Hampir semua penyakit kronis tidak datang tiba-tiba, tetapi
memiliki riwayat perjalanan yang lama. Begitu pula dengan hipertensi. Ketika seseorang terdiagnosis hipertensi untuk pertama kalinya, bisa jadi ia sudah mulai memiliki hipertensi beberapa tahun sebelumnya.
Patofisiologi hipertensi secara alami diawali dari kenaikan tekanan darah sesekali saja. Tanpa melakukan pemeriksaan tekanan darah, Kamu tidak akan tahu kalau terjadi kenaikan tekanan darah. Naiknya tekanan darah yang kadang-kadang ini, lama-kelamaan akan semakin sering dan kemudian menetap, atau tidak bisa turun kembali.
Awalnya, penderita hipertensi tidak merasakan gejala. Jika pun ada gejala, biasanya tidak spesifik dan berubah-ubah. Setelah penyakit berkembang menjadi hipertensi persisten (menetap), maka patofisiologi hipertensi menjadi lebih rumit, di mana sudah melibatkan kerusakan organ-organ lain di seluruh tubuh.
Diawali dari kerusakan pembuluh-pembuluh darah kecil karena hipertensi, diikuti pembuluh darah yang lebih besar seperti arteri dan aorta. Keduanya adalah pembuluh utama di tubuh yang berukuran besar, salah satunya yang membawa darah menuju dan meninggalkan jantung.
Kerusakan pembuluh darah kecil juga terjadi di seluruh organ tubuh sehingga perlahan-lahan jantung, ginjal, retina, dan sistem saraf pusat akan mengalami kerusakan.
Baca juga: Kebiasaan Pencetus Darah Tinggi yang Kerap Diabaikan
Patofisiologi Hipertensi Sesuai Waktu Kejadiannya Jika diamati, inilah patofisiologi hipertensi diawali dari tahap sangat dini hingga hipertensi tingkat lanjut:
1. Prehipertensi Prehipertensi sering juga disebut hipertensi tahap awal, yaitu ketika hasil pemeriksaan tekanan darah menunjukkan kenaikan tetapi belum masuk kategori hipertensi. Prehipertensi ditandai dengan tekanan darah sistolik (angka atas) adalah 120 mmHg-139 mmHg, dan diastolik (angka bawah) adalah 80 mmHg-89 mmHg.
Prehipertensi adalah tanda peringatan bahwa Kamu mungkin akan mengalami tekanan darah tinggi di masa mendatang. Prehipertensi ini dapat ditemui pada usia 10-30 tahun. Penyebabnya biasanya peningkatkan curah jantung.
2. Hipertensi Tahap 1 Hipertensi tahap 1 umumnya dialami pada usia 20-40 tahun, ketika tekanan darah antara 140/90 dan 159/99. Jika sudah diketahui hipertensi seperti ini, maka harus dilakukan terapi.
3. Hipertensi Tahap 2 Dikenal juga sebagai hipertensi tahap 2, yakni ditunjukkan dengan tekanan darah 160/100 atau lebih tinggi. Umumnya hipertensi yang sudah menetap ini diderita orang mulai usia 30-50 tahun.
4. Hipertensi tingkat lanjut (komplikasi) Ini adalah tahap akhir hipertensi ketika sudah terjadi komplikasi ke organ tubuh lainnya baik ke pembuluh darah jantung, ginjal, mata, dan saraf. Usia rata-rata mulai muncul gejala komplikasi adalah 40- 60 tahun.
Penyebab Tekanan Darah Tinggi
Sebagaimana dijelaskan di atas, pada orang yang masih muda, hipertensi yang dialami biasanya berhubungan dengan peningkatan curah jantung. Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel jantung per menit.
Mengapa kecepatan curah jantung ini meningkat, salah satunya disebabkan retensi cairan dan garam oleh ginjal. Di hipertensi tahap awal ini, kerusakan pembuluh darah umumnya belum terjadi. Hal ini karena pembuluh darah masih bisa beradaptasi dengan kenaikan curah jantung ini.
Namun, ketika hipertensi terus berlanjut, adaptasi pembuluh darah mulai hilang. Pembuluh darah mulai mengalami perubahan bentuk, termasuk kaku dan mulai terjadi penyempitan. Dan ini terjadi secara sistemik, atau di semua pembuluh darah besar maupun kecil.