Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIK STASE

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN


PRAKONSEPSI

Disusun oleh kelompok :

DEVIE INDRA SOFIYANA


SITI KOMIAH
RISMAWATI
EMIL WIDAYANTI
SRI NURUL SOLIKA
SELYSAH LIAGUSMAN
MAMIK SETIAWATI
NURSAKTILA

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI FAKULTAS ILMU


KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
PROFESI BIDAN TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KELOMPOK
ASUHAN KEBIDANAN PADA NN.RA DENGAN PERSIAPAN
KEHAMILAN SEHAT DAN KONSELING TT CATEN DI
PUSTU PULAU TENGAH TAHUN 2023

Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan


Stase Asuhan Kebidanan Pranikah dan Prakonsepsi

Jambi, oktober 2023


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes


NIK. 1005109001

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA NN.RA DENGAN PERSIAPAN
KEHAMILAN SEHAT DAN KONSELING TT CATEN
DI PUSTU PULAU TENGAH TAHUN 2023

Dipersiapkan dan Disusun Oleh:


DEVIE INDRA SOFIYANA
SITI KOMIAH
RISMAWATI
EMIL WIDAYANTI
SRI NURUL SOLIKA
SELYSAH LIAGUSMAN
MAMIK SETIAWATI
NURSAKTILA

Mengetahui
Dosen Pembimbing

Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes


NIK. 1005109001

Disetujui,
Ka. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes


NIK. 1010300715008

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya kelompok dapat menyelesaikan Laporan Stase
Pranikah dan Prakonsepsi dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA
NN.RA DENGAN PERSIAPAN KEHAMILAN SEHAT DAN KONSELING TT
CATEN DI PUSTU PULAU TENGAH TAHUN 2023”. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Seno Aji, S.Pd., M.Eng, Prac, selaku Rektor Universitas Adiwangsa
Jambi yang sudah memfasilitasi dan memberi dedikasinya untuk pendidikan
profesi Bidan.
2. Ibu Bdn. Subang Aini, S.Keb, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kesehatan dan
Farmasi Universitas Adiwangsa Jambi yang sudah membantu dalam kelancaran
pendidikan profesi bidan ini.
3. Ibu Bdn. Devi Arista S.Keb.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi profesi Bidan
di Universitas Adiwangsa Jambi sekaligus dosen pembimbing kelompok kami
yang sudah memberikan arahan untuk tercapainya penatalaksanaan ini serta
telah memberikan saran dan bimbingan dalam pengerjaan Laporan ini

kelompok menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan
untuk perbaikan.

Jambi, 2023

Kelompok

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 5
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 5
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 7
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 9
A. Teori tentang Calon Pengantin ............................................................................... 9
B. Pathway Pranikah ..................................................................................................... 20
C. Mind Mapping Pranikah......................................................................................... 20
BAB III. TINJAUAN KASUS............................................ Error! Bookmark not defined.
BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................................... 31
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 34
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 34
B. Saran............................................................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa pranikah dikaitkan dengan masa prakonsepsi karena setelah

menikah wanita akan menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi

merupakan masa sebelum kehamilan. Wanita usia subur (WUS) sebagai calon

ibu merupakan kelompok rawan yang harus diperhatikan status kesehatannya,

terutama status gizinya. Kualitas seorang generasi penerus ditentukan oleh

kondisi ibunya dari sebelum hamil dan selama kehamilan. Wanita usia 20 –

35 merupakan usia yang paling tepat dalam mencegah terjadinya masalah gizi

terutama kekurangan energi kronik. Status gizi prakonsepsi akan

mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi yang akan lebih baik

jika dilakukan sebelum hamil. Syarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi

merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat (Susilowati dkk. 2016).

Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan

yang sudah menemukan belahan jiwa, setelah cukup lama saling mengenal

satu sama lain, berbagi cerita dan berusaha menyatukan ide-ide. Saat ini,

pendidikan pra nikah belum menjadi prioritas bagi keluarga maupun calon

pengantin. Padahal dalam kursus diajarkan banyak hal yang dapat

mendukung suksesnya kehidupan rumah tangga pengantin baru. Angka

perceraian pun dapat diminimalisir dengan adanya pendidikan pra nikah

(Triningtyas, 2017).

Pre marital screening check up atau tes pranikah merupakan

serangkaian tes yang harus dilakukan pasangan sebelum menikah. Idealnya


tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan

tetapi tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan

belum berlangsung. Upaya kesehatan terhadap pasangan pranikah yaitu

upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

Berdasarkan hasil survey Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRRI)

tahun 2002-2003 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan dasar penduduk mengenai

ciriciri puberitas sudah cukup baik, namun dalam hal pengetahuan tentang

masa subur, risiko kehamilan, dan anemia relative rendah.

Pemeriksaan kesehatan bagi pasangan pranikah sangat penting

untuk mengetahui tingat kesehatan dari pasangan, jika ditemukan masalah

kesehatan maka dapat langsung dilakukan intervensi untuk pengobatan.

Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah atau hamil khususnya pada wanita

akan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Pemeriksaan

kesehatan sebelum hamil merupakan sesuatu yang sangat penting agar

kehamilan dapat berjalan dengan baik. Kesadaran akan hal ini masih sangat

rendah sehingga angka kesakitan dan komplikasi kehamilan masih sangat

tinggi. Beberapa penyakit yang kemungkinan menganggu proses kehamilan

dapat dideteksi secara dini sehingga keadaan yang lebih buruk dapat cepat

dihindari.

Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang

juga harus diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah

persiapan kesehatan pasangan. Berdasarkan definisi sehat menurut Badan

Kesehatan Dunia (WHO) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

(Zulaekha, 2013).

Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin

Tetanus Toksoid dipergunakan untuk pencegahan tetanus pada bayi yang baru

lahir dengan mengimunisasi wanita usia subur, dan juga untuk pencegahan

tetanus (Depkes RI, 2017). Pengetahuan pasangan muda (calon pengantin)

mengenai imunisasi TT catin akan menunjang dan memotivasi calon

pengantin untuk mendapatkan imunisasi TT catin. Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan (Priyoto, 2014).

Peran bidan dalam hal ini adalah memberikan edukasi kesehatan

reproduksi serta perawatan bagi pasangan yang memiliki masalah kesehatan

dalam konseling pranikah terutama prakonsepsi (Valentina, 2012).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus

asuhan kebidanan Pada Nn. RA dengan persiapan kehamilan sehat dan

konseling TT Caten di Pustu Pulau Tengah Tahun 2023.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifkasi masalah di atas,

maka rumusan masalah pada studi kasus ini yaitu Bagaimana asuhan

kebidanan Pada Nn. RA dengan persiapan kehamilan sehat dan konseling TT

Caten di Pustu Pulau Tengah Tahun 2023?


C. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan

melakukan asuhan kebidanan Pada Nn. RA dengan persiapan kehamilan

sehat dan konseling TT Caten di Pustu Pulau Tengah Tahun 2023

menggunakan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah Varney.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Calon Pengantin

1. Pengertian Calon Pengantin

Menurut Kemenkes RI (2018) calon pengantin adalah pasangan

yang akan melangsungkan pernikahan. Calon pengantin dapat dikatakan

sebagai pasangan yang belum mempunyai ikatan, baik secara hukum

Agama ataupun Negara dan pasangan tersebut berproses menuju

pernikahan serta proses memenuhi persyaratan dalam melengkapi data-

data yang diperlukan untuk pernikahan CATIN atau Calon Pengantin

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan istilah yang

digunakan pada wanita usia subur yang mempunyai kondisi sehat sebelum

hamil agar dapat melahirkan bayi yang normal dan sehat serta Calon

Pengantin lakilaki yang akan diperkenalkan dengan permasalahan

kesehatan reproduksi dirinya serta pasangan yang akan dinikahinya

(KBBI, 2019).

Calon Pengantin adalah terdiri dari dua kata yaitu calon dan

pengantin, yang memiliki arti sebagai berikut, “Calon adalah orang yang

akan menjadi pengantin”. Sedangkan “Pengantin adalah orang yang

sedang melangsungkan pernikahannya”. Jadi calon pengantin adalah

seorang laki-laki dan seorang perempuan yang ingin atau berkehendak

untuk melaksanakan pernikahan. Dengan kata lain calon pengantin ini

adalah peserta yang akan mengikuti bimbingan pranikah yang diadakan


oleh Kantor Urusan Agama sebelum calon pengantin ini akan

melangsungkan akad nikah (Fatmawati, 2016)

2. Penyakit yang perlu diwaspadai Catin

Menurut Kemenkes RI (2018), Fisik dan mental yang sehat

merupakan pondasi awal keluarga dalam mewujudkan generasi yang

berkualitas, oleh karena itu pasangan calon pengantin harus terbebaskan

dari penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan janin dan tumbuh

kembang anak. Terdapat beberapa penyakit yang perlu diwaspadai pada

masa sebelum dan selama kehamilan, antara lain :

a. HIV-AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan Virus yang

menyerang dan melemahkan sistem pertahanan tubuh untuk melawan

infeksi sehingga tubuh mudah tertular penyakit (Kemenkes RI, 2013).

Pencegahan dan penanganan Infeksi Menular Seksual dan HIV/AIDS

bagi calon pengantin sangat penting, baik bagi calon pengantin

perempuan maupun laki-laki, mengingat calon pengantin merupakan

salah satu populasi rentan terhadap penularan penyakit tersebut.

Perilaku calon pengantin yang berisiko tinggi terhadap Infeksi Menular

Seksual dan HIV/AIDS antara lain penyalahgunaan narkoba,

penggunaan jarum suntik bersama, seks tidak aman, tato dan tindik

(Kemenkes RI, 2017) Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah

virus penyebab AIDS. Virus ini termasuk RNA virus genus Lentivirus

golongan Retrovirus family Retroviridae. Spesies HIV-1 dan HIV-2


merupakan penyebab infeksi HIV pada manusia. AIDS adalah

singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome, sebenarnya

bukan suatu penyakit tetapi merupakan kumpulan gejala-gejala

penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai macam

mikroorganisme serta keganasan lain akibat menurunnya daya

tahan/kekebalan tubuh penderita (Irianto, 2013).

b. Infeksi Menular Seks (IMS)

Menurut Kemenkes RI (2013) Infeksi menular Seksual (IMS)

adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang

yang lain melalui kontak seksual. Semua teknik hubungan seksual baik

lewat vagina, dubur atau mulut baik berlawanan jenis kelamin maupun

dengan sesama jenis kelamin bisa menjadi sarana penularan penyakit

kelamin. Kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk

tertular Infeksi Menular Seksual adalah kelompok remaja sampai

dewasa muda sekitar usia (15-24 tahun). Penyakit yang tergolong

infeksi menular seksual adalah sebagai berikut :

1) IMS yang disebabkan bakteri, yaitu: Gonore, infeksi genital non

spesifik, Sifilis, Ulkus Mole, Limfoma granuloma Venerum

Vaginosis bacterial IMS yang disebabkan virus, yaitu: Herpes genetalis,

Kondiloma Akuminata, Infeksi HIV, dan AIDS, Hepatitis B, Moluskus

Kontagiosum. IMS yang disebabkan jamur, yaitu: Kandidiosis genitalis

2) IMS yang disebabkan protozoa dan ektoparasit, yaitu:

Trikomoniasis, Pedikulosis Pubis, Skabies (Kemenkes RI, 2013).

c. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh Virus

Deoxyribo Nucleic Acid anggota family Hepadnavirus dari Genus

Orthohepadnavirus yang berdiameter 40-42 nm (Juspar, 2017). Virus

tersebut penyebab terjadinya radang hati akut atau kronis bila berlanju

menjadi sirosis hati atau kanker hati (Mustofa & Kurniawaty, 2013).

Menurut Kemenkes RI (2013), faktor penyebab terjadinya penyakit

Hepatitis B adalah kontak lensi atau sekret dengan penderita hepatitis

B, tranfusi darah dan belum mendapat vaksinasi Hepatitis B. Jalur

penularan infeksi virus hepatitis B di Indonesia terbanyak adalah secara

parenteral yaitu secara vertikal (tranmisi) maternal-neonatal atau

melalui hubungan seksual, iatrogenik dan penggunaan jarum suntik

bersama (Juffrie et al, 2010 dalam Winata, 2017). Penanda seseorang

teridentifikasi terinfeksi Hepatitis B adalah melalui saliva, air mata,

cairan seminal, serebrospinal, asites dan air susu ibu (Thedja, 2012)

d. Malaria

Menurut Saputra (2011) malaria adalah penyakit yang disebabkan

oleh Plasmodium yang sering ditemukan di kawasan Tropika yang

apabila penyakit ini diabaikan dapat menjadi serius yaitu berdampak

kematian. Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun

kronik yang disebabkan oleh Protozoa Genus Plasmodium dengan gejala

demam, Anemia dan Splenomegali (Kemenkes RI, 2013).

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

dampak dari penyakit tersebut adalah kematian terutama pada kelompok


resiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil dan pada umur dewasa

dan secara tidak langsung malaria dapat menyebabkan Anemia dan

menurunkan produktivitas kerja Agent penyebab penyakit malaria

adalah Plasmodium bergenus Plasmodia, Family Plasmodiidae dari Ordo

Coccidiidae. Cara penularannya yaitu dari gigitan nyamuk Anopheles

yang sedang menyedot darah dan mengeluarkan cairan berupa

Plasmodium kedalam darah manusia dan terinfeksi lalu menjadi sakit.

Secara tidak alamiah penularan penyakit malaria ada 3 yaitu malaria

bawaan terjadi pada bayi yang baru lahir akibat dari ibu yang menderita

malaria hal tersebut terjadi melalui tali pusat atau Plasenta. Secara

mekanik terjadi melalui transfusi darah menggunakan jarum suntik.

e. Penyakit Genetik

Calon Pengantin perlu mengetahui tentang penyakit genetik karena

1) Penyakit genetik disebabkan oleh kelainan gen yang diturunkan saat

terjadinya pembuahan sperma terhadap ovum. Penyakit genetik

(Talasemia dan Hemofilia) dapa dilhat dengan Riwayat keluarga

calon pengantin.

2) Bila salah satu calon pengantin menderita penyakit genetik maka

memungkin anak yang dilahirkan berpotensi menderita kelainan

tersebut. Konseling sebelum pernikahan diperlukan apabila salah

satu dari calon pengantin atau garis keturunannya menderita

penyakit tersebut.

3) Penyakit genetik yang dapat mempengaruhi kehamilan dan

kesehatan janin (Talasemia dan Hemofilia) (Tjokroprawi, 2015).


3. Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Pengantin

Pemeriksaan kesehatan Pranikah (Premarital Check Up)

merupakan pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan dari kedua

calon mempelai laki-laki dan perempuan yang hendak menikah. Hal ini

diperuntukan untuk mendeteksi dini adanya penyakit menular, menahun

dan kesuburan maupun kesehatan jiwa seseorang. Pemeriksaan ini

bermanfaat untuk melakukan tindakan terhadap permasalahan kesehatan

terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik (laporan

klinik prodia, 2012).

Calon pengantin perlu mendapatkan pemeriksaan kesehatan untuk

menentukan status keehatan agar dapat merencanakan dan

mempersiapkan kehamilan yang sehat dan aman. Pemeriksaan kesehatan

yang diperlukan oleh calon pengantin berpedoman pada buku saku calon

pengantin KemenKes RI, (2018) yaitu meliputi :

a. Pemeriksaan Fisik

Menurut Surussin dan Moh. Muhsin (2014) pertumbuhan

jasmani dalam fase kehidupan manusia akan mengalami perkembangan

yang sangat signifikan ketika memasuki usia remaja, karena pada usia

remaja sudah mulai tumbuh dan berfungsi organ reproduksinya.

Pertumbuhan fisik akan semakin kuat saat mengakhiri usia remaja,

demikian pula dengan fungsi organ reproduksi akan berjalan dengan

baik saat berakhir usia remaja dan semakin matang ketika memasuki

fase dewasa. Menurut ilmu kesehatan, fase terbaik untuk melahirkan


adalah usia 20-30 tahun. Pemeriksaan fisik termasuk status gizi yang

diperlukan oleh catin antara lain adalah :

1) Pemeriksaan fisik, dilakukan untuk mengetahui dan

mengidentifikasi status kesehatan melalui pengukuran dan

pemeriksaan (denyut nadi, frekuensi nafas, suhu tubuh dan seluruh

tubuh).

2) Pemeriksaan status gizi, dilakukan untuk mengetahui dan

mengidentifikasi status gizi dan deteksi awal anemia,

melaluipengukuran atau pemeriksaan (berat badan, tinggi badan,

LILA dan tanda-tanda anemia (BKKBN, 2006).

b. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)

Menurut Kemenkes RI (2018), menyatakan bahwa Pemeriksaan

penunjang (laboratorium) yang diperlukan oleh catin terdiri dari :

• Pemeriksaan darah meliputi (Hemoglobin (HB) dan golongan darah)

• Dalam kondisi tertentu/atas saran dokter dapat dilakukan

pemeriksaan laboratorium yaitu sebagai berikut (Gula darah, HIV,

IMS (Sifilis) Hepatitis, TORCH, Malaria ( daerah endemis),

Talasemia dan pemeriksaan lain sesuai indikasi, Penyakit genetic

misalnya : Talasemia, buta warna, Hemofilia dan lain-lain.

• Penyakit tertentu yang diturunkan, misalnya kecenderungan

Diabetes Mellitus (kencing manis), Hipertensi (tekanan darah

tinggi), kelainan jantung, dan sebagainya.

• Penyakit infeksi misalnya, Penyakit Menular Seksual (PMS),

Hepatitis B dan HIV/AIDS. Vaksinasi, Hal ini dilakukan untuk


kekebalan terhadap virus Rubella. Infeksi Rubella pada kehamilan

dapat menimbulkan kelainan pada janin seperti kepala kecil, tuli,

kelainan jantung dan bahkan kematian. Perlu pula pemeriksaan virus

Herpes karena dapat menyebabkan cacat janin dan kelahiran

prematur (Kemenkes RI, 2013)

c. Pemeriksaan Gula Darah

Menurut Fatmawati (2016), Pemeriksaan ini bermanfaat untuk

mengatahui adanya penyakit kencing manis (Diabetes Melitus) dan

juga penyakit penyakit metabolik tertentu. Ibu hamil yang menderita

Diabetes tidak terkontrol dapat mengalami beberapa masalah seperti :

janin yang tidak sempurna/cacat, Hipertensi, Hydramnions

(meningkatnya cairan ketuban), meningkatkan resiko kelahiran

prematur, serta Macrosomia (bayi menerima kadar glukosa yang tinggi

dari Ibu saat kehamilan sehingga janin tumbuh sangat besar).

Pemantauan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan

pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer.

• Pemeriksaan glukosa plasma puasa >126 mg/dl. Puasa adalah

kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.

• Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah es toleransi

Glukosa Oral (TTGO) dengan beban 75 gram.

• Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan

klasik atau pemeriksaan HbA1c >6,5% dengan menggunakan

metode High-Performance Liquid Chromatograhy (HPLC) yang

terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization


Program (NGSP) (Perkeni, 2015).

d. Pemeriksaan HbsAG (Hepatitis B Surface Antigen)

Hepatitis B merupakan infeksi menular serius yang terjadi pada

hati disebabkan oleh virus hepatitis B. Hepatitis B bisa menjadi kronis

setelah beberapa bulan seja terinfeksi pertama kali (Kemenkes RI,

2013). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

infeksi virus hepatitis B, diagnosis hepatitis B, screening pravaksinasi

dan memantau Clearence Virus. Selain itu pemeriksaan ini juga

bermanfaat jika ditemukan salah satu pasangan menderita Hepatitis B

maka dapat diambil langkah antisipasi dan pengobatan secepatnya

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014).

e. Pemeriksaan VDLR (Venereal Disease Research Laboratory)

Pemeriksaan ini merupakan jenis pemeriksaan yang bertujuan

untuk mendeteksi kemungkinan ada atau tidaknya infeksi penyakit

Herpes, Klamidia, Gonorea, Hepatitis dan Sifilis pada calon pasangan,

sehingga bisa dengan segera menentukan terapi yang lebih tepat jika

dinyatakan terjangkit penyakit tersebut.Selain itu pemeriksaan ini juga

berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit yang bisa

mempengaruhi kesehatan ibu hamil maupun janinnya (Fatmawati,

2016). Untuk menegaskan diagnosa perlu dilakukan tes yang bersifat

lebih spesifik yaitu dengan tes TPHA (Treponema Pallidum Haem

Glutination) (Wagiyo, 2016)

f. Pemeriksaan TORCH
TORCH adalah singkatan dari Toksoplasma, Rubella,

Cytomegalovirus, dan Herpes Simpleks. Keempat penyakit tersebut

merupakan infeksi yang bisa menular dari ibu hamil terhadap janin

yang dikandungnya. Jika seorang ibu hamil menularkan infeksi

tersebut ke janinnya, maka hal fatal bahkan risiko cacat lahir bisa

terjadi pada kesehatan janin (Emma Kasyi, 2018)

g. Skrining dan Imunisasi Tetanus

Sejak tahun 1986 sudah ditetapkan oleh pemerintah tentang

aturan resmi untuk Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT). Pemberian Tetanus

Toxsoid calon pengantin ditekankan untuk di seluruh Indonesia

melaksanakan, memantau serta melaporkan secara berkala hasil dari

pelaksanaan bimbingan dan pelayanan Imunisasi Tetanus Toxsoid

calon pengantin sesuai dengan pedoman pelaksanaan. Peraturan

tersebut masih berjalan sampai sekarang yaitu merupakan kewajiban

untuk calon pengantin melaksanakan Imunisasi Tetanus Toxsoid dan

menunjukkan surat/kartu bukti imunisasi TT1 sebagai administrasi

pernikahan yang bisa dilakukan di pelayanan kesehatan terdekat

Puskesmas atau Rumah sakit (Lestari, 2017)

Calon pengantin wanita harus melakukan imunisasi Tenanus

Toxoid untuk mencegah dan melindungi diri terhadap penyakit tetanus,

sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu

dan bayi terhadap penyakit tetanus. Setiap perempuan usia subur (15-

49 tahun) diharapkan sudah mendapatkan 5 kali Imunisasi Tetanus


Toxsoid lengkap, jika status Imunisasi Tetanus Toxsoid belum lengkap,

maka calon pengantin perempuan harus melengkapi status Imunisasi

Tetanus Toxsoid di Puskesmas (Kemenkes RI, 2018).

Tabel 2.1
Status Imunisasi Tetanus Toxsoid Pada Calon Pengantin
Pemberian Interval (Selang waktu Tahapan Masa
Imunisasi Pemberian Minimal) Perlindungan
TT I Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
tetanus
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT4 >25 tahun
Sumber : Permenkes Nomor 42 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi

Puskesmas (pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan penunjang

(laboratorium), status dan pemberian Imunisasi Tetanus Toxsoid).

• Rumah sakit (pemeriksaan laboratorium dengan kondisi tertentu atas

rujukan dari Puskesmas) (Mulyorejo, 2018).

• Rumah sakit (pemeriksaan laboratorium dengan kondisi tertentu atas

rujukan dari Puskesmas) (Mulyorejo, 2018).


B. Pathway Skrining Pranikah

C. Main Mapping Pranikah


BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NN.RA DENGAN


PERSIAPAN KEHAMILAN SEHAT DAN KONSELING TT
CATEN DI PUSTU PULAU TENGAH TAHUN 2023

NAMA MAHASISWA : Kelompok Pranikah dan Prakonsepsi

TGL/JAM PENGKAJIAN : Senin, 28-08-2023 / 14:00 WIB

TEMPAT PENGKAJIAN : Pustu Pulau Tengah

PEMBIMBING AKADEMIK : bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes

I .IDENTITAS DATA PASIEN

a. Data Subjektif

Catin Wanita Catin Laki-laki


Nama : Nn. RA Nama : Tn. W
Umur : 24 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Melayu Suku : Melayu
Pendidikan : S-I Farmasi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : TNI - AD
Alamat : Ds.Pulau Tengah Alamat : Ds.Tj Benuang

1. Alasan datang : Konsultasi Pranikah

2. Keluhan Utama : Tidak ada

3. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 30 hari
c. Banyaknya : ganti pembalut 3x/hari
d. Lamanya : 5-8 hari
e. HPHT : 16 Agustus 2023
f. Keluhan : Sakit waktu mens

4. Penyuluhan yang pernah didapat

Klien dan pasangan belum mendapat penyuluhan kesehatan


reproduksi dan perencanaan kehamilan

5. Riwayat kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC) atau
difteri, belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS, dan
HIV/AIDS
b. Catin Laki-laki : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC) atau
difteri, belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS, dan
HIV/AIDS
6. Riwayat kesehatan keluarga

a. Catin Wanita : Tidak ada keluarga yang pernah atau sedang menderita
jantung, asma, alergi, DM, ginjal, hemophilia, thalassemia, cacat
bawaan, hepatitis, dan TBC
b. Catin Laki-laki : Tidak ada keluarga yang pernah atau sedang
menderita jantung, asma, alergi, DM, ginjal, hemophilia,
thalassemia, cacat bawaan, hepatitis, dan TB.
7. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

1) Catin Wanita : Tidak ada

2) Catin Laki-laki : Merokok

8. Pola fungsional kesehatan

a. Nutrisi : Makan 3x sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam,
telur, daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Minum air
putih 7-9 gelas sehari, suka mengkonsumsi minuman bewarna
seperti es teh dan kopi. Tidak ada alergi makanan

b. Eliminasi :

1) Catin Wanita : BAB 1-3x sehari, tidak ada keluhan sakit saat
BAB. BAK 4-6x sehari, tidak nyeri saat
berkemih

2) Catin Laki-laki : BAB 1x sehari, tidak ada keluhan sakit saat


BAB. BAK 4-6x sehari, tidak nyeri saat
berkemih

c. Istirahat : jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 6-8 jam
d. Aktivitas: Bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
e. Hygiene : Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti celana
dalam 2x sehari atau setiap kali basah, setelah BAB
atau BAK dikeringkan menggunakan tissu
f. Riwayat Pernikahan
Pasangan akan menikah di bulan Januari 2023
1) Catin Wanita : Pernikahan Pertama
2) 2) Catin Laki-laki : Pernikahan Pertama

g. Riwayat Psikososial Budaya


Keluarga dari kedua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua
catin mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan
tidak menunda kehamilan setelah menikah, bahkan ingin segera
memiliki anak. tidak ada budaya tertentu yang berhubungan
dengan pernikahan.

b. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Catin Wanita Catin Laki-laki
a. Keadaan umum : baik Keadaan umum: baik
b. Kesadaran : composmentis Kesadaran : composmentis
c. Antropometri
BB : 56 kg BB : 63kg
TB : 155 cm TB : 167 cm

IMT : 19,53 kg/m2 IMT : 20,28 kg/m2


LILA : 32 cm
d. Tanda-tanda vital
TD : 120/80mmHg TD : 120/70 mmHg
N : 82x/menit N : 84x/menit
RR : 20x/menit RR : 22x/menit

2. Pemeriksaan Fisik :
a. Catin Wanita
1) Bentuk tubuh : Normal
2) Wajah : Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang
berkenaan dengan genetic seperti sindrom down

3) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih


4) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6) Dada : tidak dilakukan
7) Abdomen : tidak ada bekas operasi
8) Anogenital : tidak dilakukan

b. Catin Laki-laki

1) Bentuk tubuh : Normal


2) Wajah : Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang
Berkenaan dengan genetic seperti sindrom down
3) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
4) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal : 3-07- 2023

a. Catin Wanita

a. Golongan darah :B
b. Rhesus : (+)
c. HB : 12 g/dL)
d. HIV : Non Reaktif (-)
e. HbSAg : Non Reaktif (-)
f. IMS (Sifilis) : Non Reaktif (-)

b. Catin Laki-laki

a. Golongan darah :O
b. Rhesus : (+)
c. HB : 12 g/dL)
d. HIV : Non Reaktif (-)
e. HbSAg : Non Reaktif (-)
f. IMS (Sifilis) : Non Reaktif (-)

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Tanggal : 14 september 2023 pukul : 13.00 wib
1. Diagnosa
Dx: Nn. RA usia 24 tahun pranikah dan prakonsepsi dengan pengetahuan
yang kurang tentang persiapan kehamilan sehat dan konmseling TT
Caten.
DS:
1) Catin mengatakan akan melaksanakan pernikahannya pada bulan

Januari 2024

2) Catin mengatakan bahwa masih sangat kurang pengetahuannya

tentang apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi

pernikahan terutama masalah kurang tentang persiapan kehamilan

sehat dan konmseling TT Caten.


DO : TD : 120/80mmhg N : 82x/menit

RR : 20x/menit BB : 56 kg

TB : 155 cm LILA : 32 cm

HB : 12 grdl Kesadaran : CM

2. Masalah : Tidak ada


3. Kebutuhan
a. memberitahu catin hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

b. Konseling tentang pra nikah dan prakonsepsi khususnya tentang

persiapan kehamilan sehat dan konmseling TT Caten.

III. MENGIDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA/ KOLABORASI


Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH


Tanggal : 14 september 2023 pukul :13.30 wib

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin

2. Jelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan catin laki- laki dan

catin wanita

3. Anjurkan catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan

berserat seperti buah, sayur,

4. Berikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi pranikah,

5. Jelaskan kepada catin wanita tentang imunisasi TT

6. Jelaskan tujuan dan efek samping dari imunisasi TT

7. Berikan Injeksi imuniasai TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin

wanita
8. Diskusi tentang perencanaan kehamilan

9. Anjurkan kepada catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi

makanan mengandung asam folat

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 14 september 2023 Jam: 13. 40 wib

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara


umum keadaan mereka baik, tanda- tanda vital dalam batas normal, hasil
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, kedua catin mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
Rasionalisasi: Dengan mengetahui kondisi nya dalam keadaan baik akan
membuat psikologis pasangan tenang dan tidak khawatir sehingga
keadaannya tetap dalam keadaan baik.

2. Menganjurkan kedua catin menjaga pola makan seimbang, mengurangi


makanan yang mengandung kolesterol, kadar garam natrium dan kadar
gula tinggi, mengurangi makanan cepat saji, mencegah stress berlebihan,
menghentikan kebiasan merokok, melakukan olahraga secara rutin, dan
kontol kesehatan secara rutin dikarenakan kedua catin berisiko mengalami
DM dan khususnya catin wanita berisiko mengalami hipertensi, kedua
catin mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
Rasionalisasi : Agar pasangan berpola hidup sehat

3. Menganjurkan catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan


berserat seperti buah, sayur, dan agar untuk membantu melancarkan BAB,
catin wanita mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan
Rasionalisasi: Untuk persiapan perencanaan kehamilan dan pola hidup
sehat

4. Memberikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi pranikah,


yaitu :

a. Konsep pernikahan
b. Hak reproduksi dan seksual

c. Persiapan pranikah

d. Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan

e. Solusi mengatasi tindakan kekerasan

f. Bentuk ketidaksetaraan gender dalam rumah tangga


g. Organ reproduksi perempuan dan organ reproduksi laki-laki

h. Kehamilan ideal, Metode kontrasepsi, Proses kehamilan

i. Informasi tentang kehamilan, termasuk tanda-tanda kehamilan,


memeriksakan kehamilan, menjaga kehamilan, menu makanan
selama kehamilan, tanda bahaya kehamilan, kondisi emosional ibu
hamil, tips relaksasi ibu hamil.

j. Masa subur seorang perempuan, yaitu dekat dengan pertengahan


siklus haid (14 hari sebelum haid berikutnya atau antara kedua waktu
dari siklus terpanjang dikurang 11 dan siklus terpendek dikurangi 18,
jadi perkiraan masa subur Nn. RA pada siklus hari ke- 9 s.d., 22) atau
terdapat tanda-tanda kesuburan, diantaranya: - Peningkatan suhu
tubuh ±0,5 °C. - Pembesaran pada payudara, dapat disertai rasa
nyeri/tidak nyaman. - Perubahan cairan serviks menjadi banyak,
bening dan tekstur licin.

k. Tanda-tanda persalinan, persalinan di tolong tenaga kesehatan,


perawatan pasca persalinan, IMD dan ASI eksklusif, manfaat ASI

l. IMS (Infeksi Menular Seksual), Penularan HIV/AIDS, Kanker pada


perempuan, kehidupan seksual suami istri

5. Menjelaskan kepada catin wanita bahwa status imunisasi TT saat ini masih
T1 yang masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah 1
bulan dan belum seumur hidup, sehingga catin wanita masih perlu
diberikan suntik imunisasi TT empat kali lagi, catin wanita mengerti
keadaannya.

Rasionalisasi: Melakukan skrining TT untuk menentukan status TT

6. Menjelaskan tujuan dan efek samping dari imunisasi TT, catin perempuan
setuju dilakuakan penyuntikkan imunisasi TT
Rasionalisasi: Agar Catin wanita mengetahui efek dan manfaat dari
pemberian imunisasi TT pada WUS

7. Mmberikan Injeksi imuniasai TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin


wanita dan menjelaskan bahwa status imunisasi TT sekarang yaitu TT1
yang masa perlindungannya terhadap tetanus neonatrum adalah 1 bulan,
catin wanita mengerti dan tidak ada reaksi alergi

Rasionalisasi: Perencanaan yang di lakukan di awal akan menghasilkan


kehamilan yang optimal dan sehat

8. Mendiskusikan tentang perencanaan kehamilan, kedua catin sepakat untuk


merencanakan kehamilan segera setelah menikah.

Rasionalisasi : perencanaan yang dilakukan diawal akan menghasilkan


kehamilan yang optimal dan sehat

9. Menganjurkan kepada catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi


makanan mengandung asam folat seperti pada sayuran bewarna hijau tua
atau minum susu yang terdapat kandungan asam folat, meminum
suplemen asam folat 0,4 mg setiap hari minimal 1 bulan sebelum menikah
untuk persiapan kehamilan
Rasionalisasi: kebutuhan penting pada masa kehamilan dan membantu
mencegah cacat lahir pada bagian otak dan sumsum tulang belakang pada
bayi, sehingga tercapai kehamilan yang optimal dan sehat
VII. EVALUASI
Tanggal 14 september 2023 Jam 14.00 wib

1. Catin mengetahui hasil pemeriksaan


2. Catin mengetahui tentang konsep Pranikah dan Prakonsepsi yang telah

dijelaskan oleh bidan

3. Catin mengetahui tentang persiapan kehamilan yang sehat dan apa saja

manfaat imunisasi TT

4. Catin sudah dilakukan suntik TT

5. Catin bersedia melakukan Pendidikan Kesehatan yang sudah diberikan

oleh bidan

6. Catin bersedia melakukan kunjungan apabila ditemukan kendala termasuk

masalah Kesehatan reproduksi dan yang lain-lainnya.

Diketahui, Jambi, 13 OKTOBER 2023


CI Akademik Mahasiswa

(Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes) KELOMPOK


NIDN: 1005109001
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus diatas yang dilakukan pada tanggal 14 september 2023 jam

13.00 pada Nn. RA dan Tn. W. diketahui bahwa pasangan tersebut sedang

melakukan persiapan pernikahan. Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh

bahwa Nn. RA berusia 24 tahun dan Tn. W berusia 24 tahun. Menurut BKKBN

(2017), umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 25 tahun

bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria. Dan, umur Nn. RA sudah memasuki

umur ideal yang matang secara biologis dan umur Tn. W termasuk usia yang sudah

matang. Sehingga sehingga disarankan untuk rencana kehamilan agar tidak terjadi

komplikasi pada Nn. RA dan janin nantinya jika kehamilan terlalu lama ditunda

sehingga dapat menyebabkan kehamilan terlalu dekat untuk kehamilan

berikutnya.

Pada riwayat menstruasi diperoleh bahwa calon pengantin wanita memiliki

siklus haid 30 hari teratur tiap bulan, lama sekitar 7 – 8 hari, ada nyeri haid

1 – 2 hari tapi tidak mengganggu aktivitas, dan nada nyeri pinggang dan mood

swing 1-2 hari sebelum menstruasi. Siklus menstruasi pada wanita normal berkisar

antara 21-32 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari

(Proverawati & Misaroh, 2009). Sedangkan untuk lama menstruasi normalnya

berlangsung 3-7 hari (Ramaiah, 2006), sementara itu menurut Proverawati dan

Misaroh (2009) lama mestruasi berlangsung selama 3-5 hari dan ada juga yang 7-8

hari. Dengan demikian tidak ada gangguan terkait menstruasi. Bila ditemukan

gangguan menstruasi, baik siklus, lama menstruasi, nyeri haid berlebihan, maka

dapat berakibat pada gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan.


Pada data objektif, Nn. RA memiliki IMT 19,53 kg/m2 dan Lila 32 cm yang

termasuk dalam kategori normal. IMT normal ialah 18,5 – 25 kg/m2

(Depkes, 2011). Sedangkan, ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di

Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila LLA < 23,5 cm atau IMT < 18,5 kg/m2 , artinya

wanita tersebut tidak mempunyai risiko KEK atau gizi kurang, dan diperkirakan

akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).

Dalam tahapan pengkajian, penulis tidak mendapat hambatan. Hal ini

karena respon kooperatif klien yang dapat menerima kehadiran penulis saat

pengumpulan data sampai tindakan yang diberikan. klien menunjukkan sikap

terbuka dan menerima anjuran serta saran yang diberikan oleh penulis maupun

tenaga medis lainnya dalam memberikan asuhan kebidanan

Diagnosa kebidanan yang ditegakkan pada kasus ini adalah Pasangan Calon

Pengantin Nn. RA dan Tn.W dengan pemeriksaan kesehatan pranikah dalam

perencanaan kehamilan yang sehat dan konseling suntik imunisasi TT.

Memberikan imunisasi TT serta penjelasan tujuan dan efek samping

pemberian imunisasi TT serta mendiskusikan tentang perencanaan kehamilan.

Pemberian imunisasi TT dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan

terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk

melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus

toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5

Evaluasi pada calon pengantin Nn. RA dan Tn.W memahami semua

penjelasan tentang persiapan dan perencanaan kehamilan sehat dan paham tentang

konseling TT caten serta berjanji akan mengikuti saran yang telah diberikan.
Dari Sebagian srtikel yang penulis baca

https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/2709/1/ARTIKEL%20%20PDF.pdf mengenai

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN KEHAMILAN SEHAT

TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENUNDAAN KEHAMILAN

BERESIKO PADA CALON PENGANTIN REMAJA didapatkan hasil bahwa

bahwa mayoritas pengetahuan pada calon pengantin sebelum diberikan pendidikan

kesehatan persiapan kehamilan sehat melalui video pada kelompok intervensi yaitu

pengetahuan rendah yaitu sebanyak 9 orang (75%%) dan pada kelompok kontrol

mayoritas pengetahuan pada calon pengantin sebelum diberikan pendidikan

kesehatan persiapan kehamilan sehat melalui video yaitu berpengetahuan sedang

dan rendah dengan jumlah masing masing sebanyak 6 orang (50%). Sedangkan

pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dapat diketahui bahwa

mayoritas pengetahuan pada calon pengantin sesudah diberikan pendidikan

kesehatan persiapan kehamilan sehat melalui video pada kelompok intervensi yaitu

pengetahuan sedang yaitu sebanyak 10 orang (83,3%%) dan pada kelompok kontrol

mayoritas pengetahuan pada calon pengantin tanpa diberikan pendidikan kesehatan

persiapan kehamilan sehat melalui video yaitu berpengetahuan rendah sebanyak 9

orang (75%). Dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata masih banyak catin yang

masih mempunyai pengetahuan rendah mengenai persiapan kehamilan yang sehat

serta imunisasi catin sehingga kita sebagau tenaga Kesehatan harus berperan

penting dalam memberikan pengetahuan pada setiap catin yang ada.

Dari kasus diatas berdasarkan hasil pengkajian data pada pasien nn.RA dan

artikel pembanding yang ada didapatkan hasil bahwa tidak dapat ditemukan

kesenjangan teori maupun praktik dilapangan.


BAB V

PENUTUP

Setelah mempelajari teori dan pengalaman langsung yang diperoleh dari

lahan praktik melalui kasus Pemeriksaan Kesehatan Pranikah oleh Calon Pengantin

di Pustu Pulau Tengah Tahun 2023, maka pada BAB ini penulis menarik kesimpulan

dan saran saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

a. Pengkajian telah dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data yang

tersedia melalui teknik wawancara dan pemeriksaan fisik maupun

penunjang. Data subjektif alasan klien datang yaitu pasangan calon

pengantin ingin melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah dan

melakukan Imunisasi TT

b. Telah dilaksanakan perumusan diagnosa/ masalah aktual di di Pustu Pulau

Tengah sehingga didapatkan diagnosa kebidanan Calon Pengantin Nn. RA

dan Tn.W dengan pemeriksaan kesehatan pranikah dan suntik imunisasi

TT. Masalah yang terdapat dalam kasus ini yaitu pengetahuan yang kurang

tentang kematangan/pertumbuhan organ reproduksi.

c. Hasil pemeriksaan pada calon pengantin tidak ditemukan masalah

potensial karena keduanya dalam kondisi fisiologi normal

d. Tidak ada penanganan tindakan segera pada calon pengantin karena tidak

ada kasus kegawat daruratan pada keduanya yang memerlukan tindakan

segera

29
e. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada calon

pengantin sesuai dengan yang dibutuhkan di Pustu Pulau Tengah, dengan

hasil merencanakan asuhan berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan

masalah potensial yang dapat terjadi.

f. Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncankan pada

kebutuhan calon pengantin di Pustu Pulau Tengah dengan hasil yaitu

semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya

dengan baik tanpa adanya hambatan.

g. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada calon

pengantin di Pustu Pulau Tengah dengan hasil yaitu asuhan yang telah

diberikan berhasil dengan klien mengerti semua penjelasan dalam

pelaksanaan asuhan

B. Saran

1. Bagi Calon Pengantin

Diupayakan untuk terus melaksanakan anjuran yang diberikan

tenaga kesehatan agar tujuan mendapatkan keturunan sehat dapat dicapai.

2. Bagi Pustu Pulau Tengah

Pemberian asuhan kebidanan pada masa pranikah harus terus

ditingkatkan, dapat dilakukan dengan cara konseling pranikah karena

melahirkan generasi yang cerdas dimulai dari dalam kandungan, dan

pemberian vaksin sebelum pranikah seperti HPV, Hepatitis B dan

Imunisasi TT.
30

3. Bagi Mahasiswi Kebidanan

Dalam pemberian asuhan kebidanan pada pranikah harus diberikan

sesuai standar kemenkes kebidanan agar penatalaksanaan yang diberikan

pada calon pengantin lebih baik lagi terutama apabila ada masalah dalam

kasus maka diberikan penatalaksanaan yang lebih kritis lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Amalia dan Siswantara. 2017. Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada


Calon Pengantin di Puskesmas Pucang SewuSurabaya. Jurnal Biometrika dan
kependudukan. Vol, 7 No.1 Juli 2018:29-38
Anggraini dan Amir. 2021. Pengaruh Pendidika Pranikah terhadap kesiapan
menghadapi kehamilan pada calon pengantin putrid di KUA kecamatan
pariaman tengah. Jurnal kesehatan medika saintika. Juni 2021. Vol.12 No.1
BKKBN. 2017. BKKBN: Usia Pernikahan Ideal 21 – 25 Tahun. Diunduh di
https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25-
tahun. Diakses pada 1 April 2019
Depkes. 2011. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa dengan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI, 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Kemenkes. 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
Pengantin.Jakarta:Kemenkes RI.

Kemenkes. 2016. Buku Panduan Germas (Gerakan Masyarakan Hidup Sehat).


Jakarta:Kemenkes RI.
Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba
Medika
Mangkuji Betty. 2013. Asuhan Kebidanan Tujuh Langkah Varney. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC.
Nugraheni. 2018. The Change of Knowledge and Attitude of Bride and Groom
Candidate After Reproductive Health Pre-Marital Course by KUA Officer.
Jurnal Kesehatan Masyaraka KEMAS 14 (1) (2018) 126-132
Parhizgar et al. 2017. Effect of Premarital Counseling on Marital Satisfaction. Shiraz
E-Med J. 2017 May; 18(5):e44693.
Prawihardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo
Purwoatui, Endang. TH dan Elisabeth, 2014. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Ortiningsih. Et al. 2021. Premarital Counseling Affects Primigravidas’ Knowledge and
Attitude on Reproductive and Sexual Health. Jurnal Ners Vol. 16, No. 1, April
2021
Sari, F., dkk. 2013. Kesiapan Menikah pada Dewasa Muda dan Pengaruhnya terhadap
Usia Menikah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 6 (3): 143 – 153.
Setiawan, E. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online versi 2.0. Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kemdikbud.
/.https://www.kbbi.web.id. (Diunduh dari pada tanggal 1 April 2019)
Soetjiningsih, 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV
Sagung Seto.
Susanti. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pranikah terhadap Pengetahuan dan
Sikap Calon Pengantin di Lubuk Begalumh Padang. Jurnal Sehat Mandiri. Vol
13 No 2 Desember 2018.
Triningtyas, D. A., dkk. 2017. Konseling Pranikah: Sebuah Upaya Meredukasi Budaya
Pernikahan Dini di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Jurnal Konseling
Indonesia. 3 (1): 28 – 32.
Valentina Rosa. 2012. Persepsi Tentang Konseling Pranikah padaMahasiswa Tingkat
Akhir.FIKUI.http://eprint.ui.ac.id. Diakses pada 26 Agustus 2016
Winata 2017. Identifikasi hasil hepatitis B Pada perawat yang bekerja diruang Infeksi
rumah sakit umumBahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Skripsi. Politeknik
Kesehatan Kendari.
Zulaekha, Oktaviani. 2013. "Bimbingan Konseling Pra Nikah bagi Calon Pengantin di
BP4 KUA Kecamatan Mranggen (Studi Analisis Bimbingan Konseling
Perkawinan)". Skripsi. IAIN Walisongo Semarang
PENILAIAN PRANIKAH PRAKONSEPSI (MINI-CEX)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
ADIWANGSA JAMBI

Nama : Kelompok pranikah dan prakonsepsi Ruangan : Pustu Pulau Tengah


CI Akademik : Bdn. Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes

NILAI
NO NILAI Dibawah Sesuai Diatas
Harapan (0- Harapan Harapan
69) (70-79) (80-100)
1 Anamnesis
2 Pemeriksaan
3 Keterampilan Komunikasi
4 Keputusan Klinis
5 Profesionalisme
6 Pengorganisasian/Efisiensi
7 Keseluruhan Penanganan Pasien
TOTAL N1 N2 N3

Nilai : N1+N2+N3 =
7

Diketahui, Jambi, 14 September 2023


Ka. Prodi Pendidikan Profesi Bidan CI Akademik

Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes


NIK. 1010300715008 NIDN: 1005109001
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI

LEMBAR BIMBINGAN PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2023-2024

Nama : Kelompok Pranikah Ruangan : Pustu Pulau Tengah


Stase : Asuhan Kebidanan Pranikah dan Prakonsepsi
CI Akademik : Bdn. Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes

No Hari/Tanggal Follow Up Pembimbing TTD CI Akademik

1.

2.

3.

Diketahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn. Devi Arista,S.Keb.,M.Kes


NIK. 1010300715007
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158
PENGARUH KONSELING IMUNISASI TT TERHADAP PENGETAHUAN CALON
PENGANTIN (CATIN)

Putri Santy

Poltekkes Kemenkes Aceh

Email Korespondensi: putri.santy@poltekkesaceh.ac.id

Disubmit: 14 Maret 2022 Diterima: 0 6 A p r i l 2 0 2 2 Diterbitkan: 01 Mei 2022


DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v4i5.6345

ABSTRACT

The implementation of the tetanus toxoid immunization program for women


reproductive age (WUS) and pregnant women is one of the efforts to control
tetanus infection which causes maternal and infant mortality. The coverage of
Td immunization at Td1 to Td5 status WUS in 2019 is still very low, which is less
than 10%, TT5 coverage is 8.02%. The low coverage of the TT immunization of
the bride and groom is due to the lack of clear knowledge of the bride and groom
about the TT immunization program. Counseling for WUS can be done to
influence a person's level of knowledge about health. This study was aimed at
finding out the provision of TT immunization counseling on the knowledge of the
prospective bride. This research belonged to a quasi-experimental with a
pretest-posttest control group design. The population in this study is prospective
brides who register their marriages at the KUA, Darussalam District, Aceh Besar
Regency, totaling 30 people who are divided into two groups. The treatment
group was given counseling about TT immunization for the bride and groom.
Consecutive sampling was taken according to the inclusion and exclusion criteria
that had been set until the number of samples was met. Data analysis using
Paired t-test parametric test because the data is normally distributed. The
obtained significant value (p) of the treatment group of before and after given
counseling was 0.000 lower than 0.05 (p=0.000 <0.05). There is an effect of giving
given counseling for the bride on the knowledge about TT immunization. Increase
the cooperation of the KUA with the Puskesmas in increasing the knowledge of
prospective brides about TT immunization through the provision of counseling in
the SUSCATIN program.

Keywords : Counseling, Tetanus toxoid immunization, brides

ABSTRAK

Pelaksanaan program imunisasi tetanus toksoid bagi wanita usia subur (WUS) dan
ibu hamil merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi tetanus yang
menyebabkan kematian ibu dan bayi. Cakupan imunisasi Td pada status Td1
sampai Td5 pada WUS tahun 2019 masih sangat rendah yaitu kurang dari
10%, cakupan TT5 sebesar 8,02%. Rendahnya cakupan imunisasi TT calon
pengantin disebabkan ketidaktahuan calon pengantin tentang program imunisasi
TT secara jelas. Pemberian konseling pada WUS dapat dilakukan untuk
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang kesehatan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling imunisasi TT
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158
terhadap pengetahuan calon pengantin wanita. Jenis penelitian ini adalah
Quasy-Eksperimental Design dengan rancangan penelitan Pretest-Posttest
Control Group Design. Populasi adalah calon pengantin wanita yang
mendaftarkan pernikahan di KUA Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar
berjumlah 30 orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok perlakuan
diberikan konseling tentang imunisasi TT untuk calonsss pengantin. Pengambilan
sampel secara consecutive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
yang sudah ditetapkan sampai jumlah sampel terpenuhi. Analisa data
menggunakan Uji parametrik Paired t-test karena data berdistribusi normal. Nilai
signifikan pada kelompok perlakuan terhadap pengetahuan calon pengantin
wanita sebelum dan sesudah diberikan konseling adalah p = 0,000 lebih kecil dari
nilai 0,05. Terdapat pengaruh pemberian konseling pada calon pengantin wanita
terhadap pengetahuan tentang imunisasi TT. Meningkatkan kerjasama pihak KUA
dengan Puskesmas dalam meningkatkan pengetahuan calon pengantin tentang
imunisasi TT melalui pemberian konseling dalam program SUSCATIN.

Kata Kunci: Konseling, Imunisasi TT, Calon pengantin


Diperkirakan kematian tetanus
pada neonatus sebesar 248.000
PENDAHULUAN kematian per tahun. Di negara
Program khusus bagi calon sedang berkembang seperti
pengantin perempuan yang Indonesia, insiden dan angka
digalakkan oleh pemerintah kematian dari penyakit tetanus
bekerjasama dengan Kementerian masih cukup tinggi. Oleh karena
Agama yaitu pemberian itu tetanus masih merupakan
imunisasi TT. Kegiatan ini masalah kesehatan
bertujuan untuk menjamin atau (Subagiartha, 2018).
melindungi calon ibu terhadap Kekebalan terhadap tetanus hanya
infeksi tetanus. pemberian dapat diperoleh melalui imunisasi
imunisasi TT pada calon pengantin tetanus toxoid. Ibu hamil yang
juga dapat meningkatkan daya mendapatkan imunisasi tetanus toxoid
tahan tubuh untuk dalam tubuhnya akan membentuk
mempersiapkan kehamilan guna antibodi tetanus (
melindungi janin hingga mampu Batubara, N. S., & Siregar, R. A.
menurunkan angka resiko terkena 2021; Prawirohardjo, 2010). Didapatkan
tetanus neonatorum (Kementerian upaya mengendalikan infeksi tetanus
Kesehatan RI, 2017). Infeksi yang merupakan salah satu faktor risiko
tetanus merupakan salah satu kematian ibu dan kematian bayi, maka
penyebab kematian ibu dan dilaksanakan program imunisasi tetanus
kematian bayi (Sari, S. N. 2017; toksoid difteri bagi wanita usia subur
Lestari, 2020). (WUS) dan ibu hamil. Peraturan Menteri
Jumlah kematian yang Kesehatan Nomor
diakibatkan oleh tetanus 12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan
berjumlah 800.000-1.000.000 imunisasi mengamanatkan bahwa
orang per tahunnya di seluruh wanita usia subur dan ibu hamil
dunia. Pada negara berkembang merupakan salah satu kelompok
sebagian besar kasus kematian populasi yang menjadi sasaran imunisasi
karena tetanus terjadi pada lanjutan. Imunisasi lanjutan merupakan
neonatus, dan tetanus pada ulangan imunisasi dasar untuk
neonatus adalah penyebab mempertahankan tingkat kekebalan dan
kematian kedua di seluruh dunia untuk memperpanjang usia
pada penyakit- penyakit yang perlindungan (Kementerian
dapat dicegah melalui vaksinasi.
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

Kesehatan RI, 2020). Pelaksanaan yang dilakukan oleh Azzahra


imunisasi TT bagi calon pengantin telah (2016) tentang pengaruh konseling
diatur dalam ketetapan terhadap pengetahuan. (Azzahra
Kementerian Agama No. 2 Tahun & Muniroh, 2015).
1989 tentang imunisasi TT calon Jumlah Wanita Usia Subur
pengantin bahwa setiap calon pengantin (WUS) di Kecamatan
sudah diimunisasi TT sekurang- Darussalam pada tahun 2018
kurangnya 1 bulan sebelum pasangan adalah 4099 orang. Data catin
tersebut mendaftarkan diri untuk yang melakukan imunisasi TT di
menikah di KUA dengan dibuktikan Puskesmas Darussalam pada bulan
berdasarkan surat keterangan Oktober 2018, dari 16 catin yang
imunisasi/kartu imunisasi calon terdaftar di KUA, yang
pengantin (Raidanti, D. 2019; Sawitri & mendapatkan imunisasi TT1
Farida, 2019). berjumlah 16 orang dan yang
Cakupan imunisasi Td pada kembali melaksaanakan TT2
status Td1 sampai Td5 pada berjumlah 6 orang. Setelah
wanita usia subur tahun 2019 mendapatkan imunisasi TT1,
masih sangat rendah yaitu banyak yang tidak kembali untuk
kurang dari 10% jumlah seluruh melakukan imunisasi TT2.
WUS. Cakupan Td5 sebesar 8,02% Berdasarkan hasil wawancara yang
dengan cakupan tertinggi di dilakukan pada 5 orang catin
Provinsi Jawa Timur sebesar yang datang ke puskesmas saat
51,61% (Kementerian Kesehatan melakukan imunisasi TT, hanya 2
RI, 2020). Angka ini menunjukkan orang yang mengatakan mengerti
bahwa kesadaran akan pentingnya apa itu imunisasi TT, selebihnya
imunisasi TT bagi wanita usia mengatakan mereka tidak tahu
subur masih sangat kurang. apa tujuan dilakukan imunisasi TT,
Rendahnya cakupan imunisasi TT mereka hanya datang untuk
calon pengantin disebabkan mendapatkan imunisasi TT karena
ketidaktahuan calon pengantin merupakan salah satu syarat
tentang program imunisasi TT kelengkapan pendaftaran
secara jelas. Diantara sampel yang pernikahan yang diminta oleh
diteliti mengatakan bahwa KUA. Hal ini menarik perhatian
mereka tidak mengetahui tujuan penulis untuk melakukan
dan manfaat imunisasi TT. Mereka penelitian tentang “Pengaruh
datang ke Puskesmas untuk Konseling Imunisasi TT Terhadap
imunisasi sebagai syarat yang Pengetahuan Calon
harus diikuti sebelum menikah Pengantin (CATIN)”.
(Sawitri & Farida, 2019).
Rendahnya pengetahuan calon
pengantin tentang imunisasi TT
dipengaruhi oleh tingkat
KAJIAN PUSTAKA Imunisasi Toksoid
pendidikan yang rendah,
Tetanus (TT) Catin/ibu hamil adalah
kurangnya informasi serta
pemberian vaksin TT pada ibu hamil
kurangnya rasa keingintahuan
sebanyak 5
pada calon pengantin ( Lubis, N. L.
2016; Khairannisa & Armi, 2013). dosis dengan interval tertentu (yang
dimulai saat dan atau sebelum
Pemberian konseling
kehamilan) dengan tujuan memberikan
dapat mempengaruhi tingkat
kekebalan tubuh pada ibu hamil agar
pengetahuan seseorang,
janin terhindar dari Tetanus Neonatorum
sebagaimana dalam penelitian
(Kementrian
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

Kesehatan Republik Indonesia, penelitian ini adalah Accidental


2020). Sampling. Pada teknik ini semua
Pemerintah membuat program subyek yang berkunjuang ke KUA
khusus imunisasi lanjutan yang
merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk menjamin atau melindungi HASIL PENELITIAN
seseorang dari penyakit yang dapat Kecamatan Darussalam yang memenuhi
dicegah dengan imuniasi salah satunya syarat penelitian direkrut.
adalah imunisasi TT yang diberikan pada Semua responden dilakukan
wanita pranikah untuk mendapat
penilaian awal (pre-test)
perlindungan dan kekebalan di masa-
menggunakan kuesioner.
masa kehamilan dan juga dapat
Selanjutnya responden di bagi menjadi
melindungi banyinya sehingga mampu
dua kelompok yaitu kelompok perlakuan
menurunkan angka resiko terkena
dan kelompok kontrol. Responden pada
tetanus neonatorum (Kementerian
kelompok perlakuan diberikan konseling
Kesehatan RI, 2017).
tentang imunisasi TT selama 15 menit.
Pemberian konseling dapat
Dalam proses konseling, peneliti
mempengaruhi tingkat pengetahuan
menjelaskan pengertian, tujuan,
seseorang. Konseling sebagai proses dua
manfaat, cara penggunaan imunisasi TT
arah bertujuan untuk menanamkan dan
bagi calon pengantin. Terdapat lembar
meningkatkan pengetahuan sebagai
balik tentang imunisasi TT sebagai
tahap awal dalam proses perubahan
panduan peneliti dalam memberikan
perilaku (Nurhidayah, A. 2020; Iriantika,
konseling secara sistematis. Sedangkan
K. A., & Margawati, A. 2017).
pada kelompok kontrol tidak diberikan
Upaya untuk meningkatkan
perlakuan apapun. Selanjutnya
pengetahuan seseorang dapat
dilakukan evaluasi pada kedua kelompok
diberikan penyuluhan dengan
(post-test) dengan menggunakan
metode berupa konseling dan
kuesioner. Evaluasi pada kedua
leaflet, poster, televisi, radio,
kelompok dilakukan dua minggu stelah
ceramah/pidato, dan dalam
perlakuan.
bentuk seminar dengan tujuan
agar dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang,
mengubah perilaku dan persepsi
hingga menanamkan tingkah
laku/kebiasaan yang baru (Prasko,
P., Santoso, B., & Sutomo, B. 2016;
Notoatmodjo, 2012).

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian quasi-eksperimen
dengan pendekatan pre-Test dan
Post-Test control group design ini
melibatkan calon pengantin
wanita yang mendaftarkan
pernikahan di Kecamatan
Darussalam Kabupaten Aceh Besar
berjumlah 30 responden. Tehnik
pengambilan sampel dalam
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

Analisa data pada penelitian ini


menggunakan uji parametrik Paired t-
test karena data berdistribusi
normal.
Berdasarkan Tabel 1 diatas konseling dan kontrol sama yaitu >20
menggambarkan karakteristik tahun, masing-masing sebanyak
responden dilihat dari kelompok 100% dan 93,3%. Mayoritas tingkat
umur, menunjukkan bahwa Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
mayoritas umur responden kelompok bahwa adanya peningkatan rata-rata
Tabel 1.Karakteristik Responden

Karakteristik Kelompok Konseling Kelompok Kontrol


No
N % N %
Responden
1 Umur
0 0 1 6,7
< 20 tahun
≥ 20 tahun 15 100 14 93,3
2 Pendidikan
Tabel 4. Hasil Uji Paired T-Test Tingkat Pengetahuan Tentang Imunisasi TT
Sebelum dan Sesudah diberikan Konseling pada Calon Pengantin Wanita Di KUA
Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar
Kelompok Konseling Mean ± SD CI 95% Sig
Sebelum 78.67 ± 6.39
-9.748 – -3.58 0,000
Sesudah 85.33 ± 6.93
Berdasarkan tabel 4 pengetahuan sebelum dan
Dasar 1 0
menunjukkan bahwa nilai sesudah diberikan konseling pada
Menengah ,3 ,3
signifikan lebih kecil dari nilai calon pengantin
Tinggi 6 40,1 7 46,7 wanita di KUA
0,05 yang berarti bahwa terdapat
6,6 Kecamatan 0 Darussalam
perbedaan tingkat
8 53 8Kabupaten Aceh
53 Besar.

PEMBAHASAN
pendidikan responden pada kedua
Hasilberpendidikan
kelompok sama yaitu penelitian menunjukkan 18,93 serta nilai p=0,000
adanya kenaikan
menengah sebanyak 53,3%. rata-rata tingkat (<0,05). Pengetahuan seseorang
pengetahuan calon pengantin bertumpu pada keterampilan
tentang imunisasi TT setelah komunikasi dari sumber
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Uji Pre-Test Daninformasi,
Post-Testsuasana,
Tingkat dan hubungan
mendapatkan konseling.
Pengetahuan Calon Pengantin Wanita pada Kelompok Perlakuan
antar manusia dan 2017).
(Gusti,
Penelitian ini sejalan dengan
Kelompok Kontrol Di KUA Kecamatan Darussalam Kabupaten KonselingAceh Besarmengenai
penelitian sebelumnya bahwa ada
pengaruh pemberian promosi imunisasi TT yang diberikan pada
kesehatan menggunakan metode Perlakuan
calon pengantin wanita
Pengetahuan merupakan komunikasi dua
konseling terhadap peningkatan
pengetahuan ibu hamilKelompok Konseling arah Kelompok
tentang
secara Kontrol
Pre Test munisasi dasar di interpersonal dengan suasana
wilayah
- Rata-Rata 78.67 tenang, dimana
65.33 calon pengantin
kerja Puskesmas Nanggalo
- SD wanita dapat Post langsung
Padang. Didapatkan hasil6.39 dari 70 12.88
Test sampel yang diteliti, nilai mean menanyakan kepada konselor
- Rata-Rata 85.33konseling
68.33 15,79 dan tentang imunisasi TT. Jika dilihat
rank sebelum
dari pendidikan responden,
- SD 6.93 di
setelah 6.98
berikan konseling
rata-rata memiliki
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

tingkat pengetahuan sebelum


dengan setelah diberikan konseling
pada kelompok perlakuan dengan
selisih rata-rata 6.66.
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

tingkat pendidikan menengah. dilakukan secara langsung dengan


Individu dengan lulusan SMA cara bertatap muka dengan konselor
sederajat diharapkan memiliki daya dan dapat mengajukan pertanyaan
terima akan informasi lebih baik apabila ada yang kurang dipahami.
dibandingkan dengan individu Akan tetapi, konseling hanya
berpendidikan dasar. memanfaatkan pendengaran dan
Sesuai dengan pendapatnya dibutuhkan pemahaman yang cepat
Ajmal et al., (2019) pendidikan, sosial terhadap informasi yang diberikan
ekonomi dan pekerjaan berpengaruh (Amti et al., 2004). penggunaan
terhadap pengetahuan perempuan media sebagai alat bantu dalam
usia reproduksi (15-49 tahun) tentang pemberian konseling sangat
tetanus neonatorum dan imunisasi TT. dibutuhkan. Media ini membantu
Pada penelitian ini juga diperoleh petugas dalam menyampaikan
hasil bahwa sebagian besar informasi-informasi yang dibutuhkan
perempuan (99,71%) tidak diberikan oleh individu.
pengetahuan tentang pentingnya Calon pengantin yang
melakukan imunisasi TT oleh petugas mendaftarkan diri ke KUA akan
kesehatan. mendapatkan nasehat atau
Pada penelitian ini terjadi pendidikan. Hal ini sesuai dengan
kenaikan rata-rata nilai Peraturan Dirjen Bimbingan
pengetahuan sebesar 6,66, dimana Masyarakat Departemen Agama Tahun
sebelum perlakuan rata-rata tingkat 2019 melalui program
pengetahuan responden 78,67 dan SUSCATIN (Kursus calon pengantin)
setelah konseling sebesar 85,33. yang bertujuan untuk
Promosi kesehatan dengan teknik mempersiapkan keluarga yang sehat.
konseling terbukti efektif Study kualitatif yang dilakukan oleh
meningkatkan pengetahuan calon Nurasiah (2016), pendidikan
pengantin wanita tentang imunisasi kesehatan reproduksi dalam
TT. konseling yang diberikan selama kegiatan SUSCATIN tidak dilaksanakan
15 menit kepada calon pengantin dengan baik, hanya pemberian materi
wanita mampu meningkatkan sekilas oleh petugas KUA. Dari
pemahaman wanita tentang tujuan, penelitian ini diharapkan pada sesi
manfaat, dosis pemberian dan waktu program SUSCATIN, petugas
yang tepat mendapatkan imunisasi Puskesmas diberikan waktu untuk
TT. Konseling merupakan proses mengisi materi tentang kesehatan
pemberian informasi yang lebih reproduksi. Kegiatan ini juga
objektif dan lengkap yang dilakukan diharapkan mampu mengakomodir
secara sistematik berdasarkan kebijakan pemerintah untuk
panduan keterampilan komunikasi kewajiban imunisasi TT bagi calon
interpersonal, teknik bimbingan, pengantin.
penguasaan pengetahuan klinik, Pada penelitian ini, peneliti
yang bertujuan membantu klien berasumsi bahwa pemberian
mengenali kondisinya, masalah yang konseling efektif dalam
dihadapi klien dan membantunya meningkatkan pengetahuan calon
untuk menentukan solusi dan jalan pengantin tentang imunisasi TT
keluar dalam upaya mengatasi karena umur dan tingkat pendidikan
masalah-masalahnya (Pieter, 2012). yang dimiliki oleh responden
Konseling memiliki beberapa berpengaruh terhadap daya ingat
kelebihan antara lain dapat dan konsentrasi selama sesi
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

konseling. Responden pada awalnya mengikuti proses pemberian


datang untuk imunisasi TT sebagai pendidikan kesehatan akan lebih
kewajiban melengkapi berkas yang di memahami informasi yang diberikan.
minta oleh pihak KUA, setelah Unsur keterpaksaan juga menjadi
pemberian konseling mereka salah satu faktor yang dapat
memahami bahwa TT sangat mempengaruhi pengetahuan
bermanfaat sebagai perencanaan seseorang.
kehamilan yang sehat. Pada beberapa
responden yang mengalami KESIMPULAN
penurunan nilai pengetahuan Terdapat pengaruh konseling
disebabkan partisipasi responden dan imunisasi TT dengan pengetahuan
motivasi dalam keikutsertaan dalam calon pengantin di Kecamatan
penelitian ini yang kurang. Calon Darussalam Kabupaten Aceh Besar.
pengantin yang bersungguh-sungguh
Kecamatan
Padangsidimpuan Angkola
DAFTAR PUSTAKA Julu Tahun 2020. Jurnal
Ajmal, K. B. E., Azam, N., Perviaz, Pengabdian Masyarakat
F., Akhtar, S. S., Mahmood, Aufa (JPMA), 3(1), 76-83.
H., Gusti, D. (2017). pengaruh
& Yousaf, S. (2019). promosi kesehatan
Knowledge menggunakan metode
Attitude and Practices kondeling terhadap
Regarding Tetanus Toxoid penigkatan pengetahuan ibu
Vaccination in hamil tentang imunisasi
Reproductive dasar anak diwilayah kerja
Age Women (15-49). a puskesmas Nanggalo Padang.
Descriptive Crosssectional XI(78), 23–29.
Study in Pak Emirates Military Iriantika, K. A., & Margawati, A.
Hospital, Rawalpindi. (2017). Studi kualitatif
Pakistan Armed Forces pengaruh pemberian
Medical Journal, konseling gizi terhadap
2, S334. perubahan sikap dan
pemilihan makan pada
Amti, Erman, & Prayitno.
remaja putri overweight.
(2004).
Journal of Nutrition College, 6(1),
Layanan bimbingan dan
19-27.
konseling kelompok.
Kementerian Kesehatan RI. (2017).
Azzahra, M. F., & Muniroh, L.
Peraturan Mentri Kesehtan
(2015). Pengaruh konseling
Republik Indobesia Tentang
terhadap pengetahuan
dan sikap pemberian MP- Penyelenggaraan Imunisasi.
ASI. Media Gizi Indonesia, Kementerian Kesehatan RI. (2020).
10(1), 20–25. Profil Kesehatan Indonesia
Batubara, N. S., & Siregar, R. Tahun 2019.
A. (2021). Penyuluhan Kementrian Kesehatan Republik
Tentang Indonesia. (2020). Profil
Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Kesehatan Indonesia 2019.
DI Khairannisa, K., & Armi, Y. (2013).
Desa Joring Natobang Gambaran Pengetahuan Wanita
Usia Subur Pra-Nikah Tentang
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 5 MEI 2022] HAL 1151-1158

Imunisasi Tt (Catin) Sebelum metode audio visual dan


Menikah Di Jorong Kuranji demonstrasi terhadap
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima pengetahuan menyikat gigi
Puluh Kota Tahun 2013. pada anak sekolah dasar.
Jurnal Kesehatan, 4(1). Jurnal Kesehatan Gigi,
Lestari, T. R. P. (2020). Pencapaian 3(2), 53-57.
Status Kesehatan Ibu Dan Bayi Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu
Sebagai Salah Satu Perwujudan Kebidanan. PT. Bina Pustaka
Keberhasilan Program Kesehatan Sarwono Prawirohardjo.
Ibu Dan Anak. Raidanti, D. (2019). Hubungan
Kajian, 25(1), 75-89. Aksesibilitas, Dukungan Tenaga
Lubis, N. L. (2016). Psikologi Kespro. Kesehatan dan Persepsi
Wanita dan Perkembangan Terhadap Pelaksaan Imunisasi Tt
Reproduksinya: Ditinjau dari Pra Nikah Di Puskesmas Sukamulya
Aspek Fisik dan Psikologinya. Kecamatan
Kencana. Sukamulya Kab. Tangerang Tahun
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi 2017. Jurnal Ilmiah Kesehatan
kesehatan dan perilaku Delima, 3(1), 52-65. Sawitri, S., &
kesehatan. Rineka Cipta. Farida, I. (2019). Gambaran
Nurasiah, A. (2016). Efektivitas Persepsi Petugas
Pendidikan Kesehatan Puskesmas Dan Petugas Kantor
Reproduksi Terhadap Urusan Agama (Kua) Dalam
Pengetahuan Dan Sikap Pelaksanaan Program Imunisasi
Pasangan Calon Pengantin Di Tetanus Toxoid (Tt) Pada Calon
Kantor Urusan Agama Pengantin Wanita Di Kota Tangerang
Kecamatan Kuningan Selatan Tahun 2011.
Kabupaten Kuningan Indonesian Journal of
Tahun 2015. Midwife Reproductive Health, 3(3), 132–
Journal, 2(1), 142.
44–53. Sari, S. N. (2017). Analisis Faktor
Nurhidayah, A. (2020). Efektivitas Risiko Kematian Bayi Penderita
Pemberian Konseling Tetanus Neonatorum Di Provinsi
Gizi Jawa Timur. Jurnal Berkala
Dengan Media Lembar Balik Epidemiologi, 5, 195-206.
“PADAM” Terhadap Subagiartha, I. M. (2018). NLaporan
Pengetahuan dan Perubahan Kasus Tatalaksana Tetanus
Kadar Gula Darah pada Generalista Ec Vulnus Ichtium
Penderita Diabetes Melitus Region Manus etra Digiti.
Dengan Hiperglikemia di
Puskesmas Sleman (Doctoral
dissertation, Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta).
Pieter, H. . (2012). Pengantar
Komunikasi dan Konseling
dalam Praktik Kebidanan.
Suatu Kajian Psikologi.
Kencana Prenada Media
Group.
Prasko, P., Santoso, B., & Sutomo,
B. (2016). Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai