Anda di halaman 1dari 223

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

B USIA 20 TAHUN
DI PUSKESMAS KALIANGKRIK KECAMATAN KALIANGKRIK
KABUPATEN MAGELANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi persyaratan


Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Program Studi Diploma III Kebidanan

Di susun oleh :

ARFIKA UDYANI MEIDA PUTRI

P1337424219031

PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

Ny.B Umur 20 Tahun di Puskesmas Kaliangkrik Kecamatan Kaliangkrik

Kabupaten Magelang” telah di setujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk

dipaparkan dan dipertahankan di depan Tim Penguji Program Pendidikan

Diploma III Kebidanan Magelang.

Hari : Rabu

Tanggal : 29 Juni 2022

Pembimbing

Herlina TD, SKM,M.Kes

NIP.198202252005012002

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

Ny.B Umur 20 Tahun di Puskesmas Kaliangkrik Kecamatan Kaliangkrik

Kabupaten Magelang” telah di dipaparkan dan dipertahankan di depan Dewan

Penguji Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Magelang pada tanggal 30

Juni 2022 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Magelang , Juni 2022

PENGUJI I

Mundarti,S.Pd,S.Si.T, M.Kes (....................................)


NIP.196510161989032002

PENGUJI II

Herlina TD, SKM,M.Kes (....................................)


NIP.198202252005012002

MENGETAHUI

Ketua Program StudI DIII Kebidanan Magelang

Poltekkes Kemenkes Semarang

(Sri Widatiningsih, M.Mid)

NIP. 196811011989032001

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : Arfika Udyani Meida Putri

NIM : P1337424217031

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Magelang ,8 Mei 2001

ALAMAT : Ngablak 3/5 Ngablak ,Kecamatan Ngablak,

Kabupaten Magelang

INSTITUSI : Program Studi D III Kebidanan Magelang

Poltekkes Kemenkes Semarang

ANGKATAN : 2019/2022

BIOGRAFI :1. SDIT IZZATUL ISLAM Getasan Tahun

lulus 2010
2. SMP N 1 Tegalrejo Tahun Lulus 2013
3. SMK KESDAM IV DIPONEGORO
MAGELANG Tahun lulus 2019

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Asuhan

Kebidanan Komprehensif Pada Ny. B Umur 20 Tahun di Puskesmas

Kaliangkrik, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang” tepat pada

waktunya.

Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk :

1. Ibu Siti Nariyah dan Bapak Arbert Guritno yang sangat ku kasihi dan ku

sayangi, sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada

terhingga karena telah memberikan seluruh keringat dan tenaga juga kasih

sayang, dan dukungan yang tiada henti-hentinya sehingga saya dapat

membuat dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

2. Ibu Herlina TD, SKM,M.Kes yang telah meluangkan banyak waktunya

untuk membimbing penyusunan Laporan Tugas Akhir

3. Ibu Mundarti,S.Pd,S.Si.T, M.Kes selaku penguji.

4. Para dosen dan staff yang telah memberikan segudang ilmu dan motivasi-

motivasinya kepada saya.

5. Untuk adik saya Arnanda Salsabila A terimakasih juga atas suportnya hingga

saya mampu menyelesaikan Lapora tugas akhir ini.

6. Untuk teman hidup saya Choirul Achmad Setyo Aji terimakasih atas support

dan dampinganmu sehingga saya mampu menyelesaikan Laporan tugas akhir

ini.

iv
7. Teman-teman satu bimbingan Anisa Rahmawati dan Aida Ayu yang sudah

menemani saya, berjuang bersama dalam suka maupun duka saat bimbingan.

8. Serta Teman-temanku kelas Rosella yang sudah menemani berjuang selama

3 tahun ini.

9. Ny. B dan keluarga yang telah bersedia menjadi responden Laporan Tugas

Akhir

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT,atas rahmad dan karunia-Nya, dengan melewati berbagai kesulitan dan

hambatan, akan tetapi sampailah pada waktunya penulis dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini.

LaporanTugasAkhirdengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ny. B umur 20 Tahun di Puskesmas Kaliangkrik“ untuk memenuhi

syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Program

Studi Kebidanan Magelang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Semarang.

Penulis tidak akan mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Marsum BE,S.Pd, MHP selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

2. Sri Rahayu, S.Kp.Ns, S.Tr.Keb., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

3. Sri Widatiningsih M.Mid selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Magelang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

vi
4. Herlina TD, SKM,M.Kes. selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan

penelitian ilmiah ini yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan.

5. Mundarti,S.Pd,S.Si.T, M.Kes selaku Dosen Penguji seminar proposal laporan

tugas akhir saya.

6. Dosen serta staf Program Studi DIII Kebidanan Magelang yang telah

mendidik dan membimbing penulis selama pembelajaran di Program Studi

DIII Kebidanan Magelang.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

memberikan bantuan baik moral maupun material.

Dalam penyusunan Laporan TugasAkhir ini masih banyak kekurangan dan

ketidaksempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat memperbaiki dalam penyusunan di masa mendatang. Harapan penulis

semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta tidak

lupa pula penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Magelang, September 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................ix
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................4
C. Ruang lingkup........................................................................................................5
D.Manfaat......................................................................................................................5
E. Metode pengumpulan data.....................................................................................6
F. Sistematika penulisan.............................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................9
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................9
A. Tinjauan teori kehamilan trimester III....................................................................9
B. Tinjauan teori asuhan kebidanan persalinan.........................................................40
C. Tinjauan teori asuhan kebidanan nifas..................................................................66
D. Tinjauan teori asuhan kebidanan bayi baru lahir..................................................88
BAB III..........................................................................................................................105
METODE PENELITIAN...............................................................................................105
A. Rancangan penelitian.........................................................................................105
B. Subyek penelitian...............................................................................................105
C. Metode pengumpulan data dan analisa data.........................................................96
D. Masalah etika.....................................................................................................100

viii
DAFTAR TABEL

2.1 Waktu imunisasi TT ....................................................................................... 16

2.2 Indikator penilaian IMT ................................................................................. 31

2.3 penurunan kepala ........................................................................................... 47

2.4 Pantauan patograf ........................................................................................... 54

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan menjadi responden


Lampiran 2 : Pernyataan Kesediaan menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Partograf
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi

x
Poltekkes Kemenkes Semarang
Program Studi Diploma III Kebidanan Magelang
2022
ABSTRAK

Arfika udyani meida putri1Herlina2


Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.B Umur 20 Tahun di Puskesmas
Kaliangkrik Magelang
196 halaman + 4 tabel + 4 Lampiran
Proses kehamilan, persalinan, nifas adalah suatu proses alamiah yang
dialami setiap perempuan. Dalam proses ini banyak ditemukan keadaan patologis
yang menyebabkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
mengalami penurunan Angka kematian Ibu (AKI) di jawa tengah pada tahun2018
dari 88,09 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2017 menjadi 78,60 per 100.000
kelahiran hidup.
Laporan tugas akhir ini disusun dalam bentuk studi kasus dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menggunakan analisa SOAP.
Dari hasil studi kasus ini diperoleh diagnosa G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu 1
hari fisiologis. dengan keluhan sering kenceng-kenceng, dengan persalinan
fisiologis pada usia kehamilan 38 minggu 4 Hari, kemudian diikuti masa nifas
fisiologis dengan keluhan mulas dan nyeri jahitan perineum yang telah
mendapatkan KIE mengenai penyebab rasa mulas beserta cara mengatasinya.
Pada penatalaksanaan kehamilan didapatkan kesenjangan pada proses
persalinan, yaitu pada penggunaan alat pelindung diri (APD) bidan tidak
menggunakan kacamata dan topi serta pada pencegahan infeksi pada ibu berupa
penggunaan air DTT yang tidak sesuai. Sedangkan pada ibu nifas dan bayi baru
lahir tidak terdapat kesenjangan.
Kesimpulan dari hasil studi kasus ini yaitu pada penerapan asuhan
kebidanan terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan kebidanan yang ada di
lahan. Kesenjangan tersebut muncul pada proses melakukan tindakan asuhan.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, BBL, Nifas, KB


Pustaka : 30 pustaka (2010 s/d 2018)
Catatan :
1: MahasiswaProdiDIIIKebidananMagelang
2: DosenProdiKebidananMagelang

xi
Health Polytechnic Kemenkes of Semarang
Diploma III Study Program in Midwifery Magelang
2020

ABSTRACT

Jauharotul mufidah1 Munayarokh2


Comprehensive Midwifery Care for Ny.H 20 Years Old at the Sawangan II
Magelang Health Center
196 pages + 4 tables + 4 Attachments
Process Pregnancy, labor, post natal is a natural process experienceted by
a woman. In this process many found pathology case that cause Maternal
mortality and infant mortality increased. Maternal mortality in Central Java on
2018 as much 88,9/100.000 live birth, increased than with Maternal mortality on
2017 as much 78,60/100.000live birth
This final report was structured in the form of a case study using the
analysis process approach obstetrics with the analysis of SOAP. The results of
this case study were diagnosed with G1P0A0 at 38 weeks 1 days of physiological
gestational age. with complaints of frequent kenceng-kenceng, with physiological
labor at 38 weeks 4 days of gestation, then followed by physiological puerperal
period with complaints of heartburn and perineal suture pain that have received
IEC about the causes of heartburn and how to overcome them
In the management of pregnancy, there are gaps in the delivery process,
namely in the use of personal protective equipment (PPE) midwives do not use
glasses and hats as well as in the prevention of infection in mothers in the form of
inappropriate use of DTT water. Whereas for the post partum mother and
newborn there is no gap.
The conclusion from the results of this case study is that on the implementation of
midwifery care there is a gap between the theory and care of midwifery on the
land. The gap arises in the process of taking care

Keywords : Midwifery Care Pregnancy, Childbirth, BBL, Postpartum, KB


Literature : 30 literature (2010 until 2018)
Notes :
1: DIIIMidwiferyStudentsinMagelang
2: MagelangMidwiferyStudyProgramLecture

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut Kementerian Kesehatan RI ,IBI sebagai organisasi profesi yang

memiliki anggota yang cukup besar yang anggotanya bekerja pada semua fasilitas

pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, Puskesmas dan jajarannya termasuk

Polindes/Poskesdes, Praktik Bidan Mandiri, dan di tatanan administasi kesehatan,

berperan penting dalam memastikan bahwa ibu dan anak mendapatkan pelayanan

kebidanan yang aman, efektif, dan yang terbaik.

Beberapa harapan kepada segenap pengurus IBI dan seluruh bidan di tanah

air agar Bidan selalu berupaya meningkatkan kemampuan dan menerapkan

budaya “melayani” dalam memberikan asuhan kebidanan; memberikan pelayanan

kebidanan secara professional melalui peningkatan kemampuan analitik dan

mampu memberikan pelayanan yang aman bagi ibu dan anak; memberikan

pelayanan kebidanan sesuai standar profesi, standar pelayanan, standar asuhan,

dan kode etik profesi. Dimasa pandemi ini pelayanan kebidanan menurun

dikarenakan ketakutan masyarakat untuk mendatangi pelayanan kesehatan .

namun bidan tetap melakukan asuhan komprehensif kepada ibu hamil untuk

mengurangi resiko-resiko yang akan terjadi.

1
2

Asuhan komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai

masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan Kb yang

bertujuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas untuk mencegah

terjadinya kematian ibu dan anak. Perandan fungsi bidan sangat membantu proses

asuhan komprehensif melalui pengawasan pertolongan, pengawasan kehamilan,

persalinan, baru baru lahir, nifas dan pelayanan keluarga berencana. Asuhan

komprehensif diberikan dengan tujuan manajemen pendekatan pelayanan

kesehatan kepada ibu hamil dan calon bayinya.

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah sebuah

masalah besar dinegara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi

faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Kodrat

wanita sebagai seorang ibu untuk melalui proses tersebut. Seorang wanita akan

mengalami beberapa proses alamiah, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,

adanya bayi baru lahir serta penggunaan kontrasepsi untuk mempersiapkan

keluarga berencana. Dalam proses ini untuk menghindari permasalahan dalam

kehamilan maka diperlukan pelayanan ANC selama kehamilan, hal ini untuk

memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu

dengan kehamilan normal (Sujiyatni, 2009).

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama

kehamilan berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang

wanita untuk itu diperlukan waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan

yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan

umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi sebagian besar


ibu hamil. Kekhawatiran dan ketakutan yang sering terjadi pada ibu hamil dapat

membawa ibu hamil menjadi tidak siap dalam menghadapi kehamilannya

sehingga memungkinkan untuk terjadinya kehamilan yang bermasalah yang

ditandai dengan munculnya tandatanda bahaya kehamilan yang dapat berakhir

dengan kematian. (Kusmiaty dkk. 2009).

Selama kehamilan ibu hamil dianjurkan melakukan kunjungan antenatal

care dengan frekwensi minimal 4 kali untuk mengetahui masalah kesehatan

selama kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat fisiologis atau patologis yang

dapat mengancam kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan

antara lain hiperemesis gravidarum, toksemia gravidarum, abortus dan kelainan

dalam tua kehamilan, kehamilan ektopik, penyakit trofoblas, penyakit dan

kelainan plasenta dan tali pusat, air ketuban dan kelainannya, serta kehamilan

ganda (Manuaba, IBG, 2008).

Kekhawatiran dan ketakutan yang sering terjadi pada ibu hamil ini

sebenarnya tidak berdasar, tetapi sebagian besar ibu hamil belum mengetahui

sepenuhnya akan perubahan yang terjadi tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh

berbagai faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Untuk itu

ibu hamil memerlukan penjelasan, nasihat dan saran mengenai

perubahanperubahan yang terjadi selama kehamilan khususnya dari bidan,

perawat dan dokter sehingga ibu hamil tidak lagi khawatir dengan perubahan yang

dialaminya. Apabila ibu hamil sudah mengerti tentang perubahan fisiologis yang

terjadi pada masa kehamilan maka rasa takut dan cemas selama hamil dapat

dihindari dan apabila terdapat suatu kelainan pada kehamilan, ibu akan mengerti

3
dan segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan, sebaliknya jika ibu hamil

tidak mengerti akan perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan

seorang ibu akan merasa cemas dan takut akan perubahan yang terjadi pada

tubuhnya selama hamil. Salah satu hal yang dapat dilakukan agar ibu hamil

memahami perubahan fisiologisyang terjadi pada masa kehamilan adalah dengan

pemeriksaan antenatal care. (Simkin, P. 2013)

Perolehan data – data dan berbagai pernyataan tersebut manjadikan acuan

penulis untuk mengaplikasikan ilmu teori dan praktik dengan wujud memberikan

asuhan kebidanan dari pengkajian sampai evaluasi pada seorang ibu hamil, ibu

bersalin, nifas dan kb, serta bayi baru lahir secara komprehensif.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk pelaksanaan asuhan kebidanan dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan secara nyata dengan memberikan

asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, BBL, ibu nifas dan

pelayanan KB secara komprehensif.

2. Tujuan khusus

a. Memberikan Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil secara

komprehensif dan berkelanjutan.

b. Memberikan Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin secara

komprehensif dan berkelanjutan

4
c. Memberikan Auhan Kebidanan Ibu Nifas dan KB pasca salin

secara komprehensif dan berkelanjutan

d. Memberikan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir secara

komprehensif dan berkelanjutan

C. Ruang lingkup

1. Sasaran

Ibu hamil fisiologis trimester III usia kehamilan 36 minggu sampai 40

minggu yang tidak mengalami komplikasi dan atau penyulit dalam

kehamilan disertai asuhan pada ibu bersalin, asuhan ibu nifas, KB dan

asuhan bayi baru lahir

2. Tempat

Asuhan pengambilan kasus di puskesmas Kaliangkrik

3. Waktu

Waktu dimulainya pengambilan kasus pada hari/tanggal/jam Jumat 18

februari 2022 / 09.00 WIB

A.

B.

C.

D.Manfaat
1. Bagi penulis

Penulis akanmendapatkan banyak wawasan dan pengalaman untuk

mengaplikasikan teori dan praktik pada pengalaman yang nyata dalma

5
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,

pelayanan KB dan bayi baru lahir secara komprehesif

2. Bagi instansi pendidikan

Hasil pengambilan dan penerapan studi kasus ini diharapkan berguna dan

mampu memberikan gambaran bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan

pada ibu hamil, bersalin, nifas dan kb, serta bayi baru lahir secara

komprehensif.

3. Bagi lahan praktik

Untuk acuan peningkatan mutu dan kualitas bagi lahan praktik dalam

memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif pada masyarakat

4. Bagi masyarakat / klien

Masyarakat/klien dapat merasakan pelayanan yang bermutu sesauai dengan

standar dan sesaui kebutuhan secara langsung dan berkesinambungan.

A.

B.

C.

D.

6
E. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulkan data yang akan diaplikasikan dalam penyusunan

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas yang berlanjut pada

perencanaan keluarga berencana dan bayi baru lahir meliputi :Anamnesa,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, studi kasus, dan telaah dokumen.

F. Sistematika penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan proposal laporan tugas akhir ini

terdiri dari :

Bab I Pendahuluan

A. latar belakang

B. Tujuan

1. Tujuan umum

2. Tujuan khusus

C. Ruang lingkup

D. Manfaat

1. Bagi penulis

2. Bagi istitansi pendidikan

3. Bagi lahan praktik

7
4. Bagi masyarakat/klien

E. Metode pengumpulan data

1. Anamnesa

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan penunjang

4. Studi kasus

5. Dokumentasi

BAB II Tinjauan Teori

A. Tinjauan teori asuhan kebidanan ibu hamil trimester III

B. Tinjaun teori asuhan kebidanan pada ibu bersalin

C. Tinjauan teori asuhan kebidanan pada ibu nifas dan KB

D. Tinjauan teori asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

BAB III Metode penelitian

A. Rancangan penelitian

B. Subjek penelitian

C. Pengumpulan data dan analisa data

D. Masalah etika

Daftaf pustaka

Lampiran

8
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan teori kehamilan trimester III

A. Identitas pasien

1. Nama

Mengkaji nama klien digunakan sebagai identitas khusus klien

agar diketahui orang lain . Mengkaji nama klien juga dapat memberikan

interaksi untk membentuk hubungan interpersonal antara bidan dengan

klien ,upayakan agar memanggil klien dengan nama panggilan yang

disukai bertujuan untuk menambah kedekatan untuk membentuk

hubungan interpersonal yang baik.

2. Umur

Mengkaji umur klien bertujuan untuk memastikan apakah ibu

dalam kategori reproduksi sehat yaitu antara 20 sampai kurang dari 35

9
tahun. Pada usia muda akan berkaitan dengan resiko preeklamsia dan

jika terlalu tua yaitu diatas umur 35 tahun fungsi sistem reproduksi

sudah tidak optimal untuk perkembangan janin.

3. Agama

Mengkaji agama klien bertujuan untuk menentukan praktik agama

yang dilakukan selama ibu sedang hamil. Informasi yang didapat

menuntun kesuatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan

klien serta beberapa praktik agama yang perludipertimbangkan dan

dipantau efeknya terhadap perkembangan janin.

4. Pendidikan

Mengkaji pendidikan klien membantu kita untuk mengetahui

kemampuan klien dalam menyerap informasi yang diberikan saat

mendapat penyuluhan kesehatan.

5. Suku/bangsa

Mengkaji klien mengenai praktik budaya suku bangsa yang

diikuti klien sangat diperlukan karena pada masa hamil jika tidak dapat

dilakukan kadang menimbulkan distress serta memunculkan

kekhawatiran pada ibu yang perlu mendapat perhatian bidan.

6. Pekerjaan

Mengkaji pekerjaan klien ini bertujuan untuk mengethaui potensi

terhadap kehamilan dengan adanya beban fisik ataupun paparan zat

kimia yang berbahaya.

7. Alamat

10
Mengkaji alamat klien bertujuan untuk kita mendapat gambaran

jarak tempuh pasien menuju pelayanan kesehatan, serta mempermudah

bidan dalam menjalin komunikasi dan melakukan kunjungan rumah.

(Widatiningsih dan Dewi,2017; h.162-163)

B. Data subyektikf

1. Alasan datang

Hal-hal yang mendasari kedatangan ibu sesuai dengan ungkapan

ibu. Jika alasan datang jelas maka dapat menentukan asuhan yang

dibutuhkan ibu sesuai dengan kebutuhan klien. (Widatiningsih dan

Dewi, 2017; h. 163)

2. Keluhan utama

Kekhawatiran utama yang dirasakan oleh ibu pada Trimester III

biasanya mengenai ketidaknyamanan yang dialaminya antara lain

frekuensi berkemih, nyeri ulu hati, konstipasi, kram tungkai, insomnia

dan nyeri punggung bawah. Keluhan kemudian diuraikan pada riwayat

kehamilan sekarang.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 164).

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan ibu

1) penyakit jantung

11
Kehamilan pada ibu penderita penyakit jantung akan

semakin memberat kondisi jantung yang memungkinkan dapat

berkembang menjadi dekompensasi jantung sehingga dapat

mengancam keselamatan ibu dan kesejahteraan janin.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 83)

2) Hipertensi

Resiko penderita hipertensi dalam kehamilan berupa

insufisiensi sirkulasi uteroplasenta akibat vasospasme yang

menyebabkan infark plasenta dan abruption placentae sehingga

dapat menyebabkan perdarahan, kelahiran prematur, IUGR,

gawat janin hingga IUFD.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 85)

3) Diabetes mellitus/DM

Pada kehamilan diabetes mellitus dapat menyebabkan

pereeklampsi, seksio sesarea. Sedangkan pada bayi akan

menyebabkan macrosomia, trauma persalinan, bayi lahir mati,

hyperbilirubinemia, hipokalsemia, dan syndrome distress respirasi

(Prawirohardjo, 2014;h.851)

4) Asma

Asmayang terjadi ketika dalam masa kehamilan

menunjukkan bahwa serangan asma yang berat dapat berpengaruh

12
pada peningkatan insiden abortus, BBLR, kelahiran premature.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 84)

5) Anemia

Pengaruh bagi penderita anemia berat terhadap kehamilan

antara lain mampu menyebabkan terjadinya abortus, intrauterine

fetal death (IUFD), lahir prematur, IUGR/ intra uterine fetal

growth. Selain itu dapat memudahkan ibu terkena infeksi, serta

beresiko dekompensasi jantung (bila Hb <6gr%). (Widatiningsih

dan Dewi, 2017; h. 84)

6) Hepatitis B

Infeksi janin yang diyakini terjadi dengan kontak langsung

selama kelahiran (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 87)

7) Sifilis

Infeksi sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum, pada

kehamilan gejala klinik tidak banyak berbeda dengan keadaan

tidak hamil. Transmisi treponema dari ibu ke janin umumnya

terjadi setelah plasenta terbentuk utuh, kira-kira sekitar umur

kehamilan 16 minggu

13
(Prawirohardjo, 2014; h. 928-929).

8) HIV/AIDS

Dapat asimtomatik saat dilahirkan atau hanya berupa

BBLR, kemudian bisa berkembang menjadi infeksi oportunistik

yang menyebabkan kematian pada bayi. (Widatiningsih dan

Dewi, 2017; h. 87)

b. Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui jika kemungkinan

adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan

klien dan bayinya, yaitu dikhawatirkan ada penyakit keluarga yang

menyertainya seperti penyakit menular dan menurun (Ambarwati

dan Wulandari, 2015;h.133).

4. Riwayat obstetri

a. Riwayat haid

Perlu ditanyakan karena riwayat haid klien yang akurat

biasanya membantu dalam menetapkan tanggal perkiraan kelahiran

yang sering disebut taksiran partus. (Marmi, 2014; h.157)

1) Usia menarche

Normalnya terjadi antara usia 11 s/d 16 tahun, namun rata-

rata pada usia 11-13 tahun yang menandakan bahwa alat

kandungannya mulai berfungsi yang merupakan ciri khas seorang

wanita di mana terjadi perubahan-perubahan siklik dari alat

14
kandungannya sebagai persiapan kehamilan. (Widatiningsih dan

Dewi, 2017; h.170)

2) Pola haid

Siklus haid normalnya 21-35 hari, biasanya wanita

mengalami siklus menstruasi 28-30 hari dengan lama haid normal

4-7 hari, tetapi 2-8 hari masih dianggap normal. Dalam

menghitung Banyaknya darah yang keluar dapat diperkirakan

berdasarkan pembalut yang dikenakan setiap harinya, darah haid

dianggap normal jika pada hari pertama dan kedua wanita

mengganti pembalut tiap 4 jam (3-5x sehari) dengan kondisi

pembalut ¾ penuh. Pada hari ke 3-4 ganti pembalut 3-4x sehari

¼ penuh. Sedangkan hari ke 5-6 darah normalnya berwarna

bercak – bercak kecoklatan. (Widatiningsih dan Dewi, 2017;

h.170)

3) Sifat dan warna darah

Paling banyak pada hari ke 1-3 dengan warna darah merah

tua dengan disertai sedikit bekuan darah. Selanjutnya pada hari

ke- 6 atau ke-7 warna darah akan berupa bercak-bercak merah

kecoklatan dan bersih. (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.171)

4) Disminore

Disminorea merupakan nyeri haid yang dirasakan pada

perut bagian bawah pada permulaan haid, dikatakan normal

15
apabila dialami sejak awal menarche hingga sekarang yang

disebut disminore primer. (Widatiningsih dan Dewi 2017; h. 171).

b. Riwayat kehamilan sekarang

1) Status gravida atau paritas

Dikaji untuk mengetahui kehamilan keberapa. Primigravida

memerlukan pendampingan dalam perawatan dan menjaga

kehamilan yang sangat diinginkan secara maksimal karena baru

pertama kali hamil, tetapi ibu hamil dengan grandemulti gravida

memiliki resiko atonia uteri lebih besar karena otot-otot rahim

sudah mengendur (Prawirohardjo, 2014; h.353).

Partus anak kedua dan anak ketiga merupakan paritas

paling aman dilihat dari sudut kematian maternal Sedangkan pada

paritas tinggi lebih dari 3 akan mempunyai angka maternal lebih

tinggi. (Walyani, 2014; h.85)

2) HPHT

Dikaji untuk menentukan umur kehamilan, jika ibu lupa

dengan HPHT dapat ditanyakan menurut ibu yang nantinya akan

dikonfirmasi dengan pemeriksaan lain seperti TFU, TBJ, dan

sebagainya.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.165-166)

3) Hari perkiraan lahir/HPL

16
Hari perkiraan lahir (HPL) dapat ditentukan setelah dikaji

riwayat haid ibu untuk memperkirakan tanggal persalinan.

Perkiraan umur kelahiran ditentukan dengan HPHT dan

dikonfrimasi dengan dilakukannnya pemeriksaan lain.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 166)

4) Gerakan janin

Gerakan janin pertama kali (quickening) dirasakan untuk

primigravida biasanya pada usia kehamilan 18-20 minggu

sedangkan ibu dengan multigravida biasanya pada usia kehamilan

16-18 minggu. Rata-rata gerakan janin 10 kali dalam 12 jam yang

merupakakan indikator kesejahteraan janin. (Widatiningsih dan

Dewi, 2017; h. 166).

5) Tanda bahaya

Tanda bahaya yang dialami ibu hamil dikaji agar dapat

diketahui apakah ibu mengalami tanda bahaya seperti adanya

perdarahan, bengkak pada kaki , tangan dan wajah, demam , janin

tidak bergerak, muntah trus menerus, atau keluar air ketuban pada

kehamilan yang sudah besar dan memerlukan tindakan segera.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 166)

6) Imunisasi TT

Pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali. Imunisasi

pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu, dan 4 minggu

kemudian diberikan TT kedua. Imunisasi harus diberikan pada

17
wanita hamil berupa vaksin tetanus untuk mencegah terjadinya

tetanus neonatorum

Tabel 2.1 Waktu Imunisasi TT

Atigen Interval Lama perlindungan %

(selang waktu minimal) perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal - -

pertama

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/ 99

seumur hidup

(Rukiyah, 2013; h. 7, 131)

7) Riwayat ANC

a) Trimester I

Frekuensi ANC pada trimester I setidaknya dilakukan 1

kali. Test kehamilan/PP test positif yang merupakan salah satu

tanda kemungkinan hamil. Masalah yang dialami berkaitan

dengan ketidaknyamanan dalam kehamilan trimester I

umumnya berupa mual-muntah, mudah lelah, merasa tidak

18
sehat, dan sebagainya.obat/suplementasi mungkin sudah

diberikan sesuai kebutuhan, serta nasihat/penkes yangharus

sudah didapatkan ibu mengenai tanda-tanda kehamilan, tanda

bahaya dalam kehamilan, jadwal kunjungan ANC, nutrisi ibu

hamil, program P4K,dll.

b) Trimester II

Pada trimester II minimal dilakukan pemeriksaan ANC

sebanyak 1 kali. Keluhan yang dirasakan ibu umumnya

berkaitan dengan adanya ketidaknyamanan dalam kehamilan

Trimester II. Pada trimester ini gerakan janin yang dirasakan

pertama kali pada usia 18-20 minggu pada primigravida,

sedangkan pada multigravida biasanya pada umur 16-18

minggu. Obat atau suplementasi seperti multivitamin dan zat

besi mungkin masih diberikan jika ibu memerlukan, dan

imunisasi TT I (Umur kehamilan 16 minggu) dan TT 2 paling

sedikit 4 minggu stelah TT I. Pendidikan kesehatan yang harus

sudah didapat ibu mengenai tanda bahaya dalam kehamilan,

jadwal kunjungan ANC, dan sebagainya sesuai kebutuhan ibu.

c) Trimester III

Frekuensi ANC 2 kali pada trimester III yaitu 1 kali pada

usia 28-36 minggu dan 1 kali lagi setelah usia kehamilan 36

minggu. Keluhan ibu biasanya berkaitan dengan

ketidaknyamanan pada trimester III. Pada trimester ini gerakan

19
janin dirasakan semakin kuat dan sering oleh ibu dengan

frekuensi lebih dari 10x dalam 12 jam. Multivitamin mungkin

masih diberikan, zat besi minimal 90 tablet selama hamil.

Nasihat/penkes yang diberikan antara lain berupa tanda bahaya

(mengingatkan kembali), persiapan persalinan, dan sebagainya

sesuai kebutuhan.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 169)

8) Penggunaan jamu, obat, merokok, alkohol

Kebiasaan minum jamu dapat membahayakan tumbuh

kembang janin seperti menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR,

partus prematorus, kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia

neonatorum, kematian janin dalam kandungan dan malformasi

organ janin. Obat-obatan yang diberikan kepada ibu hamil dapat

menimbulkan efek pada janin seperti kelainan bentuk anatomik

atau kecacatan pada janin, kelainan faal alat tubuh, gangguan

pertukaran zat dalam tubuh.

Merokok merupakan salah satu isu penting yang harus

dikaji saat kehamilan karena efek yang muncul akibat merokok

adalah BBLR, persalinan preterm, kematian perinatal. Pada

Alkohol yang dikonsumsi ibu pada saat hamil dapat

membahayakan jantung ibu hamil, dan merusak janin, termasuk

menimbulkan kecacatan/kelainan pada janin, kelahiran prematur,

20
pertumbuhan janin terlambat, retardasi mental, kelainan jantung,

dan masalah neonatal seperti Fetal Alcohol Syndrome (FAS).

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 168)

c. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu

Riwayat kebidanan yang lalu dikaji untuk membantu dalam

mengelola dan menentukan kebutuhan konseling yang khusus,

tindak lanjut, dan rencana persalinan. Dikajiberkaitan dengan

kehamilan, persalinan, nifas yang lalu. Pada jumlah kehamilan

idealnya ≤ 4, anak yang lahir hidup P ≤ 3 dengan riwayat persalinan

aterm 37-40 minggu, pada masa hamil apakah mengalami

abortus/kegagalan kehamilan, pada persalinan secara spontan atau

dengan tindakan (forcep, vakum atau SC). Apakah terdapat riwayat

perdarahan atau hipertensi pada kehamilan, persalinan atau nifas

yang lalu. Berat bayi lahir sebelumnya ≥2500 g atau ≤ 4000g. Ada

Kondisi anak diisi dengan keterangan apakah hidup/mati, sehat/sakit

(tuliskan sakitnya), umur anak sekarang, meneteki atau tidak serta

lamanya meneteki. Jika anak meninggal maka tuliskan meninggal

pada usia berapa dan apa penyebabnya agardapat diberikan tindakan

untuk mengantisipasi kejadian yang sama pada kehamilan saat ini.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.170)

d. Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dan jenis

kontrasepsi apa yang pernah diikuti, berapa lama, adakah keluhan

21
selama menggunakan kontrasepsi serta rencana Kontrasepsi setelah

nifas nanti atau akan beralih dengan menggunakan kontrasepsi lain

setelah nifas nanti.

(Ambarwati,2015; h.134)

e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

1) Pola nutrisi

a) Makan

(1)Sebelum hamil: Frekuensi makan pokok umumnya 3x

perhari. Komposisi berupa nasi atau penggantinya dengan

porsi 1 piring makan. Lauk bervariasi baik dari produk

hewani maupun nabati. Apabila tidak bervariasi perlu

disebutkan jenis lauk apa saja agar dapat dinilai kecukupan

nutrisinya. Sayuran juga dianjurkan bervariasi. Buah

hendaknya selalu dikonsumsi minimal 1 kali sehari.

Kudapan/camilan kadang diperlukan sebagai suplai energi

di antara jam makan. Camilan dapat berupa makanan ringan

yang tinggi karbohidrat, atau diganti dengan buah.

Pantang terhadap makanan tertentu dapat berisiko

malnutrisi jika pantangan ibu mengandung nilai gizi yang

sangat dibutuhkan tubuh.

(2)Perubahan selama hamil: Kebutuhan kalori pada saat hamil

meningkat yaitu 300 kalori per hari, pada ibu hamil

seharusnya mengonsumsi makanan yang mengandung

22
cukup protein, vitamin dan zat besi. Pada ibu yang

kelebihan karbohidrat, gula dan garam akan menyebabkan

janin tumbuh terlalu besar dan berpotensi terjadi

preeklamsi. (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 173)

b) Minum

(1)Sebelum hamil: Kebutuhan minum perhari orang dewasa

sehat normalnya yaitu 8 gelas per hari atau 2 liter.

Kebutuhan air adalah 30 ml/kg berat badan.

(2)Perubahan selam hamil: Selama hamil kebutuhan cairan ibu

hamil bertambah 300 ml serta dianjurkan menghindari

minuman bersoda, batasi minum kopi dan perbanyak

mengonsumsi susu.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 173-174)

2) Pola Eliminasi

a) BAB

(1)Sebelum hamil: Frekuensi BAB dikatakan lancar apabila

teratur, misalnya sehari 1-2 kali, sehari 1 kali, atau 2 hari

sekali hingga 3 hari sekali.

23
(2)Perubahan selama hamil: Saat keadaan hamil bisa terjadi

konstipasi akibat pengaruh dari hormone progesterone dan

relaksin yang menurunkan tonus dan motilitas usus

(sehingga penyerapan zat makanan menjadi lambat), terjadi

penyerapan reabsorbsi cairan, dan peristaltik usus lebih

lambat. (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 174)

b) BAK

(1)Sebelum hamil: Frekuensi perhari pada kondisi normal

dengan intake minum 2 liter yaitu 4-7 kali perhari, warna

urine yang baik yaitu jernih yang menandakan kecukupan

cairan dan tidak ada keluhan yang dirasakan.

(2)Perubahan selama hamil: Terjadi peningkatan frekuensi

mikturisi dari kondisi sebelum hamil karena berkurangnya

kapasitas kandung kemih akibat tertekan oleh pembesaran

uterus.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 174)

3) Pola aktivitas

a) Sebelum hamil: Menurut WHO setiap orang dewasa sebaiknya

memenuhi kebutuhan aktivitas fisikseperti melakukan latihan

otot kerangka sebanyak 3-4 dalam seminggu. 150 menit

aktivitas fisik sedang, 75 menit aktivitas berat dalam

24
seminggu. Aktivitas fisik yang tergolong ringan adalah

aktivitas fisik yang tidak merasa terengah-engah atau jantung

tidak berdegup lebih kencang dari biasanya dan tubuh tidak

membakar banyak kalori.

b) Perubahan selama hamil: Aktivitas dikaji untuk mengetahui

aktivitas yang biasa dilakukan ibu selama hamil dirumah, pada

ibu hamil aktivitas yang terlalu berat dapat menyebabkan

masalah dalam kehamilan seperti abortus dan persalinan

prematur. (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 176-177)

4) Pola istirahat

a) Sebelum hamil: Jumlah kebutuhan tidur pada seseorang

berbeda-beda karena tergantung oleh berbagai faktor termasuk

umur, pada orang dewasa kebutuhan tidur per hari 6-8 jam.

Pola tidur dikatakan sehat apabila terbebas dari masalah tidur.

b) Perubahan selama hamil: pada awal usia kehamilan wanita

akan tidur lebih lama beberapa jam daripada sebelum hamil,

dikarenakan peningkatan metabolisme dan efek dari hormon

kehamilan lainnya. Pola istirahat yang baik untuk ibu hamil

tidur malam kurang lebih 8 jam dan tidur siang kurang lebih 1

jam. Namun, jika tidak biasa tidur siang maka hendaknya tetap

beristirahat saja untuk memperbaiki sirkulasi darah dan

mengatasi kelelahan. (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 176)

5) Hubungan seksual

25
a) Sebelum hamil: frekuensi seksual sangat dipengaruhi oleh

banyak faktor, antara lain usia, lamanya pernikahan, kondisi

kesehatan, dan sebagainya. Mayoritas hubungan seksual usia

20-40 tahun pasangan yang sehat adalah 2-3 kali seminggu,

tidak ada keluhan seperti nyeri, contact bleeding dan

sebagainya.

b) Perubahan selama hamil: Pada trimester III abdomen semakin

besar yang akan menimbulkan hasrat seksual yang akan

menurun lagi maka dari itu bidan perlu mengkaji supaya dapat

menangani permasalahan tersebut. menanyakan pada klien

frekuensi melakukan hubungan seksual, adakah perdarahan

saat melakukan hubungan seksual, nyeri saat hubungan seksual

dan keluhan lainnya. (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.175)

6) Personal hygiene

a) Sebelum hamil: Dikaji untuk mengetahui kebersihan diri

pasien. mandi yang baik frekuensinya 1-2x sehari, keramas 2-

3x seminggu, ganti pakaian (termasuk pakaian dalam) minimal

2x sehari, kuku selalu pendek dan bersih, gosok gigi 2x sehari,

keniasaan memakai alas kaki saat di toilet dan keluar rumah

sangat baik untuk mencegah infeksi cacing.

b) Perubahan selama hamil: Selama hamil pola hygiene tetap

dijaga terutama mandi karena selama hamil produksi keringat

berlebihan sehingga mempermudah invasi kuman.

26
(Widatiningsih dan Dewi; h. 175)

7) Hubungan seksual

c) Sebelum hamil: frekuensi seksual sangat dipengaruhi oleh

banyak faktor, antara lain usia, lamanya pernikahan, kondisi

kesehatan, dan sebagainya. Mayoritas hubungan seksual usia

20-40 tahun pasangan yang sehat adalah 2-3 kali seminggu,

tidak ada keluhan seperti nyeri, contact bleeding dan

sebagainya.

d) Perubahan selama hamil: Pada trimester III abdomen semakin

besar yang akan menimbulkan hasrat seksual yang akan

menurun lagi maka dari itu bidan perlu mengkaji supaya dapat

menangani permasalahan tersebut. menanyakan pada klien

frekuensi melakukan hubungan seksual, adakah perdarahan

saat melakukan hubungan seksual, nyeri saat hubungan seksual

dan keluhan lainnya. (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.175)

f. Data psikososial, budaya, dan spiritual

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.177-179) dijelaskan

bahwa data psikososial, budaya, dan spiritual yang dikaji adalah

sebagai berikut :

27
a) Riwayat perkawinan, Dikaji status perkawinan, pernikahan

yang ke berapa, dan lamanya menikah. Perlu ditanyakan ada

tidaknya masalah dalam hubungan dengan suami untuk

mengidentifikasi dukungan suami terhadap ibu selama hamil.

b) Kehamilan diharapkan/tidak oleh ibu dan suami, Respon

keluarga terhadap kehamilan ini.

c) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) dalam keluarga

permasalahan perlu diuraikan

d) Ibu tinggal serumah dengan siapa saja. Tingkat kepadatan

penghuni rumah yang tinggi berpotensi menjadi stressor bagi

ibu hamil.

e) Pengambil keputusan perlu ditanyakan karena untuk

mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien mengambil

keputusan apabila ada hal kegawat daruratan.

f) Orang terdekat ibu termasuk siapa yang menemani ibu untuk

kunjungan ANC. Ibu hamil yang selalu ditemani oleh orang

dekatnya setiap kali ANC menunjukkan kuatnya dukungan

dari keluarga terhadap ibu hamil.

g) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan

perlu dikaji. Ibu yang mempunyai keyakinan tentang adat

tertentu dan wajib melakukannya maka mungkin akan menjadi

stressor jika tidak dilakukan.

28
h) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan

harus dikaji sejak awal. Jika ibu berencana bersalin dengan

dukun beranak maka harus diberikan penyuluhan khusus.

i) Penghasilan perbulan (jika ibu mau menyebutkan). Apabila ibu

tidak mau menyebutkan maka tanyakan apakah cukup atau

tidak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

j) Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan perlu

dikaji. Apabila ibu seorang muslim dan berpuasa wajib

maupun sunah pada saat hamil, maka tanyakan frekuensi

puasa, apakah ibu lemas, pusing, dan apakah gerakan janin

berkurang saat puasa. Selain itu, perlu dikaji juga keyakinan

ibu tentang pelayanan kesehatan.

k) Tingkat pengetahuan ibu: hal-hal apa yang sudah diketahui ibu

dan hal-hal yang perlu diketahui ibu.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 177-178)

C. Data objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum

29
Keadaan umum dapat dikatakan baik apabila pada pasien

memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang

lain, serta secara fisik pasien tidak ketergantungan oleh orang lain

dalam berjalan

(Sulistyawati, 2015; h. 175).

b. Kesadaran

Kesadaran perlu diketahui untuk mendapatkan gambaran

tentang kesadaran pasien, tingkat kesadaran dikatakan

komposmentis, yaitu pasien sadar sepenuhnya dan bisa menjawab

pertannyaaan tentang keadaan sekelilingnya (Widatiningsih dan

Dewi 2017;h.179)

c. Tanda vital

1) Tekanan darah

Tekanan darah dikatakan normal apabila berkisar 120/80

mmHg. Pada keadaan hamil tekanan darah tidak boleh mencapai

140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Apabila didapati

perubahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik atau lebih,

maka dapat berlanjut menjadi pre eklampsia dan eklampsia jika

tidak ditangani dengan tepat. (Romauli, 2015; h. 173)

2) Nadi

30
Dalam kedaan santai denyut nadi normal berkisar 60-

80x/menit. (Romauli,2015; h.173).

Denyut nadi pada maternal biasanya sedikit meningkat

selama hamil namun jarang ada yang sampai melebihi 100 denyut

permenit (dpm) (Marmi,2014;h.163).

3) Suhu

Suhu tubuh normal yaitu 36-37,5°C. Apabila Suhu tubuh

lebih dari 37°C perlu diwaspadai adanya infeksi atau dehidrasi.

(Romauli, 2015; h.173)

4) Pernafasan

Respirasi normalnya 16-24x/menit (Romauli,2015;h. 173).

d. Berat badan

Berat badan dikatakan normal apabila pertambahan BB 0,5 kg

atau penambahan dari awal sampai akhir 6,5 kg sampai 16 kg selama

kehamilan. (Romauli,2015;h.173).

e. Tinggi badan

Perlu diketahui, karena jika ibu hamil memiliki tinggi badan

kurang dari 145 cm terlebih jika pada kehamilan yang pertama,

31
tergolong resiko tinggi, karena kemungkinan besar ibu memiliki

panggul sempit.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 198).

f. LILA

Menurut Romauli (2015; h.173) bahwa pengukuran LILA

(Lingkar Lengan Atas) pada bagian kiri normalnya 23,5 cm. Jika

LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status

gizi ibu yang kurang/buruk.

g. IMT

Untuk menetukan kesesuaian berat badan berdasarkan tinggi

badan. IMT juga digunakan untuk memprediksi lemak tubuh dan

pengukurannya direkomendasikan federal untuk mengklarifikasi

kelebihan berat badan dan obesitas. Cara mengukur IMT dihitung

dengan rumus BB (dalam kg) dibagi TB kuadrat (dalam meter).

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.180)

Table 2.2 Indikator penilaian untuk IMT

Kategori IMT Rekomendasi (kg)

Rendah < 19,8 12,5 – 18

32
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16

Tinggi 26 – 29 7 – 11,5

Obesitas > 29 ≥7

Gemeli - 16 – 20,5

(Prawirohardjo, 2014; h.180)

2. Status present

a. Kepala

Mesochepal, kulit kepala tidak menunjukkan adanya kelainan kulit,

rambut yang tidak mudah rontok.

b. Muka

Simetris, tidak pucat, tidak oedema

c. Kelopak Mata

Tidak cekung, tidak oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih.

d. Hidung

Hidung tidak ada massa, oedema mukosa, sekresi (lendir atau darah),

tidak ditemukan gerak cuping hidung pada pernafasan

e. Mulut

Bibir simetris, lidah dan mukosa mulut tidak ada sianosis, stomatitis,

caries dentis, ginggivitis, tonsil tidak ada radang.

f. Telinga

33
Simetris, tidak ada sekresi (nanah, darah, cairan lain), tidak ada

gangguan pendengaran.

g. Leher

Tidak ada nyeri pada pergerakan, tidak ada pembengkakan kelenjar

tyroid dan pembesaran kelenjar limpe.

h. Dada

Tidak ada retraksi otot interkostal, batuk, suara nafas vaskuler, tidak

ada wheezing, ronchi, stridor,. Irama jantung teratur, tidak

ditemukan bising jantung.

i. Axilla

Tidak ada nyeri, pembesaran kelenjar limfe

j. Abdomen

Tidak ada kembung, tidak ada massa abnormal, tidak ada nyeri

tekan, tidak pembesaran lien, tidak ada pembesaran hepar.

k. Ekstremitas

1) Atas (lengan – tangan)

Simetris, berfungsi normal, tidak ada oedema, sianosis bawah

kuku, kaliper refill kurang 2 detik.

2) Bawah (tungkai – kaki)

Simetris, fungsi normal, tidak ada oedema sianosis, kapiler refill

kurang dari 2 detik, normalnya bervariasi dari 1+/1+ hingga

2+/2+.

l. Punggung

34
Tidak ada nyeri pergerakan, skoliosis, lordosis, kifosis, nyeri

kostovertebrata.

m. Genetalia

Tidak ada lecet, tidak oedema vulva, abses kelenjar bartholin, varises

mungkin ditemukan atau tidak ditemukan, tidak ada PPV.

n. Anus

Hemorroid mungkin ada atau tidak, kehamilan menyebabkan

vasodilatasi karena efek hormonal sehingga mungkin saja ditemukan

hemorroid.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.181-182)

3. Status obstetrik

a. Inspeksi

1) Muka

Pada sebagian wanita hamil chloasma gravidarum (+/-), oedema

(+/-). (Marmi, 2014; h. 166).

2) Mammae

Pada payudara terdapat hiperpigmentasi areola, kelenjar

montgomery lebih menonjol, putting menonjol. (Widatiningsih

dan Dewi, 2017; h. 182).

3) Abdomen

35
Perut membesar ke depan atau ke samping, pigmentasi di linea

alba, nampak gerakan anak, striae gravidarum atau bekas luka

(Marmi, 2014; h. 167).

4) Vulva

keadaan perineum, varises, tanda Chadwick, condylomata, flour

(Marmi, 2014; h. 167).

b. Palpasi

1) Mamae

Dikaji untuk mengetahui adanya nyeri tekan atau tidak, adanya

benjolan atau tidak. (Romauli, 2015; h.174). kolostrum sudah

keluar atau belum. (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 182).

2) Abdomen

Palpasi leopold :

a) Leopold I

Leopold I untuk menentukan TFU dengan cara

pengukuran dengan jari, tingginya sesuai dengan usia

kehamilan. Deskripsikan ciri-ciri bagian yang ada di fundus

bila usia gestasi >28 minggu. Kepala bisa dideskripsikan

dengan teraba 1 bagian besar, bulat keras,melenting. Bokong

bisa dideskripsikan dengan teraba 1 bagian besar yang lunak,

kurang bulat. (Widatiningsih dan Dewi,2017;h.183)

b) Leopold II

36
Pada loepold II deskripsi apa yang ada di sisi kanan dan

kiri perut ibu, punggung bisa dideskripsikan dengan teraba

bagian besar yang rata, memanjang dan terasa ada tahanan.

Ekstremitas bisa dideskripsikan dengan teraba bagian-bagian

kecil yang menonjol dan teraba putus-putus. (Widatiningsih

dan Dewi,2017;h.183)

c) Leopold III

Pada leopold III deskripsi ciri-ciri bagian yang teraba di

atas simfisis. Jika teraba 1 bagian bulat, keras, melenting/

mudah digerakkan, maka itu adalah kepala.Mulai 36 minggu

biasanya sudah bisa ditentukan apakah sudah masuk PAP yaitu

jika teraba kepala maka goyangkan, bila masih mudah

digoyangkan berarti kepala belum masuk panggul namun jika

tidak dapat digoyangkan berarti kepala sudah masuk panggul.

(Widatiningsih dan Dewi,2017;h.183).

d) Leopold IV

Leopold IV dilakukan apabila pada Leopold III

ditemukan bagian terbawah sudah masuk PAP dan usia gestasi

>36 mg, maka tentukan tingkat penurunan kepala apakah

konvergen atau sejajar atau divergen. Pada primigravida usia

kehamilan 37 minggu kepala harusnya sudah masuk panggul,

pada multigravida mungkin kepala baru masuk panggul

bersamaan saat inpartu karena tonus otot sudah mengendur.

37
(Widatiningsih dan Dewi,2017;h.183).

e) TFU

TFU dalam cm (jika usia gestasi > 22 minggu). TFU

akan sesuai dengan usia kehamilannya dalam minggu dengan

rentang selisih +/- 2cm. Misalnya usia kehamilan 24 minggu

TFU nya bisa saja 22 atau 23 cm atau 25 atau 26 cm masih

dikatakan sesuai.

(widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 183)

f) Taksiran berat janin (TBJ)

Menurut Romauli (2015; h. 71) rumusnya Taksiran berat

janin : (tinggi fundus dalam cm – N) x 1,55 = berat (gram).

bila kepala di atas atau pada spina isiadika maka N = 12, bila

kepala di bawah spina isiadika maka N =11.

c. Auskultasi

Denyut jantung janin dapat terdengar pada bulan 4-5, dengan

frekuensi normal denyut jantung janin berkisar antara 120-160 kali

permenit (Marmi,2014;h.188).

Menurut Romauli (2015, h.176) denyut jantung normalnya

terdengar dibawah pusat ibu (baik dibagian kiri atau dibagian

kanan). Mendengarkan denyut jantung bayi mengikuti frekuensi dan

keteraturannya.

4. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

38
1) Pemeriksaan darah

Hasil pemeriksaan HB sahli dapat diklasifikasikan dengan Hb 11

gr% dikatakan tidak anemia, Hb 9-10 gr% dikatakan anemia

ringan, Hb 7-8 gr% dikatakan anemia sedang dan Hb <7 gr%

dikatakan anemia berat.

(Rukiyah, dkk.2013;h.160)

2) Pemeriksaan golongan Darah

Pemeriksaan Golongan darah (ABO dan Rhesus) diperlukan bila

ibu belum pernah atau tidak tahu apa golongan darah ibu.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.185).

3) Pemeriksaan protein urine

Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan urine untuk

protein agar mengetahui apakah ibu menderita preeklamsi atau

tidak.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.184)

4) Pemeriksaan Glukosa

Pemeriksaan glukosa urine ini biasanya dilakukan atas indikasi

untuk mendeteksi faktor risiko diabetes dalam kehamilan.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.184)

a.

b. Pemeriksaan lain yang dilakukan

39
USG, Non Stress atas indikasi.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.185)

A.

B.

C.

D. ANALISA

Ny. X umur antara 20-35 tahun G ≤ 4, P ≤ 3, umur kehamilan dalam

minggu, janin hidup, tunggal, intrauterin, puka/puki, presentasi kepala

dalam kehamilan fisiologis.

E. PENATALAKSANAAN

Tanggal : . . . Jam : . . .

1. Memberitahu kepada ibu/keluarga hasil temuan pada pemeriksaan ibu

berupa perkiraan usia kehamilan, kondisi ibu dan janin, serta masalah

yang dialami jika ada (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.186)

2. Konseling dan penkes lainnya sesuai kebutuhan.

(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.187)

3. Memberian pendidikan kesehatan biasanya yang diberikan pada

Trimester III

4.

5.

1. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan (Sulistyawati,

2015; h. 128)

40
2. Menganjurkan pada ibu mulai merencanakan persiapan persalinan.

Menurut rukiyah, dkk (2013; h. 205)

3. Jika perlu diberikan tablet fe + asam folat sertacara minum yang benar.

Multivitamin dan kalsium diberikan jika dibutuhkan. (Widatiningsih

dan Dewi, 2017; h. 191)

4. Menyarankan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

kemudian atau ketika ada keluhan. (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.

188)

A. Tinjauan teori asuhan kebidanan persalinan

Kala I

A. Data subyektif

1. Keluhan utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang

ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pada kasus persalinan informasi yang

harus didapat dari pasien adalah kapan mulai kenceng-kenceng di perut,

bagaimana intensitas dan frekuensinya, apakah sudah ada pengeluaran

cairan dari vagina selain air kemih, apakah sudah ada pengeluaran lendir

darah, serta gerakan janin untuk memastikan kesejahteraannya.

(Sulistyawati dan Nugraheny 2013; h.221)

2. Tanda - tanda persalinan

a. Terjadinya his persalinan

Menurut Marmi (2016; h. 9) His yang efektif akan menimbulkan

terjadinya desakan pada uterus (meningkat), terhadap janin,

41
(penurunan), terhadap korpus uteri (dinding uterus menebal), itsmus

uterus (teregang dan menipis), kanalis servikalis (effecement)

sehingga menimbulkan terjadinya pembukaan.

His persalinan ditandai dengan:

1) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan

2) Sifat his teratur, interval semakin pendek, dan kekautan semakin

besar

3) Terjadi perubahan pada serviks

4) Jika pasien beraktivitas, kekuatan his semakin bertambah.

b. Lokasi ketidaknyamanan

Ketidaknyamanan pada saat persalinan biasanya disebabkan

oleh kontraksi persalinan sejati dan palsu. Pada kontraksi persalinan

sejati biasanya tidak nyaman pada bagian punggung dan menjalar

kedepan. (Marmi, 2016; h. 54)

c. Pengeluaran lendir bercampur darah pervagina (show)

Dengan adanya pembukaan pada serviks menyebabkan lepasnya

lendir yang berasal dari kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran

darah disebabkan oleh robeknya pembuluh darah pada saat serviks

membuka. (Marmi, 2016; h. 10)

3. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi

1) Makan

42
Data dikaji untuk mengetahui gambaran apakah pasien

mencukupi asupan gizinya sampai dengan masa awal persalinan.

Data fokus mengenai asupan makanan pasien berupa Kapan atau

jam berapa terakhir kali makan, makanan yang dimakan, jumlah

makanan yang dimakan.(Sulistyawati dan Nugraheni,2013;h.223)

2) Minum

Pola minum sangat perlu untuk dikaji karena menyangkut

dengan intake cairan yang sangat penting karena akan menentukan

kecenderungan terjadinya dehidrasi. Data fokus yang perlu kita

tanyakan berkaitan dengan intake cairan berupa kapan terakhir kali

minum, berapa banyak yang diminum, apa yang diminum.

(Sulistyawati dan Nugraheni ,2013;h.223)

b. Pola Eliminasi

Perlu dikaji kapan BAB dan BAK terakhir, karena pada proses

persalinan akan mengalami poliuri sehingga kandung kemih harus

sering dievaluasi terutama saat ditemukan pemeriksaan bahwa

kandung kemih penuh, karena kandung kemih yang penuh akan

mencegah penurunan bagian presentasi janin (Sulistyawati dan

Nugraheni,2013;h.46)

c. Aktivitas

Dikaji aktivitas sehari-hari pasien sehingga diketahui gambaran

seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan dirumah. Apabila di

akhir kehamilan pasien melakukan aktivitas yang berat maka di

43
khawatirkan pasien akan merasa kelelahan sehingga dapat

menimbulkan penyulit saat proses persalinan. (Sulistyawati dan

Nugraheny, 2013;h.224)

d. Istirahat

Pola istirahat perlu ditanyakan berhubungan dengan energi yang

diperlukan dalam menghadapi persalinan, data yang diperlukan berupa

kapan terakhir tidur dan berapa lama.

(Sulistyawati dan Nugraheni, 2013; h.224)

e. Hubungan seksual

Data yang perlu kita kaji data yang diperlukan berkaitan dengan

aktivitas seksusal berupa Keluhan, Frekuensi, dan Kapan terakhir

melakukan hubungan seksual.

(Sulistyawati dan Nugrahaeni, 2013; h.224)

f. Personal hygiene

Pola hygiene perlu untuk dikaji karena berkaitan dengan

kenyamanan pasien dalam proses persalinannya, perlu ditanyakan

kapan terakhir mandi, keramas, gosok gigi, kapan terakhir ganti baju

dan celana dalam.

(Sulistyawati dan Nugrahaeni,2013;h.224)

4. Data psikososial spiritual

a. Respon keluarga terhadap persalinan

Adanya respons yang positif dari keluarga akan mempercepat

adanya proses adaptasi dalam menerima peran dan kondisi saat ini.

44
Hal ini sangat penting diketahui untuk kenyamanan psikologis pasien

sehingga dapat dijadikan acuan dalam pola pemberian asuhan yang

sesuai dengan kebutuhan.

(Sulistyawati danNugraheny,2013; h.225)

b. Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan persalinan

Kebiasaan adat yang dianut dalam menghadapi persalinan,

selama tidak membahayakan pasien, sebaiknya tetap difasilitasi

karena ada efek psikologis yang positif untuk pasien dan keluarganya.

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013; h.226).

c. Data pengetahuan pasien tentang proses persalinan

Data ini biasanya dapat diperoleh dari pertanyaan yang kita

ajukan kepada pasien terkait dengan apa yang sudah pasien ketahui

tentang proses persalinan saat ini dan proses persalinan yang lalu.

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013; h.225)

B. Data objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum

Menurut Sulistyawati dan Nugrahaeni (2013;h.226) yaitu

mengamati keadaan pasien secara keseluruhan dengan kriteria apabila

pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan

orang lain, serta secara fisik pasien tidak ketergantungan dalam

berjalan.

45
b. Kesadaran

Pengkajian derajat kesadaran pasien berupa kesadarannya dari

komposmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien

tidak dalam keadaan sadar).

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013; h. 226).

c. Tanda - tanda vital

1) Tekanan darah

Tekanan darah normal antara 120/80 mmHg. Tekanan darah

penting diketahui untuk mendeteksi kemungkinan adanya

preeklamsia yaitu bila tekanan darah lebih dari 140 atai 90 mmHg

(Marmi, 2016;h.129).

2) Nadi

Pemeriksaan nadi ibu normalnya berkisar antara 80-90

x/menit (Marmi, 2016; h.129). Sedangkan menurut Sulistyawati

dan Nugrahaeni (2013;h.67) terjadi sedikit peningkatan pada

frekuensi denyut nadi diantara kontraksi. Hal ini mencerminkan

peningkatan metabolisme yang terjadi selama persalinan.

3) Suhu

Suhu tubuh normalnya 36,5ºC-37,5ºC (Marmi, 2016;h.130).

Selama masa persalinan suhu tubuh akan meningkat, peningkatan

dianggap normal jika suhu meningkat 0,5˚C sampai 1˚C karena

46
mencerminkan peningkatan metabolisme selama persalinan.

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013; h.67).

4) Pernafasan

Frekuensi pernafasan normal berkisar antara 16-24x/menit.

(Marmi,2016;h.130)

Sedangkan peningkatan frekuensi pernapasan selama proses

persalinan merupakan hal yang normal karena merupakan suatu

cerminan adanya peningkatan metabolisme yang dapat dipengaruhi

oleh adanya rasa senang, nyeri, rasa takut dan penggunaan teknik

pernafasan.

(Sulistyawati dan Nugrahaeni, 2013; h.68)

2. Stastus obstetrik

a. Inspeksi

1) Muka

Tidak ada oedema, tidak sianosis.

2) Mamae

Normalnya Payudara simetris, puting bersih dan menonjol, ada

tidaknya hiperpigmentasi areolla, colostrum sudah keluar atau

belum.

3) Abdomen

Ada atau tidaknya luka bekas SC, ada tidaknya linea, striae albican

atau lividae pada abdomen.

4) Vulva

47
Dikaji apakah ada luka atau abses, apakah ada massa termasuk

kondilomata, varises vulva atau rectum yang dapat mempersulit

persalinan, atau luka parut di perineum yang dapat mempersulit

persalinan karena perineum menjadi kaku, apakah ada cairan yang

mengindikasi ke infeksi yaitu keputihan yang berbau dan berwarna

kemerahan serta pengeluaran darah pervagina.

(Marmi, 2016; h.130 – 131)

b. Palpasi

Menurut JNPK-KR (2014;h.40-42) menyatakan pada

persalinan, palpasi abdomen dilakukan dengan Leopold I-IV dan

ditambah dengan :

1) Menentukan tinggi fundus

Pengukuran tinggi fundus dilakukan saat tidak ada kontraksi,

posisi ibu terlentang dengan lutut ditekuk kemudian mencari bagian

janin yang berada di fundus. Pengukuran tinggi fundus yang akan

dikaitkan dengan tafsiran berat bayi, sebaiknya digunakan pita

pengukur.

2) Memantau kontraksi uterus

Dilakukan dengan meletakkan tangan penolong di atas uterus

dan hitung jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit,

kemudian tentukan frekuensi dan durasi dari setiap kontraksi yang

terjadi. Pada fase aktif, minimal terjadi tiga kontraksi dalam 10

menit dan lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih.

48
3) Menetukan penurunan bagian terbawah janin dengan metode

perlimaan.

Tabel 2.3 penurunan kepala

Pemeriksaan Pemeriksaan Dalam Keterangan

Luar

Teraba 5/5 - Kepala di atas PAP dan mudah

bagian digerakkan

Teraba 4/5 Hodge I-II Bagian terbesar kepala belum masuk

bagian panggul sehingga sulit digerakkan

Teraba 3/5 Hodge II-III Bagian terbesar kepala belum masuk

bagian panggul

Teraba 2/5 Hodge III (+) Bagian terbesar kepala sudah masuk

bagian panggul

Teraba 1/5 Hodge III-IV Kepala di dasar panggul.

bagian

Teraba 0/5 Hodge IV Kepala di perineum

bagian

(Marmi, 2016; h. 149)

c. Auskultasi

Auskultasi denyut jantung janin pada persalinan normal

dilakukan setiap 1 jam pada fase laten dan setiap 30 menit pada fase

aktif yang dihitung ketika tidak ada kontraksi. Normalnya DJJ

49
terdengar 120-160 x/menit. Gangguan kondisi kesehatan janin

dicerminkan dari DJJ kurang dari 120x/menit atau lebih dari 180

x/menit. (JPNK-KR, 2014, h. 41)

3. Pemeriksaan dalam

Pada pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selam

kala I persalinan dan setelah ketuban pecah. (Marmi, 2016; h. 133)

a. Vulva dan vagina

Setelah daerah vulva dan vagina dipersiapkan dengan baik dan

pemeriksa sudah memakai sarung tangan steril, ibu jari dan jari

telunjuk memisahkan labia lebar-lebar, kemudian usap. (Nurasiah dkk,

2014; 79)

b. Serviks

1) Keadaan

Sebelum proses persalinan serviks akan mempersiapkan

kelahiran dengan berubah menjadi lembut.

(Sulistyawati dan nugraheny, 2013; h. 64)

2) Penipisan/effacement

Berhubungan dengan kemajuan dan penipisan serviks,

dengan seiring dengan bertambahnya efekifnya kontraksi servik

mengalami perubahan bentuk menjadi lebih tipis, hal ini

disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan

sehingga seoalah-olah serviks tertarik keatas dan lama kelamaan

akan menipis. (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013; h. 64)

50
3) Pembukaan/Dilatasi

Kondisi ketika serviks dalam keadaan menipis penuh, maka

menyebabkan terjadinya pembukaan. Proses pembukaan ada 2 yaitu

fase laten yang berlangsung selama kurang lebih 8 jam dimana

pembukaan berlangsung sangat lambat sampai diameter 3 cm dan fase

aktif pembukaan dari 3 cm sampai pembukaan lengkap yaitu 10 cm

berlangsung 6 jam. (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013; h. 65)

4) Kulit ketuban

Ketuban biasanya akan pecah dengan sendirinya ketika

pembukaan hampir atau sudah lengkap. Akan tetapi tidak jarang

ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap karena

kulit ketuban masih utuh.

(Sulistyawati dan Nugraheny,2013;h.66)

Menurut JPNK-KR (2014; h. 58) kondisi ketuban dinilai sebagai

berikut: U (selaput ketuban Utuh), J (selaput pecah, air ketuban

Jernih), M (air ketuban bercampur Mekonium), D (Air Ketuban

bercampur Darah), K (tidak ada cairan ketuban/Kering.

5) Point of direction (POD)

Presentasi digunakan untuk menunjukan bagian janin yang

terdapat di bagian terbawah jalan lahir dan yang pertama kali teraba

oleh jari pemeriksa saat melakukan pemeriksaan dalam. Pada

pemeriksaan dalam posisi janin didapatkan dengan menentukan salah

51
satu bagian janin yang terendah terhadap jalan lahir, bagian terendah

tersebut dinamakan penunjuk. Penunjuk tersebut dinyatakan sesuai

dengan bagian kiri atau kanan dari ibu. Pada bagian terendah tersebut

terdapat UUK untuk presentasi belakang kepala, UUB untuk

presentasi puncak kepala, dahi untuk presentasi bentuk dahi, dagu

untuk presentasi muka, sacrum untuk presentasi bokong, dan

akromion skapula untuk presentasi bahu (letak lintang). (Marmi, 2016;

h. 30-34)

6) Moulding/(molase/moulage)

Sebagai indikator tentang seberapa jauh kepala janin mampu

menyesuaikan diri terhadap tulang panggul. Jika terjadi penyusupan

pada tulang kepala yang semakin bertumpang tindih maka semakin

menunjukkan risiko adanya diproporsi kepala panggul. Pencatatan

moulding menggunakan lambang

a) 0 : sutura terpisah

b) 1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) bersesuaian

c) 2 : sutura tumpang tindih tapi dapat diperbaiki

d) 3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013; h. 78)

7) Penurunan bagian terendah

Menurut Marmi (2016;h.48) untuk menentukan seberapa jauh

penurunan kepala berdasarkan bidang hodge :

52
a) Hodge 1: Sejajar PAP dengan bagian atas symphisis dan

promontorium

b) Hodge 2: Sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah

shimphisis.

c) Hodge 3: Sejajar dengan H1 dan H2 setinggi spnina ischiadika

kanan dan kiri.

d) Hodge 4: Sejajar dengan H1, H2 dan H3 setinggi os coccygis.

8) Bagian lain

Menurut JNPK-KR (2014; h. 44), pastikan tali pusat dan atau

bagian kecil (tangan atau kaki) tidak teraba pada saat pemeriksaan.

9) Lendir darah

Menurut Sulistyawati dan Nugrahaeni (2013; h.66) adanya

pendataran dan dilatasi serviks melonggarkan membaran dari daerah

internal os operculum dengan sedikit perdarahan dan menyebabkan

lendir bebas dari sumbatan. Pengeluaran lendir dan darah ini disebut

“show” atau “bloody show” yang menandakan telah dimulainya

proses persalinan.

C. Analisa

Ny. X usia 20-35 tahun G≤ 4, P ≤ 3 umur kehamilan 36-40 minggu janin

hidup, tunggal, intrauteri, PUKA/PUKI, Presentasi kepala/presentasi

belakang kepala dalam persalinan kala I fase aktif fisiologis. (Sulistyawati

dan Nugraheny, 2013; h. 228-229)

53
D. Penatalaksanaan

Tanggal : . . . Jam : ...

Berdasarkan JNPK-KR (2014;h.52-66), persiapan asuhan persalinan

yaitu sebagai berikut :

1. Mempersiapkan ruangan persalinan, peralatan, perlengkapan, bahan dan

obat-obatan esensial yang diperlukan.

2. Memberikan dukungan emosional dengan menganjurkan suami atau

keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan. Karena dukungan

suami, orang tua, dan kerabat yang disukai ibu sangat diperlukan dalam

menjalani proses persalinan. Dalam hal ini, bidan bekerja bersama

anggota keluarga untuk :

a. Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian pada ibu.

b. Kepatuhan dalam menjalankan praktik-praktik pencegahan infeksi

yang baik akan melindungi penolong persalinan dan keluarga ibu dari

infeksi.

c. Membantu ibu bernafas secara benar saat kontraksi serta mengajari

teknik relaksasi.

d. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.

Dalam penelitian yang dilakuakan oleh Zuhrotunnida dan ahmad

yudiharto (2016) yang berjudul “Hubungan Antara Dukungan Keluarga

Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses Persalinan Di

54
Puskesmas Kecamatan Mauk Kabupaten Tanggerang” didapat bahwa

dukungan keluarga saat proses persalinan sangat berpengaruh terhadap

penurunan tingkat kecemasan ibu. hal tersebut dapat menyebabkan ibu

tidak merasa sendiri dan akan lebih tenang dalam mengahadapi proses

persalinan.

3. Menganjurkan ibu mencoba posisi yang nyaman selama proses

persalinan.

4. Pemberian Cairan dan Nutrisi dengan menganjurkan ibu untuk

mendapatkan asupan energi (makanan ringan dan minum air) selama

persalinan dan proses kelahiran bayi.

5. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih secara rutin

selama persalinan. Apabila kandung kemih ibu penuh akan menghambat

penurunan kepala janin

6. Melakukan pemantauan untuk melihat kemajuan persalinan.

1) Selama fase laten, semua asuhan harus dicatat.

2) Selama fase aktif pemantauan menggunakan partograf.

55
Tabel 2.4 pantauan patograf

Parameter Frekuensi pada kala I fase Frekuensi pada kala I fase

aktif laten

Tekanan darah Tiap 4 jam Tiap 4 jam

Suhu Tiap 2 jam Tiap 4 jam

Nadi Tiap 30-60 menit Tiap 30-60 menit

Denyut jantung janin Tiap 30 menit Tiap 1 jam

Kontraksi Tiap 30 menit Tiap 1 jam

Pembukaan serviks* Tiap 4 jam Tiap 4 jam

Penurunan kepala* Tiap 4 jam Tiap 4 jam

Warna cairan amnion* Tiap 4 jam Tiap 4 jam

*Dinilai pada saat pemeriksaan dalam

Kala II

Tangaal : .... Jam : ........

Data subyektif Data subyektif biasanya yang dapat mendukung bahwa pasien dalam

persalinan kala II adalah pasien mengatakan ingin meneran

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013;h.233). Menurut Marmi

(2016;h.169) ibu yang merasakan adanya peningkatan tekanan pada

rectum seakan merasa ingin buang air besar menandakan ibu dalam

tanda-tanda kala II

Data obyektif Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2013;h.234) data obyektif kala

56
II yaitu:

1. Ekspresi wajah pasien serta bahasa tubuh (body language) yang

menggambarkan suaasana fisik dan psikologis pasien menghadapi

kala II persalinan.

2. Vulva dan anus membuka, perineum menonjol.

3. Hasil pemantauan kontraksi: intensitas kuat dengan durasi lebih

dari 40 detik, frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit

4. Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa pembukaan serviks

sudah lengkap.

Analisa Ny. X usia 20-35 tahun G ≤ 4, P ≤ 3umur kehamilan 36-40 minggu

janin hidup, tunggal, intrauteri, PUKA/PUKI, presentasi

kepala/presentasi belakang kepala , inpartu kala II fisiologis.

(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013; h.234)

Penatalaksanaan Penatalaksanaan kala II menurut Prawirohardjo (2014; h.341-345)

MELIHAT TANDA GEJALA PERSALINAN KALA II

1. Memastikan adanya tanda - tanda persalinan kala II Mengamati

adanya tanda gejala kala II berupa :

a. Ibu ingin meneran

b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada

rektum/vagina

c. Perinimum menonjol

d. Vulva vagina dan sfringter membuka

e. Peningkatan pengeluaran lendir

MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN

2. Memastikan kelengkapan alat, bahan, dan obat-obatan esensial

57
termasuk mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menepatkan

dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai dalam tempat

partus set.

3. Mengenakan baju penutup dan celemek plastik yang bersih

4. Melepas semua perhisapan yang dipakai ditangan. Kemudian

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir

dan mengeringkan tangan dengan handuk bersih.

5. Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril dan

menghisap oksitosin ke dalam tabung suntik dengan tangan yang

bersarung tangan dan meletakkan kembali ke partus set tanpa

mengontaminasi tabung suntik.

MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN JANIN

BAIK

6. Membersihkan vulva dan perinium dengan kapas atau kasa DTT.

Membersihkannya menyeka dari depan ke belakang. Membuang

kapas atau kasa yang terkontaminasi sesuai dengan wadahnya.

7. Mengganti sarung tangan yang terkontaminasi dengan sarung

tangan steril dan melakukan pemeriksaan dalam untuk

memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap. Bila selaput

ketuban belum pecah sedangkan pembukaan sudah lengkap

lakukan episiotomi

8. Mendekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan

yang terkontaminasi kedalam larutan klorin 0,5% dengan melepas

dalam keadaan terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin

selama 10 menit. Kemudain mencuci tangan

58
9. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai.

Pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)

10. Mendokumentasian hasil-hasil pemeriksaan dan hasil penilaian

serta asuhan lainnnya dalam patograf

MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA DALAM MEMBANTU

PROSES PIMPINAN MENERAN

11. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap

dan keadaan janin baik. Membantu ibu mengatur posisi yang

nyaman untuk meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran. Pada saat ada his bantu ibu dalam posisi setengah duduk

dan pastikan dalam keadaan nyaman (tidak meminta ibu berbaring

terlentang)

13. Melakukan pimpinan persalinan dengan memberi dukungan dan

membimbing ibu untuk meneran saat ada keinginan untuk

meneran, menganjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi dan

menganjurkan keluarga untuk memberi asupan per oral. Menilai

DJJ setiap 5 menit.

14. Jika kelahiran bayi belum terjadi, anjurkan ibu untuk berjalan,

berjongkok, atau mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum

ingin meneran dalam 60 menit anjurkan untuk meneran saat ada

kontraksi. Jika masih belum terjadi dalam waktu 2 jam untuk

primipara dan 1 jam untuk multipara lakukan rujukan segera jika

ibu tidak mempunyai keinginan meneran.

PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

59
15.Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan

bayi, ketika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5

– 6 cm.

16.Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3bagian sebagai alas

bokong ibu

17.Membuka partus set dan mengecek kelengkapan alat dan bahan

18.Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan

PERTOLONGAN MELAHIRKAN BAYI (KEPALA)

19.Setelah kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain,

tangan yang lain menahan dengan lembut kepalanya bayi,

membiarkan kepala keluar dan anjurkan ibu meneran secara

perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.

20.Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil

tindakan yang sesuai apabila hal itu terjadi :

a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan

lewat bagian atas kepala bayi

b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua

tempat dan potong tali pusat diantara antara 2 klem tersebut

1.

2.

3.

4.

5.

60
6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.Setelah kepala lahitr, tunggu hingga kepala bayi melakukan

putaran paksi luar spontan

MELAHIRKAN BAHU BAYI

22.Setelah melakukan putaran paksi luar, menempatkan tangan

dimasing-masing muka bayi secara biparietal, dengan lembut

menariknya kearah bawah dan kearah depan hingga bahu anterior

muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut

menarik kearah atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu

posterior

23.Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perinium ibu

61
untuk menyangga kepala, bahu dan lengan posterior. Gunakan

tangan atas untuk menelusuri punggung kearah kaki. Memegang

kedua mata kaki bayi dengan hati-hati dan membantu kelahiran

kaki.

PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

24.Melakukan penilaian pada bayi dengan cepat (dalam 30 detik) jika

bayi dalam keadaan baik meletakkan bayi diatas perut ibu dan

mengeringkan tubuh bayi dengan handuk. Memeriksa kembali

uterus untuk memastikan tidak ada bayi kedua.

Kala III

Tanggal : ..... Jam : ......

Data subyektif Data subjektif yanng berkaitan dengan kala III menurut Sulistyawati

dan Nugrahaeny (2013; h.237) Pasien mengatakan bahwa bayinya

telah lahir secara norma, ari-arinya belum lahir, perut bagian

bawahnya terasa mulas

Data obyektf Data Obyektif menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2013; h.237)

1. Bayi lahir secara spontan pervaginam pada tanggal . . . jam . . .

jenis kelamin laki-laki/perempuan, normal, menangis spontan

kuat, kulit warna kemerahan.

2. Plasenta belum lahir, tidak teraba janin kedua dan teraba kontraksi

uterus.

Analisa Ny. X usia 20-35 tahun G ≤4 P ≤3 A0 dalam persalinan kala III

62
Fisiologis

Penatalaksanaan 1. Melakukan palpasi uterus untuk memastiakan tidak ada janin

kedua

2. Memberikan suntikan oksitosin 10 unit secara IM untuk

merangsang uterus berkontraksi sehingga mempercepat pelepasan

plasenta

3. Penjepitan tali pusat dengan menggunakan klem kira-kira 3 cm

dari pusat bayi kemudian mengurut tali pusat kearah maternal dan

memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama. Melakukan

pemotongan tali pusat diantara dua klem. (Prawirohardjo, 2014;

h.344)

Penatalaksanaan manajemen kala III menurut Marmi (2016; h.261-

267). Melahirkan plasenta dengan manajemen aktif kala III

1.

2.

3.

4. Memindahkan klem pertama pada tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari

vulva

5. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu tepat

diatas simfisis pubis gunakan untuk meraba kontraksi uterus pada

saat melakukan PTT.

6. Ketika uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat dengan klem

menggunakan tangan yang lain dan tangan yang berada di simfisis

menekan uterus kearah lumbal (dorso kranial) secara hati-hati

untuk mencegah inversio uteri

63
7. Lakukan penegangan dan dorongan dorso - kranial hingga

plasenta terlepas, lalu minta ibu meneran sambil melakukan

penegangan tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke

arah atas, mengikuti poros jalan lahir dengan tetap melakukan

tekanan dorso - kranial.

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.

b. Jika plasenta belum lahir lakukan penegangan selam 15 menit,

mengulangi pemberian oksitosin 10 unit secara IM, menilai

kandung kemih, jika penuh lakukan katerisasi dengan

menggunakan teknik aseptik, meminta keluarga untuk

menyiapkan rujukan, mengulangi penegangan tali pusat selama

15 menit berikutnya, merujuk ibu jika plasenta tidak lahir

dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.

8. Saat plasenta terlihat di introitus vagina lanjutkan dengan

melahirkan plasenta dengan menggunakan kedua tangan secara

lembut putar plasenta hingga selaput terpilin. jika selaput ketuban

robek dan tertinggal dijalan lahir, dengan hati-hati periksa vagina

dan serviks dengan seksama. Gunakan jari tangan atau klem DTT

untuk mengeluarkan selaput ketuban yang teraba

RANGSANGAN TAKTIL

9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus untuk mencegah perdarahan pascapersalinan dengan

meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan

gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi. jika

64
uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik, lakukan

penatalaksanaan atonia uteri..

10.Memeriksa kelengkapan plasenta dari sisi maternal dan sisi fetal.

Untuk memastikan apakah ada lobus tambahan dengan cara

menyatukan kembali selaputnya,

a. Selaput ketuban utuh atau tidak

b. Ukuran plasenta dari sisi maternal berupa jumlah kotiledon,

keutuhan pinggir kotiledon sedangkan sisi fetal dari keutuhan

palsenta

c. Tali pusat : jumlah arteri dan vena, adakah yang terputus untuk

mendeteksi plasenta suksenturia. Insesrsi tali pusat, apakah

sentral, marginal, serta panjang tali pusat

Kala IV

Tanggal : ... Jam : ....

Data subyektif Pada kala IV klien mengatakan bahwa ari – arinya telah lahir,

perutnya terasa mulas, merasa lelah tapi bahagia karena kelahiran

anaknya (Sulistyawati dan Nugrahaeni,2013;h.239).

Data objektif Menurut Sulistyawati dan Nugrahaeni (2013; h.239) data obyektif

pada kala IV berupa Plasenta telah lahir spontan lengkap pada

tanggal . . . jam . . . ,TFU berapa jari di atas pusat dan kontraksi

uterus baik/tidak.

Analisa Ny. X usia 20-35 tahun P ≤3 A0 dalam persalinan kala IV Fisiologis.

penatalaksanaan Penatalaksanaan kala IV menurut Marmi (2016; h. 298-299) sebagai

65
berikut :

ASUHAN PASCAPERSALINAN

1. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus

hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)

2. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan

kanan untuk memastikan kotiledon dan selaput ketuban lahir

lengkap, dan menyimpannya kedalam kantong plastik yang

tersedia

3. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perinium.

Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

Memastikan kembali kontraksi uterus dengan baik dan tidak

terjadi perdarahan pervagina.

4. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit didada

ibu sedikitnya 1 jam.

5. Setelah 1 jam, lakukan pengukuran antropometri pada bayi,

berikan tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg

secara IM di paha kanan anterolateral

6. Melanjutkan pemantauan dan mengajarkan pada ibu dan

keluaraga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi

7. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

8. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kemih setiap 15

menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30

menit selama satu jam kedua

9. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernafas dengan

66
baik

KEBERSIHAN DAN KEAMAANAN

10. Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5 %

untuk dekontaminasi (10 menit) cuci dan bilas peralatan setelah

dekontaminasi.

11. Mebuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang sesuai dan membersihkan ibu dengan air DTT.

Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah.bantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering.

12. Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI

dan menganjurkan keluarga untuk memberikan makan dan minum

kepada ibu sesuai yang diinginkan

13. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5% .

Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5%,

melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

14. Mencuci tangan dengansabun dan air mengalir

DOKUMENTASI

15.Melengkapi patograf

67
B. Tinjauan teori asuhan kebidanan nifas

Asuhan kebidanan Nifas 6 jam

A. Data subyektif

1. Keluhan utama

Keluhan utaman di kaji untuk mengetahui masalah yang sedang

dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas misalnya pasien merasa

mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum

(Ambarwati dan Wulandari,2015; h.132).

2. Riwayat persalinan sekarang

Menurut Marmi (2017; h.180) pada riwayat persalinan yang dikaji

berupa :

a. Jenis persalinan: Dikaji tentang jenis persalinan yang dialami ibu

apakah spontan atau dengan tindakan. Pada ibu nifas normal pasien

melahirkan secara spontan.

b. Komplikasi dalam persalinan: Dikaji untuk mengetahui apakah ada

penyulit dalam proses persalinan atau tidak.

c. Plasenta yang dilahirkan: untuk mengetahui cara pengeluaran plasenta

secara spontan atau dengan tindakan, plasenta yang dilahirkan lengkap

atau ada yang tertinggal, apakah ada kelainan pada plasenta atau tidak,

Apabila plasenta yang dikeluarkan belum lengkap dan masih ada sisa

dapat membahayakan ibu selama masa nifas karena dapat

menyebabkan perdarahan dan infeksi.

d. Tali pusat: Normalnya panjang tali pusat sekitar 45-50 cm. Tali pusat

68
yang terlalu pendek atau terlalu panjang dapat menghambat proses

pesalinan.

e. Perineum: Untuk mengetahui apakah ada luka robekan pada perineum

atau tidak. Apabila ada luka pasien diharapkan dapat menjaga

kebersihan daerah luka supaya tidak menimbulkan infeksi.

f. Perdarahan: Untuk mengetahui jumlah darah yang hilang selama

proses persalinan. Normalnya jumah darah yang hilang tidak lebih

dari 500 cc.

g. Proses Persalinan :

Bayi

1) Tanggal : Untuk mengetahui usia bayi

2) BB dan PB : Untuk mengetahui berat badan bayi yang dilahirkan

normal atau tidak. Normalnya 2500-4000 gram, apabila <2500

gram dikatakan BBLR dan >4000gram dikatakan makrosomia.

3) Apgar Score: penilainan terhadap bayi yang baik dengan score 7-10

4) Cacat Bawaan : Untuk mengetahui adanya cacat bawaan pada bayi

atau tidak.

5) Air Ketuban : normalnya air ketuban berwarna putih keruh dan

seikitar 500-1000 cc.

Hal ini dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami

kelaian yang dapat berpengaruh pada masa nifas saat ini atau tidak

(Ambarwati dan Wulandari, 2015; h.134)

3. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

69
a. Pola nutrisi

Kebutuhan ibu nifas/menyusui pada 6 bulan pertama kira-kira 700

kkal/hari dan enam bulan kedua 500 kkal/hari sedangkan ibu

menyusui bayi yang berumur 2 tahun rata-rata sebesar 400 kkal/hari.

(Ambarwati dan Wulandari, 2015; h.103)

selain itu Pada ibu nifas kebutuhan konsumsi vitamin A yaitu 2 x

200.000 unit yang disalurkan melalui ASI agar terhindar dari

gangguan penglihatan. Sedangkan konsumsi zat besi pada ibu nifas

membutuhkan sekitar 60 mg selama 40 hari untuk ibu yang tidak

mengalami anemia.

(Handayani dan Pujiastuti,2016;h.64)

b. Pola Eliminasi

Pola eliminasi di kaji untuk mengetahui apakah kandung kemih

telah kosong atau belum karena pada ibu nifas kandung kemih harus

segara di kosongkan agar kontraksi uterus tidak terganggu, paling

lama 6 jam setelah melahirkan, jika dalam waktu 4 jam ibu belum

miksi, anjurkan ibu untuk ke kamar kecil, jika setelah 6 jam ibu tetap

belum BAK terpaksa dilakukan pemasangan kateter, sedangkan untuk

ibu nifas diharapkan mampu BAB maksimal pada hari ketiga setelah

persalinan.(Handayani dan Pujiastuti, 2016; h.65)

c. Aktivitas

Pada pola ini dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya.

Mobilisasi sendiri dapat mempercepat proses pengembalian alat-alat

70
reproduksi dengan mengkaji apakah ibu melakukan ambulasi,

seberapa sering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau sendiri,

apakah ibu merasa pusing ketika melakukan ambulasi (Ambarwati dan

Wulandari, 2015: h. 137)

d. Istirahat

Menurut Handayani Esti dan Pujiastuti Wahyu (2016; h.67)

pada bukunya mejelaskan bahwa istirahat yang cukup untuk

mencegah kelelahan pada ibu nifas. Ibu di anjurkan untuk tidur siang

atau istirahat ketika bayi tidur. Jika ibu kurang tidur dikhawatirkan

ASI tidak lancar, involusi uterus lambat, menyebabkan depresi dan

ibu tidak mampu merawat dirinya dan bayinya.

Menurut (Ambarwati dan Wulandari ,2015;h.136) selama masa

nifas, istirahat cukup sangat penting untuk mempercepat proses

penyembuhan pada ibu.

e. Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui kebersihan ibu selam masa nifas,

terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas ibu masih

mengeluarkan lokhea (Ambarwati dan Wulandari,2015;h.137).

f. Pola menyusui

Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan

bayi, yaitu setiap 2-3 jam dan pada payudara kanan dan kiri secara

bergantian sampai payudara terasa kosong. Apabila payudara penuh

tetapi tidak segera dikosongkan maka dapat menimbulkan payudara

71
membengkak dan mengakibatkan infeksi pada payudara.

(Marmi, 2016; h. 173)

1. Data psikososial

a. Data psikologi

Menurut (Handayani dan Pujiastuti, 2016;h.26-27) Fase adaptasi

psikologis masa nifas :

1) Fase taking in

Merupakan periode ketergantungan (dependent) yang

berlangsung hari 1-2 hari pertama, dengan ciri khas ibu fokus pada

diri sendiri dan pasif terhadap lingkungan, menyatakan adanya rasa

ketidaknyamanan yang dialami rasa mules, nyeri luka jahitan,

kurang tidur dan kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan istirahat

cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi yang adekuat.

Gangguan psikologi yang terjadi pada masa ini antara lain

kekecewaan terhadap bayinya, ketidaknyamanan pada perubahan

fisik yang dialami, rasa bersalah karena belum bisa menyusui dan

kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.

2) Fase taking hold

Berlangsung dalam 3-10 hari setelah melahirkan,

menunjukan bahwa ibu mengalami kekhawatiran terhadap

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan

bayinya, ibu lebih sensitive sehingga mudah tersinggung. Hal yang

72
diperlu diperhatikan antara lain teknik komunikasi yang baik,

dukungan moril,pendidikan kesehtan tentang kesehatan tentang

perawtan diri dan bayinya.

3) Fase letting go

Merupakan fase dimana ibu mulai menerima tanggung jawab

peran barunya, berlangsung setelah 10 hari setelah melahirkan,

pada masa ini ibu mulai dapat beradaptasi dengan ketergantungan

bayinya, terjadi peningkatan perawatan bayi dan dirinya, ibu

merasa percaya diri, lebih mandiri terhadap kebutuhan bayi dan

dirinya. Ibu memerlukan dukungan keluarga terhadap perawatan

bayinya. Ibu memerlukan dukungan keluarga.

b. Data pengetahuan

Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang

perawatan setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan selama

masa nifas. (Ambarwati dan Wulandari,2015; h.136)

B. Data obyektif

1. Tanda – tanda vital

a. Tekanan darah

Pasca melahirkan secara normal tekanan darah biasanya tetap

yaitu sistolik antara 90 – 120 mmHg, dan diastolik 60 – 80 mmHg.

Pasca melahirkan tekanan darah menjadi rendah itu bisa

diakibatkan oleh perdarahan, jika tekanan darah tinggi pada

73
postpartum itu merupakan tanda preeklampsia post partum.

(Handayani Esti dan Pujiastuti Wahyu, 2016, h. 20)

b. Suhu

Suhu tubuh dikatakan normal bila berkisar 36,5°C sampai

37,5°C. (Marmi, 2017; h. 181) Suhu badan ibu dalam 24 jam awal

postpartum akan naik sedikit menjadi 37,5°C-38°C sebagai akibat

kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.

(Ambarwati dan Wulandari, 2015; h. 84, 138).

c. Nadi

Nadi normalnya 80-100x/menit.

(Handayani dan Pujiastuti, 2016, h. 20)

d. Pernafasan

Pada umumnya pernafasan lambat atau normal (16-24 kali

per menit).

( Handayani Esti dan Pujiastuti Wahyu, 2016, h 20)

2. Status obstetrik

a. Mamae

Mamae yang dikaji dari bentuk simetris atau tidak , puting susu

menonjol atau tidak, dan ada tidaknya pengeluaran colostrum

(Marmi,2017;h.181).

b. Abdomen

Setelah persalinan, normalnya tinggi fundus uteri 2 cm dibawah

pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat dan menurun kira-

74
kira 1 cm setiap hari. (Ambarwati dan wulandari, 2015; h.77).

kontraksi pada uterus baik, konsistensinya keras dan posisi uterus

berada di tengah. (Marmi, 2017;h. 182)

c. Genetalia

1) Vagina

Dikaji pengeluaran pervagina berupa pengeluaran lokhea, dihari 1

sampai hari ke 3 pasca persalinan keluar lochea rubra dengan

karakteristik lochea berwarna merah berisi sel desidua, verniks

caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah. (Marmi,

2017; h.89)

2) Keadaan Perinium

Perlu diperiksa oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/robekan,

hecting. (Ambarwati dan Wulandari, 2015; h. 141)

C. Analisa

Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Paritas, Abortus, Umur

ibu dan Keadaan nifas.

Ny.X Umur 20-35 tahun P≤4A0 dalam masa nifas 6 jam fisiologis.

( Ambarwati dan Wulandari, 2015;h. 141)

75
D. Penatalaksanaan

Menurut Marmi (2017; h.184-185) pelaksanaan pada 6 jam

postpartum meliputi :

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk memulihkan tenaganya.

3. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisai secara bertahap

4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah

perinium yaitu dibersihkan dengan air bersih dan sabun, mengganti

pembalut setidaknya 2x/hari.

5. Memberikan penjelasan manfaat ASI bagi bayi dan memeberikan

konseling tentang perawatan payudara dengan menjaga agar payudara

selalu bersih dan kering

6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan

memberikan ibu therapi tablet zat besi dan vitamin A (200.000 unit).

Kunjungan nifas 6 hari

Tanggal : ... Jam : .....

Subyektif 1.Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi ibu berkaitan dengan

masa nifas, misalnya ibu masih merasakan sakit pada jalan lahirnya

karena adanya jahitan pada perinium (Ambarwati dan Wulandari,

2017;h.132)

76
2.Data psikologis

Menurut Handayani dan Wahyu (2016;h.26), fase taking hold

berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan menunjukan

bahwa ibu mengalami kekhawatiran terhadap ketidakmampuan dan

rasa tanggung jawab dalam merawat bayi, lebih sensitif sehingga

mudah tersingggung.

Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari

1. Pola nutrisi

Ibu menyusui, dianjurkan mengkonsumsi 500 kalori tambahan

tiap hari. Makan diet seimbang untuk mendapatkan protein,

mineral dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter setip

hari. Minum pil zat besi yang harus diminum untuk menambah

zat gizi setidaknya selama 40 hari (Marmi, 2017;h. 135-136).

2. Pola eliminasi

Miksi normal harus dilakukan sendiri tiap 3-4 jam setelah

melahirkan, sedangkan defekasi harus ada dalam 2-3 hari PP

(Ambarwati dan Wulandari, 2015;h.105-106).

3. Istirahat

Ibu harus cukup istirahat untuk mencegah kelelahan, kembali ke

kegiatan rumah tangga secara perlahan dan tidur siang atau

istirahat setiap bayi tidur (Handayani dan Wahyu, 2016;h.67).

4. Personal hygiene

Ibu dalam masa nifas harus mampu menjaga kebersihan seluruh

tubuh dengan sabun dan air, membersihkan daerah kelamin dari

depan ke belakang, membersihkan diri setiap kali selesai buang

77
air besar dan buang air kecil, ganti pembalut minimal 2 kali

sehari, (Handayani dan Wahyu, 2016;h.66).

5. Pola menyusui

Menyusui bayi tidak sesuai dengan jadwalnya (on demand),

karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhan nutrisinya. Bayi

yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit

dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam

(Ambarwati dan Wulandari, 2015;h. 14)

Obyektif 1. Tanda – tanda vital

a. Tekanan darah

Tekanan darah normal adalah sistolik antara 90-120 mmHg

dan diastolik 60-80 mmHg. ( Handayani dan Pujiastuti, 2016,

h 20).

b. Suhu

Suhu tubuh normalnya berkisar 36,5°C sampai 37,5°C

(Marmi, 2017; h. 181).

c. Nadi

Nadi normalnya berkisar 80-100x/menit. (Walyani dan

Purwoastuti, 2015;h.86).

d. Pernafasan

Frekuensi pernapasan pernapasan normal yaitu 16-24 x/menit.

Apabila pernapasan menjadi lebih cepat dimungkinkan adanya

78
syok (Rukiyah, 2010; h.69)

2. Pemeriksaan obstetri

a. Mamae

Mamae simetris, warna kulit normal, penonjolan putting susu

terlihat normal, warna sekitar areola mamae normal. Raba

payudara dari yang terjauh dengan tangan kanan dapat scara

melingkar searah jarum jam, tanyakan pada ibu nyeri saat

diraba atau tidak, raba atau tidaknya benjolan. (Rukiyah, 2010;

h.99)

b. Abdomen

TFU :waktu involusi uteri 5-7 hari tinggi fundus uteri

pertengahan pusat sampai simfisis, berat uterus 500 gram.

(Ambarwati dan Wulandari, 2015; h.76-77)

c. Genetalia

1) Vagina

Pada hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum, pengeluaran

lochea yang dikeluarkan berwarna merah kecoklatan dan

berlendir (lochea sanguinolenta). (Ambarwati dan

Wulandari ,2015;h.78).

2) Perinium

amati daerah perinium ibu apakah bersih atau tidak, ada

tidaknya tanda-tanda infeksi, ada tidaknya pengeluaran dari

vagina ibu, jika ada luka pada periniumnya perhatikan

kondisi lukanya. (Rukiyah, 2010; h.100)

79
Analisa Ny. X umur 20-35 tahun P ≤ 4 A0 dalam masa nifas 6 hari fisiologis.

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2015; h. 119) penatalaksanaan


Penatalaksanaan
asuhan pada masa nifas 6 hari berupa :

1. Memastikan involusio uterus berjalan normal : uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal, dan tidak berbau

2. Menilai adanya tanda bahaya pada nifas Menurut Rukiyah (2010;

h.154) segera ke tenaga kesehatan jika menemui salah satu atau

lebih hal sebagai berikut : Perdarahan per vagina yang luar bias,

rasa sakit kepala yang terus-menerus, nyeri epigastrik, atau

masalah penglihatan, pembengkakakan di wajah atau tangan.

Demam, Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan sakit,

Merasa sedih atau tidak mampu marawat bayi dan diri sendiri.

3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Imasrani dkk (2016) yang

berjudul “Kaitan Pola Makan Seimbang Dengan Produksi Asi Ibu

Menyusui” didapat pengaruh antara gizi seimbang dengan

produksi asi dimana makanan ibu yang tidak mengandung cukup

zat gizi akan berpengaruh terhdap kelenjar pembuat air susu dalam

payudara ibu sehingga tidak bekerja dengan sempurna yang

akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.

4. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan tidak ada

penyulit. Tanda bayi cukup ASI adalah bayi kencing setidaknya 6

kali sehari, bayi sering BAB berwarna kekuningan, bayi tampak

puas (menyusu setidaknya 10- 12 kali dalam 24 jam), payudara

80
ibu terasa lembutdan kosong setelah menyusui dan bayi bertambah

berat badannya

5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

Kunjungan nifas 14 Hari

Tanggal : ... Jam : .....

Data subyektif A. Data psikologis

Menurut Handayani dan Wahyu (2016; h.27), fase letting go

adalah fase menerima tanggung jawab akan peran barunya,

berlangsung seteah10 hari setelah melahirkan. Pada masa ini ibu

mulai dapat beradaptasi dengan ketergantungan bayinya, terjadi

peningkatan perawatan bayi dan dirinya,lebih mandiri terhadap

kebutuhan bayi dan dirinya.

B. Pola kebiasaan sehari – hari

1. Pola nutrisi

Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan

istirahat (Ambarwati dan Wulandari,2015;h.120)

2. Eliminasi

Miksi normal harus dilakukan sendiri tiap 3-4 jam setelah

melahirkan, sedangkan defekasi harus ada dalam 2-3 hari PP

(Ambarwati dan Wulandari, 2015;h.105-106).

3. Istirahat

Ibu harus cukup istirahat untuk mencegah kelelahan, kembali

81
ke kegiatan rumah tangga secara perlahan dan tidur siang atau

istirahat setiap bayi tidur (Handayani dan Pujiastuti, 2016;

h.67).

4. Personal hygiene

Ibu dalam masa nifas harus mampu menjaga kebersihan

seluruh tubuh dengan sabun dan air, membersihkan daerah

kelamin dari depan ke belakang, membersihkan diri setiap kali

selesai buang air besar dan buang air kecil, ganti pembalut

minimal 2 kali sehari, cuci tangan dengan sabun dan air

sebelum dan sesudah membersihkan alat kelamin (Handayani

dan Wahyu, 2016;h.66).

5. Pola menyusui

Menyusui bayi secara tidak dijadwalkan (on demand), karena

bayi akan menemtukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat

dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5–7 menit dan ASI

dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam

(Ambarwati dan Wulandari, 2015;h.14).

Data obyektif A. Tanda – tanda vital

1. Tekanan darah

Tekanan darah normal adalah sistolik antara 90-120 mmHg

dan diastolik 60-80 mmHg. (Handayani dan Pujiastuti, 2016, h

20)

2. Suhu

Suhu tubuh normalnya 36,5°C sampai 37,5°C (Marmi, 2017;

82
h. 181).

3. Nadi

Nadi dikatakan normal bila berkisar 80-100x/menit. (Walyani

dan Purwoastuti, 2015; h. 86).

4. Pernafasan

Frekuensi pernapasan pernapasan normal yaitu 16-24 x/menit.

Apabila pernapasan menjadi lebih cepat dimungkinkan adanya

syok (Rukiyah, 2010; h.69)

B. Pemeriksaan obstetri

1. Mamae

Mamae terlihat simetris, warna kulit terlihat normal, adanya

penonjolan putting susu, warna sekitar areola mamae terlihat

normal. Raba payudara dari yang terjauh dengan tangan kanan

dapat scara melingkar searah jarum jam, tanyakan pada ibu

nyeri saat diraba atau tidak, raba atau tidaknya benjolan.

(Rukiyah, 2010; h.99)

2. Abdomen

Menurut Marmi (2017; h.86), pada 2 minggu postpartum TFU

(tinggi fundus uteri) sudah tidak teraba, dengan berat 350

gram

3. Genetalia

a. Vagina

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2015; h.78-79) Pada

hari ke 7 sampai hari ke 14 keluar lokhea serosa berupa

83
cairan berwarna kuning kecoklatan karena mengandung

leukosit dan robekan/laserasi. Selanjutnya setelah 14 hari

atau 2 minggu postpartum sampai 6 minggu postpartum akan

keluar lokhea alba berupa cairan berwarna putihseperti lendir

yang mengandung leukosit, sel desidua dan sel epitel.

b. Perinium

daerah perinium ibu terlihat bersih , tidak ada tanda-tanda

infeksi, tidak adanya pengeluaran dari vagina ibu, jika ada

luka pada periniumnya perhatikan kondisi lukanya.

(Rukiyah, 2010; h.100).

Analisa Ny. X umur 20-35 tahun P ≤ 4 A0 dalam masa nifas 2 minggu

fisiologis.

1. Memastikan involusi uterus berjalan normal. Pada ibu nifas 2


Penatalaksanaan
minggu, tinggi fundus uterus sudah tidak teraba. (Ambarwati dan

Wulandari,2015;h.76).

2. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat (Handayani dan Pujiastuti, 2016; h. 4)

3. Memberikan konseling bahwa senggama aman dilakukan setelah

darah tidak keluar dan ibu tidak merasa nyeri ketika memasukan

satu atau dua jari ke dalam vagina. Keputusan bergantung pada

pasangan yang bersangkutan (Marmi, 2017; h.160)

4. Memberikan konseling kepada ibu tentang KB pasca persalinan

dan membantu ibu dalam membuat keputusan ingin menggunakan

KB apa dengan informed choice dilanjutkan dengan informed

84
consent. Menurut Affandi (2014;h.52 –55), macam-macam KB

pascapersalinan yaitu:

a. Mal

1) Dimulai segera pasca persalinan.

2) Efektivitasnya tinggi sampai 6 bulan pasca persalinan dan

belum haid, tetapi harus benar-benar ASI eksklusif.

3) Keuntungan: Segera efektif, tidak perlu pengawasan medik,

tidak perlu obat atau alat, tanpa biaya, mengurangi

perdarahan pascasalin, mengurangi resiko anemia,

meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi, bayi

mendapat kekebalan pasif, sumber asupan gizi terbaik dan

sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal.

(Affandi, dkk, 2014;h.MK-2)

4) Keterbatasan: perlu persiapan sejak perawatan kehamilan,

efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid dan tidak

melindungi terhadap IMS. (Affandi, dkk, 2014;h.MK-2)

b. Kontrasepsi progestin

1) Tidak berpengaruh terhadap produksi ASI karena tidak

mengandung estrogen

2) Sebelum 6 minggu pasca persalinan, dapat menggunakan

kontrasepsi progestin, bila kontrasepsi lain tidak tersedia

atau ditolak

3) Jika menggunakan MAL, kontrasepsi progestin dapat

ditunda sampai 6 bulan

4) Jika tidak menyusui dapat segera dimulai

85
5) Jika tidak menyusui, lebih dari 6 minggu pasca persalinan,

atau sudah dapat haid, kontrasepsi progestin dapat dimulai

setelah yakin klien tidak hamil.

6) Keuntungan : sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka

panjang, tidak mengandung estrogen sehingga tidak

berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan

pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI,

sedikit efek samping, dapat digunakan pada perempuan

usia > 35 tahun, membantu mencegah kanker endometrium,

menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah

penyakit radang panggul dan menurunkan krisis anemia

bulan sabit. (Affandi, dkk, 2014;h.MK-44)

7) Keterbatasan : sering ditemukan gangguan haid, tidak dapat

dihentikan sewaktu-waktu, permasalahan berat badan, tidak

menjamin perlindungan terhadap penularan IMS. (Affandi,

dkk, 2014;h.MK-44)

c. Kontrasepsi kombinasi

1) Jika menyusui, jangan dipakai sebelum 6-8 minggu pasca

persalinan, karena kontrasepsi kombinasi mengandung

estrogen yang dapat mengurangi produksi ASI dan

memengaruhi tumbuh kembang bayi.

2) Sebaiknya tidak dipakai dalam waktu 6 minggu – 6 bulan

pasca persalinan

3) Jika tidak menyusui dapat dimulai 3 minggu pasca

persalinan, karena selama 3 minggu pasca persalinan

86
kontrasepsi kombinasi meningkatkan risiko masalah

pembekuan darah.

4) Keuntungan : efektivitas tinggi, tidak menganggu

hubungan seksual, dapat digunkan jangka panjang, mudah

dihentikan setiap saat, kesuburan segera kembali, dapat

digunakan sebagai kontrasepsi darurat dan dapat mencegah

(kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium,

kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak

pada payudara, disminorea atau akne). (Affandi, dkk,

2014;h.MK-32)

5) Keterbatasan : mahal dan membosankan, mual, terutama

pada 3 bulan pertama, perdarahan bercak, pusing, nyeri

payudara, masalah berat badan, amenorea, tidak untuk

perempuan yang menyusui, dapat meningkatkan tekanan

darah tidak dapat mencegah IMS. (Affandi, dkk,

2014;h.MK-32)

d. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

1) Dapat dipasang sampai 48 jam setelah melahirkan, atau

tunda sampai 4-6 minggu pasca persalinan

2) Jika sudah haid, insersi dilakukan setelah yakin tidak hamil

3) Keuntungan : efektif segera setelah pemasangan, jangka

panjang, efektif karena tidak perlu mengingat-ingat, tidak

mempengaruhi hubungan seksual, tidak mempengaruh

kualitas dan volume ASI, dapat dipasang segera setelah

melahirkan, dapat digunakan sampai menopause dan

87
membantu mencegah kehamilan ektopik. (Affandi, dkk,

2014;h.MK-81)

4) Keterbatasan : efek samping (perubahan siklus haid, haid

lebih lama dan banyak, perdarahan/spotting, saat haid lebih

sakit), komplikasi lain (sakit setelah pemasanagan,

perdarahan berat dan perforasi dinding uterus), tidak

mencegah IMS. (Affandi, dkk, 2014;h.MK-81)

e. Kondom/Spermisid

1) Dapat digunakan setiap saat pasca persalinan

2) Tidak ada pengaruh terhadap laktasi

3) Keuntungan : mencegah kehamilan, memberi perlindungan

terhadap PHS, dapat diandalkan, relatif murah, sederhana,

ringan, disposable, tidak memerlukan pemeriksaan medis,

reversibel dan pria ikut secara aktif dalam program KB.

4) Kerugian : angka kegagalan relatif tinggi, perlu

menentukan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan

seksual dan perlu dipakai secara konsisiten, hati-hati dan

terus menerus pada setiap senggama.

f. KB alamiah

1) Tidak dianjurkan sampai siklus haid kembali teratur

2) Tidak ada pengaruh terhadap laktasi

3) Manfaat : dapat digunakan untuk menghindari kehamilan,

tidak adaresiko kesehatan, tidak ada efek samping sistemik,

murah atau tanpa biaya, meningkatkan keterlibatan suami,

menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi.

88
(Affandi, dkk, 2014;h.MK-8)

4) Keterbatasan : keefektifan tergantung dari kemauan dan

kedisiplinan, perlu ada pelatihan, perlu pantang selama

masa subur, perlu pencatatan setiap hari, infeksi vaginan

membuat lendir serviks sulit dinilai, tidak terlindungi dari

IMS. (Affandi, dkk, 2014;h.MK-8)

g. Kontrasepsi mantap

1) Tubektomi : dapat dilakukan dalam 48 jam pasca

persalinan atau tunda sampai 6 minggu pasca persalinan,

tidak ada pengaruh terhadap laktasi atau kumbuh kembang

bayi, perlu anestesi local. Keuntungan yaitu mempunyai

efek protektif terhadap kehamilan dan PID, tidak

mempengaruhi proses menyusui, tidak bergantung pada

faktor senggama, tidak adaefek samping jangka panjang,

tidak ada perubahan dalam funsi seksual dan berkurangnya

resiko kanker ovarium. Keterbatsan yaitu harus

dipertimbangkan sifat permanen motedo kontrasepsi ini,

klien dapat menyesal dikemudian hari, risiko komplikasi

kecil, rasa sakit setelah tindakan, dilakukan oleh dokter

terlatih dan tidak melindungi dari IMS. (Affandi, dkk,

2014;h.MK-90)

2) Vasektomi : merupakan salah satu cara KB untuk pria,

dapat dilakukan setiap saat, tidak segera efektif karena

perlu paling sedikit 20 ejakulasi (± 3 bulan) sampai benar-

benar steril. Manfaat yaitu hanya sekali aplikasi dan efektif

89
jangka panjang, tinggi tingkat rasio efisiensi biaya dan

lamanya penggunaan kontrasepsi. Keterbatasan yaitu

permanen, timbul masalah bila klien menikah lagi, bila tak

siap ada kemungkinan penyesalan, perlu pengosongan

depot sperma, risiko dan efek samping pembedahan kecil,

ada nyeri/rasa tak nyaman pascabedah, perlu tenaga

pelaksana terlatih dan tidak melindungi klien terhadap

PMS. (Affandi, dkk, 2014;h.MK-96)

A.

B.

C.

D. Tinjauan teori asuhan kebidanan bayi baru lahir

Bayi baru lahir usia 6 jam

A. Identitas

Menurut Marmi dan Rahardjo (2018,h.87) identitas merupakan suatu alat

agar mudah untuk mengenali bayi dan agar bayi tidak tertukar.

B. Data subyektif

1. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kehamilan

Marmi dan Rahardjo (2018,h.49) menyatakan lamanya masa gestasi

untuk tiap neonatus sangat penting karena faktor maturasi bayi sangat

90
berpengaruh pada morbiditasdanmortalitas perinatal, serta penting

untuk penatalaksanaan tiap neonatus.

b. Riwayat persalinan

Marmi dan Rahardjo (2015,h.3) Kategori bayi baru lahir cukup bulan

jika usia gestasi 37-42 minggu dan bayi kurang bulan jika usia gestasi

kurang dari 37 minggu.

2. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari

a. Pola nutrisi

Menurut Marmi dan Rahardjo (2018,h.73) bayi menyusu sesuai

dengan keinginan atau kebutuhannya setiap 2-3 jam (paling sedikit

setiap 4 jam), dan bayi dapat menyusu 12-15 kali dalam 24 jam.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Trio linda rini dan

nadhiroh (2015) yang berjudul “Hubungan Frekuensi Dan Lama

Menyusu Dengan Perubahan Berat Badan Neonatus Di Wilayah Kerja

Puskesmas Gandusari Kabupaten Trenggalek” didapat sebanyak 63%

neonatus dengan frekuensi menyusu sering mengalami kenaikan berat

badan sedangkan sebanyak 37% neonatus tidak mengalami kenaikan

berat badan. Analisis data menunjukkan bahwa frekuensi menyusu

dan perubahan berat badan memiliki hubungan yang signifikan.

b. Pola eliminasi

1) BAB

Menurut Marmi dan Rahardjo (2018,h.48,76-77) Bayi yang

pencernaannya normal akan BAB pada 24 jam pertama setelah

91
lahir dan disebut dengan mekonium. Mekonium harus keluar dalam

24 jam pertama, bila tidak harus waspada terhadap atresia ani atau

obstruksi usus.

2) BAK

Bayi baru lahir cenderung lebih sering BAK dengan frekuensi 7 –

10 x/hari dengan volume 15-16 ml/kg/hari pada bayi cukup

bulan.Bayi harus BAK pada 24 jam pertama, bila tidak ada harus

diperhatikan kemungkinan obstruksi saluran kencing (Marmi,

2018; h. 48, 80).

c. Pola istirahat

Bayi baru lahir tidur dalam 2 jam setelah kelahiran yang berlangsung

beberapa menit sampai beberapa jam. Dalam 2 minggu pertama bayi

tidur selama 16-20 jam sehari yang dibagi menjadi 4-5 periode.

(Marmi dan Rahardjo,2018;h.12,69)

d. Pola hygiene

Bayi baru lahir sebaiknya dimandikan minimal 6 jam atau sampai

suhu tubuhnya stabil ≥ 36,50C. (Marmi dan Rahardjo,2018,h.69,87).

Selanjutnya bayi dimandikan 2 kali sehari, dengan menggunakan air

hangat. Rambut boleh dikeramas setiap kali mandi, dengan segera

mengeringkan setiap kali selesai mandi dan segera disusui, agar bayi

tidak kedinginan.( Arfiana dan Lusiana,2016;h.7)

C. Data obyektif

1. Pemeriksaan umum

92
a. Keaktifan

Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan kaki yang

simetris pada waktu bangun. Adanya tremor pada bibir, kaki dan

tangan pada waktu menangis adalah normal. (Prawirohardjo,

2014;h.137)

b. Menangis

Dalam keadaan normal bayi menangis keras dengan nada sedang,

apabila terdapat kelainan suara bayi akan terdengar bernada tinggi dan

lemah.

(Marmi dan Rahardjo, 2018;h.101)

c. Warna kulit

Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

(Marmi dan Rahardjo, 2018; h.8).

2. Tanda – tanda vital

a. Pernafasan

Menurut Arfiana dan Lusiana A(2016;15) Pernafasan normal pada

bayi baru lahir rata-rata berkisar antara 40x/menit dengan jenis

pernafasan diafragma dan abdomen ,tanpa retraksi dinding dada

maupun pernafasan cuping hidung.

b. Suhu

Suhu tubuh normal pada neonatus adalah 36,5 – 37,5ºC melalui

pengukuran aksila dan rektum, jika nilainya turun dibawah 36,5ºC

maka bayi mengalami hipotermi. (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.25-26)

93
c. Nadi

Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 120-160x/menit.

(Marmi dan Rahardjo, 2018,h..8)

3. Antropometri

a. Berat badan

Berat badan bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 -

4000 gram. (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.8)

b. Panjang badan

Panjang badan 48 – 52 cm, cara mengukur panjang badan yaitu

dilakukan dengan meletakkan bayi ditempat datar dan diukur panjang

badan dari kepala sampai tumit dengan kaki atau badan bayi

diluruskan (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.8,55).

c. Lingkar kepala

Lingkar kepala normalnya antara 33 - 35 cm, cara pengukuran lingkar

kepala dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi

ke dahi

(Marmi dan Rahardjo, 2018;h.8,55)

d. Lingkar dada

Lingkar dada normalnya antara 30 – 38 cm, cara pengukuran lingkar

dada yaitu dilakukan dari daerah dada ke punggung kembali ke dada

(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu) (Marmi dan

Rahardjo, 2018;h.8,55).

e. Lingkar lengan

94
Lingkar lengan atas normalnya 11 cm, dilakukan untuk menilai

keadaan gizi dan tumbuh kembang bayi. (Arfiana dan Lusiana A.,

2016;h.39)

4. Status present

a. Kepala

Menurut Arfiana dan Lusiana A. (2016;h.7) melihat dan meraba

fontanel, molase, adanya pembengkakan(cepalhemato-ma), atau

adanya cekungan.

Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat molase yang

normal kembali setelah beberapa hari

(Marmi dan Rahardjo, 2018;h.56).

b. Mata

Marmi (2015, h 56-57) mengungkapkan bahwa periksalah jumlah,

posisi atau letak mata. Kemudian periksa adanya trauma seperti

palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina.Periksa adanya sekret

pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi

penoftalmia dan menyebabkan kebutaan.

c. Telinga

Dikaji untuk mengetahui letak garis aurikel telinga ke mata karena

apabila tidak segaris dimunginkan bayi mengalami down sindrom.

(Marmi dan rahardjo, 2018; h.57)

d. Hidung

95
Bentuk dan lebar hidung normal, lebarnya harus lebih dari 2,5 cm

pada bayi cukup bulan. Tidak ada napas cuping hidung, jika cuping

hidung mengembang menunjukan adanya gangguan pernafasan. Bayi

harus bernafas dengan hidung, apabila bayi bernapas melalui mulut

harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena

atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang

menonjol ke nasofaring. (Marmi dan Rahardjo, 2018; h. 57)

e. Mulut

Menurut Arfiana dan Lusiana A (2016, h 7) Dalam pemeriksaan

mulut, adakah kelainan bibir, tulang langit-langit (massa, labioschisis,

labiopalatoschisis).

f. Leher

Periksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat

keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.

Raba leher untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar tyroid dan

vena jugularis.

(Marmi dan Rahardjo, 2018; h. 57-58).

g. Dada

Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabilatidak

simetris maka kemungkinan bayi mengalami pnemotoraks,paresis

diafragma atau hernia diafragmatika. Apabila dinding dada abdomen

bergerak secara bersamaan, maka artinya pernapasan normal. Puting

96
susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris. Hal tersebut

terjadi pada bayi cukup bulan.

(Marmi dan Rahardjo, 2018; h. 58)

h. Abdomen

Dalam pemeriksaan abdomen menurut Marmi dan Rahardjo (2018,

h 58-59) pembengkakan harus dikaji. Abdomen harus tampak bulat

dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernafas.

Apabila perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia

diafragmatika. Perut kembung kemungkinan terjadi enterokolitis

vesikalis atau omfalokel.

Perawatan tali pusat dilakukan dengan tidak membubuhkan apapun

pada tali pusat atau dengan cara perawatan kering terbuka, dan bisa

juga dengan mengoleskan ASI dan dibiarkan terbuka

(Arfiana dan Arum, 2016 ;h.7)

i. Genitalia

a) Perempuan

Marmi dan Rahrdjo (2018,h 59) mengungkapkan bahwa pada bayi

cukup bulan, labia mayora menutupi labia minora. Kadang-kadang

tampak sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh

pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding).

b) Laki-laki

97
Periksa posisi lubang uretra. Prepusium jangan ditarik karena akan

menyebabkan fimosis. Palpasi skrotum untuk memastikan jumlah

testis ada dua (Marmi dan Rahardjo,2018; h.59).

j. Punggung

Melihat adanya pembengkakan, cekungan atau lubang, meraba adanya

spina bifida atau massa abnormal. (Arfiana dan Lusiana A, 2016, h 7)

k. Anus

Perlu dikaji apakah anus berlubang atau tidak, jika bayi sudah BAB

tidak perlu dilakukan colok dubur. (Arfiana dan Lusiana A,2016;h.7).

l. Ekstremitas

a) Atas

Luruskan kedua lengan ke bawah untuk memeriksa apakah kedua

lengan sama panjang. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya

polidaktili atau sidaktili. (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.58)

b) Bawah

Periksa kesimetrisan tungkai kaki dengan meluruskan keduanya

dan bandingkan. Kedua tungkai harus bisa bergerak bebas.

Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki.(Marmi dan

Rahardjo, 2018; h. 59)

m. Reflek

a) Rooting (reflek mencari)

98
Cara mengecek reflek ini yaitu dengan menyentuh atau

menggoreskan tangan pada pipi sepanjang sisi mulut. Hal tersebut

menyebabkan bayi menolehkan kepala kearah sisi tersebut dan

mulai menghisap. Reflek mencari ini harus menghilang setelah 3-4

bulan. Tetapi bisa juga menetap sampai 12 bulan(Arfiana dan

Lusiana A,2016;h.9).

b) Sucking (reflek menghisap)

Marmi dan Rahardjo (2018,h70-71) mengungkapkan bahwa benda

menyentuh bibir disertai refleks menelan. Tekanan pada mulut bayi

pada langit bagian dalam gusi atas timbul isapan yang kuat dan

cepat. Dilihat waktu bayi menyusu.

c) Palmar Grasp (reflek menggenggam)

Dengan menyentuh telapak tangan atau kaki dekat dasat jari

menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki.Genggaman tangan

berkurang setelah usia 3 bulan sedangkan genggaman kaki

berkurang pada usia 8 bulan.

(Arfiana dan Lusiana A,2016, h 10)

d) Moro

Goyangan tiba-tiba atau perubahan keseimbangan akan membuat

bayi ekstensi dan abduksi mendadak ekstremitas dan jari megar

dengan ibu jari dan telunjuk membentuk huruf C, diikuti fleksi dan

aduksi ekstremitas, tungkai sedikit fleksi, bayi mungkin menangis.

(Arfiana dan Lusiana A,2016;h. 10)

99
e) Tonus Leher Asimetris

Jika kepala bayi ditengokkan ke slah satu sisi, lengan dan tungkai

akan diekstensikan pada sisi tersebut, sedangkan lengan dan

tungkai yang berlawanan difleksikan. Reflek ini hilang pada usia

3-4 bulan.

(Arfiana dan Lusiana A,2016, h 11)

f) Babinski

Dengan cara menggores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores

sisi lateral telapak kaki kearah atas kemudian gerakkan jari

sepanjang telapak kaki. Bayi akan menunjukan respon berupa

semua jari kaki hyperekstensi dengan ibu jari dorsofleksi (Marmi

dan Rahardjo, 2018; h.71).

D. ANALISA

Menurut Marmi dan Rahardjo (2018;h.104). Assesment ditegakkan

berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif.

Bayi Ny. X usia 6 jam, fisiologis.

E. PENATALAKSANAAN

Menurut Marmi dan Rahardjo (2018,h.73,87-88), penatalaksanaan untuk

bayi baru lahir usia 6 jam yaitu:

1. Mengamati pernafasan, warna, dan aktivitas

2. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus tubuh bayi

dengan kain kering hangat dan menutup kepala bayi. Serta menghindari

100
memandikan bayi minimal sampai 6 jam dan hanya jika tidak terdapat

masalah medis serta suhu tubuh bayi 36, 50 C atau lebih.

3. Memastikan bayi telah mendapatkan Vitamin K1 setelah IMD serta

Imunisasi Hepatitis B selang 1-2 jam setelah pemberian Vitamin

K1.Menurut Buku Ajar KIA (2015;h.101) bayi diberikan imunisasi

hepatitis B satu jam setelah pemberian vitamin K1 dengan dosis 6,5 ml

intramuskuler di paha kanan antero lateral. Imunisasi Hb0 untuk

mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi.

4. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara membiarkan tali pusat tetap

bersih dan kering. Jangan memberikan krim/salep pada tali pusat karena

bisa menyebabkan tali pusat basah atau lembab. (Arfiana dan Lusiana

A.,2016;h.19).

5. Menerapkan sistem Rooming in atau Rawat Gabung yaitu dengan

menempatkan bayi selalu di dekat ibu secara satu ruang terus-menerus

selama 24 jam apabila tidak ada kontra indikasi pada ibu serta bayi.

(Arfiana danLusiana A., 2016;19-21).

Bayi baru lahir usia 6 hari

Tanggal : ... Jam : ...

Data subyektif 1. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Bayi menyusu sesuai dengan kebutuhannya yaitu setiap 2-3

jam atau paling sedikit setiap 4 jam, sebanyak 12-15 kali dalam

101
24 jam (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.73).

b. Pola eliminasi

1) BAB

Menurut Marmi dan Rahardjo (2018,h.76-77), feses bayi

pada dua hari pertama berbentuk seperti ter atau aspal

lembek. Setelah itu, bayi yang diberi ASI saja biasanya

fesesnya tidak berbentuk, bisa seperti pasta atau krem,

berbiji (sedeed) dan bisa juga seperti mencret atau

mencair.Selain itu, bayi yang minum ASI eksklusif bisa

saja tidak BAB selama 2-4 hari bahkan bisa sampai 7 hari.

Hal tersebut terjadi karena semua asupan diserap dengan

baik, sehingga memang tidak ada ampas makanan yang

dikeluarkan.

2) BAK

Bayi baru lahir BAK 7-10 kali sehari dengan volume 15-

16 ml/kg/hari pada bayi cukup bulan. Warna urine yang

pucat menunjukkan bahwa asupan cairan bayi cukup.

(Marmi dan Rahardjo, 2018;h. 80).

c. Pola istirahat

Dalam 2 minggu pertama sampai usia 3 bulan bayi sering

tidur selama 16 jam sehari. (Marmi dan Rahardjo,

2018;h.81).

Data obyektif 1. Keadaan umum

102
a. Pernafasan

Menurut Arfiana dan Lusiana A (2016,h.2). Pernapasan normal

40-60 kali per menit.

b. Suhu

Marmi dan Rahardjo (2018,h.25) menyatakan bahwa suhu

normal bayi baru lahir 36,5-37,50C melalui pengukuran suhu

aksila.

c. Denyut jantung

Denyut jantung normal 120-160 kali per menit (Marmi dan

Rahardjo, 2018; h.8).

2. Berat badan

Bayi baru lahir akan turun pada minggu pertama antara 10-15%,

pertambahan berat badan terjadi pada minggu kedua sekitar 15

gram/kgBB/hari (Kemenkes RI, 2016;h.49)

3. Status present

Perhatikan tanda infeksi pada tali pusat, yaitu adanya kemerahan

pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau

(Kementrian Kesehatan RI, 2016; h. 10). Sisa tali pusat akan

segera lepas pada minggu pertama. Perawatan tali pusat dilakukan

dengan tidak membubuhkan apapun pada pusar bayi, dan menjaga

pusar bayi agar tetap kering.

Analisa Menurut Marmi dan Rahardjo (2018; h.104).Assesment ditegakkan

berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif.

103
Bayi Baru Lahir Ny. X usia 6 hari fisiologis.

Penatalaksanaan Pelaksananan pada bayi baru lahir usia 6 hari menurut Marmi dan

Rahardjo (2018;h.73-85)

1. Melakukan pengkajian atau pemeriksaan pertumbuhan dan

perkembangan anak.

2. Mengamati Tanda bayi mendapatkan cukup ASI yaitu BAK

sebanyak 6x/24 jam, BAB berwarna kekuningan “berbiji”, bayi

tampak puas setelah minum ASI, tidak ada aturan ketat mengenai

bayi menyusu (biasanya sebanyak 10-12 kali/24 jam), payudara

terasa lembut dan kosong setelah menyusi dan berat badan bayi

bertambah.

3. Mengkaji kebersihan kulit bayi muka, patat, dan tali pusat. Pada

tali pusat dijaga agar tetap bersih dan kering di bungkus dengan

kasa steril.

4. Mendeteksi tanda bahaya pada bayi seperti: Pernafasan sulit atau

lebih dari 60x/menit, terlalu panas (>38 0C) atau terlalu dingin

(<360C), Kulit bayi kuning (terutama 24 jam pertama), biru, pucat

atau memar, Hisapan lemah, sering muntah, mengantuk

berlebihan, Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah),

berbau busuk, Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK dalam 24

jam, tinja lembek/encer, sering berwarna hijau tua, ada lendir atau

darah, Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa

tenang, menangis terus-menerus.

104
Bayi baru lahir usia 14 Hari

Tanggal : ... Jam : ....

Data subyektif 1. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari

a. Pola nutrisi

Pemberian ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling

sedikit setiap 4 jam). Seorang bayi yang menyusu sesuai

permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-15 kali dalam 24

jam. (Marmi dan Rahardjo 2018; h.73).

b. Pola eliminasi

Umumnya BAB bayi pada 4 atau 5 minggu pertama dalam

sehari bisa lebih dari 5 kali atau 6 kali. Bayi yang diberi ASI

saja biasanya fesesnya tidak berbentuk, bisa seperti pasta atau

krem, berbiji (sedeed) dan bisa juga seperti mencret atau

mencair. Sedangkan yang formula tinja padat, bergumpal dan

agak bulat. Bayi baru lahir cenderung sering BAK 7-10X

sehari. Jika urine pucat, kondisi ini menunjukan masukan

cairan yang cukup (Marmi dan Rahardjo, 2018, h 76-77, 80)

c. Pola tidur

Normalnya, dalam 2 minggu pertama setelah lahir bayi sering

tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar

16 jam sehari. (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.81)

Data obyektif 1. Tanda-tanda vital

a. Pernafasan

Rata-rata pernapasan bayi baru lahir 40 kali per menit, dengan

105
jenis pernafasan diafragma dan abdomen (Arfiana danLusiana

A. , 2016;h.15)

b. Suhu

Marmi dan Rahardjo (2018, h.25) menyatakan bahwa suhu

normal bayi baru lahir 36,5-37,50C melalui pengukuran suhu

aksila.

c. Nadi

Denyut jantung normal 120-160 kali per menit (Marmi dan

Rahardjo, 2015;h.8).

d. Berat badan

Arfiana dan Lusiana A. (2015, h 36) menyatakan akan terjadi

penurunan berat badan sebesar 5-10%. Tetapi setelah 10-14

hari berat badan lahir akan tercapai kembali.

Analisa Menurut Marmi dan Rahardjo (2018; h.104).assesment ditegakkan

berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif.

Bayi Baru Lahir Ny.X usia 2 minggu fisiologis

1. Melakukanpengkajian atau pemeriksaan pertumbuhan dan


Penatalaksanaan
perkembangan anak meliputi (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.89)

2. Memberitahu ibu tentang imunisasi bayi dasar wajib untuk bayi,

pada saat usia 1 bulan yaitu BCG dan Polio (Marmi dan Rahardjo,

2018;h.406)

3. Menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan secara rutin, bayi yang

sehat akan mengalami penambahan berat badan setiap bulannya

106
(Marmi danRahardjo, 2018;h.106)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu dengan penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif ini dilakukan terhadap sekumpulan objek yang

biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk

kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu.

(Notoatmodjo, 2018; h. 35).

Data-data yang akan digunakan tersebut merupakan suatu penentuan

rancangan yang dipakai oleh peneliti bahwa rancangan yang dipakai adalah

rancangan penelitian deskriptif, dimana pada kasus ini peneliti akan meneliti

kasus tentang asuhan komprehensif yang dilakukan kepada Ibu hamil

fisiologis trimester III dengan usia kehamilan 36 minggu sampai dengan 40

minggu sebagai subjek tunggalnya yang kemudian akan diikuti

perkembangannya sampai ibu bersalin, nifas, merencanakan keluarga

berencana serta bayi baru lahirnya (BBL).

B. Subyek penelitian

Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang

diteliti atau yang diselidiki (Notoatmodjo, 2018; h.115)

107
Pada study kasus ini diambil subjek penelitian pada satu sampel ibu

hamil fisiologis trimester III dengan usia kehamilan 36 minggu sampai dengan

108
usia kehamilan 40 minggu, hingga ibu tersebut bersalin, nifas dan

merencanaan program keluarga berencana serta bayi baru lahir di puskesmas X

C. Metode pengumpulan data dan analisa data

1. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Peneliti menggunakan kuosioner atau wawancara dalam

pengumpulan datanya yang disebut responden. Peneliti menggunakan teknik

observasi yang sumber datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses

sesuatu (Arikunto, 2013:h.172).

a. Data primer

Menurut Setiawan dan Prasetyo (2015;h.5)Data yang dapat

secara langsung melalui metode wawancara menggunakan kuesioner

atau observasi langsung . Data primer pada penelitian diperoleh dari

pengkajian secara langsung dengan ibu untuk mendapatkan data

subyektif pada ibu hamil yaitu meliputi identitas (nama, umur, agama,

pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat), keluhan utama, riwayat

kesehatan, riwayat obstetri (riwayat haid, riwayat kehamilan sekarang,

riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu), riwayat perkawinan,

riwayat KB, pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, data psikososial,

budaya dan spiritual serta data pengetahuan. Pada ibu bersalin meliputi

keluhan utama, gejala persalinan, pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

terakhir sebelum persalinan, tingkat pengetahuan. Pada ibu nifas meliputi

keluhan utama, riwayat persalinan sekarang, pola pemenuhan kebutuhan

96
sehari-hari setelah persalinan, data psikososial, data pengetahuan.

Sedangkan pada bayi baru lahir data subyektif dapat dilakukan dengan

alloanamnesa dengan orang tua yang meliputi identitas bayi, riwayat

kehamilan, riwayat persalinan, pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Data obyektif pada ibu hamil meliputi pemeriksaan fisik yaitu

pemeriksaan umum (keadaan umum, tanda-tanda vital, penimbangan

berat badan, pengukuran tinggi badan, LILA), pemeriksaan present (head

to toe) dan pemeriksaan obstetri (inspeksi, palpasi, auskultasi), serta

pemeriksaan penunjang (pemeriksaan urine, darah). Pada ibu bersalin

meliputi pemeriksaan umum (keadaan umum, kesadaran, pemeriksaan

tanda-tanda vital), pemeriksaan status obstetrik (inspeksi, palpasi,

auskultasi), pemeriksaan dalam (VT). Selanjutnya pemeriksaan fisik pada

ibu nifas meliputi pemeriksaan umum (keadaan umum dan kesadaran,

tanda-tanda vital, penimbangan berat badan), pemeriksaan status present,

status obstetri. Sedangkan pada bayi baru lahir meliputi pemeriksaan

umum (tanda-tanda vital, pengukuran antopometri), keadaan bayi

(menangis, warna kulit), status present, refleks pada bayi.

b. Data sekunder

Menurut Setiawan dan Prasetyo (2015;h.5)Data sekunder didapat

secara tidak langsung dari suatu instansi ataupun institusi, majalah

ilmiah, dan hasil penelitian orang lain. Data sekunder pada penelitian

ini didapatkan dari data yang sudah ada sebelumnya, yaitu buku KIA dan

data register yang dimiliki oleh bidan atau Puskesmas, dimana

97
didalamnya terdapat riwayat pemeriksaan sebelumnya, seperti riwayat

ANC sebelumnya, riwayat kehamilan, nifas, dan persalinan yang lalu,

riwayat KB, sehingga peneliti bisa mengetahui bagaimana keadaan ibu

sebelumnya.

2. Prosedur pengumpulan data

a. Wawancara

Menurut Notoatmdjo (2018;h.139) wawancara adalah suatu metode

pengumpulan data yang dilakukan secara langsung (face to face)

terhadap responden, dimana peneliti mendapat informasi secara lisan

dengan bercakap-cakap dengan responden. Wawancara dilakukan untuk

mengetahui data subyektif yang diperoleh dari Ibu hamil usia kehamilan

minimal 36 minggu yang tidak mempunyai komplikasi.

b. Observasi

Menurut Notoatmodji (2018;h.131) observasi atau pengamatan

adalah suatu prosedur yang berencana meliputi kegiatan melihat,

mendengar, dan mencatat sejumlah situasi atau taraf aktivitas tertentu

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Observasi dilakukan

untuk mengamati bagaimana perkembangan ibu hamil, baik secara fisik

maupun psikis. Apakah ibu hamil tersebut dalam keadaan sehat atau ada

gangguan. Observasi atau pengamatan yang dilakukan adalah saat ibu

hamil melakukan kunjungan ANC. Saat kunjungan ANC dilakukan

pemeriksaan fisik pada ibu dan juga pemeriksaan penunjang apabila

98
dibutuhkan. Dari kunjungan-kunjungan ANC yang telah dilakukan akan

didapatkan data-data dari ibu.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan meneliti dokumen atau data yang

berkaitan dengan ibu (Arikunto,2013;h.153). Pada studi kasus ini

dianalisa dokumen atau data yang berkaitan dengan kondisi ibu seperti

buku, jurnal, maupun buku KIA sehingga dokumen tersebut dapat

membantu dalam penegakan diagnosa dan perencanaan penatalaksanaan

selanjutnya.

3. Pengolahan data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting untuk

memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang

baik. Teknik pengolahan data dengan teknik nonstatistik yakni pengolahan

data dengan tidak menggunakan analisis statistik, tetapi dengan analisis

kualitatif. Analisis kualitatif ini dapat dilakukan dengan cara induktif yakni,

pengambilan kesimpulan umum berdasarkan hasil-hasil observasi yang

khusus (Notoatmodjo,2018;h.171-172).

Data kualitatif penelitian ini dari hasil wawancara/pengkajian terhadap

ibu hamil didapatkan data subyektif, kemudian data subyektif yang telah

diperoleh ditindak lanjuti dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun

penunjang pada ibu sehingga didapatkanlah data obyektif. Dari data

subyektif dan objektif tersebut kemudian di lakukan interpretasi data atau

diagnosa. Dari diagnosa tersebut dilakukanlah penatalaksanaan sebagai

99
solusi dari masalah beserta evaluasi hasil penatalaksanaan tersebut untuk

mengetahui perkembangannya.

4. Analisa data

Analisis data yaitu mendeskripsikan dan menginterpretasikan data

yang telah diolah untuk menghasilkan keluaran akhir yang memiliki makna

atau arti dari hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo,2018;h.180). Analisis

data dilakukan oleh peneliti dengan menyaring beberapa informasi yang

didapatkan baik dari data subyektif maupun data obyektif, sehingga peneliti

dapat menentukan data yang memang benar dibutuhkan oleh peneliti

ataupun tidak dibutuhkan peneliti. setelah didapatkan data, kemudian

menginterpretasikan data dan diikuti menentukan diagnosa kebidanan

dengan tepat. Setelah menentukan diagnosa kemudian merencanakan

tindakan sesuai kebutuhan dan evaluasi. dalam penelitian ini, penulis

membandingkan antara data dari teori dengan kasus apakah sudah sesuai

atau belum secara deskriptif sehingga memudahkan pembaca.

D. Masalah etika

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan reponden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan berupa

lembar Informed yang diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

100
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. (Notoatmodjo,

2018;h.203).

2. Anonymity (Tanpa nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak membeikan

atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dengan hanya

menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden. (Notoatmodjo,

2018;h.203).

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan hak – hak

pada individu termasuk privasi dan kebebasan dalam memberikan informasi

serta memberikan jaminan kerahasiaan dalam hasil penelitian dengan tidak

menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas

subjek.

(Notoatmodjo, 2018;h.203)

101
BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

1. PENGKAJIAN

Tanggal / jam : 18 Februari 2022/ 09.00WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

2. DATA SUBYEKTIF

1) Identitas pasien

Identitas pasien Penanggung jawab


Status : Suami
Nama : Ny.B Nama : Tn. M
Umur : 20 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : MI
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Petani
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Alamat : Banjaran,Banjarejo Alamat : Banjaran,Banjarejo
2) Alasan datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

3) Keluhan utama

Ibu mengatakan pinggangnya sering terasa nyeri

102
4) Riwayat kesehatan

a) Ibu

Ibu mengatakan dirinya tidak sedang dan tidak pernah menderita

penyakit menurun/menular seperti :

1. Sistem kardiovaskuler : jantung, hipertensi, anemia

2. Sistem pernafasan : asma ,TBC

3. Sistem endokrin : diabetes millitus ,hipertiroid

4. Sistem utrogenital : ISK

5. Penyakit hepar :hepatitis B

6. Penyakit kelamin :sifilis , HIV

b) Keluarga

Dalam keluarga Ny.B mengatakan tidak ada yang sedang atau

menderita penyakit menurun seperti Diabetes Mellitus, penyakit

jantung dan penyakit menular seksuas, HIV/AIDS, TBC, maupun

hepatitis. Ibu juga mengatakan tidak ada riwayat kembar dari keluarga

ibu maupun suami.

5) Riwayat obstetri

a) Riwayat haid

Menarche :12 tahun, Siklus : 28 hari,

175
Banyaknya:hari 1-2 ganti pembalut 3x/hari, penuh (merah tua)

hari 3-5 ganti pembalut 3x/hari, ½ penuh (merah muda)

hari 6-7 ganti pembalut 3x/hari, bercak (flek – keputihan)

Nyeri haid : tidak ada

Lama : 7 hari

Leukorea : ada setiap 7 hari menjelang menstruasi dan 7 hari

setelah menstruasi, warna putih bening, tidak gatal dan tidak berbau

menyengat.

b) Riwayat kehamilan sekarang

Hamil ke : 1 , umur kehamilan : 37 mgg

HPHT : 4 Juni 2021 HPL : 11 Maret 2022

Gerakan janin :>10 x/ 12 jam ,

Gerak janin pertama kali : umur kehmilan 19 mgg

TT : TT 1 dan TT 2

Minum jamu/ obat selain vitamin : Ibu mengatakan selama hamil tidak

mengkonsumsi jamu maupun obat selain dari dokter atau bidan

ANC :9 x

ANC \ Tempat Masalah Suplemen Tindakan/penkes


1 19-7- Pusekesmas Mual B6 10 Nutrisi ibu hamil
2021 muntah (1X1) ,Kalsiu Perawatan ibu hamil
m Laktat 10 sehari-
(1x1), hari,Laboratorium
paracetamol lengkap
10 (1x1)
2 18-8- Pusekesmas Mual ,munta Biolisin 10 Konsul dokter umum
2021 h (1x1) , dan konsul ahli gizi
Kalsium
Laktat 10
(1x1)
3 19-9- Pusekesmas mual Etabion 10 Istirahat cukup,

176
2021 (1x1) makan sedikit tapi
Kalsium laktat sering
10 (1x1)
4 25-9- Pusekesmas Sakit perut Tablet Zat Tanda bahaya TM II
2021 Besi (Fe) (60
mg)1x1, Kalk
(250 mg)1x1
5 20-10- Pusekesmas Tidak ada Tablet Zat Penuhi nutrisi selama
2021 keluhan Besi (Fe) (60 hamil
mg)1x1, Kalk
(250 mg)1x1
6 18-11- Puskesmas Tidak ada Tablet Zat Perawatan payudara
2021 keluhan Besi (Fe) (60
mg)1x1, Kalk
(250 mg)1x1
7 19-12- Puskesmas Pusing Tablet Zat Gizi untuk ibu hamil,
2021 Besi (Fe) (60 istirahat yang cukup
mg)1x1
8 19-1- Puskesmas nyeri diatas Tablet Zat Pantau gerakan janin
2022 simpisis Besi (Fe) (60
mg)1x1, Kalk
(250 mg)1x1

6) Riwayat perkawinan

Ibu mengatakan ini pernikahannya yang pertama dan sah dengan suami,

umur ibu waktu menikah 19 tahun dan umur suami waktu menikah 28

tahun ,lama pernikahan ±11 bulan. Hubungan ibu dan suami baik dan ibu

tinggal serumah dengan suami

7) Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun setelah menikah

karena ingin punya anak , ibu mengatakan setelah melahirkan ingin

menggunakan KB implan.

177
8) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari

a) Pola nutrisi

Ibu mengatakan tidak ada perubahan selama hamil ini. Ibu makan 3 –

4 kali sehari porsi 1 piring berisi nasi±1-2 centong, lauk 1-2 potong

seperti ikan,tempe,tahu,telur,ayam den serta sayur±1 mangkok

kecilseperti bayam,kangkung,sup sayuran,. Ibu minum 5-7 gelas

perhari jenis air putih dan teh manis.

b) Pola eliminasi

Ibu mengatakan selama hamil BAK menjadi lebih sering, dari 3-4x

sehari menjadi 5-6 kali sehari dengan warna kuning jernih, bau khas,

tidak ada keluhan. BAB tidak ada perubahan selama hamil, 1 x sehari

lembek, warna coklat kekuningan, bau khas.

c) Pola aktivitas

Ibu mengatakan selama hamil tak ada perubahan pola aktifitas yaitu

mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak,

mencuci piring dan mencuci baju. Pekerjaan rumah terkadang dibantu

oleh suami.Ibu aktif mengikuti kelas ibu hamil yang diadakan setiap

satu bulan sekali dihari rabu minggu terakhir didesanya yang di

adakan oleh bidan desanya.

d) Pola istirahat dan tidur

Selama hamil Ibu mengatakan tidur malam masih sama 7-8 jam

sehari, hanya saja tidur siang yang tadinya 1 jam menjadi 2 jam sehari

178
dan ibu juga mengatakan tidak ada keluhan selama istirahat maupun

tidur.

e) Pola seksual

Ibu mengatakan sebelum hamil melakukan hubungan seksual 2 kali

setiap minggu tetapi selama hamil ini ibu berhubungan seksual 2 kali

sebulan, karena ibu merasa kurang nyaman dan takut terjadi sesuatu

pada janinya. Ibu berhubungan seksual terakhir saat UK ±32 minggu,

tidak ada contact bleeding, tidak ada keluhan.

f) Pola hygiene

Selama hamil Ibu mengatakan tidak ada perubahan kebersihan diri

yaitu mandi 2x sehari, kramas 3x seminggu, gosok gigi 2x sehari,

ganti pakaian 2x sehari, ganti pakaian dalam 2x sehari. Ibu selalu

menggunakan alas kaki setiap keluar rumah.

g) Pola hidup sehat

Ibu mengatakan tidak ada perubahan pola hidup sehat selama

hamil.Ibu tidak pernah merokok, minum beralkohol, minum jamu –

jamuan ataupun obat – obatan terlarang. Suami dan orang terdekat ibu

banyak yang merokok ,namun ibu selalu menghindari jika

suami/orang terdekat sedang merokok.

9) Data psikososial spiritual

Ini merupakan kehamilan yang diinginkan oleh ibu, suami dan

keluarga.Semua anggota keluarga turut serta menjaga ibu dan janin yang

sedang dikandungnya.Selama hamil ibu masih tetap menjalankan ibadah

179
sholat 5 waktu.Selama hamil ini ibu juga jarang melakukan puasa

sunah.Ibu dan suami beragama Islam.Hubungan ibu, suami, keluarga dan

masyarakat baik. Penghasilan suami ± Rp. 2.000.000,- cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan untuk persiapan persalinan ibu

sudah menjadi anggota BPJS kesehatan.

10) Adat istiadat

Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat yang merugikan kehamilan ibu.

11) Data pengetahuan

Ibu mengatakan sudah mengerti mengenai tanda bahaya kehamilanpada

trisemester III ,ibu dapat hafal dan dapat menyebutkan apa saja tanda

bahaya kehamilan trisemester III dan bagaimana ibu mengatasi tanda

bahaya pada trisemester III, akan tetapi ibu mengatakan belum

mengetahui ketidaknyamanan trimester III dan belum mengetahui

tentang tanda-tanda persalinan maupun persiapan untuk persalinan.

3. DATA OBYEKTIF

1) Pemeriksaan fisik

a) Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik TD : 121/ 82 mmHg

Kesadaran : Composmentis Nadi : 82 x/ menit

BB sebelum/selama : 47 kg/ 57 kg Suhu/T : 36,6 0C

TB : 149 cm RR : 20 x/ menit

LILA : 23,5 cm IMT :(47:(1.49)2)

180
=22,53 Kg/m2

b) Status present

Kepala : mesocephal, kulit kepala tidak menunjukkan adanya

kelainan kulit, rambut yang tidak mudah rontok.

Muka : simetris, tidak pucat, tidak edema.

Mata : kelopak mata tidak cekung, tidak edema. konjungtiva

merah muda dan sklera putih.


Hidung : tidak ada massa, edema mukosa, sekresi(lendir

/darah), tidak ditemukan gerak cuping hidung pada

pernafasan.
Mulut
: bibir simetris, lidah dan mukosa mulut, tidak ada

sianosis, stomatitis, caries dentis, ginggivitis, tonsil /

faring, tidak ada tanda radang (bengkak, kemerahan)


Telinga
: simetris, tidak ada sekresi (nanah, darah, cairan lain),

tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada tanda

infeksi
Leher
: tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan

pembesaran kelenjar limpe


Dada
: simetris, tidak ada retraksi dinding dada. Irama

jantung teratur, tidak ada bunyi jantung tambahan

181
Perut lainnya.

:tidak ada kembung, tidak ada bekas luka operasi, tidak

Punggung ada masa abnormal, tidak ada nyeri tekan,

Ekstremitas : teraba datar, tidak ada kelaianan tulang belakang

:atas (lengan – tangan) : simetris, berfungsi normal,

tidak ada bekas tusukan jarum, tidak ada edema, tidak

ada sianosis bawah kuku, capilarry refill <2 detik.

bawah (tungkai – kaki) : simetris, berfungsi normal,

tidak ada edema, tidak sianosis, capilarry refil < 2


Reflek patella
detik.
Vulva
:+/+

: tidak ada lecet / memar, lesi lain (herpes, kondiloma),

edema vulva, tidak ada abses kelenjar bartolin dan

skene, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran


Anus
pervaginam (PPV)

: tidak haemoroid

c) Status obstetric

(1)Inspeksi

Muka : tidak oedema, cloasma gravidarum ada tipis

Mamae : puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra nampak,

striae gravidarum terlihat, perut membesar sesuai

dengan usia kehamilannya yaitu 37 minggu.

182
Vulva : tidak ada varices, tidak kemerahan, tidak ada

pengeluaran pervaginam, tidak ada pembesaran

kelenjar bartholini

(2)Palpasi

Leopold I : TFU 2 jari dibawah px, teraba 1 bagian agak bulat,

lunak, tidak melenting

Leopold II : Kanan : teraba 1 bagian panjang seperti papan,

keras, dan ada tahanan

Kiri : teraba bagian kecil terputus-putus


Leopold III :
teraba 1 bagian bulat, keras, tidak dapat

digoyangkan
Leopold IV :
posisi tangan divergen
TFU :
29 cm
TBJ :
(29cm-11) x 1.55= 2.790 gr

(3)Auskultasi

DJJ : 136 x/menit ,Reguller

PM : 1 bagian kanan bawah pusat

d) Pemeriksaan penunjang

Tanggal : 18 februari 2022 ,jam :10.00 WIB

HB : 12,7 gr%

183
4. ANALISA

1) Diagnosa

Ny. B usia 20 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 37 minggu , janin tunggal

hidup intrauterine, puka, presentasi kepala, fisiologis

2) Masalah

Ketidaknyamanan TM III berupa nyeri pinggang

3) Diagnosa potensial

Tidak ada

4) Kebutuhan

Konseling ketidaknyamanan yang di rasakan ibu

5. PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu mengenai kondisi dirinya

dan bayinya yaitu dalam keadaan baik.

Hasil : Ibu terlihat senang mendengar informasi yang bidan berikan. Dan

ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya yaitu TD: 121/ 82 mmHg, S :

36,60C, N : 82 x/ menit, DJJ : 136 x/ menit UK : 37 minggu dan ibu

bersedia untuk melakukan anjuran

2) Memberitahu ibu tentang nyeri pinggang yang dirasakan merupakan

ketidaknyamanan pada ibu hamil trisemester III , hal ini disebabkan

karena semakin beratnya beban yang dibawa ibu yaitu semakin

berkembangnya janin didalam rahim ibu maka tulang pingganng akan

menyesuaikan postur tubuh ketika berdiri dan berjalan. Selain itu akan

terjadi perubahan hormon dan peregangan ligamen sebagai proses alami

184
tubuh dalam persiapan persalinan . untuk mengurangi nyeri pinggang ini

ibu dapat mengatasi dengan olahraga/ peregangan tubuh secra

teratur ,mengindari duduk atau berdiri terlalu lama.

Hasil : ibu dapat memahami informasi yang diberikan dan bersedia

melakukan anjuran yang disarankan.

3) Memberitahu ibu tentang adanya ketidaknyamanan pada Trimester III

diantaranya peningkatan frekuensi berkemih,nyeri ulu

hati,kembung,konstipasi,kram tungkai,insomnia,sesak nafas, dan pada

nyeri punggung yang disebabkan karena semakin beratnya beban yang

dibawa ibu dalam rahim maka tulang punggung pun akan menyesuaikan

diri dan peregangan dari otot yang ada di tulang punggung tersebut yang

menimbulkan rasa sakit pada punggung. Serta memberitahu ibu cara

untuk menguranginya yaitu dengan memperhatikan postur tubuh (jangan

terlalu membungkuk dan berdiri serta berjalan dengan punggung dan

bahu tegak), menggunakan sepatu tumit rendah, hindari mengangkat

benda yang berat, dan menganjurkan ibu untuk melakukan body

mechanik/posisi tubuh yang baik pada ibu hamil.

Hasil : Ibu mengatakan sudah mengerti atas informasi yang diberikan dan

ibu mengatakan sudah menerapkan seperti tidak memakai sandal dengan

tumit tinggi dan tidak mengangkat benda yang berat-berat, akan tetapi

untuk posisi yang baik selama hamil belum ibu lakukan.

185
4) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti kenceng-

kenceng semakin sering, keluarnya lendir bercampur darah, ketuban

pecah.

Hasil : ibu mengatakan mengerti dan mampu menyebutkan 2 tanda-tanda

menjelang persalinan yaitu keluarnya lendir bercampur darah dan

ketuban pecah.

5) Memastikan bahwa ibu telah menyiapkan persiapan untuk persalinan

seperti :

a) Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan

b) Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika

terjadi suatu komplikasi atau butuh rujukan

c) Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya meliputi :

(1)Keperluan ibu : pembalut, kain/ jarit, celana dalam, baju

(2)Keperluan bayi : baju, bedong, gurita, popok, minyak telon, bedak,

topi, selimut

d) Surat–surat fasilitas kesehatan (misalnya ASKES, jaminan kesehatan

dari tempat kerja, kartu sehat, dan lain-lain)

Hasil : ibu sudah mengurus pendanaan persalinan dengan kartu BPJS,

suami segera mengambil keputusan jika terjadi kegawatdaruratan karena

suami bersedia mendampingi, ibu ingin bersalin di Puskesmas

Kaliangkrik, keperluan ibu dan bayi sudah disiapkan.

6) Memberikan ibu obat Fe (10 tablet) 1x1 diminum setiap mau tidur agar

ibu tidak terasa mual.

186
Hasil :obat Fe ( 10 tablet ) 1x1 sudah diberikan

7) Menjadwalkan kunjungan ibu kembali yaitu 2 minggu lagi untuk kontrol

kehamilannya atau ketika ada keluhan

Hasil :Ibu mengatakan bersedia datang 2 minggu lagi ke Puskesmas

Kaliangkrik atau jika ada keluhan dan tanda persalinan

8) Mencatat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan buku kunjungan ibu

hamil

Hasil : Hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan dalam buku KIA dan

buku kunjungan ibu hamil

CATATAN PERKEMBANGAN PADA NY.B USIA 20 TAHUN KUNJUNGAN

ULANG IBU HAMIL USIA HAMIL 39 MINGGU

Tanggal :1 Maret 2022 Jam : 09.00 WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

Subyektif 1. Keluhan Utama


Ibu mengatakankeluhan masih sama yaitu nyeri pinggang yang
menjalar hingga perut bagian bawah dan belum ada tanda-tanda
persalinan.
2. Pola Nutrisi
Ibu makan 3-4 kali sehari jenis nasi 1 piring sedang, 1 potong
lauk jenis bervariasi seperti tempe, tahu, ikan, telur, serta 1
mangkuk sayur jenis bervariasi. Ibu minum 6-7 kali/hari jenis air
putih dan teh manis.
3. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAK 3-4 kali perhari dengan warna kuning,
masih sedikit ada bercak darah yang keluar dari vaginanya,
sudah tidak ada keluhan. BAB 1x sehari warna kecoklatan,
konsistensi lembek tidak ada keluhan.

187
4. Pola Aktifitas
Ibu mengatakan selama 2 minggu ini tidak ada perubahan pola
aktivitas yaitu memperkerjakan pekerjaan rumah tangga dengan
bantuan suami.
5. Pola istirahat
Ibu mengatakan selama 2 minggu ini hanya tidur malam selama
6 jam karena tidur tidak nyenyak dan sering nyeri pinggang ,dan
tidur siang hanya 1 jam.

6. Pola seksual
Ibu mengatakan sejak uk 32 minggu ibu tidak melakukan
hubungan seksual
7. Psikologis
Ibu mengatakan saat ini merasa cemas karena sebentar lagi akan
menghadapi persalinan ,namun suami dan keluarga selalu
memberikan semangat kepada ibu.
8. Data Pengetahuan
Ibu sudah mengerti mengenai ketidaknyamanan trisemester III
dan tanda-tanda persalinan maupun persiapan persalinan karena
sudah dijelaskan pada kunjungan terakhir ,ibu dapat
menyebutkan ketidaknyamanan trisemester III dan cara
mengatasinya ,ibu juga hafal dan menyebutkan tanda-tanda
persalinan dan apa yang harus ibu lakukan serta sudah
menyiapkan persiapan persalinan ibu dan bayi.
Obyektif a. TTV
TD : 118/70 mmHg, N : 86x/menit, S: 36,60C , RR : 20 x/
menit
b. Status Obstetrik
1) Inspeksi
Muka : tidak oedema, tidak pucat
Mamae : puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola, ASI
sudah keluar.
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra nampak,
striae gravidarum terlihat.
Vulva: tidak adavarices ,tidak kemerahan,tidak ada
pengeluaran pervaginam.
2) Palpasi
Leopold I : TFU 2 Jari dibawah pusat , teraba 1 bagian lunak,
tidak melenting
Leopold II : Kanan : teraba 1 bagian panjang seperti

188
papan,keras ,dan ada tahanan
Kiri : teraba bagian kecil terputus-putus
Leopold III : teraba 1 bagaian bulat ,keras, tidk dapat
digoyangkan posisi tangan divergen
Leopold IV : 29 cm
3) Auskultasi
DJJ : 142 x/menit
PM : 1 bagian kanan bawah pusat
4) Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

Analisa 1. Diagnosa
Ny. B usia 20 tahun G1P0A0 ,usia kehamilan 39 minggu, janin
tunggal hidup intrauterine ,puka ,presentasi kepala , fisiologis.
2. Masalah
Perut kencang-kencang
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
4. Kebutuhan tindakan segera
Tidak diperlukan
Pelaksanaan Tanggal : 1 Maret 2022Jam : 09.00 WIB
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu mengenai

kondisi dirinya dan bayinya yaitu dalam keadaan baik.

Hasil : Ibu terlihat senang mendengar informasi yang

bidan berikan. Dan ibu telah mengetahui hasil

pemeriksaannya yaitu TD: 118/ 70 mmHg, S : 36,60C, N :

86 x/ menit, DJJ : 142 x/ menit UK : 39 minggu .

2) Memberitahu ibu tentang nyeri pinggang yang dirasakan

merupakan ketidaknyamanan pada ibu hamil trisemester

III ,yang sudah dijelaskan pada saat pertemuan

terakhir ,nyeri pinggang yang menjalar hingga perut

bagian bawah juga merupakan tanda-tanda segera

189
memasuki fase persalinan karena kepala janin akan

mendesak untuk keluar sehingga terasa nyeri pada perut

bagian bawah. untuk mengurangi nyeri pinggang ini ibu

dapat mengatasi dengan olahraga/ peregangan tubuh

secara teratur ,mengindari duduk atau berdiri terlalu lama.

Hasil : ibu dapat memahami informasi yang diberikan dan

bersedia melakukan anjuran yang disarankan..

3) Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti

kenceng-kenceng semakin sering, keluarnya lendir

bercampur darah, ketuban pecah.

Hasil : ibu mengatakan sudah hafal dan mampu

menyebutkan 2 tanda-tanda menjelang persalinan yaitu

keluarnya lendir bercampur darah dan ketuban pecah.

4) Memastikan kembali bahwa ibu telah menyiapkan

persiapan untuk persalinan seperti yang telah disebutkan

ketika pertemuan terkhir.

Hasil : ibu mengatakan sudah mempersiapkan segala

persiapan persalinan.

5) Memberikan ibu obat Fe (10 tablet) 1x1 diminum setiap

mau tidur agar ibu tidak terasa mual.

Hasil : obat Fe ( 10 tablet ) 1x1 sudah diberikan

6) Menjadwalkan kunjungan ibu kembali yaitu 1 minggu

190
lagi untuk kontrol kehamilannya atau ketika ada keluhan.

Hasil :Ibu mengatakan bersedia datang 1 minggu lagi ke

Puskesmas Kaliangkrik atau jika ada keluhan dan tanda

persalinan.

B. ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

1. PENGKAJIAN

Tanggal/ Jam: 6 Maret 2022/22.00 WIB

Tempat : PuskesmasKaliangkrik

2. DATA SUBYEKTIF

1) Alasan datang : ibu mengatakan ingin bersalin

2) Keluhan utama :Ibu mengatakan kencang-kencang sejak pukul 16.00

WIB, kencang di mulai dari pinggang ke perut. Ibu juga mengatakan

keluar lendir bercampur darah dari jalan lahirnya.

3) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a) Pola nutrisi (terakhir)

Ibu mengatakan makan terakhir tanggal 6 Maret 2022 pukul 19.00 wib

terdiri dari nasi, sayur dan lauk. Dan ibu minum terakhir tanggal6

Maret 2022 pukul 21.30 wib terdiri dari air putih dan teh hangat.

b) Pola eliminasi (terakhir)

Ibu mengatakan buang air besar terakhir tanggal 6 Maret 2022 pukul

05.30 wib, berwarna kuning kecoklatan dan lembek.Ibu juga

191
mengatakan buang air kecil terakhir tanggal 6 Maret 2022 pukul 19.30

wib, warnanya jernih kekuningan, baunya khas tidak ada keluhan.

c) Pola aktivitas (terakhir)

Ibu mengatakan aktifitas terakhir yang ibu lakukan adalah

mengerjakan pekerjaan rumah tangga yaitu menyapu dan mencuci

piring jam 15.00 WIB.

d) Pola istirahat (terakhir)

Ibu mengatakan istirahat dan tidur terakhir ibu tanggal 5 Maret 2022

pukul 20.00 WIB sampai tanggal 6 Maret 2022 pukul 04.30 wib

dengan keluhan nyeri pinggang.

e) Pola seksual (terakhir)

Ibu mengatakan menjelang persalinan tidak melakukan hubungan

seksual ,terakhir melakukan hubungan seksual saat usia hamil 34

minggu dan tidak berhubungan lagi karena merasa tidak nyaman

dengan perutnya yang sudah membesar.

f) Pola hygiene (terakhir)

Ibu mengatakan mandi terakhir tanggal 6 maret 2022 pukul 16.00 wib,

gosok gigi, keramas dan ganti baju terakhir.

4) Data psikososial spiritual

Ibu dan keluarga mengatakan sudah siap dengan senang hati menerima

kehadiran anggota keluarga barunya.Hubungan ibu, suami dan keluarga

baik.Ibu, suami dan keluarga mengatakan beragama Islam, semua turut

192
berdoa untuk keselamatan ibu dan bayinya.Mereka juga berdoa semoga

persalinan ibu lancar.

5) Data pengetahuan

Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda persalinan dan juga

persiapan persalinan dari informasi yang bidan berikan saat kunjungan

hamil kemarin.Ibu hafal dan dapat menyebutkan tanda-tanda persalinan

dan ibu sudah menyebutkan serta menyiapkan persiapan ibu dan bayinya

untuk bersalin.

3. DATA OBYEKTIF

1) Pemeriksaan fisik

a) Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik TD : 127/ 80 mmHg

Kesadaran : composmentis Nadi : 82 x/ menit

BB sebelum/selama : 47 kg/ 58 kg Suhu/T : 36,80 C

TB : 149 cm RR : 20 x/menit

LILA : 23, 5 cm

b) Status obstetric

(1)Inspeksi

Muka : tidak oedema, cloasma gravidarum ada tipis

Mamae : puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra ada, striae

gravidarum ada

193
Vulva : ada pengeluaran pervaginam berupa lendir darah

(2)Palpasi

Leopold I : TFU 2 jari dibawah px, teraba 1 bagian agak bulat,

lunak, tidak melenting

Leopold II : Kanan : teraba 1 bagian panjang seperti papan,

keras, dan ada tahanan

Kiri : teraba bagian kecil terputus-putus


Leopold III :
teraba 1 bagian bulat, keras, tidak dapat

digoyangkan
Leopold IV :
posisi tangan divergen
Perlimaan :
3/5
TFU :
29 cm
TBJ :
(29 cm-11) x 155= 2.790gr
His :
3x10’40”

(3)Auskultasi

DJJ : 146 x/menit , reguller

PM : 1 bagian kanan bawah pusat

(4)Pemeriksaan dalam

Tanggal/jam :6 Maret 2022 Pukul22.00 WIB

Dilakukan oleh bidan dan praktikan atas indikasi untuk mengetahui

ibu sudah masuk masa persalinan atau belum dengan hasil vulva

194
vagina tenang, portio lunak, efficement 50%, Pembukaan 4 cm,

kulit ketuban utuh, presentasi kepala, moulage 0, hodge III, bagian

lain yang menumbung tidak ada, STLD (+) lendir darah.

4. ANALISA

1) Diagnosa

Ny.B usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39minggu 2 hari, janin

tunggal hidup intrauterine, puka, presentasi kepala, inpartu kala I, fase

aktif, fisiologis.

2) Masalah

Tidak ada

3) Diagnosa potensial

Tidak ada

4) Kebutuhan tindakan segera

Tidak ada

5. PENATALAKSANAAN

Tanggal :6 Maret 2022 Jam : 22.15WIB

1) Memberitahu ibu bahwa janin dan ibu dalam keadaan baik dan sehat,

sudah memasuki proses persalinan dengan pembukaan 4 cm.

Hasil :ibu senang mendengar keadaan ibu dan janinya sehat.

2) Menganjurkan suami atau anggotauntuk mendampingi proses persalinan

Hasil : Suami mendampingi Ny.B saat proses persalinan

195
3) Memberikan dukungan motivasi dan semangat kepada ibu, agar ibu

jangan cemas, berfikir rileks, dan berdoa.

Hasil : Ny. B siap untuk menjalani proses persalinan

4) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum sebagai energidalam

menjalani proses persalinan

Hasil : Ibu minum ½ gelas teh manis dan makan Roti

5) Melakukan massase pada punggung ibu dan mengajarkankepada suami

untuk melakukan massase pada ibu untukmengurangi rasa nyeri.

Hasil : Suami dapat melakukan massase pada punggungNy. B

6) Mengajarkan kepada ibu tentang teknik relaksasi denganmenghirup nafas

dari hidung dan mengeluarkan dari mulutuntuk mengurangi rasa nyeri

ketika timbul kontraksi.

Hasil : Ny. B dapat melakukan teknik relaksasi tersebutdengan benar.

CATATAN PERKEMBANGAN KALA I PERSALINAN PADA NY.B USIA 20

TAHUN

Tanggal : 6 Maret 2022 Jam :23.00

Subyektif Ibu mengatakan kencang-kencang semakin sering dan bertambah lama


Obyektif 1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
TD : 127/ 80 mmHg N : 82x/ menit
S : 36,80C RR : 20x/menit
4. Palpasi
TFU : 29 cm

196
5. Auskultasi
DJJ : 146x/menit ,dibagian kanan perut ibu, teratur
6. VT
vulva vagina tenang, portio lunak, efficement 50%, Pembukaan 4 cm, kulit
ketuban utuh, presentasi kepala, moulage 0, hodge III, bagian lain yang
menumbung tidak ada, STLD (+) lendir darah
Analisa 1. Diagnosa
Ny.B usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39minggu 2 hari, janin tunggal
hidup intrauterine, puka, presentasi kepala, inpartu kala I, fase aktif,
fisiologis.
2. Masalah
Tidak ada
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
4. Kebutuhan tindakan segera
Tidak ada
Pelaksanaan Tanggal :6 Maret 2022 Jam : 22.15 WIB
1. Mempersiapkan perlengkapan, bahan dan obat – obatan untuk asuhan

persalinan, nifas, dan BBL di meja dekat pasien dan petugas

a) Partus set (dalam bak instrumen tertutup steril)

2 klem arteri, gunting tali pusat, benang tali pusat atau umbilical

klem, ½ koher, kateter nelaton, gunting episiotomy, 2 pasang sarung

tangan, kassa

b) Alat Pelindung Diri / APD

Celemek, Kaca mata, Masker, dan alas kaki tertutup

c) Peralatan

Bengkok, kom tertutup berisi air DTT, kom tertutup berisi kapas

DTT, termometer, stetoskop, tensimeter, pita ukur, spuit 2,5 – 3 ml,

spuit 1 ml, leanec / dopler, lampu sorot, tempat samapah (basah,

kering, medis), ember untuk pakaian basah, waskom untuk air DTT,

197
sumber air yang mengalir, kendil / wadah plasenta, underpad untuk

ibu.

d) Perlengkapan heacting (dalam bak instrumen tetutup steril)

1 pasang sarung tangan, pinset anatomis, pinset silurgis, pegangan

jarum, 2 jarum jahit (otot, kulit), benang kromik, spuit 2,5 – 3 ml.

e) Perlengkapan resusitasi

Balon resusitasi dan sungkup, penghisap lendir (Dee Le), bola karet

yang baru, kasa, jam dengan jarum detik (stopwatch), 1 pasang sarung

tangan, meja keras dan datar

f) Obat – obatan dan perlengkapan untuk asuhan persalinan dan

penanganan penyulit

Oksitosin, lidokain 1 %, cairan infus RL, selang infus, kanul IV,

ergometrin, amoksilin 500 g, vitamin K, salep mata tetrasiklin 1 %

g) Perlengkapan ibu dan bayi (bisa disiapkan oleh ibu)

Makan dam minuman untuk ibu, kain bersih (3 untuk resusitasi, 3

untuk persalinan), pernel 2 buah, baju bayi, topi, selimut, handuk,

waslap 1 pasang, pembalut wanita, celana dalam, baju ibu, sabun

h) Perlengkapan disinfeksi tingkat tinggi / DTT

Sarung tangan rumah tangga, klorin (bayclin 5,25 % atau setara),

sabun cucui tangan, deterjen, sikat, wadah untuk peralatan bekas

pakai dan larutan klorin, air mengalir.

i) Pencatatan

Partograf, formulir rujukan, bolpoint, catatan kemajuan persalinan

198
atau KMS ibu hamil

Hasil : perlengkapan, bahan dan obat – obatan untuk asuhan

persalinan, nifas, dan BBL sudah siap di meja dekat dengan pasien

dan petugas

2. Selalu memberi motivasi dan meyakinkan ibu mampu menghadapi

persalinan, memberi informasi bahwa ibu sudah masuk proses persalinan,

serta mendengarkan keluhan ibu dengan sensitive terhadap perasaan ibu

Hasil : ibu termotivasi dan yakin bahwa ibu mampu menghadapi

persalinannya, dan ibu mengetahui dirinya masuk proses persalinan.

3. Menganjurkan ibu miring kiri saat ibu merasa kesakitan, mengajak orang

yang menemani untuk memijat punggung di antara kontraksi, dan

memperbolehkan ibu melakukan aktifitas sesuai kesanggupannya

Hasil : ibu bersedia miring kiri saat kesakitan, suami bersedia memijat

punggung ibu diantara kontraksi.

4. Mengingatkan ibu untuk tetapmakan dan minum agar ada tenaga saat

nanti mengejan.

Hasil : Ibu sudah menghabiskan air putih 1 botol 1 gelas teh manis dan

telah menghabiskan 1 potong roti sedang

5. Mengingatkan ibu untuk terus melaksanakan teknik relaksasi untuk

mengurangi nyeri saat timbul His

Hasil : Ibu terlihat melakukan teknik relaksasi dengan menarik nafas

panjang saat ada his.

6. Inspeksi tanda-tanda kala II

199
a. Tekanan anus ada

b. Perinium menonjol

c. Vulva membuka

Hasil : belum ada tanda-tanda seperti di yang telah di sebutkan

7. Menjaga privasi ibu dalam persalinan yaitu dengan menutup pintu ruang

bersalin, menutup korden, dan hanya memperbolehkan satu orang saja

yang mendampingi ibu di ruang bersalin.

Hasil : privasi ibu sudah terjaga, serta ibu hanya di dampingi oleh

suami.

8. Melakukan pengawasan dan mencatat hasil pemeriksaan ibu

Hasil : terlampir dalam partograf

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II PERSALINAN PADA NY. B USIA

20 TAHUN

Tanggal :7 Maret 2022 Jam : 02.30 WIB

Tempat : PuskesmasKaliangkrik

Subyektif Ibu mengatakan ingin mengejan seperti ingin BAB dan kenceng-kenceng
semakin sering dan sakit bertambah
Obyektif 1. TTV
TD : 113/ 78 mmHg N : 88x/ menit
S : 36,80C RR : 20x/menit
2. Palpasi
Perlimaan : 1/5 HIS : 4x dalam 10’ selama 45”
3. Auskultasi
DJJ : 141 x/menit PM : 1 dibagian kanan perut ibu, teratur
4. VT

200
Pembukaan 10 cm, KK jernih, efficement 100%, UUK kanan depan, hodge
IV, bagian lain yang menumbung tidak ada, STLD (+)

5. Melihat tanda dan gejala persalinan kala dua pada ibu


a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau
vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
Analisa 1. Diagnosa
Ny.B usia 20 tahun G1P0A0 hamil 39minggu2 hari, janin hidup, tunggal,
intrauterine, presentasi belakang kepala, puka, inpartu kala II, fisiologis
2. Maslah
Tidak ada
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
4. Kebutuhan tindakan segera
Tidak ada
Pelaksanaan Tanggal :7 Maret 2022 Jam : 02.30 WIB
1. Memberitahu Ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan memberi dukungan
pada ibu agar tidak cemas dan menyarankan Ibu untuk terus berdoa dan tetap
rileksasi nafas panjang saat ada kontraksi
Hasil : Ibu terlihat lebih tenang dan nafas panjang saat ada kontraksi
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.
Mematahkan ampul oksitosin 10 unit .
Hasil : perlengkapan seperti partus set, perlengkapan ibu dan bayi telah siap
dan ampul oksitosin telah dipatahkan
3. Memakai APD
Hasil : clemek plastik, masker dan sandal sudah dipakai, topi dan kacamata
tidak ada sehingga tidak memakai topi dan kacamata
4. Memakai satu sarung tangan bersih untuk pemeriksaan dalam.
Hasil :Petugas telah memakai satu sarung tangan bersih untuk pemeriksaan
dalam
5. Memasukan oksitosin ke spuit
Hasil : oksitosin 10 IU sudah dalam spuit 3 cc
6. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
Hasil : portio tak teraba effacement 100% ,POD UUK Kanan depan , Hodge
IV, bagian lain (-), KK(-) STLD (+)
7. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

201
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan .
Hasil : sarung tangan telah didekontaminasi dengan dicelupkan ke dalam
larutan klorin 0,5% dan telah dilepaskan dengan keadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan klorin 0,5%. Dan petugas telah mencuci
kedua tangan.
8. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Hasil :Ibu senang dan siap menghadapi persalinannya
9. Meminta bantuan suami untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman).
Hasil : ibu dalam posisi setengah duduk dan ibu merasa nyaman
10. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran danmembimbing ibu untuk mengejan saat ada his, dengan
cara ibu menarik nafas panjang saat ibu merasa kencang, kemudian menyuruh
ibu untuk mengejan seperti orang mau BAB dengan dagu menempel di dada
dan mulut tertutup.
Hasil : ibu mengatakan merasa kencang dan ibu terlihat menarik nafas
panjang dari hidung kemudian, mengejan seperti mau BAB dengan dagu
menempel di dada dan mulut tertutup sesuai dengan instruksi yang di berikan.
11. Meletakkan underpad bersih yang diletakkan dibawah bokong ibu dan
menggunakan kain bersih untuk menahan perinium
Hasil : underpad sudah berada dibawah bokong ibu dan kain bersih untuk
menahan perinium telah disiapkan
12. Cek kembali kelengkapan alat dan bahan
Hasil : partus set sudah lengkap
13. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan
Hasil : petugas telah memakai sarung tangan steril
14. Melindungi perinium dengan satu tangan menggunakan kain bersih
kemudian setelah tampak kepala bayi dengan membuka vulva 5-6 cm,
melakukan penekanan perineum dengan gaya tekanan ke bawah dan ke
dalam. Tangan yang kiri berada diatas simfisis menahan kepala bayi agar
tidak terjadi defleksi maksimal . Kemudian menganjurkan pasien untuk
meneran dan membantu lahirnya kepala. Setelah kepala lahir
menganjurkan ibu untuk nafas cepat dan dangkal
Hasil : perinium terlindungi dan kepala tidak defleksi maksimal, ibu juga
meneran sesuai instruksi dengan baik, kepala juga sudah lahir.
15. Meminta tolong untuk memasang jarik bersih untuk mengeringkan bayi
pada perut ibu

202
Hasil : handuk bersih sudah diletakkan di atas perut ibu
16. Setelah kepala bayi keluar memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali
pusat
Hasil : lilitan tali pusat tidak ada
17. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Hasil :kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar
18. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, posisikan tangan
memegang kepala bayi secara biparietal dengan lembut menarik kepala ke
bawah untuk melahirkan bahu depan kemudian menarik ke atas untuk
melahirkan bahu belakang.
Hasil : kepala dan bahu bayi sudah lahir
19. Setelah kedua bahu lahir menggeser tangan dominan ke bawah untuk
menyangga kepala, leher, dan siku sebelah bawah
Hasil : kepala, leher dan siku bawah sudah disangga
20.Setelah tubuh dan lengan lahir, menyangga bayi dengan tangan kanan
sementara tangan yang kiri berada di perinium untuk menyusuri tungkai
bawah bayi dan masukkan telunjuk diantara kaki kemudian memegang
masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya.
Hasil : bayi berhasil lahir jam 03.35 WIB
21. Melakukan penilaian selintas
Hasil : bayi menangis kuat, kulit kemerahan, gerakan aktif, tonus otot kuat
22. Mengeringkan seluruh tubuh bayi ,kemudian mengganti kain yang basah
menggunakan kain kering ,dan letakkan bayi diatas perut ibu.
Hasil : tubuh bayi sudah dikeringkan dan bayi berada diatas perut ibu.
23. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi janin kedua
Hasil : tidak teraba adanya janin ke 2

CATATAN PERKEMBANGAN KALA III PERSALINAN PADA NY. B USIA

20 TAHUN

Tanggal :7 Maret 2022 Jam : 03.35 WIB

Tempat : PuskesmasKaliangkrik

Subyektif Ibu mengatkan merasamulas pada perut bagian bawah


Obyektif Bayi lahir spontan tanggal 7 Maret 2022 pukul 03.35 WIB, jenis kelamin
perempuan, hidup, lengkap dan sehat, menangis kuat, kulit kemerahan, gerakan
aktif, tonus otot kuat. TFU ibu teraba setinggi pusat, kontraksi kuat, perdarahan

203
75 cc, tali pusat tampak dari vulva, kandung kemih kosong, plasenta belum
lahir.
Analisa 1. Diagnosa
Ny.B usia 20 tahun G1P0A0 , inpartu kala III, fisiologis
2. Maslah
Tidak ada
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
4. Kebutuhan tindakan segera
Tidak diperlukan
Pelaksanaan Tanggal :7 Maret 2022 Jam : 03.35WIB
1. Memberitahu pasien bahwa pasien akan disuntik oksitosin agar rahimnya
berkontraksi dengan baik
Hasil : ibu mengatakan bersedia untuk disuntik obat
2. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM disepertiga luar paha atas dalam
waktu 1 menit setelah bayi lahir.
Hasil : oksitosin 10 IU sudah disuntikan 1 menit setelah bayi lahir di 1/3 paha
anterolateral
3. Menjepit tali pusat menggunakan penjepit tali pusat kira-kira 3 cm dari pusat
1 menit setelah bayi lahir. Kemudian mendorong isi tali pusat ke arah ibu, lalu
menjepit kembali tali pusat dengan klem pada jarak 2 cm dari penjepit tali
pusat.
Hasil : tali pusat sudah dijepit menggunakan umbilical Cord Klem
4. Dengan satu tangan , memegang tali pusat yang telah dijepit untuk
melindungi perut bayi. Kemudian melakukan pengguntingan tali pusat
diantara klem dan penjepit tali pusat.
Hasil : tali pusat bayi sudah terpotong
5. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh yang
lain kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks kaseosa. Kemudian
mengganti kain yang basah dengan kain yang kering, dan membiarkan bayi
diatas perut.
Hasil : tubuh bayi sudah dibersihkan dan dikeringkan kecuali telapak tangan,
dan bayi berada di atas perut ibu dengan terbungkus kain kering.
6. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk IMD setelah tali pusat dipotong.
Kemudian meletakan bayi dengan posisi tubuh bayi lurus, hingga bayi
menempel pada dada dan perut ibu. Kemudian mengusahakan kepala bayi
berada di atas payudara pasien dengan posisi lebih rendah dari puting.
kemudian menyelimuti bayi dan ibu menggunakan kain yang bersih agar
keduanya merasa hangat, dan tidak lupa pula memakaikan topi untuk penutup
kepala bayi

204
Hasil : bayi sedang di IMD
7. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
Hasil : klem sudah pindah pada jarak 5cm dari vulva
8. Meletakkan tangan kiri di atas kain pada perut pasien di tepi atas simfisis
untuk mendeteksi munculnya kontraksi, sementara tangan yang lain
menegangkan tali pusat
Hasil : tangan kiri sudah berada atas kain pada perut ibu di tepi atas simfisis,
dan fundus teraba keras, tangan kanan siap menegangkan tali pusat
9. Setelah uterus kontraksi, menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang kiri mendorong uterus ke arah belakang dan atas (dorsokranial)
secara hati-hati untuk mencegah inversi uterus
Hasil : tangan kiri posisi dorsokranial dan tangan kanan melakukan PTT.
10. Saat plasenta di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan kedua
tangan kemudian putar plasenta hingga selaput plasenta terpilin kemudian
lahirkan plasenta
Hasil : plasenta dan selaputnya telah lahir
11. Melakukan masase uterus segera setelah plasenta dan selaput plasenta
lahir. Meletakan telapak tangan diatas fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar hingga uterus berkontraksi
Hasil : masase sudah dilakukan dengan gerakan melingkar dan fundus teraba
keras.
12. Memeriksa kelengkapan plasenta, lalu memastikan selaput plasenta
lengkap dan utuh. Memasukkan plasenta ke dalam kendi
Hasil : plasenta lahir lengkap, utuh bersama selaput, kotiledon 20 buah, tebal
3 cm ,diameter 20 cm,panjang tali pusat 50 cm , lahir pukul 03.45 WIB,
kemudian memasukan plasenta ke dalam kendi

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV PERSALINAN NY.B USIA 20

TAHUN

Tanggal :7 Maret 2022 Jam : 03.45 WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

Subyektif Ibu mengatakan lega karena ari-arinya sudah lahir dan merasa sedikitmulas pada
perut bagian bawah

205
Obyektif Keadaan umum ibu : baik
Kesadaran : composmentis
Plasenta lahir spontan pukul 03.45 WIB lengkap bersama selaput dan
kotiledonnya yang berjumlah 20 buah, panjang tali pusat 40 cm, insersi tali pusat
sentralis, kontraksi uterus baik, TFU teraba dua jari dibawah pusat, terdapat
laserasi derajat II, perdarahan 100 cc, kandung kemih kosong.
Analisa 1. Diagnosa
Ny.B usia 20 tahun P1A0 dalam kala IV, fisiologis
2. Maslah
Tidak ada
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
4. Kebutuhan tindakan segera
Tidak ada
Pelaksanaan Tanggal : 7 Maret 2022 Jam : 03.45 WIB
1. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervagina
Hasil : uterus teraba keras dan bekontraksi dengan baik
2. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dengan pasien selama
paling sedikit 1 jam
Hasil : bayi terlihat sudah bisa melakukan IMD
3. Melakukan penilai kondisi jalan lahir
Hasil : terdapat laserasi derajat 2 (mukosa vagina, kulit perineum dan otot
perineum).
4. Memberitahu ibu terdapat laserasi derajat 2 (mukosa vagina, kulit perineum dan
otot perineum) dan akan dilakukan penjahitan pada robekan jalan lahir tersebut
Hasil : ibu mengetahui terdapat robekan jalan lahir dan bersedia untuk dilakukan
heacting
5. Memberitahu ibu akan disuntik lidocain/obat bius.
Hasil : ibu siap disuntik bius
6. Menyuntikkan lidocain pada mukosa vagina, kulit perineum dan luka bagian
dalam, dengan dosis lidocain 2 ml untuk seluruh luka laserasi
Hasil : mukosa vagina, kulit perineum dan luka bagian dalam sudah disuntik
lidocain
7. Melakukan heacting dengan benang cutgut chromic 2/0. Menjahit secara jelujur
dan pada bagian kulit perineum secara subkutis
Hasil : heacting telah dilakukan dengan jumlah 2 jahitan dalam dan 6 jahitan luar
8. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
Hasil : uterus teraba keras dan berkontraksi baik

206
9. Membiarkan bayi tetap melakukan IMD / kontak kulit ke kulit dengan pasien
selama paling sedikit 1 jam
Hasil : telah dilakukan IMD pada 1 jam pertama, setelah itu bayi diambil untuk
di lakukan pengukuran antropometri dan di gantikan baju, dan di berikan vitamin
K serta salep mata .
10. Membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir, darah dengan
menggunakan air DTT, dan mengganti baju ibu yang basah dengan baju yang
kering dan bersih
Hasil : ibu terlihat sudah bersih dan sudah memakai baju yang kering dan bersih
11. Mendekontaminasikan tempat persalinan dengan larutan clorin 0,5%
Hasil : tempat bersalin sudah terlihat bersih dari noda darah
12. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% dan
mendekontaminasikannya selama 10 menit, kemudian mencuci dan membilas
peralatan yang sudah di dekontaminasi
Hasil : alat terlihat sudah di rendam dalam larutan clorin 0,5%, telah dicuci
dikukus dan di sterilkan di sterilisator
13. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai. Hasil : bahan-bahan yang terkontaminasi telah dibuang ke tempat sampah
yang sesuai
14. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% lalu
melepas nya secara terbalik
Hasil : sarung tangan telah di celupkan ke larutan klorin 0,5% dan dilepas secara
terbalik.
15. Memastikan pasien merasa nyaman, dan membantu ibu dalam memberikan
ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkan ibu.
Hasil : ibu sudah terlihat lebih nyaman dan dapat menyusui bayinya. Ibu juga
sudah menghabiskan makanan 1 piring sedang (jenis nasiputih porsi sedang dan
sayurkacang panjang beserta 1 potong ayam goreng) dan menghabiskan air
putih satu botol.
16. Mengajarkan pasien dan keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
Hasil : ibu dapat mempraktikan cara masase uterus saat perut tidak mulas dan
terasa perdarahan lebih banyak.
17. Memeriksa tekanan darah, nadi, suhu ibu dan keadaan kandung kemih ibu
sampai 2 jam PP, yaitu setiap 15 menit pada satu jam pertama kemudian 30
menit pada satu jam kedua.
Hasil : terlampir pada tabel
18. Menimbang dan melakukan pengukuran antopometri pada bayi setelah
bayi melakukan IMD

207
Hasil : BB :2700 gr,PB : 49 cm,LK : 33 cm, LD : 34 cm, LILA : 11 cm
19. Memberi salep mata antibiotik profilaksis dan vitamin K 1 mg secara IM di
paha kiri anterolateral
Hasil : Bayi terlihat sudah diberikan salep mata dan vitamin K 1 mg pada paha
kiri bayi pukul 04.45 WIB
20. Memberikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan anterolateral setelah 1 jam
pemberian vitamin K1
Hasil : Bayi telah diberi imunisasi Hb 0 pukul 05.45 WIB
21. Mengevaluasi dan memperkirakan jumlah perdarahan dan lama proses
persalinan
Hasil : Perdarahan 175 CC, lama persalinan 6 jam
22. Melakukan dokumentasi ke partograf
Hasil : proses persalinan telah terdokumentasi ke partograf
Jam Waktu TD N S TFU Kontraksi KK Perdarahan
1 04.00 129/82 88 36,8 2 jari ↓ pusat Baik Kosong -
04.15 129/82 88 - 2 jari ↓ pusat Baik Kosong -
04.30 119/80 84 - 2 jari ↓ pusat Baik Kosong -
04.45 119/82 82 2 jari ↓ pusat Baik Kosong -
2 05.15 115/78 88 36,6 2 jari ↓ pusat Baik Kosong -
05.45 120/84 88 2 jari ↓ pusat Baik Kosong 75 cc

C. ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

1. PENGKAJIAN

Tanggal : 7 Maret 2022 Jam: 10.00 WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

2. DATA SUBYEKTIF

1) Alasan datang :

Tidak ada

2) Keluhan utama

Ibu mengatakan masih terasa nyeri pada luka jahit jalan lahirnya dan

masih terasa mulas pada perut bagian bawah

208
3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang

Kehamilan pertama ibu pada tahun 2022, ANC 9x tak ada masalah

kehamilan. Jenis persalinan spontan penolong bidan pada umur

kehamilan aterm 39 minggu 2 hari, dengan jenis kelamin anak

perempuan berat 2700 gr, tak ada penyulit.bayi dalam keadaan hidup

dan sehat , ibu sedang memasuki masa nifas.

4) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a) Pola nutrisi

Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu sudah makan satu

kali jenisnya nasi, lauk dan sayur sebanyak 1 piring sedang dan

minum 3x jenis air putih sebanyak 2 gelas sedang. Ibu sudah minum

vitamin A 1 tablet, 1 tablet Tablet Zat Besi (Fe), 1 tablet amoxicillin

dan 1 tablet parasetamol pada pukul 06.30 WIB

b) Pola eliminasi

Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu belum BAB. Ibu

mengatakan baru BAK sebanyak 2x, warnanya jernih kekuningan

dengan bau khas dan tidak ada keluhan

c) Pola aktifitas

Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu sudah dapat

beraktifitas secara bertahap seperti mulai miring kanan dan kiri,

duduk, berdiri, sampai ibu bisa jalan-jalan seperti ke kamar mandi

dengan bantuan suami.

d) Pola istirahat

209
Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini bisa tidur selama 30

menit saat bayi tidur.

e) Pola hygiene

Ibu mengatakan sudah disibin 1x, ganti pakaian bersih.Ibu juga

mengatakan jika ibu sudah ganti pembalut 1x.Ibu juga merawat dan

menjaga kebersihan daerah kelaminnya terutama pada jalan lahirnya

setelah BAK.

f) Pola kebiasaan hidup sehat

Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan seperti merokok, minum-

minuman beralkohol ataupun minum obat-obatan tanpa resep dari

dokter atau bidan selama masa nifas.

g) Pola menyusui

IMD pada 2 jam setelah meahirkan berhasil dan Ibu mengatakan

menyusui bayinya setiap bayi menangis, haus atau setiap bayi ingin,

dan ibu menyusui secara bergantian dari payudara kanan ke payudara

kiri dan sebaliknya.

5) Data psikososial dan spiritual

Ibu mengatakan kelahiran bayi sangat diharapkan oleh ibu, suami dan

keluarga.Semua turut berperan membantu ibu dalam mengurus

bayinya.Hubungan ibu, suami, keluarga dengan tetangga baik, selama

masih keluar darah ibu belum menjalankan sholat. Pada saat ini fase

psikologi yang dialami ibu adalah fase Taking In yaitu fase dimana

perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya seperti yang ditunjukkan ibu

210
belum mau menggendong bayinya saat menyusui dan saat pulang dari

Puskesmas bayi digendongkan ibu mertua.

6) Data pengetahuan

Ibu mengatakan belum mengetahui penyebab keluhannya serta belum

mengetahui tanda bahaya masa nifas dan teknik menyusui yang benar

3. DATA OBYEKTIF

1) Pemeriksaan fisik

a) Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik Nadi : 84 x/menit

Kesadaran : composmentis Suhu/T : 36,70C

TD : 120/ 79 mmHg RR : 20 x/menit

b) Status obstetric

(1)Inspeksi

Muka : tidak oedema, cloasma gravidarum ada tipis

Mamae : puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola,

colostrum sudah keluar

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra nampak,

striae gravidarum terlihat ada


Vulva : ppv (+) lochea rubra
Perinium : Jahitan perinium terlihat menyatu, tanda-tanda

“REEDA”(Rednes atau kemerahan) tidak ada

kemerahan, (Eclymosis atau perdarahan bawah

kulit) tidak ada, (Edema atau bengkak) tidak terjadi

211
pembengkakan, (Discharge atau rembes) tidak

terdapat rembesan,(approximation atau pertautan

jaringan) tidak ada.

(2)Palpasi

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uteruskeras.

4. ANALISA

1) Diagnosa

Ny. B usia 20 tahun P1A0, 6 jam post partum fisiologis

2) Masalah

Ketidaknyamanan masa nifas yaitu perut mules dan masih mersa kan

nyeri jahitan

3) Diagnosa potensial

Tidak ada

4) Kebutuhan Tindakan segera

Tidak diperlukan

5. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 7 Maret 2022 Jam : 10.00 WIB

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan bayi selama

masa nifas 6 jam ini baik dan normal. Serta memberitahu bahwa mules

yang dirasakan ibu merupakan hal normal dikarenakan adanya proses

pengembalian uterus ke bentuk semula.

Hasil : ibu paham dan merasa senang dengan hasil pemeriksaannya

212
2) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan untuk memulihkan

tenaganya

Hasil : ibu bersedia tidur saat bayi tidur

3) Memberitahu ibu tentang nyeri yang dirasakan merupakan fisiologis

denganmenganjurkan ibu menjaga kebersihan terutama pada daerah

perineum yaitu dibersihkan dengan air bersih dan cebok yang bersih

setelah BAB dan BAK, membersihkan dari arah depan terlebih dahulu

kemudian ke arah belakang dan selalu mengganti pembalut sebelum

penuh setidaknya 2x/ hari untuk menghindari terjadinya tanda infeksi.

Hasil : ibu bersedia menjaga kebersihan daerah perinium dan mengganti

pembalut setidaknya 2x/hari

4) Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini seperti miring

kanan/kiri, latihan duduk,berdiri hingga jalan/ke kamar mandi dengan

dibantu dan dipantau secara perlahan.

Hasil : Ibu telah melakukan mobilisasi secara perlahan ke kamar mandi

dengan dibantu suami

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir dengan rawat gabung

antara ibu dan bayi, juga menganjurkan ibu untuk memberikan ASI-nya

lebih awal serta mengajarkan pada ibu teknik menyusui menyusui yang

benar dan menganjurkan untuk menyusui bayinya tiap 2 jam sekali

bergantian antara payudara kanan dan kiri

213
Hasil : Ibu dan bayi telah berada dalam satu ruangan dan ibu terlihat

sedang menyusui bayinya dan ibu bersedia melakukan anjuran menyusui

tiap 2 jam sekali.

6) Memberikan konseling pada ibu mengenai tanda bahaya nifas dan segera

menghubungi tenaga kesehatan apabila dijumpai tanda sebagai berikut :

a. perdarahan pervaginam yang lebih dari 500 ml

b. adanya tanda-tanda infeksi masa nifas seperi nyeri pelvik, demam 38,

5ºC atau lebih, pengeluaran vagina yang berbau busuk

c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, pengelihatan kabur

d. Pembengkakan wajah atau ekstremitas

e. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih

f. Kehilangan Nafsu makan dalam waktu yang sangat lama

g. Rasa sakit , merah lunak, dan pembengkakan dikaki

h. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri

sendiri

Hasil: Ibu mengerti akan tanda bahaya nifas dan bersedia ke tenaga

kesehatan apabila menjumpai tanda bahaya tersebut.

7) Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi terutama yang

banyak mengandung protein seperti tempe,tahu kacang-kacangan

(kacang tanah,kedelai), Juga menganjurkan ibu untuk banyak minum

setidaknya 3 liter setiap hari agar ibu tidak dehidrasi dan asinya lancar.

Hasil : Ibu mengatakan bersedia untuk minum yang banyak dan makan-

makanan yang bergizi selama menyusui

214
8) Memberitahu pada ibu bahwa 3 hari ibu harus kontrol ke puskesmas

untuk memantau kondisi ibu dan bayi

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia untuk datang ke

puskesmas kaliangkrik

9) Membuat pendokumentasian hasil

Hasil : hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan pada buku KIA

CATATAN PERKEMBANGAN NY.BUSIA 20 TAHUN 6 HARI NIFAS

FISIOLOGIS

Tanggal :13 Maret 2022 Jam : 13.15 WIB

Tempat : Rumah Pasien (Banjaran, Banjarejo)

Subyektif 1. Keluhan Utama


Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah dapat merawat
bayinya meski dengan bantuan mertuanya.
2. Pola Nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari jenis nasi 1 piring sedang, 1 potong lauk
jenis bervariasi seperti tempe, tahu, ikan, telur, serta 1 mangkuk
sayur jenis bervariasi. Ibu minum 8-10 kali/hari jenis air putih,
dan teh manis. Ibu tidak mempunyai pantangan makan apapun
selama masa nifas ini.
3. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAK 4-5 kali perhari dengan warna kuning,
masih sedikit ada bercak darah yang keluar dari vaginanya,
sudah tidak ada keluhan. BAB 1x sehari warna kecoklatan,
konsistensi lembek tidak ada keluhan.
4. Pola Menyusui
Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap < 2 jam sekali, setiap
kali menyusu bayi menghabiskan waktu ± 30 menit bergantian
antara payudara kanan dan kiri. Ibu mengatakan bayinya hanya
diberi ASI saja, tidak ada makanan tambahan apapun.
5. Pola Aktifitas

215
Ibu mengatakan selama masa nifas ini ibu sudah bisa mengurus
anaknya sendiri tetapi masih perlu bantuan orang lain, sudah
mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,
memasak, dan ibu tidak mengerjakan pekerjaan rumah tangga
yang terlalu berat.
6. Pola istirahat
Selama masa nifas ini pola istirahat ibu terganggu dikarenakan
bayi selalu menangis terlebih pada saat malam hari. Dalam sehari
ibu hanya dapat tidur malam 3-4 jam. Namun pada siang hari ibu
hanya tidur jika bayinya tidur dan terbangun jika bayinya juga
bangun.
7. Psikologis
Saat ini ibu sedang berada dalam fase taking hold yaitu merasa
khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya
dalam merawat bayi. Namun, ibu tidak mengalami hal tersebut
karena ibu merasa sudah mampu merawat bayinya. Terlihat saat
bidan datang kunjungan kerumah, ibu berpenampilan rapi,
bayinya rapi dan sudah dimandikan, serta rumah ibu dalam
keadaan bersih dan rapi.
8. Evaluasi obat-obatan
Ibu mengatakan obat sudah habis 3 hari yang lalu ,vit A kedua
sudah diminum pada tanggal 8 Maret 2022 jam 06.30 WIB.
Obyektif a. TTV
TD : 110/70 mmHg, N : 86x/menit, S: 36,6 0C , RR : 20 x/
menit
b. Status Obstetrik
1) Inspeksi
Muka : tidak oedema, cloasma gravidarum ada tipis
Mamae : puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola, ASI
sudah keluar, tidak ada kemerahan
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra nampak,
striae gravidarum terlihat
Vulva: ppv (+) lochea sanguinolenta
Perinium : luka jahitan kering, tidak ada tanda – tanda infeksi,
tanda-tanda “REEDA”(Rednes atau kemerahan) tidak ada
kemerahan, (Eclymosis atau perdarahan bawah kulit) tidak
ada, (Edema atau bengkak) tidak terjadi pembengkakan,
(Discharge atau rembes) tidak terdapat rembesan,
(approximation atau pertautan jaringan) tidak ada.
2) Palpasi

216
Abdomen : TFU di pertengahan pusat simfisis.
Analisa 1. Diagnosa
Ny. B usia 20 tahun P1A0, 6 hari nifas fisiologis
2. Masalah
Tidak ada
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
4. Kebutuhan tindakan segera
Tidak diperlukan
Pelaksanaan Tanggal : 13 Maret 2022Jam : 13.15 WIB
1. Memastikan involusio uterus berjalan normal
Hasil : involusio baik, tidak ada perdarahan abnormal, jahitan
perinium baik
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal
Hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi ataupun perdarahan yang
dialami ibu, lochea normal yaitu sanguinolenta
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanandan menganjurkan
untuk istirahat yang cukup
Hasil : Ibu telah makan-makanan bergizi dan bersedia untuk
istirahat yang cukup
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
Hasil : Ibu terlihat menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan adanya penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari
Hasil : ibu mengatakan akan tetap menjaga kehangatan bayi
6. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa 1 minggu lagi harus
kontrol ke puskesmas kaliangkrik
Hasil : ibu dan keluarga mengatakan mengerti dan bersedia untuk
dikunjungi kembali
7. Mendokumentasikan hasilpemeriksaan nifas
Hasil : hasil pemeriksaan ibu pada masa nifas telah di
dokumentasikan di buku KIA

217
CATATAN PERKEMBANGAN NY. B USIA 20 TAHUN 14 HARI NIFAS

FISIOLOGIS

Tanggal :21 Maret 2022 Jam : 09.30 WIB

Tempat : Rumah Pasien (Banjaran ,Banjarejo)

Subyektif 1. Keluhan Utama


Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah dapat merawat
bayinya dan melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasanya.
Selain itu jahitan pada jalan lahir ibu juga sudah kering.
2. Pola Nutrisi
Ibu makan 3 kali sehari jenis nasi 1 piring sedang, 1 potong lauk
jenis bervariasi seperti tempe, tahu, ikan, telur, serta 1 mangkuk
sayur jenis bervariasi. Ibu minum 8-10 kali/hari jenis air putih, dan
teh manis. Ibu tidak mempunyai pantangan makan apapun selama
masa nifas ini.
3. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAK 4-5 kali perhari dengan warna kuning, masih
sedikit ada bercak darah yang keluar dari vaginanya, sudah tidak
ada keluhan. BAB 1x sehari warna kecoklatan, konsistensi lembek
tidak ada keluhan.
4. Pola Menyusui
Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap <2 jam sekali atau setiap
bayi menginginkan, setiap kali menyusu bayi menghabiskan waktu
± 30 menit bergantian antara payudara kanan dan kiri. Ibu
mengatakan bayinya hanya diberikan ASI saja. Tidak ada makanan
tambahan apapun.
5. Pola Aktifitas
Ibu mengatakan selama masa nifas ini ibu sudah bisa mengurus
anaknya sendiri tetapi masih perlu bantuan orang lain, sudah
mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak,
dan merawat bayinya.
6. Pola istirahat
Selama masa nifas ini pola istirahat ibu sudah baik. Dalam sehari
ibu dapat tidur malam 4-5 jam. Ibu tidur siang jika bayinya tidur
dan terbangun jika bayinya juga bangun.
7. Psikologis
Ibu berada pada Fase letting go yang dimana ibu sudah dapat
menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya dengan baik tanpa

218
kesulitan.
Obyektif 1. TTV
TD : 112/80mmHg, N : 84x/ menit, S : 36,50C , RR: 20 x/ menit
2. Status Obstetrik
a. Inspeksi
Muka : tidak oedema, cloasma gravidarum ada tipis
Mamae: puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola, ASI
sudah keluar, tidak ada kemerahan
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra nampak,
striae gravidarum terlihat
Vulva: ppv (+) lochea serosa
Perinium : jahitan pada perineum sudah kering, tidak ada tanda-
tanda infeksi.tanda-tanda “REEDA”(Rednes atau kemerahan)
tidak ada kemerahan, (Eclymosis atau perdarahan bawah kulit)
tidak ada, (Edema atau bengkak) tidak terjadi pembengkakan,
(Discharge atau rembes) tidak terdapat rembesan,(approximation
atau pertautan jaringan) tidak ada.
b. Palpasi
Abdomen : TFU sudah tidak teraba
Analisa 1. Diagnosa
Ny. B usia 20 tahun P1A0, 14 hari nifas fisiologis
2. Masalah
Tidak ada
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
4. Kebutuhan tindakan segera
Tidak diperlukan
Pelaksanan Tanggal : 21 Maret 2022 Jam : 09. 30 WIB
1. Memastikan involusio uterus berjalan normal
Hasil :uterus berkontraksi, TFU sudah tidak teraba, tidak ada
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal
Hasil : Pada ibu tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi ataupun
perdarahan, lochea ibu juga normal yaitu lochea serosa
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat
terpenuhi
Hasil : ibu mengatakan makanan sehari 3x, jenis nasi, sayur dan
lauk, dan minum sehari 8 gelas jenis air putih, istiraht ibu cukup.
4. Memberikan konseling pada ibu umengenai asuhan pada bayi, tali

219
pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari
Hasil : tali pusat sudah puput saat bayi usia 7 hari, dan ibu
mengatakan akan tetap menjaga kehangatan bayi
5. Memberikan konseling KB pasca persalinan
Hasil : Ibu mengatakan paham dengan konseling KB yang
diberikan dan ibu berencana menggunakan KB Implan

D. ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

1. PENGKAJIAN

Tanggal : 7 Maret 2022 Jam :10.00 WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

2. IDENTITAS :

Identitas bayi

Nama : By. Ny. B

Tanggal / jam lahir : 7 Maret 2022/ 03.35 WIB

Jenis kelamin : Perempuan

3. DATA SUBYEKTIF

1) Alasan datang

Tidak ada

2) Keluhan utama

Tidak ada

3) Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama, usia

kehamilan ibu 39 minggu 2 hari, selama hamil ibu datang ke bidan

220
sebanyak 9x, ibu mengatakan selama hamil tidak mengalami mual

muntah berlebih, tekanan darah tinggi, ataupun perdarahan

4) Riwayat persalinan sekarang

Ibu mengatakan ini merupakan persalinannya yang pertama, usia

kehamilan ibu saat bersalin 39minggu 2 hari, selama hamil ibu datang ke

bidan sebanyak 9x, ibu mengatakan selama persalinan tidak ada penyulit,

bayi lahir spontan, lengkap, sehat, jenis kelamin perempuan. Ibu bersalin

di Puskesmas Kaliangkrik.

5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Bayi terlihat diberikan ASI saat IMD selama 1 jam dan dilanjutkan

dijam kedua langsung diberikan ASI oleh ibu. Ibu mengatakan bayi

segera diberi ASI saat bayi menangis atau sudah merasa lapar.ASI

keluar lancar dan bayi menyusu dengan kuat dengan lama menyusui

±15 menit.

b. Pola eliminasi

Bayi terlihat sudah BAB 1x warna hitam kehijauan, lengket, bau khas,

keluhan tidak ada,dan BAK 1x warna jernih, bau khas, keluhan tidak

ada

c. Pola istirahat

Bayi terlihat tidur selama ± 2 jam, dan bangun saat lapar, BAB, dan

BAK

221
d. Pola hygiene

Bayi sudah dibersihkan dan dikeringkan segera setelah lahir.Bayi

sudah dipakaikan baju, popok, topi dan bedong bersih.

4. DATA OBYEKTIF

1) Pemeriksaan fisik

a) Pemeriksaan umum

(1)Keadaan bayi

Menangis : kuat

Warna kulit : kemerahan

Gerakan : Aktif

(2)Kesadaran : composmentis

(3)Vital sign : Denyut jantung : 125x/ menit

Suhu : 36,80C

RR : 45x/ menit

(4)Pemeriksaan antropometri

BB : 2700 gr Lingkar kepala : 33 cm

PB : 49 cm Lingkar dada : 34 cm

Lingkar lengan : 11 cm

(5)Status present

Kepala : rambut kehitaman, caput sucedonaeum tidak

ada, fontanella minor dan mayor belum

menutup

222
Muka : simetris, kulit kemerahan

Mata : simetris, bersih, sklera putih, konjungtiva

merah muda

Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada

secret
Mulut : bibir simetris, tidak ada labiopalatoskisis

Telinga : simetris, tidak ada secret, tidak ada kelainan

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak

ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

bendungan vena jugularis


Dada :
simetris, tidak ada retraksi dinding dada,

putting menonjol, sejajar kanan dan kiri


Ketiak :
tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Abdomen :
perut bulat, tali pusat basah
Genetalia :
labia mayora menutupi labia minora, tidak

ada perdarahan
Punggung :
lurus, tidak ada cekungan atau benjolan

abnormal
Anus :
berlubang, sudah bisa BAB
Ekstremitas :
Atas : simetris, jumlah jari ka/ki = 5/5 ,

masing - masing terpisah

Bawah: simetris, jumlah jari ka/ki =

Reflek 5/5masing-masing terpisah

223
Rooting reflek :

saat pipi kiri bayi disentuh, bayi

Sucking reflek : memalingkan muka ke arah kiri

saat bayi menyusu, bayi dapat menghisap

Swallowing reflek : puting dengan kuat

Grasp reflek : bayi dapat menelan ASI dengan baik

saat telapak tangan bayi ditekan dengan jari

telunjuk, tangan bayi menggenggam dengan


Moro reflek :
kuat

saat bayi di kagetkan dengan pukulan tangan

di samping bantalnya, bayi langsung

membuka jari tangannya dan bereaksi seperti


Tonic reflek :
memeluk.

bayi dapat mempertahankan posisi leher

ataukepala saat bayi dilentangkan, saat kepala

bayi dimiringkan ke arah kiri, ekstremitas kiri


Babinski reflek :
bayi ekstensi, dan sebelah kanan fleksi

saat telapak kaki bayi digores, semua jari kaki

bayi hiperekstensi dengan ibu jari dorsofleksi

5. ANALISA

1) Diagnosa

By.Ny. B usia 6 jam, fisiologis

2) Masalah

224
Tidak ada

3) Diagnosa Potensial

Tidak ada

4) Kebutuhan Tindakan Segera

Tidak diperlukan

6. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 7 Maret 2022 Jam : 10.00 WIB

1) Melakukan pengamatan pernafasan, warna dan aktifitas bayi

Hasil : pernafasan bayi 42x/ menit, warna kulit masih kemerahan dan

aktifitas bayi menyusu

2) Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus tubuh bayi

dengan kain kering hangat dan menutup kepala bayi. Serta menghindari

memandikan bayi minimal sampai 6 jam dan hanya jika tidak terdapat

masalah medis serta suhu tubuh bayi 36,50 C atau lebih.

Hasil : bayi berada di ruangan yang hangat, diletakkan di tempat tidur,

dan bayi sudah memakai baju lengkap, topi dan selimut

3) Menerapkan sistem Rooming in atau Rawat Gabung yaitu dengan

menempatkan bayi selalu di dekat ibu secara satu ruang selama 6 jam

untuk membantu proses involusio uteri, mencegah bayi hipotermi

Hasil : Telah diterapkan sistem rawat gabung

225
4) Memastikan bayi telah mendapatkan Vitamin K1 1 mg setelah IMD serta

Imunisasi Hepatitis B selang 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K1 1

mg.

Hasil : Bayi telah mendapatkan Vitamin K1 1 mg saat usia 1 jam dan

telah diimunisasi Hepatitis B selang 1 jam pemberian Vitamin K1

5) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif dan sesuai

kebutuhan bayi, yaitu setiap 2-3 jam dan pada payudara kanan dan kiri

secara bergantian sampai payudara terasa kosong

Hasil : ibu bersedia untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya

6) Memberikan konseling pada ibu mengenai tanda bahaya bayi baru lahir

serta segera bawa bayi ke fasilitas kesehatan jika ditemui tanda bahaya

bayi baru lahir : seperti bayi tidak mau menyusu, kejang-kejang, lemah,

sesak nafas(> 60x per menit) tarikan dinding dada bagian bawah ke

dalam, bayi merintih atau menangis terus menerus, tali pusar kemerahan

sampai dinding perut, berbau atau bernanah,demam/panas tinggi(>375º c),

kulit dan mata bayi kuning.

Hasil : Ibu mengerti dan akan waspada terhadap tanda bahaya yang dapat

dialami bayinya.

7) Melakukan dan mengajarkan ibu mengenai perawatan tali pusat

a) Merawat tali pusat dengan cara membungkusnya dengan kassa kering

b) Saat tali pusat terkena kotoran atau tinja, mencuci tali pusat dengan air

bersih, kemudian dikeringkan sampai benar-benar kering dan

dibungkus dengan kassa kering

226
Hasil : Perawatan tali pusat telah dilakukan, tali pusat sudah dalam

keadaan kering dan Ibu paham mengenai perawatan tali pusat yang

diajarkan.

8) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan

Hasil : semua hasil pemeriksaan dan asuhan telah di dokumentasikan

CATATAN PERKEMBANGAN PADA BAYI NY. B USIA 6 HARI

Tanggal : 13 Maret 2022 Jam : 13.15 WIB

Tempat : Rumah Pasien (Banjaran , Banjarejo)

Subyektif 1. Pola Nutrisi


Ibu mengatakan bayinya menyusu < 2 jam 1x, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ± 30 menit bergantian antara payudara kanan dan kiri.
Terkadang bayi menyusu < 2 jam jika bayi menangis atau sudah merasa
lapar. Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI saja.Tak ada makanan
tambahan.
2. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan bayinya sehari BAB 3-4 x/ hari, warna kuning keemasan,
lembek, bau khas, tidak ada keluhan. Ibu juga mengatakan bayi sehari BAK
7-8 x/ hari, warna jernih, bau khas, keluhan tidak ada.
3. Pola Istirahat/ Tidur
Ibu mengatakan bayi tidur setiap bayi selesai menyusu dan merasa kenyang,
sehari kira-kira 16 jam waktu untuk bayi gunakan tidur.
Obyektif Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
a. TTV
1) Denyut Jantung : 120x/ menit
2) Pernafasan : 48x/ menit
3) Suhu : 36,6 0C
Berat Badan : 2800 gr
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : tali pusat sudah lepas saat usia 6 hari, tali pusat kering, tidak ada
kemerahan pada daerah tali pusat, tidak ada bengkak serta tidak ada
pengeluaran berupa nanah dari tali pusat dan tidak berbau

227
Analisa 1. Diagnnosa
BBL. Ny. B usia 6 hari, fisiologis
2. Masalah
Tidak ada
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
4. Kebutuhan Tindakan segera
Tidak diperlukan
Pelaksanaan Tanggal : 13 Maret 2022 Jam : 13.15 WIB
1. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi seperti (a) pernafasan sulit atau
lebih dari 60x/menit, (b) terlalu hangat (>380C) atau terlalu dingin (<360C),
(c) Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar, (d)
hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan,
(e) tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah, (e)
tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau
busuk, keluar cairan, pernafasan sulit. (f) tidak BAB dalam 3 hari, tidak
BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering berwarna hijau tua, ada
lendir atau darah. (g) Menggigil,rewel, lemas, mengantuk, kejang,tidak bisa
tenang, menangis terus-menerus
Hasil : tidak nampak tanda bahaya pada BBL di alami oleh bayi Ny. B, jadi
bayi Ny. B dalam keadaaan sehat sehat.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya di usia 6 hari
ini baik dengan berat badan bayi yang bertambah menjadi 2800 gr
Hasil : ibu senang mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.
3. Mengajarkan ibu mengenai stimulasi pada bayinya seperti pada buku KIA
(halaman 52) agar perkembangan bayi dapat sesuai dengan usianya, dengan
cara sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang,
gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat bayi,tatap
mata bayi dan ajak tersenyum, bicara, dan bernyanyi, perdengarkan musik/
suara pada bayi,kemudian saat usia bayi mulai 3 bulan,bawa bayi keluar
rumah memperkenalkan lingkungan sekitar
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia menerapkan kepada bayinya
4. Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa
tambahan apapun
Hasil : ibu mengatakan bersedia dan ibu mengatakan akan memberikan ASI
saja ke depannya sampai bayi usia 6 bulan.
5. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.
Hasil : Semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan sudah di
dokumentasikan.

228
CATATAN PERKEMBANGAN PADA BAYI NY. B USIA 14 HARI

Tanggal : 21Maret 2022 Jam : 09.30 WIB

Tempat : Rumah Pasien (Banjaran, Banjarejo)

Subyektif 1. Pola nutrisi


Ibu mengatakan bayinya menyusu < 2 jam 1x, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ± 30 menit. Terkadang bayi menyusu < 2 jam jika bayi
menangis atau sudah merasa lapar.
2. Pola eliminasi
Ibu mengatakan bayinya sehari bab 3-4 x/ hari, warna kuning keemasan,
lembek, bau khas, tidak ada keluhan. Ibu juga mengatakan bayi sehari bak 7-8
x/ hari, warna jernih, bau khas, keluhan tidak ada.

3. Pola istirahat/ tidur


Ibu mengatakan bayi tidur setiap bayi selesai menyusu dan merasa kenyang,
sehari kira-kira 16 jam waktu untuk bayi gunakan tidur.
Obyektif Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
1. Ttv
a. Denyut jantung : 122x/ menit
b. Pernafasan : 46x/ menit
c. Suhu : 36,50c
Berat badan : 3100 gr
2. Pemeriksaan fisik
Abdomen : tali pusat sudah puput saat bayi berusia 6 hari.
Analisa 1. Diagnosa
By. Ny. B usia 14 hari, fisiologis
2. Masalah
Tidak ada
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
4. Kebutuhan Tindakan segera
Tidak diperlukan
Pelaksanaa Tanggal : 21 Maret 2022 jam : 09.30 wib
n 1. Melakukan pengkajian atau pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan
anak meliputi; pemeriksaan fisik, pengukuran fisiologis (tanda-tanda vital),
penampilan umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.

229
Hasil : ku : baik kesadaran : composmentis, tali pusat baik, mulai nampak
mengering. Denyut jantung : 122x/ menit, pernafasan : 46x/ menit, suhu :
36,5 0c berat badan : 3100gr.
2. Memberikan informasi hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga, bayinya
dalam keadaan baik dan sehat
Hasil : ibu terlihat lega mendengar hasil pemeriksaan bayinya yang
disampaikan oleh bidan karena bayinya dalam kondisi baik dan berat
badannya sudah naik menjadi 3100 gr.
3. Menganjurkan ibu untuk selalu menjemur bayinya tetapi tidak harus terkena
sinar matahari, menganjurkan menjemur bayinya sekitar pukul 07.00 – 08.00
wib paling lama 10 menit
Hasil: ibu paham dan bersedia mengikuti anjuran yang telah diberikan
4. Memotivasi ibu untuk tetap menyusui bayinya tanpa campuran apapun hanya
asi saja selama 6 bulan dan menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
kehangatan bayinya.
Hasil : ibu mengatakan bersedia untuk memberikan asi saja untuk kedepannya
sampai bayi usia 6 bulan dan menjaga kehangatan bayinya..
5. Memberitahu ibu bahwa saat bayinya berusia 1 bulan, bayi harus di
imunisasikan yaitu imunisasi BCG dan Polio 1, guna dari imunisasi ini untuk
mencegah bayi terkena tbc dan polio.
Hasil : ibu paham dan bersedia untuk mengimunisasikan bayinya.
6. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan
Hasil : semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan sudah di
dokumentasikan.

230
B. PEMBAHASAN

1. Asuhan kebidanan pada kehamilan normal

Pengakajian dilakukan pada 18 Februari 2022 di Puskesmas Kaliangkrik

dalam kasus ini data diambil dari pengkajian berupa Anamnesa dan

Pemeriksaan fisik sehingga dapat diperoleh Data Subyektif dan Data Obyektif

yang digunakan sebagai acuan dalam menetukan Diagnosa dan tindakan pada

klien. Identitas pasien yaitu Ny. B usia 20 tahun, agama islam, pendidikan SD

pekerjaan Ibu rumah tangga, suku bangsa Jawa, alamat Banjaran, Banjarejo.

Identitas suami dikaji untuk mengetahui penanggung jawab dari pasien.

Identitas suami yaitu Tn. M, usia 29 tahun, agama islam, pendidikan MI,

pekerjaan Petani, suku bangsa Jawa dan alamat suami di Bamjaran,

Banjarejo,Kaliangkrik, Magelang.

Pada kasus ini didapat data bahwa umur ibu saat hamil ini adalah 20 tahun

dimana usia ini masih merupakan usia reproduksi sehat sesuai dengan teori dari

Widatiningsih dan Dewi (2017;h.162) bahwa kategori reproduksi sehat yaitu

antara 20 sampai kurang dari 35 tahun. Pada usia muda akan berkaitan dengan

resiko preeklamsia dan jika terlalu tua yaitu diatas umur 35 tahun fungsi sistem

reproduksi sudah tidak optimal untuk perkembangan janin. Jadi, hal ini dapat

meminimalkan terjadinya faktor risiko adanya komplikasi selama kehamilan

dan persalinan ibu di kemudian hari. Selain itu pada Ny. B pendidikan

terakhirnya adalah SD dimana tingkat pendidikan tersebut berpengaruh

terhadap pemahaman ibu dalam mendapatkan informasi berkaitan dengan

kehamilannya, hal tersebut sesuai dengan teori dari Widatiningsih dan Dewi

231
(2017;h.162) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan klien akan berpengaruh

terhadap kemampuannya dalam menyerap suatu informasi yang diberikan saat

penyuluhan kesehatan, sehingga bidan harus menggunakan bahasa umum

dalam menyampaikan informasi mengenai kehamilannya agar mudah

dimengerti oleh ibu.

Dalam asuhan Kehamilan pada Ny.B ini didapatkan bahwa Ny. B ingin

memeriksakan kehamilannya dengan keluhan yang dirasakan pinggangnya

sering terasa nyeri. Ibu juga mengatakan kalau dirinya khawatir memikirkan

bagaimana keadaan bayi yang akan dilahirkannya nanti apakah normal atau

tidak karena ini merupakan kehamilannya yang pertama. Hal ini sesuai dengan

teori dari Widatiningsih dan Dewi (2017;h.164) yaitu masalah/kekhawatiran

utama yang dikeluhkan ibu biasanya mengenai ketidaknyamanan yang dialami

akibat kehamilannya. Saat ini yang dirasakan ibu yaitu pada saat Ny.B

memasuki kehamilannya di TM III ibu mengatakan saat kehamilan tua ini

pinggangnya sering terasa nyeri sehingga dalam pemberian penyuluhan dapat

disesuaikan dengan apa yang dikeluhkan oleh ibu saat ini.

Di dalam kasus Ny.B ini, ibu mengatakan bahwa dirinya dan keluarga

tidak memiliki riwayat penyakit menurun dan menular, seperti teori dari

Widatiningsih dan Dewi ( 2017; h. 83-87 ) bahwasanya ibu tidak memiliki

penyakit menurun seperti Jantung, Hipertensi, Asma, Diabetes Mellitus,

anemia dan juga tidak penyakit menular seperti hepatitis, HIV/AIDS, Sifilis.

Pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari pada kasus Ny. B ini didapatkan

ibu makan 3-4 kali sehari porsi sedang dengan lauk bervariasi, dalam kondisi

232
hamil ini Ny.B tidak ada perubahan dalam porsi makan hanya saja yang

berubah dari frekuensi minumya dari yang sebelum hamil sekitar 3-5 gelas dan

setelah hamil berubah menjadi 5-7 gelas perhari dengan jenis air putih dan teh.

Menurut teori dari Widatiningsih dan Dewi (2017;h.173-174) bahwa Frekuensi

makan pokok umumnya 3x perhari. Komposisi berupa nasi atau penggantinya

dengan porsi 1 piring makan.Lauk bervariasi baik dari produk hewani maupun

nabati.Sayuran juga dianjurkan bervariasi.Buah hendaknya selalu dikonsumsi

minimal 1 kali sehari.Sedangkan Kebutuhan kalori pada saat hamil yaitu

sekitar 300 kalori per hari, pada ibu hamil seharusnya mengonsumsi makanan

yang mengandung cukup protein, vitamin dan zat besi. Kelebihan karbohidrat,

gula, dan garam akan menyebabkan janin tumbuh terlalu besar dan juga

berpotensi terjadi preeklamsia jadi asupan gizi harus seimbang. Pada pola

eliminasi ini Ny.B mengatakan selama hamil ini frekuensi BAK menjadi

bertambah dari sebelum hamil hamil menjadi 5-6 kali perhari dengan warna

kuning jernih, bau khas, dan tidak ada keluhan.ibu yang sering kencing ini

diakibatkan karena terjadi peningkatan frekuensi mikturisi dari kondisi

sebelum hamil karena berkurangnya kapasitas kandung kemih akibat tertekan

oleh pembesaran uterus (Widatiningsih dan Dewi,2017;h.174), sedangkan pada

pola eliminasi BAB ibu mengatakan selama hamil dan sebelum hamil tidak ada

perubahan yaitu tetap 1x sehari \

lembek warna coklat kekuningan. Untuk pola aktivatas yang dilakukan Ny.B

selama dan sebelum hamil ini masih sama seperti biasa yaitu mengerjakan

pekerjaan rumah tangga akan tetapi hanya yang ringgan-ringan saja selain itu

233
dalam melakukan pekerjaan rumah, ibu terkadang di bantu oleh suami.

Sedangkan pada pola istirahat dan tidur di dapatkan data bahwa Ny.B selama

hamil ini tidur malam masih sama yaitu 7-8 jam sehari hanya saja yang

berbeda pada tidur siang yang tadinya 1 jam menjadi 2 jam sehari ibu

mengatakan tidak ada keluhan.

Dalam pengakajian pemeriksaan fisik yang ditemukan bahwa tekanan

darah ibu dalam batas normal yaitu 121/ 82 mmHg, tidak ditemukan oedema

pada wajah dan ekstremitas diikuti pemeriksaan protein urine (-). Hal ini

menunjukkan bahwa Ny. B tidak ditemukan adanya tanda Preeklamsi maupun

Hipertensi yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan pada ibu dan pada

janin berupa kelahiran prematur, IUGR, gawat janin hingga IUFD

(Widatiningsih dan Dewi,2017;h.85). Kecilnya resiko komplikasi yang muncul

pada kehamilan Ny.B ini dikarenakan ibu rajin mengikuti kelas ibu hamil dan

rutin melakukan pemeriksaan ANC secara rutin yaitu melakukan kunjungan

ANC sebanyak 9x kunjungan, dengan pembagiannya 3x pada kehamilan TM I,

3x pada kehamilan TM II dan 3x pada TM III, sesuai dengan teori menurut

Widatiningsih & Dewi (2017;h.169) kunjungan antenatal minimal dilakukan

sebanya 4x, yaitu 1x pada TM I, 1 x pada TM II dan 2 x pada TM III. Sehingga

pada kunjungan antenatal ibu sudah tercapai dan setiap kunjungan Ny.H selalu

mendapatkan terapi suplement zat besi (Fe).

Pada pemeriksaan status present yang dilakukan pada Ny.B sudah sesuai

dengan teori dari Widatiningsih dan Dewi ( 2017; h.181-182) yaitu melakukan

234
pemeriksaan dari ujung kepala sampai ujung kaki dan tidak ditemukan

kesenjangan dari hasil pemeriksaan.

Berkaitan dengan pola pemenuhan kebutuhan nutrisi, Ny.B selama awal

kehamilan didapatkan ukuran LILA 23,5 cm sehingga dalam kehamilan ini

Ny.B tidak termasuk dalam resiko KEK. Hal tersebut sesuai dengan teori dari

Romauli(2015; h.173) bahwa LILA (Lingkar Lengan Atas) pada bagian kiri

LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang

kurang/buruk, jadi Ny.B tidak termasuk dalam status gizi yang kurang karena

LILA ibu dalam batas normal yaitu 23,5 cm. Selain itu dapat dilihat dari indeks

masa tubuh, IMT pada Ny.B diketahui 22,53 Kg/m2 (normal), ini artinya Ny.B

masuk dalam kategorinormal. Sesuai dengan teori Widatiningsih dan Dewi

(2017;h.180) nilai IMT mempunyai rentang sebagai berikut : 19,8-26 normal,

<19,8 rendah, 26-29 tinggi, >29 obesitas. Meskipun berat badan ibu dalam

keadaan normal namun belum bisa menetukan apakah bayi juga mengalami

peningkatan yang sesuai dengan umur kehamilannya saat ini, sehingga

dilakukan pemeriksaan pada tinggi fundus uetri (TFU) untuk menentukan

taksiran berat janin (TBJ) dimana pada kehamilan ibu 38 minggu 1 hari yaitu

29 cm, Untuk menentukan taksiran berat janin menurut teori dari Romauli

(2015;h.71) rumusnya Taksiran berat janin: (tinggi fundus dalam cm – N) x

1,55 = berat (gram). bila kepala di atas atau pada spina iskiadika maka N = 12,

bila kepala di bawah spina iskiadika maka N = 11, karena kepala janin belum

masuk panggul maka TBJ = (29 cm-11) x 1,55= 2,790 kg. Berat badan BBL

normal adalah 2500 - 4000 gram.Sehingga dalam penatalaksanaan

235
Ny.Bdianjurkan untuk tetap memenuhi nutrisinya seperti biasa tanpa ada

pantangan agar bayi saat lahir nanti tidak mengalami BBLR.Selain itu pada

Ny. B juga dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu berupa pemeriksaan

laboratorium seperti cek Hb dan urine protein. Ny.B melakukan pemeriksaan

Hb 2x yaitu pada saat trimester I 1x dan trimester III sebanyak 1x, Hasil

pemeriksaan Hb Ny. B saat usia kehamilan 12 minggu yaitu 11,3 gr%dan di

trimester III terakhir pada usia kehamilan 37 minggu 1 hari diperoleh Hb 12,7

gr% ,dari hasil pemeriksaan ini membuktikan bahwa ibu tidak mengalami

anemia, sesuai dengan teori menurut Rukiyah dkk (2013;h.160) dikatakan

anemia jika kadar Hb ibu kurang dari 11 g%. Sedangkan pada pemeriksaan

protein Urin didapatkan hasil negatif, hal ini dilakukan untuk mengetahui

pemeriksaan urine untuk protein atas indikasi untuk menegakkan diagnose pre

eklamsia, ini termasuk teori dari Widatiningsih dan Dewi (2017; h.184).

Dari Data Anamnesa didapat bahwa Ny.B mengeluh punggung terasa

nyeri dengan hasil pengkajian berupa Data Subyektif dan Obyektif tidak ada

kemungkinan komplikasi dari kehamilannya, serta tidak ada keabnormalan

pada hasil pemeriksaan, maka pada Ny. B saat ini mengalami keluhan berupa

ketidaknyamanan pada TM III. Sesuai dengan teori yang disampaikan oleh

Widatiningsih dan Dewi (2017;h.146) yaitu ibu hamil bisanya mengalami

beberapa keluhan yang normal diawali pada saat trimester III antara lain

frekuensi berkemih, nyeri ulu hati, konstipasi, kram tungkai, insomnia dan

nyeri punggung bawah, nyeri punggung yang terjadi karena semakin beratnya

beban yang dibawa ibu dalam rahim maka tulang punggung pun akan

236
menyesuaikan diri dan peregangan dari otot yang ada di tulang punggung

tersebutlah yang menimbulkan rasa sakit pada punggung. Hal tersebutlah yang

mendorong penulis untuk memberikan konseling mengenai ketidaknyaman

trimester III dan cara mengatasinyayaitu dengan memperhatikan postur tubuh

dan menganjurkan ibu untuk melakukan body mechanik/posisi tubuh yang baik

pada ibu hamil. Pada kasus Ny.B menunjukkan bahwa hal tersebut adalah

keadaan normal yang dialami ibu hamil. Didukung dengan hasil pemeriksaan

fisik yang dilakukan pada Ny.B yang tidak ditemukan keabnormalan dan

memotivasi ibu untuk tetap tenang, tidak perlu khawatir tentang keadaan

janinya saat ini karena janinya dalam keadaan sehat, tetap menganjurkan ibu

untuk terus berdoa agar ibu dan janin sehat serta diberi kemudahan saat proses

persalinannya.

Menurut jurnal penelitian dari Faizatul Ummah dengan judul “nyeri

punggung pada ibu hamil, ditinjau dari body mekanink dan paritas di desa

Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik“nyeri punggung yang terjadi

pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perubahan postur tubuh

selama kehamilan, hal ini sejalan dengan bertambahnya berat badan secara

bertahap selama kehamilan dan redistribusi pemusatan, pengaruh hormonal

pada struktur ligamen, pusat gravitasi tubuh bergeser kedepan dan jika

dikombinasikan dengan peregangan otot abdoment yang lemah, hal ini sering

mengakibatkan lekukan pada tulang lumbal yang disertai pembulatan pada

bahu serta dagu yang menggantung, ada kecenderungan bagi otot punggung

untuk memendek jika otot abdoment meregang sehingga dapat menyebabkan

237
ketidakseimbangan otot disekitar pelvis, dan tegangan tambahan dapat

dirasakan diatas ligament tersebut. Akibatnya adalah nyeri punggung yang

biasanya berasal dari sakroiliaka atau lumbal, dan dapat menjadi gangguan

punggung jangka panjang jika keseimbangan otot dan stabilitas pelvis tidak

dipulihkan setelah melahirkan.Untuk itu pengaturan body mekanik untuk

mempertahankan postur tubuh yang tepat ketika mengangkat benda,

membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas selama kehamilan menjadi

faktor penting untuk mencegah dan mengatasi terjadinya nyeri punggung

selama kehamilan.(Ummah, Faizatul; jurnal Vol. 03 No.XIII, Desember 2012).

Berdasarkan hari perkiraan lahir pada Ny. B yang sudah dekat yaitu

tanggal 11 Maret 2022,Namun pada Ny.B belum mengetahui tentang tanda -

tanda persalinan dan belum mempersiapkan persalinannya. Sehingga dalam

penatalaksanaan Ny.B mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai tanda –

tanda persalinan dan persiapan persalinan. Dalam proses persalinan nanti ibu

mengatakan sudah mempunyai jaminan kesehatan sehingga ibu tidak perlu

khawatir dengan biaya yang perlu dikeluarkan pada saat proses persalinan

nanti. Selain itu pada Ny. B juga diberikan terapi berupa tambah darah dan

menganjurkan Ny. Buntuk melakukan pemeriksaan kehamilan satu minggu

sekali sebelum HPL nya.

2. Asuhan kebidanan pada persalinan normal

Pada kasus Ny.B ini ibu datang ke puskesmas pada tanggal 6 Maret 2022

pada jam 22.00 WIB mengatakan ingin bersalin. Keluhan yang dirasakan oleh

Ny.B, ibu mengatakan kenceng-kenceng sejak pukul 16.00 WIB, pada Ny.B

238
kencang dimulai dari pinggang ke perut. Ibu juga mengatakan keluar lendir

darah dari kemaluannya sesuai dengan teori (Marmi,2016;h.9-10) pada

kontraksi persalinan akan dirasakan ketidaknyamanan pada bagian punggung

dan menjalar kedepan dan diperkuat dengan adanya pengeluaran lendir

mengidentifikasi telah mulainya proses persalinan.

Berkaitan dengan adanya tanda-tanda persalinan, maka perlu mengkaji

mengenai pola nutrisi pada Ny.B guna untuk persiapan proses persalinan. Ny.B

mengatakan makan terakhir pada tanggal 6 Maret2022 pukul 19.00 WIB terdiri

dari nasi, sayur dan lauk dan minum terakhir pada 6 Maret 2022 pukul 21.30

WIB terdiri dari air putih dan teh hangat. Menurut teori dari Sulistyawati dan

Nugraheni (2013;h.223) pola nutrisi perlu dikaji untuk mengetahui agar bisa

mendapatkan gambaran apakah pasien dapat tercukupi asupan gizinya sampai

dengan masa awal persalinan karena makanan dan cairan akan memberikan

banyak energi dan dapat juga mengetahui intake cairan karena akan

menentukan kecenderungan terjadinya dehidrasi.Sehingga pada pola nutrisi

Ny. B saat persalinan ini dipastikan sudah tercukupi.

Pada Ny. B BAK terakhir pada tanggal 6 Maret 2022 pukul 19.30 WIB.

pada proses persalinan perlu dievaluasi pada kandung kemih ibu, Hal ini

berkaitan dengan teori dari Sulistyawati dan Nugraheni (2013;h.46) bahwa

kandung kemih harus sering dievaluasi untuk mengetahui adanya kandung

kemih yang penuh, hal ini bila terjadi akan menyebabkan terhambatnya

penurunan bagian presentasi janin kemudian untuk BAB terakhir pada tanggal

6 Maret 2022 pukul 05.30 WIB. Dalam pola istirahat terakhir juga penting

239
untuk dikaji karena dapat mempengaruhi saat persiapan dan proses persalinan.

Pada kasus Ny.B ini mengatakan bahwa ibu tidur terakhir pada tanggal 5 Maret

2022 pada pukul 20.00 WIB sampai tanglal 6 Maret 2022 pukul 04.30 WIB

tidak terdapat masalah/gangguan saat tidur hanya merasakan nyeri pinggang

namun, sehingga dari data yang diperoleh, Ny.B sudah baik untuk kualitas

istirahat saat menjelang persalinan.

Dari data pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tanda – tanda vital

diperoleh keadaan umum ibu dalam keadaan baik dengan tekanan darah 127/

80 mmHg. Marmi (2016;h.129) menyatakan tekanan darah penting diketahui

untuk mendeteksi kemungkinan adanya preeklamsia yaitu bila tekanan darah

lebih dari 140 atau 90 mmHg. Dengan demikian terdapat kesesuaian antara

teori dengan kasus dimana pengukuran tekanan darah ini dilakukan disela-sela

kontraksi sehingga tekanan darah pada Ny.B dalam kategori Normal dan tidak

terdapat kemungkinan adanya preeklamsi. Selain itu, pada Ny. B juga

dilakukan pemeriksaan palpasi leopold yang dilakukan untuk mengetahui letak

janin apakah sudah sesuai dengan usia kehamilannya saat ini. Dari hasil

pemeriksaanpalpasi yang diperoleh dari Ny.B didapatkan pada pemeriksaan

Leopold I yaitu TFU 29 cm, 2 jari di bawah Px, teraba 1 bagian agak

bulat,lunak, tidak melenting, Leopold II pada bagian kanan didapatkan hasil

teraba 1 bagian panjang seperti papan keras dan ada tahanan dan pada bagian

kiri teraba bagian kecil putus-putus, pada Leopold III didapatkan hasil teraba 1

bagian bulat, keras, melenting tidak dapat digoyangkan, sedangkan pada

Leopold IV dalam posisi divergen,

240
Pada kasus Ny.B ini di dapatkan hasil Auskultasi yaitu DJJ yang diperoleh

yaitu 146x/menit di 1 bagian kanan bawah pusat. Menurut JPNK-KR

(2014,h.41) Normalnya DJJ terdengar 120-160 x/menit. Gangguan kondisi

kesehatan janin dicerminkan dari DJJ kurang dari 120x/menit atau lebih dari

180 x/menit. Pada hasil auskultasi pada pemeriksaan DJJ yang diperoleh dari

Ny. B antara kasus dan teori sudah sesuai dan tidak ada kesenjangan.

Untuk memastikan apakah Ny.B sudah masuk inpartu atau belum

dilakukan pemeriksaan dalam pada tanggal 6 Maret 2022 pukul 22.00 WIB

dengan hasil yaitu, vulva vagina tenang, portio lunak, efficement 50%,

Pembukaan 4 cm, kulit ketuban utuh, presentasi kepala, moulage 0, hodge III,

bagian lain yang menumbung tidak ada, STLD (+) lendir darah. Data obyektif

ini menunjukkan bahwa Ny.B telah memasuki masa inpartu kala I fase aktif,

sesuai dengan teori yaitu fase laten yang berlangsung selama kurang lebih 8

jam dimana pembukaan berlangsung sangat lambat sampai diameter 3 cm dan

fase aktif pembukaan dari 3 cm sampai pembukaan lengkap yaitu 10 cm

berlangsung 6 jam (Sulistyawati dan Nugraheny,2013;h.65). Pada pemeriksaan

kontraksi pada Ny. B yaitu 3x10’40” dalam fase aktif dianggap adekuat apabila

kontraksi minimal terjadi tiga kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi

adalah 40 detik atau lebih. (JNPK-KR,2014;h.40-42). Dalam kasus Ny. B

kontraksi yang terjadi dianggap adekuat sehingga dalam penatalaksanaan ibu

dianjurkan untuk tidur miring kiri untuk mempercepat proses persalinan serta

diajarkan teknik manajemen nyeri, yaitu relaksasi pernafasan guna mengurangi

nyeri akibat adanya proses persalinan ini.

241
Dalam proses persalinan ini ibu didampingi oleh suami dan keluarga

sehingga ibu mendapat dukungan dan pendampingan dalam setiap proses

persalianan dengan perasaan yang nyaman, tentram, sesuai dengan keinginan

ibu bersalin, dan merasakan kasih sayang yang diharapkan oleh dirinya sendiri.

Mengetahui bahwa Ny. B sudah memasuki masa persalinan pelaksanaan

asuhan kebidanan pada ibu bersalian kala I didasarkan pada pemberian asuhan

sayang Ibu serta observasi kesejahteraan Ibu dan janin dengan dilakukan

pemantauan selama kala I. Pada Ny. B dalam proses persalinan sudah

memasuki fase aktif sehingga dalam teori JNPK-KR (2014;h.52-66) pada fase

aktif pemantauan tekanan darah dilakukan setiap 4 jam, teperatur setiap 2 jam,

nadi 30 menit, DJJ setiap 30 menit, frekuensi dan lama kontraksi 30 menit,

pembukaan serviks 4 jam. Dalam kasus Ny.B dilakukan pemantauan sesuai

teori dengan pemeriksaan dalam hanya dilakukan dua kali karena ibu sudah

muncul rasa ingin meneran dan merasa seperti ingin BAB dengan diperkuat

adanya ketuban sudah pecah sehingga jarak pembukaan 4 menuju pembukaan

10 hanya berjarak 4 jam dan hasil telah tercatat di partograf.

Pada tanggal 7 Maret 2022 pukul 02.30 WIB kasus Ny. B muncul rasa

ingin meneran dan merasa seperti ingin BAB. Untuk memastikan bahwa Ny.B

sudah benar memasuki inpartu kala II didukung dengan adanya pecah ketuban

sehingga hasil pemeriksaan dalam didapat serviks lunak, pembukaan lengkap,

portio sudah tidak teraba, presentasi kepala, POD UUK kanan depan, Moulage

0, KK (-), STLD (+), pemeriksaan dalam dilakukan atas indikasi adanya tanda

gejala kala II dan ketuban sudah pecah. pemeriksaan dalam dilakukan pukul

242
02.30 WIB yang didapatkan hasil bahwa Ny.B sudah memasuki persalinan kala

II.

Pemeriksaan pada Ny.B dilakukan Tindakan langsung ke Kala II, Sebelum

melakukan pertolongan persalinan, penolong harus memakai APD secara

lengkap namun pada kasus yang ada dilahan hanya menggunakan celemek,

masker dan sandal tidak menggunakan topi ataupun kacamata. Alasan tidak

digunakannya alat pengaman kaca mata dan topi dikarenan tidak tersediannya

topi maupun kaca mata pelindung di ruang bersalin PKM Kaliangkrik. Hal

tersebut berkaitan dengan kurangnya pencegahan infeksi bagi petugas maupun

Ny.B dikarenakan dapat terjadi penularan berbagai penyakit yang melalui

darah dan cairan tubuh tertentu baik dari petugas ke pasien maupun sebaliknya.

Sesuai dengan keluhan yang dirasakan ibu pada Ny. B bantu ibu

mengambil posisi yang nyaman untuk meneran secara efektif dan benar,

anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi serta menganjurkan keluarga

untuk mendukung usaha ibu dan menganjurkan untuk memberi asupan per oral

(Prawirohardjo, 2014; h.341-345)

Pada Ny. B dilakukan inspeksi pada kala II yaitu adanya tekanan anus,

perinium menonjol dan vulva membuka hal tersebut dikarenakan ada dorongan

kepala janin yang semakin menurun. Setelah memastikan pembukaan sudah

lengkap menempatkan ibu pada posisi yang diinginkan ibu yaitu ½ duduk

sehingga memungkinkan pada Ny. B lebih mudah untuk mengejan dan

mempermudahkan untuk pengeluaran bayinya, segera membimbing ibu untuk

mengejan saat ada his. Saat kepala bayi lahir dilakukan pemeriksaan

243
kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada kasus Ny.B ini bayi tidak ada lilitan

tali pusat. Pada kasus Ny. B bidan sudah menahan perineum dengan benar,

tetapi masih ada laserasi yang masih dapat ditangani oleh bidan. Hal ini terjadi

dikarenakan jalan lahir ibu yang belum pernah di lalui oleh kepala bayi

sehingga otot – otot perinium belum pernah mengalami peregangan. Pada

proses kelahiran kepala dan seluruh tubuh bayi dilakukan sesuai dengan

prosedur dan tetap mengutamakan asuhan sayang Ibu dan bayi dengan hasil

bayi lahir tanggal 7 maret 2022 pukul 03.35 WIB dengan bayi lahir dilakukan

penilaian sepintas pada bayi, dengan hasil bayi menangis kuat, kulit

kemerahan, gerakan aktif, dan jenis kelamin Perempuan. Hasil pemeriksaan

menunjukan bahwa bayi normal, tidak ada kelainan sehingga dapat dilakukan

tindakan asuhan pada bayi baru lahir fisiologis salah satunya yaitu dengan

melakukan IMD sesuai dengan teori Prawirohardjo (2014; h.341-345) yaitu

jika bayi dalam keadaan baik meletakkan bayi diatas perut ibu dan

mengeringkan tubuh bayi dengan handuk. Dari hasil ini bayi dalam keadaan

sehat dan persalinan berjalan secara fisiologis.Ibu juga dalam keadaan baik

dengan persalinan berlangsung sekitar 1 jam 5 menit menit dari pembukaan

lengkap.

Dalam persalinan kala III dilakukan manajemen aktif kala III pada ibu,

dimulai dari pemeriksaan palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada janin

kedua atau tidak.Jika tidak ada, kemudian dilakukan penyuntikan oksitosin

untuk merangsang uterus berkontraksi sehingga mempercepat pelepasan

plasenta. dalam Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny.B di Kala III sudah

244
sesuai dengan teori dari Marmi (2016;h.261-267) bahwa terkait dengan

penatalaksanaan manajemen aktif kala III diantara yaitu dengan melakukan

penengangan tali pusat terkendali dengan melihat adanya tanda – tanda

pelepasan plasenta kemudian melahirkan plasenta dengan kedua tangan dengan

memutar plasenta hingga selaput terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan

pada wadah yang telah disediakan, Pada kasus Ny B plasenta lahir pukul 03.45

WIB pada tanggal 7 maret 2022 dengan lama kala III berlangsung selama 10

menit. Setelah plasenta lahir melakukan massase uterus hingga fundus

berkontraksi dengan memastikan bahwa kandung kemih ibu masih kosong dan

memeriksa kelengkapan plasenta pada kedua sisi plasenta baik bagian ibu

maupun bayi kemudian evaluasi pendarahan dan juga laserasi. Pada Ny. B

perkiraan jumlah darah masih dalam batas normal yaitu tidak lebih dari 500 cc

dengan adanya laserasi pada vagina dan perinium derajat 2.

Selanjutnya dilakukan pemantauan Kala IV pada Ny. B yang di dapat

plasenta lahir tanggal 7 maret 2022 pukul 03.45 WIB dengan memastikan

kontraksi uterus ibu kuat dan tidak terjadi perdarahan pervaginam, membiarkan

bayi tetap IMD dengan ibu paling sedikit 1 jam (Marmi,2016; h. 298). pada

kasus Ny. Bterdapat laserasi yang masih dapat ditangani oleh bidan. Hal ini

terjadi dikarenakan jalan lahir ibu yang belum pernah di lalui oleh kepala bayi

sehingga otot – otot perinium belum meregang sehingga dilakukan hecting

pada luka laserasi setelah persalinan dengan diberikan suntikan lidocain untuk

mengurangi rasa nyeri dan pada bayi sudah melakukan IMD selama 1 jam,

memindahkan bayi dan membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir

245
darah dengan menggunakan air bersih. dan mengganti baju ibu yang basah

dengan baju yang kering dan bersih. Namun terdapat kesenjangan pada saat

membersihkan ibu dimana air DTT yang digunakan seharusnya adalah air

matang yang telah direbus selama 20 menit sesuai dengan teori Marmi (2016;

h. 298-299) yang menegaskan bahwa bersihkan badan ibu menggunakan air

DTT, sedangkan dilahan tidak demikian karena tidak disediakannya air DTT

oleh puskesmas sehingga hanya memakai air yang berasal dari kran biasa tanpa

dididihkan terlebih dahulu. Sehingga bidan seharusnya lebih menerapkan

prinsip asuhan sayang ibu dengan menjamin kebersihan dari suatu tindakan

yang kita lakukan pada klien. Mendekontaminasikan tempat persalinan dengan

larutan clorin. Setelah semua selesai memastikan pasien merasa nyaman dan

membantu ibu dalam memberikan ASI setelah dilakukan pengukuran

antropometri, menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minum dan makan

yang di inginkan ibu. Untuk mencegah terjadinya perdarahan berlebih pada

persalinan kala IV Penulis mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan

masase fundus uteri untuk mencegah terjadinya perdarahan yang berlebihan

setelah saat melahirkan.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada kala IV Ny.B dilakukan observasi

selama 2 jam pasca persalinan berupa pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu

ibu dan kandung kemih ibu setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca

persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

Danmendokumentasikan pada lembar pemantauan partograf.Setelah asuhan

diberikan, melakukan pengukuran antopometri pada bayi dengan hasil BB

246
2700 gr, PB 49 cm, LK 33 cm, LD 34 cm dan LILA 11 cm. Hasil pengukuran

antopometri bayi didapatkan hasil yang normal. Selanjutnya memberikan salep

mata chloramphenicol-1% dan Vitamin K1 mg untuk mencegah perdarahan

secara IM di paha kiri anterolateral. Setelah 1 jam pemberian Vitamin K1 bayi

diberikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan anterolateral. Hasil pemantauan

kala IV Selama 2 jam, tanda-tanda vital Ny. B dalam batas normal dan TFU 2

jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong dan jumlah

perdarahan tidak lebih dari 500 cc yaitu 100 cc.

Evaluasi hasil pada kasus diketahui Ny.B pada kala I berlangsung selama

4 jam yang menandakan tidak ada tanda bahwa kala I lama, pada kala II selama

65 menit , kala III selama 10 menit, pengeluaran darah sebanyak 200 cc dari

kala I sampai kala IV yang menandakan Ny.B tidak mengalami perdarahan

hebat selama proses persalinan.

3. Asuhan kebidanan pada nifas normal

a. Nifas 6 jam

Pengkajian Nifas 6 jam pada Ny. B dilakukan pada tanggal 7 maret

2022 pada pukul 10.00 WIB dilakukan di puskesmas Kaliangkrik dengan

keluhan utama yang dirasakan pada kasus Ny. B ini ibu mengatakan masih

terasa nyeri pada luka jahit jalan lahirnya dan masih terasa mulas pada perut

bagian bawah. Hal ini sudah sesuai dengan teori dari Ambarwati dan

Wulandari (2015;h.132) bahwa Keluhan utama di kaji untuk mengetahui

masalah yang sedang dihadapi berkaitan dengan masa nifas misalnya pasien

merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.

247
Asupan nutrisi yang di dapat oleh Ny.B ibu sudah makan satu kali

jenisnya nasi, lauk dan sayur sebanyak 1 piring sedang dan minum 3x jenis

air putih sebanyak 2 gelas sedang serta Ny.B sudah minum vitamin A 1

tablet, 1 tablet FE, 1 tablet amoxicillin dan 1 tablet parasetamol pada pukul

06.30 WIB, Jadi kebutuhan nutrisi Ny. B dapat terpenuhi kembali serta

menambah tenaga pada Ny.B setelah melahirkan. Kemudian data pola

eliminasi Ny. B didapat ibu sudah melakukan BAK sebanyak 2x setelah 6

jam melahirkan warnanya jernih kekuningan dengan bau khas dan merasa

sedikit nyeri namun ibu belum BAB, menurut teori dari Handayani dan

Pujiastuti (2016; h.65) pada ibu nifas kandung kemih harus segara di

kosongkan agar kontraksi uterus tidak terganggu, paling lama 6 jam setelah

melahirkan, jika dalam waktu 4 jam ibu belum miksi, anjurkan ibu untuk ke

kamar kecil, jika setelah 6 jam ibu tetap belum BAK terpaksa dilakukan

pemasangan kateter, sedangkan untuk BAB ibu nifas diharapkan mampu

BAB maksimal pada hari ketiga setelah persalinan

Pada kasus yang dialami Ny.B ini mengatakan bahwa pada nifas 6 jam

ini ibu dapat tidur hanya 30 menit karena pada saat itu bayi menangis

sehingga ibu perlu untuk menyusui bayinya. Ny.B juga telah melakukan

mobilisasi secara bertahap seperti mulai miring kanan dan kiri, duduk,

berdiri, sampai bisa jalan-jalan seperti ke kamar mandi atau beraktifitas

ringan lainnya dengan bantuan suami.Sesuai dengan teori dari Ambarwati

dan Wulandari (2015:h.137) bahwa Mobilisasi sendiri dapat mempercepat

proses pengembalian alat-alat reproduksi. Dalam kasus tersebut, terlihat

248
bahwa Ny. B dalam waktu 6 jam sudah mampu melakukan mobilisasi

bertahap dengan baik sehingga diharapkan proses pemulihan dan masa

nifasnya akan berjalan dengan baik.

Dari hasil pemeriksaan masa nifas 6 jam yang dilakukan kepada Ny.

B ini didapatkan hasil pemeriksaan umun ibu baik dengan tanda – tanda

vital ibu dalam keadaan normal. Dalam pemeriksaan obstetri didapat data

yang menunjukan pada 6 jam setelah persalinan berupa pemeriksaan bahwa

colostrum sudah keluar dan pada abdomen TFU 2 jari dibawah pusat,

kontraksi baik dan pemeriksaan genitalia Ny. B terdapat luka jahitan bekas

laserasi jalan lahir dengan jahitan yang terlihat sudah menyatu dengan

kondisi luka yang masih basah, masih ada tanda REEDA dengan skor

masing- masing kemerahan 1, oedema 0, kebiruan 0, pengeluaran cairan 0

serta perlekatan jaringan 1dengan PPV lochea rubra, sesuai dengan teori

yang disampaikan oleh Marmi (2017;h.89) yang menyebutkan bahwa pada

pemeriksaan genetalia pengeluaran pervaginam pada hari 1-3 pasca bersalin

keluar lochea rubra.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. B sesuai dengan asuhan

kebidanan ibu masa nifas 6 jam dan disesuaikan dengan kebutuhan ibu

seperti halnya adanya keluhan yang dirasakan ibu saat ini yaitu adanya

mules di perut sehingga pada Ny. B di beritahu bahwa hal tersebut terjadi

karena adanya proses pengembalian uterus ke bentuk semula dengan

memeriksa kontraksi dan TFU ibu, didapatkan hasil bahwa Ny. B

kontraksinya baik, tonus keras, TFU 2 jari di bawah pusat,selain itu

249
adanyajahitan pada perinium yang masih teasa nyeri dengan hasil

pemeriksaan objektif tidak terdapat kesenjangan maka pada Ny. B diberikan

konseling pada ibu tentang perawatan luka jahitan perinium agar tidak

terjadi tanda infeksi pada masa nifas ini, dengan menganjurkan ibu untuk

cebok yang bersih setelah BAB dan BAK dengan membersihkan dari arah

depan terlebih dahulu kemudian ke arah belakang. Hal ini sesuai dengan

teori Marmi (2017;h.184-185) yang menyebutkan bahwa pada ibu nifas

dianjurkan untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah perinium yaitu

dibersihkan dengan air bersih dan sabun, mengganti pembalut setidaknya

2x/hari. Serta memberitahu bahwa hal tersebut merupakan keluhan yang

normal dirasakan pada ibu dalam masa nifas.

Pada pola istirahat Ny B hanya dapat tidur setengah jam. Sehingga

pada penatalaksanaan Ibu di anjurkan istirahat ketika bayi tidur.Jika ibu

kurang tidur dikhawatirkan ASI tidak lancar, involusi uterus lambat,

menyebabkan depresi dan ibu tidak mampu merawat dirinya dan

bayinya.Dikarekan ini merupakan anak pertama Ny. B, maka menganjurkan

ibu untuk memberikan ASInya lebih awal dengan mengajarkan pada ibu

teknik menyusui yang benar dan selalu mengajurkan ibu untuk selalu

menyusui 2 jam sekali dengan lama menyusui 10-15 menit pada kedua

payudara secara bergantian serta memberitahu ibu tanda bahaya pada masa

nifas dengan menganjurkan untuk segera menghubungi nakes jika dijumpai

tanda bahaya tersebut, menganjurkan ibu untuk banyak makan-makanan

yang bergizi terutama yang banyak mengandug protein seperti telur, ikan,

250
dan daging-dagingan juga menganjurkan ibu untuk banyak minum agar

asinya lancar.

Ny. B pada nifas 6 jam ini diberikan terapi berupa vitamin A 1 tablet

( 200.000 UI ) Sf ( 250 mg ) 1x1, Amoxcilin ( 500 mg ) 3x1, Paracetamol

( 500 mg ) 3x1. Dan juga memberitahu pada ibu bahwa 3 hari lagi ibu harus

datang ke puskesmas untuk memantau kondisi ibu dan bayi. pada kasus

Ny.B diketahui ibu masih focus terhadap dirinya sendiri namun hal itu wajar

karna menurut Handayani dan Pujiastuti (2016;h.26-27) pada hari 1-2 ibu

masih dalam fase taking in dimana ibu masih berfokus pada dirinya sendiri

sehingga pada Ny. B perlu untuk ibu mendapatkan asupan nutrisi yang

adekuat, istirahat cukup, dan komunikasi yang baik

b. Nifas 6 hari

Pengkajian masa nifas 6 hari ini dilakukan pada tanggal 13 Maret

2022 pada pukul 13.15 WIB dilakukan di tempat rumah pasien, yang

diperoleh data subyektif yaitu ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah

dapat merawat bayinya dengan dibantu oleh mertuanya. Pada pola nutrisi

ibu dikaji dengan ibu mengatakan asupan nutrisinya yaitu makan 3x sehari

jenis nasi 1 piring sedang, 1 potong lauk jenis bervariasi seperti tempe tahu,

ikan, telur, serta 1 mangkuk sayur jenis bervariasi, ibu minum 8-10 x/hari

jenis air putih dan teh manis. Ibu mengatakan tidak mempunyai pantangan

makanan apapun selama masa nifas ini sehingga dapat dikaji bahwa ibu

mendapatkan nutrisi yang cukup tidak mengalami dehidrasi dan dapat

memperlancar ASInya. Sedangkan pada pola eliminasi ibu mengatakan

251
BAK 4-5 kali perhari dengan warna kuning, masih sedikit ada bercak darah

yang keluar dan ibu juga sudah bisa BAB pada hari ke 2, 1x sehari warna

kecoklatan, konsistensi lembek tidak ada keluhan hal ini sudah sesuai

dengan teori Ambarwati dan Wulandari (2015;h.105-106) Miksi normal

harus dilakukan sendiri tiap 3-4 jam setelah melahirkan, sedangkan defekasi

harus ada dalam 2-3 hari PP. Dalam sehari Ny.B hanya dapat tidur malam ±

3-4 jam dikarenakan bayi selalu menangis dan lapar terlebih pada saat

malam hari.Namun pada siang hari terbantu oleh mertuanya sehingga Ny.B

dapat tidur siang ± 1-2 jam. Menurut teori Handayani dan Wahyu

(2016;h.67) Ibu harus cukup istirahat untuk mencegah dari kelelahan

sehingga kebutuhan istirahat Ny.B masih kurang.

Ny.B mengatakan bayinya menyusu < 2 jam sekali, setiap kali

menyusu bayi menghabiskan waktu ± 30 menit bergantian antara payudara

kanan dan kiri. Terkadang bayi menyusu < 2 jam jika bayi menangis atau

sudah merasa lapar. Ny.B mengatakan bayinya hanya diberi ASI saja. Tak

ada makanan tambahan sehingga dapat dipastikan bahwa ASI Ny.B lancar

dan dapat mencukupi kebutuhan nutrisi pada bayinya. hal ini sudah sesuai

dengan teori dari Ambarwati dan Wulandari (2015;h.14) Menyusui bayi

tidak sesuai dengan jadwalnya (on demand), karena bayi akan menentukan

sendiri kebutuhan nutrisinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu

payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam

waktu 2 jam.

252
Sedangkan pada data obyektif didapatkan dari tanda-tanda vital yang

telah dilakukan pemeriksaan pada Ny. B di dapatkan bahwa ibu dalam

kondisi baik dan normal dengan tekanan darah 110/70 mmHg. Sedangkan

pada pemeriksaan obstetri didapatkan pada pemeriksaan abdomen dilakukan

palpasi di daerah abdomen di dapatkan hasil bahwa TFU pada 6 hari post

partum didapat TFU berada di pertengahan pusat simfisis. Hal ini sudah

sesuai dengan teori dari Ambarwati dan Wulandari ( 2015; h.77) bahwa

waktu involusi uteri 5-7 hari tinggi fundus uteri pertengahan pusat sampai

simfisis, berat uterus 500 gram. Sedangkan pada pemeriksaan vulva masih

ada darah keluar yaitu lochea sanguinolenta hal ini sesuai dengan teori dari

Ambarwati dan Wulandari (2015;h.78) bahwa pada hari ke 4 dan ke 7 post

partum lokea yang dikeluarkan berwarna merah kecoklatan dan berlendir

(lochea sanguinolenta), dan pada perinium luka jahitan sudah mengering

dengan hasil luka jahit baik kondisi luka perineum tidak ada infeksi, tanda

REEDA dengan skala tidak kemerahan, tidak pembengkakan, tidak

kebiruan, tidak pengeluaran cairan, dan perlekatan jaringan (tertutup). Tidak

adapengeluaran abnormal dari vagina ibu.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa proses involusio Ny. B baik

dengan perinium tidak ada tanda infeksi ataupun perdarahan yang dialami

ibu dan lochea normal yaitu sanguinolenta, serta memastikan ibu

mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat yang cukup, dan

memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit, dari penatalaksanaan yang dilakukan dari kasus dan

253
teori sudah sesuai dengan teori dari Ambarwati (2015; h.119). Sedangkan

untuk bayinya menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya

dan tetap merawat tali pusat bayinya.Memberitahu ibu dan keluarga bahwa

1 minggu lagi harus kontrol ke puskesmas. Hasil pada kasus Ny.B 6 hari ini

ibu berada dalam fase taking hold yaitu merasa khawatir akan

ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi

(Handayani dan Wahyu,2016;h.26). sehingga pada fase ini Ny. B

memerlukan dukungan dari bidan maupun keluarga karena saat ini

merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan

dalam merawat diri dan bayinya.

c. Nifas 14 hari

Pengkajian yang dilakukan pada Ny. B pada nifas 2 minggu ini

dilakukan pada tanggal 21 Maret 2022 pada pukul 09.30 WIB dilakukan

pada rumah pasien (Banjaran ,Banjarejo)hal ini dilakukan untuk melihat

kemajuan perkembangan dari Ny. B dan bayinya. Data Subyektif yang di

dapat dari pemeriksaan Ny. B ini ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu

sudah dapat merawat baynya sendiri dan ibu sudah dapat melakukan

aktifitas sehari-hari seperti biasanya. Selain itu jahitan pada jalan lahir ibu

juga sudah kering.Ibu juga mengatakan bahwa dirinya belum memikirkan

untuk ber KB.

Untuk kebutuhan sehari – hari Ny. B ibu mengatakan bahwa

kebutuhan sehari – hari berupa pola pemenuhan nutrisi serta pola Menyusui

masih sama. Pola Istirahat Ny.B kini tercukupi yaitu pada malam hari

254
Ny.Bdapat tidur 4-5 jam , pada siang hari 1-2 jam. Sehingga dapat

diperkirakan dalam sehari Ny.B dapat tidur ± 7 jam/hari.Sehingga apabila

istirahat Ny.B cukup maka dapat mempercepat proses involusi uteri.

Adanya Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat dapat

dilihat dari dari data obyektif didapatkan hasil pemeriksaan fisik seperti

halnya tanda-tanda vital Ny.Bnormal dan sudah sesuai dengan teori dan

tidak ada kesenjangan.Sedangkan pada status obstetrik dilakukan

pemeriksaan pada abdomen TFU sudah tidak teraba, hal ini sudah sesuai

dengan teori dari Marmi (2017; h.86) pada 2 minggu postpartum TFU

(tinggi fundus uteri) sudah tidak teraba, dengan berat 350 gram. sedangkan

pada pemeriksaan vulva dan perinium di dapatkan bahwa pada vulva masih

ada lendir darah dengan lochea serosa dan pada perinium jahitan sudah

kering, jaringan sudah menyatu, tanda REEDA dengan skala tidak

kemerahan, tidak pembengkakan, tidak kebiruan, tidak pengeluaran cairan,

dan perlekatan jaringan .

Penatalaksanaan Pada Ny. B dengan memastikan bahwa ibu mendapat

cukup makanan, cairan dan itirahat terpenuhi. Menurut teori dari Handayani

dan Pujiastuti (2016; h.4) memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan

dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit, ibu mengatakan ibu menyusui dengan

baik dan tidak memperlihatkan kesulitan dalam pemberian ASI,

Pada kunjungan nifas 2 minggu ini diberikan konseling KB pasca

salin karena ibu masih belum merencanakan ingin menggunakan alat

255
kontrasepsi apa sampai saat ini. Pada Ny.B mengatakan belum mengetahui

macam-macam metode kontrasepsi pasca bersalin sehingga diberikan

konseling tentang KB.Pada kasus dilakukan pemberian konseling pada masa

nifas 2 minggu.Penulis telah menjelaskan pada Ny.B mengenai beberapa

metode kotrasepsi jangka panjang dari pengertian, manfaat, kelebihan dan

kekurangan dari masing-masing kontrasepsi, dari berbagai kontrasepsi Ny.B

sudah memikirkan untuk memilih menggunakan KB suntik 3 bulanan.

Pada kasus Ny.B di Masa nifas 2 minggu post partum ini di dapatkan

bahwa keadaan psikologis ibu berada pada Fase letting go yang dimana ibu

sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya dengan baik tanpa

kesulitan. Dari dara psikologis ini sudah sesuai dengan teori dari Handayani

dan Wahyu (2016;h.27) Fase letting Go ( 10 hari ) yaitu fase menerima

tanggung jawab akan peran barunya, berlangsung setelah 10 hari setelah

melahirkan. Pada masa ini ibu mulai dapat beradaptasi dengan

ketergantungan bayinya

4. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

a. Bayi baru lahir 6 jam

Pada asuhan kebidanan bayi baru lahir 6 jam ini dilakukan pengkajian

pada tanggal 7 Maret 2022 pada pukul 10.00 WIB yang dilakukan di

puskesmas Kaliangkrik.Pada riwayat kehamilan ini ibu mengatakan usia ibu

saat hamil yaitu umur 20 tahun dan bayi lahir pada usia kehamilan 39

minggu 2 hari, menurut teori dari Marmi dan Rahardjo (2018;h.49)

menyatakan lamanya masa gestasi untuk tiap neonatus sangat penting

256
karena faktor maturasi bayi sangat berpengaruh pada morbiditas dan

mortalitas perinatal, serta penting untuk penatalaksanaan tiap neonatus.

Pada kasus bayi Ny. B ini lahir saat usia kehamilan 39 minggu 2 hari

sehingga termasuk dalam kehamilan aterm.

Pada pola pemenuhan kebutuhan, bayi Ny. B telah mendapatkan

nutrisi saat dilakukan IMD dan ketika bayi lapar/menangis dengan lama

menyusui ±15 menit. Kemudian bayi juga telah BAK 1x warna jernih, bau

khas dan sudah BAB 1x warna hitam kehijauan, lengket, bau khas, keluhan

tidak ada. Menurut teori dari Marmi dan Rahardjo (2018, h.48,76-77) bayi

yang pencernaannya normal akan BAB 24 jam pertama setelah lahir dan

disebut dengan mekonium. Mekonium harus keluar dalam 24 jam pertama,

bila tidak harus waspada terhadap atresia ani atau obstruksi usus. Selain itu

bayi juga sudah tidur selama 2 jam dan bangun saat lapar dimana Bayi baru

lahir tidur dalam 2 jam setelah kelahiran yang berlangsung beberapa menit

sampai beberapa jam (Marmi dan Rahardjo,2018;h.12,69). Hal ini

membuktikan bahwa pola istirahat bayi Ny. Bterpenuhi.

Bayi Ny. B belum dimandikan sejak lahir namun telah dibersihkan

dan dilap dari darah dan kotoran yang keluar saat proses persalinan. Hal ini

dilakukakan karena pada bayi baru lahir masih sensitif terhadap perubahan

suhu sehingga pada saat bayi lahir tidak dianjurkan untuk langsung

dimandikan guna menghindari bayi terjadi hipotermi, sesuai dengan teori

dari Marmi dan Rahardjo (2018,h.69,87) Bayi baru lahir sebaiknya

dimandikan minimal 6 jam atau sampai suhu tubuhnya stabil ≥ 36,5°C. Dan

257
diperkuat dengan adanya teori dari Arfiana dan Lusiana ( 2016; h.7) bayi

baru lahir dimandikan setelah minimal 6 jam dan suhu stabil. Selanjutnya

bayi dimandikan 2 kali sehari, dengan menggunakan air hangat.Rambut

boleh dikeramasi setiap kali mandi, dengan segera mengeringkan setiap kali

selesai mandi dan segera disusui, agar bayi tidak kedinginan.

Pada pemeriksaan umum bayi Ny. Bdilakukan untuk mengetahui

kondisi bayi setelah 6 jam lahir didapatkan bahwa keadaam umun bayi baik

dengan kesadaran compesmentis, denyut jantung bayi 125x/menit, suhu

tubuh bayi 36,80C, respirasi bayi 45x/menit dengan pengukuran antopometri

didapat yaitu BB 2700 gram, PB 49 cm, LK 33 cm, LD 34 cm yang

menunjukkan batas normal menurut Marmi (2018;h.8,55) dengan kriteria

BB berkisar antar 2500-4000 gram, PB 48-52cm, LK 33-35, LD 30-38cm,

Bayi Ny.B lahir dengan berat 2700 gram. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa bayi Ny.B normal dan tidak termasuk dalam kategori BBLR.

Pada pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan bayi normal dan tidak ada

kelainan kongenital dengan pemeriksaan abdomen ditemukan bahwa tali

pusat masih basah, perut bulat.Kemudian dilakukan pemeriksaan pada

genetalia bahwa labia mayora menutupi labia minora, dan tidak ada

perdarahan. Hal ini sudah sesuai dengan teori dari Marmi dan Rahardjo

(2018,h.59) mengungkapkan bahwa pada bayi cukup bulan labia mayora

akan menutupi labia minora dengan lubang uretra terpisah dengan lubang

vagina, sedangkan pada pemeriksaan anus di dapatkan anus berlubang

dengan ditandai bayi sudah BAB sehingga tidak perlu untuk dilakukan

258
colok dubur. Pada pemeriksaan reflek yang dilakukan pada Bayi Ny. B di

dapatkan bahwa pada bayi Ny. B tidak terdapat kesenjangan sehingga pada

kasus ini reflek yang diberikan oleh bayi sudah sesuai dengan teori dari

Marmi dan Rahardjo (2018;h.70-71)

Pada Bayi Ny. B sebelumnya telah diberikan Vitamin K setelah IMD

serta Imunisasi Hepatitis B selang 1 jam setelah pemberian Vitamin K1

sehingga sebelum ibu dan bayi pulang, penulis memberikan konseling

berupa ASI ekslusif dan tanda bahaya pada bayi baru lahir serta segera bawa

bayi ke fasilitas kesehatan jika ditemui tanda bahaya bayi baru lahir. Selain

itu juga diberikan konseling mengenai perawatan bayi baru lahir diantaranya

pada perawatan tali pusat bayi dengan cara membiarkan tali pusat tetap

bersih dan kering, jangan memberikan krim/salep pada tali pusat karena bisa

menyebabkan tali pusat basah atau lembab (Arfiana dan Lusiana

A.,2016;h.19). Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Nor asiyah,

dkk dengan judul “perawatan tali pusat terbuka sebagai upaya mempercepat

pelepasan tali pusat” bahwa tali pusat yang dirawat dengan dibiarkan

terbuka (tidak dibungkus) akan lebih cepat kering dan puput sehingga

meminimalisir risiko terjadinya infeksi dan Tetanus neonatorum. Perawatan

tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak yang positif yaitu

tali pusat akan puput pada hari ke-5 dan ke-7 tanpa ada komplikasi. (Asiyah

nor,dkk, Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I 2017)

b. Bayi baru lahir 6 hari

259
Pengkajian dilakukan pada bayi Ny. B di umur 6 hari dilakukan pada

tanggal 13 maret 2022 pada pukul 13.15 WIB dilakukan pengkajian di

rumah klien (Banjaran, Banjarejo). Pada hasil pengkajian di dapat data

subyektif yaitu bayi sudah mendapatkan asupan nutrisi berupa ASI tanpa

makanan atau minuman pendamping lainnya dengan bayi menyusu < 2 jam,

1x, setiap kali menyusu bayi menghabiskan waktu ±30 menit. Terkadang

bayi menyusu < 2 jam jika bayi menangis atau sudah merasa lapar sehingga

pada pola pemenuhan nutrisi bayi sudah tercukupi. pada pola eliminasi

didapatkan pengkajian ibu mengatakan bayinya sehari BAB 3-4x/ hari,

warna kuning keemasan, lembek, bau khas juga tidak ada keluhan dan

BAK 7-8x/hari warna jernih, bau khas, keluhan tidak ada. ibu mengatakan

bahwa bayinya tidur setiap bayi selesai menyusu dan merasa kenyang kira-

kira 16 jam waktu untuk bayi gunakan tidur. Hal ini sudah sesuai dengan

teori dari Marmi dan Rahardjo (2018;h.81) bahwa Dalam 2 minggu pertama

sampai usia 3 bulan bayi sering tidur selama 16 jam sehari. Jadi pada pola

istirahat/tidur dari teori dan kasus tidak ada kesenjangan.

Berhubungan dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi Ny. B,

didapatkan data bahwa berat lahir bayi Ny.B adalah 2800 gram yang berarti

berat pada bayi Ny. B mengalami peningkatan denganmenandakan bahwa

dalam pemenuhan nutrisi bayi Ny. B sudah tercukupi. Selain itu, pada

pemeriksaan umum di dapatkan bayi dari pemeriksaan tanda – tanda vital

didapatkan dalam keadaan normal dengan pemeriksaan fisikPada

pemeriiksaan abdomen bahwa tali pusat telah kering dan telah lepas pada 6

260
hari, tidak ada tanda infeksi pada tali pusat, yaitu adanya kemerahan pada

kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau (Kementrian Kesehatan

RI,2016;h.10). Pada kasus Bayi NyB proses pengeringan dan pelepasan tali

pusat berjalan lebih cepat. hal ini dikarenakan dilakukannya perawatan tali

pusat bayi oleh Ny.B dengan baik secara rutin.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada pada bayi sudah sesuai dengan

kebutuhan bayi baru lahir usia 6 hari yaitu dengan mendeteksi tanda-tanda

bahaya pada bayi seperti pernafasan sulit atau lebih dari 60x/menit, terlalu

panas (>38ºC) atau terlalu dingin(<36°C), Kulit bayi kuning (terutama 24

jam pertama), biru, pucatatau memar, Hisapan lemah, sering muntah,

mengantuk berlebihan, Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan

(nanah),berbau busuk, Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK dalam

24jam, tinja lembek/encer, sering berwarna hijau tua, ada lendir ataudarah,

menggigil,rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak biastenang, menangis

terus-menerus. Pada Bayi Ny. B tidak ditemukan adanya tanda bahaya pada

bayi baru lahir seingga hal ini sudah sesuai dengan teori dari Marmi dan

Rahardjo (2018;h.85). Mengajarkan pada ibu mengenai stimulasi pada

bayinya seperti pada buku KIA (halaman 52) agar perkembangan bayi dapat

sesuai dengan usianya dan memotivasi ibu untuk tidak memberikan susu

formula cukup ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan apapun.

c. Bayi baru lahir 14 hari

261
Selanjutnya berdasarkan hasil pemeriksaan pada usia bayi 2 minggu

dilakukan pada tanggal 21 maret 2022 jam 09.30 WIB, pengkajian

dilakukan di rumah klien (Banjaran, Banjarejo). Ny.B mengatakan bahwa

bayi masih diberikan ASI tanpa diberikan makanan tambahan dan sudah

menyusui lebih sering, bayi menyusu < 2 jam, 1x, setiap kali menyusu bayi

menghabiskan waktu ±30 menit. Terkadang bayi menyusu < 2 jam jika bayi

menangis atau sudah merasa lapar.Sedangkan pada pola eliminasi dan pola

istirahat tidak ada perubahan dan tidak ada keluhan.

Dari hasil pemeriksaan umum pada bayi Ny. B didapat berat badan

bayi 3100 gram, menandakan bayi mengalami kenaikan berat badan

sebanyak 400 gram dari lahir menjadi 3100 gram. Hal ini dikarenakan

Pemberian ASI yang sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit

setiap 4 jam). Seorang bayi yang menyusu sesuai permintaannya bisa

menyusu sebanyak 12-15 kali dalam 24 jam (Marmi dan

Rahardjo,2018;h.73). Sedangkan pada abdomen di dapatkan tali pusat

sudah puput saat bayi berusia 6 hari.

Pada penatalaksanaan, dilakukan pengkajian atau pemeriksaan

pertumbuhan dan perkembangan anak yang didapat pada bayi Ny. B tidak

terdapat kesenjangan maka pada Ny. B tetap dianjurkan untuk selalu

mengikuti kegiatan posyandu agar pertumbuhan dan perkembangan bayinya

dapat selalu terpantau Selain itu, Menganjurkan ibu untuk selalu menjemur

bayinya tetapi tidak harus terkena sinar matahari sekitar pukul 07.00 – 08.00

WIB paling lama 10 menit, tidak menganjurkan untuk menjemur diatas

262
pukul 8 karena dapat membahayakan kulit badan bayi seperti terbakar.

Selain itu memberitahukan kepada ibu bahwa saat bayinya berusia 1 bulan

bayi harus di imunisasikan yaitu imunisasi BCG dan polio 1 guna mencegah

bayi terkena penyakit TBC dan polio.

Dari data-data yang sudah di dapat lakukan pendokumentasian pada

buku register dan KIA.

263
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis dapat mengaplikasikan teori dan praktek kedalam

pengalaman nyata yaitu melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan dengan memberikan asuhan kebidanan pada

Ny. B dari hamil,bersalin, nifas yang dilanjutkan perencanaan program KB, dan

BBL secara komprehensif pada tanggal 18 Februari – 21Maret 2022, maka

didapatkan hasil :

1. Asuhan kehamilan yang diberikan kepada Ny. B usia 20 tahun G1P0A0 usia

kehamilan 37minggu dengan keluhan utama sering merasakan nyeri pada

punggung, maka dilakukan penatalaksanaan pendidikan kesehatan tentang

ketidaknyamanan pada ibu hamil terutama nyeri pada punggung dan

menganjurkan untuk tetap menjaga postur tubuh (Body mekanik). Hasil dari

asuhan yang telah diberikan yaitu ibu sudah mengerti tentang cara mengurangi

keluhannya tersebut, beberapa cara ada yang sudah diterapkan.

2. Asuhan kebidanan persalinan yang diberikan pada Ny. B usia 20 tahun G1P0A0,

usia kehamilan 39minggu 2 hari pada tanggal6 Maret 2022belum sesuai

dengan 60 langkah asuhan persalinan normal (APN). Pada penggunaan APD

yang terjadi di lahan tidak lengkap, bahkan terkesan dianggap tidak masalah

jika APD tidak lengkap. Pada proses persalinan kala I, kala II, kala III, dan kala

264
IV berjalan fisiologis.Bayi lahir, plasenta dan selaput ketuban

lahir spontan dan

lengkap, ibu dan bayi dalam keadaan umum baik dan sehat.

3. Asuhan nifas dan KB yang diberikan pada Ny. B usia 20 tahun P1A0 sudah

sesuai dengan kebutuhan Ny. B seperti karena Ny. B memiliki luka jahit

perinium maka asuhan yang diberikan adalah memberikan pendkes tentang

perawatan luka perinium, dan KB Pendidikan kesehatan tentang KB diberikan

kepada ibu saat kunjungan nifas 2 minggu. Pada masa nifas Ny. B baik 6 jam

post partum, 6 hari post partum, maupun 2 minggu post partum semua berjalan

fisiologis, Ibu berencana menggunakan KB suntik 3 bulanan.

4. Pada asuhan bayi baru lahir pada bayi Ny.B yang berjenis kelamin perempuan

dengan berat badan lahir 2700 gram dan panjang 49 cm. Asuhan bayi baru lahir

pada bayi Ny. B dilakukan mulai tanggal 7 Maret – 21 Maret 2022 yaitu mulai

bayi berumur 6 jam, 6 hari, sampai dengan 2 minggu. Selama pemantauan

tidak ditemukan kelainan, komplikasi dan tanda bahaya.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu penerapan asuhan kebidanan

yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas dengan perencanaan KB dan

BBL sudah cukup baik, hanya saja terkadang masih ada tindakan yang tidak

sesuai antara teori dengan saat praktik di lahan.

B. SARAN

1. Bagi Klien

Diharapkan Ny.B dan ibu yang sedang hamil dapat melakukan pemeriksaan

kehamilan secara rutin sebagai upaya preventif serta ibu dapat aktif bertanya

265
pada bidan dengan adanya ilmu pengetahuan mengenai kondisi dirinya apabila

ibu merasa terdapat pelayanan yang belum sesuai dengan standar.

2. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa harus lebih mampu mengkomunikasikan pendidikan kesehatan

yang diberikan pada klient berkaitan dengan pendekataan sosial budaya dan

spiritual yang ada pada mayarakat sekitar. Dan bagi mahasiswa yang akan

menjadi bidan di masa depan di harapkan mampu memberikan asuhan yang

sesui standar.

266
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, dkk. (2014). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: PT


Bina pustaka sarwono prawirohardjo.

Ambarwati, E. R., & Wulandari, D. (2015). Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta:


Mitra cendekia press.

Arfiana, & Lusiana, A. (2016). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan anak
prasekolah. Yogyakarta: Transmedika.

Arikunto, S. (2018). Prosedur penelitian. Jakarta: PT Rineka citra.

Dinkes Jawa Tengah. (2018). Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah 2018.
Semarang: Dinkes.

Handayani, E., & Pujiastuti, W. (2016). Asuhan Holistik Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Trans Medika.

Ien, T. A., & Fibriana, A. I. (2017). Kejadian Kematian Maternal di RSUD DR.
Soesilo Slawi. Journal of Public Health Research and Development, Vol.1.

JNKP-KR. (2014). Buku acuan Asuhan persalinan. Jakarta: HPS-USAID.

267
Kementerian kesehatan RI. (2017). Profil kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes RI.

Kesehatan Ibu dan Anak. (2015). Buku ajar kesehatan Ibu dan Anak. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Marmi. (2014). Asuhan Kebidana pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Marmi. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Marmi. (2017). Asuhan Kebidana Pada Masa Nifas "Puerperium care".


Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Marmi, & Rahardjo, K. (2018). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Pra sekolah .
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka sarwono


prawirohardjo.

Rini, T. L., & Nadhiroh, S. R. (2016). Hubungan Frekuensi Dan Lama Menyusu
Dengan Perubahan Berat Badan Neonatus Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gandusari Kabupaten Trenggalek. Departemen Gizi Kesehatan, vol. 10.

Romauli, S. (2015). Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Rukiyah Yeyeh, dkk. (2013). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: CV.


Trans Info Media.

Rukiyah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan 3 (Nifas). Jakarta: CV Trans Info


Medika.

Setiawan, & Prasetyo. (2015). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Graha


Ilmu.

268
Sulistyawati, A. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.

Sulistyawati, A., & Nugraheny, E. (2013). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika.

Walyani, E. S. (2014). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakrta: PT


Pustaka Baru.

Walyani, E. S., & Purwoastuti, E. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Beru Press.

Widatiningsih, S., & Dewi, C. H. (2017). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:


Transmedika.

WHO. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Dasar dan
Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI.

Zuhrotunida, & Yudiharto, A. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan


Kecemasan Ibu Hamil menghadapi Proses Persalinan di Puskesmas Kecamatan
Mauk Kabupaten Tanggerang Tahun 2016. Jurnal JKFT, vol. 2, 66

269

Anda mungkin juga menyukai