Anda di halaman 1dari 153

JUDUL

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP


PERKEMBANGAN USIA 60TAHUN PADA KELUARGA TN.M
DENGAN MASALAH KESEHATAN REUMATIK KHUSUS NYA
PADA TN.M DI DUSUN PANGULAH SELATAN RT/RW 04/01
KECAMATAN KOTABARU KABUPATEN KARAWANG

TUGAS AKHIR KTI

Disusun Oleh :
Nama : ANGGI NUGRAHA
Nim : 433131440118007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG

TAHUN 2020/2021

Jln. Pangkal perjuangan Km. 1 By pass Karawang 41316


JUDUL

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP


PERKEMBANGAN USIA 60TAHUN PADA KELUARGA TN.M
DENGAN MASALAH KESEHATAN REUMATIK KHUSUS NYA
PADA TN.M DI DUSUN PANGULAH SELATAN RT/RW 04/01
KECAMATAN KOTABARU KABUPATEN KARAWANG

TUGAS AKHIR KTI

Disusun Oleh :
Nama : ANGGI NUGRAHA
Nim : 433131440118007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG

TAHUN 2020/2021

Jln. Pangkal perjuangan Km. 1 By pass Karawang 41316


HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Riset ini diajukan oleh:


Nama : Anggi Nugraha
NIM : 433131440118007
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Judul : Asuhan keperawatan keluarga dengan
tahap perkembangan usia 60 tahun pada
keluarga Tn.M dengan masalah kesehatan
rheumatik khusus nya pada Tn.M di dusun
pangulah selatan Rt/Rw : 04/01 kecamatan
kotabaru kabupaten karawang

Telah berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan ujian
akhir Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Horizon karawang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ns. Desy Rizki Ariani, M. Kep (…………….)

NIDN : 0410128902

Penguji : Ns. Sudiono, M. Kep (,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,)

NIDN : 0419127803

Ditetapkan di : Karawang

Tanggal : 9-Juli-2021

Mengetahui

Ka Prodi Keperawatan Diploma III

Dwi Sulistyo Cahayaningsih, M. Kep

NIDN : 0407047602

ii
ABSTRAK

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Horizon Karawang


Program Diploma III Keperawatan
Tugas Akhir, Juli 2021
Anggi Nugraha

Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan usia 60 tahun pada


keluarga Tn.M dengan masalah kesehatan rheumatik khusus nya pada Tn.M di
dusun pangulah selatan kp karajan Rt/Rw : 04/01 kecamatan kotabaru kabupaten
karawang
Terdiri dari IV BAB + … Halaman +… Gambar +… Tabel… +… Lampiran

Berdaasarkan hasil pengkajian pada keluarga Tn.M di dusun pangulah selatan kp


karajan Rt/Rw 04/01 kecamatan kotabaru kabupaten karawang, penulis
menemukan masalah Rheumatik pada keluarga Tn.M khususnya Tn.M sebagai
prioritas utama. Penyakit rematik merupakan penyakit nuskuloskeletal yang
paling sering terjadi dan sering dianggap spele oleh masyarakat, karena tidak
menimbulkan kematian. Padahal apabila rematik tidak segera ditangani dapat
membuat anggota tibuh berfungsi secara tidak normal bahkan menyebabkan
kecacatan seumur hidup. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian penyakit rematik di indonesia. Berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (2013), menunjukkan bahwa kecenderungan prevalensi
rematik di Indonesia tahun 2007-2013 pada usia lansia terdapat 30,3 % pada tahun
2007, dan mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu menjadi 24,7%. Pada
Tahun 2016 jumlah penderita rematik adalah sebanyak 23,8%. Data pengkajian
yang didapatkan pasien mengatakan klien mengatakan nyeri lebih dari 3 bulan,
pegal-pegal, nyeri pada sendi, keluarga mengatakan tidak mengetahui cara
penanganan rematik. Masalah keperawatan yang muncul ada dua yaitu : Nyeri
Kronis , ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan. Tindakan keperawatan yang
dilakukan antara lain : Pemberian kompres hangat.

Kata kunci : Reumatik

Bahan Bacaan : 5 (1989-2013)

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan atas rahmat dan

karunia-Nya serta sholawat dan salam yang senentiasa tercurah limpahkan kepada

junjungan alam yaitu nabi kita semua Muhammad SAW, penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir dengan judul ‘’Asuhan keperawatan keluarga dengan

tahap perkembangan usia 60 tahun pada keluarga Tn.M dengan masalah

kesehatan rheumatik khusus nya pada Tn.M di dusun pangulah selatan Rt/Rw :

04/01 kecamatan kotabaru kabupaten karawang”

Maupun sistem penyusunan karya tulis ilmiah ini diupayakan mampu memenuhi

hasil yang diharapkan. Peneliti memiliki landasan pemikiran dan pengetahuan

tentang hasil karya tulis ilmiah yang akan disajikan. Oleh karena itu penulis dalam

kesempatan ini ingin mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan dukungannya

kepada :

1. Uun Nurjanah, S.Kp, MM. Kes, selaku ketua STIKes Kharisma Karawang.

2. Eldawati, M.Kep, selaku wakil ketua I STIKes Kharisma Karawang.

3. Ns. Hj. Lilis Suryani, M.Kep, selaku wakil ketua II STIKes Kharisma

Karawang.

4. Hj. Nita Syamsiah, S.Kp, M. Kep, selaku wakil ketua III STIKes Kharisma

Karawang.

5. Dwi Sulistyo C, M.kep, Prodi Diploma III Keperawatan STIKes Kharisma

Karawang.

iv
6. Ns. Desy Rizki Ariani, M,Kep selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian

dalam memberikan arahan kepada penulis dan motivasi bagi penulis

7. Ns. Sudiono, M,Kep selaku penguji tugas akhir

8. Kedua orang tua penulis terimakasih atas perhatian, kasih sayang dan

dukungan serta doanya, sehingga penulis termotivasi menjadi lebih baik.

9. Seluruh rekan-rekan satu angkatan yang telah memberikan masukan serta

saran-sarannya.

10. Keluarga Tn.M yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

11. Seseorang yang setia menemani dan selalu memeberi support pada peulis

untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT membalas semua pihak yang telah memberikan bantuannya

dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari dalam penulisan

karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis

memohon maaf yang sebesar-besarnya dan tidak lupa penulis mohon saran dan

kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak agar karya tulis ilmiah ini

lebih baik.

Karawang, Juli 2021

Penyusun,

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………..…………………………….... i

ABSTRAK………………………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………… iv

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………

DAFTAR TABEL………………………………………………………… vii

DAFTAR LAMPIRAN…….………………………………………… viii

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………… 1

A. Latar Belakang …………………………………….... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................ 3

C. Tujuan Studi Kasus ……………`……………………… 3

D. Manfaat Studi Kasus ……………………………… 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ……………………………… 5

A. Konsep Reumatik ......................................…………………… 5

1. Definisi Reumatik …………………………………………… 5

2. Tipe Keluarga ........................…………………………… 6

3. Struktur Keluarga .................................……………………… 8

4. Fungsi dan tugas keluarga .............................................................. 9

5. Tugas perkembangan keluarga ...................................................... 11

6. Masalah-masalah kesehatan ...................................................... 12

7. Peran perawat keluarga ................................................................... 14

vi
B. Konsep Reumatik ....................................................................... 15

C. Proses keperawatan kesehatan keluarga ......................................... 16

BAB III : KASUS DAN PEMBAHASAN …………………………….... 18

A. Kasus ……...……………………… 19

1. Pengkajian .................................................................................... 19

2. Katz indeks ..................................................................................... 25

3. MMSE (Mini mental status exam) ................................................. 26

3. Analisa data .................................................................................. 27

4. Diagnosa keperawatan ................................................................. 27

5. Skoring ........................................................................................ 28

6.. Rencana Intervensi ..................................................................... 29

7. Implementasi ............................................................................... 30

8. Evaluasi ........................................................................................ 30

B. Pembahasan ............................................... 31

C. Pengkajian ..…………………………….

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ……………………… 32

A. Kesimpulan ……………………………… 32

B. Saran ……………………………… 32

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kriteria American Association (ARA).................................................39


Tabel 2. 2 Perumusan Diagnosa Keperawatan.......................................................49
Tabel 3. 1 Daftar anggota keluarga........................................................................56
Tabel 3. 2 Pemeriksaan Fisik.................................................................................67
Tabel 3. 3 KATZ Indeks........................................................................................71
Tabel 3. 4 Analisa Data..........................................................................................77
Tabel 3. 5 Skoring..................................................................................................80
Tabel 3. 6 Intervensi...............................................................................................84
Tabel 3. 7 Implentasi............................................................................................118

viii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Pathway Rheumatik.............................................................................55


Bagan 3. 1 Genogram.............................................................................................58

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SATUAN ACARA PENYULUHAN..............................................xiv


Lampiran 2 MATERI PENYULUHAN..............................................................xix
Lampiran 3 LEMBARAN KONSUL................................................................xxiii

x
BAB I

A. Latar Belakang

Rematik adalah penyakit inflamasi sistemik kronis, inflamasi sistemik yang dapat

mempengaruhi banyak jaringan dan organ, tetapi terutama menyerang fleksibel

(sinovial) sendi. Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi

sistemik kronik yang menyebabkan tulang sendi distruksi, deformitas dan

mengakibatkan ketidakmampuan. Oleh karena itu, perlu mendapatkan perhatian

yang serius karena penyakit ini merupakan penyakit persendian sehingga akan

mengganggu aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. (Indra 2013)

Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya

menimbulkan gangguan kenyamanan dan masalah yang disebabkan oleh penyakit

rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga

terjadi hal yang paling ditakuti yaitu menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan

dan gangguan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas

tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan 1, 2

masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta resiko

tinggi terjadi cidera (Kisworo, 2011).

Penyakit rematik merupakan penyakit yang selain menyerang sendi juga dapat

menyerang organ atau bagian tubuh lainnya. Secara umum, definisi rematik

adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang

sekitar sendi. Penyakit rematik yang sering ditemukan adalah osteoartritis akibat

degenerasi atau proses penuaan, artritis rematoid penyakit autoimun dan gout

karena asam urat tinggi (Junaidi, 2012).

1
Penderita rematik atau arthtritis rheumatoid diseluruh dunia telah mencapai angka

355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang didunia ini menderita arthritis rheumatoid.

Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih

dari 25% akan mengalami kelumpuhan (Depkes RI, 2010), Organisasi kesehatan

dunia WHO pada tahun 2012 melaporkan bahwa 20% dari penduduk dunia yg

telah terserang arthritis rheumatoid, dimana 5-10% adalah mereka yg berusia 5-20

tahun dan 20% adalah mereka yg berusia 55 tahun (WHO, 2012). Hasil riset

kesehatan dasar 2013 menunjukan prevalensi penyakit sendi berdasarkan gejala

atau diagnosis tenaga kesehatan sebesar 24,7%. Prevalensi penyakit sendi ini

meningkat dengan semakin bertambahnya usia yaitu usia 25-34 tahun sebesar

16,1%, 35-44 tahun sebesar 26,9%, dan 45-54 tahun sebesar 37,25%. Berdasarkan

dines kesehatan kabupaten karawang tahun 2016 persentase penderita arthritis

rheumatoid adalah 63,34% dari 2.273.579 jiwa yaitu sekitar 1.440.084 jiwa

menderita penyakit rematik. Pada tahun 2018 terdapat jumlah orang yg menderita

penyakit arthritis rheumatoid di puskesmas kotabaru sebanyak 290 orang atau

sekitar 0,45% dari jumlah 65.589 jiwa.

Menurut World Health Organisation (WHO) (2016) 335 juta penduduk di dunia

yang mengalami Rematik. Sedangkan prevalensi Rematik tahun 2004 di Indonesia

mencapai 2 juta jiwa, dengan angka perbandingan pasien wanita tiga kali lipatnya

dari laki-laki. Di Indonesia jumlah penderita Rematik pada tahun 2011

diperkirakan prevalensinya mencapai 29,35%, pada tahun 2012 prevalensinya

sebanyak 39,47%, dan tahun 2013 prevalensinya sebanyak 45,59% dan pada

tahun 2014 prevalensi Rematik sebanyak 24,7%. Rematik adalah suatu penyakit

yang menyerang sendi, dan dapat menyerang siapa saja yang rentan terkena

2
penyakit rematik. Oleh karena itu, perlu kiranya mendapatkan perhatian yang

serius karena penyakit ini merupakan penyakit persendian sehingga akan

mengganggu aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Rematik paling

banyak ditemui dan biasanya dari faktor, genetik, jenis kelamin, infeksi, berat

badan/obesitas, usia, selain ini faktor lain yang mempengaruhi terhadap penyakit

Rematik adalah tingkat pengetahuan penyakit Rematik sendiri memang masih

sangat kurang, baik pada masyarakat awam maupun kalangan medis (Mansjoer,

2011).

Rematik merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar luas

diseluruh dunia yang secara simetris mengalami peradangan sehingga akan terjadi

pembengkakan, nyeri dan ahirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi

dan akan mengganggu aktivitas/pekerjaan penderita (Junaidi, 2013).

Rematik lebih sering terjadi pada orang mempunyai aktivitas yang berlebih dalam

menggunakan lutut seperti pedagang keliling, dan pekerja yang banyak jongkok

karena terjadi penekanan yang berlebih pada lutut, umumnya semakin berat

aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam kegiatan sehari-hari maka pasien

akan lebih sering mengalami Rematik terutama pada bagian sendi dan lebih sering

terjadi pada pagi hari. Penyakit peradangan sendi biasanya dirasakan terutama

pada sendi-sendi bagian jari dan pergelangan tangan, lutut dan kaki, dan pada

stadium lanjut penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas

hidupnya akan menurun (Sarwono, 2014).

Oleh karena itu pola makan yang salah menjadi salah satu pencetus terjadinya

kekambuhan. Di mana pola makan yang sehat sebaiknya dimulai dengan

3
mengadakan perubahan-perubahan kecil pada makanan yang kita pilih, juga

mengurangi makanan dapat mempengaruhi kekambuhan Rematik seperti, produk

kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis, organ dalam hewan seperti;

usus, hati, limpa, paru, otak, dan jantung, makanan kaleng seperti, sarden, kornet

sapi, makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa, beberapa jenis buah-

buahan seperti durian, air kelapa muda dan produk olahan melinjho, minuman

seperti alkohol dan sayur seperti kangkung dan bayam (Putri, 2012).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data kejadian dan dampak serta komplikasi yang diakibatkan

oleh rematik atau arthritis rheumatoid diatas maka untuk melakukan asuhan

keperawatan pada keluarga dengan rematik dengan menggunakan proses

keperawatan yang dituangkan dalam sebuah karya tulis dengan judul

“Asuhan keperawatan keluarga pada Tn.M (60tahun) dengan masalah

kesehatan rheumatik didusun pangulah selatan Rt/Rw : 04/01

kecamatan kotabaru kabupaten karawang”

C. Tujuan studi kasus

1. Tujuan Umum :

Memperoleh pengalaman langsung secara nyata dalam melaksanakan

asuhan keperawatan pada Tn.M khususnya dengan masalah rematik

secara langsung dan komprehensif dengan pendekatan proses

keperawatan.

2. Tujuan Khusus :

4
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan masalah

rematik

b. Mampu melakukan dan merumuskan diagnosa asuhan keperawatan

pada keluarga dengan masalah rematik

c. Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada keluarga

dengan masalah rematik

d. Mampu melakukan tindakan sesuai dengan asuhan keperawatan

pada kelurga dengan masalah rematik

e. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan masalah

rematik.

D. Manfaat studi kasus

1. Bagi Rsud karawang

Hasil penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi bagi Dinas

Kesehatan Kabupaten Karawang dan Puskesmas setempat yang bisa

dipakai sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan kesehatan, terutama rheumatoid artrhritis.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sabagai masukan data untuk

melakukan upaya-upaya dalam peningkatan pemberian pengetahuan

kepada mahasiswa-mahasiswi dalam bidang kesehatan khususnya

tentang penyakit rheumatoid arthristis.

3. Bagi Penulis

5
Dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam

mengaplikasikan teori-teori yang didapat dalam bentuk penelitian.

4. Bagi Pasien

Agar pasien dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui lebih lanjut

penyakit yg dialami.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep

1. Definisi

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yg hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing

yg merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 2010)

Keluarga adalah satu atau lebih individu yg tinggal bersama, sehingga mempunyai

ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas

(Spredley, 2011)

Menurut Salvicion G. Bailon & Aracelis Maglaya (2010) menjelaskan bahwa

keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yg tergabung karena hubungan

darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu

rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kelurga adalah beberapa

individu yg tinggal bersama yg mempunyai ikatan perkawinan, ada hubungan

keluarga, sanak family, maupun adopsi yg hidup bersama sesuai dengan tujuan

keluarga tersebut

7
2. Tipe Keluarga

Tipe-tipe keluarga secara umum menurut friedman tahun 2010 yg

dikemukakan untuk mempermudah pemahaman literatur tentang keluarga

adalah :

a. Keluarga inti (konjugal) adalah keluarga yg menikah, sebagai orang tua

atau pemberian nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak-anak

merek (anak kandung, anak adopsi atau keduanya)

b. Keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yg didalamnya

seseorang dilahirkan

c. Keluarga besar adalah keluarga inti dan orang-orang yg berhubungan

(oleh darah), yg paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah

satu teman keluarga inti. Sedangkan menurut wahid iqbal (2012) tipe

keluarga ada 15 antara lain :

1) Tradisional nuclear

Keluarga inti yg terdiri dari ayah, ibu dan anak yg tinggal dalam satu

rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan

perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.

2) Extended family

Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya

8
3) Reconstituted nuclear

Pembentukan baru dari keluarga ini melalui perkawinan suami/istri,

tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu

bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.

Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.

4) Nidle age/ aging couple

Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya bekerja di

rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah,

perkawinan/meniti karir.

5) Dyadic nuclear

Suami istri yg sudah berumur dan tidak mempunyai anak,

keduanya/salah satu bekerja diluar rumah.

6) Single parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya dan

anak-anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah.

7) Dual carier

Suami istri/keduanya oarang karier dan tanpa anak.

8) Commuter married

Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak

tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu

9) Single adult

Wanita/pria dewasa yg tinggal sendiri dengan tidak adanya keingan

untuk kawin.

9
10) Three gneration

Tipe generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

11) Institusional

Anak-anak/orang dewasa yg tinggal dalam suatu panti

12) Comunal

Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yg monogami dengan anak-

anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

13) Group marriage

Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya didalam satu

kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yg lain dan

semua adalah orang tua dari anak-anak.

14) Unmaried parent and child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehandaki, anaknya diadopsi.

15) Cohibing couple

Dua orang atau satu pasangan yg tinggal bersama tanpa kawin.

Menurut Murwani (2011) tipe keluarga dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Tipe keluarga tradisional

a. Keluarga inti yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan

anak

(kandug atau angkat).

b. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang

mempunyai hubungan darah, missal kakek, nenek, paman dan bibi.

c. Keluarga Dyad yaitu suatu keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa

anak.

10
d. Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua

(ayah / ibu) dengan anak (kandung / angkat). Kondisi ini dapat disebabkan

oleh perceraian / kematian.

e. Single adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa

(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja

atau kuliah).

2. Tipe keluarga non tradisional :

a. The unmarriedtrenege mather yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua

(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

b. The stepparent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.

c. Commune family yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)

yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah,

sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak

dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.

d. The non marital heterosexual cohibitang family yaitu keluarga yang hidup

bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

e. Gay and lesbian family yaitu seseorang yang mempunyai persamaan sex

hidup bersama sebagaimana suami istri (marital partners).

f. Cohabiting couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan

perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

g. Group marriage family yaitu beberapa orang dewasa menggunakan alat-

alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi

sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak.

11
h. Group network family yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-

nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling

menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan

tanggung jawab membesarkan anak.

i. Foster family yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada

hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat

orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga aslinya.

j. Homeless family yaitu keluarga yang membentuk dan tidak mendapatkan

perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k. Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian

tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupan

3. Struktur keluarga

Struktur keluarga menurut Mubarak (2012) antara lain :

a. Struktur komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka,

melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan, komunikasi

keluarga bagi pengirim memberikan pesan, memberikan umpan balik dan

valid. Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila:

tertutup, adanya issu atau gosip negatif, tidak berfokus pada satu hal dan

selalu mengulang issu dan pendapat sendiri, komunikasi keluarga bagi

pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental

12
exspresi dan komunikasi tidak sesuai. Penerima gagal mendengar,

diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi dan kurang

atau tidak valid.

b. Struktur peran

Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal

atau informal.

c. Struktur kekuatan

Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk, mengontrol,

mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.

d. Struktur nilai dan norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota

keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang

diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga dan

lingkungan masyarakat sekitar keluarga.

4. Fungsi dan tugas keluarga

Fungsi keluarga menurut Murwani (2011) sebagai berikut:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi

13
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota

keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang

positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi

dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil

melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat

mengembangkan konsep diri positif. Fungsi afektif merupakan sumber

energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga,

kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di

dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam

lingkungan sosial (Friedman, 2011).

Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat

individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia

akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian

beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan disekitar

meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.

Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui

interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam

sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma,

budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.

14
c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber

daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain

untuk memenuhi keebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk

membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga seperti memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarga seperti memnuhi kebutuhan akan makanan,

pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan

penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan

permasalahn yang berujung pada perceraian.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau

merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam

memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat

dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang

dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan

masalah kesehatan

15
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Murwani, 2013)

1. Mengenal masalah kesehatan

a. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

b. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

c. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

d. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat

Tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2011) adalah :

a. Tahap 1 : Keluarga pemula

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru,

keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau

status lajang ke hubungan baru yang intim.

b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak

Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30

bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama

mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang

setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah

tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya

kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan

ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.

16
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5

tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin

terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah, istri – ibu, anak laki-

laki – saudara, anak perempuan – saudari. Keluarga menjadi lebih majemuk dan

berbeda.

d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk

sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga

biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir

tahap ini.

e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan

keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap

ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih

lama jika anak masih tinggal dirumah hingga brumur 19 atau 20 tahun.

f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda

Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama

meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak

terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang,

tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak

anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.

17
g. Tahap VII : Orang tua pertengahan

Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi

oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada

saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika

orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan

pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.

h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua

pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan

meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.

g. Tugas perkembangan keluarga

Tugas perkembangan keluarga menurut Friedman (2012) yaitu :

a. Tahap I : Keluarga pemula

1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

3. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua.

b. Tahap II : Keluarga yang sedang mangasuh anak

1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap

(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).

18
2. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan

anggota keluarga.

3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.4. Memperluas

persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua

dan kakek-nenek.

c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi,

keamanan.

2. Mensosialisasikan anak

3. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-

anak yang lain.

4. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan

dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan

komunitas)

d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah

1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan

2. Mempertahankan hubungan perkawinan Bahagia

3. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat

4. Meningkatkan komunikasi terbuka

19
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja

1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi

dewasa dan semakin mandiri

2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

3. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak

f. Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa mudah

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2. Mempertahankan keintiman pasangan

3. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Tahap VII : Orangtua usia pertengahan.

1. Mempertahankan Kesehatan

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-

anak

3. Meningkatkan keakraban pasangan

h. Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia.

1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

20
2. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll

3. Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat

4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5. Melakukan “ Life Review”

b. Masalah-masalah kesehatan

Masalah-masalah kesehatan pada keluarga yang muncul menurut Friedman (2012)

yaitu :

a. Tahap I : Keluarga pemula

1. Penyesuaian seksual dan peran perkawinan

2. Penyuluhan dan konseling keluarga berencana

3. Penyuluhan dan konseling prenatal

4. Komunikasih

b. Tahap II : Keluarga yang sedang mangasuh anak

1. Pendidikan maternitas yang berpusat pada keluarga

2. Perawatan bayi yang baik

3. Pengenalan dan penanganan masalah-masalah kesehatan fisik secara

4. Imunisasi

5. Konseling perkembangan anak

6. Keluarga berencana

21
7. Interaksi keluarga

8. Bidang-bidang peningkatan kesehatan umum (gaya hidup)

c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah

1. Masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit-penyakit menular yang

lazim pada anak dan jatuh, luka bakar

2. Keracunan

3. Kecelakaan-kecelakaan yang lain yang terjadi selama usia sekolah

d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah

1. Masalah kesehatan fisik yg utama adalah penyakit-penyakit menular yg lazim

pada anak dan jatuh, luka bakar

2. Keracunan

3. Kecelakaan-kecelakaan yg lain terjadi selama usia sekolah

e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja

1. Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol

2. Keluarga berencana

3. Kehamilan yang tidak dikehendaki

4. Pendidikan dan konseling seks

f. Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa muda.

1. Masa komunikasi dewasa muda-orang tua

22
2. Transisi peran suami-istri

3. Memberi perawatan (bagi orang tua lanjut usia)

4. Kondisi kesehatan kronis misalnya kolesterol tinggi, obesitas, tekanan darah

tinggi

5. Masalah menopause

6. Efek-efek : minum, merokok, diet

g. Tahap VII : Orangtua usia pertengahan.

1. Promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan waktu luang dan tidur,

nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur, pengurangan barat badan hingga

berat nadan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi alkohol,

pemeriksaan skrining kesehatan preventif.

2. Masalah berhubungan dengan perkawinan

3. Komunikasi & hubungan dengan anak-anak, ipar, cucu dan orangtua yang

lanjut usia.

Masalah berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orangtua yang

lanjut usia dan tidak mampu merawat diri.

h. Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia.

1. Menurunnya fungsi

2. Menurunkan kekuatan fisik, sumber financial yang tidak memadai, isolasi

sosial, kesepian

23
3. Kerentanan psiklogis

4. Promosi kesehatan

24
b. Peran perawat keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan sebagai unit pelayanan

kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan

keluarga yang sehat. Fungsi perawat adalah membantu keluarga untuk menyesuaikan

masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan

fungsi dan tugas perawatan kesehatan (Murwani, 2013).

Peran perawat menurut Sudiharto (2011) adalah sebagai berikut :

a. Sebagai pendidik

Perawat bertanggungjawab memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga,

terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat angora keluarga yang

memiliki masalah kesehatan.

b. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan

Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif.

Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan untuk menghindari

kesenjangan antara keluarga dan unit kesehatan (puskesmas dan rumah sakit).

c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan

Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama

dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan. Dengan

25
demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawat

untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.

d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan

Perawat melakukan supervise ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui

kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang

tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara

mendadak.

e. Sebagai pembela (advokat)

Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga

sebagai klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta memodifikasi

sistem pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan kewajiban mereka

sebagai klien mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.

f. Sebagai fasilitator

Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat unruk

memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari

serta dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.

g. Sebagai peneliti

Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-masalah

kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul di

dalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikan

26
keluarga. Misalnya, diare pada balita terjadi karena budaya menjaga kebersihan

makanan dan minuman kurang diperhatikan. Peran sebagai peneliti difokuskan pada

kemampuan keluarga untuk mengidentifikasi penyebab, menanggulangi, dan

melakukan promosi kepada anggota keluarganya. Selain itu, perawat perlu

mengembangkan asuhan keperawatan keluarga terhadap binaannya

B. KONSEP REMATIK/RHEUMATOID ARTHRITIS

1. Pengertian

Penyakit reumatik adalah kondisi tubuh yang sangat menyakitkan karena disebabkan

oleh pembengkakan, peradangan, dan nyeri pada sendi atau otot. (pangestu, 2013).

Menurut isbagio (2013), cakupan pengertian gejala reumatik ataupun pegal linu

cukup luas. Nyeri, pembengkakan, kemerahan, gangguan fungsi sendi dan jaringan

sekitarnya termasuk gejala reumatik. Semua gangguan pada daerah tulang, sendi, dan

otot disebut reumatik yang sebagian besar masyarakat juga menyebutnya pegal linu.

Rematik atau pegal linu juga merupakan penyakit digeneratif yang menyebabkan

keruskan tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang didekatnya, disertai proliferasi

dari tulang dan jaringan lunak didalam dan sekitar daerah yang terkena (Priyanto,

2012).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa reumatik merupakan suatu penyakit

pegal linu yang disertai pembengkakan, peradangan dan nyeri pada sendi dan otot

karena adanya gangguan fungsi sendi, jaringan maupun otot.

27
2. Etiologi

Faktor penyebab dari penyakit ini belum diketahui dengan pasti. namun, faktor

genetik seperti produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II (HLA-DR) dan

beberapa faktor lingkungan diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini (Sudoyo,

2010). Faktor genetik seperti kompleks histokompatibilitas utama kelas II (HLA-

DR), dari beberapa data penelitian menunjukan bahwa pasien yang mengemban

HLA-DR memiliki resiko ralatif 4:] untuk menderita penyakit ini. Reumatik atau

pegal linu pada pasien kembar lebih sering dijumpai pada kembar monozygotic

dibandingkan kembar dizygotic (Sudoyo, 2010).

Dari berbagai observasi menunjukan dugaan bahwa hormon seks merupakan salah

satu faktor predisposisi penyakit ini. Hubungan hormon seks dengan reumatik/pegal

linu sebagai penyebab dapat dilihat dari prevalensi penderitanya yaitu 3 kali lebih

banyak penderita kaum wanita dibanding kaum pria (Sudoyo, 2010).

Faktor infeksi sebagai penyebab reumatik/pegal linu timbul karena umumnya onset

penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran

inflamasi yang mencolok. Dengan demikian timbul dengan kuat bahwa penyakit ini

sangat mungkin disebabkan oleh tercetusnya suatu proses autoimun oleh suatu

antigen tanggal atau beberapa antigen tertentu saja. Agen infeksius yang diduga

sebagai penyebabnya adalah bakteri, mycoplasma, atau virus (Sudoyo,2010).

28
3. Faktor resiko

Menurut Priyatno (2012) beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan

reumatik atau arthritis rheumatoid, antara lain :

a. Usia diatas 40 tahun

Dari semua faktor resiko timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat.

Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan

tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan perubahan pada osteoartritis.

b. Jenis kelamin

Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih

sering ter kena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan,

bahwa 45 tahun, frekunsi osteoartritis kurang lebih sama antara laki-laki dan wanita,

tetapi diatas 50 tahun ( Setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada

wanita daripada pada pria. Hal ini menunjukan adanya peran hormonal pada

patogenesis osteoartritis.

c. Genetik

Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks

histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif.

Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relatif 4 : 1 untuk menderita penyakit ini.

29
d. Kegemukan dan penyakit metabolik

Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk

timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak

hanya berkaitan dengan osteoartritisnpada sendi yang menanggung beban berlebihan,

tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Oleh karena itu

disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis),

diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut.

e. Cidera sendi yang berulang

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan

dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan

cidera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

f. Kepadatan tulang berkurang (osteoporosis)

Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya

osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak

membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.

Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.

g. Beban sendi yang terlalu berat (olahraga atau kerja tertentu)

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian 1 sendi yang terus menerus berkaitan

dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan

cidera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

h. Kelainan pertumbuhan (kelainan sel-sel yang membentuk tulang rawan, seperti

kolagen dan proteoglikan)

30
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya

osteoartritis paha pada usia muda.

4. Jenis Reumatik

Manurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:

a. Reumatik Sendi (Artikuler)

Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi

(rheumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yg paling sering

ditemukan yaitu :

b. Arthritis Rheumatoid

Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahan yg

tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di

luar persendian. Peradangan kronis di persendian menyebabkan kerusakan

struktur sendi yg terkena. Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa

persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang

selaput sendi) serta pembentukan pannus yg mengakibatkan kerusakan pada

rawan sendi dan tulang sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yg

sifat nya simetris (terjadi pada kedua sisi).

Penyebab arthritis rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yg

mengatakan karena mikoplasma, virus, sebagainya. Namun semua belum

terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisa

mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus arthritis rematoid

telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yg berat, seperti tiba-tiba

31
kehilangan suami atau istri, kehilangan satu-satunya anak yg disayangi,

hancurnya perusahaaan yg dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis

membran sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga

terjadi hambatan aliran darah yg menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan

respon peradangan pun berlanjut.

Sinovial yg menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yg disebut

panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin merangsang

peradangan dan pembentukan jaringan perut. Proses ini secara perlahan akan

merus ak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan

bentuk)

c. osteoartritis

adalah sekelompok penyakit yg tumpang tindih dengan penyebab yg belum

diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran

klinis yg sama. Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi

(kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang

subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat

sekitar persendian (periartikular)

Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami kerusakan yg ditandai dengan

adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yg dalam pada permukaan sendi. Etiologi

penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yg

diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : usia lebih dari 40 tahun,

jenis kelamin wanita lebih sering, suku bangsa, genetik, kegemukan dan

32
penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olahraga, kelainan

pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.

d. Atritis Gout

Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia).

Reumatik gout merupakan jenis penyakit yg pengobatannya mudah dan

efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi.

Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat persendian meningkat.

Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan jaringan yg memicu timbulnya

rheumatik gout akut primer, 99% penyebab nya belum diketahui (idiopatik).

Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor homonal yang

menyebabkan gangguan metabolisme yg dapat mengakibatkan meningkatnya

produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya asam urat

dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena

meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi

makanan dengan kadar purin yg tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa

organic yg menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk kedalam

kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat

meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang,

polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12).

Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan) , penyakit kulit (psoriasis),

kadar trigliserida yg tinggi. Pada penderita diabetes yg tidak terkontrol dengan

baik biasanya terdapat kadar benda-benda ketom (hasil buangan metabolisme

33
lemak) yg meninggi. Benda-benda keton yg meninggi akan meningkatkan

asam urat juga ikut meninggi.

e. Rematik jaringan lunak (Non-artikuler)

Merupakan golongan penyakit rematik yg mengenai jaringan lunak diluar sendi

(soft tissue rheumatism). Sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra

artikuler reumatism). Jenis-jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:

1) Fibrosis

Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota

gerak. Fibrosis lebih sering di temukan oleh perempuan usia lanjut,

penyebabnya adalah faktor kejiwaan.

2) Tendonitis dan tenosivitis

Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal

ditempat pelekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung

pembungkus tendon.

3) Entesopati

Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis

dapat mengalami peradangan yang di sebut entesopati. Kejadian ini bisa

timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau

radang sendi.

4) Bursitis

34
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke

tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan

pseudogout.

5) Back pain

Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degeneratif

diskus intervertebralis, bertambahnya dan pekerjaan fisik yang berat, atau

sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk.

Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan

metabolik dan fraktur.

6) Nyeri pinggang

Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah

mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan

sakroiliaka) yang dapat menjalar ke tungkai dan kaki.

7) Frozen shoulder syndrome

Di tandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan

atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan

belikat, terutama bila lengan di angkat ke atas atau digerakan ke samping

akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.

5. Patofisiologi

Akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks

tulang rawn sendi (proteoglikan dan kolagen) maka terjadi kerusakan setempat secara

progresif dan memicu terbentuknya tulang baru pada dasar lesi sehingga terbentuk

35
benjolan yang disebut osteolit. Proteoglikan adalah suatu zat yang membentuk daya

lentur tulang rawan, sedangkan kolagen adalah serabut protein jaringan ikat. Osteolit

yang terbentuk akan mempengaruhi fungsi sendi atau tulang dan menyebabkan nyeri

jika sendi atau tulang tersebut digerakan (Priyatno, 2011).

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,

eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi

menebal, terutama pada sendi artikular kartilago pada sendi. Pada persendian ini

granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk

ke tulang sub chondrial. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan

gangguan pada nutrisi kartilago artikuler.kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila

kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena

jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang

menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulakan subluksasi atau

dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang chondrial bisa menyebabkan osteoporosis

setempat.

Lamanya arthirtis rheumathoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa

adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari

serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain terutama yang

mempunyai faktor rheumathoid (seropositif gangguan rheumathoid) gangguan akan

menjadi kronis yang progresif.

36
6. Manifestasi klinis

Gejala klinis utama adalah poliartritis yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada

rawan sendi dan tulang sekitarnya. Kerusakan ini tertama mengenai sendi perifer

pada tangan dan kaki yang umumnya bersifat simetris (Sudoyo, 2010).

Menurut priyatno (2013) secara umum, manifestasi klinis yang dapat kita lihat, antara

lain:

a. Nyeri sendi, terutama saat bergerak

Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan

dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang

menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.

b. Pada umumnya terjadi pada sendi penopang beban tubuh, seperti panggul, tulang

belakang, dan lutut.

c. Terjadi kemerahan, inflamasi, nyeri, dan dapat terjadi deformitas (perubahan

bentuk).

d. Perubahan cara berjalan

37
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul

berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang

lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua

(lansia).

e. Rasa sakit bertambah hebat terutama pada sendi pinggul, lutut, dan jari-jari.

f. Saat perpindahan posisi pada persendian bisa terdengar suara (crackin).

7. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

radiologi, dan hasil laboratorium, antara lain:

a. Nyeri pada sendi yang tempatnya tidak jelas, nyerinya bertambah saat digerakkan

dan berkurang saat diistirahatkan.

b. Terjadi kekuatan sendi pada pagi hari (morning, stiffness) atau setelah tidak ada

aktivitas.

c. Sendi mengalami pembengkakan karena hipertropi tulang, kulit, di persendian yang

bengkak dan kemerahan, nyeri, dan dapat terjadi deformitas.

d. Pada pemeriksaan laboratorium umumnya tidak terjadi kelainan, hanya laju endap

darah (LED) yang dinilainnya sedikit meningkat dan terjadi leukositosis (Sel darah

putih <2000/ml).

38
e. Pada pemeriksaan radiologis dengan poto rotgen, pada sendi memperlihatkan

adanya penyempitan tidak beraturan pada ruang sendi, sklerosis tulang subkondral

dengan atau tanpa pembentukan osteolit. (Priyatno, 2011).

Diagnosis juga dapat ditegakan dengan menggunakan kriteria american rheumtism

association (ARA) yaitu pasien yg dikatakan menderita penyakit ini, jika memenuhi

minimal 1 sampai 4 yg diderita sekurang-kurangnya 6 minggu.

Tabel 2. 1 Kriteria American Association (ARA)

No Kriteria Definisi

1. Kaku pada pagi hari Kekakuan pada pagi hari persendian dan

sekitarnya, sekurangnya selama 1 jam

sebelum perbaikan maksimal.

2. Arthtritis pada 3 daerah Pembengkakan pada jaringan lunak atau

persendian atau lebih persendian atau lebih efusi (bukan

pertumbuhan tulang) pada sekurang-

kurangnya 3 sendi secara bersamaan yg

diobservasi oleh seorang dokter.

3. Arthtritis pada persendian Sekurang-kurangnya terjadi

lengan pembengkakan satu persendian tangan

seperti yg tertera diatas

4. Arthtritis simetris Keterlibatan sendi yg sama (seperti tertera

39
pada kriteria kedua diatas) pada kedua

belah sisi

5. Nodul rheumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang

atau permukaan ekstensor atau daerah

juksta artikuler yg diobservasi oleh

seorang dokter

6. Faktor rheumatoid serum positif Terdapatnya titer abnormal faktor

rheumatoid serum yg diperiksa dengan

cara memberikan hasil positif kurang dari

5% kelompok kontrol yg diperiksa

7. Perubahan gambaran radiologis Adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yg

berlokasi pada sendi atau daerah yg

berdekatan dengan sendi

8. Pemeriksaan penunjang

a. Sinar X dari sendi yang sakit: menunjukan pembengkakan pada jaringan lunak,

erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal)

berkembang menjadi formasi kista tulang, memeperkecil jarak sendi dan subluksasio.

Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

b. Scan radionuklida: mengidentifikasi peradangan sinovium.

40
c. Artroskopi langsung: visualisasi dari area yang menunjukan

irregularitas/degenerasi tulang pada sendi.

d. Aspirasi cairan sinovial: mungkin menunjukan volume yang lebih besar dari

normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-produk

pembuangan degeneratif) elevasi SDP dan lekosit penurunan viskositas dan

komplemen (C3C4).

e. Biopsi membran sinovial: mewnunjukan perubahan inflamasi dan perkembangan

panas.

f. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (fine needle aspiration) atau

atroskopi cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang

kental dibanding cairan sendi yang normal.

g. Kriteria diagnostik artritis reumatoid adalah terdapat poli artritis yang simetris

mengenai send-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-

kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi

periartikuler pada foto rontgen.

9. Penatalaksanaan

a. Mendikamentosa

Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat sintomatik. Obat

anti inflamasi non steroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi

peradangan, tidak mampu menghentikan proses potologis.

41
b. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi sakit.

c. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri.

d. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera.

e. Dukungan psikososial.

f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat.

g. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri.

10. Komplikasi

a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi

dibawah kulit yang disebut subcutan nodule.

b. Pada otot terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.

c. Pada pembulu darah terjadi tromboemboli: adalah adanya sumbatan pada pembulu

darah yang disebabkan oleh adanya darah yang membeku.

d. Terjadi splenomegali

Splenomegali merupakan pembesaran limfa, jika limfa membesar kemampuannya

untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam

sirkulasi menangkap dan menyimpan sel sel darah akan meningkatkan.

C. PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

1. Pengkajian

42
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi

secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya (Murwani, 2011).

Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah:

a. Data umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

1. Nama kepala keluarga (KK)

2. Alamat dan telepon

3. Pekerjaan kepala keluarga

4. Pendidikan kepala keluarga

5. Komposisi keluarga

6. Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atas masalah-

masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut

7. Tipe bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya

suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

8. Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

9. Status sosial ekonomi keluarga

43
Status sosial ekonomi keluarga ditemukan oleh pendapatan baik dari kepala

keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi

keluarga ditemukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh

keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

10. Aktivitas rekreasi keluarga

a. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-

sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton

tv dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga yang perlu dikaji pada tahap

perkembangan adalah :

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga inti

2) Tugas perkembangan keluarga belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yg belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut

belum terpenuhi

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi riwayat

penyakit turunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,

perhatian terhadap pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan

44
kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-

kejadian atau pengalaman penting yg berhubungan denga kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami

dan istri.

c. Data lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan

perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber

air, sumber air minum yg digunakan serta denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakrteristik dari tetangga dan komunitas setempat,

yg meliput kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk

setempat, budaya setempat yg mempengaruhi kesehatan.

3) Metabolisme geografis keluarga

Metabolisme geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga

berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yg digunakan keluarga untuk berkumpul serta

perkumpulan keluarga yg ada dan sejauh mana keluarga interaksinya

dengan masyarakat.

45
5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah keluarga yg

sehat, fasilitas-fasilitas yg dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan,

fasilitas mencakup, fasilitas fisik, fasilitas psikologis, atau dukungan dari

anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat

setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang

lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal

maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan nilai dan norma keluarga yg dianut oleh keluarga, yg

berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi-fungsi keluarga

1) Fungsi efektif

Hal yg perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki

dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga

46
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan

bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling mengahargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,

sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

3) Fungsi perawatan keluarga

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit. Sejauh mana

pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam

melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga

melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal

masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,

melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan

lingkungan yg dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu

memanfaatkan fasilitas kesehatan yg terdapat dilingkungan setempat.

4) Fungsi reproduksi

Hal yg perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga :

a. Berapa jumlah anak

b. bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

c. Metode apa yg di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah

anggota keluarga

5) Fungsi ekonomi

Hal yg perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi kelaurga adalah :

47
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan.

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yg ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

f. Stres dan kesehatan keluarga

1) Stresor jangka pendek dan panjang

a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yg dialami keluarga yg memerlukan

penyelesaian dalam waktu + 6 bulan

b) Stresor panjang yaitu stresor yg dialami keluarga yg memerlukan

penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

2) kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor hal yg perlu dikaji

adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi/stresor.

3) Strategi koping yg digunakan

Strategi koping apa yg digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

4) Stratergi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yg digunakan keluarga

bila menghadapi permasalahan.

g. Pemeriksaan fisik

48
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yg

digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, peraawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yg ada.

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Skala untuk menentukan prioritas asuhan keperawatan keluarga (Bailon Maglaya,

2011)

Tabel 2. 2 Perumusan Diagnosa Keperawatan

No Kriteria Skor Bobot

1. Sifat masalah

Skala :

Tidak / kurang sehat 3 1

Ancaman kesehatan 2

Keadaan sejahtera 1

49
2. Kemungkinan masalah yg dapat

diubah

Skala : 2 2

Mudah 1

Sebagian 0

Tidak dapat

3. Potensial masalah untuk dicegah

Skala :

Tinggi 3 1

Cukup 2

Rendah 1

4. Menonjolnya masalah

Skala :

Masalah berat harus segera 2 1

ditangani 1

Ada masalah tetapi tidak perlu 0


ditangani

50
Masalah tidak dirasakan

Skoring :

a. Tentukan skore untuk setiap kriteria

b. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

Skor yang diperoleh


bobot

Angka tertinggi kriteria

c. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria

Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih berat

diberikan pada tidak/ kurang sehat karena pertama memerlukan tindakan segera dan

biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga. untuk kriteria kedua, yaitu untuk

kemungkinan masalah dapat diubah perawat perlu memperhatikan terjangkaunya

faktor-faktor sebagai berikut :

a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.

b) Sumber daya keluarga : Dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.

c) Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan , keterampilan dan waktu

d) Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat,

dan sokongan masyarakat

51
Kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yg perlu

diperhatikan ialah :

a) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.

b) Tindakan yg sedang dijalankan “High Risk” atau kelompok yang sangat peka

menambah potensi untuk mencegah masalah.

Untuk kriteria keempat, yaitu mmenonjolnya masalah perawat perlu menilai persepsi

atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. nilai skore yg tinggi yg

terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga (Murwani, 2011).

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai, keluarga, atau masyarakat

yg diperoleh melalui suatu proses pengumpulan dan analisa data secara cermat,

memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung

jawab untuk melaksanakannya (Mubarak, 2012).

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup

tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi kriteria dan standar. Kriteria dan

standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yg diharapkan dari setiap

tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yg ditetapkan (Murwani, 2010).

4. Tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut ini (Murwani,

2010)

52
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-masalah

kesehatan dengan cara :

1) Memberikan informasi

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

3) Mendorong sikap emosi yg sehat terhadap masalah

b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yg tepat, dengan cara :

1) Mengidentifikasi konsekoensi tidak melakukan tindakan

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yg dimiliki keluarga

3) Mendiskusikan tentang konsekoensi tiap tindakan

c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yg sakit dengan

cara :

1) Mendemonstrasikan cara perawatan

2) Menggunakan alat dan fasilitas yg ada dirumah

3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sehat,

dengan cara :

53
1) Menemukan sumber-sumber yg dapat digunakan keluarga

2) Melakukan perubahan lingkunga keluarga seoptimal mungkin

e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan

cara ;

1) Mengenakan fasilitas kesehatan yg ada dilingkungan keluarga

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yg ada

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi

dengan kriteria yg telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kegiatan

evaluasi meliputi mengkaji kemampuan status kesehatan keluarga,

membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil

kemajuan masalah dan kemajuan percapaian tujuan keperawatan. bila hasil

evaluasi / tidak berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru.

Perlu diperhatikan juga evaluasi yang dilakukan beberapa kali dengan

melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai

dengan kesediaan keluarga (Murwani, 2011). Evaluasi disusun dengan

menggunakan SOAP secara operasional menurut (Murwani, 2011) :

54
S: adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectif

setelahdilakukan intervensi keperawatan.

O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objectif setelah dilakukan

intervensi keperawatan.

A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan

terkaitan dengan diagnosis

P: adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga

pada tahapan Evaluasi Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan

sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses

asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

Bagan 2. 1 Pathway Rheumatik


Infalamasi non bacterial disebabkan oleh infeksi,

endokrin, autoimun, metabolic dan factor genetic, serta factor lingkungan

Arthritis Rheumatoid

Sinovilis Tenosinovitis Kelainan pada tulang Kelainan pada


jaringan ekstra
Invasi Erosi tulang & artikular
Pembengkakan
kolagen kerusakan
rawan tulang
Kerusakan dalam
Ruptur tanda Miopati
ruang sendi Sistemik
secara parsial
atau lokal Instabilitas dan
deformitas Atropi otot Anemia osteoporosis
sendi generalis
Nyeri

55
Hambatan
mobilitas Defisit
Gangguan perawatan diri
fisik
mekanis &
fungsional pada
sendi

Perubahan bentuk
tubuh pada tulang
dan sendi

Gangguan konsep
diri, citra diri

BAB 3

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

a. Data umum

a. Nama Kepala Keluarga : Tn. M

b. Jenis kelamin : Laki-Laki

c. Umur : 60

56
d. Agama : Islam

e. Suku : Sunda

f. Pendidikan : Sd

g. Pekerjaan : Petani

h. Alamat : Pangulah selatan, kp : karajan Rt/Rw : 04/01

Tabel 3. 1 Daftar anggota keluarga


No Nama Umur Sex Hub. Agama Pendidikan Pekerjaan Suku Status Keluhan BB/ TB IMT

Imunisasi

1. Ny.S 75 P Istri Islam Sd Irt Sunda - - 55/145

2. Ny. N 35 P Anak Islam Smp Irt Sunda - -

3. An. I 17 L Anak Islam Sma Pelajar Sunda - -

4. Ny. L 14 P Anak Islam Sma Pelajar Sunda

57
b. Genogram

Bagan 3. 1 Genogram

60th

58
d. Tipe Keluarga

The Nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan

anak yg tinggal dalam 1 rumah

e. Suku/ Budaya

Sunda

f. Agama

Agama yg dianut keluarga Tn. M adalah Islam, dalam menjalankan perintah

agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti

sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan

(bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’ (remaja putri dan ibu-ibu).

g. Status Ekonomi Keluarga

Tn.M mengatakan penghasilannya hanya harian kurang lebih >

Rp.60.000/hari dan di hitung-hitung Tn.M mengatakan mungkin

penghasilannya perbulan Rp. 1.800.000,00

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Penggunaan waktu senggang oleh anggota keluarga dengan santai–santai

atau digunakan untuk membicarakan masalah keluarga. Anggota keluarga

dalam menggunakan waktu senggangnya sesuai dengan usia dan jenis

kelamin. Untuk mendapatkan hiburan keluarga melihat televisi dan radio.

59
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga saat ini Dewasa karena anak pertamanya 35th sudah menikah

b. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga, salah satu anak

Tn.M belum menikah dan menjelang dewasa

c. Riwayat Keluarga Saat Ini

Menurut Ny.N riwayat masing-masing anggota keluarga nya yaitu

Tn.M sering mengalami keram di sela-sela jari-jari nya, tangan, dan

kakinya sakit punggung ketika banyak gerak dan terasa sakit ketika

banyak gerak akibat rematik, An.I keadaan nya sehat dan anggota

keluarga Tn.M belum mengetahui pengertian rematik sebelumnya

penyebab rematik dan penanganan untuk menderita rematik. Maka

dari itu anggota keluarga meningkatkan gaya hidup sehat.

d. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Keluarga Tn.M tidak ada yg mengalami rematik sebelumnya, seperti

hipertensi, kolestrol, asma dan penyakit lainnya.

3. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

Tn.M mengatakan rumahnya adalah rumah milik pribadi, Rumah

Tn.M terdiri dari 1 lantai ukuran 4x6 terdiri dari 1 ruangan tamu yg

menjadi 1 dengan ruang keluarga, 2 kamar, 1 kamar mandi, 1 dapur

60
bangunan permanen dan lantainya terbuat dari tanah dengan keadaan

bersih dan penataan alat-alat rumah tangga cukup rapih dan

pencahayaan rumah cukup baik, sumber air dari sumur bersih

b. Karakteristik Ligkungan dan Komunitas RW

Sebagian tetangga Tn.M bekerja sebagai petani dan Tn.M mengatakan

hubungan dengan tetangga cukup baik namun tidak aktif aktivitas

lingkungan sekitar

c. Mobilitas Geografis Keluarga

Kurang lebih 60th dengan suku sunda tinggal menetap di pangulah

selatan kp : karajan, transportasi yg digunakan Tn.M adalah sepeda

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Tn.M tidak pernah mengikuti perkumpulan desa seperti pos kamling

dan gotong royong

e. Sistem Pendukung Keluarga

1. Dukungan Keluarga

Untuk pengambilan keputusan dilakukan oleh Tn.M karena

sebagai kepala keluarga

2. Dukungan Teman tetangga

Tetangga disekitar rumah Tn.M sangat mendukung dan

perhatian kpd keluarga Tn.M

61
3. Struktur Keluarga

Jumlah keluarga 4 orang, Tn.M sebagai kepala rumah tangga

Struktur Peran

1) Peran formal : Tidak mempunyai peran formal di

masyarakat

2) Peran informal : Sebagai kepala keluarga

B. Pola Komunikasi Keluarga

1. Bagaimana bentuk komunikasi pada keluarga? terbuka atau tidak?

Bentuk komunikasi Tn.M terbuka karena mau mendengarkan pembicaraan

Tn.M

2. Apakah ada hambatan yang ditemukan selama anggota keluarga

berkomunikasi?

Tidak ada hambatan komunikasi keluarga Tn.M

C. Struktur Kekuatan Keluarga

1. Siapa yang mengambil keputusan tentang kesehatan keluarga?

Yg mengambil keputusan adalah kepala keluarga yaitu Tn.M

2. Bagaimana mekansime pengambilan keputusan dalam keluarga?

Selalu menjaga kesehatan keluarga Tn.M

3. Bagaimana sifat keputusan yang sudah ditentukan oleh pengambil

keputusan?

Tn.M cukup puas karena apa yg Tn.M mengambil keputusan tersebut

62
4. Apa saja hambatan yang ditemukan selama pengambilan keputusan?

Tidak ada hambatan dalam mengambil keputusan

5. Untuk siapa saja keputusan yang diambil itu berlaku?

Keluarga Tn.M

D. Struktur Peran

1. Bagaimana peran masing-masing anggota keluarga secara formal?

Tn.M tidak mempunyai peran di masyarakat

2. Bagaimana peran masing-masing anggota keluarga secara

informal?

Sebagai kepala keluarga

3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran masing-masing

Tidak ada faktor yg mempengaruhi peran masing-masing

E. Nilai dan Norma Budaya

1. Bagaimana keadaan umum kesehatan keluarga?

Kesehatan keluarga baik, namun Tn.M mengalami rematik

2. Apakah ada masalah kesehatan yang sedang diderita oleh keluarga?

Tn.M yg menderita nyeri sendi, pegal-pegal (rematik)

3. Apakah ada riwayat penyakit dahulu? Sebutkan!

Tidak mempunyai riwayat

4. Apakah ada riwayat penyakit keturunan? Sebutkan!

Tidak ada riwayat penyakit keturunan

5. Apakah terdapat penemuan hasil pemeriksaan fisik yang mengarah

kepada masalah kesehatan?

63
Ekstermitas bawah terdapat benjolan di ujung jari didapatkan skala nyeri 5

6. Apakah ada hasil pemeriksaan laboratorium yang mengarah ke

masalah kesehatan?

Tidak ada

4. Fungsi Keluarga

A. Fungsi Afektif

Dalam keluarga selalu mengutamakan bentuk nilai dan norma yg

memberikan batasan perilaku yg boleh dan tidak boleh dilakukan

B. Fungsi Sosialisasi

Interaksi atau hubungan dalam keluarga menurut Tn.M terjalin baik dan

harmonis, sering mengobrol atau berbincang – bincang dengan tetangga.

C. Fungsi Ekonomi

Keluarga Tn.M termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat

dari penghasilan tiap bulanya hanya sekitar Rp.1.800.000,00/perbulan. Dalam

pemenuhan kebutuhan, pangan keluarga Tn.M sangat sederhana. Untuk

memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

D. Fungsi Reproduksi

Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn.M adalah 2 orang, Ny.P menggunakan KB

Suntik

E. Fungsi Perawatan Keluarga

Dalam keluarga perawatan keluarga bertujuan untuk menjaga kesehatan dan

kondisi seluruh anggota keluarga

64
1) Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan

Tidak mengetahui karna tidak pernah kontrol ke rumah sakit jadi tidak

tahu penyakitnya

2) Tindakan yg tepat

Tn.M mengatakan jika nyeri nya mulai terasa, Tn.M langsung melakukan

kompres air hangat

3) Keluarga Merawat

Tidak ada kemauan keluarga untuk mengetahui penyakitnya

4) Modifikasi Lingkungan

Menciptakan lingkungan yg nyaman bagi keluarga

5) Layanan Kesehatan

6) Tidak memiliki fasilitas kesehatan (bpjs, kis)

7) Stress dan Koping Keluarga

A. Stressor Jangka Pendek

Keluarga Tn.M memerlukan waktu 2bulan untuk menyelesaikan

masalah

B. Stressor Jangka Panjang

Keluarga Tn.M tidak pernah menyelesaikan masalah tidak lebih dari

2bulan

C. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah

Menurut Tn.M tidak ada masalah dengan tipe keluarganya

65
D. Strategi Koping yang Digunakan

Tidak ada koping khusus digunakan

E. Strategi Adaptasi Disfungsional

a) Konsep Diri

1) Bagaimana penampilan tubuh anda saat ini dibandingkan

anda sebelum menikah?

Setelah menikah mengalami perubahan fisik pada Tn.M

contohnya

2) Harapan Keluarga

Tn.M berharap keluarganya selalu sehat wal afiat, terutama

istri, anak semoga semuanya sehat. Anaknya menjadi anak

yang sholeh dan menjadi kebanggaan keluarga.

66
1) VIII. Pemeriksaan Fisik

A) Pemeriksaan Fisik

Tabel 3. 2 Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Tn.M Ny.S Ny.N An.I

1 TTV TD : 140/80 TD : 130/80 TD : 120/80 TD : 110/70

Nadi : 80/menit Nadi : 75/menit Nadi : 70/menit Nadi : 65/menit

RR : 20/menit RR : 20/menit RR : 20/menit RR : 20/menit

2 Kondisi Umum Kesadaran Kesadaran Kesadaram Bising usus

composmetis composmetis composmetis normal, tidak

Gcs 15 Gcs 15 Gcs 15 ada benjolan,

tidak ada lesi

3 Kepala Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat

benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak

ada lesi, rambut ada lesi, rambut ada lesi, rambut ada lesi, rambut

tidak berminyak tidak berminyak tidak berminyak tidak berminyak

4 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

benjolan tyroid, benjolan tyroid, benjolan tyroid, benjolan tyroid,

menelan baik menelan baik menelan baik menelan baik

5 Dada Simetris tidak Simetris tidak Simetris tidak Simetris tidak

67
ada benjolan ada benjolan ada benjolan ada benjolan

6 Abdomen Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus

normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal, tidak

ada benjolan, ada benjolan, ada benjolan, ada benjolan,

tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi

7 Genitalia - - - -

8 Rektal - - - -

9 Ekstermitas Ekstermitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada

bawah ada benjolan benjolan benjolan

benjolan

B) Istirahat dan Tidur

1) Bagaimana kualitas tidur setiap siang atau malam ?

Ketika tidur malam jika mulai terasa nyeri sendi

2) Bagaimana pola kebiasaan tidur?

Baik 2x sehari siang dan malam

3) Apakah mengalami kesulitan/gangguan tidur ?

Tidak mengalami kesulitan tidur/gangguan tidur

4) Berapa lama tidur siang dan malam?

68
Siang 2jam, malam 5jam

5) Jika tidak tidur, apa kendala atau hambatan yang dirasakan?

Nyeri, pegal-pegal, gatal-gatal

6) Apa manfaat istirahat tidur menurut keluarga?

Untuk meringankan pegal-pegal

a) Pola kebiasaan Makan

1) Apakah mengalami penurunan/ peningkatan berat badan ?

Tidak ada penurunan/peningkatan

2) Bagaimana selera makan sekarang ini ?

Baik tidak ada masalah

3) Bagaimana pola makan setiap hari ?

3x/hari

4) Berapa kali makan setiap hari ?

3x/hari

5) Jenis makanan apa saja yang sering makan setiap hari ?

Sayur-sayuran, tempe, tahu

6) Apakah ada pantranan terhadap nutrisi dalam keluarga ?

Tidak ada pantranan

7) Kebiasaan apa yang dilakukan klien terkait manajemen

nutrisinya?

Tidak

69
b) Latihan Fisik

1) Apa jenis latihan fisik yang sering dilakukan?

Tidak ada

2) Berapa lama waktu yang dialokasikan untuk latihan fisik?

Tidak menentu

3) Apakah ada hambatan atau kendala selama melakukan

latihan fisik?

Tidak ada

4) Apa manfat latihan fisik menurut keluarga?

Agar mengurangi rasa sakit yg dialami Tn.M

5) Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan

Tidak mengetahui karna tidak pernah kontrol ke rumah sakit jadi

tidak tahu penyakitnya

6) Mengambil Keputusan merawat

Tidak ada

7) Keluarga Merawat

Tidak ada kemauan keluarga untuk mengetahui penyakitnya

8) Modifikasi Lingkungan

Menciptakan lingkungan yg nyaman bagi keluarga

9) Layanan Kesehatan

Tidak memiliki fasilitas kesehatan (bpjs, kis)

70
PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN

 KATZ indeks

Tabel 3. 3 KATZ Indeks

NO AKTIVITAS MANDIRI TERGANTUNG

1. Mandi Ya

Mandiri :

Bantuan hanya pada satu bagian

mandi (seperti : punggung atau

ekstermitas yg tidak mampu) atau

mandi sendiri sepenuhnya

Tergantung :

Bantuan mandi lebih dari satu

bagian tubuh bantuan masuk dan

keluar dari bak mandi serta tidak

mandi sendiri

2. Berpakaian Ya

Mandiri :

Mengambil baju dari lemari,

memakai pakaian, melepas

pakaian, mengancing/mengikat

pakaian

71
Tergantung :

Tidak dapat memakai baju sendiri

atau hanya sebagian

3. Kekamar Kecil Ya

Mandiri

Masuk dan keluar dari kamar

kecil kemudian membersihkan

genetalia sendiri

Tergantung

Menerima bantuan untuk masuk

ke kamar kecil dan menggunakan

pispot

4. Berpindah Ya

Mandiri

Berpindah ke dan dari tempat

tidur untuk duduk, bangkit dari

kursi sendiri

Tergantung

Bantuan dalam naik atau turun

dari tempat tidur atau kursi, tidak

melakukan satu, atau lebih

perpindahan

72
5. Kontinen Ya

Mandiri

BAB, BAK seluruhnya dikontrol

sendiri

Tergantung

Inkontinensia parsial atau total :

penggunaan kateter, pispot, enema

dan pembalut/pempers

6. Makan Ya

Mandiri Ya

Mengambil makanan dari piring

dan menyuapinya sendiri

Tergantung

Bantuan dalam hal mengambil

makanan dari piring dan

menyuapinya, tidak makan sama

sekali, dan makan parenteral

(NGT)

Keterangan

Beri tanda (v) pada point yg sesuai kondisi klien

73
Analisis hasil

Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB/BAK) berpindah, kekamar

kecil, mandi dan berpakaian

Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut

Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi

tambahan

Nilai E : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil

dan satu tambahan

Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil,

berpindah dan satu fungsi tambahan

Nilai G : Ktergantungan pada keenam fungsi tersebut

74
Katz indek : A

Interpretasi : Tn M dapat melakukan nya secara mandiri

 MMSE (Mini mental status exam)

 Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental


ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
Orientasi waktu 5 3 Menyebut dengan benar :
o   Tahun
o   Musim
o   Tanggal
o   Hari
o   Bulan
Orientasi ruang 5 5 Dimana sekarang kita
berada :
o   Negara Indonesia
o   Propinsi Jawabarat
o   Kota Karawang
o  
o  
Registrasi 3 3 Sebutkan nama objek yang
telah disebut oleh
pemeriksa : (Contoh)
o   Gelas
o   Sendok
o   Piring
Perhatian dan 5 5 Minta klien meyebutkan
kalkulasi angka 100 – 15 sampai 5
kali :
o   85
o   70
o   55
o   40
o   25
Mengingat 3 3 Minta klien untuk
kembali mengulangi 3 obyek pada
no. 2 (Pada registrasi
diatas)
o   Gelas
o   Sendok

75
o   Piring
Bahasa 9 9 Tunjukan klien benda,
tanyakan apa namanya :
(Contoh)
o   Jam tangan
o   Pensil

Minta klien untuk


mengulangi kata – kata
”tidak ada, jika dan atau
tetapi.
o   Bila benar, 1 point

Minta klien untuk


mengikuti perintah berikut
terdiri dari 3 langkah :
Ambil kertas ditangan
anda
lipat dua
Taruh di lantai

Perintahkan klien dengna


menutup mata klien, untuk
point seperti no. 1
jam tangna /Pensil

Perintahkan pada klien :


o   Menulis 1 kalimat
o   Menyalin 1 gambar

 Interprestasi nilai :
>23 : aspek kognitif dan fungsi mental baik
Dari skoring menunjukanangka >23 jadi Tn.H aspek kognitif mental baik.

76
C. ANALISA DATA

Tabel 3. 4 Analisa Data

NO DATA DIAGNOSA

1 DS :

 Klien mengatakan nyeri lebih dari 3 bulan, Nyeri Kronis (00133)

pegal-pegal, nyeri pada sendi

DO

- Klien tampak masih bisa beraktivitas

seperti mengambil rumput hanya saja

jalannya agak berbeda tidak seperti

biasanya.

- Pasien mengatakan Nyeri di pergelangan

kaki di sebelah kanan setelah beraktivitas

- Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-

tusuk

- Nyeri Persendian kaki disebelah kanan

- Dengan nyeri skala 5

- Pasien mengatakan nyeri hilang timbul

77
.

2. DS : Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara Ketidakefektifan

penanganan rematik pemeliharaan kesehatan

(00099)

DO : Keluarga terlihat kebingungan ketika ditanya

cara penanganan rematik

3. DS : Klien mengatakan kurang nya beristirahat di Gangguan pola tidur (00198)

sebab kan nyeri sendi

DO : Ketidakpuasan tidur

      DIAGNOSA

78
1. Nyeri Kronis

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

3. Gangguan pola tidur

a) Skoring : Nyeri Kronis

Tabel 3. 5 Skoring

Kriteria Skal Bobo Skoring Pembenaran

a t

Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Tn.M masih bisa melakukan

1. Defisit aktivitas seperti bekerja ringan

kesehatan: 3

2. Ancaman

kesehatan: 2

3. Krisis yang

dialami : 1

Kemungkinan 2 1 2/2x1=1 Tn.M mengistirahatkan sejenak

masalah dapat akan tetapi jika nyerinya mulai

79
diubah terasa Tn.M akan mengusahakan

1. Mudah: 2 ke puskesmas terdekat

2. Sebagian: 1

3. Tidak dapat:

Potensial masalah 2 1 2/3x1=2/ Tn.M mengatakan memulai untuk

untuk dicegah 3 mengurangi makanan pantangan

1. Tinggi: 3

2. Cukup: 2

3. Rendah: 1

Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Tn.M tampak masih bersemangat

masalah untuk melakukan aktivitas,

1. Segera: 2 namun hanya saja cara berjalan

2. Tidak Tn.M berbeda dari biasanya

segera: 1

3. Tidak

dirasakan: 0

Total 3 2/3

b) Skoring ; Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

Kriteria Skal Bobo Skoring Pembenaran

80
a t

Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Tn.M kurang pengetahuan cara

4. Defisit penanganan rematik

kesehatan: 3

5. Ancaman

kesehatan: 2

6. Krisis yang

dialami : 1

Kemungkinan 1 1 1/2x1=1/ Keluarga pasien belum

masalah dapat 2 mengetahui tentang rematik

diubah mulai dari pengertian, penyebab,

4. Mudah: 2 tanda dan gejala

5. Sebagian: 1

6. Tidak dapat:

Potensial masalah 2 1 2/3x1=2/ Penyakit rematik Tn.M tidak

untuk dicegah 3 terlalu parah dan Tn.M jika nyeri

4. Tinggi: 3 mulai terasa hanya menkonsumsi

5. Cukup: 2 obat

6. Rendah: 1

Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Keluarga menyadari jika nyeri

masalah mulai terasa bahwa maka harus

81
4. Segera: 2 segera ditangani

5. Tidak

segera: 1

6. Tidak

dirasakan: 0

Total 2 2/3

c) Skoring Gangguan pola tidur

Kriteria Skal Bobo Skoring Pembenaran

a t

Sifat masalah 2 1 2/3x1=1 Tn.M kesulitan memulai tertidur

7. Defisit di karena rasa nyeri yg di alami

kesehatan: 3 nya

8. Ancaman

kesehatan: 2

9. Krisis yang

dialami : 1

Kemungkinan 1 1 1/2x1=1/ Tn.M mengatakan sebelum tidur

masalah dapat 2 mengkompres di bagian nyeri yg

diubah di alaminya

7. Mudah: 2

82
8. Sebagian: 1

9. Tidak dapat:

Potensial masalah 2 1 2/3x1=2/ Jika nyeri nya mulai terasa Tn.M

untuk dicegah 3 melakukan kompres dan obat-

7. Tinggi: 3 obatan

8. Cukup: 2

9. Rendah: 1

Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Tn.M jika nyerinya sudah mulai

masalah terasa maka Tn.M segera di

7. Segera: 2 tangani

8. Tidak

segera: 1

9. Tidak

dirasakan: 0

Total 2 2/3

- Diagnosa Keperawatan

Nyeri Kronis

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

Gangguan pola tidur

83
II. Rencana Intervensi

Tabel 3. 6 Intervensi

NO Masalah Tujuan Evaluasi Intervensi

Keperawatan
TUM TUK Kriteria Standar

1. Nyeri Kronis Setelah dilakukan TUK 1 : Keluarga Tingkat nyeri Setelah dilakukan Pemberian kompres

kunjungan mampu mengenal (2102) edukasi proses hangat

1x30menit gangguan masalah penyakit selama 3 x


- Pemberian kompres
keluarga mampu kesehatan setiap 20 menit maka tingkat
hangat kepada Tn.M
merawat yg di anggota keluarganya pengetahuan klien
Manajemen nyeri
derita Tn.M meningkat dengan
(1400)
kriteria hasil :
TUK 2 : Keluarga
- Lakukan pengkajian
Nyeri yang dilaporkan
mampu mengambil
nyeri komprehensif
(5)
keputusan untuk
yang meliputi lokasi,
Panjang nya episode

84
tindakan kesehatan nyeri (3) karakteristik,

yg tepat Ekspresi nyeri wajah onset/durasi,

(5) frekuensi, kualitas,

intensitas atau
TUK 3 : Keluarga
beratnya nyeri dan
mampu melakukan
faktor pencetus.
tindakan kompres air
- Observasi adanya
hangat dengan
petunjuk non verbal
menggunakan jahe
mengenai
kepada anggota
ketidaknyamanan
keluarga yg sakit
terutama pada mereka

yg tidak dapat

berkomunikasi secara

efektif

- Pastikan perawatan

85
analgesik bagi pasien

dilakukan dengan
TUK 4 : Keluarga
pemantauan yg ketat
mampu

mempertahankan - Gunakan strategi

suasana rumah atau komunikasi terapeutik

memodifikasi untuk mengetahui

lingkungan pengalaman nyeri dan

sampaikan penerimaan

pasien terhadap nyeri


TUK 5 : Keluarga

mampu - Gali pengetahuan

memanfaatkan dan kepercayaan

fasilitas kesehatan pasien mengenai nyeri

- Pertimbangkan

pengaruh budaya

86
terhadap respon nyeri

- Tentukan akibat dari

pengalaman nyeri

terhadap kualitas

hidup pasien

(misalnya : tidur,

nafsu makan,

pengertian, perasaan,

hubungan, performa

kerja dan tanggung

jawab peran)

- Gali bersama pasien

faktor-faktor yg dapat

menurunkan atau

87
memperberat nyeri

- Evaluasi pengalaman

nyeri dimasa lalu yg

meliputi riwayat nyeri

kronik individu atau

keluarga atau nyeri yg

menyebabkan nyeri

disability/ketidakmam

puan/kecatatan dengan

tepat

- Evaluasi bersama

pasien dan tim

kesehatan lainnya,

mengenai efektivitas

tindakan pengontrolan

88
nyeri yg pernah

digunakan sebelumnya

- Bantu keluarga

dalam mencari dan

menyediakan

dukungan

- Gunakan metode

penilaian yg sesuai

dengan tahapan

perkembangan yg

memungkinkan untuk

memonitor perubahan

nyeri dan akan dapat

membantu

mengidentifikasi

89
faktor pencetus aktual

dan potensial

(misalnya : catatan

perkembangan, catatan

harian)

- Tentukan kebutuhan

frekuensi untuk

melakukan pengkajian

ketidaknyamanan

pasien dan

mengimplementasikan

rencana monitor

- Berikan informasi

mengenai nyeri,

seperti penyebab

90
nyeri, berapa lama

nyeri akan dirasakan,

dan antisipasi dari

ketidaknyamanan

akibat prosedur

- Kendalikan faktor

lingkungan yg dapat

mempengaruhi respon

pasien terhadap

ketidaknyamanan

(misalnya : suhu

ruangan, pencahayaan,

suara bising)

- Kurangi atau

eliminasi faktor-faktor

91
yg dapat mencetuskan

atau meningkatkan

nyeri (misalnya :

ketakutan, kelelahan,

keadaan menonton dan

kurang pengetahuan)

- Pertimbangkan

keinginan pasien

untuk berpastisipasi,

kemampuan

berpastisipasi,

kecenderungan

dukungan dari orang

terdekat terhadap

metode dan

kontraindikasi ketika

92
memilih strategi

penurunan nyeri

- Pilih dan

implementasikan

tindakan yg beragam

(misalnya :

farmakologi, non

farmakologi,

interpersonal) untuk

memfasilitasi

penurunan nyeri,

sesuai dengan

kebutuhan

- Ajarkan prinsip-

prinsip manajemen

93
nyeri

- Pertimbangkan tipe

dan sumber nyeri

ketika memilih strategi

penurunan nyeri

- Dorong pasien untuk

memonitor nyeri dan

menangani nyeri nya

dengan tepat

- Ajarkan penggunaan

teknik non

farmakologi (seperti :

biofeedback, TENS,

hypnosis, relaksasi,

bimbingan antisipatif,

94
terapi musik, terapi

bermain, terapi

aktivitas, akupressur,

aplikasi panas/dingin

dan pijatan, sebelum,

sesudah dan jika

memungkinkan, ketika

melakukan aktivitas

yg menimbulkan nyeri

sebelum nyeri terjadi

atau meningkat dan

bersamaan dengan

tindakan penurunan

rasa nyeri lainnya

- Gali penggunaan

metode farmakologi

95
yg dipakai pasien saat

ini untuk menurunkan

nyeri

- Ajarkan metode

farmakologi untuk

menurunkan nyeri

- Dorong pasien untuk

menggunakan obat-

obatan penurun nyeri

yg adekuat

- Kolaborasi dengan

pasien, orang terdekat

dan tim kesehatan

lainnya untuk memilih

dan

96
mengimplementasikan

tindakan penurun

nyeri non

farmakologi , sesuai

kebutuhan

- Berikan individu

penurun nyeri yg

optimal dengan

peresepan analgesik

- Implementasikan

penggunaan pasien –

terkontrol analgesik

(PCA), jika sesuai

- Gunakan tindakan

pengontrol nyeri

97
sebelum nyeri

bertambah berat

- Berikan obat

sebelum melakukan

aktivitas untuk

meningkatkan

partisipasi, namun

lakukan evaluasi

mengenai bahaya dari

sedasi

- Pastikan pemberian

analgesik dan atau

strategi non

farmakologi sebelum

dilakukan prosedur yg

98
menimbulkan nyeri

- Periksa tingkat

ketidaknyamanan

bersama pasien, catat

perubahan dalam

catatan medis pasien,

informasikan petugas

kesehatan lain yg

merawat pasien

- Evaluasi keefektifan

dari tindakan

pengontrolan nyeri yg

dipakai selama

pengkajian nyeri

99
dilakukan

- Mulai dan modifikasi

tindakan pengontrol

nyeri berdasarkan

respon pasien

- Dukung

istirahat/tidur yg

adekuat untuk

membantu penurunan

nyeri

- Dorong pasien untuk

mendiskusikan

pengalaman nyerinya,

sesuai kebutuhan

- Beri tahu dokter jika

100
tindakan tidak berhasil

atau jika keluhan

pasien saat ini berubah

signifikan dari

pengalaman nyeri

sebelumnya

- Informasikan tim

kesehatan lain/anggota

keluarga mengenai

strategi

nonfarmakologi yg

sedang digunakan

untuk mendorong

pendekatan preventif

terkait dengan

101
manajemen nyeri

- Gunakan pendekatan

multi disiplin untuk

manajemen nyeri, jika

sesuai

- Pertimbangkan untuk

merujuk pasien,

keluarga dan orang

terdekat pada

kelompok pendukung

dan sumber-sumber

lainnya, sesuai

kebutuhan

- Berikan informasi yg

akurat untuk

102
meningkatkan

pengetahuan dan

respon keluarga

terhadap pengalaman

nyeri

- Libatkan keluarga

dalam modalitas

penurun nyeri, jika

memungkinkan

- Monitor kepuasaan

pasien terhadap

manajemen nyeri

dalam interval yg

spesifik

2. Ketidakefektif Setelah dilakukan TUK 1 : Keluarga Keefektifan Setelah dilakukan Dukungan keluarga

103
an kunjungan 2x30 mampu mengenal skrining tindakan keperawatan (7140)

pemeliharaan menit keluarga masalah kesehatan kesehatan 2x 30 menit, maka


- Yakinkan keluarga
kesehatan mampu keluarga (2807) pemeliharaan
bahwa pasien sedang
meningkatkan 1. Keluarga kesehatan klien
diberikan perawatan
pengetahuan mengetahui membaik dengan
terbaik
tentang keluhannya penyebab kriteria hasil :
- Nilailah reaksi emosi
sering - Identifikasi kondisi
keluarga terhadap
terbangun berisiko tinggi yg
kondisi pasien
saat tidur umum di

malam komunitas (3) -Dengarkan

- Identifikasi kondisi kekhawatiran,

yg bisa perasaan dan

mendapatkan pertanyaan dari

manfaaat dari keluhan keluarga


TUK 2 : Keluarga deteksi dini dan
- Fasilitasi akan
mampu memutuskan pengobatan (3)
kekhawatiran/perasaan

104
masalah kesehatan - Mekanisme tindak antara pasien dan

keluarga lanjut (3) keluarga atau antar

anggota keluarga
1. Partisipasi

dalam - Terima nilai yg

Keputusan dianut keluarga

Perawatan dengan sikap yg tidak

Kesehatan menghakimi

- Jawab semua

pertanyaan dari

keluarga atau bantu

untuk mendapatkan

jawaban
TUK 3 : Keluarga
- Orientasikan
mampu merawat
keluarga terkait
anggota keluarga
tatanan pelayanan

105
yang sakit kesehatan, seperti

rumah sakit atau klinik


2. Perilaku Patuh

- Sediakan bantuan

untuk memenuhi

kebutuhan dasar

keluarga seperti,

tempat tinggal,

makanan, dan pakaian

TUK 4 : Keluarga - Identifikasi sifat

mampu dukungan spiritual

memodifikasi bagi keluarga

lingkungan
- Identifikasi

3. Perilaku patuh kesepakatan terkait

harapan antara pasien,

keluarga dan tenaga

106
kesehatan

- Kurangi perbedaan

harapan antara pasien,

keluarga dan tenaga

kesehatan melalui

keterampilan

komunikasi

- Bantu anggota

keluarga dalam
TUK 5 : Keluarga
mengidentifikasi dan
mampu
memecahkan konflik
memanfaatkan
nilai-nilai keluarga
fasilitas pelayanan

kesehatan - Hargai dan dukungan

mekanisme koping
Perilaku Patuh
adaptif yg digunakan

107
keluarga

- Berikan umpan balik

bagi keluarga terkait

koping mereka

- Beritahu anggota

keluarga mengenai

adanya keterampilan

koping tambahan yg

efektif untuk

digunakan

- Berikan pengetahuan

yang dibutuhkan bagi

keluarga untuk

membantu mereka

membuat keputusan

108
terkait pasien

- Libatkan anggota

keluarga dan pasien

dalam membuat

keputusan terkait

perawatan jika

memungkinkan

- Dukung pengambilan

keputusan dalam

merancanakan

perawatan jangka

panjang bagi pasien

yang bisa

mempengaruhi

struktur keuangan

109
keluarga

- Akui pemahaman

pasien terhadap

keputusan terkait

perawatan setelah

pulang dari rumah

sakit

- Bantu keluarga untuk

mendapatkan

pengetahuan

keterampilan dan alat

yang diperlukan untuk

mendukung keputusan

mereka tehadap

110
perawatan pasien

- Indikasi pasien jika

diperlukan

- Dukungan sertifitas

keluarga dalam

mencari informasi

sesuai kebutahan

- Sediakan

kesepakatan untuk

kunjungan bagi

keluarga besar jika

diperlukan

- Kenalkan keluarga

dengan keluarga lain

yang mengalami

111
masalah serupa jika

diperlukan

- Berikan perawatan

seperti yang diberikan

oleh keluarga untuk

membuat mereka

merasa lebih ketika

keluarga tidak bisa

memberikan

perawatan

- Rencana perawatan

lanjutan jika ada

indikasi dan

diinginkan

- Sediakan

112
kesepakatan untuk

dukungan kelompok

sebaya (peer grup

suport )

- Rujukpada ahli terapi

keluarga, jika

diperlukan

- Beritahu anggota

keluarga bagaimana

cara menghubungi

perawat

- Bantu anggota

keluarga melalui

proses berduka dan

kematian jika

113
diperlukan.

3. Gangguan pola Setelah dilakukan TUK 1 : Keluarga Manajemen Manajemen

tidur kunjungan 2x30 mengenal masalah lingkungan : lingkungan :

menit Tn.M ketidaknyamanan kenyamanan Kenyaman (6482)

mampu menangani tidur (6482)


- Tentukan tujuan
ketika nyeri nya TUK 2 : Keluarga
pasiendan keluarga
mulai terasa mampu untuk
dalam mengelola
mengatasi atau
lingkungan dan
merawat anggota
kenyamanan yg
keluarga dengan

114
masalah optimal

ketidaknyamanan
- pertimbangan
tidur
penempatan pasien di
TUK 3 : Keluarga
kamar dengan
mampu melakukan
beberapa tempat tidur
Tindakan kompres
- hindari gangguan yg
air hangat kepada
tidak perlu dan berikan
anggota keluarga yg
untuk waktu istirahat
sakit

TUK 4 : Keluarga - ciptakan lingkungan

mampu yg tenang dan

memodifikasi mendukung

lingkungan untuk
- sediakan lingkungan
mengatasi masalah
yg aman dan bersih
ketidaknyamanan

pola tidur - sesuaikan suhu

115
ruangan yg paling

menyamankan

individu, jika

memungkingkan

- posisikan pasien

untuk memfasilitasi

kenyamanan

A. Rencana Intervensi

B. Implementasi

Tabel 3. 7 Implentasi

No Diagnosis Waktu Analisis intervensi Evaluasi Proses Paraf

keperawatan pelaksanaan

116
1 Nyeri kronis 5 Mei 2021 Subyektif :

08:00-10.00
1. Memaparkan penkes tentang Klien mengatakan

pengertian rematik, penyebab mempunyai riwayat

rematik, tanda dan gejala rematik, rematik

cara mengurangi nyeri dan

memberikan terapi tradisional


Obyektif :
2. Memberikan demonstrasi dengan

cara kompres hangat dengan

menggunakan jahe agar


- Klien tampak
mengurangi rasa nyeri dan
termotivasi
bengkak
dengan

melakukan

terapi kompres

hangat dengan

menggunakan

117
jahe

Asesmen :

- Intervensi

teratasi sebagian

Planing :

- Intervensi

dilanjutkan

118
2. Ketidakefektifan 7 Mei 2021 1. Memaparkan penkes tentang Subyektif :

pemeliharaan 08:00-10.000 pengertian rematik, penyebab


- Keluarga klien
kesehatan rematik, tanda dan gejala rematik,
mengatakan
cara mengurangi nyeri dan
paham tentang
memberikan terapi tradisional
pengertian
2. Memberikan demonstrasi dengan
rematik,
cara kompres hangat dengan
penyebab, dan
menggunakan jahe agar
tanda rematik
mengurangi rasa nyeri dan
Obyektif :
bengkak
- Keluarga klien

dapat

menyebutkan

materi yang saya

sampaikan

119
Asesmen :

- Intervensi

teratasi keluarga

klien paham

Planing :

- Intervensi

dihentikan

120
C. PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada keluarga Tn.M yang dilaksanakan pada tanggal 10 mei 2021 sampai dengan 15 mei 2021

yang dilakukan dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi, yang membahas mengenai kesenjangan-kesenjangan

dengan mengkaitkan antara studi dengan tujuan teoritis, yg telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pembahasan ini

disusun berdasarkan tahap proses pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian yang berpedoman pada format pengkajian secara keseluruhan mulai dari susunan

anggota keluarga dan pemeriksaan fisik pada semua anggota keluarga. Penulis memperoleh data tentang kesehatan

keluarga dengan menggunakan cara observasi langsung yaitu melalui pemeriksaan fisik dengan langkah-langkah

seperti inspeksi, palvasi, perkusi dan auskultasi secara head to toe. Wawancara mengenai riwayat kesehatan keluarga

121
dan studi dokumentasi dengan menggunakan kartu keluarga atau data yang terdapat di pelayanan kesehatan setempat

posyandu dan puskesmas. Penulis tidak menemukan kesenjangan dalam melakukan pengkajian di karenakan keluarga

Tn.M sangat kooperatif pada saat pengkajian.

Berdasarkan teori (Arif Mansjoer, 2013) Arthritis Rheumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan

manifestasi utama poliathritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Tanda dan gejala rematik, lesu, lekas

lelah, nafsu makan berkurang, demam secara perlahan-lahan yang timbul selama beberapa minggu, timbul bengkak,

merah dan nyeri serta kaku pada bagian sendi yang terkena. Penyebab rematik pada sendikarena terlalu banyak atau

terlalu sedikit melakukan gerakan olahraga, daya tahan tubuh yang lemah, proses penuaan, keletihan, cedera

mendadak, infeksi dan tidak diketahui dengan jelas. Dari hasil pengkajian pada keluarga Tn.M penulis menemukan

masalah rematik pada keluarga Tn.M khususnya Tn.M penulis mengumpulkan data dari hasil pengkajian Tn.M

mengatakan kaki nya terasa kaku, nyeri bila digerakan, kakinya linu, kadang-kadang kakinya sulit berjalan, dan Tn.M

ketika nyeri nya mulai terasa mengompres hangat untuk mengurangi rasa nyeri, nyeri dibagian sendi lutut dan kaki

dirasakan pada pagi dan malam hari. Tn.M tampak bertanya apa penyebab kakinya terasa nyeri. Berdasarkan data

diatas didapatkan masalah kesehatan nyeri kronis pada keluarga Tn.M khususnya Tn.M. tidak semua tanda dan gejala

122
rematik dalam teori muncul seperti pembengkakan didaerah sendi. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak

melakukan hambatan karena Tn.M kooperatif.

2. Diagnosa keperawatan

Keluarga Tn.M mengatakan sudah mengetahui penyakit nya, tetapi tidak tahu cara mengurangi nyeri bila nyeri nya

mulai terasa. Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis maka didapatkan hasil masalah keperawatan

keluarga yaitu :

- Nyeri kronis

- Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

- Gangguan pola tidur

3. Perencanaan

Dalam penyusunan perencanaan yang ada pada teori perencanaan harus ditetapkan tujuan umum dan tujuan khusus,

kriteria, dan standar rencana tindakan keperawatan. Pada tujuan khusus dalam penyusunan nya harus didasarkan pada

123
lima tugas yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan untuk tindakan yg tepat untuk mengatasi masalah,

melakukan perawatan dan modifikasi lingkungan. Menurut friedman (2011) perencanaan diklasifikasikan atas

suplemental, fasilitatif dan developmental. Dimana pada kasus hanya terdapat perencanaan suplemental, sedangkan

untuk fasilitatif dan developmental tidak direncanakan karena keluarga sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada dan dekat dengan masyarakat.

Dari penelitian yang dilakukan oleh sulistyo andarmoyo (2012), menggolongkan intervensi keperawatan pada tiga

tingkatan fungsi yaitu fungsi koognitif, apektif dan perilaku. Pada kasus perencanaan mengacu pada teori, tetapi tidak

semua dapat direncanakan sesuai teori. Untuk intervensi sesuai dengan tindakan fungsi, perawat hanya dapat

merencanakan untuk meningkatkan fungsi kognitif dengan memberikan informasi kepada keluarga terkait masalah

yang dihadapi keluarga. Sedangkan untuk afektif dan perilaku tidak direncanakan, karena dalam waktu tiga hari

dalam memberikan asuhan keperawatan, kemampuan tersebut tidak dapat dicapai karena membutuhkan waktu yang

tidak singkat untuk menumbuhkan rasa kemandirian serta kesadaran keluarga dalam memanfaatkan sumber-sumber

daya yang ada pada keluarga baik bersifat internal maupun eksternal. Pada perencanaan penulis tidak mengalami

hambatan karena keluarga dapat bekerja sama.

4. Implementasi

124
Secara teori dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ada beberapa faktor penghambat yang dapat ditemukan, baik

dari keluarga maupun petugas. Sedangkan pada kasus tidak ditemui faktor-faktor penghambat, hal ini disebabkan

karena terjadinya saling percaya antara perawat dan keluarga., motivasi antusias yg tinggi ditunjukan oleh keluarga

untuk mengenal lebih jauh masalah kesehatan yg dihadapi serta cara-cara alternatif pemecahan masalah guna

meningkatkan derajat kesehatan keluarga

5. Evaluasi

Pada tahap proses keperawatan yg kelima, penulis melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yg telah

dilakukan. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dari tindakan yg telah dilakukan pada

keluarga (Zaidin ali, 2012)

125
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan Pada Tn.M dengan Rheumatoid Artritis di Kp : Karajan, Ds :

Pangulah Selatan, Kec : Kotabaru, Kabupaten Karawang pada tahun 2021, peneliti mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

126
Hasil pengkajian klien Tn.M berumur 60 tahun didapatkan pasien mengalami rematik lebih dari 3 bulan, klien

mengatakan Pasien Nyeri sendi, pegal-pegal, dan sesekali pasien menanyatakan masalah yang di hadapinya. Pada klien

Ny. E ditemukan 2 masalah keperawatan yaitu nyeri kronis, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.

Rencana keperawatan yang disusun tergantung kepada masalah keperawatan yang di temukan yaitu sesuai dengan

teori yang telah ada, berdasarkan dengan NANDA, NIC, NOC

B. Saran

Berdasarkan analisa data kesimpulan penelitian maka dalam sub bab ini peneliti akan menyampaikan beberapa saran

diantaranya :

1. Bagi Pasien

Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang bagaimana menangani masalah Rematik dengan

tindakan yang benar sehingga masalah Rematik teratasi dan kebutuhan kenyamanan pasien terpenuhi.

127
2. Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pendidikan yng lebih berkualitas dan professional agar tercipta perawat yng

professional, terampil, inovatif, aktif, dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperwatan secara

menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan

3. Manfaat bagi penulis

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengetahuan. Sebagai bahan untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien

Rematik

128
DAFTAR PUSTAKA

Shulfany,2011. pengaruh penyuluhan kesehatan tentang rematik terhadap pengetahuan dan perilaku pencegahan gastritis pada
remaja di sma negeri 7 manado.

Kemenkes RI. (2013). RISKESDAS, Jakarta : Kemenkes RI

Sri, H. (2013) upaya menurunkan keluhan nyeri sendi lutut pada lansia http://puslit2.petra.ac.id/ejornal/index.

Friedman, Marilyn M, (2011), Buku ajar keperawatan keluarga, riset, teori dan praktik

Bailon, G. S., & Maglaya, S.A. (1989) Perawatan kesehatan keluarga (Terjemahan oleh pusdiknakes Depkes RI) Pusdiknakes
Depkes

Rahayuningsi, d. &. (2019). gambaran pengetahuan pasien tentang penyebab rematik di ruang rindu A RSUP H adam malik
medan, 2.

Abdullah,2018. Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Pencegahan rematik Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan.
Makassar.

Sudoyo, 2009 dan Hartati, 2018. Pengetahuan Pasien Dengan rematik Tentang Pencegahan Kekambuhan rematik . Kediri:
Akademi Keperawatan Pemenan.

Diyono dan srimulyanti, 2018.Panduan pencegahan dan mengatasi penyakit maag.Yogyakarta: ANDI.

Kemenkes RI, 2012 dalam Mulat, kejadian gastritis diindonesia, T 2018.

Mahaji,Agustin, 2018. tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penyakit rematikdi wilayah kerja puskesmas
barombong kota makassar, 884.

Mikail, 2013. Factor resiko gastritis Dengan kejadian rematik pada siswa- siswi Sma dan Smk Healithy journal.

xi
Suratun, 2016. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nursalam, 2015. metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D, 137.

Sugiyono, 2012. Teknik Pengambilan data dan Teknik Analisa Data.yogyakarta: Andi.

Menurut Notoatmodjo (2018),. Ilmu kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fratiwi Van Gobel, 2018 Pengetahuan rematik dan Perilaku Pencegahan rematik pada Masyarakat, Skripsi, Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.

Annisa Antu. 2018. Hubungan Kecemasan dengan Kejadian rematik di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango. Skripsi,
Jurusan Keperawatan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.

Gustin,(2018);konsep pengetahuan rematik Proverawati dan Kusuma Wati, (2017) Sebayang,(2017); Suharjo,(2017); Anawati,
(2018); Rahmi,(2017).

Widya Tussakinah 2018. Hubungan pola makan dan tingkat stress terhadap kekambuhan rematik pada masyarakat wilayah kerja
puskesmas tarok kota paya kumbuh tahun Oleh Widiya Tussakinah.

Nainggolan, O. (2009). Prevalensi dan Determinan penyakit Rematik diindonesia.

xii
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA Tn.M
“KURANGNYA PENGETAHUAN TENTANG PENTING NYA REMATIK”

Disusun Oleh
Nama : ANGGI NUGRAHA
Nim : 433131440118007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

STIKES HORIZON KARAWANG

2020/2021
Jln. Pangkal perjuangan Km. 1 By pass Karawang 4131

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

xiii
Masalah : Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya Rematik

Pokok Bahasan : Kesehatan Lansia

Sub Pokok Bahasan : Reumatik

Sasaran : Tn.M

Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 10 Desember 2020

Waktu : 15 menit

Penyuluh : Mahasiswa Keperawatan

Tempat : Rumah Tn.M

III. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan penyuluhan tentang rematik,diharapkan lansia memahami tentang penyakit rematik.

b. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 20 menit lansia mampu menjelaskan:

xiv
 Menyebutkan arti dari rematik.
 Menyebutkan Penyebab
 Menyebutkan tanda dan gejala
 Mengidentifikasi cara perawatan rematik
 Memahami diit rematik untuk lansia
 Memperagakan pemberian kompres hangat
 Memahami pengobatan tradisioanl rematik untuk lansia

IV. Materi Penyuluhan


 Pengertian dari rematik.
 Penyebab Rematik
 Tanda dan gejala Rematik
 Perawatan pada rematik
 Bagaimana diit rematik untuk lansia
 Bagaimana cara pemberian kompres hangat
 Bagaimana cara pengobatan tradisional rematik untuk lansia
V. Kegiatan Pembelajaran
c. Metode : Ceramah dan tanya jawab

d. Strategi Proses Belajar Mengajar

xv
Penyuluh Tn.M waktu

Pembukaan 3 menit
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam serta
2. Memperkenalkan diri menyambut dengan baik
3. Menjelaskan maksud dan tujuan 2. Memperhatikan
3. Menyimak penjelasan
dengan baik
Kegiatan inti 10menit
1. Mengkaji pengetahuan Tn.M 1 Tn.M menjawab beberapa
tentang materi yang akan pertanyaan
disampaikan 2 Menyimak penjelasan
2. Menjelaskan tentang Rematik materi yang disampaikan
3. Memberikan kesempatan bagi penyuluh
Tn.M untuk bertanya 3 Mengajukan beberapa
4. Menjawab pernyataan dengan pertanyaan
cukup spesifik 4 Mendengarkan jawaban

1. Memberikan pertanyaan dan 2. Menjawab pertanyaan 2 menit


reinforcement positif.

xvi
Penutup 5 menit
1. Bersama-sama Tn.M 1. Menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil pembahasan pembahasan bersama
2. Memotivasi Tn.M untuk penyuluh
mengontrol nyeri dengan 2. Tn.M termotivasi untuk
pemberian kompres hangat melakukan pemberian
3. Salam penutup kompres hangat saat klien
merasa nyeri pada lututnya
3. Menjawab salam

VI. Media
e. Media : Tulis

f. Sumber :

Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. “Penuntun Diet”; Edisi Baru,
Jakarta, 2004, PT Gramedia Pustaka Utama
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1,
Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakrta, 2004
VII. Evaluasi
g. Prosedur : Post test

xvii
h. Bentuk :

i. Butir Soal :

a. Peserta mengerti apa pengertian rematik


b. Peserta dapat memehami penyebab dan tanda dan gejala reumatik
c. Peserta dapat memahami diit pada penyakit Rematik
d. Peserta dapat memahmi kompres hangat dan obat tradisional reumatik

LAMPIRAN

MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Rematik
Rematik adalah penyakit sendi,dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.

2. Tanda dan Gejala rematik


 Nyeri sendi
 Hambatan gerakan pada sendi
 Kekakuan pada pagi hari

xviii
 Krepitasi (sendi berbunyi)
 Pembesaran sendi (deformitas)
 Perubahan gaya berjalan
3. Faktor resiko rematik
 Usia >40 tahun
 Jenis kelamin wanita lebih sering
 Genetik
 Kegemukan
 Cedera sendi
 Kelainan pertumbuhan dan kepadatan tulang
4. Penangan Penyakit Rematik
a. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan kompres pada sendi yang sakit
b. Latihan fisik atau pergerakan ringan untuk mencegah kekakuan
c. Mengatur keseimbangan antara istirahat dan aktivitas
d. Mengatur diit untuk menurunkan berat badan teruatama pada penderita gemuk
e. Melindungi persendiaan yang cedera
f. Gunakan alat bantu seperti tongkat
g. Berobat ke pelayanan kesehatan

xix
5. Diit Penderita Rematik
Tabel Jenis Makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan.

- Makanan yang boleh - Makanan yang tidak

Diberikan : Boleh diberikan

Nasi :Roti, kentang, jagung,A Jeroan (jantung,hati, usus,


limpa, paru-paru dan otak) ,
Daging : ayam, ikan, telur, tempe
sarden, kerang
dan susu,
Sayur-sayuran (bayam,
Sayur-sayuran tinggi serat (wortel,
kacang polong, kembang
labu siam)Buah-buahan
kol, kacang panjang, buncis
dan jamur)

Makanan berlemak dan


mengandung ragi seperti ;
tape, susu tinggi lemak,
daging berlemak dan
mentega

6. Cara Memberi Kompres Hangat

xx
i. Sediakan air hangat waskom secukupnya

ii. Basahkan handuk kecil kedalam air hangat tersebut.

iii. Peras handuk tersebut

iv. Letakkan handuk tersebut pada daerah nyeri selama 5 – 10 menit

7. Obat tradisional reumatik


a. Tanaman Lengkuas
b. Jahe atau Panglai
c. Brotowali
d. Daun Kumis Kucing
e. Daun Seledri
f. Kunyit

xxi
LEMBARAN KONSUL

NAMA : ANGGI NUGRAHA

NIM : 433131440118007

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN USIA 60TAHUN PADA
KELUARGA TN.M DENGAN MASALAH KESEHATAN REUMATIK KHUSUS NYA PADA TN.M
DI DUSUN PANGULAH SELATAN RT/RW 04/01 KECAMATAN KOTABARU KABUPATEN
KARAWANG

No Tanggal/hari Materi Hasil konsul Paraf

xxii
pembimbing

1 Kamis, 6 mei Bab III Penambahan diagnosa


2021
Pebaiki intervensi

2 Jumat,10 juni Bab I Lengkapi materi bab I


2021

3 Jumat,10 juni Bab II Rapihkan dalam pengetikan


2021 materi dan memperbaiki alenia

Penambahan pathway

4 Senin, 13 juni Bab III Perbaiki genogram


2021
Rapihkan dalam pengetikan
Analisa data

Penambahan diagnosa

xxiii
xxiv

Anda mungkin juga menyukai