Anda di halaman 1dari 48

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : SENI SUSILAWATI
NIM : PO.62.313.15.103

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul


“Perbandingan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Rentang Lengan dengan Tinggi
badan Aktual Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya” berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari
penulis sendiri, baik untuknaskah laporan maupun kegiatan yang tercantum sebagai
bagian dari Tugas Akhir ini. Jika terdapat karya orang lain, penulis akan
mencantumkan sumber yang jelas.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan norma yang berlaku.

Palangkaraya, Juni 2018

Yang membuat pernyataan

SENI SUSILAWATI
NIM.PO.62.31.3.15.103

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir yang berjudul “Perbandingan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan


Rentang Lengan Dengan Tinggi badan Aktual Mahasiswa Semester II Program Studi
D-III Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya”
disusun oleh : Seni Susilawati / NIM : PO.62.31.3.15.103
telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palangka Raya dalam rangka Ujian Akhir Program untuk
memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan pendidikan Diploma III Kesehatan
Bidang Gizi dan telah mendapat persetujuan.
Ujian akhir program telah dilaksanakan pada tanggal : 22 Juni 2018

Tim Penguji :

Ketua Sidang Nila Susanti, SKM, MPH


NIP. 19790109 200501 2 004

Penguji 1 Sugiyanto, S.Gz, M.Pd


NIP. 19750502 200012 1 003

Penguji 2 Erma Nurjannah,SKM.MPH


NIP. 19790402 200812 2 001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas akhir dengan judul “ Perbandingan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan


Rentang Lengan Dengan Tinggi badan Aktual Mahasiswa Semester II Program Studi
D-III Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya” disusun oleh : Seni Susilawati NIM :
PO.62.31.3.15.103 telah dipertahankan dihadapan Tim penguji Tugas Akhir Jurusan
Gizi Politeknik Kesehatan kemenkes Palangka Raya dalam rangka Ujian Akhir
Program untuk memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan pendidikan Diploma III
Kesehatan Bidang Gizi dan telah mendapat pengesahan.
.
Palangka Raya,3 Juli 2018

Pembimbing

Sugiyanto, S.Gz, M.Pd


NIP.19750502 200012 2 003

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya


Direktur,

Dhini M.Kes
NIP.19650401 198902 2 002

iii
ABSTRAK

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


TUGAS AKHIR,JUNI 2018
SENI SUSILAWATI
“PERBANDINGAN ESTIMASI TINGGI BADAN BERDASARKAN RENTANG
LENGAN DENGAN TINGGI BADAN AKTUAL MAHASISWA SEMESTER II
PROGRAM STUDI D- III GIZI POLTEKKES KEMENKES PALANGKA
RAYA”
Xi, V bab, 49 halaman, 5 tabel, 3 gambar, 4 lampiran

Latar belakang :Pengukuran antropometri (tinggi badan dan rentang lengan)


sebenarnya sangat mudah dilakukan namun juga sekaligus rawan terhadap bias dan
error data. Untuk menghindari bias dan error data maka hal yang perlu diperhatikan
adalah kualitas alat yang digunakan dan ketelitian dalam melakukanpengukuran
rentang lengan dan tinggi badan.
Tujuan :MengetahuiPerbandingan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Rentang
Lengan Dengan Tinggi badan Aktual Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.
Metode penelitian :Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2018. Alat
pengumpulan Data dengan Mikrotoise(miktotoa) dan Metlin.
HASIL DAN KESIMPULAN : Hasil deskriptif tabel menunjukan kecendrungan ada
perbedaan Perbandingan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Rentang Lengan Dengan
tinggi badan aktual mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi Poltekkes
Kemenkes Palangka Raya. Disarankan dalam melakukan penelitian, data primer dan
data sekunder yang diperlukan harus lengkap dan jelas sehingga sesuai dengan yang
diharapkan untuk dilakukannya pengolahan data.
Kata kunci : Rentang Lengan,Tinggi Badan.
Daftar pustaka :10 bacaan (2001-1017)

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA) tentang
“Perbandingan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Rentang Lengan Dengan Tinggi
badan Aktual Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya”
Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan
terima kasih banyak kepada:

1. Dhini M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Palangkaraya.


2. Ibu Nila Susanti SKM , selaku ketua jurusan gizi yang telah mengijinkan
saya penelitian di Poltekkes Kemenkes Palangka Raya dan sekaligus
sebagai ketua sidang.
3. Sugiyanto, S.Gz, M.Pd selaku pembimbing yang telah banyak memberikan
arahan sehingga LTA ini selesai.
4. Ibu Erma Nurjannah SKM,MPH selaku penguji sidang LTA penulis.
5. Orang tua serta keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dan
bantuan moril maupun materil demi tercapainya cita-cita penulis.
6. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Diploma III yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
7. Semua pihak yang telah membantu serta memberikan saran dan dukungan
kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada laporan yang telah
penulis buat ini dan semoga yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Jurusan Gizi, Institusi Pendidikan dan Masyarakat Luas.
Palangka Raya, Juni 2018

v Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..............................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL……………………………..…………………………………..vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………...…………...……………viii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….……. 1
A.Latar Belakang…………………………………………………………...............1
B.Rumusan masalah……………….…..……………………………………………3
C.Tujuan………….………...……………………………………………………….3
a. Tujuan Umum………….………………...……………………………………3
b. Tujuan Khusus………………………………...………………………………3
D. Manfaat...............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................4
A.Kerangka teori...…….…………...……………..………………………………...5
1. Pertumbuhan manusia..……………...….…….……………………………....5
2. Pengertian…………………………………...…………….…………………..5
3. Jenis Parameter………………………………………………………………..7
4. Tinggi Badan…………………………………….……………………………9
5. Rentang Lengan…………………………………….....………………..……14
6. Penilaian Status Gizi…………………………………………..…………….16
B.Kerangka Konsep………………………………………………………...……..18
C.Definisa Operasiona…………………………………...………………………..18
BAB III METODE PENELITIAN……………………………….………………..20
A. Ruang Lingkungan Penelitian………………………………………...………..20
B. Populasi dan Sampel……………………………………………………………20
C. Jenis dan Cara Pengumpulan Data…………………………………...………...21
D. Analisis Data………………………………………...…..…..…………………21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………..22
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………...…………22
B. Karakteristik Sampel………...……………………………………………...….29
C. Univariat………………………………...……………………………………...29
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………34
A. Kesimpulan……………………………………………………………………..34
B. Saran…………………………………………………………...……………….34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Jenis Kelamin Umur……………………………...23
Tabel 4.2 Distribusi Univariat Tinggi Badan dan Tinggi Badan Estimasi………..…..23
Tabel 4.3 Distribusi Tinggi Badan dan Tinggi Badan Estimasi Laki-Laki…………...24
Tabel 4.4 Distribusi Tinggi Badan dan Tinggi Badan Estimasi Perempuan……..…..24

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengukuran Tinggi Badan……………………………………………...13


Gambar 2.2 Pengukuran Rentang Lengan……………………………………………15
Gambar 2.3 Kerangka Konsep……………………………………………………...17

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penilaian status gizi merupakan cara yang dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan gizi seseorang yang berhubungan dengan pola makan dan aktivitasnya.
Melalui penilaian status gizi dapat diketahui apakah seseorang termasuk dalam
kelompok gizi kurang, normal, dan gizi lebih. Penilaian status gizi dapat dibagi
menjadi 4 (empat) metode atau cara penilaian yakni antropometri, biokimia, klinis dan
biofisik (Supariasadkk, 2001).
Status gizi adalah keadaan tubuh yang dilakukan oleh keseimbangan antara
asupan zat gizi dengan kebutuhan.Keseimbangan antara asupan zat gizi dengan
kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variable pertumbuhan, yaitu berat
badan, tinggi badan atau panjang badan, lingkar kepala,lingkar lengan, dan panjang
lengan. (Supariasadkk, 2001).
Pengukuran antropometri (tinggi badan dan rentang lengan) sebenarnya sangat
mudah dilakukan namun juga sekaligus rawan terhadap bias dan error data. Untuk
menghindari bias dan error data maka hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas alat
yang digunakan dan ketelitian dalam melakukanpengukuran.(Supariasadkk, 2001).
Tinggi badan merupakan karakteristik biologi yang berubah seiring dengan
bertambahnya usia. Perubahannya yang disebabkan o;eh osteoporosis,kyposis, serta
kompresi pada tulang belakang. Tinggi badan merupakan ukuran posisi tubuh berdiri
(vertical) dengan kaki menempel pada lantai, posisi kelapa dan leher tegak,pandangan
rata-rata air, dada dibusungkan, perut datar dan tarik nafas beberapa saat.yang dikutip
oleh Murtiantmo wibowo adi (2014).Tinggi badan diukur dalam posisi berdiri sikap
sempurna tanpa alas kaki. Menurut wahyudi (2015).
Panjang lengan adalah jarak dari titik acromial sampai titik styloid.(Tim
Anatomi FIK UNY dalam buku Anatomi).Panjang lengan adalah jarak yang diukur

1
2

dari titik acomion pada humerus sampai titik styloid pada ulna. (Murtiantmo
wibowo(2015).
Beberapa penelitian mengatakan bahwa pengukuran tinggi badan yang tidak
akurat pada orang dewasa disebabkan adanya beberapa perubahan fisik
yangmempengaruhi tinggi badan. Maka berbagai usaha dilakukan untuk
mengembangkan persamaan, mengestimasi tinggi badan dari tulang panjang seperti
panjang lutut (Chumleadkk,1998., Roubenoff & Wilson, 1993), panjang entang lengan
(Aggarwal,et al., 1999; Brown,et al., 2000) dan demispan (Tanja,et al., 2006).
Menurut Suzana (2003) ketiga pengukuran antropometri tersebut positif berkorelasi
dengan tinggi badan (p<0,05 untuk semua parameter).
Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik untuk
mengetahuiPerbandingan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Rentang Lengan
Dengan Tinggi badan Aktual Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimana Perbandingan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Rentang Lengan
Dengan Tinggi badan Aktual Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya?
C.Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbandingan estimasi tinggi Badan Berdasarkan Rentang Lengan
Dengan Tinggi badan Aktual Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya?

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik sampel yang meliputi umur dan jenis kelamin
Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya
3

b. Menganalisis tinggi Badan Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi


Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
c. Menganalisis rentang lengan Mahasiswa Semester II Program Studi D-III
Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
d. Membandingkan estimasi rentang lengan dengan tinggi badan aktual
Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya
E. Manfaat

1. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan
tentang perbandingan Tinggi badan berdasarkan rentang lengan dengan tinggi
badan aktual di institusi khususnya untuk menambah khasanah pustaka di
perpustakaan Poltekkes Kemenkes Palangka raya.
2. Bagi Lahan Praktek

Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa gizi semester II Poltekkes Kemenkes


Palangkaraya tentang Antropometri .
3. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan,pengalaman dan keterampilan dalam mengumpulkan


data tentang Perbandingan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Rentang Lengan
Dengan Tinggi badan Aktual Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Kerangka Teori

1. Pertumbuhan Manusia
Pertumbuhan manusia dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor
internal.Faktor eksternal yaitu asupan nutrisi yang cukup dan seimbang, olahraga,
dan postur tubuh dalam melakukan berbagai kegiatan seharihari. Faktor internal
antara lain fungsi gastrointestinal, faktor hormonal, serta faktor genetik (Nina,
2006).
Agar manusia dapat tumbuh seimbang butuh asupan kalori total yang cukup,
jumlah dan kualitas asupan protein serta mineral (calcium, zinc, copper) yang
penting untuk regulasi pertumbuhan. Tidak hanya asupan nutrisi yang perlu
diperhatikan, tetapi gastrointestinal juga harus berfungsi dengan baik, mulai dari
permukaan mukosa, motilitasnya, enzyme pencernaan (enzyme di lambung,
duodenum dan pankreas) dan garam empedu yang penting untuk penyerapan
lemak (Chao,2006).
Hormon sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan seseorang, growth hormone
(GH) salah satunya.Homon ini regulasinya di atur oleh hipotalamus, hormone
thyroid juga berperan dalam sekresi GH.GH dilepaskan dari pituitary, kemudian
mencapai liver dan jaringan lainnya, kemudian IGF-I (Insulin-like Growth factor
atau somatomedin C) disintesis.IGF-I merangsang proliferasi kartilago dan
berpengaruh pada pertumbuhan tulang panjang. Kerja GH membutuhkan asupan
kalori yang cukup dan di bantu oleh insulin. Vitamin D dibutuhkan untuk
pertumbuhan, vitamin ini di dimetabolisme di ginjal dan liver untuk mendapatkan
bentuk aktif. Hormon kelamin juga ikut mengambil peran dalam proses
pertumbuhan, hormon ini merangsang pertumbuhan dan fusi dari epifisis dan
diafisis tulang panjang (Tien,et al., 2000).Pada lansia, penelitian menunjukan

4
5

bahwa sel tua somatotrope pituitary masih mampu melepaskan sejumlah besar GH
sama seperti sel muda jika ada rangsangan yang adequat. Ini berarti kelainan
terletak pada faktor “feedback loop” yang mengatur pelepasan GH. Umumnya
menurunnya IGF-1 akan memberikan signal pada hypothalamus dalamotak untuk
memberi perintah pada pituitary membuat GH (Tien,et al.,2000).
Beberapa ahli percaya masalahnya terletak pada somatostatin, penghambat GH
alami yang diketahui meningkat pada usia lanjut dan menghambat pelepasan GH.
Peneliti lain menduga penyebabnya adalah Growth Hormone Releasing Hormone
(GHRH) yang memicu lepasnya GH menjadi kurang respon terhadap sinyal
feedback. Kedua faktor diatas dapat terjadi bersamaan pada usia lanjut
(Tien,etal.,2000).
2. Pengertian Antropometri
Menurut Indrianti (2010:2), antropometri berasal dari kata anthropos dan
metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran.Antropometri
artinya ukuran dari tubuh.Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi.Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot
dan jumlah air dalam tubuh.
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah sebagai
berikut :
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita LILA, mikrotoa,
dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional,
tetapi juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biayanya relatif lebih murah.
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
6

Secara ilmiah diakui kebenarannya.Hampir semua negara menggunakan


antropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat, Khususnya
untuk penapisan (screening) status gizi. Hal ini dikarenakan antropometri diakui
kebenarannya secara ilmiah (Supariasa dkk., 2001).

Keunggulan dan kelemahan pengukuran secara Antropometri menurut (Supariasa,


dkk., 2001).
Keunggulan antropometri adalah sebagai berikut :
1) Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar
2) Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.
3) Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di
daerah setempat.
4) Tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
5) Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.
6) Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan buruk
karena sudah ada ambang batas yang jelas.
7) Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu atau dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
8) Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan gizi.
Kelemahan Antropometri:
1) Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat
serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink atau Fe.
2) Faktor di luar gizi (penyakit, genetic dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri.
3) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akrasi dan validitas pengukuran antropometri.
7

2. Jenis Parameter

Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain:


umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit. Dibawah ini
akan diuraikan jenis parameter itu yaitu sebagai berikut : (Supariasa dkk.,
2001).
a. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.
Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi
menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang
akurat,menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat.Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang
digunakan adalah tahun umur penuh (Completed Year) dan untuk
anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (Completed Month)
(Supariasa, dkk, 2001).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan massa tubuh manusi. Berat badan
menggambarkan jumlah dari protein,lemak,air dan mineral pada
tulang. Pada remaja,lemak tubuh cendrung meningkat,dan protein otot
menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan
cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak
dan otot,khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. (Supariasa
dkk., 2001).
c. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui
dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua
yang penting,karena dengan menghubungkan berat badan terhadap
8

tinggi badan ( Quac stick), faktor umur dapat dikesampingkan


(Supariasa dkk., 2001).
Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran ini digunakan utnuk
mengukur tinggi badan anak yang telah dapat berdiri tanpa bantuan.
Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan alat  pengukur tinggi
(microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.
Pengukuran tinggi badan orang dewasa yang dapat berdiri
dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) yang
mempunyai ketelitian 0,1 cm. (Supariasa,dkk., 2001).
d. Lingkar betis
Lingkar betis merupakan salah satu bagian yang diukur pada
penilaian antropometri khusu untuk melihat gambaran status gizi pada
lansia.Lingkar betis dianggap memberikan ukuran massa otot yang
paling sensitif pada lansia, dan lebih unggul dibandingkan lingkar
lengan. Menunjukkan perubahan massa lemak bebas yang terjadi
akibat penuaan dan penurunan aktivitas.
e. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas (LILA) dewasa ini memang merupakan salah
satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan
tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dangan harga yang
lebih murah.Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk
indeks status gizi. (Supariasa dkk., 2001).
f. Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilnu kedokteran
anak secara praktis, yang biasanya memeriksa keadaan pathologi dari
besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering
digunakan adalah kepala besar (Hidrosefalus) dan kepala kecil
(Mikrosefalus) (Supariasa dkk., 2001).
9

g. Jaringan Lunak
Otot, hati,jantung, dan organ dalam lainnya merupakan bagian yang
cukup besar dari berat badan, tetapi relatif tidak berubah beratnya pada
anak malnutrisi. Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang
sangat bervariasi pada penderita KEP. Antropometri jaringan dapat
digunakan pada kedua jaringan tersebut dalam pengukuran status gizi
dimasyarakat (Supariasa dkk., 2001).
4. Tinggi Badan
Koesoemato Setyonegoro mengelompokkan usia dewasa muda =
18/20 – 25 tahun, usia dewasa penuh (Middle Years) = 25 – 60/65
tahun, lansia (Geriatric Age) = > 65/70 tahun Batasan usia menurut
WHO meliputi usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45
sampai 59 tahun lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun lanjut
usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun usia sangat tua (very old),
diatas 90 tahun.
Proses menua tidaklah dapat dicegah, hanya dapat diperlambat
terjadinya dan perlu dicegah dari proses-proses yang bersifat patologis.
Proses patologis ini dapat mempercepat kemunduran anatomi dan
fungsi organ atau sistem (Darmojo, 1999).
Pada lansia pasti menginginkan suatu keadaan healthy aging yaitu
proses menua tanpa disertai proses patologi. Healthy aging akan
dipengaruhi oleh faktor :
a. endogenic aging, yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue
dan anatomical aging kearah proses menuanya organ tubuh
b. Exogenic aging, yang dapat dibagi dalam faktor lingkungan di
mana seseorang hidup dan faktor sosio budaya yang paling tepat
disebut gaya hidup (life style). Faktor exogen ini juga dapat
berpengaruh pada faktor endogen (Darmojo, 1999)
10

Tinggi badan seseorang disusun antara lain oleh rangka axial(sumbu


tubuh) yang ditopang oleh tulang-tulang tungkai sehinggamembuat
seseorang dapat berdiri dengan tegak. Rangka axial tersebutantara lain
terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang (vertebrae),tulang dada
(sternum), tulang rusuk (costa). Tulang tengkorakberfungsi melindungi
otak, organ pendengaran dan organ penglihatan.Hubungan antartulang
yang terdapat pada tempurung kepala termasukjenis suture, yaitu tidak ada
gerak. Tulang tengkorak terdiri dari daritulang tempurung dan tulang
muka (Anang, 2005).
Tulang belakang atau yang disebut vertebrae berfungsi menyangga
berat tubuh.Tulang belakang memungkinkan manusia melakukan berbagai
macam posisi dan gerakan.Tulang belakang terdiri dari beberapa bagian
yaitu vertebrae servicalis, vertebraethoracalis, vertebrae lumbalis,
vertebrae sacralis dan vertebraecoccygeus.Tulang dada (sternum) dan
tulang rusuk (costa) bersamasama membentuk perisai pelindung bagi
organ-organ penting yangterdapat di dada, yaitu paru-paru dan
jantung.Tulang rusuk (costa) juga berhubungan dengan tulang belakang
(vertebrae) (Anang, 2005).
Sebagai penyokongnya terdiri atas Tulang panggul (Koksa), tulang
paha (os. femur), tulang lutut (os. patellae), tulang betis (os.fibula), tulang
kering (os. tibia), tulang pergelangan kaki (os. tarsal), kalkaneus, talus,
serta tulang kuboid.Setiap makhluk vertebrata memiliki tulang panggul
(Koksa) terdapat pada bagian kiri dan bagian kanan.Tulang panggul
membentuk tulang gelang panggul yang berfungsi untuk menahan berat
tubuh.Telapak kaki manusia melengkung dan tidak kaku sehingga
berfungsi sebagai pegas ketika berjalan (Anang, 2005). Adanya gangguan
pada sumbu axial maupun Kenaikan tinggi badan anak di Indonesia kira-
kira tiap tahunnya terus menurun dari lahir sampai dewasa kecuali pada
masa adolesensi/remaja di mana kenaikan tinggi badan rata-rata sebesar 5
11

cm pertahun dan selanjutnya pada tahap remaja akhir hanya mencapai 2-3
cm (Inayah, 2000).
Tinggi badan merupakan karakteristik biologi yang berubah seiring
dengan bertambahnya usia. Perubahannya dapat disebabkan oleh
osteoporosis , kyphosis, serta komperensi pada tulang belakang. IMT
berhubungan dengan kuadrat tinggi, maka dapat memberikan efek yang
besar terhadap nilai IMT. Pada lansia terjadi penurunan growth hormone
yang menimbulkan penurunan penimbunan protein, berkurangnya
kekuatan otot, peningkatan timbunan lemak dan penurunan densitas
tulang, yang akan berdampak pula pada penurunan tinggi badan.
Penentuan tinggi badan merupakan langkah utama dalam proses
identifikasi suatu subyek ketika hanyasebagian tubuh saja yang ditemukan.
Tinggi badan pada setiap manusia memiliki variasi yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya.Perkiraan pengukuran tinggi badan berdasarkan
rentang lengan merupakan salah satu metode yang banyak dipakai karena
memiliki korelasi yang baik.Penentuan tinggi badan berdasarkanrentang
lengan telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu dan telah digunakan
pada kasus medikolegal.Korelasi antara tinggi badan dengan rentang
lengan telah banyak dibuktikan penelitian yang dilakukan di Fakultas
Kedokteran (FK) Universitas Lampung (Unila). Penelitian mengenai
korelasi antara tinggi badan berdasarkan rentang lenganmemberikan hasil
bahwa keduanya memiliki korelasi yang sangat kuat.4 Penelitian yang lain
juga telah dilakukan di FK Unila yaitu korelasi panjang tulang ulna5,
panjang telapak kaki6, humerus7 dengan tinggi badan. Penelitian-
penelitian tersebut menunjukkan korelasi yang kuat antara panjang tulang
dengan tinggi badan, akan tetapi penelitian mengenai panjang tulang
radius belum diteliti di FK Unila dan tulang radius merupakan salah satu
tulang panjang yang mempengaruhi tinggi badan, oleh karena itu peneliti
tertarik untuk meneliti panjang tulang radius dengan tinggi badan.
12

Kenaikan tinggi badan di Indonesia kira-kira tiap tahunnya terus


menurun dari lahir sampai dewasa kecuali pada masa adolesensi/remaja
di mana kenaikan tinggi badan rata-rata sebesar 5 cm pertahun dan
selanjutnya pada tahap remaja akhir hanya mencapai 2-3 cm (Inayah,
2000).
a. Pengukuran Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui
dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua
yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap
tinggi badan (Quac stick)., faktor umur dapat dikesampingkan.
Fahmida & Dillon,2007 menuliskan bahwa ada beberapa pinsip
yang harus diperhatikan untuk panjang badan dan tinggi badan.
Prinsi[ tersebut adalah sebagai berikut :
1) Dasar pengukuran menggambarkan keadaan pertumbuhan sketelal.
2) Panjang (pengukuran menggunakan length Board pada subjek
3) Tinggi (diukur dengan subjek dalam posisi berdiri ketika usia>- 2
tahun.
4) Tinggi badan per umur (TB/U) adalah suatu indeks dari stunting
(pendek)yang menggambarkan status gizi masa lalu.
5) Tinggi badan dipengaruhi oleh genetic, sehingga tinggi badan
orang tua hamper selalu merupakan penentu yang signifikan pada
tinggi badan anak.
Ada beberapa pengukuran tinggi badan yang penggunaannya
dibedakan berdasarkan kondisi subjek dan usia (usia
bayi,balita,dewasa atau lanjut usia). Pengukuran tinggi badan
berdasarkan kondisi subjek dapat dibedakan menjadi pengukuran
untuk subjek normal dan subjek dalam kondisi tertentu, misalnya
dalam keadaan sakit. Berdasarkan rentang usia juga membedakan cara
13

pengukuran dan alat ukur yang digunakan. Dibawah ini akan diuraikan
beberapa alat ukur tinggi badan/panjang badan dan penggunaan alat
ukur untuk mengestimasi tinggi badan/panjang badan dan penggunaan
alat ukur untuk mengestimasikan tinggi badan seseorang apabila dalam
kondisi normal ataupun kondisi tertentu.
Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan orang dewasa
yaitu Mikrotoise (mikrotoa). Adapun Langkah-langkah nya sebagai
berikut ( Citerawati SY dan Sukati, 2017) :
a. Pastikan permukaan lantai rata dan kuat.
b. Meminta subjek melepaskan sepatu dan kaos kaki dan berdiri
tegak dengan tumit bersamaan, tumit, pantat, kepala dan bahu
menempel di stadiometer.
c. Lengan harus tergantung bebas dengan telapak tangan menghadap
paha.
d. Menatap lurus ke depan, pastikan kepala tegak dan miring
kebelakang.
e. Pastikan tumit subjek tetap menapak dilantai.
f. Turunkan ukuran pada stadiometer sampai kotak dengan bagian
atas kepala.
g. Catat hasil pengukuran pada angka terdekat.
14

Gambar2.1 Pengukuran Tinggi Badan

3. Rentang Lengan

Tulang panjang seperti lengan dan kaki, meskipun lebih rapuh karena
kehilangan mineral, tetapi tidak berubah panjangnya seiring dengan
bertambahnya umur. Maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat
mengembangkan pengukuran tinggi badan dengan menggunakan variabel tulang
panjang, seperti knee height, arm span dan demi span (Suzana, 2003).Arm span
(panjang rentang lengan) merupakan jarak antara ujung jari tengah pada salah
satu lengan dengan ujung jari tengah pada lengan yang lain. Panjang rentang
lengan terdiri dari panjang humerus, lengan bawah, serta carpal, metacarpal
dan phalanges(Yousafzai, 2003). Pada penduduk dewasa di Etiopia panjang
rentang lengan cocok sebagai pengganti tinggi badan untuk menilai indeks
massa tubuh, meskipun dipengaruhi juga oleh etnis dan jenis kelamin (Lucia et
15

al.,2002).Panjang rentang lengan juga merupakan pengukuran yang cocok


sebagi alternative tinggi badanpada populasi lansia (Suzana, 2003; Brown et al.,
2000; )
Panjang rentang lengan dan tinggi badan pada anakanak meningkat seiring
dengan pertambahan umur tetapi rata-ratapeningkatannya berbeda antar gender
dan etnis. Pada dewasa kedua pengukuran antropometri tersebut berkurang
(Brown et al., 2000).
Pada pertumbuhan normal, panjang rentang lengan anak-anak kira kira 1
cm lebih pendek daripada tinggi badannya, pada remaja panjang rentang lengan
sama dengan tinggi badan, sedangkan pada dewasa panjang rentang lengan
melebihi tinggi badan sekitar 5 cm, panjang rentang lengan terpanjang terdapat
pada anak laki-laki dan keturunan Afrika-Amerika (Scott, 2008).Mengukur
(Mengestimasi) Tinggi badan dangan menggunakan setenga Rentang Lengan
( Half Arm Span).Mengukur tinggi dengan cara ini adalah jarak dari garis
tengah pada posisi sterna ke ujung jari tengah. Tinggi kemudian dihitung
menggunakan rumus Bassey EJ 1986.
Adapun Prosedurnya adalah sebagai berikut :

a. Cari dan tandai tepi tulang selangka kanan ( dalam posisi sternum) dengan
pena.
b. Minta responden untuk menempatkan lengan pada posisi Horizontal.
c. Periksa apakah lengan pasien adalah horizontal dan searah dengan bahu.
d. Menggunakan pita pengukur, mengukur jarak ditanda pada garis tengah
pada posisi lurus ke ujung jari tengah.
e. Periksa apakah lengan datar dan pergelangan tangan lurus.
f. Baca hasil pengukuran dalam Cm.
g. Untuk menghitung panjang dilakukan dengan mengalihkan hasil
pengukuran setengah rentang lengan.
16
17

Gambar 2.2 Pengukuran Rentang Lengan

Rumusestimasitinggibadanberdasarkanrentanglengan
RumusestimasitinggibadanBasseyEj1986 :
Laki-laki = (1.40 x RL)+57,8 cm.
Wanita = (1,35 x RL) + 60,1 cm
4. Penilaian Status Gizi

Status gizi diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi dan
penggunaan zat gizi (Sunita, 2001). Selanjutnya menurut Suhardjo (1996) status
gizi adalah keadaan kesehatan individu atau kelompok yang ditentukan oleh
derajat kesehatan fisik dan energi zatzat gizi lain yang diperoleh dari pangan
dan makanan yang dampak fisiknya diukur dengan antropometri.Untuk
mengetahui penilaian status gizi dapat diketahui dengan penilaian status gizi
secara langsung dan status gizi secara tidak langsung.Secara langsung dengan
antropometri, klinis, biokimia. Secara tidak langsung survai konsumsi makanan,
statistik vital, faktor ekologi (Supariasa dkk.2002; Kris, 1999).
Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein
dan energi, ketidakseimbangan ini dapat dilihat pada pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuhseperti otot dan jumlah air di dalam tubuh
(Supariasa dkk, 2002).
Berdasarkan dari laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985.Batasan berat
badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai body mass index
IMT.Di Indonesia istilah IMT diterjemahkan dengan Index Mass Tubuh
(IMT).IMT merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai
usia harapan hidup lebih panjang (Supariasa dkk, 2002).
18

B. Kerangka Konsep

Karakteristik sampel
1. Umur
2. Jenis kelamin

1. Tinggi Badan
1. Estimasi
2. Rentang Lengan
tinggi badan

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

C. Definisi Operasional
1. Umur adalah lamanya hidup sampel yang dihitung sejak dilahirkan sampai
waktu penelitian dilakukan, berdasarkan jumlah tahun penuh. Data umur
diperoleh dari wawancara .
Kriteria : Tahun
Skala : Rasio
2. Jenis kelamin adalah yang membedakan laki-laki dan perempuan seseorang.
Data diperoleh dari wawancara.
Kriteria : Laki-laki dan Perempuan
Skala : Nominal
19

3. Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan


pertumbuhan skeletal. Tinggi badan diukur dengan menggunakan alat yang
bernama microtoise. Tingkat ketelitian : 0,1cm
Satuan : Cm
Skala : Rasio
4. Rentang Lengan merupakan jarak antara ujung jari tengah pada salah satu
lengan dengan ujung jari tengah pada lengan yang lain . rentang lengan diukur
menggunakan alat yang bernama Metlin Tingkat Ketelitian : 0,1 Cm.
Satuan : Cm
Skala : Rasio
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah gizi Masyarakat untuk mengetahui


Perbandingan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Rentang Lengan Dengan Tinggi
badan Aktual Mahasiswa Semester II Program Studi D-III Gizi Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa program studi D-III Gizi Poltekkes Kemenkes
Palangkaraya
2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah “sebagian dari populasi itu”.


Jadi sampel yang diambil pada penelitian ini adalah bagian dari
populasi.Sampel dalampenelitian ini adalah seluruh Mahasiswa semester II
Program Studi D-III Gizi Palangka Raya .
Adapun Kriteria Inklusi sampel :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1). Dapat berdiri tegak
2). Dapat merentangkan tangan.
3).Bersedia menjadi sampel
21

C. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Data primer, yaitu :
a. Data karakteristik sampel umur mahasiswa semester II Prodi D-III Gizi
dikumpulkan melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner.
b. Data tinggi badan mahasiswa semester IIProgram Studi D-III Gizi Palangka
Raya diperoleh dengan mengukur Mahasiswa satu per satu menggunakan
alat yang bernama microtoise dengan ketelitian 0,1 cm
c. Data Rentang lengan mahasiswa semester II program studi D-III Gizi
Palangka Raya diperoleh dengan mengukur Mahasiswa satu per satu
menggunakan alat yang bernama Metlin dengan ketelitian 0,1 cm.
2. Data sukunder, yaitu:
Pengumpulan sumber data sekunderberasalbagian akademik program
Studi D-III Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya yang terkait dengan
rumusan permasalahan yang sedang diteliti yaitu meliputi jumlah mahasiswa,
dan gambaran umum Program Studi D-III Gizi Kemenkes Palangka Raya.
D. Analisis Data

Data yang terkumpul sebelum dianalisi diperiksa kelengkapan datanya.Data


selanjutnya dimasukkan ke dalam komputer.

Analisis data meliputi analisis deskriptif.Pada analisis deskriptip dinyatakan


dengan distribusi frekuensi dan persentase disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Politeknik Kesehatan Palangka Raya merupakan institusi pendidikan tenaga


kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah yang metamorphosis perkembangannya
dimulai dari level pendidikan vokasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
tenaga kesehatan.
1. Sejarah
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangka Raya berdiri sejak
tahun 2001 berdasarkan SK Menkes RI Nomor. 1027/Menkes/SK/XI/2001
tanggal 12 November 2001 tentang pembentukan Poltekkes Malang, Palangka
Raya, Surabaya, Banda Aceh, Ambon dan Ternate. Pada saat pembentukan
tersebut Poltekkes Kemenkes Palangka Raya hanya memiliki 2 jurusan yaitu
jurusan keperawatan dan jurusan kebidanan. Sejak tahun 2007 Prodi Gizi yang
semula berada di jurusan keperawatan bergabung menjadi Jurusan Gizi di
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.Sehingga sejak saat itu Poltekkes
Kemenkes Palangka Raya mempunyai 3 jurusan yaitu Jurusan Keperawatan,
Jurusan Kebidanan dan Jurusan Gizi.Ketiga jurusan tersebut
menyelenggarakan Program Studi Diploma III dan Program Studi Diploma IV.
Pengembangan jurusan akan dilakukan seiring dengan pemenuhan kebutuhan
dari stakeholder dan masyarakat.
Politeknik Kesehatan Palangka Raya merupakan institusi pendidikan
tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah yang metamorfosis
perkembangannya dimulai dari level pendidikan menengah pertama bidang
kesehatan sejak tahun 1966. Pada awalnya, lebih merupakan pendidikan
vokasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kesehatan yang
23

kurang pada waktu itu. Adapun jurusan yang ada di Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya ini yaitu Keperawatan, Kebidanan dan Gizi.
Dalam perkembangannya, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya selalu
berupaya berbenah diri mencapai visi dan misinya. Dalam upaya
pembangunan bidang kesehatan di daerah, Poltekkes Kemenkes Palangka
Raya bekerjasama dengan pemerintah daerah kabupaten pemekaran, yakni
dengan pemerintah daerah kabupaten Katingan untuk penyelenggaraan
Diploma III kelas reguler dan Program Khusus Keperawatan dan Kebidanan.
Kemudian untuk Progsus Diploma III Kebidanan bekerjasama dengan
kabupaten Katingan, Barito Timur, Kotawaringin Timur, Barito Selatan,
Kotawaringin Barat, Sukamara, Tamiang Layang, Kapuas, Murung raya, dan
Seruyan (Profil Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, 2017).
2. Kedudukan
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya adalah unit pelaksana teknis di
lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan dan dipimpin oleh seorang
Direktur.
3. Tugas Pokok dan Fungsi
a. Tugas Pokok
Poltekkes mempunyai tugas melaksanakan pendidikan kesehatan
pada jenjang Program Diploma III dan/ atau IV/ S1 Terapan, serta
program lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Fungsi
1) Pelaksanaan pengembangan pendidikan dalam bidang kesehatan
2) Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan dan kesehatan
3) Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang
yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya
4) Pelaksanaan pembinaan civitas akademika.
24

Visi dan Misi


Visi
“Menghasilkan Tenaga Kesehatan yang Profesional, Kompetitif dan
Bermartabat Tahun 2019”
Didefinisikan sebagai berikut :
- Tenaga kesehatan adalah tenaga vokasi yang bekerja di bidang
kesehatan
- Profesional artinya kemampuan lulusan yang didasari oleh
kompetensi sesuai dengan bidang pendidikan
- Kompetitif berarti lulusan mampu bersaing hingga ke tingkat nasional
- Bermartabat maksudnya lulusan menjunjung tinggi etika profesi
dalam mengabdikan diri ditengah masyarakat
Misi
Menyediakan pendidikan dan pengajaran bidang kesehatan yang berkualitas
dan terkini
- Melaksanakan penelitian kesehatan untuk mengembangkan IPTEK yang
bermanfaat untuk pemecahan masalah kesehatan
- Melaksanakan pengabdian kesehatan masyarakat berdasarkan IPTEK
kesehatan dan hasil penelitian
- Mengembangkan manajemen organisasi yang akuntabel dan transparan
serta peningkatan sumber daya manusia yang kompeten (Profil Poltekkes
Kemenkes Palangka Raya, 2017).
25

4. Tujuan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan sesuai dengan kebutuhan
stakeholder.
a. Mewujudkan penjamin mutu pendidikan sehingga menghasilkan
tenaga kesehatan yang profesional dan bermartabat.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian.
c. Meningkatkan peran serta aktif Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
untuk memberdayakan potensi masyarakat dan membantu masyarakat
agar lebih mandiri.
d. Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana dalam jumlah dan
jenis yang memadai.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan
kependidikan
f. Meningkatkan manajemen pendidikan.
g. Meningkatkan kedisiplinan dan budaya kerja sivitas akademika
h. Meningkatkan transparansi dan akuntabel peneglolaan administrasi
dan keuangan institusi (Profil Poltekkes Kemenkes Palangka Raya,
2017).
5. Fasilitas Proses Belajar Mengajar
Fasilitas Proses Belajar Mengajar Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
sebagai berikut :
a. Gedung Perkuliahan
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya memiliki 3 Gedung yaitu
Kampus A, Kampus B dan Kampus C. Kampus A diperuntukkan bagi
Jurusan Kebidanan yang berlokasi di Jl. G. Obos No. 30, Kampus B
diperuntukan bagi Jurusan Gizi yang berada di Jl. G. Obos No. 32
Palangka Raya, dan Kampus C diperuntukkan bagi Jurusan
Keperawatan yang berada di Jl. dr. Sutomo Palangka Raya.
26

6. Laboratorium
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya memiliki laboratorium
terpadu dalam menunjang proses belajar mengajar. Keberadaan
laboratorium ini ada yang terpusat dan ada pula di masing-masing jurusan.
Jenis laboratorium yang tersedia diantaranya :
a. Laboratorium Bahasa
b. Laboratorium Komputer
c. Laboratorium Praktik Kebidanan
d. Laboratorium Praktik Keperawatan
e. Laboratorium Dietetik dan Kuliner
f. Laboratorium Teknologi Pangan/Ilmu Pangan
g. Laboratorium Kimia/Biokimia
h. Laboratorium Mikrobiologi dan Parasitologi
i. Laboratorium Mikrobiologi Pangan
j. Laboratorium Organoleptik
k. Laboratorium Penilaian Status Gizi
7. Perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya memiliki perpustakaan terpadu
dan terakreditasi B dari Perpustakaan Nasional Tahun 2012.Perpustakaan
ini memiliki koleksi buku lebih dari 4500 judul dan 21 eksemplar. Selain
buku referensi, perpustakaan juga memiliki koleksi majalah, ensiklopedia,
kamus, atlas, koran dan koleksi audio visual yaitu video dan compact disk
(CD).
Sistem pelayanan perpustakaan sudah terkomputerisasi memudahkan
mahasiswa dalam mencari literatur terkini dan up to date.Perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya juga didukung dengan security system
27

gate yang memberikan keamanan keluar-masuknya koleksi perpustakaan


(Profil Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, 2017).

8. Lahan Praktik
Lokal/Nasional
a. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
b. Seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah
c. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah
d. Rumah Sakit Umum Daerah disemua Kabupaten/Kota di Kalimantan
Tengah
e. Puskesmas di Wilayah Kota Palangka Raya
f. Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Palangka Raya
g. Rumah Bersalin Swasta : RSIA Yasmin dan Barito Shinta
h. RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, RS Bhayangkara, RSUD
Ulin Banjarmasin, RSUD Ansari Saleh Banjarmasin, RSJ
Banjarmasin, RSUD dr. Moewardi, Surakarta, RS Panti Waluyo,
Surakarta, RSUP dr. Soetomo, Surabaya, RSUP dr. Sardjito,
Yogyakarta, RS PKU Muhammadiyah, Yogyakarta
i. Bidan Praktik Swasta
BKKBN (Profil Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, 2017).
Internasional
a. Centra Escolar University Philippines
b. Emilio Aguinaldo College Philippines
c. CHEERS (Community Health Education Emergency Rescue services)
Philippines
d. Burapha University Thailand
e. Mumi International College Malaysia
f. Lincoln University Malaysia
28
29

j. Program Studi Diploma III Gizi


Berdasarkan keputusan LAM-PTKes No. : 1074/LAM-
PTKes/Akr/Dip/XII/2016 pada tanggal 24 Desember 2016, Program Studi
Diploma III Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya telah
terakreditasi B (Baik/Good), sertifikat akreditasi berlaku sampai dengan
tanggal 23 Desember 2021.
k. Kurikulum
Diploma III Gizi Kelas Reguler menggunakan Kurikulum D-III
Berbasis Kompetensi Tahun 2008 (Profil Poltekkes Kemenkes Palangka
Raya, 2017).
l. Visi dan Misi
Visi
Menghasilkan Lulusan Diploma III Gizi yang Profesional, Kompetitif
dan Bermartabat Tahun 2019
Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan Diploma Gizi sesuai kompetensi yang
Profesional, Kompetitif dan Bermartabat
b. Menyiapkan dan Meningkatan tenaga SDM baik secara kuantitas dan
kualitas sesuai dengan bidang keahliannya
c. Melaksanakan penelitian bidang gizi yang dapat digunakan untuk
perkembangan ke ilmuan gizi dan sesuai dengan permasalahan gizi
yang ada di masyarakat
d. Menyiapkan sarana dan prasarana dalam mendukung terlaksananya
Tri Darma perguruan tinggi
e. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam upaya untuk
membantu menyelesaikan masalah gizi masyarakat (Profil Poltekkes
Kemenkes Palangka Raya, 2017).
30
31

12. Mahasiswa, Dosen, Tenaga Pendidik dan Kependidikan


Mahasiswa pada Program Studi Diploma III Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palangka Raya berjumlah 75 orang, Staf pengajar atau dosen
berjumlah 11 orang. Data tenaga pendidik dan kependidikan tetap
berdasarkan strata pendidikan Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palangka Raya yaitu 12 orang SMA/SMK, 15 orang D III, 2
orang D IV, 23 orang S1 dan 9 orang S2 (Profil Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya, 2017).
B. Karakteristik Sampel
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Jenis Kelamin dan Umur
Variabel Jumlah %
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 30
Perempuan 19 70
Total 27 100
Umur
≤20 tahun 20 74
>20 tahun 7 26
Jumlah 27 100

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah laki-laki yang menjadi responden
yaitu (30%), sedangkan jumlah perempuan yang menjadi responden yaitu (70%).
umur ≤ 20 tahun (74%) sedangkan umur > 20 tahun ( 26%). Dari tabel distribusi
univariat rata-rata tinggi badan aktual responden yaitu 156 cm dan rata-rata
estimasi tinggi badan responden 157 cm, tidak terdapat perbedaan tinggi badan
yang signifikan. Sedangkan untuk nilai tengah dari tinggi badan aktual responden
yaitu 157,8 cm dan nilai tengah dari estimasi tinggi badan responden 168,1 cm,
terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai tengah tinggi badan aktual
responden dan estimasi tinggi badan responden. Untuk tinggi badan aktual terkecil
yaitu 150 cm dan estimasi tinggi badan terkecil 155 cm, terdapat perbedaan yang
signifikan dari nilai tinggi badan aktual responden dan estimasi tinggi badan
responden yang terkecil. Dan untuk tinggi badan aktual terbesar yaitu 174,8 cm
32

dan estimasi tinggi badan terkecil 170 cm, terdapat perbedaan yang signifikan dari
nilai tinggi badan aktual responden dan estimasi tinggi badan responden yang
terbesar. Selisih rata-rata yaitu 7 cm,terdapat perbedaan yang signifikan . Selisih
nilai tengah yaitu 8 cm,dan nilai selisih minimal yaitu 1 cm tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara tinggi badan responden dan estimasi responden,
sedangkan nilai tertingginya yaitu 16,1 cm,terdapat nilai yang signifikan pada
selisih tersebut. Hubungan yang kuat dan signifikan antara tinggi badan dan
rentang lengan disebabkan dalam pertumbuhannya rentang lengan juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama dengan tinggi badan (Haitamy dan
Brahmadhi 2016)
Penggantian secara langsung tinggi badan dengan rentnag lengan pada rumus
Indeks masa tubuh akan cenderung overestimate kekurangan energy tingkat berat
atau crhonic deficiency (CED) (Haitami dan Brahmadhi 2016).
C. Univariat
Tabel 4.2 distribusi univariatTinggiBadandan Tinggi Badan Estimasi
Variabel Mean Median Minimal Maksimal
Tinggibadan 156 157,8 150 174,8
EstimasiTinggibadan 157 168,1 155 170
Selisih 7 8 1 16,1

Hasil penelitan ini menunjukan bahwa rata-rata dari tinggi badan yaitu 156
nilai tengah 157,8 minimal 150 dan maksimalnya 174,8. Estimasi Tinggi Badan
rata-rata 157 nilai tengah 168,1 minimal 155 dan maksimalnya 170. Selisih rata-
rata yaitu 7, nilai tengahnya 8 dan nilai minimalnya 1 sedangkan nilai
maksimalnya 16,1.
Pada tabel 4.2 didapat bahwa rata- rata estimasi tinggi badan lebih besar
nilainya dari pada tinggi badan aktual dan pada median juga estimasi tinggi badan
lebih besar nilainya dibandingkan dengan median tinggi badan aktual dan nilai
minimal estimasi tinggi badan nilainya lebih besar dibandingkan minimal tinggi
33

badan aktual sedangkan nilai maksimal tinggi badan aktual lebih besar
dibandingkan dengan nilai estimasi tinggi badan.
Perbedaan signifikan antara tinggi badan dengan rentang lengan pada tiap-tiap
penelitian disebabkan karena variable-variabel ini berkaitan dengan jenis kelamin
unur dan perbedaan gaya hidup yang menyebabkan perbedaan karakteristik
antropometri. (Haitamy dan Brahmadhi 2016)
32

Tabel 4.3 Distribusi Tinggi Badan dan Tinggi Badan Estimasi Laki-Laki

Variabel Mean Median Minimal Maksimal


Tinggibadan 161 160 155 174,8
EstimasiTinggibadan 167,7 169 156 170
Selisih 6 8 1 9

Hasil penelitan ini menunjukan bahwa rata-rata dari tinggi badan mahasiswa
yaitu 161 nilai tengah 160 minimal 155 dan maksimalnya 174,8. Estimasi Tinggi
Badan rata-rata 167,7 nilai tengah 169 minimal 156 dan maksimalnya 170. Selisih
rata-rata yaitu 6, nilai tengahnya 8 dan nilai minimalnya 1 sedangka nilai
maksimalnya 9.
Sedangkan dari tabel distribusi karakteristik jenis kelamin laki laki rata-rata
tinggi badan 161 cm nilai tengah 160 cm nilai minimal 155 cm dan nilai maksimal
174,8 cm,rata-rata estimasi tinggi badan 167,7 cm nilai tengah 169 cm minimal 156
cm dan nilai maksimal 170 cm sedangkan rata-rata selisih 6 cm nilai tengah 8 cm
minimal 1 cm dan maksimal 9 cm tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Tabel 4.4 Distribusi Tinggi Badan dan Tinggi Badan Estimasi Perempuan

Variabel Mean Median Minimal Maksimal


Tinggibadan 150 157 151 166
EstimasiTinggibadan 161 168 155 168,1
Selisih 6 9 1 16,1

Hasil penelitan ini menunjukan bahwa rata-rata dari tinggi badan mahasiswi
yaitu 150 nilai tengah 157 minimal 151 dan maksimalnya 166. Estimasi Tinggi
Badan rata-rata 161 nilai tengah 168 minimal 155 dan maksimalnya 168,1. Selisih
rata-rata yaitu 6, nilai tengahnya 9 dan nilai minimalnya 1 sedangkan nilai
maksimalnya 16,1.Dari tabel distribusi tinggi badan dan tinggi badan estimasi
perempuan terdapat nilai rata-rata tinggi badan 150 cm nilai tengah 157 cm inimal
151 cm dan maksima 166 cm,dan nilai rata-rata estimasi tinggi badan perempuan
yaitu 161 cm median 168 cm minimal 155 cm dan maksimal 168,1 cm sedangkan
33

rata-rata selisih 6 cm nilai tengah 9 cm minimal 1 cm dan maksimal 16,1 cm,


terdapat perbedaan yang signifikan.

A.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar sampelpada kelompok umur ≤ 20 tahun 74% sedangkan >20


tahun 25%.
2. Tinggi badan sampel laki-laki berkisar 161 cm dan tinggi badan perempuan
berkisar 150 cm.
3. Estimasi Tinggi Badan laki-laki sampelberkisar167,7 cm dan estimasi tinggi
badan perempuan berkisar 161 cm.
4. Selisih tinggi badan sampel laki-laki dan tinggi badan estimasi berkisar 6 cm
dan selisih Tinggi badan dan tinggi badan sampel perempuan berkisar 6 cm.
5. Dari data yang didapat yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara
estimasi tinggi badan berdasarkan rentang lengan dengan tinggi badan aktual
mahasiswa semester II D-III Gizi Poltekkes Kemenkes Palangkaraya.
B. Saran

Rentang lengan dapat di gunakan sebagai estimasi Tinggi Badan jika


dilapangan tidak terdapat alat pengukur Tinggi Badan Tetapi harus memperhatikan
cara pengukuran ketelitian pengukuran, dan alat, data primer dan data sekunder yang
diperlukan harus lengkap dan jelas sehingga sesuai dengan yang diharapkan untuk
dilakukannya pengolahan data.
40

DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana &B Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan,
Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Citerawati SY & Sukati.Asessment Gizi.2017.

Chao.2006 Kesehatan Gizi,Jakarta:Universitas Terbuka

Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013.

Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013.

Fatmah.Persamaan (Equation) Tinggi Badan Manusia Lansia Berdasarkan Usia dan


Etnis pada Panti Terpilih di DKI Jakarta dan Tangerang Tahun 2005.Makara
Kesehatan. 2006. VOL. 10(1) : 7-16

Haitamy & Brahmadhi.Hubungan Antara Rentang Lengan Terhadap Tinggi Badan


Dalam Penentuan Indeks Masa Tubuh (IMT) Pada Lansia di Kelurahan
Adipala Kabupaten Cilacap.2016

Notoatmodjo,S.2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Nina 2006. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono,2008,Memahami penelitian kualitatif, alfabeta, Bandung.

Supariasa, dkk., 2001. Penilaian Status Gizi, Jakarta: Buku kedokteran EGC.

Suzana .2003 Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta:Grmedia Widiasarana Indonesia.

Tien.2000 kesehatan remaja,problem dan solusinya,Jakarta: salemba medika.


41

Lampiran
Pengukuran tinggi badan Pengukuran tinggi badan

Pengukuran tinggi badan Pengukuran rentang lengan

Pengukuran rentang lengan Pengukuran rentang lengan


42

Pengukuran rentang lengan Pengukuran rentang lengan


43

Daftar data Mahasiswa D III Gizi Semester II Poltekkes Kemenkes Palangka


raya

No Nama Tanggal Lahir Umur Rentang :Lengan Tinggi Badan

Anda mungkin juga menyukai