S UMUR 28TAHUN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAWEN
KECAMATAN NGAWEN
KABUPATEN BLORA
Disusun oleh:
KHOIRUN NISA AMINI
NIM : P1337424615004
Disusun oleh:
KHOIRUN NISA AMINI
NIM : P1337424615004
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Hari : Jum’at
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Blora” telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 17 April 2018
Blora, ……………2018
Penguji I
Penguji II
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Blora
Poltekkes Kemenkes Semarang
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : P1337424615004
Blora
2012
2015
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulilah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau
jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar
dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah
pengorbananmu untukku hingga saat ini. Kakakku dan adikku terimakasih atas
Untuk dosen pembimbing Laporan Tugas Akhir ibu Murti Ani, SST,
M.Kes terimakasih sudah membimbing dan mengajar dengan tulus dan ikhlas
Untuk sahabatku Dinda Arum dan Rumpik Squad (Lintang Avia, Rani Hana,
Sri Wahyuningsih) kalian yang selalu siap menampung air mata, tawa, dan tempat
sharing, terima kasih atas motivasi dan tingkah laku kalian yang tak bisa ku lupa.
Semua keluarga tingkat tiga kebidanan angkatan 2015, sampailah dimana kita
Moto Hidup :
v
KATAPENGANTAR
Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora”. Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini
penulis mendapat banyak bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
yang terhormat :
Semarang
Blora
5. Dosen dan Staf Dosen Progam Studi DIII Kebidanan Blora Poltekkes
Kemenkes Semarang
6. Orang tua yang selalu mendukung baik secara materil maupun non materil
vi
7. Semua pihak yang telah membantudalam pembuatan laporan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan
Tugas Akhir ini. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
Blora, ……………2018
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL..................................................................................... .i
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ......................................................................................... 5
D. Manfaat ....................................................................................... 6
viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Rancangan ................................................................................. 58
B. Subjek........................................................................................ 58
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8. Partograf
xi
Poltekkes Kemenkes Semarang
Progam Studi Diploma III Kebidanan Blora
2018
ABSTRAK
xii
Health Polytechnic of Healt of Ministryof Semarang
Diploma Midwifery StudyProgram of Blora
2018
ABSTRACT
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satunya dapat diukur dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa
baik pada masa tersebut dan bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan
terjatuh dan lainnya setiap 100.000/KH (kelahiran hidup). AKI didunia sangat
tinggi yaitu tercatat sebanyak 830 wanita meninggal per hari karena komplikasi
kehamilan dan kelahiran anak. Kematian ibu di dunia mencapai sekitar 303
berkembang(WHO, 2016).
AKI dapat dilakukan dengan cara menjamin setiap ibu mendapatkan akses
bayi, serta perawatan khusus dan rujukan bila ada komplikasi, kemudahan
1
2
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 yaitu perdarahan sebanyak 21,14%,
hipertensi 26,34%, Infeksi 2,76%, gangguan sistem peredaran darah 9,27% dan
2015).
Pada tahun 2011 AKI di Blora sebanyak 22 kasus, terjadi penurunan pada
tahun 2012 sebanyak 15 kasus, tahun 2013 sebanyak 14 kasus dan mengalami
penurunan lagi di tahun 2014 menjadi 12 kasus. Pada tahun 2015 cakupan
Blora. AKI pada tahun 2017 sebanyak 2 kasus dengan kasus pendarahan.
diperoleh dari puskesmas Ngawen pada tahun 2017 cakupan (K1) pada tahun
98,2% dari target 96%, Pn 97,7% dari target 96%, Kf 97,8% dari target 97%,
Ngawen pada tahun 2017 sudah mencapai target yang harus dicapai
keterbatasan sumber daya yang dimiliki yaitu tenaga, sarana prasarana, dan
anggaran. Oleh karena itu, mutlak diperlukan kerja sama lintas program dan
lintas sektor terkait, yaitu pemerintah daerah, sektor swasta, organisasi profesi
Target penurunan AKI dan AKB saat ini menjadi salah satu tujuan dari
SDGs pada goal 3 yaitu Kesehatan yang Baik. Pada tahun 2030, target SDGs
acuan data 359/100.000KH dalam SDKI tahun 2012. Target penurunan AKB
pada 2030, yaitu mengakhiri kematian bayi dan balita dengan cara seluruh
12/1.000KH dan Angka Kematian Balita 25/1.000KH dari acuan data kematian
jiwa. Hal ini berarti laju pertumbuhan penduduk Indonesia sangat pesat.Untuk
Peran bidan sangat penting khususnya dalam menurunkan AKI dan AKB
dalam proses melahirkan yang hingga saat ini masih tinggi. Karenanya,
keahlian dan kecakapan seorang bidan menjadi bagian yang menentukan dalam
menekan angka kematian ibu dan bayi. Bidan diharapkan mampu mendukung
kualitas pelayanan kesehatan terutama dalam lingkup asuhan ibu dan anak.
Hal ini terbukti dalam penelitian yang dilakukan oleh Astutik (2017)
yang berjudul “Continuity of Care pada Ibu Hamil Trimester III dengan
Kabupaten Kediri” yang mendapatkan hasil bahwa ibu hamil trimester III yang
masa nifas, masa interval serta perawatan bayi baru lahir serta melakukan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kabupaten Blora.
2. Tujuan Khusus
d. Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir, bayi Ny.S Umur
C. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran pada studi kasus ini yaitu subjek yang akan di berikan
asuhan kebidanan adalah ibu hamil Trimester III yang usia kehamilannya
dalam kehamilan diikuti asuhan ibu bersalin, asuhan ibu nifas, KB dan
2. Tempat
3. Waktu
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
2. Bagi Klien
5. Bagi IPTEK
bidang kebidanan.
8
keadaan umum dan pemeriksaan dari ujung kepala sampai kaki. Pemeriksaan
dokumen diambil dari buku KIA , kohort dan rekam medik ibu.
F. Sistematika Penulisan
metode pengambilan data dan sistematika penulisan. Pada Bab II yaitu tinjauan
pustaka yang berisi tinjauan teori asuhan kebidanan dan tinjauan teori medis.
Pada Bab III yaitu metode yang berisi rancangan, subyek, metode
pengumpulan data dan analisa data dan masalah etika. Bab IV tinjauan kasus
yang berisi studi kasus dan pembahasan dari kasus tersebut. Bab V yaitu
penutup kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan akhir dari pembuatan
TINJAUAN PUSTAKA
a. Data Subjektif
nama, ditanyakan pada klien agar tidak keliru bila ada kesamaan nama
mengetahui apakah klien termasuk ibu hamil dengan faktor risiko atau
tidak. Ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun dan kurang dari 17
janin(Maryunani, 2016).
10
Biasanya pada ibu trimester III hal yang dikeluhkan adalah nyeri ulu
usus yang terdesak oleh rahim yang membesar atau karena efek tablet
kecil terutama di malam hari yang disebabkan karena uterus atau rahim
pada kandung kemih meningkat didalam tubuh dan kadar natrium juga
kemih yaitu sakit ketika berkemih (disuria), kencing sedikit tapi sering
minum air putih di siang hari, segera berkemih jika sudah terasa ingin
kencing, kurangi minum teh, kopi dan cola karena yang mengandung
(Maryunani, 2016).
ketiga. Ibu hamil trimester ketiga yang tinggal dengan suaminya telah
perubahan pada ibu hamil, baik perubahan secara fisik dan psikologis.
seperti perubahan bentuk citra tubuh, dan perasaan takut dan cemas
terhadap kehamilan.
ketiga.
kehamilan, keadaan anak dan usia anak, ada tidaknya masalah pada
persalinan, keadaan bayi saat bayi baru lahir ataupun berat badan bayi
(Maryunani, 2016).
makanan, jumlah ibu saat makan, pantangan makanan selama hamil dan
siang dan malam hari. Personal hygiene meliputi frekuensi mandi, sikat
gigi, ganti baju, ganti celana dalam dan bra serta keramas. Aktifitas
(Astuti, 2010).
gizi ibu yang diperlukan selama hamil, tanda bahaya selama masa
keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa dan nyeri yang
tinggi.
b. Data Objektif
terdiri dari tekanan darah, suhu, pernapasan, dan nadi. Data yang
hamil. Ukuran LILA wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5
dengan berat badan lahir rendah (Walyani, 2015). Status gizi dapat
pertama kategori KEK nilainya < 18,5 kedua kategori normal nilainya
18,5 - 25, ketiga kategori BB berlebihan nilainya > 26 - 29, dan terakhir
I, untuk menentukan tinggi fundus uteri dan meraba bagian janin yang
yang berada pada kedua sisi uterus, biasanya punggung janin atau
kepala akan teraba keras. Leopod III satu tangan meraba bagian janin
apa yang terletak dibagian bawah dan tangan lainnya menahan fundus
menggunakan pita ukur dal am senti meter yaitu jarak fundus uteri
(Maryunani, 2016).
kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila tidak segera di antisipasi.
keluhanprotein urine adalah yaitu jika urine jernih maka urine protein
negatif. Jika ada keruahan maka urine protein positif satu. Jika
kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan maka urine protein positif
dua. Jika urine lebih keruh dan endapan lebih jelas maka urine protein
positif tiga. Jika urine sangat keruh disertai endapan yang menggumpal
2. Interpretasi data
akurat atas data yang dikumpulkan. Contoh diagnosa Ny.. G..P...A… umur
2011).
19
Ibu hamil perlu mengetahui tentang tanda bahaya pada trimester III
bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil maka akan lebih mengenal
ibu maka semakin cepat pula ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan dan
persalinan.
4. Implementasi
yang dilakukan yaitu bagaimana keadaan pasien, apakah ibu dalam keadaan
trimester III, yaitu nyeri kepala yang hebat, hipertensi, bengkak di wajah,
tangan dan kaki, penglihatan kabur, perdarahan pada jalan lahir, dan
gerakan janin tidak terasa. Konseling selanjutnya adalah nutrisi pada ibu
hamil, makanan yang dapat dikonsumsi oleh ibu diantaranya susu, keju,
ibu hamil trimester III yaitu memberitahu pasien tentang kunjungan ulang
21
pada ibu hamil trimester III yaitu dua kali, dan segera periksa jika ada
ini ibu harus melakukan pemeriksaan secara teratur . Kepatuhan ibu hamil
pengetahuan ibu hamil. Hal ini sesuai pengan penilitian Febyanti dan
5. Evaluasi
(Heryani, 2011).
22
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya
pengeluaran), Kala III (kala uri) dan Kala IV (kala pengawasan) (Ilmiah,
2015).
pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang dilakukan oleh bidan dalam
terbagi menjadi 4 kala yaitu kala I, kala II, kala III dan kala IV dengan
a. Subyektif
yang dirasakan dan dialaminya saat ini, dapat juga berisi informasi
jika ibu merasa sangat nyeri atau sangat sakit. Nyeri persalinan pada
pembukaan lengkap. Kala I dibagi dalam dua fase yaitu fase laten
dilakukan oleh Astuti dan Masruroh (2016) dengan hasil ada perbedaan
lama kala I fase aktif pada ibu bersalin yang dilakukan dan yang tidak
b. Obyektif
ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu saat bersalin. Pada
pemeriksaan fisik yang perlu dikaji adalah keadaan umum ibu, tingkat
setiap 4 jam sekali atau lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit atau
c. Analisa
ditentukan diagnosa kebidanan yaitu Ny. … umur ... tahun hamil ...
Minggu G ... P ... A..., janin tunggal, hidup intrauteri, letak membujur,
puka atau puki, presentasi kepala, inpartu kala I fase laten atau aktif
(Heryani, 2011)
d. Penatalaksanaan
reaksi bayi saat persalinan dan membantu ibu memahami keadaan saat
26
dukungan.
yang di dukung oleh suami atau keluarga lebih cepat dibandingkan tanpa
dukungan suami atau keluarga. Pada kala Ianjurkan suami dan anggota
keluarga yang lain untuk menemani ibu selama persalinan dan kelahiran.
kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu, membantu ibu
dan kemajuan pada ibu dan keluarga, menganjurkan ibu untuk makan
a. Subyektif
Pada kala II ibu akan merasakan ingin meneran dan rasa sakit yang
semakin sering. Ibu ingin mengejan karena kepala telah masuk ruang
panggul. Pada kala II ini biasa ditandai dengan ibu merasakan ingin
berlangsung pada primi sekitar 1,5 – 2 jam dan multi 0,5 – 1 jam (Ilmiah,
2014).
b. Obyektif
janin. Tanda gejala yang di lihat oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
c. Analisa
bagian kepala bayi pada interoitus vagina atau kepala janin sudah tampak
obyektif dapat ditentukan diagnosa kebidanan yaitu Ny. … umur ... tahun
hamil ... minggu G ... P... A..., janin tunggal, hidup intra uteri, letak
d. Penatalaksanaan
diri, persiapan tempat, peralatan dan bahan serta penyiapan tempat dan
lengkap bimbing ibu cara meneran yang efektif apabila timbul dorongan
berikan posisi ibu yang di inginkan dan nyaman bagi ibu, pantau kondisi
janin, jika pembukaan belum lengkap sarankan ibu untuk bernafas cepat
(Walyani, 2016).
diperhatikan untuk mengurangi risiko laserasi jalan lahir. Hal ini sesuai
bahwa hubungan tehnik meneran terhadap laserasi jalan lahir pada ibu
a. Subyektif
belum lahir, ibu merasa mules pada perut dan ingin meneran. Waktu
plasenta lahir. Ketika plasenta lepas tetapi tidak keluar, maka perdarahan
b. Obyektif
menentukan apakah ada janin kedua atau tidak, kontraksi uterus, dan
kondisi kesehatan ibu dan bayi serta tingkat kenyamanan fisik ibu
persalinan, kondisi ibu dan kondisi janin serta komplikasi yang terjadi.
utuh atau robek, perdarahan, masalah yang pernah ada dalam kehamilan
31
istirahat.
penipisan serviks, ketuban, anggota tubuh bayi yang sudah tampak. Pada
c. Analisa
Diagnosa pada persalinan kala III dapat dilihat dari tanda dan
dapat ditentukan diagnosa kebidanan yaitu Ny. … umur ... tahun hamil ..
d. Penatalaksanaan
manajemen aktif kala III dengan menjepit dan menggunting tali pusat
kelahiran bahu depan bayi2 menit setelah kelahiran bayi dan hanya ada
32
dan Clervo, 2012). Penundaan penjepitan tali pusat satu sampai tiga
menit dapat mencegah anemia sampai usia dua bulan dan meningkatkan
cadangan zat besi sampai usia enam bulan. Hal ini telah dibuktikan
dalam penelitian yang dilakukan oleh Agustini dan Roeslani (2016) yang
bayi dapat dilakukan Lotus Birth. Lotus Birth adalah proses persalinan
pada kala III yang tidak langsung dilakukan pemotongan tali pusat, tetapi
dibiarkan tetap terhubung antara bayi dan plasenta hingga puput dengan
mencegah anemia.
hasilsalah satu faktor yang membantu pertumbuhan bayi baru lahir secara
optimal yaitu dengan cara Lotus Birth yaitu tanpa menjepit ataupun
masuk ke dalam tubuh bayi melalui tali pusat. Metode lotus birth ini
dapat menambah kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir. Dengan
2013).
a. Data Subyektif
lahir, perutnya terasa mules, ibu merasa lelah dan capek, namun bahagia
b. Data Obyektif
perineum dapat disebabkan oleh faktor ibu (paritas, jarak kelahiran dan
riwayat persalinan.
34
ibu bersalin, seperti pada saat belum ada pembukaan lengkap ibu
teknik mengejan yang benar, posisi persalinan yang benar dan perineum
pada primipara cenderung kaku dan tidak elastis sehingga mudah sekali
terjadi ruptur.
c. Analisa
2011).
d. Penatalaksanaan
kontraksi serta tanda bahaya bagi ibu dan bayi (Ilmiah, 2015).
35
Salah satu tanda bahaya bagi ibu adalah perdarahan. Ibu dikatakan
Perdarahan pada kala IV ini dapat dicegah dengan cara melakukan pijat
sentuhan dan pemijatan ringan yang dapat dilakukan oleh pasangan pada
huruf V terbalik, kearah luar menuju sisi tulang rusuk. Sedangkan kala
IV dengan penyulit yaitu sub involusi uterus tidak keras, posisi di atas
faktor resiko umur dan paritas berisiko lebih besar mengalami perdarahan
antonia uteri. Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh
paritas lebih dari 3 dan ibu dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih
36
uteri.Hal ini disebabkan karena pada umur kurang dari 20 tahun rahim
dan panggul ibu belum berkembang dengan baik dan belum cukup
2015).
yang terjadi.
37
a. Subyektif
b. Obyektif
(Anggraini, 2010).
c. Analisa
nama, umur, P... A... 6 jam post partum fase taking in (Anggraini,
2010).
38
d. Penatalaksanaan
harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran
atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
a. Data Subyektif
saat ini, keluhan atau masalah yang dirasakan saat ini, biasanya ibu
b. Data Obyektif
tungkai atau betis (tanda-tanda homan, gumpalan darah pada otot yang
(Anggraini, 2010).
sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit hal ini telah
sedikit.
masuknya kuman. Hal ini dapat terjadi jika pengetahuan ibu mengenai
c. Analisa
Analisa yang bisa ditegakkan yaitu nama... umur... tahun P... A..
d. Penatalaksanaan
bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan perawatan bayi
mengkonsumsi daun ubi jalar. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian
mengkonsumsi daun ubi jalar bagi ibu nifas. Daun ubi jalar dapata
ASI, dengan meningkatnya produksi ASI maka ibu akan lebih sering
involusi uterus pada ibu nifas. Senam nifas yang dilakukan setelah
bawah.
Selain senam nifas ibu nifas juga bisa melakukan senam kegel
a. Subyektif
Ibu mengatakan sudah merasa segar, tidak pusing lagi dan sudah
Ibu mengatakan ASI sudah keluar banyak dan bayi minum ASI dengan
b. Obyektif
pemeriksaan fisik pada ibu meliputi kesehatan atau keadaan umum ibu,
dan tungkai atau betis (tanda-tanda homan, gumpalan darah pada otot
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
ibu mengenai asuhan pada bayi, menjaga bayi agar tetap hangat dan
meningkat 3 kali dari biasanya. Nutrisi pada masa nifas erat kaitannya
kembang bayi. Kuantitas dan kualitas makanan ibu yang baik pada
saat hamil maupun pada saat nifas akan mempengaruhi produksi ASI
hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2016)
mengenai manfaat ASI. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
wajib diberikan untuk bayi hal ini harus diberitahukan kepada ibu karena
Pasien pasca bersalin tidak perlu khawatir untuk segera ber KB. Banyak
46
memberikan ASI masa infertilitas lebih lama tetapi kesuburan tidak dapat
(Metode Amenorea Laktasi), mini pil, suntik progestin, implan, dan IUD
secara eksklusif, tanpa ada makanan tambahan atau minuman. Bagi ibu
yang sering memberikan ASI maka masa infertilitas lebih lama namun
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
a. Pengumpulan Data
1) Data subjektif
bayi, dari nama bayi, tanggal lahir, jenis kelamin, umur, alamat.
Data lain yang juga dikaji adalah identitas orang tua, keluhan
2013).
yaitu karena kondisi ibu saat hamil dan riwayat kesehatan yang
2) Data objektif
2013).
b. Interpretasi Data
Contoh By… umur 1 jam fase tidur (Marmi dan Rahardjo, 2012).
49
d. Melaksanakan perencanaan
e. Evaluasi
Apriastuti & Tinah (2015) dengan hasil hipotermi pada bayi baru
tentang ASI Eksklusif pada orang tua bayi. Hal ini telah dibuktikan
51
yang harus diberikan kepada semua bayi baru lahir atau hanya
a. Subyektif
dasar seperti pola minum (berapa frekuensi bayi menyusu), BAB dan
BAK, pola tidur. Dalam pola minum yang dikaji apakah bayi sudah
bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit 4 jam), pola BAB yang dikaji
untuk pola tidur (16jam dalam sehari) (Marmi dan Rahardjo, 2014).
52
b. Obyektif
kelahiran bayi. Hal yang dikaji adalah keadaan umum bayi dan tanda-
tanda vital seperti frekuensi napas (40-60 kali per menit), frekuensi
c. Analisa
Analisa pada bayi baru lahir dapat ditegakkan dari data subyektif
asuhan kebidanan bayi baru lahir, By. … usia 6 jam fase reaktivitas II
d. Penatalaksanaan
a. Subyektif
didapatkan dari ibu, suami, keluarga, atau yang mengantar bila rujukan
dari bidan, dukun, maupun lainnya. Biasanya bayi usia 6 hari sudah
mulai banyak menyusu, dan sering buang air kecil serta buang air besar
b. Obyektif
pemeriksaan fisik dan tanda vital bayi termasuk pemeriksaan tali pusat
dan tanda vital bayi, dan mendeteksi adanya tanda bahaya pada bayi
yang salah satunya ada pada keadaan tali pusat (Marmi dan Rahardjo,
2012).
“Perbedaan Lama Pupus Tali Pusat Dalam Hal Perawatan Tali Pusat
Antara Penggunaan Kasa Steril Dengan Kasa Alkohol 70% Di Bps Hj.
Maria Olfah Tahun 2012” didapatkan hasil bahwa perawatan tali pusat
bayi dengan kasa steril lebih cepat pupus daripada dengan kasa alkohol.
perawatan agar cepat pupus dan terhindar dari infeksi yang diakibatkan
oleh bakteri.
54
c. Analisa
benar. Bidan dapat menyimpulkan, By.. usia 6 hari sehat (Marmi dan
Rahardjo, 2012).
d. Penatalaksanaan
neonatus usia 2-6 hari meliputi pemberian ASI saja sesering mungkin
sesuai kehendak bayi atau kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit
setiap 4 jam), melatih bayi anda agar mengerti bahwa malam hari adalah
waktu tidur dan siang hari adalah waktu bangun, menjaga selalu
kebersihan kulit, muka, pantat, dan tali pusat bayi, cuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi, mengajari ibu cara memandikan bayi baru
a. Subyektif
b. Obyektif
masa neonatus yaitu pada tanda-tanda vital. Suhu tubuh normal pada
dan rektum. Apabila suhu tubuh bayi dibawah 36,5 0C maka bayi
badan selama 7-10 hari pertama yaitu sampai 10% untuk bayi dengan
berat lahir lebih dari 1500 gram, 15% untuk bayi dengan berat lahir
kurang dari 1500 gram dan pada minggu ke dua berat badan bayi akan
cairan dalam tubuh, bila 2 minggu bayi tidak ada kenaikan berat badan
dalam jumlah yang cukup. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian
teratur pada bayi pada kaki, perut, dada, tangan, punggung dan
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
METODE
A. Rancangan
bersalin, nifas dan KB serta BBL yaitu Ny. S umur 28 tahun di Wilayah Kerja
B. Subyek
yang terdiri dari subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh penulis untuk dikaji mendalam dan ditarik kesimpulan.
Dalam laporan tugas akhir ini, populasi yang digunakan adalah ibu hamil dan
sampelnya adalah ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan minimal 36
minggu. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan
yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana
58
59
dapat mewakili sampel studi kasus tidak memunuhi syarat sampel studi kasus.
Kriteria inklusi pada studi kasus ini adalah ibu hamil trimester III dengan umur
komplikasi atau kelainan, tidak memiliki resiko tinggi dan ibu hamil bersedia
menjadi pasien dalam penyusunan laporan tugas akhir laporan tugas akhir.
Selain itu ibu bersedia menandatangani infomed consent yang sudah ada.
Sedangkan pada kriteria eksklusi yaitu ibu yang mengundurkan diri menjadi
responden dan ibu hamil yang pergi keluar kota.Dari kriteria inklusi dan
eksklusi yang ada, penulis menentukan sampel Ny. S umur 28 tahun usia
kehamilan, persalinan, nifas, KB, serta asuhan pada bayi baru lahir.
a. Sumber Data
hasil pengumpulan data dari pasien seperti data list atau RM (rekam medis)
data asli berupa rekam medis, gambar, tabel atau daftar periksa maupun
data primer dari Ny. S umur 28 tahun melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
pasien dengan kriteria ibu hamil fisiologis trimester III umur kehamilan
c. Pengolahan Data
d. Analisa Data
telah dilakukan. Setelah itu membandingkan studi kasus dengan teori dan
D. Masalah Etika
Masalah etika adalah salah satu hal yang sangat penting dalam studi
dengan cara tidak mencantumkan nama dan hanya menulis inisial pada
lembar pengumpulan data, penulis tidak menyebutkan nama ibu dan nama
c. Confidentiality (kerahasian)
data tertentu saja yang akan dicantumkan dalam laporan. Penulis tidak akan
A. Studi Kasus
a. Data Subjektif
Wantilgung Wantilgung
RT04/RW01 RT04/RW01
64
65
yang lalu
3) Riwayat Kesehatan :
4) Riwayat Obstetri
a) Riwayat haid
pembalut/hari
Kecoklatan
obatan bebas
ANC :8X
67
23Agustus 2017.
d) Riwayat Perkawinan
pernikahan4tahun.
68
e) Riwayat KB
Pola nutrisi :
manis.
Pola eliminasi :
Pola aktivitas :
hari.
hari.
Pola seksual :
Pola hygiene :
kesehatan.
71
persalinan.
ringan.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan umum
TB : 158 cm T : 36,70C
BB
IMT :
(TB) 2
b) Status present
benjolan.
putih bersih.
pendengaran baik.
bersih.
usus normal.
varises
patella ++/++.
c) Status obstetrik
keluar.
tidak oedema.
74
Palpasi :
xiphoideus.
TFU : 30 cm
kanan.
2. Interpretasi data
a. Diagnosa
b. Masalah
c. Kebutuhan
Penkes tentang penyebab sering BAK dan cara mengatasinya pada ibu
hamil trimester 3
75
3. Rencana tindakan
keadaan baik.
alamiah.
hamil trimester 3.
4. Pelaksanaan
trimester III adalah fisiologis yang terjadi pada ibu, hal ini disebabkan
alamiah, yaitu teh yang biasa diminum ibu dan ibu minum lebih
punggung.
meliputi sakit kepala yang hebat disertai pandangan mata kabur, nyeri
perut yang hebat, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, perdarahan
mulas yang sering, keluar lendir bercampur darah, dan keluar cairan
ketuban.
dengan air putih atau air jeruk, tidak diminum bersamaan dengan kopi,
5. Evaluasi
serta kehamilannya.
yaitu ibu akan mengurangi minum teh dan memperbanyak minum air
hamil trimester 3.
sederhana.
meminumnya.
2. Palpasi
Leopold I : di bagian fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting
TFU setinggi 3 jari dibawah
prosesus xiphoideus
Leopold II : sebelah kiri perut ibu teraba
bagian bagian kecil-kecil janin
Sebelah kanan perut ibu teraba
tahanan datar, keras
memanjang
Leopold III : di bagian bawah perut ibu
teraba bulat dan keras
Leopold IV : perabaan divergen (sudah
masuk PAP)
TFU : 31 cm
TBJ : (TFU-11)155 = (31-11) x 155
= 20 x 155 = 3100gram
DJJ : 144 x/menit
3. Reflek patella : ++/++
A:
Ny. S G1P0A0 umur 28 tahun hamil 39 minggu, janin
tunggal, hidup intrauterine, letak membujur, preskep,
puka, U
P:
15 Februari 2018 jam 16.10 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, yaitu
keadaan ibu dan bayinya baik.
TD: 110/80mmHg N: 80x/menit DJJ: 145x/menit
RR: 22x/menit T: 36x/menit BB: 68kg
Hasil: Ibu mengetahui dan paham tentang hasil
pemeriksaan, keadaan diri serta
kehamilannya baik.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang ibu
rasakan adalah normal, dan menganjurkan ibu jika
minum teh manis di siang hari saja.
Hasil : Ibu mengetahui bahwa keluhan yang ibu
rasakan adalah hal yang normal selama
hamil dan ibu sudah tidak khawatir lagi
dengan keluhan yang dirasakan.
3. Memberitahu ibu apabila ibu mengalami tanda-
tanda persalinan tidak perlu khawatir, melainkan
segera datang ke tempat persalinan
Hasil : ibu bersedia melakukannya
4. Menganjurkan dan mengingatkan pada ibu untuk
mempersiapkan kebutuhan persalinan jika sewaktu-
81
d. Respirasi : 22 x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
Perut : kontraksi uterus keras
Genetalia : tidak oedema, tidak varises,
PPV darah merah segar.
5. Pemeriksaan Obstetri
a. Muka
Mata : konjungtiva merah
muda,sklera putih
Edema wajah : tidak ada
Payudara
Pembesaran mammae : ada, normal
Areola mammae : mengalami
hiperpigmentasi
Putting susu : menonjol
ASI : sudah keluar
b. Abdomen
Pembesaran : TFU 2 jari di bawah
pusat
Bekas luka : tidak ada
c. Genetalia
PPV : darah
Jumlah : ± 2 pembalut penuh
Jenis : lochea rubra
Warna : merah segar
Bau : anyir
Keadaan luka heacting : tidak ada luka heacting
merawat bayinya.
e. Personal hygiene
Selama nifas : Ibu mengatakan mandi
2x/hari, gosok gigi 2x/hari,
keramas 2x/minggu, ganti
pakaian 2x/hari dan ganti
pembalut 2x/hari.
f. Pola seksual
Selama nifas : Ibu mengatakan selama nifas
sampai sekarang belum
melakukan hubungan seksual
dengan suaminya kembali.
g. Pola Kebiasaan Hidup Sehat
Selama nifas : Ibu mengatakan cuci tangan
sebelum/sesudah menyusui,
merawat bayi, dan makan
memakai sabun, tidak
merokok, minum-minuman
keras dan mengonsumsi obat-
obatan terlarang. Ibu
menggunakan air bersih untuk
memenuhi kebutuhan sehari –
hari.
h. Pola menyusui : Ibu mengatakan menyusui
bayinya sesering mungkin
tanpa dijadwal.
3. Tanda-tanda Vital :
a. TD : 120/80 mmHg
b. Nadi : 78 x/menit
c. Suhu : 36,60C
d. Respirasi : 20 x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
Perut : kontraksi uterus keras
Genetalia : tidak oedema, tidak
varises, terdapat luka
bekas jahitan, PPV darah
merah kekuningan
5. Pemeriksaan Obstetri
a. Muka
Mata : konjungtiva merah muda,
sklera putih
95
b. Payudara
Pembesaran mammae : ada, normal
Areola mammae : mengalami
hiperpigmentasi
Putting susu : menonjol
ASI : sudah keluar, belum
lancar
c. Abdomen
Pembesaran : TFU 3 jari di atas sympisis
Bekas luka : tidak ada
d. Genetalia
PPV : darah
Jumlah : ± 2 kali ganti pembalut/
hari
Jenis : lochea sanguinolenta
Warna : merah kekuningan
Bau : khas
b. Payudara
Pembesaran mammae : ada, normal
Areola mammae : mengalami
hiperpigmentasi
Putting susu : menonjol
ASI : sudah keluar, lancar
c. Abdomen
Pembesaran : setinggi simfisis
Bekas luka : tidak ada
d. Genetalia
PPV : darah
Jumlah : ± 2 kali ganti pembalut/
hari tetapi tidak penuh
Jenis : lochea serosa
Warna : merah kecoklatan
Bau : khas
1) Data Subjektif
a) Identitas Bayi
RT04/RW01 RT04/RW01
100
maupun obat-obatan
bebas
Riwayat Natal
BB : 3000 gram
PB : 46 cm
aktif.
kuat
2) Data Objektif
a) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
a. Nadi : 120x/menit
b. Respirasi : 48 x/menit
c. Suhu : 36,80C
Pengukuran antropometri :
BB : 3000 gram
PB : 46 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lingkar lengan : 10 cm
102
b) Status Present
cuping hidung
omfalokel
pengeluaran baik
Ekstremitas :
refil baik
refil baik
Kulit : kemerahan
Reflek :
baik
menggenggam
bayi kaget
b. Interpretasi data
Diagnosa:
c. Rencana tindakan
3) Berikan salep mata antibiotika tetrasiklin 0,5% pada kedua mata bayi.
dan topi.
d. Pelaksanaan
bayi.
105
anterolateral.
yaitu perdarahan tali pusat, tali pusat berbau, panas/ demam, kejang
e. Evaluasi
dengan maksimal
3) Bayi telah diberi salep mata antibiotika tetrasiklin 0,5% pada kedua
mata bayi.
register.
tanpa dijadwal
b. Pola eliminasi : bayi BAB 2x per hari,
BAK 13x per hari , warna
jernih, bau khas
c. Pola istirahat : bayi tidur setiap saat,
bangun hanya karena lapar
dan BAK/BAB
d. Pola aktivitas : bayi bergerak aktif dan
sesekali menangis kuat
O: Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 48 x/menit
Suhu : 36,80 C
BB : 3200 gram
O: 1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
a. Nadi : 120x/menit
b. Respirasi : 38 x/menit
c. Suhu : 36,50C
Pengukuran antropometri :
a. BB : 3400 gram
b. PB : 47 cm
B. Pembahasan
mengeluh sering BAK. Hal ini sesuai dengan pendapat Astuti (2010),
ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester 3 yaitu sering buang air kecil
terutama di malam hari yang disebabkan karena uterus atau rahim pada
untuk mengurangi minum teh manis dan perbanyak minum air putih di
siang hari.
yang lalu yaitu sering BAK. Hal ini menandakan bahwa asuhan yang telah
keluhan sering kencing. Hal ini terjadi dikarenakan ibu masih meminum
yang diberikan pada ibu saat ini yaitu menganjurkan ibu untuk konsumsi
mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir. Hal ini sesuai dengan
ibu dengan diabetes mellitus memiliki risiko pre-eklamsia lebih besar bila
Dalam pemberian imunisasi TT jarak antara TT2 dan TT3 empat tahun.
imunisasi TT2 dengan TT3 adalah 6 bulan dan tidak ada batas maksimal
Apabila imunisasi diberikan pada ibu hamil fisiologis maka tidak akan
mengalami kontra indikasi akibat jarak pemberian imunisasi TT. Hal ini
ketaatan ibu dalam melakukan imunisasi TT. Pada kehamilan ini ibu sudah
pada Ny. S dilakukan pada trimester ke 2. Hal ini dikarenakan Ny. S tidak
mengetahui bahwa dirinya hamil dan pertama kali periksa hamil pada
bahaya pada kunjungan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
pengetahuan ibu hamil maka akan lebih mengenal tanda bahaya kehamilan
dan persalinan.
perutnya terasa kenceng – kenceng sering sejak pukul 17.00 WIB, serta
keluar lendir darah pukul 05.35 WIB. Keluhan yang dialami ibu
ibu yang akan melahirkan. Hal ini sesuai dengan penelitian Missiyati,
rasa percaya diri pada istri, sehingga mentalnya cukup kuat dalam
Menurut Walyani dan Endang (2016), kala I dibagi dalam dua fase
membutuhkan waktu 8 jam, dan kala I fase aktif (pembukaan serviks 4-10
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Nisa (2016) tentang pengaruh
karakteristik his dengan lama persalinan kala II. Dalam penelitian tersebut
kala II. His yang kuat atau normal yaitu terjadi 3-4 kali dalam 10 menit
detik serta penurunan kepala 1/5, hal ini menandakan bahwa ibu telah
yang ada dilahan hanya memakai sarung tangan bersih dan memakai APD
infeksi pada ibu dan bayi. Berdasarkan asuhan persalinan yang dilakukan
(APD) adalah alat yang digunakan untuk melindungi tubuh dari bahaya-
dilakukan dengan meletakkan bayi baru lahir didada ibu selama 60 menit
dan pada menit ke 45 bayi dapat mencapai putting ibu. Menurut Sondakh
Menyusui Dini) selama 60 menit dengan meletakkan bayi di atas dada ibu
didapatkan hasil bahwa tidak adanya robekan perineum hal ini dipengaruhi
oleh komunikasi yang baik antara penolong dan ibu bersalin. Hal ini sesuai
komunikasi yang baik antara penolong dan ibu bersalin, seperti saat
tetapi ibu terus saja mengejan sehingga saat waktunya mengejan ibu sudah
kelelahan.
dan penting untuk proses penurunan TFU. Penurunan TFU ibu saat ini
yaitu 2 jari di bawah pusat, pada 6 hari post partum 3 jari diatas sympisis
dan pada 2 minggu tinggi TFU yaitu stinggi sympisis. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihatini (2014) bahwa setelah
bertahap.
117
ibu. Penulis menjelaskan pada ibu bahwa vitamin A dapat mencgah rabun
senja pada ibu nifas dan dapat meningkatkan produksi ASI. Selain terapi
vitamin A yang diberikan pada ibu, ibu bisa mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin A seperti telur, sayur, wortel, bayam, dan sawi. Pada
Asuhan ibu nifas pada kunjungan rumah 6 hari, ibu mengatakan tidak
ibu tentang perawatan bayi sehari-hari. Hal ini sesuai dengan Marmi
uterus. TFU Ny. S 6 hari post partum 3 jari di atas sympisis, jenis lochs
involusio uterus pada ibu nifas. Senam nifas yang dilakukan setelah
eksklusif, tanpa ada makanan dan minuman tambahan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Purwoastuti dan Walyani (2015) bagi ibu yang sering
memberikan ASI maka masa infertilitas lebih lama namun kesuburan tidak
dapat diperkirakan.
bulan tanpa tambahan makanan dan minuman apapun. Hal ini sesuai
ibu yang kurang mengenai ASI eksklusif factor utama yang menyebabkan
Asuhan ini dimulai saat bayi baru lahir dan dilanjutkan sampai
dengan neonatus. Asuhan yang pertama kali dilakukan pada By. Ny. S saat
bayi baru lahir dilakukan IMD segera selama 1 jam. Pada saat IMD
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indramukti (2013), saat ayah
menjaga bayi pada saat IMD berlangsung, ibu dan ayah akan merasa
sangat bahagia karena bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam
berhasilnya IMD.
Pemberian vitamin K 1mg setelah bayi lahir telah diberikan pada By. Ny.
kehidupan bayi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rukiyah dan Yulianti (2013), rawat gabung dilakukan dengan tujuan agar
meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi lebih dekat serta penuh kasih
sayang, dan agar dapat merangsang ASI menjadi lebih optimal. Bayi Ny. S
120
menyusu dengan kuat saat dilakukannya rawat gabung, meski ASI Ny. S
belum lancar. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Kontu,
Jenny, dan Kusmiyati (2014), pada masa nifas ibu dan bayi segera
dilakukan rawat gabung agar produksi ASI (Air Susu Ibu) menjadi lancar.
Hal ini dapat terjadi karena meningkatnya hormon, rasa emosional ibu dan
keluhan pada bayinya. ASI ibu lancar setelah ibu mengkonsumsi daun
katuk dan dilakukan breast care selama 3 hari. Penulis melakukan asuhan
hanya menggunakan kasa kering tanpa diberi alkohol atau betadin. Tali
pusat pada By. Ny. S hari ke-6 tidak ada tanda infeksi dan sudah puput.
Hal ini sesuai dengan penelitian Redjeki dan Husin (2013), yaitu tentang
kenaikan berat badan bayi Ny. S pada setiap kunjungan sebanyak lebih
dari 200 gram hal ini membuktikan bahwa asupan nutrisi pada bayi telah
Menurut Sondakh (2013) bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10
hari pertama sampai 10% dan pada minggu kedua berat badan akan
121
berat badan setiap kunjungan, hal ini dikarenakan kebutuhan nutrisi bayi
terpenuhi.
dasar pada bayi sangat penting. Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada Ny. S umur 28 tahun dimulai dari hamil, bersalin, nifas, dan BBL di
Hb. Asuhan diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu dan efektif mengatasi
keluhan ibu.
III, dan IV. Persalinan Ny. S berlangsung normal dan tidak ada penyulit.
kala II. Namun hal ini tidak mempengaruhi asuhan yang diberikan selama
proses persalinan
122
123
pada Ny. S P1A0 umur 28 tahun secara komprehensif. Masa nifas pada Ny.
menggunakan KB MAL.
yang diperlukan bayi. Berat badan bayi mengalami kenaikan 200 gram
B. Saran
1. Bagi penulis
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan
2. Bagi pasien
kesehatan.
124
5. IPTEK
Agustini S dan Roeslani. Penundaan penjepitan tali pusat pada bayi baru lahir
cukup bulan. Jakarta: Sari Pediatri; 2016.
Apriastuti DA dan Tinah. Inisiasi menyusui dini terhadap kejadian hipotermi pada
bayi baru lahir. Boyolali: Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember
2015.
Asri H dan Clervo. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
Astuti dan Masruroh. Perbedaan Lama Kala 1 Fase Aktif pada Ibu Bersalin yang
Dilakukan dan yang Tidak Dilakukan Pijat Endorphin di RB Margo
Waluyo Surakarta. Surakarta: Jurnal Kebidanan, Vol. 5, No. 01, Juni 2013.
Astuti Isroni. Determinan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui. Jakarta:
Jurnal Health Quality, Vol. 4, No. 1, Nopember 2013.
Astutik, Reni Yuli. Continuity of Care pada Ibu Hamil Trimester III dengan
Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Adan-Adan Kecamatan Gurah
Kabupaten Kediri. Universitas Madura: Seminar Nasional Hasil
Pengabdian kepada Masyarakat; 2017.
Chahyanto dan Roosita. Kaitan Asupan Vitamin A dengan Produksi Air Susu Ibu
(ASI) pada Ibu Nifas. Bogor: Jurnal Gizi dan Pangan, ISSN: 1978-1059,
Vol. 8, No. 2, Juli 2013.
Dewi, MUK. Efektivitas Gentle Birth terhadap Pemberian Asi Eksklusif. Cilacap:
Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4, No.1, Desember 2013.
Diani L. P dan Susilawati L .K. Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Istri Yang
Mengalami Kecemasan pada Kehamilan Trimester Ketiga di Kabupaten
Gianyar. Universitas Udayana : Jurnal Psikologi Udayana,ISSN: 2354-
5607, Vol. 1, No. 1 2013.
Djami, M E U. Lotus Birth Isu Terkini Dan Evidence Based Dalam Praktek.
Jurnal Ilmiah Permata Medika, Vol 2, No 2, Desember 2013.
Dompas R. Gambaran pemberian imunisasi pada bayi usia 0-12 bulan. Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado: Jurnal Ilmiah Bidan, ISSN:
2339-1731, Vol. 2, No. 2, Desember 2014.
Heryani R. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta; Trans Info Media; 2011.
Hidayat AA. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika; 2011.
Ilmiah Widia S. Buku Ajar Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika; 2015.
Indramukti Fifi. Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) pada Ibu Pasca Bersalin Normal di Wilayah Kerja Puskesmas
Blado. Semarang: Unnes Journal of Puclic Health, ISSN: 2252-6528, Vol.
2, No. 2, 2013.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan; 2015.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan; 2016.
Koriah, dkk. Pengaruh Pijat Endorphine terhadap Jumlah Pengeluaran Darah pada
Kala Empat Persalinan Normal Primi Para di Bidan Praktek Mandiri
Kabupaten Indramayu Tahun 2013. Indramayu: Jurnal Kebidanan, ISSN:
2089-7669. Vol. 3, No. 6, April 2014.
Kurniasari D dan Arifandini, Hubungan Usia Paritas dan Diabetes Mellitus Pada
Kehamilan Dengan Kejadian Pre-Eklamsi Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014.
Lampung: Jurnal Kesehatan Holistik Vol 9, No 3, Juli 2015.
Marmi. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Pustaka Pelajar; 2015.
Marmi dan Rahardjo K. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar; 2012.
Merdhika WAR, Mardji dan Devi M. Pengaruh penyuluhan ASI Ekslusif terhadap
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan sikap ibu menyusui di
Kecamatan Kanigoro. Blitar: Teknologi dan Kejujuran Vol. 37, No. 1,
Pebruari 2014.
Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan edisi ke-4 cetakkan ke-2. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2009.
Pusparini NMI dan Santhini. Tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu yang
mempunyai bayi tentang imunisasi dasar. Bali: Jurnal Genta Kebidanan;
2014.
Rahman Abd, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dalam Mengenal
Tanda Kehamilan Dan Persalinan Di Puskesmas Managaisaki. Universitas
Tdulako: Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 2, Juli 2015.
Redjeki Dwi S S, Husin, Perbedaan Lama Pupus Tali Pusat Dalam Hal Perawatan
Tali Pusat Antara Pengguna Kasa Steril Dengan Kasa Alkohol 70% Di
BPS HJ. Maria Olfah Tahun 2012. STIKES Sari Mulia Banjarmasin ISSN:
2086 – 3454 Vol 11. No 11 Edisi 07 Juli 2013.
Rismalinda. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media;
2015.
Rukiyah, dkk. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media; 2009.
Sondakh, Jeni J.S. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga; 2013.
Sulistyawati Ari. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi
Offset; 2015.
Susanti LW. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan nutrisi pada masa
nifas di RSUD Simo. Surakarta: Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
ISSN: 2407-2656, Vol. 3, No. 1, April 2016.
Suwanti E dan Kuswati. Kecepatan Involusio Uteri pada Ibu Nifas dengan
Konsumsi Daun Ubi Jalar. Poltekkes Kemenkes Surakarta: Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014.
Suwarni dan Chotimah. Upaya Keselamatan Kerja Bagi Bidan dalam Pertolongan
Persalinan dengan Alat Perlindungan Diri. Politeknik Kesehatan Bhakti
Mulia Sukoharjo: Indonesian Journal On Medical Sciene, Volume 2, No.
2, Juli 2015.
Walyani dan Endang. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2016.
Yuristin Devi, Hubungan Anemia dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death
(IUFD) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau Tahun 2011-
2012. Riau: ISSN 97724Db915004 Vol. 1 Agustus 2014.
LAMPIRAN
Lampiran 5. Denah rumah pasien LTA
PEKARANGAN
Pintu
P
Ruangtamu TV K
Kamar 2 Kamar A
Kamar 3
1 N
G
Tempat
sholat A
Kamarman N
Dapur di
PKD Wantilgung
Balai
desa
Rumah
pasien
TPU
SD
Wantil
Masjid
Lampiran 6 Jadwal penelitian
JADWAL PENELITIAN
No. Agenda 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Pembuatan Proposal
2. Ujian Proposal
3. Perizinan
4 Pengambilan dan
Pengolahan Data
5. Pembuatan LTA
6. Ujian LTA
Ketidaknyamanan Pusing Ukuran rahim yang bertambah
besar
Fisiologis pada Mekanisme tubuh kurang baik
Kehamilan Trimester III PENYEBAB Cara mengatasi
dapat disertai dengan perdarahan lewat minum dengan baik. Bila ibu tidak http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/02/16/tips-
atasi-kaki-bengkak-saat-hamil/
FAKTOR-FAKTOR YANG
APA ITU PERSALINAN ??? MENYEBABKAN RASA NYERI
PROGRAM PERENCANAAN 1. Gerakan kontraksi rahim menyebabkan
PERSALINAN DAN PENCEGAHAN Persalinan adalah serangkaian kejadian
otot-otot dinding rahim mengerut,
KOMPLIKASI yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
menjepit pembuluh darah.
(P4K) cukup bulan
2. Jalan lahir dan
(matur) maupun jaringan lunak di
belum cukup bulan sekitarnya meregang
(pre mature) disusul 3. Keadaan mental ibu
dengan pengeluaran (ketakutan, cemas,
plasenta dan selaput khawatir atau tegang)
janin dari tubuh ibu.
Cara mengurangi rasa nyeri :
1. Memijat punggung bawah atau
mengompres punggung dengan air hangat
TANDA – TANDA PERSALINAN
diantara kontraksi
2. Jika kontraksi, tarik nafas panjang dari
hidung dan keluarkan dari mulut secara
1. Tanda permulaan persalinan pelan-pelan
3. Apabila ingin istirahat, tidur di sela-sela
Perut terlihat lebih melebar dan perut
kontraksi dan usahakn dengan posisi
Disampaikan oleh : bagian atas turun. miring kanan/kiri untuk mempercepat
Perasaan sering atau susah kencing penurunan kepala.
sakit pada perut dan pinggang oleh
adanya kontraksi lemah dari rahim.
D III KEBIDANAN
Keluar lendir bercampur darah.
POLTEKKES KEMENKES 2. Tanda Inpartu
SEMARANG Penipisan dan
2018 pembukaan serviks
Kontraksi uterus/
rahim yang
mengakibatkan
pembukaan serviks
Bahaya yang terjadi jika persalinan tidak di
TANDA BAHAYA DALAM tolong oleh petugas kesehatan : 2. Merencanakan tempat
KEHAMILAN persalinan yang akan
1. Alat persalinan tidak memadai dijadikan sebagai tempat
1. Keluar cairan ketuban 2. Persalinan tidak ditangani secara tepat melahirkan dan
sebelum ada tanda-tanda 3. Bahaya yang terjadi tidak dengan cepat merencanakan tenaa
persalinan ditangani kesehatan yang akan
2. Keluar darah dari jalan 4. Penanganan komplikasi terlambat menolong persalinan
lahir sebelum ada 5. Kematian ibu dan janin.
tanda-tanda persalinan 3. Menyiapkan donor
3. Kejang-kejang darah untuk
4. Gerakan janin berkurang mengantisipasi
atau tidak ada sama sekali terjadinya
5. Demam kegawatan
6. Nyeri hebat diperut
7. Pandangan mata kabur
8. Sakit kepala atau kaki 4. Menyiapkan biaya Persalinan
bengkak 5. Menyiapkan kendaraan
9. Pembukaan sudah jika sewaktu-waktu
lengkap, ibu ingin mengedan tetapi tak diperlukan
ada kemajuan penurunan.
6. Merencanakan siapa
yang akan mendam-
pingi pada saat per-
TEMPAT PERSALINAN YANG AMAN salinan dan yang
mengambil keputusan
jika sewaktu-waktu terjadi
Puskesmas PERSIAPAN PERSALINAN DAN kegawatdaruratan.
Rumah Sakit KEGAWATDARURATAN (Suami, Ibu, keluarga atau diri sendiri)
saatjanindanprodukkonsepsi( bayi,
PERSALINAN
plasenta )
d. Bagaimanatransportasi yang
dikeluarkansebagaiakibatkontraksi yang
bisadigunakanuntukketempatp
teratur, seringdankuat.
ersalinan
e. Siapa yang
akanmendampingipersalinan
PERSIAPAN PERSALINAN
f. Berapabiaya yang
1. Membuatencanapersalinan dibutuhkandanbagaimanacara
a. Tempatbersalin mengumpulkannya
b. Memilihtenagakesehatanterla g. Siapa yang
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
tih menjagakeluarganyajikaibumel
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
c. Bagaimanacaramenghubungite ahirkan
2018
nagakesehatantersebut. h. Siapa yang
akanmenjadipendonordarajjik
aibumengalamikomplikasi ( d. Bagaimanacaramendapatkanda f. Selimutataubedong, kaos kaki
kehilanganbanyakdarah ) na dantangan
a. Siapapembuatkeputusanutama 4. Membuatrencanapolamenabung
dalamkeluarga Mengikutitabunganibubersalin
akanmembuatkeputusanjikape
mbuatkeputusanutamatidakad a. Sakitpadapangguldantulangbelaka
a ng
plastic
Apa pengertian nutrisi ibu nifas? memproduksi ASI yang banyak
yang seharusnya dikonsumsi ibu pasca APA menu makanan yang seimbang
a. Nasi , Ketela
Apa tujuan kebutuhan nutrisi ibu
nifas??? b. Sagu
partum.
3. Untuk Fungsi sebagai penambahan tenaga
menunjang
2. Makanan yang mengandung lemak
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN tumbuh kembang
bayi. a. Mentega
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
4. Untuk
2018 b. Keju
Fungsinya sebagai sumber energi. 5. Vitamin dan
Suplemen Penambahan frekuensi makan / makanan
3. Makanan yang mengandung protein a. Zat besi untuk selingan
penambah darah. Roti tawar + keju
a. Protein Hewani
b. Asam folat untuk Buah-buahan
Hati, Telur, Susu, Ikan, Daging, kecerdasan anak. Bubur kacang hijau
c. VitaminB Complek untuk Susu
Udang
mencegah anemia.
b. Protein Nabati Bisa diberikan pada jam antara makan
pagi dan siang pada saat ibu merasa
Tempe, Tahu, Kedelai, Kacang Apa Contoh susunan menu ibu post
lapar
partum per hari???
Hijau
1. Perdarahan lewat jalan lahir yang BiLa ada salah 1 tanda dari hal
luar biasa atau tiba-tiba bertambah tersebut apa yang harus
banyak (lebih dari perdarahan haid dilakukan??
biasa atau bila memerlukan Segera hubungi tenaga
penggantian pembalut dua kali kesehatan( bidan /dokter)
dalam setengah jam). Ketika mulas nafas panjang
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN 2. Keluar cairan berbau menusuk Mengambil nafas melalui
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG dari jalan lahir. hidung dan mengelurakan
3. Rasa sakit dibagian bawah lewat mulut untuk
2018 perut atau punggung. mengurangi ras sakit
4. Bengkak di wajah atau di
tangan, Sakit kepala yang
terus-menerus, nyeri ulu hati
b. Tindakan pada bayi baru lahir c. Cara menjaga bayi tetap hangat
CARA MERAWAT BAYI
Jaga kebersihan selama persalinan
BARU LAHIR Cegah infeksi kuman pada bayi. Begitu
bayi lahir mintalah salep antibiotic
untuk matanya
Jaga tali pusat selalu bersih, kering dan
biarkan terbuka (Jangan dibungkus)