BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga
bisa menyebabkan kerusakan lebih berat seperti stroke(terjadi pada otak dan
bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain penyakit tersebut dapat pula
WHO/ISH bulan Mei 2003 tentang kriteria hipertensi yang dibagi dalam tiga
kategori yaitu hipertensi stage I dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
adalah 140-158 mmHg dan 90-99 mmHg, untuk hipertensi stage II dengan
mmHg, sedangkan untuk hipertensi stage III dengan tekanan darah sistolik
tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah
pasien harus dipantau dengan interval waktu yang teratur karena hipertensi
dapat bersifat menetap atau merupakan kondisi seumur hidup (Brunner dan
Suddarth, 2001).
makanan fast food yang kaya lemak, asin, malas berolahraga dan mudah
dan emosi.Periksa tekanan darah secara berkala; dan bila diperlukan makan
logistik dan distribusi untuk deteksi dini faktor risiko penyakit jantung dan
(Yoga, 2009).
muda maupun tua, entah orang kaya maupun miskin. Hipertensi merupakan
salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Sebanyak 1 milyar orang
meningkat. Di India, misalnya, mencapai 60,4 juta orang pada 2002 dan
diperkirakan 107,3 juta orang pada 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal
jadi 151,7 juta orang pada 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta
penderita hipertensi pada 2000 dan diprediksi jadi 67,4 juta orang pada 2025.
Di Indonesia, jumlah penderita hipertensi saat ini mencapai 42,4 juta orang
atau sekitar 21% dari populasi penduduk dan diprediksi jadi 72,1 juta orang
penderita hipertensi pada tahun 2015 sebanyak 624 kasus. 2016 sebanyak 722
kasus, 2017 sebanyak 836 kasus hipertensi dan tahun 2018 januari-maret
sebanyak 105 kasus, Dari data di atas dapat disimpilkan bahwa terjadi
mutu keperawatan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Pondidaha.
Puskesmas Pondidaha.
D. Manfaat Penulisan
2. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
B. Anatomi FisiologiJantung
daripada kanan tubuh, dan terdiri atas sisi apeks atau bagian atas dan basal
atau bagian bawah. Apeks terletak sekitar9cm kekiri garis tegah pada tinggi
ruang intercosta kelima, yakni sedikit dibawah putting susu dan sedikit lebih
1. Lapisan Jantung
a. Perikardium
b. Endokardium
c. Miokardium
involunter.Setiap serat sel memiliki satu inti sel dan satu atau lebih
2. Ruang Jantung
Jantung dibagi menjadi sisi kanan dan sisi kiri yang dilapisi oleh
septum. Saat lahir, darah dari satu sisi kesisi lain tidak dapat langsung
ke serambi atas yaitu atrium, dan bilik bawah yaitu ventrikel. Katup
10
Aliran darah dijantung adalah 1 arah: darah masuk ke jantung via atrium
a. Atrium Kanan
dari seluruh jaringan kecuali paru vena cava superior dan inferior
b. Atrium Kiri
paru-paru.
11
c. Ventrikel kanan
d. Ventrikel kiri
3. Katub Jantung
a. Tricuspid
atrium. Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada
tekanan arah atrium kiri, daun katub tricuspid terbuka dan darah
b. Bicuspid ( mitral )
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat
jantung.
oksigen.
Dua vena besar tubuh, vena cava superior dan vena cava
kanan dan kiri, yang membawa darah vena kedalam paru paru
oksigin diabsorbsi.
melalui katup mitral masuk ke ventrikel kiri, dan dari sini darah
semilunar.
14
sisi kanan msuk kesisi kiri jantung melalui paru, atau sirkulasi
pada waktu yang sama dan hal ini diikuti oleh kontraksi simultan
kedua ventrikel.
ini sesuai dengan beban kerja yang mereka lakukan, atrium biasanya
arteri koronaria kanan dan kiri yang bercabang dari aorta dengan
luas.
kecil.
e. Siklus jantung
C. Klasifikasi
1. Normotension, tekanan darah sistolik < 140 mmhg dan tekanan darah
2. Boderline hypertension, tekanan darah sistolik < 141 mmHg dan tekanan
3. Hypertension, tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah
D. Etiologi
1. Hipertensi Esensial
E. Manifestasi Klinik
gejala. Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadinya komplikasi pada
ginjal, mata, otak, atau jantung.Gejala lain yang sering ditemukan adalah
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala, antara lain sakit kepala,
sulit tidur, rasa berat ditengkuk, nyeri di daerah kepala bagian belakang, nyeri
dada, otot lemah, pembrengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat
berlebihan, kulit pucat atau kemerahan, denyut jantung cepat, impotensi dan
mimisan.
18
F. Patofisiologi
di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula
dari syaraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
ke bawah melalui sistem satraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
G. Komplikasi
(arteri otot jantung, aorta pembuluh darah otak, pembuluh darah retina, organ
ginjal.
19
H. Penatalaksanaan
atas :
kardiovaskuler dengan biaya sedikit, dan risiko minmal. Tata laksana ini
dengan umur dan kebutuhan. Terapi yang optimal harus efektif selama
24 jam, dan lebih disukai dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih
baik, lebih murah, dapat mengontrol hipertensi terus menerus dan lancar,
1. Pathway Hipertensi
HIPERTENSI
Risiko
Blood flow darah Nyeri Kepala Resiko
vasokontriksi Iskemia cedera
menurun Ketidakefektifan
miokard
Jaringan Otak
Afterload
Respon RAA
meningkat Nyeri
dada
Merangsang
aldosteron
Penurunan fatique
Curah Jantung
Retensi Natrium
Intoleransi Aktivitas
edema
Kelebihan
Volume Cairan
J. Fokus Pengkajian
1. Biodata
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
epistaksis spontan.
pria dan penyakit ini sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan yaitu
4. Riwayat psikososial
pola bicara.
23
5. Riwayat spiritual
masing-masing individu.
6. Pemeriksaan fisik
dan nadi juga cepat, tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan
c. Review of sistem
1) Sirkulasi
perbedaan denyut.
2) Neurosensori
occipital.
tangan
hemoragi.
3) Nyeri/ketidaknyamanan
jantung).
Nyeri abdomen/massa.
25
5) Keamanan
postural.
7. Aktivitas sehari-hari
a. Aktivitas
monoton.
jantung, tachypnea.
b. Eliminasi
lalu).
26
jugulalaris, glikosuria.
8. Pemeriksaan diagnostik
ginjal.
mening-katkan hipertensi.
gangguan konduksi.
9. Penatalaksanaan
2014 (2012) dan Wilkinson dalam buku saku diagnosis keperawatan edisi
vaskuler serebral.
ventrikular.
situasi krisis
8. Risiko cedera
L. Fokus intervensi
dan intervensi NIC dalam buku saku diagnosis keperawatan edisi revisi
(2011).
vaskuler serebral.
dikendalikan.
Intervensi :
kepala.
sakit kepala.
1) Analgetik
akibat stres.
ventrikular.
dapat diterima.
30
Intervensi :
kronik.
vaskuler
menurunkan relaksasi.
rangsang simpatis.
kondisi.
toleransi fisiologis.
Intervensi :
dengan perlahan.
jantung tiba.
Intervensi :
pembelajaran.
34
otak.
tubuh.
Intervensi :
Kriteria Hasil : bunyi napas bersih, tanda vital dalam rentang normal,
Intervensi :
a. Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna setiap diuresis terjadi.
baring.
bila mungkin.
pembatasan.
37
e. Kaji distensi leher dan pembuluh perifer. Lihat area tubuh dependen
untuk edema dengan atau tanpa pitting, catat adanya edema tubuh
umum (anasarka).
situasi krisis.
Intervensi :
situasi.
38
intervensi.
ataupun gelisah.
nonverbal.
kemampuan koping.
8. Risiko cedera
kesehatan.
Intervensi :
cedera.
cedera.
M. Fokus implementasi
N. Fokus evaluasi
menilai sejauh mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 juni 2018 pada pukul 8.30 WITA. Saat
pengkajian keluhan utama yaitu klien mengatakan kepala pusing, nyeri pada
tungkai, sakit kepala disertai leher tegang dan kaku.Riwayat kesehatan masa
lal upasien pernah dirawat di rumah sakit 4 hari pada tahun 2017 dengan
kasus yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses penyembuhan.
monapa dengan keluhan kepala pusing, nyeri ulu hati, leher dan tungkak
keturunan dari ibu karena sebelum pasien menderita hipertensi ibu pasien
pasien sangat optimis untuk sembuh dan pasien selalu berharap dan berdoa
kepada tuhan, pasien memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga
dan saudara.
42
keluarga yang menderita penyakit yang sama yang dialami oleh klien
X X X X
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
2 ?
7 2
2 2 ? ?
9 9
50
Keterangan :
: laki-laki X : Meninggal
: perempuan ? : tidak
: Klien
24x/menit, Berat Badan saat ini 75 kg, dengan Tinggi Badan 160 cm, ciri
tubuh gemuk.
dijumpai nyeri dada. Abdomen pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu
kedua kakinya dan pasien sulit beraktifitas, semua aktivitas pasien dibantu
pupil, isokor sklera baik.Penciuman hidung bentuk dan posisi anatomis tidak
ada nyeri tekan dapat membedakan bau .Pendengaran baik serumentidak ada
pada rongga mulut, gigi bersih tidak ada pendarahan maupun peradangan.
Nutrisi sebelum masuk puskesmas pola makan pasien biasa 3x1 sehari,
pondidaha pasien tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1-2 jam setelah
masuk dirawat di puskesmas tidur hanya ± 3 jam.Pada siang hari pasien tidak
bisa tidur karena suasana yang tidak tenang, kurang nyaman sehingga klien
Pola aktivitas klien sebagai ibu rumah tangga yang tiap waktu banyak
di rumah dan jumlah kesibukan atau pekerjaan rumah yang tiada henti,
Penatalaksanaan/Pengobatan/Therapy yaitu:
Antasida 3 x 1 tablet
PCT 3 x 1 tablet
Panitidin 2 x 1 tabet
Amlodipin 1 x 1 tablet
45
gerakkan S : 370C
kanan lemah 35
35
- Kaki kananya dan tangan
C. Perumusan Masalah
Do :
- Skala nyeri 7
TD : 160/100 mmHg
P : 24x/menit
47
2. Ds : Vasokonstriksi Hambatan
3 5
3 5
sering terbangun
Do :
4. Ds : Hipertensi Ansietas
- Klien
cepat sembuh
Do :
gelisah
49
D. Diagnosa Keperawatan
Ds :
Do :
- Klien meringis
- Skala nyeri 7
- TTV :
S : 370C
N : 100x/menit
TD : 160/100 mmHg
P : 24x/menit
tandai dengan:
Ds :
Do :
- Ku. Lemah
dengan:
Ds :
Do :
- TTV :
TD : 160/100 mmHg
Ds :
Do :
Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Setelah di lakukan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui keadaan umum
Ds : nyeri teratasi dengan 2. Berikan kompres dingin 2. Tindakan yang menurunkan tekanan
- Klien mengatakan kriteria hasil : pada daerah frontalis dan vaskuler serebral dan yang
TD : 160/100 mmHg
P : 24x/menit
2 Hambatan mobilitas sfisik Setelah di lakukan 1. Kaji skala kekuatan otot 1. Menetapkan kemampuan atau
kekuatan otot toleransi aktivitas 2. Bantu pasien memilih posisi 2. Pasien nyaman dengan posisi kepala
tangan kanannya mengalami 3. Jelaskan pentingnya istirahat 3. Istirahat yang cukup dapat
susah di gerakkan kelemahan dalam rencana pengobatan dan menghambat energy untuk
- Kaki kanan dan ADL dengan 4. Kolaborasi dengan tim 4. Meminimalkan lahan dan
3. Gangguan pola tidur Setelah di lakukan 1. Kaji pola tidur klien 1. mengetahui kebutuhan
-Klien mengatakan sering kriteria hasil : 3. Anjurkan tirah baring selama 3. Meminimalkan stimulasi dan
terbangun dari tidurnya - pola tidur klien fase akut meningkatkan relaksasi
akibat sakit kepala terarutur/normal 4. Jelaskan tentang pentingnya 4. Meningkatkan pengetahuan klien
TD : 160/100 mmHg
55
4. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Untuk mengetahui tingkat
kesehatan 4x24 jam, di harapkan 2. Beri HE tentang masalah 2. Klien memahami dan mengerti
- Klieningin cepat berkurang atau hilang, 3. Dengarkan keluhan klien 3. Klien merasa di perhatikan sehingga
sembuh dari dengan kriteria hasil : klien merasa aman dalam tindakan
HARI,TGL HARI,TGL
DIAGNOSA EVALUASI
NO. DAN IMPLEMENTASI PARAF DAN PARAF
KEPERAWATAN (SOAP)
WAKTU WAKTU
1. Nyeri akut berhubungan dengan Selasa, 1. Mengobservasi TTV Selasa, S : Klien mengatakan
N : 100x/menit meringis
P : 24x/menit N : 100x/menit
dingin. P : 24x/menit
tidur
obat -obatan
ketorolak 1 amp/8
jam/IV
58
berhubungan dengan penurunan 19-06-2018 Hasil : kekuatan otot ekstremitas 19-06-2018 - Klien mengatakan
(ROM pasif)
3. Gangguan pola tidur Selasa, 1. Mengkaji pola tidur klien Selasa, S : klien mengatakan
berhubungan denganpeningkatan 19-06-2018 hasil : klien tidur 2x sehari 19-06-2018 masih sering
tekanan intracranial 10.30 lama tidur siang ± 2 jam, 13.15 terbangun akibat
S : 37 0C dilanjutkan
N : 100x/menit
TD : 160/100 mmHg
P : 24x/menit
yang cukup
jelaskan
4. Ansietas berhubungan dengan Selasa, 1. Mengkaji tingkat kecemasan Selasa, S : klien mulai paham
4. Memberikan dorongan
62
11.30 spiritual
diberikan
kesembuhan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Rabu, 1. Mengobservasi TTV Rabu, S : Klien mengatakan
N : 97x/menit meringis
63
P : 24x/menit N : 100x/menit
tidur
obat -obatan
berhubungan denganpenurunan 20-06-2018 Hasil : kekuatan otot ekstremitas 20-06-2018 - Klien mengatakan
beristirahat duduk/bersandar
dengan seksama
tim fisioteraphy
(penyinaran)
3. Gangguan pola tidur Rabu, 1. Mengkaji pola tidur klien Rabu, S : klien mengatakan
berhubungan dengan 20-06-2018 hasil : klien tidur 2x sehari 20-06-2018 masih sering
peningkatan tekanan intracranial 14.50 lama tidur siang ± 2 jam, 17.35 terbangun akibat
S : 36,8 0C teratasi
P : 24x/menit
4 Ansietas berhubungan dengan Rabu, 1. Mengkaji tingkat kecemasan Rabu, S : klien mulai paham
berdoa P : Intervensi
spiritual
kesembuhan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Kamis, 1. Mengobservasi TTV Kamis, S : Klien mengatakan
N : 90x/menit tersenyum
68
P : 24x/menit N : 97x/menit
dingin. P : 24x/menit
obat -obatan
1 amp/8 jam/IV
berhubungan dengan penurunan 21-06-2018 Hasil : kekuatan otot ekstremitas 21-06-2018 - Klien mengatakan
lemah (skala 4)
kesehatan
70
dengan seksama
4. Melakukan koordinasi
3. Gangguan pola tidur Kamis, 1. Mengkaji pola tidur klien Kamis, S klien mengatakan
berhubungan dengan 21-06-2018 hasil : klien tidur 2x sehari, 21-06-2018 tidurnya mulai
peningkatan tekanan intracranial 09.20 lama tidur siang ± 2 jam, 13.40 nyenyak
Hasil : dihentikan
71
S : 36,8 0C
N : 97x/menit
TD : 130/90 mmHg
P : 24x/menit
(skala 1) O : TD normal
kesembuhan