Anda di halaman 1dari 6

Asuhan Keperawatan Anak Dengan Thalasemia

1. Pengkajian fisik
 Riwayat keperawatan
 Kaji adanya tanda-tanda anemia (pucat, lemah, sesak, nafas cepat, hipoxia kronik,
nyeri tulang dan dada, menurunya aktifitas, anorexia), epistaksis berulang.
2. Pengkajian psikososial
 Anak : usia, tugas perkembangan psikososial (Erikson), kemampuan beradaptasi
dengan penyakit, mekanisme koping yang digunakan.
 Keluarga : respon emosional keluarga, koping yang digunakan keluarga, penyesuaian
keluarga terhadap stress.
3. Analisa Data
No Analisa Data Masalah Keperawatan
1 Ds : Resiko infeksi
Do :
 Hemoglobin terakhir 7,4 g/dl
 Klien sangat tergantung pada tranfusi
sejak usia 40 hari

2 Ds : Intoleransi aktivitas
Do :
 Klien terlihat pucat
 Mudah letih
3 Ds : Perubahan perfusi jaringan
Do :
 Klien terlihat pucat
 Penampakan tulang rawan yang berbeda
 Kulit yang agak menghitam

4. Diagnosa Keperawatan
 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen ke sel.
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan.
 Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tak adekuat: penurunan Hb,
leukopeni atau penurunan granulosit. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan
sekunder tak adekuat: penurunan Hb, leukopeni atau penurunan granulosit.
 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
untuk mencerna atau absorbsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah normal.
 Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan
neurologis.
 Kurangnya pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
5. Intervensi dan Rasional
No Diagnosa Renpra
keperawatan Tujuan & Kriteria Rencana Intervensi Rasional
1 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Pertahankan teknik 1 .Menurunkan resiko
berhubungan asuhan septik antiseptik pada kolonisasi/infeksi bakteri.
dengan keperawatan prosedur perawatan
pertahanan selama 5x24 jam 2. Dorong perubahan 2.Meningkatkan ventilasi semua
sekunder tidak tidak terjadi ambulasi yang sering. segmen paru dan membantu
adekuat: infeksi. memobilisasi sekresi untuk
penurunan Hb, Kriteria hasil: mencegah pneumonia.
leukopenia atau - Tidak ada 3. Tingkatkan 3.Membantu dalam pengenceran
penurunan demam masukan cairan yang sekret pernafasan untuk
granulosit - Tidak ada adekuat mempermudah pengeluaran dan
drainage purulen mencegah stasis cairan tubuh.
atau erotema 4. Pantau dan batasi 4.Membatasi pemajanan [pada
- Ada peningkatan pengunjung. bakteri/infeksi.
penyembuhan 5. Pantau tanda-tanda 5.Adanya proses infeksi/imflamasi
luka vital membutuhkan
evaluasi/pengobatan.
6. Kolaborasi dalam 6.Mungkin digunakan secara
pemberian antiseptik propilaktik untuk menurunkan
dan antipiretik kolonisasi atau untuk pengobatan
proses infeksi lokal.
2 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. Mempengaruhi pilihan
aktivitas asuhan pasien untuk intervensi/bantuan.
berhubungan keperawatan melakukan aktivitas,
dengan selama 3x24 jam catat kelelahan dan
ketidakseimbang toleransi terhadap kesulitan dalam
an antara suplai aktivitas beraktivitas.
oksigen dan meningkat 2. Awasi tanda-tanda 2. Memberi informasi tentang
kebutuhan Kriteria hasil: vital selama dan derajat/keadekuatan perfusi
Menunjukkan sesudah aktivitas. jaringan dan membantu
penurunan tanda menentukan kebutuhan intervensi.
fisiologis 3. Catat respon 3. Manifestasi kardiopulmonal dari
intoleransi, terhadap tingkat upaya jantung dan paru untuk
misalnya nadi, aktivitas. membawa jumlah oksigen adekuat
pernapasan, dan ke jaringan.
tekanan darah 4. Berikan 4. Meningkatkan istirahat untuk
masihd alam lingkungan yang menurunkan kebutuhan oksigen
rentang normal tenang tubuh dan menurunkan regangan
pasien. jantung dan paru.
5. Pertahankan tirah 5.Untuk mencegah komplikasi
baring jika lebih lanjut dan istirahat cukup.
diindikasikan
6.Ubah posisi pasien 6. Hipotensi postural atau hipoksia
dengan perlahan dan serebral dapat menyebabkan
pantau terhadap pusing, berdenyut dan resiko
pusing. cedera.
7.Prioritaskan jadwal 7 & 8. Mempertahankan tingkat
asuhan keperawatan energi dan meningkatkan regangan
untuk meningkatkan pada sistem jantung dan paru.
istirahat.
8. Pilih periode
istirahat dengan
periode aktivitas.
9. Beri bantuan dalam 9.Membantu bila perlu, harga diri
beraktivitas bila ditingkatkan bila pasien melakukan
diperlukan. sesuatu sendiri.
10. Rencanakan 10. Meningkatkan secara bertahap
kemajuan aktivitas tingkat aktivitas sampai normal dan
dengan pasien, memperbaiki tonus otot/stamina
tingkatkan aktivitas tanpa kelemahan
sesuai toleransi
11. Gunakan teknik 11. Mendorong pasien melakukan
penghematan energi banyak denagan membatasi
misalnya mandi penyinpangan energi dan
dengan duduk. mencegah kelemahan.
3 Perubahan Setelah tindakan 1. Awasi tanda-tanda 1. Memberikan informasi tentang
perfusi jaringan keperawatan vital, kaji pengisian derajat/keadekuatan perfusi
berhubungan selama 3x24 jam kapiler, warna jaringan dan membantu
dengan perfusi jaringan kulit/membran menentukan kebutuhan intervensi.
penurunan baik . mukosa, dasar kuku.
komponen Kriteria hasil: 2. Tinggikan kepala 2.Meningklatkan ekspansi paru dan
seluler yang - Tidak terjadi tempat tidur sesuai memaksimalkan oksigenisasi untuk
diperlukan untuk palpitasi toleransi (kontra kebutuhan seluler . Catatan : kontra
pengiriman - Kulit tidak indikasi pada pasien indikasibila ada hipotensi.
oksigen ke sel pucat - Membran dengan hipotensi.
mukosa lembab 3. Selidiki keluhan 3. Perubahan dapat menunjukan
- Keluaran urine nyeri dada, palpitasi peningkatan sel sabit/penurunan
adekuat sirkulasi dengan keterlibatan organ
- Tidak terjadi lebih lanjut.
mual/muntah dan 4. Kaji respon verbal 4. Dapat mengindikasikan
distensi abdomen melambat, mudah gangguan fungsi serebral karena
- Tidak terjadi terangsang, agitasi hipoksia/defisiensi vit B12
perubahan gangguan memori,
tekanan darah bingung.
- Orientasi klien 5. Catat keluhan rasa 5. Vasokonstriksi menurunkan
baik dingin, pertahankan sirkulasi perifir.Kenyamanan
suhu lingkungan dan pasien/kebutuhan rasa hangat harus
tubuh hangat sesuai seimbang dengan kebutuhan untuk
indikasi. menghindari panas berlebihan
pencetus vasodilatasi.
6. Kolaborasi 6. Mengidentifikasi defisiensi dan
pemeriksaan kebutuhan pengobatan/respon
laboratorium Hb, terhadap terapi.
Hmt, AGD dll
7. Kolaborasi dalam 7 & 8.Meningkatkan jumlah sel
pemberian transfusi. pembawa oksigen; memperbaiki
8. Awasi ketat untuk defisiensi untuk menurunkan
terjadinya komplikasi resiko perdarahan.
transfusi.
4 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Kaji integritas 1.Kondisi kulit dipengaruhi oleh
integritas kulit asuhan kulit, catat perubahan sirkulasi, nutrisi dan
berhubungan keperawatan pada turgor, immobilisasi.Jaringan dapat
dengan selama 3x24 jam gangguan warna, menjadi rapuh dan cenderung
perubahan tidak terjadi eritema dan untuk infeksi dan rusak.
sirkulasi dan kerusakan ekskoriasi.
neurologis. integritas kulit. 2. Ubah posisi secara 2.Meningkatkan sirkulasi ke
Kriteria hasil: periodik semua area kulit, membatasi
Kulit utuh iskemia jarinagan.
3. Pertahankan kulit 3.Area lembab terkontaminasi
kering dan bersih, memberikan media yang sangat
batasi penggunaan baik untuk pertumbuhan organisme
sabun. patogenik.

Penatalaksanaan Thalasemia Medis:


1. Hingga kini belum ada obat yang tepat untuk menyembuhkan pasien thalasemia.
Transfusi darah diberikan jika kadar Hb telah rendah sekali (kurang dari 6 gr%) atau bila
anak terlihat lemah dan tidak ada nafsu makan.
2. Pemberian transfusi hingga Hb mencapai 10 g/dl. Komplikasi dari pemberian transfusi
darah yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya penumpukan zat besi yang disebut
hemosiderosis. Hemosiderosis dapat dicegah dengan pemberian Deferoxamine(desferal).
Splenektomi dilakukan pada anak yang lebih tua dari 2 tahun sebelum terjadi pembesaran
limpa/hemosidero

Anda mungkin juga menyukai