Anda di halaman 1dari 194

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny U USIA 20 TAHUN


DI PUSKESMAS KALIANGKRIK

STUDI KASUS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Prgram Studi Diploma III Kebidanan Semarang

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANISA RAHMAWATI


NIM : P1337424219048

PRODI D III KEBIDANAN MAGELANG


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir dengan judul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif


Pada Ny.U Usia 20 Tahun Di Puskesmas Kaliangkrik ” telah disetujui dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan dan dipertahankan di depan Tim
Penguji Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Magelang, pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing

Munayarokh, S.Pd, S.Tr.Keb, M.Kes.

NIP. 196501081986032001

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif


Pada Ny.U Usia 20 Tahun Di Puskesmas Kaliangkrik” telah dipertahankan di
depan dewan penguji pada tanggal ….. dan dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk diterima.
Magelang, 2021

Penguji I

Sri Winarsih, S.Pd,S.ST,M.Kes (………………………..)


NIP. 196711181989122001
Penguji II

Munayarokh, S.Pd,S.Tr.Keb.M.Kes (….……………………. )


NIP. 196501081986032001

Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Magelang
Poltekkes Kemenkes Semarang

Sri Widatiningsih, M.Mid


NIP. 19681101198903200

ii
LEMBAR ORISINALITAS

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny. U Usia 20 Tahun Di Puskesmas
Kaliangkrik ” tepat pada waktunya. Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan
untuk:
1. Ayah dan Ibu sebagai dua orang yang palig berharga dalam hidup saya yang
telah mengisi dunia saya dengan begitu banyak kebahagiaan. Telah
mengajarkan saya banyak hal mengenai kehidupan ini. Terimakasih karena
selalu menjaga saya dalam lantunan doa-doa ayah dan ibu.
2. Adik saya yang selalu punya cara untuk saya tertawa dengan tingkahnya
sehingga membuat saya kembali bersemangat.
3. Dosen pembimbing saya, Ibu Munayarokh,S.Pd,S.Tr.Keb.M.Kes yang telah
meluangkan banyak waktunya untuk membimbing saya dalam menyelesaikan
tugas akhir ini. Semoga selalu tercurahkan segala kemudahan, kesehatan, dan
keberkahan di setiap langkah ibu.
4. Teman-teman kelas Rosella teman seperjuangan selama 3 tahun serta teman-
teman sepembimbing LTA dan teman-teman satu kelompok tempat praktik
yang telah sama-sama memberikan bantuan, doa, semangat hingga semua
tugas dapat terselesaikan dengan baik.
5. Puskesmas Kaliangkrik dimana yang telah memberikan saya izin untuk
melakukan pengambilan kasus dipuskesmas guna memenuhi laporan tugas
akhir saya.
6. Keluarga Tn.S dan Ny.U yang telah bersedia dengan senang hati menjadi
pasien dan telah berkontribusi dalam menyelesaikan tugas akhir saya.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan baik moral maupun material.

iv
Akhir kata, semoga tugas akhir ini membawa manfaat dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Aamiin. Terima kasih untuk semua pihak yang
memberikan kenangan selama tiga tahun.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
dengan nikmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.U Usia 20 Tahun
Di Puskesmas Kaliangkrik”
Laporan Tugas Akhir dilakukan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Program Studi Kebidanan
Magelang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
Penulis menyadari dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam
menyusun Laporan Tugas Akhir ini, sehingga penulis banyak menemui kesulitan.
Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka penulis dapat
mengatasi kesulitan tersebut.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih atas
bimbingan, saran, dan dukungan kepada :
1. Marsum BE, S.Pd, MHP, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
2. Sri Rahayu, S.Kep,Ns, S.Tr.Keb.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
3. Sri Widatiningsih M.Mid selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Magelang yang telah memberikan ijin untuk membuat Laporan Tugas Akhir
ini.
4. Munayarokh, S.Pd, S.Tr.Keb.M.Kes selaku dosen pembimbing dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir ini yang telah banyak memberikan masukan
dan pengarahan.
5. Sri Winarsih, S.Pd, S.ST,M.Kes selaku dosen penguji dalam Laporan Tugas
Akhir ini yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan.
6. Dosen serta staf Program Studi DIII Kebidanan Magelang yang telah
mendidik dan membimbing penulis selama pembelajaran di Program Studi
DIII Kebidanan Magelang.

vi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dalam penyusunan di
masa mendatang. Harapan penulis semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis atau bagi semua pihak yang membacanya, serta tidak
lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.

Magelang, 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN i
HALAMAN PENGESAHAN ii
LEMBAR ORISINALITAS iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
ABSTRAK ix
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup 6
C. Sasaran 6
D. Tujuan 6
E. Manfaat 7
F. Metode Pengambilan Data 8
G. Sistematika Penulisan 9
BAB II10
TINJAUAN PUSTAKA 10
A. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis 10
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis 36
C. Manajemen Kala III 61
D. Manajemen Kala IV 65
E. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologis 66
F. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis 82
BAB III 96
METODE PENELITIAN 96
A. Rancangan 96
B. Subjek Penelitian 96
C. Metode Pengumpulan dan Analisa Data 97
D. Masalah Etika 99

viii
BAB IV 101
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN 101
A. Kasus 101
A. Pembahasan 152
BAB V 178
PENUTUP 178
B. Kesimpulan 178
C. Saran 180
DAFTAR PUSTAKA 178

ix
Poltekkes Kemenkes Semarang
Program Studi Diploma III Kebidanan Magelang
2021

ABSTRAK

Anisa Rahmawati Munayarokh, S.Pd, S.Tr.Keb.M.Kes


Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.U usia 20 tahun di Puskesmas Kaliangkrik, Kecamatan
Kaliangkrik, Kabupaten Magelang
195 Halaman , 5 Tabel, 2 Lampiran
Kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana (KB) merupakan hal
fisiologis, dalam perjalanannya jika tidak dipantau dengan baik dapat berkembang menjadi
masalah yang dapat mengancam kesehatan ibu dan bayi. Untuk mendukung kesehatan ibu hamil
hingga nifas serta bayi baru lahir, perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan dengan bidan
memberi asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Continuity of care) sejak hamil hingga
nifas.
Penulis memberikan pelayanan kebidanan komprehensif kepada ibu hamil trimester III
dengan minimal usia kehamilan 36 minggu dilanjutkan persalinan, nifas dan ibu menjadi akseptor
KB. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan management
kebidanan SOAP, yaitu S (Subyektif), O (Obyektif), A (Analisa), P (Penatalaksanaan).
Asuhan kebidanan komprehensif dilakukan pada Ny.U usia 20 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 37 minggu fisiologis. Persalinan fisiologis pada usia kehamilan 38+4 minggu, diikuti
nifas, bayi baru lahir, dan konseling KB. Pada penatalaksanaan didapatkan kesenjangan pada
pelayanan ANC, proses persalinan pada penggunaan APD dan tidak diberikan anestesi saat
episiotomi.

Kesimpulan Laporan Tugas Akhir ini adalah asuhan kebidanan Ny.U telah dilaksanakan dan
didokumentasikan menggunakan metode SOAP. Diharapkan asuhan yang diberikan dapat
bermanfaat untuk ibu dan bayi, sehingga dapat mengurangi AKI dan AKN.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, BBL, Nifas, KB dan Bayi Baru
Lahir
Pustaka : 29 pustaka (Tahun 2010 s.d 2020)

ix
Health Polytechnic of Semarang
Magelang Midwifery Diploma III Study Program
2021
ABSTRACT

Anisa Rahmawati Munayarokh, S.Pd, S.Tr.Keb.M.Kes


Comprehensive Midwifery Care to Mrs.U 20 Years Old in Kaliangkrik Health Center,
Kaliangkrik, Magelang Regency
195 pages, 5 tables, 2 attachments
Pregnancy, childbirth, newborn babies, childbed and family planning are physiological,
and when not properly monitored they can develop into problems that threaten the health of the
mother and the baby. To support the health of an expectant mother to childbirth and a newborn
baby. It is nrcessary to improve the quality of service with the midwife providing a continuous of
care from being pregnant to childbed.
The author provides comprehensive obstetrics service to trimester mothers iii with a
minimum age of 36 weeks following childbirth, with nifas and a mother becoming a birth heir.
Writing this final report in the form of case studies with an approach to soap management, which
is s (subjective), o (objective), a (analysis), p (performance).
This comprehensive obstetrics orphanage was administered to Ms.K 20 years old g1p0a0
pregnancy age 37 physiological weeks. Physiological delivery at 38 +4 weeks of pregnancy,
followed by childbed, newborn babies, and birth control counseling. During the stay of the policy,
labor was observed in the use of apd and was not given anesthesia during episiotomy.
The conclusion of the paperwork is obstetrics on Mrs. Altmann. U has been executed and
documented using soap methods. It is hoped that the upbringing given can benefit both mother and
baby, so it can reduce the flow of AKI and AKN.

y
Planning, Bayi new born
Library : 29 library (Year 2010 – 2020)

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Provinsi Jateng membuat Pemerintah Provinsi Jateng membuat Program
yang di berinama” jateng gayeng nginceng wong meteng”.Nama yang
digunakan ini berarti bahwa Jateng,dengan istilah Jateng Gayeng, ingin
mengurangi angka kematian ibu dan bayi dengan ‘nginceng wong meteng’
atau yang dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai “mengintip atau
memantau orang hamil”.Dalam program yang dimulai dari tahun 2016 ini,
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,melalui Puskesmas atau Posyandu
yang dibantu juga oleh RT atau RW,mengamati dan memantau kondisi ibu
hamil dalam 4 fase (fase sebelum hamil, fase hamil, fase persalinan, dan fase
Nifas). Ibu hamil dengan risiko tinggi menjadi salah satu prioritas
pengamatan petugas kesehatan yang kondisi kesehatan dan konsumsi
gizinya akan terus dipantau selama masa kehamilan sampai dengan
kelahiran.Cara ini dapat menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.
Sampai saat ini, program yang juga dikenal sebagai Program 5 NG
masih dilaksanakan sebagai dampaknya.AKI dan AKB di Jawa Tengah
menurun secara signifikan dengan penurunan AKI sebesar 14 persen per
tahunnya dan AKB mengalami penurunan dari 5.485 (2016) menjadi 4.481
(2018). Keberhasilan dalam penurunan ini mendapatkan respons yang positif
dari berbagai pihak,terutama dari BKKBN dan masyarakat Jawa Tengah.
Bahkan pada tahun 2018 program ini berhasil menarik perhatian United
States Agency for International Development (USAID) yang akan
memberikan bantuan dana melalui program Jalin (program serupa milik
USAID).
Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan 5 NG dalam mengurangi
angka kematian ibu (AKI) memberikan dampak yang positif bagi
pemerintah Jawa Tengah yang membuka peluang kerja sama dengan

1
2

tujuan yang luas. Dalam hal ini, kerja sama 5 NG dengan Jalin tidak hanya
terkait pada penurunan AKI dan AKB tetapi juga mencegah
terjadinya stunting dan memastikan kondisi janin. Oleh karena itu, jika
dikaitkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang dalam
bahasa Indonesia dikenal dengan “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”
(TPB), Program ini tidak hanya berkontribusi dalam pencapaian TPB
Tujuan 3 (Kesehatan) tetapi juga berkontribusi pada pencapaian TPB 2
(pangan dan gizi) terkait mengurangi kasus stunting yaitu dengan
memastikan pemberian asupan gizi yang cukup bagi ibu dan bayi.
Upaya kesehatan berperan penting dalam pembangunan kesehatan
yang dilakukan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas yang hidup
dalam lingkungan yang sehat. Dalam komponen keluarga, ibu dan anak
merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan,
persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang anak. Hal ini yang
menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah
satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia (Profil Kesehatan
Indonesia, 2016;h.101).
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu
keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan
suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat
menyebabkan kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan resiko
kematian ibu, pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama
kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup
ibu dan bayinya. Oleh sebab itu dalam upaya mempercepat penurunan
kematian ibu, Kementrian Kesehatan menekankan pada ketersediaan
pelayananan kesehatan ibu di masyarakat.
Dalam keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat
dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu (AKI)
merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya
kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu tetapi bukan karena sebab-
3

sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh. Selain untuk menilai program
kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan
masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas(Profil Kesehatan
Indonesia, 2019;h.111).
Menurut (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
2019.202;h.43)Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio
kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang
disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya
tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di
setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain untuk menilai program kesehatan
ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat,
karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari
sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum terjadi penurunan
kematian ibu selama periode 2015-2019 dari 111,16 menjadi 76,9 per
100.000 kelahiran hidup.
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu
yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan,
perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan
rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan
melahirkan, dan pelayanan keluarga berenca(Profil Kesehatan Kemenkes
RI, 2017; h.102).
Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Proses
ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan
sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan
trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus
memenuhi elemen pelayanan(Profil Kesehatan Indonesia, 2017;h.107).
4

Terdapat 10 elemen dalam pelayanan kesehatan ibu hamil yang


meliputi, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri), penentuan status imunisasi
tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi.
Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan,
penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), Pelaksanaan
temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana), pelayanan tes laboratorium sederhana dan
minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),
dan terakhir tatalaksana kasus (Profil Kesehatan Indonesia, 2018;h.107).
Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan kesehatan
ibu hamil juga harus memenuhi frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu
minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu),
minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),
dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu
sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan. (Profil Kesehatan Indonesia, 2018;h.107)
Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan
kematian bayi yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan
kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta diupayakan dilakukan
di fasilitas pelayanan kesehatan. Keberhasilan program ini diukur melalui
indikator persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan(Profil
Kesehatan Indonesia, 2018;h.112).
Persalinan yang aman adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 menetapkan persalinan
5

di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai salah satu indikator upaya


kesehatan ibu, menggantikan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
(Profil Kesehatan Indonesia, 2018;h.112).
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan,
pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada
hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Masa nifas dimulai
dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan (Profil Kesehatan
Indonesia, 2018;h.112).
Jenis pelayanan pada ibu nifas meliputi, pemeriksaan tanda vital
(tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu), pemeriksaan tinggi puncak rahim
(fundus uteri), pemeriksaan lokhea dan cairan per vaginam lain,
pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif, pemberian
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi
baru lahir termasuk keluarga berencana, dan terakhir pelayanan keluarga
berencana pasca persalinan (Profil Kesehatan Indonesia, 2018;h.112-113).
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda melahirkan (di
bawah usia 20 tahun), Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat jarak
melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain itu,
program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar
dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik
dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin (Profil
Kesehatan Indonesia, 2018;h.117).
6

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkung dalam tugas akhir ini diklasifikasi berdasarkan sasaran,
tempat, dan waktu.

C. Sasaran
Subyek yang diberikan asuhan kebidanan adalah ibu hamil trimester
III dengan usia kehamilan minimal 36 minggu yang tidak mengalami
penyulit pada kehamilan lalu diikuti dengan asuhan ibu bersalin,
asuhan ibu nifas, KB dan bayi baru lahir.
1. Tempat
Tempat pengambilan kasus dilakukan di puskesmas kaliangkrik
2. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian

D. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini dibagi dalam menjadi dua, yaitu:
1. Umum
Tujuan umum Laporan Tugas Akhir ini adalah mahasiswa melakukan
asuhan secara komprehensif mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir, hingga ibu menjadi akseptor Keluarga Berencana (KB).
2. Khusus
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dari pengkajian sampai
evaluasi dengan pendekatan manajemen kebidanan meliputi:
a. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
komprehensif menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
dengan melakukan pengkajian data, menentukan diagnosis
kebidanan, menyusun dan melaksanakan asuhan.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin secara
komprehensif menggunakan pendekatan menejemen kebidanan
dengan pengkajian data, menentukan diagnosis kebidanan,
serta menyusun dan melaksanakan asuhan.
7

c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan KB secara


komprehensif menggunakan pendekatan menejemen kebidanan
dengan pengkajian data, menentukan diagnosis kebidanan,
menyusun dan melaksanakan asuhan.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir secara
komprehensif menggunakan pendekatan menejemen kebidanan
dengan pengkajian data, menentukan diagnosis kebidanan,
menyusun dan melaksanakan asuhan.

E. Manfaat
Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Teoretis
Meningkatkan pengetahuan bagi para pembaca mengenai asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu hami, bersalin, nifas, KB serta bayi
baru lahir.
2. Aplikatif
1) Bagi Klien ( Ibu Hamil )
Klien mendapatkan asuhan secara komprehensif dari bidan mulai
dari hamil TM III hingga masa nifas dan bayi baru lahir sesuai
standar pelayanan sehingga diharapkan bidan mampu
meningkatkan status kesehatan klien
2) Bagi Penulis
Penulis mendapatkan pengalaman dan wawasan sehingga mampu
memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil sampai
masa nifas dengan pelayanan KB dan bayi baru lahir sesuai dengan
pengaplikasian teori yang ada.
3) Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan tenaga kesehatan terutama bidan untuk selalu melakukan
asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, pelayanan
8

KB,dan asuhan pada bayi baru lahir secara komprehensif


menggunakan pendekaatan manajemen kebidanan.
4) Bagi Institusi
Sebagai bahan evaluasi sejauh mana mahasiswa melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, pelayanan KB,
dan asuhan pada bayi baru lahir secara komprehensif menggunakan
pendekaatan manajemen kebidanan.

F. Metode Pengambilan Data


Metode pengambilan data yang dibutuhkan untuk melakukan studi kasus
ini adalah dengan empat cara, yaitu:
1. Wawancara
Pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui
pengajuan pertanyaan-pertanyaan dan data yang diperoleh bersifat
langsung dari sumbernya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013;h.220).
2. Pemeriksaan fisik
Penulis melakukan pemeriksaan langsung terhadap ibu dan bayi yang
meliputi : pemeriksaan inspeksi (periksa pandang), palpasi (periksa
raba), perkusi (periksa ketuk), dan periksa dalam.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi seperti pemeriksaan
golongan darah, haemoglobin dan urine untuk menegakkan diagnosa.
4. Studi kasus
Suatu metode penelitian yang diteliti berupa kasus individu, kelompok
dan dengan memperhitungkan waktu danjuga tempat yang ditentukan.
9

G. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir


terdiri dari :

Bagian Awal :

Berisi tentang halaman sampul,halaman judul,halaman persetujuan


pembimbing,halaman pengesahan penguji dan ketua program studi,kata
pengantar,daftar isi,daftar tabel,daftar lampiran dan abstrak.

Bagian Utama :

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penyusunan, ruang lingkup, manfaat,
metode pengambilan data, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang tinjauan teori asuhan kebidanan kehamilan, persalinan,
nifas,BBL dan KB
BAB III : METODE
Rancangan,subjek penelitian,pengumpulan data dan analisa,masalah etika.
BAB IV : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang tinjauan kasus kehamilan, persalinan, nifas dan BBL sampai

usia 2 minggu serta pembahasan yang bersangkutan dengan kasus.

BAB V : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

Bagian Akhir :
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis


Kehamilan ibu yang terjadi pada masa pandemi Covid-19 membuat
ibu menjadi lebih khawatir dan lebih ektra untuk selalu menjaga
kesehatanya. Pandemi seperti ini membuat ibu hamil terkadang sulit untuk
mendapatkan asuhan pelayanan yang baik dan aman. Pengertian mengenai
kehamilan tersendiri menurut Widatingsih dan Dewi (2017;h.1) yaitu
kehamilan merupakan proses fisiologis bagi wanita yang dimulai dengan
proses fertilisasi kemudian janin berkembang didalam uterus dan berakhir
dengan kelahiran.
1. Pengkajian

Karena saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19 di Indonesia,


menurut (Kemenkes RI, 2020) pelaksanaan program pelayanan antenatal
berdasarkan zona wilayah. Zona hijau (tidak terdampak / tidak ada kasus),
zona kuning (risiko rendah), orange (risiko sedang), merah (risiko tinggi).
Oleh karena pentingnya untuk melakukan janji temu/teleregistrasi
adalah pendaftaran ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan
pemeriksaan antenatal, nifas, dan kunjungan bayi baru lahir melalui media
komunikasi (telepon/SMS/WA) atau secara daring. Saat melakukan janji
temu/teleregistrasi, petugas harus menanyakan tanda, gejala, dan faktor
risiko Covid-19 serta menekankan pemakaian masker bagi pasien saat
datang ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Pada saat melakukan pemeriksaan pelayanan ANC pada masa
pandemic Covid-19 menurut (Kemenkes RI, 2020;h.29) dengan
menggunakan Alat Pelindungi Diri (APD) level 1 yaitu penutup kepala,
masker bedah (bila ada pemeriksaan membuka mulut atau yang
menimbulkan aerosol, gunakan masker N95), face shiled, gown, sarung
tangan dan sepatu tertutup.

10
11

2. Identitas Pasien
a. Nama
Nama lengkap ibu, nama merupakan identitas khusus yang
membedakan seseorang dengan orang lain. Hendaknya klien dipanggil
sesuai dengan nama panggilan yang biasa baginya atau
yangdisukainya agar ia merasa nyaman serta lebih mendekatkan
hubunganintrapersonal bidan dengan klien (Widatiningsih danDewi,
2017;h.162).
b. Umur
Usia klien penting untuk ditanyakan untuk mengetahui apakah
kehamilan pada usia klien termasuk dalam usia kehamilan beresiko
atau tidak (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013;h.220).
c. Agama
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.162) agama selalu
melibatkan aspek spiritual karena berkaitan dengan adanya individu
baru yang akan dilahirkan. Degan agama dapat mengetahui tradisi
keagaan dalam kehamilan dan kelahiran yang ada pada lingkungan
klien.
d. Pendidikan
Tingkat pendidikan sesorang mempengaruhi kemampuan dalam
menyerap informasi pada saat dilakukan penyuluhan kesehatan
(Widatiningsih & Dewi, 2017;h.163).
e. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan pasien adalah penting untuk mengetahui
apakah klien berada dalam keadaan baik dan untuk mengkaji apakah
lingkungan tersebut dapat mengancam kehamilan atau tidak (Marmi,
2017;h.142).

f. Suku bangsa

11
12

Praktik budaya suku bangsa tertentu pada masa hamil asalkan tidak
berpengaruh buruk pada kesehatan ibu hamil. Misalnya untuk suku
bangsa Jawa ada upacara empat bulan kehamilan, tujuh bulan dan
sebagainya (Marmi, 2017;h.114).
g. Alamat
Alamat ibu dapat memberikan gambaran mengenai jarak dan
waktu yang ditempuh pasien menuju pelayanan kesehatan serta
mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
3. Data Subjektif
a. Alasan datang
Hal-hal yang mendasari kebutuhan ibu hamil sesuai dengan
ungkapan ibu, misalnya seperti ingin memeriksakan kondisi kehamilan
ibu, memberitahukan rasa ketidak nyamanan yang ibu rasakan, ingin
mengetahui ibu dalam keadaan hamil atau tidak.
b. Keluhan utama
Menurut Asrinah (2010;h.109-113) Ibu mengungkapkan segala
keluhan atau rasa ketidaknyamanan yang ibu rasakan selama
kehamilan ini, misalnya yaitu:
1) Pada TM I, ibu merasakan mual muntah, mudah lelah, mengidam,
sering buang air kecil (BAK).
2) Pada TM II, ibu terkadang merasakan, konstipasi, sesak nafas,
keputihan, perut kembung, varises pada kaki.
3) Pada TM III, ibu terkadang merasakan, varises pada kaki, perut
kembung, sering buang air kecil, nafas sesak, bengkak pada kaki,
perut kenceng-kenceng, dan sebagainya.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang,
penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat
masa sebelum kehamilan dan saat kehamilan.
Ada beberapa penyakit yang menyertai kehamilan, diantaranya sebagai
berikut:

12
13

1) Penyakit jantung
Kehamilan yang disertai penyakit jantung selalu saling
mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit jantung
dan penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat
menyesuaikan diri terhadap segala perubahan system jantung dan
pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu
dorongan diafragma oleh besarnya hamil sehingga dapat
mengubah posisi jantung dan pembuluh darah dan terjadi
perubahan dari kerja jantung (Marmi, 2017;h.161-162).
2) Hipertensi
Yang dimaksud hipertensi hipertensi disertai kehamilan
adalah hipertensi yang telah ada atau sebelum kehamilan.
Apabila dalam kehamilan disertai dengan adanya proteinuria dan
udim maka bisa disebut dengan pre-eklampsia (Marmi,
2017;h.162).
3) Asma
Penyakit asma pada kehamilan, kadang-kadang bertambah
berat atau malah berkurang dalam batas yang wajar, penyakit
asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan (Marmi,
2017;h.162).
4) Anemia
Selama masa hamil, volume plasma dan massa sel darah
merah meningkatkan volume darah ibu sekitar 45% di atas
volume sebelum hamil (Marmi, 2017;h.210).
5) Diabetes melitus
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.203) dugaan
adanya kencing manis pada ibu hamil apabila:
a) Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi besar
b) Ditemukan glukosa dalam air seni (glikosuria)

13
14

Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam persalinan


yaitu:
a) Distosia bahu karena janin yang besar
b) Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk
seksio cesaria
c) Angka kematian maternal lebih tinggi.
6) Riwayat kesehatan keluarga
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.172) riwayat
kesehatan pada keluarga yang perlu dikaji, yaitu penyakit
menurun dan penyakit menular:
a) Penyakit menurun
Penyakit menurun dalam keluarga seperti, hipertensi,
penyakit jantung, diabetes, kelainan atau cacat bawaan. Maka
dapat berpotensi untuk dialami pada ibu hamil.
b) Penyakit menular
Jika dalam keluarga ada yang mengalami penyakit menular
yang dapat berpotensi tertular pada ibu hamil. Berbagai
penyakit menular diantaranya, yaitu:
(1) Hepatitis
Wanita hamil yang mengidap penyakit hepatitis B
dapat menyebabkan bayi akan terinfeksi pada saat lahir
dan akan menjadi carrier kronis yang menularkan
penyakit ini ke individu lain, atau bahwa bayi akan
meninggal akibat karsinoma hepatoseluler, sirosis atau
keduanya (Marmi, 2017;h.211).

14
15

(2) HIV/AIDS
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.203)
bahwa bahaya yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
(a) Terjadi gangguam pada sistem kekebalan tubuh dan
ibu hamil mudah terkena infeksi
(b) HIV pada kehamilan dapat mengakibatkan berat bayi
lahir rendah (BBLR) serta peningkatan resiko
premature
(c) Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular
melalui ASI
7) Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan perjalanan ke luar negeri
atau ke daerah dengan transmisi lokal/ zona merah (risiko
tinggi) dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel advisory)
yang dikeluarkan pemerintah. Petugas harus menanyakan
riwayat perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari daerah
dengan penyebaran Covid-19 yang luas (Kemenkes RI, 2020).
4. Riwayat obstetrik
1) Riwayat haid
Riwayat haid yang akurat perlu diketahui untuk menetapkan
tanggal perkiraan kelahiran. Dengan demikian akan memungkinkan
bagi bidan untuk memprediksi tanggal lahir dan selajutnya
menghitung usia gestasi (Asrinah, dkk, 2010;h.127).
a) Menarche
Terjadinya haid pertama kali pada masa pubertas rata-rata
usia 14-16 tahun.
b) Siklus haid
Siklus haid yang normal terjadi rata-rata selama 28 hari,
dan lama haid nya tergantung pada setiap wanita ada yang 3-8
hari (Marmi, 2016;h.123). Dan banyak nya darah yang keluar
dapat dilihat pada setiap megganti pembalut.
c) Volume

15
16

Volume darah haid dianggap normal jika pada hari pertama


hingga hari kedua haid, ganti pembalutnya tiap 4 jam sekali (3-
5x) dengan kondisi pembalut ¾ penuh. Pada hari 3-4 ganti
pembalutnya (3-4x) dengan kondisi pembalut ¼ penuh.
Sedangkan pada hari 5-6 hanya tinggal bercak-bercak
kecoklatan (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.171).
d) Warna darah
Warna darah merah dengan sedikit bekuan darah dan paling
banyak pada hari 1-3, dan pada hari 6-7 biasanya keluar bercak-
bercak kecoklatan (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.171).
e) Keluhan
Keluhan yang dirasakan pada saat haid, adakah nyeri haid
atau tidak (dismenorea). Dismenore primer adalah normal,
dialami sejak awal menarche hingga sekarang, dimana wanita
selalu merasakan nyeri perut bawah pada permulaan haid.
2) Riwayat kehamilan saat ini
a) Status Gravida, Para, dan Abortus (GPA)
(1) Gravida (G) : kehamilan ke berapa
(2) Para (P) :berapa kali pernah melahirkan
(3) Abortus (A) : abortus berapa kali
Menurut (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.165) klien yang
pernah melahirkan lebih dari 4 kali bisa dikategorikan dalam
kehamilan beresiko, begitu juga ada apabila sebelumnya ada
riwayat abortus dan status paritas (P) yang baik itu apabila
melahirkan tidak lebih dari 4 kali sedangkan abortus (A) 0 atau
tidak pernah mengalami abortus.
b) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
HPHT adalah Hari Pertama Haid Terakhir wanita sebelum hamil.
Cara menentukan HPHT adalah dengan melakukan anamnesis
pada ibu secara tepat karena apabila terjadi kesalahan maka

16
17

penentuan usia kehamilan dan Hari Perkiraan Lahir (HPL) juga


menjadi tidak tepat.
c) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Menurut (Marmi, 2016;h.71) rumus yang digunakan untuk
menentukan HPL dengan menggunakan rumus Naegle, yaitu hari
haid pertama aid terakhir + 7, bulannya -3, dan tahun +1 (h+7 b-3
t+1).
d) Gerak janin
Gerak janin dapat dirasakan pada usia kehamilan 18-20 minggu,
tetapi jka ibu sedang hamil kedua gerakan janin dapat dirasakan
pada usia 16-18 minggu (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.21).
Gerakan janin dalam 24 jam minimal 10 kali. Sesuai dengan
program (Kemenkes RI, 2020;h.38) melalui program pelayanan
antenatal sesuai dengan zon wilayah pada masa pandemi Covid-
19 adalah ibu diminta untuk memastikan gerak janin dirasakan
mulai usia kehamilan 20 minggu.
e) Imunisasi
Imunisasi dasar TT untuk pencegahan tetanus neonatorum
dengan dosis TT-1 sebanyak 0,5 cc secara intramuskuler, yang
dilanjutkan dengan TT-2 setelah 4 minggu dan pemberian
terakhir sebelum 38 minggu (Widatiningsih & Dewi, 2017;h.99).
Pemberian Imunisasi TT :

Imunisasi Interval Lama Perlindungan %


Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC _ _
pertama.
TT 2 4 minggu setelah TT 1. 3 tahun 80 %
TT 3 6 bulan setelah TT 2. 5 tahun 95 %
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99 %
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun atau 99%
seumur hidup

17
18

f) Asuhan Antenatal Care (ANC)


Menururt Kemenkes RI (2020;h.33) kunjungan antenatal
pada masa pandemi Covid-19 adalah pelayanan antenatal
(Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal minimal 6x
dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di
Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1
di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.
1) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Menurut Marmi (2016;h.121) untuk mengetahui pada
tahun berapa ibu terakhir melahirkan, apakah ada penyulit dalam
kehamilan, siapa yang menolong ibu pada saat persalinan, jenis
persalinannya spontan atau seksio cesaria (SC), apakah ada
penyulit pada saat persalinan.
3) Pola kebutuhan sehari-hari
Tanyakan pada ibu perubahan pada saat sebelum hamil dan
selama hamil:
a) Pola Nutrisi
Dikaji pada sebelum hamil dan sesudah hamil:
(1) Makan
Menurut Marmi (2017;h.119) pada ibu hamil
membutuhkan tambahan energi sebesar 2500 s/d 3000
kalori dalam sehari. Ibu hamil dianjurkan untuk makan
dengan menu seimbang dan bervariasi, yaitu nasi,sayur-
sayuran hijau, lauk (daging, ikan, tempe, tahu) ditambah
dengan buah-buahan segar berwarna kuning, dan susu ibu
hamil.
Pada trimester I ibu akan sering mengalami mual
muntah sehingga nafsu makan ibu berkurang, oleh karena
itu ibu dianjurkan untuk makan dengan porsi sedikit tapi

18
19

sering, makan-makanan ringan seperti biskut, buah-


buahan (Marmi, 2017;h.118).
Pada trimester II dan III nafsu makan ibu sudah
meningkat tetapi jangan berlebihan, kurangi konsumsi
makanan yang berlebihan karbohidrat, terlalu manis, asin
karena dapat menyebabkan janin tumbuh besar (Marmi,
2017;h.118-119).
(2) Minum
Kebutuhan minum orang normal biasanya 8 gelas
sehari. Jika pada ibu hamil kebutuhan cairannya
bertambah 300 ml. Hindari minuman bersoda, batasi
minum kopi, dan sebaiknya mengkonsumsi susu untuk
melengkapi kebutuhan nutrisi ibu (Widatiningsih dan
Dewi, 2017;h.174).
b) Pola Eliminasi
Tanyakan pada ibu perubahan pada saat sebelum hamil dan
selama hamil:
(1) Buang Air Kecil (BAK)
Kondisi normal minum 2 liter frekuensi BAK 4
sampai 7 kali perhari, warna urin jernih menandakan
cukup cairan. Jika urin warnanya kuning dan terlalu pekat
menandakan kekurangan cairan (Widatiningsih dan Dewi,
2017;h.174).
Perubahan pada saat hamil terjadinya peningkatan
frekuensi BAK karena pembesaran uterus yang mendesak
kantong kemih (Asrinah,dkk. 2010;h.97).
(2) Buang Air Besar (BAB)
Frekuensi BAB dikatakan lancer apabila, sehari 1-2
kali, sehari 1 kali, atau 2 hari sekali hingga 3 hari sekali.
Selain itu tidak ada keluhan seperti, diare, konstipasi
(Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.174).

19
20

Perubahan selama hamil bisa terjadi konstipasi bisa


terjadi karena adanya desakan usus oleh pembesaran
uterus. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan bisa
dengan banyak minum air putih dan makanan yang tinggi
serat (Asrinah, dkk.2010; h.96).
c) Pola Aktivitas
Menurut Widatingsih dan Dewi (2017;h.176-177)
pada saat sebelum hamil, ibu bisa melakukan aktivitas apa
saja dari aktivitas ringan seperti bersih-bersih rumah,
memasak, mencuci, dan sebagainya. Lalu aktivitas ringan
seperti bersepeda, yoga, mengganti galon, dan sebagainya.
Bahkan aktivitas berat ibu masih sanggup untuk
melakukannya seperti, berenang, naik gunung, atau pekerjaan
yang memebutuhkan tenaga besar.
Pada saat selama hamil diusahakan ibu untuk
mengurangi aktivitas yang dapat membuat ibu cepat lelah.
d) Pola Istirahat
Pola istirahat setiap wanita itu berbeda-beda, tetapi
pada orang dewasa normalnya kebutuhan tidur ± 6-8 jam
sehari dan tidak semua wanita juga tidur siang. Pola tidur
yang sehat terbebas dari masalah tidur seperti insomnia
(Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.176).
Kebiasaan tidur pada wanita selama hamil menurut
(Marmi, 2017;h.124-125) harus mengurangi kegiatan yang
melelahkan, dan diusahakan untuk lebih banyak beristirahat
dikarenakan dapat mengatasi kelelahan. Ibu hamil dianjurkan
untuk tidur malam hari ± 8 jam dan pada tidur siang ± 1 jam.
e) Pola Sexual
Menurut Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.175) pada
umumnya frekuensi sexual intercourse dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain, lamanya pernikahan, kondisi

20
21

kesehatan, dan sebagainya. Pada usia 20-40 tahun pada


pasangan yang sehat adalah 1-3 kali seminggu dan tidak
adanya keluhan seperti, nyeri, contact bleeding, dan
sebagainya.
Perubahan sexual pada wanita saat hamil akan
mengalami penurunan pada trimester I karena ada rasa
ketidaknyamanan seperti, rasa mual, pembesaran payudara,
dan kekhawatiran yang dirasakan. Pada trimester II libido
mulai meningkat karena sudah terlepas dari rasa
ketidaknyamanan pada saat trimester I. Pada trimester III
abdomen semakin besar membuat ketidaknyamanan pada ibu
muncul kembali dan hasrat sexual menurun (Widatiningsih
dan Dewi, 2017;h.175).
Berdasarkan kutipan jurnal, bahwa Mayoritas ibu
hamil dalam penelitian ini menyatakan bahwa penurunan
frekuensi hubungan seksual semenjak awal kehamilan,
meningkat pada pertengahan dan turun kembali bahkan
semakin menurun dengan tuanya masa kehamilan. Brelin dan
Lucas (2003), menyatakan bahwa kehamilan merupakan
suatu kondisi yang bisa menimbulkan perubahan dalam
kehidupan seksual suami istri. Perubahan hasrat atau
keinginan dalam berhubungan seks saat hamil sangat
mengalami perubahan didukung dengan pernyataan tiga
informan, mengatakan hasrat menurun, dan tidak ada
keinginan untuk melakukan hubungan seks pada saat awal
kehamilan. Pada Trimester pertama atau awal-awal
kehamilan gairah seks memang menurun karena kondisi yang
lemah dari ibu seperti mual-muntah, nafsu makan yang
menurun akan membuat ibu hamil lemah dan keinginan
seksualnya menurun (De Judicibus dan McCabe, 2002).
Masuk ke trimester ke-2 ibu hamil mengalami peningkatan

21
22

keinginan yang dinyatakan empat informan mengatakan


mengalami peningkatan keinginan pada Trimester ke-2.
Memasuki Trimester ke-2, umumnya libido yang sempat
menurun atau bahkan hilang pada trimester ke-1 muncul
kembali, hal ini disebabkan tubuh ibu hamil telah dapat
menerima dan terbiasa dalam kondisi kehamilan, sehingga
ibu dapat menikmati aktivitas seksualnya dengan lebih
leluasa (Eisenberg, Murkof, dan Halloway, 2009). Pada
kehamilan tua atau Trimester ke-3, dua informan menyatakan
hasrat atau hubungan seks menurun. Libido turun kembali
pada trimester ke-3 dikarenakan adanya faktor fisiologis yang
sangat terlihat. Yaitu kehamilan yang sudah membesar, serta
adanya peningkatan cairan tubuh, akibatnya cairan vagina
juga bertambah, sehingga kontak seksual menjadi kurang
memuaskan (Hapsari & Sudarmiati, 2011).
f) Personal Hygiene
Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan
untuk diri sendiri. Normalnya mandi 2x sehari, keramas 2-3x
seminggu, ganti pakaian (termasuk pakaian dalam) minimal
2x sehari, kuku terpotong pendek dan bersih, sikat gigi 2x
sehari pagi dan malam, dan memakai alas kaki ketika keluar
rumah (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.175).
Pada saat hamil juga lakukan kebiasaan normal yang
sama pada saat sebelum hamil, tetapi jika badan banyak
mengeluarkan keringat dianjurkan untuk mengganti
pakaiannya agar tidak lembab dan memakai pakaian yang
longgar, dan tidak menggunakan alas kaki yang berhak
tinggi. Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi,
karena badan yang kotor banyak mengandung kuman.
g) Pola Hidup Sehat

22
23

Bagi ibu hamil, menjaga kandungan sangatlah penting


agar bayi di dalam kandungan sehat saat dilahirkan.
Kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok, minum-
minuman beralkohol rentan menimbulkan masalah yang
berdampak pada bayi, terutama saat melahirkan nanti.
Kebiasaan yang tidak sehat harus dihindari seperti:
(1) Merokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan bagi
kesehatannya dan juga janin yang dikandungnya.
Kandungan nikotin pada rokok dapat mengakibatkan
vasokontriksi kuat dan meningkatkan tekanan darah,
frekuensi jantung, peningkatan epinefrin dan CO2 dan
beresiko terjadinya keguguran, kelahiran prematur, berat
bayi baru lahir rendah (BBLR), dan bahkan kematian
janin (Marmi, 2017;h.112).
(2) Minum alkohol
Konsumsi alkohol pada ibu hamil secara terus menerus
dan dengan dosis yang banyak dapat memicu timbulnya
masalah gangguan kesehatan bagi ibu dan janinnya.
Dampak dari minum alkohol meningkatkan resiko
keguguran, lahir premature, BBLR, dan fetal alcohol
effect (FAE) atau keterbelakangan mental (Marmi,
2016;h.112).
(3) Mengkonsumsi obat-obatan
Jika mengkonsumsi obat-obatan tertentu mintalah nasihat
pada dokter saat memutuskan untuk hamil.
4) Data psiko, sosial, dan spiritual
Pengakajian untuk memenuhi data psiko, sosial, dan spiritual
menurut (Widatiningsih & Dewi, 2017; 177-179), yaitu:
(1) Apakah kehamilan saat ini sangat dinantikan oleh suami dan
keluarga

23
24

(2) Selama kehamilan dan persalinan, ibu mengalami perubahan


fisik dan psikis yang terjadi akibat ketidak seimbangan
hormon progesteron dan estrogen yaitu hormon kewanitaan
yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses
kehamilan, untuk itu seorang ibu hamil harus mempersiapkan
fisik dan psikologisnya selama proses kehamilan dan
persalinan agar berjalan sesuai dengan harapan. Pada
trimester tiga ini, akan ada perubahan psikologi yang terjadi
pada ibu karena trimester tiga ini termasuk dalam periode
menunggu dan waspada. Sehingga kadang-kadang ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, khawatir
atau cemas jika bayi yang akan dilahirkan tidak normal dan
terkadang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit
dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan
(widatingsih dan dewi, 2017;h.78). Oleh karena itu untuk
mengatasi tingkat kecemasan pada ibu saat akan mendekati
persalinan pentingnya dukungan dari suami seperti yang
dijelaskan pada jurnal dari Shodiqoh (2014)dari hasil
penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
mengatakan mendapat dukungan dari suami mengalami
tingkat kecemasan ringan. Ada hubungan yang bermakna
antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu
primigravida dalam menghadapi persalinan. Dampingan
suami dalam menanggulangi kecemasan istri pada trimester
ketiga menunjukkan bahwa dampingan suami yang diberikan
pada calon ibu, ibu merasa tenang dan memiliki mental yang
kuat untuk menghadapi persalinan (Isyah, 2002). Maka dari
itu dampingan suami sangatlah penting karena mampu
menguatkan mental istri yang berada dalam keadaan cemas
dan tegang, agar istri merasa mendapat support dan merasa

24
25

bahwa suaminya peduli terhadap diriya dan janin yang


dikandungnya (Musbikin, 2006).
(3) Mekanisme koping (cara pemecah masalah) dalam keluarga
(4) Ibu tinggal serumah dengan siapa saja,
(5) Siapa pengambil keputusan dalam keluarga, jika suami
sebagai pengambil keputusan dan dalam keadaan tertentu dan
suami tidak ada apakah ibu bisa sebagai pengambil keputusan
(6) Apakah ada adat istiadat yang berkaitan dengan kehamilan
ibu
(7) Sudah merencanakan dimana akan melakukan persalinan
(8) Penghasilan perbulan dalam keluarga (jika ibu berkenan
untuk memberitahukan) gunanya untuk mengetahui apakah
kebutuhan sehari hari dalam keluarga dapat terpenuhi
(9) Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan seperti,
jika ibu seorang muslim tanyakan apakah ibu sering berpuasa
wajib dan sunnah. Maka tanyakan apakah ketika ibu
berpuasa, ibu merasakan lemas, pusing.
(10) Tingkat pengetahuan
Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang ibu sudah diketahui
dan hal-hal yang ingin diketahui oleh ibu.
5. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum
Pentingnya untuk melakukan pemeriksaan pada ibu hami, guna
mengetahui kondisi kesehatan ibu dan dapat segera mencegah apabila
ada kesehatan ibu terganggu, yang perlu dikaji dari pemeriksaan
umum, yaitu meliputi:
1) Keadaan Umum
Keadaan umum dikatakan baik jika pasien memperlihatkan
respons yang baik terhadap stimulasi lingkungan dan orang lain,
serta secara fisik pasien tidak mengalami kelemahan. Pasien
dimasukkan dalam kriteria lemah apabila tidak dapat merespon

25
26

dengan baik terhadap stimulasi lingkungan dan orang lain


(Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.179).

2) Kesadaran
Composmentis yaitu kesadaran normal, sadar penuhnya dan
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sebelumnya
(Widatiningsih & Dewi, 2017;h.179).
3) Berat Badan
Selama hamil ibu harus ditimbang berat badannya setiap
kali periksa. Pada ibu hamil yang kurang berat badan atau
kelebihan berat badan harus dipantau secara cermat dan diberikan
konseling nutrisi (Asrinah, 2010;h.130).
4) Tinggi Badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan
genetik, karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan
tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan
harus diukur pada saat kunjungan awal (Marmi, 2017;h.163).
5) Lingkar Lengan Atas
Menurut Widatiningsih & Dewi (2017,h.181) standar
minimal untuk lingkar lengan atas pada wanita dewasa atau usia
reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm
maka tergolong kurang energi kronik (KEK).
6) Indeks Masa Tubuh
Menurut Asrinah (2010;h.69-70) bahwa suatu metode
untuk mengetahui penambahan BB optimal dan untuk
rekomendasi penambahan BB. Cara menghitung IMT, yaitu:

IMT =

26
27

Status Berat Badan BMI


IMT rendah <19,8
IMT normal 19,8 – 26
IMT tinggi >26- 29
IMT obesitas >29
b. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah
Tekanan darah diukur setiap kali melakukan pemeriksaan
kehamilan.Tekanan darah ibu dikatakan meningkat apabila tekanan
sistol > 30 mmHg dan diastol > 15 mmHg dari tekanan darah
sebelumnya.Menurut WHO batas normal tekanan darah sistolik
berkisar 110-120 mmHg dan diastoliknya 70-90 mmHg
(Simanulang, Ester,2016;hal 38)
2) Pernafasan
Respiratory rate (pernafasan) normalnya orang dewasa 16-
20 kali per menit. Tetapi pada wanita hamil bernafas lebih cepat
dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk
janin dan dirinya (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.179-180).
3) Nadi
Normalnya denyut nadi pada orang dewasa 68 - 80 kali
permenit. Denyut nadi pada ibu hamil sedikit meningkat selama
hamil, tetapi jarang melebih 100 denyut permenit (Marmi,
2017;h.163). Peningkatan denyut nadi dapat menunjukkan infeksi,
syok, ansietas, atau dehidrasi (Widatiningsih & Dewi, 2017;h.179).
4) Suhu

27
28

Suhu normal menurut Kusmiyati adalah 36,5 ℃ - 37,5 ℃


apabila terjadi peningkatan suhu menunjukan proses infeksi atau
dehidrasi (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.180).

c. Pemeriksaan Fisik
1) Status Present
Berikut ini adalah kondisi batas normal yang ditemukan pada ibu
hamil menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.181–182), yaitu:

Kepala : Mesocephal, kulit kepala tidak menunjukkan


adanya kelainan kulit, rambut tidak mudah rontok
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak udim

Mata : Tidak bengkak, konjungtiva merah muda, seklera


putih
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada massa, tidak ada
nafas cuping hidung
Telinga : Simetris, tidak sekret, tidak gangguan pendengaran,
tanda infeksi
Mulut : Simetris, tidak ada stomatitis, tidak sianosi, tidak
ada caries, tidak ada radang bengkak kemerahan
pada faring
Leher : Tidak ada nyeri pada pergerakan, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada : Simetris, datar, tidak ada retraksi dinding dada

Axilla : Tidak ada nyeri, pembesaran kelenjar limfe

Abdomen : Tidak kembung, tidak ada bekas luka operasi, tidak


ada massa abnormal dan nyeri tekan
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises.

Anus : Tidak ada hemoroid,tidak ada tanda-tanda infeksi

28
29

Ektremitas : Atas (lengan – tangan) turgor atau elastisitas kulit


baik, berfungsi normal, tidak udim sianosis
dibawah kuku, capillary refill<2 detik.
Bawah (tungkai – kaki) befungsi normal, reflek
patella normalnya bervariasi 1+ atau 1+ sampai 2+
atau 2+, capillary refill<2 detik.

2) Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik digunakan untuk mengetahui kondisi
pasien berkaitan dengan kehamilan, pemeriksaan yang dilakukan
meliputi:
a) Inspeksi
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien.
Periksa pandang meliputi :

Muka : Pada sebagian wanita hamil ada yang


mengalami cloasma gravidarum
Mammae : Payudara simetris, terdapat pigmentasi areola,
puting susu menonjol, kolostrum sudah
keluar.
Abdomen : Terdapat pigmentasi linea alba, terdapat striae
gravidarum, tidak ada bekas luka.
b) Palpasi
(1) Leopold I
Menentukan bagian apa yang terdapat di fundus dan
menentukan umur kehamilan sesuai dengan TFU. Jika
fundus teraba 1 bagian tidak beraturan, agak bulat, lebih
lunak dari kepala, sulit untuk digoyangkan, berarti
bokong janin. Tetapi jika pada fundu teraba 1 bagian
keras, bundar berarti kepala janin (Ummi Hani, Jiarti
Kusbandiyah Marjati, 2010;h.L3-L4).
(2) Leopold II

29
30

Menentukan bagian apa yang ada di bagian kanan


dan kiri perut ibu. Apabila teraba 1 bagian besar, rata,
memanjang, teraba ada tahanan, maka itu punggung janin.
Jika teraba bagian-bagian kecil yang menonjol, maka itu
ektremitas (Marmi, 2017;h.167-168).
(3) Leopold III
Menentukan bagian apa yang berada dibawah
simfisi. Jika teraba 1 bagian bulat, keras, melenting atau
mudah digerakkan, maka itu adalah kepala janin. Mulai 36
minggu tentukan apakah kepala sudah masuk PAP atau
belum. Dengan indikator bila masih mudah untuk
digoyangkan berate kepala belum masuk panggul, namun
jika tidak dapat digoyangkan, maka kepala sudah masuk
panggul (Widatiningsih & Dewi, 2017;h.183).
(4) Leopold IV
Menurut Widatiningsih & Dewi (2017;h.181)
dialakukan jika pada leopold III ditemukan bagian
terbawah janin sudah masuk PAP dan usia gestasi >36
minggu. Tentukan tingkat penunuran kepala, yaitu
konvergen, divergen, dan sejajar.
c) TFU
TFU dalam cm ( jika usia gestasi > 22 minggu ).TFU akan
sesuai dengan kehamilanya dalam minggu dengan selisih +/- 2
cm (Widatiningsih & Dewi, 2017;h.183).

Perkiraan TFU terhadap umur kehamilan

Umur TFU Pita Ukur


Kehamilan (cm)
12 minggu 3 jari diatas -
simfisis
16 minggu ½ simsifisis-pusat -

30
31

20 minggu 3 jari dibawah 20 cm


pusat
24 minggu Setinggi pusat 23 cm
28 minggu 3 jaru diatas pusat 26 cm
32 minggu ½ pusat-procesus 30 cm
xipoideus
36 minggu Setinggi procecus 33 cm
xipoidius
40 minggu Dua jari (4 cm)
dibawah procesus
xipoideus

a) Taksiran Berat Janin

Taksiran Berat Janin (gram) (TFU- N) x 155

gram
N = 13 jika kepala belum masuk PAP sama sekali
N = 12 jika kepala sudah masuk PAP namun masig di atas
(Widatiningsih & Dewi, 2017;h.184).
b) Auskultasi
Mendengarkan denyut jantung janin bunyinya sama dengan
denyut jantung orang dewasa, tetapi lebih cepet denyut jantung
janin. Pada saat menghitung denyut jantung janin alat
pemeriksa (stetoskop pinard, dopler) diletakkan pada bagian
perut ibu yang teraba punggung janin. Bidan harus menghitung
denyutan per menit dan normal nya atara 120-160 (Asrinah,
2010;h.135).
d) Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan hemoglobin
Pada kunjungan pertama dan pada usia di atas 28 minggu. Nilai
normalnya dalam kehamilan adalah 11 g/dl. Pada trimester II nilai

31
32

10,5 gr/dl masih dianggap fisiologis karena proses hemodilusi


(Widatiningsih & Dewi, 2017;h.184).
2) Protein Urin
Pemeriksaan urine untuk protein atas indikasi untuk menegakkan
diagnose pre eklamsia (Widatiningsih & Dewi, 2017;h.184).
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya glukosa
dalam urine. Dikatakan normal jika 0% atau hasilnya negatif bisa
berwarna biru, jika hijau 0 kuning maka +1, jika hasilnya berubah
jingga maka hasil akhirnya yaitu +3.
3) Pemeriksaan glukosa
Pemeriksaan glukosa urine atas indikasi untuk mendeteksi faktor
risiko diabetes dalam kehamilan (Widatiningsih & Dewi,
2017;h.184).
4) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah (ABO dan Rhesus) diperlukan bila
ibu belum pernah. Ibu hamil dengan Rhesus negatif perlu
mendapatkan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya
Rhesus isoimunization yang membahayakan janin (Widatiningsih
& Dewi, 2017;h.185).
1. Analisa
a. Diagnosa Kebidanan
Menurut Widatiningsih & Dewi (2017;h.185) pada kehamilan resiko
rendah atau fisiologis, rumusan diagnosa kebidanannya mencakup:
Inisial nama dan umur, G ≤ 4, P ≤ 3, A 0, umur kehamilan dalam
minggu, janin hidup, tungal, intrauterine, puka atau puki (jika usia >
28 minggu), presentasi kepala (jika usia > 28 minggu), fisiologis.
b. Masalah
Jika hasil analisa menunjukkan bahwa ibu mengalami masalah yang
memerlukan penanganan, misalnya:
1) Ketidaknyamanan trimester I : morning sickness
2) Ketidaknyamanan trimester III : nyeri punggung, konstipasi

32
33

3) Kecemasan menghadapi persalinan


4) Ketidaktahuan menghadapi persalinan (Widatiningsih & Dewi,
2017;h.186).
2. Penatalaksanaan
Membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana disusun
berdasarkan hasil analisis an interpretasi data. Rencana asuhan ini
bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal
mungkin. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu
pasien dalam mencapai kemajuan (Asrinah, 2010;h.159-160).
Tanggal : ……….. jam : …………
a. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janinnya dalam
kondisi baik, hasil pemeriksaan yang diberitahukan kepada ibu
meliputi (tekanan darah, nadi, suhu, RR, DJJ).
b. Memberitahukan kepada ibu jika ada masalah yang ditemukan,
meliputi: apa, penebabnya, akibat jika tidak diatasi dan bagaimana cara
mengatasinya masalahnya (Widatiningsih & Dewi, 2017;h.186).
c. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak
melakukan perjalanan ke luar negeri atau ke daerah dengan transmisi
lokal/ zona merah (risiko tinggi) dengan mengikuti anjuran perjalanan
(travel advisory) yang dikeluarkan pemerintah. Dokter harus
menanyakan riwayat perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir dari
daerah dengan penyebaran Covid-19 yang luas (Kemenkes
RI,2002;h.39).
d. Memberitahukan kepada klien, apabila klien merasakan khawatir pada
trimester tiga ini, akan ada perubahan psikologi yang terjadi pada ibu
karena trimester tiga ini termasuk dalam periode menunggu dan
waspada. Sehingga kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu-waktu, khawatir atau cemas jika bayi yang
akan dilahirkan tidak normal dan terkadang ibu mungkin mulai merasa
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan (widatingsih dan dewi, 2017;h.78).

33
34

e. Lakukan test laboratorium jika belum dilakukan saat pengkajian.


Tujuannya untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan
(Widatiningsih & Dewi, 2017;h.186-187).
f. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda-tanda persalinan
sudah dekat yaitu terjadi his permulaan, terjadi lightening (kepala bayi
sudah masuk panggul), pengeluaran lender darah, adanya rasa sakit
munculnya kontraksi dari perut bagian bawah menjalar ke pinggang,
serta terkadang pecahnya ketuban dengan sendirinya (Marmi,
2016;h.9).
g. Memberian pendidikan kesehatan tentang penyebab dan cara
mengatasi ketidaknyamanan kehamilan pada ibu terutama trimester III
sesuai dengan keluhan ibu hamil. Ketidaknyamanan yang ibu rasakan
pada trimester III diantaranya, yaitu:
1) Nafas pendek
Pengembangan diagfragma terhalang oleh pembesaran uterus,
dapat mereda setelah bagian terbawah janin masuk PAP
(Widatiningsih & Dewi, 2017;h.148).
2) Sering buang air kecil
Berkurangnya kapasitas uterus karena bagian terbawah janin
memberikan tekanan pada kandung kemih (Marmi, 2017;h.134).
Salah satu ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil trimester
III adalah sering buang air kecil. Pada waktu hamil, ginjal bekerja
lebih berat dari biasanya, karena organ tersebut harus menyaring
volume darah lebih banyak dibanding sebelum hamil. Proses
penyaringan tersebut kemudian menghasilkan lebih banyak urine.
Kemudian, janin dan plasenta yang membesar juga memberikan
tekanan pada kandung kemih, sehingga menjadikan ibu hamil
harus sering kekamar kecil untuk buang air kecil (Megasari, 2015).
Ketidaknyamanan sering buang air kecil dapat memberikan efek
samping pada organ reproduksi dan juga dapat berpengaruh pada
kesehatan bayi ketika sudah lahir. Kesehatan organ reproduksi

34
35

terutama daerah vagina sangat penting dijaga selama masa


kehamilan terlebih dengan keluhan sering buang air kecil dimana
hal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan bakteri dan jamur
yang dapat menyebabkan infeksi didaerah tersebut jika tidak
diatasi. Daerah vagina akan terkena infeksi saluran kemih yang
menyebabkan rasa gatal, panas, nyeri, muncul kemerahan, terasa
perih bahkan iritasi atau bengkak bahkan dapat memicu penularan
penyakit kelamin, HIV/AIDS. Infeksi saluran kemih pada wanita
hamil sejumlah 24% dapat berpengaruh pada bayi sehingga saat
bayi lahir ia akan mengalami salah satu kondisi dimana terdapat
sariawan pada mulutnya dan yang paling buruk adalah bayi lahir
premature (Damayanti, 2019).
3) Edema pada kaki
Dapat disebabkan oleh bendungan sirkulasi pada ektremitas bawah
karena berdiiri atau duduk lama, postur yang buruk, kurang latihan
fisik, pakaian yang ketak atau penggunaan alas kaki berhak
(Widatiningsih & Dewi, 2017;h.149).
h. Menganjurkan pada ibu mulai merencanakan persiapan persalinan.
Beberapa hal yang harus dipersiapkanuntuk persalinan adalah biaya
dan penentuan tempat serta penolong persalinan, anggota keluarga
yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi suatu
komplikasi yang membutuhkan rujukan, baju ibu dan bayi beserta
perlengkapan lainnya, dan surat-surat fasilitas kesehatan.
i. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya pada kehamilan.
Menurut Widatiningsih & Dewi (2017;h.166) adanya perdarahan,
bengkak pada (kaki, tangan, wajah), demam, janin yang tidak
bergerak, muntah terus menerus, atau keluar air ketuban pada
kehamilan yang sudah besar memerlukan tindakan segera.
j. Menyarankan klien untuk rapid test antigen terlebih dahul sebelum
melakukan persalinan. Disini didapatkan mengenai rapid tes antigen
adalah swab pada lokasi yang diduga terdapat koplik spot/bercak

35
36

koplik (biasanya belakang faring) dan hindarkan menyentuh bagian


lidah. Rapid tes antigen hasilnya lebih akurat dibandingkan dengan
rapid test antibody. Keuntungan dari rapid test antigen adalah juga
mendeteksi komponen virus langsung, tidak membutuhkan masa
inkubasi untuk timbul hasil positif, tidak memerlukan spesifikasi
laboratorium khusus untuk pengerjaan rapid tes.
Oleh karena itu menurut jurnal dari Latifah, Setiawandari, Yefi
Marliandini (2020) Semua ibu hamil melakukan tes PCR (polymerase
chain reaction) di bahwa semua ibu hamil usia kehamilan 38 minggu
atau 2 minggu menjelang HPL (hari perkiraan persalinan). Kalau ibu
belum sempat tes swab tetapi sudah akan melahirkan bisa dengan
Rapid Test Igg dan Igm. Hal ini adanya kesesuain antara bidan dengan
teori mengenai persyaratan rapid tes antigen sebelum persalinan.
k. Menyarankan ibu untuk melakukan kunjungan ulang setiap minggu
dan atau ketika mempunyai keluhan.
Menurut buku Widatiningsih & Dewi (2017;h.188). Bahwa
standar WHO bahwa dalam kehamilan, minimal kunjungan ANC
adalah 4 kali selama kehamilan. Jika ibu menginginkan kunjungan
ANC yang sering maka dapat disarankan 10-12 kali selama hamil yaitu
sekali pada TM I, tiap 4 minggu pada TM II hingga 28 minggu,
kemudian tiap 2 minggu hingga usia 36 minggu, dan seminggu sekali
mulai 37 minggu hingga melahirkan.

B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis


Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 - 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsumsi
konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur progresif sering dan
kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dan dalam
keharmonisan untuk melahirkan bayi (Walyani dan Purwoastuti, 2017).
1. Manajemen Kala I

Tanggal : ………….... Jam : ………….

36
37

1. Subjektif
a. Keluhan utama
Keluhan utama pada ibu dapat berupa ketuban pecah dengan atau
tanpa kontraksi. Pantau tanda-tanda persalinan, diantaranya:

1) Frekuensi dan lama kontraksi


Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap, biasanya terjadi tiga kali atau lebih lama waktu 10 menit,
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih (Marmi, 2016;h.11).
2) Lokasi Ketidaknyamanan
Kontraksi rahim menimbulkan rasa sakit pada pinggang,
daerah perut, dan dapat menjalar ke arah paha (Sulistyawati &
Nugraheny, 2013;h.27).
3) Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam (show)
Lender berasal dari pembukaan yang menyebabkan
lepasnya lender berasal dari kanalis servikalis. Sedangkan
pengeluaran darah disebabkan robeknya pembuluh darah waktu
serviks membuka (Marmi, 2016;h.10).
4) Dilatasi
Proses dilatasi dibagi menjadi 2 yaitu fase laten
berlangsung selama kurang lebih 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat mencapai diameter 3 cm, sedangkan fase aktif dibagi
menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan
3 cm-4 cm. Fase dilatasi dalam waktu 2 jam mulai dari pembukaan
4cm-9cm, fase deselerasi pembukaan melambat kembali dalam 2
jam, pembukaan dari 9cm-10cm. Fase diatas dijumpai pada
primigravida dan multigravida, tahapannya sama namun waktunya
lebih cepat untuk setiap fasenya. Kala I selesai apabila pembukaan
serviks telah lengkap. Pada primigravida berlangsung kira-kira 13

37
38

jam sedangkan pada multigravida kira-kira 8 jam (Sulistyawati &


Nugraheny, 2013;h.65).
5) Efficement
Kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan sehingga
seolah-olah serviks tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi
tipis. Batas antara segmen atas dan bawah rahim (retraction ring)
mengikuti arah tarikan ke atas, sehingga seolah-olah batas ini
letaknya bergeser ke atas. Dengan dimulainya persalinan, panjang
serviks berkurang secara teratur sampai menjadi sangat pendek
(Sulistyawati & Nugraheny, 2013;h.64). Kriteria penulisan pada
efficement menggunakan persen yang kemudian dibagi menjadi 5
0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%.
6) Menurut teori Asrinah (2013) menyatakan tanda-tanda inpartu
diantaranya adalah:
a) Adanya rasa sakit oleh adanya his yang sifatnya teratur,
intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar, makin
beraktifitas (jalan) kekuatan nya makin bertambah.
b) Keluar lender bercampur darah (bloody show) yang lebih
banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
c) Serta adanya pengeluaran cairan dari jalan lahir bisa terjadi
akibat pecahnya ketuban atau robeknya pada selaput ketuban.
Hal ini sudah menunjukkan bahawa Ny.... sudah dalam fase
persalinan.
7) Air ketuban, misalnya semburan atau rembesan cairan apabila
diduga cairan amnion telah keluar, dan tanyakan warna cairan yang
keluar (Marmi, 2016;h.122). Kenali warna-warna ketuban:
U : Ketuban utuh (belum pecah)
J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium
D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah

38
39

K: Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)


(Marmi, 2016;h.144).
b. Riwayat kesehatan klien dan keluarga
1) Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengakjian ditemukan ibu hamil dengan kehamilan
antara 38-42 minggu disertai dengan tanda-tanda menjelang
persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his
makin sering, teratur, kuat, adanya show (pengeluaran darah
campur lender) kadang ketuban pecah denga sendirinya. (Marmi,
2016;h.124-125).
2) Riwayat penyakit yang lalu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus,
TBC, hepatitis, penyakit kelamin (Marmi, 2016;h.125).
3) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga memberikan informasi guna
membantu mengidentifikasi gangguan genetik, penyakit menular
dan menurun dalam keluarga dapat memepengaruhi kondisi-
kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan wanita dan janin.
Misalnya; TBC, hepatitis, diabetes mellitus, hemophilia,
keturunan kembar (Marmi, 2016;h.125)
c. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Pola nutrisi
Menurut Sulistyawati dan Nugrahaeni (2013;h.223) data fokus
mengenai asupan makanan pasien meliputi kapan atau jam berapa
terakhir kali makan, makanan yang dimakan, jumlah makanan yang
dimakan. Makanan yang sebaiknya dimakan adalah yang mengandung
karbohidrat sebagai sumber tenaga untuk melahirkan.
2) Pola eliminasi
Pola eliminasi meliputi BAB dan BAK, dalam hal ini perlu dikaji
kapan terakhir kali ibu BAB dan BAK. Kandung kemih yang penuh

39
40

akan menghambat penurunan bagian terendah janin sehingga


diharapkan ibu dapat sesering mungkin BAK (Marni, 2016;h.126-127).
3) Pola aktivitas
Pola aktivitas yang ibu lakukan seperti biasanya, terbatas pada
aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, dan tidak
membuat ibu cepat lelah. Pada kala I persalinan apabila kepala janin
telah masuk sebagian ke dalam PAP serta ketuban pecah, klien
dianjurkan duduk atau berjalan-jalan disekitar ruangan atau kamar
bersalin (Marni, 2016;h.127).
4) Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh pasien untuk mempersiapkan
energi dalam menghadapi persalinannya, yang perlu dikaji dari pasien
tentang pola istirahat, yaitu kapan terakhir tidur, dan berapa lama
tidurnya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013;h.224).
5) Pola personal hygiene
Kebersihan tubuh senantiasa dijaga kebersihannya. Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, tidak menggunakan
sepatu atau alas ber hak tinggi (Marmi, 2016;h.127).
6) Pola sexsual
Selama kehamilan berjalan normal,koitus diperbolehkan sampai
akhir kehamilan,meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak
lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran.Koitus
tidak diperbolehkan bila terdapat perdarahan pervaginan,riwayat
abortus berulang,partus prematur imminens dan ketuban pecah dini
atau sebelum waktunya (Reeder,Martin,dan Griffin,2013).
7) Tingkat pengetahuan
Menurut Sulistyawati dan Nugrahaeni (2013;h.225), dapat
disimpulkan dari pengalaman atau riwayat persalinannya mengenai
sejauh mana pasien mengetahui tentang persalinan.
8) Psiko, sosisal, dan spiritual

40
41

Pada masa pandemic Covid-19 seperti ini akan ada perubahan


psikologi yang terjadi pada ibu. Sehingga kadang-kadang ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, khawatir atau
cemas jika bayi yang akan dilahirkan tidak normal dan terkadang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
akan timbul pada waktu melahirkan. Sehingga pentingnya tugas dan
peran suami untuk selalu mandampingi dan memberikan dukungan
kepada ibu, karena dengan adanya dukungan dari suami menandakan
bahwa ternyata suami peduli dengan persalinan ibu dan bayi yang
dikandungnya (Shodiqoh,2014).
Persepsi tentang apakah kehamilan saat ini diinginkan atau
direncakan. Faktor-faktor situasi seperti pekerjaan wanita dan
pasangannya, pendidikan, status perkawinan, latar belakang budaya
serta status sosial ekonomi (Marmi, 2016;h.126).
2. Objektif
a. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Data ini dapat didapat dengan mengamati keadaan pasien
secara keseluruhan, kriterianya bisa baik apabila pasien
memberikan respon yang baik, dan bisa lemah apabila pasien
tidak memberikan respon yang baik (Sulistyawati dan Nugraheny,
2013;h.226).
Tanda-tanda vital
(1) Tekanan darah
Diukur untuk mengetahui kemungkinan pre-eklamsia, yaitu
bila tekanan darahnya pada sistol nya lebih dari 140 mmHg dan
diastolnya kurang dari 90 mmHg (Marmi, 2016;h.129).
(2) Nadi
Menurut Marmi (2016;h.129) pada ibu normalnya 80-90
x/menit.

41
42

(3) Suhu
Suhu tubuh normal adalah 36-37,5℃ (Marmi, 2016;h.130).
(4) Pernafasan
Normalnya pada sistem pernafasan adalah 16-24 x/menit
(Marmi, 2016;h.130).

b. Status Obstetrik
1) Inspeksi
Menurut Marmi (2016;h.139) pemeriksaan yang dilakukan secara
inspeksi, yaitu:

Muka : Tidak ada oedema, tidak ada sianosis

Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih

Hidung : Bersih, ada polip atau tidak, ada secret atau tidak

Mulut dan : Bersih, ada luka atau tidak, ada caries atau tidak
gigi
Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
limfe
Mammae : Payudara simetris, putting bersih dan menonjol,
hiperpigmentasi pada areola, colostrum sudah
keluar atau belum
Abdomen : Ada bekas luka SC atau tidak, ada linea nigra
atau tidak, ada striae albican atau tidak
Vulva : Ada oedema atau tidak, ada flour atau tidak, ada
pembesaran kelenjar bartholini atau tidak
2)Palpasi
a) Abdomen
(1) Leopold I

42
43

Tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan atau tidak, di


fundus normal nya teraba bagian lunak dan tidak melenting
adalah pantat janin (Marmi, 2016;h.131).
(2) Leopold II
Untuk menentukan bagian kanan dan kiri pada uterus. Teraba 1
bagian panjang keras seperti papan pada satu sisi uterus adalah
punggung dan pada sisi lain teraba bagian kecil-kecil adalah
eltremitas (Marmi, 2016;h.132).

(3) Leopold III


Menentukan bagian terbawah janin. Teraba bagian yang bulat,
keras, dan melenting pada bagian bawah uterus (symphisis) dan
apakah sudah masuk PAP atau belum (Marmi, 2016;h.132).
(4) Leopold IV
Dilakukan jika pada leopold III teraba bagian terbawah janin
sudah masuk PAP. Dilakukan dengan menggunakan patokan jari
penolong dan symphisis ibu, berfungsi untuk mengetahui
presentasi (Marmi, 2016;h.131-132).
(5) Menurut JNPK-KR (2017; 40) pemeriksaan abdomen dilakukan
untuk;
(a) Menentukan tinggi fundus uteri
(b) Memantau kontraksi uterus
(c) Memantau denyut jantung janin
(d) Menentukan presentasi
(e) Menentukan penurunan bagian terbawah janin
(6) Menghitung taksiran berat janin (TBJ)

Taksiran Berat Janin (gram)


= (TFU- N) x 155 gram

43
44

N = 13 jika kepala belum masuk PAP sama sekali


N = 12 jika kepala sudah masuk PAP namun masig di atas
Spina Ischiadika (Widatiningsih & Dewi, 2017;h.184).
2) Auskultasi
Menurut (Marmi, 2016;h.132) terdengar denyut jantung dibawah
pusat ibu (baik dibagian kiri atau kanan). Normalnya 120- 160 x/menit.

3) Pemeriksaan dalam
Vaginal toucher sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah, catat pada jam berapa
diperiksa, sudah pembukaan berapa (Marmi, 2016;h.133). Yang
dipantau pada pemeriksaan dalam yaitu:
a) Vagina
Pemeriksaan ini memperhatikan adanya luka atau massa,
kandilomata, varises vulva atau rektum, atau luka parut di
perineum (JNPK-KR:2016;h.43).
b) Serviks
(1) Keadaan sebelum proses persalinan, serviks akan
mempersiapkan kelahiran dengan berubah menjadi lembut
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013;h.64).
(2) Pembukaan
Menurut (Marmi, 2016;h.11) pembukaan serviks sebagai akibat
dari terjadinya his dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
(a) Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
(b) Fase aktif
Fase aktif dibagi dalam 3 fase, fase askselerasi (2 jam
pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm), fase dilatasi (2 jam

44
45

pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9


cm), dan fase deselerasi (2 jam pembukaan dari 9 cm
menjadi lengkap).
Pada primi gravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam
sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam (Sulistyowati
dan Nugraheny, 2013;h.65).
(3) Efficement
Kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan sehingga
seolah-olah serviks tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi
tipis. Batas antara segmen atas dan bawah rahim (retraction
ring) mengikuti arah tarikan ke atas, sehingga seolah-olah batas
ini letaknya bergeser ke atas. Dengan dimulainya persalinan,
panjang serviks berkurang secara teratur sampai menjadi sangat
pendek (Sulistyawati & Nugraheny, 2013;h.64).
(4) Dilatasi
Menurut (Marmi, 2016;h.11) terbukanya kanalis servikalis
secara berangsur-angsur akibat adanya his.
(5) Moulage (penyusupan tulang kepala janin)
Menurut JNPK-KR (2017;h.56) Penyusupan adalah indikator
penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan
diri terhadap bagian keras panggul ibu. Nilai penyusupan antar
tulang (moulage) kepala janin :
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat dipalpasi
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
tetapi masih dapat dipisahkan
3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpah tindih
dan tidak dapat dipisahkan
(6) Air ketuban

45
46

Waktu persalinan air ketuban inilah yang membuka serviks


(Marmi, 2016;h.35) nilai warna air ketuban jika selaput
ketuban pecah:
U : selaput ketuban masih utuh dan belum pecah
J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mekonium
D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah
K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak
mengalir lagi.
c) Presentasi
Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki
pintu atas panggul dan terus melalui jalan lahir pada saat
persalinan mencapai aterm. Bagian presentasi adalah bagian
tubuh janin yang pertama kali diraba oleh jari pemeriksa saat
melakukan pemeriksaan dalam (Marmi, 2016;h.30).
d) Penurunan bagian terendah
Menurut Marmi (2016;h.48)untuk menentukan kemajuan
persalinan yaitu seberapa jauh penurunan kepala berdasarkan
bidang hodge:
(1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan
bagian atas symphisis dan promontorium
(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi
pinggir bawah symphisis
(3) Bidang Hodge III : sejajar dengan Hodge I dan II
setinggi spina ischiadika kanan dan kiri
(4) Bidang Hodge IV : sejajar dengan Hodge I, II, III dan
setinggi os cocygis.
e) Bagian Lain

46
47

Menurut JNPK-KR (2014;h.44), pastikan tali pusat dan atau


bagian kecil (tangan atau kaki) tidak teraba pada saat
pemeriksaan
f) Sarung Tangan Lendir Darah (STLD)
Sulistyawati & Nugraheny (2013;h.66) menyatakan bahwa
pengeluaran lendir dan darah mengindikasikan telah
dimulainya proses persalinan.

3. Analisa
a. Diagnosa Kebidanan
Menurut Sukini dan Rofi’ah (2016;h.90) diagnosa kebidanan masuk
dalam Standar III Permenkes 369 dirumuskan berdasarkan analisis data
yang telah dikumpulkan.
b. Masalah
Pada menjelang persalinan kala I banyak hal yang mengkhawatirkan
muncul dalam pikiran ibu. Takut bayi cacat, takut harus operasi, takut
persalinannya lama (Marmi, 2017;h.60).
c. Penatalaksanaan
Berdasarkan JNPK-KR (2017; 48-51), persiapan asuhan persalinan yaitu
sebagai berikut:
1) Mempersiapkan ruangan persalinan, peralatan, obat-obatan yang
diperlukan
2) Mengatur posisi ibu, anjurkan ibu untuk mengauatur posisi-posiai
yang nyaman selama persalinan serta anjurkan suami atau
pendamping lainnya unutk membantu ibu berganti posisi.
3) Memberikan dukungan emosional dan menganjurkan suami atau
anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama
persalinan, agar bisa memberikan rasa nyaman pada ibu.

47
48

Hasil dari jurnal penelitian oleh Rilyani (2017)hubungan


pendampingan suami dengan tingkat kecemasan ibu bersalin (kala
I) di ruang bersalin rumah sakit pertamina bintang amin bandar
lampung tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
bahwa responden yang didampingi suami sebanyak 30 ibu (50 %)
dan yang tidak didampingi suami sebanyak 30 ibu (50%). Hal ini
menunjukkan jumlah ibu yang sama untuk yang didampingi suami
maupun yang tidak. Persalinan merupakan masa yang cukup berat
bagi ibu, dimana proses persalinan dan melahirkan layaknya
sebuah pertaruhan hidup dan mati. Dukungan suami dan anggota
keluarga keluarga lain untuk mendampingi ibu selama bersalin dan
kelahiran anjurkan mereka berperan aktif dalam mendukung dan
mendampingi langkah-langkah yang mungkin sangat membantu
kenyamanan ibu. Pendamping persalinan dapat mengubah keadaan
menjadi lebih baik dan dapat memperkecil trauma pasca
melahirkan bayi. Dan wanita yang didampingi oleh suami saat
menjalani persalinannya, tidak banyak membutuhkan obat anti rasa
sakit dan intervensi medis. Demikian juga perasaannya, setelah
bayinya lahir mereka merasa bangga terhadap dirinya dan bayi
yang dilahirkan.
Kemudian dukungan atau pendampingan suami saat persalinan
akan menurunkan kecemasan ibu sehingga ibu hanya akan
mengalami kecemasan ringan. Ibu bersalin yang hanya mengalami
kecemasan ringanpersalinannya dapat berjalan dengan normal. Ibu
yang tidak ditemani atau tidak mendapat dukungan dari suami saat
persalinan akan mengalami kecemasan tinggi sehingga akan
mempengaruhi pada kekuatan ibu pada saat mengejan sehingga ibu
akan mengalami kelelahan dan kekuatan untuk mengejan tidak
maksimal (Sarwanti dan Aristyawati, 2019).

48
49

4) Pemberian cairan dan nutrisi, makanan ringan dan asupan cairan


yang cukup selama persalinan akan memberi lebih banyak energi
dan mencegah dehidrasi.
5) Ajurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya setiap 2 jam
secara rutin selama persalinan, apabila ibu merasa ingin berkemih
atau jika kandung kemih terasa penuh.
6) Pencegahan infeksi sangat penting dilakukan dalam persalinan
guna menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
7) Menurut Marmi (2016;h.85-89) beberapa cara untuk mengurangi
rasa sakit akibat nyeri

a) Effeurage
Adalah masase dengan ujung jari yang ditekankan dengan
lembut dan ringan di atas perut dan di atas paha. Berdarkan
hasil dari jurnal penelitian menyebutkan bahwa pada penelitian
ini ibu bersalin yang dilakukakan masase pada punggung yang
dimulai pada servikal 7 kearah luar menuju sisi tulang rusuk
selama 30 menit terjadi aktivasi pada serabut saraf besar
sehingga terjadi penutupan pintu gerbang hantaran nyeri yang
dapat menghambat transmisi nyeri dimedula spinalis ke otak
untuk mempersepsikan nyeri sehingga nyeri tidak begitu terasa.
Secara statistik ada pengaruh masase pada punggung terhadap
intensitas nyeri kala I fase laten persalinan normal dengan nilai
p=0.001. Masase pada punggung merupakan salah satu asuhan
kebidanan yang dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu
saat persalinan. Disamping itu masase dapat meningkakan
sekresi opioid endogen (endorfin). Dengan Masase dapat
merangsang serabut saraf berdiamter besar dan serat para
simpatis di mesencephalon yang dapat mengurangi nyeri dan

49
50

stres saat persalinan dan dapat mempercepat proses persalinan


(Aryani, 2015).
b) Counterpressure
Cara pijatan dalam menghilangkan nyeri punggung akibat
persalinan. Pijatan counterpressure adalah pijatan tekanan kuat
dengan cara meletakkan tumit tangan diatas tulang ekor.
c) Kompres hangat dan kompres dingin
Kompres biasanya dapat mengendalikan rasa nyeri juga dan
memberikan rasa nyaman sekaligus meredakan ketegangan.
d) Relaksasi dan teknik pernafasan (LAMAZE)
Teknik ini dapat mengurangi rasa nyeri pada saat his, meminta
ibu bersalin untuk menghirup nafas sedalamnya, melalui
hidung dan menghembuskan perlahan melalui mulut. Teknik
pernafasan sederhana sangat efektif mengurangi nyeri
persalinan. Berdasarkan jurnal penelitian (Damayanti, 2015)
teknik pernapasan adalah salah satu keterampilan yang paling
bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri persalinan. Selain itu
terlihat bahwa teknik pernapasan saat mengedan juga
mempunyai hubungan dengan maju atau tidaknya persalinan
tersebut karena kebanyakan ibu yang salah atau tidak tepat saat
melakukan teknik pernafasan saat mengedan dapat
menyebabkan waktu kala II persalinan yang lebih lama
dibandingkan ibu yang menggunakan teknik pernafasan dengan
benar.
8) Membimbing dan membantu pasien jika merasa ada dorongan
untuk berkemih, karena jika kandung kemih penuh dapat
menghalangi penurunan kepala dan jangan menahan BAB
(Sulistyawati & Nugraheny, 2013;h.247).
9) Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman
selama persalinan dan melahirkan bayi serta menganjurkan suami
dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi.

50
51

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Penelitian ini


menyimpulkan bahwa rata-rata lama persalinan kala II dengan
posisi miring pada ibu primipara adalah 48,7 menit dan rata-rata
lama persalinan kala II dengan posisi miring pada ibu multipara
adalah 26,02 menit. Sedangkan rata-rata lama persalinan kala II
dengan posisi setengah duduk pada ibu primipara adalah 59,8
menit dan rata-rata lama. persalinan kala II dengan posisi setengah
duduk pada ibu multipara adalah 34,28 menit. Hasil analisis
selanjutnya menyimpulkan bahwa ada perbedaan lama persalinan
kala II antara posisi miring dan setengah duduk pada ibu bersalin
primipara (p=0,0021) dan ada perbedaan lama persalinan kala II
antara posisi miring dan setengah duduk pada ibu bersalin
multipara (p=0,002). Demikian juga ada perbedaan lama persalinan
kala II antara posisi miring pada ibu primipara dan ibu mualtipara
(p=0,000) dan ada perbedaan lama persalinan kala II antara posisi
setengah duduk pada ibu primiapar dan ibu multipara (p=0,000)
(Indrasari, 2014).
10) Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi.
Dimanapun tempat ibu akan melahirkan pastikan upaya
pencegahan infeksi dilakukan sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan ketersediaan bahan-bahan dan sarana yang memadai
seperti :
a) Memiliki ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi
udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin.
b) Sumber air yang bersih untuk cuci tangan dan mandi ibu
sebelum dan sesudah persalinan.
c) Air besih dalam jumlah yang cukup. Klorin, ditergen, kain
pembersih, kain pel, dan sarung tangan karet untuk
membersihkan ruangan, lantai, prabotan, dekontaminasi, dan
proses alat.

51
52

d) Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan


penolong, pastikan bahwa kamar mandi tersebut telah
didekontaminasi, dan dibersihkan dengan ditergen dan air.
e) Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan selama
persalinan, pastikan ibu mendapatkan privasi.
f) Penerangan yang cukup baik siang atau malam
g) Tempat tidur yang bersih untuk ibu. Tutupi dengan plastik atau
lembaran sehingga mudah dibersihkan
h) Tempat yang bersih untuk memberikan asuhan pada BBL
i) Meja yang bersih atau tempat tertentu untuk menaruh peralatan
persalian (Marmi, 2016;h.158-159).
11) Menyiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang
digunakan.
a) Partus set terdiri dari 2 klem kocher, gunting tali pusat, benang
tali pusat/klem plastik, kateter nelaton, gunting episiatomi, ½
kocher, 2 pasang sarung tangan , spuit 2 ½ atau 3 cc dengan
jarum IM sekali pakai, penghisap de lee, 4 kain pembersih dan
3 handuk/kain untuk mengeringkan bayi.
b) Bahan-bahan, antara lain yaitu patograf, KMS ibu hamil,
formulir rujukan, pena, thermometer, pita pengukur,
fetoskop/dopler/pinard, jam yang mempunyai jarum detik,
stetoskop, tensimeter, 5 pasang sarung tangan bersih, 1 pasang
sarung tangan rumah tangga, klorin, perlengkapan
perlindungan diri, sabun cuci tangan, detergen sikat kuku dan
gunting kuku, lembar plastic untuk alas tempat tidur ibu saat
persalinan, kantong plastik, sumber air bersih yang mengalir,
wadah untuk larutan klorin.
c) Persiapan resusitasi yaitu balon resusitasi, sungkup no 0 dan 1,
lampu sorot 60 watt.
d) Obat-obatan dan perlengkapan untuk asuhan rutin dan
penatalaksanaan atau penanganan penyulit : 8 ampul oksitosin

52
53

1 ml 10 unit (atau 4 ampuloksitosin 2 ml 10 u/ml), 20 l lidokain


1 % tanpa epinefrin atau 10 ml lidokain 2% tanpa epinefrin dan
air steril atau cairan garam sisiologik NS untuk pengenceran, 3
botol RL atau garam fisiologik (NS) 500 ml, selang infuse, 2
kanul IV no 16-18 G, 2 ampul metalergometrin maleat, 2 vial
larutan magnesium sulfat 40% (25gr), 6 spuit 21/2-3 cc steril
sekali pakai dengan jarum IM ukuran 22 panjang 4 cm atau
lebih, 10 kaplet amoksilin/ampisilin 500 mg atau
amoksilin/ampisilin IV 2 gr.
e) Set jahit terdiri dari 1 spuit 10 ml steril sekali pakai dengan
jarum IM ukuran 22 panjang 4 cm atau lebih, pinset, pegangan
jarum, 2-3 jarum jahit ukuran 2.0 dan 3.0,1 pasang sarung
tangan steril, 1 kain bersih (Marmi, 2016;h.159-160).
d. Pelayanan persalinan pada masa pandemi sesuai dengan protokol Covid-
19 menurut (Kemenkes RI, 2020).
1) Semua persalinan dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2) Pemilihan tempat pertolongan persalinan ditentukan berdasarkan:
a) Kondisi ibu yang ditetapkan pada saat skrining risiko persalinan.
b) Kondisi ibu saat inpartu.
c) Status ibu dikaitkan dengan Covid-19
 Persalinan di RS Rujukan Covid-19 untuk ibu dengan status:
suspek, probable, dan terkonfirmasi Covid19 (penanganan
tim multidisiplin).
 Persalinan di RS non rujukan Covid-19 untuk ibu dengan
status: suspek, probable, dan terkonfirmasi Covid-19, jika
terjadi kondisi RS rujukan Covid-19 penuh dan/atau terjadi
kondisi emergensi. Persalinan dilakukan dengan APD yang
sesuai.
 Persalinan di FKTP untuk ibu dengan status kontak erat
(skrining awal: anamnesis, pemeriksaan darah normal (NLR
< 5,8 dan limfosit normal), rapid test non reaktif). Persalinan

53
54

di FKTP menggunakan APD yang sesuai dan dapat


menggunakan delivery chamber (penggunaan delivery
chamber belum terbukti dapat mencegah transmisi Covid-19).
3) Pada zona merah (risiko tinggi), orange (risiko sedang), dan kuning
(risiko rendah), ibu hamil dengan atau tanpa tanda dan gejala Covid-
19 pada H-14 sebelum taksiran persalinan dilakukan skrining untuk
menentukan status Covid-19. Skrining dilakukan dengan anamnesa,
pemeriksaan darah rapid test (jika tersedia fasilitas dan sumber
daya). Untuk daerah yang mempunyai kebijakan lokal dapat
melakukan skrining lebih awal.
4) Pada zona hijau (tidak terdampak/tidak ada kasus), skrining Covid-
19 pada ibu hamil jika ibu memiliki kontak erat dan atau gejala.
5) Apabila ibu datang dalam keadaan inpartu dan belum dilakukan
skrining, Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus tetap melayani tanpa
menunggu hasil skrining dengan menggunakan APD sesuai standar.
6) Hasil skrining Covid-19 dicatat/dilampirkan di buku KIA dan
dikomunikasikan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat rencana
persalinan.
7) Pada saat persalinan dengan ibu PDP atau negatif pendampingan di
masa pandemic ini hanya boleh 1 orang (pasangan/anggota keluarga)
dan harus tetap memenuhi protokol kesehatan yaitu dengan
menggunakan masker.
2. Manajemen Kala II
Tanggal:…… Jam:…….

Subjektif Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya


kontraksi dan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan
vaginanya (JNPK-KR, 2017;h.75).
Objektif Menurut (JNPK-KR, 2017;h.75) tanda-tanda persalinan,
yaitu:
1. Ibu ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi

54
55

2. Terjadinya kontraksi
a. Palpasi kontraksi uterus (control tiap 10 menit)
b. Frekuensi setiap 30 menit
c. Lamanya kontraksi yang terjadi dalam 10 menit
observasi
3. Peningkatan tekanan pada rekturm
4. Perineum menonjol
5. Vulva dan sfingter ani membuka
6. Meingkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Menurut Marmi (2016) perlunya dilakukan pemantauan
pada ibu diantaranya sebagai berikut:
1. Keadaan umum
a. Kesadaran
b. Periksa tekanan darah dan suhu setiap 4 jam
Tekanan darah meningkat selama kontraksi
disertai peningkatan sistolik rata-rata 10-20
mmHg (Marni, 2016;h.171).
c. Periksa nadi setiap 30 menit
Frekuensi denyut nadi di antara kontraksi sedikit
lebih meningkat disbanding selama periode
menjelang persalinan (Marni, 2016;h.172).
d. Pernafasan
Peningkatan frekuensi pernafasan normal selama
persalinan dan mencerminkan peningkatan
metabolism yang terjadi (Marni, 2016;h.172).
e. Suhu
Perubahan suhu sedikit lebih meningkat selama
persalinan, perubahan suhu dianggap normal bila
peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5-1 ℃
(Marni, 2016;h.172).
2. Kemajuan persalinan
a. Pembukaan serviks
Ditandai degan pembukaan lengkap, pada
pemeriksaan dalam tidak teraba lagi bibir portio,

55
56

segmen bawah rahim, dan serviks (Marmi,


2016;h.170). Proses pembukaan serviks ditandai
dengan
b. Penurunan bagian terbawah janin
Menurut Marni (2016;h.48-48) penurunan bagian
terendah janin pada proses persalinan dapat dinilai
berdasarkan bidang hodge:
1) Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP
dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
2) Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi
tepi bawah symphisis
3) Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi
spina ischiadika kanan dan kiri
4) Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi
oc coccygis
3. Periksa penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan
abdomen (pemeriksaan dalam) setiap 30 menit dan
pemeriksaan dalam setiap 60 menit.
4. Presentasi atau Point of direction
Presentasi atau letak janin yang normal adalah letak
belakang kepala dimana POD (Point of Direction)
atau titik petunjuk yang teraba adalah UUK (Ubun-
ubun kecil) dengan bermacam posisi yaitu UUK kiri
depan dan UUK kanan depan
5. Penyusupan (moulage)
Menurut JNPK-KR (2017;h.56) penyusupan antar
tulang kranium adalah indikator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri
terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. nilai
penyusupan janin dengan lambang sebagai berikut:
a. 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura
dengan mudah dapat dipalpasi
b. 1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling

56
57

bersentuhan
c. 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tindih tetapi masih dapat dipisahkan
d. 3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tndih dan tidak dapat dipisahkan
6. Memastikan kandung kemih ibu kosong
7. Penuhi kebutuhan hidrasi ibu karena secara fisiologis
tubuh ibu mengalami peningkatan suhu tubuh pada
saat persalinan, sehingga menyebabkan tubuh ibu
mengeluarkan lebih banyak keringat. Kondisi ini
menyebakan ibu mengalami kekurangan cairan.

8. Warna cairan ketuban jika selaputnya pecah (JNPK-


KR, 2017; 91). Menurut Marni (2016; 144) indikator
warna yang harus dilihat apabila ketuban pecah, yaitu:
a. U : Ketuban utuh atau belum pecah
b. J : Ketuban pecah dengan warna jernih
c. M : Ketuban pecah dengan bercampur meconium
d. D : Ketuban pecah dengan bercampur darah
e. K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air
ketuban yang keluar (kering).
9. Bagian lain
Menurut JNPK-KR (2017;h.44), pastikan tali pusat
dan atau bagian kecil (tangan atau kaki) tidak teraba
pada saat pemeriksaan
10. Sarung tangan lenderin darah (STLD)
Sulistyawati dan Nugraheny (2013;h.66) menyatakan
bahwa pengeluaran lendir dan darah mengindikasikan
telah dimulainya proses persalinan
Analisa Ny.X umur 20-35 tahun G≤4P≤3A0, usia kehamilan 36-40
minggu, janin hidup, tunggal, intrauteri, PUKA (punggung
kanan)/PUKI (punggung kiri), presentasi belakang kepala,
dalam persalinan kala II fisiologis (Sulistyawati dan

57
58

Nugraheny, 2013: h.234).


Penatalaksanaan Pada tahap ini bidan melaksanakan perencanaan yang telah
dibuat, antara lain :
1. Menjaga kebersihan pasien, pada akhir kala I, bidan
membersihkan tubuh pasien dari air ketuban dan
darah. Perlu juga untuk mengganti baju dan kain agar
pasien merasa nyaman.
2. Mengatur posisi, sebaiknya pada langkah pengaturan
posisi ini pasien sudah mengetahui dan memahami
dengan sepenuhnya bahwa posisi sangat
mempengaruhi proses persalinan. Pilihan posisi
bersalin seperti posisi setengah duduk, jongkok,
merangkak, miring kekiri, berdiri.
3. Memenuhi kebutuhan dehidrasi
Bidan memberikan motivasi dan penjelasan bahwa
minuman manis mengandung glukosa yang dapat
menambah tenaga bagi pasien sehingga kekuatan
meneran dapat bertambah.
4. Melibatkan suami dalam proses persalinan
Kehadiran orang terdekat, terutama suami akan
memberikan dorongan kekuatan tersendiri karena pada
kala II ini akan terjadi komunikasi batin yang sangat
kuat antara suami-istri.
5. Memberikan dukungan mental dan spiritual
Bidan memberikan dukungan mental dengan
meyakinkan pasien bahwa persalinan akan berjalan
baik dengan usaha meneran yang dilakukan. Berikan
juga dorongan spiritual sesuai agama dan keyakinan
pasien.
6. Melakukan pertolongan persalinan
Sesuai dengan kewenangannya, bidan melakukan
pertolongan persalinan normal sesuai dengan APN
dengan rincian sebagai berikut.
a. Pada saat his, bimbing ibu untuk meneran,

58
59

menurut JNPK-KR (2017;h.82) mengenai cara


meneran, yaitu:
1) Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti
dorongan alamiahnya selama kontraksi
2) Beritahukan ibu untuk tidak menahan nafas
saat meneran
3) Minta untuk tidak berhenti meneran dan
beristirahat diantara kontraksi
4) Jika posisi ibu berbaring miring atau
setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk
meneran jika lutut ditarik kearah dada dan
dagu ditempelkan ke dada
5) Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong
pada saat meneran
6) Tidak diperbolehkan untuk mendorong
fundus untuk membantu kelahiran pada bayi.
b. Buka set partus
c. Penggunaan APD lengkap level 2 di masa
pandemic Covid-19 saat melakukan tindakan
pertolongan persalinan harus sesuai dengan
anjuran (Kemenkes RI, 2020;h.29) yaitu memakai
pelindung kepala, masker N95, goggless, face
shield, gown/jubbah, apron, sarung tangan dan
boots.
d. Pada saat akan melahirkan kepala jangan lupa
untuk sebelumnya meletakkan kain yang bersih
dan kering yang dilipat dan 1/3 nya diletakkan di
bawah bokong ibu dan siapkan kain bersih pada
perut bawah ibu untuk mengeringkan badan bayi
segera setelah lahir (JNPK-KR, 2017;h.85).
e. Jika akan dilakukan tindakan episiotomy harus
dilakukan pemberian anestesi pada perineum
terlebih dahulu karena ini merupakan bagian dari
asuhan sayang ibu (Sulistyowati dan Nugraheny,

59
60

2020;h.125)
f. Saat kepala sudah mulai keluar lindungi bagian
perineum dengan satu tangan diselubungi kain
bersih dan kering, lalu ibu jari pada salah sisi
perineum, 4 jari tangan pada sisi yang lain, dan
tangan lain pada belakang kepala bayi. Tahan
kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada
saat keluar secera bertahap melewati vulva dan
perineum (JNPK-KR, 2017; 85).
g. Setelah bayi lahir, bersihkan hidung dan mulut
bayi menggunakan kasa sterill, lalu periksalah
leher bayi apakah ada lilitan tali pusat tau tidak.
Jika ada lilitan, kendorkan dan jepit serta gunting
tali pusat, jika tidak ada lilitan, lanjutkan pada
langkah selanjutnya.
h. Tempatkan kedua tangan pada bitemporalis bayi
untuk melahirkan bahu dengan cara tarik kepala
ke arah bawah untuk melahirkan bahu dan tarik
kepala ke arah atas untuk melahirkan bahu
belakang.
i. Pindahkan tangan dominan kebawah badan bayi
untuk menyangga kepala, leher dan badan bayi
sedangkan tangan yang lain berada di perineum
untuk menjepit kedua kaki bayi saat seluruh badan
bayi telah lahir semuanya.
j. Lakukan penilaian sekilas pada bayi, kemudian
letakan byi di atas perut ibu dengan kepala lebih
rendah lalu keringkan badan bayi. Biarkan bayi
kontak kulit dengan ibu, kemudian tutup badan
bayi dengan menggunakan handuk dan penutup
kepala, minta ibu untuk memeluk bayinya, dan
libatkan suami dalam proses IMD (Sulistyawati
dan Nugraheny, 2013;h.235-237).

60
61

7. Menurut teori Asrinah (2016) yang ada pada kala II


pada primigravida berlangsung selama 1,5 jam -2
jam dan pada multigravida berlangsung selama 30
menit – 1 jam.

C. Manajemen Kala III


Tanggal :….. Jam :…….

61
Subjektif Data subjektif kala III menurut Sulistyawati dan Nugrahaeny
(2013;h.237) klien mengatakan bahwa bayinya telah lahir
62
melalui vagina, ari-arinya belum lahir, perut bagian bawahnya
terasa mulas.
Objektif Data Obyektif menurut Sulistyawati dan Nugraheny
(2013;h.237).
a. Bayi lahir secara spontan per vagina pada tanggal ..., jam
..., jenis kelamin laki-laki/perempuan, normal/ada
kelainan, menangis spontan kuat, kulit warna kemerahan.
b. Ada tanda lepas nya plasenta, yaitu:
1) Tali pusat memanjang atau tali pusat terlihat
menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfled)
2) perubahan bentuk dan tinggi uterus
3) semburan darah mendadak singkat
c. Tidak teraba janin kedua
d. Teraba kontraksi uterus.
Analisa Ny…usia 20-35 tahun G ≤4 P ≤3 A0 dalam persalinan kala III
Fisiologis
Penatalaksanaan 1. Melakukan palpasi uterus untuk memastikan ada
tidaknya janin kedua
2. Memberikan suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama
setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 0,5 ccsecarra I.M
diperbatasan 1/3 pada bagian atas paha bagian luar
3. Melibatkan keluarga dalam pemerian minum kepada
pasien. Pemberian minum (hidrasi) sangat penting
dilakukan untuk mengembalikan kesegaran pasien yang
telah kehilangan banyak cairan dalam proses persalian
kala II
4. MenurutSulistyawati dan Nugraheny (2013; 238)
melakukan penjempitan tali pusat dan pemotongan tali
pusat:
a. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi
lahir. Protokol untuk penyuntikkan oksitosin
dilakukan sebelum tali pusat dipotong.
b. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem
logam DTT 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat)
bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua
jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar
darah tidur terpancar pada saat dilakukan
pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2
dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah
ibu 62
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu
tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi
63

D. Manajemen Kala IV
Tanggal:…. Jam:….

Subjektif Pada kala IV klien mengatakan bahwa perutnya mulas,


merasa lelah tapi bahagia (Sulistyawati dan Nugrahaeni,
2013;h.239).
Objektif Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2013;h.239) data
obyektif pada kala IV, plasenta telah lahir spontan lengkap
pada tanggal ... jam ... ,TFU berapa jari di atas pusat dan
kontraksi uterus baik/tidak
Analisa Ny…usia 20-35 tahun P ≤3 A0 dalam persalinan kala IV
Fisiologis.
Penatalaksanaan 1. Mengobservasi tanda vital pasien
a. Tekanan darah dan nadi diukur- tiap 15 menit pada
satu jam pertama dan tiap 30 menit pada satu jam
kedua.
b. Respirasi dan suhu diukur tiap 2 jam pertama setelah
kala III
2. Melakukan observasi kontraksi uterus setiap 15 menit
pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu
jam kedua. Obervasi ini dilakukan bersamaan dengan
massase fundus uterus. Pemantauan TFU juga dilakukan
bersamaan dengan massase fundus uterus.
3. Membimbing pasien dan memantau pelaksanaan IMD
4. Mengobservasi laserasi jalan lahir dan perdarahan,
dilakukan dengan penjahitan laserasi perineum.
5. Mengobservasi kandung kemih agar selalu dalam
keadaan kosong 15 menit pada jam pertama dan 30
menit pada jam kedua.
6. Mengobservasi perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan 30 menit pada kedua.
7. Membersihkan pasien dari bekas darah dan air ketuban

63
64

menggunakan air bersih, dengan menggunakan washlap,


ganti baju dan kain dengan yang kering dan bersih.
8. Memberikan makan dan minum kepada pasien untuk
menggantikan cairan yang hilang dan menambah kalori
untuk tenaga pasien setelah kelelahan pasca melahirkan
bayi.
9. Memberikan injeksi vitamin K kepada bayi setelah 1
jam bayi lahir dengan dosis 1 cc segera IM pada paha
kiri untuk mencegah perdarahan pada otak dan
memberikan antibiotik salep mata untuk mencegah
infeksi.
10. Memberikan imunisasi Hepatitis B uninject dosis 0,5 cc
secara IM setelah 1 jam pemberian
11. vitamin K melakukan pengukuran antropometri bayi.
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2013;h.254).

E. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologis


Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2018).
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti semula sebelum hamil
yang berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Sutanto, 2018).
Berdasarkan teori dari buku pedoman pelayanan ibu hamil, ibu bersalin,
dan ibu nifas di Era Adaptasi Kebiasaan Baru (Kemenkes RI, 2020;h.58)
bahwa kunjungan nifas atau KF 1 dimasa pandemic covid-19 bersamaan
dengan kunjungan neonatal 1 (6 jam – 2 hari setelah persalinan) dilakukan
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan setelah ibu melahirkan. Menurut buku
Pedoman Pelayanan Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas dan Bayi Baru
Lahir di Era Kebiasaan Baru. Pada pelayanan Pasca Salin (ibu nifas dan
bayi baru lahir) dalam kondisi normal tidak terpapar covid-19 : kunjungan
minimal dilakukan minimal 4 kali (Kemenkes RI, 2020;h.44).

A. Asuhan kebidanan nifas 6 jam

64
65

1. Data Subyektif
a. Keluhan utama
Keluhan utama dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan
ibu setelah melahirkan (Marmi, 2017;h.180).
b. Riwayat persalinan sekarang
Menurut Marmi (2017;h.180) yang perlu dikaji dari riwayat persalinan
sekarang adalah:
1) Jenis persalinan ibu spontan atau Sectio Caesarea (SC).
2) Komplikasi dalam persalinan untuk mengetahui selama persalinan
normal atau tidak
3) Plasenta dilahirkan secara spontan atau tidak lalu dilahirkan
lengkap atau tidak, ada kelainan atau tidak, dan apakah ada sisa
plansenta yang tertinggal
4) Cek tali pusat normal atau tidak,dan normalnya 45-50 cm lalu
periksa perineum apakah terjadi adanya robekan atau tidak
5) Cek perdarahan dengan jumlah darah yang keluar pada kala I, II
dan III selama proses persalinan dan pada nifas normal perdarahan
tidak boleh lebih dari 500 cc.
6) Proses persalinan yang perlu dikaji adalah, tanggal lahir, BB
normalnya >2500 gr, BBLR <2500 gr, dan Panjang Bayi (PB)
normalnya 50-53 cm, apgar score, cacat bawaan, dan air
ketubannya normal atau tidak (normalnya putih) dan pengeluaran
normalnya 500-1000 cc.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami oleh ibu
saat ini.
2) Riwayat penyakit yang lalu
Perlu dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit DM,
hipertensi, jantung, asma, TBC. Khususnya pada masa pandemic

65
66

ini perlu dikaji apakah sebelumnya pernah demam, sakit


tenggorokan, kesusahan dalam bernapas.
3) Riwayat penyakit keluarga
Dikaji, apakah dalam keluarga ada yang mempunyai penyakit
menurun seperti DM, hipertensi, jantung, asma, TBC.
d. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Pola nutrisi
Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup
kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ
tubuh, proses pembentukan ASI. Wanita dewasa memerlukan
2.200 kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama dengan
wanita dewasa + 700 kalori pada 6 bulan pertama kemudian + 500
kalori pada bulan selnjutnya. Ibu nifas dan menyusui
mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan diet
berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup, minum sedikitnya 3 liter setiap hari, pil zat besi untuk
menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin,
minum vitamin A (Marmi, 2017;h.135-137).
2) Pola eliminasi
a) Buang air kecil
Marmi (2017;h.148) menyebutkan bahwa buang air kecil
sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi normal bila
dapat BAK spontan setiap 3 sampai 4 jam namun ibu dapat
mengalami kesulitan BAK dikarenakan spingter uretra tertekan
oleh kepala janin atau dikarenakan oedema selama
persalinan,lakukan kateterisasi apabila kandung kemih penuh
atau sulit berkemih.
b) Buang air besar
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari postpartum. Apabila
mengalami kesulitan BAB lakukan diet teratur, cukup cairan,
konsumsi makanan berserat (Marmi, 2017;h.148).

66
67

3) Pola istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup sekitar 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari. Anjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup untuk mencegah kelelahan (Elisabeth dan
Purwoastuti, 2017;h.112).
4) Pola aktivitas
Mobilisasi perlu dilakukan agar tidak terjadi pembengkakan akibat
tersumbatnya pembuluh darah ibu. Pada persalinan normal, jika
gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infuse atau kateter
dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya ibu
diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC dengan dibantu, satu
atau dua jam setelah melahirkan secara normal.sebelum waktu ini,
ibu diminta untuk melakukan latihan menarik, nafas yang dalam
serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta
mengayunkan tungkainya dari tepi ranjang (Marmi, 2017;h,137-
138).
5) Pola seksual
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual
kembali stelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu
berdasarkan atas pemikiran apabila ibu terdapat luka akibat
persalinan, termasuk luka episiotomi (Marmi, 2017;h.147).
6) Menjaga kebersihan
Menganjurkan ibu untuk membersihkan seluruh badan (mandi)
minimal 2 kali sehari. Mengajarkan kepada ibu bagaimana
membersihkan daerah genetalia dengan sabun dan air dari arah
depan ke belakang. Sarankan ibu untuk mengganti pembalutnya
minimal 2-3 kali sehari atau setia 4 jam sekali , sarankan ibu untuk
mencucui tangannya dengan sabun sebelum dan sesudah
membersihkan genetalia. Apabila ibu mempunyai luka bekas
episiotomi, maka sarankan ibu untuk tidak menyentuh daerah luka
(Marmi, 2017;h.158).

67
68

7) Pola menyusui
Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena
sebab lain (kencing, kepanasan atau kedinginan atau hanya sekedar
ingin didekap). Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan
kosong dalam waktu 2 jam. Untuk menjaga keseimbangan
besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui
harus dengan kedua payudara dan menyusui sampai payudara
teraba kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali
menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan.
Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH)
yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat (Marmi,
2017;h.61-62).
8) Adat istiadat
Menurut Elisabeth dan Purwoastuti (2017;h.81) adat istiadat yang
sangat banyak dikalangan masyarakat, yaitu pada menu makan ibu
nifas. Misalnya ibu nifas harus pantang makanan yang berasal dari
daging, ikan, telur, dan goring-gorengan karena dipercaya akan
menghambat penyembuhan luka persalinan dan makanan tersebut
dapat membuat ASI menjadi amis. Adat ini sangat merugikan
karena dengan banyakanya jenis makanan yang ibu pantang maka
akan mengurangi nafsu makannya sehingga asupan makanan
menjadi lebih sedikit.
9) Data psiko sosial
Ibu dalam fase taking in yaitu periode ketergantungan yang
berlangsung pasca bersalin.Ciri khasnya yaitu ibu fokus pada diri
sendiri dan pasif terhadap lingkungan, menyatakan adanya rasa
ketidaknyamanan. Gangguan psikologi yang terjadi pada masa ini
antara lain kekecewaan terhadap bayinya, ketidaknyamanan
perubahan fisik yang dialami, rasa bersalah karena belum bisa

68
69

menyusui dan kritikan suami atau keluarga tentang perawatan


bayinya (Handayani dan Pujiastuti, 2016;h.26).
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
Hal ini dikaji untuk mengetahui keadaan ibu secara umum pada nifas
normal biasanya baik (Marmi, 2017;h.181).
b. Vital sign
1) Tekanan darah
Tekanan darah pada normalnya adalah sistolik antara 90-120
mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah
biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih
rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan
Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda
terjadinya pre eklamsia post partum. Namun demikian, hal tersebut
sangat jarang terjadi (Marmi, 2017;h.104).
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan denyut nadi dapat menjadi brakikardi maupun lebih
cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus
waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum
(Marmi, 2017;h.104).
3) Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 ℃. Pasca
melahirkan suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 ℃ dari keadaan
normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu
melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan (Marmi,
2017;h.104).
4) Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-20 kali
per menit. Pada saat ibu post partum umumnya pernafasan lambat

69
70

atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan


atau dalam kondisi istirahat (Marmi, 2017;h.104).
c. Status present
1) Mata
Konjungtiva merah muda, sklera putih
2) Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada edema, kekakuan otot dan
sendi,tidak kemerahan, tidak varises. Selama masa nifas, dapat
terbentuk thrombus sementara pada vena manapun di pelvis yang
mengalami dilatasi. Rasa sakit, merah, lunak dan adanya
pembengkakan pada kaki merupakan tanda terjadinya
Thrombopeblitis (Marmi, 2017;h.167,182).
d. Status obstetrik
1) Mammae
Mammae simetris, putting susu menonjol, sudah ada atau belum
pengeluaran ASI (Marmi, (Marmi, 2017;h.190).
2) Abdomen
Untuk mengetahui apakah pernah SC atau operasi lain. Tidak ada
benjolan, tidak ada pembesaran Lien (liver) (Marmi, 2017;h.181).
a) Uterus
Untuk mengetahui berapa TFU, bagaimana kontraksi uterus,
konsistensi uterus, posisi uterus. Pada ibu nifas normal TFU 2
jari dibawah pusat kontraksinya baik. Konsistensinya keras
dan posisi uterus di tengah (Marmi, 2017;h.182).
b) Kandung kemih
Bisa buang air atau tidak bisa buang air. Marmi (2017;
hal.182)
c) Pada ibu nifas normal TFU 2 jari di bawah pusat. Setelah bayi
lahir TFU berada pada pertengahan sympisis dan pubis, 12
jam pertama akan naik menjadi setinggi pusat atau dibawah
pusat (Handayani dan Pusjiastuti, 2016;h.6,118).

70
71

3) Genetalia
Menurut Marmi (2017;h.159) pengeluaran pervaginam pasca
persalinan keluar lochea rubra yang berkarakteristik berwarna
merah kehitaman berisi cairan yang sudah mati.
3. Analisa
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. (Kepmenkes RI Nomor
938/Menkes/SK/VIII/2007) Ny. X umur 20-35 tahun P ≤ 4 A0 dalam
masa nifas 6 jam fisiologis.
4. Penatalaksanaan
Tanggal:……… Jam:……..
Asuhan nifas 6 jam
a. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan (vital sign, perdarahan)
b. Menganjurkan ibu untuk memasase perut searah jarum jam agar perut
keras untuk mencegah perdarahan.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan untuk memulihkan
tenaganya
d. Menjelaskan pada ibu akibat kurang istirahat akan mengurangi
produksi ASI dan memperbanyak perdarahan yang dapat
menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi
e. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah
perineum yaitu dibersihkan dengan air bersih dan sabun, mengganti
pembalut setidaknya minimal 4 jam sekali
f. Memberikan penjelasan tentang manfaat ASI yang mengandung bahan
yang diperlukan oleh bayi, mudah dicerna, memberikan perlindungan
terhadap infeksi, selalu segar, bersih, siap untuk minum dan hemat
biaya
g. Memberikan konseling tentang perawatan payudara yaitu menjaga
payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu, menggunakan
BH yang menyongkong payudara, apabila puting susu lecet oleskan

71
72

colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali selesai
menyusui
h. Memberitahu ibu untuk makan yang banyak dan bergizi seperti lauk-
pauk dan sayur-sayuran agar produksi ASI tetap banyak
i. Memberitahukan ibu terapi tablet tambah darah, pencegah perdarahan
dan lancar ASI (Marmi, 2017;h.184).
5. Pelayanan pascasalin pada masa pandemi Covid-19 menurut (Kemenkes
RI, 2020;h.44-46) diantaranya yaitu:
a. Pelayanan Pasca Salin (ibu nifas dan bayi baru lahir) dalam kondisi
normal tidak terpapar Covid-19 : kunjungan dilakukan minimal 4 kali.

Pelayanan Pasca Salin Berdasarkan Zona

Jenis Zona Hijau (Tidak Zona Kuning (Risiko


Pelayanan Terdampak/ Tidak Rendah), Orange (Risiko
Ada Kasus) Sedang), Merah (Risiko
Tinggi)
Kunjungan 1: 6 Kunjungan nifas 1 Kunjungan nifas 1 bersamaan
jam sampai 2 hari bersamaan dengan dengan kunjungan neonatal 1
setelah persalinan kunjungan neonatal dilakukan di Fasilitas Pelayanan
1 dilakukan di Kesehatan.
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
Kunjungan 2: 3 – Pada kunjungan Pada kunjungan nifas 2, 3, dan
7 hari setelah nifas 2, 3, dan 4 4 bersamaan dengan kunjungan
persalinan bersamaan dengan neonatal 2 dan 3 : dilakukan
Kunjungan 3: 8 – kunjungan neonatal melalui media komunikasi/
28 hari setelah 2 dan 3 : dilakukan secara daring, baik untuk
persalinan kunjungan rumah pemantauan maupun edukasi.
oleh tenaga Apabila sangat diperlukan,
Kunjungan 4: 29 kesehatan didahului dapat dilakukan kunjungan
– 42 hari setelah dengan janji temu rumah oleh tenaga kesehatan
persalinan dan menerapkan didahului dengan janji temu dan

72
73

protokol kesehatan. menerapkan protokol


Apabila diperlukan, kesehatan, baik tenaga
dapat dilakukan kesehatan maupun ibu dan
kunjungan ke keluarga.
Fasyankes dengan
didahului janji
temu/teleregistrasi.

a. Ibu nifas dan keluarga diminta mempelajari dan menerapkan buku


KIA dalam perawatan nifas dan bayi baru lahir di kehidupan
sehari-hari, termasuk mengenali tanda bahaya pada masa nifas dan
bayi baru lahir. Jika ada keluhan atau tanda bahaya, harus segera
memeriksakan diri dan atau bayinya ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
b. KIE yang disampaikan kepada ibu nifas pada kunjungan pasca salin
(kesehatan ibu nifas):
 Higiene sanitasi diri dan organ genitalia.
 Kebutuhan gizi ibu nifas.
 Perawatan payudara dan cara menyusui.
 Istirahat, mengelola rasa cemas dan meningkatkan peran keluarga
dalam pemantauan kesehatan ibu dan bayinya.
 KB pasca persalinan : pada ibu suspek, probable, atau
terkonfirmasi Covid-19, pelayanan KB selain AKDR pascaplasenta
atau sterilisasi bersamaan dengan seksio sesaria, dilakukan setelah
pasien dinyatakan sembuh.
B. Asuhan kebidanan nifas 6 hari
Pada kunjungan nifas 2, 3, dan 4 di masa pandemic Covid-19 ini
diharapakan dapat dilakukan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan
didahului dengan janji temu dan menerapkan protokol kesehatan. Apabila
diperlukan, dapat dilakukan kunjungan ke Faskes dengan didahului janji
temu.

73
74

Tanggal:….. Jam:…..

Subjektif 1) Keluhan : keluhan ditanyakan untuk mengetahui keluhan


yang dirasakan ibu. Biasanya pada hari ke 6 dalam nifas
fisiologis ibu sudah dalam kondisi bak dan tidak terlalu
lemah (Marmi,2011;h.180-197)
2) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Pola Nutrisi :ibu nifas mengkonsumsi tambahan 500
kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang untuk
mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, pil zat
besi setidaknya selama 40 hari pasca besalin
(Marmi,2011;h.135).
b) Pola eliminasi : normalnya ibu BAB 1 kali sehari,
sedangkan BAK 3-4 kali perhari ) (Marmi, 2011;h.
148).
c) Pola istirahat : normalnya ibu istirahat malam sekitar
7-8 jam sedangkan siang hari sekitar 2 jam (Marmi,
2011;h. 144).
d) Pola aktifitas : beristirahat yang cukup dan kembali
melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap
(Marmi, 2017;h. 113).
e) Pola Menyusui: Pola menyusui yang benar yaitu
menyusui bayi sesering mungkin , semau bayi
biasanya bayi baru lahir minum ASI setiap 2-3 jam
sekali atau 10-12 kali dalam 24 jam
(Marmi,2011;h.29)
Data psiko sosial : Ibu dalam fase taking hold (hari 3-
10)yang menunjukkan bahwa ibu mengalami
kekhawatiran terhadap ketidakmampuan dan rasa
tanggung jawab dalam perawatan bayinya, lebih sensitif
sehingga mudah tersinggung (Handayani dan Pujiastuti,
2016;h. 26)
Objektif 1. Keadaan umum

74
75

2. Tekanan darah
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara
90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. Pasca
melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya
tidak berubah (Marmi, 2017;h.104).
3. Nadi
Menurut Marmi (2017;h.104) denyut nadi normal pada
orang dewasa 60-80 kali per menit, denyut nadi dapat
menjadi brikardi maupun lebih cepat.
4. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 ℃.
Pasca melahirkan suhu tubuh dapat naik kurang lebih
0,5℃ dari keadaan normal. Apabila ada kenaikan
suhu diatas 38℃, waspada terhadap terhadap infeksi
post partum (Marmi, 2017;h.104).
5. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa 16-
24 kali per menit (Marmi, 2017;h.104).
6. Mammae
Pemeriksaan mammae ibu apakah adanya benjolan,
pmbesaran kelenjar, dan bagdaimanakah keadaan
putting susu ibu apakah menonjol atau tidak (Elisabeth
dan Purwoastuti, 2017;h.84).
7. Abdomen
Yang diperiksa pada abdomen yaitu konsistensi keras
atau tidak, TFU nya berada tidak teraba, kontraksi, dan
posisi uterus, berat uterus 750 gram dan diameter
uterus 7,5 cm (Marmi, 2017; 181-182).
8. Genetalia
Bagian genetalia yang harus diperiksa yaitu,
kebersihan genetalia. Pengeluaran pervagina, keadaan
luka jahitan apakah ada tanda-tanda infeksi atau tidak.
9. Lokhea
Pengeluaran lochea pada hari kelima sampai hari

75
76

kesembilan post partum berwarna kekuningan atau


kecoklatan (Marmi, 2017;h.89).
10. Ekstremitas
Atas dan bawah : edema, kekakuan otot dan sendi ada
atau tidak, kemerahan, varises. Selama masa nifas,
dapat terbentuk thrombus sementara pada vena
manapun di pelvis yang mengalami dilatasi. Rasa
sakit, merah , lunak dan adanya pembengkakan pada
kaki merupakan tanda terjadinya Thrombopeblitis
(Marmi, 2015;h.182, 167).
Analisa Ny. X umur 20-35 tahun P ≤ 4 A0 dalam masa nifas 6 hari
fisiologis
Penatalaksanaan Menurut Marmi (2011;h. 155) tujuan asuhan nifas 6 hari
meliputi:
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilikus,tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2) Menilai tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dengan teknik
yang baik serta tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, talipusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.

C. Asuhan kebidanan nifas 2 minggu


Tanggal : …….. Jam : ……….

Subjektif 1) Keluhan : ditanyakan untuk ngetahui keluhan yang


dirasakan ibu. Biasanya paa ibu dengan masa nifas

76
77

fisiologis keluhan postpartum sudah mulai


berkurang , dan ibu sudah mulai bisa melakukan
aktivitas sehari-hari walaupun masih memerlukan
bantuan. (Marmi,2011;h.180-198).
2) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Pola Nutrisi :ibu nifas mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan
diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup, minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari, pil zat besi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
(Marmi,201;h.135).
b) Pola eliminasi : normalnya ibu BAB 1 kali
sehari, sedangkan BAK 3-4 kali perhari
(Marmi, 2011;h. 135).
c) Pola istirahat : normalnya ibu istirahat malam
sekitar 7-8 jam sedangkan siang hari sekitar 2
jam ) (Marmi, 2011;h. 144).
d) Pola aktifitas : beristirahat yang cukup dan
kembali melakukan rutinitas rumah tangga
secara bertahap ) (Marmi, 2017;h. 113).
e) Pola Menyusui: Pola menyusui yang benar
meliputi menyusui bayi sesering mungkin,
semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari.
Data psiko sosial : Ibu dalam fase letting go yang
merupakan fase mulai menerima tanggung jawab peran
barunya, berlangsung setelah 10 hari pasca melahirkan,
pada masa ini ibu mulai beradaptasi dengan
ketergantungan bayinya, terjadi peningkatan perawatan
bayi dan dirinya, ibu merasa percaya diri, lebih mandiri
terhadap kebutuhan bayi dan dirinya (Handayani dan
Pujiastuti, 2016;h. 27)
Objektif Pemeriksaan yang dilakukan adalah vital sign dan

77
78

pemeriksaan yang lainnya, yaitu:


1. Tekanan darah
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik
antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg
(Marmi, 2017;h.104).
2. Nadi
Menurut Marmi (2017;h.104) denyut nadi normal
pada orang dewasa 60-80 kali per menit.
3. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 ℃.
(Marmi, 2017;h.104).
4. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa
16-24 kali per menit (Marmi, 2017;h.104).
Analisis Ny. X umur 20-35 tahun P ≤ 4 A0 dalam masa nifas 2
minggu fisiologis
Penatalaksanaan 1. Menjelaskan kondisi ibu saat ini sudah lebih baik
dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari
walaupun masih dibantu oleh keluarga
2. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan senam
nifas dan cukup istirahat
3. Menganjurkan ibu untuk terus mengkonsumsi
makanan yang bergizi
4. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
ekslusif sampai usia 6 bulan dan apakah ada
kesulitan-kesulitan pada saat ibu menyusui
5. Berikan konseling KB pasca bersalin:
a. Metode kalender ini berdasarkan pada siklus
haid/menstruasi wanita. Metode KB ini akan
lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan
benar, angka kegagalan penggunaan metode
kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun
(Marmi, 2016; 125-126)

78
79

b. MAL (Metode Amenorea Laktasi)


Metode amenorea laktasi adalah metode
kontrasepsi sementara yang mengandalkan
pemberian ASI seacara eksklusif. Kontrasepsi
ini sangat efektif selama belum mendapatkan
haid, dan umur bayi kurang dari 6 bulan.
Efekrifitas MAL sekitar 98% apabila
digunakan secara benar dan tidak ada pengaruh
terhadap ASI. (Marmi, 2016; 144-145)
c. Kondom
Alat kontrasepsi ini bisa digunakan setelah
pasca melahirkan, sebenarnya alat kontrasepsi
ini tidak hanya untuk mencegah kehamilan
akan tetapi sebagai alat perlindungan dari
penyakit menular seksual dan tidak
mengganggu produksi ASI. (Marmi, 2016;
159)
d. IUD
Alat kontrasepsi ini efektifitasnya sangat tinggi
sekitar 99,2%-99,9%. Alat kontrasepsi ini
berbentuk T yang ditanamkan kedalam rahim
wanita dan tidak mengganggu produksi ASI.
(Elisabeth dan Purwoastuti, 2015; 204)
e. Pil Kontrasepsi
Tablet pil kombinasi yang mengandung
hormone estrogen dan progesterone. Pil
kontrasepsi paling mudah karena tidak perlu
adanya periode istirahat tidak minum pil. Mulai
pil pertama sampai pil ke 28 akseptor minum
pil terus tanpa istirahat dan diteruskan pada
kemasan pil berikutnya (Winarsih, 2017;h.20).
f. Suntik
Jenis kontrasepsi suntik kombinasi diberikan
setiap 4 minggu dan suntikan progesterone

79
80

diberikan setiap 12 minggu. Cara pemberian


suntik dengan injeksi secara intra muskuler
baik pantat maupun di lengan atas wanita
(Winarsih, 2017;h.29).
g. MOW (Metode Operasi Wanita) atau MOP
(Metode Operasi Pria)
MOW atau tubektomi yaitu tindakan
pepngikatan atau pemotongan saluran telur
agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.
Sedangkan MOP atau vasektomi tindakan atau
pemotongan saluran benih agar sperma tidak
keluar dari buah zakar. Tidak ada pengaruh
terhadap laktasi atau tumbuh kembang bayi.
(Elisabeth dan Purwoastuti, 2015; 205)
h. Implan
Alat kontrasepsi ini mengandung hormone
progesteron, alat ini dimasukan ke dalam kulit
dibagian lengan atas. Implant termasuk KB
dalam jangka panjang (perlindungan sehingga
5 tahun untuk norplant dan 3 tahun untuk yang
2 kapsul) (Winarsih,2017 ;h.35).

F. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan 37-42
minggu dengan berat lahir 2500-4500 gram (Ekayanthi, 2018).

A. Bayi baru lahir usia 6 jam


Pada masa pandemi Covid-19 ini sesuai dengan standar protokol
kesehatan menurut Kemenkes RI (2020) untuk pelayanan asuhan bayi baru
lahir atau KN I (pada periode 6 jam sampai dengan 48 jam) diberikan di
fasilitas pelayanan kesehatan tempat. Baru selanjutnya untuk KN II
(periode 3 hari sampai 7 hari) dan KN III (periode 8 hari sampai dengan
28 hari) dilakukan di rumah pasien dengan syarat tempat tinggal pasien
termasuk dalam kawasan zona hijau atau tanpa ada masyarakat yang

80
81

terkonfirmasi sebagai ODP/PDP tetapi harus sesuai dengan protokol


kesehatan. Boleh jika dilakukan di fanyankes dengan syarat harus
melakukan janji temu melalui via telephone atau sebagainya, sebagai tahap
awal skrining untuk mendeteksi tanda gejala risiko Covid-19 (Kemenkes
RI, 2020).
Penularan COVID-19 secara vertikal melalui plasenta belum terbukti
sampai saat ini. Oleh karena itu, prinsip pertolongan bayi baru lahir
diutamakan untuk mencegah penularan virus SARS-CoV-2 melalui
droplet atau udara (aerosol generated). Penanganan bayi baru lahir
ditentukan oleh status kasus ibunya. Bila dari hasil skrining menunjukkan
ibu termasuk suspek, probable, atau terkonfirmasi COVID-19, maka
persalinan dan penanganan terhadap bayi baru lahir dilakukan di Rumah
Sakit. 3. Bayi baru lahir dari ibu yang BUKAN suspek, probable, atau
terkonfirmasi COVID-19 tetap mendapatkan pelayanan neonatal esensial
saat lahir (0 – 6 jam), yaitu pemotongan dan perawatan tali pusat, Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), injeksi vitamin K1, pemberian salep/tetes mata
antibiotik, dan imunisasi Hepatitis B (Kemenkes RI,2020;h.57-58)
1. Identitas
Menurut Marmi dan Rahardjo (2018;h.87) identitas merupakan suatu
alat pengenal bayi agar tidak tertukar dan mudah dikenali.
2. Data subjektif
a. Riwayat obstetri
1) Riwayat kehamilan
Menurut Marmi dan Rahardjo (2018;h.49) lamanya masa gestasi
tiap neonates sangat penting karena faktor maturasi bayi sangat
berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perinatal, serta
penting untuk penatalaksanaan tiap neonatus terutama bayi
BBLR.
2) Riwayat persalinan

81
82

Untuk mengetahui keadaan bayi saat lahir (jam dan tanggal),


penolong, tempat, dan cara persalinan (spontan atau tindakan)
serta keadaan bayi saat lahir.
b. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Pola nutrisi
Bayi baru lahir untuk memenuhi kebutuhan nutsinya haya
diberikan ASI sampai usia 6 bulan. Kebutuhan bayi dalam
menyusus setiap 2-3 jam (paling sedikit 4 jam). Dalam 24 jam
bayi dapat menyusu 12-15 kali (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.73).
2) Pola eliminasi
a) BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK, yaitu 7-10 kali dalam
sehari (Marmi dan ahardjo, 2018;h.80).
b) BAB
Bayi baru lahir yang pencernaanya normal akan BAB pada 24
jam pertama adalah 2-3 kali sehari dan pengeluaran BAB
pertama disebut mekonium biasanya berwarna hitam kehijauan.
BAB pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi
indikasi apakah pencernaannya normal atau tidak (Marmi dan
Rahardjo, 2018;h.77).
3) Pola istirahat
Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering
tidur, dan bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur
selama 16 jam sehari (Marmi dan Rahardjo, 2018; h.81).
4) Personal hygiene
Perawatan kebersihan badan pada bayi baru lahir dimandikan
setelah minimal 6 jam dan suhu stabil. Bayi baru lahir boleh
dikeramas setiap kali mandi, dengan segera mengeringkan setiap
kali selesai mandi dan segera disusui, agar bayi tidak kedinginan.
Serta perlunya perawatan tali pusat dengan perwatan kering

82
83

terbuka dan dengan mengoleskan ASI dan dibiarkan terbuka


(Arfiana dan Lusiana, 2016;h.7).
3. Data objektif
a. Pemeriksaan umum
1) Suhu
Bayi cukup bulan yang normal dan sehat serta tertutup pakaian
hangat akan mampu mempertahankan suhu tubuhnya 36,5 0C –
37,50C, jika suhu lingkungan dipertahankan 18-210C ,nutrisi/ASI)
yang cukup dan gerakannya tidak terhambat oleh bedong yang
ketat (Arfiana dan Lusiana, 2016;h.15).
2) Pernafasan
Pernafasan normal pada bayi adalah ± 60-40 kali per menit (Marmi
dan Rahrdjo, 2018;h.8).
3) Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung pada bayi baru lahir normalnya dari
120 – 160 x/menit.

b. Antropometri
1) Panjang badan
Menurut Marmi dan Rahardjo (2018;h.8) panjang badan pada bayi
baru lahir normalnya 48-52 cm. Cara mengukur panjang badan
yaitu dilakukan dengan meletakkan bayi ditempat datar dan diukur
panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki atau badan
bayi diluruskan (Marmi, 2018;h.55).
2) Berat badan
Menurut Kosim (2007) dan Depkes RI (2005) dalam Marmi dan
Rahardjo (2018;h.5), berat badan BBL normal adalah 2500 - 4000
gram, maka dari itu jika berat bayi lahir kurang dari 2500-4000
gram maka bayi disebut BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
3) Lingkar kepala

83
84

Lungkar kepala normal pada bayi baru lahir adalah 33-35 cm


(Marmi dan Rahardjo, 2018;h.8). Cara pengukuran pada lingkar
kepala adalah dengan meletakkan pita melingkar kepala melalui
titik glabella pada dahi, bagian atas alis mata dan bagian belakang
kepala anak paling menonjol yaitu protuberansia oksipitalis
(Arfiana dan Lusiana, 2016;h.38).
4) Lingkar dada
Pada bayi baru lahir normalnya ukuran pada lingkaran dada bayi,
yaitu 30-38 cm (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.8). Lingkar dada
diukur dengan pita pengukur, melingkari tubuh setinggi putting
susu (Arfiana dan Lusiana, 2016;h.38).
5) Lingkar lengan (LILA)
Menurut Arfiana dan Lusiana (2016;h.39) pengukuran pada LILA
mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot pada
bayi. Normalnya ukuran LILA pada bayi baru lahir, yaitu 11 cm.

c. Keadaan bayi
1) Menangis
Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan nada
sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar nada tinggi
dan lemah (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.101).
2) Warna kulit
Kulit berwarna kemerah-merahan dan licin karena jaringan
subkutan yang cukup (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.8).
d. Status present
1) Kepala
Pada kelahiran spotan letak kepala, sering terlihat tulang kepala
tumpang tindih yang disebut moulding atau moulase. Keadaan ini
normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah
diraba (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.56).
2) Mata

84
85

Inspeksi untuk mengetahui ada pembekakan atau cairan yang


keluar (Arfiana dan Lusian, 2016;h.7).
3) Hidung
Pada bayi lebar hidung nya lebih dari 2,5 cm, periksa adanya
pernafasan cuping hidung atau tidak, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernafasan (Marmi
da Rahardjo, 2018;h.57).
4) Mulut
Periksa adanya kelainan bibir atau tidak, seperti bibir sumbing
(Arfiana dan Lusiana, 2016;h.7). Adanya reflek menghisap baik.
5) Telinga
Jumlah telinga 2, bentuk dan posisi normal, letak daun telinga
sejajar dengan mata dan kepala serta tidak ada gangguan
pendengaran.
6) Leher
Leher simetris, pergerakannya baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan adanya kelainan tulang leher. Lakukan
perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis (Marmi da Rahardjo, 2018;h.57-58).
7) Dada
Gerakan dada simetris saat bernapas. Pada pernafasan yang normal
dinding dada abdomen akan bergerak secara bersamaan. Pada bayi
cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak
simetris, payudara dapat tampak membesar tapi ini normal. (Marmi
dan Rahardjo, 2018;h.58).
8) Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan
dengan gerakan dada saat bernafas. Jika terdapat kelainan pada
bentuk serta bunyi perkusi perut kemungkinan ada kelainan pada
perut (Marmi dan Rahardjo,2018;h. 59).
9) Genetalia

85
86

a) Laki-laki
Pada bayi laki-laki periksa posisi lubang uretra, skrortum harus
dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua (Marmi dan
Rahardjo,2018;h.59).
b) Perempuan
Labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra terpisah
dengan lubang vagina (Marmi dan Rahardjo,2018;h.59).
10) Punggung
Melihat adanya pembekakan, cekungan atau lubang, meraba
adanya spina bifida atau massa abnormal (Arfiana dan Lusiana,
2016;h.7).
11) Anus
Apakah berlubang, jka bayi sudah BAB tidak perlu dilakukan
colok dubur (Arfiana dan Lusiana, 2016;h.7).
12) Ektremitas
Kedua tangan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan
kedua lengan ke bawah. Tungkai kaki simetris, kedua tungkai
harus bisa bergerak bebas. Tidak ada polidaktili atau sidaktili pada
jari tangan dan kaki (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.59).
13) Refleks
a) Rooting (refleks mencari)
Bayi menoleh kea rah benda yang menyentuh pipi. Misalya
dengan mengusap pipi bayi dengan lembut maka bayi akan
menolehkan kepalanya kea rah ajri kita dan membuka
mulutnya (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.71).
b) Grasping(refleks genggam)
Menurut Marni dan Rahrdjo (2018;h.71) jika menekan telapak
tangan pada bayi maka bayi akan mengepalkan tanganya
c) Babinski
Gores telapak kaki dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak
kaki kearahnatas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak

86
87

kaki. Maka bayi akan menunjukkan respon berupa semua jari


kaki akan hyperektensi dengan ibu jari dorsofleksi (Marmi dan
Rahardjo, 2018;h.71).
d) Moro
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala
tiba-tiba digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk
tangan (Marmi dan Rahardjo, 2018;h.71)
e) Sucking (reflek menghisap)
Bayi mulai melakukan gerakan menghisap kuat di daerah
sirkum oral sebagai respon terhadap rangsang , mentap selama
masa bayi,meskipun tanpa rangsang misalnya saat tidur
(Arfiana dan Lusiana, 2016;h. 9).
4. Analisis
a. Diagnosa kebidanan
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. (Kepmenkes RI Nomor
938/Menkes/SK/VIII/2007). Diagnosa yang dapat ditegakkan pada
bayi baru lahir fisiologis adalah sebagai berikut :
By.Ny...usia...dengan bayi baru lahir (Diana:2017;h.114).
5. Penatalaksanaan
Menurut Marmi dan Rahardjo (2018;h.87), penatalaksanaan untuk bayi
baru lahir usia 6 jam, yaitu:
a. Pengamatan pada pernafasan, warna, dan aktivitas
b. Pertahankan suhu tubuh bayi
1) Hindari memandikan minimal 6 jam dan hanya setelah itu jika
tidak terdapat masalah medis serta suhunya 36,5℃ atau lebih
2) Bedong bayi dengan kain kering dan hangat
3) Kepala bayi harus tertutup dengan topi
c. Berikan vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan. Vit.K
pada BBL hal-hal yang harus dilakukan adalah:

87
88

1) Semua BBL normal dan cukup bulan berikan vit.K peroral 1


mg per hari selama 3 hari
2) Bayi dengan resiko tinggi berikan vit.K parletral dengan dosis
0,5-1 mg
d. Perawatan lain:
1) Lakukan perawatan tali pusat
2) Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi pulang ke
rumah beri imunisasi BCG, polio oral, dan Hepatitis B
3) Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua
4) Ajarkan kepada orang tua cara merawat bayi
5) Beri ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam
6) Jaga bayi dan tali pusatnya selalu dalam keadaan bersih,
hangat, dan kering
6. Penatalaksanaan pada saat kunjungan neonatal di masa pandemi Covid-19
menurut Kemenkes RI (2020;h.58) Kunjungan neonatal dilakukan
bersamaan dengan kunjungan nifas sesuai dengan Pelayanan Pasca Salin.
KIE yang disampaikan pada kunjungan pasca salin (kesehatan bayi baru
lahir) :
a. ASI eksklusif.
b. Perawatan tali pusat, menjaga badan bayi tetap hangat, dan cara
memandikan bayi.
c. Khusus untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) : apabila
ditemukan tanda bahaya atau permasalahan, bayi harus segera
dibawa ke Rumah Sakit.
d. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu demam,tidak mau
menyusu,kejang,bayi lemah,sesak nafas,pusar kemerahan dan
apabila ditemukan tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti diatas
bayi harus segera dibawa ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
7. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Menurut WHO keluarga berencana adalah tindakan yang membantu
individu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak

88
89

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat di inginkan,


mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak
dalam keluarga (Suratun, 2008; h. 2). Pelayanan keluarga berencana secara
garis besar mencakup beberapa komponen yaitu komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE), konseling, pelayanan kontrasepsi, pelayanan
infertilitas, pendidikan seks, konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi
perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan, dan adopsi (Pinem, 2009;
h.188). 53 Pemberian konseling ibu untuk memilih metode kontrasepsi
yang cocok dan sesuai dengan keinginan ibu meliputi pemberian materi
mengenai macam-macam kontrasepsi.
o Manfaat KB yaitu :
menjaga kesehatan ibu dan bayi
mendorong kecukupan ASI
mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
mencegah penyakit menular seksual
o Macam-macam kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu nifas
dan menyusui antara lain:
8. Metode Amenore Laktasi
Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi dan imunitas yang paling
baik untuk bayi yang sedang tumbuh kembang, dan laktasi dapat menunda
fertilitas postpartum. Penting untuk diketahui oleh ibu-ibu yaitu agar
supaya menyusui mempunyai efek maksimal sebagai suatu kontraseptif,
menyusui harus dilaksanakan berdasarkan permintaan/kebutuhan bayinya
dan dilaksanakan secara teratur sepanjang hari baik pagi maupun malam
hari. Hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI, juga mengurangi
kadar hormon LH yang diperlukan untuk memelihara dan melangsungkan
siklus haid. Makin lama ibu menyusui bayinya, makin cenderung bahwa
haid akan terjadi kembali selama masa menyusui tersebut, dan makin
cenderung timbul ovulasi yang mendahului haid pertama post partum tadi.
Makin sering bayi mengisap ASI, makin lama kembalinya/tertundanya

89
90

haid ibu. Selama bulan pertama setelah melahirkan, kemungkinan menjadi


hamil adalah kecil, baik pada ibu yang menyusui maupun pada ibu yang
tidak menyusui. Bila haid telah terjadi lagi, angka konsepsi tetap lebih
rendah pada ibu yang menyusui dibandingkan ibu yang tidak menyusui
(Pinem, 2009; h. 221).
Menurut Saifuddin (2010; h. MK-1) bahwa yang dapat menggunakan
metode amenore laktasi yaitu ibu yang menyusui secara ekslusif, bayinya
berumur kurang dari 6 bulan, belum mendapat haid pertama setelah
melahirkan, ibu yang tidak bekerja dan tidak terpisah dari bayinya lebih
dari 6 jam. Metode amenore laktasi bisa langsung digunakan sampai bayi
berumur kurang dari 6 bulan.
9. IUD
Menurut (Pinem, 2009; h. 287) bahwa jenis Cu-T atau Cu-7 dan
sebagainya merupakan pilihan yang baik untuk ibu yang menyusui, karena
tidak mempengaruhi kuantitas maupun kualitas ASI.
Menurut Saifuddin (2010) bahwa yang dapat menggunakan alat
kontrasepsi IUD yaitu usia reproduktif, keadaan nulipara, menginginkan
menggunakan kontrasepsi jangka panjang, ibu menyusui yang
menginginkan menggunakan kontrasepsi, risiko rendah dari IMS, tidak
menghendaki kontrasepsi hormonal.
Waktu penggunaan alat kontrasepsi ini yaitu setiap waktu dalam siklus
haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil, hari pertama sampai ketujuh
siklus haid, segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah
4 minggu pasca persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode
amenore laktasi, selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak
dilindungi.
10. Pil KB
Pil KB yang aman digunakan untuk ibu yang menyusui yaitu minipil,
karena hanya mengandung hormon progesteron sehingga tidak
mempengaruhi proses laktasi (Pinem,2009;hal 255). Minipil boleh
digunakan oleh ibu yang ingin menggunakan metode kontrasepsi efektif

90
91

selama periode menyusui, setelah melahirkan dan tidak menyusui, tidak


ingin menggunakan metode kontrasepsi yang mengandung estrogen.
Waktu untuk memulai metode kontrasepsi pil ini yaitu mulai hari pertama
sampai hari kelima siklus haid, setelah 6 minggu pasca persalinan dan ibu
telah mendapat haid, penggunaannya dimulai pada hari 1-5 siklus haid,
bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak
haid, minipil dapat dimulai setiap saat bila menyusui penuh, tidak
memerlukan alat kontrasepsi tambahan, bila ibu tidak haid minipil dapat
digunakan setiap saat, tetapi ibu tidak sedang dalam kondisi hamil. Jangan
melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 2 hari saja, bila digunakan lebih dari hari ke 5 siklus
haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja (Saifuddin, 2010).

11. Suntik KB
Suntik KB yang aman digunakan untuk ibu yang sedang menyusui yaitu
KB suntik 3 bulan dan 2 bulan, karena hanya mengandung hormon
progesteron 55 sehingga tidak mengganggu proses laktasi. Suntik KB
dapat dimulai saat hari ke 7 setelah masa nifas. Apabila penyuntikan akan
dilakukan setelahnya, sebaiknya gunakan perlindungan ganda, yaitu
kondom selama 2 x 24 jam (Akhmad, 2006).
Suntik KB ini dapat digunakan oleh ibu yang menghendaki kontrasepsi
jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi, menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, ibu yang setelah melahirkan dan
tidak menyusui, tekanan darah < 180/110 mmHg.Penggunaan kontrasepsi
ini dapat dimulai pada waktu setiap saat selama siklus haid,hari pertama
sampai hari ketujuh siklus haid,selama 7 hari tidak boleh melakukan
hubungan seksual terlebih dahulu ( Saefuddin,2010)

12. Implant

91
92

Jenis implant yang dapat digunakan pada ibu menyusui adalah implant
yang hanya mengandung hormon progesteron agar tidak mengganggu
produksi ASI (Pinem, 2009; h. 282). Jenis-jenis implant yang hanya
mengandung hormon progesteron antara lain : Norplant (terdiri dari 6
batang silatik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm,
yang mengandung 36 mg Levonorgestrel dengan masa kerja 5 tahun),
Implanon (terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3 ketodesogestrel dan
lama kerja 3 tahun), Jadena dan Indoplant (terdiri dari 2 batang yang di isi
dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun) (Saifuddin,
2010). Alat kontrasepsi ini dapat digunakan oleh ibu menyusui dan
memerlukan kontrasepsi yang efektif, ibu yang tidak boleh menggunakan
alat kontrasepsi yang mengandung estrogen, memiliki tekanan darah <
180/110 mmHg waktu untuk memulai penggunaan metode kontrasepsi ini
yaitu setiap saat selama siklus haid hari kedua sampai hari ketujuh,apabila
dilakukan setelah hari ketujuh siklus haid kemudian melakukan hubungan
seksual maka diperlukan alat kontrasepsi tambahan apabila ibu menyusui
antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan,insersi dapat dilakukan
apabila menyusui penuh,ibu tidak perlu menggunakan kontrasepsi
tambahan setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid insersi dapat
dilakukan setiap saat,apabila akan melakukan bubungan seksual selama 7
hari setelah pemasangan diperlukan alat kontrasepsi tambahan
(Saefuddin,2010).
Keuntungan dari KB implant adalah daya guna tinggi, perlindungan
jangka panjang, pengembalian kesuburan yang cepat setelah pencabutan,
tidak memerlukan pemeriksaan dalam, tidak mempengaruhi ASI
(Saifuddin, 2010). Hormon progestin dilepaskan secara terus menerus
untuk menekan ovulasi sebagai aksi kontraseptif primer. Kembalinya
ovulasi setelah pengangkatan implan terjadi dengan cepat, sehingga ini
merupakan metode yang sangat efektif (Cunningham, 2012).
13. Metode kalender

92
93

Metode KB ini akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar,
angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita
per tahun (Marmi, 2016; 125-126)
14. MOW (Metode Operasi Wanita) atau MOP (Metode Operasi Pria)
MOW atau tubektomi yaitu tindakan pengikatan atau pemotongan saluran
telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Sedangkan MOP atau
vasektomi tindakan atau pemotongan saluran benih agar sperma tidak
keluar dari buah zakar. Tidak ada pengaruh terhadap laktasi atau tumbuh
kembang bayi. (Elisabeth dan Purwoastuti, 2015; 205)
15. Kondom
Alat kontrasepsi ini bisa digunakan setelah pasca melahirkan, sebenarnya
alat kontrasepsi ini tidak hanya untuk mencegah kehamilan akan tetapi
sebagai alat perlindungan dari penyakit menular seksual dan tidak
mengganggu produksi ASI. (Marmi, 2016; 159)

93
96

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan studi penelaah
kasus (case study) studi kasus yang dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal.Unit
tunggal disini dapat berarti satu orang/sekelompok penduduk yang terkena
masalah, misalnya keracunan/sekelompok masyarakat di suatu daerah.Unit
yang menjadi kasus secara mendalam dianalisis baik dari segi yang
berhubungan dengan keadaan kasus itu,faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian-kejadian khusus muncul berhubungan dengan kasus, maupun
tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan/pemaparan
tertentu.Meskipun di dalam studi kasus ini yang diteliti hanya berbentuk
unit tunggal,namun dianalisis secara mendalam,meliputi berbagai aspek
yang luas,serta penggunaan berbagai teknik secara integrative
(Notoadmojo, 2018;h.47).
Penelitian ini menggunakan studi kasus yang merupakan salah satu
jenis dalam metode penelitian kualitatif. Bentuk dari studi kasus yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggambarkan
suatu gejala yang merupakan fakta dan realita dari responden. Penelitian
dilakukan pada ibu hamil pada trimester III fisiologis, usia kehamilan 36-
40 minggu dan mengikuti perkembangan Ibu hamil tersebuthingga
bersalin,nifas,bayi baru lahir sampai ibu tersebut menggunakan KB.

B. Subjek Penelitian

Penelitian yang secara umum disebut dengan sampel atau cuplikan


penelitian adalah bagian dari populasi yang masih memiliki sifat-sifat
populasi. Pada Laporan Tugas Akhir ini,yang dimaksud dengan subjek
adalah seorang ibu hamil yang kemudian diteliti sampai dengan masa nifas
selesai didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
97

peneliti sendiri berdasarkan ciri/sifat-sifat populasi yang sudah diketahui


sebelumnya (Notoatmodjo, 2018 dalam Washudi, dkk., 2016;h.123).

Rancangan penelitian diambil dari rancangan penelitian studi


kasus yang memiliki satu unit penelitian sebagai subjek penelitian maka
untuk subjek penelitian ini yaitu Ny.Xibu hamil fisiologis trimester III
dengan usia kehamilan 36 minggu - 40 minggu, hingga ibu itu bersalin,
nifas,ber-KB,serta bayi baru lahir. Kriteria untuk menjadi subyek
penelitian ini antara lain :

1. Ibu hamil dengan usia kehamilan 36 sampai 40 minggu


2. Tempat tinggalnya menetap
3. Ibu hamil dengan kehamilan fisiologis pada saat pengkajian pertama.
4. Bersedia menjadi subyek penelitian dari ibu hamil trimester III usia
kehamilan 36 minggu-40 minggu,bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
KB.

C. Metode Pengumpulan dan Analisa Data

1. Sumber data
a. Data primer
adalah kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
secara langsung pada Ny.X saat melakukan penelitian.Dilakukan
pada saat anamnesa.
b. Data sukender
data ini berasal dari lingkungan sendiri dan luar lingkungan
peneliti seperti buku KIA, register,pemeriksaan penunjang dan
sumber-sumber yang telah ada.
2. Prosedur pengumpulan data
a. Wawancara
Menurut Notoadmojo (2018;h.139) wawancara adalah suatu
metode pengumpulan data yang dilakukan secara langsung (face to
face) terhadap responden, dimana peneliti mendapat informasi
secara lisan dengan bercakap-cakap dengan responden.
98

b. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dalam
pengamatan, yaitu prosedur yang berencana antara lain
melihat,mendengar dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas
tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan
masalah tertentu.
Observasi dilakukan pada Ny.X untuk mengamati bagaimana
perkembangan ibu hamil, baik secara fisik maupun psikisapakah
ibu hamil tersebut dalam keadaan sehat ataukah ada gangguan.
Observasi yang dilakukan adalah saat ibu hamil melakukan
kunjungan ANC. Saat kunjungan ANC dilakukan pemeriksaan
fisik pada ibu dan juga pemeriksaan penunjang apabila dibutuhkan.
Dari kunjungan ANC yang telah dilakukan akan didapatkan data-
data dari ibu(Notoadmojo,2018;h.131).Dari kunjungan ANC yang
telah dilakukan akan didapatkan data-data dari ibu.
c. Pengolahan data
Pengolahan data adalah suatu tindakan mengolah data yang
didapat dari hasil pengumpulan data oleh peneliti,sehingga data
tersebut dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti. Data yang didapat harus diolah berdasarkan prinsip-
prinsip pengolahan data secara profesional. Ketidakakuratan dalam
pengolahan dan analisis data akan berakibat kesimpulan hasil
penelitian yang “bias” yang dapat membahayakan kesehatan
masyarakat ( Notoadmojo, 2018;h.171,217).
Pengolahan data dalam studi kasus ini dilakukan secara manual
yaitu dengan mendokumentasikan data hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada klien ke dalam lembar
pendokumentasian dengan bentuk SOAP.
d. Analisis data
Suatu keluaran data akhir dari analisis data adalah memperoleh
makna atau arti dari hasil penelitian, dimana peneliti dapat
99

memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan


dan mampu memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian
yang dilakukan (Notoadmojo, 2018;h.180). Dalam studi kasus ini
data yang diperoleh pada pengkajian, akan diinterpretasikan secara
akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah
kebidanan yang tepat. Setelah diagnosa dan masalah kebidanan
ditegakkan dilakukan perencanaan asuhan kebidanan, dan
melaksanakan rencana asuhan kebidanan tersebut serta melakukan
evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat
keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.

D. Masalah Etika
Etika penelitian calon peneliti harus menjelaskan masalah etik yang
mungkin terjadi. Masalah etik tersebut dijelaskan oleh calon peneliti
secara jelastermasuk cara mengatasi masalah etik tersebut. Beberapa
masalah etik yang biasa terjadi dalam penelitian adalah:
1. Informed Consent (lembar persetujuan untuk menjadi responden)
Peneliti menghormati harkat dan martabat subjek dengan
mempersiapkan formulir persetujuan (informed consent) yang
mencakup, penjelasan tentang manfaat dari penelitian, penjelasan
kemungkinan timbul resiko ketidaknyamanan, jaminan kerahasiaan
(privasi) terhadap identitas dan informasi yang diberikan oleh
responden, selanjutnya responden akan memutuskan sendiri untuk
bersedia atau menolak menjadi responden(Notoadmojo, 2018;h.203).
2. Anonymity (tanpa nama)
artinya peneliti tidak boleh memberikan informasi mengenai identitas
dan kerahasiaan subjek. Peneliti cukup menggunakan coding sebagai
pengganti dari identitas responden (Notoadmojo, 2018;h.203).
3. Inclusiveness (keterbukaan)
100

Lingkungan peneliti perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip


keterbukaan dengan menjelaskan prosedur penelitian dengan responden
(Notoadmojo, 2018;h.203)
101

BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Kasus

1. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL FISIOLOGIS

PADA NY. U USIA 20 TAHUN G1 P0 A0

USIA KEHAMILAN 37 MINGGU

DI PUSKESMAS KALIANGKRIK

Pengkajian

Tanggal : 19 Februari 2022

Waktu : 10.00WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

a. Identitas Pasien

Penanggung Jawab : Suami


Nama : Ny. U Nama : Tn. S
Umur : 20 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ngaglik, Alamat : Ngaglik,
Ngargosoko Ngargosoko

b. Data Subjektif

1) Alasan datang
102

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan merasa

khawatir karena sebentar lagi ibu akan melakukan persalinan untuk

pertama kalinya.

2) Keluhan utama

Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.

3) Riwayat kesehatan

Dahulu : Ibu mengatakan bahwa dahulu tidak pernah

menderita/memiliki riwayat penyakit menular (TBC,

Herpers, Hepatitis) dan penyakit menurun (Asma,

Hipertensi, Jantung, Diabetes).

Sekarang : Ibu mengatakan bahwa untuk sekarang tidak sedang

menderita/memiliki riwayat penyakit menular (TBC,

Herpers, Hepatitis, Demam) dan penyakit menurun

(Asma, Hipertensi, Jantung, Diabetes). Serta ibu tidak

memiliki riwayat perjalanan jauh.

Keluarga : Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga ibu dan suami

tidak pernah atau tidak sedang menderita/memiliki

riwayat penyakit menular (TBC, Herpers, Hepatitis,

Demam, Flu) dan penyakit menurun (Asma, Hipertensi,

Jantung, Diabetes).

4) Riwayat obstetric

1) Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun
103

Siklus : 28 hari

Lama : 7 hari

Banyak : Hari 1-3 ganti pembalut 4x/hari, penuh

Hari 4-5 ganti pembalut 3x/hari, ½ penuh

Hari 6-7 ganti pembalut 2x/hari, flek kecoklatan

Warna : Merah darah

Nyeri haid : Tidak Ada

2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : -

3) Riwayat kehamilan sekarang

G1 P0A0

HPHT : 26 – 05 – 2021

HPL : 06 – 03 – 2022

TT : TT4

Gerak janin : Ada, Aktif

Tanda bahaya :Ibu mengatakan tidak ada tanda bahaya

yang ibu rasakan pada saat hamil

Minum jamu/obat :Ibu mengatakan tidak pernah

mengkonsumsi jamu ataupun obat-obatan

bebas.

Pemberian Fe : Ada 90 tablet

ANC : 8x

1) ANC pertama, UK 8+3 minggu, PMB Ikha


104

Pada tanggal 23 Juli 2021, Ny.U periksa ke bidan, datang

dengan keluhan mual-mual. Hasil pemeriksaan PP Test (+),cek

HB lengkap dan kontak dokter. Ny.U dianjurkan untuk

melakukan ANC terpadu di puskesmas terdekat untuk

pemeriksaan lengkap pada ibu hamil dan kontak dokter lalu

dianjurkan untuk membaca buku KIA halaman 1-11.

Suplement : B6 10 mg (1x1) 10 tablet dan asam folat 400 mg

(1x1) 10 tablet.

2) ANC ke-2, UK 14 minggu,PMB Ikha

Pada tanggal 31 Agustus 2021, Ny.U mengeluhkan pusing dan

dianjurkan untuk melakukan ANC terintegrasi dan isi buku

KIA hal 4.Suplement : fitonal (1x1) 10 tablet dan kalk (1x1) 10

tablet.

3) ANC ke-3, UK 18 minggu, PBM Ikha

Pada tanggal 29 September 2021, Ny.U tidak ada keluhan yang

dirasakan dan diajurkan untuk membaca buku KIA hal

1.Suplement : fitonal (1x1) 10 tablet,novakalk (1x1) 10 tablet

dan SF (1x1) 10 tablet

4) ANC ke-4, UK 22 minggu, Puskesmas Kaliangkrik

Pada tanggal 27 Oktober 2021, Ny.U merasakan mual dan

menganjurkan Ny,U membaca buku KIA halaman 1-

5.Suplement: fitonal (1x1) 10 tablet


105

5) ANC ke-5, UK 29 minggu,PBM Ikha

Pada tanggal 18 Desember 2021, Ny.U mengeluhkan tidak ada

keluhan yang dirasakan. Kemudian menganjurkan ibu untuk

kembali cek Hb lagi dan kembali periksa 1 bulan lagi atau

ketika ada keluhan.

6) ANC ke-6, UK 33minggu,Puskesmas Kaliangkrik

Pada tanggal 15 Januari 2022, Ny.U tidak ada keluhan yang

dirasakan. Dilakukan pemeriksaan Hb ulang:11,4 gr% dan

persiapan persalinan. Suplement:vitonal (1x1) 10 tablet dan

calci (1x1) 10 tablet.

7) ANC ke-7, UK 35+5 minggu,Puskesmas Kaliangkrik

Pada tanggal 07 Februari 2022.Ny.U mengatakan tidak ada

keluhan yang dirasakan. Menganjurkan Ny.U untuk hitung

gerakan janin dan memberikan pendkes KIE nutrisi.

8) ANC ke-8, UK 37 minggu,Puskesmas Kaliangkrik

Pada tanggal 19 Februari 2022, Ny.U mengatakan perut

nyeri.Memberikan pendkes mengenai tanda-tanda persalinan

jika sudah merasakan tanda-tandanya segeralah kefasilitas

kesehatan terdekat.Suplement:vitonal (1x1) 10 tablet,calci

(1x1) 10 tablet.

5) Riwayat pernikahan
106

Ibu mengatakan menikah 1x secara sah menurut agama dan negara.

Hubungan ibu dan suami baik lalu tinggal dalam 1 rumah.

6) Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi KB jenis

apapun karena ini adalah kehamilan yang pertama.

7) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a) Pola Nutrisi (Sebelum dan Selama hamil)

(1) Sebelum hamil

Makan 3x sehari. Dengan komposisi, nasi 1 piring porsi

sedang, lauk 1 potong (telur,daging, tahu, tempe), sayur 1

sendok sayur (bayam, kangkung, jipang, dsb). Minum air putih

4-5 gelas sehari dan 1-2 gelas teh manis.

(2) Selama hamil

Makan 3x sehari, dengan komposisi, nasi 1 piring porsi sedang,

lauk 1 potong (telur,daging, tahu, tempe, hati ayam), sayur 1

sendok sayur (sayur-sayuran hijau) dan ditambah makanan

ringan dan buah-buahan 2x sehari. Minum air putih 6-8 gelas

sehari dan kadang minum susu.Tidak ada pantangan.

b) Pola Eliminasi (Sebelum dan Selama hamil)

(1) Sebelum hamil

Ibu mengatakan BAB 1x sehari, konsistensi lembek, warna

kuning kecoklatan. BAK 4-5x sehari, warna jernih kekuningan.

(2) Selama hamil


107

Ibu mengatakan BAB 1x sehari, konsistensi lembek, warna

kuning kecoklatan. BAK 6-7x sehari, warna jernih kekuningan.

c) Pola Istirahat atau Tidur (Sebelum dan Selama hamil)

(1) Sebelum hamil


Ibu mengatakan tidur malam 21.00 - 04.00 WIB (7 jam), ibu
jarang tidur siang.
(2) Selama hamil
Ibu mengatakan tidur malam 21.00 – 05.00 WIB (8 jam) dan
tidur siang 13.00 – 15.00 WIB (2 jam).
d) Pola Aktivitas (Sebelum dan Selama hamil)

(1) Sebelum hamil

Aktivitas ibu membersihkan rumah (menyapu, mencuci,

mengepel), memasak, menemani anak bermain. Ibu

beraktivitas sendirian tanpa dibantu suami.

(2) Selama hamil

Aktivitas ibu membersihkan rumah, memasak, mencuci,

menemani anak bermain dan aktivitas ibu sehari-hari sudah

dibantu oleh suami

e) Pola Seksual (Sebelum dan Selama hamil)

(1) Sebelum hamil

Ibu mengatakan hubungan seksual 1-2x seminggu.

(2) Selama hamil

Ibu mengatakan selama hamil untuk berhubungan seksual

terkadang bisa sampai 1 bulan sekali dan tidak ada keluhan.

f) Pola Hygiene (Sebelum dan Selama Hamil)


108

(1) Sebelum hamil

Mandi 2x sehari, sikat gigi 3x sehari, keramas 2-3x seminggu,

ganti pakaian 2x sehari dan ganti celana dalam 2x sehari.

(2) Selama hamil

Mandi 2x sehari, keramas 2x seminggu, ganti baju 3x sehari,

ganti celana dalam 2-3x sehari.

g) Pola Hidup Sehat (Sebelum dan Selama hamil)

(1) Sebelum hamil

Ibu mengatakan tidak pernah merokok tidak pernah

mengkonsumsi jamu-jamuan, narkoba, obat-obatan terlarang

dan minuman beralkohol.

(2) Selama hamil

Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah merokok,

mengkonsumsi jamu-jamuan, narkoba, obat-obatan terlarang

dan minuman beralkohol.

8) Data psiko, sosial, spiritual

 Ibu merasa senang dengan kehamilan pertama ini,karena ini

adalah kehamilan yang direncanakan oleh ibu dan suami. Tapi ibu

juga sempat merasa khawatir karena sebentar lagi akan mendekati

persalinan.

 Suami dan keluarga juga merasa senang serta mendukung

kehamilan ibu.
109

 Orang terdekat ibu saat ini adalah suami dan ibu tinggal satu

rumah dengan suami.

 Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan masyarakat sekitar

baik.

 Mekanisme koping didalam keluarga diselesaikan secara

berdiskusi dan pengambilan keputusan didalam rumah tangga

dipegang oleh suami.

 Ibu adalah seorang muslim yang taat dan rajin beribadah.

 Serta penghasilan didalam keluarga berasal dari suami.

9) Tingkat Pengetahuan

Ibu mengatakan ingin mengetahui tanda-tanda persalinan.

c. Data Objektif

1) Periksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 102/70 mmHG TB : 152 cm

N : 80 x/menit LILA : 24 cm

RR : 24 x/menit BB sblm/sesdh : 52 kg / 62 kg

S : 36,6 ℃ IMT : 24,7

2) Status Present

a) Kepala : mesochepal, rambut bersih, berwarna hitam, tidak


ada ketombe, rambut tidak rontok
110

b) Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih


c) Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk
d) Mulut : bibir bersih, tidak ada stomatitis, caries gigi, tonsil
tidak ada tanda radang (bengkak, kemerahan)
e) Telinga : simetris,tidak ada serumen berlebih, pendengaran
baik
f) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada
bendungan vena jugularis
g) Dada : detak jantung teratur, tidak ada bunyi wheezing
dan ronchi,
h) Perut : terdapat linea nigra, terdapat pembesaran
abdomen, tidak ada luka bekas operasi
i) Ekstremitas : simetris, tidak ada oedem, tidak ada varises,
turgor kulit baik, kapiler refill normal kembali >2
detik.
j) Reflek Patella : 2+ / 2+
3) Status Obstetri

a) Inspeksi

(1) Muka : Tidak ada cloasma gravidarum

(2) Mammae : Ada pembesaran pada kedua payudara, putting

Susu menonjol, ada hiperpigmentasi pada areola,

ASI sudah keluar

(3) Abdomen : Perut membesar, ada striae gravidarum dan ada

linea nigra

(4) Vulva : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholin


111

b) Palpasi

(1) Leopold I :

TFU 2 jari dibawah procecus xipoidius

Fundus teraba 1 bagian lunak, tidak melenting.

(2) Leopold II :

Kanan, teraba 1 bagian keras memanjang seperti papan

Kiri, teraba bagian-bagian kecil, terpisah-pisah

(3) Leopold III :

Teraba 1 bagian keras, bulat, melenting dan tidak dapat

digoyangkan

(4) Leopold IV : Divergent

(5) TFU Mc Donald : 31 cm

(6) TBJ : (31-11) x 155 = 3.100 gram

c) Auskultasi

(1) DJJ : 149 x/menit PM : jumlah 1 bagian kanan bawah

pusat

4) Pemeriksaan Penunjang

a) Tanggal, 15 Januari 2022

Hb ulang : 11,8 g/dL

Protein Urin : Negatif

Reduksi Urin : Negatif


112

d. Analisa

1) Diagnosa kebidanan :

Ny. U usia 20 tahun G1 P0 A0 usia kehamilan 37 minggu, janin hidup

tunggal, intrauterin, punggung kanan, presentasi kepala, fisiologis.

2) Masalah : Tidak ada

3) Diagnosa potensial : Tidak ada

e. Penatalaksanaan

No Jam Tanggal : 19 Februari 2022

1) 10.00 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa

hasil dari pemeriksaan tanda-tanda vital ibu dalam keadaan

normal dan bagian terbawah adalah kepala bayi, dan kepala

sudah mapan/sudah masuk panggul. Hasil : ibu telah

mengetahui hasil pemeriksaan dan senang dengan hasil

pemeriksaan yang disampaikan.

2) Memberitahukan kepada ibu, bahwa cemas termasuk

dalam hal wajar jika saat mendekati persalinan ibu merasa

khawatir karena itu adanya perubahan psikologi pada ibu

hamil trimester tiga. Oleh karena itu pentingnya dukungan

dari suami dan keluarga untuk selalu memberikan support

kepada ibu, usahakan ibu untuk selalu mengungkapkan

perasaanya nya dan jangan dipendam sendiri apabila ada

perasaan tidak enak pada ibu.

Hasil : Ibu sudah mengerti penyebab dari rasa khawatir dan


113

ibu akan berusaha untuk mencoba cara mengatasi dari rasa

khawatir yang terkadang muncul. Suami bersedia untuk

selalu mendampingi dan memberikan dukungan mental

kepada ibu.

3) Mendiskusikan bersama ibu mengenai persiapan persalinan

yang sudah disiapkan, ibu sempat memberitahukan tentang

rencana tempat persalinan dan ibu ingin melahirkan

dipuskesmas. Kemudian ibu ingin persalinan ditolong oleh

bidan. Pendamping persalinan ibu tetap suami, dan untuk

biaya persalinan sudah siap dan ibu menggunakan jaminan

kesehatan (BPJS) untuk bisa meringankan biaya

persalinan. Transportasi juga ada yaitu dengan

menggunakan motor suami, tas yang berisi segala

perlengkapan bayi dan ibu juga sudah siap jadi jika

sewaktu-waktu ibu sudah merasakan kontraksi bisa segera

langsung dibawa. Masih ada satu hal yang belum ibu

siapkan yaitu ibu belum melengkapi data-data yang

diminta oleh klinik (fotocopy BPJS, KK dan fotocopy KTP

ibu dengan suami) sebagai salah satu persyaratan

persalinan dipuskesmas.

Hasil : Dari hasil diskusi bersama ibu mengenai segala

persiapan persalinan, ternyata didapatkan bahwa sudah

sejauh 90% persiapan persalinan ibu. Mulai dari tempat

persalinan, penolong persalinan, keluarga yang akan

mendampingi ibu saat persalinan, kendaraan yang


114

digunakan untuk mengantar ibu ke ke puskesmas, biaya

persalinan dan perlengkapan ibu serta bayinya.

Dan yang belum ibu siapkan untuk persalinan adalah

fotocopy berkas-berkas (BPJS,KK,KTP) sebagai

persyaratan apabila ibu ingin bersalin dipuskesmas.

4) Memberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda-tanda

persalinan pada ibu, meliputi akan muncul adanya rasa

sakit atau mulas di perut bagian bawah dan menjalar

hingga ke perut bagian atas sampai ke pinggang bagian

belakang secara teratur dan semakin lama akan semakin

sering dengan intensitas yang meningkat minimal 3x dalam

10 menit dengan durasi 30-40 detik, pengeluaran lendir

darah dari jalan lahir , dan ketuban sudah pecah/rembes

menganjurkan ibu untuk segera datang ke puskesmas jika

mengalaminya.

Hasil : ibu sudah mengerti dan dapat menyebutkan kembali

tanda persalinan dan bersedia untuk segera datang ke

puskesmas jika mengalaminya.

5) Menganjurkan ibu untuk minum obat yang telah

didapatkan yaitu Fe 60 mg (1x1) 10 tablet dan Kalk 500

mg (1x1) 10 tablet.

Hasil : Ibu bersedia untuk meminum obat yang telah

didapatkan dari puskesmas

6) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada buku KIA

dan rekam medis.


115

Hasil : Hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan.

2. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

KALA I

Pengkajian

Nama : Ny. U

Tanggal : 24 Februari 2022

Waktu : 17.00 WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

a. Data Subjektif

1) Keluhan utama

Ny.Udatang dengan muka nampak cemas dan menahan sakit serta

mengeluhkan kenceng-kencengnya sudah sejak tadi siang pukul

12.00 WIB kenceng-kenceng teratur dan sudah sering, sudah

terdapat juga pengeluaran lendir bercampur darah tadi sore pukul

16.00 WIB dan air ketubannya belum keluar.

2) Tanda persalinan

a) Kontraksi : 3x/10’/40’’ kuat dan teratur

b) Lokasi ketidaknyamanan : dari perut bagian bawah menjalar

hingga ke pinggang

c) PPV : lendir darah

3) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola Nutrisi (Makan dan minum terakhir)


116

Ibu mengatakan makan terakhir tanggal 24 Februari 2022,

pukul 13.00 WIB ibu makan nasi sayur kubis , lauk 1 telur

rebus ditambah dengan 1 buah pisang dan ibu makan

denganporsi sedang dan minum terakhir tanggal 24 Februari

2022 pukul 16.45 WIB, jenis air putih 2 gelas.

b. Pola Eliminasi (BAB dan BAK terakhir)

Ibu mengatakan BAB terakhir 24 Februari 2022, pukul 06.00

WIB, BAK terakhir tanggal 24 Februari 2022, pukul 16.30

WIB.

c. Pola Hygiene (terakhir)

Ibu mengatakan mandi dan gosok gigi terakhir pukul 16.00

WIB, ganti baju dan celana dalam setelah mandi.

d. Pola Istirahat dan Tidur ( istirahat terakhir)

Ibu mengatakan tidur terakhir tanggal 23-24 Februari 2022,

pukul 21.00-04.30 WIB, ibu mengatakan tidak dapat tidur

siang karena ada rasa ketidaknyamanan kenceng-kenceng yang

sudah muncul.

e. Pola Aktivitas (aktivitas terakhir)

Ibu mengatakan aktivitas terakhirnya itu tadi siang yaitu

melipat baju.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Baik


117

b) Kesadaran : Composmentis

c) Tanda vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,4 ℃

2) Status Obstetri

a) Palpasi

(1) Leopold I :

TFU 2 jari dibawah procesus xipoideus

Bagian fundus, teraba 1 bagian lunak, tidak melenting

(2) Leopold II :

Kanan, teraba 1 bagian keras memanjang seperti papan

Kiri, teraba bagian-bagian kecil, terpisah-pisah

(3) Leopold III :

Bagian terbawah teraba 1 bagian keras, bulat, melenting

(4) Leopold IV : Divergent

(5) TFU : 31 cm

(6) TBJ : (31-11) x 155 = 3.100 gram

(7) Kontraksi : 3x/10’/40” kuat dan teratur

(8) Perlimaan : 2/5

b) Auskultasi
118

DJJ : 145x/menit, punctum maksimum 1 bagiam kanan

bawah pusat.

3) Pemeriksaan Dalam

a) Tanggal, 24 Februari 2022 pukul : 17.00 WIB

b) Oleh : Bidan

c) Atas indikasi : Untuk memastikan sudah adanyainpartu

atau belum

d) Hasil :

- Vulva / vagina : tidak ada edema ataupun benjolan

- Serviks : Keadaan : lunak, tipis

Pembukaan : 7 cm

Efficement : 75%

- Kulit ketuban :+

- Teraba : belakang kepala

- POD (Point of Direction) : UUK kanan depan

- Moulage :0

- Penurunan bagian terendah : Hodge III

- Bagian lain : Tidak teraba

- STLD :+

4) Pemeriksaan Penunjang

Tanggal, 24 Februari 2022

a) Rapid tes antigen : Negatif

c. Analisa
119

1) Diagnosa Kebidanan

Ny.U usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38+4 minggu, janin

hidup, tunggal, intrauterine, puka, presentasi kepala,persalinan kala

1 fase aktif fisiologis.

2) Masalah : tidak ada

3) Diagnosa Potensial : tidak ada

d. Penatalaksanaan

No Jam Tanggal : 24 Februari 2022

1) (17.05) Mempersiapkan ruangan persalinan,peralatan persalinan

dan obat-obatan yang diperlukan. Partus set, hecting set,

peralatan untuk resusitasi BBL sudah dalam keadaan steril,

baskom, bengkok, kendi tempat plasenta, baju bayi, lampu

sorot,air DTT dan menyiapkan oksitosin 10 IU dengan

spuit 3 cc. selain itu memasangkan underpad pada Ny.U.

Hasil: peralatan dan obat sudah lengkap. Serta underpad

sudah dipasangkan kepada Ny.U

2) Memberikan dukungan emosional kepada ibu, untuk tidak

cemas dan khawatir, ibu harus tetap tenang dan harus

selalu berpikir positif serta berhubung ibu beragama islam

jadi meminta ibu untuk terus beristighfar apabila

merasakan sakit. Meminta suami unutuk terus

mendampingi ibu selama proses persalinan, dan

memberikan support kepada ibu.

Hasil : ibu bersedia untuk tetap tenang dengan berpikir


120

positif dan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an

melalui handphone yang dinyalakan oleh suami, ibu terus

berdzikir, dan selalu mengenggam tangan suami. Suami

ibu pun bersedia untuk selalu mendampingi ibu dan

memberikan kata-kata penyemangat kepada ibu.

3) Menganjurkan ibu miring kekiri gunanya untuk

mempercepat penurunan kepala.

Hasil: ibu bersedia untuk miring ke kiri dibantu oleh

suami.

4) Menganjurkan ibu selagi masih bisa untuk makan dan

minum, diusahakan untuk makan dan minum selama

persalinan dan proses kelahiran bayi karena dapat

menambah tenaga ibu saat melahirkan bayi dan dapat

mencegah ibu dari dehidrasi.

Hasil : ibu dibantu suami makan 1 potong roti dan minum

1 gelas the hangat. Serta sesekali minum air putih di botol

dengan menggunakan sedotan.

5) Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung

kemihnya secara rutin selama persalinan dan diusahan

jangan menahan keinginan untuk BAK. Jika ibu masih

mampu untuk berjalan ke kamar mandi bisa BAK di kamar

mandi, tetapi jika ibu sudah tidak mampu berjalan ke

kamar mandi, ibu bisa BAK menggunakan pispot dibantu

oleh bidan dan suami.

Hasil: ibu sudah mengerti dan untuk saat ini ibu sedang
121

tidak ingin BAK.

6) Mengajarkan ibu teknik pernapasan dengan menarik napas

panjang, kemudian menahan napas sebentar, dan

dihembuskansecara perlahan melalui mulut dan

diusahakan untuk tidak berteriak apabila ibu mengalami

kontraksi, karena nanti akan menyebabkan tenaga ibu

terbuang sia-sia sehingga nanti pada saat proses

melahirkan bayinya ibu sudah tidak ada tenaga. Serta

meminta ibu untuk tidak mengejan terlebih dahulu karena

akan menyebabkan jalan lahir ibu bengkak.

Hasil : Ibu dapat mempraktikkan teknik pernapasan

dengan benar dan ibu akan berusaha untuk tidak berteriak

apabila ibu merasakan sakit.

8) Melakukan pengawasan kala I yaitu TD setiap 4 jam; suhu

dan pemantauan volume urin setiap 2 jam, nadi, DJJ,

pemantauan pecahnya ketuban dan pemantauan

kontraksisetiap 30 menit yaitu frekuensi dalam 10 menit

serta lamanya kontraksi, pemeriksaan dalam setiap 4 jam.

Hasil : terlampir di partograf

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II

Nama : Ny. U

Tanggal/Jam : 24 Februari 2022/ 19.30 WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik


122

Subjektif Ibu mengatakan sudah tidak kuat lagi, dan mengatakan kenceng-
(S) kencengnya semakin sering dan teratur serta ibu sudah merasakan
ada rasa ingin mengejan seperti ingin BAB.
123

Objektif 1) Tanda-tanda vital


(O) Nadi : 80 x/menit, Respirasi : 22 x/menit, Suhu : 36,4 ℃
2) Inspeksi
- Vulva : membuka
- Anus : adanya tekanan
- Perineum : menonjol
- Ketuban : sudah pecah, warna jernih, berbau khas
3) Palpasi
- Kontraksi : 4x/10’/45” kuat dan teratur
- DJJ : 146 x/menit, punctum maksimum 1 bagian
kanan bawah pusat
- Perlimaan : 1/5
- Kandung kemih : kosong dan tidak menahan BAK
4) Pemeriksaan dalam
- Indikasi : untuk mengetahui indikasi tanda gejala kala II
persalinan.
- Portio : tidak teraba
- Ketuban : sudah pecah, warna jernih, berbau khas
- Pembukaan : 10 cm
- Efficement :100 %
- Presentasi : belakang kepala
- POD : UUK kanan depan
- Hodge : H III
- STLD :+
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan :
(A) Ny. U usia 20 tahun G1 P0 A0 usia kehamilan 38+4
minggu.................................. inpartu kala II fisiologis.
2) Masalah : Tidak ada
3) Diagnosa Potensial : Tidak ada
Penatalaksanaan 1) (19.30) Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah
(P) lengkap.
Hasil : ibu dan suami nampak senang
mengetahui bahawa pembukaan sudah lengkap
2) Menyiapkan pertolongan persalinan:
a) Memastikan kelengkapan peralatan persalinan,
mendekatkan alat-alat (partus set), menyiapkan 1
popok untuk digunakan pada saat stanen, 1
bedong untuk membersihkan badan bayi dan
bidan menggunkan APD.
Hasil : Partus set, 1 popok, 1 bedong sudah
didekatkan dengan penolong,bidan sudah
menggunakan APD yang dipakai yaitu (gown,
apron, masker bedah, sepatu tertutup, dan sarung
tangan) .serta lampu sorot sudah disiapkan dan
dapat berfungsi dengan baik.
3) Membantu memposisikan ibu dibantu dengan
suami pada posisi litotomi dan menyingkirkan
selimut/kain yang dipakai ibu agar tidak terkena
darah atau cairan yang lain.
Hasil : Ibu sudah diposisikan litotomi dibantu
124

dengan suami dan selimut/kain ibu sudah


disingkirkan
4) Meminta suami untuk selalu mendampingi ibu
selama persalinan
Hasil: suami bersedia untuk mendampingi ibu
selama persalinan dan ibu selalu menggenggam
tangan suami
5) 1) Pada saat ada his pimpin ibu untuk meneran,
yaitu tarik nafas yang panjang melalui hidung,
kemudian hembuskan secara perlahan sambil
kepala ditekuk, pandangan mata melihat ke
perut dan dagu menempel di dada, tangan
berada di lipatan kaki. Dan menganjurkan ibu
pada saat meneran tidak bersuara dan jangan
menutup mata.
Hasil : ibu dapat meneran dengan baik
2) Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi:
Membantu lahirnya kepala
a) Pada saat akan melahirkan kepala bayi
jangan lupa letakkan kain bersih dan
kering yang sudah dilipat 1/3 nya
diletakkan kebokong ibu dan siapkan
handuk bersih pada perut bagian bawah
ibu untuk mengeringkan bayi setelah
lahir.
Hasil : telah dilakukan peletakan handuk
1/3 dibagian bokong ibu dan handuk
bersih dan kering dibagian bawah perut
ibu.
b) Setelah tampak kepala bayi dengan
diameter 5-6 cm, melindungi perenium
dengan tangan kanan yang dilapisi
dengan kain popok bayi bersih dan
kering, sementara tangan kiri menahan
kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi. Setelah tampak dahi hidung
mulut bayi segera bersihkan muka bayi
dengan kain popok tadi yang untuk
menahan perineum
Hasil : kepala bayi sudah keluar, dan
bagian hidung dan mulut sudah
dibersihkan dengan kain popok bayi yang
digunakan pada saat stanen.
b) Memeriksa lilitan dari tali pusat
Hasil: tidak terdapat lilitan tali pusat
c) Menunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan.
d) Membantu lahirnya bahu; setelah kepala
melakukan putaran paksi luar, memegang
secara biparental.
125

e) Setelah kedua bahu lahir, langsung


pegang area lengan dan kemudia tarik
secara perlahan hingga bayi keluar
Hasil : badan bayi sudah lahir, akan tetapi
tidak dilakukan sangga susur saat akan
mengeluarkan badan bayi.
f) Meletakkan bayi diatas bedong yang
sudah disiapkan gunanya untuk
mengeringkan badan bayi.
Hasil : badan bayi sudah dikeringkan
dengan bedong.
g) Melakukan penilaian awal bayi baru lahir
normal.
Hasil : bayi telah lahir tanggal 24
Februari 2022, pukul 19.55 WIB. jenis
kelamin perempuan, menangis kuat,
gerakan aktif, warna kulit kemerahan.

CATATAN PERKEMBANGAN KALA III

Nama : Ny.U

Tanggal/jam : 24 Februari 2022/19.55 WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

Subjektif Ibu merasa senang, lega bayinya sudah lahir dan ibu mengatakan
(S) perut bagian bawah masih terasa mulas dan merasa lelah
1) Bayi lahir spontan,pervagina tanggal 24 Februari 2022, pukul
Objektif 19.55 WIB.
(O) 2) Jenis kelamin perempuan, menangis kuat, gerakan aktif, warna
kulit kemerahan
3) Tidak teraba janin kedua.
4) Tali pusat tampak memanjang, semburan darah tiba-tiba,
kontraksi uterus kuat dan plasenta belum lahir.
1) Diagnosa Kebidanan :
Analisa Ny. U usia 20 tahun G1 P0 A0 inpartu kala III fisiologis.
(A) 2) Masalah : Tidak ada
3) Diagnosa Potensial : Tidak ada
1) Meletakkan bayi baru lahir diatas kain bersih
(bedong bayi) Hasil : Bayi sudah diletakkan diatas
kain bersih dan kering (bedong bayi)
2) Memastikan tidak ada janin kedua didalam uterus.
Hasil : Tidak teraba janin kedua
3) Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin
126

10 unit IM dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir ,


di sertiga paha atas bagian distal untuk membantu
uterus berkontraksi dengan baik.
Hasil : Segera setelah bayi lahir, bagian paha kiri
ibu disuntikkan oksitosin secara IM dan diberikan
dalam waktu kurang dari 1 menit
4) Klem tali pusat dengan kedua klem. 2 menit setelah
Penatalaksanaan bayi lahir, menjepit tali pusat pada sekitar 3 cm dari
(P) pusat (umbilicus) bayi.
Hasil : tali pusat sudah dijepit
5) Memotong dan mengikat tali pusat :
a) Dengan satu tangan mengangkat tali pusat yang
telah dijepit kemudian menggunting tali pusat
diantara 2 klem tersebut (sambil melindungi
perut bayi).
b) Mengikat tali pusat dengan benang steril
Hasil : tali pusat sudah dipotong dan di ikat dengan
benang steril
6) Bayi dipindah ke bed lain untuk dibedong, dan
dilakukan asuhan yaitu IMD setelah bayi lahir
setelah 1jam bayi lahir
Hasil : Bayi telah dipindahkan
7) Melahirkan Plasenta
a) Memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva. Meletakkan
tangan kiri di atas kain yang ada di perut ibu,
tepat di tepi atas simfisis dan menegangkan tali
pusat dan klem dengan tangan kanan.
Hasil: tali pusat bertambah panjang.
b) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali
pusat ke arah bawah sambil tangan kiri
mendorong uterus ke arah dorso-kranial
c) Melakukan penegangan dan dorongan dorso-
kranial hingga plasenta terlepas, lalu meminta
ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti poros jalan lahir dengan tetap
melakukan tekanan dorso-kranial.
d) Saat plasenta terlihat di introitus vagina,
menangkap plasenta dengan menggunakan
kedua tangan.
Hasil : Dengan segera kedua tengan lansgung
menangkap plasenta yang terlihat di introitus
vagina. Dan dikeluarkan secara memutar searah
jarum jam
e) Segera setelah plasenta dan selaput plasenta
lahir letakkan pada baskom yang sudah
disediakan, kemudian melakukan masase uterus
dengan meletakkan telapak tangan kiri di
fundus dan melakukan masase dengan gerakan
127

melingkar secara lembut hingga uterus


berkontraksi.
Hasil: setelah dilakukan masase pada uterus,
fundus mulai teraba keras
f) Melakukan pemeriksaan pada plasenta mulai
dari selaput plasenta, kotiledon, panjang tali
pusat, dan pemeriksaan pada TFU.
Hasil: Plasenta telah lahir tanggal 24 Februari
2022, pukul 20.00 WIB. Selaput plasenta
lengkap dan utuh, panjang tali pusat ± 50 cm
jumlah kotiledon ±18 buah. TFU 2 jari dibawah
pusat
g) Memasukkan plasenta ke dalam kendil
Hasil : Plasenta telah dimasukkan kedalam
plastik putih dan dimasukkan lagi kedalam
kendil.
8) Mengevaluasi adanya laserasi pada perineum.
Hasil: tidak didapat adanya laserasi

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV

Nama : Ny.U

Tanggal/Jam : 24 Februari 2022/20.10 WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

Subjektif Ibu mengatakan perutnya terasa mulas dan saat ini ibu merasa lelah
(S) tetapi bahagia.
1) Plasenta lahir spontan tanggal 24 Februari 2021, pukul 20.05
Objektif WIBSelaput plasenta lengkap dan utuh, panjang tali pusat ± 50 cm
(O) jumlah kotiledon ±20 buah.
2) Kontraksi uterus kuat,
3) TFU 2 jari di bawah pusat
4) Kandung kemih kosong ......
5) Tanda vita : TD: 110/70 mmHg; RR: 20x/menit; Nadi: 80x/menit;
S: 36,5oC
1) Diagnosa Kebidanan :
Analisa Ny. U usia 20 tahun P1 A0 persalinan kala IV fisiologis.
(A) 2) Masalah : Tidak ada
3) Diagnosa Potensial : Tidak ada
1) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
Hasil : kontraksi uterus keras
2) Mengajarkan ibu atau keluarga untuk melakukan
massase
128

uterus sendiri dengan gerakan melingkar pada perut.


Hasil : Ibu atau keluarga mampu melakukan
massasedengan gerakan melingkar pada perut,
uterusteraba kerasdan bulat.
3) Menempatkan semua peralatan bekas pakai
dalamlarutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit).Mencuci bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
Hasil : Peralatan telah direndam kedalam klorin

4) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi


Penatalaksanaan ketempat sampah yang sesuai, membuang spuit di
(P) Safety Box.
Hasil : Bahan yang terkontaminasi telah dibuang
ketempat sampah

5) Membersihkan badan ibu menggunakan air DTT.


Hasil : Badan ibu telah dibersihkan dan telah diganti
baju
6) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
bersihmengalir kemudian mengeringkan dengan
handuk yangkering
Hasil : Bidan telah mencuci tangan 7 langkah
7) Memberikan makan dan minum kepada ibuuntuk
memulihkan tenaga ibu setelah melahirkan
Hasil : Ibu makan 1 piring nasi, sayur sop, tempe
gorengan minum air putih 1 gelas.
8) Memeriksa tekanan darah, nadi, suhu ibudan
keadaan kandung kemih ibu setiap 15 menit selama
1jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selamajam kedua pasca persalinan. Periksa suhu
tiap 2 jampertama pasca persalinan, dan
perdarahannya.
Hasil : sudah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya
normal
9) Mengevaluasi kembali IMD pada bayisetelah 1 jam
di lakukanya IMD.
Hasil : Bayi dapat menemukan putting susu ibu, dan
dapatmenghisapnya.
10) Melakukan penimbangan dan pengukuran bayi
Hasil: BB 3270 gram, PB: 49 cm, LK 33 cm, LD 35
cm, Lila 12 cm
11) Melakukan pencegahan infeksi pada mata bayi baru
lahir dengan memberikan antibiotika tetrasiklin
1%,memberikan imjeksi vitamin K1 setelah 1 jam
bayi lahir dengan dosis 1 cc dengan IM pada paha
kiri dan membedong bayi kemudian bayi diletakkan
disamping ibu
Hasil : salep mata,vitamin K1 sudah diberikan dan
kemudian bayi didekatkan dengan ibu
129

12) Mendokumentasikan semua asuhan dan temuan


selama persalinan kala empat di bagian belakang
partograf segera setelah asuhan diberikan atau
setelah penilaian dilakukan dan memberikan terapi
obat kepada Ny.U yaitu amoxilin, asam mefenamat,
etabion masing-masing obat 10 tablet diminum 1x1
sehari sesudah makan, dan vitamin A 2 kapsul dan
melakukan pemantauan TTV pada Ny.U,TFU 2 jari
dibawah pusat,kontraksi uterus keras dan kandung
kemih kosong
Hasil: asuhan yang ditemukan telah ditulis,TTV
pada Ny.U normal,TFU 2 jari dibawah
pusat,kontraksi uterus kuat dan ibu sudah diberikan
terapi obat oral

3. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Masa Nifas 6 Jam

Pengkajian

Nama : Ny.U

Tanggal/Jam : 25 Februari 2022 / 06.00 WIB ( 10 jam PP )

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

a. Data Subyektif

1) Keluhan Utama

Ibu mengatakan merasa senang karena bisa bersalin secara normal

dan lancar, serta bayinya lahir dalam keadaan sehat,dan untuk saat

ini tidak ada keluhan yang dirasakan oleh ibu mungkin hanya perut

masih terasa mulas saja.

2) Riwayat Kesehatan
130

Dahulu : Ibu mengatakan dahulu tidak pernah menderita/memiliki

riwayat penyakit menular (TBC, Herpes, Hepatitis) dan menurun

(Diabetes, Asma, Jantung, Hipertensi).

Sekarang : Ibu mengatakan untuk saat ini tidak sedang

menderita/memiliki riwayat penyakit menular (TBC, Herpes,

Hepatitis) dan menurun (Diabetes, Jantung, Hipertensi, Asma).

Keluarga : Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga ibu dan suami

tidak ada yang sedang atau pernah menderita/memiliki riwayat

penyakit menular (TBC, Herpes, Hepatitis) dan menurun (Asma,

Diabetes, Jantung, Hipertensi).

3) Riwayat Persalinan Sekarang

Ibu mengatakan bersalin secara normal dan dapat ditolong oleh bidan

pada tanggal 24 Februari 2022 jam 19.55 WIB dipuskesmas

kaliangkrik tidak ada penyulit, keadaan bayi baik, tidak ada kelainan

bawaan. Pada saat lahir bayi dapat menangis kuat, gerakannya juga

aktif, dan warna kulit kemerahan. Jenis kelamin perempuan. Lahir

dengan BB 3270 gram dan PB 49 cm.

4) Pola Kebutuhan Sehari-Hari

a) Pola Nutrisi

Ibu mengatakan setelah melahirkan, pada malam harinya ibu

sudah makan pada pukul 21.40 WIB kemudian ditambah dengan

makan 1 buah pisang, Ny.U minum 1 gelas air putih dan 1 gelas

teh manis hangat. Kemudian pada pagi hari jam 05.45 WIB ibu
131

sudah makan 1 roti dan ditambah dengan minum 1 gelas air

putih.

b) Pola Eliminasi

Ibu mengatakan sudah bisa BAK sebanyak 2x pada pukul 22.30

WIB dan saat pagi hari pukul 05.30 WIB. Ibu mengatakan belum

bisa BAB.

c) Pola Aktivitas

Ibu mengatakan setelah melahirkan sudah mampu untuk duduk,

berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

d) Pola Istirahat dan Tidur

Ibu mengatakan setelah melahirkan, ibu telah beristirahat di

tempat tidur dan ibu telah tidur selama ±5 jam dan sesekali

terkadang terbangun karena bayinya menangis.

e) Pola Seksual

Ibu mengatakan setelah melahirkan belum berhubungan seksual

dengan suami.

f) Pola Hygiene

Ibu mengatakan setelah melahirkan, ibu memakai pembalut

khusus maternity, dan ibu sudah mandi pukul 05.30 WIB dan

berganti pakaian serta pembalut setelah mandi.


132

g) Pola Menyusui

Ibu mengatakan bayinya bisa menghisap putting dengan kuat.

Segera setelah 1 jam bayi lahir telah dilakukan IMD. Ibu juga

menyusui bayinya setiap bayi menangis dan ASI nya dapat

keluar dengan lancar.

h) Pola Konsumsi zat besi dan vitamin A

Ibu mengatakan sudah konsumsi tablet Fe sebanyak 1 tablet

danVitamin A sebanyak 1 kali pada pukul 21.45 WIB.

5) Adat Istiadat

Ibu mengatakan tidak ada istiadat yang merugikan masa nifas ibu,

misalnya seperti tidak ada pantangan makanan selama masa nifas

ibu.

6) Data Psikososial dan Spiritual

Ibu mengatakan merasa senang karena dapat melahirkan secara

normal. Ibu juga tampak senang karena setelah melahirkan keluarga

masih tetap memperhatikan ibu. Suami dan keluarga kehadiran

bayinya yang sudah ditunggu-tunggu. Ibu dan keluarga juga

bersyukur karena persalinan dapat berjalan lancar. Setelah lahir, bayi

telah diadzani oleh ayah.

7) Data Pengetahuan

Ibu mengatakan sudah mengetahui cara perawatan perineum.

b. Data Objektif
133

1) Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda vital

Tekanan darah: 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respiratori : 20 x/menit

Suhu : 36,4 ℃

2) Status present

Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah

Ekstremitas :

a) Atas, turgor baik, kapiler refill normal kembali ≤ 2 detik.

b) Bawah, tidak ada oedem, tidak ada varises.

3) Status obstetric

Mammae : ASI sudah keluar, ada pembesaran pada kedua

payudara, putting susu menonjol, ada

hiperpigmentasi pada areola.

Abdomen :

a) Uterus : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik

konsistensi keras

b) Kandung kemih : kosong

c) Genetalia : terdapat pengeluaran lochea rubra (merah

kehitaman) ...............
134

c. Analisa

1) Diagnosa kebidanan :

Ny. U usia 20 tahun P1 A0 dalam masa nifas 10 jam (PP) fisiologis

2) Masalah : Tidak ada

3) Diagnosa potensial : Tidak ada

d. Penatalaksanaan

No Waktu Tanggal : 25 Februari 2022

1) 06.10 Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yang

sudah disampaikan berdasarkan pemeriksaan tanda

vital ibu sehat TD : 120/70 mmHg, nadi : 80 x/menit,

respirasi : 20 x/menit, dan suhu : 36,4 ℃. Kontraksi

uterus juga bagus teraba keras, ibu juga tidak pucat,

dan keadaan ibu juga baik. Menganjurkan ibu boleh

pulang jika sudah tidak ada keluhan dan administrasi

juga sudah diselesaikan.

Hasil : ibu merasa senang mendengar hasil

pemeriksaan yang disampaikan dan ibu bersedia untuk

pulang jika sudah tidak ada keluhan dan administrasi

juga sudah diselesaikan oleh suami

2) Memberitahu Ny.U untuk tidak perlu khawatir dengan

mules yang dirasakan, dikarenakan mules yang Ny.U

alami adalah normal. Mules disebakan karena Rahim

berkontraksi (menciut) ke kondisi semula sekaligus

menjepit pembuluh darah yang terbuka akibat


135

pelepasan ari-ari sehingga tidak terjadi perdarahan.

Hasil : ibu sudah mengerti mengenai penyebab dari

mulas yang dirasakan.

3) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup minimal ±8

jam sehari dan apabila bayi tidur dianjurkan untuk ibu

juga beristirahat. Dampak dari ibu apabila kekurangan

istirahat akan menyebabkan pengeluaran ASI sedikit

sehingga akan mengganggu pikiran ibu dan dapat

menyebabkan ketidakmampuan ibu dalam merawat

bayinya.

Hasil : ibu sudah mengerti dan bersedia untuk

melakukannya serta dapat menyebutkan kembali

dampak dari ibu jika kurang istirahat

4) Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan

area genetalianya dengan ganti pembalut minimal 4

jam sekali atau ketika sudah penuh untuk segera ganti.

Hasil : Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk menjaga

kebersihan area genetalianya.

5) Menganjurkan ibu untuk makan-makanan berprotein

tinggi bisa seperti makanan yang amis-amis (daging,

ikan, dsb) dan putih telur yang direbus 4-5 telur sehari

jika tidak memiliki alergi telur.Serta menganjurkan ibu

untuk makan-makanan berserat guna membantu

memperlancar BAB ibu.

Hasil : Ibu sudah mengerti,dapat menyebutkan kembali


136

makanan yang berprotein tinggi serta manfaat dari

makan-makanan berpotein. Dan bersedia untuk makan-

makanan berserat.

6) Memberitahukan kepada ibu untuk memberikan ASI

eksklusif pada bayi hingga usianya 6 bulan karena

banyak manfaat diberikanya ASI eksklusif yaitu,

mudah dicerna oleh bayi, dapat memberikan

perlindungan pada bayi terhadap penyakit, bersih, siap

untuk diminum dan hemat biaya. Menyusui bayinya

setiap 2 jam sekali.

Hasil : Ibu sudah mengerti serta dapat menyebutkan

kembali manfaat dari ASI

7) Memberikan pendkes kepada ibu mengenai perawatan

payudara yaitu untuk menjaga payudara tetap bersih

dan kering terutama pada bagian putting susu, gunakan

BH yang menyokong payudara, sebelum menyusui

hendaknya pada putting dioleskan sedikit ASI atau

bisa dengan minyak kelapa agar putting tidak lecet.

Hasil : ibu sudah mengerti dan dapat menyebutkan

kembali dari perawatan payudara

8) Mengingatkan ibu kembali bahwa untuk rutin

meminum obat yaitu vit.A (1x1) 2 kapsul, etabion

(1x1) 10 tablet sebagai penambah darah, asam

mefenamat (1x1) 10 tablet sebagai anti nyeri dan

amoxcilin (1x1) 10 tablet sebagai antibiotik. Kemudian


137

kontrol kembali 6 hari setelah melahirkan

Hasil : Ibu dapat menyebutkan kembali macam-macam

obatnya dan bersedia untuk kembali kontrol 6 hari lagi

atau dapat kembali periksa jika obat sudah habis

9) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada buku

KIA dan rekam medis

Hasil : hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan

pada buku KIA dan rekam medis

CATATAN PERKEMBANGAN MASA NIFAS 6 HARI

Pengkajian

Nama : Ny.U

Tanggal/ Jam : Selasa, 2 maret 2022 / 09.30 WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan hanya saja
akhir-akhir ini ibu sulit untuk istirahat/tidur.
2) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
Subjektif b) Pola Nutrisi
(S) Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang.
Jenismya nasi, sayur dan lauk. Minum 5-6 gelas sehari air
putih dan 1-2 gelas sehari teh manis hangat.
c) Pola Eliminasi
Ibu mengatakan sudah bisa BAB 1x pada hari ke-4 setelah
melahirkan dengan konsistensi agak lembek dan untuk
BAK 5-6x sehari warna jernih kekuningan.
d) Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam ±6 jam dan jarang untuk tidur
siang, dikarenakan banyak tamu yang berkunjung ke rumah
sehingga membuat ibu tidak bisa istirahat
e) Pola Menyusui
Ibu mengatakan menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali
138

atau ketika bayi menangis. Ibu menyusukan bayinya


payudara kanan dan kiri secara bergantian
3) Data Psikososial dan spiritual
Ibu dalam fase taking hold(hari 3-10)yang menunjukkan bahwa
ibu mengalami kekhawatiran terhadap ketidakmampuan dan
rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya, lebih sensitif
sehingga mudah tersinggung. Tetapi pada Ny.U masih bisa
kemampuan dan rasa tanggung jawab untuk merawat bayinya
walaupun harus dibantu oleh suami.
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : 120/70 mmHg
2. Nadi : 80 x/menit
3. Pernapasan : 20 x/menit
4. Suhu : 36,5 ℃
Objektif 4) Status obstetric
(O) a) Mammae :
Tidak ada oedem, putting susu menonjol, tidak ada luka
pada area puting
b) Abdomen :
TFU pertengahan symphisis pusat, kontraksi keras.
c) Genetalia :
Bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi. Lokhea sanguinolenta
(berwarna putih campur merah kecoklatan)
d) Ektremitas :
Atas, turgor baik dan kapiler refill normal kembali ≤ 2 detik
Bawah, tidak ada oedema, tidak ada varises
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan :
(A) Ny. U usia 20 tahun P1 A0 dalam masa nifas 6 hari fisiologis
2) Masalah : Tidak ada
3) Diagnosa Potensial : Tidak ada
1) Memberitahukan kepada ibu bahwa sesuai hasil
pemeriksaan dari tanda-tanda vital didapatkan ibu
dalam keadaan sehat TD : 120/70 mmHg, nadi : 80
x/menit, respirasi : 20 x/menit, dan suhu : 36,5 ℃.
Dan tidak ada tanda-tanda gejala demam pada ibu.
Hasil : Ibu merasa senang mendengar hasil
pemeriksaan yang disampaikan
2) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, 8 jam
sehari untuk tidur malam dan 1 jam sehari untuk
tidur siang atau ketika bayi tidur ibu juga ikut tidur.
Penatalaksanaa Dampak dari ibu apabila kekurangan istirahat akan
n menyebabkan pengeluaran ASI sedikit sehingga
(P) akan mengganggu pikiran ibu dan dapat
menyebabkan ketidakmampuan ibu dalam merawat
bayinya.
Hasil : ibu sudah mengerti dan bersedia untuk bisa
istirahat yang cukup
139

4) Mengingatkan ibu kembali untuk memperbanyak


makanan berprotein tinggi (bisa makan-makanan
berbau amis, putih telur yang direbus dan berserat.
Hasil : ibu mengerti dan akan menerapkannya
dirumah
5) Mengingatkan ibu kembali mengenai pendkes
perawatan payudara yaitu untuk menjaga payudara
tetap bersih dan kering terutama pada bagian putting
susu, gunakan BH yang menyokong payudara,
sebelum menyusui hendaknya pada putting
dioleskan sedikit ASI atau bisa dengan minyak
kelapa agar putting tidak lecet.
Hasil : ibu sudah mengerti dan dapat menyebutkan
kembali dari perawatan payudara
6) Memberikan terapi obat kepada ibu yaitu Fe 10
tablet (1x1) dan harus diminum sampai habis.
Hasil : ibu bersedia untuk meminum obat nya 1x
sehari dan akan diminum samapi habis.
7) Mendokumentasikan hasil tindakan
Hasil : hasil tindakan sudah didokumentasikan

CATATAN PERKEMBANGAN NIFAS 2 MINGGU

Pengkajian

Nama : Ny. U

Tanggal/Jam : 10 Maret 2022 / 16.00 WIB

Tempat : PMB Ikha

1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a) Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang.
Jenismya nasi, sayur, lauk dan buah-buahan. Minum 6-8
gelas sehari air putih dan 1-2 gelas sehari teh manis hangat.
Subjektif b) Pola Eliminasi
(S) Ibu mengatakan BAB 1x sehari, dengan konsistensi lembek
dan warna kuning kecoklatan. BAK 5-6x sehari warna
kuning jernih.
c) Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam ±7 jam sehari dan tidur siang 1-
2 jam sehari. Sesekali ibu terbangun jika bayinya menangis.
d) Pola Menyusui
140

Ibu mengatakan menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali atau


ketika bayi menangis. Ibu menyusukan bayinya payudara
kanandan kiri secara bergantian
3) Data Psikososial dan spiritual
Ibu dalam fase letting go yaitu Ny. U sudah mampu untuk menerima
peran serta tanggung jawab barunya sebagai ibu,mulai merasa
percaya diri dan lebih mandiri terhadap kebutuhan bayinya,
walaupun sesekali masih ada yang perlu dibantu oleh suami.
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 120/70 mmHg
b) Nadi : 80 x/menit
Objektif c) Pernapasan : 20 x/menit
(O) d) Suhu : 36,5 ℃
4) Status obstetric
a) Abdomen :
TFU tidak teraba
b) Genetalia :
Bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi.Lokhea serosa warna
kuning
c) Ektremitas :
Atas, turgor baik dan kapiler refill normal kembali ≤ 2 detik
Bawah, tidak ada oedema, tidak ada varises
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan :
(A) Ny. U usia 20 tahun P1 A0 dalam masa nifas 2 minggu fisiologis
2) Masalah : Tidak ada
3) Diagnosa Potensial : Tidak ada
1) Memberitahukan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital ibu normal yaitu TD : 120/70
mmHg, nadi : 80 x/menit, respirasi : 20 x/menit, dan
suhu : 36,5 ℃ dan ibu dalam keadaan baik dan pada
area vagina ibu juga tidak ada tanda-tanda infeksi
sepereti kemerahan, berbau.
Hasil : Ibu merasa senang mendengar hasil
pemeriksaan yang disampaikan
2) Menilai tanda-tanda infeksi dan perdarahan abnormal
Hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan
Penatalaksanaa abnormal
n 3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan
(P) dan istirahat yang cukup.
Hasil : ibu makan 3x sehari, minum 6-8 gelas sehari
dan untuk tidur malam sudah±7 jam, tidur siang 1jam
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
penyulit pada saat menyusui. Dan tetap mengingatkan
ibu kembali bahwa berika ASI eksklusif kepada
bayinya sampai usia 6 bulan dan susui bayinya setiap
2-3 jam sekali atau setiap bayi menagis karena lapar.
(06.17)
141

Hasil : tidak ada penyulit saat menyusui dan ibu


bersedia untuk tetap berikan ASI sampai usianya 6
bulan.
5) Mendiskusikan bersama ibu mengenai berbagai
macam alat kontrasepsi serta menjelaskan mengenai
jenis KB yang boleh digunakan ibu pasca melahirkan,
yaitu KB MAL, implant/susuk, Pil progestin, dan
AKDR/IUD.
Hasil : ibu memilih KB suntik progestin atau KB
suntk 3 bulan sebagai alat kontrasepsi setelah
melahirkan.
6) Mendokumentasikan hasil tindakan
Hasil : hasil tindakan sudah didokumentasikan

4. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

MASA BBL 6 JAM (10 jam)

Pengkajian

Tanggal : 25 Februari 2022

Jam : 06.00 WIB (10 jam)

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

a. Identitas Bayi

Nama : By. Ny. U

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal/Jam Lahir : 24 Februari 2022/ 19.55 WIB

b. Data Subjektif

1) Riwayat Obstetri

a) Riwayat Kehamilan
142

Ibu mengatakan usia saat hamil yaitu 20 tahun, HPHT : 26 Mei

2021, HPL : 06 Maret 2022. Bayi lahir di usia kehamilan 38+4

minggu

b) Riwayat Persalinan

Ibu mengatakan jenis persalinan spontan, ditolong oleh bidan,

usia kehamilan 38+4 minggu. Bayi menangis spontan, warna

kulit kemerahan. Tidak ada komplikasi dalam persalinan. Berat

badan 3.270 gram, panjang badan 49 cm.

2) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari

a) Pola Nutrisi

Ibu mengatakan telah menyusui bayinya terakhir tadi malam

dan setiap bayi menangis. Bayi juga menyusu dengan kuat.

b) Pola Eliminasi

Ibu mengatakan setelah bayi nya sudah BAB 1x dan BAK 1x

sejak tadi malam, sesekali bayi terbangun dan menangis karena

BAB atau BAK.

c) Pola Hygiene

Ibu mengatakan setelah bayi lahir segera dipakaikan popok,

baju, bedong, dan topi. Setiap bayi BAB atau BAK segera

ganti. Bayi sudah mandi. Serta badan bayi sudah dioleskan

minyak telon untuk menjaga bayi agar tetap hangat.

c. Data Objektif

1) Periksaan Umum
143

a) Keadaan Umum : Baik

b) Tanda-Tanda Vital :

(1) Denyut Jantung : 138 x/menit

(2) RR : 52 x/menit

(3) Suhu : 36,6 ℃

c) Pengukuran Antropometri

(1) Berat badan : 3270 gram

(2) Panjang badan : 49 cm

(3) Lingkar kepala : 33 cm

(4) Lingkar dada : 35 cm

(5) Lingkar lengan : 14 cm

d) Keadaan Bayi

(1) Menangis spontan dan kuat

(2) Warna kulit kemerahan

2) Status Present

Kepala : ubun-ubun berdenyut, rata atau tidak membonjol,

rambut hitam dan tipis

Muka : Simetris, jumlah mata dua, tidak ada kotoran/ secret

Hidung : Tidak ada nafas cuping hidung

Mulut : Bibir, gusi , langit-langit utuh dan tidak ada bagian

yang terbelah, mengisap kuat jari pemeriksa

Telinga : Jumlah dua, bentuk simetris,dan posisi sejajar

Leher : Simetris, tidak ada pembengkakan, pergerakan leher


144

baik, tidak ada benjolan

Dada : Simetris, putting susu menonjol dan simetris

Abdomen : Datar, pada tali pusat tidak ada pembengkakakan,

tanda infeksi, nanah dan bau yang tidak enak

Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora

Punggung : Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan

benjolan pada tulang belakang

Anus : Berlubang, meconium sudah keluar

Ektrmeitas : Atas : lengan sama panjang, jumlah jari lengkap

Bawah : simetris, gerakan bebas, jumlah jari lengkap

Kulit : Warna kulit kemerahan

Reflek

Rooting : Saat pipi bayi di usap dengan lembut, bayi dapat

menolehkan kepalanya ke arah yang diusap dan

membuka mulutnya

Sucking : Bayi terlihat menghisap putting dengan kuat sampai

terlihat dekik pada pipinya

Swallowing: Bayi bisa menelan ASI dengan baik

Moro : Tangan dan tungkai bergerak simetris saat diekjutkan

dengan tepuk tangan.

Grasping : Bayi menggenggam jari telunjuk saat diletakkan

pada telapak tangan bayi

Babinsky : Jari kaki hiperekstensi saat telapak tangan digores

d. Analisa
145

1) Diagnosa Kebidanan

Bayi Ny. U usia 6 jam fisiologis (10 jam PP).

2) Masalah : Tidak ada

3) Diagnosa Potensial : Tidak ada

e. Penatalaksanaan

No Jam Tanggal : 25 Februari 2022

1) 06.05 Menyampaikan hasil pemeriksaan dari tanda vital bayi

bahwabayi dalam keadaan normal yaitu denyut jantung 138

x/menit, RR : 52 x/menit dan suhu : 36,6 ℃. Serta tidak ada

kelainan kongenital pada bayi

Hasil : ibu nampak senang mendengar hasil pemeriksaan

yang disampaikan

2) Mengajarkan kepada ibu tentang perawatan tali pusat, yaitu

dengan cara membiarkan tali pusat tetap terbuka,

mengering, dan hanya dibersihkan setiap hari dengan air

bersih. Sebelum merawat tali pusat, mencuci tangan dengan

sabun dan air bersih kemudian membersihkan dengan

lembut di sekitar tali pusat dengan kapas basah dan

dibungkus dengan kasa bersih atau steril secara longgar.

Dan mengingatkan kepada ibu sebelum menyentuh bayi

diusahakan untuk cuci tangan terlenih dahulu, terutama jika

ibu setelah melakukan perjalanan keluar rumah.

Hasil : ibu sudah mengerti mengenai perawatan tali pusat,

dan dapat melakukan perawatan tali pusat sesuai yang


146

diajarkan.

3) Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi

sekitar jam 8-10 pagi sekitar ±30 menit untuk mencegah

penyakit kuning pada bayi.

Hasil : ibu bersedia dan akan menjemur bayinya setiap pagi

dirumah sesuai dengan anjuran bidan.

4) Memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan

anterolateral bayi diberikan setelah 1-2 jam pemberian

Vitamin K.

Hasil: bayi sudah disuntik imunisasi Hb 0 pada bagian paha

sebelah kanan dan bayi menangis saat disuntik.

5) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesuai

kebutuhan bayi, yaitu setiap 2-3 jam secara bergantian atau

ketika bayi menangis bisa jadi karena bayi ingin menyusu

dan berika ASI Eksklusif kepada bayi sampai usianya 6

bulan kebutuhan gizi bayi baik kualitas maupun

kuantitasnya terpenuhi hanya dari ASI tanpa harus

diberikan makanan ataupun minuman lainnya.

Hasil : ibu sudah mengerti dan bersedia untuk selalu

memberikan ASI kepada bayinya sesuai kebutuhan dan

akan tetap menyusui bayinya sampe usianya 6 bulaan.

6) Menyampaikan kepada ibu bahwa hasil dari pengukuran

antropometri pada bayi dalam keadaan normal yaitu BB :


147

3270 gram PB : 49 cm LK : 33 cm LD : 35 cm dan LILA :

14 cm.

Hasil : Ibu merasa senang dengan hasil yang disampaikan.

6) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada buku KIA dan buku rekam medis.

Hasil :hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan

CATATAN PERKEMBANGAN BBL 6 HARI

Pengkajian

Nama : Bayi Ny.U

Tanggal/Jam : Selasa, 2 maret 2022 / 09.30 WIB

Tempat : Puskesmas Kaliangkrik

Subjektif 1) Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya


(S) 2) Ibu mengatakan tali pusat bayi sudah lepas
3) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Ibu mengatakan bayi menyusu setiap 2-3 jam sekali atau
setiap bayi menangis
b) Pola Eliminasi
Ibu mengatakan bayi BAB 4-5x sehari warna kekuningan
konsistensi lembek dan BAK 7-10x sehari warna jernih
kekuningan
c) Pola Istirahat/Tidur
Ibu mengatakan bayi sering tidur dan bangun menangis
148

karena BAB/BAK dan karena lapar


Objektif 1) Keadaan umum : baik
(O) 2) Nadi : 124 x/menit
3) RR : 46 x/menit
4) Suhu : 36,6 ℃
5) BB : 3300 gram
6) PB : 49 cm
7) Px fisik : abdomen, tali pusat sudah lepas,bersih tidak ada
tanda-tanda infeksi
Analisa 1) Doagnosa kebidanan :
(A) Bayi Ny.U dalam masa BBL 6 hari fisiologis
2) Masalah : Tidak ada
3) Diagnosa potensial : Tidak ada
Penatalaksanaan 1) Menyampaikan kepada ibu bahwa bayinya dalam
(P) keadaan normal dari hasil data pemeriksaan tanda-
tanda vital. Dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada
tali pusat bayi seperti kemerahan dan berbau busuk
Hasil : ibu senang mendengar hasil yang
disampaikan
2) Mengigatkan ibu kembali untuk selalu meberikan
ASI pada bayinya. Menyusui bayi setiap 2-3 jam
bergantian dari payudara kiri dan kanan dan tetap
berikan ASI eksklusif kepada bayi sampai usianya 6
bulan.
Hasil : ibu akan melaksanakannya sesuai anjuran
bidan.
3) Memberikan ibu konseling tentang menjaga
kebersihan kulit bayi yaitu dengan memandikan bayi
dengan menggunakan air hangat dan menempatkan
bayi di dalam ruangan hangat dan tidak berangin.
Jika ingin menggunakan sabun sebaiknya
menggunakan sabun yang bisa untuk keramas
sekaligus mandi. Mengeringkan bayi dengan cara
membungkus dengan handuk kering. Mengusapkan
minyak telon atau minyak kayu putih di dada dan
perut bayi sambil dipijat lembut. Pakaikan baju
ukuran bayi baru lahir yang berbahan katun agar
mudah menyerap keringat dan dianjurkan untuk
tidak memakaikan gurita pada bayi.
Hasil : ibu sudah mengerti cara untuk menjaga
kebersihan kulit bayi dan bersedia untuk
mempraktikkannya dirumah sesuai dengan anjuran
bidan.
4) Memberikan informasi mengenai hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah
dengan tetap menjaganya, tidak meninggalkan bayi
tanpa ada penunggu. Selain itu juga perlu dihindari
untuk memberikan apapun ke mulut bayi kecuali
ASI,karena bayi bisa tersedak.
Hasil : Ibu faham dan akan meperhatikan dalam
149

menjaga keamanan pada bayinya.


5) Mendokumentasikan hasil tindakan pemeriksaan
yang telah dilakukan pada buku KIA dan buku rekam
medis
Hasil : hasil pmeriksaan sudah tercatat di buku KIA
dan rekam medis

CATATAN PERKEMBANGAN MASA BBL 2 MINGGU

Pengkajian

Nama : By. Ny. U

Tanggal/Jam : Rabu, 10 Maret 2022 /16.00 WIB

Tempat : PMB Ikha

1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan, dan ibu
mengatakan merasa senang karena pola istirahat ibu juga sudah
mulai teratur tidak seperti yang sebelumnya dan tali pusat pada
bayinya sudah puput atau lepas.
Subjektif 2) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
(S) a) Pola Nutrisi
Ibu mengatakan bayinya menyusu setiap 2 jam sekali atau
ketika bayi menangis karena lapar.
b) Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 5x sehari, konsistensi lembek warna
kuning. BAK 8-10x sehari warna jernih kekuningan.
c) Pola Istirahat
Ibu mengatakan bayi tidur ±16 jam, sesekali menangis
terbangun karena BAK/BAB dan lapar.
1) Keadaan Umum : Baik
Objektif 2) Nadi : 128 x/menit
(O) 3) RR : 48 x/menit
4) Suhu : 36,6 ℃
5) BB : 3320 gram
6) PB : 49 cm
7) Pemeriksaan abdomen :
Tali pusat sudah lepas pada hari ke-7 dan tidak ada tanda-tanda
insfeksi.
150

1) Diagnosa Kebidanan :
Analisa Bayi Ny.U usia 2 minggu fisiologis
(A) 2) Masalah : Tidak ada
3) Diagnosa Potensial : Tidak ada
1) Menyampaikan kepada ibu bahwa bayinya dalam
keadaan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital bayi normal yaitu mulai dari nadi : 128
x/menit, respirasi : 48 x/menit, dan suhu : 36,6 ℃.
Dan hasil BB : 3320
Hasil : Ibu merasa senang mendengar bahwa bayinya
Penatalaksanaa dalam keadaan sehat.
n(P)
2) Mendiskusikan bersama ibu mengenai konseling
tentang pemberian ASI. Menyusui bayi setiap 2-3
jam bergantian dari payudara kiri dan kanan.
Seorang bayi yang menyusu sesuai dengan
permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-15 kali
dalam 24 jam. Pada usia 0-6 bulan kebutuhan gizi
bayi baik kualitas maupun kuantitasnya terpenuhi
hanya dari ASI tanpa harus diberikan makanan
ataupun minuman lainnya
Hasil: ibu mengatakan bahwa sudah menyusui
bayinya secara teratur dan bersedia untuk tetap

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai


usianya 6 bulan
3) Memastikan kepada ibu tentang menjaga kebersihan
kulit bayi yaitu dengan memandikan bayi dengan
menggunakan air hangat dan menempatkan bayi di
dalam ruangan yang hangat tidak berangin. Jika
ingin menggunakan sabun sebaiknya menggunakan
sabun yang bisa untuk keramas sekaligus sabun
mandi. Mengeringkan bayi dengan cara
membungkus dengan handuk kering. Mengusapkan
minyak telon atau minyak kayu putih di dada dan
perut bayi sambil dipijat lembut. Pakaikan baju
ukuran bayi baru lahir yang berbahan katun agar
mudah menyerap keringat
Hasil: ibu sudah melakukan cara menjaga kebersihan
kulit bayi dirumah dengan baik sesuai dengan
anjuran bidan kemarin.
4) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada
bayi, yaitu seperti pernafasan sulit atau lebih dari
60x/menit, terlalu hangat (>380C) atau terlalu dingin
(<360C), kulit bayi biru, pucat atau memar, hisapan
saat menyusu lemah, rewel, sering muntah,
mengantuk berlebihan, tidak BAB dalam 3 hari,
tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering
berwarna hijau tua, ada lendir atau darah, menggigil,
151

rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang,


menangis terus-menerus. Menganjurkan ibu untuk
segera membawa ke tenaga kesehatan apabila bayi
mengalami tanda-tanda tersebut.
Hasil: ibu sekarang sudah mengerti mengenai tanda-
tanda bahaya pada bayinya, dan sampai saat ini ibu
merasa senang dan tidak khawatir sebab tidak terjadi
tanda-tanda bahaya pada bayinya
5) Measmatikan kepada ibu bahwa ibu sudah
melakukan perawatan bayi baru lahir di rumah yaitu
menjaga ruangan tetap hangat, terutama pada cuaca
dingin, mengenakan pakaian atau selimuti bayi
sepanjang hari, tidak meletakkan bayi pada
permukaan yang dingin dan basah, tidak membedong
atau membungkus bayi terlalu ketat, tidak
meninggalkan bayi terpapar matahari secara
langsung
Hasil : Ibu mengatakan sampai saat ini bayinya dapat
terawat dengan baik
6) Mendokumentasikan hasil tindakan yang telah
dilakukan pada buku KIA dan rekam medis
Hasil: hasil pemeriksaan sudah tercatat di buku KIA
dan rekam medis.
152

A. Pembahasan

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III

Pengkajian Asuhan Kehamilan dilaksanakan pada tanggal 19 Februari

2022 jam 10.00 WIB di Puskesmas Kaliangkrik oleh bidan dan

diperoleh identitas ibu yaitu atas nama Ny.U yang berusia 20

tahun,umur ibu ini termasuk batas aman untuk hamil dan bersalin

karena dalam kategori usia reprduksi yang sehat,hal ini sesuai dengan

tinjauan teori Sulistyawati dan Nugraheny (2013;h.220) bahwa usia

klien penting untuk ditanyakan untuk mengetahui apakah kehamilan

ibu beresiko atau tidak. Ny.U mengatakan pendidikan terakhir yaitu

SMP dan saat ini Ny.U tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumah

tangga (IRT). Kehamilan ini merupakan kehamilan pertama bagi ibu

yang sudah direncanakan.


153

Data subjektif dalam asuhan kehamilan Ny.U diperoleh bahwa Ny.U

ingin memeriksakan kehamilannya dengan keluhan nyeri pada perut

bagian bawah.Dalam hal ini nyeri perut yang dirasakan ibu merupakan

ketidaknyamanan umun pada TM III yang terjadi akibat pembesaran

rahim yang menyebabkan tekanan pada otot,sendi,dan pembuluh darah

disekitar rahim.Riwayat kesehatan perlu dikaji untuk mengidentifikasi

tentang keluhan sekarang serta apakah ibu pernah menderita penyakit

umum dan penyakit apa yang pernah dialami ibu pada masa kehamilan

(Marmi,2017). Dalam kasus Ny.U diketahui bahwa ibu tidak memiliki

penyakit menular dan menurun.Dalam riwayat keluarga tidak ada yang

memiliki riwayat kembar atau gamelli dan setelah dilakukan

pemeriksaan oleh bidan janinnya tunggal.

Dari hasil riwayat pengkajian obstetri ini merupakan kehamilan

pertama bagi ibu,diketahui hari pertama haid terakhir (HPHT) Ny.U

yaitu 26 Mei 2021 berdasarkan HPHT tersebut maka dapat diketahui

hari perkiraan lahir (HPL) pada Ny.U yaitu pada tanggal 06 Maret

2022 dan usia kehamilan ibu pada saat dilakukan pengkajian yaitu 37

minggu.Berdasarkan pernyataan Widatiningsih dan Dewi (2017) yang

dikatakan kehamilan beresiko yaitu ibu hamil dengan paritas 4 kali dan

memiliki riwayat abortus.Jadi merujuk dari data tersebut maka dapat

dikatakan bahwa Ny.U tidak termasuk kedalam kelompok beresiko.

Pemeriksaan kehamilan (ANC) pada Ny.U yaitu sebanyak 8 kali

kunjungan,Menururt Kemenkes RI (2020;h.33) kunjungan antenatal


154

pada masa pandemi Covid-19 adalah pelayanan antenatal (Antenatal

Care/ANC) pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di

Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x

diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat

kunjungan ke 5 di Trimester 3,maka kunjungan yang dilakukan Ny.U

sudah melebihi batas minimal pemeriksaan kehamilan.Pada pengkajian

pola nutrisi ibu mengatakan makan 3 kali sehari,nasi,sayur,lauk 1

potong,minum air putih 4-5 gelas dan teh manis hangat 1-2 gelas.Pola

makan dan minum ibu mengalami sedikit perubahan selama hamil ini

yaitu ditambah ibu makan makanan ringan,buah-buahan dan minum

susu serta ibu mengurangi minum teh manis.Ibu tidak memiliki

pantangan makan apapun.Kecukupan energi ibu dapat dilihat dari

kenaikan berat badan ibu Ny.U mengalami kenaikan berat badan 11 kg

dengan IMT normal yaitu 24,7.Selain itu kecukupan energi pada Ny.U

dibuktikan dengan ukuran lingkar lengan yang normal yaitu 24 cm

sesuai dengan teori Widatiningsih & Dewi (2017,h.181) LILA

(lingkar lengan atas) minimal 23,5 jika dibawah 23,5 dapat dikatakan

kurang energi kronik (KEK) dan dapat melahirkan bayi berat lahir

rendah.Pada pola eliminasi ibu mengatakan selama hamil trimester III

ini BAB 1x sehari, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan. BAK

6-7x sehari, warna jernih kekuningan jika sebelum hamil ibu BAK 4-

5x seharinya kini bisa sampai 6-7x sehari.Pola hidup sehat sebelum

dan selama hamil berupa merokok,konsumsi alcohol,penggunaan obat-


155

obat terlarang menurut Marmi (2017) dapat menyebabkan kelahiran

prematur,beresiko terjadinya keguguran,meningkatnya tekanan

darah,berat bayi lahir rendah (BBLR) dan kematian pada janin.Pada

kasus ini Ny.U tidak pernah merokok,konsumsi alcohol ataupun obat-

obat terlarang hal ini menunjukkan tidak ada kebiasaan yang dapat

menganggu kesehatan ibu dan kesehatan pada bayinya.

Pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny.U selama hamil selalu

didapatkan hasil yang normal sehingga menunjukan keadaan ibu

terjaga dengan baik yaitu keadaan umum ibu baik,kesadaran

composmentis,TD : 102/70 mmHg , N : 80x/menit , RR : 24x/menit

dan S : 36,6 ℃ jadi berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan

bahwa Ny.U dalam keadaan sehat dan normal.

Kemudian dalam pemeriksaan leopold Ny.U didapatkan hasil yaitu

presentasi kepala,sudah masuk panggul,tidak dapat digoyangkan dan

letak punggung ada disebelah kanan ibu.TBJ yang dikandung ibu yaitu

3.100 gram hasil ini sudah diatas 2.500 gram jadi tidak ada

kemungkinan BBLR.Selain itu hasil pemeriksaan DJJ diperoleh

149x/menit,dimana nilai normal denyut jantung janin antara 120-160

Asrinah (2010).Jadi dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan DJJ pada

Ny.U didapat dalam kisaran normal.Berdasarkan catatan dalam buku

KIA Ny.U telah melakukan pemeriksaan Hb 2 kali yaitu 1 kali pada

TM 1 dan 1 kali pada TM III.Pemeriksaan Hb terakhir di TM III ini

dilakukan pada tanggal 15 Januari 2022 saat usia kehamilan Ny.U 33


156

minggu dengan hasil Hb : 11,4 gr%.Hasil ini menunjukan bahwa ibu

tidak mengalami anemia.

Diagnosa yang muncul pada Ny.U yaitu Ny.U usia 20 tahun G 1P0A0

UK 37 minggu janin hidup tunggal, intrauterin, punggung kanan,

presentasi kepala, fisiologis. Diagnosa ini sesuai dengan teori dari

Widatingsih dan Dewi (2017;h.185) perempuan umur antara 20 – 35

tahun. G ≤ 4, P ≤ 3, A 0, umur kehamilan dalam minggu, janin hidup,

tunggal, intrauteri, puka/puki (jika usia > 28 minggu), presentasi kepala

(signifikan jika usia >28 minggu), fisiologis.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny.U sesuai dengan hasil

pemeriksaan dan kebutuhan karena asuhan kebidanan yang diberikan

pada setiap ibu hamil tidak sama melainkan disesuaikan dengan

kebutuhan setiap ibu hamil tersebut.Sesuai dengan masalah Ny.U yang

mengatakan nyeri perut pada bagian bawah yang terjadi akibat

pembesaran rahim yang menyebabkan tekanan pada otot,sendi,dan

pembuluh darah disekitar rahim.Oleh karena itu ibu disarankan olah

raga teratur selain melakukan yoga juga dapat melakukan olah raga

ringan seperti jalan-jalan disekitar rumah dan memberikan pendidikan

kesehatan tentang tanda-tanda persalinan meliputimunculnya rasa

sakit atau mulas di perut bagian bawah dan menjalar hingga ke perut

bagian atas sampai ke pinggang bagian belakang secara teratur dan

semakin lama akan semakin sering dengan intensitas yang meningkat


157

minimal 3x dalam 10 menit dengan durasi 30-40 detik, pengeluaran

lendir darah dari jalan lahir , dan ketuban sudah pecah/rembes.

Penatalaksanaan tersebut karena usia kehamilan ibu sudah memasuki

TM III sehingga jika sewaktu-waktu akan bersalin Ny.U sudah siap

serta menyarankan kunjungan 1 minggu lagi atau jika ada

keluhan,penatalaksanaan terakhir yaitu mendokumentasikan hasil

asuhan yang telah diberikan karena setiap tindakan yang diberikan

harus tercatat jelas sebagai wujud tanggung jawab dan tanggung gugat

bidan.

2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Keluhan utama yang dirasakan oleh Ny.U saat datang kepuskesmas

yaitu merasakan kenceng-kenceng sejak tadi siang pukul 12.00 WIB

kenceng-kenceng teratur dan sudah sering, sudah terdapat juga

pengeluaran lendir bercampur darah tadi sore pukul 16.00 WIB dan

air ketubannya belum keluar.

Lokasi ketidaknyamanan yang diarasakan Ny.U mulai dari perut

bagian bawah menjalar hingga ke pinggang. Seperti teori menurut

Marmi (2012;h.9-10) tanda-tanda timbulnya persalinan diantaranya

yaitu, timbulnya his pada bagian pinggang menjalar ke depan. His

yang muncul 3x/10’/40” kuat dan teratur yang artinya frekeuensi his

dalam 10 menit sudah 3 kali, durasinya 40 detik, dan intervalnya

dalam 10 menit sekitar 3-4 menit sekali.


158

Berkaitan dengan adanya tanda-tanda persalinan,perlu dikaji mengenai

nutrisi pada Ny.U guna persiapan persalinan pada Ny.U,ibu

mengatakan makan terakhir tanggal tanggal 24 Februari 2022, pukul

13.00 WIB ibu makan nasi sayur kubis , lauk 1 telur rebus ditambah

dengan 1 buah pisang dan minum terakhir ibu tanggal 24 Februari

2022 pukul 16.45 WIB, jenis air putih 2 gelas.Menurut teori

Sulistyawati dan Nugraheny (2013) pola nutrisi dikaji untuk

mengetahui kecukupan makanan yang dimakan ibu adalah yang

mengandung karbohidrat sebagai sumber tenaga untuk melahirkan.

Selama persalinan ibu harus lebih sering berkemih dan jangan ditahan

karena kandung kemih yang penuh akan menghambat penurunan

bagian terendah janin (Marmi,2016)

Pada pola eliminasi terkaji Ny.U BAB terakhir 24 Februari 2022,

pukul 06.00 WIB, BAK terakhir tanggal 24 Februari 2022, pukul 16.30

WIB.Tidak hanya nutrisi,pola istirahat ibu juga dikaji untuk

mempersiapkan proses persalinan.Pada kasus ini ibu mengatakan tidur

terakhir tanggal 23-24 Februari 2022, pukul 21.00-04.30 WIB, ibu

mengatakan tidak dapat tidur siang karena ada rasa ketidaknyamanan

kenceng-kenceng yang sudah muncul.Istirahat untuk persiapan

persalinan sesuai teori Sulistyawati dan Nugraheny (2013) dikatakan

bahwa istirahat sangat diperlukan untuk mempersiapkan energi dalam

menghadapi persalinannya.
159

Dari pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh kedaan umum ibu

baik ,kesadaran composmentis,tekanan darah 110/70 mmHg dalam

kategori normal, Marmi (2016) menyatakan bahwa tekanan darah tidak

lebih dari 140/90 mmHg kemungkinan tidak preeklampsia,denyut nadi

Ny.U yaitu 80x/menit termasuk dalam kategori normal hal ini sesuai

dengan teori Marmi (2016),suhu badan ibu yaitu 36,4 ℃ yang

merupakan suhu normal sesuai teori Marmi (2016).Dari pemeriksaan

tanda-tanda vital diperoleh kesesuaian antara kasus dan

teori.Pemeriksaan dalam dilakukan pada Ny.U untuk mengetahui

sudah ada inpartu atau belum,pada kasus didapatkan hasil vulva/vagina

tidak ada edema ataupun benjolan,serviks lunak, menipis,pembukaan 7

cm,efficement 75 %,kulit ketuban +,teraba kepala,POD (Point of

Direction) UUK kanan depan,Moulage 0,penurunan bagian terendah H

III,bagian lain tidak ada,STLD +. Menurut Sulistyowati dan

Nugraheny (2013) dikatakan fase aktif dibagi dalam 3 fase, fase

askselerasi (2 jam pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm), fase dilatasi (2

jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm),

dan fase deselerasi (2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi

lengkap).Pada primi gravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam

sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.Sehingga Ny.U ini

termasuk kedalam fase aktif (fase deselerasi).

Diagnosa yang muncul pada kasus Ny.U usia 20 tahun G 1P0A0

hamil38+4 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, puka, presentasi


160

kepala,persalinan kala 1 fase aktif fisiologis.Diagnosa tersebut dapat

ditegakkan dari data subjektif dan objektif yang didapatkan saat

pengkajian dan pemeriksaan pada Ny.U.Persalinan kala 1 pada Ny.U

fisiologis dengan demikian tidak didapati adanya masalah yang

menganggu persalinan.

Penatalaksanaan kala 1 yang dilakukan adalah berdasarkan JNPK-KR

(2017) yaitu mempersiapkan ruangan

persalinan,peralatan/perlengkapan dan obat-obatan yang

diperlukan,mengatur posisi ibu,memberikan dukungan emosional

dengan menganjurkan suami untuk mendampingi ibu selama

persalinan karena dukungan yang diberikan suami dapat membantu

Ny.U lebih tenang dalam mengatasi rasa sakit akibat kontraksi.Hal ini

terbukti pada kasus Ny.U dimana dengan adanya suami yang

mendampingi dan mensupport ibu terus menerus menjadikan ibu

tenang dan dapat mengatasi ketegangan dan nyeri pada saat persalinan

dengan cukup baik.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada

kesenjangan antara kasus dan teori.Penatalaksanaan yang dilakukan

pada kasus Ny.U sama dengan teori tidak ditemukan adanya keluhan

ataupun penyulit apapun,diharapkan perkembangan proses persalinan

ibu dapat berjalan dengan lancar.

Keluhan yang dirasakan Ny.U pada kala II yaitu ingin mengejan dan

merasa seperti ingin buang air besar (BAB).Hal ini sesuai dengan teori

yang dimuat oleh JNPK-KR (2017) dimana tanda pada kala II


161

persalinan yaitu ibu meraskan ingin mengejan bersamaan dengan

adanya kontraksi,ibu mengatakan adanya peningkatan tekanan pada

rectum.

Dari data objektif ditemukan perineum menonjol,vulva membuka,air

ketuban sudah pecah dimana hasil ini sesuai dengan JNPK-KR

(2017).Kemudian pada pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil

yang masih dalam batas normal yaitu nadi 80x/menit,suhu

36,4℃ ,frekuensi pernafasan 20x/menit.Dari pemantauan hasil

kontraksi ditemukan bahwa durasi lebih dari 4x/10’/45”.Pemantauan

kesejahteraan janin juga penting dimana pada Ny.U diperoleh denyut

jantung janin yaitu 146 x/menit.Pemeriksaan dalam pada Ny.U

dilakukan pada tanggal 24 Februari 2022 jam 19.30 WIB dilakukan

karena untuk mengetahui indikasi tanda gejala kala II persalinan.

Dari pemeriksaan tersebut diperoleh hasil vulva membuka,pembukaan

lengkap (10 cm),ketuban pecah,warna air ketuban jernih,bau

khas,teraba kepala,POD (Point of Direction) UUK depan,penurunan

bagian terendah di hodge III,terdapat STLD.

Diagnosa yang muncul pada kasus persalinan kala II Ny.U ditegakkan

berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada Ny.U meliputi

pengkajian data subjektif dan data objektif meliputi pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan dalam.Diagnosa pada kala II ini sama dengan

diagnosa pada kala I perbedaannya yaitu pada hasil pemeriksaan yang

menunjukkan pembukaan sudah lengkap sehingga ibu masuk pada


162

persalinan kala II,pada kasus Ny.U persalinan kala II termasuk

kedalam kategori fisiologis sehingga tidak ada masalah yang timbul.

Penatalaksanaan kala II dilakukan sesuai Asuhan Persalinan Normal

(APN).Setelah dipimpin mengejan selama 25 menit bayi lahir spontan

tanggal 24 Februari 2022 pada pukul 19.55 WIB.Keadaan umum bayi

baik, jenis kelamin perempuan, menangis kuat, gerakan aktif, warna

kulit kemerahan.

Kemudian dalam pengkajian data subjektif kala III,ibu mengatakan

merasa senang dan lega bayinya sudah lahir dan ibu mengatakan perut

bagian bawah masih merasa mules.Hal ini sesuai denagn teori

Sulistyawati dan Nugraheny (2013) yaitu data subjektif kala III pasien

mengatakan bahwa bayinya sudah lahir melalui vagina,ari-arinya

belum lahir,perut bagian bawah terasa mules.Keluhan perut bagian

bawah mulas yang dirasakan ibu merupakan kontraksi uterus untuk

proses pengeluaran plasenta.

Data objektif pada persalinan kala III yang diperoleh yaitu bayi lahir

spontan pervagina, tanggal 24 Februari 2022, pukul 19.55 WIB,jenis

kelamin perempuan, menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit

kemerahan,tidak teraba janin kedua. Tali pusat tampak memanjang,

semburan darah tiba-tiba, kontraksi uterus kuat dan plasenta belum

lahir.

Kontraksi uterus kuat dan TFU setinggi pusat.


163

Penatalaksanaan yang dilakukan pada persalinan kala III yaitu

meletakkan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapkan

diperut ibu,mengecek adanya janin kedua sebelum dilakukan

penyuntikan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha atas bagian distal

lateral.Waktu penyuntikan oksitosin masih dalam batas normal yaitu

dalam 1 menit setelah bayi lahir.Tujuan pemberian suntikan oksitosin

dapat menyebabkan uterus berkontraksi dengan kuat sehingga dapat

membantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan

darah,sehingga pelaksanaan yang dilakukan sudah tepat bahwa ibu

disuntik oksitosin agar kontraksi lebih kuat.Penatalaksanaan

selanjutnya yaitu mengeklem dan memotong tali pusat.setelah itu

melakukan Inisiasi Menyusui Dini disertai PTT.Peneggangan tali pusat

terkendali (PTT) dilakukan hanya selama uterus berkontraksi

dilakukan untuk mempersingkat proses kala III dan mengurangi

perdarahan.Pada kasus Ny.U plasenta lahir setelah 5 menit dari bayi

lahir yaitu tanggal

tanggal 24 Februari 2022, pukul 20.00 WIB.Selaput plasenta lengkap

dan utuh, panjang tali pusat ± 50 cm,jumlah kotiledon ±18 buah. TFU

2 jari dibawah pusat

Selanjutnya pada pengkajian data subjektif kala IV didapat Ny.U

mengatakan ari-arinya telah lahir,perut merasa mules,merasa lelah tapi

bahagia.Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati dan Nugraheny

(2013).Rasa mulas yang dirasakan ibu disebabkan karena adanya


164

kontraksi uterus yang dapat mencegah terjadinya perdarahan.Pada data

objektif diperoleh tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik pada Ny.U

dalam batas normal.

Diagnosa yang ditegakkan pada kala IV yaitu Ny.U usia 20 tahun P 1 A0

persalinan kala IV fisiologis.Penatalaksanaan kala IV pada kasus Ny.U

yaitu memastikan uterus berkontraksi dengan baik,membersihkan ibu

dari sisa darah dan cairan ketuban,membantu ibu menganti pakaian

yang kering dan bersih,mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan

massase uterus dan menilai kontraksi,memantau pelaksanaan IMD lalu

mendokumentasikan semua asuhan selama persalinan kala IV dibagian

belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah

penilaian dilakukan,melakukan pengukuran antropometri pada bayi

Ny.U dengan hasil BB 3270 gram,PB 49 cm,LK 33 cm,LD 35 cm dan

LILA 12 cm,hasil pengukuran antropometri pada bayi dalam batas

normal.

Selanjutnya yaitu melakukan pemberian vitamin K1 dengan injeksi 1

mg intramuscular (IM) dipaha kiri bayi,melakukan pencegahan infeksi

mata bayi baru lahir dengan pemberian antibiotika tetrasiklin

1%.Selama pemantauan kala IV ditemukan tanda-tanda vital Ny.U

dalam batas normal,TFU 2 jari dibawah pusat,kontraksi uterus kuat

dan kandung kemih kosong.

3. Asuhan kebidanan Pada Ibu Nifas


165

Pengkajian masa nifas 6 jam dilakukan pada tanggal 25 Februari 2022

pada pukul 06.00 WIB.Keluhan yang dirasakan pada Ny.U pada masa

nifas 6 jam yaitu mengatakan perutnya masih terasa mulas.Hasil

pengkajian ini juga didukung dengan adanya data objektif yaitu TFU

pada Ny.U 2 jari dibawah pusat,kontraksi baik,konsistensi keras.

Asupan nutrisi setelah melahirkan Ny.U yaitu sudah makan pada

malam hari pada pukul 21.40 WIB kemudian ditambah dengan makan

1 buah pisang, Ny.U minum 1 gelas air putih dan 1 gelas teh manis

hangat. Kemudian pada pagi hari jam 05.45 WIB ibu sudah makan 1

roti dan ditambah dengan minum 1 gelas air putih.Hal ini

membuktikan bahwa kebutuhan nutrisi Ny.U tercukupi.

Kemudian pada data pola eliminasi Ny.U mengatakan sudah bisa BAK

sebanyak 2x pada pukul 22.30 WIB dan saat pagi hari pukul 05.30

WIB. Ibu mengatakan belum bisa BAB.Menurut teori Marmi (2017)

bahwa buang air kecil (BAK) sendiri sebaiknya dilakukan

secepatnya.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Ny.U sudah

melalui tahapan BAK pasca salin sesuai dengan teori yang

ada.Kemudian untuk masalah Ny.U belum bisa BAB lakukan diet

teratur,cukup cairan,konsumsi maknan berserat sesuai dengan teori

Marmi (2017).

Mobilisasi yang dilakukan Ny.U setelah melahirkan duduk, berdiri dan

berjalan ke kamar mandi.Dalam kasus ini terlihat Ny.U dalam waktu 6

jam sudah mampu melakukan mobilisasi bertahap dengan baik


166

sehingga diharapkan proses pemulihan dan masa nifasnya nanti akan

berjalan lancar.Pada kasus Ny.U telah beristirahat ditempat tidur

selama ±5 jam dan sesekali terbangun karena bayinya menangis,dalam

hal ini dapat dikatakan bahwa istirahaat Ny.U masih kurang.Seperti

teori Elisabeth dan Purwoastuti (2017) yaitu ibu nifas memerlukan

istirahat yang cukup sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada

siang hari. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah

kelelahan.

Dalam hal menyusui ibu mengatakan masih belajar karena belum

mempunyai pengalaman sama sekali,tetapi setelah melahirkan ibu

sudah mencoba menyusui sebanyak 2 kali dan ASI sudah keluar lancar

lalu bayi sudah dapat menghisap kuat.Namun segera setelah lahir tadi

telah dilakukan IMD.Jika bayi tidur bangunkan selama siklus tidurnya

setiap 2-3 jam,susui bayi secara bergantian pada payudara kanan dan

kiri.Dalam kasus ini Ny.U masih perlu diberikan penkes pemberikan

ASI eksklusif pada bayi hingga usianya 6 bulan karena banyak

manfaat diberikanya ASI eksklusif yaitu, mudah dicerna oleh bayi,

dapat memberikan perlindungan pada bayi terhadap penyakit, bersih,

siap untuk diminum dan hemat biaya.Dari data psikososial pada kasus

Ny.U mengatakan ibu sedang fokus pada dirinya sendiri.Hal ini sesuai

dengan teori menurut Handayani dan Pujiastuti (2016) yaitu adaptasi

psikososial pertama pada masa nifas adalah fase taking infase

inimerupakan periode ketergantungan yang berlangsung pasca


167

bersalin,pada fase ini ibu fokus pada diri sendiri dan pasif dengan

lingkungan sekitarnya.Sehingga dalam keadaan seperti ini ibu

membutuhkan dukungan suami dan keluarga terdekat.Hasil

pemeriksaan masa nifas 6 jam pada Ny.U diperoleh hasil yang normal

pada pemeriksaan obstetrik yaitu ASI sudah keluar,putting susu

menonjol,TFU 2 jari dibawah pusat,kontraksi baik,konsistensi keras

dan posisi uterus ditengah menurut teori Marmi (2017).Hal tersebut

menunjukan keadaan normal pada Ny.U dimasa nifas 6 jam,terdapat

pengeluaran pervaginam lochea rubra berkarakteristik warna merah

kehitaman bersisi cairan yanhg sudah mati berdasarkan teori dari

Marmi (2017).Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ny.U dalam

keadaan normal.

Diagnosa yang muncul pada kasus Ny.U usia 20 tahun P1 A0 dalam

masa nifas 10 jam (PP) fisiologis.Diagnosa ini merupakan hasil dari

anamnesa dan pemeriksaan fisik pada Ny.U tidak ada masalah yang

dialami Ny.U pada masa nifas ini yaitu hanya perut merasa

mulas.Masalah yang dialami Ny.U adalah normal karena mulas yang

dirasakan adalah kontraksi rahim untuk mencegah perdarahan dan

proses pengembalian bentuk uterus.

Penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan asuhan pada ibu masa

nifas 6 jam dan disesuaikan dengan kebutuhan ibu,pada penatalsanaan

ini disampaikan kepada ibu bahwa keadaan ibu sehat dan

normal,kemudian menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mulas yang


168

dirasakan adalah wajar karena merupakan proses involusi uteri

(kembalinya rahim keukuran sebelum hamil),penatalaksanaan ini

dimaksudkan agar ibu tidak perlu khawatir jika ibu merasakan mules

setelah melahirkan karena hal tersebut adalah normal.Kemudian

menganjurkan ibu istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali

tenaga yaitu minimal 8 jam sehari karena kurangnya istirahat akan

memepengaruhi produksi ASI dan memperbanyak perdarahan yang

dapat menyebabkan depresi dan ketidakmampuan ibu dalam merawat

bayi.

Pengkajian masa nifas 6 hari dilakukan pada tanggal 2 maret 2022

pada pukul 09.30 WIB dan diperoleh data subjektif yaitu ibu

mengatakan tidak ada keluhan hanya saja akhir-akhir ini ibu sulit

untuk istirahat/tidur,ibu mengatakan tidur pada malam hari ±6 jam dan

jarang untuk tidur siang.Menurut teori Marmi (2011) normalnya

istirahat ibu pada malam hari sekitar 7-8 jam dan pada siang hari

sekitar 2 jam.Jadi dapat disimpulkan pada kasus Ny.U belum

memenuhi pola istirahat/tidur yang normal,pada pola eliminasi Ny.U

mengatakan BAB 1x pada hari ke-4 setelah melahirkan dengan

konsistensi agak lembek dan untuk BAK 5-6x sehari warna jernih

kekuningan.

Ibu merasa senang dengan kehadiran anak pertamanya ini,ibu akan

merawatnya dengan baik keadaan yang dialami ibu menunjukkan

keadan yang normal dimana saat ini ibu berada dalam fase taking
169

holdyaitu ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa

tanggung jawab dalam perawatan bayinya,oleh karena itu ibu

memerlukan dukungan untuk merawat diri dan bayinya sehingga

tumbuh rasa percaya diri (Handayani dan Pujiastuti;2016).

Dari pemeriksaan fisik hasil pengukuran tanda-tanda vital pada Ny.U

didapat hasil yang normal dan tidak menunjukan adanya masalah dan

tanda bahaya pada ibu nifas.Dari pemeriksaan obstetrik didapatkan

mammae tidak ada odeam,putting susu menonjol,tidak ada luka pada

area putting dan ada pengeluaran ASI,pada pemeriksaan abdomen

TFU pertengahan pusat symphisis pusat,kontraksi keras sedangkan

pada pemeriksaan genetalia juga didapatkan hasil normalsesuai dengan

teori Marmi (2017) yaitu adanya pengeluaran lochea sanguinolenta

yang muncul pada hari kelima sampai hari kesembilan post partum

dengan warna putih campur merah kecoklatan.

Diagnosa yang muncul pada masa nifas 6 hari hampir sama dengan

diagnosa pada masa nifas 6 jam,perbedaannya hanya terletak pada

waktu dan masalahnya karena pada saat ini pun keadaan ibu normal

atau fisiologis.Diagnosa ibu ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa

dan pemeriksaan pada Ny.U yaitu Ny.U usia 20 tahun P1 A0 dalam

masa nifas 6 hari fisiologis dan tidak ada masalah yang muncul.

Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu menganjurkan ibu untuk

istirahat yang cukup, 8 jam sehari untuk tidur malam dan 1 jam sehari

untuk tidur siang atau ketika bayi tidur ibu juga ikut tidur. Dampak
170

dari ibu apabila kekurangan istirahat akan menyebabkan pengeluaran

ASI sedikit sehingga akan mengganggu pikiran ibu dan dapat

menyebabkan ketidakmampuan ibu dalam merawat

bayinya,memeberitahu ibu untuk memperbanyak makanan berprotein

tinggi (bisa makan-makanan berbau amis, putih telur yang direbus dan

berserat,kemudian yang terakhir mendokumentasikan setiap tindakan

asuhan yang telah diberikan.

Pengkajian masa nifas 2 minggu yaitu dilakukan pada tanggal 10

Maret 2022 pada pukul 16.00 WIB dilakukan pengkajian untuk

mengetahui perekembangan ibu dan bayi.Data subjektif yang diperoleh

yaitu ibu mengatakan tidak ada keluhan,pola nutrisi,istirahat dan

eliminasi berjalan dengan normal pada data psikologi Ny.U sedang

dalam fase letting go yaitu fase menerima tanggung jawab akan peran

barunnya.Sesuai dengan teori Handayani dan Pujiastuti (2016) fase

letting gomerupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung selama 10 hari pasca melahirkan,ibu sudah

mulai beradaptasi dengan ketergantungan bayinya keinginan untuk

merawat diri dan bayinya meningkat hal ini dibuktikan fokus perhatian

ibu sudah sepenuhnya kepada bayinya.Ibu dapat merawat bayinya

seperti menganti popok,memandikan bayi,menyusui setiap kali bayi

menginginkan.

Pada kunjungan ini diberikan konseling dini tentang KB pasca

salin,dari data yang didapat Ny.U masih bimbang akan menggunakan


171

alat kontrasepsi dan ibu belum mengetahui secara detail jenis-jenis alat

kontrasepsi.Hal ini merupakan masalah yang harus diselsaikan

bersama bidan dengan memebrikan KIE atau konseling mengenai

jenis-jenis alat kontrasepsi KB.Saat dilakukan pemeriksaan fisik

kondisi ibu dalam batas normal sehingga tidak mengidentifikasi

adanya komplikasi maupun tanda infeksi apapun.Diperkuat dengan

adanya pemeriksaan objektif pada Ny.U yaitu didapat palpasi pada

Ny.U TFU sudah tidak teraba,pengeluaran pervaginam ibu nifas 2

minggu lokhea serosa warna kuning dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

Diagnosa yang muncul pada masa nifas 2 minggu sama dengan

diagnosa ibu nifas pada masa sebelumnya.Menurut hasil anamnesa dan

pemeriksaan fisik pada Ny.U didapatkan hasil yang menunjukan ibu

dalam keadaan sehat dan tidak ada tanda gejala yang mengarah pada

keadaan tidak normal atau patologis.

Penatalaksanaan pada masa nifas 2 minggu sama dengan pelaksanaan

masa nifas 6 hari.Perbedaannya hanya terletak pada pemberian

konseling tentang alat kontrasepsi KB karena diharapkan ibu dapat

menggunakan kontrasepsi sesuai dengan keinginanya untuk mengatur

kehamilannya lagi.

Penatalaksanaan asuahan nifas 2 minggu antara lain menilai tanda-

tanda demam,infeksi atau perdarahan abnormal,memastikan ibu

mendapatkan cukup makanan,cairan dan istirahat,memastikan ibu

menyusui dengan baik lalu yang terakhir memberikan konseling


172

tentang KB pasca persalinan.Pada penatalaksanaan konseling tentang

KB Ny.U sudah mempunyai pilihan KB yang akan digunakan yaitu

KB suntik progestin atau KB suntk 3 bulan sebagai alat kontrasepsi

setelah melahirkan.Dimana ibu berencana akan mulai menggunakan

setelah 40 hari post partum.

4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Pengkajian asuhan bayi baru lahir 6 jam dilakukan pada tanggal 25

Februari 2022 pukul 06.00 WIB (10 jam PP).Menurut Marmi dan

Rahardjo (2018) mengatakan identitas merupakan suatu alat pengenal bayi

agar tidak tertukar dan mudah dikenali.Pada kasus ini bayi belum diberi

nama sehingga identitas bayi dicantumkan Bayi Ny.U hal ini tidak

memberikan masalah karena dari pihak keluarga memang belum

memebrikan nama pada bayi tersebut sehingga bayi diberi identitas bayi

Ny.U karena Ny.U sebagai ibu dari bayi tersebut.

Pada riwayat kehamilan ibu mengatakan usia ibu saat hamil yaitu 20 tahun

dan bayi lahir pada saat usia kehamilan 38+4 minggu.Menurut Marmi dan

Rahardjo (2018) menyatakan lamanya masa gestasi tiap neonatus sangat

penting karena faktor maturasi bayi sangat berpengaruh pada mordibitas

dan moralitas parinatal,serta penting untuk penatalaksanaan tiap

neonatus.Pada kasus ini bayi Ny.U lahir saat usia kehamilan 38 +4

minggu.Bayi Ny.U telah berhasil di IMD sejak bayi lahir dan bayi baru

disusui 2 kali dan sudah menghisap dengan baik.Hal ini menunjukan

bahwa reflek sucking (menghisap) bayi sudah baik dan reflek primitive
173

bayi yang dapat dilihat dari cara menyusu yaitu reflek rooting

(mencari),swallowing (menelan) juga baik.Pada pola eliminasi didapatkan

bahwa setelah lahir bayi sudah BAB 1x dan BAK 1x sejak tadi

malam.Menurut Marmi dan Rahardjo (2018) bayi baru lahir yang

pencernaannya normal akan BAB pada 24 jam pertama.Menurut Marmi

dan Rahardjo (2018) pola tidur bayi baru lahir normalnya bayi sering tidur

dan bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam

sehari.

Bayi Ny.U belum dimandikan sejak lahir namun telah dibersihkan dari

darah dan kotoran yang keluar saat proses persalinan.Menurut teori

Arfiana dan Lusiana (2016) kebersihan badan bayi baru lahir dimandikan

setelah minimal 6 jam dan suhu stabil,pendundaan memandikan bayi

bertujuan untuk menghindari dan meminimalkan terjadinya hipotermi

pada bayi.

Pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik bayi didapatkan bahwa keadaan

umum bayi baik,denyut jantung bayi 138x/menit,suhu tubuh bayi 36,6


0
C,pernafasan/respirasi pada bayi yaitu 52x/menit.Menurut Marmi dan

Rahrdjo (2018) pernafasan normal pada bayi sekitar

60-40x/menit.Pengukuran suhu normalnya pada bayi yaitu 36,50C –

37,50C menurut teori Arfiana dan Lusiana (2016),suhu perlu dikaji agar

mengetahui bayi mengalami hipotermi atau tidak.Pada kasus bayi Ny.U ini

suhu bayi masih dalam batas normal dan tidak mengalami hipotermi,dari
174

pemeriksaan tanda-tanda vital tersebut keadaan bayi dalam batas

normal.Pada pemeriksaan antropometri bayi didapatkan

Berat badan : 3270 gram,panjang badan : 49 cm,lingkar kepala : 33 cm

dan lingkar dada : 35 cm dan LILA : 14 cm.Menurut Kosim (2007) dan

Depkes RI (2005) dalam Marmi dan Rahardjo (2018) berat badan BBL

normal adalah 2500-4000 gram,panjang badan BBL normal adalah 48-52

cm,lingkar kepala BBL normal adalah 33-35 cm,lingkar dada BBL normal

30-38 cm.Tidak terdapat kesenjangan pada pengukuran antropometri bayi

Ny.U dalam keadan normal.Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan

bayi normal dan tidak ada kelainan kongenital.Pada pemeriksaan abdomen

ditemukan bahwa tali pusat datar, pada tali pusat tidak ada

pembengkakakan, tidak ada tanda infeksi, nanah dan bau yang tidak

enak,kemudian pada pemeriksaan genetalia didapatkan hasil labia mayora

sudah menutupi labia minora lalu lubang uretra terpisah dengan lubang

vagina ini sudah sesuai dengan teori Marmi dan Rahardjo (2018).

Diagnosa kebidanan yang muncul pada kasus bayi Ny.U ini yaitu Bayi

Ny.U usia 6 jam fisiologis.Tidak ada masalah pada bayinya,diagnosa ini

ditegakkan berdasarkan pengkajian data subjektif dan data objektif.

Penatalaksanaan asuhan BBL 6 jam yang dilakukan pada bayi Ny.U yaitu

menyampaikan hasil pemeriksaan bayi Ny.U,mengajarkan kepada ibu

tentang perawatan tali pusat yaitu dengan cara membiarkan tali pusat tetap

terbuka,mengering dan hanya dibersihkan setiap hari dengan air

bersih,penatalaksanaan ini dimaksudkan agar ibu mengetahui cara


175

merawat tali pusat bayi sehingga tidak terjadi infeksi.Pemberian suntikan

imunisasi Hepatitis B pada bayi diberikan 1-2 jam setelah pemberian

Vitamin K.Pada kasus ini bayi diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin

K,sehingga sudah sesuai teori.

Pengkajian bayi umur 6 hari dilakukan pada tanggal 2 maret 2022 pada

pukul 09.30 WIB.Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa ibu mengatakan

bayinya menyusu setiap 2 jam sekali atau ketika bayi menangis karena

lapar.Ny.U mengatakan bayi BAB 4-5x sehari warna kekuningan

konsistensi lembek dan BAK 7-10x sehari warna jernih

kekuningan.Pemberian nutrisi pada bayi baru lahir mempengaruhi pola

eliminasi pada bayi juga.

Dari hasil pemeriksaan fisik bayi ditemukan bahwa tali pusat sudah lepas

dengan sendirinya.Pengukuran antropometri berat badan bayi menjadi

3300 gram.Pada kasus ini berat badan bayi mengalami kenaikan menjadi

3300 gram sehingga dapat disimpulkan keadaan bayi saat ini normal.

Diagnosa yang muncul pada bayi baru lahir usia 6 hari sama dengan

diagnosa pada bayi baru lahir usia 6 jam.Perbedaannya hanya terletak pada

waktunya,karena pada saat ini bayi dalam keadaan normal atau

fisiologis.Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa dan

pemeriksaan pada bayi Ny.U dengan diagnosa Bayi Ny.U usia 6 hari

fisiologis dan tidak terdapat masalah apapun yang muncul.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada bayi usia 6 hari yaitu memberitahu

ibu atau keluarga bahwa bayi dalam keadaan normal,mengingatkan ibu


176

untuk selalu memberikan ASI pada bayinya setiap 2-3 jam bergantian dari

payudara kiri dan kanan dan tetap berikan ASI eksklusif kepada bayi

sampai usianya 6 bulan,memebrikan konseling tentang menjaga

kebersihan kulit bayi yang dimaksudkan agar ibu mengetahui cara

merawat kulit bayi sehingga kulit bayi tetap bersih dan sehat,memeberikan

informasi mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga

keamanan bayi tanpa ada yang menunggu,selain itu juga perlu dihindari

untuk memberikan apapun kemulut bayi selain ASI karena bayi bisa

tersedak.Yang terakhir mendokumentasikan hasil tindakan dibuku KIA.

Data subjektif yang diperoleh saat asuhan bayi baru lahir usia 2 minggu

yaitu pada tanggal 10 Maret 2022 pada pukul 16.00 WIB yaitu Ny.U

mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya,bayi menyusu setiap 2 jam

sekali atau ketika bayi menangis karena lapar dan ibu mengatkan bayinya

BAB 5x sehari, konsistensi lembek warna kuning. BAK 8-10x sehari

warna jernih kekuningan.Warna urin kuning jernih menunjukan bahwa

asupan cairab bayi cukup.Hal ini menunjukan pola eliminasi pada bayi

tidak ada masalah.

Pada pengukuran atropometri berat badan bayi Ny.U sudah mengalami

kenaikan lagi yaitu menjadi 3320 gram sedangkan pada penimbangan

kunjungan 6 hari 3300 gram lalu berat badan waktu lahir 3270 gram.Hal

ini berarti berat badan bayi Ny.U mengalami kenaikan dari berat

lahir.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan bayi berjalan


177

dengan baik dan pola menyusui ibu berjalan dengan baik pula.Hal ini

dibuktikan dengan peningkatan berat badan bayi.

Diagnosa yang muncul pada bayi baru lahir usia 2 minggu sama dengan

diagnosa bayi baru lahir pada masa sebelum-sebelumnya.Perbedaannya

hanya terletak pada waktunya.Karena menurut hasil anamnesa dan

pemeriksaan fisik bada bayi Ny.U didapatkan hasil yang menunjukkan

bayi dalam keadaan sehat dan tidak ada tanda gejala yang mengarah pada

kedaan yang tidak normal atau patologis.Diagnosa kebidanannya yaitu

Bayi Ny.U usia 2 minggu fisiologis.

Penatalaksanaan pada bayi baru lahir usia 2 minggu sama dengan

penatalaksanaan pada bayi baru lahir usia 6 hari hal ini disesuaikan dengan

kebutuhan bayi.Asuhan BBL 2 minggu pada bayi Ny.U antara lain yaitu

menganjurkan ibu untuk selalu memberikan ASI pada

bayinya,memberikan konseling tentang menjaga kebersihan kulit

bayi ,memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi.Pelaksanaan ini

dimaksudkan agar ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sehingga

jika bayinya mengalami satu atau beberapa tanda bahaya tersebut dapat

segera membawa ketenaga kesehatan terdekat.Pelaksanaan asuhan BBL 2

minggu telah dilakukan dan tidak terdapat kesenjangan apapun.


178
178

BAB V
PENUTUP

B. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan

menggunakan pendekatan komprehensif dan pendokumentasian secara

SOAP pada Ny.U dari kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dan

konseling KB yang dimulai dari tanggal 19 Februari 2022 – 10 Maret

2022. Maka dapat disimpulkan :

1. Asuhan kehamilan pada Ny.U usia 20 tahun dengan kehamilan 38 +4

minggu dimulai dari pengkajian,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

obstetrik,pada tanggal 19 Februari 2022.Dari hasil pengkajian dan

pemeriksaan pada masa hamil 38+4 minggu Ny.U mengalami nyeri pada

perut bagian bawah dan ibu belum mengetahui tanda dan persiapan

persalinan.Oleh karena itu bidan memberikan asuhan sesuai kebutuhan

ibu yaitu memberikan pendidikan cara mengatasi nyeri pada perut

bagian bawah dan tanda-tanda serta persiapan persalinan.Pada saat

memberikan asuhan tidak ditemukan adanya penyulit karena Ny.U

cukup kooperatif sehingga mudah dalam memberikan asuhan.Kehamilan

Ny.U fisiologis dan tidak ada penyulit.

2. Asuhan persalinan yang diberikan pada Ny.U dengan usia kehamilan

38+4 minggu menggunakan Asuhan Persalinan Normal yaitu pada tanggal

24 Februari 2022.Pada kala I,kala II,kala III dan kala IV persalinan

berjalan dengan normal tanpa adanya penyulit dan komplikasi,serta


179

dilakukan IMD selama 1 jam.Namun pada pelaksanaan terdapat

kesenjangan antara teori dan lahan yaitu APD,penolong tidak

menggunkan kacamata,penutup kepala dikarenakan keterbatasan alat

dipuskesmas serta bidan merasa dengan menggunkan

handscoon,masker,celemek sudah mampu melindungi diri saat

menolong.Hal tersebut dapat menjadi masalah serius karena bidan ada

petugas kesehatan yang paling rentan terkena penyakit menular seperti :

Hepatitis B,TB dan HIV melalui berbagai cara misal tertusuk jarum atau

alat tajam lainnya yang telah terkontaminasi.Oleh karena itu

kelengkapan APD harus dipatuhi oleh bidan agar terhindar dari

tertularnya penyakit.Meskipun demikian hal tersebut tidak menjadi

pengaruh dalam memberikan asuhan persalinan pada Ny.U karena

proses persalinan Ny.U berjalan fisiologis atau lancar dan normal.

3. Asuhan nifas pada Ny.U dari tanggal 25 Februari 2022 – 10 Maret 2022

yaitu dari 6 jam postpartum sampai dengan 2 minggu

postpsrtum.Asuhan nifas pada Ny.U usia 20 tahun P 0A0 dengan keluhan

perut ibu merasa mulas dihari pertama postpartum dimana hal ini bukan

merupakan penyulit pada masa nifas karena ini merupakan hal yang

normal sebagai akibat proses involusi uteri.Pada masa nifas Ny.U

diberikan pendidikan kesehatan mengenai masalah yang dialami yaitu

perut mulas pada masa nifas,diberikan juga pengetahuan mengenai

perawatan sehari-hari masa nifas.Ny.U kooperatif saat diberikan asuhan

sehingga memudahkan bidan dalam memberikan asuhan.Pemberian


180

konseling KB dilakukan pada minggu kedua masa nifas,dan ibu telah

memilih dan berencana menggunakan KB suntik progestin atau KB

suntk 3 bulan sebagai alat kontrasepsi setelah melahirkan.Ny.U dalam

masa nifas fisiologis tanpa adanya penyulit.

4. Asuhan bayi baru lahir kepada bayi Ny.U dengan jenis kelamin

perempuan,lahir dengan berat 3270 gram dan panjang badan 49

cm.Tidak ditemukan adanya cacat bawaan serta tanda bahaya pada bayi

baru lahir.Bayi Ny.U telah diberikan salep mata tetrasiklin 1 %,Vit Neo

1 Mg/0,5 cc.Pada asuhan BBL 6 jam tidak terdapat kesenjangan anatara

kasus dan teori.Selanjutnya dari hasil pemeriksaan dan pemantauan bayi

baru lahir sampai dengan 2 minggu tidak ditemukan komplikasi atau

tanda-tanda bahaya.

C. Saran

1. Sebaiknya bidan dalam memberikan pertolongan persalinan mematuhi

prosedur kepatuhan penggunaan APD secara lengkap yaitu pelindung

kepala,kacamata,masker,sarung tangan dan sepatu.

2. Diharapkan bidan dapat mengikuti proseduryang berlaku dalam

memberikan semua asuhan kebidanan.


DAFTAR PUSTAKA

APN. (2017). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.

Arfiana, Lusiana. (2016). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekola.
Yogyakarta: Trans Medika.

Aryani, Y., Masrul, M., & Evareny, L. (2015). Pengaruh Masase pada Punggung
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui
Peningkatan Kadar Endorfin. Jurnal Kesehatan Andalas.
https://doi.org/10.25077/jka.v4i1.193

Asiyah, N., Islami, I., & Mustagfiroh, L. (2017). Perawatan Tali Pusat Terbuka
Sebagai Upaya Mempercepat Pelepasan Tali Pusat. Indonesia Jurnal
Kebidanan, 1(1), 29. https://doi.org/10.26751/ijb.v1i1.112

Asrinah, D. (2010). Asrinah, dkk. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.


Yogyakarta : Graha Ilmu ; 2010. Asrinah.

Damayanti, I. P. (2015). Hubungan Teknik Pernafasan dengan Kemajuan


Persalinan The Correlations of Breathing Techniques With The Progress of
Childbirth. Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1), 21–24.

Damayanti, I. P. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan


Ketidaknyamanan Sering Bak. Ensiklopedia of Journal.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jateng
Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 3511351(24), 273–
275.

Gdq, O., Nhnxdwdq, N., Gdsdw, V., Survhv, P., Gdq, S., Kxexqjdq, P., Vxdpl,
G., Shqjhwdkxdq, G. D. Q., Shuvdolqdq, W., Lex, N., Shuvdolqdq, P., Gdq,
V., Ghqjdq, S., Lex, N., & Ndod, E. (2019). Asupan gizi , GXNXQJDQ
status biokimia , sindrom WHQWDQJ metabolik pegawai + XEXQJDQ
VXDPL dan GDQ status SHQJHWDKXDQ SHUVDOLQDQ GHQJDQ
NHFHPDVDQ LEX EHUVDOLQ NDOD , Asupan gizi , status biokimia ,
dan status sindrom metabolik pegawai. 3(2), 97–105.

Handayani E.,Wahyu Pujiastuti. (2016). Asuhan Holistik Masa Nifas dan


Menyusui. Yogyakarta: Transmedika

Hapsari, V. D., & Sudarmiati, S. (2011). Pengalaman Seksualitas Ibu Hamil di


Puskesmas Pondok Aren Tengerang. Jurnal Ners.

Indrasari, N. (2014). Perbedaan Lama Persalinan Kala II Pada Posisi Miring Dan
Posisi Setengah Duduk. Jurnal Keperawatan.

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesi Tahun 2016. In Kementerian


Kesehatan RI. www.kemkes.go.id

Kemenkes RI. (2020). Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir di Era Adaptasi Baru.

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu nifas, dan Bayi
Baru Lahir. Pedoman Bagi Ibu Hamil , Ibu Nifas Dan Bayi Baru Lahir
Selama Covid-19, Kemenkes. (2020). Selama Social Distancing. Pedoma.
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/Pedoman_bagi_ibu_hamil_i
bu_nifas_dan_BBL_selama_social_distancing.pdf

Marmi. (2016). Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan (kedua).


Pustaka Pelajar.

Marmi. (2017). Asuhan Kebidanan Pada masa Antenatal (Sujono Riyadi (ed.);
Ketiga). Pustaka Pelajar.

Marmi, & Rahardjo, K. (2015). Asuhan Nenonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prsekolah (Keempat). Pustaka Pelajar.

Notoadmojo, S. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehaan. Indonesian Jourmal On


Medical Science. https://doi.org/S0887899401003605 [pii]

Rilyani, Arianti, L., & Wiagi. (2017). Pengaruh Counter Pressure Terhadap Skala
Nyeri Persalinan Di Rumah Sakit Daerah May. Jend. Hm. Ryacudu
Kotabumi Lampung Utara Tahun 2017. The Journal of Holistic Healthcare.

Shodiqoh, Roisa, E., Syahrul, & Fahriani. (2014). Perbedaan Tingkat Kecemasan
Dalam Menghadapi Persalinan Antara Primigravida dan Multigravida. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 2, 141–150.

Siwi E.W.,Endang Purwoastuti. (2015). Asuhan Kebidanan Masa NIfas &


Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sri, W. (2017). Memahami Kontrasepsi Hormonal Wanita. Yogyakarta:


Transmedika

Sulistyawati, A. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Salemba Medika.

sumarah. (2008). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin sumarah. Salemba Medika.

Ummi Hani, Jiarti Kusbandiyah Marjati, R. Y. (2010). Asuhan Kebidanan Pada


kehamilan Fisiologis (Sally Carolina (ed.); 1st ed.). Salemba Medika.

Widatiningsih, S., & Dewi, C. H. T. (2017). Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan


(1st ed.). trans medika.

Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I, 7(3). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15083

Anda mungkin juga menyukai