Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

KRITIS PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN PADA
SISTEM KARDIOVASKULAR
Dosen Pengajar : Ns. Efa Trisna, S.Kep.,M.Kep
DIII KEPERAWATAN TINGKAT 3 REGULER 1
Disusun Oleh : Kelompok 2

Siti Mega Marsuli Handayani (1914401012)


Kukuh Purwati (1914401027)
Dafa Ardiansyah (1914401031)
Nisa Zulva Nabila (1914401034)
Caesaria Arrohmah (1914401049)
Venty Lia Oktaviana (1914401050)
Definisi Kardiovaskular

Kardiovaskular adalah suatu kondisi di mana terdapat


adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Saat ada
gangguan maupun penyumbatan di kedua bagian tersebut,
sirkulasi darah di tubuh dapat terganggu dan bisa
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit kardiovaskuler,
seperti penyakit jantung dan stroke.
Kardiovaskular
Tanda Dan Gejala

1. Nyeri dada terasa seperti tertindih.


2. Nyeri di leher, rahang, tenggorokan, punggung, dan lengan.
3. Jantung berdebar atau detak jantung malah melambat.
4. Perubahan pada irama jantung.
5. Sesak napas.
6. Batuk kering yang tidak membaik.
7. Mudah lelah saat beraktivitas
8. Tangan dan kaki terasa dingin.
Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2001), penatalaksanaan kardiovaskuler terdiri
atas :
1. Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan risiko
kardiovaskuler dengan biaya sedikit, dan risiko minimal.
2. Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar
pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara
titrasi sesuai dengan umur dan kebutuhan.
Asuhan Keperawatan Sistem
Kardiovaskuler
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat penyakit saat ini
b) Riwayat penyakit dahulu
c) Riwayat penyakit keluarga

B. Pengkajian Primer
1. Airway : Mengenali adanya sumbatan jalan napas
• Penimgkatan sekresi jalan napas
• Bunyi napas krekes ,rongki dan mengki
• Jalan napas adanya sputum,secret,lendir,darah,dan benda
asiing
• Jalan napas bersih atau tidak
Asuhan Keperawatan Sistem
2. Breathing
Kardiovaskuler
• Distress pernapasan : Pernapasan cuping hidung,takipneu/bradipneu, retraksi
• Frekuensi pernapasan: cepat
• Sesak napas atau tidak

3. Disability
• Keadaan umum : GCS, kesadaran, nyeri atau tidak
• Adanya trauma atau tidak pada thorax
• Riwayat penyakit dahulu /sekarang
• Riwayat pengobatan
• Obat-obatan/drugs

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Pasien nampak lemah
2. Tanda-tanda Vital
• Suhu tubuh: 37 derajat celcius
• Tekanan darah: 150/90 mmHg
• Nadi: 88 kali/menit
• RR: 24 kali/menit
Asuhan Keperawatan Sistem
Pemeriksaan Fisik
Kardiovaskuler
1. Mata :Tidak terdapat lesi
2. Kulit : Terdapat edema
3.  Jari Dan Kuku : Sianosis, Clubbing finger
4.  Mulut Dan Bibir : Bibir tampak kering dan pucat
5.  Hidung : Pernapasan dengan cuping hidung
6.  Dada : Pola nafas cepat, pergerakan tidak simetris kanan dan kiri
7.  Pola Pernapasan : Distress respirasi / penggunaan otot aksesori pernafasan,
bunyi nafas tambahan, sianosis

Diagnosa Keperawatan
8. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral
9. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
10. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Asuhan Keperawatan Sistem
Kardiovaskuler
Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri, daerah,
peningkatan tekanan vascular keperawatan selam 3x24 jam kualitas, dan waktu.
serebra diharapkan nyeri pasien dapat 2. Observasi tanda-tanda vital :
berkurang/hilang dengan tekanan darah, nadi, suhu, dan
kriteria hasil : pernapasan.
- Pasien melaporkan nyeri atau 3. Pertahankan tirah baring
ketidaknyamanan selama fase akut.
hilang/terkontrol 4. Beri tindakan non
- Skala nyeri 2 (ringan) farmakologi untuk
menghilangkan nyeri, misalnya
kompres dingin pada dahi, pijat
punggung dan leher, tenang,
redupkan lampu kamar, tehknik
relaksasi distraksi dan aktivitas
waktu senggang)
Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
2. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji repon pasien terhadap
dengan Kelemahan keperawatan selama 3x24 jam aktivitas, dipsnea atau nyeri
diharapkan terjadi peningkatan dada, keletihan dan kelemahan
toleransi aktivitas kriteria hasil : berlebihan, diaphoresis, pusing
- Berpartisipasi dalam aktivitas atau pingsan.
yang dinginkan atau diperlukan. 2. Instruksikan pasien tentang
- Melaporkan peningkatan tehknik penghematan energi
toleransi aktivitas yang dapat misalnya, menggunakan kursi
diukur saat mandi, duduk saat menyisir
atau menyikat gigi, melakukan
istirahat dengan perlahan.
3. Beri dorongan untuk
melakukan aktivitas perawatan
diri bertahap jika dapat
ditoleransi
Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji intake makan pasien
berhubungan dengan intake yang keperawatan selama 3x24 jam perhari.
tidak adekuat diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Identifikasi makanan yang
pasien dapat terpenuhi dengan disukai atau dikehendaki agar
kriteria hasil : dapat disesuaikan dengan
- Pasien mengatakan nafsu program pembatasan diet pasien.
makan baik 3. Anjurkan untuk makan
- Tidak terjadi penurunan berat sedikit tapi sering sesuai dengan
badan/BB dipertahankan program diet.
- Porsi makan dihabiskan 4. Beri penjelasan tentang diet
hipertensi.
5. Beri HE tentang pentingnya
nutrisi bagi tubuh.
6. Kolaborasi pemberian vitamin
sesuai indikasi
Asuhan Keperawatan Sistem
AV Block Kardiovaskuler
AV blok merupakan gangguan elektrik pada jantung dimana terdapat gangguan (tertunda
atau tidak ada) konduksi dari atrium ke ventrikel.
1. Klasifikasi AV Blok
Klasifikasi AV Blok ditentukan berdasarkan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG):
a) AV blok derajat I
Pada AV blok derajat 1 terjadi penundaan stimulus elektrik jantung saat bergerak melalui
nodus AV atau sistem His Purkinje, menunda munculnya kompleks QRS. Perubahan khas yang
terjadi ketika dilakukan EKG adalah interval PR yang memanjang dengan komplek QRS yang
sempit. Penyebab AV blok derajat I biasanya adalah terjadinya iskemia pada AV node, obat-
obatan yang menekan konduksi ke AV node, seperti beta blocker, calcium chanel antagonist,
digitalis, dan obat-obatan antiaritmia.
b) AV blok derajat II tipe 1 (Wenchkebah)
Terjadi perlambatan progresif dari konduksi atrioventrikular sehingga impuls gagal
tersampaikan. Pada EKG dapat terlihat : perpanjang progresif dari interval PR sampai terjadi
blok gelombang P, interval RR yang semakin memendek sampai terjadi blok gelombang P,
komplek QRS normal jika tidak ada kelainan lainnya, dan interval RR yang mengandung
gelombang P yang terblok lebih pendek dari dua interval RR sebelumnya.
Lanjutan AV Block
c) AV blok derajat II tipe 2 (Mobitz)
AV blok derajat II tipe 2 lebih jarang terjadi dibandingkan AV blok derajat II tipe 1. AV blok tipe
ini terjadi saat adanya blok konduksi AV yang mendadak.

d) AV blok derajat III/ Total AV blok (TAVB)


Pada AV blok derajat III atau total AV blok terjadi gangguan konduksi total pada AV. Pada EKG
dapat terlihat: gelombang P tidak berhubungan dengan kompleks QRS. Pada orang dewasa
penyebab yang paling sering adalah infark miokard akut dan degenerasi kronis jalur
konduksi elektrik jantung yang disebabkan karena proses penuaan. Karena denyut jantung
yang terlalu lambat saat terjadi TAVB ini biasanya penderita akan mengalami pusing bahkan
pingsan. Pacemaker (alat pacu jantung) dibutuhkan untuk tatalaksana TAVB.
Asuhan Keperawatan Sistem
SVT VS VT Kardiovaskuler
A. SVT
1. Pengertian SVT
Supraventrik ventrikular takikardi (SVT) adalah satu jenis takidisritmi isritmiartian yang
ditandai dengan perubahan laju jantung yang mendadak bertambah cepat menjadi berkisar
antara 150 kali/menit sampai 250 kali/menit. Kelainan pada SVT mencakup komponen sistem
konduksi dan terjadi di bagian atas bundel HIS. Pada kebanyakan SVT mempunyai kompleks
QRS normal.

2. Etiologi
Menurut Hudak (1997) penyebab dari gangguan irama dari gangguan irama jantung secara
umum adalah sebagai berikut:
a) Peradangan jantung , misalnya demam reumatik, miokarditis karena infeksi.
b) Gangguan sirkulasi koroner merupakan pembuluh darah yang menyuplay oksigen untuk sel
otot jantung.
c) Gangguan keseimbangan keseimbangan elektrolit
d) Karena intoksikasi obat obat misalnya digitalis obat obat anti ari at anti aritmia,obat anti
aritmia bekerja dengan mempengaruhi proses reenterallarisasi sel jantung
Lanjutan SVT
3. Patofisiologis
Secara umum terdapat tiga macam mekanisme terjadi aritmia termasuk  aritmia ventrikel
yaitu automaticity,reentrant, dan triggered activity. Automaticity terjadi karena adanya
percepatan aktivitas fase 4 dari enteraltensial aksi jantung aritmia ventrikel karena
gangguan automaticity biasanya tercetus pada gangguan akut seperti infark  miocard akut,
gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam  basah dan tonus adrenergik adrenergik
yang tinggi oleh karena itu bila  berhadapan dengan aritmia ventrikel karena gangguan
automaticity,perlu di koreksi faktor penyebabnya yang mendasarinya.

4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dari
vertikel takikardi:
a) EKG: menunjukkan pola cidera iskemik dan gangguan konduksi menyatakan tipe/sumber
b) Monitor holter gambaran EKG 24 jam mungkin di perlukan untuk menentukan di mana
distrimina oleh gejala khusus bila pasien aktif di rumah atau kerja juga dapat di gunakan
untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung efek akibat obbat antidisritmia.
Lanjutan VT
B. VT
1. Definisi VT
Ventrikel takikardi (VT) adalah terdapat tiga atau lebih premature  premature ventricular
ventricular contraction (PVC) atau ventricular extrasystoles (VES) dengan laju lebih dari 120 kali
permenit (Sudoyo, A.W. et al, 2009).

2. Klasifikasi
Secara umum VT dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Monomorfik
b) Polimorfik
Lanjutan
.3. Etiologi
a) Gangguan sirkulasi koroner (iskemik miokard, infark miokard, aterosklerosis koroner, spasme arteri
koroner)
b) Kardiomiopati
c) Gangguan keseimbangan elektrolit (hiper atau hipokalemia).

4.Penyebab lain dari ventrikel takikardi adalah :


d) Medikasi/ obat-obatan seperti digitalis dan obat anti aritmia
e) Sarcoidosis (suatu inflamasi yang mengenai kuloit dan jaringan tubuh lainnya)
f) Perubahan postur, exercise, emosional (stress) atau stimulasi vagal
g) Respon terkait gaya hidup ( kafein, alkohol nikotin, metamfetamin/kokain)

5. Faktor resiko ventrikel takikardi


h) Jantung berdebar- debar (palpitasi)
i) Hipotensi di sebabkan sirkulasi menurun
j) Penurunan nadi yang di sebabkan oleh denyut jantung tidak memadai
k) Penurunan pernapasan
l) Pusing di sebabkan oksigenasi menurun dalam darah
m) Ketidak sadaran
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai