Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIK STASE

KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI

Disusun Oleh
MARLINA
NIM. 223001080130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN LENGKAP
STASE KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI
PADA NY. S AKSEPTOR BARU KB IMPLAN
DI PMB MARLINA
TAHUN 2023

Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan


Stase KB dan Pelayanan Kontrasepsi

Jambi, Desember 2023


Disetujui,
CI Akademik

(Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes)


NIDN. 1005109001

2
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP
STASE KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA NY. S AKSEPTOR
BARU KB IMPLAN DI PMB MARLINA
TAHUN 2023

Dipersiapkan dan Disusun Oleh:


Nama : MARLINA
NIM : 223001080130

Disetujui,
CI Akademik

(Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes)


NIDN. 1005109001

Mengetahui,
Ka. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

(Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes)


NIDN. 1005109001

3
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas semua berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu dengan judul “Laporan
Praktik Stase KB dan Pelayanan Kontrasepsi Pada Ny. S Akseptor baru KB Baru
Implan di PMB Marlina Tahun 2023”. Adapun laporan ini telah penulis usahakan
semaksimal mungkin. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada ibu Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes, selaku pembimbing CI
akademik yang telah memberikan saran, arahan dan masukan terhadap laporan
stase KB dan Pelayanan Kontrasepsi. Penulis menyadari bahwa penyusunan
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran
penulis harapkan sebagai bahan untuk perbaikan.

Jambi, Desember 2023

Penulis

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................5
A. Definisi KB Implan......................................................................................5
B. Jenis KB Implan...........................................................................................5
C. Cara Kerja KB Implan..................................................................................5
D. Keuntungan KB Implan...............................................................................5
E. Kerugian KB Implan....................................................................................6
F. Indikasi KB Implan......................................................................................7
G. Kontraindikasi KB Implan...........................................................................7
H. Efektifitas KB Implan..................................................................................7
I. Efek Samping dan Penanganan KB Implan.................................................8
J. Waktu Pemasangan Implan..........................................................................9
K. Prosedur Pemasangan Implan......................................................................9
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................26
I. PENGKAJIAN DATA...............................................................................26
II. INTERPRETASI DATA / DIAGNOSA....................................................31
III. MENENTUKAN MASALAH POTENSIAL............................................31
IV. MENENTUKAN TINDAKAN ANTISIPASI/SEGERA..........................31
V. MEMBUAT PERENCANAAN.................................................................31
VI. IMPLEMENTASI......................................................................................32
VII. EVALUASI................................................................................................35
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................40
BAB V PENUTUP................................................................................................49
A. Kesimpulan.................................................................................................49
B. Saran...........................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
AKI di Indonesia sejak tahun 1991 hingga 2007 mengalami penurunan
dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah sejak tahun
1990 telah melakukan upaya strategis dalam upaya menekan AKI dengan
pendekatan safe motherhood yaitu memastikan semua wanita mendapatkan
perawatan yangdibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan
persalinannya. Di Indonesia, Safe Motherhood Initiative di tindaklanjuti
dengan peluncuran program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh presiden
yang melibatkan berbagai sektor pemerintahan disamping sektor
kesehatan.Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah
kematian ibu adalahpenempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran
yang bertujuan untuk mendekatkanakses pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir ke masyarakat. Pada tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI
memperkuat strategi intervensi sektor kesehatan untuk mengatasi kematian ibu
dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer. Namun, pada tahun
2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yaknidari 228
menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Oleh karena itu, pada
tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding
Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka
kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. ( Profil Kesehatan Indonesia, 2014).
Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian neonatal dengan cara : 1) meningkatkan kualitas pelayanan
emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK
(Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency Komperhensif) dan 300
Puskesmas/Balkesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial
Dasar); dan 2) memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar
puskesmas dan rumah sakit. Pada bagian berikut, gambaran upaya kesehatan
ibu yang disajikan terdiri dari : (1) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (2)

1
2

Pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid wanita 1 2 usia subur dan ibu hamil, (3)
pelayanan kesehatan ibu bersalin, (4) pelayanan kesehatan ibu nifas, (5)
pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan, dan (6) pelayanan kontrasepsi
(Kemenkes, 2015).
Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah
kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasarpemilihan
provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu
diIndonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan
angka kematianibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat
menurunkan angka kematian ibu diIndonesia secara signifikan. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem
Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB)
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. KB
merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu
dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu
sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan
(di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan
harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir
dan kebahagiaan batin. KB juga merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu,
anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan
cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan
mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak,
serta kapan akan berhenti mempunyai anak.Melalui tahapan konseling
pelayanan KB, Pasangan Usia Subur (PUS) dapat menentukan
pilihankontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya berdasarkan
3

informasi yang telah mereka pahami, termasuk keuntungan dan kerugian,


risiko metode kontrasepsi dari petugas kesehatan. Program Keluarga
Berencana (KB) dilakukan 3 diantaranya dalam rangka mengatur jumlah
kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan
Usia Subur (PUS) yang lebihdititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur
(WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun (Kemenkes, 2014).
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik
memberikan asuhan kebidanan kepada Ny. S Akseptor Baru KB Implan di
PMB Marlina Tahun 2023.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Stase KB dan Pelayanan Kontrasepsi
Pada Ny. S Akseptor baru KB Implan di PMB Marlina Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data Pada Ny. S Akseptor baru KB
Implan di PMB Marlina Tahun 2023.
b. Mampu melaksanakan interprestasi data Pada Ny. S Akseptor baru KB
Implan di PMB Marlina Tahun 2023.
c. Mampu melaksanakan Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Pada Ny. S Akseptor baru KB Implan di PMB Marlina Tahun 2023.
d. Mampu melaksanakan Tindakan segera dan kolaborasi Pada Ny. S
Akseptor baru KB Implan di PMB Marlina Tahun 2023.
e. Mampu Merencanakan asuhan menyeluruh Pada Ny. S Akseptor baru
KB Implan di PMB Marlina Tahun 2023.
f. Mampu mengimplementasikan Asuhan Pada Ny. S Akseptor baru KB
Implan di PMB Marlina Tahun 2023.
g. Mampu mengevaluasi asuhan pada Ny. S Akseptor baru KB Implan di
PMB Marlina Tahun 2023.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi KB Implan
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari
sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas.(Sri
Handayani, 2014). Implanasi atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) Adalah
kontrasepsi yang diinsersikan tepat dibawah kulit, dilakukan pada bagian
dalam lengan atas atau dibawah siku melalui insisi tunggal dalam bentuk kipas.
(Saroha Pinem, 2010).

B. Jenis KB Implan
1. Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dengan lama
kerja 5 tahun.
2. Implanon ; terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm. Diameter 2 mm, diisi dengan 68 mg 3 Keto desogestrel dengan lama
kerja 3 tahun.
3. Jadena dan indoplant; terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Lenovorgestrel dengan lama kerja 3 tahun. (Pinem, 2010)

C. Cara Kerja KB Implan


1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa.
2. Mencegah ovulasi.
3. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium (Handayani, 2014)

D. Keuntungan KB Implan
1. Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen

5
6

2. Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan bersifat


reversible.
3. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implannya dikeluarkan.
4. Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah
5. Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan
pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim.
6. Daya guna tinggi ( kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan )
7. Tingkat kesuburan cepat kembali setelah implan dicabut
8. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam
9. Tidak mengganggu kegiatan senggama dan juga tidak mengganggu
10. produksi ASI.
11. Dapat dicabut setiap saat jika menurut kebutuhan (Pinem, 2010)

E. Kerugian KB Implan
1. Susuk KB/Implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan
yang terlatih.
2. Lebih mahal.
3. Sering timbul perubahan pola haid
4. Beberapa orang wanita mungkin enggan untuk menggunakannya kerena
kurang mengenalnya
5. Nyeri kepala, pening/pusing kepala.
6. Peningkatan/penurunan berat badan.
7. Nyeri payudara
8. Perubahan mood atau kegelisahan
9. Tidak memberi perlindungan terhadap infeksi penyakit menular seksual
termasuk HIV/AIDS
10. Memerlukan tindakan pembedahan minor untuk memasang/insersi dan
pencabutannya, sehingga klien tidak dapat menghentikan sendiri
pemakaiannya sesuai dengan keinginan, tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan.
7

11. Efektifitasnya menurun jika menggunakan implan bersamaan dengan


penggunaan obat ubtuk epilepsi dan tuberkulosis. (Saroha Pinem,2010)

F. Indikasi KB Implan
1. Wanita – wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang
lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap/menggunakan AKDR.
2. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.
3. Usia reproduksi
4. Telah memiliki anak ataupun belum
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Pasca keguguran
7. Tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi
8. Tekanan darah <10/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau
anemia bulan sabit (sickle cell)
9. Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. (Niken Meilani,2010)

G. Kontraindikasi KB Implan
1. Kehamilan atau disangka hamil
2. Penderita penyakit hati akut
3. Mioma uterus dan kanker payudara
4. Kelainan jiwa
5. Penyakit jantung , hipertensi, diabetes mellitus
6. Penyakit trombo emboli
7. Riwayat kehamilan ektopik
8. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
9. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
10. Gangguan toleransi glukosa (Melani, 2010)

H. Efektifitas KB Implan
1. . Efektifitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per
tahun dalam 5 tahun pertama.
8

2. Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke


6 kira-kira 2,5 – 3% akseptor menjadi hamil.

I. Efek Samping dan Penanganan KB Implan


1. Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek
samping yang serius. Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan,
terutama jika terjadi amenorhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika
tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang perdarahan
dengan kontrasepsi oral kombinasi.
2. Perdarahan bercak (spotting) ringan
Spotting sering ditemukan terutama pada tahun pertama penggunaan.
Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan
apapun. Bila klien mengeluh dapat diberikan : 18 1. Kontrasepsi oral
kombinasi ( 30-50 µg EE ) selama 1 siklus, atau 2. Ibuprofen (hingga 800
mg 3 kali sehari x 5 hari) Terangkan pada klien bahwa akan terjadi
perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak
dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan
dengan satu siklus pil kombinasi.
3. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat
saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila
BB berlebihan, hentikan suntikandan anjurkan metode kontrasepsi yang
lain.
4. Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih
ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi Bila tidak
ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul
baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh
kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti
cara.
9

5. Infeksi pada daerah insersi


Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau
antiseptic, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implan jangan
dilepas dan minta klien control 1minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut
implan dan pasang yang baru di lengan yang lain atau ganti cara. Bila ada
abses : bersihkan dengan antisptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut
implan, lakukan perawatan luka, beri antibiotika oral 7 hari. (Handayani,
2014).

J. Waktu Pemasangan Implan


1. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai ke-7. Bila insersi setelah hari
ke-7 klien jangan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain selama 24
jam setelah insersi.
2. Dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak hamil
3. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak
hamil, jangan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain selama 24 jam
setelah insersi
4. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh tidak perlu kontrasepsi
lain.
5. Bila setelah 6 minggu kelahiran dan terjadi haid lagi insersi dapat dilakukan
setiap saat. Bila menyususi penuh tidak perlu kontrasepsi lain
6. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin ganti implan,
insersi dapat dilakukan setian saat tapi diyakini tidak hamil atau klien
menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntik, implan dapat diberikan pada
saat jadwal kontrasepsi suntik tersebut. Tidak diperlukan kontrasepsi lain.
8. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah nonhormonal (kecuali AKDR) dan
klien ingin mengganti dengan implan, dapat diinsersikan pada saat haid hari
ke-7 dan klien jangan hubungan seks selama 24 jam atau gunakan metode
kontrasepsi lain selama 24 jam setelah insersi. AKDR segera dicabut.
10

9. Pasca keguguran implan dapat segera diinsersikan. (Meilani, 2010).

K. Prosedur Pemasangan Implan


1. Persiapan
Peralatan untuk pemasangan/pencabutan harus tersedia lengkap di
setiap klinik atau fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun
swasta. Yang penting, semua peralatan dan bahan harus dalam kondisi baik
(misalnya : trokar dan skalpel harus tajam). Pastikan semua alat dan bahan
dalam keadaan steril atau DTT. Peralatan yang diperlukan untuk setiap
pemasangan adalah sebagai berikut:
a. Meja periksa untuk tempat tidur klien
b. Penyangga lengan atau meja samping
c. Sabun untuk mencuci tangan
d. 2 kapsul implan dalam satukemasan steril
e. Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
f. 3 mangkok steril atau DTT (1 untuk larutan antiseptik, 1 tempat air
DTT/Steril, kapas dan 1 lagi untuk tempat kapsul implan-2).kapsul
implan-2 Plus dan Fin ada di dalam trokar steril.
g. Sepasang sarung tangan steril/DTT
h. Larutan antiseptik
i. Anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
j. Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan panjang 2,5 – 4
cm
k. Trokar nomor 10 dengan pendorongnya
l. Skalpel (pisau bedah) nomor 11
m. Pola terbuat dari plastik (template) untuk menandai posisi kapsul (huruf
V)
n. Band aid (plastik untuk luka ringan) atau kasa steril dengan plester.
o. Kasa pembalut
p. Epinefrin untuk syok anafilaktik (harus selalu tersedia untuk keadaan
darurat)
11

2. Pemasangan Implan-2
Kapsul implan dipasang tepat di bawah kulit, di atas lipat siku, di
daerah medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah
lengan klien yang jarang digunakan.
3. Langkah Pemasangan
Sebelum memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan
apakah klien :
1) Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektifitas implan
2) Sudah pernah mendapat anastesi lokal sebelumnya, dan
3) Alergi terhadap obat anastesi lokal atau jenis obat lainnya.
4. Persiapan
1) Langkah 1 Patikan klien sudah mencuci dan membilas lengan atas hingga
bersih. Periksa kembali tidak ada sisa sabun karena dapat menurunkan
efektifitasnya antiseptik tertentu.
2) Langkah 2 Lapisi tempat penyangga lengan atau meja samping dengan
kain bersih
3) Langkah 3 Persilahkan klien berbaring dan lengan atas yang telah
disiapkan, ditempatkan di atas meja penyangga, lengan atas membentuk
sudut 30 terhadap bahu dan sendi siku untuk memudahkan petugas
melakukan pemasangan
4) Langkah 4 Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm ( 3 inci ) di
atas lipat siku dan reka posisi kapsul di bawah kulit
5) Langkah 5 Siapkan tempat peralatan dan bahan serta buka bungkus steril
tanpa mneyentuh peralatan yang ada di dalamnya. Untuk Implan-2 Plus,
kapsul sudah berada dalam trokar
6) Langkah 6 Buka dengan hati-hati kemasan steril Norplant dengan
menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul ke
dalam mangkok steril. Untuk Implan-2 Plus, kapsul sudah berada di
dalam trokar
5. Tindakan Sebelum Pemasangan
12

1) Lngkah 1 Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain
bersih
2) Langkah 2 Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan
untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang)
3) Langkah 3 Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung
kapsul untuk memastikan jumlahnya sudah enam.
4) Langkah 4 Persiapkan tempat insisi dengan mengoleskan larutan
antiseptik. Hapus antiseptik yang berlebihan bila larutan ini
mengaburkan tanda yang sudah dibuat sebelumnya.
5) Langkah 5 Fokuskan area pemasangan dengan menempatkan kain
penutup (doek) atau kertas steril berlubang. Letakkan kain steril di
bawah lengan atas.
6) Langkah 6 Setelah memastikan (dari anamnesa) tidak ada riwayat alergi
terhadap obat anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi
(lidocaine 1% tanpa epinefrin). Dosis ini sudah cukup untuk
menghilangkan rasa sakit selama memasangdua kapsul implan-2
7) Langkah 7 Lakukan anestesi lokal; intrakutan dan subdermal. Hal ini
akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya dan
dorong jarum untuk menyuntikkan anestesi pada kedua jalur kapsul
(masing-masing 1 ml) membentuk huruf V.
6. Pemasangan Kapsul
Sebelum membuat insisi, pastikan efek anastesi telah berlangsung
dan sensasi nyeri hilang
1) Langkah 1 Pegang skapel dengan sudut , buat insisi dangkal hanya
untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang
atau dalam.
2) Langkah 2 Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap
ke atas. Tanda 1 dekat pangkal menunjukkan batas masuknya trokar
sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda 2 dekat ujung menunjukkan
batas pencabutan trokar setelah memasang setiap kapsul.
13

3) Langkah 3 Dengan trokar di mana posisi angka (Implan 2) dan panah


(Implan-2 Plus) menghadap ke atas masukkan ujung trokar pada luka
insisi dengan posisi (saat memasukkan ujung trokar) kemudian turunkan
menjadi saat memasuki lapisan subdermal dan sejajar permukaan kulit
saat mendorong hingga tanda 1 (3- 5 mm dari pangkal trokar)
4) Langkah 4 Untuk meletakkan kapsul tepat dibawah kulit, angkat trokar
ke atas, sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan
hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus selalu terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila
berada tepat di bawah kulit.
5) Langkah 5 Saat trokar masuk sampai tanda (1), cabut pendorong dari
trokar (Implan-2). Untuk Implan-2 Plus, justru pendorong dimasukkan
(posisi panah di sebelah atas) setelah tanda 1 tercapai dan diputar searah
jarum jam hingga terbebas dari tahanan karena ujung pendorong
memasuki alur kapsul yang ada di dalam saluran trokar.
6) Langkah 6 Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan pinset
atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar.
Untuk mencegah kapsul jatuh pada waktu dimasukkan ke dalam trokar,
letakkan satu lengan di bawah kapsul untuk menangkap bila kapsul
tersebut jatuh. Langkah ini tidak dilakukan pada Implan-2 Plus karena
kapsul sudah ada di dalam trokar. Dorong kapsul sampai seluruhnya
masuk ke dalam trokar dan masukkan kembali pendorong.
7) Langkah 7 Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung
trokar sampai terasa ada tahanan (jika setengah bagian pendorong masuk
ke dalam trokar). Untuk Implan-2 Plus, setelah pendorong masuk jalur
kapsul maka dorong kapsul hingga terasa tahanan.
8) Langkah 8 Tahan pendorong di tempatnya kemudian tarik trokar dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk mendekati pangkal pendorong
sampai tanda 2 muncul di luka insisi dan pangkalnya menyentuh
pegangan pendorong. Untuk Implan-2 Plus, pangkal trokar tidak akan
14

mencapai pangkal pendorong (tertahan ditengah) karena terhalang oleh


ujung pendorong yang belum memperoleh akses ke kapsul ke dua.
9) Langkah 9 Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda
(2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar
tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk
memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar.
10) Langkah 10 Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar
ke arah lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk
memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekita ,
mengikuti pola huruf V pada lengan (fiksasi kapsul pertama dengan jari
telunjuk) dan masukkan kembali trokar mengikuti alur kaki V
sebelahnya sampai tanda (1). Bila tanda (1) sudah tercapai, masukkan
kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti langkah
sebelumnya sampai seluruh kapsul terpasang. Untuk Implan-2 Plus,
kapsul kedua ditempatkan setelah trokar didorong kembali mengikuti
kaki V sebelahnya hingga tanda 1, kemudian pendorong diputar
berlawanan dengan arah jarum jam hingga ujungnya mencapai pangkal
kapsul kedua dan trokar ditarik kembali ke arah pangkal pendorong
11) Langkah 11 Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi
risiko infeksi atau ekspulsi, pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat
kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi. Juga pastikan jarak antara ujung
setiap kapsul yang terdekat dengan tepi luka insisi (dasar huruf V) tidak
lebih lebar darin 1 kapsul.
12) Langkah 12 Saat memasang kedua kapsul satu demi satu, jangan
mencabut trokar dari luka insisi untuk mengurangi trauma jaringan,
minimalisasi infeksi dan mempersingkat waktu pemasangan
13) Langkah 13 Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan
kedua kapsul telah terpasang
14) Langkah 14 Pastikan ujung kedua kapsul harus cukup jauh dari luka
insisi (sekitar 5 mm). Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat
15

dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali
di tempat yang tepat.
15) Langkah 15 Setelah kedua kapsul terpasang dan posisi setiap kapsul
sudah dipastikan tepat keluarkan tokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi
dengan jari mengggunakan kasa selama 1 menit untuk menghentikan
perdarahan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa antiseptik.
7. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
1) Menutup Luka Insisi
2) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan
kasa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidak perlu dijahit
karena dapat menimbulkan jaringan parut.
3) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut
untuk hemostatis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
Pembuangan Darah dan Dekontaminasi
4) Sebelum melepas sarung tangan, masukkan alat-alat ke wadah yang
berisi klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Dekontaminasi juga jarum dan
alat suntik, pendorong dan trokar.
5) Kain penutup (bila digunakan) harus dicuci sebelum dipakai lagi. Taruh
di dalam kontainer yang kering dan tertutup kemudian bawa ke tempat
cucian
6) Dengan masih memakai sarung tangan, buang bahan-bahan
terkontaminasi (kasa,kapas dan lain-lain) dalam kontainer yang anti
bocor dan diberi tanda, atau dalam kantong plastik.
7) Bila menggunakan sarung tangan sekali pakai, celupkan sebentar tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin, kemudian
lepaskan sarung tangan secara terbalik dan masukkan ke tempat sampah
8) Bila menggunakan sarung tangan pakai ulang, celupkan sebentar tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dlaam larutan klorin, lepaskan
secara terbalik dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% (rendam
selama 10 menit).
9) Cuci tangan segera dengan sabun dan air.
16

10) Semua sampah harus dibakar dan ditanam. Perawatan Klien Buat
catatan pada rekam medik tempat pemasangan kapsul dan kejadian tidak
umum yang mungkin terjadi selama pemasangan (gambarkan lokasi
pemasangan kapsul pada lengan atas klien)
11) Amati klien lebih kurang 15 sampai 20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien.
Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemasangan, kalau
bisa diberikan secara tertulis.
8. Petunjuk Perawatan Luka Insisi Dirumah
1) Mungkin akan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi
selama beberapa hari. Ini normal.
2) Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam dan
biarkan band aid di tempatnya sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5
hari).
3) Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka di
daerah tersebut atau menambahkan tekanan.
4) Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan
dibersihkan dengan tekanan normal
5) Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi
kemerahan dan panas atau sakit yang menetap selama beberapa hari,
segera kembali ke klinik.
9. Bila Terjadi Infeksi
1) Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal
2) Bila terjadi abses (dengan atau tanpa ekspulsi kapsul), cabut semua
kapsul.
10. Kunci Keberhasilan Pemasangan
1) Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan klien yang jarang
digunakan.
2) Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan.
3) Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm (3 inci) di
atas lipat siku, di daerah medial lengan.
17

4) Insisi untuk pemasangan harus kecil, hanya sekedar menembus kulit.


Gunakan bisturi atau trokar tajam unbtuk membuat insisi
5) Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisial
tepat di bawah kulit. Waktu memasukkan trokar jangan dipaksakan.
6) Trokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat, untuk memastikan
pemasangan tepat di bawah kulit.
7) Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum memasang
kapsul berikutnya (untuk mencegah kerusakan kapsulsebelumnya,
pegang kapsul yang sudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan
memasukkan trokar pelanpelan di sepanjang tepi jari tersebut.
8) Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar
atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan
dipasang kembali dalam posisi yang tepat.
9) Jangan mencabut ujung trokar dari tempat insisi sebelumsemua kapsul
dipasang dan diperiksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan
bahwa keenam kapsul dipasang dengan posisi yang benar dan pada
bidang yang sama di bawah kulit.
10) Kapsul pertama dan kedua mengikuti pola huruf V dan membentuk
sudut
11) Gambar tempat kapsul tersebut pada rekam medik dan buat catatan bila
ada kejadian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ASEPTOR LAMA KB IMPLAN


PADA NY K UMUR 35 TAHUN P3A0
DI PMB MARLINA

Tempat Praktek/Ruang : PMB Marlina


Nomor MR :-
Masuk RS/Klinik/PKM H/Tgl : 19-12-2023
Pembimbing lahan/CI : Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes
Pengkajian tanggal : 19-12-2023 Jam 16.00 WIB Oleh : Marlina

Sumber data :-

I. PENGKAJIAN DATA
A. Identitas
Nama : Ny. S Tn. S
NIK : 1505045106880001 1505041005850002
Umur : 35 Tahun 40 Tahun
Gol Darah : O B
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Agama : Islam Islam
Alamat : Bahar X Bahar X
No Telpon : 085231755275 081231419082
Jenis dan No Jaminan : - -

B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin mengganti metode KB suntik 3 bulan ke KB implan

26
27

C. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit yang lalu seperti hipertensi, jantung, diabetes milletus,
tuberkulosis, infeksi urogenital, radang panggul, tidak pernah menderita
penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi, dan ketergantungan obat-
obatan.
2) Riwayat kesehatan saat ini : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit saat ini seperti hipertensi, jantung, diabetes milletus,
tuberkulosis, infeksi urogenital, radang panggul, tidak pernah menderita
penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi, dan ketergantungan obat-
obatan.
3) Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit keluarga seperti hipertensi, jantung, diabetes milletus,
tuberkulosis, infeksi urogenital, radang panggul, tidak pernah menderita
penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi, dan ketergantungan obat-
obatan.

D. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 14 tahun
2. Siklus : 30 hari
3. Lamanya : 5 hari
4. Dismenorea : tidak ada

E. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Bayi


Penyulit
No Tahun
UK Penyulit Cara Tempat/ BB PB JK Keadaan Nifas
Penolon Lahir
g
1 13 39 tidak ada Normal BPM/ 2500 - ♂ normal tidak
tahun mgg Bidan gr ada
28

2 8 tahun 40 tidak ada Normal BPM/ 2900 48 ♀ normal tidak


mgg Bidan gr cm ada
3 4 tahun 41 tidak ada Normal BPM/ 3000 49 ♀ normal tidak
mgg Bidan gr cm ada

F. Riwayat KB
No Jenis KB Tahun Masalah
1 Kb Suntik 3 bulan 4 tahun Ingin mengganti metode

G. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


1. Nutrisi
Jenis yang dikonsumsi : Nasi, sayur, daging, ikan, gorengan
Frekuensi : 3-4 kali sehari ( pagi-siang-sore- malam)
Porsi makan : 1-2 piring
Pantangan : Tidak ada
2. Pola Eliminasi
a. BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Warna : Kuning
Masalah : Tidak ada
b. BAK
Frekuensi : 5-6 kali sehari
Warna : Kuning jernih
Masalah : Tidak ada
3. Tidur dan Istirahat
Siang hari : 2-3 jam sehari
Malam hari : 7-9 jam sehari
Masalah : Tidak ada
4. Aktifitas : Ibu melakukan pekerjaan rumah saja seperti menyapu, masak,
cuci piring dan cuci baju
29

H. Data Psikologi, Spiritual dan Pengetahuan Tentang KB


Ibu mengatakan hubungan Ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik.
Suami menyetujui Ibu untuk ber-KB. Dalam agama Ibu tidak ada larangan
untuk menggunakan alat kontrasepsi. Ibu mengatakan merasa nyaman
menggunakan KB Implan. Ibu mengatakan pernah dijelaskan tentang KB
tersebut tentang efek sampingnya keuntungan dan kerugian KB Implan.

I. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 110/80
x
b. N : 84
menit
x
c. P : 20
menit
d. S : 36,5 oC
4. BB : 65 kg
5. Kepala
a. Rambut
Warna : hitam
Kebersihan : bersih
Mudah rontok/tidak : tidak
b. Telinga
Kebersihan : bersih
Gangguan pendengaran : tidak ada
c. Mata
Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Kebersihan : bersih
Kelainan : tidak ada
30

d. Hidung
Kebersihan : bersih
Polip : tidak ada
e. Mulut
Warna bibir : merah muda
Integritas jaringan : normal
Kebersihan lidah : bersih
Gangguan pada mulut : tidak ada
6. Leher
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
7. Dada
Simetris/tidak : simetris
Besar payudara simetris/tidak : simetris
Nyeri : tidak ada
Benjolan/massa : tidak ada
8. Perut
Bentuk : normal
Bekas luka operasi : tidak ada
Benjolan/massa : tidak ada
9. Eksteremitas
a. Atas
Kelainan : tidak ada
Kebersihan : bersih
b. Bawah
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
10. Genital
Kebersihan : bersih
Pengeluaran pervaginam : tidak ada
Tanda infeksi vagina : tidak ada
11. Anus
31

Hemmoroid : tidak ada


Kebersihan : tidak ada
II. INTERPRETASI DATA / DIAGNOSA
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. S, P3 A0 H3 Umur 35 Tahun, Akseptor baru KB Implan
Data Dasar :
DS : - Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 35 tahun
- Ibu mengatakan telah melahirkan sebanyak 3 kali dan tidak
pernah keguguran
- Ibu mengatakan ingin menggunkan KB implan.
DO : - KU : Baik - BB : 56 kg
x
- TD : 110/80 mmHg - N : 84
menit
x
- S : 36,5 oC - P : 20
menit
B. Masalah
Tidak ada
C. Kebutuhan
Pemasangan KB Implan

III. MENENTUKAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. MENENTUKAN TINDAKAN ANTISIPASI/SEGERA


Tidak ada

V. MEMBUAT PERENCANAAN
Tanggal : 19-12-2023
Pukul : 16.00 WIB
1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan pasien
Rasional : Komunikasi dapat meningkatkan hubungan saling percaya
antara bidan dan klien.
32

2. Jelaskan kembali pada ibu tentang keuntungan, kerugian, dan efek


samping KB Implan.
Rasional : Klien mengetahui efek samping KB Implan.
3. Berikan KB Implan
Rasional : Memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan klien.
4. Informasikan tentang kunjungan selanjutnya
Rasional : Klien mau melakukan kontrol tepat waktu dan tidak terjadi
kegagalan.
5. Dokumentasi hasil pelayanan KB di kartu peserta dan klinik.
Rasional : Sebagai aspek legal dan data jika dibutuhkan sewaktu-waktu.

VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan informed consent dan informed choice serta konseling tentang
pemasangan KB implan, ibu setuju dan mengerti dengan informasi yang
dijelaskan.
2. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, ibu mengerti dengan informasi yang diberikan.
3. Mempersiapkan ibu serta memberi tahu langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pemasangan implan, ibu sudah siap untuk pemasangan
alat kontrasepsi implan dan ibu mengerti dengan langkah-langkah yang
sudah dijelaskan.
4. Persiapan pemasangan :
a. Mempersilahkan pasien untuk mencuci seluruh lengan dengan sabun
dan air yang mengalir serta membilas hingga bersih agar tidak ada sisa
sabun, pasien telah mencuci tangannya.
b. Persilahkan pasien untuk berbaring dan meletakkkan tangan yang lebih
jarang digunakan bekerja (misalnya tangan kiri) lebih dekat dengan
bidan
c. Tutup atau beri alas tempat tidur pasien dengan kain bersih
33

d. Tentukan tempat pemasangan yang optimal kira-kira 8cm atau


setelapak tangan diatas lipatan siku, tempat pemasangan sudah
dientukan.
e. Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-
alat di dalamnya.
f. Buka dengan hati-hati kemasan sachet steril susuk KB II tiga tahunan,
keluarkan trokar, alat pendorong dan scapel, persiapan pemasangan
implan telah dilakukan.
5. Tindakan sebelum pemasangan :
a. Cuci tangan dengan menggunakan sabun pada air mengalir , keringkan
dengan kain bersih
b. Pakai sarung tangan steril atau di disinfeksi tingkat tinggi (DTT), ganti
sarung tangan untuk setiap pasien untuk mencegah konaminasi silang.
c. Atur alat dan bahan hingga mudah dicapai
d. Persiapkan tempat insisi yang akan diusap dengan larutan antiseptic
e. Gunakan kain penutup yang berlubang untuk menutupi lengan
f. Isi spuit 3ml dengan lidokain, tindakan persiapan sebelum pemasangan
telah dilakukan
6. Pemasangan implan :
a. Memakai sarung tangan steril dan membuka dengan hati-hati kemasan
susuk KB II tiga tahunan
b. Memposisikan lengan kiri pasien di pinggir tempat tidur yang sudah
diberi alas dan tentukan daerah pemasangan sekitar 8-10 cm di atas
lipatan siku
c. Membersihkan tempat yang akan di lakukan insisi kearah luar secara
melingkar sekitar 8-13 cm.
d. Melakukan penyuntik kanan astesi local dengan menyuntikkan jarum
tepat di bawah kulit tempat insisi, lakukan insisi untuk memastikan
tidak menyuntik pada pembuluh darah. Kemudian menyuntikkan
sedikit obat anastesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit.
Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar
34

4cm, agar kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian


tarik jarum pelanpelan sambil menyuntikkan anastesi di antara tempat
untuk memasang implan. Pastikan anastesi dilakukan di bawah kulit
agar tidak terasa sakit pada saat pemasangan.
e. Pegang scalpel dengan sudut 45°, buat insisi dangkal hanya sekedar
menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjng dan terlalu dalam.
Buat insisi kira-kira 2-3mm pada kulit tempat suntikkan.
f. Tusukkan trokar melalui insisi ke bawah kulit pada lengan atas,
posisikan jarum trokar menghadap ke atas dan perhatikan tanda
batasnya. Sesudah trokar masuk arahkan menelusuri bawah kulit untuk
menjaga pemasangan implan benar-benar di bawah kulit, datar dan
dangkal. Tusukkan sampai tanda batas (warna hitam) dekat pangkal
trokar
g. Masukkan pendorong yang ada sayap ditengahnya, posisikan sayap
berada di bawah , kemudian tarik trokar perlahan dan tahan pendorong
sampai sayap pada pendorong masuk tepat pada belahan di pangkal
trokar. Tarik trokar sambil menahan implan yang sudah di bawah kulit,
tahan dengan jari tengah. Trokar ditarik sampai tanda batas warna hitam
dekat dengan ujung jarum trokar sampai implan pertama pada trokar
keluar dari trokar dan berada pada posisi di bawah kulit.
h. Arahkan trokar sesuai dengan huruf V, dimana kedua ujungnya berjarak
lebih kurang 1,5cm , dorong trokar sampai batas warna hitam pada
pangkal trokar. Tarik trokar sambil putar pendorong ke kanan sampai
sayap pendorong patah dan terlepas sampai pendorong mengunci pada
pangkal trokar yang ditandai dengan bunyi ‘klik’ sehingga implan
kedua seluruhnya telah terlepas dari trokar dan berada di bawah kulit,
pemasangan implan telah dilakukan.
7. Meraba daerah insisi untuk memastikan kapsul terpasang dengan baik dan
berada jauh dari daerah insisi, implan sudah terpasang dengan baik. 8
35

8. Menekan tempat insisi menggunakan kasa untuk menghentikan


perdarahan dan menutup luka insisi dengan mengguakan band-aid, luka
insisi sudah di tutup dengan band-aid.
9. Memberitahu ibu pemasangan selesai, merapikan ibu dan merendam
semua peralatan di dalam larutan klorin 10menit, pasien dan alat telah di
rapikan
10. Memberikan KIE kepada ibu :
a. Perawatan pasca pemasangan KB implan yaitu ibu dapat membuka
penutup luka dalam waktu 5 hari dan menyarankan ibu untuk tidak
mengenakan air pada bekas luka terlebih dahulu, ibu mengerti dengan
penjelasan bidan.
b. Memberikan terapi obat antibiotika ( amoxcylin : 3 x 500mg ) dan
penghilang rasa sakit ( asam mfenamat : 3 x 500mg) serta menyarankan
ibu untuk minum obat secara teratur, ibu mengerti dengan cara minum
obat dan bersedia minum obat secara teratur.
c. Memberitahu ibu jika adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi
(pemasangan), ekspulsi keluarnya batang implan segera kembali ke
tenaga kesehatan terdekat, ibu mengerti dengan informasi yang
dijelaskan.
d. Menganjurkan ibu untuk dtang kembali segera jika ada keluhan atau
tanda-tanda yang telah dijelaskan, ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.
e. Melakukan pendokumentasian SOAP pada kartu KB serta les Rekam
Medis, pendokumentasian sudah dilakukan

VII.EVALUASI
Tanggal : 19-12-2023
Pukul : 16.45 WIB
S : Ibu mengatakan paham dengan penjelasan yang disampaikan oleh bidan
mengenai keuntungan, kerugian, dan efek samping KB Implan. Ibu
mengatakan telah mendapatkan KB Implan, Jenis Indoplan
36

O : Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang disampaikan oleh bidan mengenai
keuntungan, kerugian, dan efek samping KB Implan dan sikap pasien sangat
kooperatif dengan bidan.
A : Ibu mengerti dan mampi menjelaskan kembali penjelasan dari bidan mengenai
keuntungan, kerugian, dan efek samping KB Implan, KB Implan telah
terlayani
P : Informasikan pada klien untuk datang lagi pada kunjungan berikutnya ( dan
jika sewaktu-waktu ada keluhan/mengalami komplikasi)

CI Akademik Peserta Didik

(Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes) (Marlina)


NIDN. 1021038703 NIM. 223001080130
BAB IV
PEMBAHASAN
https://forikes-ejournal.com/index.php/SF/article/view/sf13145

Pengumpulan data diperoleh melalui anamnesa yaitu ibu datang ke PMB


Marlina pada tanggal 19 Desember 2023 dan ibu ingin menggunakan Akseptor
KB Implan. Berdasarkan pemeriksaan fisik diperoleh data yaitu keadaan umum
ibu baik, kesadaran compos mentis, berat badan 65 kg, tanda-tanda vital dalam
batas normal yaitu tekanan Darah : 110/90 mmHg, nadi : 80 kali/menit,
pernapasan : 20 kali /menit, suhu : 36,5 ̊C. Pada pemeriksaan head to toe pada
bagian Kepala dan Rambut hitam, kulit kepala bersih dan tidak mudah tercabut.
Wajah bersih, cerah, tidak ada oedema dan cloasma. Mata simetris kiri dan kanan,
sklera putih, konjungtiva merah muda. hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada
polip. Bibir simetris, tampak lembab, mulut dan gusi bersih, tidak ada peradangan,
gigi bersih tidak ada karies. Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran
serumen. Leher tidak tampak dan tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid, dan kelenjar limfe. Payudara simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan
dan tidak ada nyeri tekan. Abdomen tidak ada bekas luka operasi, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada massa, tidak teraba di atas simfisis pubis. Genetalia bersih.
Ekstremitas simetris kiri dan kanan, reflex patella baik, tidak ada oedema dan
tidak ada varises.
Menurut teori yang boleh menggunakan implan yaitu, wanita usia
reproduksi, wanita nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang belum
mempunyai anak, wanita yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektifitas tinggi, wanita setelah keguguran dan setelah melahirkan, yang
menyusui atau yang tidak menyusui, wanita yang tidak menginginkan anak lagi
tetapi menolak untuk sterilisasi, wanita dengan tekanan darah kurang dari 180/110
mmhg, dan wanita yang sering lupa meminum pil kontrasepsi.
Berdasarkan studi kasus ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi implan
karena ingin menjarangkan kehamilannya. ibu mengatakan telah memiliki 3 orang
anak. Hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan sehat dan tanda-tanda vital dalam

40
41

bataas normal. Berdasarkan tinjauan teori dan studi kasus yang terjadi pada Ny. S
tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
Menurut teori, Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi
yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang didalamnya terdapat
hormon progesteron, implan ini kemudian dimasukkan kedalam kulit dibagian
lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan
impalnt ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Respons yang
timbul yaitu khawatir, gelisah, tidak tenang dan dapat disertai dengan keluhan
fisik. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut yang
penyebabnya tidak diketahui. Sedangkan rasa takut mempunyai penyebab yang
jelas dan dapat dipahami. Kapasitas kecemasan diperlukan untuk bertahan hidup,
tetapi tingkat ansietas yangparah tidak sejalan kehidupan.
Berdasarkan studi kasus ibu adalah calon akseptor baru KB implan, ibu
menggunakan KB karena ingin menjarangkan kehamilannya, keadaan umum ibu
baik. Berdasarkan tinjaun pustaka manajemen kabidanan adalah mengidentifikasi
adanya masalah potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin
terjadi. Pada pasca pemasangan implan perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi
sedikit rasa perih, bengkak, atau sedikit sakit didaerah insisi selama beberapa hari,
namun hal ini normal 3-5 hari sudah sembuh. Bila ditemukan adanya tanda-tanda
infeksi seperti demam, peradangan atau bila rasa sakit menetap selama beberapa
hari menganjurkan klien segera ke klinik atau rumah sakit. Berdasarkan kasus
pada Ny. S tidak ada data yang menunjang untuk terjadinya masalah potensial.
Perlunya tindakan segera dan kolaborasi dilakukan jika ibu mengalami efek
samping atau keluhan yang mengancam maka dilakukan tindakan segera atau
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk menangani akseptor baru KB
implan. Tidak ada data yang memberikan indikasi adanya tindakan segera dimana
harus menyelamatkan jiwa klien, berupa kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang
lebih professional. Berdasarkan kasus Ny. S tidak ada data yang menunjang untuk
dilakukan tindakan segera atau kolaborasi.
Penulis merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa/masalah
aktual dan masalah potensial yaitu Sambut ibu dengan senyum, sapa, salam,
42

sopan, santun dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan.jelaskan tentang implan
(definisi, cara kerja, keuntungan dan kerugian serta efek samping implan).
Perhatikan ekspresi wajah klien. Lakukan informed consent sebagai bukti bahwa
ibu setuju dengan tindakan yang akan dilakukan. Jelaskan kepada klien tentang
hasil pemeriksaan. Lakukan teknik pemasangan implan yang baik dan benar
sesuai standar yang berlaku. Lakukan konseling pasca pemasangan tentang
perawatan luka insisi di rumah dan kunjungan ulang.
Berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan bahwa melaksanakan
rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada klien. Implementasi
dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan ibu serta
kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah
direncanakan. Pada studi kasus Ny. S Akseptor KB baru implan, semua tindakan
yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa
hambatan karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien serta
adanya dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan.
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan
kebidanan dalam mengevaluasi pencapaian tujuan, membandingkan data yang
dikumpulkan dengan kriteria yang diidentifikasikan, memutuskan apakah tujuan
telah dicapai atau tidak dengan tindakan yangsudah di implementasikan. Pada
tahap akhir proses manajemen asuhan kebidanan ini adalah melaksanakan
evaluasi yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan
kepada klien dengan berpedoman pada masalah dan tujuan yang ditetapkan
sebelumnya. Ibu telah dipasangkan KB implan di lengan kiri bagian atas pada
tanggal 19 Desember 2023 pukul 11.30 WIB.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan kontrasepsi implan yang diberikan telah sesuai dengan
tujuan antara lain :
1. Dalam melakukan pengkajian data subjektif dan objektif, data yang
ditemukan sudah lengkap.
2. Dari hasil pengkajian subyektif dan obyektif, mampu membuat diagnosa
sesuai teori dan tidak ada diagnosa atau masalah potensial.
3. Rencana disusun sesuai kebutuhan, semua rencana yang ada di teori terdapat
pula pada tinjauan kasus.
4. Evaluasi yang diberikan yaitu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan,
melaksanakan prosedur pemberian KB Implan, dan memberitahu ibu jadwal
kunjungan ulamg.

B. Saran
1. Bagi PMB Marlina
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kontrasepsi yang
meliputi KIE mengenai kontrasepsi yang dipilih sehingga pasien
mengetahui apa saja efek samping, keuntungan, dan kerugian terhadap
kontrasepsi yang dipilih serta solusi dari efek samping kontrasepsi.
2. Bagi Universitas Adiwangsa Jambi
Diharapkan agar institusi pendidikan dapat lebih meningkatkan dan
menambah referensi sehingga dapat membantu penulis atau mahasiswa
yang akan mengambil kasus yang sama.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan pasien lebih aktif dalam berkonsultasi seperti
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dengan kontrasepsi yang
dipilih kepada tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.

49
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Yohima


Press.
Ari Sulistyawati. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba
Medika.
Bingan, Eline Charla S. 2019. “Pemakaian KB Implan Dengan Kecukupan ASI
Eksklusif Pada Ibu Yang Mempunyai Anak Usia 7-23 Bulan.” Jurnal Ilmiah
Bidan 6(2):65–71.
Dewi, Ni luh Ratna. 2023. “DOI: Http://Dx.Doi.Org/10.33846/Sf13145
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dan Frekuensi Menyusui Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sangurara Kota Palu Enggar.” 13:234–38.
Everett, S. 2012. Buku saku kontrasepsi dan kesehatan seksual reproduktif.
Cetakan pertama. Jakarta : EGC.
Fitria, Nila Eza et al. 2023. “ASUHAN KESEHATAN KONTRASEPSI KB
IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN YANG
MENGGANGGU AKTIVITAS PADA NY . N ABSTRAK : Asuhan
Kesehatan Berkelanjutan ( Continuity Of Care ) Ibu Akseptor KB Implan
Dengan Kenaikan Berat Badan , Yang Mengganggu A.” Jurnal Menara Ilmu
XVI(02):66–73.
Hartanto,Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.
Irianto, Koes. 2014. Pelayananan Keluarga Berencana, Dua Anak Cukup.
Bandung : Alfabeta.
Jitowiyono, S. & Rouf, M. A. 2019. Keluarga Berencana (KB) Dalam Perspektif
Bidan. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru.
Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Manuaba, I A C, dkk. 2015. Ilmu Kebidaan Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta : EGC.
Saifuddin, A. B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Rineka Cipta
Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney. H. 2007. Varney’s Midwifery. Jakarta : EGC
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
DAFTAR HADIR MAHASISWA PRAKTIK KLINIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022-2023

Nama : Marlina
NIM : 223001080130
Ruangan : PMB Marlina
Stase : KB dan Pelayanan Kontrasepsi

No Hari/Tanggal TTD (Datang) TTD (Pulang)

Mengetahui,
Kepala Ruangan

(. Devi Arista, S.Keb., M.Kes)


LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022-2023

Nama : Marlina
NIM : 223001080130
Ruangan : PMB Marlina
Stase : KB dan Pelayanan Kontrasepsi
CI Akademik : Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes

No Hari/Tanggal Follow Up TTD CI Akademik

Diketahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan

(Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes)


NIDN. 1005109001

Anda mungkin juga menyukai