Anda di halaman 1dari 9

a.

Pengertian
Bisitopenia adalah penurunan dua dari tiga komponen sel darah
(eritrosit, leukosit, dan trombosit).

Bisitopenia adalah penurunan jumlah pada dua jenis komponen sel


darah. Gejala bisitopenia dapat beragam misalnya berupa gejala anemia
seperti lemas, pucat, berdebar-debar atau gejala trombositopenia dan
leukopenia seperti perdarahan sulit berhenti, mudah memar dan mudah
terkena infeksi (Departemen Ilmu Penyakit Dalam, 2015).

Bisitopenia adalah penurunan dua dari tiga komponen sel darah


(angka eritrosit, angka leukosit dan trombosit). Dua dari tiga komponen
tersebut dapat mengalami penurunan jumlah jika terjadi suatu kelainan
hematologi maupun kelainan organ yang berhubungan dengan sel darah.
Penurunan dapat terjadi pada jumlah eritrosit dan jumlah trombosit dengan
jumlah leukosit yang normal atau meningkat, penurunan jumlah eritrosit
dan leukosit dengan angka trombosit normal. Bisitopenia dapat
menggambarkan suatu proses yang dilalui sebelum terjadinya
pansitopenia. Pansitopenia, yaitu penurunan jumlah ketiga komponen sel
darah. Jadi, bisitopenia dapat berkembang menjadi pansitopenia.

b. Etiologi

Penurunan dua komponen sel darah tersebut dapat terjadi jika


terdapat kelainan hematologi maupun kelainan organ yang berhubungan
dengan sel darah. Bisitopenia dapat menggambarkan suatu proses yang
dilalui sebelum terjadinya pansitopenia.
c. Pathway

Kelainan hematologi, kelainan organ yang berhubungan


dengan sel darah

Penurunan 2 dari 3 komponen


sel darah

Penurunan eritrosit Penurunan leukosit Penurunan trombosit

Suplai oksigen Penurunan imunitas Risiko perdarahan


terganggu tubuh

Ketidakseimbangan Risiko infeksi


antara suplai dan
kebutuhan oksigen

Intoleransi aktivitas

d. Manifestasi Klinis
a. Penurunan Kadar Eritrosit :
- Kelelahan
- Kelemahan
- Pusing
- Penurunan kinerja fisik
b. Penurunan Kadar Leukosit :
Rentan mengalami infeksi
c. Penurunan Kadar Trombosit :
Risiko perdarahan
e. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Jika penyebab dicurigai berasal dari keganasan dapat dilakukan BMA
(Bone Marrow Aspiration)

f. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditujukan untuk mencari penyebab.
a. Transplantasi sel darah
b. Pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi
c. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas meliputi nama, umur, dan jenis kelamin
b. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Aktivitas/istirahat
- Gejala: keletihan, kelemahan, malaise umum, kehilangan
produktivitas; penurunan semangat untuk bekerja, toleransi terhadap
latihan rendah.
- Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
- Tanda: takikardia/takipneu; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat.
- Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
e. Sirkulasi
- Gejala: riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi
(takikardia kompensasi).
- Tanda: TD: peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan
nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia: abnormalitas EKG,
depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;
takikardia.
- Bunyi jantung: murmur sistolik (DB).
- Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada
pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku: mudah patah, berbentuk seperti
sendok (koilonikia) (DB).

2. Diagnosa keperawatan
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
b. Risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan
sekunder (penurunan kadar hemoglobin dan leucopenia).
c. Risiko perdarahan dengan faktor risiko

3. Intervensi
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Intoleransi aktivitas Activity Tolerance Energy Management
berhubungan
dengan Kriteria hasil: 1. Tentukan penyebab
ketidakseimbangan Setelah dilakukan dari intoleransi
antara suplai dan tindakan keperawatan aktivitas yang dialami
kebutuhan oksigen selama 3x24 jam pasien pasien apakah
akan: penyebab berasal dari
1. Berpartisipasi dalam faktor fisik, psikologis,
aktivitas fisik tanpa atau motivasi.
disertai peningkatan 2. Observasi adanya
tekanan darah, nadi, pembatasan pasien
dan RR dalam melakukan
2. Mampu melakukan aktivitas.
aktivitas sehari-hari 3. Monitor nutrisi dan
secara mandiri sumber yang adekuat.
4. Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik
dan emosi secara
berlebihan.
5. Monitor respon
kardiovaskuler
terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia,
dispnea, diaphoresis,
pucat, atau perubahan
hemodinamik).
6. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan.
7. Bantu pasien untuk
mendapatkan alat
bantu aktivitas yang
sesuai seperti kursi
roda, krek.

Risiko infeksi Risk Control Infection Control


dengan faktor risiko
ketidakadekuatan Kriteria hasil: 1. Kaji kondisi kulit
pertahanan Setelah dilakukan pasien meliputi warna,
sekunder tindakan keperawatan kelembaban, tekstur,
(penurunan kadar selama 3x7 jam pasien dan turgor kulit.
hemoglobin dan akan: 2. Lakukan tindakan
leucopenia) 1. Bebas dari tanda- pencegahan standar
tanda infeksi pada semua pasien dan
2. Mendemonstrasikan gunakan sarung tangan
tindakan yang dapat jika melakukan kontak
dilakukan untuk dengan darah,
mencegah infeksi membran mukosa, kulit
yang tidak utuh, atau
cairan tubuh lainnya
kecuali keringat.
3. Gunakan teknik steril
untuk merawat pasien
yang mengalami
kerusakan integritas
kulit.
4. Pastikan pasien
melakukan tindakan
pencegahan infeksi
yang sesuai, seperti
mencuci tangan,
mandi, perawatan
mulut, perawatan
rambut, dan perawatan
perineal.
5. Observasi dan laporkan
tanda-tanda infeksi
seperti kemerahan,
discharge, dan
peningkatan suhu
tubuh.
6. Catat dan laporkan
hasil laboratorium
(seperti sel darah putih
dan diferensialnya,
protein serum, albumin
serum, dan kultur).

Risiko perdarahan Circulation Status Hemorrhage Control


dengan faktor risiko
Kriteria hasil: 1. Kaji riwayat penyakit
Setelah dilakukan pasien untuk
tindakan keperawatan menentukan risiko
selama 3x7 jam pasien mengalami
akan: peningkatan
1. Menunjukkan tanda- perdarahan.
tanda vital stabil 2. Monitor tanda-tanda
dengan kehilangan perdarahan pada urin,
darah yang minimal feses, sputum, atau
muntah. Kaji terhadap
adanya petekie,
purpura, atau ekimosis.
3. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium yang
mengindikasikan
perdarahan meliputi
hemoglobin,
hematokrit, dan PT
(prothrombin time).
4. Periksa tanda-tanda
vital.
5. Monitor obat-obatan
yang dapat
menyebabkan
peningkatan
perdarahan misalnya
aspirin.
6. Berikan vitamin K
secara oral atau
intravena jika
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Ackley BJ & Ladwig GB. (2011). Nursing diagnosis handbook ninth


edition: an evidence-based guide to planning care. Mosby Elsevier.
Blackwell W. (2014). Nursing diagnoses: Definitions and classification
2015-2017.
Tim Editor. (2007). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi IV. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Accessed on July 8th, 2015. Available at
http://ipd.fk.undip.ac.id/publikasi/laporan-kegiatan/28-hematologi-
onkologi-medik/161-seorang-laki-laki-59-tahun-dengan-bisitopenia-
leukositosis-dan-organomegali.

Anda mungkin juga menyukai