untuk penurunan berat
metabolik 3. Tetapkan keinginan pasien badan adalah internal. Individu
menurunkan berat badan. harus berkeinginan untuk
menurunkan berat badan, bila
tidak maka program sama sekali
tidak berhasil.
4. Mengidentifikasi kekuatan atau
kelemahan dalam program diit
terakhir, membantu menentukan
4. Kaji ulang masukan kalori harian kebutuhan individu untuk
dan pilihan diet. penyesuaian atau penyuluhan
5. Memberikan konseling dan
bantuan dnegan memenuhi
kebutuhan diet individual.

5. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai


indikasi.
Risiko tinggi 1. Pantau tekanan darah untuk 1. Perbandingan dari tekanan
terhadap evaluasi awal. memberikan gambaran yang
penurunan lebih lengkap tentang
curah jantung keterlibatan/bidang masalah
berhubungan vascular.
dengan 2. Denyutan karotis, jugularis,
peningkatan 2. Catat keberadaan, kualitas radialis dan femoralis mungkin
afterload dan denyutan sentral dan perifer. teramati/terpalpasi.
vasokontriksi 3. S4 terdengar pada pasien
3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi hipertensi berat krena ada
nafas. hipertropi atrium (penigkatan
volume atau tekanan atrium),
perkembangan S3 menunjukkan
hipertropi ventrikel atau
kerusakan fungsi
4. Membantu untuk menurunkan
rangsang simpatis.
5. Membantu menurunkan
rangsang simpatis dan
4. Berikan lingkungan tenang, meningkatkan relaksasi.
nyaman, kurang aktivitas/keributan
lingkungan.
5. Berikan lingkungan yang tenang,
nyaman, kurangi aktivitas atau
keributan dan batasi jumlha
pengunjung dan lamanya tinggal.

4. Implementasi Pada klien dengan Hipertensi


Menurut Carpenito (2009, hal 57). komponen implementasi dalam proses keperawatan
mencakup penerapan keterampilan yang diperlukan untuk mengimplentasikan intervensi
keperawatan. Keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk implementasi biasanya
berfokus pada

a. Melakukan aktivitas untuk klien atau membantu klien.


b. Melakukan pengkajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah baru atau memantau
status masalah yang telah ada
c. Memberi pendidikan kesehatan untuk membantu klien mendapatkan pengetahuan yang baru
tentang kesehatannya atau penatalaksanaan gangguan.
d. Membantu klien membuat keputusan tentang layanan kesehatannya sendiri
e. Berkonsultasi dan membuat rujukan pada profesi kesehatan lainnya untuk mendapatkan
pengarahan yang tepat.
f. Memberi tindakan yang spesifik untuk menghilangkan, mengurangi, atau menyelesaikan
masalah kesehatan.
g. Membantu klien melakukan aktivitasnya sendiri
h. Membantu klien mengidentifikasi risiko atau masalah dan menggali pilihan yang tersedia.

5. Evaluasi Pada Pasien Dengan Hipertensi


Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam
melakukan evaluasi perawat harusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
memahami respons terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan
kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan
keperawatan pada kriteria hasil (Hidayat, 2008. hal; 124).

A. Laporan (LP) Pengkajian Askep Pada Pasien Hipertensi


1. Biodata
Nama Ny. T, tempat tinggal Blang Gurah, umur 60 tahun, jenis kelamin perempuan,
pekerjaan petani, suku bangsa Aceh, bahasa utama bahasa Aceh, sumber data klien, jam
pencacatan 08.30 wib.
keluarga yang bertanggung jawab : Tn. D, hubungan dengan klien Anak kandung klien. umur
31 tahun, pekerjaan wiraswasta.

2. Data riwayat masuk


Keluhan masuk :
Tanggal masuk 29 April 2016 pada jam 15.30 Wib tiba di RS dibawa dengan mobil sewa,
BB: 57 kg, TB: 163 cm, tekanan darah 160/90mmHg, temp 370C, RR 18 kali permenit, pols
94 kali permenit.
Keluhan utama : kepalanya nyeri, jantungnya berdebar-debar.
Riwayat keluhan :
Data tanggal 30 April 2014: Klien mengatakan merasa kaku kuduk pada pagi dan malam hari
dan juga merasa sakit kepala dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang), jantungnya terasa berdebar-
debar dan mudah lelah apabila beraktivitas, sehingga mengakibatkan klien merasa seperti
mau jatuh ketika klien berjalan tidak dengan dibantu oleh orang lain, nafsu makan klien
menurun setelah beberapa hari mengalami pusing-pusing dan kaku kuduk yang dialaminya.

3. Alergi dan reaksi


Klien mengatakan tidak ada alergi dengan makanan maupun obat-obatan yang pernah
diminum atau dimakan.

4. Obat/pengobatan
Sebelumnya klien sudah berobat di puskesmas namun tidak ada perubahan maka pada
tanggal 29 April 2014 klien dibawa ke Rumah Sakit Palang Merah Indonesia. Dan klien
mendapat obat dari puskesmas sebelum dibawa ke rumah sakit, nama obatnya : captrofil
dosis 2x1 (25 mg), antacid syrup dosis 3x1, vitamin B comp dosis 3x1 dan cara mendapat
obat tersebut melalui resep dokter di puskesmas.

5. Riwayat penyakit
Klien mengatakan bahwa mempunyai riwayat penyakit darah tinggi semenjak klien berusia
45 tahun.
Klien mengatakan sebelumnya pernah ada anggota keluarga yang yang mempunyai riwayat
hipertensi seperti klien yaitu ayah Ny. T, namun ayah klien sudah meninggal.

Genogram Keluarga Pasien Ny.T dengan Hipertensi menunjukkan Tidak Ada Anggota
keluarga yang pernah menderita masalah darah tinggi atau hipertensi :

6. Alat perlengkapan/bantuan yang digunakan special


Klien tidak menggunakan alat bantu seperti kursi roda, kaca mata, gigi palsu, lensa kontak,
atau alat bantu dengar dan lain-lain.

7. Riwayat psikososial
Sehubungan dengan penyakitnya klien tidak mengalami stress yang serius. Klien
menganggap ini sudah kehendak yang kuasa, mekanisme koping klien dengan selalu berdoa
agar cepat sembuh dan klien memiliki support system dari keluarga yang selalu menemui dan
menemani klien, mendukung dan memberi motivasi pada klien agar cepat sembuh klien tidak
merasa cemas, klien tidak merokok, mengkonsumsi alkohol dan NAPZA, karena klien
beragama islam dan itu merupakan pantangan dari agama.

8. Neurologis
Orientasi : selama dirawat di Rumah Sakit klien masih mengenal orang-orang di sekeliling
dan keluarganya maupun perawat, beserta orang yang datang mengunjunginya dan klien
mengetahui sedikit tentang dimana ia dirawat. Pergantian siang dan malam, klien kelihatan
sedikit tenang terhadap tindakan yang diberikan oleh perawat dan dokter. Kenyamanan: klien
mengatakan nyeri kepala dengan skala nyeri 6, ekspresi wajah merigis menahan rasa sakit
dan tampak sering memegang kepalanya Kesadaran : compos mentis (sadar), pupil : isokor,
ada reaksi (simetris kiri dengan kanan baik), kekuatan ekstremitas : sama. Bicara jelas (klien
bisa berkomunikasi dengan baik), sensori : kesemutan, persepsi : penglihatan jelas baik mata
kiri maupun mata kanan, pendengaran masih dapat mendengar dengan jelas baik telinga kiri
maupun telinga kanan.

9. Respirasi
Pola nafas : nafas datar dan tetap, dengan frekuensi pernafasan 18 kali permenit suara
pernafasan bersih, taktil fremitus normal, sekresi dan batuk tidak ada.

10. Kardiovaskuler
Klien mengatakan jantungnya berdebar-debar, kadang kadang merasa sedikit nyeri pada dada
sebelah kiri, tekanan darah : 160/90 mmHg, Pols : Apical Rate 94x/menit, regular (teratur)
dengan nadi radial tangan kiri 94x/menit, pada palpasi didapatkan adanya oedema pada
perifer (jari tangan) dan perfusi kulit tampak kering.

11. Gastrointestinal
Mukosa mulut : kering, suara usus : normal (5x/menit), kemampuan menelan baik (nomal)
BAB satu kali sehari dengan karakter lunak, BAB terakhir 30 April 2014 jam 07.00 Wib dan
tidak ditemukan adanya konstipasi.
12. Genitourinarius
Kebiasaan BAK biasanya 4 kali sehari dengan warna kuning keruh dan selama dirawat di
rumah sakit kebiasaan BAK tidak berubah.

13. Self Care


Selama klien dirawat di rumah sakit/selama sakit tidak semua kebutuhan klien dibantu, hanya
berjalan, eliminasi dan mandi saja yang dibantu oleh keluarga dan perawat, selebihnya klien
dapat melakukan sendiri seperti makan dan minum.

14. Nutrisi
Penampilan secara umum klien kurus, nafsu makan selama sakit jadi menurun, porsi yang
disediakan hanya 1/3 bagian dihabiskan sehingga dalam 6 bulan terakhir klien mengalami
penurunan berat badan kurang lebih 3 kg (60 kg menjadi 57 kg). Adapun diit yang diberikan
selama klien dirawat dirumah sakit yaitu diit MB (rendah garam) dengan pola makan 3 kali
perhari dan klien mampu makan sendiri.

15. Pengkajian kulit


Tampilan secara umum warna kulit tampak pucat, dengan kelemababan kering, temperature
hangat (370C) dan tekstur kulit tampak kasar.
Pengkajian bahaya tekanan resiko dekubitus

Status mental : sadar/siaga (1), Continence (BAB/miksi) kotrol sepenuhnya (1), Mobilitas :
sedikit terbatas (2), Activitas : dapat berjalan dengan bantuan orang lain (2), Nutrisi : kurang
(3), Total score : 9 (Sembilan), Penjelasan potensial tidak akan terjadi dekubitus.

16. Muskulo Skeletal


ROM ekstremitas normal (kiri dan kanan), adanya kelemahan, tidak ada pembengkakan pada
sendi dan skala kekuatan 4.

17. Pendidikan/Rencana Pulang


Klien mengatakan ia sakit karena darah tinggi. Klien dan keluarga mengatakan butuh
informasi tentang pengobatan dan cara perawatan saat dirumah. Anggota keluarga yang
disukai klien untuk merawatnya adalah anak laki-lakinya. Klien berharap secepatnya sembuh
dan bisa segera pulang. Klien mengatakan sepertinya memerlukan bantuan setelah pulang
kerumah nantinya. Klien memiliki anggota keluarga yang cakap/mampu dan bersedia
membantu klien setelah pulang yaitu anak laki-laki klien.

Catatan Cerita (Narative Notes)


Data Subjektif
Klien mengatakan nyeri kepala dan kaku kuduk, jantung terasa berdebar-debar, kadang-
kadang nyeri akut pada dada sebelah kiri, terasa lemah, tidak nafsu makan, pusing, kalau
berjalan terasa mau jatuh.
Data Objektif
Keadaan umum klien lemah, skala nyeri kepala 6 (sedang), kaku kuduk, wajah tampak
meringis, penampilan kurus, klien gelisah dengan keluhan rasa sakit, klien bedrest di tempat
tidur, sebagian aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat. Berat badan saat ini 57 kg dan
Tinggi Badan 163 cm, vital sign: tekanan darah 160/90 mmHg, pols 94x/menit, respirasi rate
18x/menit, temperatur 370C dan porsi makan yang disediakan 1/3 bagian dihabiskan.
Pengkajian/Pemeriksaan Diagnosti Khusus.

Data Laboratorium Klien Hipertensi


Pemeriksaan Hemoglobin : 13,5 dl (Normal : 12-16 g/dl), Eritrosit : 4,2 (Normal : 3,9-
4,6x103/µi), Leukosit : 5,3 (normal : 4,5 -11x103/ µi), fungsi ginjal, Ureum : 33,2 (Normal :
10-50 mg/dl), serum kreatinin : 1,10 (normal : 0,6-0,9 mg/dl), asam urat : 4,8 (normal : 2,4 -
5,7 mg/dl), LED : 65 (Normal Pr : 0-20), Hematokrit 39,3 (normal 150-450), MCV : 95,4
(normal 81-99), MCH : 32,8 (normal : 27-31), MCHC : 37,7 (normal 33-37).

Pola Kebiasaan Hidup dan Gaya Hidup


Pola makan/Minum : klien makan normal 3x/hari, tapi diitnya tidak dihabiskan. Pola isturahat
: selama sakit klien beristirahat total. Pola aktivitas : selama sakit klien dibantu oleh keluarga
dan perawat.

Penatalaksanaan Medis/Terapi
IVFD. Ringer Laktat 20 tetes/menit, obat injeksi : Ranitidin 2 ml /8 jam, metoclophamine 2
ml /8jam. Obat oral : Tilidon 10 mg/8 Jam, Vitamin B. Complek tablet dengan dosis 3 kali
sehari, antacid syrup dengan dosis 5 ml/8 jam, captropil tablet 25 mg/8 jam.

B. Laporan Diagnosa keperawatan Hipertensi


1. Analisa Data Hipertensi
a. Data Subjektif : klien mengeluh nyeri kepala dan kaku kuduk, juga merasa pusing. Data
Objektif : skala nyeri kepala dan nyeri kuduk 6, klien tampak memegang kepala dan
kuduknya, wajah tampak meringis menahan nyeri, vital sign TD : 160/90 mmHg, Pols :
94x/menit, RR : 18x/menit, temperature 370C. Masalah : Nyeri akut/sakit kepala. Penyebab
: Peningkatan tekanan vaskuler serebral.

b. Data Subjektif : Klien mengatakan jantung berdebar-debar, pusing-pusing, dan sedikit nyeri
pada dada sebelah kiri. Data Objektif : TD : 160/90 mmHg, Pols : 84x/menit, RR :
18x/menit, temperature 370C, kulit tampak pucat, klien tampak gelisah. Masalah : Penurunan
curah jantung. Penyebab : Peningkatan tekanan darah.

c. Data Subjektif : klien mengatakan tidak nafsu makan. Data Objektif : penampilan kurus,
porsi makan yang di berikan 1/3 bagian dihabiskan, berat badan 57 kg, tinggi badan 163 cm.
Masalah : Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh. Penyebab : Anoreksia.

d. Data subjektif : klien mengatakan lemah kalau berjalan terasa mau jatuh dan pusing kepala.
Data objektif : klien bedrest di tempat tidur, sebagian besar aktifitas dibantu oleh keluarga
dan perawat, keadaan umum klien lemah, ketergantungan 4, TD : 160/90 mmHg, Pols :
84x/menit, RR : 18x/menit, temperature 370C. Masalah : Intoleransi aktivitas. Penyebab:
kelelahan umum.

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan Pada Hipertensi


a. Nyeri akut, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
b. Penurunan curah jantung berhubungan peningkatan tekanan darah.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan umum.

C. Rencana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi


1. Nyeri akut, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Ditandai dengan skala nyeri 6, klien tampak meringis dan pucat, TTV : TD : 160/90 mmHg,
Pols : 84x/menit, RR : 18x/menit, Temp. 370C. tujuan : Nyeri yang dirasakan klien
berkurang. Kriteria Hasil : Ekspresi wajah klien tenang.
Intervensi : Pertahankan tirah baring selama fase akut. Rasional : meminimalkan
stimulasi/meningkatkan relaksasi. Intervensi : Alihkan perhatian klien pada hal-hal yang
menyenangkan dengan cara mengajak bercerita. Rasional : dengan bercerita dapat
mengurangi rasa nyeri klien. Intervensi : lokasi nyeri, lamanya nyeri. Rasional : dengan
mengenali lokasi nyeri, lamanya nyeri sedini mungkin akan dapat memudahkan dalam
memberikan tindakan. Intervensi : Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
analgesic sesuai kebutuhan pasien. Rasional : menurunkan/mengontrol nyeri dan
menurunkan rangsang system saraf sipatis. Intervensi : Anjurkan anggota keluarga untuk
melakukan pijat punggung. Rasional : menimbulkan rasa nyaman pada klien.

2. Penurunan curah jantung berhubungan Peningkatan tekanan darah, nyeri akut dada kiri
dengan skala 4. Ditandai dengan klien tampak pucat, TTV : TD 160/90 mmHg, Pols :
84x/menit, temp 370C. tujuan : Beban kerja jantung klien kembali normal. Krteria Hasil :
Pnatau tekanan darah dan ukur pada kedua tangan. Intervensi : perbandingan dan tekanan
memberikan gambaran yang lebih lengkap kelembaban suhu. Rasional : adanya pucat,
dingin, kulit lembab mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan penurunan
curah jantung. Intervensi : ciptakan lingkungan yang tenang, nyaman. Rasional : membantu
untuk menurunkan rangsang simpatis, meningkatkan simpatis, meningkatkan relaksasi.
Intervensi : pembatasan aktivitas seperti istirahat di tempat tidur/kursi. Rasional :
menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan
penyakit hipertensi. Intervensi : berikan obat minum Captropil sesuai kebutuhan klien.
Rasional : dapat menstabilkan tekanan darah. Intervensi : Lakukan kompres hangat pada
jaringan yang ada oedema. Rasional : dapat merangsang sirkulasi darah.

3. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. Ditandai
dengan : Klien tampak kurus, nafsu makan kurang, diet yang disediakan hnaya 1/3 bagian
dihabsikan. Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan, porsi makanan yang disediakan
dapat dihabiskan. Intervensi : Berikan diit MB (makanan biasa) rendah garam. Rasional :
kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intravaskuler dan dapat merusak
ginjal yang lebih memperburuk hipertensi. Intervensi : anjurkan perawatan oral sebelum
makan. Intervensi : Timbang berat badan setiap hari. Rasional : agar setiap porsi
dihabiskan. Intervensi : Temani klien tetap makan. Rasional : klien dapat termotivasi untuk
menghabiskan porsi makanan yang disajikan.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai kebutuhan


oksigen dan kelelahan umum. Ditandai dengan : keadaan umum lemah, aktivitas dibantu,
skala otot 4. Tujuan : klien mampu melakukan aktivitas kembali. Kriteria Hasil : keadaan
umum klien membaik, skala otot 5, klien mampu melakukan aktivitas sendiri tanpa dibantu
oleh keluarga/perawat. Intervensi : bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rasional : agar kebutuhan klien dapat terpenuhi. Intervensi : berkan dorongan untuk
melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat di toleransi. Rasional : kemajuan
aktivitas bertahap dapat mencegah peningkatan kerja tiba-tiba. Intervensi : instruksikan
pasien tentang tehnik penghematan energy. Rasional : tehnik menghemat energy mengurangi
penggunaan energy, juga membentu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

D. Pelaksanaan dan Evaluasi Pada Klien Hipertensi


1. Implementasi Laporan
a. Nyeri, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Implementasi 09.00 Wib mempertahankan tirah baring ditempat tidur, mengalihkan klien
pada hal-hal yang menyenangkan dengan cara mengajak bercerita untuk meminimalkan
nyeri, menkaji skala nyeri, membantu memberi obat, menganjurkan pada keluarga melakukan
pijat pada pasien.
Evaluasi
Subjektif: Klien mengatakan kepalanya masih nyeri dan kaku kuduk. Objektif : Wajah klien
tampak mengkerut, klien memegang kepala dan kuduk, skala nyeri 6, tanda-tanda vital TD :
160/90 mmHg, pols : 84 x/menit, RR : 18 x/menit, Temp : 370C. Analisa : masalah belum
teratasi. Planning : intervensi dilanjutkan.
b. Penurunan curah jantung berhubungan Peningkatan tekanan darah, nyeri akut dada kiri
dengan skala 4.
Implementasi 10.00 Wib memantau dan memeriksa tanda-tanda vital, mengamati warna
kulit, kelembaban kulit, menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, mempertahankan
pembatasan aktivitas yang tenang dan nyaman, membantu memberikan obat minum sesuai
kebutuha klien, lakukan kompres hangat pada jaringan yang oedema.
Evaluasi
Subjektif : Klien mengatakan jantungnya masih berdebar-debar dan pusing-pusing, kadang
kadang nyeri pada dada sebelah kiri Objektif : Tanda-tanda vital TD 160/90 mmHg, pols :
84x/menit, temp. 370C, klien tampak pucat, skala nyeri dada 4. Analisa : Masalah belum
teratasi. Planning: tindakan dilanjutkan.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan mual.
Implementasi 11.00 Wib memberikan diit MB (rendah garam), menimbang berat badan,
menganjurkan perawatan oral sebelum makan, menganjurkan agar klien sering makan walau
dalam porsi kecil.
Evaluasi
Subjektif : Klien mengatakan sudah ada nafsu makan. Objektif : Penampilan umum klien
tampak sedang, porsi makanan yang disediakan dihabiskan, BB : 58 kg TB: 163 cm. Analisa
: masalah teratasi sebagian. Planning: intervensi dipertahankan.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai kebutuhan
oksigen dan kelemahan umum.
Implementasi 12.00 Wib membantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari, memberikan
dorongan untuk melakukan aktivitas perawatan diri bertahap, menginstruksikan kepada
pasien tentang tehnik penghematan energy, misal duduk saat menyisir rambut.
Evaluasi
Subjektif : Klien mengatakan masih lemah dan terasa jatuh kalau berjalan. Objektif : Klien
tampak lemah, skala kekeuatan otot 4, klien tampak di tempat tidur, sebagian aktivitas klien
dibantu keluarga dan perawat, Tanda-tanda vital TD 160/90 mmHg, pols : 84x/menit, temp.
370C. Analisa : masalah belum teratasi. Planning: Tindakan dilanjutkan.

2. Implementasi Laporan Hari Kedua


a. Nyeri, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Implementasi 08.00 wib mempertahankan tirah baring, menkaji skala nyeri lokasi nyeri dan
intensitas nyeri, memberi obat sesuai dengan indikasi, menganjurkan pada keluarga
melakukan pijat punggung pada klien sesuai dengan kenyaman klien.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan nyeri kepelanya dan kaku kuduknya sudah agak berkurang.
Objektif : wajah klien tampak mengkerut, klien masih memegang kepala dan kuduk, skala
nyeri 4, tanda-tnada vital TD : 140/90 mmHg, pols : 84 x/menit, RR : 18x/menit, temperatur :
370C. Analisa : masalah sebagian teratasi. Planning: tindakan dilanjutkan.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
Implementasi 09.00 wib memantau dan memeriksa tanda-tanda vital, mengamati warna
kulit, kelembaban kulit, menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, mempertahankan
pembatasan aktivitas yang tenang dan nyaman, membantu memberikan obat minum sesuai
kebutuha klien, lakukan kompres hangat pada jaringan yang oedema.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan jantungnya sudah berkurang berdebar-debar dan pusingnya juga
sudah berkurang. Objektif : tanda-tanda vital 140/90 mmHg, pols : 84 x/menit, RR :
18x/menit, temp : 370C, klien tampak segar, skala nyeri 3 (nyeri ringan) Analisa : masalah
sebagin teratasi. Planning: intervensi dilanjutkan.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
Implementasi 10.00 wib membantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari, memberikan
dorongan untuk melakukan aktivitas perawatan diri bertahap, menginstruksikan kepada
pasien tentang tehnik penghematan energy, misal duduk saat menyisir rambut.
Evaluasi
Subjektif : Klien mengatakan sudah agak kuat tapi masih belum sanggp berjalan. Objektif :
Klien tampak agak kuat, klien tampak bedrest di tempat tidur namun dapat bangun jika
dimintakan untuk bangun, tanda-tanda vital 140/90 mmHg, pols : 84 x/menit, RR :
18x/menit, temperatur : 370C, aktivitas klien tampak tidak sepenuhnya lagi dibantu keluarga
dan perawat. Analisa : Masalah sebagian teratasi. Planning: intervensi dilanjutkan.

3. Implementasi Laporan Hari Ketiga


a. Nyeri, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Implementasi 08.00 wib Menkaji skala nyeri lokasi nyeri dan intensitas nyeri, memberikan
analgesik sesuai dengan indikasi, menganjurkan pada keluarga melakukan pijat punggung
pada klien sesuai dengan kenyaman klien.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan nyeri kepalanya dan kaku kuduknya sudah agak berkurang.
Objektif : wajah klien masih tampak mengkerut ketika diajak berbicara, klien masih
memegang kepala dan kuduk, skala nyeri 2, tanda-tnada vital TD : 140/90 mmHg, pols : 80
x/menit, RR : 18x/menit, temperatur : 370C. Analisa : masalah sebagian teratasi. Planning:
tindakan dilanjutkan.

b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan peningkatan tekanan darah


Implementasi 09.00 wib memantau dan memeriksa tanda-tanda vital, mengamati warna
kulit, kelembaban kulit, menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, mempertahankan
pembatasan aktivitas yang tenang dan nyaman, membantu memberikan obat minum sesuai
kebutuha klien, lakukan kompres hangat pada jaringan yang oedema.
Evaluasi
Subjektif : klien mengatakan jantungnya sudah berkurang berdeba-debar dan pusingnya juga
sudah berkurang. Objektif : tanda-tanda vital 130/90 mmHg, pols : 80 x/menit, RR :
18x/menit, temperatur : 370C, klien tampak segar, Analisa : masalah teratasi. Planning:
intervensi hentikan.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
Implementasi 10.00 wib membantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari, memberikan
dorongan untuk melakukan aktivitas perawatan diri bertahap, menginstruksikan kepada
pasien tentang tehnik penghematan energy, misal duduk saat menyisir rambut.
Evaluasi
Subjektif : Klien mengatakan sudah agak kuat dan sanggup berjalan untuk sekitar lingkungan
klien. Objektif : Klien tampak agak kuat, klien tampak sering bangun dari tempat tidur,
aktivitas klien tampak tidak sepenuhnya lagi dibantu keluarga dan perawat. Analisa :
Masalah teratasi. Planning: intervensi dihentikan.

DAFTAR PUSTAKA

Aisah (2012). Konsep Sehat Sakit. diakses tanggal 25 Juni 2016

Barbadero, (2008). Klien gangguan kardiovskuler: seri asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.

Brasher. V,L (2007). Aplikasi klinis patofisiologi : pemeriksaan dan manajemen. Editor edisi
bahasa Indonesia: Devi. Y. Edisi ke dua. Jakarta : EGC

Brooker, C. (2009). Ensiklopedia Keperawatan. Editor edisi bahasa Indonesia Estu Tiar.
Jakarta : EGC.
Candra, A. (2013). Penderita Hipertensi Terus Meningkat.
Penderita.Hipertensi.Terus.Meningkat. diakses tanggal 28 Juli 2016

Carpenito, L.J. (2009). Diagnosis Keperawatan: aplikasi pada praktik klinis. Edisi ke
Sembilan. Jakarta : EGC.

Dalimartha,S., Basuki T, Sutarina, N,. & Mahendra. (2008) Care your self, hipertensi. Jakarta
: penebar plus

Davey, P (2005). At A Glance Medicine. Editor: Amelia Safitri. Jakarta : Erlangga

Farah, V.B.,(2013). WHO: 1 dari 3 Orang Dewasa Terkena Tekanan Darah Tinggi.
http://health.detik.com. diakses tanggal 25 Juni 2016

Graber, M.A. (2006). Buku Saku Dokter Keluarga. University of IOWA. Edisi Ketiga.
Jakarta: EGC.
Hasyim. (2015). Hipertensi Mulai Serang Usia Muda. diakses tanggal 28 Juli 2016

Hidayat, A.A,. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, edisi kedua. Jakarta : salemba
medika.
Kartika. (2014). Hipertensi Bukan Sekadar Tekanan Darah Tinggi.
Hipertensi.Bukan.Sekadar.Tekanan.Darah.Tinggi. diakses tanggal 25 Juni 2016

Marrelli. (2008). Buku saku Dokumentasi keperawatan. Jakarta: EGC

Muttaqin & arif (2009). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalim, M. (2015). Mengapa Kesehatan Sangat Penting Bagi Manusia. Diakses tanggal 03
Agustus 2016.

Purwandhono, (2013). Hipertensi. http://umc.unej.ac.id/index.php/78-berita/96-hipertensi.


diakses tanggal 25 Juni 2016

Sativa. (2013). Dampak dan Bahaya dari Penyakit Hipertensi. diakses pada tanggal 5 Juli
2016.

Tarwoto et al. (2009). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Cetakan
pertama. Trans Info Media : Jakarta
Wijayaningsih, K, S.(2013). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai