B. Pengkajian Primer
1. Airway : Mengenali adanya sumbatan jalan napas
• Penimgkatan sekresi jalan napas
• Bunyi napas krekes ,rongki dan mengki
• Jalan napas adanya sputum,secret,lendir,darah,dan benda
asiing
• Jalan napas bersih atau tidak
Asuhan Keperawatan Sistem
2. Breathing
Kardiovaskuler
• Distress pernapasan : Pernapasan cuping hidung,takipneu/bradipneu, retraksi
• Frekuensi pernapasan: cepat
• Sesak napas atau tidak
3. Disability
• Keadaan umum : GCS, kesadaran, nyeri atau tidak
• Adanya trauma atau tidak pada thorax
• Riwayat penyakit dahulu /sekarang
• Riwayat pengobatan
• Obat-obatan/drugs
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Pasien nampak lemah
2. Tanda-tanda Vital
• Suhu tubuh: 37 derajat celcius
• Tekanan darah: 150/90 mmHg
• Nadi: 88 kali/menit
• RR: 24 kali/menit
Asuhan Keperawatan Sistem
Pemeriksaan Fisik
Kardiovaskuler
1. Mata :Tidak terdapat lesi
2. Kulit : Terdapat edema
3. Jari Dan Kuku : Sianosis, Clubbing finger
4. Mulut Dan Bibir : Bibir tampak kering dan pucat
5. Hidung : Pernapasan dengan cuping hidung
6. Dada : Pola nafas cepat, pergerakan tidak simetris kanan dan kiri
7. Pola Pernapasan : Distress respirasi / penggunaan otot aksesori pernafasan,
bunyi nafas tambahan, sianosis
Diagnosa Keperawatan
8. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral
9. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
10. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Asuhan Keperawatan Sistem
Kardiovaskuler
Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri, daerah,
peningkatan tekanan vascular keperawatan selam 3x24 jam kualitas, dan waktu.
serebra diharapkan nyeri pasien dapat 2. Observasi tanda-tanda vital :
berkurang/hilang dengan tekanan darah, nadi, suhu, dan
kriteria hasil : pernapasan.
- Pasien melaporkan nyeri atau 3. Pertahankan tirah baring
ketidaknyamanan selama fase akut.
hilang/terkontrol 4. Beri tindakan non
- Skala nyeri 2 (ringan) farmakologi untuk
menghilangkan nyeri, misalnya
kompres dingin pada dahi, pijat
punggung dan leher, tenang,
redupkan lampu kamar, tehknik
relaksasi distraksi dan aktivitas
waktu senggang)
Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
2. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji repon pasien terhadap
dengan Kelemahan keperawatan selama 3x24 jam aktivitas, dipsnea atau nyeri
diharapkan terjadi peningkatan dada, keletihan dan kelemahan
toleransi aktivitas kriteria hasil : berlebihan, diaphoresis, pusing
- Berpartisipasi dalam aktivitas atau pingsan.
yang dinginkan atau diperlukan. 2. Instruksikan pasien tentang
- Melaporkan peningkatan tehknik penghematan energi
toleransi aktivitas yang dapat misalnya, menggunakan kursi
diukur saat mandi, duduk saat menyisir
atau menyikat gigi, melakukan
istirahat dengan perlahan.
3. Beri dorongan untuk
melakukan aktivitas perawatan
diri bertahap jika dapat
ditoleransi
Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji intake makan pasien
berhubungan dengan intake yang keperawatan selama 3x24 jam perhari.
tidak adekuat diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Identifikasi makanan yang
pasien dapat terpenuhi dengan disukai atau dikehendaki agar
kriteria hasil : dapat disesuaikan dengan
- Pasien mengatakan nafsu program pembatasan diet pasien.
makan baik 3. Anjurkan untuk makan
- Tidak terjadi penurunan berat sedikit tapi sering sesuai dengan
badan/BB dipertahankan program diet.
- Porsi makan dihabiskan 4. Beri penjelasan tentang diet
hipertensi.
5. Beri HE tentang pentingnya
nutrisi bagi tubuh.
6. Kolaborasi pemberian vitamin
sesuai indikasi
Asuhan Keperawatan Sistem
AV Block Kardiovaskuler
AV blok merupakan gangguan elektrik pada jantung dimana terdapat gangguan (tertunda
atau tidak ada) konduksi dari atrium ke ventrikel.
1. Klasifikasi AV Blok
Klasifikasi AV Blok ditentukan berdasarkan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG):
a) AV blok derajat I
Pada AV blok derajat 1 terjadi penundaan stimulus elektrik jantung saat bergerak melalui
nodus AV atau sistem His Purkinje, menunda munculnya kompleks QRS. Perubahan khas yang
terjadi ketika dilakukan EKG adalah interval PR yang memanjang dengan komplek QRS yang
sempit. Penyebab AV blok derajat I biasanya adalah terjadinya iskemia pada AV node, obat-
obatan yang menekan konduksi ke AV node, seperti beta blocker, calcium chanel antagonist,
digitalis, dan obat-obatan antiaritmia.
b) AV blok derajat II tipe 1 (Wenchkebah)
Terjadi perlambatan progresif dari konduksi atrioventrikular sehingga impuls gagal
tersampaikan. Pada EKG dapat terlihat : perpanjang progresif dari interval PR sampai terjadi
blok gelombang P, interval RR yang semakin memendek sampai terjadi blok gelombang P,
komplek QRS normal jika tidak ada kelainan lainnya, dan interval RR yang mengandung
gelombang P yang terblok lebih pendek dari dua interval RR sebelumnya.
Lanjutan AV Block
c) AV blok derajat II tipe 2 (Mobitz)
AV blok derajat II tipe 2 lebih jarang terjadi dibandingkan AV blok derajat II tipe 1. AV blok tipe
ini terjadi saat adanya blok konduksi AV yang mendadak.
2. Etiologi
Menurut Hudak (1997) penyebab dari gangguan irama dari gangguan irama jantung secara
umum adalah sebagai berikut:
a) Peradangan jantung , misalnya demam reumatik, miokarditis karena infeksi.
b) Gangguan sirkulasi koroner merupakan pembuluh darah yang menyuplay oksigen untuk sel
otot jantung.
c) Gangguan keseimbangan keseimbangan elektrolit
d) Karena intoksikasi obat obat misalnya digitalis obat obat anti ari at anti aritmia,obat anti
aritmia bekerja dengan mempengaruhi proses reenterallarisasi sel jantung
Lanjutan SVT
3. Patofisiologis
Secara umum terdapat tiga macam mekanisme terjadi aritmia termasuk aritmia ventrikel
yaitu automaticity,reentrant, dan triggered activity. Automaticity terjadi karena adanya
percepatan aktivitas fase 4 dari enteraltensial aksi jantung aritmia ventrikel karena
gangguan automaticity biasanya tercetus pada gangguan akut seperti infark miocard akut,
gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basah dan tonus adrenergik adrenergik
yang tinggi oleh karena itu bila berhadapan dengan aritmia ventrikel karena gangguan
automaticity,perlu di koreksi faktor penyebabnya yang mendasarinya.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dari
vertikel takikardi:
a) EKG: menunjukkan pola cidera iskemik dan gangguan konduksi menyatakan tipe/sumber
b) Monitor holter gambaran EKG 24 jam mungkin di perlukan untuk menentukan di mana
distrimina oleh gejala khusus bila pasien aktif di rumah atau kerja juga dapat di gunakan
untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung efek akibat obbat antidisritmia.
Lanjutan VT
B. VT
1. Definisi VT
Ventrikel takikardi (VT) adalah terdapat tiga atau lebih premature premature ventricular
ventricular contraction (PVC) atau ventricular extrasystoles (VES) dengan laju lebih dari 120 kali
permenit (Sudoyo, A.W. et al, 2009).
2. Klasifikasi
Secara umum VT dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Monomorfik
b) Polimorfik
Lanjutan
.3. Etiologi
a) Gangguan sirkulasi koroner (iskemik miokard, infark miokard, aterosklerosis koroner, spasme arteri
koroner)
b) Kardiomiopati
c) Gangguan keseimbangan elektrolit (hiper atau hipokalemia).