1. Pengertian (Definisi) Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit
dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal.
2. Assessment Tanda dan Gejala :
Keperawatan Pucat , penurunan kesadaran, keletihan berat , , nyeri kepala, demam, dipsnea, vertigo, sensitive terhadap dingin, BB turun. Takikardia, lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak waktu kerja, angina pectoris dan bunyi jantung murmur, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung, Anoreksia, mual-muntah, hepatosplenomegali (pada anemia hemolitik) 3 Diagnosis Keperawatan 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan dipsnea, takikardia. 2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrisi ke sel. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah ditandai dengan mual-muntah, anoreksia, penurunan BB. PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)
RUMAH SAKIT TK. II UDAYANA ANEMIA
Jl. PB Sudirman No. 1 Denpasar
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan. 5. Konstipasi berhubungan dengan perubahan proses pencernaan. 6. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)
4. Intervensi Keperawatan 1. Monitor usaha pernapasan, pengembangan dada,
keteraturan pernapasan, napas bibir dan penggunaan otot bantu pernapasan 2. Berikan posisi semifowler jika tidak ada kontraindikasi 3. Ajarkan klien napas dalam 4. Kolaborasi dalam pemberian O2 sesuai indikasi. 5. Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku. 6. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. 7. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi 8. Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium (Hb, Ht, jumlah sel darah merah, dan AGD). Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi. 9. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai. 10. Observasi dan catat masukkan makanan pasien. 11. Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan. 12. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka. 13. Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet. 14. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot. 15. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan. 16. Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri). 17. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.. 18. Auskultasi bunyi usus. 19. Awasi intake dan output (makanan dan cairan). 20. Dorong masukkan cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung. 21. Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit atau mulai kerusakan. Lakukan perawatan perianal setiap defekasi bila terjadi diare. PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)
RUMAH SAKIT TK. II UDAYANA ANEMIA
Jl. PB Sudirman No. 1 Denpasar
22. Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi
perawatan dan pasien.. 23. Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka. 24. Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat. 25. Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam. 26. Tingkatkan masukkan cairan adekuat. 27. Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam. 28. Amati eritema/cairan luka. 29. Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi (kolaborasi). Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik (kolaborasi).
5. Informasi Dan Edukasi 1. Peningkatan intake cairan peroral
2. Nutrisi dan istirahat 3. Menjaga kebersihan lingkungan 4. Hand hygiene 6 Discharge Planning 1. Jadwal kontrol 2. Pengaturan diet pasien 3. Kontrol aktivitas 4. Obat yang diminum dirumah
7. Kriteria Evaluasi / 1. Pola nafas tidak efektif.
Nursing Outcome 2. Perfusi jaringan efektif. 3. Nutrisi adekuat. 4. Dapat mempertahankan aktivitas. 5. Konstipasi teratasi. 6. Risiko tinggi terhadap infeksi teratasi 8. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan 9. Kepustakaan 1. Nanda International. Nursing diagnosis, definitions and classification 2015-2017. 10th edition. UK. Willey Blackwell. 2014 2. PPNI. Standar Diagnose Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. DPP PPNI, 2016 3. Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Jilid 1, 2, 3. 2015 4. Dangoes Marilyn E. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC, Jakarta. 5. Lynda Juall, 2000, Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta. 6. Mansjoer, Arif 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapis, Jakarta 7. Rahmad Juwono, 1996, Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI, Jakarta. 8. Sjaifoellah Noer, 1998, Standar Perawatan Pasien, Monica Ester, Jakarta.