Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTEK BIDAN KOMUNITAS PADA KELUARGA NY. R


ASUHAN HAMIL TRIMESTER I DENGAN EMESIS
GRAVIDARUM DI DESA PARIT

Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

Dosen Pembimbing :
Niki Astria, S.Tr.Keb., M.Keb

Disusun Oleh:
Vatmawati
Nim: 233001070330

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY. R
ASUHAN HAMIL TRIMESTER I DENGAN DENGAN EMESIS
GRAVIDARUM DI DESA PARIT KECAMATAN SUNGAI GELAM
KABUPATEN MUARO JAMBI

Nama Mahasiswa : Vatmawati


NIM : 233001070330
Program Studi : S1 Kebidanan

Laporan Praktik Kebidanan Komunitas ini telah diperiksa dan telah disetujui
oleh Pembimbing Individu pada tanggal, Desember 2023

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Individu
Kebidanan Komunitas

Menyetujui,
Ketua Prodi S1 Kebidanan

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan “Laporan Individu Praktek
Bidan Komunitas Pada Keluarga Binaan Ny. R Dengan Asuhan Hamil Trimester I
Dengan Emesis Gravidarum di Desa Parit, Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten
Muaro Jambi” yang di laksanakan pada tanggal 27 Desember 2023.
Laporan ini disusun sebagai pertanggung jawaban saya kepada pendidik dan
masyarakat dari hasil selama melakukan kegiatan Pelayanan Kebidanan
Komunitas. Dalam penyusunan laporan ini saya banyak menemukan kesulitan-
kesulitan, tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Seno Aji.,S.Pd.,M.Eng, selaku Rektor Universitas Adiwangsa Jambi.
2. Ibu Bdn. Subang Aini Nasution.,SKM.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi.
3. Ibu Diane Marlin., SST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi.
4. Ibu Niki Astria, S.Tr.Keb.,M.Keb selaku Pembimbing lapangan pelayanan
kebidanan komunitas.
5. Seluruh Staf dosen Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Adiwangsan Jambi
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karenanya kami harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan di masa mendatang. Kami mengharapkan semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca khususnya.

Jambi , Desember 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
C. Manfaat........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................5
A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komunitas.......................................5
D. Tujuan Kebidanan Komunitas..................................................................6
E. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan di Komunitas............................8
F. Tugas Utama Bidan Komunitas................................................................9
G. Emesis Gravidarum..................................................................................11
BAB III HASIL LAPORAN KOMUNITAS KELUARGA BINAAN FORMAT
PENGKAJIAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS S1
KEBIDANAN.................................................................................................16
A. Hasil Winshield Survey (Demografi Gambaran Lokasi)....................16
B. Lingkungan Keluarga Binaan.................................................................16
C. Hasil Laporan Komunitas Keluarga Binaan.........................................17
D. Kegiatan Pelayanan Kebidanan Pada Keluarga Binaan dan Evaluasi
Kegiatan Dan Dokumentasi....................................................................30
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................34
A. KESIMPULAN.........................................................................................34
B. Saran...........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA1

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehamilan merupakan proses penyatuan spermatozoa dan ovum

kemudian dilanjutkan dengan implantasi pada uterus (Saifuddin, 2009).

Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil berbeda-beda pada setiap

trimester kehamilannya. Salah satu keluhan yang sering dirasakan dalam

kehamilan adalah mual muntah. Mual muntah terjadi 60-80% pada

primigravida dan 40-60% multigravida. Rasa mual dan muntah tanpa

penyebab yang jelas kemungkinan termasuk gejala pada awal kehamilan,

yang disebut dengan emesis gravidarum (Madjunkova et. al, 2013).

Salah satu perubahan fisiologi pada kehamilan adalah emesis

gravidarum, setengah dari wanita hamil mengalami mual dan muntah,

walaupunkejadiannya hanya sekitar 0,5 % sampai 2%. Emesis Gravidarum

adalah gejala mual yang disertai dengan muntah yang terjadi pada awal

kehamilan (Niebyl, 2010).

Emesis Gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada

kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi ada

yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala ini biasanya terjadi 6

minggusetelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10

minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-
60%multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi

lebih berat. (Wiknjosastro, 2014).

Penyebab emesis gravidarum adalah meningkatnya hormon Estrogen,

Progesteron dan Human Chorionic Gonodothropine (HCG). Pola makan

yang buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, kurang

tidur atau kurang istirahat dan stress juga menjadi faktor penyebab

emesisgravidarum (Neil, 2010). Penanganan mual muntah yaitu memilih

makan yang tidak memicu munculnya mual muntah, memilih makanan yang

tidak berlemak, makanlah sedikit tetapi sering (Purwoastuti, 2015).

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik mengambil

permasalahan Keluarga Binaan Ny. R Dengan Emesis Gravidarum di Desa

Parit Tahun 2023”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan penyuluhan dan binaan tentang asuhan kehamilan

trimester satu dengan emesis gravidarum

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada hamil pada keluarga Ny. R

b. Melakukan perumusan masalah kesehatan yang dialami ibu hamil

pada keluarga Ny. R

c. Melakukan perencanaan dalam pemecahan masalah kesehatan yang

dialami ibu hamil pada keluarga Ny. R

2
d. Melakukan pemecahan masalah masalah kesehatan yang dialami ibu

hamil pada keluarga Ny. R

e. Melakukan langkah kerja dalam menyelesaikan masalah kesehatan

yang dialami ibu hamil pada keluarga Ny. R

f. Melakukan pelaksanaan dalam menyelesaikan masalah kesehatan

yang dialami ibu hamil pada keluarga Ny. R

g. Melakukan evaluasi dari hasil pelaksanaan dalam menyelesaikan

masalah kesehatan yang dialami ibu hamil pada keluarga Ny. R

C. Manfaat

1. Bagi masyarakat dan ibu

Masyaarakat dan ibu yang menyusui dapat menambah pengetahuan

tentang asuhan kehamilan pada trimester I.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Semoga dapat memberikan penyuluhan dan konseling yang lebih

rinci dan detail kepada masyarakat tentang asuhan kehamilan trimester I.

3. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan penulis yang digunakan sebagai

acuan ketika akan memberikan promosi kesehatan mengenai Asuhan

Kehamilan Trimester I.

4. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Penulis mengharapkan hasil laporan ini dapat digunakan sebagai

bahan masukan bagi institusi pendidikan dan mahasiswa kebidanan dalam

3
menambah refrensi Ilmu Kebidanan Khususnya Kesehatan tentang Asuhan

kehamilan trimester satu.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komunitas

Berdasarkan kesepakatan antara ICM, FIGO, WHO pada tahun 1933

menyatakan bahwa bidan adalah seorang telah mengikuti pendidikan

kebidanan yang diakui oleh pemerintahsetempat, telah menyelesaikan

pendidikan dan lulus serta terdaftar atau mendapatkan izin melakukan praktik

kebidanan. Menurut IBI, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari

pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi diwilayah

Negara Republik Indonesia serta memiliki kualifikasi untuk diregister,

sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik

kebidanan. Menurut J.H Syahlan bidan komunitas adalah bidan yang berkerja

melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu (Bustami, et al,

2017).

Menurut United Kingdom Central Council for Nursing Midwifery Health

para praktisi bidan yang berbasis komunitas harus dapat memberikan

supervise yang dibutuhkan oleh perempuan selama masa kehamilan,

persalinan, nifas, dan BBL secara komprehensif. Kebidanan Komunitas adalah

pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan

penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya mencapai derajat

kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan

menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

5
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan kebidanan (Bustami, et al, 2017).

Pelayanan Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan

untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di

masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit

atau institusi. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau

kelanjutan dari pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam upaya

menyelamatkan ibu dan bayi dalam proses kelahiran. Bidan komunitas

mempunyai pengetahuan yang luas dalam segala aspek dalam kehamilan dan

persalinan karena tugasnya adalah bersama-sama perempuan sebagai partner

untuk menerima secara positif pengalaman proses kehamilan dan persalinan,

serta mendukung keluarga agar dapat mengambil keputusan atau pilihan

secara individual berdasarkan informasi yang telah diberikan (Bustami, et al,

2017).

D. Tujuan Kebidanan Komunitas

1. Tujuan umum (Bustami, et al, 2017) :

a. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga

terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu

b. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah

kebidanan komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

2. Tujuan khusus (Bustami, et al, 2017):

a. Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas

6
b. Melakukan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan

c. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat

d. Mengidentifikasi struktur masyarakat daerah setempat

e. Meningkatkan kemampuan individu/keluarga/masyarakat untuk

melaksanakan askeb dalam rangka mengatasi masalah

f. Tertanganinya kelainan resiko tinggi/rawan yang perlu pembinaan dan

pelayanan kebidanan

g. Tertanganinya kasus kebidanan dirumah

h. Tertanganinya tidak lanjut kasus kebidanan dan rujukan

i. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak

j. Pelayanan KIA/KB/imunisasi

k. Menggambarkan keadaan wilayah kerja dengan daerah

l. Mengidentifikasi faktor penunjang KIA/KB diwilayah

m.Bimbingan pada kader posyandu/kesehatan/dukun bayi

n. Mengidentifikasikan kerjasama LP/LS

o. Kunjungan rumah

p. Penyuluhan laporan dan seminar dan evaluasi

q. Askeb pada sasaran KIA

r. Menolong persalinan rumah

s. Melakukan tindakan kegawatdaruratan kebidanan sesuai kewenangan

3. Sasaran Kebidanan komunitas (Bustami, et al, 2017) :

a. Ibu : Pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, masa

interval, menopause

7
b. Anak : Meningkatkan kesehatan janin dalam kandungan, bayi, balita,

prasekolah, dan anak usia sekolah

c. Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan

anak, pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi

d. Kelompok penduduk : Kelompok penduduk rumah kumuh, daerah

terisolir, daerah tidak terjangkau

e. Masyarakat : Dari satuan masyarakat terkecil sampai masyarakat

keseluruhan : remaja, calon ibu, kelompok ibu

E. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan di Komunitas

1. Promotif (peningkatan kesehatan) (Bustami, et al, 2017).

a. Informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi

b. Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil

c. Informasi tentang tanda bahaya kehamilan

d. ASI eksklusif

2. Preventif (pencegahan penyakit) (Bustami, et al, 2017)

a. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil

b. Pemberian tablet fe

c. Pemeriksaan kehamilan, nifas, dll

d. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita

3. Kuratif (pemeliharaan dan pengobatan) (Bustami, et al, 2017)

a. Perawatan payudara yang mengalami masalah

b. Perawatan bayi, balita, dan anak sakit dirumah

8
c. Rujukan bila diperlukan

4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan) (Bustami, et al, 2017)

a. Latihan fisik pasca ibu bersalin

b. Pemberian gizi ibu nifas

c. Mobilisasi dini pada ibu pasca salin

d. Resosiantitatif (mengfungsikan kembali individu, keluarga, kelompok

masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya)

e. Menggerakkan individu—masyarakat kelingkungan masyarakatnya

seperti dasawisma, desa siaga, tabulin

f. Membuat masyarakat untuk melakukan suatu program dalam bidang

kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut.

F. Tugas Utama Bidan Komunitas

Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh

orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Sebagai bidan yang bekerja di

komunitas maka bidan harus memahami perannya di komunitas, yaitu

(Bustami, et al, 2017) :

1. Sebagai Pendidik

Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai

pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya

sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan

di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain

9
dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan

ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan

berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan

sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara

langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan

poster, leaflet, spanduk dan sebagainya.

2. Sebagai Pelaksana (Provider)

Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan

kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana

pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai

pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai

berikut :

a. Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.

b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa

interval dalam keluarga.

c. Pertolongan persalinan di rumah.

d. Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan resiko tinggi di

keluarga.

e. Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.

f. Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi.

g. Pemeliharaan kesehatan anak balita.

10
3. Sebagai Pengelola

Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan

praktik mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang

dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan

kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan.

Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau

tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.

Sebagai Peneliti Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien

yang dilayaninya, perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara

sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotesis dan hasil

analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat

mengetahui secara cepat tentang permasalahan komunitas yang dilayaninya

dan dapat pula dengan segera melaksanakan tindakan.

G. Emesis Gravidarum

1. Pengertian Emesis Gravidarum

Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada

kehamilan muda.Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal

pada wanita karena terdapat peningkatan hormone estrogen, progesterone,

dan dikeluarkannya hormon chorionicgonadothropin plasenta. Hormon-

hormon inilah yang diduga menyebabkan Emesis Gravidarum (Manuaba,

2012).

11
2. Penyebab Emesis Gravidarum

a. Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak

dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa

perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar

hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

b. Dalam serum menganggap bahwa kadar hormon estrogen yang

tinggi saat hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya,

wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan wanita yang

bertubuh besar, memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi

lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan

kehamilan.

c. Dalam kehamilan terjadi kekenduran relatif jaringan otot dalam

sistem pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien,

dan kelebihan asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik ini

belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab terjadinya mual

dan muntah pada kehamilan, karena sebagian besar hal ini

terjadi pada semua kehamilan, namun tidak semua ibu hamil

mengalaminya.

d. Pada bulan-bulan awal dan pertengahan kehamilan. Hal ini

disebabkan makanan yang buruk dan rahim yang mudah

teriritasi. Selain faktor fisik, faktor emosional juga punya andil

besar dalam menyebabkan mual dan muntah pada kehamilan.

Para wanita yang mengalami mual berkepanjangan kelihatannya

12
mendapatkan dukungan lebih sedikit dari suaminya atau orang

tua mereka. Dalam masyarakat primitif yang cara hidupnya

lebih sederhana, lebih santai dan tidak banyak tuntutan, jarang

sekali ditemukan ibu hamil yang mengalami rasa mual ini.

Ketidakstabilan emosi dan keadaan sosial lingkungan dapat

menjadi pemicu terjadinya emesis gravidarum.

e. Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu

awal kehamilan, serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap

terjadinya emesis gravidarum ini (Wahyuni, 2017).

3. Tanda dan Gejala Adanya Emesis Gravidarum

Menurut Manuaba (2012), adalah.

a. Kepala pusing, terutama dipagi hari.

b. Rasa mual dan muntah sampai kehamilan berumur 4 bulan.

c. Nafsu makan berkurang.

d. Mudah lelah

e. Emosi yang cenderung tidak stabil

4. Pengaruh Emesis Gravidarum pada ibu dan janin

a. Mual dan muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh

berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi).

b. Sirkulasi darah ke jaringan terhambat.

c. Akan lemas, apatis, kulit mulai jelek, lidah kotor dan kering.

d. Dapat terkena dehidrasi dengan mudah sehingga menimbulkan

gangguan pada kehamilannya.

13
e. Kekurangan cadangan karbohidrat dan lemat dalam tubuh.

5. Hal-hal yang dilakukan dalam mengatasi Emesis Gravidarum

a. Makanlah sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi

besar, malam hari cukup porsi kecil.

b. Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan

yang dapat menimbulkan rasa mual.

c. Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk

dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.

d. Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari tempat

tidur secara perlahan-lahan.

e. Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh raga

ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu mengurangi

rasa mual dan muntah di pagi hari.

f. Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6

mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis

tinggi atau menurut aturan dokter.

6. Hal-hal yang harus dihindari ibu hamil

a. Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng karena

akan lebih sulit untuk dicerna.

b. Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.

c. Hindari menyikat gigi begitu selesai makan

d. Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik

karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat

14
mereka muntah, sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok

gigi.

e. Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat.

f. Bau menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat

menimbulkan rasa mual dan muntah.

g. Hindari mengenakan pakaian yang ketat.

h. Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak

nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual

15
BAB III

HASIL LAPORAN KOMUNITAS KELUARGA BINAAN

FORMAT PENGKAJIAN PRAKTIK KEBIDANAN

KOMUNITAS S1 KEBIDANAN

A. Hasil Winshield Survey (Demografi Gambaran Lokasi)

Desa Parit terletak di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi


1. Nama Desa : Parit

2. Batas Wilayah :

a. Utara : Desa Arang-Arang Kumpeh Ulu

b. Selatan : Desa Sungai Gelam

c. Barat : Desa Sungai Gelam

d. Timur : Desa Arang-Arang

B. Lingkungan Keluarga Binaan

Dilingkungan seperti pedesaan, bangunannya merupakan rumah tunggal,

karena terpisah antara rumah satu dengan yang lainnya di desa Parit.

Lingkungan yang dilakukan pada keluarga binaan yaitu fondasi rumah

berbentuk rumah, permanen, di halaman dan di depan rumah cukup luas,

kondisi rumah bersih didalam rumah ada kamar dua, ruang tamu, ruang

keluarga, tetapi atap belum di loteng atau di dek, lantai semen, dibagian

belakang rumah ada dapur yang bersih, ada kamar mandi antara wc dan

tempat mandi berpisah. Ada pemanfaatan halaman rumah dengan

16
menanami dengan sayur.

C. Hasil Laporan Komunitas Keluarga Binaan

Nama KK : Tn. A

Alamat : Parit RT 008 RW 001 Desa Parit Kecamatan Sungai Gelam

Kabupaten Muaro Jambi

PETUNJUK PENGISIAN :

a. Isilah label komposisi keluarga dengan benar

b. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda √

c. Jawaban dapat lebih dari satu untuk pertanyaan memilih.

d. Mengisi titik-titik sesuai dengan pertanyaan.

1. KOMPOSISI KELUARGA

No Nama Hub. Umur L/P Tingkat Pekerjaan Agama Ket

dg

1 Agus Suami 26 Th L SLTA Wiraswasta Islam

Alim

2 Rusmita Istri 23 Tg P SLTP IRT Islam

1) Anggota keluarga yang meninggal 6 bulan terakhir : Tidak

2) Penyebab kematian : -

3) Umur : -

17
2. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT PUS (PASANGAN USIA

SUBUR)

1. Berapa usia PUS saat ini :

( ) < 20 tahun () 20-25 tahun ( ) 26-30 tahun ( ) 31-35 tahun

( ) 36 – 40 tahun ( ) 41-45 tahun ( ) > 45 tahun

2. Saat ini apakah PUS menggunakan alat kontrasepsi : ( ) ya (  ) Tidak

3. Bila ya, alat kontrasepsi apa yang digunakan :

( ) IUD ( ) Pil ( ) Suntik

( ) Implant ( ) lain-lain, sebutkan :

4. Bila tidak, apa alasan PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi:

( ) Tidak tahu ( ) Tidak nyaman

( ) Mahal ( ) dilarang agama Lain-lain

sebutkan : Ibu sedang hamil

5. Dari mana PUS mendapatkan informasi tentang KB :

( ) Petugas kesehatan ( ) orang lain ( ) Media elektronik ( ) Media masa

6. Bagaimana kondisi PUS saat ini : (  ) Sehat ( ) Sakit

7. Bila sakit, tindakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi keluhan

tersebut :

( ) Ke pelayanan kes. ( ) Didiamkan saja ( ) Obat warung ( ) Alternatif

8. Bila PUS sakit, apa keluhan/diagnosis medisnya :

18
19
3. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU HAMIL

1. Berapa usia kehamilan ibu saat ini :

(  ) 0-12 Minggu ( ) 13-28 Minggu ( ) 28-36 Minggu ( ) > 36 minggu

2. Berapa peningkatan berat badan selama kehamilan saat ini (khusus

Trimester III) : ( ) < 9 Kg ( ) 9-12 Kg ( ) > 12 kg

3. Berapa kali ibu makan setiap hari :

(  ) 3 x makanan pokok + selingan ( ) < 3 x dan tanpa selingan

( ) 3 x makanan pokok, tanpa selingan

4. Apakah ibu memeriksakan kehamilan saat ini :

(  ) Ya ( ) Tidak ( ) Bila tidak alasanya

5. Bila Ya, di mana ibu memeriksakan kehamilan saat ini :

(  ) Bidan ( ) Dokter ( ) Dukun terlatih

( ) Lain-lain, sebutkan :

6. Berapa kali ibu memeriksakan kehamilan :

( ) 1 kali (  ) 2 kali ( ) 3 kali ( ) 4 kali ( ) >4 kali

7. Bila tidak, apa alasan ibu tidak memeriksakan kehamilan

( ) Jauh ( ) Takut ( ) Tidak tahu ( ) Malas ( ) Mahal

Lain-lain sebutkan :

8. Apakah ibu mendapatkan imunisasi TT pada masa kehamilan ini

( ) Ya () Tidak

9. Bila Ya, status keberapa munisasi TT tersebut :

( ) 1 kali ( ) 2 kali ( ) bila lebih sebutkan :

20
10. Bila tidak, kenapa ibu tidak imunisasi TT :

( ) Jauh ( ) Takut ( ) Tidak tahu ( ) Malas ( ) Mahal

Lain-lain sebutkan : Usia kehamilan ibu belum 5 bulan

11. Bagaimana kondisi ibu hamil saat ini : (  ) sehat ( ) sakit

Bila ibu hamil sakit, apa keluhan/diagnosis medisnya :

12. Berapa kg kah pertambahan berat badan ibu pada tri mester I ?

(normal 1-2 kg) (  ) 1-2 Kg ( ) 3-4 Kg ( ) 5-6 Kg

( ) Lain-lain tuliskan

13. Berapa kg kah pertambahan berat badan ibu pada tri mester II dan III ?

(normal 0,34-0,50 kg) ( ) 0,34-0,50 kg tiap minggu ( )

1 Kg tiap minggu () 2 Kg tiap minggu ()

3 Kg tiap minggu () Lain-lain tuliskan

14. Pernahkah ibu mendapatkan injeksi vit B 12 ? ( ) Pernah (  ) Tidak pernah

15. Apakah ibu merokok pada masa kehamilan ini ?

( ) ya (  ) Tidak ( ) Lain-lain tuliskan

16. Apakah ibu meminum minuman keras pada masa kehamilan ini ?

( ) Ya (  ) Tidak ( ) Lain-lain tuliskan

17.Apakah ibu rutin memeriksakan kehamilan pada masa kehamilan ini ?

(  ) Ya ( ) Tidak ( ) Lain-lain tuliskan jumlahnya

18.Apakah buku KIA ibu disi secara lengkap pada masa kehamilan ini ?

(  ) Ya ( ) Tidak ( ) Lain-lain tuliskan jumlahnya

21
19.Apakah ibu sudah melakukan pemeriksaan HB ibu pada masa kehamilan

ini ?

(  ) Ya ( ) Tidak ( ) Lain-lain tuliskan jumlahnya

20. Apakah Ibu mendapatkan pemeriksaan 14 T secara Lengkap pada masa

kehamilan ini

(  ) Ya ( ) Tidak ( ) Lain-lain tuliskan jumlahnya

22. Apakah ibu pernah melakukan senam Hamil pada masa kehamilan ini ?

( ) Ya (  ) Tidak ( ) Lain-lain tuliskan jumlahnya

23. Apakah Ibu menerima Kehamilan ini

(  ) Ya ( ) Tidak ( ) Lain-lain

24. Apakah suami ibu turut mendukung kesejahteraan dan Kesehatan ibu

selama masa kehamilan ? (  ) Ya ( ) Tidak ( ) Lain-lain tuliskan

4. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU NIFAS

( Tidak Ada )
1. Dibantu siapa ibu saat melahirkan :

( ) Bidan ( ) dokter ( ) Dukun terlatih ( ) perawat

Dan lain-lain sebutkan :

2. Apakah ibu mendapatkan informasi tentang perawatan fase nifas : ( )

Ya ( ) Tidak

3. Bila Ya, informasi apa yang ibu dapatkan :

( ) Kebersihan diri ( ) Perawatan payudara

( ) Perawatan alat kelamin ( ) cara memandikan bayi ( )

Perawatan tali pusat

22
4. Bagaimana kondisi ibu nifas saat ini ( ) Sehat ( ) Sakit

5. Bila ibu nifas dalam kondisi sakit, apa keluhan/diagnosis medisnya :

B. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU MENYUSUI ( Tidak

Ada )

1. Apakah ibu mendapatkan informasi tentang cara pemberian ASI : ( )

Ya ( ) Tidak

2. Bila Ya, jenis informasi apa yang ibu dapatkan :

( ) Perawatan payudara ( ) Manfaat ASI ( ) Teknik menyusui

3. Apakah ibu pernah memberi kolostrum/susu pertama kali keluar pada

bayi segera melahirkan : ( ) Ya ( ) Tidak

4. Sampai usia berapa anak diberi ASI ekslusif : ( ) 4 bulan ( ) 6 bln

5. Sampai usia berapa anak diberi ASI :

( ) 6 bulan ( ) 6-12 bulan ( ) 12-18 bulan( ) 18-24 bulan

6. Keluhan ibu/diagnosis medis terkait dengan masalah menyusui :

7. Jika Ibu berkerja bagaimana ibu dapat tetap memberikan ASI

( ) Asi perah disimpan dalam Kulkas

( ) Asi perah dan diantar langsung menggunakan Coolbag

( ) Pulang untuk menyusui saat jam istirahat kerja

( ) tidak memberikan ASI

23
5. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT BALITA (0-5 TAHUN)

(Tidak Ada)

Penjelasan :

N = Normal T = Tidak normal H = Garis hijau

M = Garis Merah K = Garis kuning L = Lengkap

O = Overweight (Garis kuning di atas hijau) TL =Tidak lengkap

BL = Belum lengkap (usia belum mencukupi)

1. Apakah keluarga melakukan penimbangan balita

( ) Ya ( ) Tidak

2. Bila tidak, alasannya :

( ) Jauh ( ) malas ( ) Repot ( ) Tidak tahu

3. Apakah setiap hari anak mendapatkan makanan selingan di antara waktu

makan : ( ) Ya ( ) Kadang-kadang ( ) Tidak

4. Bagaimana kondisi balita saat ini : ( ) Sehat ( ) Sakit

5. Bila balita sakit, apa yang dikeluhkan atau diagnosis medisnya

6. Riwayat Imunisasi umur

Jenis Imunisasi

7. Apakah balita dibawa untuk diperiksa kesehatannya ke posyandu ?

( ) Ya ( ) Tidak alasanya

8. Bagaimana pemanfaatan Posyandu

( ) ada ( ) Jarang ( ) Tidak ada, alasanya

24
9. Apakah balita memiliki KMS

( ) ada ( ) Tidak ada, alasanya

10. Apakah bayi pernah mendapatkan penilaian / stimulasi ntumbuh kembang

anak (SDIDTK) ( ) ada ( ) Tidak ada, alasanya

6. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANAK PRASEKOLAH DAN

USIA SEKOLAH (5-12 TAHUN)

(Tidak ada)

1. Berapa kali anak melakukan kebersihan gigi dalam sehari :

( ) 1 kali ( ) 2 kali ( ) 3 kali

2. Bagaimana kondisi gigi anak saat ini :

( ) berlubang dan hitam ( ) gusi bengkak dan berdarah

( ) Sariawan ( ) Bersih dan sehat

3. Apakah anak terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan :

( ) Ya ( ) Tidak

4. Apakah anak terbiasa memakai alas kaki saat bermain :

( ) Ya ( ) Tidak

5. Bagaimana kondisi anak saat ini :

( ) Sehat ( ) Sakit

6. Bila sakit, apa yang dikeluhkan/diagnosis medisnya

25
7. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANAK REMAJA (12-18

TAHUN)

(Tidak Ada)

1. Kegiatan yang dilakukan remaja diluar sekolah

2. Apa yang dilakukan remaja jika ada masalah

3. Bagaimana kondisi remaja saat ini : ( ) Sehat ( ) Sakit

4. Bila sakit, apa yang dikeluhkan/diagnosis medisnya

8. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT USIA DEWASA (18-55

TAHUN)

(Tidak Ada)

1. Kegiatan yang dilakukan usia dewasa setelah lulus sekolah

2. Bagaimana kondisi usia dewasa saat ini : ( ) Sehat ( ) Sakit

3. Bila sakit, apa yang dikeluhkan/diagnosis medisnya

9. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT LANSIA (> 55 TAHUN)

(Tidak Ada)

1. Berapa jumlah lansia dalam rumah saat ini :

( ) 1 orang ( ) 2 orang ( ) Lebih sebutkan

2. Adakah penyakit keturunan dalam keluarga

( ) Jantung ( ) Hipertensi ( ) Diabetes ( ) Asma

3. Pernahkah melakukan pemeriksaan gula darah dalam waktu 3 bulan

terakhir : ( ) Pernah ( ) Tidak pernah

26
4. Bila pernah sebutkan hasil pemeriksaan :

5. Bagaimana kondisi lansia saat ini ( ) sehat ( ) Sakit

6. Bila sakit, apa yang dikeluhkan lansia/diagnosa medisnya

7. Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi penyakit lansia ( ) ke pelayanan

kesehatan

( ) didiamkan saja ( ) Minum obat warung ( ) Alternatif

8. Apakah kegiatan lansia sehari-hari :

9. Apakah perlu dibentuk posyandu lansia :

( ) Ya, alasannya ( ) Tidak, alasannya

10. Usila berobat ke :

( ) Pustu ( ) Puskesmas ( ) Bidan ( ) Rumah Sakit

( ) Praktek dokter ( ) Dukun ( ) Lain-lain sebutkan

11. Apakah lansia pernah berkunjung ke Posyandu Lansia :

( ) Pernah ( ) Tidak, alasanya

12. Pelayanan/penghargaan terhadap lansia :

( ) Dihormati dan dilayani kebutuhan usila

( ) Dibiarkan saja tidak dilayani kebutuhan usila

( ) Lain-lain sebutkan

10. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

a. Apakah dalam keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa :

( ) Ya (  ) Tidak

b. Bila ya, kondisinya saat ini

27
c. Apa yang telah dilakukan untuk mengatasinya :

( ) ke pelayanan kesehatan ( ) Didiamkan saja ( ) Alternatif

11. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PRILAKU KESEHATAN

KELUARGA

1. Cara keluarga mengolah sayuran sebelum dimasak :

( ) Dipotong baru dicuci ( ) Dicuci baru dipotong

2. Cara keluarga menyajikan makanan yang telah dimasak

(  ) Tertutup ( ) Terbuka

3. Adakah kebiasaan keluarga menggantung pakaian setelah dipakai

(  ) Ya ( ) Tidak

4. Bagaimana cara keluarga membuang sampah (limbah rumah tangga) ( )

Ditumpuk

(  ) Dibakar ( ) Dikubur ( ) Diambil petugas

5. Bagaimana keluarga membuang limbah WC

(  ) Septic tank ( ) Got

( ) Kali/sungai ( ) lain-lain sebutkan

6. Dari mana keluarga mendapat sumber air bersih

(  ) PAM-Ledeng ( ) Sumur

( ) Sungai ( ) Pompa air listrik ( ) lain-lain sebutkan

7. Berapa jarak sumber air dengan septic tank

( ) < 10 m (  ) > 10 m

28
8. Bagaimana keadaan air rumah

( ) Berasa ( ) Berbau ( ) Berwarna ( ) Ada endapan

(  ) Tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau

9. Kebiasaan keluarga mandi ()<2x /hari (  ) > 2 x/hari

10. Kebiasaan keluarga menggunakan handuk

(  ) Sendiri-sendiri ( ) Bersama-sama

11. Kebiasaan keluarga membersihkan bak mandi/tempat penampungan air

(  ) < seminggu ( ) 1 x seminggu ( ) > seminggu

12. Bagaimana kondisi lantai WC

( ) Licin (  ) Tidak licin ( ) lain-lain sebutkan

13. Apakah tempat penampungan air untuk keperluan memasak ditutup

(  ) Ya ( ) Tidak

14. Apakah sinar matahari masuk kedalam rumah

(  ) Ya ( ) Tidak

15. Bagaimana pencahayaan didalam rumah

(  ) Terang ( ) Kurang terang ( ) Tidak terang

16. Bagaimana kondisi penataan rumah

(  ) Rapi ( ) Berantakan

17. Bagaimana kebersihan rumah

(  ) Bersih ( ) Tidak bersih

18. Bagaimana kondisi lantai rumah

( ) Licin (  ) Tidak licin

29
19. Adakah sumber pencemaran lingkungan

( ) Ya (  ) Tidak

20. Bila ada sumber pencemaran sebutkan

21. Pemanfaatan pekarangan :

22. (  ) ada ( ) Tidak

22.Bila ada sebutkan taman di depan rumah

12. ANALISIS MASALAH

(Tidak Ada)
Emesis Gravidarum ( Mual Muntah )

13. ANALISIS SWOT KEHAMILAN DENGAN EMESIS GRAVIDARUM

S W
1) Ibu akan mengerti dan paham tentang 1) Kurangnya informasi ibu
emesis gravidarum tentang anemia pada ibu hamil
2) Ibu mengerti tanda bahaya yang 2) Kurangnya pemahaman ibu
diakibatkan karena emesis gravidarum tentang nutrisi atau gizi selama
pada ibu hamil kehamilan
3) Adanya dukungan suami terhadap ibu
4) Ibu mengerti nutrisi atau gizi selama
kehamilan agar meminimalisir kejadian
hyperemesis gravidarum
5) Adanya vitamin B6
O T
1) Adanya kelas ibu hamil Ekonomi keluarga yang kurang
2) Ada tenaga Kesehatan mendukung untuk pemenuhan gizi
3) Ada fasilitas Kesehatan untuk pada ibu hamil

30
mendapatkan informasi seputar kesehatan

D.Kegiatan Pelayanan Kebidanan Pada Keluarga Binaan dan Evaluasi

Kegiatan Dan Dokumentasi

1. PERENCANAAN

Tanggal : 27 Desember 2023 Jam : 14.00 WIB


2. Lakukan pendekatan pada keluarga

3. Beritahu hasil pemeriksaan

4. Berikan KIE tentang ketidaknyamanan yang sedang dikeluhkan yaitu mual

dan muntah

5. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi

6. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene

7. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan

8. Beritahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

9. Berikan therapy untuk mengurangi mual muntah

10. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang

2. PELAKSANAAN

Tanggal : 27 Desember 2023 Jam : 14.10 WIB


1. Melakukan pendekatan pada keluarga

2. Memberitahu hasil pemeriksaan

Hasil : KU baik Kesadaran : composmentis

TD : 110/70 mmHg N : 82 x/mnt R : 20 x/mnt S : 36,6˚C

BB/TB sebelum hamil : 148 cm/36 kg

31
BB/TB setelah hamil : 148cm/38 kg

LILA 24 cm

3. Berikan KIE tentang tanda ketidaknyamanan yang sedang dikeluhkan yaitu

mual-muntah yang merupakan hal biasa terjadi pada usia kehamilan

trimester I dan tidak perlu dikhawatirkan hanya untuk mengurangi mual

dengan ibu tidak mengkonsumsimakan yang berbau menyengat dan tetap

makan sedikit demi sedikit

4. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti sayur dan buah-

buahan dan tinggi protein seperti telur, daging dan ikan

5. Menganjurkan ibu personal hygiene, seperti mengganti celana dalam

apabila lembab atau basah dan mandi 3 kali sehari

6. Memberikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan yaitu pusing yang

berlebihan, mata berkunang-kunang, mual-munta terus-menerus, gerakan

janin berkurang/tidak ada, oedem di wajah/ekstermitas dan keluar darah

pervaginam

7. Berikan therapy tablet Fe diminun 1x/hr pada malam hari menggunakan air

putih atau air jeruk, calcium 1x/hr pada pagi hari dan Vitamin B Complex,

sebaiknya dimunum menggunakan air putih saja, tidak boleh menggunakan

kopi, susu ataupun teh

8. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu lagi

9. Melakukan pendokumentasian

32
3. KEGIATAN PELAYANAN KEBIDANAN PADA KELUARGA

BINAAN DAN EVALUASI KEGIATAN DAN DOKUMENTASI

Tanggal : 27 Desember 2023 Jam : 14.30 WIB

4.

EVALUASI

Tanggal : 27 Desember 2023 Jam : 14.30 WIB

1) Sudah terjalin hubungan yang baik antara petugas kesehatan dengan

keluarga Ny. R

2) KU baik, kesadaran composmentis, TD : 110/70 mmHg, N : 82 x/mnt, R :

20 x/mnt, S : 36,6˚C, BB TB : 148 cm sebelum hamil : 36 kg, BB setelah

hamil : 38 kg. LILA 24 cm.

3) Ibu mengerti bahwa mual-muntah yang merupakan hal biasa terjadi pada

usia kehamilan trimester I dan tidak perlu dikhawatirkan hanya untuk

33
mengurangi mual dengan ibu tidak mengkonsumsimakan yang berbau

menyengat dan tetap makan sedikit demi sedikit

4) Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk

mengonsumsi makanan yang bergisi seimbang

5) Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan, dan bersedia untuk

melaksanaknnya personal hygiene

6) Ibu mengerti dan segera ke tenaga kesehatan jika mengalami salah satu

tanda bahaya kehamilan.

7) Ibu mengerti dan akan minum tablet Fe1x/hr pada malam hari

menggunakan air putih atau air jeruk, calcium 1x/hr pada pagi hari dan

Vitamin B Complex, tidak boleh menggunakan kopi, susu ataupun teh

8) Ibu bersedia dikunjungi oleh tenaga kesehatan kembali minggu depan

9) Pendokumentasian telah dilakukan

34
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada ibu hamil Trimester I

keluarga binaan Ny. R, ibu hamil dengan G1 P0 A0 usia kehamilan 10 minggu,

dan ibu dalam keadaan sehat. Ibu sudah paham dan mengerti tanda bahaya

pada kehamilan dengan Emesis Gravidarum. Sesuai anjuran bidan, dan sudah

dilakukan Evaluasi dan tindak lanjut pada Ny. R dengan Emesis Gravidarum.

2. Saran

Diharapkan agar dapat meningkatkan kualitas pemberian pelayanan dan

memberikan pelayanan yang optimal Asuhan Kebidanan pada ibu hamil

trimester satu. Serta bagi penulis selanjutnya agar dapat dijadikan bahan

pembelajaran asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester satu dan dapat

menerapkannya sesuai dengan masalah-masalah yang di hadapi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Madjunkova S,Malpete C, Koren G. (2013). The Leading Concerns Of American


Women With Nause And Vomiting Of Pregnancy Calling Motherisk NVP
Helpline. Obstetrics and Gynecology International

Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Marliana, Lina. Meileni. (2020). Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Trimester I Dengan Emesis Gravidarum Pada Ny. S Di Klinik Sundari
Kota Cilegon-Banten Tahun 2019. Gardec Ai Eppcin`
Fnectf \nsnerof ed` @nvncapmndt. Vol 2 No 1 Februari 2020. ISSN
2686-0325, E-IDDN2686-2808

Neil. (2010). Panduan Lengkap: Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat


Niebyl, J R. (2010). Nause and Vomiting in Pregnancy. The New England
Journal Of Medicine. 13 (2) : 148-152

Purwoastuti & Walyani. (2015). Ilmu Obstetri & Ginekologi Sosial untuk
Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Saifuddin AB. (2009) Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: EGC.

Wahyuni, Dewi. (2017). Hubungan Fypdatfnrepy dengan Emesis Gravidarum Di


Klinik Sumiarini Medan Tahun 2017. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan Jurusan Kebidanan Medan Prodi DIV Kebidanan.

Wiknjosastro H. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


LEMBAR BIMBINGAN INDIVIDU
S1 KEBIDANAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
CATATATM KOREKSI TUGAS INDIVIDU

Nama Mahasiswa : Vatmawati


Insial Klien : Ny. R
Tempat/Alamat : Desa Parit

No Tanggal Komentar/Saran Paraf Pembimbing

1 5 Januari 2024 Konsultasi Judul Laporan

2 6 Januari 2024 Konsultasi Laporan BAB


I-IV

3 7 Januari 2024 Pembahasan dilengkapi

4 8 Januari 2024 Acc Laporan

Diketahui,
Ka. Prodi S1 Kebidanan
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Emesis Gravidarum

Sasaran : Ibu Hamil (Ny. R)

Tempat : Rumah Keluarga Tn. A

Hari/tanggal : Rabu, 27 Desember 2023

Alokasi waktu : 15 menit

Metode : Diskusi dan Tanya Jawab

A. Tujuan lnstruksional

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat

mengetahui secara spesifik mengenai emesis serta tatalaksana yang harus

dilakukan.

2. Tujuan khusus

a. Klien mampu menjelaskan pengertian emesis gravidarum dan hiperemesis

gravidarum

b. Klien mampu menjelaskan penyebab emesis gravidarum

c. Klien mampu menyebutkan dan menjelaskan tanda gejala emesis

gravidarum

d. Klien mampu menjelaskan komplikasi lanjutan emesis gravidarum yaitu

hyperemesis gravidarum (perbedaannya)

e. Klien mampu menjelaskan cara mengurangi rasa mual dari emesis

gravidarum
B. Materi

1. Pengertian emesis gravidarum

2. Penyebebab emesis gravidarum

3. Tanda gejala emesis gravidarum

4. Perbedaan emesis gravidarum dan hyperemesis gravidarum

5. Cara mengurangi rasa mual dari emesis gravidarum

C. Metode

1. Diskusi

2. Tanya jawab

D. Media

1. Leaflet

2. Materi SA

E. Setting

No Waktu Kegiatan Mahasiwa Kegiatan Peserta


1 Pembukaan 1. Salam pembukaan 1. Menjawab salam
(2 menit) 2. Memberi kesempatan 2. Menjelaskan yang ibu
kepada ibu untuk ketahui
menjelaskan yang telah
ibu ketahui sebelumnya
3. Membagikan leaflet
kepada para peserta
2 Pembagian 1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan dan
materi (11 emesis gravidarum mendengarkan
menit) 2. Menjelaskan penyebebab keterangan penyaji
emesis gravidarum 2. Menyimak
3. Menjelaskan tanda gejala
emesis gravidarum
4. Menjelaskan perbedaan
emesis gravidarum dan
hyperemesis gravidarum
5. Menjelaskan cara
mengurangi rasa mual dari
emesis gravidarum
3 Penutup (2 1. Memberi kesempatan ibu Mendengarkan dan tanya
menit) untuk bertanya jawab
2. Melakukan evaluasi
terhadap materi yang telah
diberikan dengan tanya
jawab
3. Menerangkan Kembali
hal-hal yang kurang di
mengerti dan
menyampaikan
kesimpulan
4. Mengucapkan terima kasih
dan menutup penyuluhan

F. Evaluasi

1. Apakah tujuan mengetahui perbedaan emesis gravidarum dan hyperemesis

gravidarum ?

2. Apa saja tanda bahaya jika mual emesis ini menetap ?


MATERI

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

A. Pengertian Emesis Gravidarum

Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum

atau morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai

muntah (frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85%

wanita mengalami mual muntah. Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar

atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi

pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat ataupun di malam hari.

Gejala-gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari haid pertama terakhir

dan berlangsung kurang lebih 10 minggu. (Wiknjosastro, 2010).

Emesis gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada

kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal

pada wanita karena terdapat peningkatan hormone esterogen, progesterone,

dan dikeluarkannya hormone chorinic gonadhotropin plasenta. Hormon inilah

yang diduga menyebabkan emesis gravidarum. (Manuaba, 2010).

B. Penyebab Emesis Gravidarum

Penyebab emesis gravidarum adalah:

1. Hormon estrogen dan progesteron

Hormon progesteron dibentuk oleh corpus luteum. Peningkatan hormone


estrogen dan progesteron dapat mengganggu sistem pencernaan ibu hami

dan membuat kadar asam lambung meningkat hingga muncul keluhan mual

dan muntah. Hormon ini dapat memperlambat fungsi metabolism termasuk

sistem pencernaan.

2. Human Chorionic Gonadotrophin (HCG)

Hormon HCG dalam aliran darah sangat membantu untuk menjaga

persediaan estrogen dan progesteron serta untuk mencegah masa menstruasi.

Meningkatnya hormon hCG secara tiba-tiba dapat mengakibatkan efek pedih

pada lapisan perut, dan efek ini berupa rasa mual. Hormon ini juga

menyebabkan hilangnya gula dari darah, yang dapat menimbulkan perasaan

sangat lapar dan sakit. Jadi hormon hCG ini sangat berpengaruh terhadap

timbulnya rasa mual dan muntah pada ibu hamil.

3. Makanan

Makanan-makanan berminyak dapat menyebabkan mual dan muntah

pada ibu hamil. Makanan berlemak biasanya diperoleh dari makanan yang

digoreng atau makanan yang bersantan. Asupan lemak yang berlebihan akan

menyebabkan rasa tidak nyaman pada pencernaan ibu sehingga dapat

menimbulkan rasa mual dan muntah. Fungsi sistem pencernaan yang telah

menurun akibat hormon akan semakin memburuk saat mendapat asupan

makanan yang pedas dan berminyak.


C. Tanda Gejala Emesis Gravidarum

1. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari

tetapi dapat pula terjadi setiap saat.

2. Nafsu makan berkurang

3. Mudah lelah

4. Emosi yang cenderung tidak stabil

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum

1. Faktor hormonal

2. Faktor paritas

3. Faktor usia

4. Faktor pekerjaan

5. Faktor gizi

6. Faktor psikologis

E. Diagnosa Emesis Gravidarum

1. Mual muntah dengan frekuensi 1-2x/hari

Mual muntah dengan frekuensi 1-2/hari, biasanya terjadi pada pagi hari

yang biasa disebut morning sickness dan biasanya tidak terjadi sepanjang

hari. Keluhan tersebut tidak mengganggu aktivitas.

2. Nafsu makan berkurang

Menurunnya nafsu makan saat hamil muda seringkali disebabkan oleh


perubahan hormonal. Jumlah hormon hCG yang meningkat di trimester

pertama, bisa menimbulkan rasa mual, nafsu makan yang meningkat,

maupun menurun drastis. Hormon inilah yang berperan dalam memengaruhi

nafsu makan selama hamil.

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal

Biasanya tidak ditemukan atau jarang ditemukan penurunan/kenaikan

ttv dalam batas normal dan keadaan ibu baik serta kesadaran ibu

composmentis karena emesis gravidarum tidak mempengaruhi hal tersebut.

4. Berat badan ibu tetap dan tidak mengalami penurunan

Saat trimester pertama, ibu hamil dapat mengalami morning sickness

yang sebabkan mual dan muntah hingga mengurangi nafsu makan. Hal ini

membuat penyerapan kalori dan nutrisi ke dalam tubuh menjadi berkurang

sehingga tidak menglami kenaikan namun biasa berat badan ibu akan tetap.

Jika mengalami penurunan berat badan akibat mual muntah biasanya akan

mengarah ke hiperemesis gravidarum.

5. Tidak ditemukan tanda-tanda dehidrasi

Pada emesis gravidarum tidak ditemukan tanda-tanda dehidrasi seperi

wajah tidak pucat, mata tidak cekung, bibir dan lidah tidak kering karena

prinsipnya hal tersebut tidak mempengaruhinya. Jika terdapat tanda-tanda

dehidrasi biasanya akan mengarah ke hiperemesis gravidarum.


F. Komplikasi Emesis Gravidarum

Mual dan muntah jika tidak ditangani dengan baik akan berlanjut menjadi

hiperemesis gravidarum atau mual dan muntah yang berlebihan sehingga dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari dan keadaan ibu hamil menjadi buruk.

G. Cara Mengurangi Mual Muntah

Cara mengatasi mual muntah pada kehamilan antara lain yaitu:

1. Menghindari makan atau hal-hal memicu mual yang berbau khas.

Makanan dengan aroma yang menusuk dapat menjadi penyebab mual

dan muntah semakin parah seperti buah durian, terasi, jengkol, petai dan

lainnya. Kondisi tersebut terjadi karena adanya peningkatan kadar hormone

progesteron di dalam tubuh setelah proses pembuahan berhasil. Sensitivitas

indera penciuman ini akan meningkat saat ibu mencium bau yang tidak

sedap atau bau yang menyengat. Akibatnya, ibu hamil akan mengalami

mual dan hasrat ingin muntah.

2. Makan makanan yang kaya akan protein

Makanan yang kaya akan protein membantu menormalkan Gerakan

lambung yang berlebih sehingga tidak dimuntahkan seperti tahu, tempe,

aneka daging, ikan dan lainnya.

3. Makan kue kering

Beberapa jenis makanan kering dan tawar, seperti biskuit kering, kue

kering rendah gula, dan roti kering, dapat menjadi pilihan makanan untuk

mengatasi morning sickness. Jenis camilan sehat ini bisa langsung dimakan
dan kebanyakan tidak beraroma kuat. Makanan atau minuman yang

beraroma kuat justru dapat memperparah mual dan muntah. Selain itu,

kandungan karbohidrat pada kue kering juga dapat mengisi energi dan

mengenyangkan perut kosong Ibu hamil saat mengalami morning sickness.

4. Hindari makanan yang berlemak, berminyak, dan pedas

Makanan-makanan berminyak dapat menyebabkan mual dan muntah

pada ibu hamil. Makanan berlemak biasanya diperoleh dari makanan yang

digoreng atau makanan yang bersantan. Asupan lemak yang berlebihan

akan menyebabkan rasa tidak nyaman pada pencernaan atau terdapat

kenaikan asam lambung ibu sehingga dapat menimbulkan rasa mual dan

muntah. Fungsi sistem pencernaan yang telah menurun akibat hormone

akan semakin memburuk saat mendapat asupan makanan yang pedas dan

berminyak.

5. Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih atau jus yang cukup untuk menghindari dehidrasi

akibat muntah. Hindari minuman yang mengandung kafein. Kebutuhan

minum air putih ibu hamil meningkat sebanyak 2-3liter/hari atau sekitar 8-

12 gelas/hari dalam 1 gelas sekitar 300ml dengan minum sedikit-sedikit

tapi sering untuk menghindari rasa mual.

6. Anjuran meminum teh manis hangat atau jahe hangat saat baru bangun

tidur.

7. Makan dalam jumlah sedikit tapi sering

Kebiasaan tersebut akan mengurangi rasa mual muntah, jika makan


langsung dalam porsi yang besar hanya akan membuat bertambah mual dan

kebutuhan nutrisi ibu tetap terpenuhi.

8. Penggunaan aromateri untuk mengurangi rasa mual seperti aromaterapi

minyak esensial lemon


LAMPIRAN MEDIA

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI

Oleh :
Nama Mahasiswa : Vatmawati
Nim : 233001070330
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Program Studi : S1 Kebidanan
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI

Anda mungkin juga menyukai