Anda di halaman 1dari 50

GAMBARAN PENERAPAN KONSUMSI OLAHAN UMBI

GADUNG PADA PENDERITA HIPERTENSI


DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN
KOLAKA

KTI

OLEH
YATNO
182433039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2021
GAMBARAN PENERAPAN KONSUMSI OLAHAN UMBI
GADUNG PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN
KOLAKA

KTI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (AMd.Kep)
Pada Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sembilanbelas November Kolaka

OLEH
YATNO
182432039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2021
ABSTRAK
GAMBARAN PENERAPAN KONSUMSI OLAHAN UMBI GADUNG
PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KECAMATAN TOARI
KABUPATEN KOLAKA OLEH YATNO PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III
OLEH :
YATNO
182432039
(Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai elevasi persistem dari tekanan darah
sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik (TDD) pada level 90
mmHg atau lebih. Tujuan penelitan ini bagaimanakah gambaran penerapan konsumsi olahan umbi
gadung pada penderita hipertensi. Untuk mengetahui gambaran sebelum dan sesudah konsumsi
umbi gadung pada penderita hipertensi di Kecamatan Toari. Metode rancangan studi kasus yang
di gunakan dalam penilitian ini dengan menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
studi kasus untuk melakukan penerapan olahan konsumsi umbi gadung pada penderita hipertensi
di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka. Hasil penelitian ini menunjukan tekanan darah sebelum
dilakukan intervensi konsumsi umbi gadung tekanan darah pada 3 (tiga) responden menunjukan
rata-rata tekanan darah tinggi di derita kurang dari 5 tahun. Hasil tekanan darah setelah dilakukan
intervensi R1. pengukuran tekanan darah dari hari pertama sampai hari trakhir pemeriksaan
menunjukan hasil tekanan darahnya menurun dari 170/100 mmHg. ke 160/80 mmHg, dan R2.
menunjukan juga penurunan tekanan darah dari 160/100 mmHg. ke 140/100 mmHg. R1. di hari
pertama sampai hari terakhir pengukuran tekanan darah menunjukan hasil tidak berubah/menetap
pada tekanan 180/100 mmHg. Kesimpilanya gambaran tekanan darah responden sebelum dan
setelah komsumsi umbi gadung berdasarkan derajat hipertensi ada perubahan pada responden 2
dimana pada responden ini derajat hipertensi turun pada derajat 1 setelah konsumsi umbi gadung.
Sedangkan pada responden 1 menetep pada derajat 2 namun tekanan darahnya menurun. dan
responden 3 tekanan darahnya menetap pada derajat 3. Di harapkan masyarakat terutama
Kecamatan Toari untuk meyeimbangkan tekanan darah di harapkan mengkonsumsi umbi gadung.

Kata kunci: hipertensi umbi gadung.


Referensi : 27 (2009-2021)

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yatno
NIM : 182432039
Program Studi : Diploma Tiga Keperawatan
Fakultas : Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi : Universitas Sembilan Belas November Kolaka

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang saya buat dengan
judul “Gambaran Penerapan Konsumsi Olahan Umbi Gadung Pada
Penderita Hipertensi Di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka” adalah hasil
karya sendiri, tidak dibuatkan, bukan hasil jiplakan/kopian atau plagiat.

Jika dikemudian hari Karya Tulis Ilmiah (KTI) tersebut ternyata bukan hasil karya
sendiri, maka saya bersedia Karya Tuis Ilmiah (KTI) dan gelar kesarjanaan saya
dicabut demi hukum.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan penuh rasa
tanggung jawab.

Kolaka, September 2021

Mahasiswa

Yatno
182432039

iv
HALAMAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yatno

NIM : 182432039

Program Studi : Diploma Tiga Keperawatan

Fakultas : Sains dan Teknologi

Perguruan Tinggi : Universitas Sembilan Belas November Kolaka

Dengan ini menyatakan bahwa judul KTI :

“Gambaran Penerapan Konsumsi Olahan Umbi Gadung Pada Penderita


Hipertensi Di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka”

Benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Kolaka, …………………………..

Yang membuat pernyataan,

………………………………………

v
HALAMAN PENGESAHAN
Judul :“GAMBARAN PENERAPAN KONSUMSI OLAHAN UMBI
GADUNG PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
KECAMATAN TOARI KABUATEN KOLAKA”

Nama : Yatno

NIM : 182432039

Program Studi : Diploma Tiga Keperawatan

Kolaka, September 2021


Menyetujui

Pembimbing I pembimbing II

H. Tukatman, S kep, Ns, M kep Rosmiati, S.KM, M, kes


NIP. 197203191998031006 NIP. 197602072006042006

Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan

Ns. Rosani Naim, S,Kep., M.Kep


NIP.19800308 200212 2 0

vi
HALAMAN PERSETUJUAN
Pada hari......, tanggal......., diterima oleh Panitia Surat Keputusan Ujian KTI
(KTI) Tugas Akhir Program Diploma Tiga (D III) tahun akademik......./...........,
Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Sembilanbelas November Nomor:......../UN56.C03/PT/2021 tentang
Pengangkatan Tim Penguji Ujian KTI (KTI) Tugas Akhir Program Diploma Tiga
(D III) tahun akademik......../........ dengan jadwal ujian pada
hari..............tanggal.......dalam Ujian KTI Tugas Akhir pada Program Studi
Keperawatan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sembilanbelas November
Kolaka.

Kolaka, September 2021


Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II

H. Tukatman, S kep, Ns, M kep. Rosmiati, S.KM, M.Kes.


NIP. 197203191998031006 NIP. 197602072006042006

Dewan Penguji :

1. Penguji 1
Ns. Rosani Naim, S,Kep., M.Kep (......................................)

2. Penguji 2
Yodang, S.Kep., Ns., M.Pall. Care (......................................)

3. Penguji 3
Mariany, S.ST., M.Keb. (......................................)

vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-nya lah
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Gambaran
Penerapan Konsumsi Olahan Umbi Gadung Pada Penderita Hipertensi di
Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka” Penulis menyadari sepenuhya bahwa
dalam proses penulisan banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik
langsung maupun tidak langsung untuk itu dengan tulus dan ikhlas dengan penuh
hormat saya penulis mengucapkan terimakasi yang sebesar-besarnya dan setinggi-
tingginya terutama kepada Bapak H. Tukatman, S kep, Ns, M kep. Selaku
pembimbing 1 dan kepada Ibu Rosmiati, S.KM, M.Kes. Selaku pembimbing 2
yang telah memberikan arahan dan bimbingan terhadap materi penelitian ini
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan starta Diploma Tiga
(DIII) pada Program Studi Keperawatan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Sembilanbelas November Kolaka.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan KTI ini dengan sebaik-baiknya.
Namun demikian penulis menyadari bahwa masi banyak kekurangan. Oleh karena
itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua
pihak, untuk menyempurnakanya.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. Azhari, S.STP., M.Si selaku Rektor Universitas Sembilanbelas
November Kolaka
2. Ibu Rina Rembah, ST., MT., CPHCM selaku Dekan Fakultas Sains dan
teknologi Universitas Sembilanbelas November Kolaka
3. Ibu Ns. Rosani Naim, S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan. dan sekaligus penguji 1
4. Yodang, S.Kep., Ns., M.Pall. Care selaku penguji 2 pada Program Studi
Keperawatan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sembilanbelas
November Kolaka
5. Mariany, S.ST., M.Keb selaku penguji 3 pada Program Studi Keperawatan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sembilanbelas November Kolaka

viii
6. Keluarga yang telah bersedia menjadi responden
7. Seluruh staf Adiministrasi di Universitas Sembilanbelas November Kolaka
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Universitas Sembilanbelas November Kolaka
khususnya Program Studi Keperawatan yang selalu memberikan motivasi dan
memberi dukungan bagi saya hingga KTI ini dapat terselesaikan.

Dan melalui kesempatan ini pula, terkhusus penghargaan dan rasa terima
kasih yang tulus dan tak terhingga kupersembahkan kepada seluruh keluarga yang
telah banyak memberi motivasi, bimbingan, materi dan doa demi keberhasilan
penulisan KTI ini. Semoga Allah, SWT selalu menyertai dan merahmati kita
semua dan semoga bantuan dari semua pihak mendapat pahala yang setimpal dari
Allah, SWT. Amin

Kolaka, September 2021

Yatno
182432039

ix
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL LUAR.................................................................................i
HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...............................................................iv
HALAMAN BEBAS PLAGIAT.............................................................................v
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................vi
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Studi Kasus............................................................................................4
1.3.1 Tujuan umum..................................................................................................4
1.3.2 Tujuan khusus.................................................................................................4
1.4 Manfaat Studi Kasus..........................................................................................4
1.4.1 Pendidikan.......................................................................................................4
1.4.2 Penulis.............................................................................................................4
1.4.3 Masyarakat......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Konsep Hipertensi..............................................................................................5
2.1.1 Definisi Hipertensi..........................................................................................5
2.2.2 Etiologi............................................................................................................5
2.2.3 Patofisiologi....................................................................................................6
2.2.4 Manifestasi Klinis...........................................................................................8
2.2.5 Pemeriksaan Penunjang..................................................................................8
2.2.6 Penatalaksanaan..............................................................................................9
2.2.7 SOP Pengukuran Tekanan Darah....................................................................9
2.3 Umbi Gadung...................................................................................................10
2.2.1 Pengertian Umbi Gadung..............................................................................10
2.2.2 Manfaat dan Kandungan Umbi Gadung......................................................11
2.2.3 Umbi Gadung Sebagai Konsumsi Dan Terapi..............................................13
2.2.4 Pengolahan Umbi Gadung............................................................................14
2.2.5 SOP Pemberian Umbi Gadung.....................................................................14
2.2.6 Alur Penelitian.............................................................................................16
BAB III METODE STUDI KASUS......................................................................17
3.1 Rancangan Studi Kasus....................................................................................17
3.2 Subjek Studi Kasus..........................................................................................17
3.3 Fokus Studi......................................................................................................17
3.4 Definisi Operasional........................................................................................18
3.5 Instrumen Studi................................................................................................18
3.6 Metode Pengumpulan Data..............................................................................18
3.7 Lokasi dan Waktu Studi Kasus........................................................................18
3.8 Penyajian Data.................................................................................................18
3.9 Etika Studi Kasus.............................................................................................18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................20
4.1 Hasil.................................................................................................................20
4.1.1 Gambaran Umum Penelitian.........................................................................20
4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian............................................20
4.1.3 Gambaran Hipertensi Sebelum Konsumsi Umbi Gadung............................21
4.1.4 Gambaran Hasil Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Konsumsi.............21
4.2 Pembahasan......................................................................................................22
4.3 Keterbatasan Studi Kasus.................................................................................24
BAB V PENUTUP.................................................................................................25
5.1 Kesimpulan......................................................................................................25
5.2 Saran.................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Derajat hipertensi....................................................................................7
Tabel 2.2 Komposisi kimia umbi gadung.............................................................14
Tabel 4.1 Tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi...................................21

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Jadwal Penelitian

Lampiran 2: Format Observasi

Lampiran 3: Informand Consend

Lampiran 4: Surat Rekomendasi Dari Program Studi DIII Keperawatan

Lampiran 5: Surat Izin Penelitian Dari LP2M-PMP USN Kolaka

Lampiran 6: Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan Pengembangan

Lampiran 7: Surat Izin Dari Dinas Penanaman Modal

Lampiran 8: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 9: Format Jurnal Bimbingan

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai elevasi persistem
dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan
darah diastolik (TDD) pada level 90 mmHg atau lebih (Black & Hawks, 2014).
Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penyakit
tersembunyi. orang yang tidak sadar telah mengidap penyakit hipertensi sebelum
melakukan pemeriksaan tekanan darah. Hipertensi dapat menyerang siapa saja,
dari berbagai kelompok umur dan status sosial ekonomi. Hipertensi merupakan
suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah yang tinggi di dalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan kardiovaskuler seperti stroke, gagal jantung, serangan jantung, kerusakan
ginjal. Faktor penyebab terjadinya hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol). kebiasaan
merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, stress, penggunaan estrogen dan salah
satunya yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi adalah pola konsumsi
garam dengan intake berlebihan sebagai faktor resiko yang dapat diubah
(Purwono dkk,2020).
Berdasarkan laporanWorld Health Organization (WHO),tahun 2019 dari
seluruh benua, Afrika memiliki pravelensi penderita hipertensi yang paling tinggi
sebanyak27%, sedangkan Asia Tenggara berada pada posisi ketiga dengan
prevelensi sebanyak 25% dari total penduduk (WHO, 2019). Kejadian hipertensi
secara global akan terus meningkat hingga mencapai 29% pada tahun 2025. Hal
ini menjadikan hipertensi sebagai salah satu masalah kesehatan utama di
masyarakat yang dapat ditemukan diberbagai area seperti perkotaan, pedesaan,
pegunungan dan pesisir (Yodang & Nuridah, 2019).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, jumlah kasus
hipertensi tahun 2016 sebanyak 2,87% kasus, tahun 2017 sebanyak 4,60% kasus,
tahun 2018 sebanyak 2,30% kasus. Dari profil kesehatan ini penyakit hipertensi

1
2

merupakan salah satu penyakit yang termaksut dalam 10 penyakit terbesar di


Sulawesi Tenggara (Dinkes Sultra, 2018).
Data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, tahun 2019 menunjukan
jumlah hipertensi khususnya di Kecamatan Toari rentang usia 20-60 tahun laki-
laki sebanyak 572 dan perempuan 546 total 1,118 (Dines Kesehatan Kabupaten
Kolaka, 2020). Berdasarkan Data profil dinas kesehatan Kabupaten Kolaka pada
periode tahun 2020 menunjukan pravelensi hipertensi tetap di Kecamatan Toari
dimana jumlah kasus pada laki-laki 572 dan perempuan 546 dengan total 1,118
(Dines Kesehatan Kabupaten Kolaka, 2021).
Penanganan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan non-
farmakologis. Penaganan secara non-farmakologis dapat dilakukan melalui
beberapa intervensi seperti modifikasi gaya hidup, pengurangan berat badan,
pembatasan natrium, modifikasi diet lemak, olahraga, pembatasan alkohol
pembatasan kafein, teknik rileksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan
suplementasi kalium (Black & Hawks, 2014). Selain itu beberapa pengobatan
alternatif juga lazim di gunakan seperti obat-obatan herbal, terapi bekam dan
penggunaan bahan pangan (Mutmainah & Estiasih, 2015. Nuridah & Yodang,
2019).
Umbi-umbian merupakan salah satu bahan pangan yang lazim dikomsumsi
untuk tujuan substitusi sumber pangan dan tujuan pengobatan. Salah satu jenis
umbi-umbian yang digunakan oleh masyarakat adalah umbi gadung. Berdasarakn
uji klinis umbi gadung mengandung dioscorin berfungsi sebagai antihipertensi.
Komoditas pangan yang melimpah di indonesia salah satunya umbi gadung yang
memiliki senyawa bioaktif (dioscorin) yang bermanfaat sebagai antihipertensi ini
diduga mampu berperan dalam menurunkan tekanan darah (Mutmainah&
Estiasih, 2015).
Umbi gadung termasuk umbi yang tinggi karbohidrat dan memiliki senyawa
bioaktif diantaranya yaitu Polisakarida Larut Air (PLA), dioscorin, diosgenin.
Dioscorin ini yang dapat membantu untuk menurunkan tekanan darah dioscorin
merupakan senyawa bioaktif golongan protein yang memiliki sifat fungsional
seperti antioksidan, scvenging agent terhadap oksigen aktif (mengikat oksigen
3

sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi), menghambat aktivitas carbonic


anhydrase, dan sebagian Angiotensin Converiting Enzyme(ACE) inhibitor
sehingga dapat mencegah beberapa penyakit seperti kanker, diabetes, dan
hipertensi (Kurniawati & Estiasih, 2014).
Kondisi dislipedemia seperti hiperkolesterolemia menjadi salah faktor yang
mempengaruhi proses tata kelola kasus hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh
Tyas (2017) menemukan bahwa tepung umbi gadung dengan kandungan berupa
serat pangan mampu menurunkan kolesterol total sebesar 23,66 mg/dL, kolesterol
LDL (LDLc) sebesar 24,79 mg/dL, trigliserida sebesar 9,81 mg/dL, serta mampu
meningkatkan kadar kolesterol HDL (HDLc) sebesar 15,29 mg/dL sehingga
dengan mengkomsumsi panganan berbahan baku umbi gadung dapat membantu
menurukan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh umbi gadung dalam pengelolaan
hipertensi, dimana umbi gadung memiliki senyawa bioaktif berupa dioscorin telah
diketahui dapat menghambat enzim ACE pengubah angiotensin I yang dapat
meningkatkan aliran darah ginjal baik secara in vitro dan secara in vivo. Efek dari
dioscorin akan menyebabkan terjadi vasodilatasi pembuluh darah perifer yang
akan mengurangi efek resistensi pada aliran darah sehingga menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan darah (Mutmainah & Estiasih, 2015). Selain itu,
kandungan umbi gadung juga memiliki kandungan senyawa bioaktif lainnya
seperti alkaloid, terpenoik, fenolik, steroid dan flavonoid. Senyawa fenol memiliki
peranan dalam menurunkan tekanan darah. Dimana senyawa tersebut diyakini
dapat memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah melalui regulasi ekspresi
eNOS (endotheilial Nitric Oxide Synthase) dan meningkatkan produksi NO
(Nitric Oxide). Pada keadaan stress oksidatif, jumlah O 2- di dalam darah akan
meningkat. Dimana senyawa o2- merupakan vasokontraktor yang kuat yang dapat
menyempitkan pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan
darah NO akan secara cepat berinteraksi dengan O 2- untuk menetralisir dan
menurunkan jumlah O2- sehingga bioavailabitas NO di dalam darah akan
nmenurun. Fenolakan meningkatkan bioavailabilitas NO dengan cara
mengaktifkan mekanisme eNOS (endotheilial NITRIC Oxide Synthase).
4

Regulasie NOS akan memproduksi NO yang bertindal sebagai vasodilator kuat


yang merelakssasikan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah (Sumunar
& Estiasih, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti gambaran
penerapan konsumsi olahan umbi gadung pada penderita hipertensi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran penerapan konsumsi olahan umbi gadung pada
penderita hipertensi.

1.3 Tujuan Studi Kasus


1.3.1 Tujuan umum
a. Untuk mengetahui gambaran konsumsi olahan umbi gadung pada penderita
hipertensi di Kecamatan Toari

1.3.2 Tujuan khusus


a. Untuk mengetahui gambaran hipertensi sebelum konsumsi umbi gadung di
Kecamatan Toari
b. Untuk mengetahui gambaran sebelum dan sesudah konsumsi umbi gadung
pada penderita hipertensi di Kecamatan Toari

1.4 Manfaat Studi Kasus


1.4.1 Pendidikan
Dapat di gunakan sebagai bahan untuk melaksanakan pendidikan serta
masukan dan perbandingan untuk karya ilmiah lebih lanjut pada penerapan olahan
umbi gadung pada penderita hipertensi.

1.4.2 Penulis
Merupakan rangkaian kegiatan yang menambah wawasan dan pengalaman
berharga mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan umbi gadung dan
hipertensi.

1.4.3 Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan masyarakat pentingya mengkonsumsi umbi gadung untuk
menurunkan tekanan darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Hipertensi
2.1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai elevasi
persistem dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau
lebih dan tekanan darah diastolik (TDD) pada level 90 mmHg atau lebih
(Black & Hawks, 2014). Hipertensi dapat juga didefiniskan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2012). Selain itu,
hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi yang abnormal
dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Corwin,
2011). Pengertian lain dari hipertensi adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah meningkat melebihi batas normal bervariasi sesuai dengan
usia (Hastuti, 2019). Hipertensi bukan hanya merupakan kelompok resiko
tinggi untuk penyakit jantung, tetapi juga kelompok resiko tinggi untuk
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah. Semakin
tinggi tekanan darah, semakin besar resikonya (Nurarif & Kusuma, 2015).
Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut
jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi
dan peningkatan volume aliran darah (Hastuti, 2019).

2.2.2 Etiologi
Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun
sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui yang lazim
dikenal dengan sebutan hipertensi esensial (Hastuti, 2019).Berdasarkan
penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan
a. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor
yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf
simpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler.

5
6

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alkohol, dan


polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan ekstrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan /atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.Penyebab hipertensi
pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada:
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa dara menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunya kontraksi dan volumenya
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kekuranganya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Tabel 2.1 Derajat Hipertensi berdasarkan usia > 18 tahun menurut JNC
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130 – 139 85 – 89
Hipertensi
Stadium 1 140 – 159 90 – 99
Stadium 2 160 – 179 100 – 109
Stadium 3 180 – 209 100 – 119
Stadium 4 >210 >120
Sumber:(Rilantono,Baraas, Karo Karo, & Roebiono,2013).
7

2.2.3 Patofisiologi
Tekanan darah dipengaruhi volume sekuncup dan Total Peripheral
Resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut
yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya hipertensi.
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan
darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan
mempertahankan stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang. Sistem
pengendalian tekanan darah sangat kompleks. Pengendalian dimulai dari
sistem reaksi cepat seperti refleks kardiovaskuler melalui sistem saraf,
refleks kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat yang berasal
dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos. Sedangkan sistem
pengendalian reaksi lambat melalui perpindahan cairan antara sirkulasi
kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan
vasopresin (Nurarif & Hardhi, 2015).
Patofisiologi hipertensi primer terjadi melalui mekanisme:
a. Curah jantung dan tahanan perifer
Peningkatan curah jantung terjadi melalui dua cara yaitu peningkatan volume
cairan atau preload dan rangsangan saraf yang mempengaruhi kontraktilitas
jantung. Curah jantung meningkat secara mendadak akibat adanya rangsang
saraf adrenergik. Barorefleks menyebabkan penurunan resistensi vaskuler
sehingga tekanan darah kembali normal. Namun pada orang tertentu, kontrol
tekanan darah melalui barorefleks tidak adekuat sehingga terjadi vasokonstriksi
perifer.
b. Sistem renin-angiotensin
Ginjal mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan
ekstraseluler dan sekresi renin. Sistem renin- angiotensin merupakan sistem
endokrin penting dalam pengontrolan tekanan darah. Renin di sekresi oleh
juxtameralus aparatus ginjal sebagai respon glomeralus underperfusion,
penurunan asupan garam, ataupun respon dari sistem saraf simpatik.
Mekanisme terjadinya hipertensi melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin converting enzyme (ACE). ACE memegang
8

peranan fisiologis penting dalam pengaturan tekanan darah. Darah


mengandung angiotensinogen yang diproduksi hati, kemudian oleh hormon
renin yang diproduksi ginjal akan diubah menjadi angiotensin I (dekapeptida
tidak aktif). Angiotensin I diubah menjadi angiotensin II (oktapeptida sangat
aktif) oleh ACE yang terdapat di paru-paru (Kartikasari dkk,2012).
2.2.4 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihibungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi erterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputih
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Selain itu
beberapa gejala yang sering dilaporkan oleh pendeirta hipertensi seperti
mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual,
muntah, epistaksis, dan kesadaran menurun.

2.2.5 Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Haemoglobin/Haematokrit Hb/Ht untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2. Blood Ureum Nitrogen BUN kreatinin: memberikan informasi tentang
perfusi/fungsi ginjal.
3. Glucosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
4. Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal atau DM.
b. CT Scan: menkaji adanya tumor cerebral, encolopati.
9

c. EKG: dapat menunjukan pola rengangan, dimana luas, peninggian gelombang


P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. Photo dada: menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
2.2.6 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan morbiditas
dan mortalitas kardiovaskular, mencegah kerusakan organ, dan mencapai
target tekanan darah < 130/80 mmHg dan 140/90 mmHg.
1. Penatalaksanan non-farmakologis
Penatalaksanaan non-farmakologis yang berperan dalam keberhasilan
penanganan hipertensi adalah dengan memodifikasi gaya hidup dan
mengkonsumsi makanan yang dapat menurunkan hipertensi. Pada hipertensi
derajat I, pengobatan secara non-farmakologis dapat mengendalikan tekanan
darah sehingga pengobatan farmakologis tidak diperlukan atau pemberiannya
dapat ditunda.
2. Penatalaksanaan Farmakologis
Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai
dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur,
kebutuhan, dan usia. Dosis tunggal lebih diprioritaskan karena kepatuhan lebih
baik dan lebih murah. Sekarang terdapat obat yang berisi kombinasi dosis
rendah dua obat dari golongan berbeda. Kombinasi ini terbukti memberikan
efektivitas tambahan dan mengurangi efek samping. Jenis-jenis obat
antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan oleh JNC
VII yaitu diuretika (terutama jenis Thiazide atau Aldosteron Antagonist), beta
blocker, calsium channel blocker, angiotensin converting enzyme inhibitor, dan
angiotensin II receptor blocker(Kartikasari dkk, 2012).

2.2.7 SOP Pengukuran Tekanan Darah

1. Klien harus duduk dengan lengan terbuka, ditunjang, dan diposisikan pada
level jantung. Klien tidak boleh merokok ataupun menelan kafein selama 30
menit sebelumnya.
10

2. Pengukuran harus dimulai setelah istrahat dengan tenang selama paling tidak 5
menit. Punggung klien harus ditunjang dan kedua kaki harus mendatar dilantai
dengan kaki tidak bersilang. Klien tidak boleh berbicara selama tekanan darah
dipantau.
3. Penggunaan ukuran manset yang tepat akan menjamin pengukuran akurat.
Kantung karet harus mengelilingi setidaknya 80% dari ektremitasi dan diukur.
Lebar kantung harus sepertiga sampai setengah dari lingkaran ektremitas.
Beberapa ukuran manset (misalnya anak-anak, dewasa besar) harus tersedia.
4. Pengukuran seharusnya diambil dengan sphygmomanometer merkuri, sebuah
manometer aneroid baru yang dikalibrasi, atau perangkat elektronik yang
difalidasi.
5. Tekanan darah postural harus di ukur dan dicatat sesuai dengan posisi dan
lengan yang digunakan, termasuk pengukuran berbaring, duduk, dan berdiri
dari kedua lengan.
6. Tekana darah baik sistolik dan diastolik harus dicatat. Hilangnya suara (fase V)
harus digunakan untuk pembacaan diastolik
7. Dua pembacaan atau lebih harus rata. Jika pembacaan dua yang pertama
berbeda lebih dari 5 mmHg. Pembacaan tambahan harus dilakukan (Black &
Hawks, 2014).
2.3 Umbi Gadung
2.2.1 Pengertian Umbi Gadung
Umbi-umbian merupakan hasil tanaman sumber karbohidrat yang
cukup penting. Umbi-umbian merupakan bahan nabati yang diperoleh dari
dalam tanah, yang dapat berupa akar sejati atau perubahan dari akar dan
batang yang biasanya merupakan tempat penimbunan cadangan bahan
makanan tanaman. Komponen zat gizi tertinggi pada umbi-umbian adalah
karbohidrat. Cadangan makanan yang tersimpan dalam umbi umumnya
adalah dalam bentuk polisakarida, dengan sedikit campuran oligosakarida,
dan monosakarida. Bentuk polisakarida yang paling umum adalah pati,
yang merupakan polimer dari glukosa dalam bentuk amilosa (tidak
bercabang) dan atau amilopektin (bercabang), Indonesia memiliki ragam
11

umbi-umbian yang cukup banyak ditemui, seperti ubi kayu, ubi jalar,
gembili, gadung, ubi kelapa, garut, kimpul, dan ganyong (Mutmainah &
Estiasih, 2015).
Tanaman gadung merupakan tumbuhan perdu memanjat, berumur
menahun dengan panjang bisa mencapai 5-20 m. Arah rambatanya selalu
berputar ke kiri (melawan arah jarum jam, jika dilihat dari atas) Ciri khas
ini penting untuk membedakannya dengan gembili (D. acleata) yang
memliki penampilan mirip namun batangnya berputar ke kanan.
Batangnya bulat, berbulu dan berduri yang tersebar sepanjang batang dan
tangkai daun. Semak, menjalar, permukaan batang halus, berduri, warna
hijau keputihan. Umbinya bulat diliputi rambut akar yang besar dan kaku.
Kulit umbi berwarna gading atau coklat muda, daging umbinya berwarna
putih gading atau kuning. Buah bulat setelah tua biru kehitaman. Umbinya
muncul dekat permukaan tanah(Darminingsihdkk, 2016).

2.2.2 Manfaat dan Kandungan Umbi Gadung


Selama ini orang mengenal gadung hanya sebatas makanan
ringan.Biasanya untuk camilan yang dijadikan keripik. Selain untuk
camilan, gadung dapat digunakan sebagai pengental getah karet dan dapat
pula dijadikan obat,salah satunya adalah sebagai obat alternatif anti
diabetes dan anti hipertensi.
Umbi gadung dapat diolah menjadi tepung. Tepung umbi gadung
memiiki beberapa kelebihan dibandingkan dari tepung umbi-umbian lain,
yaitu memiliki kandungan amilosa yang tinggi serta teksturnya yang
lembut. Gadung yang sudah diolah menjadi tepung mengandung amilosa
sebanyak 39,3% jauh lebih tinggi dibandingkan tepung kentang yaitu
28,1% dan tepung uwi ungu 24,6%. Umbi gadung harus diolah terlebih
dahulu sebelum dibuat menjadi tepung gadung. Hal ini dikarenakan
adanya kandungan sianogen dalam umbi gadung tersebut. Dalam
pengurangan kadar sianida dalam umbi gadung yaitu dengan cara
kombinasi antara proses leaching dengan mengunakan air solvent dan
proses pengukusan
12

Dalam proses leaching untuk mengurangi kadar sianida laju alir dan
waktu leaching sangat menentukan hal ini dikarenakan sianida memiliki
kelarutan yang sangat tinggi dalam air sehingga kecederungan penerunan
kandungan sianida dalam umbi gadung menunjukkan bahwa semakin
tinggi laju alir air yang digunakan maka sianida yang dapat diambil juga
semakin banyak dan waktu pengukusan yang paling optimal adalah 75
menit, yang mana pada saat ini terjadi penurunan kandungan sianida yang
cukup singnipikan, berhasil menghilangkan kadar sianida sebesar 25,28%
yaitu dari 41,67 mg/kg menjadi 20,37 mg/kg berat gadung (Dian &
Wahyu, 2011).
Berikut ini beberapa manfaat yang bisa diambil dari tanaman gadung :
a. Sebagai bahan pangan alternatif
Umbi gadung mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga dapat
dijadikan pangan sumber karbohidrat. Umbi gadung dapat dijadikan
bahanmakanan pengganti gandum, yaitu dapat diolah menyerupai tepung
terigu.
b. Sebagai obat
Dalam bidang kesehatan umbi tanaman ini oleh masyarakat digunakanuntuk
mengobati kusta, borok, kencing manis, penurunan panas, anti rematik,
hipertensi, pengencer dahak menghilangkan nyeri haid dan racun binatang,
sedangkangetahnya digunakan untuk mengobati gigitan ular serta sisa
pengolahan tepungnya dapat digunakan sebagai insektisida.
c. Sebagai bahan baku bioethanol
Alkohol dapat dihasilkan dari bahan baku tanaman yang mengandung
pati,salah satunya adalah gadung dengan mengubahnya menjadi glukosa yang
dikenal dengan nama bioethanol. Alkohol tersebut dapat diperoleh dari
pengolahanlebih lanjut dari rebusan umbi gadung.
d. Sebagai racun binatang
Umbi gadung mentah mengadung senyawa metabolit sekunder yang
dapatdigunakan sebagai bahan racun hewan. Sisa pengolahan tepung umbi
gadung dapat digunakan sebagai insektisida. Pestisida nabati daun mimba dan
13

umbi gadung efektif mengendalikan ulat dan hama pengisap (Darminingsih


Dkk, 2016).

Tabel 2.2 kandungan gizi dalam 100 gram umbi gadung

Kandungan gizi Satuan Umbi gadung Umbi gadung


mentah kukus
Kalori Kkal 100 88
Protein Gr 0,9 0,6
Lemak Gr 0,3 0,3
Karbohidrat Gr 23,5 2,9
Serat Gr 2,1 0,9
Abu Gr 0,9 0,8
Kalsium Mg 79 26
Fosfor Mg 66 47
Fe Mg 0,9 0,4
Vitamin A SI - -
Vitamin B1 Mg 0,23 0,03
Vitamin C Mg 1,9 -
Air Gr 74,4 77,4
Sianida Ppm 362 -

Sumber: (Maulidah, Wahyuni, & Khaeruni, 2019).

Sebagian besar umbi-umbian gadung mengandung senyawa saponin steroidal dan


sapogenin seperti diosgenin yang merupakan bahan industri untuk sintesis
14

berbagai jenis steroid. Steroid yangberasal dari umbi gadung ini juga bersifat
sitotoksik. Golongan dioscorea juga mengandung senyawa aktif dioskorin yang
meskipun memiliki sifat sebagai racun tetapi juga sebagai protein yang berfungsi
sebagai antioksidan antihipertensi.
2.2.3 Umbi Gadung Sebagai Konsumsi Dan Terapi
Umbi gadung adalah salah satu sumber pangan karbohidrat tinggi.
gadung dapat di konsumsi setiap hari dan dapat memenuhi kebutuhan
energi tubuh. Gadung juga dapat menjadi terapi untuk kesehatan seperti
terapi non-parmakologis yang bisa menurunkan tekanan darah, dengan
kandungan dioscorin yang ada dalam umbi gadung.
2.2.4 Pengolahan Umbi Gadung
Proses pembuatan tepung gadung pertama-tama yaitu umbi gadung
dikupas kemudian umbi yang telah dikupas dicuci terlebih dahulu sebelum
diiris dengan ketebalan 1-2 mm, selanjutnya irisan umbi gadung di lumuri
dengan garam dapur hingga merata. Proses pelumuran dilakukan selama
kurang lebih 24 jam. Proses selanjutnya adalah irisan gadung dibilas
hingga bersih, kemudian irisan gadung di rendam dalam bak plastik berisi
air selama lebih kurang 72 jam. Proses selanjutnya adalah pengeringan
didalam pengering kabinet otomatis dengan suhu 55oc selama 12 jam
sampai diperoleh chips gadung kering. Chips gadung yang telah kering
kemudian digiling dengan menggunakan blender hingga halus. Serbuk
gadung kemudian diayak dengan menggunakan ayakan dengan ukuran 80
mesh dan didapatkan tepung gadung.Pengolahan menjadi produk tepung
disamping dapat memperpanjang umur simpan karena rendahnya kadar air
juga memberikan keuntungan lainnya yaitu mudah dalam pengemasan,
memperluas pemasaran serta dapat meningkatkan nilai ekonomisnya.
Tepung merupakan salah satu alternatif pengolahan umbi gadung yang
mempunyai beberapa kelebihan dari pada pengolahan lainnya.
Kelebihannya antara lain disamping lebih tahan lama, juga bisa
dimanfaatkan menjadi berbagai produk makanan dan dapat juga sebagai
15

sumber bahan alternatif untuk substitusi tepung terigu dan bahan baku
industri lainnya (Sumunar & Estiasih, 2014)

2.2.5 SOP Pemberian Umbi Gadung

1. Menentukan pasien yang bersedia mengkonsumsi umbi gadug


2. Menjelaskan tujuan konsumsi umbi gadung
3. Pengukuran BB pasien
4. Menghitung konsumsi umbi gadung harian berdasarkan BB dengan dosis
acuan 60 mg/kg
5. Umbi gadung di olah dimasak atau dikukus
6. Panganan umbi gadung di konsumsi sekali sehari pada waktu siang
7. Panganan umbi gadung di konsumsi selama 3 hari berturut-turut
16

2.2.6 Alur Penelitian

Variabel independen Variabel dependen


Tekanan darah
Tekanan darah turun
Anggota Keluarga Konsumsi olahan Tekanan darah menetap
hipertensi umbi gadung Tekanan darah naik

Pengajuan proposal

Ijin penelitian

Populasi
Penderita hipertensi di Kecamatan Toari

Subjek
Penderita hipertensi yang memenuhi
kriteria inklusi

Pengukuran tekanan darah

Intervensi
Pemberian bahan pangan umbi gadung
selama 3 hari

Pengukuran tekanan darah

Pengolahan data

Hasil dan pembahasan


BAB III
METODE STUDI KASUS
3.1 Rancangan Studi Kasus
Rancangan studi kasus yang di gunakan dalam penilitian ini dengan
menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus untuk
melakukan penerapan olahan konsumsi umbi gadung pada penderita hipertensi
diwilayah Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka.
3.2 Subjek Studi Kasus
Subjek pada kasus penelitian ini sebanyak 3 responden yang dipilih
berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Setiap responden harus
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut yaitu:
a. Kriteria inklusi
1. Responden merupakan penderita hipertensi yang ditetapkan berdasarkan
diagnosis medis
2. Responden pernah mengkonsumsi umbi gadung
3. Responden dengan hipertensi derajat 2 dan 3
4. Responden memiliki usia rentang 46-65 tahun (lansia awal hingga lansia akhir
menurut Depkes RI 2009).
5. Responden dapat berkomunikasi secara aktif
6. Responden bersedia mengkonsumsi umbi gadung selama proses penelitian
dilaksanakan
b. Kriteria eksklusi
1. Menggunakan obat antihipertensi
2. Menggunakan obat antihipertensi berbahan herbal
3. Menggunakan terapi komplementer seperti bekam
4. Tidak bersedia menjadi responden
5. Responden tidak berdomisili di wilayah Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka.
3.3 Fokus Studi
Fokus studi pada penilitian ini adalah penerapan olahan konsumsi umbi gadung
pada penderita hipertensi diwilayah Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka.

17
18

3.4 Definisi Operasional


a. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik paling sedikit 140 mmHg
atau paling sedikit 90 mmHg pada tekanan diastolik.
b. Olahan umbi gadung adalah bahan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga
yang terbuat dari umbi gadung yang sudah diolah.
3.5 Instrumen Studi
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah format observasi
langsung.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
wawancara, observasi secara langsung serta dokumentasi keperawatan. Data yang
terkumpul akan di kelompokkan menjadi data subjektif dan data objektif. Yang
termasuk dalam data subjektif adalah data yang dikatakan oleh klien dan keluarga
klien, sedangkan data objektifnya yaitu data yang di ukur seperti tekanan darah
yang di ukur menggunakan sfigmomanometer.
3.7 Lokasi dan Waktu Studi Kasus
a. Lokasi penelitian: studi kasus ini telah dilaksanakan diwilayah Kecamatan
Toari Kabupaten Kolaka.
b. Waktu penelitian: studi kasus ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus tahun
2021 selama 3 hari
3.8 Penyajian Data
Dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan uraian penjelasan data
dari informan dengan penerapan untuk mengetahui studi kasus
3.9 Etika Studi Kasus
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti karakter, watak,
kesusilaan atau adat kebiasaan dimana etika berhubungan erat dengan konsep
individu atau kelompok sebagai alat penilaian kebenaran atau evaluasi terhadap
sesuatu yang telah dilakukan. Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik
dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Etika penilitian merupakan salah satu aspek dari banyak permasalahan dalam
19

penelitian. Etika penelitian meliputi kejujuran dalam pengumpulan data,


pelaksanaan dan metode dari penelitian yang dilakukan.
Dalam melakukan studi kasus, peneliti perlu mengajukan permohonan izin kepada
institusi dalam melakukan penelitian di Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka.
Peneliti menggunakan subjek manusia tidak boleh bertentangan dengan kode etik,
dalam melaksanakan penelitian hak-hak data klien harus di lindungi, dalam
melakukan penelitian ini peneliti menerapkan etika dalam penelitian yang
meliputi:

a. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (respect human dignity)


b. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self determination)
Subjek berhak untuk menentukan apakah mau berpartisipasi dalam penelitian
atau menolak atau berpartisipasi dalam penelitian tersebut.
c. Informend consent merupakan lembar persetujuan studi kasus yang diberikan
kepada responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan studi kasus.
d. Hak dijaga kerahasiaanya, untuk menjaga kerahasiaan pada lembar yang telah
di isi pada responden, penulis tidak mencantumkan nama secara lengkap.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Umum Penelitian
Toari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara,
Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 72,5 Km dari ibu kota Kabupaten
Kolaka ke arah selatan. Pusat pemerintahanya berada di Kelurahan Ranomenta.
Kecamatan Toari diresmikan pada tahun 2009 dan merupakan Kecamatan paling
selatan serta Kecamatan dengan luas wilayah terkecil 119,37 Km yang terdiri dari
1 Kelurahan dan 9 Desa. Desa Anawua, Horongkuli, Lakito, Rahabite, Rano Jaya,
Ranosangia, Toari, Wonua Raya, Wowoli dan Kelurahan Ranomenta.
Penduduk Kecamatan Toari terdiri dari berbagai suku antara lain bugis 30%,
jawa 37%, moronene 23%, lain-lain 10%. Bahasa yang di gunakan sehari-hai
yaitu bahasa indonesia, bahasa bugis, bahasa jawa, bahasa mornene. Mayoritas
penduduk Kecamatan Toari menganut agama islam, dan sebagian sisanya
menganut agama kristen dan hindu. Sebagian besar masyarakat Kecamatan Toari
bekerja sebagai petani, untuk yang tinggal di daerah pesisir umumnya mereka
bekerja sebagai nelayan, dan adapula sebagian besar menjadi pegawai negara dan
pengusaha.
Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus yang bertujuan
menggambarkan penerapan konsumsi olahan umbi gadung pada penderita
hipertensi di Kecamatan Toari. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari
terhitung mulai tanggal 28 hingga 30 Agustus 2021 di Kecamatan Toari
Kabupaten Kolaka. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 3 (tiga) responden
pada 3 (tiga) Kelurahan/Desa dimana ketiga desa ini banyak yang masyarakat
menderita hipertensi. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi untuk
memperjelas data.

4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian

R1 usia 52 tahun, jenis kelamin perempuan yang berada di desa Rano Jaya,
suku jawa, pendidikan terakhir SD. Pekerjaan sekarang sebagai petani menderita

20
21

hipertensi selama 4 tahun. Kunjungan pemeriksaan di puskesmas atau di pos


pindu rutin tiap ada kegiatan dari puskesmas Kecamatan Toari.
R2 usia 49 tahun, jenis kelamin perempuan, yang berada di Kelurahan Rano
Menta, suku jawa, pendidikan terakhir SMA. Pekerjaan saat ini petani sekaligus
kader pos pindu menderita hipertensi selama 2 tahun. Kunjungan pemeriksaan di
puskesmas atau di pos pindu rutin tiap ada kegiatan dari puskesmas Kecamatan
Toari.
R3 usia 65 tahun, jenis kelamin, perempuan yang berada di Desa Wonua
Raya, suku jawa, pendidikan terakhir SD. Pekerjaan sekarang sebagai petani
menderita hipertensi selama 4 tahun. Kunjungan pemeriksaan di puskesmas atau
di pos pindu rutin tiap ada kegiatan dari puskesmas Kecamatan Toari.

4.1.3 Gambaran Hipertensi Sebelum Konsumsi Umbi Gadung

Gambaran hipertensi sebelum konsusmsi olahan umbi gadung pada ke 3


responden rata-rata tekanan darah tinggi berada pada derajat 2 dan derajat 3. di
derita kurang dari 5 tahun. R1 usia 52 tahun tekanan darah sebelum konsumsi
umbi gadung 170/100 mmHg derajat 2. R2 usia 49 tahun tekanan darahnya
sebelum konsumsi umbi gadung 160-100 mmHg derajat 2. dan R3 usia 65 tahun
tekanan darah sebelum konsumsi umbi gadung 180/100 mmHg derajat 3.

4.1.4 Gambaran Hasil Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Konsumsi


Olahan Umbi Gadung
Tabel 4.1
Tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi

N Pengukuran tekanan darah


Responden
o Pre Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
1. R1 Ny. P 170/100 170/100 160/90 160/80
mmHg mmHg mmHg mmHg
52 tahun
2. R2 Ny. SP 160/100 160/100 150/100 mmHg 140/100
mmHg mmHg mmHg
49 tahun
3. R3 Ny. S 180/100 180/100 mmHg 180/100 mmHg 180/100 mmHg
mmHg
65 tahun
22

Berdasarkan tabel 4.1 tekanan darah sesudah intervensi diatas menunjukan


bahwa R1 tekanan darahnya menetap sedangkan pada R2 dan R3 tekanan
darahnya menurun.

Hasil penelitian ini menunjukan tekanan darah sebelum dilakukan intervensi


konsumsi umbi gadung tekanan darah pada 3 (tiga) responden menunjukan rata-
rata tekanan darah tinggi di derita kurang dari 5 tahun. Hasil tekanan darah setelah
dilakukan intervensi R1. pengukuran tekanan darah dari hari pertama sampai hari
terakhir pemeriksaan menunjukan hasil tekanan darahnya menurun dari 170/100
mmHg. ke 160/80 mmHg, dan R2. menunjukan juga penurunan tekanan darah
dari 160/100 mmHg. ke 140/100 mmHg. R3 di hari pertama sampai hari terakhir
pengukuran tekanan darah menunjukan hasil tidak berubah/menetap pada tekanan
180/100 mmHg. Ke 3 responden di atas mengkonsumsi umbi gadung pada waktu
makan malam dengan dosis 150 gr/hari. R3. pada saat mengkonsumsi umbi
gadung tidang menghabiskan umbi gadung yang di berikan dengan dosis yang di
tetapkan akibat nafsu makanya menurun sedangkan pada R1 dan R2 pada saat
mengkonsumsi umbi gadung menghabiskan dosis yang di tetapkan pada saat
pengukuran tekanan darah R1 dan R2 mengalami perubahan sedangkan pada R3
tekanan darahnya menetap.
4.2 Pembahasan
Hasil dari penelitian di atas menunjukan ada penurunan tekanan darah dari 2
responden dimana pada R1 usia 52 tahun tekanan darahnya menurun dari 160/100
mmHg ke 140/100 mmHg. pada R2 usia 49 tahun tekanan darahnya dari 170/100
menurun hingga 160/80 mmHg. Berdasarkan usia kedua responden tersebut yang
mengalami penerunan ini bearada pada fase pramenopause yang mana pada usia
tersebut masih mengalami menstruasi sehingga estrogen yang ada pada kedua
responden tampakya melindungi dan masih berfungsi dengan baik sehingga
membantu untuk mengontrol tekanan darah. Faktor-faktor yang berperan dalam
penurunan tekanan darah yaitu dioscorin yang ada pada umbi gadung. Dioscorin
merupakan senyawa bioaktif golongan protein yang memiliki sifat fungsional
sebagai Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor sehingga dapat
mencegah hipertensi (Mutmainah & Estiasih, 2015). Penghambat ACE secara
23

toritis melindungi endotel melalui 1 dari 3 jalur yaitu: Membatasi pembentukan


angiotensin II yang bersifat vasokontraktor terhadap endotel. Angotensin II
merupakan salah satu faktor yang dapat merangsang pelepasan vasokonstriktor
endotel, Angiotensi II dapat meningkatkan radikal bebas oksigen seperti
superoksid, yang berperan pada proses ateroskolosis, dan Penghambat ACE
meningkatkan pembentukan bradikinin, yang dapat merangsang peningkatan NO
yang bersifat vasodilator (Alwi, 2012).
Sedangkan pada R3 usia 65 tahun tekanan darahnya menetap dari awal
pemeriksaan hingga akhir pada tekanan darah 180/100 mmHg. Dimana usia pada
responden ini suda masuk menopause terjadi perubahan struktur pada jantung
ketebalan dinding ventrikel kiri cenderung sedikit meningkat dengan penuaan
karena adanya peningkatan densitas kolagen dan hilangnya fungsi serat-serat
elastis. Oleh karena itu, penuaan pada jantung menjadi kurang mampu untuk
distensi, dengan kekuatan kontraktil yang kurang efektif. Area permukaan di
dalam jantung yang telah mengalami aliran darah dengan tekanan tinggi, seperti
pada katup aorta dan katup mitral mengalami penebalan dan terbentuknya
penonjolan sepanjang garis katub. Kekakuan pada bagian dasar pangkal aorta
menghalangi pembukaan katup secara lengkap sehingga menyebabkan obstruksi
parsial terhadap aliran darah selama denyut sistol. Perubahan pungsional atau
penampilan perubahan utama yang berhubungan dengan penuaan dalam sistem
kardio vaskuler adalah penurunan kemampuan untuk menigkatkan keluaran
sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan tubuh (stanlei, mickey 2006)
Salah satu faktor tidak terjadinya perubahan pada responden 3 ini yaitu
karena obesitas. Obesitas dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi dari berbagai
mekanisme yakni secara langsung ataupun secara tidak langsung obesitas dapat
mengakibatkan meningkatnya cardiac output. Hal ini di karenakan makin
besarnya massa tubuh maka makin banyak pula jumlah darah yang beredar dan ini
menyebabkan curah jantung meningkat. Sedangkan secara tidak langsung obesitas
terjadi melalui perangsangan aktivitas sistem sarf simpatis dan Renin Angiotensin
Aldosteron System (RAAS), oleh mediator-mediator seperti sitokin, hormon dan
adipokin. Hormon aldesteron merupakan salah satu yang berkaitan erat dengan
24

retensi air dan natrium yang dapat membuat volume darah akan meningkat (Tiara,
2020).

4.3 Keterbatasan Studi Kasus


Keterbatasan pada penelitian ini yaitu:

1. Kurangnya bahan baku umbi gadung diakibatkan oleh cuaca musim hujan
sehingga pembuatan umbi gadung untuk dikonsumsi sulit dibuat karena
dalam pembuatan umbi gadung harus memerlukan cuaca yang panas untuk
mengeringkan umbi gadung
2. Terbatasya waktu penelitian hanya 3 (tiga) hari karena bahan baku umbi
gadung yang siap dikonsumsi kurang
3. Terbatasnya dana dalam pembuatan bahan baku umbi gadung.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Gambaran hipertensi pada responden sebelum komsumsi umbi gadung dimana
2 responden memiliki tekanan darah tinggi dengan derajat 2. Sedangkan pada
responden 3 memiliki tekanan darah tinggi derajat 3.
2. Gambaran tekanan darah responden sebelum dan setelah komsumsi umbi
gadung berdasarkan derajat hipertensi ada perubahan pada responden 2 dimana
pada responden ini derajat hipertensi turun pada derajat 1 setelah konsumsi
umbi gadung. Sedangkan pada responden 1 menetep pada derajat 2 namun
tekanan darahnya menurun. dan responden 3 tekanan darahnya menetap pada
derajat 3.

5.2 Saran
1. Bagi pendidikan
Agar lebih aktif mengembangkan penyuluhan kepada masyarakat tentang
informasi kesehatan terutama penyakit hipertensi dan pentingnya
mengkonsumsi umbi gadung untuk menurukan tekanan darah.

2. Bagi peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kreativitas kiranya Karya Tulis
ilmiah ini dapat dijadikan referensi pembelajaran untuk menambah
pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan penerapan konsumsi
olahan umbi gadung pada penderita hipertensi dan agar lebih dikembangkan
penelitian lanjutan dari olahan umbi gadung.

3. Bagi masyarakat
Agar lebih meningkatkan dalam mengkonsumsi umbi gadung secara
teratur dan efektif terutama pada penderita hipertensi dan menjaga faktor-
faktor yang menyebabkan hipertensi.

25
26

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, I. (2012). Tata laksana holistik penyakit kardiovaskuler. Interna Publishing,
Jakarta.
Black, J. M dan Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen
Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan, Edisi 8 Buku 2. Elsevier, Singapore
Corwin, E. J. (2011). Buku Saku Patofisiologi Edisi 3 Revisi. Jakarta, EGC.

Dinkes, Provinsi Sulawesi Tenggartra, Data kasus Hipertensi. (2016 -2017). Profil
kesehatan dinas Sulawesi Tenggara (2018).

Dinas Kesehatan Kolaka. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun


2019.

Dinas Kesehatan Kolaka. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun


2020.
Darminingsih, L., Wikanta, W., & Listiana, L. (2016). Pengaruh Insektisida
Nabati Filtrat Umbi Gadung (Discorea Hispida Dennst) Terhadap Respon
Belalang Kembara (Locusta migratoria) Dan Implementasinya Sebagai
Bahan Ajar Mata Kuliah Bioterapan (Doctoral dissertation, Universitas
Brawijaya Malang).
Dep Kes RI. 2009. Klasifikasi Umur menurut kategori. Di akses pada tanggal 5
Agustus 2021. http://www.depkes.go.id
Dian, H. P., & Wahyu, T. (2011). Penurunan Sianida Umbi Gadung Dengan
Proses Leaching Dan Pengukusan Sebagai Bahan Dasar Tepung.

Harijono, H., Sari, T. A., & Martati, E. (2012). Detoxification of Yam Tuber
(Dioscorea hispida Dennst.) by Limited Heating in Yam Flour
Processing. Jurnal Teknologi Pertanian, 9(2).

Hastuti, A. P. (2019). Hipertensi. Klaten, Jawa Tengah. Lakeisah.


Kartikasari, A. N., Chasani, S., & Ismail, A. (2012). Faktor Risiko Hipertensi
pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Doctoral
dissertation, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Kurniawati, I. T., & Estiasih, T. (2014). Efek Antihipertensi Senyawa Bioaktif
Dioscorin Pada Umbi-Umbian Keluarga Dioscorea: Kajian Pustaka(In Press
April 2015). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(2), 402-406.
Mutmainah, S. F., & Estiasih, T. (2015). Senyawa Bioaktif Pada Umbi-Umbian
Lokal Untuk Penurunan Tekanan Darah: Kajian Pustaka (In Press Januari
2016). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 4(1).
27

Maulidah, H., Wahyuni, S., & Khaeruni, A. (2019). Pengaruh Modifikasi


Terhadap Karakteristik Tepung Gadung (Dioscorea Hipida Dennts.)
Termodifikasi: Studi Kepustakaan. Jurnal Sains dan Teknologi
Pangan, 4(3).
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika
Nurarif, A. H., & Kusuma, H.(2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDANIC-NOC, Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta:
Mediaction Jogja.
Nuridah, N., & Yodang. (2019). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi: Studi Quasy Ekperimental. Journal
Kesehatan Vokasional, 6(1), 53-60.
Purwono, J., Sari, R., Ratnasari, A., & Budianto, A. (2020). Pola Konsumsi
Garam Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Jurnal Wacana
Kesehatan, 5(1), 531-542.
Rilantono, L. I., Beras, F., Karo Karo, S, & Roebiono, P. S. (2013). Buku Ajar
Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, Universitas
Indonesia Press.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta. EGC.

Stenley, M., & Beare, P. G. (2006) Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed.2.
Jakarta. EGC

Sumunar, S. R., & Estiasih, T. (2014). Umbi Gadung (Dioscorea Hispida Dennst)
Sebagai Bahan Pangan Mengandung Senyawa Bioaktif: Kajian Pustaka [In
Press Januari 2015]. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(1), 108-112.

Tyas, K. W. (2017). Aktivitas Hipokolesterolemik Tepung Umbi Gadung Dayak


(Dioscorea hispida), Uwi Ungu (Dioscorea alatavar Purpurea) Dan
Kentang Udara (Dioscorea bulbifera) Terfermentasi Pada Tikus Wistar
Jantan Hiperkolesterolemia. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Jember

Tiara, U. I. (2020). Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi. Journal of


Health Science and Physiotherapy, 2(2), 167-171.
World Health Organization. (2019). Hypertension/Overview. Di akses pada 5
Agustus 2021. https://www.who.int/health-topics/hypertension#tab=tab_1
Yodang, Y dan Nuridah, N. (2019). Prevalence and Determinats of Hipertension
in Coastal and Esturine Communities. International Journal of Medical
Reviews, 6(4),128-134.http://www.ijmedrev.com/article_100909.html
28

JADWAL PENELITIAN

Tabel 3.1: Jadwal penelitian. Gambaran penerapan konsumsi olahan umbi gadung
di Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka

Tahun 2020/2021

No Kegiatan Bulan pelaksanaan

Jul 2021 Ags 2021 Sep 2021

Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4
ke 4
1. Penyusunan proposal

2. Ujian proposal

3. Revisi proposal

4. Penelitian

5. Analisa data

6. Ujian hasil

7. Revisi ujian hasil

8. Ujian tutup

9. Revisi ujian tutup

10 KTI
29

FORMAT OBSERVASI

Tabel 3.2: Tabel observasi tekanan darah

Nama :

Umur :

Alamat :

Jenis Kelamin :

No Pengukuran tekanan darah

1 Hari I

TDS/TDD: mmHg

Keluhan:

2 Hari II

TDS/TDD: mmHg

Keluhan:

3 Hari III

TDS/TDD: mmHg

Keluhan:
30

INFORMED CONSENT

PERYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN SETELAH


PENJELASAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
No Telepon/HP :

Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :


1. Penelitian yang berjudul “Gambaran penerapan konsumsi olahan umbi
gadung pada penderita hipertensi di Kecamatan Toari Kabupaten
Kolaka”
2. Perlakuan yang akan diterapakan pada subyek
3. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian
4. Bahaya yang akan timbul
Bersedia secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian dengan “Gambaran
penerapan konsumsi olahan umbi gadung di Kecamatan Toari Kabupaten
Kolaka”, maka dengan ini secara sukarela dan dengan penuh kesadaran serta
tanpa keterpaksaan menyatakan bersedia/tidak bersedia*) ikut dalam penelitian.
Demikian peryataaan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
Kolaka, Juli 2021

Peneliti, Subjek penelitian,

(...................................) (..............................)
31
32
33
34
35
36
37

Anda mungkin juga menyukai