HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh:
Rizki Zulfa Nur Azizah
NPM: 18.0601.0008
i
Iniversitas Muhammadiyah Magelang
BAB 1
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyebab terjadinya gagal jantung kongestif dan
juga penyakit cerebrovaskuler, dimana penyakit tersebut merupakan faktor
penyebab terjadinya kematian (Istyawati et al., 2020). Sebagian besar yang
penderita hipertensi tidak menyadari menderita hipertensi ataupun mendapatkan
pengobatan. Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan
komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan
kebutaan. Stroke (51%) dan penyakit jantung koroner (45%) merupakan penyebab
kematian tertinggi (Sumadi et al., 2020).
1
Iniversitas Muhammadiyah Magelang
2
Data prevalensi hipertensi di atas, semakin tinggi angka kejadian hipertensi, maka
akan berbanding lurus dengan angka morbiditas dan mortalitas yang mengalami
hipertensi. Hipertensi tidak dapat disembuhkan, dan penderita seumur hidupnya
akan terdiagnosa dengan hipertensi, walaupun hipertensi tidak dapat disembuhkan
tetapi kejadiannya dapat dikontrol atau dikendalikan dengan manajemen
hipertensi yang baik. Tekanan darah yang tidak terkontrol pada hipertensi dapat
menimbulkan berbagai macam komplikasi hingga dapat menyebabkan kematian.
Secara umum manajemen hipertensi dibagi menjadi dua yaitu manajemen dengan
pengobatan secara farmakologis dan nonfarmakologis (Aprilyadi & Zuraidah,
2020). Pengobatan non farmakologis adalah suatu bentuk pelayanan pengobatan
yang menggunakan cara, alat atau bahan yang dipergunakan sebagai alternatif
atau pelengkap pengobatan medis. Salah satu terapi yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri kepala pada penderita hipertensi adalah terapi massage, yaitu
slow stroke back massage (Purwandari & Sari, 2018).
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan aplikasi Slow Stroke Back Massage terhadap resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak pada hipertensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan
memompa keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara terus-menerus lebih
dari suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriol-arteriol konstriksi. Konstriksi arteoli
membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri.
Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Purwandari & Sari, 2018).
2.1.2 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan (Irawan et al.,
2019):
5
6
2.1.3 Klasifikasi
Indonesia pada saat ini masih mengacu pada kriteria hipertensi dari Joint National
Committee (JNC). Adapun klasifikasi menurut The Seventh Report of The Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High
Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi
menjadi kelompok normal, pra-hipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat (Adrian
& Tommy, 2019)
Keterangan:
TDS: Tekanan Darah Sistolik
TDD: Tekanan Darah Diastolik
Klasifikasi terkait tekanan darah juga dilakukan oleh World Health Organization
(WHO), dan International Society of Hypertension (ISH). Namun klasifikasi JNC
7 merupakan klasifikasi yang paling umum digunakan (Yudha et al., 2018).
a. Nyeri kepala saat terjaga yang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina
c. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
d. Peningkatan urinasi pada malam hari (nokturia) karena peningkatan aliran
darah ginjal dan filtrasi glomerulus
e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.
Slow stroke back massage dengan sentuhan pada kulit ataupun tekanan langsung
antara praktikkan dan pasien membuat otot, tendon dan ligamen menjadi rileks
sehingga memicu pengeluaran asetilkolin melalui neurotransmitter untuk
menghambat aktifitas saraf simpatis di miokardium. Slow Stroke Back Massage
dapat mempengaruhi penurunan aktifitas saraf simpatis yang membuat
vasodilatasi pembuluh darah dan getah bening serta meningkatkan respon reflex
baroreseptor. Mekanisme ini mempengaruhi terjadinya penurunan kecepatan
denyut jantung, curah jantung dan volume sekuncup dan pada akhirnya terjadi
perubahan tekanan darah yaitu penurunan tekanan darah melalui
memvasodilitasikan sistemik dan penurunan kontraktilitas otot jantung
(Kusumoningtyas & Ratnawati, 2018) .
a. Tekanan darah sistolik dari deviasi berat dari kisaran normal sampai tidak
ada deviasi dari kisaran normal.
b. Tekanan darah diastolik dari deviasi berat dari kisaran normal sampai
tidak ada deviasi dari kisaran normal.
c. Sakit kepala tidak ada dari berat ke tidak ada.
a. Monitar tanda-tanda vital, suhu, tekanan darah, denyut nadi, dan respirasi.
b. Catat keluhan sakit kepala.
c. Monitor pharestesia: mati rasa dan kesemutan.
d. Edukasi pada klien dan keluarga untuk menghindari kegiatan yang bisa
meningkatkan tekanan intracranial.
e. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat.
f. Mulailah melakukan tindakan pencegahan sesuai peraturan (aplikasikan
Slow Stroke Back Massage).
2.2 Konsep Terapi atau Inovasi Slow Stroke Back Massage (SSBM)
2.2.1 Pengertian Terapi Slow Stroke Back Massage (SSBM)
Slow Stroke Back Massage (SSBM) adalah tindakan massage pada punggung atau
bahu dengan usapan yang perlahan. Stimulasi kulit menyebabkan pelepasan
endorphine. Penggunaan terapi Slow Stroke Back Massage (SSBM) akan
menurunkan tekanan darah (Fatimah & Punjastuti, 2020).
2.2.2 Manfaat
Mekanisme Slow Stroke Back Massage (SSBM) adalah pada pelepasan endorphin,
vasodilatasi sistemik dan penurunan kontraktilitas yang terjadi akibat peningkatan
aktivitas sistem saraf parasimpatis yang mengeluarkan neurotransmitter
asetilkolin yang dapat menghambat depolarisasi SA node AV node yang berakibat
Hipertensi
mencukupi kebutuhan
Gangguan sirkulasi
Afterload meningkat
Resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan
otak
curah jantung
17
18
3.4.2 Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas batas normal yaitu bila tekanan sistolik mencapai di atas 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg (Faujiah & Ardiani, 2020).
3.4.3 Terapi Slow Stroke Back Massage
Terapi Slow Stroke Back Massage adalah tindakan massage pada punggung atau
bahu dengan usapan yang perlahan. Stimulasi kulit menyebabkan pelepasan
endorphine. Dengan menggunakan Slow Stroke Back Massage (SSBM) akan
menurunkan tekanan darah (Fatimah & Punjastuti, 2020).
N KUNJUNGAN
O KEGIATAN ke- ke- ke- ke- ke- ke
1 2 3 4 5 -6
1 Melakukan wawancara dan observasi pada
pasien.
2 1. Melakukan pengkajian pada pasien.
2. Menentukan diagnosa keperawatan
pada pasien.
3. Menyusun intervensi keperawatan
pada pasien.
3 Melakukan implementasi sesuai dengan
intervensi yang telah di susun.
4 Melakukan pengukuran tekanan darah
sebelum terapi Slow Stroke Back Massage.
5 Melakukan pengukran tekanan darah
setelah dilakukan terapi Slow Stroke Back
Massage.
3.8.3 Kesimpulan
Kesimpulan dilakukan setelah kegiatan analisis data yang berlangsung dilapangan
maupun setelah selesai di lapangan. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan analisa
data baik berasal catatan lapangan, observasi, maupun dokumentasi yang didapat
dari hasil studi kasus.
5.1 Kesimpulan
Hasil dari asuhan keperawatan selama 12 kali kunjungan dalam waktu 3 minggu
pada Ny. S dengan hipertensi dapat penulis tarik kesimpulan.
5.1.1 Pengkajian
Setelah penulis melakukan pengkajian pada Ny.S dengan 13 domain NANDA di
daerah Borobudur, didapatkan hasil tekanan darah 160/100 mmHg. Saat
dilakukan pengkajian klien mudah diajak komunikasi dan kooperatif.
38
39
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan berdasarkan hasil Karya Tulis Ilmiah ini yaitu
sebagai berikut:
5.2.3 Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat yang memiliki anggota keluarga dengan
hipertensi sehingga dapat mendukung kesembuhan dan kesejahteraan anggota
keluarga.
5.2.4 Penulis
Hasil dari Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan bisa menjadi sarana ilmu untuk
menambah pengetahuan dan bisa disebarluaskan supaya lebih bermanfaat.
Adrian, S. J., & Tommy, T. (2019). Diagnosis Dan Tatalaksana Terbaru Pada
Dewasa. Cdk-274, 46(3), 172–178.
http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/503%0Adiakses
pada tanggal 28 oktober 2020
Fadlilah, S. (2019). Pengaruh kompres hangat terhadap nyeri leher pada penderita
hipertensi esensial di wilayah Puskesmas Depok I, Sleman Yogyakarta.
Caring : Jurnal Keperawatan, 8(1), 23–31.
https://doi.org/10.29238/caring.v8i1.364
Fatimah, M., & Punjastuti, B. (2020). Pengaruh Slow Stroke Back Massage
Terhadap Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi: Literatur Review.
Jurnal Kesehatan Madani Medika, 11(02), 167–175.
Irawan, D., Muhimmah, I., & Yuwono, T. (2019). Prototype Smart Instrument
Untuk Klasifikasi Penyakit Hipertensi Berdasarkan Jnc-7. Jurnal Teknologi
Informasi Dan TerapanIrawan, Dudi, Izzati Muhimmah, and Tito Yuwono.
40
41
Istyawati, P., Prastiani, D. B., & Rakhman, A. (2020). Efektifitas Slow Stroke
Back Massage (Ssbm) Dalam Menurunkan Skala Nyeri Kepala Pasien
Hipertensi Di Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal. Coping: Community of
Publishing in Nursing, 8(2), 207.
https://doi.org/10.24843/coping.2020.v08.i02.p14
Lestari, S. (2020). Asuhan keperawatan pada tn. s dengan cedera kepala ringan
di ruang igd rumah sakit daerah balung jember. Riskesdas 2013.
Muhajirin, M., & Ashari, A. (2018). Perancangan Sistem Pengukur Detak Jantung
Menggunakan Arduino Dengan Tampilan Personal Computer. Inspiration :
Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 8(1).
https://doi.org/10.35585/inspir.v8i2.2458
Rusdiana, T., Putriana, N. A., Sopyan, I., Gozali, D., & Husni, P. (2019).
Pemberian Pemahaman Mengenai Sediaan herbal yang Berfungsi untuk
Pemeliharaan Kesehatan jantung dan Ginjal di Desa Cibeusi, Sumedang,
Jawa Barat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(6), 139–141.
17(1), 74–84.
Septiari, P., & Restuning, D. (2017). Pengaruh Terapi Slow Stroke Back Massage
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Derajat 1 Di
Panti Wreda Omega Semarang. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan,
1(1), 18–25. https://doi.org/10.33655/mak.v1i1.5