a. Kasus I
Seorang pria berusia 65 tahun dengan PPOK ditemukan kolaps di unit
respiratory. Pada pengkajian awal oleh perawat di bangsal perawatan, pasien
apnea tetapi nadi karotis mudah teraba. Perawat berupaya untuk melalukan
ventilasi dengan memberikan tambahan oksigen melalui bag-mask oksigen
(dengan reservoir) dan memanggil tim cardiac arrest.
Keadaan pasien : Oropharyngeal airway, ventilasi dengan bag-mask, O2 15
L/mnt, nado karotis teraba 90 x/ menit, SpO2 99%, Tingkat kesadaran
Comatose (GCS 3), Oksigen inspirasi 85 % (FiO2 : 0.85)
Hasil AGD : nilai normal
PaO2 : 147 mmHg 80-100 mmHg
pH : 7.10 7.35-7.45
PaCO2 : 135 mmHg 35-45 mm Hg
HCO3- : 36 mmol/L 22-26 mmol/L
BE : + 12 +/- 2 mmol/L
b. KASUS II
Seorang wanita yang berusia 75 tahun dengan cardiac arrest mengalami nyeri
severe pada dada 30 menit sebelumnya. Sirkulasi spontas dikembalikan
dengan melakukan 2 kali shock, namun pasien tetap apnea dan unresponsif.
Tim medis melalukan intubasi dan pasien menggunakan ventilator otomatis.
Keadaan pasien : tube berada di trakea, TV : 900 ml, RR : 18 x/ menit,
oksigen 100%, N : 100 x/ menit, TD : 90/54 mmHg, Tingkat kesadaran
Comatose (GCS 3). Oksigen inspirasi : 100% (FiO2 1.0)
Hasil AGD :
PaO2 : 192 mmHg
pH : 7.62
PaCO2 : 20 mmHg
HCO3- : 20 mmol/L
BE : -4 mmol/L