Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA Nn.

F USIA 13 TAHUN
DI KECAMATAN KENDAL DENGAN DISMINORHEA
Dosen Pengampu : Triana Septianti Purwanto SST, M.Keb

Disusun oleh :
Puput Rahayunintiyana L (P27824420119)
Puteri Amalia W (P27824420120)
Ratfi Larasati Y (P27824420121)
Septi Dewi J (P27824420122)
Shinta Nikmah S (P27824420123)
Siti Rohmatul K (P27824420124)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV ALIH JENJANG KELAS MAGETAN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Kelompok Asuhan Kebidanan yang disusun oleh mahasiswa semester I


Prodi DIV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun
Akademik 2020/2021 dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA
Nn. F USIA 13 TAHUN DI KECAMATAN KENDAL DENGAN
DISMINORHEA” ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat Praktik Puskesmas Kendal Ngawi


Tanggal Praktik 2 Desember 2020 - 12 Desember 2020
Disetujui tanggal, Desember 2020

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Triana Septianti, SST, M.Keb Tutik Purwati SST


NIP. 196709131989032005

Mengetahui,
Ka Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes.


NIP. 196702061990032003

i
ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah kelompok “ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA
Nn.F USIA 13 TAHUN DI KECAMATAN KENDAL DENGAN
DISMINORHEA “ Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi target asuhan
kebidanan remaja secara komprehensif di Program Studi DIV Alih Jenjang
Kebidanan Kampus Magetan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya. Penulis mengharapkan bantuan pengarahan
dan bimbingan,untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :

1. Ibu Dwi Purwanti, SST., M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Alih Jenjang
Kebidanan.
2. Ibu Triana Septianti S.ST, M.Keb selaku dosen pembimbing Asuhan
Kebidanan.
3. Ibu Tutik Purwati S.ST selaku Pembimbing lahan.
4. Semua pihak yang telah ikut serta membantu dan memberikan dukungan
dalam pembuatan laporan ini
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan.
Untuk itu penulis memohon untuk kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan
dalam pembuatan laporan ini.

Penulis meminta maaf atas kekurangan baik berupa kesalahan isi, penyajian
maupun penulisan. Semoga hasil dari laporan ini bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan pada pembaca umumnya.

Kendal, Desember 2020

Penyusun

ii
iii

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan........................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
BAB I LANDASAN TEORI
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktik .............................................................................................2
1.3 Lama Praktik................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Remaja....................................................................................3
2.2 Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) ..........................................6
2.3 Konsep Dasar Status Gizi pada Remaja.....................................................13
2.4 Manajemen Kebidanan...............................................................................17
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.5 Pengkajian..................................................................................................23
A. Data Subyektif............................................................................................23
B. Data Obyektif...............................................................................................24
C. Assesment ...................................................................................................25
D. Penatalaksanaan .........................................................................................26
E. Evaluasi........................................................................................................27
BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................28
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................29
5.2 Saran...........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................30
LAMPIRAN....................................................................................................32

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Definisi remaja menurut Elizabeth B. Hurlock Istilah adolescence atau
remaja berasal dari kata latin (adolescene), kata bendanya adolescentia yang
berarti remaja yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa‟‟ bangsa
orang-orang zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak
berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan anak dianggap
sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Masalah umum yang sering dialami remaja adalah komposisi tubuh berubah,
perempuan lebih banyak lemak, laki laki lebih banyak otot, kegagalan
pencapaian pertumbuhan biasanya disertai dengan pencapaian prestasi yang
rendah. Sedangkan masalah gizi yang dialami remaja adalah kebersihan
makanan, zat gizi yang tidak seimbang (obesitas yang menimbulnya penyakit
degeneratif dimasa dewasa, kurang gizi menunjukkan kualitas rendah, anemia
gizi, gaki), kecenderungan untuk melewatkan waktu makan baik itu sarapan pagi
dan makan siang, mengemil yang memiliki kadar gula tinggi misalnya permen,
konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, dan membatasi asupan makanan
(diet). Kebutuhan gizi remaja tergantung padakecepatan tumbuh, derajat
maturasi fisik, komposisi tubuh, derajat aktifitas. Untuk menjaga kelangsungan
proses pertumbuhan dan mengantisipasi timbulnya masalah gizi di kalangan
remaja maka pengaturan sangat makan perlu diperhatikan.
Perubahan pada masa remaja salah satunya pada fisiknya, dimana perubahan
fisik antara laki-laki dan perempuan berbeda. Perubahan fisik laki-laki antara
lain berfungsinya kelenjar kelamin, kulit menjadi kasar, tumbuh rambut di
bagian tertentu, tumbuh jakun, dll Sedangkan perubahan fisik perempuan antara
lain postur tubuh berubah, pinggul melebar, kulit menjadi halus, dll. Perubahan
yang lain pada masa adalah perkembangan mental yang cara berpikirnya abstrak
dan kritis, perkembangan emosi (timbul konflik dan stabilitas emosi terganggu),
serta perkembangan sosial (mencari identitas diri dan mencari peran).

1
2

1.2 Tujuan Praktik


1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan akses dan pelayanan kesehatan pada remaja
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
b. Meningkatkan pendidikan keterampilan hidup sehat
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja kesehatan reproduksi
bagi remaja tentang kesehatan
d. Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan penyalahgunaan
NAPZA
e. Meningkatkan upaya perbaikan gizi remaja
f. Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
g. Melakukan deteksi dini pencegahan penyakit menular
h. Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Laporan ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta
bahan dalam penerapan asuhan kebidanan pada remaja.
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Kebidanan serta referensi
bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan secara
komprehensif pada remaja
2. Manfaat Bagi Penulis
Dapat mempraktekkan teori yang didapatkan secara langsung di lapangan
dalam memebrikan asuhan kebidanan pada remaja. Dan dapat
mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan
serta mampu memberikan asuhan kebidanan yang secara
berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas.
3

3. Manfaat Bagi Pasien


Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai standar
pelayanan kebidanan dan sesuai kebutuhan klien, sehingga klien apabila
terdapat komplikasi dapat terdeteksi sedini mungkin.
4. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan
Bagi tempat pelayanan kesehatan, hasil laporan asuhan kebidanan ini dapat
dimanfaatkan untuk mereview standar operasional prosedur layanan pada
kasus asuhan kebidanan pada remaja.
1.4 Lama Praktik
Praktik Asuhan Kebidanan Remaja pada Nn.F dilaksanakan di wilayah
Madrasah Aliyah Al-Hidayah di wilayah kerja Puskesmas Kendal, Kecamatan
Kendal Kabupaten Ngawi. Pada tanggal 23 November 2020 sampai dengan 12
Desember 2020.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Remaja


2.1.1 Definisi Remaja
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai
persiapan memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi
aspek fisik, psikis dan psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode
dari perkembangan manusia. Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari
anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan
psikologis, dan perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2013).
Hal senada juga di kemukakan oleh Jhon W. Santrock, masa remaja
(adolescence) ialah periode perkembangan transisi dari masa kanak-kanak
hingga masa dewasa yang mencakup perubahan-perubahan biologis, kognitif,
dan sosial emosional. Berdasarkan teori diatas yang dimaksud dengan masa
remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemasa
dewasa, dengan ditandai individu telah mengalami perkembangan-
perkembangan atau pertumbuhan-pertumbuhan yang sangat pesat di segala
bidang, yang meliputi dari perubahan fisik yang menunjukkan kematangan
organ reproduksi serta optimalnya fungsional organ-organ lainnya.
2.1.2 Tahap - tahap Perkembangan dan Batasan Remaja
Berdasarkan proses penyesuaian menuju kedewasaan, ada 3 tahap
perkembangan remaja yaitu: Soetjiningsih (2010) :
1. Remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun
Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan-perubahan yang
terjadi pada tubuhnya sendiri dan yang akan menyertai perubahan-
perubahan itu, mereka pengembangkan pikiran-pikiran baru sehingga, cepat
tertarik pada lawan jenis, mudah terangsang secara erotis, dengan dipegang
bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah akan berfantasi erotik.

4
5

2. Remaja madya (middle adolescent) berumur 15-18 tahun


Tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, remaja senang jika banyak
teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri sendiri,
dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu ia
berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana
peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimistis,
idealitas atau materialis, dan sebagainya.
3. Remaja akhir (late adolescent) berumur 18-21 tahun
Tahap ini merupakan dimana masa konsulidasi menuju periode dewasa dan
ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu:
a. Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek.
b. Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan
dalam pengalaman-penglaman baru
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi.
d. Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan dan kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (privateself)
masyarakat umum.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja
faktor yang mempengaruhi remaja menurut Kusumawati (2017) di
antaranya sebagai berikut:
1. kurangnya kasih sayang orang tua.
2. kurangnya pengawasan dari orang tua.
3. pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
4. peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
5. tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
6. dasar-dasar agama yang kurang
7. tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
8. kebasan yang berlebihan serta masalah yang terpendam
6

2.1.4 Peran Remaja


Menurut Buku KIE Kader Kesehatan Remaja (2018), peran remaja adalah
sebagai berikut :
1. Menjaga kebersihan saat menstruasi
a. Mengganti pembalut 3-5 kali sehari, pembalut yang tidak diganti terlalu
lama dapat mengakibatkan vagina menjadi lembab,akan terjadinya
infeksi jamur serta timbulnya bakteri di daerah vagina. (Phonna dkk,
2017)
b. Sebelum mengganti pembalut dengan yang baru terlebih dahulu
bersihkan bagian vagina dengan kain bersih, Tidak disarankan
menggunakan sabun pembersih vagina. Karena sabun tersebut bisa
membunuh bakteri baik pada vagina.
c. Mencuci tangan sebelum atau sesudah mengganti balutan agar terhindar
dari kuman yang dapat menimbulkan penyakit infeksi.
d. Mandi pada saat menstruasi, mungkin tubuh akan malas bersentuhan
dengan air. Bergerak saja akan malas dikarenakan perut terasa sakit.
Padahal saat menstruasi tubuh memperoduksikan lebih banyak hormon
estrogen.
e. Mengganti celana dalam secara rutin. Dianjurkan juga untuk rutin
mengganti celana dalam. Jangan menggunakan celana dalam yang ketat
dan tidak menyerap keringan, gunakan celana dalam yang longgar agar
area organ intim tidak lembab. Pada saat menstruasi, sebaiknya
mengganti celana dalam tidak kurang 2 kali sehari. Hal ini dilakukan
agar terhindar dari timbulnya masalah kesehatan khusunya penyakit
pada area genetalia. (Phonna dkk, 2017).
2. Menjaga kebersihan personal dengan menerapkan PHBS.
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setiap selesai
menggunakan toilet, sebelum dan sesudah makan, dan setiap selesai
beraktivitas di luar rumah.
b. Menggunakan air bersih setiap hari.
c. Mandi sehari dua kali.
7

d. Menyikat gigi sebelum beraktivitas di pagi hari, setelah makan, dan


sebelum tidur.
e. Menggunakan jamban sehat yakni yang tertutup.
f. Menggunting kuku seminggu sekali
3. Mematuhi protokol kesehatan untuk menjaga diri dan orang lain.
Memakai masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak aman, hindari
kerumunan.
2.1.5 Permasalahan yang muncul pada remaja
1. Disminorhea
Bentuk dismenore yang banyak dialami oleh remaja adalah kekakuan atau
kejang di bagian bawah perut. Rasanya sangat tidak nyaman sehingga
menyebabkan mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah,
kenaikan berat badan, perut kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala,
timbul jerawat, tegang, lesu, dan depresi. Gejala ini datang sehari sebelum
haid dan berlangsung 2 hari sampai berakhirnya masa haid. (Larasati TA,
2016)
2. Anemia
Anemia terjadi karena kurangnya asupan zat besi dalam makanan dan
minuman sehari-hari. " Kalau sudah seperti ini, bisa akibatkan penurunan
imunitas, konsentrasi, prestasi, kebugaran, dan produktivitas
3. Kurus atau kurang energi kronis (KEK)
Penyebab dari masalah ini bisa karena pola asupan yang salah, takut
gemuk, dan diet tidak sehat. 
4. Obesitas
Menurut Global Health Survey 2015 penyebab obesitas antara lain karena
pola makan remaja yang buruk. Seperti jarang sarapan, kurang
mengonsumsi makanan berserat, sering mengonsumsi makanan penyedap,
serta kurang beraktivitas. Hal ini mengakibatkan risiko seseorang menjadi
kegemukan, bahkan obesitas.
8

2.2 Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)


Dalam menangani kesehatan anak usia sekolah dan remaja perlu tetap diingat
bahwa bila anak usia sekolah dan remaja dibekali dengan keterampilan hidup
sehat maka anak usia sekolah dan remaja akan sanggup mencegah pengaruh yang
merugikan bagi kesehatannya dan menghindari berbagai perilaku berisiko.
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) merupakan suatu pendekatan
dalam meningkatkan kemampuan psikososial seseorang untuk memenuhi
kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif,
yang meliputi :
1. Keterampilan Sosial (Kesadaran Diri, Hubungan Interpersonal, Empati dan
Komunikasi Efektif)
2. Keterampilan Berfikir (Berfikir Kreatif, Berfikir Kritis, Pemecahan
Masalah dan Pengambilan Keputusan)
3. Keterampilan Emosional (mengatasi stress dan mengendalikan emosi).
Pendekatan ini adalah pendekatan pendidikan secara interaktif yang tidak hanya
fokus pada informasi, akan tetapi juga pada perubahan perilaku. Pendidikan
keterampilan hidup sehat dapat diberikan secara berkelompok di mana saja, antara
lain: di sekolah, puskesmas, sanggar, panti/rumah singgah, lapas/rutan dan
sebagainya.
2.2.1 Kompetensi psikososial dalam PKHS
Berdasar buku KIE kader kesehatan remaja (2018) Kompetensi psikososial
tersebut meliputi 10 aspek keterampilan, yaitu:
a. Kesadaran Diri
Kesadaran diri merupakan keterampilan pengenalan terhadap diri, sifat,
karakter, kekuatan dan kelemahan, serta pengenalan akan hal yang disukai
dan dibenci. Bertujuan :
1) Meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk berperan aktif
dalam keluarga, komunitas, dan organisasi.
2) Mengembangkan kepekaan pengenalan dini akan adanya stres dan
tekanan yang harus dihadapi.
9

Anak usia sekolah dan remaja harus mengembangkan kompetensi


psikososial ini karena masih berada pada tahap perubahan, mudah
terpengaruh oleh orang lain, mengikuti atau meniru hal-hal yang sedang
tren. Jika tidak mempunyai kompetensi kesadaran diri maka remaja
menjadi tidak produktif, cenderung meniru hal negatif, malas, tidak
mandiri, lemah semangat, menyalahkan orang lain sebagai penyebab
kegagalannya, meragukan diri sendiri, merasa bersalah yang mendalam,
dan tidak bisa memanfaatkan potensi diri untuk kemajuan. Beberapa cara
untuk mengembangkan kompetensi kesadaran diri, antara lain:
b. Empati
Hurlock mengungkapkan bahwa empati (Fauzia, 2014) adalah kemampuan
memposisikan diri sendiri pada posisi orang lain dan memaknai
pengalaman tersebut serta untuk melihat situasi dari sudut pandang orang
lain. Bertujuan:
1) Menerima kelebihan dan kekurangan orang lain yang mungkin
berbeda dengan dirinya
2) Membantu menimbulkan perilaku positif Anak usia sekolah dan
remaja harus mengembangkan kompetensi ini karena dalam
kehidupan sehari-hari mereka masih cenderung mementingkan diri
sendiri dan kurang peduli terhadap lingkungan sehingga tidak terlalu
mudah untuk memahami perasaan orang lain.
c. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal merupakan kemampuan yang dapat menolong kita
berinteraksi dengan sesama secara positif dan harmonis, tujuan :
1) Meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan diri dalam melakukan
interaksi yang menyenangkan.
2) Anak usia sekolah dan remaja sangat membutuhkan teman dan
kelompok yang dapat memberikan dorongan dan dukungan. Jika
tidak, maka remaja akan terkucil dan sulit mencari teman.
10

d. Komunikasi Efektif
Kemampuan untuk menyampaikan gagasan sehingga dimengerti oleh
orang lain maupun kelompok di lingkungannya. Tujuan Dalam kehidupan
sehari-hari dibutuhkan berkomunikasi secara efektif, baik dengan teman
sebaya, orang tua maupun orang dewasa lainnya. Dengan tujuan memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan. Jika remaja tidak
menerapkan komunikasi efektif akan menyebabkan kurang baiknya
hubungan pribadi, merasa tidak nyaman dalam beraktivitas serta selalu
merasa kesepian.
Beberapa cara mengembangkan komunikasi efektif, antara lain:
1) Melakukan kontak mata
2) 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
3) Hindari memotong pembicaraan, menganalisa, menyalahkan,
menghakimi, menasehati, mengintrogasi
4) Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
5) Menjadi pendengar yang aktif
6) Merefleksikan perasaan
7) Memuji/memberikan penghargaan
e. Berpikir Kritis
Kemampuan untuk menganalisis informasi dan pengalamanpengalaman
secara objektif. Jika anak usia sekolah dan remaja tidak berfikir kritis
menyebabkan anak usia sekolah dan remaja sulit memahami fakta dengan
benar dan tidak mampu menganalisi situasi/masalah. Tujuan Tujuan
ketrampilan ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan anak usia sekolah
dan remaja dalam menganalisis situasi atau masalah, sehingga anak usia
sekolah dan remaja diharapkan dapat lebih mengenal dan memperkirakan
faktor - faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku, antara lain:
1) Tata nilai/norma, tekanan teman sebaya dan media.
2) Tidak berkembangnya keterampilan sosial ini menyebabkan remaja
sulit memahami sebuah fakta dengan benar.
11

f. Berpikir Kreatif
Kemampuan membuat ide baru dengan menganalisis informasi dan
berbagai pengalaman, untuk menciptakan sesuatu yang berbeda, termasuk
menemukan cara yang kreatif untuk menolak ajakan negatif teman sebaya.
Tujuan Menggali dan menciptakan ide-ide dan cara-cara baru/mampu
berinovasi untuk mengatasi permasalah sehari-hari. Jika tidak mempunyai
kesadaran diri maka remaja menjadi tidak produktif, cenderung meniru
dan malas.
g. Pengendalian Emosi
Suatu kemampuan untuk meredam gejolak emosi sehingga tersalurkan
dalam perilaku yang terkendali. Tujuan Anak usia sekolah dan remaja
harus mengembangkan keterampilan psikososial ini karena dalam
kehidupan sehari-hari yang masih emosisonal diperlukan kemampuan
mengontrol emosi, mengendalikan diri agar mampu menghadapi situasi
dan emosi dengan tenang. Jika remaja tidak dapat mengendalikan emosi
akan menyebabkan remaja menjadi mudah marah, agresif, tidak tenang
dan mudah tersinggung, menangis dan mengasingkan diri.
h. Pemecahan Masalah
Suatu kemampuan yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan
permasalahan secara konstruktif (bersifat membina, memperbaiki dan
membangun). Tujuan Untuk meningkatkan kemampuan dalam
menguraikan informasi atau permasalahan yang ada dengan
menghubungkan permasalahan dengan hal-hal lain yang relevan, untuk
kemudian dirumuskan menjadi suatu ide baru yang berkaitan dengan
penyelesaian permasalahan.
i. Mengatasi Stress
Kemampuan pengenalan sumber yang menyebabkan stres dalam
kehidupan, bagaimana efeknya dan cara mengontrol diri terhadap stres.
Tujuan Anak usia sekolah dan remaja harus mengembangkan keterampilan
psikososial ini, karena dalam kehidupan sehari-hari mereka masih rentan
dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan yang membutuhkan
12

kemampuan bertahan dan bangkit dari keterpurukan, agar cepat pulih dan
melakukan pengembangan diri. Jika remaja tidak mampu mengatasi stres
maka anak usia sekolah dan remaja akan menjadi lamban, pasif, tidak
termotivasi, tidak berdaya dan mudah sakit.
j. Pengambilan Keputusan
Kemampuan untuk menentukan pilihan yang tepat secara konstruktif dari
berbagai alternatif yang ada. Keputusan yang salah dapat membuat masa
depan menjadi suram. Tidak berkembangnya kompetensi ini pada anak
usia sekolah dan remaja menyebabkan anak usia sekolah dan remaja
menjadi frustasi, putus asa atau asal-asalan dalam menentukan langkah.
Tujuan Anak usia sekolah dan remaja mampu mengambil keputusan yang
tepat dalam menyelesaikan permasalahannya. Beberapa cara dalam
melakukan pengambilan keputusan, antara lain :
2.3 Konsep Dasar Status Gizi pada Remaja
2.3.1 Kebutuhan Gizi Remaja
Kebutuhan gizi pada masa remaja sangat erat kaitannya dengan besarnya
tubuh hingga kebutuhan yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan yang
cepat (grow spurt). Pada remaja putri grow spurt dimulai pada umur 10-12 tahun.
Pada remaja putra grow spurt terjadi pada usia 12-14 tahun. Kebutuhan gizi
remaja relatif besar, karena mereka masih mengalami pertumbuhan. Selain itu,
remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia lainnya,
sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak (Adriani dan Wirjatmadi, 2014).
Zat-zat gizi yang dibutuhkan remaja diantaranya adalah :
1. Energi
Energi merupakan satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja
adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan di
sekolah maupun di luar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang aktif dan
banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar
dibandingkan yang kurang aktif. Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi
yang dibutuhkan relatif sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan
13

perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan kebutuhan energi untuk


laki-laki dan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan
pertumbuhan. Permenkes RI nomor 75 tahun 2013 tentang AKG
menyebutkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja 13-15
tahun adalah 2125 kkal untuk perempuan, dan 2475 kkal untuk laki-laki
setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber
karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah beras, terigu dan hasil
olahannya (mie, spaghetti, makaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong),
jagung, gula, dan lain-lain.
2. Protein
Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja,
kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki
karena memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dulu. Pada akhir masa
remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan
karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 13-15
tahun adalah 72 gram untuk laki-laki dan 69 gram untuk perempuan setiap
hari. Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi
dibandingkan sumber protein nabati karena komposisi asam amino esensial
yang lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai sumber
protein adalah daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam,
ikan, kelinci), susu dan hasil olahannya (keju, mentega, yakult), kedele dan
hasil olahannya (tempe, tahu), kacang- kacangan dan lain-lain.
3. Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi
muskular skeletal (kerangka) dan perkembangan endokrin lebih besar
dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20 persen pertumbuhan
tinggi badan dan sekitar 50 persen massa tulang dewasa dicapai pada masa
remaja. AKG kalsium untuk remaja 13-15 tahun adalah 1000 mg baik untuk
laki-laki maupun perempuan. Sumber kalsium diantaranya adalah ikan,
kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
14

4. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena
ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb).
Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang
tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi.
Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi
dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau
mereka dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia
gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor pembatas
untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan
mereka akan zat besi. Kebutukan besi bagi remaja usia 13-15 tahun adalah
19 mg untuk laki-laki dan 26 mg untuk perempuan.
5. Seng (Zink)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,
terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng remaja 13-15 tahun adalah 17,4
mg per hari untuk laki-laki dan 15,4 mg per hari untuk perempuan.
6. Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena
pertumbuhan dan perkembangan cepat terjadi. Karena kebutuhan energi
meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain
yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti
vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan
vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan
tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Vitamin A, C dan E diperlukan
untuk pertumbuhan dan penggantian sel.
2.3.2 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi adalah cara yang dilakukan untuk melihat status gizi
suatu populasi atau individu sehingga dapat diketahui yang memiliki risiko status
gizi kurang maupun gizi lebih. Salah satu cara penilaian status gizi adalah
antropometri. Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang
15

berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi
seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi tubuh dan komposisi
tubuh seseorang. Salah satu contoh dari indeks antropometri adalah Indeks Massa
Tubuh (IMT) atau yang disebut dengan Body Mass Index (Supariasa, 2013).
2.4 Konsep Teori Dismenorea
2.4.1 Pengertian Dismenorea
Istilah dismenorea (dysmenorrhea) berasal dari kata dalam bahasa yunani
kuno (Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal;
meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau arus. Secara singkat
dismenorea dapat di definisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau
menstruasi yang mengalami nyeri (Anurogo, 2011). Menurut (Reeder, 2013)
dismenorea yakni nyeri menstruasi yang dikarakteristikan sebagai nyeri singkat
sebelum atau selama menstruasi. Nyeri ini berlangsung selama satu sampai
beberapa hari selama menstruasi. Dismenorea merupakan masalah yang sering
terjadi pada wanita yang sedang mengalami haid atau menstruasi.
2.4.2 Klasifikasi Dismenorea
Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya
kelainan atau sebab yang dapat diamati (Judha, 2012). Dismenore berdasarkan
jenis nyeri adalah :
a. Dismenore spasmodik
Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan dibagian bawah perut dan
terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat
dialami oleh wanita muda maupun wanita berusia 40 tahun keatas. Sebagian
wanita yang mengalami dismenore spasmodik, tidak dapat melakukan
aktivitas. Tanda dismenore spasmodik, antara lain: Pingsan, mual, muntah.
Dismenore spasmodik dapat diobati atau berkurang dengan melahirkan,
walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut.
b. Dismenore kongestif
Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang.
Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 sampai 3 hari sampai kurang dari 2
minggu. Pada saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan
16

setelah hari pertama haid, penderita dismenore kongestif akan merasa lebih
baik. Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain: pegal
pada bagian paha, sakit pada daerah payudara, lelah, merasa tersinggung,
kehilangan keseimbangan
Menurut Judha (2012) dismenore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau
sebab yang dapat diamati adalah :
a. Dismenore primer
Dismenore primer terjadi sesudah 12 bulan atau lebih pasca menarke
(menstruasi yang pertama kali). Hal itu terjadi karena siklus menstruasi pada
bulan-bulan pertama setelah menarke biasanya bersifat anovulatoir yang
tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama dengan
menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun beberapa kasus
dapat berlangsung sampai beberapa hari. Sifat nyeri adalah kejang yang
berjangkit, biasanya terbatas di perut bawah, tetapi dapat merambat
kedaerah pinggang dan paha. Nyeri dapat disertai mual, muntah, sakit
kepala, dan diare. Menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri pada remaja
sebagian besar disebabkan oleh dismenore primer.
b. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan kongenital atau kelainan
organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja. Rasa nyeri yang timbul
disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya endometriosis, mioma
uteri (tumor jinak kandungan), stenosis serviks, dan malposisi uetrus.
Dismenore yang tidak dapat dikaitkan dengan suatu gangguan tertentu
biasanya dimulai sebelum usia 20 tahun, tetapi jarang terjadi pada tahun-
tahun pertama setelah menarke. Dismenoee merupakan nyeri yang bersifat
kolik dan dianggap disebabkan oleh kontraksi uterus oleh progesteron yang
dilepaskan saat pelepasan endometrium. Nyeri yang hebat dapat menyebar
dari panggul ke punggung dan paha, seringkali disertai mual pada sebagian
perempuan.
17

2.4.3 Etiologi Dismenorea


1. Dismenorea Primer menurut (Judha, 2012). Banyak teori yang telah
ditemukan untuk menerangkan penyebab terjadi dismenorea primer, tetapi
meskipun demikian patofisiologisnya belum jelas. Etiologi dismenorea
primer diantaranya:
a. Faktor kejiwaan
Gadis remaja yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka
tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses menstruasi,
mudah mengalami dismenorea primer. Faktor ini bersama dismenorea
merupakan kandidat terbesar penyebab gangguan insomnia.
b. Faktor konstitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan yang dapat juga
menurunkan ketahan terhadap nyeri. Faktor-faktor ini adalah anemia,
penyakit, menahun, dan sebagainya.
c. Faktor abstruksi kanalis servikalis (leher rahim)
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan dismenorea
primer adalah stenosis kanalis servikalis. Sekarang hal tersebut tidak
lagi dianggap sebagai faktor penting sebagai penyebab dismenorea
primer, karena banyak perempuan menderita dismenorea primer tanpa
stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi, begitu juga
sebaliknya. Mioma submukosum bertangkai atau polip endometrium
dapat menyebabkan dismenorea karena otot-otot uterus berkontraksi
kuat untuk mengeluarkan kelainan tersebut.
d. Faktor endokrin
Umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorea
primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Hal itu
disebabkan karena endometrium dalam fase sekresi (fase
pramenstruasi) memproduksi prostaglandin F2 alfa yang
menyebabkan kontraksi otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 alfa
berlebih dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenorea,
dijumpai pula efek umum seperti diare, neusea (mual), dan muntah.
18

2. Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder berhubungan dengan kelainan kongenital atau
kelainan organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja. Rasa nyeri yang
timbul disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya endometriosis,
mioma uteri (Judha, 2012).
2.4.4 Penatalaksanaan Dismenore
Penatalaksanaan yang dapat dilaksanakan untuk pasien Dismenorea menurut
Menurut Judha (2012) adalah:
1. Penjelasan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa Dismenorea adalah gangguan
yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Penjelasan dapat dilakukan
dengan diskusi mengenai pola hidup, pekerjaan, kegiatan, dan
lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau
adanya hal-hal tabu atau tahayul mengenai haid dapat dibicarakan.
Nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga
dapat membantu. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.Pemberian obat
analgetik dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat
diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyeri berat, diperlukan
istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk
mengurangi keluhan. Obat analgesic yang sering diberikan adalah
kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di
pasaran antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen.
2. Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat
sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan yang terjadi
benar-benar dismenorea primer, atau jika diperlukan untuk membantu
penderita untuk melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa
gangguan.
3. Terapi alternative
Terapi alternative dapat dilakukan dengan kompres handuk panas atau
botol air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat juga
19

bias membantu. Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga,


yang tidak hanya mengurangi strees dan orgasme juga dapat membantu
dengan mengurangi tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa
kekenduran dan rasa nyaman. Beberapa posisi yoga dipercaya dapat
menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah peregangan
kucing, yang meliputi berada pada posisi merangkak kemudian secara
perlahan menaikkan punggung anda keatas setinggi-tingginya.
2.5 Manajemen Kebidanan
Menurut Rukiyah (2014) rancangan format manajemen kebidanan pada kesehatan
reproduksi adalah sebagai berikut:
2.4.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data melaui anamnesa.
Tanda gejala subjektif yang diperoleh oleh hasil bertannya pada klien,
suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat
penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial dan
pola hidup). Catatan ini berhungan dengan masalah sudut pandang klien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnose. Data
subjektif menguatkan diagnose yang dibuat (Walyani, 2015).
a. Nama
Untuk mengenal dan mengetahui pasien (Hidayat, 2009).
b. Umur
Untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun alat-alat
reproduksi belum matang, mental dan psikis belum siap. Ditulis dalam
tahun. Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan keputihan
biasanya dialami oleh wanita menarche hingga masa premenopause
(Varney, 2007).
20

c. Agama
Untuk memberikan motivasi dan dorongan moril sesuai apa yang
dialami (Hidayat, 2009).
d. Suku
Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras (Hidayat, 2009)
e. Pendidikan
Untuk mengetahui latar belakang, tingkat pendidikan dan pengetahuan
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui status sosial ekonomi (Hidayat, 2009).
g. Alamat
Untuk mengetahui lingkungan, tempat tinggal dan karakteristik
masyarakat (Hidayat, 2009)
h. Keluhan Utama
Menarche pada usia awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum
berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan
sehingg timbul nyeri saat menstruasi. Lama menstruasi lebih dari 7
hari menimbulkan adanya kontraksi uterus yang berlebihan
menimbulkan pembuluh darah terhenti dan sehingga produksi
prostaglandin berlebihan menimbukkan rasa nyeri. Dismenore primer
biasanya berlangsung sekitas 48 – 72 jam, sering mulai beberapa jam
sebelum atau sesaat setelah menstruasi (Anurogo & Wulandari, 2011)
i. Riwayat Kesehatan
Menurut Hidayat dan Wildan (2009), meliputi:
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah
penyakit dan yang bisa memperberat keadaan klien seperti batuk,
pilek, dan demam.
2) Riwayat Kesehatan lalu
Untuk mengetahui apakah pasien menderita penyakit jantung,
ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi, dan epilepsi serta
penyakit sistematik lainnya.
21

3) Riwayat Penyakit Keluarga


Untuk mengetahui apakah ada keluarga yang menderita penyakit
seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS, kandioma akumunasi, dan
penyakit keturunan seperti jantung, hipertensi dan diabetes
mellitus.
j. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk menggambarkan pola aktivitas sehari-hari. Pada pola ini perlu
dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya
1) Nutrisi
Hasil penelitian Pratiwi & Rodiani (2015) yang menyatakan
bahwa mengkonsumsi makanan berlemak dapat meningkatkan
hormon prostaglandin karena prostaglandin terbentuk dari asam
lemak sehingga dapat menyebabkan nyeri ketika menstruasi.
Salah satu asupan nutrisi yang dapat mempengaruhi nyeri
menstruasi adalah kalsium karena pada waktu otot berkontraksi
kalsium berperan dalam interaksi protein didalam otot, bila
kalsium didalam darah berkurang maka otot tidak bisa relaksasi
setelah berkontraksi dan menyebabkan otot rahim mejadi kaku
atau kram
2) Rekreasi
Remaja yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka
tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses
menstruasi, mudah mengalami dismenorea primer (Judha,
2012).
k. Riwayat Ketergantungan
Menurut (Anugroho (2011), mengkonsumsi alkohol, merokok, dan
stress mempengaruhi terjadinya dismenore primer.
22

Data Obyektif
1. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan normal ketika systole <120 mmHg dan
dyastole < 80 mmHg (Kemenkes RI, 2018).
b. Nadi
Denyut nadi normal berkisar antara 60-100 x/menit (Kemenkes RI,
2018).
c. Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah 36,5-37,5 oC (Kemenkes RI, 2018(a)).
Jika suhu tubuh lebih dari 37,5oC kemungkinan demam tersebut
disebabkan oleh penyakit seperti flu atau malaria, infeksi pada bagian
tubuh (infeksi kandung kemih atau infeksi rahim)
d. Pernafasan
Frekuensi normal pernafasan yaitu 14–20 kali per menit (Kemenkes
RI, 2018).
2. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat Badan
Berat badan yang kurang lebih beresiko terserang penyakit infeksi.
Berat badan yang berlebihan beresiko terserang penyakit degeneratif
(Kemenkes RI, 2018).
b. Tinggi Badan
Dua tahun setelah awitan pubertas, akan terjadi menstruasi yang
pertama (menarche) sebagai tahap akhir masa pubertas. Saat menstruasi
terjadi secara periodik, pertumbuhan fisik pada perempuan mulai
berakhir dan tinggi badan tidak akan bertambah banyak lagi.(Handayani
dkk, 2017)
a. IMT
IMT merupakan indicator sederhana dari korelasi antara tinggi dan
berat badan. IMT normal pada angka 18,5-25,0 (Kemenkes RI, 2018).
23

b. Lingkar Lengan Atas (LILA)


Menurut Kemenkes RI, (2018) untuk remaja perempuan beresiko
Kekurangan Energi Kronik (KEK), perlu dilakukan pengukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA). Ambang batas LiLA yaitu 23,5 cm.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kulit kepala pucat dan rambut rapuh dapat mengindikasikan
kekurangan nutrisi (Walsh, 2012). Rambut yang mudah dicabut
menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu (Romauli, 2011).
b. Mata
Bentuk simetris, konjungtiva palpebral normal warna merah muda, bila
pucat menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning
menandakan mungkin terinfeksi hepatitis (Romauli, 2011).
c. Leher
Normal bila tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
limfe dan tidak ditemukan bendungan vena jugularis (Kemenkes RI,
2018).
d. Dada
Melihat kelainan bentuk dada, dan pemeriksaan bunyi jantung dan
bunyi paru. Pemeriksaan bunyi jantung dan paru perlu dicermati
sehubungan dengan beberapa penyakit kronis seperti TB paru atau
asma (Kemenkes RI, 2018).
e. Payudara
Perhatikan apakah kedua payudara simetris, apakah ada perubahan
warna, luka/borok, bengkak pada kulit puting menonjol/tidak.
f. Genetalia
Pemeriksaan genetalia dilakukan bila ada indikasi, sesuai dengan
sasaran keputihan abnormal, luka/lecet, adanya rasa gatal/rasa terbakar
(Kemenkes RI, 2018)
24

4. Pemeriksaan penunjang
a. Hemoglobin
Kadar HB normal untuk remaja perempuan 12 gr/dl, untuk laki-laki 13
gr/dl (Kemenkes RI, 2018).
2.4.2 Analisa Data
Analisa merupakan langkah awal untuk perumusan masalah dalam menentukan
diagnosa kebidanan yang ditegakkan. Analisis data berpedoman pada data
subyektif dan data obyektif yang bersifat utama (mayor) dan penunjang (minor)
(Kemenkes RI, 2011)
2.4.3 Diagnosa Kebidanan
Menurut (Kemenkes RI, 2011) perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan,
bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya
secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang
tepat. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah adalah:
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
Diagnosa : Remaja usia… tahun dengan masalah..., keadaan umum baik/buruk,
prognosa baik / buruk.
2.4.4 Perencanaan
Diagnosa : Remaja usia… tahun dengan masalah dismenore, keadaan umum
baik/buruk, prognosa baik / buruk.
Tujuan : Nyeri haid berkurang .
Kriteria :
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis (Romaulli, 2011).
2. Tanda-tanda vital menurut (Romaulli, 2011) TD : 110/70–130/90 mmHg,
nadi : 68–90 x/menit, suhu : 36,5–37 °C, perna pasan : 16–20 x/menit.
3. Nyeri perut bagian bawah berkurang atau hilang
4. Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut
Intervensi menurut penelitian (Ningsih, Dilah, & Ulfa, 2020) adalah:
25

Pertemuan ke-1
a. Jalin komunikasi interpersonal
b. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan antopometri
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien, dan status gizi pasien
remaja
c. Hindari Stress
Rasional : stress dapat menurunkan ketahanan terhadap nyeri (Fitriyah Y,
2014)
d. Memiliki pola makan yang teratur dan asupan gizi yang memadai
Rasional : asupan nutrisinya baik dapat mengurangi terjdinya dismenore
primer (Yustiana, 2012).
e. Anjurkan untuk mengompres bagian bawah abdomen dengan air hangat
Rasional : untuk menurunkan intensitas nyeri dismenore (Lusa, 2010)
f. Anjurkan olahraga ringan secara teratur
Rasional : olahraga ringan secara teratur dapat menghilangkan kram
menstruasi (Judha, 2012).
g. Perbanyak minum, kurangi konsumsi garam dan kopi
Rasional : dapat menpengaruhi metabolism estrogen yang menyebabkan haid
tidak teratur dan nyeri haid (Judha, 2012).
h. Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri
Rasional : mengurangi tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa
kekenduran dan rasa nyaman (Judha, 2012).
i. Pemberian analgesik dan suplemen
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri pada saat menstruasi (Proverawati &
Misaroh, 2009).
j. Ukur kecerdasan majemuk dan menjelaskan tujuan pengukuran kecerdasan
majemuk
Rasional : untuk mengetahui kecerdasan pada remaja sesuai dengan
kemampuannya.
26

k. Berikan edukasi kesehatan mengenai keterampilan hidup sehat (PKHS)


Rasional : pengetahuan dan pendidikan PKHS pada remaja bertambah,
mampu menerapkannya pada dirinya.
l. Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya.
Rasional : untuk melanjutkan intervensi selanjutnya.
Pertemuan ke-2
a. Berikan edukasi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja, antara
lain: masa pubertas, tanda-tanda primer dan sekunder pubertas pada
perempuan beserta fungsinya, cara merawat kesehatan organ reproduksi,.
Rasional : pentingnya pendidikan kespro untuk remaja, supaya siap
menghadapi perubahan-perubahan yang dialami nya dalam masa pubertas ini,
dan mengetahui cara mengatasinya, jika kemudian hari ditemukan masalah.
b. Berikan edukasi kesehatan mengenai nutrisi yang seimbang, serta pola hidup
sehat
c. Rasional : pengetahuan dan pendidikan kesehatan mengenai gizi dan pola
hidup sehat pada remaja bertambah, serta mampu menerapkan pada dirinya
sehingga kesehatan semakin baik..
d. Berikan edukasi kesehatan mengenai pentingnya aktivitas fisik secara rutin,
minimal 30 menit/hari
Rasional : untuk menjaga tubuh tetap bugar dan sehat
e. Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya
Rasional: untuk melanjutkan intervensi selanjutnya.
Pertemuan 3
a. Berikan pelayanan terkait kesehatan jiwa (menggunakan pediatric symtom
checklist) dan NAPZA
Rasional : untuk mengetahui apakah ada gangguan psikososial pada remaja.
b. Berikan pelayanan tentang penyakit tidak menular dan pencegahan kekerasan
pada remaja
Rasional : mengetahui penyakit yang tidak menular dan cara mencegah
kekerasan pada remaja
27

c. Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya


Rasional: untuk melanjutkan intervensi selanjutnya.
Pertemuan ke-4
a. Berikan informasi terkait isu kesehatan lain terkait masalah kesehatan
penyakit menular yang berhubungan dengan keadaan saat ini seperti Covid-
19
Rasional : mengetahui pentingnya menjaga personal hygiene, lingkungan
sekitar, dan jaga jarak demi tidak terpapar virus tersebut
b. Lakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah didapatkan
Rasional : untuk mengetahui apakah asuhan yang kita berikan sudah efektif
dan efisien atau belum.
2.4.5 Pelaksanaan
Menurut (Kemenkes RI, 2011) tentang Standar Asuhan Kebidanan, bidan
melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan
aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan dengan kriteria:
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-
kultural.
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
keluarganya (inform consent).
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.
4. Melibatkan dalam setiap tindakan dan menjaga privacy klien/pasien.
5. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
6. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.
7. Menggunakan sumber daya, saran dan fasilitas yang ada dan sesuai.
8. Melakukan tindakan sesuai standar.
9. Mancatat semua tindakan yang telah dilakukan.
2.4.6 Evaluasi
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan (2011), bidan
28

melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk melihat


keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan segera setelah selesai
melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan pada klien dan/atau keluarga. Hasil evaluasi harus ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi klien/pasien. Evaluasi ditulis dalam bentuk catatan
perkembangan SOAP, yaitu sebagai berikut:
S :Adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
O :Adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
A :Adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
P :Adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up, dan rujukan.

Petugas
BAB 3
TINJAUAN KASUS

2.5 PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 5 Desember 2020
Pukul : 10.00 WIB
Oleh : Kelompok
A. DATA SUBYEKTIF
Nama : Nn. F
Umur : 13 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Dadapan, Kendal
Nomer telp : 0857xxxxx

Nama Orangtua : Tn.R


Usia : 36
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dadapan, Kendal
a. Keluhan
Remaja mengeluh nyeri haid pada hari 1 dan 2 haid. Haid terakhir tanggal
20-11-2020
b. Status dalam keluarga
Anak kandung/tiri/adopsi
c. Jumlah saudara dalam keluarga
2 orang
d. Riwayat Pernikahan orangtua
Anak dari pernikahan ke 1, lama menikah 14 tahun

29
30

e. Aktivitas sehari-hari
Kegiatan sehari-hari :Aktifitas sehari-hari klien adalah sebagai
pelajar, belajar secara daring karena pandemi
covid, membantu orang tua dirumah dan
terkadang main dengan temannya.
Apakah merokok : (ya/tidak) Frekuensi (sering/jarang)
Aktifitas Olahraga : sering/jarang/tidak pernah
Aktivitas Seksual : Pernah berhubungan seksual (ya/tidak)
Obat-obat terlarang : Tahu/Tidak Tahu pernah pakai/sering/tidak
menggunakan
Pola makan :Sesuai gizi seimbang (kadang/tidak perhatian)
B. DATA OBYEKTIF
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Suhu : 36,7oC

Nadi : 80x/menit

Respirasi : 22x/menit

BB : 49 kg
TB : 153 cm
LiLA : 24 cm
IMT : 20,94
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala dan wajah : Simetris, tidak pucat, mata simetris, sklera
putih konjungtiva merah muda
Leher : Tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe, tidak ditemui bendungan vena juglaris
Dada : Payudara simetris, tidak nampak tanda gejala
kanker payudara, tidak teraba benjolan
abnormal, tidak ada retraksi dinding dada
31

Punggung : Simetris,tidak nampak kelainan pada tulang,


tidak ditemui benjolan abnormal
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Atas simetris/tidak, jari lengkap/tidak, kuku
pucat/tidak
Bawah simetris/tidak, jari lengkap/tidak,
kuku pucat/tidak
c. Program terapi yang digunakan
Klien tidak sedang menerima terapi apapun
d. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
C. ASSESMENT
Remaja usia 13 tahun dengan masalah disminorhea, keadaan umum baik,
prognosa baik
D. PENATALAKSANAAN
Intervensi :
a. Lakukan komunikasi interpersonal
Rasional : Membina hubungan baik dengan klien agar bidan lebih mudah
memberitahu mengenai keadaan klien dan bila terjadi sesuatu pada klien
untuk mengurangi kecemasan yang muncul
b. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
Rasional : menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien akan membuat klien
lebih tenang dan mempermudah dalam pemberian asuhan.
c. Pengukuran kecerdasan majemuk
Rasional : mengukur kecerdasan majemuk dapat menentukan minat klien
sehingga memudahkan bidan dalam menentukan asuhan yang sesuai minat
klien
d. Jelaskan kebutuhan gizi pada remaja
Rasional : remaja mengetahui kebutuhan gizi yang mereka perlukan, serta
pengertian gizi seimbang
32

e. Berikan sosialisasi tentang 10 kompetensi PKHS (Perilaku Keterampilan


Hidup Sehat)
Rasional : Menambah pengetahuan remaja tentang 10 kompetensi PKHS
(Perilaku Keterampilan Hidup Sehat)
f. Berikan edukasi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja, antara
lain: masa pubertas, tanda-tanda primer dan sekunder pubertas pada
perempuan beserta fungsinya, cara merawat kesehatan organ reproduksi.
Rasional : remaja memiliki pengetahuan seputar masalah reproduksi serta
mampu menjaga kesehatan reproduksinya
g. Berikan KIE tentang disminorea
Rasional : remaja mengetahui bahwa disminorhea tergolong fisiologis
h. Berikan edukasi kesehatan mengenai pentingnya aktivitas fisik secara
rutin, minimal 30 menit/hari.
Rasional : aktivitas fisik bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas dan
produktivitas serta dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan sistem muskuloskeletal dan neuromuskular.
i. Sepakati pertemuan selanjutnya
Rasional : mempermudah melakukan asuhan pada klien.

Implementasi
a. Menjalin komunikasi interpersonal dengan klien
b. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa remaja dalam keadaan baik dan
tidak ditemui kelainan pada pemeriksaan
c. Mengukur kecerdasan majemuk
d. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa remaja dalam keadaan baik dan
tidak ditemui kelainan pada pemeriksaan
e. Menjelaskan kebutuhan gizi pada remaja pada proses masa pertumbuhan,
dengan menjaga pola makan dengan gizi yang seimbang. Memberikan
edukasi kesehatan mengenai nutrisi yang seimbang, serta pola hidup sehat
untuk memenuhi kebutuhan gizi. Memberikan gambaran menu dalam
piring, mencontohkan menu pagi seperti nasi putih 3 centong nasi, ayam
33

goreng tanpa kulit 1 potong atau tempe goreng 2 potong, sayur kacang
panjang setengah mangkuk, dan susu 1 gelas 200ml. Menjelaskan bahwa
menu ini cukup dan sesuai dengan kebutuhan klien di usia 13 tahun.
j. Memberikan sosialisasi 10 kompetensi PKHS (Perilaku Keterampilan
Hidup Sehat)
k. Memberikan edukasi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja
l. Memberikan KIE tentang disminorea
m. Memberikan edukasi kesehatan mengenai pentingnya aktivitas fisik secara
rutin, minimal 30 menit/hari.
f. Menyepakati jadwal pertemuan selanjutnya.
E. EVALUASI
Klien dapat memahami apa yang telah dijelaskan oleh bidan dan mampu
memberikan timbal balik, selain itu klien berkenan melakukan anjuran yang
diberikan. Serta dilakukan evaluasi pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan II
Tanggal/pukul : 9 Desember 2020/ 10.00 WIB
Tempat : Rumah Klien
Oleh : Kelompok
S : Klien sudah mulai mengatur pola makan dan mulai memperhatikan
kebersihan alat vitalnya
O : Pemeriksaan tanda-tanda vital
Kesadaran : composmentis
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 81x/menit
RR : 23x/menit
Suhu : 36,6 C
Skor PSC : 16
A : Remaja usia 13 tahun dengan pemantauan pemenuhan gizi seimbang,
keaadaan baik, prognosa baik

P : a. Memberikan apresiasi telah berusaha memperbaiki pola makan dan


34

mulai memperhatikan kebersihan genetalianya


b. Menjelaskan hasil pemeriksaan terkait kesehatan jiwa (menggunakan
pediatric symtom checklist) dan NAPZA, didapatkan total nilai 16
yang berarti tidak ditemukan masalah psikososial
c. Memberikan pelayanan tentang penyakit tidak menular seperti
penyakit jantung, diabetes, hipertensi dan pencegahan kekerasan pada
remaja
d. Memberikan informasi tentang 3M (Menutup, menguras, mengubur),
personal hygiene, menjaga jarak untuk mencegah penularan COVID-
19
e. Melakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah diberikan
BAB 4

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan yang dilakukan pada Nn F usia 13 tahun, keadaan baik,


prognosa baik, diketahui klien berusia 13 tahun, hal ini sesuai dnegan teori yang
dipaparkan pada BAB II yaitu WHO menyebutkan bahwa yang tergolong
kelompok remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Selama pemberian
asuhan Nn.F mengatakan adanya keluhan, namun masih tergolong normal, dalam
hal ini bukan brarti klien tidak perlu mendapatkan asuhan. Oleh sebab itu dalam
kesempatan kali ini pemberi asuhan menekankan pemberian asuhan Perilaku
Hidup Sehat (PHBS) dan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).
Keduanya harus tetap diterapkan walaupun keluhannya masih tergolong normal,
karena mengingat adanya kemungkinan-kemungkinan masalah yang dapat dialami
pada remaja. Selain itu dengan melaksanakan 10 keterampilan psikososial ini
dalam kehidupan sehari-hari, klien mampu mengatasi pengaruh lingkungan
sekitar terutama teman sebaya untuk mencegah perilaku berisiko. Beberapa
kompetensi PKHS dapat membantu klien dalam mengambil keputusan dan
merespons ancaman agar terhindar dari tindak kekerasan baik fisik maupun psikis.
Metode pemberian asuhan yang dilakukan oleh pemberi asuhan disesuaikan
dengan minat dari klien, sehingga sebelum diberikan asuhan dilakukan tes
kecerdasan majemuk untuk menentukan minat dari klien. Setelah dilakukan uji
kecerdasan majemuk diperoleh hasil 3 kecerdasan tertinggi secara berurutan
kecerdasan interpersonal, kecerdasan musik dan kecerdasan kinestik. Oleh sebab
itu asuhan yang diberikan pada klien mengarah pada metode yang sesuai dengan
kecerdasan interpersonal dengan memberikan asuhan berupa berkomunikasi
langsung atau menjelaskan langsung apada klien. Hal ini dirasa tepat yang
dibuktikan dari hasil evaluasi klien dapat memahami anjuran pemberi asuhan dan
keluhannya berkurang.

35
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahsan diperoleh simpulan bahwasanya tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik, serta asuhan yang diberikan dirasa telah
efektif dengan klien dapat memahami arahan dari pemberi asuhan dan mulai
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5.2 Saran
Diharapkan dikemudian hari remaja lebih mendapatkan perhatian yang lebih
menyeluruh, tanpa menunggu adanya keluhan agar Perilaku Hidup Sehat (PHBS)
dan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) dapat diterapkan danmenjadi
kebiasaan bagi kita semua khususnya remaja. Selain itu, orang tua dan lingkungan
sekitar hendaknya mendukung bahkan memberikan contoh bagi remaja untuk
perilaku hidup sehat.

36
DAFTAR PUSTAKA

Icemi Sukarni, K dan Wahyu, P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas


Dilengkapi Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika.

Kumalasari S dan Andhyantoro I. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa


Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba M edika.

Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja & Wanita. Jakarta : Salemba


Medika.

Nafiroh D&Nuke. 2013. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Dismenore Pada Siswi Putri Di Mts Mranggen Kabupaten Demak. Karya
Tulis Ilmiah, Vol 4 No 1, Hal 157-158.

Nanang, Dkk. 2011. Kupas Tuntas Kelainan Haid. Jakarta : Sagung Seto.
Proverawati & Misaroh. 2009. Menarche Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta : Nusa Medika.

Perry, Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson. 2011. Maternal Child Nursing Care.
Universitas Michigan: Mosby

Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kandungan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Reeder, S.J., Martin, Griffin, K. 2013. Keperawatan Maternitas : Kesehatan


Wanita, Bayi Dan Keluarga. Jakarta : EGC

Sari Priyanti, & Anggraeni Devi Mustikasari. 2012. Hubungan Tingkat Stres
terhadap Dismenore pada Remaja Putri di Madrasah Aliyah Mamba’ulum
Ulum Awang-awang Mojosari Mojokerto. Di akses 02 Desember 2020.

Sinclair. C. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC

37
38

Widyastuti. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitra Maya.


39

LAMPIRAN

KARTU KECERDASAN MAJEMUK

Kuis Temukan Kecerdasanmu


Nama : Nn.F
Umur : 13 tahun
Pendidikan : SMP
Cara Pengerjaan :
a. Berilah skor pada setiap pernyataan yang ada pada 8 (delapan) kelompok
pernyataan berikut.
b. Berikan skor dengan melingkari salah satu dari kode angka :
1. Jika pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri saya
2. Jika pernyataan tersebut tidak terlalu sesuai dengan diri saya
3. Jika pernyataan tersebut sesuai dengan diri saya
4. Jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri saya
c. Jumlahkan skor yang diperoleh pada setiap kelompok pernyataan

KECERDASAN KINESTETIK
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya menikmati olahraga
1 2 3 4 Saya suka bekerja menggunakan tangan
3 Saya lebih paham ketika saya bekerja dengan
1 2 4
tangan dalam mengerjakan sesuatu
1 2 3 4 Saya menyukai akting
1 2 3 4 Saya suka bergerak saat bekerja
2 Saya lebih menyukai program olahraga di
1 3 4
televisi
2 Jika diberikan hadiah, saya lebih menyukai alat
1 3 4
olahraga
40

1 2 3 4 Saya suka menari


1 2 3 4 Kegiatan favorit saya disekolah adalah drama
SKOR = 24

KECERDASAN MUSIK
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya senang menyanyi
1 2 3 4 Saya menikmati mendengarkan musik
1 2 3 4 Saya merasa suara adalah hal yang menarik
1 2 3 4 Saya memainkan alat musik
1 2 3 4 Kadang saya menciptakan lagu sendiri
3 Saya sering menggerakkan kaki atau jemari
1 2 4
mengikuti irama saat mendengar musik
3 Program televisi favorit saya adalah acara
1 2 4
musik
2 Jika diberikan hadiah, saya lebih menyukai
1 3 4
kaset atau CD lagu-lagu
1 2 3 4 Mata pelajaran favorit saya adalah musik
SKOR = 27

KECERDASAN INTERPERSONAL
Jawab Pernyataan
3 Saya sangat menyukai bekerja bersama orang
1 2 4
lain
1 2 3 4 Saya suka menolong orang lain
1 2 3 4 Saya senang bertemu orang-orang baru
1 2 3 4 Saya suka olahraga dalam tim
1 2 3 4 Saya memiliki banyak teman
1 2 3 4 Saya mempunyai banyak ide bagus untuk kelas
41

kita
1 2 3 4 Acara TV favoritku adalah drama
3 Jika diberi hadiah, saya memilih untuk diberi
1 2 4 paket wisata atau berlibur bersama teman-
teman
3 Saat-saat menyenangkan disekolah adalah saat
1 2 4
bekerja kelompok
SKOR = 30

KECERDASAN INTRAPERSONAL
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya senang mengerjakan sendiri
3 Saya senang memberikan hal-hal melalui
1 2 4
pikiran
1 2 3 4 Saya menulis buku atau jurnal harian
1 2 3 4 Saya sering mengevaluasi diri
1 2 3 4 Saya suka memikirkan perasaan saya
4 Saya sering mengira-ngira apa yang dipikirkan
1 2 3
orang
1 2 3 4 Saya suka menetapkan tujuan
2 3 Jika diberi hadiah, saya lebih menyukai diberi
1 4
diary atau buku harian
3 Saat-saat menyenangkan disekolah adalah
1 2 4
ketika boleh memilih tugas sendiri
SKOR = 26

KECERDASAN LINGUISTIK
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya suka membaca
1 2 3 4 Saya suka menulis cerita dan puisi untuk dibaca
42

orang lain
1 2 3 4 Saya memiliki banyak perbendaharaan kata
3 Saya suka mengisi acak kata, teka-teki silang
1 2 4
dan mencari kata
3 Saya suka menceritakan humor,teka-teki silang
1 2 4
dan mencari kata
1 2 3 4 Saya suka berpidato dan berdebat
Acara televisi favoritku adalah acara-acara
1 2 3 4
komedi
2 Jika diberi hadiah, saya memilih untuk diberi
1 3 4
buku
1 2 3 4 Mata pelajaran favoritku adalah bahasa
SKOR = 25

KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA


Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya senang belajar secara bertahap
1 2 3 4 Saya suka menyelesaikan masalah
3 Saya senang menjelaskan bagaimana suatu hal
1 2 4
bekerja kepada orang lain
1 2 3 4 Bekerja dengan angka itu menyenangkan
1 2 3 4 Saya suka melakukan eksperimen ilmiah
1 2 3 4 Saya merasa senang segala sesuatu yang logis
2 Acara televisi favorit saya adalah acara
1 3 4
dokumenter
Kalau ada yang ingin memberi hadiah, saya
1 2 3 4
memilih untuk diberi game komputer
3 Mata pelajaran favoritku adalah matematika
1 2 4
dan ilmu pengetahuan
SKOR = 25
43

KECERDASAN SPASIAL
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya suka menggambar dan melukis
1 2 3 4 Saya senang membuat model, mural dan kolase
2 Saya senang menggunakan gambar dan diagram
1 3 4
untuk belajar
3 Saya bisa membayangkan produk akhir dalam
1 2 4
pikiran saya
1 2 3 4 Warna sangat penting bagi saya
3 Saya bisa menggambarkan peta di dalam
1 2 4
pikiran saya
2 Saya lebih memilih acara televisi yang
1 3 4 mengandung unsur seni dan peragaaan
kerajinan tangan
Kalau ada yang mau memberi hadiah, saya
1 2 3 4
memilih untuk diberi puzzle
1 2 3 4 Mata pelajaran favoritku adalah seni
SKOR = 23

KECERDASAN NATURAL
Jawab Pernyataan
1 2 3 4 Saya menyukai fotografi
1 2 3 4 Saya suka mendaki bukit
2 3 Saya mempunyai hewan peliharaan yang saya
1 4
rawat sendiri
1 2 3 4 Saya senang berkebun
1 2 3 4 Saya lebih memilih acara televisi tentang alam
1 2 3 4 Saya suka berkemah dan mendaki gunung
44

3 Kalau ada yang mau memberi hadiah, saya


1 2 4 memilih pergi ke kebun binantang atau
outbound
1 2 3 4 Saya lebih suka berada diluar ruang
1 2 3 4 Saya peduli lingkungan dengan cara daur ulang
SKOR = 24

Cara Penghitungan :
1. Hitung total skor pada setiap jenis kecerdasan
2. Jenis kecerdasan yang memiliki skor tertinggi adalah potensi utama
kecerdasan Anda

Total skor tertinggi Kecerdasan interpersonal Total skor : 30

Total skor tertinggi ke - 2 Kecerdasan musik Total skor : 27

Total skor tertinggi ke - 3 Kecerdasan kinestik Total skor : 24


45

KUISIONER PEDIATRIC SYMPTOM CHECKLIST (PSC)

Panduan Pengisian dan Skoring Pediatric Symptom Checklist (PSC) Pediatric


Symptom Checklist (PSC) adalah sekumpulan kondisi – kondisi perilaku yang
digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan/masalah psikososial
pada anak berusia 4-18 tahun.
Cara menilai :
1. Tetukan apakah perilaku dibawah ini tidak pernah,kadang-kadang atau
sering pada peserta yang diperiksa
2. Berikan nilai untuk setiap jawaban sesuai dengan data perilaku anak
Tidak pernah, bernilai :0
Kadang-kadang, bernilai :1
Sering, bernilai :2
3. Penilaian yaitu jumlahkan nilai jawaban dan data perilaku anak,
a. Untuk anak yang berusia > 6 tahun, jumlah nilai < 28 : Tidak
ditemukan masalah psikososial. Bila jumlah nilai adalah ≥ 28 :
Terdapat masalah psikososial.
b. Apabila ≥ 28 diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan
menggunakan Kuisioner Strength and Difficulties Quesionnare (SDQ)
Tidak Kadang-
No Perilaku anak Sering
Pernah kadang

1. Sering mengeluh nyeri (lokasi berpindah,



tanpa sebab yang jelas)

2. Lebih sering menyendiri √

3. Mudah lelah, kurang energik √

4. Gelisah, tidak bisa duduk tenang √

5. Sering bermasalah dengan guru √


46

6. Kurang perhatian pada kegiatan



keseharian

7. Berperilaku seolah-olah dikendalikan



oleh mesin

8. Banyak melamun √

9. Mudah beralih perhatian, bingung √

10. Takut pada suasana baru √

11. Sering terlihat sedih, tidak gembira √

12. Mudah marah √

13. Mudah putus asa √

14. Sukar berkonsentrasi √

15. Tidak suka berteman √

16. Sering berkelahi dengan anak lain √

17. Membolos disekolah √

18. Penurunan prestasi disekolah √

19. Merendahkan atau menyalahkan diri



sendiri

20. Sering ke dokter tetapi tidak ditemukan



kelainan

21. Sukar tidur √

22. Sering merasa khawatir yang tidak



beralasan

23. Lebih sering ingin ingin selalu di dekat √


47

orang tua

24. Merasa dirinya jelek √

25. Nekat mengambil resiko yang tidak ada



manfaatnya

26. Ceroboh √

27. Merasa kurang bahagia √

28. Bertingkah seperti anak yang lebih muda



usianya

29. Tidak memperdulikan aturan √

30. Tidak menunjukkan perasaan √

31. Tidak dapat merasakan perasaan orang



lain

32. Sering mengganggu orang lain √

33. Menyalahkan diri sendiri √

34. Mengambil barang orang lain √

35. Menolak untuk berbagi dengan orang



lain

SKOR : 16

Anda mungkin juga menyukai