STUDI KASUS
DISUSUN OLEH :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
NIP. 196501081986032001
i
HALAMAN PENGESAHAN
Penguji I
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Magelang
Poltekkes Kemenkes Semarang
ii
LEMBAR ORISINALITAS
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
Akhir kata, semoga tugas akhir ini membawa manfaat dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Aamiin. Terima kasih untuk semua pihak yang
memberikan kenangan selama tiga tahun.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
dengan nikmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.U Usia 20 Tahun
Di Puskesmas Kaliangkrik”
Laporan Tugas Akhir dilakukan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Program Studi Kebidanan
Magelang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
Penulis menyadari dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam
menyusun Laporan Tugas Akhir ini, sehingga penulis banyak menemui kesulitan.
Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka penulis dapat
mengatasi kesulitan tersebut.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih atas
bimbingan, saran, dan dukungan kepada :
1. Marsum BE, S.Pd, MHP, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
2. Sri Rahayu, S.Kep,Ns, S.Tr.Keb.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
3. Sri Widatiningsih M.Mid selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Magelang yang telah memberikan ijin untuk membuat Laporan Tugas Akhir
ini.
4. Munayarokh, S.Pd, S.Tr.Keb.M.Kes selaku dosen pembimbing dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir ini yang telah banyak memberikan masukan
dan pengarahan.
5. Sri Winarsih, S.Pd, S.ST,M.Kes selaku dosen penguji dalam Laporan Tugas
Akhir ini yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan.
6. Dosen serta staf Program Studi DIII Kebidanan Magelang yang telah
mendidik dan membimbing penulis selama pembelajaran di Program Studi
DIII Kebidanan Magelang.
vi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dalam penyusunan di
masa mendatang. Harapan penulis semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis atau bagi semua pihak yang membacanya, serta tidak
lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.
Magelang, 2021
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN i
HALAMAN PENGESAHAN ii
LEMBAR ORISINALITAS iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
ABSTRAK ix
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup 6
C. Sasaran 6
D. Tujuan 6
E. Manfaat 7
F. Metode Pengambilan Data 8
G. Sistematika Penulisan 9
BAB II10
TINJAUAN PUSTAKA 10
A. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis 10
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis 36
C. Manajemen Kala III 61
D. Manajemen Kala IV 65
E. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologis 66
F. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis 82
BAB III 96
METODE PENELITIAN 96
A. Rancangan 96
B. Subjek Penelitian 96
C. Metode Pengumpulan dan Analisa Data 97
D. Masalah Etika 99
viii
BAB IV 101
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN 101
A. Kasus 101
A. Pembahasan 152
BAB V 178
PENUTUP 178
B. Kesimpulan 178
C. Saran 180
DAFTAR PUSTAKA 178
ix
Poltekkes Kemenkes Semarang
Program Studi Diploma III Kebidanan Magelang
2021
ABSTRAK
Kesimpulan Laporan Tugas Akhir ini adalah asuhan kebidanan Ny.U telah dilaksanakan dan
didokumentasikan menggunakan metode SOAP. Diharapkan asuhan yang diberikan dapat
bermanfaat untuk ibu dan bayi, sehingga dapat mengurangi AKI dan AKN.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, BBL, Nifas, KB dan Bayi Baru
Lahir
Pustaka : 29 pustaka (Tahun 2010 s.d 2020)
ix
Health Polytechnic of Semarang
Magelang Midwifery Diploma III Study Program
2021
ABSTRACT
y
Planning, Bayi new born
Library : 29 library (Year 2010 – 2020)
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Provinsi Jateng membuat Pemerintah Provinsi Jateng membuat Program
yang di berinama” jateng gayeng nginceng wong meteng”.Nama yang
digunakan ini berarti bahwa Jateng,dengan istilah Jateng Gayeng, ingin
mengurangi angka kematian ibu dan bayi dengan ‘nginceng wong meteng’
atau yang dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai “mengintip atau
memantau orang hamil”.Dalam program yang dimulai dari tahun 2016 ini,
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,melalui Puskesmas atau Posyandu
yang dibantu juga oleh RT atau RW,mengamati dan memantau kondisi ibu
hamil dalam 4 fase (fase sebelum hamil, fase hamil, fase persalinan, dan fase
Nifas). Ibu hamil dengan risiko tinggi menjadi salah satu prioritas
pengamatan petugas kesehatan yang kondisi kesehatan dan konsumsi
gizinya akan terus dipantau selama masa kehamilan sampai dengan
kelahiran.Cara ini dapat menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.
Sampai saat ini, program yang juga dikenal sebagai Program 5 NG
masih dilaksanakan sebagai dampaknya.AKI dan AKB di Jawa Tengah
menurun secara signifikan dengan penurunan AKI sebesar 14 persen per
tahunnya dan AKB mengalami penurunan dari 5.485 (2016) menjadi 4.481
(2018). Keberhasilan dalam penurunan ini mendapatkan respons yang positif
dari berbagai pihak,terutama dari BKKBN dan masyarakat Jawa Tengah.
Bahkan pada tahun 2018 program ini berhasil menarik perhatian United
States Agency for International Development (USAID) yang akan
memberikan bantuan dana melalui program Jalin (program serupa milik
USAID).
Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan 5 NG dalam mengurangi
angka kematian ibu (AKI) memberikan dampak yang positif bagi
pemerintah Jawa Tengah yang membuka peluang kerja sama dengan
1
2
tujuan yang luas. Dalam hal ini, kerja sama 5 NG dengan Jalin tidak hanya
terkait pada penurunan AKI dan AKB tetapi juga mencegah
terjadinya stunting dan memastikan kondisi janin. Oleh karena itu, jika
dikaitkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang dalam
bahasa Indonesia dikenal dengan “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”
(TPB), Program ini tidak hanya berkontribusi dalam pencapaian TPB
Tujuan 3 (Kesehatan) tetapi juga berkontribusi pada pencapaian TPB 2
(pangan dan gizi) terkait mengurangi kasus stunting yaitu dengan
memastikan pemberian asupan gizi yang cukup bagi ibu dan bayi.
Upaya kesehatan berperan penting dalam pembangunan kesehatan
yang dilakukan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas yang hidup
dalam lingkungan yang sehat. Dalam komponen keluarga, ibu dan anak
merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan,
persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang anak. Hal ini yang
menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah
satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia (Profil Kesehatan
Indonesia, 2016;h.101).
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu
keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan
suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat
menyebabkan kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan resiko
kematian ibu, pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama
kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup
ibu dan bayinya. Oleh sebab itu dalam upaya mempercepat penurunan
kematian ibu, Kementrian Kesehatan menekankan pada ketersediaan
pelayananan kesehatan ibu di masyarakat.
Dalam keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat
dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu (AKI)
merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya
kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu tetapi bukan karena sebab-
3
sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh. Selain untuk menilai program
kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan
masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas(Profil Kesehatan
Indonesia, 2019;h.111).
Menurut (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
2019.202;h.43)Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio
kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang
disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya
tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di
setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain untuk menilai program kesehatan
ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat,
karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari
sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi penurunan
kematian ibu selama periode 2015-2019 dari 111,16 menjadi 76,9 per
100.000 kelahiran hidup.
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu
yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan,
perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan
rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan
melahirkan, dan pelayanan keluarga berenca(Profil Kesehatan Kemenkes
RI, 2017; h.102).
Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Proses
ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan
sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan
trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus
memenuhi elemen pelayanan(Profil Kesehatan Indonesia, 2017;h.107).
4
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkung dalam tugas akhir ini diklasifikasi berdasarkan sasaran,
tempat, dan waktu.
C. Sasaran
Subyek yang diberikan asuhan kebidanan adalah ibu hamil trimester
III dengan usia kehamilan minimal 36 minggu yang tidak mengalami
penyulit pada kehamilan lalu diikuti dengan asuhan ibu bersalin,
asuhan ibu nifas, KB dan bayi baru lahir.
1. Tempat
Tempat pengambilan kasus dilakukan di puskesmas kaliangkrik
2. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian
D. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini dibagi dalam menjadi dua, yaitu:
1. Umum
Tujuan umum Laporan Tugas Akhir ini adalah mahasiswa melakukan
asuhan secara komprehensif mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir, hingga ibu menjadi akseptor Keluarga Berencana (KB).
2. Khusus
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dari pengkajian sampai
evaluasi dengan pendekatan manajemen kebidanan meliputi:
a. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
komprehensif menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
dengan melakukan pengkajian data, menentukan diagnosis
kebidanan, menyusun dan melaksanakan asuhan.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin secara
komprehensif menggunakan pendekatan menejemen kebidanan
dengan pengkajian data, menentukan diagnosis kebidanan,
serta menyusun dan melaksanakan asuhan.
7
E. Manfaat
Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Teoretis
Meningkatkan pengetahuan bagi para pembaca mengenai asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu hami, bersalin, nifas, KB serta bayi
baru lahir.
2. Aplikatif
1) Bagi Klien ( Ibu Hamil )
Klien mendapatkan asuhan secara komprehensif dari bidan mulai
dari hamil TM III hingga masa nifas dan bayi baru lahir sesuai
standar pelayanan sehingga diharapkan bidan mampu
meningkatkan status kesehatan klien
2) Bagi Penulis
Penulis mendapatkan pengalaman dan wawasan sehingga mampu
memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil sampai
masa nifas dengan pelayanan KB dan bayi baru lahir sesuai dengan
pengaplikasian teori yang ada.
3) Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan tenaga kesehatan terutama bidan untuk selalu melakukan
asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, pelayanan
8
G. Sistematika Penulisan
Bagian Awal :
Bagian Utama :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penyusunan, ruang lingkup, manfaat,
metode pengambilan data, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang tinjauan teori asuhan kebidanan kehamilan, persalinan,
nifas,BBL dan KB
BAB III : METODE
Rancangan,subjek penelitian,pengumpulan data dan analisa,masalah etika.
BAB IV : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang tinjauan kasus kehamilan, persalinan, nifas dan BBL sampai
BAB V : PENUTUP
Bagian Akhir :
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
11
2. Identitas Pasien
a. Nama
Nama lengkap ibu, nama merupakan identitas khusus yang
membedakan seseorang dengan orang lain. Hendaknya klien dipanggil
sesuai dengan nama panggilan yang biasa baginya atau
yangdisukainya agar ia merasa nyaman serta lebih mendekatkan
hubunganintrapersonal bidan dengan klien (Widatiningsih danDewi,
2017;h.162).
b. Umur
Usia klien penting untuk ditanyakan untuk mengetahui apakah
kehamilan pada usia klien termasuk dalam usia kehamilan beresiko
atau tidak (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013;h.220).
c. Agama
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.162) agama selalu
melibatkan aspek spiritual karena berkaitan dengan adanya individu
baru yang akan dilahirkan. Degan agama dapat mengetahui tradisi
keagaan dalam kehamilan dan kelahiran yang ada pada lingkungan
klien.
d. Pendidikan
Tingkat pendidikan sesorang mempengaruhi kemampuan dalam
menyerap informasi pada saat dilakukan penyuluhan kesehatan
(Widatiningsih & Dewi, 2017;h.163).
e. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan pasien adalah penting untuk mengetahui
apakah klien berada dalam keadaan baik dan untuk mengkaji apakah
lingkungan tersebut dapat mengancam kehamilan atau tidak (Marmi,
2017;h.142).
f. Suku bangsa
11
12
Praktik budaya suku bangsa tertentu pada masa hamil asalkan tidak
berpengaruh buruk pada kesehatan ibu hamil. Misalnya untuk suku
bangsa Jawa ada upacara empat bulan kehamilan, tujuh bulan dan
sebagainya (Marmi, 2017;h.114).
g. Alamat
Alamat ibu dapat memberikan gambaran mengenai jarak dan
waktu yang ditempuh pasien menuju pelayanan kesehatan serta
mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
3. Data Subjektif
a. Alasan datang
Hal-hal yang mendasari kebutuhan ibu hamil sesuai dengan
ungkapan ibu, misalnya seperti ingin memeriksakan kondisi kehamilan
ibu, memberitahukan rasa ketidak nyamanan yang ibu rasakan, ingin
mengetahui ibu dalam keadaan hamil atau tidak.
b. Keluhan utama
Menurut Asrinah (2010;h.109-113) Ibu mengungkapkan segala
keluhan atau rasa ketidaknyamanan yang ibu rasakan selama
kehamilan ini, misalnya yaitu:
1) Pada TM I, ibu merasakan mual muntah, mudah lelah, mengidam,
sering buang air kecil (BAK).
2) Pada TM II, ibu terkadang merasakan, konstipasi, sesak nafas,
keputihan, perut kembung, varises pada kaki.
3) Pada TM III, ibu terkadang merasakan, varises pada kaki, perut
kembung, sering buang air kecil, nafas sesak, bengkak pada kaki,
perut kenceng-kenceng, dan sebagainya.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang,
penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat
masa sebelum kehamilan dan saat kehamilan.
Ada beberapa penyakit yang menyertai kehamilan, diantaranya sebagai
berikut:
12
13
1) Penyakit jantung
Kehamilan yang disertai penyakit jantung selalu saling
mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit jantung
dan penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat
menyesuaikan diri terhadap segala perubahan system jantung dan
pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu
dorongan diafragma oleh besarnya hamil sehingga dapat
mengubah posisi jantung dan pembuluh darah dan terjadi
perubahan dari kerja jantung (Marmi, 2017;h.161-162).
2) Hipertensi
Yang dimaksud hipertensi hipertensi disertai kehamilan
adalah hipertensi yang telah ada atau sebelum kehamilan.
Apabila dalam kehamilan disertai dengan adanya proteinuria dan
udim maka bisa disebut dengan pre-eklampsia (Marmi,
2017;h.162).
3) Asma
Penyakit asma pada kehamilan, kadang-kadang bertambah
berat atau malah berkurang dalam batas yang wajar, penyakit
asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan (Marmi,
2017;h.162).
4) Anemia
Selama masa hamil, volume plasma dan massa sel darah
merah meningkatkan volume darah ibu sekitar 45% di atas
volume sebelum hamil (Marmi, 2017;h.210).
5) Diabetes melitus
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.203) dugaan
adanya kencing manis pada ibu hamil apabila:
a) Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi besar
b) Ditemukan glukosa dalam air seni (glikosuria)
13
14
14
15
(2) HIV/AIDS
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.203)
bahwa bahaya yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
(a) Terjadi gangguam pada sistem kekebalan tubuh dan
ibu hamil mudah terkena infeksi
(b) HIV pada kehamilan dapat mengakibatkan berat bayi
lahir rendah (BBLR) serta peningkatan resiko
premature
(c) Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular
melalui ASI
7) Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan perjalanan ke luar negeri
atau ke daerah dengan transmisi lokal/ zona merah (risiko
tinggi) dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel advisory)
yang dikeluarkan pemerintah. Petugas harus menanyakan
riwayat perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari daerah
dengan penyebaran Covid-19 yang luas (Kemenkes RI, 2020).
4. Riwayat obstetrik
1) Riwayat haid
Riwayat haid yang akurat perlu diketahui untuk menetapkan
tanggal perkiraan kelahiran. Dengan demikian akan memungkinkan
bagi bidan untuk memprediksi tanggal lahir dan selajutnya
menghitung usia gestasi (Asrinah, dkk, 2010;h.127).
a) Menarche
Terjadinya haid pertama kali pada masa pubertas rata-rata
usia 14-16 tahun.
b) Siklus haid
Siklus haid yang normal terjadi rata-rata selama 28 hari,
dan lama haid nya tergantung pada setiap wanita ada yang 3-8
hari (Marmi, 2016;h.123). Dan banyak nya darah yang keluar
dapat dilihat pada setiap megganti pembalut.
c) Volume
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
a. Pemeriksaan Umum
Pentingnya untuk melakukan pemeriksaan pada ibu hami, guna
mengetahui kondisi kesehatan ibu dan dapat segera mencegah apabila
ada kesehatan ibu terganggu, yang perlu dikaji dari pemeriksaan
umum, yaitu meliputi:
1) Keadaan Umum
Keadaan umum dikatakan baik jika pasien memperlihatkan
respons yang baik terhadap stimulasi lingkungan dan orang lain,
serta secara fisik pasien tidak mengalami kelemahan. Pasien
dimasukkan dalam kriteria lemah apabila tidak dapat merespon
25
26
2) Kesadaran
Composmentis yaitu kesadaran normal, sadar penuhnya dan
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sebelumnya
(Widatiningsih & Dewi, 2017;h.179).
3) Berat Badan
Selama hamil ibu harus ditimbang berat badannya setiap
kali periksa. Pada ibu hamil yang kurang berat badan atau
kelebihan berat badan harus dipantau secara cermat dan diberikan
konseling nutrisi (Asrinah, 2010;h.130).
4) Tinggi Badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan
genetik, karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan
tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan
harus diukur pada saat kunjungan awal (Marmi, 2017;h.163).
5) Lingkar Lengan Atas
Menurut Widatiningsih & Dewi (2017,h.181) standar
minimal untuk lingkar lengan atas pada wanita dewasa atau usia
reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm
maka tergolong kurang energi kronik (KEK).
6) Indeks Masa Tubuh
Menurut Asrinah (2010;h.69-70) bahwa suatu metode
untuk mengetahui penambahan BB optimal dan untuk
rekomendasi penambahan BB. Cara menghitung IMT, yaitu:
IMT =
26
27
27
28
c. Pemeriksaan Fisik
1) Status Present
Berikut ini adalah kondisi batas normal yang ditemukan pada ibu
hamil menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.181–182), yaitu:
28
29
2) Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik digunakan untuk mengetahui kondisi
pasien berkaitan dengan kehamilan, pemeriksaan yang dilakukan
meliputi:
a) Inspeksi
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien.
Periksa pandang meliputi :
29
30
30
31
gram
N = 13 jika kepala belum masuk PAP sama sekali
N = 12 jika kepala sudah masuk PAP namun masig di atas
(Widatiningsih & Dewi, 2017;h.184).
b) Auskultasi
Mendengarkan denyut jantung janin bunyinya sama dengan
denyut jantung orang dewasa, tetapi lebih cepet denyut jantung
janin. Pada saat menghitung denyut jantung janin alat
pemeriksa (stetoskop pinard, dopler) diletakkan pada bagian
perut ibu yang teraba punggung janin. Bidan harus menghitung
denyutan per menit dan normal nya atara 120-160 (Asrinah,
2010;h.135).
d) Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan hemoglobin
Pada kunjungan pertama dan pada usia di atas 28 minggu. Nilai
normalnya dalam kehamilan adalah 11 g/dl. Pada trimester II nilai
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
1. Subjektif
a. Keluhan utama
Keluhan utama pada ibu dapat berupa ketuban pecah dengan atau
tanpa kontraksi. Pantau tanda-tanda persalinan, diantaranya:
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
(3) Suhu
Suhu tubuh normal adalah 36-37,5℃ (Marmi, 2016;h.130).
(4) Pernafasan
Normalnya pada sistem pernafasan adalah 16-24 x/menit
(Marmi, 2016;h.130).
b. Status Obstetrik
1) Inspeksi
Menurut Marmi (2016;h.139) pemeriksaan yang dilakukan secara
inspeksi, yaitu:
Hidung : Bersih, ada polip atau tidak, ada secret atau tidak
Mulut dan : Bersih, ada luka atau tidak, ada caries atau tidak
gigi
Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
limfe
Mammae : Payudara simetris, putting bersih dan menonjol,
hiperpigmentasi pada areola, colostrum sudah
keluar atau belum
Abdomen : Ada bekas luka SC atau tidak, ada linea nigra
atau tidak, ada striae albican atau tidak
Vulva : Ada oedema atau tidak, ada flour atau tidak, ada
pembesaran kelenjar bartholini atau tidak
2)Palpasi
a) Abdomen
(1) Leopold I
42
43
43
44
3) Pemeriksaan dalam
Vaginal toucher sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah, catat pada jam berapa
diperiksa, sudah pembukaan berapa (Marmi, 2016;h.133). Yang
dipantau pada pemeriksaan dalam yaitu:
a) Vagina
Pemeriksaan ini memperhatikan adanya luka atau massa,
kandilomata, varises vulva atau rektum, atau luka parut di
perineum (JNPK-KR:2016;h.43).
b) Serviks
(1) Keadaan sebelum proses persalinan, serviks akan
mempersiapkan kelahiran dengan berubah menjadi lembut
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013;h.64).
(2) Pembukaan
Menurut (Marmi, 2016;h.11) pembukaan serviks sebagai akibat
dari terjadinya his dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
(a) Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
(b) Fase aktif
Fase aktif dibagi dalam 3 fase, fase askselerasi (2 jam
pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm), fase dilatasi (2 jam
44
45
45
46
46
47
3. Analisa
a. Diagnosa Kebidanan
Menurut Sukini dan Rofi’ah (2016;h.90) diagnosa kebidanan masuk
dalam Standar III Permenkes 369 dirumuskan berdasarkan analisis data
yang telah dikumpulkan.
b. Masalah
Pada menjelang persalinan kala I banyak hal yang mengkhawatirkan
muncul dalam pikiran ibu. Takut bayi cacat, takut harus operasi, takut
persalinannya lama (Marmi, 2017;h.60).
c. Penatalaksanaan
Berdasarkan JNPK-KR (2017; 48-51), persiapan asuhan persalinan yaitu
sebagai berikut:
1) Mempersiapkan ruangan persalinan, peralatan, obat-obatan yang
diperlukan
2) Mengatur posisi ibu, anjurkan ibu untuk mengauatur posisi-posiai
yang nyaman selama persalinan serta anjurkan suami atau
pendamping lainnya unutk membantu ibu berganti posisi.
3) Memberikan dukungan emosional dan menganjurkan suami atau
anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama
persalinan, agar bisa memberikan rasa nyaman pada ibu.
47
48
48
49
a) Effeurage
Adalah masase dengan ujung jari yang ditekankan dengan
lembut dan ringan di atas perut dan di atas paha. Berdarkan
hasil dari jurnal penelitian menyebutkan bahwa pada penelitian
ini ibu bersalin yang dilakukakan masase pada punggung yang
dimulai pada servikal 7 kearah luar menuju sisi tulang rusuk
selama 30 menit terjadi aktivasi pada serabut saraf besar
sehingga terjadi penutupan pintu gerbang hantaran nyeri yang
dapat menghambat transmisi nyeri dimedula spinalis ke otak
untuk mempersepsikan nyeri sehingga nyeri tidak begitu terasa.
Secara statistik ada pengaruh masase pada punggung terhadap
intensitas nyeri kala I fase laten persalinan normal dengan nilai
p=0.001. Masase pada punggung merupakan salah satu asuhan
kebidanan yang dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu
saat persalinan. Disamping itu masase dapat meningkakan
sekresi opioid endogen (endorfin). Dengan Masase dapat
merangsang serabut saraf berdiamter besar dan serat para
simpatis di mesencephalon yang dapat mengurangi nyeri dan
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
2. Terjadinya kontraksi
a. Palpasi kontraksi uterus (control tiap 10 menit)
b. Frekuensi setiap 30 menit
c. Lamanya kontraksi yang terjadi dalam 10 menit
observasi
3. Peningkatan tekanan pada rekturm
4. Perineum menonjol
5. Vulva dan sfingter ani membuka
6. Meingkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Menurut Marmi (2016) perlunya dilakukan pemantauan
pada ibu diantaranya sebagai berikut:
1. Keadaan umum
a. Kesadaran
b. Periksa tekanan darah dan suhu setiap 4 jam
Tekanan darah meningkat selama kontraksi
disertai peningkatan sistolik rata-rata 10-20
mmHg (Marni, 2016;h.171).
c. Periksa nadi setiap 30 menit
Frekuensi denyut nadi di antara kontraksi sedikit
lebih meningkat disbanding selama periode
menjelang persalinan (Marni, 2016;h.172).
d. Pernafasan
Peningkatan frekuensi pernafasan normal selama
persalinan dan mencerminkan peningkatan
metabolism yang terjadi (Marni, 2016;h.172).
e. Suhu
Perubahan suhu sedikit lebih meningkat selama
persalinan, perubahan suhu dianggap normal bila
peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5-1 ℃
(Marni, 2016;h.172).
2. Kemajuan persalinan
a. Pembukaan serviks
Ditandai degan pembukaan lengkap, pada
pemeriksaan dalam tidak teraba lagi bibir portio,
55
56
56
57
bersentuhan
c. 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tindih tetapi masih dapat dipisahkan
d. 3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tndih dan tidak dapat dipisahkan
6. Memastikan kandung kemih ibu kosong
7. Penuhi kebutuhan hidrasi ibu karena secara fisiologis
tubuh ibu mengalami peningkatan suhu tubuh pada
saat persalinan, sehingga menyebabkan tubuh ibu
mengeluarkan lebih banyak keringat. Kondisi ini
menyebakan ibu mengalami kekurangan cairan.
57
58
58
59
59
60
2020;h.125)
f. Saat kepala sudah mulai keluar lindungi bagian
perineum dengan satu tangan diselubungi kain
bersih dan kering, lalu ibu jari pada salah sisi
perineum, 4 jari tangan pada sisi yang lain, dan
tangan lain pada belakang kepala bayi. Tahan
kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada
saat keluar secera bertahap melewati vulva dan
perineum (JNPK-KR, 2017; 85).
g. Setelah bayi lahir, bersihkan hidung dan mulut
bayi menggunakan kasa sterill, lalu periksalah
leher bayi apakah ada lilitan tali pusat tau tidak.
Jika ada lilitan, kendorkan dan jepit serta gunting
tali pusat, jika tidak ada lilitan, lanjutkan pada
langkah selanjutnya.
h. Tempatkan kedua tangan pada bitemporalis bayi
untuk melahirkan bahu dengan cara tarik kepala
ke arah bawah untuk melahirkan bahu dan tarik
kepala ke arah atas untuk melahirkan bahu
belakang.
i. Pindahkan tangan dominan kebawah badan bayi
untuk menyangga kepala, leher dan badan bayi
sedangkan tangan yang lain berada di perineum
untuk menjepit kedua kaki bayi saat seluruh badan
bayi telah lahir semuanya.
j. Lakukan penilaian sekilas pada bayi, kemudian
letakan byi di atas perut ibu dengan kepala lebih
rendah lalu keringkan badan bayi. Biarkan bayi
kontak kulit dengan ibu, kemudian tutup badan
bayi dengan menggunakan handuk dan penutup
kepala, minta ibu untuk memeluk bayinya, dan
libatkan suami dalam proses IMD (Sulistyawati
dan Nugraheny, 2013;h.235-237).
60
61
61
Subjektif Data subjektif kala III menurut Sulistyawati dan Nugrahaeny
(2013;h.237) klien mengatakan bahwa bayinya telah lahir
62
melalui vagina, ari-arinya belum lahir, perut bagian bawahnya
terasa mulas.
Objektif Data Obyektif menurut Sulistyawati dan Nugraheny
(2013;h.237).
a. Bayi lahir secara spontan per vagina pada tanggal ..., jam
..., jenis kelamin laki-laki/perempuan, normal/ada
kelainan, menangis spontan kuat, kulit warna kemerahan.
b. Ada tanda lepas nya plasenta, yaitu:
1) Tali pusat memanjang atau tali pusat terlihat
menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfled)
2) perubahan bentuk dan tinggi uterus
3) semburan darah mendadak singkat
c. Tidak teraba janin kedua
d. Teraba kontraksi uterus.
Analisa Ny…usia 20-35 tahun G ≤4 P ≤3 A0 dalam persalinan kala III
Fisiologis
Penatalaksanaan 1. Melakukan palpasi uterus untuk memastikan ada
tidaknya janin kedua
2. Memberikan suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama
setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 0,5 ccsecarra I.M
diperbatasan 1/3 pada bagian atas paha bagian luar
3. Melibatkan keluarga dalam pemerian minum kepada
pasien. Pemberian minum (hidrasi) sangat penting
dilakukan untuk mengembalikan kesegaran pasien yang
telah kehilangan banyak cairan dalam proses persalian
kala II
4. MenurutSulistyawati dan Nugraheny (2013; 238)
melakukan penjempitan tali pusat dan pemotongan tali
pusat:
a. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi
lahir. Protokol untuk penyuntikkan oksitosin
dilakukan sebelum tali pusat dipotong.
b. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem
logam DTT 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat)
bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua
jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar
darah tidur terpancar pada saat dilakukan
pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2
dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah
ibu 62
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu
tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi
63
D. Manajemen Kala IV
Tanggal:…. Jam:….
63
64
64
65
1. Data Subyektif
a. Keluhan utama
Keluhan utama dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan
ibu setelah melahirkan (Marmi, 2017;h.180).
b. Riwayat persalinan sekarang
Menurut Marmi (2017;h.180) yang perlu dikaji dari riwayat persalinan
sekarang adalah:
1) Jenis persalinan ibu spontan atau Sectio Caesarea (SC).
2) Komplikasi dalam persalinan untuk mengetahui selama persalinan
normal atau tidak
3) Plasenta dilahirkan secara spontan atau tidak lalu dilahirkan
lengkap atau tidak, ada kelainan atau tidak, dan apakah ada sisa
plansenta yang tertinggal
4) Cek tali pusat normal atau tidak,dan normalnya 45-50 cm lalu
periksa perineum apakah terjadi adanya robekan atau tidak
5) Cek perdarahan dengan jumlah darah yang keluar pada kala I, II
dan III selama proses persalinan dan pada nifas normal perdarahan
tidak boleh lebih dari 500 cc.
6) Proses persalinan yang perlu dikaji adalah, tanggal lahir, BB
normalnya >2500 gr, BBLR <2500 gr, dan Panjang Bayi (PB)
normalnya 50-53 cm, apgar score, cacat bawaan, dan air
ketubannya normal atau tidak (normalnya putih) dan pengeluaran
normalnya 500-1000 cc.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami oleh ibu
saat ini.
2) Riwayat penyakit yang lalu
Perlu dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit DM,
hipertensi, jantung, asma, TBC. Khususnya pada masa pandemic
65
66
66
67
3) Pola istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup sekitar 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari. Anjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup untuk mencegah kelelahan (Elisabeth dan
Purwoastuti, 2017;h.112).
4) Pola aktivitas
Mobilisasi perlu dilakukan agar tidak terjadi pembengkakan akibat
tersumbatnya pembuluh darah ibu. Pada persalinan normal, jika
gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infuse atau kateter
dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya ibu
diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC dengan dibantu, satu
atau dua jam setelah melahirkan secara normal.sebelum waktu ini,
ibu diminta untuk melakukan latihan menarik, nafas yang dalam
serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta
mengayunkan tungkainya dari tepi ranjang (Marmi, 2017;h,137-
138).
5) Pola seksual
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual
kembali stelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu
berdasarkan atas pemikiran apabila ibu terdapat luka akibat
persalinan, termasuk luka episiotomi (Marmi, 2017;h.147).
6) Menjaga kebersihan
Menganjurkan ibu untuk membersihkan seluruh badan (mandi)
minimal 2 kali sehari. Mengajarkan kepada ibu bagaimana
membersihkan daerah genetalia dengan sabun dan air dari arah
depan ke belakang. Sarankan ibu untuk mengganti pembalutnya
minimal 2-3 kali sehari atau setia 4 jam sekali , sarankan ibu untuk
mencucui tangannya dengan sabun sebelum dan sesudah
membersihkan genetalia. Apabila ibu mempunyai luka bekas
episiotomi, maka sarankan ibu untuk tidak menyentuh daerah luka
(Marmi, 2017;h.158).
67
68
7) Pola menyusui
Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena
sebab lain (kencing, kepanasan atau kedinginan atau hanya sekedar
ingin didekap). Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan
kosong dalam waktu 2 jam. Untuk menjaga keseimbangan
besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui
harus dengan kedua payudara dan menyusui sampai payudara
teraba kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali
menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan.
Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH)
yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat (Marmi,
2017;h.61-62).
8) Adat istiadat
Menurut Elisabeth dan Purwoastuti (2017;h.81) adat istiadat yang
sangat banyak dikalangan masyarakat, yaitu pada menu makan ibu
nifas. Misalnya ibu nifas harus pantang makanan yang berasal dari
daging, ikan, telur, dan goring-gorengan karena dipercaya akan
menghambat penyembuhan luka persalinan dan makanan tersebut
dapat membuat ASI menjadi amis. Adat ini sangat merugikan
karena dengan banyakanya jenis makanan yang ibu pantang maka
akan mengurangi nafsu makannya sehingga asupan makanan
menjadi lebih sedikit.
9) Data psiko sosial
Ibu dalam fase taking in yaitu periode ketergantungan yang
berlangsung pasca bersalin.Ciri khasnya yaitu ibu fokus pada diri
sendiri dan pasif terhadap lingkungan, menyatakan adanya rasa
ketidaknyamanan. Gangguan psikologi yang terjadi pada masa ini
antara lain kekecewaan terhadap bayinya, ketidaknyamanan
perubahan fisik yang dialami, rasa bersalah karena belum bisa
68
69
69
70
70
71
3) Genetalia
Menurut Marmi (2017;h.159) pengeluaran pervaginam pasca
persalinan keluar lochea rubra yang berkarakteristik berwarna
merah kehitaman berisi cairan yang sudah mati.
3. Analisa
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. (Kepmenkes RI Nomor
938/Menkes/SK/VIII/2007) Ny. X umur 20-35 tahun P ≤ 4 A0 dalam
masa nifas 6 jam fisiologis.
4. Penatalaksanaan
Tanggal:……… Jam:……..
Asuhan nifas 6 jam
a. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan (vital sign, perdarahan)
b. Menganjurkan ibu untuk memasase perut searah jarum jam agar perut
keras untuk mencegah perdarahan.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan untuk memulihkan
tenaganya
d. Menjelaskan pada ibu akibat kurang istirahat akan mengurangi
produksi ASI dan memperbanyak perdarahan yang dapat
menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi
e. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah
perineum yaitu dibersihkan dengan air bersih dan sabun, mengganti
pembalut setidaknya minimal 4 jam sekali
f. Memberikan penjelasan tentang manfaat ASI yang mengandung bahan
yang diperlukan oleh bayi, mudah dicerna, memberikan perlindungan
terhadap infeksi, selalu segar, bersih, siap untuk minum dan hemat
biaya
g. Memberikan konseling tentang perawatan payudara yaitu menjaga
payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu, menggunakan
BH yang menyongkong payudara, apabila puting susu lecet oleskan
71
72
colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali selesai
menyusui
h. Memberitahu ibu untuk makan yang banyak dan bergizi seperti lauk-
pauk dan sayur-sayuran agar produksi ASI tetap banyak
i. Memberitahukan ibu terapi tablet tambah darah, pencegah perdarahan
dan lancar ASI (Marmi, 2017;h.184).
5. Pelayanan pascasalin pada masa pandemi Covid-19 menurut (Kemenkes
RI, 2020;h.44-46) diantaranya yaitu:
a. Pelayanan Pasca Salin (ibu nifas dan bayi baru lahir) dalam kondisi
normal tidak terpapar Covid-19 : kunjungan dilakukan minimal 4 kali.
72
73
73
74
Tanggal:….. Jam:…..
74
75
2. Tekanan darah
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara
90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. Pasca
melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya
tidak berubah (Marmi, 2017;h.104).
3. Nadi
Menurut Marmi (2017;h.104) denyut nadi normal pada
orang dewasa 60-80 kali per menit, denyut nadi dapat
menjadi brikardi maupun lebih cepat.
4. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 ℃.
Pasca melahirkan suhu tubuh dapat naik kurang lebih
0,5℃ dari keadaan normal. Apabila ada kenaikan
suhu diatas 38℃, waspada terhadap terhadap infeksi
post partum (Marmi, 2017;h.104).
5. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa 16-
24 kali per menit (Marmi, 2017;h.104).
6. Mammae
Pemeriksaan mammae ibu apakah adanya benjolan,
pmbesaran kelenjar, dan bagdaimanakah keadaan
putting susu ibu apakah menonjol atau tidak (Elisabeth
dan Purwoastuti, 2017;h.84).
7. Abdomen
Yang diperiksa pada abdomen yaitu konsistensi keras
atau tidak, TFU nya berada tidak teraba, kontraksi, dan
posisi uterus, berat uterus 750 gram dan diameter
uterus 7,5 cm (Marmi, 2017; 181-182).
8. Genetalia
Bagian genetalia yang harus diperiksa yaitu,
kebersihan genetalia. Pengeluaran pervagina, keadaan
luka jahitan apakah ada tanda-tanda infeksi atau tidak.
9. Lokhea
Pengeluaran lochea pada hari kelima sampai hari
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
b. Antropometri
1) Panjang badan
Menurut Marmi dan Rahardjo (2018;h.8) panjang badan pada bayi
baru lahir normalnya 48-52 cm. Cara mengukur panjang badan
yaitu dilakukan dengan meletakkan bayi ditempat datar dan diukur
panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki atau badan
bayi diluruskan (Marmi, 2018;h.55).
2) Berat badan
Menurut Kosim (2007) dan Depkes RI (2005) dalam Marmi dan
Rahardjo (2018;h.5), berat badan BBL normal adalah 2500 - 4000
gram, maka dari itu jika berat bayi lahir kurang dari 2500-4000
gram maka bayi disebut BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
3) Lingkar kepala
83
84
c. Keadaan bayi
1) Menangis
Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan nada
sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar nada tinggi
dan lemah (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.101).
2) Warna kulit
Kulit berwarna kemerah-merahan dan licin karena jaringan
subkutan yang cukup (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.8).
d. Status present
1) Kepala
Pada kelahiran spotan letak kepala, sering terlihat tulang kepala
tumpang tindih yang disebut moulding atau moulase. Keadaan ini
normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah
diraba (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.56).
2) Mata
84
85
85
86
a) Laki-laki
Pada bayi laki-laki periksa posisi lubang uretra, skrortum harus
dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua (Marmi dan
Rahardjo,2018;h.59).
b) Perempuan
Labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra terpisah
dengan lubang vagina (Marmi dan Rahardjo,2018;h.59).
10) Punggung
Melihat adanya pembekakan, cekungan atau lubang, meraba
adanya spina bifida atau massa abnormal (Arfiana dan Lusiana,
2016;h.7).
11) Anus
Apakah berlubang, jka bayi sudah BAB tidak perlu dilakukan
colok dubur (Arfiana dan Lusiana, 2016;h.7).
12) Ektremitas
Kedua tangan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan
kedua lengan ke bawah. Tungkai kaki simetris, kedua tungkai
harus bisa bergerak bebas. Tidak ada polidaktili atau sidaktili pada
jari tangan dan kaki (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.59).
13) Refleks
a) Rooting (refleks mencari)
Bayi menoleh kea rah benda yang menyentuh pipi. Misalya
dengan mengusap pipi bayi dengan lembut maka bayi akan
menolehkan kepalanya kea rah ajri kita dan membuka
mulutnya (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.71).
b) Grasping(refleks genggam)
Menurut Marni dan Rahrdjo (2018;h.71) jika menekan telapak
tangan pada bayi maka bayi akan mengepalkan tanganya
c) Babinski
Gores telapak kaki dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak
kaki kearahnatas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
11. Suntik KB
Suntik KB yang aman digunakan untuk ibu yang sedang menyusui yaitu
KB suntik 3 bulan dan 2 bulan, karena hanya mengandung hormon
progesteron 55 sehingga tidak mengganggu proses laktasi. Suntik KB
dapat dimulai saat hari ke 7 setelah masa nifas. Apabila penyuntikan akan
dilakukan setelahnya, sebaiknya gunakan perlindungan ganda, yaitu
kondom selama 2 x 24 jam (Akhmad, 2006).
Suntik KB ini dapat digunakan oleh ibu yang menghendaki kontrasepsi
jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi, menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, ibu yang setelah melahirkan dan
tidak menyusui, tekanan darah < 180/110 mmHg.Penggunaan kontrasepsi
ini dapat dimulai pada waktu setiap saat selama siklus haid,hari pertama
sampai hari ketujuh siklus haid,selama 7 hari tidak boleh melakukan
hubungan seksual terlebih dahulu ( Saefuddin,2010)
12. Implant
91
92
Jenis implant yang dapat digunakan pada ibu menyusui adalah implant
yang hanya mengandung hormon progesteron agar tidak mengganggu
produksi ASI (Pinem, 2009; h. 282). Jenis-jenis implant yang hanya
mengandung hormon progesteron antara lain : Norplant (terdiri dari 6
batang silatik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm,
yang mengandung 36 mg Levonorgestrel dengan masa kerja 5 tahun),
Implanon (terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3 ketodesogestrel dan
lama kerja 3 tahun), Jadena dan Indoplant (terdiri dari 2 batang yang di isi
dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun) (Saifuddin,
2010). Alat kontrasepsi ini dapat digunakan oleh ibu menyusui dan
memerlukan kontrasepsi yang efektif, ibu yang tidak boleh menggunakan
alat kontrasepsi yang mengandung estrogen, memiliki tekanan darah <
180/110 mmHg waktu untuk memulai penggunaan metode kontrasepsi ini
yaitu setiap saat selama siklus haid hari kedua sampai hari ketujuh,apabila
dilakukan setelah hari ketujuh siklus haid kemudian melakukan hubungan
seksual maka diperlukan alat kontrasepsi tambahan apabila ibu menyusui
antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan,insersi dapat dilakukan
apabila menyusui penuh,ibu tidak perlu menggunakan kontrasepsi
tambahan setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid insersi dapat
dilakukan setiap saat,apabila akan melakukan bubungan seksual selama 7
hari setelah pemasangan diperlukan alat kontrasepsi tambahan
(Saefuddin,2010).
Keuntungan dari KB implant adalah daya guna tinggi, perlindungan
jangka panjang, pengembalian kesuburan yang cepat setelah pencabutan,
tidak memerlukan pemeriksaan dalam, tidak mempengaruhi ASI
(Saifuddin, 2010). Hormon progestin dilepaskan secara terus menerus
untuk menekan ovulasi sebagai aksi kontraseptif primer. Kembalinya
ovulasi setelah pengangkatan implan terjadi dengan cepat, sehingga ini
merupakan metode yang sangat efektif (Cunningham, 2012).
13. Metode kalender
92
93
Metode KB ini akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar,
angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita
per tahun (Marmi, 2016; 125-126)
14. MOW (Metode Operasi Wanita) atau MOP (Metode Operasi Pria)
MOW atau tubektomi yaitu tindakan pengikatan atau pemotongan saluran
telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Sedangkan MOP atau
vasektomi tindakan atau pemotongan saluran benih agar sperma tidak
keluar dari buah zakar. Tidak ada pengaruh terhadap laktasi atau tumbuh
kembang bayi. (Elisabeth dan Purwoastuti, 2015; 205)
15. Kondom
Alat kontrasepsi ini bisa digunakan setelah pasca melahirkan, sebenarnya
alat kontrasepsi ini tidak hanya untuk mencegah kehamilan akan tetapi
sebagai alat perlindungan dari penyakit menular seksual dan tidak
mengganggu produksi ASI. (Marmi, 2016; 159)
93
96
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan studi penelaah
kasus (case study) studi kasus yang dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal.Unit
tunggal disini dapat berarti satu orang/sekelompok penduduk yang terkena
masalah, misalnya keracunan/sekelompok masyarakat di suatu daerah.Unit
yang menjadi kasus secara mendalam dianalisis baik dari segi yang
berhubungan dengan keadaan kasus itu,faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian-kejadian khusus muncul berhubungan dengan kasus, maupun
tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan/pemaparan
tertentu.Meskipun di dalam studi kasus ini yang diteliti hanya berbentuk
unit tunggal,namun dianalisis secara mendalam,meliputi berbagai aspek
yang luas,serta penggunaan berbagai teknik secara integrative
(Notoadmojo, 2018;h.47).
Penelitian ini menggunakan studi kasus yang merupakan salah satu
jenis dalam metode penelitian kualitatif. Bentuk dari studi kasus yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggambarkan
suatu gejala yang merupakan fakta dan realita dari responden. Penelitian
dilakukan pada ibu hamil pada trimester III fisiologis, usia kehamilan 36-
40 minggu dan mengikuti perkembangan Ibu hamil tersebuthingga
bersalin,nifas,bayi baru lahir sampai ibu tersebut menggunakan KB.
B. Subjek Penelitian
1. Sumber data
a. Data primer
adalah kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
secara langsung pada Ny.X saat melakukan penelitian.Dilakukan
pada saat anamnesa.
b. Data sukender
data ini berasal dari lingkungan sendiri dan luar lingkungan
peneliti seperti buku KIA, register,pemeriksaan penunjang dan
sumber-sumber yang telah ada.
2. Prosedur pengumpulan data
a. Wawancara
Menurut Notoadmojo (2018;h.139) wawancara adalah suatu
metode pengumpulan data yang dilakukan secara langsung (face to
face) terhadap responden, dimana peneliti mendapat informasi
secara lisan dengan bercakap-cakap dengan responden.
98
b. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dalam
pengamatan, yaitu prosedur yang berencana antara lain
melihat,mendengar dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas
tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan
masalah tertentu.
Observasi dilakukan pada Ny.X untuk mengamati bagaimana
perkembangan ibu hamil, baik secara fisik maupun psikisapakah
ibu hamil tersebut dalam keadaan sehat ataukah ada gangguan.
Observasi yang dilakukan adalah saat ibu hamil melakukan
kunjungan ANC. Saat kunjungan ANC dilakukan pemeriksaan
fisik pada ibu dan juga pemeriksaan penunjang apabila dibutuhkan.
Dari kunjungan ANC yang telah dilakukan akan didapatkan data-
data dari ibu(Notoadmojo,2018;h.131).Dari kunjungan ANC yang
telah dilakukan akan didapatkan data-data dari ibu.
c. Pengolahan data
Pengolahan data adalah suatu tindakan mengolah data yang
didapat dari hasil pengumpulan data oleh peneliti,sehingga data
tersebut dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti. Data yang didapat harus diolah berdasarkan prinsip-
prinsip pengolahan data secara profesional. Ketidakakuratan dalam
pengolahan dan analisis data akan berakibat kesimpulan hasil
penelitian yang “bias” yang dapat membahayakan kesehatan
masyarakat ( Notoadmojo, 2018;h.171,217).
Pengolahan data dalam studi kasus ini dilakukan secara manual
yaitu dengan mendokumentasikan data hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada klien ke dalam lembar
pendokumentasian dengan bentuk SOAP.
d. Analisis data
Suatu keluaran data akhir dari analisis data adalah memperoleh
makna atau arti dari hasil penelitian, dimana peneliti dapat
99
D. Masalah Etika
Etika penelitian calon peneliti harus menjelaskan masalah etik yang
mungkin terjadi. Masalah etik tersebut dijelaskan oleh calon peneliti
secara jelastermasuk cara mengatasi masalah etik tersebut. Beberapa
masalah etik yang biasa terjadi dalam penelitian adalah:
1. Informed Consent (lembar persetujuan untuk menjadi responden)
Peneliti menghormati harkat dan martabat subjek dengan
mempersiapkan formulir persetujuan (informed consent) yang
mencakup, penjelasan tentang manfaat dari penelitian, penjelasan
kemungkinan timbul resiko ketidaknyamanan, jaminan kerahasiaan
(privasi) terhadap identitas dan informasi yang diberikan oleh
responden, selanjutnya responden akan memutuskan sendiri untuk
bersedia atau menolak menjadi responden(Notoadmojo, 2018;h.203).
2. Anonymity (tanpa nama)
artinya peneliti tidak boleh memberikan informasi mengenai identitas
dan kerahasiaan subjek. Peneliti cukup menggunakan coding sebagai
pengganti dari identitas responden (Notoadmojo, 2018;h.203).
3. Inclusiveness (keterbukaan)
100
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Kasus
DI PUSKESMAS KALIANGKRIK
Pengkajian
Waktu : 10.00WIB
a. Identitas Pasien
b. Data Subjektif
1) Alasan datang
102
pertama kalinya.
2) Keluhan utama
3) Riwayat kesehatan
Jantung, Diabetes).
4) Riwayat obstetric
1) Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
103
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
G1 P0A0
HPHT : 26 – 05 – 2021
HPL : 06 – 03 – 2022
TT : TT4
bebas.
ANC : 8x
(1x1) 10 tablet.
tablet.
(1x1) 10 tablet.
5) Riwayat pernikahan
106
6) Riwayat KB
adalah kehamilan yang direncanakan oleh ibu dan suami. Tapi ibu
persalinan.
kehamilan ibu.
109
Orang terdekat ibu saat ini adalah suami dan ibu tinggal satu
baik.
9) Tingkat Pengetahuan
c. Data Objektif
1) Periksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
N : 80 x/menit LILA : 24 cm
RR : 24 x/menit BB sblm/sesdh : 52 kg / 62 kg
2) Status Present
a) Inspeksi
linea nigra
b) Palpasi
(1) Leopold I :
(2) Leopold II :
digoyangkan
c) Auskultasi
pusat
4) Pemeriksaan Penunjang
d. Analisa
1) Diagnosa kebidanan :
e. Penatalaksanaan
kepada ibu.
persalinan dipuskesmas.
mengalaminya.
mg (1x1) 10 tablet.
KALA I
Pengkajian
Nama : Ny. U
a. Data Subjektif
1) Keluhan utama
2) Tanda persalinan
hingga ke pinggang
pukul 13.00 WIB ibu makan nasi sayur kubis , lauk 1 telur
WIB.
sudah muncul.
melipat baju.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda vital
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,4 ℃
2) Status Obstetri
a) Palpasi
(1) Leopold I :
(2) Leopold II :
(5) TFU : 31 cm
b) Auskultasi
118
bawah pusat.
3) Pemeriksaan Dalam
b) Oleh : Bidan
atau belum
d) Hasil :
Pembukaan : 7 cm
Efficement : 75%
- Kulit ketuban :+
- Moulage :0
- STLD :+
4) Pemeriksaan Penunjang
c. Analisa
119
1) Diagnosa Kebidanan
d. Penatalaksanaan
suami.
Hasil: ibu sudah mengerti dan untuk saat ini ibu sedang
121
Nama : Ny. U
Subjektif Ibu mengatakan sudah tidak kuat lagi, dan mengatakan kenceng-
(S) kencengnya semakin sering dan teratur serta ibu sudah merasakan
ada rasa ingin mengejan seperti ingin BAB.
123
Nama : Ny.U
Subjektif Ibu merasa senang, lega bayinya sudah lahir dan ibu mengatakan
(S) perut bagian bawah masih terasa mulas dan merasa lelah
1) Bayi lahir spontan,pervagina tanggal 24 Februari 2022, pukul
Objektif 19.55 WIB.
(O) 2) Jenis kelamin perempuan, menangis kuat, gerakan aktif, warna
kulit kemerahan
3) Tidak teraba janin kedua.
4) Tali pusat tampak memanjang, semburan darah tiba-tiba,
kontraksi uterus kuat dan plasenta belum lahir.
1) Diagnosa Kebidanan :
Analisa Ny. U usia 20 tahun G1 P0 A0 inpartu kala III fisiologis.
(A) 2) Masalah : Tidak ada
3) Diagnosa Potensial : Tidak ada
1) Meletakkan bayi baru lahir diatas kain bersih
(bedong bayi) Hasil : Bayi sudah diletakkan diatas
kain bersih dan kering (bedong bayi)
2) Memastikan tidak ada janin kedua didalam uterus.
Hasil : Tidak teraba janin kedua
3) Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin
126
Nama : Ny.U
Subjektif Ibu mengatakan perutnya terasa mulas dan saat ini ibu merasa lelah
(S) tetapi bahagia.
1) Plasenta lahir spontan tanggal 24 Februari 2021, pukul 20.05
Objektif WIBSelaput plasenta lengkap dan utuh, panjang tali pusat ± 50 cm
(O) jumlah kotiledon ±20 buah.
2) Kontraksi uterus kuat,
3) TFU 2 jari di bawah pusat
4) Kandung kemih kosong ......
5) Tanda vita : TD: 110/70 mmHg; RR: 20x/menit; Nadi: 80x/menit;
S: 36,5oC
1) Diagnosa Kebidanan :
Analisa Ny. U usia 20 tahun P1 A0 persalinan kala IV fisiologis.
(A) 2) Masalah : Tidak ada
3) Diagnosa Potensial : Tidak ada
1) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
Hasil : kontraksi uterus keras
2) Mengajarkan ibu atau keluarga untuk melakukan
massase
128
Pengkajian
Nama : Ny.U
a. Data Subyektif
1) Keluhan Utama
dan lancar, serta bayinya lahir dalam keadaan sehat,dan untuk saat
ini tidak ada keluhan yang dirasakan oleh ibu mungkin hanya perut
2) Riwayat Kesehatan
130
Ibu mengatakan bersalin secara normal dan dapat ditolong oleh bidan
kaliangkrik tidak ada penyulit, keadaan bayi baik, tidak ada kelainan
bawaan. Pada saat lahir bayi dapat menangis kuat, gerakannya juga
a) Pola Nutrisi
makan 1 buah pisang, Ny.U minum 1 gelas air putih dan 1 gelas
teh manis hangat. Kemudian pada pagi hari jam 05.45 WIB ibu
131
putih.
b) Pola Eliminasi
WIB dan saat pagi hari pukul 05.30 WIB. Ibu mengatakan belum
bisa BAB.
c) Pola Aktivitas
tempat tidur dan ibu telah tidur selama ±5 jam dan sesekali
e) Pola Seksual
dengan suami.
f) Pola Hygiene
khusus maternity, dan ibu sudah mandi pukul 05.30 WIB dan
g) Pola Menyusui
Segera setelah 1 jam bayi lahir telah dilakukan IMD. Ibu juga
5) Adat Istiadat
Ibu mengatakan tidak ada istiadat yang merugikan masa nifas ibu,
ibu.
7) Data Pengetahuan
b. Data Objektif
133
1) Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
Nadi : 80 x/menit
Respiratori : 20 x/menit
Suhu : 36,4 ℃
2) Status present
Ekstremitas :
3) Status obstetric
Abdomen :
konsistensi keras
kehitaman) ...............
134
c. Analisa
1) Diagnosa kebidanan :
d. Penatalaksanaan
bayinya.
ikan, dsb) dan putih telur yang direbus 4-5 telur sehari
makanan berserat.
Pengkajian
Nama : Ny.U
1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan hanya saja
akhir-akhir ini ibu sulit untuk istirahat/tidur.
2) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
Subjektif b) Pola Nutrisi
(S) Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang.
Jenismya nasi, sayur dan lauk. Minum 5-6 gelas sehari air
putih dan 1-2 gelas sehari teh manis hangat.
c) Pola Eliminasi
Ibu mengatakan sudah bisa BAB 1x pada hari ke-4 setelah
melahirkan dengan konsistensi agak lembek dan untuk
BAK 5-6x sehari warna jernih kekuningan.
d) Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam ±6 jam dan jarang untuk tidur
siang, dikarenakan banyak tamu yang berkunjung ke rumah
sehingga membuat ibu tidak bisa istirahat
e) Pola Menyusui
Ibu mengatakan menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali
138
Pengkajian
Nama : Ny. U
1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a) Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang.
Jenismya nasi, sayur, lauk dan buah-buahan. Minum 6-8
gelas sehari air putih dan 1-2 gelas sehari teh manis hangat.
Subjektif b) Pola Eliminasi
(S) Ibu mengatakan BAB 1x sehari, dengan konsistensi lembek
dan warna kuning kecoklatan. BAK 5-6x sehari warna
kuning jernih.
c) Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam ±7 jam sehari dan tidur siang 1-
2 jam sehari. Sesekali ibu terbangun jika bayinya menangis.
d) Pola Menyusui
140
Pengkajian
a. Identitas Bayi
b. Data Subjektif
1) Riwayat Obstetri
a) Riwayat Kehamilan
142
minggu
b) Riwayat Persalinan
a) Pola Nutrisi
b) Pola Eliminasi
c) Pola Hygiene
baju, bedong, dan topi. Setiap bayi BAB atau BAK segera
c. Data Objektif
1) Periksaan Umum
143
b) Tanda-Tanda Vital :
(2) RR : 52 x/menit
c) Pengukuran Antropometri
d) Keadaan Bayi
2) Status Present
Reflek
membuka mulutnya
d. Analisa
145
1) Diagnosa Kebidanan
e. Penatalaksanaan
yang disampaikan
diajarkan.
Vitamin K.
14 cm.
Pengkajian
Pengkajian
1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan, dan ibu
mengatakan merasa senang karena pola istirahat ibu juga sudah
mulai teratur tidak seperti yang sebelumnya dan tali pusat pada
bayinya sudah puput atau lepas.
Subjektif 2) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
(S) a) Pola Nutrisi
Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap 2 jam sekali atau
ketika bayi menangis karena lapar.
b) Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 5x sehari, konsistensi lembek warna
kuning. BAK 8-10x sehari warna jernih kekuningan.
c) Pola Istirahat
Ibu mengatakan bayi tidur ±16 jam, sesekali menangis
terbangun karena BAK/BAB dan lapar.
1) Keadaan Umum : Baik
Objektif 2) Nadi : 128 x/menit
(O) 3) RR : 48 x/menit
4) Suhu : 36,6 ℃
5) BB : 3320 gram
6) PB : 49 cm
7) Pemeriksaan abdomen :
Tali pusat sudah lepas pada hari ke-7 dan tidak ada tanda-tanda
insfeksi.
150
1) Diagnosa Kebidanan :
Analisa Bayi Ny.U usia 2 minggu fisiologis
(A) 2) Masalah : Tidak ada
3) Diagnosa Potensial : Tidak ada
1) Menyampaikan kepada ibu bahwa bayinya dalam
keadaan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital bayi normal yaitu mulai dari nadi : 128
x/menit, respirasi : 48 x/menit, dan suhu : 36,6 ℃.
Dan hasil BB : 3320
Hasil : Ibu merasa senang mendengar bahwa bayinya
Penatalaksanaa dalam keadaan sehat.
n(P)
2) Mendiskusikan bersama ibu mengenai konseling
tentang pemberian ASI. Menyusui bayi setiap 2-3
jam bergantian dari payudara kiri dan kanan.
Seorang bayi yang menyusu sesuai dengan
permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-15 kali
dalam 24 jam. Pada usia 0-6 bulan kebutuhan gizi
bayi baik kualitas maupun kuantitasnya terpenuhi
hanya dari ASI tanpa harus diberikan makanan
ataupun minuman lainnya
Hasil: ibu mengatakan bahwa sudah menyusui
bayinya secara teratur dan bersedia untuk tetap
A. Pembahasan
tahun,umur ibu ini termasuk batas aman untuk hamil dan bersalin
karena dalam kategori usia reprduksi yang sehat,hal ini sesuai dengan
SMP dan saat ini Ny.U tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumah
bagian bawah.Dalam hal ini nyeri perut yang dirasakan ibu merupakan
umum dan penyakit apa yang pernah dialami ibu pada masa kehamilan
hari perkiraan lahir (HPL) pada Ny.U yaitu pada tanggal 06 Maret
2022 dan usia kehamilan ibu pada saat dilakukan pengkajian yaitu 37
dikatakan kehamilan beresiko yaitu ibu hamil dengan paritas 4 kali dan
potong,minum air putih 4-5 gelas dan teh manis hangat 1-2 gelas.Pola
makan dan minum ibu mengalami sedikit perubahan selama hamil ini
dengan IMT normal yaitu 24,7.Selain itu kecukupan energi pada Ny.U
(lingkar lengan atas) minimal 23,5 jika dibawah 23,5 dapat dikatakan
kurang energi kronik (KEK) dan dapat melahirkan bayi berat lahir
6-7x sehari, warna jernih kekuningan jika sebelum hamil ibu BAK 4-
obat terlarang hal ini menunjukkan tidak ada kebiasaan yang dapat
letak punggung ada disebelah kanan ibu.TBJ yang dikandung ibu yaitu
3.100 gram hasil ini sudah diatas 2.500 gram jadi tidak ada
Diagnosa yang muncul pada Ny.U yaitu Ny.U usia 20 tahun G 1P0A0
raga teratur selain melakukan yoga juga dapat melakukan olah raga
sakit atau mulas di perut bagian bawah dan menjalar hingga ke perut
harus tercatat jelas sebagai wujud tanggung jawab dan tanggung gugat
bidan.
pengeluaran lendir bercampur darah tadi sore pukul 16.00 WIB dan
yang muncul 3x/10’/40” kuat dan teratur yang artinya frekeuensi his
13.00 WIB ibu makan nasi sayur kubis , lauk 1 telur rebus ditambah
Selama persalinan ibu harus lebih sering berkemih dan jangan ditahan
pukul 06.00 WIB, BAK terakhir tanggal 24 Februari 2022, pukul 16.30
menghadapi persalinannya.
159
Ny.U yaitu 80x/menit termasuk dalam kategori normal hal ini sesuai
menganggu persalinan.
Ny.U lebih tenang dalam mengatasi rasa sakit akibat kontraksi.Hal ini
tenang dan dapat mengatasi ketegangan dan nyeri pada saat persalinan
pada kasus Ny.U sama dengan teori tidak ditemukan adanya keluhan
Keluhan yang dirasakan Ny.U pada kala II yaitu ingin mengejan dan
merasa seperti ingin buang air besar (BAB).Hal ini sesuai dengan teori
rectum.
kulit kemerahan.
merasa senang dan lega bayinya sudah lahir dan ibu mengatakan perut
Sulistyawati dan Nugraheny (2013) yaitu data subjektif kala III pasien
Data objektif pada persalinan kala III yang diperoleh yaitu bayi lahir
lahir.
meletakkan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapkan
dan utuh, panjang tali pusat ± 50 cm,jumlah kotiledon ±18 buah. TFU
normal.
pada pukul 06.00 WIB.Keluhan yang dirasakan pada Ny.U pada masa
pengkajian ini juga didukung dengan adanya data objektif yaitu TFU
malam hari pada pukul 21.40 WIB kemudian ditambah dengan makan
1 buah pisang, Ny.U minum 1 gelas air putih dan 1 gelas teh manis
hangat. Kemudian pada pagi hari jam 05.45 WIB ibu sudah makan 1
Kemudian pada data pola eliminasi Ny.U mengatakan sudah bisa BAK
sebanyak 2x pada pukul 22.30 WIB dan saat pagi hari pukul 05.30
Marmi (2017).
istirahat yang cukup sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah
kelelahan.
sudah mencoba menyusui sebanyak 2 kali dan ASI sudah keluar lancar
lalu bayi sudah dapat menghisap kuat.Namun segera setelah lahir tadi
setiap 2-3 jam,susui bayi secara bergantian pada payudara kanan dan
siap untuk diminum dan hemat biaya.Dari data psikososial pada kasus
Ny.U mengatakan ibu sedang fokus pada dirinya sendiri.Hal ini sesuai
bersalin,pada fase ini ibu fokus pada diri sendiri dan pasif dengan
pemeriksaan masa nifas 6 jam pada Ny.U diperoleh hasil yang normal
keadaan normal.
anamnesa dan pemeriksaan fisik pada Ny.U tidak ada masalah yang
dialami Ny.U pada masa nifas ini yaitu hanya perut merasa
dimaksudkan agar ibu tidak perlu khawatir jika ibu merasakan mules
bayi.
pada pukul 09.30 WIB dan diperoleh data subjektif yaitu ibu
mengatakan tidak ada keluhan hanya saja akhir-akhir ini ibu sulit
istirahat ibu pada malam hari sekitar 7-8 jam dan pada siang hari
konsistensi agak lembek dan untuk BAK 5-6x sehari warna jernih
kekuningan.
keadan yang normal dimana saat ini ibu berada dalam fase taking
169
didapat hasil yang normal dan tidak menunjukan adanya masalah dan
yang muncul pada hari kelima sampai hari kesembilan post partum
Diagnosa yang muncul pada masa nifas 6 hari hampir sama dengan
waktu dan masalahnya karena pada saat ini pun keadaan ibu normal
masa nifas 6 hari fisiologis dan tidak ada masalah yang muncul.
istirahat yang cukup, 8 jam sehari untuk tidur malam dan 1 jam sehari
untuk tidur siang atau ketika bayi tidur ibu juga ikut tidur. Dampak
170
tinggi (bisa makan-makanan berbau amis, putih telur yang direbus dan
dalam fase letting go yaitu fase menerima tanggung jawab akan peran
merawat diri dan bayinya meningkat hal ini dibuktikan fokus perhatian
menginginkan.
alat kontrasepsi dan ibu belum mengetahui secara detail jenis-jenis alat
minggu lokhea serosa warna kuning dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
dalam keadaan sehat dan tidak ada tanda gejala yang mengarah pada
kehamilannya lagi.
Februari 2022 pukul 06.00 WIB (10 jam PP).Menurut Marmi dan
agar tidak tertukar dan mudah dikenali.Pada kasus ini bayi belum diberi
nama sehingga identitas bayi dicantumkan Bayi Ny.U hal ini tidak
memebrikan nama pada bayi tersebut sehingga bayi diberi identitas bayi
Pada riwayat kehamilan ibu mengatakan usia ibu saat hamil yaitu 20 tahun
dan bayi lahir pada saat usia kehamilan 38+4 minggu.Menurut Marmi dan
minggu.Bayi Ny.U telah berhasil di IMD sejak bayi lahir dan bayi baru
bahwa reflek sucking (menghisap) bayi sudah baik dan reflek primitive
173
bayi yang dapat dilihat dari cara menyusu yaitu reflek rooting
bahwa setelah lahir bayi sudah BAB 1x dan BAK 1x sejak tadi
dan Rahardjo (2018) pola tidur bayi baru lahir normalnya bayi sering tidur
dan bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam
sehari.
Bayi Ny.U belum dimandikan sejak lahir namun telah dibersihkan dari
Arfiana dan Lusiana (2016) kebersihan badan bayi baru lahir dimandikan
pada bayi.
37,50C menurut teori Arfiana dan Lusiana (2016),suhu perlu dikaji agar
mengetahui bayi mengalami hipotermi atau tidak.Pada kasus bayi Ny.U ini
suhu bayi masih dalam batas normal dan tidak mengalami hipotermi,dari
174
Depkes RI (2005) dalam Marmi dan Rahardjo (2018) berat badan BBL
cm,lingkar kepala BBL normal adalah 33-35 cm,lingkar dada BBL normal
ditemukan bahwa tali pusat datar, pada tali pusat tidak ada
pembengkakakan, tidak ada tanda infeksi, nanah dan bau yang tidak
sudah menutupi labia minora lalu lubang uretra terpisah dengan lubang
vagina ini sudah sesuai dengan teori Marmi dan Rahardjo (2018).
Diagnosa kebidanan yang muncul pada kasus bayi Ny.U ini yaitu Bayi
Penatalaksanaan asuhan BBL 6 jam yang dilakukan pada bayi Ny.U yaitu
tentang perawatan tali pusat yaitu dengan cara membiarkan tali pusat tetap
Vitamin K.Pada kasus ini bayi diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin
Pengkajian bayi umur 6 hari dilakukan pada tanggal 2 maret 2022 pada
bayinya menyusu setiap 2 jam sekali atau ketika bayi menangis karena
Dari hasil pemeriksaan fisik bayi ditemukan bahwa tali pusat sudah lepas
3300 gram.Pada kasus ini berat badan bayi mengalami kenaikan menjadi
3300 gram sehingga dapat disimpulkan keadaan bayi saat ini normal.
Diagnosa yang muncul pada bayi baru lahir usia 6 hari sama dengan
diagnosa pada bayi baru lahir usia 6 jam.Perbedaannya hanya terletak pada
pemeriksaan pada bayi Ny.U dengan diagnosa Bayi Ny.U usia 6 hari
untuk selalu memberikan ASI pada bayinya setiap 2-3 jam bergantian dari
payudara kiri dan kanan dan tetap berikan ASI eksklusif kepada bayi
merawat kulit bayi sehingga kulit bayi tetap bersih dan sehat,memeberikan
keamanan bayi tanpa ada yang menunggu,selain itu juga perlu dihindari
untuk memberikan apapun kemulut bayi selain ASI karena bayi bisa
Data subjektif yang diperoleh saat asuhan bayi baru lahir usia 2 minggu
yaitu pada tanggal 10 Maret 2022 pada pukul 16.00 WIB yaitu Ny.U
sekali atau ketika bayi menangis karena lapar dan ibu mengatkan bayinya
asupan cairab bayi cukup.Hal ini menunjukan pola eliminasi pada bayi
kunjungan 6 hari 3300 gram lalu berat badan waktu lahir 3270 gram.Hal
ini berarti berat badan bayi Ny.U mengalami kenaikan dari berat
dengan baik dan pola menyusui ibu berjalan dengan baik pula.Hal ini
Diagnosa yang muncul pada bayi baru lahir usia 2 minggu sama dengan
bayi dalam keadaan sehat dan tidak ada tanda gejala yang mengarah pada
penatalaksanaan pada bayi baru lahir usia 6 hari hal ini disesuaikan dengan
kebutuhan bayi.Asuhan BBL 2 minggu pada bayi Ny.U antara lain yaitu
dimaksudkan agar ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sehingga
jika bayinya mengalami satu atau beberapa tanda bahaya tersebut dapat
BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
SOAP pada Ny.U dari kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dan
pemeriksaan pada masa hamil 38+4 minggu Ny.U mengalami nyeri pada
perut bagian bawah dan ibu belum mengetahui tanda dan persiapan
Hepatitis B,TB dan HIV melalui berbagai cara misal tertusuk jarum atau
3. Asuhan nifas pada Ny.U dari tanggal 25 Februari 2022 – 10 Maret 2022
perut ibu merasa mulas dihari pertama postpartum dimana hal ini bukan
merupakan penyulit pada masa nifas karena ini merupakan hal yang
4. Asuhan bayi baru lahir kepada bayi Ny.U dengan jenis kelamin
cm.Tidak ditemukan adanya cacat bawaan serta tanda bahaya pada bayi
baru lahir.Bayi Ny.U telah diberikan salep mata tetrasiklin 1 %,Vit Neo
tanda-tanda bahaya.
C. Saran
Arfiana, Lusiana. (2016). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekola.
Yogyakarta: Trans Medika.
Aryani, Y., Masrul, M., & Evareny, L. (2015). Pengaruh Masase pada Punggung
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui
Peningkatan Kadar Endorfin. Jurnal Kesehatan Andalas.
https://doi.org/10.25077/jka.v4i1.193
Asiyah, N., Islami, I., & Mustagfiroh, L. (2017). Perawatan Tali Pusat Terbuka
Sebagai Upaya Mempercepat Pelepasan Tali Pusat. Indonesia Jurnal
Kebidanan, 1(1), 29. https://doi.org/10.26751/ijb.v1i1.112
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jateng
Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 3511351(24), 273–
275.
Gdq, O., Nhnxdwdq, N., Gdsdw, V., Survhv, P., Gdq, S., Kxexqjdq, P., Vxdpl,
G., Shqjhwdkxdq, G. D. Q., Shuvdolqdq, W., Lex, N., Shuvdolqdq, P., Gdq,
V., Ghqjdq, S., Lex, N., & Ndod, E. (2019). Asupan gizi , GXNXQJDQ
status biokimia , sindrom WHQWDQJ metabolik pegawai + XEXQJDQ
VXDPL dan GDQ status SHQJHWDKXDQ SHUVDOLQDQ GHQJDQ
NHFHPDVDQ LEX EHUVDOLQ NDOD , Asupan gizi , status biokimia ,
dan status sindrom metabolik pegawai. 3(2), 97–105.
Indrasari, N. (2014). Perbedaan Lama Persalinan Kala II Pada Posisi Miring Dan
Posisi Setengah Duduk. Jurnal Keperawatan.
Kemenkes RI. (2020). Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir di Era Adaptasi Baru.
Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu nifas, dan Bayi
Baru Lahir. Pedoman Bagi Ibu Hamil , Ibu Nifas Dan Bayi Baru Lahir
Selama Covid-19, Kemenkes. (2020). Selama Social Distancing. Pedoma.
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/Pedoman_bagi_ibu_hamil_i
bu_nifas_dan_BBL_selama_social_distancing.pdf
Marmi. (2017). Asuhan Kebidanan Pada masa Antenatal (Sujono Riyadi (ed.);
Ketiga). Pustaka Pelajar.
Marmi, & Rahardjo, K. (2015). Asuhan Nenonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prsekolah (Keempat). Pustaka Pelajar.
Rilyani, Arianti, L., & Wiagi. (2017). Pengaruh Counter Pressure Terhadap Skala
Nyeri Persalinan Di Rumah Sakit Daerah May. Jend. Hm. Ryacudu
Kotabumi Lampung Utara Tahun 2017. The Journal of Holistic Healthcare.
Shodiqoh, Roisa, E., Syahrul, & Fahriani. (2014). Perbedaan Tingkat Kecemasan
Dalam Menghadapi Persalinan Antara Primigravida dan Multigravida. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 2, 141–150.
sumarah. (2008). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin sumarah. Salemba Medika.
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I, 7(3). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15083