Disusun Oleh
MARLINA
NIM. 223001080130
LAPORAN LENGKAP
STASE KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI
PADA NY. S AKSEPTOR BARU KB IMPLAN
DI PMB MARLINA
TAHUN 2023
2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN LENGKAP
STASE KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA NY. S AKSEPTOR
BARU KB IMPLAN DI PMB MARLINA
TAHUN 2023
Disetujui,
CI Akademik
Mengetahui,
Ka. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas semua berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu dengan judul “Laporan
Praktik Stase KB dan Pelayanan Kontrasepsi Pada Ny. S Akseptor baru KB Baru
Implan di PMB Marlina Tahun 2023”. Adapun laporan ini telah penulis usahakan
semaksimal mungkin. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada ibu Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes, selaku pembimbing CI
akademik yang telah memberikan saran, arahan dan masukan terhadap laporan
stase KB dan Pelayanan Kontrasepsi. Penulis menyadari bahwa penyusunan
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran
penulis harapkan sebagai bahan untuk perbaikan.
Penulis
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................5
A. Definisi KB Implan......................................................................................5
B. Jenis KB Implan...........................................................................................5
C. Cara Kerja KB Implan..................................................................................5
D. Keuntungan KB Implan...............................................................................5
E. Kerugian KB Implan....................................................................................6
F. Indikasi KB Implan......................................................................................7
G. Kontraindikasi KB Implan...........................................................................7
H. Efektifitas KB Implan..................................................................................7
I. Efek Samping dan Penanganan KB Implan.................................................8
J. Waktu Pemasangan Implan..........................................................................9
K. Prosedur Pemasangan Implan......................................................................9
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................26
I. PENGKAJIAN DATA...............................................................................26
II. INTERPRETASI DATA / DIAGNOSA....................................................31
III. MENENTUKAN MASALAH POTENSIAL............................................31
IV. MENENTUKAN TINDAKAN ANTISIPASI/SEGERA..........................31
V. MEMBUAT PERENCANAAN.................................................................31
VI. IMPLEMENTASI......................................................................................32
VII. EVALUASI................................................................................................35
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................40
BAB V PENUTUP................................................................................................49
A. Kesimpulan.................................................................................................49
B. Saran...........................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AKI di Indonesia sejak tahun 1991 hingga 2007 mengalami penurunan
dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah sejak tahun
1990 telah melakukan upaya strategis dalam upaya menekan AKI dengan
pendekatan safe motherhood yaitu memastikan semua wanita mendapatkan
perawatan yangdibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan
persalinannya. Di Indonesia, Safe Motherhood Initiative di tindaklanjuti
dengan peluncuran program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh presiden
yang melibatkan berbagai sektor pemerintahan disamping sektor
kesehatan.Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah
kematian ibu adalahpenempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran
yang bertujuan untuk mendekatkanakses pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir ke masyarakat. Pada tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI
memperkuat strategi intervensi sektor kesehatan untuk mengatasi kematian ibu
dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer. Namun, pada tahun
2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yaknidari 228
menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Oleh karena itu, pada
tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding
Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka
kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. ( Profil Kesehatan Indonesia, 2014).
Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian neonatal dengan cara : 1) meningkatkan kualitas pelayanan
emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK
(Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Komperhensif) dan 300
Puskesmas/Balkesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial
Dasar); dan 2) memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar
puskesmas dan rumah sakit. Pada bagian berikut, gambaran upaya kesehatan
ibu yang disajikan terdiri dari : (1) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (2)
1
2
Pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid wanita 1 2 usia subur dan ibu hamil, (3)
pelayanan kesehatan ibu bersalin, (4) pelayanan kesehatan ibu nifas, (5)
pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan, dan (6) pelayanan kontrasepsi
(Kemenkes, 2015).
Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah
kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasarpemilihan
provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu
diIndonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan
angka kematianibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat
menurunkan angka kematian ibu diIndonesia secara signifikan. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem
Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB)
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. KB
merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu
dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu
sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan
(di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan
harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir
dan kebahagiaan batin. KB juga merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu,
anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan
cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan
mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak,
serta kapan akan berhenti mempunyai anak.Melalui tahapan konseling
pelayanan KB, Pasangan Usia Subur (PUS) dapat menentukan
pilihankontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya berdasarkan
3
A. Definisi KB Implan
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari
sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas.(Sri
Handayani, 2014). Implanasi atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) Adalah
kontrasepsi yang diinsersikan tepat dibawah kulit, dilakukan pada bagian
dalam lengan atas atau dibawah siku melalui insisi tunggal dalam bentuk kipas.
(Saroha Pinem, 2010).
B. Jenis KB Implan
1. Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dengan lama
kerja 5 tahun.
2. Implanon ; terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm. Diameter 2 mm, diisi dengan 68 mg 3 Keto desogestrel dengan lama
kerja 3 tahun.
3. Jadena dan indoplant; terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Lenovorgestrel dengan lama kerja 3 tahun. (Pinem, 2010)
D. Keuntungan KB Implan
1. Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen
5
6
E. Kerugian KB Implan
1. Susuk KB/Implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan
yang terlatih.
2. Lebih mahal.
3. Sering timbul perubahan pola haid
4. Beberapa orang wanita mungkin enggan untuk menggunakannya kerena
kurang mengenalnya
5. Nyeri kepala, pening/pusing kepala.
6. Peningkatan/penurunan berat badan.
7. Nyeri payudara
8. Perubahan mood atau kegelisahan
9. Tidak memberi perlindungan terhadap infeksi penyakit menular seksual
termasuk HIV/AIDS
10. Memerlukan tindakan pembedahan minor untuk memasang/insersi dan
pencabutannya, sehingga klien tidak dapat menghentikan sendiri
pemakaiannya sesuai dengan keinginan, tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan.
7
F. Indikasi KB Implan
1. Wanita – wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang
lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap/menggunakan AKDR.
2. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.
3. Usia reproduksi
4. Telah memiliki anak ataupun belum
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Pasca keguguran
7. Tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi
8. Tekanan darah <10/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau
anemia bulan sabit (sickle cell)
9. Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. (Niken Meilani,2010)
G. Kontraindikasi KB Implan
1. Kehamilan atau disangka hamil
2. Penderita penyakit hati akut
3. Mioma uterus dan kanker payudara
4. Kelainan jiwa
5. Penyakit jantung , hipertensi, diabetes mellitus
6. Penyakit trombo emboli
7. Riwayat kehamilan ektopik
8. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
9. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
10. Gangguan toleransi glukosa (Melani, 2010)
H. Efektifitas KB Implan
1. . Efektifitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per
tahun dalam 5 tahun pertama.
8
2. Pemasangan Implan-2
Kapsul implan dipasang tepat di bawah kulit, di atas lipat siku, di
daerah medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah
lengan klien yang jarang digunakan.
3. Langkah Pemasangan
Sebelum memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan
apakah klien :
1) Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektifitas implan
2) Sudah pernah mendapat anastesi lokal sebelumnya, dan
3) Alergi terhadap obat anastesi lokal atau jenis obat lainnya.
4. Persiapan
1) Langkah 1 Patikan klien sudah mencuci dan membilas lengan atas hingga
bersih. Periksa kembali tidak ada sisa sabun karena dapat menurunkan
efektifitasnya antiseptik tertentu.
2) Langkah 2 Lapisi tempat penyangga lengan atau meja samping dengan
kain bersih
3) Langkah 3 Persilahkan klien berbaring dan lengan atas yang telah
disiapkan, ditempatkan di atas meja penyangga, lengan atas membentuk
sudut 30 terhadap bahu dan sendi siku untuk memudahkan petugas
melakukan pemasangan
4) Langkah 4 Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm ( 3 inci ) di
atas lipat siku dan reka posisi kapsul di bawah kulit
5) Langkah 5 Siapkan tempat peralatan dan bahan serta buka bungkus steril
tanpa mneyentuh peralatan yang ada di dalamnya. Untuk Implan-2 Plus,
kapsul sudah berada dalam trokar
6) Langkah 6 Buka dengan hati-hati kemasan steril Norplant dengan
menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul ke
dalam mangkok steril. Untuk Implan-2 Plus, kapsul sudah berada di
dalam trokar
5. Tindakan Sebelum Pemasangan
12
1) Lngkah 1 Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain
bersih
2) Langkah 2 Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan
untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang)
3) Langkah 3 Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung
kapsul untuk memastikan jumlahnya sudah enam.
4) Langkah 4 Persiapkan tempat insisi dengan mengoleskan larutan
antiseptik. Hapus antiseptik yang berlebihan bila larutan ini
mengaburkan tanda yang sudah dibuat sebelumnya.
5) Langkah 5 Fokuskan area pemasangan dengan menempatkan kain
penutup (doek) atau kertas steril berlubang. Letakkan kain steril di
bawah lengan atas.
6) Langkah 6 Setelah memastikan (dari anamnesa) tidak ada riwayat alergi
terhadap obat anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi
(lidocaine 1% tanpa epinefrin). Dosis ini sudah cukup untuk
menghilangkan rasa sakit selama memasangdua kapsul implan-2
7) Langkah 7 Lakukan anestesi lokal; intrakutan dan subdermal. Hal ini
akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya dan
dorong jarum untuk menyuntikkan anestesi pada kedua jalur kapsul
(masing-masing 1 ml) membentuk huruf V.
6. Pemasangan Kapsul
Sebelum membuat insisi, pastikan efek anastesi telah berlangsung
dan sensasi nyeri hilang
1) Langkah 1 Pegang skapel dengan sudut , buat insisi dangkal hanya
untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang
atau dalam.
2) Langkah 2 Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap
ke atas. Tanda 1 dekat pangkal menunjukkan batas masuknya trokar
sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda 2 dekat ujung menunjukkan
batas pencabutan trokar setelah memasang setiap kapsul.
13
dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali
di tempat yang tepat.
15) Langkah 15 Setelah kedua kapsul terpasang dan posisi setiap kapsul
sudah dipastikan tepat keluarkan tokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi
dengan jari mengggunakan kasa selama 1 menit untuk menghentikan
perdarahan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa antiseptik.
7. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
1) Menutup Luka Insisi
2) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan
kasa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidak perlu dijahit
karena dapat menimbulkan jaringan parut.
3) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut
untuk hemostatis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
Pembuangan Darah dan Dekontaminasi
4) Sebelum melepas sarung tangan, masukkan alat-alat ke wadah yang
berisi klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Dekontaminasi juga jarum dan
alat suntik, pendorong dan trokar.
5) Kain penutup (bila digunakan) harus dicuci sebelum dipakai lagi. Taruh
di dalam kontainer yang kering dan tertutup kemudian bawa ke tempat
cucian
6) Dengan masih memakai sarung tangan, buang bahan-bahan
terkontaminasi (kasa,kapas dan lain-lain) dalam kontainer yang anti
bocor dan diberi tanda, atau dalam kantong plastik.
7) Bila menggunakan sarung tangan sekali pakai, celupkan sebentar tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin, kemudian
lepaskan sarung tangan secara terbalik dan masukkan ke tempat sampah
8) Bila menggunakan sarung tangan pakai ulang, celupkan sebentar tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dlaam larutan klorin, lepaskan
secara terbalik dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% (rendam
selama 10 menit).
9) Cuci tangan segera dengan sabun dan air.
16
10) Semua sampah harus dibakar dan ditanam. Perawatan Klien Buat
catatan pada rekam medik tempat pemasangan kapsul dan kejadian tidak
umum yang mungkin terjadi selama pemasangan (gambarkan lokasi
pemasangan kapsul pada lengan atas klien)
11) Amati klien lebih kurang 15 sampai 20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien.
Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemasangan, kalau
bisa diberikan secara tertulis.
8. Petunjuk Perawatan Luka Insisi Dirumah
1) Mungkin akan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi
selama beberapa hari. Ini normal.
2) Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam dan
biarkan band aid di tempatnya sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5
hari).
3) Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka di
daerah tersebut atau menambahkan tekanan.
4) Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan
dibersihkan dengan tekanan normal
5) Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi
kemerahan dan panas atau sakit yang menetap selama beberapa hari,
segera kembali ke klinik.
9. Bila Terjadi Infeksi
1) Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal
2) Bila terjadi abses (dengan atau tanpa ekspulsi kapsul), cabut semua
kapsul.
10. Kunci Keberhasilan Pemasangan
1) Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan klien yang jarang
digunakan.
2) Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan.
3) Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm (3 inci) di
atas lipat siku, di daerah medial lengan.
17
Sumber data :-
I. PENGKAJIAN DATA
A. Identitas
Nama : Ny. S Tn. S
NIK : 1505045106880001 1505041005850002
Umur : 35 Tahun 40 Tahun
Gol Darah : O B
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Agama : Islam Islam
Alamat : Bahar X Bahar X
No Telpon : 085231755275 081231419082
Jenis dan No Jaminan : - -
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin mengganti metode KB suntik 3 bulan ke KB implan
26
27
C. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit yang lalu seperti hipertensi, jantung, diabetes milletus,
tuberkulosis, infeksi urogenital, radang panggul, tidak pernah menderita
penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi, dan ketergantungan obat-
obatan.
2) Riwayat kesehatan saat ini : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit saat ini seperti hipertensi, jantung, diabetes milletus,
tuberkulosis, infeksi urogenital, radang panggul, tidak pernah menderita
penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi, dan ketergantungan obat-
obatan.
3) Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit keluarga seperti hipertensi, jantung, diabetes milletus,
tuberkulosis, infeksi urogenital, radang panggul, tidak pernah menderita
penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi, dan ketergantungan obat-
obatan.
D. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 14 tahun
2. Siklus : 30 hari
3. Lamanya : 5 hari
4. Dismenorea : tidak ada
F. Riwayat KB
No Jenis KB Tahun Masalah
1 Kb Suntik 3 bulan 4 tahun Ingin mengganti metode
I. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 110/80
x
b. N : 84
menit
x
c. P : 20
menit
d. S : 36,5 oC
4. BB : 65 kg
5. Kepala
a. Rambut
Warna : hitam
Kebersihan : bersih
Mudah rontok/tidak : tidak
b. Telinga
Kebersihan : bersih
Gangguan pendengaran : tidak ada
c. Mata
Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Kebersihan : bersih
Kelainan : tidak ada
30
d. Hidung
Kebersihan : bersih
Polip : tidak ada
e. Mulut
Warna bibir : merah muda
Integritas jaringan : normal
Kebersihan lidah : bersih
Gangguan pada mulut : tidak ada
6. Leher
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
7. Dada
Simetris/tidak : simetris
Besar payudara simetris/tidak : simetris
Nyeri : tidak ada
Benjolan/massa : tidak ada
8. Perut
Bentuk : normal
Bekas luka operasi : tidak ada
Benjolan/massa : tidak ada
9. Eksteremitas
a. Atas
Kelainan : tidak ada
Kebersihan : bersih
b. Bawah
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
10. Genital
Kebersihan : bersih
Pengeluaran pervaginam : tidak ada
Tanda infeksi vagina : tidak ada
11. Anus
31
V. MEMBUAT PERENCANAAN
Tanggal : 19-12-2023
Pukul : 16.00 WIB
1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien
Rasional : Komunikasi dapat meningkatkan hubungan saling percaya
antara bidan dan klien.
32
VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan informed consent dan informed choice serta konseling tentang
pemasangan KB implan, ibu setuju dan mengerti dengan informasi yang
dijelaskan.
2. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, ibu mengerti dengan informasi yang diberikan.
3. Mempersiapkan ibu serta memberi tahu langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pemasangan implan, ibu sudah siap untuk pemasangan
alat kontrasepsi implan dan ibu mengerti dengan langkah-langkah yang
sudah dijelaskan.
4. Persiapan pemasangan :
a. Mempersilahkan pasien untuk mencuci seluruh lengan dengan sabun
dan air yang mengalir serta membilas hingga bersih agar tidak ada sisa
sabun, pasien telah mencuci tangannya.
b. Persilahkan pasien untuk berbaring dan meletakkkan tangan yang lebih
jarang digunakan bekerja (misalnya tangan kiri) lebih dekat dengan
bidan
c. Tutup atau beri alas tempat tidur pasien dengan kain bersih
33
VII.EVALUASI
Tanggal : 19-12-2023
Pukul : 16.45 WIB
S : Ibu mengatakan paham dengan penjelasan yang disampaikan oleh bidan
mengenai keuntungan, kerugian, dan efek samping KB Implan. Ibu
mengatakan telah mendapatkan KB Implan, Jenis Indoplan
36
O : Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang disampaikan oleh bidan mengenai
keuntungan, kerugian, dan efek samping KB Implan dan sikap pasien sangat
kooperatif dengan bidan.
A : Ibu mengerti dan mampi menjelaskan kembali penjelasan dari bidan mengenai
keuntungan, kerugian, dan efek samping KB Implan, KB Implan telah
terlayani
P : Informasikan pada klien untuk datang lagi pada kunjungan berikutnya ( dan
jika sewaktu-waktu ada keluhan/mengalami komplikasi)
40
41
bataas normal. Berdasarkan tinjauan teori dan studi kasus yang terjadi pada Ny. S
tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
Menurut teori, Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi
yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang didalamnya terdapat
hormon progesteron, implan ini kemudian dimasukkan kedalam kulit dibagian
lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan
impalnt ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Respons yang
timbul yaitu khawatir, gelisah, tidak tenang dan dapat disertai dengan keluhan
fisik. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut yang
penyebabnya tidak diketahui. Sedangkan rasa takut mempunyai penyebab yang
jelas dan dapat dipahami. Kapasitas kecemasan diperlukan untuk bertahan hidup,
tetapi tingkat ansietas yangparah tidak sejalan kehidupan.
Berdasarkan studi kasus ibu adalah calon akseptor baru KB implan, ibu
menggunakan KB karena ingin menjarangkan kehamilannya, keadaan umum ibu
baik. Berdasarkan tinjaun pustaka manajemen kabidanan adalah mengidentifikasi
adanya masalah potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin
terjadi. Pada pasca pemasangan implan perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi
sedikit rasa perih, bengkak, atau sedikit sakit didaerah insisi selama beberapa hari,
namun hal ini normal 3-5 hari sudah sembuh. Bila ditemukan adanya tanda-tanda
infeksi seperti demam, peradangan atau bila rasa sakit menetap selama beberapa
hari menganjurkan klien segera ke klinik atau rumah sakit. Berdasarkan kasus
pada Ny. S tidak ada data yang menunjang untuk terjadinya masalah potensial.
Perlunya tindakan segera dan kolaborasi dilakukan jika ibu mengalami efek
samping atau keluhan yang mengancam maka dilakukan tindakan segera atau
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk menangani akseptor baru KB
implan. Tidak ada data yang memberikan indikasi adanya tindakan segera dimana
harus menyelamatkan jiwa klien, berupa kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang
lebih professional. Berdasarkan kasus Ny. S tidak ada data yang menunjang untuk
dilakukan tindakan segera atau kolaborasi.
Penulis merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa/masalah
aktual dan masalah potensial yaitu Sambut ibu dengan senyum, sapa, salam,
42
sopan, santun dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan.jelaskan tentang implan
(definisi, cara kerja, keuntungan dan kerugian serta efek samping implan).
Perhatikan ekspresi wajah klien. Lakukan informed consent sebagai bukti bahwa
ibu setuju dengan tindakan yang akan dilakukan. Jelaskan kepada klien tentang
hasil pemeriksaan. Lakukan teknik pemasangan implan yang baik dan benar
sesuai standar yang berlaku. Lakukan konseling pasca pemasangan tentang
perawatan luka insisi di rumah dan kunjungan ulang.
Berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan bahwa melaksanakan
rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada klien. Implementasi
dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan ibu serta
kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah
direncanakan. Pada studi kasus Ny. S Akseptor KB baru implan, semua tindakan
yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa
hambatan karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien serta
adanya dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan.
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan
kebidanan dalam mengevaluasi pencapaian tujuan, membandingkan data yang
dikumpulkan dengan kriteria yang diidentifikasikan, memutuskan apakah tujuan
telah dicapai atau tidak dengan tindakan yangsudah di implementasikan. Pada
tahap akhir proses manajemen asuhan kebidanan ini adalah melaksanakan
evaluasi yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan
kepada klien dengan berpedoman pada masalah dan tujuan yang ditetapkan
sebelumnya. Ibu telah dipasangkan KB implan di lengan kiri bagian atas pada
tanggal 19 Desember 2023 pukul 11.30 WIB.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan kontrasepsi implan yang diberikan telah sesuai dengan
tujuan antara lain :
1. Dalam melakukan pengkajian data subjektif dan objektif, data yang
ditemukan sudah lengkap.
2. Dari hasil pengkajian subyektif dan obyektif, mampu membuat diagnosa
sesuai teori dan tidak ada diagnosa atau masalah potensial.
3. Rencana disusun sesuai kebutuhan, semua rencana yang ada di teori terdapat
pula pada tinjauan kasus.
4. Evaluasi yang diberikan yaitu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan,
melaksanakan prosedur pemberian KB Implan, dan memberitahu ibu jadwal
kunjungan ulamg.
B. Saran
1. Bagi PMB Marlina
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kontrasepsi yang
meliputi KIE mengenai kontrasepsi yang dipilih sehingga pasien
mengetahui apa saja efek samping, keuntungan, dan kerugian terhadap
kontrasepsi yang dipilih serta solusi dari efek samping kontrasepsi.
2. Bagi Universitas Adiwangsa Jambi
Diharapkan agar institusi pendidikan dapat lebih meningkatkan dan
menambah referensi sehingga dapat membantu penulis atau mahasiswa
yang akan mengambil kasus yang sama.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan pasien lebih aktif dalam berkonsultasi seperti
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dengan kontrasepsi yang
dipilih kepada tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Nama : Marlina
NIM : 223001080130
Ruangan : PMB Marlina
Stase : KB dan Pelayanan Kontrasepsi
Mengetahui,
Kepala Ruangan
Nama : Marlina
NIM : 223001080130
Ruangan : PMB Marlina
Stase : KB dan Pelayanan Kontrasepsi
CI Akademik : Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes
Diketahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan