F USIA 13 TAHUN
DI KECAMATAN KENDAL DENGAN DISMINORHEA
Dosen Pengampu : Triana Septianti Purwanto SST, M.Keb
Disusun oleh :
Puput Rahayunintiyana L (P27824420119)
Puteri Amalia W (P27824420120)
Ratfi Larasati Y (P27824420121)
Septi Dewi J (P27824420122)
Shinta Nikmah S (P27824420123)
Siti Rohmatul K (P27824420124)
Mengetahui,
Ka Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
i
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah kelompok “ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA
Nn.F USIA 13 TAHUN DI KECAMATAN KENDAL DENGAN
DISMINORHEA “ Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi target asuhan
kebidanan remaja secara komprehensif di Program Studi DIV Alih Jenjang
Kebidanan Kampus Magetan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya. Penulis mengharapkan bantuan pengarahan
dan bimbingan,untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Dwi Purwanti, SST., M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Alih Jenjang
Kebidanan.
2. Ibu Triana Septianti S.ST, M.Keb selaku dosen pembimbing Asuhan
Kebidanan.
3. Ibu Tutik Purwati S.ST selaku Pembimbing lahan.
4. Semua pihak yang telah ikut serta membantu dan memberikan dukungan
dalam pembuatan laporan ini
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan.
Untuk itu penulis memohon untuk kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan
dalam pembuatan laporan ini.
Penulis meminta maaf atas kekurangan baik berupa kesalahan isi, penyajian
maupun penulisan. Semoga hasil dari laporan ini bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan pada pembaca umumnya.
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan........................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
BAB I LANDASAN TEORI
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktik .............................................................................................2
1.3 Lama Praktik................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Remaja....................................................................................3
2.2 Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) ..........................................6
2.3 Konsep Dasar Status Gizi pada Remaja.....................................................13
2.4 Manajemen Kebidanan...............................................................................17
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.5 Pengkajian..................................................................................................23
A. Data Subyektif............................................................................................23
B. Data Obyektif...............................................................................................24
C. Assesment ...................................................................................................25
D. Penatalaksanaan .........................................................................................26
E. Evaluasi........................................................................................................27
BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................28
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................29
5.2 Saran...........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................30
LAMPIRAN....................................................................................................32
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
4
5
d. Komunikasi Efektif
Kemampuan untuk menyampaikan gagasan sehingga dimengerti oleh
orang lain maupun kelompok di lingkungannya. Tujuan Dalam kehidupan
sehari-hari dibutuhkan berkomunikasi secara efektif, baik dengan teman
sebaya, orang tua maupun orang dewasa lainnya. Dengan tujuan memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan. Jika remaja tidak
menerapkan komunikasi efektif akan menyebabkan kurang baiknya
hubungan pribadi, merasa tidak nyaman dalam beraktivitas serta selalu
merasa kesepian.
Beberapa cara mengembangkan komunikasi efektif, antara lain:
1) Melakukan kontak mata
2) 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
3) Hindari memotong pembicaraan, menganalisa, menyalahkan,
menghakimi, menasehati, mengintrogasi
4) Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
5) Menjadi pendengar yang aktif
6) Merefleksikan perasaan
7) Memuji/memberikan penghargaan
e. Berpikir Kritis
Kemampuan untuk menganalisis informasi dan pengalamanpengalaman
secara objektif. Jika anak usia sekolah dan remaja tidak berfikir kritis
menyebabkan anak usia sekolah dan remaja sulit memahami fakta dengan
benar dan tidak mampu menganalisi situasi/masalah. Tujuan Tujuan
ketrampilan ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan anak usia sekolah
dan remaja dalam menganalisis situasi atau masalah, sehingga anak usia
sekolah dan remaja diharapkan dapat lebih mengenal dan memperkirakan
faktor - faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku, antara lain:
1) Tata nilai/norma, tekanan teman sebaya dan media.
2) Tidak berkembangnya keterampilan sosial ini menyebabkan remaja
sulit memahami sebuah fakta dengan benar.
11
f. Berpikir Kreatif
Kemampuan membuat ide baru dengan menganalisis informasi dan
berbagai pengalaman, untuk menciptakan sesuatu yang berbeda, termasuk
menemukan cara yang kreatif untuk menolak ajakan negatif teman sebaya.
Tujuan Menggali dan menciptakan ide-ide dan cara-cara baru/mampu
berinovasi untuk mengatasi permasalah sehari-hari. Jika tidak mempunyai
kesadaran diri maka remaja menjadi tidak produktif, cenderung meniru
dan malas.
g. Pengendalian Emosi
Suatu kemampuan untuk meredam gejolak emosi sehingga tersalurkan
dalam perilaku yang terkendali. Tujuan Anak usia sekolah dan remaja
harus mengembangkan keterampilan psikososial ini karena dalam
kehidupan sehari-hari yang masih emosisonal diperlukan kemampuan
mengontrol emosi, mengendalikan diri agar mampu menghadapi situasi
dan emosi dengan tenang. Jika remaja tidak dapat mengendalikan emosi
akan menyebabkan remaja menjadi mudah marah, agresif, tidak tenang
dan mudah tersinggung, menangis dan mengasingkan diri.
h. Pemecahan Masalah
Suatu kemampuan yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan
permasalahan secara konstruktif (bersifat membina, memperbaiki dan
membangun). Tujuan Untuk meningkatkan kemampuan dalam
menguraikan informasi atau permasalahan yang ada dengan
menghubungkan permasalahan dengan hal-hal lain yang relevan, untuk
kemudian dirumuskan menjadi suatu ide baru yang berkaitan dengan
penyelesaian permasalahan.
i. Mengatasi Stress
Kemampuan pengenalan sumber yang menyebabkan stres dalam
kehidupan, bagaimana efeknya dan cara mengontrol diri terhadap stres.
Tujuan Anak usia sekolah dan remaja harus mengembangkan keterampilan
psikososial ini, karena dalam kehidupan sehari-hari mereka masih rentan
dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan yang membutuhkan
12
kemampuan bertahan dan bangkit dari keterpurukan, agar cepat pulih dan
melakukan pengembangan diri. Jika remaja tidak mampu mengatasi stres
maka anak usia sekolah dan remaja akan menjadi lamban, pasif, tidak
termotivasi, tidak berdaya dan mudah sakit.
j. Pengambilan Keputusan
Kemampuan untuk menentukan pilihan yang tepat secara konstruktif dari
berbagai alternatif yang ada. Keputusan yang salah dapat membuat masa
depan menjadi suram. Tidak berkembangnya kompetensi ini pada anak
usia sekolah dan remaja menyebabkan anak usia sekolah dan remaja
menjadi frustasi, putus asa atau asal-asalan dalam menentukan langkah.
Tujuan Anak usia sekolah dan remaja mampu mengambil keputusan yang
tepat dalam menyelesaikan permasalahannya. Beberapa cara dalam
melakukan pengambilan keputusan, antara lain :
2.3 Konsep Dasar Status Gizi pada Remaja
2.3.1 Kebutuhan Gizi Remaja
Kebutuhan gizi pada masa remaja sangat erat kaitannya dengan besarnya
tubuh hingga kebutuhan yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan yang
cepat (grow spurt). Pada remaja putri grow spurt dimulai pada umur 10-12 tahun.
Pada remaja putra grow spurt terjadi pada usia 12-14 tahun. Kebutuhan gizi
remaja relatif besar, karena mereka masih mengalami pertumbuhan. Selain itu,
remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia lainnya,
sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak (Adriani dan Wirjatmadi, 2014).
Zat-zat gizi yang dibutuhkan remaja diantaranya adalah :
1. Energi
Energi merupakan satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja
adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan di
sekolah maupun di luar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif dan
banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar
dibandingkan yang kurang aktif. Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi
yang dibutuhkan relatif sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan
13
4. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena
ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb).
Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang
tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi.
Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi
dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau
mereka dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia
gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor pembatas
untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan
mereka akan zat besi. Kebutukan besi bagi remaja usia 13-15 tahun adalah
19 mg untuk laki-laki dan 26 mg untuk perempuan.
5. Seng (Zink)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,
terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng remaja 13-15 tahun adalah 17,4
mg per hari untuk laki-laki dan 15,4 mg per hari untuk perempuan.
6. Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena
pertumbuhan dan perkembangan cepat terjadi. Karena kebutuhan energi
meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain
yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti
vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan
vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan
tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Vitamin A, C dan E diperlukan
untuk pertumbuhan dan penggantian sel.
2.3.2 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi adalah cara yang dilakukan untuk melihat status gizi
suatu populasi atau individu sehingga dapat diketahui yang memiliki risiko status
gizi kurang maupun gizi lebih. Salah satu cara penilaian status gizi adalah
antropometri. Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang
15
berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi
seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi tubuh dan komposisi
tubuh seseorang. Salah satu contoh dari indeks antropometri adalah Indeks Massa
Tubuh (IMT) atau yang disebut dengan Body Mass Index (Supariasa, 2013).
2.4 Konsep Teori Dismenorea
2.4.1 Pengertian Dismenorea
Istilah dismenorea (dysmenorrhea) berasal dari kata dalam bahasa yunani
kuno (Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal;
meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau arus. Secara singkat
dismenorea dapat di definisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau
menstruasi yang mengalami nyeri (Anurogo, 2011). Menurut (Reeder, 2013)
dismenorea yakni nyeri menstruasi yang dikarakteristikan sebagai nyeri singkat
sebelum atau selama menstruasi. Nyeri ini berlangsung selama satu sampai
beberapa hari selama menstruasi. Dismenorea merupakan masalah yang sering
terjadi pada wanita yang sedang mengalami haid atau menstruasi.
2.4.2 Klasifikasi Dismenorea
Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya
kelainan atau sebab yang dapat diamati (Judha, 2012). Dismenore berdasarkan
jenis nyeri adalah :
a. Dismenore spasmodik
Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan dibagian bawah perut dan
terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat
dialami oleh wanita muda maupun wanita berusia 40 tahun keatas. Sebagian
wanita yang mengalami dismenore spasmodik, tidak dapat melakukan
aktivitas. Tanda dismenore spasmodik, antara lain: Pingsan, mual, muntah.
Dismenore spasmodik dapat diobati atau berkurang dengan melahirkan,
walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut.
b. Dismenore kongestif
Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang.
Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 sampai 3 hari sampai kurang dari 2
minggu. Pada saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan
16
setelah hari pertama haid, penderita dismenore kongestif akan merasa lebih
baik. Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain: pegal
pada bagian paha, sakit pada daerah payudara, lelah, merasa tersinggung,
kehilangan keseimbangan
Menurut Judha (2012) dismenore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau
sebab yang dapat diamati adalah :
a. Dismenore primer
Dismenore primer terjadi sesudah 12 bulan atau lebih pasca menarke
(menstruasi yang pertama kali). Hal itu terjadi karena siklus menstruasi pada
bulan-bulan pertama setelah menarke biasanya bersifat anovulatoir yang
tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama dengan
menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun beberapa kasus
dapat berlangsung sampai beberapa hari. Sifat nyeri adalah kejang yang
berjangkit, biasanya terbatas di perut bawah, tetapi dapat merambat
kedaerah pinggang dan paha. Nyeri dapat disertai mual, muntah, sakit
kepala, dan diare. Menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri pada remaja
sebagian besar disebabkan oleh dismenore primer.
b. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan kongenital atau kelainan
organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja. Rasa nyeri yang timbul
disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya endometriosis, mioma
uteri (tumor jinak kandungan), stenosis serviks, dan malposisi uetrus.
Dismenore yang tidak dapat dikaitkan dengan suatu gangguan tertentu
biasanya dimulai sebelum usia 20 tahun, tetapi jarang terjadi pada tahun-
tahun pertama setelah menarke. Dismenoee merupakan nyeri yang bersifat
kolik dan dianggap disebabkan oleh kontraksi uterus oleh progesteron yang
dilepaskan saat pelepasan endometrium. Nyeri yang hebat dapat menyebar
dari panggul ke punggung dan paha, seringkali disertai mual pada sebagian
perempuan.
17
2. Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder berhubungan dengan kelainan kongenital atau
kelainan organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja. Rasa nyeri yang
timbul disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya endometriosis,
mioma uteri (Judha, 2012).
2.4.4 Penatalaksanaan Dismenore
Penatalaksanaan yang dapat dilaksanakan untuk pasien Dismenorea menurut
Menurut Judha (2012) adalah:
1. Penjelasan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa Dismenorea adalah gangguan
yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Penjelasan dapat dilakukan
dengan diskusi mengenai pola hidup, pekerjaan, kegiatan, dan
lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau
adanya hal-hal tabu atau tahayul mengenai haid dapat dibicarakan.
Nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga
dapat membantu. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.Pemberian obat
analgetik dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat
diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyeri berat, diperlukan
istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk
mengurangi keluhan. Obat analgesic yang sering diberikan adalah
kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di
pasaran antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen.
2. Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat
sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan yang terjadi
benar-benar dismenorea primer, atau jika diperlukan untuk membantu
penderita untuk melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa
gangguan.
3. Terapi alternative
Terapi alternative dapat dilakukan dengan kompres handuk panas atau
botol air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat juga
19
c. Agama
Untuk memberikan motivasi dan dorongan moril sesuai apa yang
dialami (Hidayat, 2009).
d. Suku
Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras (Hidayat, 2009)
e. Pendidikan
Untuk mengetahui latar belakang, tingkat pendidikan dan pengetahuan
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui status sosial ekonomi (Hidayat, 2009).
g. Alamat
Untuk mengetahui lingkungan, tempat tinggal dan karakteristik
masyarakat (Hidayat, 2009)
h. Keluhan Utama
Menarche pada usia awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum
berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan
sehingg timbul nyeri saat menstruasi. Lama menstruasi lebih dari 7
hari menimbulkan adanya kontraksi uterus yang berlebihan
menimbulkan pembuluh darah terhenti dan sehingga produksi
prostaglandin berlebihan menimbukkan rasa nyeri. Dismenore primer
biasanya berlangsung sekitas 48 – 72 jam, sering mulai beberapa jam
sebelum atau sesaat setelah menstruasi (Anurogo & Wulandari, 2011)
i. Riwayat Kesehatan
Menurut Hidayat dan Wildan (2009), meliputi:
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah
penyakit dan yang bisa memperberat keadaan klien seperti batuk,
pilek, dan demam.
2) Riwayat Kesehatan lalu
Untuk mengetahui apakah pasien menderita penyakit jantung,
ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi, dan epilepsi serta
penyakit sistematik lainnya.
21
Data Obyektif
1. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan normal ketika systole <120 mmHg dan
dyastole < 80 mmHg (Kemenkes RI, 2018).
b. Nadi
Denyut nadi normal berkisar antara 60-100 x/menit (Kemenkes RI,
2018).
c. Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah 36,5-37,5 oC (Kemenkes RI, 2018(a)).
Jika suhu tubuh lebih dari 37,5oC kemungkinan demam tersebut
disebabkan oleh penyakit seperti flu atau malaria, infeksi pada bagian
tubuh (infeksi kandung kemih atau infeksi rahim)
d. Pernafasan
Frekuensi normal pernafasan yaitu 14–20 kali per menit (Kemenkes
RI, 2018).
2. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat Badan
Berat badan yang kurang lebih beresiko terserang penyakit infeksi.
Berat badan yang berlebihan beresiko terserang penyakit degeneratif
(Kemenkes RI, 2018).
b. Tinggi Badan
Dua tahun setelah awitan pubertas, akan terjadi menstruasi yang
pertama (menarche) sebagai tahap akhir masa pubertas. Saat menstruasi
terjadi secara periodik, pertumbuhan fisik pada perempuan mulai
berakhir dan tinggi badan tidak akan bertambah banyak lagi.(Handayani
dkk, 2017)
a. IMT
IMT merupakan indicator sederhana dari korelasi antara tinggi dan
berat badan. IMT normal pada angka 18,5-25,0 (Kemenkes RI, 2018).
23
4. Pemeriksaan penunjang
a. Hemoglobin
Kadar HB normal untuk remaja perempuan 12 gr/dl, untuk laki-laki 13
gr/dl (Kemenkes RI, 2018).
2.4.2 Analisa Data
Analisa merupakan langkah awal untuk perumusan masalah dalam menentukan
diagnosa kebidanan yang ditegakkan. Analisis data berpedoman pada data
subyektif dan data obyektif yang bersifat utama (mayor) dan penunjang (minor)
(Kemenkes RI, 2011)
2.4.3 Diagnosa Kebidanan
Menurut (Kemenkes RI, 2011) perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan,
bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya
secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang
tepat. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah adalah:
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
Diagnosa : Remaja usia… tahun dengan masalah..., keadaan umum baik/buruk,
prognosa baik / buruk.
2.4.4 Perencanaan
Diagnosa : Remaja usia… tahun dengan masalah dismenore, keadaan umum
baik/buruk, prognosa baik / buruk.
Tujuan : Nyeri haid berkurang .
Kriteria :
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis (Romaulli, 2011).
2. Tanda-tanda vital menurut (Romaulli, 2011) TD : 110/70–130/90 mmHg,
nadi : 68–90 x/menit, suhu : 36,5–37 °C, perna pasan : 16–20 x/menit.
3. Nyeri perut bagian bawah berkurang atau hilang
4. Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut
Intervensi menurut penelitian (Ningsih, Dilah, & Ulfa, 2020) adalah:
25
Pertemuan ke-1
a. Jalin komunikasi interpersonal
b. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan antopometri
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien, dan status gizi pasien
remaja
c. Hindari Stress
Rasional : stress dapat menurunkan ketahanan terhadap nyeri (Fitriyah Y,
2014)
d. Memiliki pola makan yang teratur dan asupan gizi yang memadai
Rasional : asupan nutrisinya baik dapat mengurangi terjdinya dismenore
primer (Yustiana, 2012).
e. Anjurkan untuk mengompres bagian bawah abdomen dengan air hangat
Rasional : untuk menurunkan intensitas nyeri dismenore (Lusa, 2010)
f. Anjurkan olahraga ringan secara teratur
Rasional : olahraga ringan secara teratur dapat menghilangkan kram
menstruasi (Judha, 2012).
g. Perbanyak minum, kurangi konsumsi garam dan kopi
Rasional : dapat menpengaruhi metabolism estrogen yang menyebabkan haid
tidak teratur dan nyeri haid (Judha, 2012).
h. Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri
Rasional : mengurangi tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa
kekenduran dan rasa nyaman (Judha, 2012).
i. Pemberian analgesik dan suplemen
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri pada saat menstruasi (Proverawati &
Misaroh, 2009).
j. Ukur kecerdasan majemuk dan menjelaskan tujuan pengukuran kecerdasan
majemuk
Rasional : untuk mengetahui kecerdasan pada remaja sesuai dengan
kemampuannya.
26
Petugas
BAB 3
TINJAUAN KASUS
2.5 PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 5 Desember 2020
Pukul : 10.00 WIB
Oleh : Kelompok
A. DATA SUBYEKTIF
Nama : Nn. F
Umur : 13 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Dadapan, Kendal
Nomer telp : 0857xxxxx
29
30
e. Aktivitas sehari-hari
Kegiatan sehari-hari :Aktifitas sehari-hari klien adalah sebagai
pelajar, belajar secara daring karena pandemi
covid, membantu orang tua dirumah dan
terkadang main dengan temannya.
Apakah merokok : (ya/tidak) Frekuensi (sering/jarang)
Aktifitas Olahraga : sering/jarang/tidak pernah
Aktivitas Seksual : Pernah berhubungan seksual (ya/tidak)
Obat-obat terlarang : Tahu/Tidak Tahu pernah pakai/sering/tidak
menggunakan
Pola makan :Sesuai gizi seimbang (kadang/tidak perhatian)
B. DATA OBYEKTIF
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Suhu : 36,7oC
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 22x/menit
BB : 49 kg
TB : 153 cm
LiLA : 24 cm
IMT : 20,94
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala dan wajah : Simetris, tidak pucat, mata simetris, sklera
putih konjungtiva merah muda
Leher : Tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe, tidak ditemui bendungan vena juglaris
Dada : Payudara simetris, tidak nampak tanda gejala
kanker payudara, tidak teraba benjolan
abnormal, tidak ada retraksi dinding dada
31
Implementasi
a. Menjalin komunikasi interpersonal dengan klien
b. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa remaja dalam keadaan baik dan
tidak ditemui kelainan pada pemeriksaan
c. Mengukur kecerdasan majemuk
d. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa remaja dalam keadaan baik dan
tidak ditemui kelainan pada pemeriksaan
e. Menjelaskan kebutuhan gizi pada remaja pada proses masa pertumbuhan,
dengan menjaga pola makan dengan gizi yang seimbang. Memberikan
edukasi kesehatan mengenai nutrisi yang seimbang, serta pola hidup sehat
untuk memenuhi kebutuhan gizi. Memberikan gambaran menu dalam
piring, mencontohkan menu pagi seperti nasi putih 3 centong nasi, ayam
33
goreng tanpa kulit 1 potong atau tempe goreng 2 potong, sayur kacang
panjang setengah mangkuk, dan susu 1 gelas 200ml. Menjelaskan bahwa
menu ini cukup dan sesuai dengan kebutuhan klien di usia 13 tahun.
j. Memberikan sosialisasi 10 kompetensi PKHS (Perilaku Keterampilan
Hidup Sehat)
k. Memberikan edukasi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja
l. Memberikan KIE tentang disminorea
m. Memberikan edukasi kesehatan mengenai pentingnya aktivitas fisik secara
rutin, minimal 30 menit/hari.
f. Menyepakati jadwal pertemuan selanjutnya.
E. EVALUASI
Klien dapat memahami apa yang telah dijelaskan oleh bidan dan mampu
memberikan timbal balik, selain itu klien berkenan melakukan anjuran yang
diberikan. Serta dilakukan evaluasi pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan II
Tanggal/pukul : 9 Desember 2020/ 10.00 WIB
Tempat : Rumah Klien
Oleh : Kelompok
S : Klien sudah mulai mengatur pola makan dan mulai memperhatikan
kebersihan alat vitalnya
O : Pemeriksaan tanda-tanda vital
Kesadaran : composmentis
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 81x/menit
RR : 23x/menit
Suhu : 36,6 C
Skor PSC : 16
A : Remaja usia 13 tahun dengan pemantauan pemenuhan gizi seimbang,
keaadaan baik, prognosa baik
PEMBAHASAN
35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahsan diperoleh simpulan bahwasanya tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik, serta asuhan yang diberikan dirasa telah
efektif dengan klien dapat memahami arahan dari pemberi asuhan dan mulai
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5.2 Saran
Diharapkan dikemudian hari remaja lebih mendapatkan perhatian yang lebih
menyeluruh, tanpa menunggu adanya keluhan agar Perilaku Hidup Sehat (PHBS)
dan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) dapat diterapkan danmenjadi
kebiasaan bagi kita semua khususnya remaja. Selain itu, orang tua dan lingkungan
sekitar hendaknya mendukung bahkan memberikan contoh bagi remaja untuk
perilaku hidup sehat.
36
DAFTAR PUSTAKA
Nanang, Dkk. 2011. Kupas Tuntas Kelainan Haid. Jakarta : Sagung Seto.
Proverawati & Misaroh. 2009. Menarche Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta : Nusa Medika.
Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson. 2011. Maternal Child Nursing Care.
Universitas Michigan: Mosby
Sari Priyanti, & Anggraeni Devi Mustikasari. 2012. Hubungan Tingkat Stres
terhadap Dismenore pada Remaja Putri di Madrasah Aliyah Mamba’ulum
Ulum Awang-awang Mojosari Mojokerto. Di akses 02 Desember 2020.
37
38
LAMPIRAN
KECERDASAN KINESTETIK
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya menikmati olahraga
1 2 3 4 Saya suka bekerja menggunakan tangan
3 Saya lebih paham ketika saya bekerja dengan
1 2 4
tangan dalam mengerjakan sesuatu
1 2 3 4 Saya menyukai akting
1 2 3 4 Saya suka bergerak saat bekerja
2 Saya lebih menyukai program olahraga di
1 3 4
televisi
2 Jika diberikan hadiah, saya lebih menyukai alat
1 3 4
olahraga
40
KECERDASAN MUSIK
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya senang menyanyi
1 2 3 4 Saya menikmati mendengarkan musik
1 2 3 4 Saya merasa suara adalah hal yang menarik
1 2 3 4 Saya memainkan alat musik
1 2 3 4 Kadang saya menciptakan lagu sendiri
3 Saya sering menggerakkan kaki atau jemari
1 2 4
mengikuti irama saat mendengar musik
3 Program televisi favorit saya adalah acara
1 2 4
musik
2 Jika diberikan hadiah, saya lebih menyukai
1 3 4
kaset atau CD lagu-lagu
1 2 3 4 Mata pelajaran favorit saya adalah musik
SKOR = 27
KECERDASAN INTERPERSONAL
Jawab Pernyataan
3 Saya sangat menyukai bekerja bersama orang
1 2 4
lain
1 2 3 4 Saya suka menolong orang lain
1 2 3 4 Saya senang bertemu orang-orang baru
1 2 3 4 Saya suka olahraga dalam tim
1 2 3 4 Saya memiliki banyak teman
1 2 3 4 Saya mempunyai banyak ide bagus untuk kelas
41
kita
1 2 3 4 Acara TV favoritku adalah drama
3 Jika diberi hadiah, saya memilih untuk diberi
1 2 4 paket wisata atau berlibur bersama teman-
teman
3 Saat-saat menyenangkan disekolah adalah saat
1 2 4
bekerja kelompok
SKOR = 30
KECERDASAN INTRAPERSONAL
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya senang mengerjakan sendiri
3 Saya senang memberikan hal-hal melalui
1 2 4
pikiran
1 2 3 4 Saya menulis buku atau jurnal harian
1 2 3 4 Saya sering mengevaluasi diri
1 2 3 4 Saya suka memikirkan perasaan saya
4 Saya sering mengira-ngira apa yang dipikirkan
1 2 3
orang
1 2 3 4 Saya suka menetapkan tujuan
2 3 Jika diberi hadiah, saya lebih menyukai diberi
1 4
diary atau buku harian
3 Saat-saat menyenangkan disekolah adalah
1 2 4
ketika boleh memilih tugas sendiri
SKOR = 26
KECERDASAN LINGUISTIK
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya suka membaca
1 2 3 4 Saya suka menulis cerita dan puisi untuk dibaca
42
orang lain
1 2 3 4 Saya memiliki banyak perbendaharaan kata
3 Saya suka mengisi acak kata, teka-teki silang
1 2 4
dan mencari kata
3 Saya suka menceritakan humor,teka-teki silang
1 2 4
dan mencari kata
1 2 3 4 Saya suka berpidato dan berdebat
Acara televisi favoritku adalah acara-acara
1 2 3 4
komedi
2 Jika diberi hadiah, saya memilih untuk diberi
1 3 4
buku
1 2 3 4 Mata pelajaran favoritku adalah bahasa
SKOR = 25
KECERDASAN SPASIAL
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya suka menggambar dan melukis
1 2 3 4 Saya senang membuat model, mural dan kolase
2 Saya senang menggunakan gambar dan diagram
1 3 4
untuk belajar
3 Saya bisa membayangkan produk akhir dalam
1 2 4
pikiran saya
1 2 3 4 Warna sangat penting bagi saya
3 Saya bisa menggambarkan peta di dalam
1 2 4
pikiran saya
2 Saya lebih memilih acara televisi yang
1 3 4 mengandung unsur seni dan peragaaan
kerajinan tangan
Kalau ada yang mau memberi hadiah, saya
1 2 3 4
memilih untuk diberi puzzle
1 2 3 4 Mata pelajaran favoritku adalah seni
SKOR = 23
KECERDASAN NATURAL
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya menyukai fotografi
1 2 3 4 Saya suka mendaki bukit
2 3 Saya mempunyai hewan peliharaan yang saya
1 4
rawat sendiri
1 2 3 4 Saya senang berkebun
1 2 3 4 Saya lebih memilih acara televisi tentang alam
1 2 3 4 Saya suka berkemah dan mendaki gunung
44
Cara Penghitungan :
1. Hitung total skor pada setiap jenis kecerdasan
2. Jenis kecerdasan yang memiliki skor tertinggi adalah potensi utama
kecerdasan Anda
8. Banyak melamun √
orang tua
26. Ceroboh √
SKOR : 16