Anda di halaman 1dari 97

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI GASTRITIS

DENGAN MASALAH NYERI AKUT PADA DAERAH ABDOMEN


DI DESA PANTON LUAS KECAMATAN SAWANG
KABUPATEN ACEH SELATAN

KARYA TULIS ILMIAH

MAULIDA
NIM.P00120518016

PRODI D III KEPERAWATAN ACEH SELATAN


POLTEKKES KEMENKES ACEH
TAHUN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI GASTRITIS
DENGAN MASALAH NYERI AKUT PADA DAERAH ABDOMEN
DI DESA PANTON LUAS KECAMATAN SAWANG
KABUPATEN ACEH SELATAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
Pada Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Aceh
Prodi D III Keperawatan Aceh Selatan

MAULIDA
NIM.P00120518016

PRODI D III KEPERAWATAN ACEH SELATAN


POLTEKKES KEMENKES ACEH
TAHUN 2021

i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

atas rahmat dan Karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Lansia Yang

Mengalami Gastritis Dengan Masalah Nyeri Akut Di Daerah Abdomen Di

Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan”. Dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak mendapat bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada :

1. T. Iskandar Faisal, S.Kep., M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Aceh

2. Ibu Dr. Ns. Dewi Marianthi., M.Kep.Sp.Mat, selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh

3. Bapak T. Cut Lizam, S.Pd.,M.P.H, selaku Ketua Prodi D III Keperawatan

Aceh Selatan Poltekkes Kemenkes Aceh

4. Bapak Ns.Syam Irwan, S.Kep, M.kep selaku Dosen pembimbing I yang telah

banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyusun Karya Tulis

Ilmiah ini

5. Bapak Safran, S.kep, selaku Dosen pembimbing II yang telah banyak

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyusun Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini

6. Penguji I dan Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran yang

mendukung dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

v
7. Seluruh Dosen dan staf Prodi D III Keperawatan Aceh Selatan Poltekkes

Kemenkes Aceh

8. Orang Tua yang telah memberikan doa dan dukungan dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dan memberikan semangat

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan

mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Selanjutnya peneliti

sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik demi perbaikan Karya

Tulis Ilmiah ini sehingga dapat digunakan untuk pengembangan ilmu

dan pelayanan keperawatan.

Tapaktuan, 25 Juni 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


SURAT PERNYATAAN .................................................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................... iii
SURAT PENGESAHAN SIDANG .................................................................. iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
ABSTRAK ........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.4 Tujuan .............................................................................................. 5
1.5 Manfaat ............................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8


2.1 Konsep Lanjut Usia ......................................................................... 8
2.2 Konsep Gastritis .............................................................................. 12
2.3 Konsep Nyeri.................................................................................... 20
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan ......................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 33


3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 33
3.2 Batasan Istilah .................................................................................. 33
3.3 Partisipan .......................................................................................... 35
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 35
3.5 Pengumpulan Data ........................................................................... 35
3.6 Uji Keabsahan Data .......................................................................... 36
3.7 Analisa Data ..................................................................................... 37
3.8 Etik Penelitian .................................................................................. 38

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 40


4.1 Hasil ................................................................................................. 40
4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data .................................... 40
4.1.2 Pengkajian ............................................................................. 40
4.1.3 Analisa Data ......................................................................... 43
4.1.4 Diagnosa Keperawatan ......................................................... 44
4.1.5 Intervensi Keperawatan ........................................................ 44
4,1,6 Implementasi Keperawatan .................................................. 47
4.1.7 Evaluasi Keperawatan .......................................................... 52
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 57

vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 64
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 64
5.2 Saran ................................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan


Tabel 4.1 Identitas klien
Tabel 4.2 Riwayat penyakit
Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan
Tabel 4.4 pemeriksaan Fisik
Tabel 4.5 Analisa Data
Tabel 4.6 Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.7 Intervensi keperawatan
Tabel 4.8 Implementasi keperawatan
Tabel 4.9 Evaluasi keperawatan

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Persetujuan Responden (Informen Consent)


Lampiran 2 : Format Pengkajian Klien
Lampiran 3 : SOP Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Lampiran 4 : SOP Kompres Hangat
Lampiran 5 : Dokumentasi
Lampiran 6 : Lembaran Konsul
Lampiran 7 : Biodata Penulis

x
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI
GASTRITIS DENGAN MASALAH NYERI AKUT PADA DAERAH
ABDOMEN DI DESA PANTON LUAS KECAMATAN SAWANG
KABUPATEN ACEH SELATAN

Nama : Maulida
Prodi D III Keperawatan aceh Selatan
Pembimbing 1 : Syam Irwan, S.Kep,Ns.,M.Kep
Pembimbing II : Safran, S.Kep

ABSTRAK

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupan. Pada lansia lapisan lambung akan mengalami penipisan dan melemah,
kondisi inilah yang menyebabkan gastritis lebih sering terjadi pada lansia
dibandingkan orang yang berusia muda Gastritis merupakan penyakit sistem
pencernaan yang bersifat akut dan kronis yang ditandai dengan rasa mual dan
muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau sakit
kepala. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Penelitian
ini bertujuan untuk memberikan Asuhan Keperawatan Pada Lansia Yang
Mengalami Gastritis Dengan Masalah Nyeri Akut Di Daerah Abdomen Di
Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Desain
penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Penelitian diambil di desa
Panton Luas kecamatan Sawang. Jumlah subyek penelitian adalah 2 klien dengan
masalah keperawatan dan diagnosis yang sama pada klien dengan masalah Nyeri
Akut intervensi yang digunakan adalah NOC: Kontrol Nyeri dan NIC:
Managemen Nyeri. Kesimpulan dari hasil evaluasi terakhir disimpulkan bahwa
klien 1 masalah teratasi sedangkan klien 2 masalah teratasi sebagian. Saran yang
diberikan kepada klien: klien harus mengontrol nyeri dan menghindari makanan yang
dapat mengiritasi lambung sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang sesuai
dengan masalah serta ikut mempertahankan dan melaksanakan tindakan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan.

Kata kunci : Lansia, Gastritis, Nyeri Akut

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh

setiap makhluk hidup khususnya manusia. Kesehatan mencakup keadaan

fisik, mental, dan sosial, sehingga setiap orang yang sehat akan

memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

menjadi hal yang perlu diperhatikan khusunya pada anak-anak, remaja,

maupun orang tua. Sebab, apabila seseorang tidak menjaga kesehatan

maka akan menurunkan produktifitas dan bahkan dapat meningkatkan

angka kematian (Syafi`I & Andriani, 2019).

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan

akhir dari fase kehidupan. Pada lansia lapisan lambung akan mengalami

penipisan dan melemah, kondisi inilah yang menyebabkan gastritis lebih

sering terjadi pada lansia dibandingkan orang yang berusia muda

(Nurjannah, 2018).

Gastritis atau secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau

ulu hati ialah peradangan pada dinding lambung terutama pada selaput

lender lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui

diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini

sering dijumpai timbul secara mendadak biasanya ditandai dengan rasa

1
2

mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun

atau sakit kepala (Andi & Hasna, 2014).

Gastritis didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai mukosa

lambung. Peradangan dapat mengakibatkan pembengkankan mukosa

lambung sampai terlepasnya epitel mukosa supersial yang menjadi

penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel

akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung (Andi &

Hasna, 2014).

Pembagian klinis gastritis secara garis besar dibagi menjadi dua

jenis yaitu gastritits akut dan gastritis kronis. Gastritis akut merupakan

kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala

yang khas, biasanya ditemukan inflamasi akut. Gastritis kronis merupakan

gastritis dengan penyebab yang tidak jelas, sering bersifat multifaktor

dengan perjalanan klinik yang bervariasi. Gastristis kronis berkaitan erat

dengan infeksi Helicobacteri pylori (Andi & Hasna, 2014).

Menurut Worid Hearlth Organization (WHO), insiden gastritis di

dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya.

Sedangkan di Asia Tenggara persentase kejadian gastritis tergolong besar,

jumlah total penduduk yang mengalami penyakit gastritis berjumlah

583.635 jiwa dari jumlah penduduk setiap tahunnya, diantaranya inggris

22%, Cina 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29.5%

(Saini, et al 2020).
3

Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia Berdasarkan

profil kesehatan Indonesia mencapai 40,8%, gastritis merupakan peringkat

ke 9 dari 10 besar penyakit terbanyak pasien rawat inap yaitu 24.716

kasus dan peringkat ke enam dari 10 besar penyakit terbanyak rawat

jalan dirumah sakit di Indonesia yaitu 88.559 kasus (Depkes RI, 2018).

Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020

penderita gastritis di Aceh pada tahun 2019 dengan jumlah penderita

2.900 orang dan merupakan penyakit ke 7 dari 10 penyakit terbanyak di

Aceh. Data dari dinas kesehatan Aceh Selatan didapatkan jumlah

penderita gastritis pada tahun 2019 sebanyak 5.110 orang dan merupakan

urutan ke 4 dari 10 besar penyakit tidak menular dikabupaten Aceh

Selatan (Dinkes Aceh, 2019). Berdasarkan data yang diperoleh dari

UPTD puskesmas sawang kabupaten Aceh Selatan didapatkan jumlah

penderita gastritis pada tahun 2020 berjumlah 191 orang. Gastritis

merupakan peringkat 1 dari 10 penyakit terbanyak pada rawat inap yaitu

116 orang, sedangkan pada rawat jalan penderita gastritis berjumlah 75

orang (UPTD Puskesmas Sawang, 2020).

Terkait dengan penyakit gastritis yang dapat menimbulkan masalah

nyeri, nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium.

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial

(Utami & Kartika, 2018).


4

Salah satu tindakan keperawatan yang dapat diberikan terhadap nyeri

pada gastritis adalah terapi komplementer. Beberapa tindakan mandiri

yang dapat dilaksanakan perawat untuk membantu klien yaitu dengan

menggunakan manajemen nyeri untuk menghilangkan atau mengurangi

nyeri dan meningkatkan rasa nyaman. Menggunakan komunikasi terapeutik

untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien yaitu dengan menggunakan

teknik distraksi, relaksasi (menggunakan nafas dalam), pijat efflurage,

guided imaginary, kompres air hangat, teknik relaksasi otot pogresif

dalam, relaksasi genggam jari (Utami & Kartika, 2018).

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, maka penulis

tertarik untuk melakukan studi kasus “Asuhan Keperawatan pada Lansia

yang mengalami Gastritis dengan masalah Nyeri Akut pada daerah

Abdoment di desa Panton Luas Kecamatan Sawang kabupaten Aceh

Selatan”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan

pada Lansia yang mengalami Gastritis dengan masalah Nyeri Akut pada

daerah Abdoment di Desa Panton Luas Kecamatan Sawang kabupaten

Aceh Selatan.
5

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada studi kasus ini yaitu bagaimana asuhan

keperawatan pada lansia yang mengalami gastritis dengan masalah nyeri

akut pada daerah abdoment di desa panton luas kecamatan sawang

kabupaten Aceh Selatan.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

melaksanakan asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami

gastritis dengan masalah nyeri akut pada daerah abdoment di desa

panton luas kecamatan sawang kabupaten Aceh Selatan.

1.4.2 Tujuan Khusus

Mendapatkan pengalaman menerapkan asuhan keperawatan

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, meliputi:

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada lansia yang

mengalami gastritis dengan masalah nyeri akut pada daerah

abdoment di desa panton luas kecamatan sawang kabupaten

Aceh Selatan.

b. Menganalisa data dari hasil pengkajian pada lansia yang

mengalami gastritis dengan masalah nyeri akut pada daerah

abdoment di desa panton luas kecamatan sawang kabupaten

Aceh Selatan.

c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada lansia yang

mengalami gastritis dengan masalah nyeri akut pada daerah


6

abdoment di desa panton luas kecamatan sawang kabupaten

Aceh Selatan.

d. Menyusun rencana keperawatan pada lansia yang mengalami

gastritis dengan masalah nyeri akut pada daerah abdoment di

desa panton luas kecamatan sawang kabupaten Aceh Selatan.

e. Melakukan tindakan-tindakan keperawatan pada lansia yang

mengalami gastritis dengan masalah nyeri akut pada daerah

abdoment di desa panton luas kecamatan sawang kabupaten

Aceh Selatan.

f. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan lansia

yang mengalami gastritis dengan masalah nyeri akut pada

daerah abdoment di desa panton luas kecamatan sawang

kabupaten Aceh Selatan.

g. Mendokumentasi asuhan keperawatan lansia yang mengalami

gastritis dengan masalah nyeri akut pada daerah abdoment di

desa panton luas kecamatan sawang kabupaten Aceh Selatan.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Mamfaat teorits bagi pengembangan ilmu keperawatan adalah

untuk menambah pengetahuan dan pendalaman tentang ilmu

terapan bidang keperawatan dalam memberi dan menjelaskan

tentang penyakit gastritis yang lebih rinci dan jelas.


7

1.5.2 Manfaat praktis

a. Perawat

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk

memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan klien gastritis,

sehingga semakin menambah pengetahuan kepada penderita

gastritis, mempercepat proses penyembuhan dan kekambuhan

penyakit.

b. Rumah sakit

Dapat digunakan untuk meningkatkan bentuk pelayanan

kesehatan yang dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas

mutu asuhan keperawatan dirumah sakit.

c. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan pada kegiatan proses belajar mengajar

dalam memberi dan menjelaskan tentang penyakit gastritis.

d. Klien

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

untuk pasien dalam mengatasi penyakit gastritis.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lanjut Usia

2.1.1 Definisi Lansia

Lanjut usia (lansia) adalah kelompok manusia yang

berusia 60 tahun keatas. pada lanjut usia akan terjadi proses

menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri

atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara

perlahan–lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi

dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Oleh karena itu,

dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik

dan structural yang disebut penyakit degeneratif yang

menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode

terminal (Sunaryo et al, 2016).

2.1.2 Batasan Umur Lansia

Batasan usia lanjut menurut Muhith dan Siyoto, (2016)

meliputi:

a. Usia pertengahan (middle age ), ialah kelompok usia 45

sampai 59 tahun.

b. Lanjut usia (elderly), antara 60-74 tahun.

c. Lanjut usia tua (old), antara 60-75 tahun.

d. Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun.

8
9

2.1.3 Karakteristik Lansia

Karakteristik lansia menurut Dewi, (2014) adalah sebagai

berikut:

a. Berusia lebih dari 60 tahun.

b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat

sampai sakit, dari kebutuhan bio, psiko, sosial hingga

spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga maladaptif.

c. Lingkungan yang bervariasi.

2.1.4 Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

Menurut Muhith dan Siyoto, (2016) Perubahan Fisik pada

lansia adalah:

a. Sel

Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar,

berkurangnya cairan intra seluler, menurunnya proporsi

protein di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel otak

menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel.

b. Sistem Persyarafan

Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyaratan

menurun, berat otak menurun 10-20%, mengecilnya syaraf

panca indra sehingga mengakibatkan berkurangnya respon

penglihatan dan pendengaran, mengecilnya syaraf

penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu,

ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang sensitive

terhadap sentuhan.
10

c. Sistem Penglihatan

Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa

lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, pupil

timbul sklerosis, daya membedakan warna menurun.

d. Sistem Pendengaran

Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada

bunyi suara atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit

mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65

tahun, membran timpani menjadi atrofi menyebabkan

Otosklerosis.

e. Sistem Kardiovaskuler

Katup jantung menebal dan menjadi kaku karena

kemampuan jantung menurun 1% setiap tahun sesudah

kita berumur 20 tahun, sehingga pembuluh darah

kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah.

Berkurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk

oksigenasi, misalnya perubahan posisi dari tidur ke duduk

atau duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah

menurun menjadi 65 mmHg dan tekanan darah meninggi,

karena meningkatnya resistensi dari pembuluh darah

perifer.

f. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

Pengaturan suhu hipotalamus yang dianggap bekerja

sebagai suatu thermostat (menetapkan suatu suhu tertentu).


11

Kemunduran terjadi karena beberapa faktor yang

mempengaruhi yang sering ditemukan adalah temperatur

tubuh menurun, keterbatasan reflek menggigil dan tidak

dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi

aktifitas otot rendah.

g. Sistem Respirasi

Paru-paru kehilangan elastisitas, sehingga kapasitas residu

meningkat, mengakibatkan menarik nafas lebih berat,

kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman

nafas menurun pula. Selain itu, kemampuan batuk

menurun (menurunnya aktifitas silia), O2 arteri menurun

menjadi 75 mmHg, dan CO2 arteri tidak berganti.

h. Sistem Gastrointestinal

Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra pengecap

menurun, pelebaran esophagus, rasa lapar menurun, asam

lambung menurun, waktu pengosongan menurun, peristaltik

lemah, dan sering timbul konstipasi, fungsi absorbsi

menurun.

i. Sistem Urinaria

Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya

menurun sampai 200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada

wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput lendir

mengering, elastisitas jaringan menurun dan disertai


12

penurunan frekuensi seksual intercrouse berefek pada seks

sekunder.

j. Sistem Endokrin

Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH,

FSH, LH), penurunan sekresi hormon kelamin misalnya:

estrogen, progesterone, dan testoteron.

k. Sistem Kulit

Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan

proses keratinisasi dan kehilangan jaringan lemak,

berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan

vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar

keringat berkurang jumlah dan fungsinya, perubahan pada

bentuk sel epidermis.

l. Sistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan

pemendekan tulang. Persendian membesar dan kaku,

tendon mengkerut dan mengalami sclerosis, atropi serabut

otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram

dan tremor.

2.2 Konsep Gastritis

2.2.1 Definisi Gastritis

Gastritis atau secara umum dikenal dengan istilah sakit

“maag” atau ulu hati ialah peradangan pada dinding lambung

terutama pada selaput lendir lambung. Gastritis merupakan


13

gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena

diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini

sering dijumpai timbul secara mendadak biasanya ditandai

dengan rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah,

nafsu makan menurun atau sakit kepala (Andi & Hasna, 2014).

Gastritis didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai

mukosa lambung. Peradangan dapat mengakibatkan

pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel

mukosa supersial yang menjadi penyebab terpenting dalam

gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang

timbulnya proses inflamasi pada lambung (Andi & Hasna,

2014).

Gastritis adalah inflamasi pada mukosa lambung yang

disertai kerusakan atau erosi pada mukosa (Diyono & Mulyanti,

2016).

2.2.2 Klasifikasi

Menurut Andi dan Hasnah, (2014) gastritis secara garis

besar dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Gastritits Akut

Gastritis akut merupakan kelainan klinis akut yang jelas

penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya

ditemukan inflamasi akut.


14

b. Gastritis Kronis

Gastritis kronis merupakan gastritis yang penyebab tidak

jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinis

yang bervariasi. Gastristis kronis berkaitan erat dengan

infeksi Helicobacteri pylori.

2.2.3 Etiologi

Etiologi atau penyebab terjadinya gastritis menurut Diyono

dan Mulyanti, (2016) diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi

gastritis itu sendiri, yaitu:

a. Gastritis Akut

Gastritis akut biasanya disebabkan karena pola makan

yang tidak tepat, baik dalam frekuensi maupun waktu

yang tidak teratur. Selain karna faktor isi atau jenis

makanan yang iritatif terhadap mukosa lambung, makanan

yang terkontaminasi dengan mikroorganisme juga dapat

menyebabkan kondisi ini.

Selain itu gastritis akut juga sering disebabkan oleh:

1) Penggunaan obat analgetik seperti aspirin termasuk

obat anti-inflamasi nonsteroid/NSAID.

2) Kebiasaan mengkomsumsi alkohol, kafein, refluk

billier, dan terapi radiasi.

3) Komsumsi makanan pedas, panas dan asam.

4) Merokok

5) Stres yang berlebihan.


15

b. Gastritis Kronis

Gastritis kronis merupakan kelanjutan dari gastritis akut

yang terjadi karena faktor-faktor diatas, juga karena peran

dari bakteri Helicobacter Pyori yang bahkan sering

menyebabkan keganasan atau kanker lambung. Faktor

auto-imun dan anemia juga ikut andil dalam proses ini.

2.2.4 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala gastritis menurut Diyono dan Mulyanti,

(2016) diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi gastritis itu

sendiri, yaitu:

a. Gastritis Akut

1) Nyeri ulu hati (epigastrik pain)

2) Mual, muntah, pusing

3) Malaise (kelelahan yang tidak diketahui penyebabnya)

4) Anoreksia (tidak nafsu makan)

5) Hiccup (cegukan)

b. Gastritis Kronis

Pada gastritis kronis biasanya ditandai dengan penurunan

berat badan, perdarahan dan anemia pernisiosa sebagai

akibat menurunnya absorsi vitamin B karena hilangnnya

faktor intrinsik lambung. Kondisi hypochlorhydria dan

anchlorhydria sering terjadi dikondisi ini.


16

2.2.5 Patofisiologi

Gastritis dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia

maupun obat-obatan, alkohol, rokok, kafein, makanan yang

pedas, panas maupun asam yang masuk kedalam lambung

menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga

lambung kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi

peningkatan difusi balik ion hidrogen. Gangguan difusi pada

mukosa dan peningkatan sekresi asam lambung yang

meningkat. Asam lambung dan enzim-enzim pencernaan

kemudian menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi

peradangan. Demikian juga terjadi peradangan dilambung

karena bakteri HP (Helicobacteri Pylori) langsung melekat

pada sel-sel dinding lambung oleh bakteri dan terinfeksi. Dan

kemudian menghancurkan lapisan mukosa lambung. Peradangan

ini termanifestasi seperti perasaan perih di epigastrium, rasa

panas atau terbakar dan nyeri tekan. Spasme lambung juga

mengalami peningkatan diiringi gangguan pada spinkter

esophagus sehingga terjadi mual-mual sampai muntah. Bila

iritasi/erosi pada mukosa lambung sampai pada jaringan

lambung dan mengenai pembuluh darah. Sehingga

kontinuitasnya terputus dapat menimbulkan hematemesis

maupun melena (Untari, 2017).


17

2.2.6 Pathway Gastritis

Obat-obatan (NSAID. Helicobacter Pylori Alkohol, rokok,


aspirin, sulfanomida kafein
streroid, dietalis)
Melekat pada
epitel lambung Menurunnya
Menganggu produksi bikarbonat
pembentukan sawat (HCO₃⁻)
mukosa lambung Menghancurkan lapisan
mukosa sel lambung

Menurunnya
kemampuan protektif
terhadap asam
Menurunnya barrier lambung
terhadap asam dan pepsin

Menyebabkan difusi kembali asam


lambung dan pepsin

imflamasi

Nyeri epigastrium

Nyeri Akut

Gambar 2.1 Pathway Gastritis

Sumber : (Untari, 2017).


18

2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik pada gastritis menurut Untari,

(2017) yaitu:

a. Pemeriksaan darah lengkap bertujuan untuk mengetahui

adanya anemia.

b. Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk

mengetahui adanya defisiensi B12.

c. Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah

dalam feses.

d. Analisis gaster bertujuan untuk mengetahui kandungan HCL

lambung. Achlordidria menunjukkan adanya Gastritis atropi.

e. Test Antibody serum. Bertujuan untuk megetahui adanya

anti body sel Parietal dan faktor intrinsik lambung

terhadap Helicobakter Pylori.

f. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya

dilakukan bila ada kecurigaan berkembangnya ulkus

peptikum.

g. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel

lambung.

2.2.8 Penatalaksananan Gastritis

Dalam 1-3 hari pada umumnya lambung dapat memperbaiki

mukosa yang rusak secara mandiri. Tindakan keperawatan yang

dapat mendukung proses ini adalah dengan menghentikan

asupan makanan iritatif seperti rokok dan alkohol, kopi, dan


19

sejenisnya. Bila ada perdarahan maka sebaiknya pasien

dipuasakan. Obat-obat untuk menetralkan asam lambung seperti

alumunium hidroksida atau antacid dibutuhkan bila penyebab

gastritis sangat iritatif. Terapi suportif seperti pemasangan Naso

Gastric Tube (NGT) analgetik sedatif, antacid dan terapi

intravena perlu dilakukan bila ada indikasi terjadi kondisi yang

lebih buruk seperti dehidrasi, perdarahan hebat dan syok.

Pada gastritis kronis modifikasi hidup sehat adalah hal

utama. Menghentikan kebiasaan minum alkohol, merokok, kopi

sangat penting dilakukan selain juga mengatur diet dan

mencakupi kebutuhan istirahat. Bila ditemukan kontaminasi oleh

bakteri helicobacter pyori maka dapat dilakukan dengan

pemberian antibiotik (seperti tetracycline atau amoxicillin,

dikombinasi dengan clarithromycin) dan proton pump inhibitor

(seperti lansoprazole, garam bismuth) (Diyono & Mulyanti,

2016).

2.2.9 Komplikasi Gastritis

Komplikasi yang terjadi pada Gastritis menurut Untari,

(2017) diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi dari gastritis itu

sendiri, yaitu:

a. Gastritis Akut

Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah

hematemesis (muntah darah) atau melena (tinja berwarna

hitam).
20

b. Gastritis Kronis

Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis kronis

adalaha pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus,

perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin

B12 (anemia pernisiosa).

2.3 Konsep Nyeri

2.3.1 Definisi

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang

tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan

potensial (Utami & Kartika, 2018).

2.3.2 Klasifikasi Nyeri

Nyeri dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Nyeri Akut

Nyeri akut dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi

setelah cedera akut, Penyakit atau intervensi bedah dengan

intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) serta

berlangsung singkat (kurang dari enam bulan) dan

menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah pulih

pada area yang rusak (Mubarak et al, 2015).

2) Nyeri Kronis

Nyeri kronis merupakan suatu keadaan yang berlansung

secara konstan atau intermiten dan menetap sepanjang

suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu

penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dikaitkan


21

dengan penyebab atau cidera spesifik. Nyeri kronis dapat

tidak mempunyai awita (onset) yang ditetapkan dengan

tepat dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri

ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang

diarahkan pada penyebabnya (Muttaqin, 2008).

2.3.3 Tanda dan Gejala

Menurut Freitas (2020) Secara umum, orang yang

mengalami nyeri akan didapatkan respon psikologis berupa :

a. Suara menangis, merintih, menarik/menghembuskan nafas.

b. Ekspresi wajah meringis, menggigit lidah, mengatupkan

gigi, dahi berkerut.

c. Pergerakan tubuh kegelisahan, mondar-mandir, gerakan

menggosok atau berirama, bergerak melindungi tubuh,

immobilisasi, otot tegang.

d. Interaksi sosial, menghindari percakapan dan kontak sosial,

berfokus aktivitas untuk menghindari nyeri, disorientasi

waktu.

2.3.4 Skala Nyeri

Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang

seberapa parah nyeri yang dirasakan individu pengukuran

intensitas nyeri sangat subjektif dan idividual, kemungkinan

nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh

dua orang yang berbeda (Freitas, 2020).


22

Gambar 2.2 Skala Nyeri Angka

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Berat Nyeri


Nyeri Ringan Sedang Terkontrol tidak
Terkontrol

Sumber: Freitas, (2020).

2.3.5 Pengelolaan Nyeri

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa

nyeri :

a. Tindakan non farmakologis

1) Teknik Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan

nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal

lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang

dialami. Beberapa teknik distraksi antara lain: bernafas

secara pelan-pelan, massage sambil bernafas pelan-

pelan, mendengarkan lagu sambil menepuk-nepukkan

jari atau kaki, membayangkan hal-hal indah sambil

menutup mata (Untari, 2017).

2) Teknik Relaksasi

Teknik relaksasi yang dilakukan yaitu menganjurkan

pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi paru-


23

paru dengan udara, menghembuskannya secara

perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan

punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil

terus berkosentrasi hingga didapat rasa nyaman,

tenang, dan rileks (Untari, 2017).

Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri

ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress

fisik dan emosi pada nyeri. Ada tiga hal utama

yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posisi yang

tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang.

Posisi tubuh disokong (misal, bantal menyokong

leher), persendian fleksi dan otot-otot tidak tertarik

(missal tangan dan kaki tidak isilangkan). Untuk

menenangkan pikiran klien dianjurkan pelan-pelan

memandang sekeliling ruangan. Untuk melestarikan

wajah klien dianjurkan untuk tersenyum dan

membiarkan geraham bawah kendor (Freitas, 2020).

3) Hipnoterapi (Hipnosis)

Hipnoterapi merupakan salah satu jenis Terapi

Komplementer Mind Body Intervention dimana terapi

ini merupakan pemberdayaan kapasitas pikiran untuk

mengoptimalkan fungsi tubuh. Fokus terapi ini

adalah menciptakan keseimbangan antara pikiran,

emosi, dan pernapasan. Hipnoterapi menggunakan


24

sugesti yaitu membuat pasien mengalami relaksasi

yang dalam atau pengaruh kata-kata yang disampaikan

dengan teknik-teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan

hipnoterapi adalah komunikasi (Untari, 2017).

4) kompres dingin dan hangat

Tindakan kompres dingin/hangat dapat memperlambat

impuls-impuls motorik menuju otot-otot pada area

nyeri sehingga dapat menghilangkan nyeri dan

meningkatkan proses penyembuhan (Freitas, 2020).

b. Tindakan farmakologis

1) Analgesik

Analgesik merupakan metode yang paling umum

untuk mengatasi nyeri. Ada tiga jenis analgesik, yaitu:

non narkotik dan obat anti inflamasi non steroid

(NSAID), analgesik narkotik (opiate), obat tambahan

(koanalgesik) (Freitas, 2020).

2) Antipiretik

Pengobatan serangan akut dengan colchicine 0,6 mg

(pemberian oral), colchicine 1,0–3,000 mg (dalam

NaCl intravena). Tiap 8 jam sekali untuk mencegah

fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai

nyeri berkurang, Phenilbutazone, Indomethacin,

Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat

asam urat dan mencegah serangan (Freitas, 2020).


25

2.3.6 Nyeri Akut pada Gastritis

Nyeri akut pada gastritis umumnya ditandai dengan

adanya nyeri pada ulu hati. Nyeri ulu hati merupakan gejala

dari suatu penyakit yang terjadi akibat adanya peradangan pada

mukosa lambung. Keluhan nyeri ulu hati adalah keluhan fisik

subjektif yang dirasakan oleh pasien di daerah epigastrium.

Epigastrium adalah bagian abdomen bagian atas. Nyeri pada

daerah epigastrium adalah nyeri yang berhubungan dengan rasa

tajam dan terlokalisasi yang dirasakan oleh seseorang pada

daerah tengah atas perut (Sudoyo et al, 2010).

Saat awitan nyeri akut, denyut jantung, tekanan darah,

dan frekuensi nafas mengalami peningkatan. Kualitas nyeri

terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Skala nyeri yang

timbul bisa bervariasi mulai dari ringan sampai berat, nyeri

muncul secara tiba-tiba dan akan hilang beberapa saat

kemudian (Perry & Potter, 2009).

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode dimana suatu konsep

diterapkan dalam praktek keperawatan yang mana hal ini disebut

sebagai penekanan problem solving yang memerlukan ilmu, teknik dan

keterampilan interpersonal dan ini ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan pasien atau keluarga (Nursalam, 2014).


26

2.4.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses

keperawatan dan proses sistematis dalam mengumpulkan data

dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan

mengedentifikasi status kesehatan klien (Setiadi, 2013).

Data biografi di dapat melalui wawancara meliputi :

a. Identitas pasien

1) umur

2) jenis kelamin

3) penanggung jawab

4) keluhan utama yang dirasakan pasien

5) pola makan (diet)

6) perokok

7) alkoholik

8) minum kopi

9) penggunaan obat-obatan tertentu

b. Riwayat kesehatan meliputi :

Riwayat kesehatan keluarga adanya penyakit keturunan atau

tidak, riwayat penyakit sekarang riwayat penyakit yang

dialami saat ini adanya alergi obat atau makanan.

c. Riwayat penyakit dahulu meliputi :

Apakah pasien tersebut pernah opname atau tidak

sebelumnya penyakit apa yang pernah diderita sebelumnya.

d. Riwayat psikososial pasien :


27

Biasanya ada rasa stress, kecemasan yang sangat tinggi

yang dialami pasien dalam menangani kegawatan pada saat

krisis.

e. Pola fungsi kesehatan

Pola nutrisi, yaitu : makan, minum, porsi, keluhan.

Gejala : Nafsu makan menurun, adanya penurunan berat

badan, mual, muntah.

f. Pola eliminasi :

Seperti buang air kecil, buang air besar yang meliputi

frekuensi, warna, konsisisten dan keluhan yang dirasakan.

Gejala : BAB berwarna hitam lembek.

g. Pola kebersihan diri

Pola ini membahas tentang kebersihan kulit, kebersihan

rambut, telinga, mata, mulu dan kuku.

h. Pola pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan

Pola kognitif - persepsi sensori Keadaan mental yang

dialami, berbica, bahasa, ansietas, pendengaran, penglihatan

normal atau tidak.

i. Pola konsep diri meliputi :

Identitas diri, ideal diri, harga diri, gambaran diri.

j. Pola koping dan nilai keyakinan

k. Pengkajian Fisik

1) Keadaan umum klien

2) Tingkah laku klien


28

3) Berat badan (mengalami penurunan berat badan) dan

tinggi badan.

4) Pengkajian fisik

Secara subyektif dijumpai keluhan pasien berupa :

nyeri epigastrium, perut lembek, kram,

ketidakmampuan mencerna, mual, muntah. Sedangkan

secara obyektif dijumpai : tanda-tanda yang

membahayakan, meringis, kegelisahan, atau merintih,

perubahan tanda- tanda vital, kelembekan daerah

epigastrium, dan penurunan peristaltik, erythema

palmer, mukosa kulit basah tanda-tanda dehidrasi.

l. Pemeriksaan diagnostik

1) Pemeriksaan darah

2) Radiologi

3) Endoskopi

4) Histopatologi

2.4.2 Diagnosa keperawatan

Diangnosa keperawatan yang timbul pada pasien Gastritis

menurut Herdman, (2018) sebagai berikut :

a. Nyeri (Akut) berhubungan dengan inflamasi mukosa

lambung.

b. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat dan output cairan yang

berlebih (mual dan muntah).


29

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia.

2.4.3 Intervensi keperawatan

Intervensi adalah penyusun rencana tindakan keperawatan

yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai

dengan diagnosis keperawatan yang dalam dunia keperawatan

dikenal dengan proses keperawatan (Sunaryo et al, 2016).

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan NOC NIC (2013)

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri
Nyeri (Akut) b/d inflamasi Definisi: Tindakan pribadi untuk
Definisi: Pengurangan atau
mukosa lambung. mengontrol nyeri.
reduksi nyeri sampai pada
a. Mengenali kapan nyeri tingkat kenyamanan yang
terjadi dapat diterima oleh pasien
b. Mengambarkan faktor
penyebab a. Lakukan pengkajian
c. Menggunakan tindakan nyeri komprehensif
pencegahan yang meliputi lokasi,
d. Menggunakan tindakan karakteristik, onset atau
pengurangan nyeri tanpa durasi, frekuensi,
analgesik kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan
faktor pencetus.
b. Observasi adanya
petunjuk nonverbal
mengenai
ketidaknyamanan
terutama pada mereka
yang tidak dapat
berkomunikasi secara
efektif.
c. Gunakan strategi
komunikasi teraupetik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri
d. Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri
e. Dukung istirahat/tidur
yang adekuat untuk
30

membantu penurunan
nyeri.
f. Lakukan kompres
hangat pada area nyeri
g. Lakukan tindakan
distraksi dan relaksasi
h. Posisikan klien dengan
posisi nyaman (semi
powler).
Kolaborasi pemakaian
analgetik.
Volume cairan kurang Kontrol Mual & Muntah Manajemen Mual &
dari kebutuhan tubuh b/d Definisi: Tindakan personal Muntah
intake yang tidak adekuat untuk mengontrol mual, muntah, Defenisi: Pencegahan dan
dan output cairan yang dan gejala muntah. penanggulangan mual dan
berlebih (mual dan a. Mengenali onset mual muntah.
muntah). b. Mendeskripsikan faktor a. Awasi masukan dan
penyebab pengeluaran, karakter
c. Mengenali pencetus stimulus dan frekuensi muntah.
muntah b. Kaji tanda- tanda
d. mengunakan langakah- vital.
langkah pencegahan c. Ukur berat
e. Menghindari faktor-faktor badan tiap hari.
penyebab d. Kolaborasi pemberian
antiemetik pada keadaan
akut.

Nutrisi kurang dari Status Nutrisi Manajemen Nutrisi


kebutuhan tubuh b/d Definisi: sejauh mana nutrisi Definisis: Menyediakan dan
anoreksia. dicerna dan diserap untuk meningkatkan intake nutrisi
memenuhi kebutuhan metabolik yang seimbang.
a. Asupan gizi a. Tentukan status gizi
b. Asupan makanan klien dan kemampuan
c. Asupan cairan klien untuk memenuhi
d. Energi kebutuhan gizi
e. Rasio berat badan/tinggi badan b. Identifikasi adanya
f. hidrasi alergi dan intoleransi
Dengan indikator 5 yaitu: tidak makanan yang dimiliki
menyimpang dari rentang normal. klien.
c. Kaji nafsu makan klien.
d. Kaji hal-hal yang
menyebabkan klien
malas makan.
e. Anjurkan klien untuk
makan porsi sedikit tapi
sering (nasi, buah dan
roti).
f. Anjurkan dan ajarkan
melakukan kebersihan
mulut sebelum makan.
31

2.4.4 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status

kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang

diharapkan (Sunaryo et al, 2016).

2.4.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan didefinisikan sebagai keputusan dari

efektivitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan

klien yang telah ditetapkan dengan respons perilaku klien yang

tampil (Sunaryo et al, 2016).

Mamfaat atau kegunaan adalah untuk menentukan

perkembangan kesehatan klien, untuk menilai efektivitas, efisiensi,

dan produktivitas dari tindakan, mendapatkan umpan balik, serta

sebagai tanggung jawab dan tanggung gunggat dalam pelaksanaan

pelayanan keperawatan (Sunaryo et al, 2016).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu studi

yang mengeksplorasi suatu masalah/fenomena dengan batasan

terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan

menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus dibatasi oleh

waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa,

aktivitas atau individu. Studi kasus merupakan rancangan penelitian

dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang

terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal ini dapat berarti satu orang,

kelompok, kelompok penduduk yang terkena masalah (setiadi, 2013).

Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksporasi masalah

Asuhan Keperawatan pada Klien Lansia yang mengalami Gastritis

dengan masalah Nyeri Akut pada daerah Abdoment di desa Panton

Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan.

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah atau dalam versi kuantitatif disebut sebagai

definisi operasional adalah pernyataan yang menjelaskan istilah-istilah

kunci yang menjadi fokus studi kasus pada Asuhan Keperawatan pada

lansia yang mengalami Gastritis dengan masalah Nyeri Akut pada

daerah Abdoment di desa Panton Luas kecamatan Sawang kabupaten

Aceh Selatan.

33
34

a. Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian

kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara

langsung kepada klien/pasien diberbagai tatanan pelayanan

kesehatan. Dilaksanakan berdasarakan kaidah-kaidah keperawatan

sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan, bersifat humanistic, dan berdasarkan pada kebutuhan

objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien

(Muslisin, 2011).

b. Gastritis

Gastritis atau secara umum dikenal dengan istilah sakit

“maag” atau ulu hati ialah peradangan pada dinding lambung

terutama pada selaput lender lambung. Gastritis merupakan

gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya

hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini sering dijumpai

timbul secara mendadak biasanya ditandai dengan rasa mual dan

muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun

atau sakit kepala (Andi & Hasna, 2014).

c. Nyeri Akut

Nyeri akut dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi

setelah cedera akut, Penyakit atau intervensi bedah dengan

intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) serta berlangsung

singkat (kurang dari enam bulan) dan menghilang dengan atau


35

tanpa pengobatan setelah pulih pada area yang rusak (Mubarak et

al, 2015).

3.3 Partisipan (Unit Analisis /Subyek Penelitian)

Unit analisis atau partisipan dalam keperawatan umumnya adalah

klien atau keluarganya. Subyek yang digunakan pada studi kasus

dengan pendekatan asuhan keperawatan ini adalah 2 klien atau 2

keluarga (2 kasus) dengan masalah keperawatan dan diagnosis medis

yang sama dan masalah keperawatan yang sama (Arikunto, 2010).

Pada studi kasus ini subyek penelitian yang digunakan adalah 2

lansia dengan diagnosis medis Gastritis dengan Nyeri Akut pada

daerah Abdoment.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini di dusun alu bahagia

desa panton luas kecamatan sawang kabupaten Aceh Selataan.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12-18 April 2021.

3.5 Pengumpulan Data:

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan

cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini

memberikan hasil secara langsung (Hidayat, 2011).

Pada studi kasus ini sumber data diperoleh dari hasil wawancara

terhadap klien dan keluarga.


36

b. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan

cara melakukan pengamatan secara langsung kepada responden

penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti

(Hidayat, 2011).

Pada studi kasus ini observasi dan pemeriksaan fisik

menggunakan pendekatan IPPA (inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi) pada semua sistem tubuh klien.

c. Studi Dokumentasi

Pada studi dokumentasi, pengumpulan data diperoleh

dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen hasil dari

pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan (Hidayat,

2011).

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data

atau informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan

validitas tinggi (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini uji keabsahan

data dilakukan dengan:

a. Memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan.

b. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari sumber

data utama yaitu klien dan keluarga klien yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.


37

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data

dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan

dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan dengan cara

menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi

wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan

masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti

dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya

diinterpretasikan dan dibandingkan dengan teori yang ada sebagai

bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut

(Hidayat, 2011). Urutan dalam analisis data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,

dokumen). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian

disalin dalam bentuk transkip (catatan terstruktur). Data yang

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,

perencanaan, tindakan dan evaluasi.

b. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan

lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkip dan

dikelompokkan menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisis


38

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan

dengan nilai normal.

c. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, bagan maupun

teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan

mengaburkan identitas dari klien.

d. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan

dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara

teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan

dilakukan dengan metode induksi.

3.8 Etika Penelitian

Menurut Setiadi (2013), untuk mencegah timbunya masalah etik

maka dilakukan penekanan masalah etik yang meliputi:

a. Informed Consent ( Persetujuan Menjadi Klien )

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum

penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan

untuk menjadi responden. Tujuannya agar subyek mengerti

maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika

subyek bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien

(Setiadi, 2013).
39

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian

dengan cara tidak memberikan atau tidak mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode

pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disajikan (Setiadi, 2013).

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

penelitian (Setiadi, 2013).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data

Penelitian ini dilakukan di dusun Alu Bahagia desa Panton

Luas Kecamatan Sawang kabupaten Aceh Selatan. Pengumpulan

data diperoleh dengan wawancara lansung, pengkajian dan

observasi. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah terapi

relaksasi nafas dalam dan kompres hangat untuk mengurangi

nyeri pada penderita gastritis dengan objek dua orang klien,

adapun klien 1 (Ny.J) dan klien 2 (Ny.N).

4.1.2 Pengkajian

a. Identitas Klien

Table 4.1 Identitas klien

IDENTITAS KLIEN Klien 1 Klien 2

Nama Ny.J Ny.N

Umur 56 tahun 50 tahun

Jenis kelamin Perempuan Perempuan

Agama Islam Islam

Pendidikan terakhir SD SMA

Pekerjaan IRT IRT

Status perkawinan Kawin Kawin

Suku Aceh Aceh

Alamat rumah Panton Luas Panton Luas

Diagnosa medis Gastritis Gastritis

40
41

b. Riwayat penyakit

Table 4.1 Riwayat penyakit

IDENTITAS KLIEN Klien 1 Klien 2


Keluhan utama Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan
pada ulu hati dan perut kiri nyeri ulu hati, nyeri
bawah, nyeri dirasakan sejak seperti di tusuk-tusuk
2 hari yang lalu, skala nyeri dan menjalar ke
5 (nyeri sedang). Wajah punggung, skala nyeri
klien tampak meringis. 6 (nyeri sedang).
Wajah klien tampak
meringis.
Riwayat penyakit Klien mengatakan Klien mengatakan
sekarang mengalami gastritis ± sejak mengalami gastritis ±
9 bulan yang lalu. sudah 1 tahun .
Riwayat penyakit Klien mengatakan tidak ada Klien mengatakan
dahulu penyakit yang diderita. ± 10 tahun yang lalu
memiliki riwayat
Gastritis.
Riwayat penyakit Klien mengatakan tidak ada Klien mengatakan
keluarga keluarga yang menderita Alm. Ibu klien juga
gastritis mengalami gastritis.

c. Perubahan pola kesehatan

Tabel 4.3 perubahan pola kesehatan

POLA KESEHATAN Klien 1 Klien 2


Pola manajemen Klien mengatakan Klien mengatakan jika
kesehatan kurang mengerti dengan sakit mengambil obat di
penyakitnya. puskesmas. Klien
Klien mengatakan jika mengatakan sudah
sakit mengambil obat di menghindari makanan
apotek. yang menyebabkan
Klien mengatakan nyeri ulu hati.
minum kopi di setiap
pagi.

Pola nutrisi Klien mengatakan Klien mengatakan


kurang nafsu makan, kurang nafsu makan,
makan dengan porsi klien mengatakan mual
kecil. Klien tampak dan muntah, porsi
kurus. makan sedikit, klien
tampak lemas dan kurus.
Pola eliminasi Klien mengatakan BAK Klien mengatakan BAK
3-5 kali, BAB 1x sehari 4-6 kali, BAB 1x sehari
dipagi hari dengan waktu tidak tentu
konsistensi normal dengan konsistensi
normal
Pola istirahat dan tidur Klien mengatakan tidur Klien mengatakan sering
7-8 jam/ hari. merasa gelisah, tidurnya
tidak nyenyak, sering
terjaga pada malam hari
dan tidak dapat
42

melanjutkan tidur lagi,


klien mengatakan tidak
bisa tidur karena
penyakitnya, tidur hanya
± 4-5 jam/hari, klien
terlihat pucat.

d. Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.4 pemeriksaan fisik

OBSERVASI Klien 1 Kien 2


Suhu 36,5℃ 37,1℃
Nadi 84x/i 72x/i
Tekanan Darah 130/90 mmHg 120/90 mmHg
Pernapasan 22x/i 20x/i
GCS E4 V5 M6 E4 V5 M6

PEMERIKSAAN KLIEN 1 KLIEN 2


FISIK
Kepala Rambut berubah Rambut berubah,
penyebaran merata, penyebaran tidak merata,
sedikit rontok. tidak rontok
Mata Sklera tidak icterus, Sklera tidak icterus,
kunuungtiva tidak anemis kunuungtiva tidak anemis
Hidung Tidak ada pernafasan Tidak ada pernafasan
cuping hidung, bersih cuping hidung, bersih
tidak ada sumbatan tidak ada sumbatan
Telinga Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
serumen, tidak ada luka serumen, tidak ada luka
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada/thoraks Suara nafas vesikuler, Suara nafas vesikuler,
simetris, tidak ada retraksi simetris, tidak ada retraksi
dinding dada dinding dada
Abdomen Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
pada hepar pada hepar
Kulit Kulit coklat gelap, kering, Kulit sawo matang,
tidak ada luka. kering, tidak ada luka.
Ekstremitas Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan
fungsi gerak fungsi gerak
43

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.5 Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

Klien 1

DS : Inflamasi mukosa Nyeri Akut


- Klien mengatakan nyeri ulu lambung
hati dan perut kiri bawah
- Klien mengatakan nyeri
dirasakan sejak 2 hari yang
lalu
- Skala nyeri 5
DO :
- Wajah klien tampak
meringis
- TD : 130/90 mmHg
- RR : 22 x/i
- T : 36,5 ℃
- HR : 84x/i
DS : kurang nafsu makan Resiko
- Klien mengatakan kurang ketidakseimbangan
nafsu makan nutrisi kurang dari
- Klien mengatakan makan
kebutuhan tubuh
dengan porsi kecil
DO:
- Klien tampak kurus
- BB : 50 Kg
DS: Kurang informasi (proses Defisist
- Klien mengatakan kurang penyakit) pengetahuan
mengerti tentang
penyakitnya
DO:
- Klien tampak bingung saat
dijelaskan proses penyakit
Klien 2
DS: Inflamasi mukosa Nyeri Akut
- Klien mengatakan nyeri ulu lambung
hati pada perut kiri bawah
- Klien mengatakan nyeri
menjalar ke punggung
- Klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk
- Skala nyeri 6
DO:
- Klien tampak meringis
- TD : 120/80 mmHg
- RR : 20x/i

- T : 36,9℃
- HR : 72x/i
DS : kurang nafsu makan Resiko
- Klien mengatakan kurang ketidakseimbangan
nafsu makan nutrisi kurang dari
- Klien mengatakan mual dan
44

muntah jika telat makan kebutuhan tubuh


- Klien mengatakan porsi
makan sedikit

DO:
- Klien tampak kurus
- Klien tampak lemas
- BB : 45 kg
DS: Nyeri Gangguan pola
- Klien mengatakan sering tidur
merasa gelisah, tidurnya
tidak nyenyak
- Sering terjaga pada malam
hari dan tidak dapat
melanjutkan tidur lagi
- Klien mengatakan tidak bisa
tidur karena penyakitnya
- Klien mengatakan tidur
hanya 5 jam sehari
DO:
1. Klien terlihat pucat

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.6 Diagnosa Keperawatan

No Klien I Klien II
1 Nyeri akut berhubungan dengan Nyeri akut berhubungan dengan
inflamasi mukosa lambung inflamasi mukosa lambung
2 Resiko ketidakseimbangan nutrisi Resiko ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang nafsu berhubungan dengan kurang nafsu
makan makan
3 Defisist pengetahuan Gangguan pola tidur berhubungan
Berhubungan dengan kurang dengan nyeri
informasi (proses penyakit)
45

4.1.5 Perencanaan Keperawatan

Table 4.7 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan INTERVENSI (NIC) RASIONAL


(tujuan, kriteria hasil)
Klien 1 dan klien 2

Nyeri Akut b/d inflamasi Manajemen Nyeri


mukosa lambung. 1. Pantau keadaan 1. Untuk mengetahui
Setelah dilakukan umum klien dengan status kesehatan
perawatan selama 7 hari TTV klien
klien menunjukan 2. Lakukan pengkajian 2. Agar lebih mudah
NOC: Kontrol Nyeri nyeri komprehensif melakukan
1. Mengenali kapan nyeri yang meliputi lokasi, intervensi
terjadi karakteristik, 3. Untuk mengetahui
2. Mengambarkan faktor onset/durasi, faktor penyebab
penyebab frekuensi dan nyeri
3. Menggambarkan nyeri kualitas, intensitas 4. menegurangi nyeri
4. Menggunakan serta apa yang yang dirasakan
tindakan pencegahan mengurangi dan
nyeri faktor yang memicu
3. Observasi adanya
petunjuk non verbal
mengenai
ketidaknyamanan
terutama pada
mereka yang tidak
dapat
berkomunikasisecara
efektif
4. Gunakan strategi
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
dan sampaikan
penerimaan klien
terhadap nyeri
5. Lakukan teknik
relaksasi nafas dalam
untuk penurunan
nyeri
6. Lakukan kompres
hangat pada area
nyeri

Resiko ketidakseimbangan Manajemen Nutrisi 1. Mengetahui status


nutrisi kurang dari 1. Tentukan status gizi gizi klien
kebutuhan tubuh b/d pasien dan kemapuan 2. Untuk
46

kurang nafsu makan. untuk memenuhi menghindarinya


Setelah dilakukan kebutuhan gizi terjadinya alergi
perawatan selama 7 hari 2. Identifikasi adanya 3. Agar dapat
klien menunjukan alergi atau intoleransi dilakukan intervensi
NOC: Status Nutrisi makanan yang dalam pemberian
1. Asupan gizi dimiliki pasien makanan pada klien
2. Asupan makanan 3. Tentukan apa yang 4. Agar tidak terjadinya
3. Asupan cairan menjadi preferensi malnutrisi
4. Energi makanan bagi pasien
4. Kaji penurunan nafsu
makan klien
5. Monitor
kecenderungan
terjadinya penurunan
dan kenaikan berat
badan
6. Monitor turgol kulit
dan mobilitas
Gangguan pola tidur b/d 1. Pantau keadaan 1. Untuk
nyeri umum klien dengan mempermudah
Setelah dilakukan TTV intervensi
perawatan selama 7 hari 2. Kaji pola tidur 2. Untuk meningkatkan
klien menunjukan 3. Kaji faktor penyebab kualitas tidur
NOC: gangguan tidur 3. Untuk mengetahui
1. Kualiatas istirahat 4. Jelaskan pentingnya faktor penyebab
2. Jam tidur tidur pada malam gangguan tidur
3. Tempat tidur yang hari 4. Meningkatkan
nyaman 5. Ciptakan suasana kesehatan klien
4. Tidur dari awal sampai yang nyaman 5. Agar klien tidur
habis dimalam hari dengan nyaman
secara konsisten
Defist pengetahuan b/d 1. Kaji tingkat 1. Untuk dapat
kurang informasi (proses pengetahuan klien melakukan
penyakit) 2. Jelaskan tentang intervensi yang tepat
Setelah dilakukan peyakit yang dialami 2. Klien dapat mengerti
perawatan selama 7 hari 3. Tanyakan pada klien tentang penyakitnya
klien menunjukan usahan apa yang
NOC: telah dilakukan untuk
1. Faktor-faktor memanajemen gejala
penyebab dan faktor yang muncul
yang berkontribusi 4. Jelaskan pilihan
2. Perjalanan penyakit terapi yang dapat
biasanya klien pilih
3. Mamfaat manajemen
penyakit
4. Tanda dan gejala
penyakit
48

4.1.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.8 Implementasi Keperawatan

Diagnosa 1 April 2021 13 April 2021 14 April 2021 15 April 2021 16April 2021 17 April 2021 18 April 2021
Keperawatan
Klien 1
Nyeri Akut b/d Pukul 10.00 Pukul 10.00 Pukul 10.00 Pukul 10.00 Pukul 10.00 Pukul 10.00 Pukul 10.00
Inflamasi
mukosa - Memantau - Memantau - Memantau - Memantau - Memantau - Memantau - Memantau
lambung keadaan keadaan keadaan keadaan umum keadaan keadaan keadaan umum
umum klien umum klien umum klien klien dengan umum klien umum klien klien dengan
dengan TTV\ dengan TTV dengan TTV TTV dengan TTV dengan TTV TTV
- Melakukan - Observasi - Mengkaji - Mengkaji skala - Mengkaji - Mengkaji - Mengkaji skala
pengkajian adanya skala nyeri nyeri skala nyeri skala nyeri nyeri
nyeri petunjuk non - Melakukan - Melakukan - Melakukan - Melakukan
komprehensif verbal teknik komunikasi kompres kompres
yang meliputi mengenai relaksasi nafas terapeutik hangat pada hangat pada
lokasi, ketidaknyama dalam untuk area nyeri area nyeri
karakteristik, nan terutama mengetahui
onset/durasi, pada mereka pengalaman
frekuensi dan yang tidak nyeri
kualitas, dapat - Melakukan
intensitas berkomunikasi teknik
serta apa yang secara efektif relaksasi nafas
mengurangi - Melakukan dalam
dan faktor teknik
yang memicu relaksasi nafas
(PQRST) dalam
-
Resiko - Mengkaji - Menganjurkan - Meganjurkan - Mengkaji pola - Mengkaji - Memonitor - Menimbang
ketidakefektifan penurunan klien klien untuk dan frekuensi pola dan kecenderung berat badan
nutrisi kurang nafsu makan menentukan makan porsi makan klien frekuensi an klien
dari kebutuhan - Mengkaji makanan yang sedikit tapi - Anjurkan makan klien terjadinya
tubuh b/d pola dan disuka sering (nasi, klien untuk - Anjurkan penurunan
49

kurang nafsu frekuensi - Menganjurkan buah dan makan porsi klien untuk dan
makan makan klien klien terkait roti). sedikit tapi makan porsi kenaikan
- Mengidentifik dengan sering (nasi, sedikit tapi berat badan
asi adanya kebutuhan buah dan roti) sering (nasi, -
alergi atau diet untuk - Anjurkan dan buah dan
intoleransi kondisi sakit ajarkan roti)
makanan yang melakukan - Anjurkan
dimiliki kebersihan dan ajarkan
mulut melakukan
sebelum kebersihan
makan mulut
sebelum
makan
Defisit - Mengkaji - Menjelaskan - Memberikan - Observasi - Memberikan - -
pengetahuan tingkat tentang pendidikan kemampuan informasi
b/d Kurang pengetahuan peyakit yang kesehatan klien dalam kepada klien
informasi klien dialami kepada klien pemahaman tentang
(proses - Tanyakan tentang tentang hidup sehat
penyaki), pada klien penyakitnya penyakitnya - Libatkan
usahan apa - Menjelaskan keluarga
yang telah pilihan terapi untuk hidup
dilakukan yang dapat sehat
untuk klien pilih
memanajemen
gejala yang
muncul

Klien 2
Nyeri Akut b/d Pukul 10.00 Pukul 10.00 Pukul 10.00 Pukul 10.00 Pukul 10.00 Pukul 10.00 Pukul 10.00
Inflamasi
mukosa - Memantau - Memantau - Memantau - Memantau - Memantau - Memantau - Memantau
lambung keadaan keadaan keadaan keadaan umum keadaan keadaan keadaan umum
umum klien umum klien umum klien klien dengan umum klien umum klien klien dengan
50

dengan TTV\ dengan TTV dengan TTV TTV dengan TTV dengan TTV TTV
- Melakukan - Observasi - Mengkaji - Mengkaji skala - Mengkaji - Mengkaji - Mengkaji skala
pengkajian adanya skala nyeri nyeri skala nyeri skala nyeri nyeri
nyeri petunjuk non - Melakukan - Melakukan - Melakukan - Melakukan
komprehensif verbal teknik komunikasi kompres kompres
yang meliputi mengenai relaksasi nafas terapeutik hangat pada hangat pada
lokasi, ketidaknyama dalam untuk area nyeri area nyeri
karakteristik, nan terutama mengetahui
onset/durasi, pada mereka pengalaman
frekuensi dan yang tidak nyeri
kualitas, dapat - Melakukan
intensitas berkomunikasi teknik
serta apa yang secara efektif relaksasi nafas
mengurangi - Melakukan dalam
dan faktor teknik
yang memicu relaksasi nafas
(PQRST) dalam
-
Resiko - Mengkaji - Menganjurkan - Meganjurkan - Mengkaji pola - Mengkaji - Memonitor - Menimbang
ketidakefektifan penurunan klien klien untuk dan frekuensi pola dan kecenderung berat badan
nutrisi kurang nafsu makan menentukan makan porsi makan klien frekuensi an klien
dari kebutuhan - Mengkaji makanan yang sedikit tapi - Anjurkan makan klien terjadinya
tubuh b/d pola dan disuka sering (nasi, klien untuk - Anjurkan penurunan
kurang nafsu frekuensi - Menganjurkan buah dan makan porsi klien untuk dan
makan makan klien klien terkait roti). sedikit tapi makan porsi kenaikan
- Mengidentifik dengan sering (nasi, sedikit tapi berat badan
asi adanya kebutuhan buah dan roti) sering (nasi, -
alergi atau diet untuk - Anjurkan dan buah dan
intoleransi kondisi sakit ajarkan roti)
makanan yang melakukan - Anjurkan
dimiliki kebersihan dan ajarkan
mulut melakukan
sebelum kebersihan
makan mulut
sebelum
makan
51

Gangguan pola - Mengkaji pola - Menganjurkan - Menganjurkan - Menganjurkan Menganjurkan - -


tidur b/d Nyeri tidur klien lebih klien relaksasi klien relaksasi klien untuk
- Mengkaji banyak nafas dalam nafas dalam mengurangi
faktor minum pada saat ingin pada saat kebisingan
penyebab disiang hari tidur untuk ingin tidur
gangguan dari pada mengurangi untuk
tidur malam hari nyeri agar mengurangi
istirahat tidur nyeri agar
terpenuhi istirahat tidur
terpenuhi
52

4.1.7 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.9 Evaluasi Keperawatan

DX HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4 HARI 5 HARI 6 HARI 7


Klien 1
Nyeri Akut b/d S: S: S: S: S: S: S:
Inflamasi - Klien - Klien - Klien - Klien - Klien - Klien - Klien
mukosa mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan
lambung nyeri ulu hati nyeri ulu hati nyeri ulu hati nyeri ulu hati nyeri ulu hati nyeri nyeri
sejak 2 hari belum belum belum sudah berkurang berkurang
yang lalu berkurang berkurang berkurang berkurang dan hilang dan hilang
- Klien O: O: O: O: O: O:
mengatakan - Pasien - Pasien - Pasien - Skala nyeri 3 - Skala nyeri 1 - Skala nyeri 1
nyeri diperut tampak tampak tampak - TTV - TTV - TTV
kiri bawah meringis meringis meringis TD: 130/90 TD: 120/80 TD: 120/80
- Klien - Skala nyeri 5 - TTV - Skala nyeri 5 mmHg mmHg mmHg
mengatakan - TTV TD: 130/90 - TTV RR: 22 x/i RR: 22 x/i RR: 22 x/i
nyeri hilang TD: 130/90 mmHg TD: 130/90 T: 36,5 ℃ T: 36,5 ℃ T: 36,5 ℃
jika minum mmHg RR: 22 x/i mmHg HR: 84x/i HR: 84x/i HR: 84x/i
obat RR: 22 x/i T: 36,5 ℃ RR: 22 x/i A: Masalah A: Masalah A: Masalah
O: T: 36,5 ℃ HR: 84x/i T: 36,5 ℃ belum teratasi nyeri teratasi nyeri teratasi
- Pasien HR: 84x/i A: Masalah HR: 84x/i P: Intervensi sebagian P: Intervensi
tampak A: Masalah Nyeri belum A: Masalah dilanjutkan P: Intervensi dihentikan
meringis nyeri belum teratasi nyeri belum dihentikan
- Skala nyeri 5 teratasi P: Intervensi teratasi
- TTV P: Intervensi dilanjutkan P: Intervensi
TD: 130/90 dilanjutkan dilanjutkan
mmHg
RR: 22 x/i
T: 36,5 ℃
HR: 84x/i
A: Masalah
nyeri belum
teratasi
53

P: Intervensi
dilanjutkan
Resiko S: S: S: S: S: S: S: -
ketidakefektifan - Klien - Klien - Klien - Klien - Klien - Klien O:
nutrisi kurang mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan - BB klien :
dari kebutuhan kurang nafsu kurang nafsu belum ada sudah ada sudah ada sudah tidak 57 kg
tubuh b/d makan makan karna peningkatan peningkatan peningkatan lemas A: Masalah
kurang nafsu O: nyeri porsi makan nafsu makan nafsu makan O: teratasi
makan - Klien tampak - Klien - Klien - Klien - Klien - klien tidak P: Intervensi
kurus dan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan tampak dihentikan
lemas tidak ada masih makan 3x sudah bisa lemas lagi
A: Masalah alergi kurang sehari menghabisk A: Masalah
nyeri belum makanan nafsu makan O: an makanan teratasi
teratasi O: O: - Klien dengan 1 P: Intervensi
P: Intervensi - Klien tampak - Klien tampak tampak porsi dihentikan
dilanjutkan kurus dan kurus dan kurus - Klien
lemas lemas A: Masalah mengatakan
A: Masalah A: Masalah nyeri belum makan 3x
nyeri belum nyeri belum teratasi sehari
teratasi teratasi P: Intervensi O:
P: Intervensi P: Intervensi dilanjutkan - Klien
dilanjutkan dilanjutkan tampak
sudah lebih
baik
A: Masalah
nyeri belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan

Defisit S: S: S: S:- S: - -
pengetahuan b/d - klien - klien - klien O: - Klien
kurang mengatakan mengatakan mengatakan - Klien mengatakan
informasi tidak - belum sudah mampu mengerti dan
(proses mengerti mengerti mengerti mengulang akan
penyakit) tentang tentang tentang proses menjalankan
54

penyakitnya penyakitnya penyakitnya penyakit pola hidup


- klien - klien O: - Klien sudah sehat
mengatakan O: - Klien mampu tau tindakan O: -
tidak ada - klien mengulang yang A: Masalah
kelurga yang mengulang- cara dilakukan teratasi sebagian
menjelaskan ulang pencegahan jika P: Intervensi
tentang pertanyaan penyakit mengalami dilanjutkan
proses tentang A: Masalah nyeri
penyakit proses teratasi sebagian
O: penyakit P: Intervensi A: Masalah
- klien tampak A: Masalah dilanjutkan belum teratasi
binggung belum teratasi P: Intervensi
saat P: Intervensi dilanjutkan
dijelaskan dilanjutkan
proses
penyakit
A: Masalah
belum teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan

DX HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4 HARI 5 HARI 6 HARI 7

Klien 1
Resiko S: S: S: S: S: S: S: -
ketidakefektifan - Klien - Klien - Klien - Klien - Klien - Klien O:
nutrisi kurang mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan - BB klien :
dari kebutuhan kurang nafsu kurang nafsu belum ada sudah ada sudah ada sudah tidak 48 kg
tubuh b/d makan makan karna peningkatan peningkatan peningkatan lemas A: Masalah
kurang nafsu O: nyeri porsi makan nafsu makan nafsu makan O: teratasi
makan - Klien tampak - Klien - Klien - Klien - Klien - BB: 57 kg P: Intervensi
kurus dan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan - klien tidak dihentikan
lemas tidak ada masih makan 3x sudah bisa tampak
A: Masalah alergi kurang sehari menghabisk lemas lagi
nyeri belum makanan nafsu makan O: an makanan A: Masalah
teratasi O: O: - Klien dengan 1 teratasi
55

P: Intervensi - Klien tampak - Klien tampak tampak porsi P: Intervensi


dilanjutkan kurus dan kurus dan kurus - Klien dihentikan
lemas lemas A: Masalah mengatakan
A: Masalah A: Masalah nyeri belum makan 3x
nyeri belum nyeri belum teratasi sehari
teratasi teratasi P: Intervensi O:
P: Intervensi P: Intervensi dilanjutkan - Klien
dilanjutkan dilanjutkan tampak
sudah lebih
baik
A: Masalah
nyeri belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan

Gangguan pola S: S: S: S: S: - -
tidur b/d Nyeri - klien - klien - Klien - Klien - Klien
mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan
tidak sering belum masih masih terjaga masih terjaga tidak terjaga
terjaga terjaga dimalam dimalam dimalam
dimalam hari dimalam hari hari, namun hari, namun hari,
karna nyeri karna nyeri bisa bisa tidurrnya
- klien O: melanjutkan melanjutkan nyeyak
mengatakan - Klien tampak tidur lagi tidur lagi O:
kadang- lelah setelah setelah - Klien
kadang tidak A: Masalah melakukan melakukan tampak jauh
bisa belum teratasi teknik teknik lebih baik
menjutkan P: Intervensi relaksasi relaksasi A: Masalah
tidur lagi dilanjutkan nafas dalam nafas dalam teratasi
setelah O: O: - P: Intervensi
terjaga - Klien tampak A: Masalah dilanjutkan
O: lelah belum teratasi
- klien tampak A: Masalah P: Intervensi
lelah teratasi sebagian dilanjutkan
A: Masalah P: Intervensi
56

belum teratasi dilanjutkan


P: Intervensi
dilanjutkan
57

4.2 Pembahasan

Pada penulisan ini penulis akan membahas kesenjangan data

berdasarkan pengalaman nyata studi kasus pada klien 1 Ny.J dan klien 2

Ny.N di Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan.

Penulis akan membandingkan antara teori dengan hasil yang ada dilapangan

akan diuraikan sebagai berikut.

4.2.1 Pengkajian

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada hari selasa

tanggal 12 April didapatkan data fokus tentang masalah nyeri pada

kasus gastritis pada Ny.J dan Ny.N yaitu, meliputi:

a. Data subjektif

Ny.J mengatakan nyeri ulu hati dan perut kiri bawah, nyeri

dirasakan sejak 2 hari yang lalu, skala nyeri 5 (skala nyeri 5),

Ny.J mengatakan kurang nafsu makan, makan dengan porsi

kecil dan kurang mengerti tentang penyakitnya. Ny.N

mengatakan nyeri ulu hati pada perut kiri bawah, nyeri

menjalar ke punggung, skala nyeri 6 (nyeri sedang), Ny.N

mengatakan kurang nafsu makan, mual dan muntah jika telat

makan, porsi makan sedikt, tidurnya tidak nyenyak, sering

terjaga dimalam hari dan tidak dapat melanjutkan tidur lagi.

b. Data Objektif

Ny.J tampak meringis, skala nyeri 5 (sedang), dengan TTV

(TD: 130/90 mmHg, RR: 22x/I, S: 36,5 C, N: 84x, Ny. J terlihat


58

kurus dan binggung saat ditanya tentang penyakitnya. Wajah

Ny. N tampak meringis, skala nyeri 6 (sedang), dengan TTV (TD:

120/80 mmHg, RR: 20x/I, S: 36,9C, N: 72x/I, Ny.N terlihat

kurus, lemas dan terlihat pucat, BB: 50 kg.

Gastritis atau secara umum dikenal dengan istilah sakit

“maag” atau ulu hati ialah peradangan pada dinding lambung

terutama pada selaput lender lambung. Penyakit ini sering

dijumpai timbul secara mendadak biasanya ditandai dengan rasa

mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan

menurun atau sakit kepala (Andi & Hasna, 2014).

Hal ini didukung dengan penelitian terdahulu oleh

Andinna dan Imelda (2018) terkait dengan penyakit gastritis

yang dapat menimbulkan masalah nyeri, nyeri yang dirasakan

adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium. Nyeri adalah

pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial.

Pendapat judha (2012) menyatakan nyeri merupakan

salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada pasien gastritis .

tanda dan gejala yang tercermin pada pasien yang mengalami

nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya suara

(menangis, merintih, menghembuskan nafas), ekpresi wajah

(meringis, mengigit bibir), pergerakan tubuh (gelisah, otot


59

tegang, mondar-mandir), interaksi sosial (menghindari

percakapan, disorientasi waktu).

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data hasil pengkajian pada Ny.J dan Ny.N

didapatkan diagnosa keperawatan, yaitu, Nyeri Akut berhubungan

dengan inflamasi mukosa lambung, kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang nafsu makan,

gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, defisit pengetahuan

berhubungan dengan kurang informasi (proses penyakit).

Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Gastritis

menurut Herdman (2018), yaitu, nyeri (Akut) berhubungan dengan

inflamasi mukosa lambung, volume cairan kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output

cairan yang berlebihan (mual dan muntah), ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, cemas

berhubungan dengan perubahan kesehatan dan kurannya

pengetahuann berhubungna dengan kurangnya informasi.

Dengan demikian ada tiga diagnosa atau masalah

keperawatan yang tiak ditemukan, ini merupakan kesenjangan yang

terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada hal ini disebabkan

karena:
60

1. Dalam hal diagnosa Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan, berdasakan teori terjadinya intoleransi aktivitas

karena adanya kelemahan pada otot. Sedangakan pada tinjauan

kasus Ny.J dan Ny.N tidak didapati adanya kesulitan dalam

beraktivitas yang signifikan sehingga penulis tidak

mengangkatnya sebagai diagnosa keperawatan.

2. Dalam hal diagnosa volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output

cairan yang berlebihan (mual dan muntah), diagnosa ini tidak

diangkat pada tinjauan kasus ini karena berdasarkan teori

terjadinya mual dan muntah yang berlebihan. Sedangkan pada

Ny.J dan Ny.N tidak didapati adanya muntah yang berlebihan.

3. Dalam hal diagnosa cemas berhubungan dengan perubahan

kesehatan, diagnosa ini tidak diangkat pada tinjauan kasus ini

karena klien merasa tidak begitu cemas dengan kondisi yang

dialami saat ini.

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang dilakukan dalam studi kasus ini

mengarah Nursing Outcome Classifation (NOC) dan Nursing

Intervention Classifation (NIC) yang meliputi: manajemen nyeri dan

kontrol nyeri, yaitu kaji nyeri secara komprehensif yang meliputi

lokasi, karakteristik, onset atau durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

atau beratnya nyeri dan faktor pencetus, lakukan teknik relaksasi


61

nafas dalam dan memberikan kompres hangat untuk penurunan

skala nyeri. Manajemen nutrisi dan status nutrisi, yaitu kaji

penurunan nafsu makan, tentukan apa yang menjadi referensi

makanan bagi klien. Peningkatan tidur, yaitu kaji faktor penyebab

gangguan tidur. Manajemen penyakit, yaitu kaji tingkat pengetahuan

klien, jelaskan tentang penyakit yang dialami.

Menurut Ruhman (2017) adanya pengaruh pemberian

relaksasi nafas dalam terhadap perubahan skala nyeri sebelum dan

sesudah diberikan intervensi, yaitu pada kasus seorang pasien

dilakukan intervensi selama 10-15 menit, setelah itu peneliti

meminta pasien istirahat 30-35 menit, selanjutnya peneliti mengkaji

ulang nyeri dan hasilnya pasien mengatakn nyerinya berkurang dan

hasil ini dibuktikan dengan observasi wajah pasien sudah lebih

nyaman dan terasa rileks, pasien mengatakan skala nyeri 6 (sedang

meneurun menjadi 3 (nyeri sedang).

Menurut Subekti dan Utami (2011), penggunaan kompres

hangat dapat merelaksasikan otot-otot dan mengurangi nyeri akibat

spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat lokal.

Kompres hangat dapat menyebabkan pelepasan endorphin tubuh

sehingga memblok tansmisi stimulasi nyeri.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang di lakukan pada studi kasus ini

selama 6 hari dari tanggal 13 april samapai dengan 18 april pada


62

Ny.J dan Ny.N dihari yang sama dengan waktu yang berbeda

meliputi melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres

hangat untuk mengurangi nyeri.

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu teknik untuk

melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara

maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan

untuk menurunkan nyeri kepala pada pasien hipertensi serta

menurunkan intensitas nyeri pada penderita gastritis (Utami &

Kartika 2018).

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 hari dari

tanggal 12 April sampai 18 April 2021, pada Ny.J dan Ny.N

didapatkan hasil evaluasi yaitu, Ny.J mengatakan nyeri berkurang

dan hilang dari skala 5 menjadi 1. Sedangkan Ny.N mengatakan

nyeri ulu hati sudah berkurang ditandai dengan skala nyeri 6

menjadi 2.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari hari

pertama sampai hari ketujuh. Didapatkan bahwa adanya perubahan

skala nyeri pada Ny.J dan Ny.N dari sebelum dan sesudah

diberikan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat dengan

skala nyeri yang berbeda-beda.

Pada saat peneliti melakukan penelitian dihari pertama

sampai hari ke tujuh dengan melakukan tindakan relaksasi nafas


63

dalam selama 15 menit pada Ny.J dan Ny.N terdapat penurunan

skala nyeri. Hal ini sesuai dengan adanya penelitian Waluyo dan

Seminar (2017) yang menunjukan bahwa adanya pengaruh teknik

relaksasi nafas dalam terhadap penurunan skala nyeri ulu hati pada

penderita gastritis di klinik Mboga, Sukoharjo, diperoleh dari 19

responden, 5 tidak nyeri 11 responded nyeri ringan, dan 3

responden nyeri sedang.

Hal ini sejalan dengan Ruhman (2017) adanya pengaruh

pemberian relaksasi nafas dalam terhadap perubahan skala nyeri

sebelum dan sesudah diberikan intervensi, yaitu pada kasus seorang

pasien dilakukan intervensi selama 10-15 menit, setelah itu peneliti

meminta pasien istirahat 30-35 menit, selanjutnya peneliti mengkaji

ulang nyeri dan hasilnya pasien mengatakn nyerinya berkurang dan

hasil ini dibuktikan dengan observasi wajah pasien sudah lebih

nyaman dan terasa rileks, pasien mengatakan skala nyeri 6 (sedang

meneurun menjadi 3 (nyeri sedang).

Menurut Subekti dan Utami (2011), penggunaan kompres

hangat dapat merelaksasikan otot-otot dan mengurangi nyeri akibat

spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat lokal.

Kompres hangat dapat menyebabkan pelepasan endorphin tubuh

sehingga memblok tansmisi stimulasi nyeri.

Dengan demikian teknik relaksasi nafas dalam dan kompres

hangat yang diberikan pada Ny.J dan Ny.N mengalami penurunan


64

skala nyeri yang berbeda-beda dikarenakan tingkat konsentrasi dan

sikap rileks yang berbeda-beda antara Ny.J dan Ny.N.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan tindakan Asuhan Keperawatan pada Lansia yang

mengalami Gastritis pada Ny.J dan Ny.N dengan masalah Nyeri Akut di

daerah Abdomen di desa Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten

Aceh Selatan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang

di buat berdasarkan laporan kasus adalah sebagai berikut:

a. Pengkajian

Hasil pengkajian yang telah di lakukan penulis pada tanggal 12

April 2021 diperoleh data subjektif Ny.J yang mengeluhkan nyeri

ulu hati dengan skala nyeri 5 (nyeri sedang), sedangkan pada Ny.N

data subjektif yaitu nyeri ulu hati, dengan nyeri menjalar ke

punggung dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang).

b. Diagnosa

Diagnosa utama pada klien Ny.J dan Ny.N adalah Nyeri Akut

berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung, di dukung dengan

data Ny.J mengeluhkan nyeri ulu hati. Sedangkan Ny.N juga

mengeluhkan nyeri ulu hati.

c. Intervensi 51

Intervensi keperawatan yang di berikan kepada klien sesuai dengan

Nursing Intervention Classification (NIC) dan Nursing Outcome

Classification (NOC) 2016 mengenai Manajemen Nyeri dan Kontrol

65
66

Nyeri.

d. Implementasi

Implementasi keperawatan yang di lakukan adalah dengan

melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat pada

area nyeri (abdomen) pada Ny.J dan Ny.

e. Evaluasi

Evaluasi keperawatan pada klien dengan tindakan keperawatan yang

dilakukan selama 6 hari, hasil evaluasi Ny.J dan Ny.N mengatakan

nyeri sudah berkurang.

5.2 Saran

a. Bagi Klien dan Keluarga

Sebaiknya meningkatkan pengetahuan pada klien Gastritis dan

keluarga dengan cara memberikan HE (Health Education) sehingga

dapat melakukan tindakan yang di berikan oleh peneliti.

b. Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi

mengajar serta pengembangan illmu keperawatan khusunya yang

berkaitan dengan asuhan keperawatan dengan kasus Gastritis.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebaiknya penelitian lebih di tingkatkan lagi agar masalah Gastritis

dengan Nyeri Akut bisa teratasi dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Andi, M & Hasna, N. 2014. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Gastritis Pada Pasien Yang Dirawat Di RSUD Labuang Baji
Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Vol.4 No.6 Pp 709-715

Bulechek, G.M et al. 2016. Nursing Intervention classification (NIC). Ed.6


Jakarta: Elsevier.

Diyono & Mulyanti, S. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah: Sistem
Pencernaan (Dilengkapi) Contoh Studi Kasus Dengan Aplikasi NNN
(Nanda Noc Nic), edk 1, Jakarta: kencana.

Dewi, R.S. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Ed.1, Yogyakarta:


Deepublish.

Dinas Kesehatan Aceh Selatan. 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan
2019. <http://dinkes.acehprov.go.id/uploads/profil_aceh_tahun_2019.pdf>

Hidayat, A.A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Selemba Medika.

Herdman, T.H. 2018. NANDA-1 Diagnosis Keperawatan: Definisi Dan


Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC

Judha, 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan, Nuha Medika:
Yogyakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:


Kementrian RI <http://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/pr
ofil-kesehatan-indonesia-2018.pdf>

Muhlisin, A. 2011. Dokumentasi Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Muhith, A. & Siyoto, S., 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik, (Ed.1)


Yogyakarta: Andi.

Mochamad, B. 2017. Fatofisiologi Nyeri (PAIN). E-Journal. Umm, Vol.13


No.1 Pp 1-57

Moorhead, S. et al. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC). Ed.5. Jakarta:


Elservier.
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Selemba Medika.

Mubarak, I.W, et al. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Ed.1. Jakarta:
Selemba Medika.

Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Selemba Medika.

Nurjannah. 2018. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Gastritis


Kronik Di Klinik Lacassino Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis. Vol.12 No.1 Pp 119-122

Perry & Potter. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Selemba


Medika.

Puskesmas Sawang. 2020. Jumlah Penderita Gastritis Rawat Inap dan Rawat
Jalan. Kabupaten Aceh Selatan.

Freitas, N.D. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis Dengan Masalah
Nyeri Akut Dirumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Dilihat 4
januari 2021 <https//repository.stikespantiwaluya.ac.id/464/4/STIKESPW
_NOVY_DE_MARIA.pdf>

Rizky, I.I et al. 2019. Hubungan Penangan Awal Gastritis Dengan Skala Nyeri
Pasien UGD Rumah Sakit Gmim Bethesida Tomohon. E-Journal
Keperawatan. Vol.7 No.1

Ruhman, M. 2017. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Klien Didpepsia


Dengan Intervensi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Diruang UGD RSUD Aji Muhammad. Karya Tulis Ilmiah. Pogram Studi
Profesi Ners: STIKes Muhammadiyah Samarinda

Saini, S et al. 2020. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada


Pasien Gastritis Di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Jurnal
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar. Vol.11 No.1
ISSN: 2622-0148

Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan. Ed.2


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sunaryo et al. 2016. Asuhan Keperawtan Gerontik , edk 1, Yogyakarta: Andi.


Sudoyo, A.W. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.

Sugioyono. 2013. Konsep Dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan. Ed.2


Yogyakarta: Graha Ilmu .

Syafi`I, M & Andriani, D. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Dipuskesmas. Jurnal
Keperwatan Dan Fisioterapi. Vol.2 No.1 ISSN: 655-0830

Utami, D.A & Kartika, R.I. 2018. Terapi Komplementer Guna Menurunkan
Nyeri Pasien Gastritis: Literatul Riview. Real In Nursing Jurnal. Vol.1
No.3 Pp 123-132

Untari, S 2017. Asuhan Keperawatan Nyeri Pada Ny. M Dengan Gastritis Di Ruang
Dahlia RSUD Dr. R Soeprapto Cepu, Dilihat 4 Januari 2021
<https://www.google.com/search?q=asuhan+keperawatan+nyeri+pada+Nyon
ya+M+dengan+gastritis+di+ruang+Dahlia+RSUD+dr+R+Soeprato.pdf>

Subekti, T & Utami, M.S. 2011. Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stress Dan
Keluhan Tukak Lambung Pada Penderita Tukak Lambung Kronis. Jurnal
Psikologi Pp147-63t

Waluyo, S.J & Suminar, S (2017). Perubahan Skala Nyeri Sedang Pada Pasien
Gastritis. Diklinik Mboga Sukoharjo A.
Lampiran 2

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian : 12 April 2021

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Klien
Nama : Ny.J
Umur : 56 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat rumah : Panton Luas
Diagnosa medis : Gastritis

2. Keluarga atau orang lain yang penting yang dapat dihubungi (Penanggung jawab)
Nama : Tn.A
Alamat : Panton Luas
Nomor telepon :-
Hubungan dengan klien : Suami

3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi


Pekerjaan saat ini : IRT
Pekerjaan sebelumnya : IRT
Sumber pendapatan : Dari Suami
Kecukupan pendapatan : Cukup

4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Menonton TV
Bepergian/wisata : Tidak Ada
Keanggotaan organisasi : Tidak Ada

B. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Persepsi lansia terhadap sehat sakit : -

2. Nutrisi
Frekuensi makan : 2 kali sehari
Nafsu makan : Tidak nafsu makan
Jenis makanan : Nasi
Kebiasaan sebelum makan : Tidak Ada
Makanan yang tidak disukai : Tidak Ada
Alergi makanan : Tidak Ada
Pantangan makanan : Tidak Ada

3. Eliminasi
a. Buang air kecil (BAK)
Frekuensi dan waktu : 3-5 kali sehari
Kebiasaan BAK pada malam hari : Kadang-Kadang
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak Ada

b. Buang air besar (BAB)


Frekuensi dan waktu : 1 kali sehari
Konsistensi : Sedang
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak Ada
Pengalaman memakai laksatif/pencahar : Tidak Ada

4. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi : 2 kali sehari
Waktu : Pagi dan sore
Pemakaian sabun : Ada

b. Oral Higiene
Frekuensi dan waktu sikat gigi : 2 kali sehari, pagi dan malam
Menggunakan pasta gigi : Ada

c. Cuci rambut
Frekuensi : 1 minggu sekali
Penggunaan shampo : Ada

d. Kuku dan tangan


Frekuensi gunting kuku : 1 minggu sekali
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : Ada

5. Istirahat dan tidur


Lama tidur malam : 7-8 jam
Terbangun tidur malam (berapa kali) : 1 kali
Tidur siang : Tidak Ada
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : Tidak Ada

6. Kebiasaan mengisi waktu luang


Olahraga : Tidak Ada
Nonton TV : Siang dan malam
Berkebun/memasak : Pagi
7. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (Jenis/frekuensi/jumlah/lama
pemakaian)
Merokok (Ya/Tidak) : Tidak
Minuman keras (Ya/Tidak) : Tidak
Ketergantungan obat (Ya/Tidak) : Tidak
8. Kronologis kegiatan sehari-hari

No Jenis kegiatan Lama waktu kegiatan


1 Memasak 1 jam
2 Mencuci Baju 1 jam
3 Membersihkan Rumah 1/2 jam

C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama : Nyeri Ulu Hati
b. Gejala yang dirasakan : Nyeri ulu hati dan perut kiri bawah
c. Faktor pencetus : Asam lambung naik
d. Timbul keluhan secara : Mendadak
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : Malam, pagi
f. Upaya lansia mengatasi/meringankan penyakitnya : Minum obat

2. Riwayat kesehatan masa lalu


a. Penyakit yang pernah diderita : Tidak Ada

3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Tanda-tanda vital : TD: 130/90 mmHg, RR: 22 x/i, T: 36,5℃, HR:84x/i
Kesadaran : Compos Mentis
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 50 Kg

b. Kepala
Rambut : Besih, terdapat rambut putih
Mata : Baik
Hidung : Bersih

Mulut/tenggorokan : Bersih
Telinga : Bersih

c. Leher : Baik

d. Dada/Thoraks
Dada : Normal, Tidak Ada Benjolan
Paru-paru : Vesikuler
Jantung : Normal

e. Abdomen : Normal
f. Muskuloskeletal : Normal
g. Neurologis :-
h. Kulit : Sudah mulai keriput
i. Ekstremitas atas : Tidak ada gangguan pergerakan
j. Ekstremitas bawah : Tidak ada gangguan pergerakan

D. Lingkungan Tempat Tinggal


a. Kebersihan dan kerapian ruangan : Baik
b. Penerangan : Jendela terbuka setiap pagi
c. Sirkulasi udara : Baik
d. Keadaan kamar mandi dan WC : Bersih
e. Pembuangan air kotor : Paret
f. Sumber air minum : Sumur
g. Jarak sumber air dengan kamar mandi : 3 meter
h. Pembuangan sampah : Tong sampah
i. Sumber pencemaran : Lingkungan kotor
j. Penataan halaman : Tidak rapi

E. Riwayat Psikologis
Aspek sosial lansia : Ny.J sering berkumpul dengan masyarakat

F. Aspek Spiritual/Kultural
Aspek spiritual/kultural lansia : Ny.J menjalankan shalat 5 waktu

G. Riwayat Psikososial
Aspek psikososial lansia : Klien memahami kondisi saat ini
Lampiran 2

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian : 12 April 2021

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Klien
Nama : Ny.N
Umur : 50 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat rumah : Panton Luas
Diagnosa medis : Gastritis

2. Keluarga atau orang lain yang penting yang dapat dihubungi (Penanggung jawab)
Nama : Tn.S
Alamat : Panton Luas
Nomor telepon :-
Hubungan dengan klien : Anak kandung

3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi


Pekerjaan saat ini : IRT
Pekerjaan sebelumnya : IRT
Sumber pendapatan : Dari Suami
Kecukupan pendapatan : Cukup

4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Menonton TV
Bepergian/wisata : Tidak Ada
Keanggotaan organisasi : Tidak Ada

B. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Persepsi lansia terhadap sehat sakit : -

2. Nutrisi
Frekuensi makan : 2 kali sehari
Nafsu makan : Tidak nafsu makan
Jenis makanan : Nasi
Kebiasaan sebelum makan : Tidak Ada
Makanan yang tidak disukai : Tidak Ada
Alergi makanan : Tidak Ada
Pantangan makanan : Tidak Ada
3. Eliminasi
a. Buang air kecil (BAK)
Frekuensi dan waktu : 4-5 kali sehari
Kebiasaan BAK pada malam hari : Kadang-Kadang
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak Ada

b. Buang air besar (BAB)


Frekuensi dan waktu : 1 kali sehari dipagi hari
Konsistensi : Sedang
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak Ada
Pengalaman memakai laksatif/pencahar : Tidak Ada

4. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi : 2 kali sehari
Waktu : Pagi dan sore
Pemakaian sabun : Ada

b. Oral Higiene
Frekuensi dan waktu sikat gigi : 2 kali sehari, pagi dan malam
Menggunakan pasta gigi : Ada

c. Cuci rambut
Frekuensi : 1 minggu sekali
Penggunaan shampo : Ada

d. Kuku dan tangan


Frekuensi gunting kuku : 1 minggu sekali
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : Ada

5. Istirahat dan tidur


Lama tidur malam : 5-6 jam
Terbangun tidur malam (berapa kali) : 2 kali
Tidur siang : Tidak Ada
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : Susah tidur, sering terjaga dimalam
hari, tidak dapat melanjutkan tidur
lagi

6. Kebiasaan mengisi waktu luang


Olahraga : Tidak Ada
Nonton TV : Pagi, Siang dan malam
Berkebun/memasak : Pagi
7. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (Jenis/frekuensi/jumlah/lama
pemakaian)
Merokok (Ya/Tidak) : Tidak
Minuman keras (Ya/Tidak) : Tidak
Ketergantungan obat (Ya/Tidak) : Tidak
8. Kronologis kegiatan sehari-hari

No Jenis kegiatan Lama waktu kegiatan


1 Memasak 1 jam
2 Mencuci Baju 1/2 jam
3 Membersihkan Rumah 1/2 jam

C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama : Nyeri Ulu Hati
b. Gejala yang dirasakan : Nyeri ulu hati, nyeri seperti ditusuk-tusuk
dan
menjalar ke punggung
c. Faktor pencetus : Asam lambung naik
d. Timbul keluhan secara : Mendadak
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : Malam, pagi
f. Upaya lansia mengatasi/meringankan penyakitnya : Minum obat

2. Riwayat kesehatan masa lalu


a. Penyakit yang pernah diderita : Gastritis
b. Mulainya kapan : 10 tahun yang lalu
c. Pengobatan dan tindakan medis : Terapi farmakologi
d. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu, dll): -
e. Riwayat kecelakaan :-
f. Riwayat dirawat dirumah sakit : Tahun 2011/2012
g. Riwayat pemakaian obat : Omefrazole, Mefenamid
Acid, Sucralfat

3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Tanda-tanda vital : TD: 120/90 mmHg, RR: 20 x/i, T: 37,1℃, HR:72x/i
Kesadaran : Compos Mentis
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 45 Kg

b. Kepala
Rambut : Besih, terdapat rambut putih
Mata : Baik

Hidung : Bersih
Mulut/tenggorokan : Bersih
Telinga : Bersih

c. Leher : Baik
d. Dada/Thoraks
Dada : Normal, Tidak Ada Benjolan
Paru-paru : Vesikuler
Jantung : Normal

e. Abdomen : Normal
f. Muskuloskeletal : Normal
g. Neurologis :-
h. Kulit : Sudah mulai keriput
i. Ekstremitas atas : Tidak ada gangguan pergerakan
j. Ekstremitas bawah : Tidak ada gangguan pergerakan

D. Lingkungan Tempat Tinggal


a. Kebersihan dan kerapian ruangan : Baik
b. Penerangan : Jendela terbuka setiap pagi
c. Sirkulasi udara : Baik
d. Keadaan kamar mandi dan WC : Bersih
e. Pembuangan air kotor : Paret
f. Sumber air minum : Air Galon
g. Jarak sumber air dengan kamar mandi : 3 meter
h. Pembuangan sampah : Tong sampah
i. Sumber pencemaran : Lingkungan kotor
j. Penataan halaman : Tidak rapi

E. Riwayat Psikologis
Aspek sosial lansia : Ny.J sering berkumpul dengan masyarakat

F. Aspek Spiritual/Kultural
Aspek spiritual/kultural lansia : Ny.J menjalankan shalat 5 waktu

G. Riwayat Psikososial
Aspek psikososial lansia : Klien memahami kondisi saat ini
Lampiran 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TEKNIK MENGATASI NYERI ATAU RELAKSASI NAFAS DALAM

A. Pengertian
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang
mengalami nyeri kronis.Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan
otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi
nyeri. Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang

B. Tujuan
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
Indikasi: Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri

C. Prosedur pelaksanaan
1. Tahap prainteraksi
a. Mencuci tangan
b. Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privasi pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
dan keluarga
3. Tahap kerja
a Ciptakan lingkungan yang tenang
b Usahakan tetap rileks dan tenang
c Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
d Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
e Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
g Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
h Usahakan agar tetap konsentrasi
i Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang
j Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi haripukul 09.00
dan siang hari pukul 13.00. setiap sesi latihan nafas dalam
dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Tahap terminasi
a Evaluasi hasil kegiatan
b Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
c Akhiri kegiatan dengan baik
d Cuci tangan
5. Dokumentasi
a Catat waktu pelaksaan tindakan
b Catat respon pasien
Lampiran 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMBERIAN KOMPRES HANGAT

A. Pengertia
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan rasa hangat
pada bagian tubuh yang memerlukan.

B. Tujuan
1. Memberikan rasa hangat
2. Memperlancar sirkulasi darah
3. Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
4. Memberi rasa nyaman dan tenang pada klien

C. Prosedur pelaksanaan
a. Persiapan Alat
1. Air panas
2. Waslap/buli-buli panas
3. Pengalas / perlak
4. Handuk kecil
5. Kom
6. Sarung tangan
b. Persiapan Pasien
1. Menkaji keadaan uum pasien, tanda-tanda vital atau tingkat nyeri pada
klien
2. Jelaskan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
3. Jaga privasi klien
c. Prosedur Tindakan
1. Bawa alat kedekat klien
2. Pasang tirai/sampiran
3. Cuci tangan
4. Isi buli-buli dengan air panas sebanyak 1/3-2/3 bagian. Keluarkan
udara dengan cara menidurkan buli-buli ditempat yang datar, lipat
bagian atas buli-buli sampai kelihatan air dileher buli-buli, kemudian
tutup buli-buli dengan rapat
5. Perikas apakah buli-buli bocor atau tidak, lalu keringkan dengan lap
dan masukan kedalam sarung buli-buli
6. Letakkan buli-buli panas diare yang memerlukan dengan meletakkan
arah tutup buli-buli keatas
7. Ganti buli-buli setelah 20 menit sesuai kebutuhan.
8. Rapikan pasien
9. Kembalikan alat setelah tindakan selesai
10. Cuci tangan sampai bersih
11. Dokumentasi semua tindakan
d. Sikap
1. Hati-hati
2. Tidak tergesa-gesa
3. Teliti selama melakukan tindakan
Lampiran 5

DOKUMENTASI

Klien 1

Klien 2
BIODATA PENULIS

Nama : Maulida
Nim : P00120518016
Tempat/Tanggal Lahir : Panton Luas, 04 September 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Panton Luas Kec. Sawang Kab. Aceh Selatan
Agama : Islam
Kedudukan Dalam Keluarga : Anak ke 3 dari 5 bersaudara
Nama Ayah : Ali Azmi
Nama Ibu : Saadah
Hobi : Writing and Reading
Motto : Do more than before

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2006-2012 : SD Negeri 1 Panton Luas


Tahun 2012-2015 : SMP Negeri 3 Sawang
Tahun 2015-2018 : SMA Negeri 1 Sawang
Tahun 2018-2021 : Prodi D III Keperawatan Aceh Selatan Poltekkes
Kemenkes Aceh

Anda mungkin juga menyukai