Disusun Oleh :
Nama : ANGGI NUGRAHA
Nim : 433131440118007
TAHUN 2020/2021
Disusun Oleh :
Nama : ANGGI NUGRAHA
Nim : 433131440118007
TAHUN 2020/2021
DEWAN PENGUJI
NIDN : 0410128902
NIDN : 0419127803
Ditetapkan di : Karawang
Tanggal : 9-Juli-2021
Mengetahui
NIDN : 0407047602
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan atas rahmat dan
karunia-Nya serta sholawat dan salam yang senentiasa tercurah limpahkan kepada
junjungan alam yaitu nabi kita semua Muhammad SAW, penulis dapat
kesehatan rheumatik khusus nya pada Tn.M di dusun pangulah selatan Rt/Rw :
Maupun sistem penyusunan karya tulis ilmiah ini diupayakan mampu memenuhi
tentang hasil karya tulis ilmiah yang akan disajikan. Oleh karena itu penulis dalam
kepada :
1. Uun Nurjanah, S.Kp, MM. Kes, selaku ketua STIKes Kharisma Karawang.
3. Ns. Hj. Lilis Suryani, M.Kep, selaku wakil ketua II STIKes Kharisma
Karawang.
4. Hj. Nita Syamsiah, S.Kp, M. Kep, selaku wakil ketua III STIKes Kharisma
Karawang.
Karawang.
iv
6. Ns. Desy Rizki Ariani, M,Kep selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian
8. Kedua orang tua penulis terimakasih atas perhatian, kasih sayang dan
saran-sarannya.
10. Keluarga Tn.M yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dalam
11. Seseorang yang setia menemani dan selalu memeberi support pada peulis
Semoga Allah SWT membalas semua pihak yang telah memberikan bantuannya
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya dan tidak lupa penulis mohon saran dan
kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak agar karya tulis ilmiah ini
lebih baik.
Penyusun,
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………..…………………………….... i
ABSTRAK………………………………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………… ii
vi
B. Konsep Reumatik ....................................................................... 15
A. Kasus ……...……………………… 19
1. Pengkajian .................................................................................... 19
5. Skoring ........................................................................................ 28
7. Implementasi ............................................................................... 30
8. Evaluasi ........................................................................................ 30
B. Pembahasan ............................................... 31
C. Pengkajian ..…………………………….
A. Kesimpulan ……………………………… 32
B. Saran ……………………………… 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
A. Latar Belakang
Rematik adalah penyakit inflamasi sistemik kronis, inflamasi sistemik yang dapat
yang serius karena penyakit ini merupakan penyakit persendian sehingga akan
Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya
rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga
terjadi hal yang paling ditakuti yaitu menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan
dan gangguan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas
masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta resiko
Penyakit rematik merupakan penyakit yang selain menyerang sendi juga dapat
menyerang organ atau bagian tubuh lainnya. Secara umum, definisi rematik
adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang
sekitar sendi. Penyakit rematik yang sering ditemukan adalah osteoartritis akibat
degenerasi atau proses penuaan, artritis rematoid penyakit autoimun dan gout
1
Penderita rematik atau arthtritis rheumatoid diseluruh dunia telah mencapai angka
355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang didunia ini menderita arthritis rheumatoid.
Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih
dari 25% akan mengalami kelumpuhan (Depkes RI, 2010), Organisasi kesehatan
dunia WHO pada tahun 2012 melaporkan bahwa 20% dari penduduk dunia yg
telah terserang arthritis rheumatoid, dimana 5-10% adalah mereka yg berusia 5-20
tahun dan 20% adalah mereka yg berusia 55 tahun (WHO, 2012). Hasil riset
atau diagnosis tenaga kesehatan sebesar 24,7%. Prevalensi penyakit sendi ini
meningkat dengan semakin bertambahnya usia yaitu usia 25-34 tahun sebesar
16,1%, 35-44 tahun sebesar 26,9%, dan 45-54 tahun sebesar 37,25%. Berdasarkan
rheumatoid adalah 63,34% dari 2.273.579 jiwa yaitu sekitar 1.440.084 jiwa
menderita penyakit rematik. Pada tahun 2018 terdapat jumlah orang yg menderita
Menurut World Health Organisation (WHO) (2016) 335 juta penduduk di dunia
mencapai 2 juta jiwa, dengan angka perbandingan pasien wanita tiga kali lipatnya
sebanyak 39,47%, dan tahun 2013 prevalensinya sebanyak 45,59% dan pada
tahun 2014 prevalensi Rematik sebanyak 24,7%. Rematik adalah suatu penyakit
yang menyerang sendi, dan dapat menyerang siapa saja yang rentan terkena
2
penyakit rematik. Oleh karena itu, perlu kiranya mendapatkan perhatian yang
banyak ditemui dan biasanya dari faktor, genetik, jenis kelamin, infeksi, berat
badan/obesitas, usia, selain ini faktor lain yang mempengaruhi terhadap penyakit
sangat kurang, baik pada masyarakat awam maupun kalangan medis (Mansjoer,
2011).
Rematik merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar luas
diseluruh dunia yang secara simetris mengalami peradangan sehingga akan terjadi
Rematik lebih sering terjadi pada orang mempunyai aktivitas yang berlebih dalam
menggunakan lutut seperti pedagang keliling, dan pekerja yang banyak jongkok
karena terjadi penekanan yang berlebih pada lutut, umumnya semakin berat
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam kegiatan sehari-hari maka pasien
akan lebih sering mengalami Rematik terutama pada bagian sendi dan lebih sering
terjadi pada pagi hari. Penyakit peradangan sendi biasanya dirasakan terutama
pada sendi-sendi bagian jari dan pergelangan tangan, lutut dan kaki, dan pada
stadium lanjut penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas
Oleh karena itu pola makan yang salah menjadi salah satu pencetus terjadinya
3
mengadakan perubahan-perubahan kecil pada makanan yang kita pilih, juga
kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis, organ dalam hewan seperti;
usus, hati, limpa, paru, otak, dan jantung, makanan kaleng seperti, sarden, kornet
sapi, makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa, beberapa jenis buah-
buahan seperti durian, air kelapa muda dan produk olahan melinjho, minuman
seperti alkohol dan sayur seperti kangkung dan bayam (Putri, 2012).
B. Rumusan Masalah
oleh rematik atau arthritis rheumatoid diatas maka untuk melakukan asuhan
1. Tujuan Umum :
keperawatan.
2. Tujuan Khusus :
4
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan masalah
rematik
rematik.
3. Bagi Penulis
5
Dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
4. Bagi Pasien
penyakit yg dialami.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep
1. Definisi
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yg hidup bersama dengan
Keluarga adalah satu atau lebih individu yg tinggal bersama, sehingga mempunyai
ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas
(Spredley, 2011)
keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yg tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kelurga adalah beberapa
keluarga, sanak family, maupun adopsi yg hidup bersama sesuai dengan tujuan
keluarga tersebut
7
2. Tipe Keluarga
adalah :
atau pemberian nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak-anak
seseorang dilahirkan
(oleh darah), yg paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah
satu teman keluarga inti. Sedangkan menurut wahid iqbal (2012) tipe
1) Tradisional nuclear
Keluarga inti yg terdiri dari ayah, ibu dan anak yg tinggal dalam satu
2) Extended family
8
3) Reconstituted nuclear
perkawinan/meniti karir.
5) Dyadic nuclear
6) Single parent
7) Dual carier
8) Commuter married
9) Single adult
untuk kawin.
9
10) Three gneration
11) Institusional
12) Comunal
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yg lain dan
a. Keluarga inti yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan
anak
b. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang
c. Keluarga Dyad yaitu suatu keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
10
d. Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah / ibu) dengan anak (kandung / angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
e. Single adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja
atau kuliah).
a. The unmarriedtrenege mather yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak
d. The non marital heterosexual cohibitang family yaitu keluarga yang hidup
e. Gay and lesbian family yaitu seseorang yang mempunyai persamaan sex
f. Cohabiting couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi
11
h. Group network family yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
i. Foster family yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada
k. Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
3. Struktur keluarga
a. Struktur komunikasi
tertutup, adanya issu atau gosip negatif, tidak berfokus pada satu hal dan
12
exspresi dan komunikasi tidak sesuai. Penerima gagal mendengar,
b. Struktur peran
posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal
atau informal.
c. Struktur kekuatan
keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang
a. Fungsi afektif
13
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
b. Fungsi sosialisasi
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
14
c. Fungsi reproduksi
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
d. Fungsi ekonomi
pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan
penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan
masalah kesehatan
15
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Murwani, 2013)
keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30
bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama
mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang
setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah
16
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5
tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin
terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah, istri – ibu, anak laki-
laki – saudara, anak perempuan – saudari. Keluarga menjadi lebih majemuk dan
berbeda.
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga
tahap ini.
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan
keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap
ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih
lama jika anak masih tinggal dirumah hingga brumur 19 atau 20 tahun.
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak
terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang,
tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak
17
g. Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi
oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika
orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
18
2. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga.
dan kakek-nenek.
keamanan.
2. Mensosialisasikan anak
dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan
komunitas)
19
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
3. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
1. Mempertahankan Kesehatan
anak
20
2. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
b. Masalah-masalah kesehatan
yaitu :
4. Komunikasih
4. Imunisasi
6. Keluarga berencana
21
7. Interaksi keluarga
2. Keracunan
2. Keracunan
2. Keluarga berencana
22
2. Transisi peran suami-istri
tinggi
5. Masalah menopause
1. Promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan waktu luang dan tidur,
nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur, pengurangan barat badan hingga
berat nadan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi alkohol,
3. Komunikasi & hubungan dengan anak-anak, ipar, cucu dan orangtua yang
lanjut usia.
1. Menurunnya fungsi
sosial, kesepian
23
3. Kerentanan psiklogis
4. Promosi kesehatan
24
b. Peran perawat keluarga
kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat. Fungsi perawat adalah membantu keluarga untuk menyesuaikan
a. Sebagai pendidik
kesenjangan antara keluarga dan unit kesehatan (puskesmas dan rumah sakit).
dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan. Dengan
25
demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawat
kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang
tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara
mendadak.
sistem pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan kewajiban mereka
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat unruk
g. Sebagai peneliti
kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul di
dalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikan
26
keluarga. Misalnya, diare pada balita terjadi karena budaya menjaga kebersihan
makanan dan minuman kurang diperhatikan. Peran sebagai peneliti difokuskan pada
1. Pengertian
Penyakit reumatik adalah kondisi tubuh yang sangat menyakitkan karena disebabkan
oleh pembengkakan, peradangan, dan nyeri pada sendi atau otot. (pangestu, 2013).
Menurut isbagio (2013), cakupan pengertian gejala reumatik ataupun pegal linu
cukup luas. Nyeri, pembengkakan, kemerahan, gangguan fungsi sendi dan jaringan
sekitarnya termasuk gejala reumatik. Semua gangguan pada daerah tulang, sendi, dan
otot disebut reumatik yang sebagian besar masyarakat juga menyebutnya pegal linu.
Rematik atau pegal linu juga merupakan penyakit digeneratif yang menyebabkan
keruskan tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang didekatnya, disertai proliferasi
dari tulang dan jaringan lunak didalam dan sekitar daerah yang terkena (Priyanto,
2012).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa reumatik merupakan suatu penyakit
pegal linu yang disertai pembengkakan, peradangan dan nyeri pada sendi dan otot
27
2. Etiologi
Faktor penyebab dari penyakit ini belum diketahui dengan pasti. namun, faktor
beberapa faktor lingkungan diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini (Sudoyo,
DR), dari beberapa data penelitian menunjukan bahwa pasien yang mengemban
HLA-DR memiliki resiko ralatif 4:] untuk menderita penyakit ini. Reumatik atau
pegal linu pada pasien kembar lebih sering dijumpai pada kembar monozygotic
Dari berbagai observasi menunjukan dugaan bahwa hormon seks merupakan salah
satu faktor predisposisi penyakit ini. Hubungan hormon seks dengan reumatik/pegal
linu sebagai penyebab dapat dilihat dari prevalensi penderitanya yaitu 3 kali lebih
Faktor infeksi sebagai penyebab reumatik/pegal linu timbul karena umumnya onset
penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran
inflamasi yang mencolok. Dengan demikian timbul dengan kuat bahwa penyakit ini
sangat mungkin disebabkan oleh tercetusnya suatu proses autoimun oleh suatu
antigen tanggal atau beberapa antigen tertentu saja. Agen infeksius yang diduga
28
3. Faktor resiko
Menurut Priyatno (2012) beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan
Dari semua faktor resiko timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat.
Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan
tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan perubahan pada osteoartritis.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih
sering ter kena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan,
bahwa 45 tahun, frekunsi osteoartritis kurang lebih sama antara laki-laki dan wanita,
tetapi diatas 50 tahun ( Setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada
wanita daripada pada pria. Hal ini menunjukan adanya peran hormonal pada
patogenesis osteoartritis.
c. Genetik
29
d. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak
tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Oleh karena itu
diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut.
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan
cidera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak
membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian 1 sendi yang terus menerus berkaitan
cidera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
30
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya
4. Jenis Reumatik
ditemukan yaitu :
b. Arthritis Rheumatoid
rawan sendi dan tulang sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yg
31
kehilangan suami atau istri, kehilangan satu-satunya anak yg disayangi,
peradangan dan pembentukan jaringan perut. Proses ini secara perlahan akan
bentuk)
c. osteoartritis
adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yg dalam pada permukaan sendi. Etiologi
penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yg
diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : usia lebih dari 40 tahun,
jenis kelamin wanita lebih sering, suku bangsa, genetik, kegemukan dan
32
penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olahraga, kelainan
d. Atritis Gout
efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi.
rheumatik gout akut primer, 99% penyebab nya belum diketahui (idiopatik).
Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor homonal yang
produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya asam urat
makanan dengan kadar purin yg tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa
organic yg menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk kedalam
33
lemak) yg meninggi. Benda-benda keton yg meninggi akan meningkatkan
(soft tissue rheumatism). Sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra
1) Fibrosis
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis
radang sendi.
4) Bursitis
34
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke
tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan
pseudogout.
5) Back pain
sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk.
6) Nyeri pinggang
Di tandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan
atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan
5. Patofisiologi
tulang rawn sendi (proteoglikan dan kolagen) maka terjadi kerusakan setempat secara
progresif dan memicu terbentuknya tulang baru pada dasar lesi sehingga terbentuk
35
benjolan yang disebut osteolit. Proteoglikan adalah suatu zat yang membentuk daya
lentur tulang rawan, sedangkan kolagen adalah serabut protein jaringan ikat. Osteolit
yang terbentuk akan mempengaruhi fungsi sendi atau tulang dan menyebabkan nyeri
eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago pada sendi. Pada persendian ini
granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulakan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang chondrial bisa menyebabkan osteoporosis
setempat.
Lamanya arthirtis rheumathoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain terutama yang
36
6. Manifestasi klinis
Gejala klinis utama adalah poliartritis yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
rawan sendi dan tulang sekitarnya. Kerusakan ini tertama mengenai sendi perifer
pada tangan dan kaki yang umumnya bersifat simetris (Sudoyo, 2010).
Menurut priyatno (2013) secara umum, manifestasi klinis yang dapat kita lihat, antara
lain:
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan
b. Pada umumnya terjadi pada sendi penopang beban tubuh, seperti panggul, tulang
bentuk).
37
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang
lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua
(lansia).
e. Rasa sakit bertambah hebat terutama pada sendi pinggul, lutut, dan jari-jari.
7. Diagnosis
a. Nyeri pada sendi yang tempatnya tidak jelas, nyerinya bertambah saat digerakkan
b. Terjadi kekuatan sendi pada pagi hari (morning, stiffness) atau setelah tidak ada
aktivitas.
d. Pada pemeriksaan laboratorium umumnya tidak terjadi kelainan, hanya laju endap
darah (LED) yang dinilainnya sedikit meningkat dan terjadi leukositosis (Sel darah
putih <2000/ml).
38
e. Pada pemeriksaan radiologis dengan poto rotgen, pada sendi memperlihatkan
adanya penyempitan tidak beraturan pada ruang sendi, sklerosis tulang subkondral
association (ARA) yaitu pasien yg dikatakan menderita penyakit ini, jika memenuhi
No Kriteria Definisi
1. Kaku pada pagi hari Kekakuan pada pagi hari persendian dan
39
pada kriteria kedua diatas) pada kedua
belah sisi
seorang dokter
8. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar X dari sendi yang sakit: menunjukan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal)
berkembang menjadi formasi kista tulang, memeperkecil jarak sendi dan subluksasio.
40
c. Artroskopi langsung: visualisasi dari area yang menunjukan
d. Aspirasi cairan sinovial: mungkin menunjukan volume yang lebih besar dari
komplemen (C3C4).
panas.
f. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (fine needle aspiration) atau
atroskopi cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang
g. Kriteria diagnostik artritis reumatoid adalah terdapat poli artritis yang simetris
mengenai send-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-
kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi
9. Penatalaksanaan
a. Mendikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat sintomatik. Obat
anti inflamasi non steroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi
41
b. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi sakit.
e. Dukungan psikososial.
f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat.
g. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri.
10. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi
c. Pada pembulu darah terjadi tromboemboli: adalah adanya sumbatan pada pembulu
d. Terjadi splenomegali
untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam
1. Pengkajian
42
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
a. Data umum
5. Komposisi keluarga
6. Tipe keluarga
7. Tipe bangsa
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
43
Status sosial ekonomi keluarga ditemukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
a. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga yang perlu dikaji pada tahap
perkembangan adalah :
keluarga inti
belum terpenuhi
44
kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-
dan istri.
c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber
berpindah tempat.
dengan masyarakat.
45
5) Sistem pendukung keluarga
setempat.
d. Struktur keluarga
3) Struktur peran
maupun informal.
e. Fungsi-fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
Hal yg perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
46
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
4) Fungsi reproduksi
anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
47
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan.
g. Pemeriksaan fisik
48
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yg
h. Harapan keluarga
2011)
1. Sifat masalah
Skala :
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
49
2. Kemungkinan masalah yg dapat
diubah
Skala : 2 2
Mudah 1
Sebagian 0
Tidak dapat
Skala :
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala :
ditangani 1
50
Masalah tidak dirasakan
Skoring :
Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih berat
diberikan pada tidak/ kurang sehat karena pertama memerlukan tindakan segera dan
biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga. untuk kriteria kedua, yaitu untuk
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.
51
Kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yg perlu
diperhatikan ialah :
a) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
b) Tindakan yg sedang dijalankan “High Risk” atau kelompok yang sangat peka
Untuk kriteria keempat, yaitu mmenonjolnya masalah perawat perlu menilai persepsi
atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. nilai skore yg tinggi yg
yg diperoleh melalui suatu proses pengumpulan dan analisa data secara cermat,
3. Perencanaan Keperawatan
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi kriteria dan standar. Kriteria dan
4. Tindakan keperawatan
2010)
52
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-masalah
1) Memberikan informasi
cara :
menjadi sehat,
dengan cara :
53
1) Menemukan sumber-sumber yg dapat digunakan keluarga
cara ;
5. Evaluasi
evaluasi / tidak berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
54
S: adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectif
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objectif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan
P: adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga
pada tahapan Evaluasi Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan
Arthritis Rheumatoid
55
Hambatan
mobilitas Defisit
Gangguan perawatan diri
fisik
mekanis &
fungsional pada
sendi
Perubahan bentuk
tubuh pada tulang
dan sendi
Gangguan konsep
diri, citra diri
BAB 3
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Data umum
c. Umur : 60
56
d. Agama : Islam
e. Suku : Sunda
f. Pendidikan : Sd
g. Pekerjaan : Petani
Imunisasi
57
b. Genogram
Bagan 3. 1 Genogram
60th
58
d. Tipe Keluarga
The Nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
e. Suku/ Budaya
Sunda
f. Agama
agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti
59
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Keluarga saat ini Dewasa karena anak pertamanya 35th sudah menikah
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga, salah satu anak
kakinya sakit punggung ketika banyak gerak dan terasa sakit ketika
banyak gerak akibat rematik, An.I keadaan nya sehat dan anggota
3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Tn.M terdiri dari 1 lantai ukuran 4x6 terdiri dari 1 ruangan tamu yg
60
bangunan permanen dan lantainya terbuat dari tanah dengan keadaan
lingkungan sekitar
1. Dukungan Keluarga
61
3. Struktur Keluarga
Struktur Peran
masyarakat
Tn.M
berkomunikasi?
keputusan?
62
4. Apa saja hambatan yang ditemukan selama pengambilan keputusan?
Keluarga Tn.M
D. Struktur Peran
informal?
63
Ekstermitas bawah terdapat benjolan di ujung jari didapatkan skala nyeri 5
masalah kesehatan?
Tidak ada
4. Fungsi Keluarga
A. Fungsi Afektif
B. Fungsi Sosialisasi
Interaksi atau hubungan dalam keluarga menurut Tn.M terjalin baik dan
C. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn.M termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat
D. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn.M adalah 2 orang, Ny.P menggunakan KB
Suntik
64
1) Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan
Tidak mengetahui karna tidak pernah kontrol ke rumah sakit jadi tidak
tahu penyakitnya
2) Tindakan yg tepat
Tn.M mengatakan jika nyeri nya mulai terasa, Tn.M langsung melakukan
3) Keluarga Merawat
4) Modifikasi Lingkungan
5) Layanan Kesehatan
masalah
2bulan
65
D. Strategi Koping yang Digunakan
a) Konsep Diri
contohnya
2) Harapan Keluarga
66
1) VIII. Pemeriksaan Fisik
A) Pemeriksaan Fisik
ada lesi, rambut ada lesi, rambut ada lesi, rambut ada lesi, rambut
67
ada benjolan ada benjolan ada benjolan ada benjolan
tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi
7 Genitalia - - - -
8 Rektal - - - -
benjolan
68
Siang 2jam, malam 5jam
3x/hari
3x/hari
nutrisinya?
Tidak
69
b) Latihan Fisik
Tidak ada
Tidak menentu
latihan fisik?
Tidak ada
Tidak ada
7) Keluarga Merawat
8) Modifikasi Lingkungan
9) Layanan Kesehatan
70
PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN
KATZ indeks
1. Mandi Ya
Mandiri :
Tergantung :
mandi sendiri
2. Berpakaian Ya
Mandiri :
pakaian, mengancing/mengikat
pakaian
71
Tergantung :
3. Kekamar Kecil Ya
Mandiri
genetalia sendiri
Tergantung
pispot
4. Berpindah Ya
Mandiri
kursi sendiri
Tergantung
perpindahan
72
5. Kontinen Ya
Mandiri
sendiri
Tergantung
dan pembalut/pempers
6. Makan Ya
Mandiri Ya
Tergantung
(NGT)
Keterangan
73
Analisis hasil
Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi
tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil,
74
Katz indek : A
75
o Piring
Bahasa 9 9 Tunjukan klien benda,
tanyakan apa namanya :
(Contoh)
o Jam tangan
o Pensil
Interprestasi nilai :
>23 : aspek kognitif dan fungsi mental baik
Dari skoring menunjukanangka >23 jadi Tn.H aspek kognitif mental baik.
76
C. ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA
1 DS :
DO
biasanya.
tusuk
77
.
(00099)
DO : Ketidakpuasan tidur
DIAGNOSA
78
1. Nyeri Kronis
Tabel 3. 5 Skoring
a t
kesehatan: 3
2. Ancaman
kesehatan: 2
3. Krisis yang
dialami : 1
79
diubah terasa Tn.M akan mengusahakan
2. Sebagian: 1
3. Tidak dapat:
1. Tinggi: 3
2. Cukup: 2
3. Rendah: 1
segera: 1
3. Tidak
dirasakan: 0
Total 3 2/3
80
a t
kesehatan: 3
5. Ancaman
kesehatan: 2
6. Krisis yang
dialami : 1
5. Sebagian: 1
6. Tidak dapat:
5. Cukup: 2 obat
6. Rendah: 1
81
4. Segera: 2 segera ditangani
5. Tidak
segera: 1
6. Tidak
dirasakan: 0
Total 2 2/3
a t
kesehatan: 3 nya
8. Ancaman
kesehatan: 2
9. Krisis yang
dialami : 1
diubah di alaminya
7. Mudah: 2
82
8. Sebagian: 1
9. Tidak dapat:
7. Tinggi: 3 obatan
8. Cukup: 2
9. Rendah: 1
7. Segera: 2 tangani
8. Tidak
segera: 1
9. Tidak
dirasakan: 0
Total 2 2/3
- Diagnosa Keperawatan
Nyeri Kronis
83
II. Rencana Intervensi
Tabel 3. 6 Intervensi
Keperawatan
TUM TUK Kriteria Standar
1. Nyeri Kronis Setelah dilakukan TUK 1 : Keluarga Tingkat nyeri Setelah dilakukan Pemberian kompres
84
tindakan kesehatan nyeri (3) karakteristik,
intensitas atau
TUK 3 : Keluarga
beratnya nyeri dan
mampu melakukan
faktor pencetus.
tindakan kompres air
- Observasi adanya
hangat dengan
petunjuk non verbal
menggunakan jahe
mengenai
kepada anggota
ketidaknyamanan
keluarga yg sakit
terutama pada mereka
yg tidak dapat
berkomunikasi secara
efektif
- Pastikan perawatan
85
analgesik bagi pasien
dilakukan dengan
TUK 4 : Keluarga
pemantauan yg ketat
mampu
sampaikan penerimaan
- Pertimbangkan
pengaruh budaya
86
terhadap respon nyeri
pengalaman nyeri
terhadap kualitas
hidup pasien
(misalnya : tidur,
nafsu makan,
pengertian, perasaan,
hubungan, performa
jawab peran)
faktor-faktor yg dapat
menurunkan atau
87
memperberat nyeri
- Evaluasi pengalaman
menyebabkan nyeri
disability/ketidakmam
puan/kecatatan dengan
tepat
- Evaluasi bersama
kesehatan lainnya,
mengenai efektivitas
tindakan pengontrolan
88
nyeri yg pernah
digunakan sebelumnya
- Bantu keluarga
menyediakan
dukungan
- Gunakan metode
penilaian yg sesuai
dengan tahapan
perkembangan yg
memungkinkan untuk
memonitor perubahan
membantu
mengidentifikasi
89
faktor pencetus aktual
dan potensial
(misalnya : catatan
perkembangan, catatan
harian)
- Tentukan kebutuhan
frekuensi untuk
melakukan pengkajian
ketidaknyamanan
pasien dan
mengimplementasikan
rencana monitor
- Berikan informasi
mengenai nyeri,
seperti penyebab
90
nyeri, berapa lama
ketidaknyamanan
akibat prosedur
- Kendalikan faktor
lingkungan yg dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya : suhu
ruangan, pencahayaan,
suara bising)
- Kurangi atau
eliminasi faktor-faktor
91
yg dapat mencetuskan
atau meningkatkan
nyeri (misalnya :
ketakutan, kelelahan,
kurang pengetahuan)
- Pertimbangkan
keinginan pasien
untuk berpastisipasi,
kemampuan
berpastisipasi,
kecenderungan
terdekat terhadap
metode dan
kontraindikasi ketika
92
memilih strategi
penurunan nyeri
- Pilih dan
implementasikan
tindakan yg beragam
(misalnya :
farmakologi, non
farmakologi,
interpersonal) untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri,
sesuai dengan
kebutuhan
- Ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
93
nyeri
- Pertimbangkan tipe
penurunan nyeri
dengan tepat
- Ajarkan penggunaan
teknik non
farmakologi (seperti :
biofeedback, TENS,
hypnosis, relaksasi,
bimbingan antisipatif,
94
terapi musik, terapi
bermain, terapi
aktivitas, akupressur,
aplikasi panas/dingin
memungkinkan, ketika
melakukan aktivitas
yg menimbulkan nyeri
bersamaan dengan
tindakan penurunan
- Gali penggunaan
metode farmakologi
95
yg dipakai pasien saat
nyeri
- Ajarkan metode
farmakologi untuk
menurunkan nyeri
menggunakan obat-
yg adekuat
- Kolaborasi dengan
dan
96
mengimplementasikan
tindakan penurun
nyeri non
farmakologi , sesuai
kebutuhan
- Berikan individu
penurun nyeri yg
optimal dengan
peresepan analgesik
- Implementasikan
penggunaan pasien –
terkontrol analgesik
- Gunakan tindakan
pengontrol nyeri
97
sebelum nyeri
bertambah berat
- Berikan obat
sebelum melakukan
aktivitas untuk
meningkatkan
partisipasi, namun
lakukan evaluasi
sedasi
- Pastikan pemberian
strategi non
farmakologi sebelum
dilakukan prosedur yg
98
menimbulkan nyeri
- Periksa tingkat
ketidaknyamanan
perubahan dalam
informasikan petugas
kesehatan lain yg
merawat pasien
- Evaluasi keefektifan
dari tindakan
pengontrolan nyeri yg
dipakai selama
pengkajian nyeri
99
dilakukan
tindakan pengontrol
nyeri berdasarkan
respon pasien
- Dukung
istirahat/tidur yg
adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri
mendiskusikan
pengalaman nyerinya,
sesuai kebutuhan
100
tindakan tidak berhasil
signifikan dari
pengalaman nyeri
sebelumnya
- Informasikan tim
kesehatan lain/anggota
keluarga mengenai
strategi
nonfarmakologi yg
sedang digunakan
untuk mendorong
pendekatan preventif
terkait dengan
101
manajemen nyeri
- Gunakan pendekatan
sesuai
- Pertimbangkan untuk
merujuk pasien,
terdekat pada
kelompok pendukung
dan sumber-sumber
lainnya, sesuai
kebutuhan
- Berikan informasi yg
akurat untuk
102
meningkatkan
pengetahuan dan
respon keluarga
terhadap pengalaman
nyeri
- Libatkan keluarga
dalam modalitas
memungkinkan
- Monitor kepuasaan
pasien terhadap
manajemen nyeri
dalam interval yg
spesifik
2. Ketidakefektif Setelah dilakukan TUK 1 : Keluarga Keefektifan Setelah dilakukan Dukungan keluarga
103
an kunjungan 2x30 mampu mengenal skrining tindakan keperawatan (7140)
104
masalah kesehatan - Mekanisme tindak antara pasien dan
anggota keluarga
1. Partisipasi
Kesehatan menghakimi
- Jawab semua
pertanyaan dari
untuk mendapatkan
jawaban
TUK 3 : Keluarga
- Orientasikan
mampu merawat
keluarga terkait
anggota keluarga
tatanan pelayanan
105
yang sakit kesehatan, seperti
- Sediakan bantuan
untuk memenuhi
kebutuhan dasar
keluarga seperti,
tempat tinggal,
lingkungan
- Identifikasi
106
kesehatan
- Kurangi perbedaan
kesehatan melalui
keterampilan
komunikasi
- Bantu anggota
keluarga dalam
TUK 5 : Keluarga
mengidentifikasi dan
mampu
memecahkan konflik
memanfaatkan
nilai-nilai keluarga
fasilitas pelayanan
mekanisme koping
Perilaku Patuh
adaptif yg digunakan
107
keluarga
koping mereka
- Beritahu anggota
keluarga mengenai
adanya keterampilan
koping tambahan yg
efektif untuk
digunakan
- Berikan pengetahuan
keluarga untuk
membantu mereka
membuat keputusan
108
terkait pasien
- Libatkan anggota
dalam membuat
keputusan terkait
perawatan jika
memungkinkan
- Dukung pengambilan
keputusan dalam
merancanakan
perawatan jangka
yang bisa
mempengaruhi
struktur keuangan
109
keluarga
- Akui pemahaman
pasien terhadap
keputusan terkait
perawatan setelah
sakit
mendapatkan
pengetahuan
mendukung keputusan
mereka tehadap
110
perawatan pasien
diperlukan
- Dukungan sertifitas
keluarga dalam
mencari informasi
sesuai kebutahan
- Sediakan
kesepakatan untuk
kunjungan bagi
diperlukan
- Kenalkan keluarga
yang mengalami
111
masalah serupa jika
diperlukan
- Berikan perawatan
membuat mereka
memberikan
perawatan
- Rencana perawatan
indikasi dan
diinginkan
- Sediakan
112
kesepakatan untuk
dukungan kelompok
suport )
keluarga, jika
diperlukan
- Beritahu anggota
keluarga bagaimana
cara menghubungi
perawat
- Bantu anggota
keluarga melalui
kematian jika
113
diperlukan.
114
masalah optimal
ketidaknyamanan
- pertimbangan
tidur
penempatan pasien di
TUK 3 : Keluarga
kamar dengan
mampu melakukan
beberapa tempat tidur
Tindakan kompres
- hindari gangguan yg
air hangat kepada
tidak perlu dan berikan
anggota keluarga yg
untuk waktu istirahat
sakit
memodifikasi mendukung
lingkungan untuk
- sediakan lingkungan
mengatasi masalah
yg aman dan bersih
ketidaknyamanan
115
ruangan yg paling
menyamankan
individu, jika
memungkingkan
- posisikan pasien
untuk memfasilitasi
kenyamanan
A. Rencana Intervensi
B. Implementasi
Tabel 3. 7 Implentasi
keperawatan pelaksanaan
116
1 Nyeri kronis 5 Mei 2021 Subyektif :
08:00-10.00
1. Memaparkan penkes tentang Klien mengatakan
melakukan
terapi kompres
hangat dengan
menggunakan
117
jahe
Asesmen :
- Intervensi
teratasi sebagian
Planing :
- Intervensi
dilanjutkan
118
2. Ketidakefektifan 7 Mei 2021 1. Memaparkan penkes tentang Subyektif :
dapat
menyebutkan
sampaikan
119
Asesmen :
- Intervensi
teratasi keluarga
klien paham
Planing :
- Intervensi
dihentikan
120
C. PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan pada keluarga Tn.M yang dilaksanakan pada tanggal 10 mei 2021 sampai dengan 15 mei 2021
yang dilakukan dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi, yang membahas mengenai kesenjangan-kesenjangan
dengan mengkaitkan antara studi dengan tujuan teoritis, yg telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pembahasan ini
disusun berdasarkan tahap proses pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian yang berpedoman pada format pengkajian secara keseluruhan mulai dari susunan
anggota keluarga dan pemeriksaan fisik pada semua anggota keluarga. Penulis memperoleh data tentang kesehatan
keluarga dengan menggunakan cara observasi langsung yaitu melalui pemeriksaan fisik dengan langkah-langkah
seperti inspeksi, palvasi, perkusi dan auskultasi secara head to toe. Wawancara mengenai riwayat kesehatan keluarga
121
dan studi dokumentasi dengan menggunakan kartu keluarga atau data yang terdapat di pelayanan kesehatan setempat
posyandu dan puskesmas. Penulis tidak menemukan kesenjangan dalam melakukan pengkajian di karenakan keluarga
Berdasarkan teori (Arif Mansjoer, 2013) Arthritis Rheumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliathritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Tanda dan gejala rematik, lesu, lekas
lelah, nafsu makan berkurang, demam secara perlahan-lahan yang timbul selama beberapa minggu, timbul bengkak,
merah dan nyeri serta kaku pada bagian sendi yang terkena. Penyebab rematik pada sendikarena terlalu banyak atau
terlalu sedikit melakukan gerakan olahraga, daya tahan tubuh yang lemah, proses penuaan, keletihan, cedera
mendadak, infeksi dan tidak diketahui dengan jelas. Dari hasil pengkajian pada keluarga Tn.M penulis menemukan
masalah rematik pada keluarga Tn.M khususnya Tn.M penulis mengumpulkan data dari hasil pengkajian Tn.M
mengatakan kaki nya terasa kaku, nyeri bila digerakan, kakinya linu, kadang-kadang kakinya sulit berjalan, dan Tn.M
ketika nyeri nya mulai terasa mengompres hangat untuk mengurangi rasa nyeri, nyeri dibagian sendi lutut dan kaki
dirasakan pada pagi dan malam hari. Tn.M tampak bertanya apa penyebab kakinya terasa nyeri. Berdasarkan data
diatas didapatkan masalah kesehatan nyeri kronis pada keluarga Tn.M khususnya Tn.M. tidak semua tanda dan gejala
122
rematik dalam teori muncul seperti pembengkakan didaerah sendi. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak
2. Diagnosa keperawatan
Keluarga Tn.M mengatakan sudah mengetahui penyakit nya, tetapi tidak tahu cara mengurangi nyeri bila nyeri nya
mulai terasa. Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis maka didapatkan hasil masalah keperawatan
keluarga yaitu :
- Nyeri kronis
3. Perencanaan
Dalam penyusunan perencanaan yang ada pada teori perencanaan harus ditetapkan tujuan umum dan tujuan khusus,
kriteria, dan standar rencana tindakan keperawatan. Pada tujuan khusus dalam penyusunan nya harus didasarkan pada
123
lima tugas yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan untuk tindakan yg tepat untuk mengatasi masalah,
melakukan perawatan dan modifikasi lingkungan. Menurut friedman (2011) perencanaan diklasifikasikan atas
suplemental, fasilitatif dan developmental. Dimana pada kasus hanya terdapat perencanaan suplemental, sedangkan
untuk fasilitatif dan developmental tidak direncanakan karena keluarga sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
Dari penelitian yang dilakukan oleh sulistyo andarmoyo (2012), menggolongkan intervensi keperawatan pada tiga
tingkatan fungsi yaitu fungsi koognitif, apektif dan perilaku. Pada kasus perencanaan mengacu pada teori, tetapi tidak
semua dapat direncanakan sesuai teori. Untuk intervensi sesuai dengan tindakan fungsi, perawat hanya dapat
merencanakan untuk meningkatkan fungsi kognitif dengan memberikan informasi kepada keluarga terkait masalah
yang dihadapi keluarga. Sedangkan untuk afektif dan perilaku tidak direncanakan, karena dalam waktu tiga hari
dalam memberikan asuhan keperawatan, kemampuan tersebut tidak dapat dicapai karena membutuhkan waktu yang
tidak singkat untuk menumbuhkan rasa kemandirian serta kesadaran keluarga dalam memanfaatkan sumber-sumber
daya yang ada pada keluarga baik bersifat internal maupun eksternal. Pada perencanaan penulis tidak mengalami
4. Implementasi
124
Secara teori dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ada beberapa faktor penghambat yang dapat ditemukan, baik
dari keluarga maupun petugas. Sedangkan pada kasus tidak ditemui faktor-faktor penghambat, hal ini disebabkan
karena terjadinya saling percaya antara perawat dan keluarga., motivasi antusias yg tinggi ditunjukan oleh keluarga
untuk mengenal lebih jauh masalah kesehatan yg dihadapi serta cara-cara alternatif pemecahan masalah guna
5. Evaluasi
Pada tahap proses keperawatan yg kelima, penulis melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yg telah
dilakukan. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dari tindakan yg telah dilakukan pada
125
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan Pada Tn.M dengan Rheumatoid Artritis di Kp : Karajan, Ds :
Pangulah Selatan, Kec : Kotabaru, Kabupaten Karawang pada tahun 2021, peneliti mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
126
Hasil pengkajian klien Tn.M berumur 60 tahun didapatkan pasien mengalami rematik lebih dari 3 bulan, klien
mengatakan Pasien Nyeri sendi, pegal-pegal, dan sesekali pasien menanyatakan masalah yang di hadapinya. Pada klien
Ny. E ditemukan 2 masalah keperawatan yaitu nyeri kronis, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.
Rencana keperawatan yang disusun tergantung kepada masalah keperawatan yang di temukan yaitu sesuai dengan
B. Saran
Berdasarkan analisa data kesimpulan penelitian maka dalam sub bab ini peneliti akan menyampaikan beberapa saran
diantaranya :
1. Bagi Pasien
Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang bagaimana menangani masalah Rematik dengan
tindakan yang benar sehingga masalah Rematik teratasi dan kebutuhan kenyamanan pasien terpenuhi.
127
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan yng lebih berkualitas dan professional agar tercipta perawat yng
professional, terampil, inovatif, aktif, dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperwatan secara
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengetahuan. Sebagai bahan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
Rematik
128
DAFTAR PUSTAKA
Shulfany,2011. pengaruh penyuluhan kesehatan tentang rematik terhadap pengetahuan dan perilaku pencegahan gastritis pada
remaja di sma negeri 7 manado.
Sri, H. (2013) upaya menurunkan keluhan nyeri sendi lutut pada lansia http://puslit2.petra.ac.id/ejornal/index.
Friedman, Marilyn M, (2011), Buku ajar keperawatan keluarga, riset, teori dan praktik
Bailon, G. S., & Maglaya, S.A. (1989) Perawatan kesehatan keluarga (Terjemahan oleh pusdiknakes Depkes RI) Pusdiknakes
Depkes
Rahayuningsi, d. &. (2019). gambaran pengetahuan pasien tentang penyebab rematik di ruang rindu A RSUP H adam malik
medan, 2.
Abdullah,2018. Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Pencegahan rematik Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan.
Makassar.
Sudoyo, 2009 dan Hartati, 2018. Pengetahuan Pasien Dengan rematik Tentang Pencegahan Kekambuhan rematik . Kediri:
Akademi Keperawatan Pemenan.
Diyono dan srimulyanti, 2018.Panduan pencegahan dan mengatasi penyakit maag.Yogyakarta: ANDI.
Mahaji,Agustin, 2018. tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penyakit rematikdi wilayah kerja puskesmas
barombong kota makassar, 884.
Mikail, 2013. Factor resiko gastritis Dengan kejadian rematik pada siswa- siswi Sma dan Smk Healithy journal.
xi
Suratun, 2016. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono, 2012. Teknik Pengambilan data dan Teknik Analisa Data.yogyakarta: Andi.
Menurut Notoatmodjo (2018),. Ilmu kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fratiwi Van Gobel, 2018 Pengetahuan rematik dan Perilaku Pencegahan rematik pada Masyarakat, Skripsi, Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
Annisa Antu. 2018. Hubungan Kecemasan dengan Kejadian rematik di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango. Skripsi,
Jurusan Keperawatan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
Gustin,(2018);konsep pengetahuan rematik Proverawati dan Kusuma Wati, (2017) Sebayang,(2017); Suharjo,(2017); Anawati,
(2018); Rahmi,(2017).
Widya Tussakinah 2018. Hubungan pola makan dan tingkat stress terhadap kekambuhan rematik pada masyarakat wilayah kerja
puskesmas tarok kota paya kumbuh tahun Oleh Widiya Tussakinah.
xii
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PADA Tn.M
“KURANGNYA PENGETAHUAN TENTANG PENTING NYA REMATIK”
Disusun Oleh
Nama : ANGGI NUGRAHA
Nim : 433131440118007
2020/2021
Jln. Pangkal perjuangan Km. 1 By pass Karawang 4131
xiii
Masalah : Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya Rematik
Sasaran : Tn.M
Waktu : 15 menit
III. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan penyuluhan tentang rematik,diharapkan lansia memahami tentang penyakit rematik.
xiv
Menyebutkan arti dari rematik.
Menyebutkan Penyebab
Menyebutkan tanda dan gejala
Mengidentifikasi cara perawatan rematik
Memahami diit rematik untuk lansia
Memperagakan pemberian kompres hangat
Memahami pengobatan tradisioanl rematik untuk lansia
xv
Penyuluh Tn.M waktu
Pembukaan 3 menit
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam serta
2. Memperkenalkan diri menyambut dengan baik
3. Menjelaskan maksud dan tujuan 2. Memperhatikan
3. Menyimak penjelasan
dengan baik
Kegiatan inti 10menit
1. Mengkaji pengetahuan Tn.M 1 Tn.M menjawab beberapa
tentang materi yang akan pertanyaan
disampaikan 2 Menyimak penjelasan
2. Menjelaskan tentang Rematik materi yang disampaikan
3. Memberikan kesempatan bagi penyuluh
Tn.M untuk bertanya 3 Mengajukan beberapa
4. Menjawab pernyataan dengan pertanyaan
cukup spesifik 4 Mendengarkan jawaban
xvi
Penutup 5 menit
1. Bersama-sama Tn.M 1. Menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil pembahasan pembahasan bersama
2. Memotivasi Tn.M untuk penyuluh
mengontrol nyeri dengan 2. Tn.M termotivasi untuk
pemberian kompres hangat melakukan pemberian
3. Salam penutup kompres hangat saat klien
merasa nyeri pada lututnya
3. Menjawab salam
VI. Media
e. Media : Tulis
f. Sumber :
Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. “Penuntun Diet”; Edisi Baru,
Jakarta, 2004, PT Gramedia Pustaka Utama
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1,
Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakrta, 2004
VII. Evaluasi
g. Prosedur : Post test
xvii
h. Bentuk :
i. Butir Soal :
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi Rematik
Rematik adalah penyakit sendi,dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
xviii
Krepitasi (sendi berbunyi)
Pembesaran sendi (deformitas)
Perubahan gaya berjalan
3. Faktor resiko rematik
Usia >40 tahun
Jenis kelamin wanita lebih sering
Genetik
Kegemukan
Cedera sendi
Kelainan pertumbuhan dan kepadatan tulang
4. Penangan Penyakit Rematik
a. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan kompres pada sendi yang sakit
b. Latihan fisik atau pergerakan ringan untuk mencegah kekakuan
c. Mengatur keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
d. Mengatur diit untuk menurunkan berat badan teruatama pada penderita gemuk
e. Melindungi persendiaan yang cedera
f. Gunakan alat bantu seperti tongkat
g. Berobat ke pelayanan kesehatan
xix
5. Diit Penderita Rematik
Tabel Jenis Makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan.
xx
i. Sediakan air hangat waskom secukupnya
xxi
LEMBARAN KONSUL
NIM : 433131440118007
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN USIA 60TAHUN PADA
KELUARGA TN.M DENGAN MASALAH KESEHATAN REUMATIK KHUSUS NYA PADA TN.M
DI DUSUN PANGULAH SELATAN RT/RW 04/01 KECAMATAN KOTABARU KABUPATEN
KARAWANG
xxii
pembimbing
Penambahan pathway
Penambahan diagnosa
xxiii
xxiv