Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS HARIAN

HEMOROID INTERNA GRADE III+ ANEMIA BERAT

PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI


Keperawatan Gawat Darurat & Intensif

OLEH :

ADE ERNA WIDYANI

04021481518017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
LAPORAN KASUS HARIAN
PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
Keperawatan Gawat Darurat & Intensif

A. INITIAL ASSESSMENT
Nama : Tn. R
Umur : 17 tahun
Alamat : Jln. May Zen lr Jaya Usaha, kalidoni Palembang
Agama : Islam
Tanggal MRS : 09/10/2017
Tanggal Pengkajian : 09/10/2017
No. Medical Record : 0001028047

Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jln. May Zen lr Jaya Usaha, kalidoni palembang Diagnosa
Diagnosa Medis : Hemoroid interna grade III + anemia berat

Datang ke RS dengan kendaraan :


Ambulan 118
Mobil pribadi
Lain-lain

B. PENGKAJIAN PRIMER
Keluhan Utama : Perdarahan pada bagian anus
Riwayat Penyakit Sekarang :
10 hari SMRS pasien mengatakan bahwa pada saat BAB keluar darah segar 5cc, pasien
mengatakan meskipun tidak BAB terkadang tetap keluar darah segar dari anus pada saat
beraktivitas berlebih, nyeri dirasakan hanya sesekali, 3 hari SMRS pasien merasa lemas
penglihatan berkunang-kunang dan pasie mengatakan wajah terlihat pucat, pada saat keadaan
pasien lemah pasien langsung dibawa ke IGD RSMH.
PENGKAJIAN DIAGNOSA TINDAKAN
KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
A. Airway Tidak ada Tidak ada
Paten
Tidak paten
Pangkal lidah jatuh
Sputum
Darah
Spasme
Benda asing
Suara nafas
Normal
Stidor
Tidak ada suara nafas
Lain-
lain

B. Breathing Tidak ada Tidak ada

1. Pola Nafas
Apnea
Dyspnea
Bradipnea
Takipnea
Orthopnea
Eupnea

2. Bunyi Nafas
Vesikuler
Whezing
Stidor
Ronchi

3. Irama Nafas
Teratur
Tidak teratur

4. Frekuensi nafas 18 x/menit

5. Penggunaan otot bantu nafas


Pernafasan dada
Pernafasan perut

Lain-lain:
C. Circulation Ketidakefektifan perfusi 1. Memonitor tanda-tanda vital
1. Akral jaringan perifer 2. Mengobservasi keadaan
Hangat berhubungan dengan umum pasien
3. Mengobservasi adanya
Dingin ketidakseimbangan suplai
perdarahan
2. Pucat : Ya Tidak oksigen dalam tubuh 4. Berkolaborasi : pemberian
3. Cianosis: Ya Tidak cairan dan pemberian
4. Pengisian Kapiler transfusi darah
< 2 detik
> 2 detik
5. Nadi
Teraba
Tidak teraba
6. Tekanan darah: 90/80 mmHg
7. Pendarahan
Ya Tidak
Jika Ya : 5cc
Lokasi pendarahan: pada
bagian anus

8. Kelembaban Kulit
Lembab Kering

9. Turgor:
Elastis Tidak elastis

Lain-lain:

10. Adanya riwayat kehilangan


cairan dalam jumlah besar
Diare
Frek.x/hari
Jumlah..
Muntah
Frek 2x/hari
Luka Bakar
Luas luka:
Grade:
Lain-lain

D. Disability Tidak ada Tidak ada

1. Tingkat Kesadaran :
Composmentis
Nilai GCS : 15
a. Dewasa
E: 4 M: 6 V:5
2. Pupil
a. Respon cahaya: +/+
b. Ukuran Pupil
Isokor
An isokor
c. Diameter
1mm 2mm
3mm 4mm

3. Penilaian ekstremitas
Sensorik ya tidak
Motorik Ya tidak
Kekuatan otot : 5 5

5 5

E. Exposure Tidak ada Tidak ada

Trauma
Lokasi Trauma:

Adanya jejas/luka
Lokasi:

Ukuran

Luascm2

Kedalaman luka.cm

Keluhan Nyeri
Lokasi:

Intensitas:

Skala Nyeri :

Lain-lain:
PRIORITAS MASALAH ANALISA MASALAH PEMBAHASAN
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan perfusi DS : Kongesti vena pleksus
jaringan perifer Tn. R mengatakan terjadi
berhubungan dengan pendarahan pada bagian anus, Aliran balik vena pleksus
badan terasa lemah dan pasien
ketidakseimbangan suplai
mengatakan tampak pucat, Tekanan vena perifer meningkat-
oksigen dalam tubuh pasien mengatakan pelebaran vena anus (hemoroid)
penglihatan kabur pada saat
berdiri, lemah untuk Hemoroid interna
beraktivitas ringan
Perdarahan saat BAB
DO :
- Tampak lemah anemia defesinsi besi
- Pasien berbaring ditempat
tidur terpasang Iufd Ns aliran darah dalam tubuh berkurang
0,9 %
- Pasien tampak pucat suplai oksigen dalam tubuh berkurang
- Tanda-tanda vital
TD : 90/80 mmHg Ketidakefektifan perfusi jaringan
HR : 80 x/menit perifer
RR : 18 x/menit
T : 362 C
Hb : 4,2 Hemoroid adalah gangguan
Ht : 14 sirkulasi darah yang berupa
pelebaran pembuluh (dilatasi) vena
yang terjadi pada daerah anus.
Manifestasi klinis dari hemoroid
diantaranya perdarahan pada saat
BAB, nyeri pada bagian anus,
konstipasi.

Saat dilakukan pengkajian


didapatkan data, pasien datang
dengan keluhan perdarahan pada
bagian anus dan badan terasa
lemas dan tampak pucat. Setelah
dikaji didapatkan bahwa selama
10 sudah mengalami pendarahan
dibagian anus tetapi tidak
dilakukan tindakan apapun
sebelumnya. Pada saat dilakukan
pemeriksaan laboratorium
didapatkan bahwa Hb pasien 4,2
dan Ht 14
Pasien mengatakan pada saat
berdiri atau beraktivitas ringan
pasien terasa pusing dan
pengihatan berkunang-kunang,
pada saat dikaji pasien tampak
pucat, CRT >2 detik, konjungtiva
tidak anemis.
Prioritas masalah
keperawatan utama yang diangkat
adalah ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer. Ketidakefektifaan
perfusi jaringan perifer adalah
penurunan sirkulasi darah ke
perifer yang dapat menggangu
kesehatan. Dengan batasan
karakteristik diantaranya adalah
perubahan karakteristik kulit
seperti pucat, waktu pengisian
kapiler >3 detik (Nanda, 2015).
Pasien mengalami gangguan
perfusi jaringan perifer diakibatkan
karena kurangnya aliran darah
diakibatkan telah lama mengalami
pendarahan, pasien tampak pucat
karena kurangnya aliran O2 dalam
tubuh dan dari hasil laboratorium
Hb pasien 4,2 dan Ht 14.
Implementasi yang telah
dilakukan untuk diagnosa
keperawatan ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer adalah
mengobservasi tanda-tanda vital
pasien, melakukan pemeriksaan
laboratorium yang telah
didapatkan hasilnya dan
pemeriksaan golonga darah untuk
persiapan tranfusi darah, dan
berkolaborasi untuk pemberian
tranfusi darah, transfusi darah telah
diberikan 1 kolf kemudian akan
direncanakan kembali pemberian
tranfusi darah yang kedua

DAFTAR PUSTAKA
1. Nanda International Inc. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.

2. Suprijono, agus. 2009. Hemoroid. Sultan agung vol XIV No. 188 Juni-Agustus 2009. Jurnal
Unissula.

Anda mungkin juga menyukai