Anda di halaman 1dari 12

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma Husada Surakarta
2022

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DALAM


PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN : NYERI
Rindam Aristina 1), Ari Pebru Nurlaily 2), Atiek Murharyati 3)
1
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma
Husada Surakarta
2,3
Dosen Progam Studi Keperawatan Diploma Tiga Universitas Kusuma Husada
Surakarta
Email : rindamaristina168@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi adalah penyakit dengan adanya gangguan tekanan darah sistolik
maupun diastolik yang naik diatas tekanan darah normal. Secara umum, hipertensi ialah
suatu keadaan kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding
pembuluh darah arteri. Hipertensi terjadi karena keadaan mengalami tekanan darah tinggi
dan nyeri kepala yang mengakibatkan intracranial naik dan kelelahan. Salah satu tanda dan
gejala peningkatan tekanan intracranial adalah nyeri kepala yang dapat menimbulkan
gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman : nyeri pada pasien hipertensi. Rasa
aman nyaman : nyeri adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, maka penting untuk
mengurangi tekanan darah dan intensitas nyeri pada pasien hipertensi agar kebutuhan rasa
aman nyaman : nyeri terpenuhi salah satunya dengan pemberian terapi autogenik relaksasi
menggunakan aroma terapi cendana. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui
gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dalam pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman : nyeri. Jenis penelitian ini adalah diskriptif dengan
pendekatan studi kasus menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Studi kasus ini dilakukan di IGD RSUD Karanganyar pada tanggal 26 januari 2022.
Instrumen yang digunakan yaitu spygnometer dan NRS (Numerical Rating Scale). Subjek
dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan hipertensi dalam pemenuhan
kebutuhan rasa aman nyaman : nyeri. Salah satu tindakan non farmakologi dalam
penurunan tekanan darah dan skala nyeri pada pasien hipertensi dengan pemberian
tindakan terapi autogenik relaksasi menggunakan aroma terapi cendana dilakukan 1 kali
sehari selama 25 menit. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa adanya penurunan tekanan
darah dari 200/100 mmHg menjadi 180/100 mmHg dan skala nyeri dari 6 menjadi 4.
Rekomendasi Tindakan terapi autogenik relaksasi menggunakan aroma terapi cendana
sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah dan skala nyeri pada pasien hipertensi.

Kata kunci : Terapi autogenik relaksasi, aroma terapi cendana, hipertensi, skala nyeri.
Associate’s Degree in Nursing Study Program
Faculty of Health Sciences
Kusuma Husada University of Surakarta
2022

NURSING CARE FOR HYPERTENSION PATIENT IN FULFILLING


THE NEEDS FOR SAFETY AND COMFORT: PAIN
Rindam Aristina 1), Ari Pebru Nurlaily 2), Atiek Murharyati 3)
1
Student of Associate’s Degree in Nursing Study Program of Kusuma Husada University
of Surakarta
2,3
Lecturer of Associate’s Degree in Nursing Study Program of Kusuma Husada
University of Surakarta
Email : rindamaristina168@gmail.com

ABSTRACT
Hypertension is a disorder in which systolic and diastolic blood pressures increase
above normal blood pressure. In general, hypertension is a chronic condition characterized
by increased blood pressure on arterial walls. Hypertension happens due to high blood
pressure and headache, which cause increased intracranial pressure and fatigue. One of the
symptoms of increased intracranial pressure is headache, which may disturb the fulfillment
of the needs for safety and comfort: pain in the patient. The needs for safety and comfort:
pain is basic human needs. Therefore, it’s important to lower the blood pressure and pain
intensity of hypertension patient to fulfill the needs for safety and comfort: pain, including
by administering autogenic relaxation therapy using sandalwood aromatherapy. The
purpose of the present case study was determining the nursing care for hypertension patient
in fulfilling the needs for safety and comfort: pain. The research type was descriptive with
case study approach, using observation, interview, and documentation. The present case
study was performed in IGD RSUD Karanganyar on January 26th 2022. The instruments
were spygnometer and NRS (Numerical Rating Scale). The subject of the present case
study was one patient with hypertension in fulfilling the needs for safety and comfort: pain.
One of the non-pharmacological managements in lowering blood pressure and pain scale
of hypertension patients is autogenic relaxation therapy using sandalwood aromatherapy 1
times a day for 25 minutes. The case study result showed that blood pressure lowered from
200/100 mmHg to 180/100 mmHg and pain scale lowered from 6 to 4. Autogenic relaxation
therapy using sandalwood aromatherapy is effective in lowering blood pressure and pain
scale in hypertension patients.

Keywords : Autogenic relaxation therapy, sandalwood aromatherapy, hypertension, pain


scale.
PENDAHULUAN maupun diastolik yang naik diatas
tekanan darah normal. Tekanan darah
Hipertensi menyebabkan 7,5
sistolik adalah tekanan darah yang
juta ikematian iatau isekitar 12,8% dari
tercapai ketika jantung berkontraksi dan
itotal ikematian idi dunia. Persentase
memompakan darah keluar melalui arteri
penderita hipertensi di Indonesia
(Masriadi, 2016). Secara umum,
meningkat dari 25,8% pada tahun 2013
hipertensi ialah suatu keadaan kronis
menjadi 34,1% pada tahun 2018 (World
yang ditandai dengan meningkatnya
Health Organization, 2019).
tekanan darah pada dinding pembuluh
Menurut Dinkes Jateng (2018), darah arteri ( Sari, Y. N, 2017).
prevalensi kejadian hipertensi di Jawa
Penyebab hipertensi dibagi
Tengah pada tahun 2016 sebesar 5,71%.
menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer
Presentase tersebut semakin tinggi di
atau esensial yaitu faktor dari dalam
tahun 2017 sebanyak 12,98%.
contohnya faktor usia, jenis kelamin,
Peningkatan prevalensi peristiwa
stress, kurang olahraga, merokok, kopi,
hipertensi juga terjadi di tahun 2018 yaitu
asupan garam berlebih, obesitas dan
sebanyak 15,14%.
kolestrol tinggi. berbagai faktor tadi yang
Menurut Laporan Provinsi Jawa
dapat menyebabkan peningkatan tekanan
Tengah (2018), Jawa Tengah dengan 35
darah dan mengakibatkan berbagai
kabupaten yang salah satunya adalah
keluhan apabila tidak segera ditangani
kabupaten karanganyar jumlah kejadian
bisa menyebabkan berbagai penyakit
hipertensi termasuk lima besar tertinggi
komplikasi seperti penyakit stroke,
sebanyak 40,67% dari total penduduk
penyakit ginjal, penyakit jantung koroner
Jawa tengah. dari data Rekam Medis
yang semuanya berujung pada kematian.
RSUD Kabupaten Karanganyar
Hipertensi juga bisa dikendalikan untuk
diketahui bahwa hipertensi menempati
mengurangi penyakit komplikasi,
posisi keempat dari total jumlah 2813
(Triyanto, 2014).
masalah (11%). berdasarkan data
Masalah keperawatan yang
tersebut kejadian hipertensi harus
sering muncul pada pasien hipertensi
dikendalikan dengan mengetahui
adalah nyeri. Nyeri itu sendiri disebabkan
penyebab terjadinya hipertensi.
oleh pergeseran jaringan intracranial
Dalam kegawat daruratan pasien
yang peka terhadap nyeri akibat
hipertensi adalah penyakit dengan
tingginya tekanan intracranial. Nyeri
adanya gangguan tekanan darah sistolik
yang sering muncul pada pasien psikologis sehingga menjadi lebih baik
hipertensi adalah nyeri kepala, nyeri (Kamble et a, 2014).
kepala itu sendiri merupakan cara tubuh Menurut Sadigh (2019), Tujuan
memberi alarm bahwa terdapat yang relaksasi autogenik adalah mengalihkan
tidak beres terhadap kesehatan, perhatian dari stimulus tekanan atau
mengalami nyeri kepala yang sangat kecemasan kepada hal-hal yang
hebat secara tiba-tiba datang biasanya menyenangkan serta relaksasi, selama
mengakibatkan salah satu pertanda latihan seseorang dipandu untuk rileks
adanya penyakit yang serius. Penanganan dengan situasi yang tenang dan sunyi.
nyeri kepala pada pasien hipertensi jika Autogenik relaksasi mengguna-
benar dan tepat nyeri kepala hipertensi kan aroma terapi cendana dapat
dapat terkontrol dan terhindar dari mempengaruhi aktifitas sistem syaraf
komplikasi (Syidsatul, 2017). otonom, yaitu saraf yang mengatur
Pemberian terapi autogenik tekanan darah, dan menenangkan
relaksasi menggunakan aromaterapi aktifitas pada sistem syaraf simpatik,
cendana dapat menurunkan tekanan sehingga memicu terjadinya pelebaran
darah dan intensitas nyeri. Autogenik pembuluh darah, serta adanya pernafasan
relaksasi merupakan relaksasi yang yang dalam, rileks bisa meningkatkan
bersumber pada diri sendiri dilakukan sirkulasi oksigen sehingga otot-otot
dengan cara menahan dan cenderung akan mengendur serta bisa
menghembuskan nafas setelah itu memperlancar aliran darah dan
membaca kalimat pendek berupa bicara berpengaruh untuk menurunkan tingkat
seperti “‫ْال َع ِظ ْي َم‬ َ‫للا‬ ‫اَ ْستَ ْغفِر‬ stress, sehingga terapi ini bisa
(Astagfirullahalazim yang artinya aku menurunkan tekanan darah (Sherword,
memohon agung kepada tuhan yang 2011),
ّ ٰ َ‫( س ْبحَان‬Subhanallah
maha agung) dan ِ‫ٱَلل‬ Berdasarkan penelitian yang
yang artinya maha suci allah)” , Lakukan dilakukan oleh Lono Wijayanti, Arif
kurang lebih selama 25 menit dan Helmi Setiawan, Erika Martining
dilakukan secara bersamaan, ataupun Wardani (2020) dalam jurnal “pengaruh
pikiran yang mampu membuat pikiran autogenik relaksasi menggunakan aroma
tentram. Aroma Terapi cendana terapi cendana terhadap tekanan darah
memberikan dampak bagi penghirupnya pada pasien hipertensi” yang dilakukan
untuk meningkatkan keadaan fisik serta selama 25 menit menunjukkan bahwa
adanya penurunan tekanan darah dan terapi autogenic relaksasi menggunakan
nyeri pada pasien hipertensi. aroma terapi cendana dilakukan 1 kali
Dalam penjelasan latar belakang selama 1 hari dengan durasi 25 menit.
diatas untuk pemenuhan kebutuhan rasa
aman nyaman : nyeri pada pasien HASIL DAN PEMBAHASAN
hipertensi dapat dilakukan dengan Setelah penulis melakukan pengkajian
pemberian autogenik relaksasi pada Ny. G didapatkan :
menggunakan aroma terapi cendana.
a. Pengkajian
Oleh karena itu, penulis tertarik
Pengkajian adalah tahap awal
melakukan pengelolaan kasus asuhan
dalam proses keperawatan dalam
keperawatan dalam bentuk Karya Tulis
pengumpulan data dari berbagai
Ilmiah dengan judul “Asuhan
sumber data untuk menvaluasi dan
Keperawatan Gawat Darurat pada Pasien
mengidentifikasi status kesehatan.
Hipertensi Dalam Pemenuhan
Pengkajian bertujuan mengumpulkan
Kebutuhan Rasa Aman Nyaman : Nyeri.
informasi dan membuat data sebagai
METODE PENELITIAN dasar utama dalam memberikan asuhan
Studi kasus ini adalah studi yang keperawatan sesuai kebutuhan individu
melakukan eksplorasi suatu masalah (Hidayat, 2017).
asuhan keperawatan pada pasien Pengkajian terhadap Ny. G dengan
hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan penyakit hipertensi di IGD RSUD
rasa aman nyaman : nyeri. Karanganyar menggunakan metode
Subjek yang digunakan yaitu satu autoanamnesa dan alloanamnesa.
orang pasien yang mengalami hipertensi Instrumen yang digunakan saat
dengan tekanan darah 200/100 mmHg pengkajian nyeri yaitu menggunakan
dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman NRS (Numerical Rating Scales) dengan
nyaman : nyeri. Tempat dan pelaksanaan rentang angka 0-10. Pengukuran
studi kasus ini di Ruang IGD RSUD dilakukan sebelum dan sesudah
Karanganyar dengan masalah tindakan keperawatan dilakukan
keperawatan nyeri. Pengambilan data (Mubarak et al., 2015).
dilakukan pada tanggal 26 Januari 2022. Pengkajian primer didapatkan
Instrumen yang digunakan dalam hasil pengkajian Airway tidak ada
penelitian ini adalah spygnometer dan sumbatan dijalan nafas, lidah tidak
NRS (Numeric Rating Scale). Tindakan jatuh kebelakang, tidak ada benda
asing, tidak ada edema pada mulut, yang berkaitan dengan kesehatan (Tim
faring, laring, tidak ada disfagia, suara Pokja SDKI DPP PNI, 2017). Dari hasil
nafas vasikuler. Pengkajian Breathing data pengkajian yang dilakukan pada
didapatkan suara nafas vasikuler, tidak tanggal 26 januari 2022 diperoleh data
ada suara tambahan RR: 20x/menit, subyetif pasien mengatakan nyeri
tidak menggunakan alat bantu dikepala karena tekanan darahnya
pernapasan tidak ada cuping hidung meningkat, P : pasien mengatakan nyeri
SPo2: 99%. Pengkajian Circulation di kepala bagian belakang, Q : pasien
diperoleh TD: 200/100 mmHg, Nadi mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk,
110x/menit, kekuatan nadi kuat, R : pasien mengatakan nyeri di kepala, S
capillary refill time <2 detik, akral : pasien mengatakan skala nyeri 6, T :
hangat, suhu 36ºC, warna kulit sawo pasien mengatakan nyeri dirasakan terus
matang, tugor kulit normal, kulit menerus. Data obyektif yaitu pasien
tampak kering, tidak terdapat luka. meringis menahan nyeri, gelisah dan sulit
Pengkajian Disability didapatkan data tidur, pemeriksa tanda-tanda vital adanya
GCS 15, E4 membuka mata dengan TD : 200/100 mmHg, nadi : 110x/ menit,
spontan, V5 dapat berorientasi dengan RR : 20x/menit, spo2 : 99%, suhu : 36oC.
baik, M6 dapat melakukan perintah Berdasarkan syarat dan ketentuan
dengan baik, pupil isokor, ukuran ±2 penegakan diagnosis keperawatan harus
mm kanan dan kiri, pupil mengecil memenuhi 80-100% tanda dan gejala
ketika terkena cahaya, kesadaran mayor minor sehingga diagnosis dapat
composmentis, pasien tampak gelisah. ditegakkan (SDKI, 2016). Sedangkan
Pengkajian Exposure suhu 36ºC, tidak pada kasus pasien hipertensi ini tanda
ada cedera atau edema, tidak ada dam gejala mayor minor memenuhi 80%
kelainan lain. sehingga penulis dapat menegakkan
b. Diagnosa prioritas diagnosis keperawatan yaitu
Diagnosa keperawatan merupakan suatu nyeri akut berhubungan dengan agen
pinilaian klinis mengenai respons klien pencedera fisiologis sesuai SDKI (2016).
terhadap masalah kesehatan atau proses Nyeri merupakan pengalaman
kehidupan yang di alaminya baik yang apapun yang dikatakan seseorang, ada
berlangsung actual maupun potensial. ketika tidak mengatakannya. Nyeri
iagnosa keperawatan bertujuan untuk mempunyai pengalaman individu dan
mengidentifikasi respon klien individu, pribadi dengan cara seseorang
keluarga dan komunitas terhadap situasi mengungkapkan atau mengatasi nyeri di
tentukan oleh budaya, pengalaman hidup, hasil pasien mengatakan nyeri kepala
dan kepribadian seseorang, Nair M dan berkurang, skala nyeri menurn
Peate (2015). Nyeri akut adalah menjadi 4, tekanan darah menurun
pengalaman sensorik dan emosional yang menjadi 180/100 mmHg dan sikap
berhubungan dengan rusaknya jaringan gelisah menurun, pola tidur membaik.
secara actual atau fungsional, secara Berdasarkan SIKI, (2018),
mendadak atau lambat, ringan hingga intervensi keperawatan yang
berat berlangsung selama kurang dari 3 direncanakan untuk menyelesaikan
bulan (SDKI, 2016). masalah nyeri akut terdiri dari OTEK
Berdasarkan fakta pada Ny. G (observasi, terapeutik, edukasi,
menunjukkan rasa tidak nyaman akibat kolaborasi).
nyeri sehingga prioritas diagnose Intervensi keperawatan yang
keperawatan yang dapat dirumuskan direncanakan yaitu manajemen nyeri
adalah nyeri akut berhubungan dengan (I,08238) meliputi observasi :
agen pencedera fisiologis (iskemia) Identifikasi lokasi, karakteristik,
dibuktikan dengan pasien tampak durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
meringis menahan nyeri di kepala bagian nyeri, identifikasi skala nyeri.
belakang. Diagnosis ini sudah sesuai Terapeutik : berikan terapi “autogenic
dengan SDKI yang dibuktikan dengan relaksasi menggunakan aroma terapi
data mayor mengeluh nyeri, tampak cendana” untuk mengurangi tekanan
meringis, gelisah, dan sulit tidur. darah dan intensietas nyeri dilakukan
c. Intervensi selama 25 menit, fasilitasi istirahat dan
Intervensi keperawatan adalah tidur. Edukasi : ajarkan terapi
berbagai perawatan, berdasarkan autogenic relaksasi menggunakan
penilaian klinis dan pengetahuan yang aroma terapi cendana untuk
dilakukan oleh seorang perawat untuk mengurangi tekanan darah dan skala
meningkatkan hasil pasien atau klien nyeri tindakan dilakukan selama 25
(Pertami & Budiono, 2015). menit. Kolaborasi : pemberian
Berdasarkan fokus prioritas diagnosis kolaborasi yaitu mengkolaborasikan
keperawatan pertama maka dibuat pemberian analgesik santagesik 500
intervensi dengan tujuan setelah mg/8 jam yang manfaatnya untuk
dilakukan tindakan keperawatan 1x6 mengatasi nyeri akut dan kronik berat
jam diharapkan masalah (L.08066) seperti sakit kepala.
tingkat nyeri menurun dengan kriteria
mengevaluasi respon klien atau
d. Implementasi mengidentifikasi masalah dan
Implementasi keperawatan mengevaluasi respon klien terhadap
adalah pelaksanaan tindakan yang intervensi (Sulistyowati, 2018).
telah ditentukan, dengan maksud agar Dengan mengidentifikasi lokasi,
kebutuhan pasien terpenuhi secara karakteristik, durasi, frekuensi,
optimal. Pelaksanaan tindakan kualitas, dan intensitas nyeri ;
keperawatan adalah implmentasi memonitor tanda-tanda vital penulis
keperawatan terhadap pasien secara dapat mengumpulkan dan
urut sesuai prioritas masalah yang menganalisis data status kesehatan
sudah dibuat dalam rencana tindakan pasien serta mengetahui keadaan
asuhan keperawatan, termasuk pasien sehingga dapat melakukan
didalamnya nomor urut dan waktu di tindakan sesuai rencana. Implementasi
tegakkan suatu pelaksanaan asuhan dilakukan dengan hasil, P : pasien
keperawatan (Basri, Tri, Egi, 2020). mengatakan nyeri di kepala bagian
Proses pelaksanaan implementasi belakang, Q : pasien mengatakan nyeri
harus berpusat kepada kebutuhan seperti di tusuk-tusuk, R : pasien
pasien, factor-faktor lain yang mengatakan nyeri di kepala, S : pasien
mempengaruhi kebutuhan mengatakan skala nyeri 6, T : pasien
keperawatan, strategi implementasi mengatakan nyeri dirasakan terus
keperawatan, dan kegiatan komunikasi menerus. Data obyektif yaitu pasien
(Dinarti & Muryanti, 2017). meringis menahan nyeri, gelisah dan
Implementasi keperawatan yang sulit tidur, pemeriksa tanda-tanda vital
pertama adalah mengidentifikasi adanya TD : 200/100 mmHg, nadi :
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 110x/ menit, RR : 20x/menit, spo2 :
kualitas, dan intensitas nyeri, 99%, suhu : 36oC.
memonitor tanda-tanda vital. Rasional Tindakan kedua merupakan
untuk mengetahui lokasi nyeri dan tindakan utama yang direncanakan
skala yang muncul ketika nyeri timbul yaitu yaitu memberikan teknik non
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). farmakologis untuk mengurangi rasa
Memantau tanda-tanda vital nyeri (terapi autogenik relaksasi dan
merupakan cara cepat dan efisien aroma terapi cendana) dilakukan 1x
untuk memantau kondisi klien atau selama 25 menit yang bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah dan meningkatkan keadaan fisik serta
psikologis sehingga menjadi lebih baik menurunkan tingkat stress, sehingga
sehingga bisa menurunkan tekanan terapi ini bisa menurunkan tekanan
darah dan menurunkan tingkat nyeri darah Menurut (Sherword, 2011), yang
pasien. dimana setelah dilakukan tindakan
Menurut Mardiono (2016), Autogenik relaksasi menggunakan
Autogenik relaksasi merupakan aroma terapi cendana mengalami
relaksasi yang seakan menempatkan penurunan dalam tekanan darah dan
diri ke dalam kondisi terhipnotis skala nyeri.
ringan. Bisa juga memerintahkan Tindakan ketiga yaitu
tungkai dan lengan untuk rasa berat memfasilitasi istirahat tidur. Istirahat
dan hangat, detak jantung dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang
kecepatan nafas stabil, perut rileks, harus dipenuhi oleh semua orang.
serta dahi terasa bersih dan dingin. Istirahat tidur yang cukup dapat
Menurut Astuti, (2015) aroma terapi membuat tubuh berfungsi secara
cendana merupakan terapi yang optimal. Istirahat tidur juga dapat
menggunakan minyak essensial atau membantu memulihkan keadaan
sari minyak murni untuk membantu secara fisik, dapat menggurangi stres
mempebaiki atau menjaga kesehatan, dan kecemasan (Suarilah, 2017).
membangkitkan semangat, menyegar Sehingga perawat menganjurkan
kan serta menenangkan jiwa dan raga. pasien beristirahat dan tidur agar
Mekanisme tindakan Autogenik keadaan pasien tenang, tidak
relaksasi menggunakan aroma terapi menggalami gangguan pada pola tidur
cendana yaitu bisa mempengaruhi serta mengurangi nyeri kepala yang
aktifitas sistem syaraf otonom, yaitu dirasakan.
saraf yang mengatur tekanan darah, Tindakan ke empat yaitu
dan menenangkan aktifitas pada tindakan kolaborasi pemberian obat
sistem syaraf simpatik, sehingga analgesik yaitu santagesik 500 mg/8
memicu terjadinya pelebaran jam yang manfaatnya untuk mengatasi
pembuluh darah, serta adanya nyeri akut dan kronik berat seperti
pernafasan yang dalam, rileks bisa sakit kepala. Analgesik adalah sebuah
meningkatkan sirkulasi oksigen obat yang bukan dibuat untuk
sehingga otot-otot cenderung akan penggunaan analgesik tetapi terbukti
mengendur serta bisa memperlancar mengurangi nyeri akut (Kozier, et al.,
aliran darah dan berpengaruh untuk 2010).
Berdasarkan hasil fakta di IGD tindakan intervensi keperawatan dengan
RSUD Karanganyar semua pemberian terapi autogenik relaksasi
implementasi keperawatan terlaksana. menggunakan aroma terapi cendana
Semua implementasi dilakukan sesuai terdapat penurunan tekanan darah dari
standar operasional prosedur dan 200/100 mmHg menjadi 180/100 mmHg
adanya persetujuan pasien atau dan skala nyeri 6 menjadi skala 4 pada
keluarga bertanggung jawab. pasien hipertensi.
e. Evaluasi
Mekanisme tindakan Autogenik
Evaluasi merupakan penilaian
relaksasi menggunakan aroma terapi
dengan cara membandingkan
cendana yaitu bisa mempengaruhi
perubahan keadaan pasien dengan
aktifitas sistem syaraf otonom, yaitu
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
saraf yang mengatur tekanan darah,
pada tahap perencanaan (Rohmah &
dan menenangkan aktifitas pada
Walid, 2016).
sistem syaraf simpatik, sehingga
Berdasarkan studi kasus, implementasi
memicu terjadinya pelebaran
yang dilakukan pada Ny. G sebelum
pembuluh darah, serta adanya
dan sesudah dilakukan pemberian
pernafasan yang dalam, rileks bisa
terapi autogenic relaksasi
meningkatkan sirkulasi oksigen
menggunakan aroma terapi cendana
sehingga otot-otot cenderung akan
terhadap penurunan tekanan daran dan
mengendur serta bisa memperlancar
tingkat nyeri pada Tabel 4.1.
aliran darah dan berpengaruh untuk
Tabel 4.1 Evaluasi Tekanan Darah dan
menurunkan tingkat stress, sehingga
Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah di
terapi ini bisa menurunkan tekanan
lakukan tindakan Autogenik Relaksasi
darah dan skala nyeri Menurut
Menggunakan Aroma Terapi Cendana
(Sherword, 2011).
pada Ny. G :
Hari/Tgl/Jam Evaluasi Sebelum Sesudah KESIMPULAN DAN SARAN
08.25 WIB 08.50 WIB Pemberian terapi autogenic
Rabu, 26 Tekanan 200/100 180/100 relaksasi menggunakan aroma terapi
/01/22 Darah mmHg mmHg cendana untuk mengurangi tekanan darah
Rabu, 26/ Skala 6 4
dan intensietas nyeri dilakukan sebanyak
01/22 Nyeri
1 kali selama 25 menit di dapatkan hasil
Berdasarkan tabel 4.1 evaluasi di
terjadi penurunan tekanan darah dari
dapatkan sesudah dan sebelum dilakukan
200/100 mmHg menjadi 180/100 mmHg
dan intensitas nyeri dari skala 6 menjadi khususnya pada pasien
skala 4 pada pasien hipertensi. Maka hipertensi sehingga dapat
dapat disimpulkan bahwa terapi menambahkan pengetahuan
autogenic relaksasi menggunakan aroma mahasiswa mengenai pemberian
terapi cendana efektif untuk menurunkan terapi autogenic relaksasi
tekanan darah dan skala nyeri pada menggunakan aroma terapi
pasien hipertensi dengan kebutuhan rasa cendana dalam pemenuhan
aman nyaman : nyeri. kebutuhan rasa aman nyaman :
SARAN nyeri.

1. Bagi Intitusi Pelayanan 4. Bagi Penulis

Kesehatan. Diharapkan penulid

Pemberian terapi dapat menerapkan efetifitas

autogenic relaksasi terapi autogenic relaksasi

menggunakan aroma terapi menggunakan aroma terapi

cendana dalam pemenuhan cendana pada pasien hipertensi

kebutuhan rasa aman nyaman : dengan masalah pemenuhan

nyeri diharapkan dapat menjadi kebutuhan rasa aman nyaman :

solusi dalam penanganan cedera nyeri.

kepala ringan. 5. Bagi Penulis Selanjutnya

2. Bagi Perawat Diharapkan dapat

Diharapkan perawat menjadi referensi dalam

dapat menerapkan intervensi memberikan asuhan

keperawatan terapi autogenic keperawatan yang tepat bagi

relaksasi menggunakan aroma pasien hipertensi.

terapi cendana pada pasien DAFTAR PUSTAKA


hipertensi dalam pemenuhan Astuti, W., Rahayu, H. S. E., &
Wijayanti, K. (2015). Pengaruh
kebutuhan rasa aman nyaman :
Aromaterapi Bitter Orange
nyeri. Terhadap Nyeri Dan
Kecemasan Fase Aktif Kala 1.
3. Bagi Institusi Pendidikan
In Prosiding Seminar Nasional
Diharapkan dapat & Internasional.
memfasilitasi akses dan bahan Basri, Tri, Egi. (2020). Konsep Dasar
Dokumentasi Keperawatan.
mengenai referensi khususnya Bandung : Media Sains
dalam keperawatan gawat Indonesia.

darurat dalam penanganan


Dinarti & Yuli Muryanti. (2017). Bahan dan Kesehatan. Jakarta: PT
Ajar Keperawatan: Bumi Aksara Group.
Dokumentasi Keperawatan PPNI, T. P. S. D. (2016). Standar
Komite Penanggulangan Diagnosis Keperawatan
Kanker Nasional. (2015). Indonesia Definisi dan
Panduan Penatalaksanaan Indikator Diagnostik edisi 1.
Kanker kolorektal. Panduan DPP PPNI.
Penatalaksanaan Kanker PPNI, T. P. S. D. (2018). Standar Luaran
Kolorektal. Keperawatan Indonesia
Dinkes Jateng. (2018). Profil kesehatan Definisi dan Kriteria Hasil
provinsi jawa tengah tahun Keperawatan edisi 1. DPP
2017. Dinkes Jateng. PPNI.
Semarang. Rohmah, N., & Walid, S. (2016). Proses
Hidayat, Alimul, Aziz A. (2017). keperawatan. Yogyakarta : Ar-
Metodologi Penelitian Ruzz Media.
Keperawaan. Jakarta : Salemba Sadigh, M. R. (2019). A Mind-Body
Medika. Approach to the Treatment of
Kamble, R. R., Mehta, P., & Shinde, V. Chronic Pain Syndrome and
M. (2014). Aromatherapy as Stress- Related Disorders (E.
complementary and alternative A. Moore (ed.). McFarland
medicine systematic review. Health Topics.
World Journal of Sari, Y. N. (2017). Berdamai Dengan
Pharmaceutical Research, Hipertensi. Jakarta: Bumi
144–160. Kesehatan Medika.
Kementerian RI tahun 2018.
Sherwood, L. I. (2011). Fisiologi
Kozier, et al., (2010). Buku Ajar Manusia. EGC:Jakarta.
Fundamental Keperawatan.
Syiddatul, B. (2017). Pengaruh
Jakarta : Penerbit Buku
Pemberian Kompres Hangat
Kedokteran EGC.
Jahe Terhadap Skala Nyeri
Mardiono, S. (2018). Pengaruh Relaksasi Kepala Hipertensi Pada Lansia
Autogenik terhadap Penurunan Di Posyandu Lansia Karang
Tekanan Darah pada Klien Werdha Rambutan Desa
Hipertensi di Wilayah Kerja Burneh Bangkalan. Jurnal
Puskesmas 23 Ilir Palembang Kesehatan, 5(1), 1-7. Terpadu.
Tahun 2015. Jurnal Graha Ilmu.
Keperawatan Soedirman, Widyanto, F. C., & Triwibowo, C. 2013.
11(3), 192-198. Trend Disease "Trend Penyakit
Masriadi, (2016). Epidemiologi Penyakit Saat Ini". Jakarta: TIM.
Tidak Menular. Jakarta: Trans World Health Organization. (2010).
Info Media. World Health Statistics 2010
Mubarak, Wahid Iqbal, Lilis Indrawati, Indicator.
Joko Susanto. (2015). Buku
Ajar Ilmu Keperawtan Dasar
Buku 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Nair, M., & Peate, I. (2015). Dasar Dasar
Patofisiologi Terapan (Edisi
kedua) - Panduan Penting
untuk Mahasiswa Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai