Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn.

T DENGAN KECEMASAN
PERSIAPAN PRANIKAH DI RUANG KIA-KB
PUSKESMAS SIMPANG TIGA PEKANBARU
19 Juni 2023 s/d 30 Juni 2023

LAPORAN KASUS PRAKTEK PROFESI BIDAN


STASE PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI

Oleh:

1. YANTI SUSILAWATI
2. SARAH FITRIA
3. JUMIATI
4. INA FAHROZA
5. SUMIA ARSITA SARI
6. RIANA AINI
7. ZULHIDDA

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2022-2023

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Kelompok Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru


Program Studi : Profesi Bidan
Judul : Asuhan Kebidanan pada Nn. T dengan Kecemasan
Persiapan
Pranikah di Ruang KIA-KB Puskesmas Simpang Tiga
Pekanbaru

Laporan Kasus ini telah disetujui dan diperiksa untuk dilaksanakan Presentasi
pada tanggal
17 Juli 2023

Pekanbaru, Juli 2023

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(Mira Tisdawaty, S.Tr.Keb) (Bdn. Desi Nindya Kirana, SST., M.Kes)


NIP. 196910311691022002 NIDN. 1025128901

LEMBAR PENGESAHAN

2
Nama : Kelompok Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru

Program Studi : Profesi Bidan

Judul : Asuhan Kebidanan pada Nn. T dengan Kecemasan

Persiapan

Pranikah di Ruang KIA-KB Puskesmas Simpang Tiga

Pekanbaru

Laporan Kasus ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan Pembimbing

pada tanggal Juli 2023

Mengesahkan:

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(Mira Tisdawaty, S.Tr.Keb) (Bdn. Desi Nindya Kirana, SST., M.Kes)


NIP. 196910311691022002 NIDN. 1025128901

Diketahui Oleh:
Ketua Prodi Kebidanan dan Profesi Bidan

(Bdn. Busyra Hanim, SST., M.Keb)


NIDN. 1017117801

KATA PENGANTAR

3
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan kasus pada Stase Pranikah dan Prakonsepsi yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Nn. T dengan Kecemasan Persiapan PraNikah di
Ruangan KIA-KB Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru 19 Juni 2023 s/d 30
Juni 2023”.
Dalam pembuatan laporan kasus ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga laporan kasus ini dapat diselesaikan. Sehubungan
dengan itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak yang telah
membantu:
1. Ir. Ahmad Kurnia sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Payung Negeri Pekanbaru
2. Dr. Hj. Deswinda, S.Kep., Ns, M.Kes sebagai Ketua STIKes Payung Negeri
Pekanbaru yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada civitas
akademika STIKes Payung Negeri.
3. Bdn. Busyra Hanim, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan
dan Profesi Bidan yang telah memfasilitasi mahasiswa dalam praktek Profesi
Bidan ini.
4. Bd. Islah Wahyuni, SSiT, M.Biomed selaku koordinator praktek klinik Profesi
Bidan yang telah membantu mengkoordinir pelaksanaan praktek klinik Profesi
Bidan ini
5. Bdn. Desi Nindya Kirana,SST, M.Kes, Selaku Pembimbing Akademik yang
telah meluangkan banyak waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan kritik
dan saran serta pengarahandemiperbaikan dan kesempurnaan laporan kasus
iniselama praktek Profesi Bidandi RuanganPoliklinikKebidananPuskesmas
Rumbai Pekanbaru.
6. Bidan Mira Tisdawaty,S.Tr.Keb, selaku Clinical Instructur Lapangan yang
telah meluangkan waktu ,memberikan kritikan dan saran untuk membimbing
dan mengarahkan penulis selama praktek di ruangan KIA- KB Puskesmas
Simpang Tiga Pekanbaru.
7. Staff Dosen Profesi Bidan STIKes Payung Negeri Pekanbaru. yang telah
memberikan pengetahuan dan masukan kepada penulis selama mengikuti
pendidikan STIKes Payung Negeri Pekanbaru Pekanbaru
8. Nn,Tami dan keluarga responden atas kerja samanya yang baik.

4
Dalam penyusunan laporan kasus ini, kami menyadari bahwa penulisan masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan kasus ini.

Pekanbaru, Juli 2023


Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. i

5
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. ii

KATA PENGANTAR.......................................................................... iii

DAFTAR ISI......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................... 3
D. Manfaat..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN KASUS................................................................ 4
A. Pengertian Pranikah………………………………………………... 4
B. Kondisi/Penyakit yang Perlu Diawasi pada Catin…………….. 5
C. Teori Evidance Based Midwifery pada Pranikah……………... 6
BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................. 7
A. Pengkajian................................................................................. 8
B. Manajemen Asuhan Kebidanan (SOAP).................................. 9
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................... 10
BAB V KESIMPULAN........................................................................ 11
Daftar Pustaka
Lampiran

BAB I
PENDAHULUAN

6
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan konseling calon pengantin dilakukan untuk
mempersiapkan calon pengantin khususnya perempuan dalam menjalani
kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang
sehat. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah toksin kuman tetanus
yangt e l a h d i l e m a h k a n d a n d i m u r n i k a n y a n g d i b e r i k a n p a d a b a y i ,
a n a k d a n i b u sebagai usaha memberikan perlindungan terhadap penyakit
tetanus. ImunisasiT e t a n u s T o k s o i d i n i j u g a d i b e r i k a n p a d a i b u
hamil dan wanita akan menikah (calon pengantin).
T u j u a n I m u n i s a s i T e t a n u s T o k s o i d i n i   u n t u k   melindungi ibu
dan bayi dari penyakit tetanus karena antibodi dihasilkan danditurunkan pada
bayi melalui plasenta dan mengurangi resiko tetanus pada neonatal (Ida
Wijayanti et al, 2013).Data dari WHO menghitung insidensi secara global
kejadian tetanus didunia secara kasar berkisar antara 0,5 – 1 juta kasus dan
Tetanus Neonatorum(TN) terhitung sekitar 50% dari kematian akibat
tetanus di negara-negara berkembang.
Perkiraan insidensi tetanus secara global adalah 18 per 100.000
populasi pertahun(ida wijayanti et al 2013).Kasus tetanus neonatorum
banyak ditemukan di negaraberkemnang khususnya Negara dengan
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Pada tahun
2014, dilaporkan terdapat 84 kasus dengan demikian CFR tetanus
neonatorum pada tahun 2014sebesar 64,3% meningkat dibandingkan
tahun 2013 yang sebesar 53,8%.Gambaran kasus menurut factor resiko
status imunisasi menunjukan bahwa sebanyak 54 kasus (74%) terjadi
pada kelompok yang tidak di imunisasi.Sebanyak 51 kasus (68,9%)
melakukan pemeriksaan kehamilan dengan dokter/bidan/perawat.

Menurut factor penolong persalinan,50 kasus (68,5%) ditolong


oleh penolong persalinan tradisional,misalnya dukun.Menurut alat yang
digunakan untuk pemotongan tali pusat sebagian besar kasus dilakukan

7
pemotongan tali pusat dengan gunting yaitu 46 kasus (59%)
(Kemenkes,2014).
Menurut BKKBN penyebab langsung kematian ibu di Ind
o n e s i a adalah pendarahan, hipertensi saat kehamilan, dan infeksi.
MenurutRiskesdas penyebab kematian bayi ini salah satunya adalah tetanus Neon
atorum.Proporsi infeksi Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi
tidak m e m i l i k i   k e k e b a l a n   a l a m i a h   t e r h a d a p   T e t a n u s   y a n g   d i t u r u n
kan melaluiibunya. Kekebalan alamiah ini diperoleh ibu melalu
i   i m u n i s a s i   T e t a n u s Toksoid (TT) dengan dosis dan waktu interval
minimal tertentu. Imunisasimerupakan salah satu solusi untuk mencegah
terjadinya TN. Ibu hamil pentingmendapat imunisasi untuk mencegah
terjadi Tetanus pada ibu dan bayinya.Meskipun imunisasi tetanus pada
ibu hamil dinilai sangat penting sebagai bentuk pencegahan Tetanus
pasca persalinan,maupun pada bayi yang dilahirkan sang ibu,
pemanfaatan imunisasi TT pada ibu hamil dinilai masih kurang
optimal(Pratiwi C,2013).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Nn,T dengan Kecemasan
Persiapan Pranikah di Ruang KIA-KB Puskesmas Simpang Tiga
Pekanbaru?

C. Tujuan
1. Umum
Melakukan asuhan kebidanan pranikah dengan menggunakan metode
SOAP dan Catatan Implementasi.

2. Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada CATIN
b. Mahasiswa Mampu mengobservasi Data Objektif pada CATIN

8
c. Mahasiswa mampu melakukan Asessment pada CATIN
d. Mahasiswa mampu melakukan Penatalaksanaan pada Konseling pra
nikah
D. Manfaat
1. Klien
Dapat menambah pengetahuan tentang mengatasi kecemasan persiapan
pranikah sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang persiapan
pranikah dan prakonsepsi yang sehat.
2. Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi pada catin
b. Mampu melakukan manajemen kebidanan pranikah dan prakonsepsi
menggunakan metode SOAP dan catatan Implementasi
3. Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan bagi bidan dalam memberikan Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi tentang pranikah sehingga meningkatkan
pengetahuan catin dalam mempersiapkan diri pada pranikah dan
prakonsepsi yang terencana dan sehat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

9
A. Pengertian PraNikah
Pranikah adalah masa sebelum adanya perjanjian antara laki-laki dan
perempuan, tujuannya untuk bersuami istri dengan resmi berdasarkan
undangundang perkawinan agama maupun pemerintah.Dari pengertian ini, maka
yang dimaksud dengan konseling pranikah ialah proses pemberian bantuan
terhadap individu, sebelum melangsungkan kehidupan berumah tangga dan
memberikan petunjuk untuk dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat. Bimbingan pranikah adalah nasehat yang diberikan kepada pasangan
sebelum menikah, menyangkut masalah medis, psikologis, seksual, dan sosial.
Jadi, Konseling Pranikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon
pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tentangan yang akan
dihadapi khususnya mencakup masalah kesehatan dalam reproduksi.
Agar ibu dan bayi sehat, setiap kehamilan harus
diinginkan,direncanakan,dan dijaga perkembangannya dengan baik. CATIN harus
mengetahui tentang kesehatan diri dan pasangan yaitu: Kesehatan reproduksi,
Kondisi penyakit yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi, seperti anemia,
Kekurangan gizi, Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HIV AIDS,penyakit
menular lainnya, penyakit tidak menular dan penyakit genetic.
a) Pernikahan yang ideal yaitu kehidupan berkeluarga harus didasari rasa kasih
sayang ,saling menghargai, dan menghormati pasangan.
b) Selama pernikahan pasangan harus mengendalikan ego, mengambil keputusan
bersama, dan saling menghormati keputusan pasangan. Pernikahan harus
terbebas dari: Kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan
seksual,penelantaran rumahtangga, dan Eksploitasi.
c) Menjaga kesehatan Yaitu melakukan aktifitas fisik teratur, makan makanan
gizi yang seimbang,cek kesehatan secara rutin, hindari rokok, NAPZA dan
minuman beralkohol

d) Perencanaan Kehamilan.
Setiap kehamilan harus direncanakan,diinginkan dan dijaga
perkembangannya dengan baik. Setiap CATIN harus dalam kondisi sehat

10
dan terhindar dari penyakit ketika mempersiapkan kehamilan.Perlu
diperhatikan bahwa usia CATIN perempuan <20 tahun: tundakehamilan
hingga berusia minimal 20 tahun.Bila catin mempunyai gangguan
kesehatan, makaharus mendapat pengobatan terlebih dahulu
sebelumhamil.Hindari kehamilan “4 Terlalu” terlalu muda (<20
tahun)Terlalu tua (>35 tahun)Terlalu dekat jarak kehamilan (<2
tahun)Terlalu banyak anak (>3 anak)·Dampak hamil terlalu muda/terlalu
tua:Kehamilan pada usia muda (<20 tahun), Kesulitan dalam persalinan,
hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia), keguguran, perdarahan,dan
risiko panggul sempit.Kehamilan pada usia tua (>35 tahun), Risiko
hipertensi dalam kehamilan, Diabetes Melitus,preeklamsia, Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR), dan bayi, lahir prematur.
e) Pelayanan kontrasepsi/KB
Kontrasepsi / KB berguna dalam merencanakankehamilan dengan
mengatur kapan waktu yang tepatuntuk hamil, mengatur jarak dan jumlah
anak.Pemeriksaan kesehatan,Pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
(jikadiperlukan), pemeriksaan status gizi, skrining danimunisasi Tetanus,
KIE/konseling, serta pengobatan/terapi dan rujukan sesuai indikasi.

B. Kondisi/Penyakit Yang Perlu Diwaspadai CATIN


Anemia dan Kekurangan Gizi,Kurangnya konsumsi makanan bergizi
seimbang dapatmengakibatkan Anemia (kadar hemoglobin/Hb &lt;12mg/dL) dan
kekurangan gizi. Kondisi ini dapatmengakibatkan perdarahan, keguguran, BBLR,
kelainan bawaan pada janin, dan stunting. HIV AIDS.Virus HIV dapat menular
melalui darah dan cairan tubuh,seperti cairan sperma, cairan vagina, dan air susu
ibu(ASI). Pasangan dengan HIV dapat memiliki bayi yangsehat dengan mengikuti
program PencegahanPenularan HIV dari lbu ke Anak (PPIA).

Infeksi Menular Seksual (IMS)Ditularkan melalui hubungan seksual.IMS


dapatmenyebabkan gangguan kesuburan, keguguran, dankecacatan pada bayi.
Hepatitis B.Penyakit yang menyerang organ hati dan disebabkan oleh virus
Hepatitis B, yang ditularkan melalui darah dancairan tubuh. lbu hamil yang

11
terinfeksi Hepatitis Bberisiko menularkan kepada bayi yang dikandungnya.
Diabetes Melitus (DM)/Kencing ManisPenyakit yang ditandai dengan
peningkatan kadar guladalam darah. Ibu hamil dengan DM berisiko
mengalamihipertensi dalam kehamilan, mempunyai bayi lahir besar, bayi kuning,
bayi lahir prematur dan bayi berisikomengidap diabetes saat dewasa.
Malaria.Disebabkan oleh parasit Plasmodium melalui gigitannyamuk
Anopheles betina.Malaria dalam kehamilandapat menyebabkan Anemia,
keguguran, risikoperdarahan, bayi lahir prematur dan BBLR. Penyakit
Genetik .Disebabkan oleh kelainan gen yang diturunkan. Jikasalah satu atau kedua
catin mengidap penyakit genetic (misalnya Talasemia, Hemofilia, dll), maka anak
yangdilahirkan berisiko menderita penyakit tersebut.(Kemenkes,2020).

C. Teori Evidence Based Midwifery pada PraNikah


1. Pengertian Imunisasi TT
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif umtuk mencegah penyakit
melalui pemberian kekebalan tubuh yang dilaksanakan secara terus
menerus ,menyeluruh dan dilaksanakan sesuai standar sehingga memberikan
perlindungn kesehatan dan memutus mata rantai penularan.Imunisasi Tetanus
Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan
terhadap Infeksi Tetanus.
2. Tujuan Imunisasi TT
Tujuan diberikan imunisasi Tetanus Toksoid adalah untuk melindungi bayi
baru lahir dari Tetanus Neonatorum,melindungi ibu terhadap kemungkinan
tetanus apabila terluka,pencegahan penyakit pada ibu hamil dan bayi kebal
terhadap kuman tetanus,serta untuk mengeliminasi penyakit tetanus pada bayi
baru lahir.

3. Sasaran dan Jadwal Pemberian


Imunisasi TT diberikan kepada mereka yang masuk dalam kategori Wanita
Usia Subur (WUS) yaitu wanita berusia 15-39 tahun, termasuk ibu hamil (bumil)
dan calon pengantin (catin). Waktu yang tepat untuk mendapatkan vaksin TT

12
sekitar dua hingga enam bulan sebelum pernikahan.Ini diperlukan agar tubuh
memiliki waktu untuk membentuk antibody. Imunisasi TT diberikan tidak hanya
satu kali guna mendapatkan perlindungan yang maksimal. Imunisasi dilakukan
sebanyak 5 kali dengan rentang jarak waktu tertentu.Berikut dapat dilihat waktu
pemberian imunisasi TT.
Tabel 1.Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Wanita Usia Subur (WUS)

5.ManfaatImunisasi TT
Imunisasi Tetanus Toksois mempunyai beberapa manfaat antara lain:
a. Melindungi bayi yang baru lahir dari Tetanus
Neonatorum .Tetanus Neonaterum adalah penyakit yang terjadi
pada bayi berusia kurang 1 bulan yang disebabkan oleh
clostridium tetani. Yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(racun) dan menyerang system syaraf pusat.
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus saat terluka
dalam proses persalinan
c. Untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat
terjadi pada vagina mempelai wanita yang di akibatkan
hubungan seksual pertama.
d. Mengetahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis
yang mungkin terjadi untuk mengambil tindakan antisipasi
yang semestinya sedini mungkin
e. Mencegah terjadinya toksoplasma pada ibu hamil
f. Mencegah penularan kuman tetanus ke janin melalui
pemotongan tali pusat

13
Manfaat –manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai
salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu
eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum.

2. Efek Samping Imunisasi TT


Kepada calon pengantin wanita imunisasi TT diberikan
sebanyak 2 x dalam interval 4 minggu. Imunisasi TT diberikan
kepada calon pengantin wanita dengan tujuan untuk melindungi
bayi yang akan lahir Dari penyakit tetanus neonatorum.Vaksin ini
disuntikan pada otot paha atau lengan dengan dosis 0,5 ml.
Efek Samping pada imunisasi TT adalah reaksi local pada
tempat penyuntikan,yaitu berupa kemerahan ,pembengkakan,dan
rasa nyeri.Banyak anggapan bahwa imunisasi TT bisa membuat
seseorang menjadi mandul dan ada juga orang-orang yang
beranggapan bahwa imunisasi TT merupakan alat kontrasepsi atau
KB,akan tetapi anggapan –anggapan itu adalah tidak benar.
Pemerintah bermaksud mencanangkan gerakan imunisasi
TT untuk melindungi bayi baru lahirdari resiko terkena tetanue
neonatorum.

a) Pelayanan konseling kesehatan calon pengantin dilakukan untuk


mempersiapkan calon pengantin khususnya perempuan dalam menjalani
kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi
yang sehat(Jurnal kebidanan Indonesia ,2020)
b) Tetanus Neonatorum adalah penyakit karena kuman Clostridium tetani
yang dapat meyebabkan kematian bayi baru lahir.Menurut Notoatmodjo,
(2003 ) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai informasi lebih
banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebh luas,sedangkan salah satu
partisipasi dalam pemberian imunisasi TT dipengaruhi oleh

14
pengetahuan .Menurut Ranuh (2001) Tujuan imunisasi TT adalah
merangsang system imunologi untuk membentuk antibody spesifik
sehingga melindungi tubuh dari serangan penyakit TT. Menurut
Gunawan (2002),pengalaman berkaitan dengan pendidikan dan
umur individu.ini berarti semakin pendidikan tinggi maka
pengalaman akan semaki luas dan semakin tua umur seseorang
maka pengalaman akan semakin banyak.(Susanti at al,2018)
c) Penelitian ini sejalan dengan Eni Susanti (2013) bahwa w
a n i t a   y a n g memiliki pengetahuan kurang tentang imunisasi Tetanus
Toxoid dan
tidak m e l a k s a n a k a n   i m u n i s a s i   T e t a n u s   T o x o i d p r a   n i k a h   s e b
a n y a k   3 1   o r a n g (96,9%) responden. Wanita yang memiliki
pengetahuan fisik tentang imunisasi TT dan tidak melaksanakan
imunisasi dan tidak melaksanakan imunisasi tetanus toksoid
pranikah sebanyak 17 orang (94,4%) responden.sedangkan
wanita yang memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi TT
tidak melaksanakan imunisasi Tetanus Toxoid sebanyak 2
orang(6,7%) responden. Dalam (Sitinjak, 2017)
d) Peneliti mengatakan bahwa pengetahuan Ibu Pra-nikah tentang
ImunisasiTT dapat dilihat dari hasil masih 34,6% ibu yang berpengetahuan
tinggi belum melakukan imunisasi TT dan ini disebabkan oleh ibu hanya
sekedar meminta kartu telah melakukan imunisasi TT kepuskesmas,ada
sebagianibu juga mengatakan tidak memiliki waktu luang untuk
melakukanimunisasi TT karna bekerja,dan sebagian ibu juga mengatakan
malasdengan alasan tidak berpengaruh terhadap ibu dan kehamilannya.
Dapatdilihat pula masih 33,3% ibu yang berpengetahuan rendah
belummelakukan imunisasi TT karna alasan tidak mengetahui
pentingnyaimunisasi TT untuk ibu dan kehamilannya,ada sebagian ibu
mengatakan bahwa ibu takut untuk disuntik
Asumsi peneliti bahwa semakin bayak responden yang memahami tentang
imunisasi TT, maka akan semakin positif pula sikap yang akan dilakukan
oleh responden dan akanmemahami manfaat akan dilakukannya tentang

15
imunisasi TT (catin).Imunisasi catin adalah imunisasi yang perlu
dilakukan guna mengurangiakibat dari yang dilakukan, karena itu
imunisasi catin adalah dilakukan bila calon suami akan melakukian
pernikahan guna mencegah darimasalah kehamilan yang akan
ditimbulkannya nanti bila akan melahirkan.Vaksin Catin adalah vaksin
yang mengandung toxoid tetanus yang telahdimurnikan yang terabsorbsi
kedalam 3 mg/ml aluminium fosfatthimerosal 0,1 mg/ ml digunakan
sebagai pengawet. Satu dosis 0.5 mlvaksin mengandung potensi sedikitnya
40 IU.
Asumsi peneliti bahwa semakin bayak responden yang memahami tentang
imunisasi TT, maka akan semakin positif pula sikap yang akan dilakukan
oleh responden dan akanmemahami manfaat akan dilakukannya tentang
imunisasi TT (catin).Imunisasi catin adalah imunisasi yang perlu
dilakukan guna mengurangiakibat dari yang dilakukan, karena itu
imunisasi catin adalah dilakukan bila calon suami akan melakukian
pernikahan guna mencegah darimasalah kehamilan yang akan
ditimbulkannya nanti bila akan melahirkan.Vaksin Catin adalah vaksin
yang mengandung toxoid tetanus yang telahdimurnikan yang terabsorbsi
kedalam 3 mg/ml aluminium fosfatthimerosal 0,1 mg/ ml digunakan
sebagai pengawet. Satu dosis 0.5 mlvaksin mengandung potensi sedikitnya
40 IU.
e) Salah satu strategi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk
mencapai Eliminasi tetanus neonatorum adalah dengan
melakukanimunisasi TT pada ibu hamil wanita. Evaluasi lapangan
menunjukkan bahwa TT cakupan untuk ibu hamil masih rendah. Oleh
karena itu,Kementerian Kesehatan mulai mengembangkan intensifikasi
Imunisasi TT pada wanita usia subur usia, calon pengantin. Tapi sampai
sekarang program tersebut belum dilaksanakan dengan baik
Imunisasi adalah carayang efektif dan mudah dan pencegahan murah
untuk mencegahterjadinya penyakit menular yang berbahaya.Melalui
imunisasi, seseorangakan menjadi kebal terhadap infeksi tertentu
penyakit.Imunisasimemberikan perlindungan, pencegahan, bahkan

16
kekebalan danmeminimalkan kemungkinan penularan penyakit, jadi agar
anak terhindar dari penyakit tertentu yang dapat menyebabkan kecacatan
bahkankematian. NS program imunisasi dirasakan sangat penting
bagimasyarakat, terutama bagi wanita hamil, bayi baru lahir, sekolah anak-
anak, dan wanita usia subur, termasuk calon pengantin. Menurut penelitian
dari hasil analisa di lapangan kurangnya keinginan atau inovasiwanita usia
subur karena ibu malas untuk menggali informasi kesehatandan khususnya
untuk kesehatan mereka sendiri. Banyak wanita ini usiayang meremehkan
TT imunisasi karena mereka pikir itu adalah tidak penting dan tidak fatal
bagi mereka. Hasilnya juga menunjukkan bahwaada masih beberapa
wanita usia subur yang memiliki sikap negatif dalammelaksanakan
imunisasi TT. Berdasarkan peneliti dari hasil analisis dilapangan ada sikap
negatif di wanita usia subur karena wanita usia subur menganggap TT
imunisasi tidak penting dalam kesehatan dan itu karena pengetahuan
tentang fertilitas yang rendah wanita, terutama informasiuntuk mereka
sendiri kesehatan. Banyak wanita usia subur melakukannya belum tahu
kegunaan dan manfaat TT imunisasi. Padahal, kandungantetanus imunisasi
toksoid penting dalam melindungi tubuh dari infeksi8
tetanus dan bagi ibu hamil untuk mencegah janin di dalam rahim
karenaterinfeksi oleh tetanus neonatus (Marni & Yanti, 2019).
f) Perluasan Program Imunisasi (EPI) menjadwal ulang lima dosis TT untuk
semua wanita usia subur, tetapi strategi tersebut tidak dapat
mencapaicakupan seperti yang diharapkan, karena sejumlah besar wanita
usia subur tidak menyadari manfaat dari imunisasi dan perlindungan
lengkapterhadap tetanus (Chowdhury et al., 2011) dalam (Amani & Faiza,
2020).Bahkan wanita terpelajar dari usia subur tampaknya tidak memiliki
pengetahuan tentang imunisasi lengkap tetanus. Itu juga telah melaporkan
bahwa meskipun pengetahuan memadai, praktek tidak sesuai dengan
pengetahuan, yang
faktor tambahan yang disarankan mungkin telahmencegah menerjemahkan
pengetahuan ke dalam praktik seseorang.Dalam tampilan fakta bahwa di
negara berkembang, sebagian besar persalinan ditolong oleh tenaga non

17
kesehatan, meningkat cakupan toksoidtetanus diinginkan (Amani & Faiza,
2020).

BAB III
TINJAUAN KASUSASUHAN KEBIDANAN PADA CATIN
Nn. T DENGANPERSIAPAN PRA NIKAH
DI PUSKESMAS SIMPANG TIGA PEKANBARU

A. Judul Kasus

18
Asuhan Kebidanan Pada Catin ny,Tami di Puskesmas simpang tiga
pekanbaru
B.Pelaksanaan Asuhan
Hari / Tanggal : Sabtu / 10 juni 2023
Jam :10.40 WIB
Tempat Pengkajian:Puskesmas simpang tiga pekanbaru
Pemberi Asuhan :Kelompok PBL Puskesmas simpang tiga
C.Identitas Pasien
Nama : Nn.Tami titania Nama Panggilan:tami
TTL : Pekanbaru,05-11-1998 Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Suku/Bangsa :Indonesia
Agama :Islam Pendidikan : SMA
Kelas :III Pekerjaan : IRT
Alamat Rumah :Per,Peputra raya, Telepon : 082386444648
jl.melati blok G.385

D. Alasan kunjungan &Keluhan :Konseling pra nikah dan imunisasi TT


3. Kesehatan Reproduksi Remaja Putri1.
1. Apakah remaja putri sudah mengalami haid : Sudah
2. Haid pertama kali pada usia : 13 tahun
3. Siklus Haid
a. Teratur : Ya
b. Siklus 28 hari
c. Lamanya 7 hari
d. Nyeri saat haid :Sedikit
e. Keluhan lain saat haid : Tidak ada
f. Kebiasaan pada saat mengalami nyeri haid
Minum obat :Tidak
Minum jamu : Ya
4. Apakah pernah mendapatkan informasi tentang kebersihan saat
haid: Ya

19
5. Apakah saudara pernah mendengar informasi tentang anemia :
Tidak
6. Apakah saudara pernah ada keluhan terdapat benjolan pada
payudara ? Tidak
7. Apakah saudara pernah mendapatkan informasi mengenai
Pemeriksaan PayudaraSendiri(Sadari) :Tidak

8. Apakah saudara mengalami hal berikut dalam 1 (Satu) bulan


terakhir
No Kondisi Ya Tidak
1 Sulit berkonsentrasi pada saat belajr V
2 Merasa sering letih, lelah, lesu, lemah, lelai V
3 Apakah ada minum obat tambahan darah? V
5 Apakah meminum obat tambah darah 1 tablet V
setiap minggu dan 1 tablet selama haid

9. Apakah pernah mendapat Informasi tentang kesehatan reproduksi :


Ya
10. Saudara mendapat informasi, menanyakan atau membicarakan hal-
hal mengenaikesehatan reproduksi kepada :
a. Teman : Ya
b. Ibu : Ya
c. Ayah : Tidak
d. Saudara Kandung : ya
e. Keluarga lainnya : Tidak
f. Guru : Ya
g. Petugas kesehatan : Ya
h. Pemuka agama : Tidak
i. Internet : Ya

20
j. Lain-lain, sebutkan :
11. Pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi
sebagai berikut :
a. Sistem reproduksi manusia : Ya
b. Kehamilan : Ya
c. HIV/ AIDS : Ya
d. Infeksi Menular Seksual lainnya : Ya
e. Napza ( Narkotika, Alkohol, psikotropika dan Zat adiktif) : Ya
12. Apakah ada Pelayanan kesehatan reproduksi / wadah atau tempat
memperolehinformasidan konsultasi mengenai kesehatan
reproduksi remaja : Tidak
13. Apa nama tempat tersebut :
a. PIK-R :
b. Puskesmas PKPR :
c. Youth Centre :
d. Lainnya, Sebutkan : ..............................................
e. Tidak ingat/ tidak tahu : Tidak Tahu
14. Layanan yang tersedia di tempat tersebut :
a. Informasi Kespro : YA
b. Konseling : Ya
c. Pemeriksaan kesehatan : Tidak
d. Pengobatan IMS, Alat/ Cara Kontrasepsi : Tidak
15. Apakah saudara pernah mengunjungi tempat tersebut : Tidak
F. Riwayat Merokok, Alkohol dan Napza
1. Apakah saudara pernah merokok : Tidak
2. Apakah saudara perokok aktif : Tidak
3. Umur berapa saudara mulai merokok :
4. Apakah di rumah saudara ada yang merokok : Ya
5. Apakah saudara pernah minum minuman beralkohol : Tidak
6. Umur berapa saudara minum minuman beralkohol : Tidak ada
7. Apakah saudara pernah mengkonsomsi Narkoba ( Narkotika dan
bahan/ obat berbahaya )? : Tidak

21
G. Riwayat kesehatan
1. Apakah dalam 6 bulan terakhir pernah mengalami sakit ?Tidak
2. Jika pernah, apa diagnosanya ? ..................................
3. Apakah dirawat di fasilitas kesehatan ?
4. Berapa lama ?
5. Apakah ada riwayat alergi ?Ya
6. Jika ada, alergi apa ? Udang
H. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
a. Berapa kali makan dalam sehari : 3 x sehari,2 hari terakhir tidak
teratur
b. Apakah ada pantangan makanan : Ya (Udang)
c. Makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi

No Jenis makanan Ya Tidak


1 Nasi V
2 Lauk hewani/nabati V
3 Sayur V
4 Buah V
5 Air putih V
6 Susu V
7 Makanan sepat saji/jajanan/minuman kotakan V

2. Pola eliminasi
Pola BAB :Teratur
Pola BAK :11 x / hari
3. Pola istirahat dan tidur
Istirahat siang :1 jam
jamTidur malam : 7 - 8 jam sehari,Sejak 2 hari hanya sekitar 5 jam per
hari
4. Pola personal hygiene

22
Mandi :2 x / hari
Sikat gigi :3 x / hari
Keramas :1 x / hari
Ganti pembalut saat haid :3 x / hari
Ganti pakaian dalam :2 x / hari
5. . Pola latihan dan aktivitas
Sebutkan aktivitas di rumah yang rutin dikerjakan setiap hari : Masak
Apakah melakukan olahraga rutin ?Tidak
Sebutkan jenis olahraga yang dilakukan rutin ? Tidak

DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran umum: Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
Respirasi : 18 x/ i
Nadi :80x/i
Tekanan darah : 99/68 mmhg
Suhu : 360c
3. BB :67kg
TB :159cm
Lila :24cm
IMT : 26,5
4. Muka Terlihat pucat : Tidak
5. Conjungtiva pucat : Tidak
6. Telapak tangan terlihat pucat : Tidak
7. Payudara ( bila ada keluhan ) : Tidak di periksa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium : dilakukan pemeriksaan/ tidak diperiksa
Tanggal :22 juni 2023 dilakukan tes HIV dan hasilnya (Negatif)
Pemeriksaan Hb : tidak dilakukan

23
D. Manajemen Asuhan Kebidanan (SOAP)
Identitas Diri
Tangga PasienDan Ttd PembimbingKlinik
No
l/ Nomor SOAP Dan Akademik
Urut
Jam Rekam (Nama+Gelar)
Medis
1 2 3 4 6
1. 10/06/2 NY Tami 24 S:Data sabjektif
CATIN 3 tahun  Pasien datang mengatakan
ingin membuat surat
keterangan pemeriksaan
calon pengantin
(CI Lapangan)
 Pasien mengatakan ingin
periksa kesehatan dikarnakan
akan menikah
 Psien mengeluh lelah dan
cemas menghadapi persiapan
pernikahan

24
O:Data Objektif
 TD.99/68 mmhg,BB (MiraTisdawati,Str.Keb)
50kg,N.80 x/i,S 36,6 ,P
20,Konjungtiva tidak
pucat K/U ibu baik
A:Asesment
Masalah
 Lelah fisik
 Cemas terhadap proses
suntik TT
Kebutuhan
 Penyuntikan Vaksin TT
 Konseling Pranikah
 Edukasi rasa lelah dan
cemas
P.Penatalaksanaan
Pukul 10.00 WIB
 Menjelaskan hasil
pemeriksaan kepada ibu

25
bahwa secara umum
kondisi ibu baik
 Menjelaskan kepada ibu (CI Akademik)

bahwa harus dilakukan


penyuntikan TT dengan
cara Sub Cutan
 Mengelola rasa cemas
(Bdn.Desi Nindya Kirana,
pada ibu dengn
SST.,M.Kes)
menjelaskan proses
NIDN 1025128901
penyuntikan TT hanya
sebentar dan tidak sakit
agar ibu tidak cemas,ibu
dibimbing untuk
membayangkan yang
bahagia dan tidak
memikirkan proses
penyuntikan,ibu di
bimbing menarik nafas
dalam ketika akan di

26
suntik dan mengajak
bicara atau bercanda agar
ibu tidak cemas.(Ibu
sudah diberikan vaksin TT
0,5 mg)
 Memberikan konseling
tentang kesehatan
pranikah sesuai dengan
kartu calon pengantin
 Mengedukasi keluarga
agar mensuport pasin
dalam menjaga pola
makan dan istirahat,agar
lelahnya bisa teratasi.
(keluarga dan pasien
sudah mengerti)

27
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Salah satu program yang dicanangkan oleh WHO dalam menurunkan
angka kematian ibu, bayi dan kecacatan adalah preconception care.Program ini
dilasanakan oleh semua negara di dunia utamanya adalah Low and Middle
Income Country (LMICs), salah satunya Indonesia. Sasaran dari preconception
care adalah calon pengantin. Pelayanan kesehatan calon pengantin dilakukan
untuk mempersiapkan calon pengantin khususnya perempuan dalam menjalani
kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang
sehat.
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit
melalui pemberian kekebalan tubuh yang dilaksanakan secara terusmenerus,
menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampumemberikan
perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun
kekebalansebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.Tetanus
neonaturumadalah penyakit karena kuman Clostridium tetaniyang dapat
menyebabkan kematian bayi baru lahir, yang dapat dicegahdengan pemberian
imunisasi Tetanus Toksoid pada WUS. Menurut Notoatmojo (2003) menyebutkan
bahwa seseorang yang mempunyaiinformasi lebih banyak akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas,sedangkan salah satu partisipasi dalam pemberian
imunisasi TT dipengaruhioleh pengetahuan. Menurut Ranuh (2001) tujuan
imunisasi TT adalahmerangsang sistem imunologi untuk membentuk antibodi
spesifik sehinggamelindungi tubuh dari serangan penyakit TT.
Menurut Gunawan (2002), pengalaman berkaitan dengan pendidikan dan
umur individu, ini berartisemakin pendidikan tinggi maka pengalaman akan
semakin luas dan semakintua umur seseorang maka pengalaman akan semakin
banyak. (Susanti,Kholifah and Pusphita, 2018)Faktor yang mempengaruhi
persepsi caten selain oleh tingkat pengetahuan caten juga mempengaruhi pula
dukungan keluarga terutamacalon suami, keluarga yang memberi dukungan dan
masukan akan pentingnyaimunisasi bagi caten sebelum menikah akan

29
menimbulkan persepsi yang positif bagi caten dan juga Pendidikan mempengaruhi
pola pikir seseoranguntuk melakukan hal- hal yang dapat menunjang kesehatan
bagi dirinyasendiri. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana
seseorang bertindak dan mencari penyebab, serta solusi dalam hidupnya demikian
halnya dengan caten yang berpendidikan tinggi akan melakukan imunisasi
catendemi menjaga dan mengantisipasi kesehatan dirinya serta kehamilan
yangakan direncanakannya kelak.Sejalan dengan penelitian dari (Sitinjak, 2017)
bahwa rendahnya pengetahuan caten khususnya caten putri tentang pentingnya
imunisasi TT pranikah dalam upaya pencegahan terjadinya infeksi tetanus toxoid
akanmempengaruhi kesehatan dan kekebalan janin yang akan dikandung.
Manfaat2 pemberian vaksin tetanus pranikah tentunya untuk mencegah penyakit
tetanus.Vaksin tetanus sebenarnya bukan hanya untuk melindungi si ibu tapi
jugauntuk melindungi janin yang kelak akan dikandung. Oleh karena itu
pemerintah mewajibkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan danmelakukan
vaksinasi TT1 pada pasangan sebelum melangsungkan pernikahandan jugadengan
status imunisasi TT pada WUS dengan nilap p = 0,000 denganderajat nilai
keeratan dari hubungan dapat dilihat dari nilai OR = 5,897 (CI 95%3,258 –
10,673) artinya responden yang bersikap negatif mempunyai risiko 5,897
kalilebih besar tidak melakukan TT dibandingkan dengan responden yang
bersikap positif
Adanya kesesuaian terhadap temuan kasus dengan kajian teori, dan jurnal-
jurnal yang didapatkan bahwa imunisasi Tetanus Toksoid adalah untuk
melindungi bayi baru lahir dari Tetanus neonotorum, melindungi ibu
terhadapkemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu
hamildan bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi
penyakittetanus pada bayi baru lahir, sehingga salah satu cara yang bisa
mengubahfaktor prespsi actin dengan Imunisasi TT dari segi pengetahuan dan
pendidikan yaitu dengan
Alat mengukur tingkat pengetahuan WUS tentangimunisasi TT dengan
menggunakan kuesioner guna mengukur pengetahuan WUStentang pengertian
imunisasi, tujuan pemberian imunisasi, sasaran imunisasi, jadwal pemberian
imunisasi, cara pemberian imunisasi dan efek samping dari pemberian imunisasi.

30
Variabel yang digunakan adalah tingkat pengetahuan WUStentang imunisasi TT
menurut (Susanti et al., 2018)Berdasarkan Nilai mean Penelitian ini merupakan
penelitian analitik dengan desaincros sectional Lokasi penelitian di wilayah kerja
Puskesmas Pematang Kandis,Menggunakan data primer dengan wawancara
panduan kuesioner dilaksanakan bulanAgustus, Sampel penelitian sebanyak 45
orang.Dari hasil penelitian dari (Sitinjak, 2017) di wilayah kerja puskesmas
kandis dapatdilihat bahwa mayoritas berpengetahuan kurang 24 responden
(53,3%). mayoritas berpendidikan SD 14 orang (30,4%), berpresepsi negatif 28
orang (62,2%).dan dari hasiltabulasi silang dapat dilihat bahwa mayoritas
berpengetahuan kurang dan tidak melakukan sebanyak 20 orang (44,4%),
mayoritas berpendidikan tidak sekolah tidak melakukan pemberian suntikan
sebanyak 10 orang (22,2%) sedangkan berpresepsinegatif dan tidak melakukan
sebanyak 23 orang (51,1%). Dari hasil analisis diatas dapatdisimpulkan bahwa
ada pengaruh pengetahuan dapat memberikan dampak terhadap pemberian
imunisasi TT pada WUS dan sesuai fakta anatar teori, jurnal dan kasusdilapangan,
seingga kesimpulan yang dapat diambil sehingga pada kasus imunisasi
catendalam upaya peningkatan terhada kasus yang sama dan bisa menjadi
responden lebihmendalam mengetahui betapa pentingnya pemberian suntikan
imunisasi catin.

31
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil telaah jurnal pada catin dengan persiapan pra
nikahmengungkapkan bahwa ada pengaruh KIE terhadap persiapan pra nikah
pada catin, dimana persiapan pra nikah merupakan salah satu hal yang paling
penting untuk dipersiapkan menuju pernikahan, baik secara jasmani
maupunrohani. Dimana persiapan pra nikah itu meliputi : kesiapan
gizi,imunisasi TT, persiapan menuju kehamilan, persalinan, nifas, kontrasepsi,
sehingga catindapat hidup dengan keluarga yang sehat serta sejahtera
B.Saran
1. Bagi bidanMenjadi bahan masukan dalam melaksanakan tindakan
kebidanan padakasus pra nikah dengan persiapan pra nikah, dan
diharapkan bagi tenagakesehatan mampu melakukan KIE persiapan pra
nikah pada catin
2. Bagi klienBagi para catin hendaknya lebih memahami pengetahuan
mengenai persiapan pra nikah untuk kesejahteraan rumah tangga

32
DAFTAR PUSTAKA
Amani, A. M., & Faiza, A. N. (2020).Effect of tetanus toxoid immunization
training program on knowledge and attitude on female nursing students in
GovernmentUniversities in Khartoum State. International Journal of Nursing and
Midwifery,12(2), 51–63. https://doi.org/10.5897/ijnm2020.0415

Marni, L., & Yanti, E. (2019). Association of Knowledge and Attitude


BetweenWomen of Childbearing Age about Tetanus Toxoid Immunization with
TetanusToxoid Immunization Status for Future Bride and Groom.6 (September),
44–47.

Meiriza, W., & Triveni.(2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pra-
NikahDengan Pelaksanaan Imunisasi Tetanus toxoid (Catin) Di Puskesmas
PadangLuar Kabupaten Agam. Journal of Chemical Information and
Modeling ,1(2),2622–2256

Sitinjak, H. L. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Calon Pengantin


WanitaTerhadap Pentingnya Pemberian Suntikan Tetanus Toxoid Pra Menikah
DiWilayah Kerja Puskesmas Kandis Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Dan
SainsTerapan,2(1), 21–28.

Susanti, E. T., Kholifah, N., & Pusphita, I. (2018). Pengetahuan Wanita Usia
SuburTentang Imunisasi Tetanus Toksoid. Jurnal Keperawatan Karya
Bhakti,4(1),15–20.

Stikes, Keperawatanet al. (2020) ‘Prodi D3 Keperawatan STIKes Yarsi


Mataram,2,3 Prodi S1 Kebidanan STIKes Yarsi Mataram’, 12(2), pp. 23–29.

Susanti, E. T., Kholifah, N. and Pusphita, I. (2018) ‘Pengetahuan Wanita


UsiaSubur Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid’, Jurnal Keperawatan Karya
Bhakti, 4(1), pp. 15–20
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,(2020)Karetu Calon Pengantin Sehat

33
LAMPIRAN

34
35
 

36
37
 

38
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN KASUS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU

39

Anda mungkin juga menyukai