Anda di halaman 1dari 6

A.

Konsep Penyakit
1.
Pengertian
Bisitopenia adalah penurunan dua dari tiga komponen sel darah
(eritrosit, leukosit, dan trombosit).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
BISITOPENIA
A.
Konsep Penyakit
1.
Pengertian
Bisitopenia adalah penurunan dua dari tiga komponen sel darah
(eritrosit, leukosit, dan trombosit).
2.
Etiologi
Penurunan dua komponen sel darah tersebut dapat terjadi jika
terdapat kelainan hematologi maupun kelainan organ yang berhubungan
dengan sel darah.
Bisitopenia
dapat menggambarkan suatu proses yang
dilalui sebelum terjadinya pansitopenia.

4.
Manifestasi Klinis
a.
Penurunan Kadar Eritrosit
:
-
Kelelahan
-
Kelemahan
-
Pusing
-
Penurunan kinerja fisik
b.
Penurunan Kadar Leukosit
:
Rentan mengalami infeksi
c.
Penurunan Kadar Trombosit
:
Risiko perdarahan
5.
Pemeriksaan Penunjang
a.
Pemeriksaan darah lengkap
b.
Jika penyebab dicurigai berasal dari keganasan dapat dilakukan BMA
(
Bone Marrow Aspiration
)
6.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditujukan untuk mencari penyebab.
a.
Transplantasi sel darah
b.
Pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi
c.
Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada
B.
Konsep Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian Keperawatan
a.
Identitas meliputi nama, umur, dan jenis kelamin
b.
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama
c.
Riwayat penyakit dahulu
d.
Aktivitas/istirahat
-
Gejala: keletihan, kelemahan, malaise umum, kehilangan
produktivitas; penurunan semangat untuk bekerja, toleransi terhadap
latihan rendah.
-
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
-
Tanda: takikardia/takipneu; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat.
-
Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
e.
Sirkulasi
-
Gejala: riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi
(takikardia kompensasi).
-
Tanda: TD: peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan
nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia: abnormalitas EKG,
depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;
takikardia.
-
Bunyi jantung: murmur sistolik (DB).
-
Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada
pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku: mudah patah, berbentuk seperti
sendok (koilonikia) (DB)
2.
Diagnosa keperawatan
a.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
.
b.Risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan
sekunder (penurunan kadar hemoglobin dan leucopenia)
.
c.
dx noc nic rasional
Activity Tolerance Energy
Kriteria hasil: Management
Setelah 1.
dilakukan Tentukan
tindakan penyebab
keperawatanselama dari intoleransi
3x24 jam pasien aktivitas yang
akan: dialami pasien
1. apakah
Berpartisipasi penyebab berasal
dalam dari
aktivitas fisik faktor fisik,
tanpa psikologis,
disertai atau motivasi.
peningkatan 2.
tekanan darah, Observasi
nadi, adanya
dan RR pembatasan
2. pasien
Mampu melakukan dalam melakukan
aktivitas sehari- aktivitas.
hari 3.
secara mandiri Monitor nutrisi
dan
sumber yang
adekuat.
4.
Monitor pasien
akan
adanya kelelahan
fisik
dan emosi secara
berlebihan.
5.
Monitor respon
kardiovaskuler
terhadap aktivitas
(takikardi,
disritmia,
dispnea,
diaphoresis,
pucat, atau
perubahan
hemodinamik).
6.
Bantu pasien
untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu
dilakukan.
7.
Bantu pasien
untuk
mendapatkan alat
bantu
aktivitas yang
sesuai
seperti kursi roda,
krek

Risk Control Infection Control


Kriteria hasil: 1.
Setelah Kaji kondisi kulit
dilakukan pasien meliputi
tindakan warna,
keperawatan kelembaban,
selama 3x tekstur,
7 dan turgor kulit.
jam pasien 2.
akan: Lakukan tindakan
1. pencegahan
Bebas dari tanda- standar
tanda infeksi pada semua pasien
2. dan
Mendemonstrasikan gunakan sarung
tindakan yang dapat tangan
dilakukan untuk jika melakukan
mencegah infeksi kontak
dengan darah,
membran mukosa,
kulit
yang tidak utuh,
atau cairan tubuh
lainnya
kecuali keringat.
3.
Gunakan teknik
steril
untuk merawat
pasien
yang mengalami
kerusakan
integritas
kulit.
4.
Pastikan pasien
melakukan
tindakan
pencegahan
infeksi
yang sesuai,
seperti
mencuci tangan,
mandi, perawatan
mulut,
perawatan
rambut, dan
perawatan
perineal.
5.
Observasi dan
laporkan
tanda-tanda
infeksi
seperti
kemerahan,
discharge, dan
peningkatan
suhu
tubuh.
6.
Catat dan
laporkan
hasil laboratorium
(seperti sel darah
putih
dan
diferensialnya,
protein serum,
albumin
serum, dan kultur

Circulation Status Hemorrhage Control 3.


Kriteria hasil: 1. Monitor hasil
Setelah Kaji riwayat pemeriksaan
dilakukan penyakit laboratorium
tindakan pasien untuk yang
keperawatan menentukan mengindikasikan
selama 3x7 jam risiko perdarahan
pasien mengalami meliputi
akan: peningkatan hemoglobin,
1. perdarahan. hematokrit, dan
Menunjukkan tanda- 2. PT
tanda vital stabil Monitor tanda- (
dengan kehilangan tanda prothrombin time
darah yang minimal perdarahan pada ).
urin, 4.
feses, sputum, Periksa tanda-
atau tanda
muntah. Kaji vital.
terhadap 5.
adanya petekie, Monitor obat-
purpura, atau obatan
ekimosis yang dapat
menyebabkan
peningkatan
perdarahan
misalnya
aspirin.
6.
Berikan vitamin K
secara oral
atau
intravena jika
diperlukan.

Risiko perdarahan dengan faktor risiko

Anda mungkin juga menyukai