Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penekanan pada unit keluarga merupakan salah satu aspek
terpenting pada keperawatan. Keluarga merupakan unit terkecil didalam
masyarakat yang berperan dalam menentukan asuhan keperawatan yang
diperlukan bagi anggota keluarga yang sakit. Dengan memberikan
pelayanan kesehatan pada keluarga perawat akan medapatkan 2
keuntungan sekaligus, yaitu memenuhi kebutuhan individu dan memenuhi
kebutuhan masyarakat, pelayanan kesehatan yang dilaksanakan terkait
penanganan penyakit menular dan tidak menular salah satunya adalah
penyakit hipertensi (Andarmoyo, 2012).
American Heart Association (AHA) mendefinsikan hipertensi yaitu
keadaan dimana terjadinya peningkatan tekanan darah sistemik diatas
rentan normal ditunjukan dengan hasil pengukuran tekanan sistol > 140
dan tekanan diastol > 90 mmHg (AHA, 2020). “The Silent Killer”
merupakan julukan dari hipertensi dimana penderita tidak menunjukan
tanda dan gejala apapun tetapi dapat menyebabkan kematian. Stroke, gagal
jantung, gagal ginjal, dan ensefalopati adalah komplikasi penyakit yang
disebabkan oleh hipertensi, bahkan hipertensi menjadi penyebab utama
kematian pada pasien stroke (Oktarosada, 2020).
Word Health Organisation (WHO) memprediksi menjelang tahun
2025 bahwa penderita hipertensi akan meningkat 1,6 Milyar atau 29,2 % .
Berdasarkan data WHO tahun 2012 sebanyak 982 juta orang 26,4 %
penghuni bumi mengidap hipertensi dari data tersebut ditemukan penderita
pria sebanyak 26,6 % sedangkan untuk wanita sebanyak 26,1 % (Pratiwi,
2015).
Kemenkes RI menyatakan pada tahun 2018 pravelensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran penduduk usia >18 tahun sebesar 34,1%,
Kalimantan selatan menduduki peringkat tertinggi yaitu 44,1% sedangkan
terendah di Papua sebesar 22,2%. Estimasi jumlah kasus hipertensi di

1
2

Indonesia sebesar 63.309.620, sedangkan angka kematian di Indonesia


akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.
Dari hasil pendataan tahun 2020 di Kabupaten Kolaka terdapat
41.149 penduduk usia diatas 15 tahun yang terdiagnosa mengalami
hipertensi. Sekitar 35 % telah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
prosedur, sedangkan 65% masyarakat memilih untuk menggunakan terapi
komplementer seperti ramuan-ramuan atau obat-obatan herbal, (Dinkes
Kolaka, 2020). Dari hasil pendataan cakupan penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Wundulako tahun 2020 diperoleh sebanyak
3.928 atau 14% penduduk (Data Hipertensi Puskesmas Wundulako 2021)
Salah satu cara agar mempertahankan tekanan darah dalam rentan
normal penderita hipertensi dapat melakukan terapi farmakologis maupun
nonfarmakologis. Contoh terapi nonfarmakologis yaitu memodivikasi
gaya hidup, teknik distraksi, dan teknik relaksasi, (Wahyuni, 2020).
Teknik distraksi adalah teknik yang bertujuan untuk mengalihkan
perhatian klien seperti terapi distraksi pendengaran atau musik, distraksi
visual melalui video, dan imajinasi terbimbing. Salah satu teknik distraksi
yang bisa dilakukan penderita hipertensi adalah dengan terapi distraksi
pendengaran atau murotal Al-quran (Oktarosada, 2020).
Murotal Al-quran merupakan musik atau rekaman suara yang
berisi bacaan ayat suci Al-quran yang dilantunkan oleh seorang qori.
Lantunan ayat suci Al-quran dapat membawa respon positif bagi tubuh
manusia yaitu menurunkan hormon stress, secara alami mengaktifkan
hormon endhorpin, memberi perasaan rileks, memperbaiki sistim kimia
tubuh sehingga tekanan darah menurun dan mengontrol pernapasan, detak
jantung, denyut nadi, serta dapat mengalihkan perhatian dari rasa takut dan
cemas (Susilawati, 2020).
Peneltian Wahyuni, et al (2020) menyatakan dari penerapan terapi
murotal Al-quran yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan
durasi 15 menit setiap kali terapi hasil yang diperoleh yaitu adanya
pengaruh pemberian terapi terhadap penurunan tekanan darah dibuktikan
dengan nilai p Value tekanan darah sistol adalah 0,000 (p<0,05) dan nilai
3

tekanan darah diastol sebanyak 0,001 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa


pemberian terapi murotal Al-quran efektif terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi. Penelitian serupa dilakukan oleh
Susilawati et al (2020) yaitu mendengarkan murotal al-quran surah Ar-
rahman dengan durasi ± 11 menit 9 detik dan dilakukan sehari 1 kali
selama 3 hari mendapatkan hasil yang signifikan dengan nilai tekanan
daras sistol p 0,048 (p<0,05) dan tekanan diastol p 0,047 (p<0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam terapi
murotal Al-quran terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Penggunaan terapi ini mempengaruhi gelombang otak yaitu
gelomban alfa dan theta dimana dalam kondisi ini tubuh akan merasa
rileks, nyaman bahkan sampai terkantuk-kantuk sehingga dapat
menghasilkan hormon endorphin.
Berdasarkan hasil observasi saya, masyarakat atau keluarga masih
banyak yang belum mengetahui tentang terapi ini, keluarga biasanya
melakukan pengobatan hipertensi dengan menggunakan obat-obatan atau
ramuan-ramuan herbal dan hanya berfokus pada ukuran tekanan darahnya
saja sedangkan kondisi psikis atau kenyamanan kurang diperhatikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Hipertensi pada Pemberian Terapi Murotal Al-quran Terhadap
Penurunan Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Wundulako
Tahun 2021”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diperoleh rumusan
masalah: Bagaimanakah Penerapan Terapi Murotal Al-Quran Untuk
Menurnkan Tekanan Darah Pada Keluarga Dengan Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wundulako,.
1.3 Tujuan Studi Kasus
Mendapatkan gambaran secara umum tentang Penerapan Terapi
Murotal Al-Quran Untuk Menurnkan Tekanan Darah Pada Keluarga
Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wundulako tahun 2021.
4

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1. Bagi Institusi
Proposal ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi agar
dapat meningkatkan keilmuan dalam bidang keperawatan keluarga
khususnya pada keluarga dengan hipertensi.
1.4.2. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan dan menambah wawasan
pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapakan Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Pada Pemberian Terapi
Murotal Al-quran untuk menurunkan tekanan darah di wilayah
Kerja Puskesmas Wundulako.
1.4.3. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai pemberian terapi
Murotal Al-quran untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Hipertensi
2.2.1 Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik >140 dan
tekanan diastolic >90 mmHg. Penderita hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi mengalami penyakit jantung, tetapi juga dapat
mengalami komplikasi penyakit lainnya seperti penyakit saraf, ginjal,
dan pembuluh darah. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin
besar pula resikonya, (Nurarif, 2015).
Hipertensi merupakan gangguan yang terjadi pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah terhambat untuk sampai ke jaringan tubuh. Penyebabnya adalah
peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi
pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah, (Pratiwi,
2015).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana terjadinya
peningkatan tekanan darah sistemik diatas rentan normal ditunjukan
dengan hasil pengukuran tekanan sistol > 140 dan tekanan diastol > 90
mmHg berdasarkan tiga kali pengukuran atau lebih yang diukur secara
terpisah, (Nuraeni, 2020).
2.2.2 Etiologi
Hipertensi terbagi menjadi 2 golongan berdasarkan penyebabnya, yaitu
(Nurarif, 2015):
1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer atau biasa disebut juga denga hipertensi
idiopatik karena tidak diketahui penyebab pastinya. Faktor-faktor
yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas
saraf simpatis sistem renin, angiotensin serta peningkatan Na + Ca
intraseluler. Obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia
merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko
seseorang mengalami hipertensi.
6

2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing serta yang
berhubungan dengan kehamilan.
2.2.3 Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian dari cardiac
output dengan total tahanan perifer. Curah jantung diperoleh dari
perkalian antara volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung
dengan denyut jantung. Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh
sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. 4 sistem kontrol yang
berperan dalam mempertahankan tekanan darah, yakni sistem
baroreseptor arteri, sistem renin angiotensis, pengaturan volume cairan
tubuh, dan autoregulasi vaskuler. Baroreseptor arteri ditemukan di
sinus carotid, tetapi sering dijumpai dalam aorta dan dinding ventrikel
kiri. Baroreseptor ini dapat memonitor derajat tekanan arteri. Sistem
baroreseptor yaitu menghilangkan peningkatan tekanan arteri melalui
mekanisme perlambatan jantung oleh respon vagal dan vasodilatasi
dengan penurunan tonus simpatis, menyebabkan kontrol sirkulasi
meningkatkan tekanan arteri sistemik bila tekanan baroreseptor turun
dan menurunkan tekanan arteri sistemik bila tekanan baroreseptor
meningkat.
Perubahan volume cairan mempengaruhi tekanan darah sistemik.
Bila tubuh mengalami kelebihan air dan garam, tekanan darah dapat
meningkat melalui mekanisme fisiologis kompleks yang mengubah
aliran balik vena ke jantung curah jantung meningkat. Bila ginjal
berfungsi dengan baik peningkatan arteri dapat mengakibatkan
penurunan tekanan darah. Kondisi patologis ginjal dalam
mengekresikan air dan garam ini akan meningkatkan tekanan arteri
sistemik. Sekresi renin yang tidak tepat sebagai penyebab
meningkatkatkan tahanan perifer vaskular pada hipertensi esensial.
Pada tekanan darah yang tinggi kadar renin harus diturunkan karena
adanya peningkatan tekanan arterioaral renal mungkin sebagai
7

penghambat sekresi renin. Sebagian besar orang dengan tekanan darah


tinggi esensial mempunyai kadar renin normal. Peningkatan tekanan
darah secara terus-menerus akan mengakibatkan kerusakan pembuluh
darah pada organ-organ vital. Karena pembuluh darah yang menebal
dan kaku maka perfusi jaringan akan menurun dan mengakibatkan
infark miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal (Ardiansyah,
2012)
2.2.4 Faktor Resiko
Faktor resiko pada hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu (Kemenkes RI
2013):
1. Faktor yang Tidak Dapat Diubah
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Keturunan (genetik)
2. Faktor yang Dapat Diubah
a. Obesitas
b. Merokok
c. Kurang aktivitas fisik
d. Konsumsi garam berlebihan
e. Dislipidemia
f. Konsumsi alkohol berlebih
g. Psikososial dan stress
2.2.5 Klasifikasi
Derajat hipertensi dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1 Normal < 120 < 80
2 Tinggi 120 – 129 < 80
3 Hipertensi
Grade 1 (ringan) 130 – 139 80 – 89
Grade 2 (sedang) >140 >90
Grade 3 (berat) >180 > 120
Tabel 2.1. Derajat Hipertensi Sumber: (AHA, 2020)
8

2.2.6 Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala pada hipertensi dapat dibedakan menjadi (Nurarif,
2015):
1. Tidak ada Gejala
Tidak ada gejala yang spesisifik yang dapat dihubungkan dengan
meningkatnya tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri yang
didapatkan dari hasil pemeriksaan. Dari hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
2. Gejala yang Lazim
Gejala terlazim yang kebanyakan dialami oleh penderita hipertensi
yaitu:
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelaham
c. Sesak napas
d. Gelisah
e. Mual / muntah
f. Epistaksis
g. Kesadaran menurun
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Nurarif, 2015) pemeriksaan penunjang berikut ini dapat
membantu untuk menegakkan diagnosa hipertensi:
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/ Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan serta dapat mengindikasi factor resiko seperti
hipokoagulabitas dan anemia.
b. BUN/Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal
c. Glukosa : hiperglikemi (DM merupakan pencetus hipertensi)
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, untuk mengetahui adanya
disfungsi ginjal dan DM
9

2. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral dan ensifalopati


3. EKG : menunjukan tanda pola regangan, luas, peninggian
gelombang P merupakan salah tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
4. IUP : mengindetifikasi penyebab hipertensi, seperti batu ginjal,
perbaikan ginjal
5. Foto dada : untuk menunjukkan destruksi klasifikasi pada area
katup, pembesaran jantung.
2.2.8 Penatalaksanaan
Pada penderita hipertensi penatalaksanaan yang dilakukan ada 2, yaitu:
1. Terapi Farmakologis
Menurut (Gunawan 2006 dalam Riko Tri Prsetyo, 2019)
a. Golongan duretik
Obat pertolongan pertama yang membantu ginjal untuk
mengeluarkan air dan garam untuk menurunkan volume cairan
sehingga membuat pembuluh darah melebar dan tekanan darah
menurun.
b. Alfa-blocker
Sekolompok obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan
menyebabkan vasodilatasi perifer serta menurunnya tekanan
darah.
c. Beta-blocker
Belum diketahui dengan pasti mekanisme dari obati ini, diduga
cara kerjanya berdasarkan beta blokase jantung sehingga
mengurangi daya dan frekuensi kontraksi jantung.
d. Vasodilator
Mekanisme obat ini mengembangkan dinding arteriole
sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang.
e. Antagonis kalsium
Golongan obat yang dapat menghambat pemasukan ion
kalsium ke dalam sel otot polos dengan efek vasodilatasi.
f. Penghambat ACE
10

Obat ini menurunkan tekanan darah dengan menghambat


Angiotensin Coverting Enzyme yang beraya vasokontriksi kuat.
2. Terapi Nonfarmakologis
Menurut (Ardiansyah, 2012 dalam Ika Sulistyawati, 2020)
a. Modifikasi gaya hidup
b. Terapi musik
c. Terapi relaksasi
d. Senam aerobik dan yoga
2.2 Konsep Terapi Murotal Al-quran
2.3.1 Definisi
Murotal adalah musik atau rekaman suara yang berisi bacaan
ayat suci Al-quran yang dilantunkan oleh seorang qori. Lantunan
ayat Al-quran secara fisik mengandung unsur suara manusia yang
dipercaya dapat menurunkan hormon stress, secara alami
mengaktifkan hormon endhorpin, memperbaiki sistim kimia tubuh
sehingga tekanan darah menurun dan mengontrol pernapasan, detak
jantung, denyut nadi, serta dapat mengalihkan perhatian dari rasa
takut, cemas, (Oop Ropei, 2017).
Murotal Al-quran merupakan musik atau rekaman suara yang
berisi bacaan ayat suci Al-quran yang dilantunkan oleh seorang
qori. Lantunan ayat suci Al-Qur-an dapat membawa respon positif
bagi tubuh manusia yaitu menurunkan hormon stress, secara alami
mengaktifkan hormon endhorpin, memberi perasaan rileks,
memperbaiki sistim kimia tubuh sehingga tekanan darah menurun
dan mengontrol pernapasan, detak jantung, denyut nadi, serta dapat
mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, (Susilawati, 2020).
2.3.2 Mekanisme Terapi Murotal Al-quran
Pemberian terapi murotal bekerja pada otak dimana ketika
didorong oleh rangsangan dari murotal maka otak akan memproduksi
zat neuropeopoptide yang memberi umpan balik dengan respon berupa
kenikmatan dan kenyamanan. Dengan mendengarkan lantunan ayat
suci Al-quran seseorang dapat merasakan perubahan fisiologis yang
11

sangat besar. Secara umum mereka merasakan adanya penurunan


depresi, kesedihan, dan ketenangan jiwa, (Wahyuni, 2020).
Pada saat penderita hipertensi mendengarkan bacaan Alquran maka
terjadi peningkatan hormon endorphin yang memberikan efek distraksi
dan relaksasi otot sehingga gejala rasa sakit kepala akibat peningkatan
tekanan darah dapat teralihkan (Ani Nuraeni, 2020).

2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi


2.4.1 Pengkajian
Menurut (Riasmini, dkk, 2017 dalam Ika Sulistyawati 2020) hal-hal
yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan keluarga hipertensi
adalah:
1. Data Umum, meliputi identitas keluarga seperti nama kepala
keluarga, alamat , agama, bahasa, komposisi anggota keluarga,
jarak yankes terdekat, aktivitas rekreasi keluarga, dan alat
transportasi sehari-hari.
2. Kondisi kesehatan semua anggota keluarga, terdiri dari
hubungan dengan keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, pekerjaan saat ini, status gizi, tanda-tanda vital, status
imunisasi dasar, penggunaan alat bantu protesa serta status
kesehatan anggota keluarga saat ini.
3. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan,
meliputi nama individu, diagnosa medis, rujukan dokter atau
rumah sakit, keadaan umum, sirkulasi, cairan / pola berkemih,
pernapasan, mukuloskeletal, neurosensory, kulit, istirahat dan
tidur, status psikologi, komunikasi, budaya, personal hygiene
dan data penunjang medis.
4. Data kesehatan lingkungan, meliputi sanitasi lingkungan, tempat
tinggal yang terdiri dari ventilasi penerangan, kondisi lantai,
serta tempat pembungan sampah.
5. Struktur keluarga, meliputi struktur peran, komunikasi, kekuatan
dan bagaimana hubungan antar keluarga.
12

6. Riwayat tahap perkembangan, menjelaskan tahap perkembangan


keluarga dan tugas perkembangan keluarga.
7. Fungsi keluarga, meliputi aktivitas sehari-hari dan kemampuan
keluarga dalam melakukan tugas kesehatan keluarga.
2.4.2 Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian
pasien yang dijadikan pedoman perawat dalam menangani respon
pasien dengan efektif (Andormoyo, 2012).
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hipertensi:
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Rasa Nyaman
3. Intoleransi Aktivitas
Skala untuk menentukan prioritas (Andormoyo, 2012):
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah:
Skala: 1
- Aktual 3

- Risiko 2

- Keadaan Sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah:


Skala: 2
- Mudah 2

- Sebagian 1

- Tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah:


Skala: 1
- Tinggi 3

- Cukup 2

- Rendah 1

4. Menonjolnya masalah:
Skala: 1
- Masalah berat, harus ditangani 2
13

- Masalah tidak perlu segera 1


ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Tabel. 2.1. Skala Prioritas
Cara Skoring:
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
Skor yang diperoleh
X Bobot
Skor tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
2.4.3 Intervensi Keperawatan
Pada tahap perencanaan pertama-tama perencanaan meliputi
perumusan tujuan yang berorientasi pada klien. Penyusunan bersama
tujuan tersebut terdiri atas kemungkinan sumber-sumber keluarga
dalam perawatan mandiri. Menggambarkan sesuatu untuk pendekatan-
pendekatan alternatif dalam pemecahan masalah yang berada pada
keluarga tersebut. Kemudian menyeleksi intervensi-intervensi
keperawatan yang akan dilakukan dan bersifat spesifik (Andormoyo.
2012).
2.4.4 Implementasi Keperawatan
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun.
Perawat membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan, oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien.Tujuan dari pelaksanaan ini adalah membantu pasien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. Selama tahap pelaksanaan, perawat harus
melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang
paling sesuai dengan kebutuhan pasien. Semua tindakan keperawatan
dicatat ke dalam format yang telah ditetapkan oleh institusi (Nursalam,
2011).
14

2.4.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi asuhan keperawatan keluarga adalah merupakan suatu
proses akhir dari proses asuhan keperawatan keluarga, dimana akan
dilakukan evaluasi terhadap semua proses asuhan keperawatan
keluarga yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan keluarga
dalam mencapai tujuan dari proses asuhan keperawatan keluarga.
Evaluasi dapat dimulai dari pengumpulan data, apakah masih perlu
di revisi untuk menentukan, apakah informasi yang telah dikumpulkan
sudah mencukupi, dan apakah perilaku yang di observasi sudah sesuai.
Diagnosis juga perlu di evaluasi dalam hal keakuratan dan
kelengkapannya. Tujuan dan intervensi evaluasi adalah untuk
menentukan apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif
(Nursalam, 2011).
15

BAB III
METODE STUDI KASUS
3.1 Rancangan Studi Kasus
Rancangan studi kasus merupakan rancangan penelitian yang di
dalamnya mencakup pengkajian satu unit penelitian misalnya satu klien,
keluarga, kelompok, komunitas atau institusi.
Studi kasus pada penelitian ini adalah Asuhan keperawatan
keluarga dengan hipertensi pada pemberian terapi Murotal Al-quran
terhadap penurunan tekanan darah di wilayah kerja puskesmas
Wundulako.
3.2 Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus dalam karya tulis ilmiah ini yaitu Ny. M
sebagai Klien I dan Ny. N sebagai Klien II.
3.3 Fokus Studi Kasus
Fokus studi karya tulis ilmiah ini adalah 2 keluarga dengan
hipertensi dan bersedia menjadi pasien kelolaan, umur 30-60 tahun, tidak
mengalami gangguan pendengaran, serta memiliki handphone atau
speaker.
3.4 Definisi Operasional.
3.4.1 Hipertensi
Adalah keadaan dimana tekanan darah meningkat diatas rentan
normal.
3.4.2 Terapi Murotal Al-quran
Adalah terapi yang dilakukan dengan cara mendengarkan rekaman
suara yang berisi bacaan ayat suci al-quran.
3.5 Instrumen Studi Kasus dan Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan sesuai prosedur asuhan keperawatan
keluarga yang didalamnya terdapat pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Sebelum dan setelah pemberian terapi maka
akan dilakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensi
meter, Pemberian terapi dilakukan dengan cara mendengarkan murotal
16

Al-quran selama 10-15 menit dengan menggunakan handphone atau


speaker yang akan dilakukan 1 kali sehari selama 5 hari berturut-turut.
3.6 Lokasi dan Waktu Studi Kasus
Studi kasus dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Wundulako
tepatnya di Kelurahan Lamekongga Kecamatan Wundulako Kabupaten
Kolaka, dimulai dari tanggal 22 September hingga 01 Oktober 2021.
3.7 Penyajian Data
Penyajian data pada studi kasus menggunakan desain deskriptif.
Sesuai dengan data yang didapatkan dari klien dan dituliskan dalam
bentuk narasi.
3.8 Etika Studi Kasus
Menurut Nursalam (2016) etika dalam penulisan studi kasus dibagi
menjadi 3 yaitu:
3.8.1 Prinsip Manfaat
1. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan
penderitaan kepada subyek, khususnya jika menggunakan
tindakan khusus.
2. Bebas dari ekspolitasi
Subyek yang berpastisipasi dalam penelitian harus dihindarkan
dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subyek harus diberi
kepercayaan bahwa parsipasinya dipenelitian ini tidak akan
dipergunakan untuk hal-hal yang akan merugikan subyek
dalam bentuk apapun.
3. Risiko
Penulis harus berhati-hati dalam mempertimbangkan risiko dan
keuntungan yang akan dialami subyek dalam setiap tindakan.
3.8.2 Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia
1. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden
Subyek memiliki hak untuk memutuskan apakah mereka
bersedia menjadi subyek atau tidak.
2. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan
17

Penulis harus bertanggung jawab jika ada sesuatu yang tidak


diinginkan terjadi kepada subyek.
3. Informed consent/persetujuan dan penjelasan
Subyek harus mendapatkan informasi yang lengkap terkait
penelitian yang akan dilakukan, subyek juga berhak untuk
menolak dan menerima sebagai responden.
3.8.3 Prinsip Keadilan
1. Hak untuk mendapakatkan pengobatan yang adil
Subyek berhak diperlakukan adil baik sebelum, selama dan
sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya
deskriminasi.
2. Hak dijaga kerahasiaannya
Subyek mempunya hak untuk meminta bahwa data yang
diberikan harus dirahasiakan, dengan adanya tanpa nama atau
inisial.
18

BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus


4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Wundulako merupakan sebuah kecamatan yang terletak di
Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan
Wundulako adalah kecamatan yang berada di pertengahan antara kota
Kolaka dan Pomalaa. Terdiri dari 6 kelurahan dan 5 desa, konsentrasi
kepadatan penduduk kedua tertinggi di Kabupaten Kolaka dengan
tingkat kepadatan 167 jiwa/Km2.
Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus yang bertujuan
menggambarkan penerapan terapi murotal al-quran untuk menurunkan
tekanan darah pada keluarga dengan hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Wundulako tahun 2021. Penelitian ini dilaksanakan selama
10 hari terhitung mulai tanggal 22 September hingga 01 Oktober 2021
diKelurahan Lamekongga Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka.
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 2 responden yang
menderita hipertensi. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi
untuk memperjelas data.
4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian
1. Klien I
Klien Ny. M, usia 58 tahun, alamat Kelurahan Lamekongga,
suku Bugis, pekerjaan saat ini adalah petani, pendidikan terakhir
SMA, beragama Islam. Ny. M pernah terserang stroke ringan 4
tahun yang lalu sejak saat itulah Ny. M mengetahui bahwa ia
menderita hipertensi.
2. Klien II
Klien Ny. N usia 54 tahun, alamat Kelurahan Lamekongga,
pendidikan terakhir SMP, klien bekerja sebagai pedagang sayur
di pasar tradisional, beragama islam, suku Moronene. Klien
mengetahui dirinya menderita hipertensi sejak 1 tahun terakhir.
19

4.1.3 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Pemberian


Terapi Murotal Al-quran
Tabel 4.1
Tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi
N Klien Pengukuran Tekanan Darah
o Pre Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
1. Ny. M 150/100 150/90 140/100 130/ 90 130/90 130/80
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
2. Ny. N 160/100 160/100 160/90 150/90 130/90 120/90
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg

Berdasarkan tabel di atas tekanan darah pada Ny. M


sebelum dilakukan terapi murotal al-quran adalah 150/100 mmHg
sedangkan pada Ny. N adalah 160/ 100 mmHg, dan setelah
pemberian terapi selama 5 hari berturut-turut tekanan darah pada
Ny.M maupun Ny. N sama-sama mengalami penurunan.
Hasil dari pengukuran tekanan darah Ny. M setelah
dilakukan terapi sejak hari pertama sampai terakhir mengalami
penurunan dari TD= 150/100 mmHg turun ke 130/80 mmHg. Dan
pada Ny. N hasil dari pengukuran tekanan darahnya juga
mengalami penurunan sejak hari pertama dilakukannya terapi
sampai hari terakhir pelaksanaan yaitu TD= 160/100 mmHg turun
ke 120/90 mmHg. Kedua klien diatas melakukan terapi murotal al-
quran sebanyak 1 kali sehari dengan durasi 10-15 menit, pada Ny.
M melakukan terapi setelah magrib atau sambil menunggu waktu
shalat isya, sedangkan pada Ny. N melakukan terapi setiap subuh
atau setelah shalat subuh.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi dimana tekanan darah Ny. M sebelumnya 150/100
mmHg turun ke 130/80 mmHg dan pada Ny. N dari 160/100 mmHg
menjadi 120/90 mmHg. Kedua klien pada penelitian mengatakan bahwa
20

setelah melakukan terapi murotal al-quran mereka merasakan tenang


damai dan rileks.
Murotal al-quran merupakan lantunan atau rekaman ayat suci al-
quran yang dibacakan oleh seorang qori dipercaya dapat memberikan
respon positif bagi tubuh yaitu menurunkan hormon stress secara alami
mengalihkan dari rasa takut, cemas dan mengaktifkan hormon endhorpin,
memberi perasaan rileks mengontrol pernapasan, denyut jantung, nadi
memperbaiki sistim kimia tubuh sehingga tekanan darah menurun. Jantung
cenderung akan mengikuti atau menyamai tempo dari apa yang didengar,
pada penelitian ini menggunakan surah Ar-rahman yang berdurasi 11
menit 40 detik dengan tempo 79,8 bpm dimana tempo tersebut merupakan
tempo yang lambat mempunyai kisaran antara 60-120 bpm, tempo lambat
itu sendiri adalah tempo yang seiring dengan detak jantung manusia
sehingga jantung akan mensinkronkan temponya sesuai dengan tempo
suara yang didengar (Sulistyawati, 2020).
Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian yang
dilakukan sebelumnya, diantaranya penelitian Oktarosada dan Pangestu
(2020) yang meneliti pengaruh terapi murotal quran surah Ar-Rahman
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi hasil dari
penelitian tersebut bahwa setelah dilakukan terapi menunjukan nilai rata-
rata penuruan tekanan darah sistolik dan diastolik adalah 139, 42 / 85
mmHg. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni (2020) yang
menyatakan bahwa adanya penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik
setelah diberikan intervensi terapi murotal al-quran. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya penurunan tekanan darah yaitu dari lantunan
murotal al-quran tersebut dapat memacu sistem parasimpatis yang
mempunyai efek berlawanan dengan system saraf simpatis sehinga terjadi
keseimbangan. Rangsangan saraf otonom yang terkendali menyebabkan
sekresi epinefrin dan norepinefrin menjadi terkendali pula, terkendalinya
kedua hormon tersebut makan akan menghambat pembentukan
angiotensin sehingga tekanan darah menurun.
21

4.3 Keterbatasan
Keterbatasan yang didapatkan pada penelitian ini yaitu:
1. Klien I yang sering lupa melakukan terapi murotal al-quran secara
mandiri di rumah.
2. Klien II tidak memiliki handphone atau speaker dan hanya
mengandalkan speaker milik anaknya, kurang melibatkan keluarga
karena keterbatasan waktu untuk bertemu.
22

BAB V

PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah uraian yang telah dipaparkan, maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Gambaran hipertensi pada klien sebelum melakukan terapi murotal
al-quran dimana kedua klien memiliki tekanan darah tinggi dengan
derajat 2.
2. Gambaran tekanan darah pada kedua klien sebelum dan setelah
melakukan terapi murotal al-quran berdasarkan derajat hipertensi
mengalami penurunan yang signifikan dari hipertensi derajat 2
menjadi hipertensi derajat1.
5.2 Saran
1. Bagi keluarga dan klien dapat mengontrol hipertensi dengan
menerapkan terapi murotal al-quran.
2. Bagi institusi diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan
sebagai bahan rujukan studi kasus berikutnya
3. Bagi perawat dan pegawai puskesmas Wundulako, melalui penelitian
ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dalam
mengembangkan program kesehatan di keluarga atau masyarakat
23

Anda mungkin juga menyukai