Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
YENI KUSMIYANTI
P27220016095
i
KATA PENGANTAR
Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Posisi High Fowler Dalam Meningkatkan
pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebut satu persatu
dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
3. Sunarsih Rahayu, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D III
v
6. Kedua orang tua saya bapak Sugiarto, ibu Siti Rukayah dan kakak saya Indah
8. Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
keperawatan. Aamiin.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
LEMBAR KEASLIAN TULISAN .................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. TujuanStudiKasus ..................................................................... 5
D. Manfaat Studi Kasus ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7
A. KonsepTeori .............................................................................. 7
1. Chronic Kidney Disease (CKD) ......................................... 7
a. Pengertian .................................................................... 7
b. Klasifikasi .................................................................... 8
c. Etiologi ......................................................................... 9
d. Patofisiologi ................................................................. 10
e. Manifestasi Klisnis ...................................................... 11
f. Pemeriksaan Penunjang .............................................. 14
g. Penatalaksanaan ........................................................... 16
h. Komplikasi .................................................................. 18
2. Kebutuhan Oksigenasi Chronic Kidney Disease (CKD) ... 20
a. Pengertian Oksigenasi .................................................. 20
b. Fisiologi Pernapasan .................................................... 20
c. Faktor Yang Mempengaruhi ....................................... 22
d. Gangguan Pada Fungsi Pernapasan ............................. 23
e. Kebutuhan Dasar Oksigenasi ....................................... 29
3. Asuhan Keparawan kebutuhan Oksigenasi ........................ 30
a. Pengkajian .................................................................... 30
b. PemeriksaanFisik ......................................................... 31
c. Diagnosa Keperawatan ............................................... 32
d. Intervensi ..................................................................... 33
e. Implementasi ............................................................... 35
f. Evaluasi ....................................................................... 35
4. Prosedur Pemberian Posisi High Fowler ........................... 36
a. Alat dan Bahan ............................................................ 36
b. Prosedur ...................................................................... 37
BAB III METODE STUDI KASUS ............................................................... 40
A. Jenis dan Rancangan Studi Kasus ............................................... 40
B. Subyek Studi Kasus ..................................................................... 40
C. Daftar Istilah ................................................................................ 41
vii
D. Tempat dan Waktu ...................................................................... 42
E. Pengumpulan Data....................................................................... 42
F. Metode Analisis Data .................................................................. 46
G. Etika Stui Kasus .......................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1.Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Sesuai Dengan Derajadnya................9
2.2 Frekuensi Pernapasan Berdasarkan Umur ................................................25
2.3. Ciri-ciri suara nafas normal ......................................................................27
2.4. Bunyi Suara Nafas Tambahan ..................................................................28
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Pathway Chronic Kidney Disease (CKD) .................................................... 38
2.2.Kerangka Teori.............................................................................................. 39
2.3.Kerangka Konsep .......................................................................................... 39
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
metabolisme dan racun yang ada di dalam tubuh kedalam bentuk urin. Ginjal
elektrolit, dan osmolaritas cairan ekstraseluler. Salah satu fungsi penting ginjal
tubuh, misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Apabila sisa metabolisme tubuh
tersebut dibiarkan menumpuk, zat tersebut bisa menjadi racun bagi tubuh,
penderita mencapai 16 juta jiwa. Pada tahun 2008 terdapat 300 ribu penderita
gagal ginjal di Indonesia dan semakin meningkat dari tahun ketahun, dibuktikan
dari data PT Askes Indonesia pasien gagal ginjal pada tahun 2010 mencapai
17.507 orang dan meningkat menjadi 23.261 orang di tahun 2011, dan di tahun
negara dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Hasil survei yang
1
2
sekitar 12,5 % dari populasi atau sebesar 25 juta penduduk Indonesia mengalami
penurunan fungsi ginjal. Jumlah penderita gagal ginjal di Indonesia sekitar 150
ribu orang dan yang menjalani hemodialysis 10 ribu orang (Ismail, Hasanuddin
dan Bahar,2014).
Lebih dari dua triliun rupiah dana BPJS dihabiskan untuk membiayai
memulihkan fungsi ginjal. Peningkatan jumlah penderita gagal ginjal kronis dengan
terapi hemodialisa dari waktu ke waktu menunjukan peningkatan yang sangat cepat.
Menurut data pelayanan dialisis Indonesia, sesuai data jumlah kegiatan dialisis yang
ditunjukan oleh salah satu RS milik Depkes dan Pemda telah mencapai 125.441
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun
berifat progresif dan irreversible atau tidak dapat kembali seperti semula, tubuh
juga tidak mampu menjaga metabolisme dan tidak mampu menjaga keseimbangan
cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan
ureum atau azotemia mengalami peningkatan (Smeltzer & Bare, 2010; Rendy &
Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, ginjal tidak dapat berfungsi
dengan baik. Ginjal mengalami gangguan untuk memfiltrasi darah sehingga zat
sisa metabolisme tubuh seperti urea, asam urat dan kreatinin tidak dapat
3
diekskresikan. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah bagi tubuh. (National
Kematian yang disebabkan oleh gagal ginjal kronik pada tahun 2012
menurut WHO penyakit sebanyak 850.000 jiwa dan penyakit gagal ginjal kronik
adalah penyakit tertinggi ke-12. WHO juga memperkirakan penderita gagal ginjal
kronis di wilayah Asia Tenggara, Mediteraniam, Timur Tengah, dan Afrika akan
terus meningkat, serta pada tahun 2025 diperkirakan penderita gagal ginjal kronis
lebih dari 380 juta orang. Jepang merupakan Negara tertinggi yang penduduknya
menderita gagal ginjal dengan 1.800 kasus per juta penduduk, dan 220 kasus baru
per tahun. Sedangkan Amerika Serikat penderita gagal ginjal kronik pada tahun
2007 prevalensinya mencapai 1.569 orang per sejuta penduduk. Pada tahun 2015
gagal ginjal kronis terbanyak dengan prevalensi 0,5 % disusul oleh Aceh,
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan
Jawa Timur prevalensi penderita gagal ginjal masing- masing 0,3 % (Dharma,
P.S, dkk, 2015). Prevelensi gagal ginjal kronik berdasarkan diagnosis dokter di
Keluhan umum yang terjadi pada penderita gagal ginjal kronik dengan
kardiovaskuler dampaknya adalah oedema, nyeri dan keluhan utama yang paling
4
sering dirasakan oleh penderita gagal ginjal kronik adalah sesak nafas, nafas
tampak cepat dan dalam atau yang disebut pernafasan kussmaul. Hal tersebut
dapat terjadi karena adanya penumpukan cairan di dalam jaringan paru atau dalam
Selain disebabkan karena penumpukan cairan, sesak nafas juga dapat disebabkan
masa perawatan 3-8 hari. Satu orang dari 5 orang responden mengalami masa
mengatur posisi pasien. Posisi duduk merupakan posisi yang efektif dalam
diafragma sehingga kondisi ini membuat orang yang melakukan tindakan posisi
permasalahan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD), maka penulis
keefektifan pola nafas pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD), karena
nafas, pemberian posisi fowler dapat dipraktekkan serta tidak menimbulkan efek
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
(CKD).
2. Tujuan Khusus
(CKD).
Disease (CKD).
1. Pasien
2. Peneliti
pemberian posisi high fowler pada pasien ketidakefektifan pola nafas pada
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan dengan kata lain terjadinya kelainan
7
8
Levin,2010).
dari normal.
3) Gagal ginjal, yang terjadi apabila LFG kurang dari 20% normal.
b) Dyslipidemia.
c) SLE.
e) Preeklamsi.
f) Obat-obatan.
masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal yang sakit. Sampai
fungsi gimjal turun kurang dari 25% normal, tanda dan gejala gagal gnjal
kronik karena nefron-nefron sisa yang sehat mengambil alih fungsi nefron
tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini
jaringan parut dan aliran darah ginjal akan berkurang. Pelepasan renin akan
penumpukan cairan pada paru juga dapat terjadi penumpukan dalam perut
yang menyebabkan asites, asites juga dapat memperburak pola nafas pasien
akan terjadi sindrom uremia berat yang memberikan banyak gejala pada
berikut:
1) Gangguan kardiovaskuler
irama jantung dan edema. Kondisi bengkak bisa terjadi pada bagian
12
dalam tubuh, genjala ini juga sering disertai dengan beberapa tanda
seperti rambut yang rontok terus menerus, berat badan yang turun
2) Gangguan pulmoner
Perubahan pola nafas terjadi karena adanya edema paru, hal ini
3) Gangguan gastrointestinal
4) Gangguan muskuloskeletal
otot ekstremitas).
13
5) Gangguan integumen
rapuh.
6) Gangguan endokrin
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan
hipokalsemia.
8) Sistem hematologi
trombositopeni.
14
1) Pemeriksaan laboratorium
pada diet rendah protein, dan tes Kliens Kreatinin yang menurun.
menurunnya diuresis.
lipoprotein lipase.
d) Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari
(hiperkalaemia).
bersifat basa.
a) Hipertensi
b) Hiperkalemia
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien CKD adalah edema paru,
pemberian deuretik.
produk darah.
1) Gangguan kardiovaskular
2) Gangguan pulmoner
Komplikasi pada paru yang sering muncul pada pasien CKD adalah
3) Gangguan gastrointestinal
4) Gangguan neuromuskuler
neuropati perifer.
6) Gangguan muskuloskeletsl
a. Pengertian Oksigenasi
b. Fisiologi Pernapasan
1) Pernapasan eksternal
2) Pernapasan internal
1) Faktor Fisiologis
c) Hipovolemia
Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang
paru.
(CKD)
1) Hipoksia
a) Takipnea
kali per menit. Proses ini terjadi karena paru dalam keadaan
b) Bradipnea
c) Hiperventilasi
dalam.
d) Pernapasan kassmaul
e) Hipoventilasi
f) Dispnea
g) Ortopnea
10-dewasa 12-20
3) Pertukaran Gas
Tanda Klinis :
c) Agitasi
d) Lelah, letargi
g) Sianosis.
27
hidup.
irama nafas yang tidak teratur, frekuensi nafas yang meningkat diatas
getarannya antar lobus paru, terdengar suara dullness saat perkusi paru
sebagai akibat dari adanya edema paru, dan pada auskultasi paru
edema paru, nyeri dada dan sesak nafas akibat adanya penimbunan
penyakitnya.
berikut:
a. Pengkajian
1) Riwayat Keperawatan
diatas.
lain-lain?
3) Riwayat kardiovaskular
4) Gaya hidup
a) Adanya batuk
b) Adanya sputum
d) Intoleransi aktivitas
b. Pemeriksaan Fisik
Head To Toe :
1) Mata
a) Konjungtiva pucat
b) Konjungtiva sianosis
2) Kulit
a) Sianosis perifer
c) Penurunan turgor
32
d) Edema
a) Sianosis
b) Jari tabuh
5) Hidung
6) Leher
b) Pemasangan trakeostomi
7) Dada
f) Bunyi perkusi
c. Diagnosa Keperawatan
ekspansi paru
33
hipervolemia, hipovolemia
dalam paru
d. Intervensi
Rencana Tindakan :
oksigenasi
34
e) Monitor TTV
oksigen
nebulizer
saluran pernapasan
e. Implementasi
kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien.
f. Evaluasi
yang telah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta
semi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan (450-650) (Uliyah dan
paru.
semi fowler 4,07% maka dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
Suhendra, 2016).
4) Gulungan handuk
37
b. Prosedur
dilakukan.
4) Cuci tangan.
6) Naikkan tempat tidur bagian kepala 600-900 jika ada functional bed.
tidak tersedia.
dari lutut hingga tumit kaki, telapak kaki, dan kedua tangan pasien
pasien.
B. Pathway
hiperkalemia, pH ,hipokalsemia
C. Kerangka Teori
- Pernapasan Kussmaul
- Letargi, kesadaran
- Disfungsi serebral
Gangguan Posisi
D. Kerangka Konsep
Oksigenasi Terpenuhi
deskriptif dengan pendekatan case studi (Studi kasus). Studi kasus merupakan
satunya pemberian posisi semi fowler pada pasien Chronic Kidney Desease
Subyek studi kasus pada Proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah 2 pasien
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi yang diambil sebagai subjek studi
kasus pada pasien dengan Chronik Kidney Disease (CKD) adalah sebagai
berikut:
1) Kriteria Inklusi
40
41
fowler
2) Kriteria Ekslusi
C. Daftar Istilah
1. Posisi high fowler adalah posisi dimana tempat tidur diposisikan dengan
seperti semula, tubuh juga tidak mampu menjaga metabolisme dan tidak
3. Menurut Judith & Ahern (2013) mendiskripsikan pola nafas yang tidak
adekuat. Dalam kasus ini pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
pernafasan yang dilakukan pasien sangat cepat dan dapat juga disertai
E. Pengumpulan Data
(Nursalam, 2016).
43
adalah :
a. Metode Observasi
b. Metode wawancara
d. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi (I)
nafas pasien.
2) Perkusi (P)
3) Palpasi (P)
dan ekspiasi.
4) Auskultasi (A)
e. Dokumentasi
buku, dll).
Etika studi kasus merupakan masalah yang sangat penting dalam studi
manusia, maka segi etika studi kasus harus diperhatikan. Masalah etika
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
3. Confidentiality (kerahasiaan)
persyaratan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Judith & Ahern. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC NOC
Edisi 9. Jakarta : EGC.
Meilirianta., Tohri, T., Suhendra. (2016). Jurnal Posisi Semi Fowler dan Posisi
High Fowler Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Pada Pasien asma
Bronkial Di Ruang Rawat Inap D3 dan E3 Rumah Sakit Umum Daerah
Cibabat Cimahi.Tersedia di http://stikesrajawali.ac.id/repository/16_perban
dingan_posisi_full.pdf. Diunduh 11 November 2018.
Morton, P. G. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik Edisi 8
Alih Bahasa Nike et.al. Jakarta: EGC.
Naga, S. (2014). Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta: Diva
Press.
Rendy dan Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sudoyo A. W., Setyohadi, B., Alwi, I. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam.
Lampiran 1
Keefektifan Pola Napas pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD)”. Tujuan
dari penelitian studi kasus ini untuk menggambarkan manfaat pemberian posisi
high fowler dalam meningkatkan keefektifan pola napas pada pasien Chronic
Kidney Disease (CKD). Data yang didapat akan dibandingkan dengan jurnal,
buku, maupun studi kasus lainnya sehingga dapat memberi manfaat berupa
professional saat melakukan pemberian posisi high fowler pada pasien Chronic
keperawatan.
Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian
ini adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan keperawatan
yang diberikan. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara
Peneliti,
Yeni Kusmiyanti
NIM. P27220016095
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Yeni Kusmiyanti dengan judul “Pemberian Posisi High
Fowler dalam Meningkatkan Keefektifan Pola Napas pada Pasien Chronic Kidney
berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama
.........,....................2019
Saksi Yang memberikan persetujuan
___________________ __________________________
_
Surakarta, 2019
Peneliti
Yeni Kusmiyanti
NIM. P27220016095
Lampiran 3
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
POSISI FOWLER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Petugas 1. Perawat
2. Bidan
Prosedure 1. Salam
2. Perkenalan
3. Cuci tangan
4. Pasien berbaring telentang posisi supinasi
5. Pada tempat tidur kusus klien langsung diatur posisi;
fowler, semi fowler, high fowler, dibawah lutut ditinggikan
sesuai dengan keinginan klien / bantal seperlunya
6. Tempat tidur biasa : Klien didudukkan. Sandaran
punggung/kursi diletakkan dibawah kasur bagian kepala,
bantal disusun menurut selera, klien dibaringkan kembali,
diujung kaki dipasang penahan kaki
7. Perhatikan :
KU Pasien
Hindarkan bahaya jatuh
Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan
lelah pada pasien, tetap menjaga prefasi .
8. Merapihkan pasien dan alat-alat
9. Perawat cuci tangan.
LEMBAR OBSERVASI
JADWAL KEGIATAN