Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


NY ”E” UMUR 26 TAHUN G1P0A0 UK 28 MINGGU
DENGAN LETAK SUNGSANG

Disusun Oleh:
Asti Arifatul Aliyah (0BA19001)
Dewi Kusma Jumriani (0BA19003)
Marzah Susanti (0BA19006)
Nurhayati (0BA19010)
Nur Wahyu Ekarina (0BA19011)

PRODI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GRIYA HUSADA SUMBAWA
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Keterampilan Dasar Praktik Lapangan (PBL) Ini Telah Disetujui Untuk
Dipersentasikan Pada Hari .................. Tanggal ..............

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

(firda Lliantaty S.ST.M.Keb) (Imas Navisha Warda S.ST)


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Asuhan Kebidanan ini telah di sahkan sebagai tugas laporan mahasiswa
program studi D III Kebidanan Stikes Griya Husada Sumbawa Tahun Akademik 2021/2022.

Sumbawa Besar, ...............2021

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

(Firda Liantaty S.ST.M.keb) (Imas Navisha Warda S.ST)

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Kebidanan

Yunita Lestari, S,ST., M. KM


NIK. 19901224 2018 065
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kepada Tuhan Yang Maha  Kuasa, karena berkat nikmat,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kasus yang berjudul
“Asuhan Kebidanan kehamilan pada Ny S Dengan Kasus letak Sungsang Trimester III ”Bidan
Praktek Mandiri Mawar”. Tak lupa pula kelompok mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini.

Tujuan anggota kelompok membuat laporan kasus ini adalah untuk memenuhi Praktik
belajar lapangan (PBL), yang telah diberikan. Kelompok menyadari bahwa laporan kasus ini
belumlah sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan baik pada teknis penyusunan
maupun materi. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
perbaikan laporan kasus kami penulis selanjutnya.

Akhir kata, kami berharap semoga dengan adanya laporan kasus ini dapat bermanfaat
bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar.

Sumbawa Besar, Februari ,2021


DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................1
D. Manfaat.............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

2.1 Pengertian Kehamilan sungsang......................................................................4


2.2 Klasifikasi letak sungsang...............................................................................7
2.3 Fatofisiologi.....................................................................................................7
2.4 Etilogi ............................................................................................................8
2.5 Tanda dan gejala..............................................................................................8
2.6 Pemeriksaan penunjang………………………………………………….8
2.7 Diagnosis
2.8 Penatalaksanaan
2.9 komplikasi

BAB III ANALISIS KASUS..................................................................................9

A. Pengkajian Data................................................................................................9
B. Interpretasi Data...............................................................................................12
C. Diagnosa Potensial...........................................................................................13
D. Tindakan Segera...............................................................................................13
E. Intervensi..........................................................................................................14
F. Implementasi....................................................................................................14
G. Evaluasi............................................................................................................14

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................15

A. Pengkajian........................................................................................................15
B. Diagnosa Kebidanan.........................................................................................15
C. Interpretasi........................................................................................................16

BAB V PENUTUP.................................................................................................17

A. Kesimpulan.......................................................................................................17
B. Saran.................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mordiditas dan mortalitas pada ibu adalah masalah besar diseluruh Negara terutama bagi
Negara berkembang. Kematian ibu disebabkan oleh hal – hal yang berkaitan dengan
komplikasi kehamilan, persalinan, serta masa nifas.

Keberhasilan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu salah satunya dapat dilihat dari
indikator menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI
adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan persalinan, dan masa nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh disetiap
100.000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat menggambarkan
kesejahteraan masyarakat disuatu Negara. Sehingga dibutuhkan peran aktif dari masyarakat
dan tenaga kesehatan umtuk dapat meningkatkan kepedulian dan wawasannya dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
masyarakat adalah selalu memeriksakan kehamilannya di tenaga kesehatan, sehingga secara
dini dapat menemukan jika ada masalah pada kehamilannya seperti kelainan letak pada janin.
Di Indonesia pada tahun 2018 yaitu sebanyak 459 ibu hamil mengalami kasus dengan letak
sungsang .

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut.
“Bagaimana asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil patologi trimester III dengan letak
sungsang di Bidan Praktek Mandiri Mawar?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan ibu hamil patologi pada trimester III
dengan letak sungsang.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil patologi pada trimester III
dengan letak sungsang di Bidan Praktik Mandiri Mawar.

b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data obyektif melalui pemeriksaan fisik dan USG

c. Mahasiswa mampu menetapkan analisa berupa diagnose kebidanan, masalah, kebutuhan,


diagnosa potensial serta antisipasi tindakan segera yang dibutuhkan pada ibu hamil patologi
trimester III dengan letak sungsang di Bidan Praktik Mandiri Mawar.

d. Mahasiswa mampu memberika penatalaksanaan Asuhan Kebidanan berupa Antenatal Care

e. Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi trimester III dengan
letak sungsang di Bidan Praktik Mandiri Mawar.

C. MANFAAT

1. Manfaat Teoritis

Hasil pembelajaran ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengidentifikasi


berbagai pemecahan masalah yang berkaitan dengan kasus ibu hamil patologi trimester III
dengan letak sungsang di Bidan Praktek Mandiri Mawar

2. Manfaat praktis

a. Bagi Lahan Praktek

Sebagai masukkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan khususnya pada kasus
ibu hamil patologi trimester III dengan letak sungsang di Bidan Praktik Mandiri Mawar.

b. Bagi Institusi

Dapat jadikan bahan referensi perpustakaan Sekolah Tinggi ilmu kesehatan Griya Husada
Sumbawa dan dapat bermanfaat sebagai tolak ukur sejauh mana mahasiswa telah memahami
dan melaksanakan Asuhan Kebidanan komprehensif secara sistematis sesuai prosedur
c. Bagi Bidan

Bidan diharapkan mampu menambah pengetahuan dan informasi serta mampu


melakukan penatalaksanaan dalam kasus ibu hamil patologi trimester III dengan letak
sungsang/ serta mampu meningkatkan pelayanan pada pasien untuk meminimalkan resiko
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kehamilan sungsang

Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong sungsang) dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri,sedangkan bokong merupakan
bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Prof.Dr Ida Bagus Gede
Manuaba,SpOG,2019).

2.2 Klasifikasi letak sungsang

Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat di tentukan bentuk letak sungsang
sebagai berikut:

A. letak Bokong Murni

1. Teraba bokong

2. Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi

3. Kedua kaki bertindak sebagai spalk

B. Letak Bokong Kaki sempurna

1.Teraba bong

2. kedua Kaki berada di samping bokong

C. Letak Bokong Tak Sempurna

1. Teraba bokong

2. Disamping bokong teraba satu kaki

D. Letak kaki

1. Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut
2. Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila lutut terendah

2.3 Fatofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam
uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih
banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
presentasi kepala Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada
dalam posisi sungsang.

2.4 Etiologi

Penyebab letak sungsang dapat berasal dari

1. sudut ibu

a.Keadaan Rahim

1. Rahim arkuatus

2. Septum pada Rahim

3. Uterus dupleks

4. Mioma bersama kehamilan

b. Keadaan plasenta

1. plasenta letak rendah

2. plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir

1. Kesempitan panggul

2. Deformitas tulang panggul

3.Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala

2. Sudut janin

Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang

1. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat


2. Hendrosefalus atau anesefalus
3. Kehamilan kembar
4. Hidroamnion atau aligohindromion
5. Pematuritas

2.5 Tanda dan Gejala

Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh dibagian atas
dan gerakan lebih hanyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin belum
bisa dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada
yang sungsang.

Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I


difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggung
disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.
Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi
bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya
ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan dalam, sehingga harus
di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI (Ma g n e t i c Re s
o n a n c e Ima g i n g ) . Pemeriksaan ultrasonografik diperlukan untuk konfirmasi letak janin,
bila pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak placenta, menemukan kemungkinan
cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi tungkai bawah,
konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya kelainan bawaan anak

2.7 Diagnosis

Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Diagnosis ditegakkan


berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah dilakukan.
Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan perut terasa penuh dibagian atas
dan gerakan anak lebih banyak dibagian bawah rahim. Dari riwayat kehamilan mungkin
diketahui pernah melahirkan sungsang. Sedangkan dari pemeriksaan fisik Leopold akan
ditemukan dari Leopold I ifundus akan teraba bagian bulat dan keras yakni kepala, Leopold II
teraba punggung dan bagian kecil pada sisi samping perut ibu, Leopold III-IV teraba bokong
di segmen bawah rahim. Dari pemeriksaan dalam akan teraba bokong atau dengan kaki
disampingnya. Disini akan teraba os sakrum, kedua tuberosis iskii dan anus. Pemeriksaan
penunjang juga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis seperti ultrasonografik atau
rontgen

2.8 Penatalaksanaan

1. Dalam Kehamilan

Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak sungsang yakni
dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan uterus.
Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position atau dengan versi
luar (jika tidak ada kontraindikasi).

Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya versi luar
sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin masih dapat
memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin
sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang. Sebelum melakukan versi luar
diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik.
Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul sempit, perdarahan antepartum,
hipertensi, hamil kembar, plasenta previa.
Gambar 2. Versi luar

Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan keberhasilan terjadi pada
multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat prediksi
keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-like score).

Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.

Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut,
penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain: narkosis harus
dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan digunakannya tenaga yang
berlebihan, sehingga penggunaan narkosis dihindari pada versi luar.

2. Dalam Persalinan

Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan


kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama hendaknya ditentukan
apakah tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi seksio, seperti kesempitan panggul,
plasenta previa atau adanya tumor dalam rongga panggul.

Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang, maka
penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak sungsang dapat dilakukan
pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan jika tidak ada
hambatan pada pembukaan dan penurunan bokong. Syarat persalinan pervaginam pada letak
sungsang: bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis
yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD,
kepala fleksi.

Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu :

 Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.

b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam
sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.

c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga distansia


bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.

d. Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai hipomoklion.

e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan trokanter
depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.

f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.

g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.

 Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.

b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.

c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis dan
bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.

e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan sehingga
seluruh bahu janin lahir.

f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.

g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.

 Persalinan kepala janin


a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan posisi dagu berada
dibagian posterior.

b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang tertahan oleh
simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan suboksiput sebagai
hipomiklion.

c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi dan muka
seluruhnya.9

d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala bayi dapat
lahir.

e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir dan
mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali pusat seperti biasa.
Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit.

Jenis-jenis persalinan sungsang:

1. Persalinan Pervaginam

Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan


pervaginam dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan kekuatan dan


tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht.

b) Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin dilahirkan
sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.
c) Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan seluruhnya dengan
memakai tenaga, penolong.

2. Persalinan perabdominam (seksio sesaria).

Prosedur pertolongan persalinan spontan

Tahapan :

. Tahap pertama : fase lambat, yaitu mulai melahirkan bokong sampai pusat (skapula depan).

2. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusat sampai lahirnya mulut.

3. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.

Teknik :

1. Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan sekali lagi


persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran.janin harus selalu
disediakan cunam Piper.

2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berada didepan vulva. Ketika timbul his
ibu disuruh mengejan dan merangkul kedua pangkal paha. Pada saat bokong mulai membuka
vulva (crowning) disuntikan 2-5 unit oksitosin intramuskuler.

3. Episiotomi dikerjakan saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir, bokong
dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha,
sedangkan jani-jari lain memegang panggul.

4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang, tali
pusat dikendorkan. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin guna
mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke punggung ibu.
Penolong hanya 13 mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan, sehingga gerakan tersebut
disesuaikan dengan gaya berat badan janin. Bersamaan dengan dilakukannya hiferlordossis,
seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller pada fundus uteri sesuai dengan sumbu
panggul. Dengan gerakan hiperlordossis ini berturut-turut lahir pusar, perut, badan lengan,
dagu, mulut dan akhirnya kepala.
Gambar 3.Hiperlordosis badan ayi (Bracht)

5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan nafas dan rawat tali
pusat.

Keuntungan :

Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan penolong tidak ikut
masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini yang paling mendekati persalinan fisiologik,
sehingga mengurangi trauma pada janin.

Kerugian :

Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua persalinan letak sungsang dapat
dipimpin secara Bracht. Terutama terjadi peda keadaan panggul sempit, janin besar, jalan lahir
kaku seperti pada primigravida, adanya lengan menjungkit atau menunjuk.

Prosedur Ekstraksi Sungsang

1. Teknik ekstraksi kaki

Tangan dimasukkan ke dalam jalan lahir mencari kaki depan dengan menelusuri
bokong, pangkal paha sampai lutut,kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin
sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang diluar mendorong fundus uterus ke bawah.
Setelah kaki bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh jari kedua dan jari ketiga dan
dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut. Kedua tangan memegang betis janin, kaki
ditarik curam kebawah sampai pangkal paha lahir. Pangkal paha dipegang kemudian tarik
curam ke bawah trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama
dielevasi keatas sehingga trokhanter belakang lahir dan bokong pun lahir. Setelah bokong
lahir maka untuk melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan femuro-pelviks, badan
janin ditarik curam kebawah sampai pusat lahir. Selanjutnya untuk melahirkan badan janin
yang lainnya dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada manual aid.

2. Teknik ekstraksi bokong

Dilakukan pada letak bokong murni (frank breech) dan bokong sudah berada di dasar
panggul sehingga sukar menurunkan kaki. Jari telunjuk tangan penolongyang searah bagian
kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan di pelipatan paha depan. Dengan
jari telunjuk ini pelipatan paha dikait dan

ditarik curam kebawah, sehingga trokhanter tampak dibawah simpisis, maka jari telunjuk
penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam kebawah sampai bokong
lahir. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks kemudian janin dapat
dilahirkan dengan cara manual aid.

Prosedur Persalinan Sungsang Perabdominam

Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria sudah tentu merupakan yang terbaik
ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervaginam
memberi trauma yang sangat berarti bagi janin. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua letak
sungsang harus dilahirkan perabdominam. Persalinan diakhiri dengan seksio sesaria bila: 1.
Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya (disproporsi feto pelvic atau skor
Zachtuchni Andros ≤ 3).

Skor Zachtuchni Andros


Arti nilai:

≤ 3 : persalinan perabdominam

4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap dapat
dilahirkan pervaginam.

>5 : dilahirkan pervaginam.

2. Tali pusat menumbung pada primi/multigravida.

3. Didapatkan distosia

4. Umur kehamilan:19

 Prematur (EFBW=2000 gram)


 Post date (umur kehamilan ≥ 42 minggu)
5. Nilai anak (hanya sebagai pertimbangan)

Riwayat persalinan yang lalu: riwayat persalinan buruk, nilai social janin tinggi.

6. Komplikasi kehamilan dan persalinan:

 Hipertensi dalam persalinan


 Ketuban pecah dini
Kriteria persalinan Pervaginam pada presentasi bokong:

1.       Presentasi bokong murni, presentasi bokong kaki


2.       Tafsiran berat janin pada primi : < 3500g, pada multigravida <4000g
3.       Panggul luas
4.       Zatuchni Andros > 4
5.       Plasenta tidak dibawah
Kriteria section cesarean pada bokong:

1.       Panggul sempit, DKP


2.       Janin besar
3.       Preterm sudah inpartu
4.       Ketuban pecah > 12 Jam
5.       Zatuchni Andros <4
6.       Cacat rahim (bekas SC)
7.       Tafsiran berat janin pada primi > 3500g, pada multi >4000g
8.       Plasenta previa
9.       Presentasi lutut/kaki
10.   Kepala dalam posisi hiperekstensi
11.   IUGR

2.9 Komplikasi

Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain

1. Dari faktor ibu:

 Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
 Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)
 Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.
 2. Dari faktor bayi:
o Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial, perdarahan alat-
alat vital intra-abdominal.
o Infeksi karena manipulasi
 Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian leher,rupture alat-alat
vital intraabdominal, kerusakan pleksus brachialis dan fasialis, kerusakan pusat vital di
medulla oblongata, trauma langsung alat-alat vital (mata, telinga, mulut), asfiksisa sampai
lahir mati.
2.10 Konsep Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang ditemukan yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan – penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan yang logis
untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan terakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut
membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan
tetapi tiap-tiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan
semuanya bervariasi semua dengan kondisi klien.
Proses manajemen kebidanan merupakan langkah sistematis yang merupakan pola
pikir bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien yang diharapkan dengan
pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dan nasional, maka seluruh aktifitas/
tindaka yang diberikan oleh bidan kepada klien akan efektif serta terhindar dari tindakan
yang bersiat coba-coba yang akan berdampak kurang baik untuk klien. Untuk kejelasan
langkah-langkah diatas maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang penjelasan
secara detail dan setiap step yang dirumuskan oleh Varney.
Pengumpulan data
Pada langkah pertama ini dikomunikasikan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal
dengan lengkap. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
 Pengkajian data pada ibu bersalin terdiri dari data subyektif meliputi identitas istri
dan suami yang meliputi nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat.
 Keluhan utama
 Riwayat kebidanan
A. Riwayat perkawinan jika kawin berapa kali dam lamanya pada usia…
B. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, yang meliputi kehamilan
no, perkawinan no, ikhtisar kehamilan, abortus, inmatur, premature, jenis
persalinan, jenis kehamilan, umur, sebab kematian, puerperium, serta KB.
C. Riwayat kehamilan yang meliputi umur kehamilan HPHT dan HTP, mulai
merasakan gerakan janin usia berapa, ANC, imunisasi TT, pemberian tablet,
keluhan selama kehamilan, perawatan payudara, senma hamil, rencana KB
yang akan datang dan alasan berKB.
 Riwayat persalinan yang meliputi tanggal persalinan, jenis persalinan, lama
persalinan, terdiri dari kala I, II, III, dan IV, ketuban pecah yang terdiri dari pecah
jam, warna, banyaknya/jumlah serta bau, keadaan plasenta yang terdiri dari lahir
jam, panjang, lebar, tebal, insersi, jumlah perdarahan, tali pusat, jumlah
perdarahan, tali pusat, keadaan perenium, heating, kontraksi uterus, TFU, keadaan
bayi yang terdiri dari keadaan umum, beratt badan, jenis kelamin, kelainan.
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan keluarga yang terdiri dari keturunan kembar penyakit
menular/keturunan
 Riwayat kesehatan yang lalu yang meliputi menular/keturunan.
 Riwayat psikososial spiritual yang terdiri dari komunikasi non verbal dan verbal,
keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, hubungan dengan orang lain,
proses berfikir, ibadah/spiritual, respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan,
dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, beban kerja dan
kegiatan sehari-hari.
 Pemeriksaan
D. Keadaan umum
E. Taanda-tanda vital yang terdiri dari suhu,nadi,pernafasan,tekanan darah,berat
badan dan tinggi badan.
F. Kepala yang terdsiri dari muka,rambut,closma gravidarum,pupil,reaksi
cahaya,konjungtiva,sklera,mulut dan gigi,lidah,telinga.
G. Leher yang terdiri dari pembesaran kelenjar tyroid,limfe dan vena jugu laris.
H. Dada terdiri dari tarikan, bentuk, askultasi paru, auskultasi jantung, mamae,
putting susu, coloctrum, pembesaran mamae.
I. Abdomen yang terdiri dari inspeksi, palpasi,TFU, diastasis rektil, masa lain,
auskultasi.
J. Panggul
K. Genitourinaria yang terdiri dari retensio urine, incontinensia urine, polyuria,
dysuria dan lain-lain.
L. Vulva hygine yang terdiri dari kebersihan vulva dan luka perineum
M. Extermitas atas dan bawah yang terdiri dari atas dan bawah, reflek fatella
kanan dan kiri, bentuk kaki kakan dan kiri.
 Riwayat kb yang terdiri dari jenis kb,lama dan mulai kb
 Keadaan psikologis
- Kesadaran ; baik
 Pola kebiasaan sehari-hari
- Nutrisi yang terdiri dari makan,komposisi dan minum.
- Eliminasi terdiri dari BAK terakhir dan BAB terakhir .
- Istirahat tidur
- Aktivitas sehari –hari
- Personal hygine
 Riwayat social ekonomi
- Status pernikahan dan lamanya
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
 Riwayat social budaya
- Yang berhubungan dengan adat
 Periksaan penunjang yang terdiri dari plona terst,periksaan HB,pap smear
Bidan mengumpulkan data dasar dengan lengkap.bila klien mengalami kompikasi
yang perluh dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen klaborasi bidan akan
melakukan konsultasi.
II. interpretasi data dasar dan indentifikasi Diagnosa / masalah
Menggisterpretassikan data dengan tepat untulk mengidentifikasikan diagnose atau
masalah. Diagnosa yang ditengakkan oleh bidsn dalam lingkup praktek kebidanan
dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
III. indentifikasih diagnosa /masalah pontensial
Langkah ini bidan mengidentifikasikan masalah. Diagnosa potensial berdasarkan
diagnosa masalah yang sudah teridentifikasih.
IV. indentifikasih kebutuhan segera
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera sehingga segera dapat direncanakan
untunk melakukan tindakan ,konsultasi, atau klaborasi dengan tenanga kesehantan
lainnya sesuai dengan kondisi klien.dalam rumusan ini termasuk tindakan segera
yang dilakukan secara mandiri, secara klaborasih atau bersifat rujukan.
V. rencana Asuhan Manyeluruh
Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan nasional sesuai
langkah –langkah sebelumnya.
VI. pelaksanaan asuham ,menyeluruh
Pelaksanakan asuhan yang telah direncanakan dengan memperhatikan efisiensi dan
keamana tindakan.
VII. Evaluasi
Melakukan evakuasi dan efektivitas pelaksanaan rencana asuhan
BAB III

ANALISIS KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ E “ UMUR 26 TAHUN

G1P0A0H0 UK 28 MINGGU

DENGAN KEHAMILAN LETAK SUNGSANG

DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI MAWAR

TAHUN 2021

No.Register :

Datang ke BPM tanggal/jam : 06-02-2021/19.00 WITA

Dirawat diruang : Ruang Periksa

I. PENGKAJIAN Tanggal : 06-02-2021, Jam : 19.00 WITA, Oleh : Bidan


A. Identitas

Nama : Ny. E Tn.A

Umur : 26 tahun 27 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/Bangsa : Sumbawa Sumbawa

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswasta

Alamat : Samapuin Samapuin

No.Telp :- -

B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bernafas terasa sesak dan sering kelelahan
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari Teratur: Teratur
Sifat Darah : Cair Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
Status Pernikahan : Sah Menikah ke : I (Pertama)
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama kali : 25 tahun
5. Riwayat Obstetrik : G1P0A0

Hami Persalinan Nifas


Tg U Jenis Penolon Komplikas J BB Laktas Komplikas
l
l K Persalina g i K L i i
Ke
n
Ini
6. Riwayat Kontrasepsi Yang Digunakan
Ibu mengatakan tidak pernah memakai alat kontrasepsi jenis apapun.
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT : 24-06-2020 HPL : 31-03-2021
b. ANC pertama kali umur kehamilan :
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Tidak dilakukan

Trimester II

Frekuensi : 2x Tempat : Puskesmas Oleh : Bidan


Keluhan : Tidak ada
Terapi : Tidak ada
Trimester III
Frekuensi : 1x Tempat : Puskesmas Oleh : Bidan
Keluhan : Ibu mengatakan sering kelelahan
Terapi : Dianjurkan istirahat yang cukup
d. Imunisasi TT
TT1
e. Pergerakan Janin Selama 24 Jam
Ibu mengatakan adanya pergerakan janin + 13 kali dalam sehari
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x/hari Frekuensi : 3x/hari
Jenis : Nasi,sayur,lauk Jenis : Nasi, sayur, lauk
Porsi : 1 piring Porsi : 1 piring
Pantangan :Tidak ada Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
Minum
Frekuensi : 5-6x/hari Frekuensi : 7-8x/hari
Jenis : Air putih Jenis : Air putih, susu
Porsi : 1 gelas Porsi : 1 gelas
Pantangan : Tidak ada Pantangan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
b. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1-2x/hari Frekuensi : 1-2x/hari
Warna : Kuning Warna : Kuning
Konsistensi : Lunak Konsistensi : Lunak
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 5-6x/hari Frekuensi : 5-6x/hari
Warna : Kuning jernih Warna : Kuning
jernih
Konsistensi : Cair Konsistensi : Cair
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
c. Pola Istirahat
Tidur Siang
Lama : 1-2 jam Lama : 1-2 jam
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
Tidur Malam
Lama : 6-7 jam/hari Lama : 5-6 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari Mandi : 2x/hari

Ganti Ganti
Pakaian : 2x/hari Pakaian : 2x/hari
Gosok gigi: 3x/hari Gosok gigi : 3x/hari
Keramas : 1x/hari Keramas : 1x/hari
e. Pola Seksualitas
Frekuensi : 2x/minggu Frekuensi : 2x/minggu
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
f. Pola Aktivas
Ibu mengatakan selalu mengerjakan pekerjaan rumah
9. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah/ sedang di derita (menular,menurun,menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit seperti :
Menular : Hepatitis, TBC, campak,HIV AIDS
Menurun : Diabetes, jantung, hipertensi, asma
Menahun : Hipertensi,j jantung, asma, diabetes
b. Penyakit yang pernah/sedang di derita keluarga (menular,menurun,menahun)
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak pernah /tidak sedang menderita penyakit
seperti :
Menular : Hepatitis, TBC, campak, HIV AIDS
Menurun : Diabetes, jantung, hipertensi, asma
Menahun : Hipertensi, jantung, asma, diabetes
c. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi
d. Riwayat Alergi Obat
Ibu mengatakan tidak ada alergi obat
10. Kebiasaan yang menganggu kesehatan
Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan yang menganggu kesehatan seperti merokok dan
minuman beralkohol.
11. Psikospiritual
Ibu mengatakan selalu melaksanakan ibadah dan sholat 5 waktu setiap hari dan membaca
Al-Qur’an
12. Pengetahuan Ibu
Ibu mengatakan bahwa ibu mengerti tentang perawatan sehari-hari selama hamil, tentang
pola istirahat yang cukup, cara menjaga kebersihan diri, aktivitas fisik yang boleh
dilakukan selama hamil, tentang hal-hal yang harus di hindari selama hamil, dan ibu
mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan, serta masalah lain pada masa
kehamilan.
13. Lingkungan yang berpengaruh
Ibu mengatakan bahwa hubungan dengan keluarga dan tetangga ibu baik, ibu mengatakan
tidak ada hewan peliharaan.
C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional: Stabil
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah: 120/80 Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 22x/menit Suhu : 36,5°C
Berat badan : 65 kg
Tinggi Badan : 160 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Rambut : Bersih, hitam, lurus.
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak ada oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, refleks cahaya (+/+)
Hidung: Bersih, tidak ada polip.
Mulut : Simetris, bibir lembab, lidah bersih, gigi bersih, gusi tidak berdarah, tidak
terdapat stomatitis.
Telinga: Simetris, tidak ada kotoran, tidak ada pengeluaran cairan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi.
Payudara : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, puting susu menonjol.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi.
Palpasi Leopold
Leolpold I : TFU 3 jari diatas pusat, bagian atas perut ibu teraba bulat,
keras, melenting yaitu kepala.
Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian kecil-kecil janin yaitu
ekstremitas, sebelah kanan perut ibu teraba panjang dan keras seperti papan yaitu
punggung kanan janin (Puka).
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, lunak, tidak
melenting yaitu bokong
Leopold IV : Belum masuk PAP
Palpasi Supra Pubic : Tidak dilakukan
Osborn test : Tidak dilakukan
TFU menurut Mc.Donald : 26 cm TBJ : 2.170 gram
HIS : Tidak ada
Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas 140x/menit.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada kelainan.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada varises, refleks patella (+/+)
Genetalia luar : Tidak dilakukan
Anus : Tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil USG yaitu janin tunggal hidup intra uterine , gerak (+), djj (+) 140x/menit, air
ketuban cukup, tbj , hpl 31-03-2021 ,
letak bayi sungsang , jenis kelamin laki-laki.
4. Data Penunjang
Tidak ada

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa Kebidanan : Ny”E” umur 26 tahun G1P0A0, UK 28 minggu dalam kehamilan
patologi.
DS : -Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran

-Ibu mengatakan haid terakhir pada tanggal 24-06-2020

DO : -Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, status emosional : stabil,


TD : 120/80 mmHg, nadi : 82x/menit, pernafasan : 22x/menit, suhu : 36,5°C,
berat badan : 65 kg, tinggi badan : 160 cm, djj: 140x/menit, TFU : 26 cm.

-Hari taksiran persalinan tanggal 31-03-2021

B. Masalah : Tidak ada

C. Kebutuhan : Tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN Tanggal : 06-02-2021, Jam : 19.20 WITA, Oleh : Bidan


1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Berikan KIE pada ibu tentang ketidaknyamanan yang dialaminya yaitu normal
karna posisi janin dengan letak sungsang
3. Berikan KIE pada ibu tentang posisi yang baik untuk mengubah letak bayi yang
sungsang karna pada usia kehamilan 28-34 minggu bayi masih biasa bergerak
dengan bebas
4. Berikan ibu tablet tambah darah dan kalsium
5. Anjurkan ibu untuk olahraga ringan
6. Anjurkan ibu untuk datang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan

VI. PELAKSANAAN Tanggal : 06-02-2021, Jam : 19. 20 WITA, Oleh : Bidan


1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dengan TD : 120/80 mmHg, nadi :
82x/menit, pernafasan : 22x/menit, suhu : 36,5 C, berat badan : 65 kg, tinggi
badan : 160 cm, djj: 130x/menit, TFU : 26 cm. Semua normal dan ibu tidak perlu
khawatir tentang keadaannya.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa ketidaknyamanan yang dialami yaitu sering sesak
nafas dan kelelahan merupakan hal yang normal untuk kehamilan dengan letak
sungsang karena kondisi kepala bayi menekan bagian atas perut ibu. Cara
mengatasinya yaitu : Saat tidur ibu miring ke kiri, tarik nafas panjang lewat
hidung keluarkan lewat mulut hingga ibu merasa bernafas dengan lega dan
nyaman.
3. Menjelaskan kepada ibu posisi yang baik untuk mengubah letak kepala bayi yaitu
menerapkan posisi menungging dengan dada mengarah ke lantai, lutut harus
menempel dengan lantai, bahu dan tangan ke depan, lutut diam di tempat,
meyelipkan bantal tipis di bawah dada, tahan posisi 15-30 menit dilkukan tiap
hari, serta tidur miring ke kiri karna dengan tidur miring ke kiri bayi dalam
kandungan memiliki lebih banyak ruang untuk bergerak dan hal ini dapat
membantu bayi dapat berputar ke posisi kelahiran normal.
4. Memberikan pada ibu tablet tambah darah (Fe) dan kalsium pada ibu.
Menganjurkan ibu untuk selalu meminum tablet penambah darahnya 1x1 setiap
hari, dan di minum pada malam hari sebelum tidur. Sedangkan kalsium diminum
1x1 setiap hari yang berguna untuk mengurangi rasa keram, sakit pinggang, dan
pegal-pegal pada tulang, pinggang dan kaki, serta mencukupi kebutuhan kalsium
bayi.
5. Menganjurkan ibu untuk olahraga ringan seperti : sering berjalan kaki di pagi hari
sekitar 10-15 menit perhari, dan yoga di pagi hari selama 20 menit perhari untuk
memperkuat otot perut agar mempermudahkan mengejan saat persalinan nanti.
6. Menganjurkan ibu untuk datang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu sudah mengerti tentang penjelasan ketidaknyamanan yang dialaminya dan ibu
sudah mengerti dan tahu cara untuk mengatasi hal tersebut.
3. Ibu sudah mengetahui bahwa pada usia kehamilannya, posisi bayi masih bisa
berubah dan ibu sudah mengetahui cara mengubah posisi bayi di dalam
kandungan dan ibu bersedia menerapkannya.
4. Ibu sudah mengetahui cara meminum tablet penambah darah dan kalsium serta
dosis yang diberikan oleh bidan dan bersedia meminumnya sesuai anjuran bidan.
5. Ibu bersedia melakukan olahraga ringan di pagi hari
6. Ibu bersedia datang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan untuk kunjungan ulang

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, jika dilihat dari definisi merupakan kehamilan dengan letak sungsang,

dimana keadaan janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian

bawah kavum uteri. Dalam penegakan diagnosis pada kasus ini juga didukung pemeriksaan USG

untuk konfirmasi terhadap presentasi bagian janin yang terdapat di bagian terbawah rahim.

Sesuai dengan teori yang ada bahwa diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan subyektif

dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah dilakukan. Dari anamnesis didapatkan kalau ibu

hamil akan merasakan perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan anak lebih banyak di bagian

bawah rahim. Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa

Leopold I difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba

punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah

uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala,

tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya

ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus. Dalam hal ini, setelah

pemeriksaan abdomen dilakukan ternyata hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan

teori yang ada.

Pada kasus ini, pemeriksaan dalam menguatkan diagnosis letak sungsang yaitu dengan

terabanya bokong sebagai bagian terbawah demikian juga denominatornya dicapai sacrum kanan

depan . Pada kasus ini kulit ketuban masih utuh.

Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan

dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan kedalam
mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan

membentuk segitiga, sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis lurus.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan dengan kehamilan letak
sungsang dapat disimpulkan bahwa :
a. Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan
peranan dari ibu sehingga memperoleh data yang menunjang untuk
mengangkat diagnosa kebidanan
b. Dalam analisa data dan mengangkat diagnosa kebidanan pada dasarnya
mengacu pada tinjauan pustaka dan adanya perubahan serta keseimbangan
dengan tinjauan pustaka tergantung pada kondisi ibu.
c. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semua dapat
direncanakan, pada tinjauan kasus data, karena dalam perencanaan
disesuaikan dengan pengumpulan data saat itu, sehingga masalah yang ada
pada tinjauan pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus
nyata
B. SARAN
a. Bagi mahasiswa
Dapat menerapkan hasil dari kasus ini untuk menerapkannya dilapangan kerja.
b. Bagi institusi
Tenaga kesehatan yang berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih
memperhatikan dan memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan
pada umumnya serta agar melengkapi buku – buku yang ada di perpustakaan
yang merupakan gudang ilmu bagi para anak didik.
c. Bagi pembimbing lahan
Mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan selalu berusaha untuk
memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpoG;1998.Ilmu Kebidanan Penyakit


Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta,EGC

Oxorn,Harry&Forte,William R;1996.Ilmu Kebidanan patologi &


Fisiologi.Jakarta,Yayasan Essentia Medica.

Prawirohardjo, Sarwono;2002.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Neonatal.Jakarta,JNPKKR_POGI.

Anda mungkin juga menyukai