DISUSUN OLEH :
SINTA PEBRIANTI
4009230182
PEMBIMBING AKADEMIK
I
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH :
SINTA PEBRIANTI
4009230182
Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus ini Sebagai salah satu pernyataan
Dalam Penyelenggaraan Praktik Stase Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan
Pada Prodi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada
Ira Kartika,S,ST.,M.Keb
NIK: 432121002020
II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tercurah limpah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul Asuhan
Kebidanan Pada Ny. S Dengan Pemasangan Alat Kontasepsi Bawah Kulit Di
TPMB Lia Rachmawati, S.S.T,Bdn,M.Kes.
Laporan kasus ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Stase
Asuhan Kebidanan Kontrasepsi (KB) di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma
Husada Bandung. Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulisan telah
mendapatkan banyak bimbingan, arahan, bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Dra. Suryani, Dipl.Mid,MM sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Dharma Husada Bandung
2. Ira Kartika, S.ST.,M.Keb sebagai Ketua Program studi Profesi kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung
3. Sri Hennyati, SST.,M.Tr.Keb.,M.Kes sebagai pembimbing Akademik stase
Asuhan Kebidanan Kontrasepsi (KB) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma
Husada Bandung
4. Seluruh Tim Dosen pembimbing Asuhan Kebidanan Kontrasepsi (KB) yang
telah bersedia membimbing dan mengarahkan serta memberikan motivasi
dalam kegiatan praktik ini
5. TPMB Lia Rachmawati, S.S.T,Bdn,M.Kes selaku pemilik tempat praktik
mandiri bidan, yang telah memberikan izin untuk melakukan kegiatan praktik
Asuhan Kebidanan Kontrasepsi (KB).
Penulis menyadari bahwa Laporan kasus ini jauh dari kata sempurna, maka
dari itu penulis memohon maaf apabila ada kekurangan dari laporan kasus ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar laporan
ini bisa berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Bandung, 28 Oktober 2023
Penulis
III
DAFTAR ISI
A. Definisi .........................................................................................................3
B. Indikasi dan Kontraindikasi ..........................................................................3
C. Efektifitas ......................................................................................................5
D. Cara Kerja .....................................................................................................6
E. Penggunaan ..................................................................................................9
F. Keuntungan dan Kerugian ............................................................................15
G. Efek Samping dan Komplikasi ......................................................................18
H. Gambar ........................................................................................................21
iv
v
A. Simpulan ......................................................................................................30
B. Saran ............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang, oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran perlu
ditingkatkan. Pemerintah telah merencanakan beberapa program, salah satunya
adalah program keluarga berencana. Keluarga berencana (KB) adalah upaya
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan.
Implan adalah kontrasepsi dengan cara memasukan tabung kecil yang berisi
hormone dibaah kulit pada bagian tangan dilakukan oleh dokter dan bidan terlatih
(Mastiningsih,2019).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 secara global
penggunaan kontrasepsi modern sedikit meningkat dari 54% pada tahun 2008
menjadi 57,4% pada athun 2015. Secara regional, proporsi wanita berusia 15-49
tahun yang melaporkan penggunaan kontrasepsi modern telah meningkat secara
minimal antara 2008 dan 2015 sebanyak 591,667 akseptor, dengan penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu implan sebanyak 51,536
akseptor, Intra Uterine Devices (IUD) sebanyak 23,383 akseptor, pil sebanyak
146,767 akseptor, metode kontrasepsi mantap 9,289 akseptor, kondom sebanyak
19,583 akseptor (BKKBN,2020).
Akseptor KB implan lebih sedikit disbandingkan dengan akseptor KB suntik
disebabkan karena sejak ibu kunjungan kehamilan sudah diberikan KIE tentang KB
suntik sehingga pengetahuan masyarakat untuk KB implan masih kurang dan
ketakutan pasien untuk menggunakan KB implant, kemungkinan lain juga
disebabkan karena adanya komplikasi dari timbulnya efek samping KB implan yaitu
1
2
seperti amenorea, spooting, ekspulsi, infeksi pada daerah insisi dan kenaikan berat
badan.
Pada tindakan pemasangan KB implan yaitu melakukan insisi di bawah kulit
sehingga perlu adanya pencegahan infeksi saat pemasangan KB implant. Asuhan
kebidanan yang diberikan yaitu melakukan prosedur pemasangan KB implant
dengan cara steril yaitu mencuci tangan, memakai sarung tangan serta menggunakan
alat pemasangan KB implan yang sudah dalam keadaan steril dan asuhan pada pasca
pemasangan KB implan yaitu memberitahu ibu untuk tetap menjaga kebersihan luka
insisi dan menerapkan informasi pasca pemasangan KB implan yang bertujuan agar
tidak terjadi infeksi pasca pemasangan KB implan serta dilakukan perawatan luka
insisi pasca pemasangan KB implan sesuai dengan prosedur.
Peran bidan dalam memberikan asuhan kepada akseptor KB implan yaitu
konseling pra pemasangan dan perlu dianjurkan untuk melakukan kunjungan untuk
memantau keadaan akseptor (Jitowiyono,2019).
B. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana “Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Dengan
Pemasangan Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Implan)”
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Implan adalah kontrasepsi jangka panjang bersifat reversibel berisi hanya
progestin saja (progestin-only) yang melepaskan sejumlah kecil progestin secara
(9)
terusmenerus ke dalam aliran darah. Kontrasepsi implan yang beredar di
Indonesia antara lain Norplant, Jadena, dan Implanon.
1. Norplant terdiri dari enam batang silastik yang berisi levonorgestrel masing-
masing 36 mg dan masa kerjanya 5 tahun.
2. Jedena terdiri dari dua batang yang masing-masing mengandung 75 mg
levonorgestrel dan masa kerjanya 5 tahun.
3. Implanon adalah implant tunggal berisi etonogestrel 68 mg dibungkus dalam
sebuah membrane etilen vinil asetat dan masa kerjanya 3 tahun.
B. Indikasi dan Kontraindikasi
1. Indikasi
Kontrasepsi implan merupakan pilihan yang baik untuk wanita pada usia
reproduksi yang aktif secara seksual dan menginginkan kontrasepsi jangka
panjang yang kontinu. Implan dipertimbangkan pada wanita yang: (5,11)
a. Ingin menunda kehamilan selanjutnya dalam 2 sampai 3 tahun.
b. Menginginkan metode kontrasepsi jangka panjang dengan efikasi yang
tinggi.
c. Mengalami efek samping terkait esterogen esterogen serius atau minor
dengan kontrasepsi esterogen-progestin.
d. Mengalami kesulitan mengingat untuk mengkonsumsi pil setiap hari,
memiliki kontraindikasi atau kesulitan dengan penggunaan AKDR, atau
menginginkan metode kontrasepsi yang tidak terkait dengan koitus.
e. Tidak ingin hamil lagi, tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi
melakukan sterilisasi permanen.
3
4
terakhir angka kehamilan pada wanita gemuk yang menggunakan Norplant lebih
rendah daripada mereka yang menggunakan kontrasepsi oral. Perbedaan angka
kehamilan berdasarkan berat badan mungkin disebabkan oleh efek dilusional akibat
ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan kadar serum levonorgestrel
yang rendah dan berkelanjutan tersebut. Wanita yang gemuk sebaiknya tidak
mengandalkan Norplant pada batasan 5 tahun tersebut. Pada wanita yang lebih
langsing, durasi efikasi Norplant dapat lebih panjang dari 5 tahun. Pada beberpa
percobaan lanjutan, tidak didapatkan kehamilan sampai pada tahun ketujuh
penggunaan. (11)
Efikasi kontrasepsi Implanon melebihi Norplant dan sterilisasi. Jarang sekali
terjadi kehamilan, menghasilkan Pearl Index sekitar 0,01 kehamilan dari 100 wanita
per tahun penggunaan. Pada lebih dari 70.000 siklus, tidak ada kehamilan yang
dilaporkan akibat inhibisi total ovulasi sampai ovulasi diobservasi pada 6 bulan
terakhir bulan terakhir pada periode pada periode 3 tahun. 3 tahun. Tidak ada data
tersedia terkait berat pengaruh berat badan pada efikasi Implanon. (11)
D. Cara Kerja
Dengan penggunaan implan LNG, kehamilan dicegah melalui mekanisme
kombinasi sebagai berikut. Mekanisme primernya adalah: (6)
1. Memproduksi mukus serviks yang tebal yang mencegah penetrasi sperma.
2. Menghambat ovulasi, pada kurang lebih 50% siklus menstruasi.
Mekanisme sekunder, yang dapat mendukung kerja dari mekanisme primer
tersebut antara lain: (6)
1. Mengurangi produksi progesteron alami oleh ovarium selama fase
luteal bahkan pada siklus-siklus ketika ovulasi terjadi.
2. Menekan pertumbuhan endometrium (hypoplasia).
Kadar pelepasan kontrasepsi implan ditentukan oleh area permukaan
total dan densitas implan yang mengandung progestin. Progestin berdifusi dari
dalam implan menuju ke jaringan sekitarnya melalui sistem sirkulasi dan
didistribusikan secara sistemik, mencegah kadar inisiasi yang tinggi pada
7
sirkulasi seperti pada steroid oral atau injeksi. Dalam 24 jam setelah insersi
Norplant, konsentrasi levonorgestrel dalam plasma menjadi sekitar 0,4 sampai
0,5 ng/mL. Cukup tinggi untuk mencegah konsepsi. Namun, sebuah studi
tentang perubahan mukus serviks mengindikasikan bahwa sebuah metode
backup harus digunakan harus digunakan 3 ha ri setelah setelah insersi. (11)
Kapsul Norplant melepaskan sekitar 86 mcg levonorgestrel per 24 jam
selama 12 bulan pertama. bulan pertama. Kadar ini Kadar ini berkurang
secara berkurang secara bertahap menjadi bertahap menjadi 50 mcg per hari
per hari pada 9 bulan berikutnya, dan menjadi 30 mcg per hari pada sisa waktu
berikutnya. Hormon sejumlah 86 mcg yang dilepaskan oleh implan selama
beberapa bulan pertama akan tersebut pertama akan tersebut sama dengan
penggunaan kontr sama dengan penggunaan kontrasepsi progestin-
only minipil 4 levonorgestrel oral harian, dan 25 sampai 50 % dosis tersebut
(11)
didapatkan melalui kontrasepsi oral kombinasi dosis rendah.
Berat badan mempengaruhi kadar levonorgestrel yang bersirkulasi.
Semakin tinggi berat badan seseorang, seseorang, semakin semakin rendah
kadar levonorgestrelnya. levonorgestrelnya. Pengurangan Pengurangan
terbesar terjadi pada wanita dengan berat badan lebih dari 70 kg, tetapi
bahkan pada wanita gemuk, tingkat pelepasannya cuku pada wanita gemuk,
tingkat pelepasannya cukup tinggi untuk mencegah kehamilan, gi untuk
mencegah kehamilan, paling tidak sama paling tidak sama reliabilitasnya
dengan reliabilitasnya dengan kontrasepsi oral. kontrasepsi oral. Konsentrasi
plasma Konsentrasi plasma ratarata di bawah 0,2 ng/mL dihubungkan dengan
peningkatan angka kehamilan. Setelah 6 bulan penggunaan kadarnya adalah
sekitar 0,35 ng/mL, pada 2,5 tahun kadarnya menjadi 0,25 sampai 0,35 ng/mL.
Sampai pada penggunaan tahun ke-8, kadar reratanya tetap di atas 0,25 ng/mL.
(11)
afinitas yang tinggi terhadap SHBG. Pada minggu setelah insersi Norplant,
kadar SHBG berkurang secara cepat kemudian kembali menjadi kira-kira
setengah dari kadar 1 tahun sebelum insersi. Kadar SHBG ini tidak seragam
dan dapat diperhitungkan pada beberapa variasi individu dalam hal
(11)
konsentrasi levonorgerstrel plasma. Mekanisme konsepsi yang dicegah
oleh Norplant hanya dapat dijelaskan sebagian.
Terdapat 3 mode aksi yang mungkin, yang sama dengan yang
(8,11)
diatribusikan pada efek kontrasepsi pada mini pil progestin-only. Kadar
konstan levonorgestrel memiliki efek berkepanjangan terhadap mukosa
serviks. Mukus menjadi tebal dan jumlahnya berkurang,
membentuk pelindung dari penetrasi sperma.
Levonorgestrel Levonorgestrel menekan menekan hipotalamus dan
pituitari, serta lonjakan hormon LH yang dibutuhkan untuk ovulasi.
Sebagaimana yang ditentukan oleh kadar progesteron pada banyak akseptor
selama beberapa tahun, kira-kira sepertiga dari keseluruhan siklus adalah
ovulatori. Selama 2 tahun pertama penggunaan, hanya sekitar 10 % wanita
ovulatori, tetapi dalam penggunaan lebih dari 5 tahun terdapat lebih dari 50
persen. Pada siklus-siklus yang ovulatori tersebut, terdapat insidensi
insufisiensi luteal yang tinggi.
Levonorgestrel menekan maturasi siklik akibat estradiol estradiol pada
endometrium dan selanjutnya menyebabkan atrofi. Perubahan tersebut dapat
mencegah implantasi pada saat terjadi fertilisasi. Namun, tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa fertilisasi dapat dideteksi pada akseptor Norplant.
Implanon mencegah ovulasi selama periode 3 tahun, dengan perhitungan
semua efek kontrasepsi. Namun, perkembangan folikuler dapat terjadi,
menghindarkan masalah klinis signifikan hipoesterogenemia, dan pada 6
bulan terakhir pada periode 3 tahun, terkadang terdapat ovulasi. Sementara
dengan Norplant efek progestasional diproduksi pada mukus servikal dan
9
daerah yang akan diinsersikan. Lubang tersebut harus cukup besar untuk
menampilkan seluruh daerah dimana batang implan akan diinsersikan.
12. Setelah memastikan bahwa pasien tidak alergi Setelah memastikan bahwa
pasien tidak alergi terhadap anestetik lokal, isilah anestetik lokal, isilah spoit
dengan 2 cc anestetik lokal (tanpa epinefrin).
13. Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada daerah Masukkan jarum tepat di
bawah kulit pada daerah insisi. Injeksikan sejumlah isi. Injeksikan sejumlah
kecil anestetik lokal pada daerah tersebut sampai menggembung. Kemudian
tanpa mencabut jarum, masukkan sekitar 5 cm lagi ke arah pertengahan
daerah antara yang akan dipasangi implan.
14. Arahkan Arahkan skalpel sekit skalpel sekitar 45ᴼ dan buatlah insisi kecil
dangkal berukuran sekitar 2 mm untuk sekedar menembus kulit. Jangan
membuat insisi yang lebar atau dalam. Jika trokar yang akan digunakan
masih baru, tidak perlu dilakukan insisi.
15. Masukkan trokar dengan ujung bevel menghadap ke atas. Terdapat tiga
tanda pada trokar, tanda yang berada di tengah tidak digunakan untuk insersi
implan. Tanda yang paling dekat dengan hub menandakan seberapa jauh
trokar harus dimasukkan ke bawah kulit sebelum implan dimasukkan. Tanda
yang paling dekat dengan ujung trokar menandakan seberapa jauh trokar bisa
ditarik ketika akan memasukkan implan pada lokasi berikutnya.
16. Insersikan trokar dan plunger-nya ke bawah kuli Insersikan trokar dan
plunger-nya ke bawah kulit melalui lubang insisi yang lalui lubang insisi
yang telah dibuat sebelumnya dengan ujung bevel menghadap ke atas.
Masukkan trokar ke dalam, hentikan segera setelah ujungnya masuk ke
dalam kulit (2-3 mm dari ujung bevel). Jangan pernah memaksa trokar
masuk. Jika terdapat tahanan, arahkan pada sudut lain.
17. Untuk menjaga batang implan tetap pada bidang superfisial, tahan trokar ke
atas ketika mendorong trokar di bawah kulit. Dengan perlahan dorong trokar
dan plunger-nya plunger-nya menuju tanda yang telah dibuat pada kulit.
12
Trokar tersebut tersebut harus cukup dangkal sehingga terlihat menonjol dan
bisa diraba di bawah kulit.
18. Ketika trokar sudah sampai pada tanda yang paling dekat dengan hub,
lepaskan plunger dari trokar.
19. Masukkan batang implan pertama melalui trokar. Masukkan batang implan
pertama melalui trokar. Gunakan tangan atau forsep kan tangan atau forsep
untuk memasukkan implan, sementara tangan yang satu lagi tetap
memegang trokar.
20. Gunakan plunger untuk mendorong implan masuk dengan perlahan sampai
terasa tahanan.
21. Tahan plunger pada posisinya, kemudian tarik trokar a, kemudian tarik
trokar sampai pada tanda yang sampai pada tanda yang paling paling dekat
dengan bevel tadi sampai pada bekas insisi (trokar tidak keluar dari kulit).
22. Pastikan batang implan pertama telah bebas dari Pastikan batang implan
pertama telah bebas dari ujung trokar dengan meraba ujung implan setelah
trokar ditarik ke arah plunger.
23. Tanpa mencabut trokar dari kulit, arahkan Tanpa mencabut trokar dari kulit,
arahkan trokar masuk ke arah satu lagi untuk pemasangan batang implan
berikutnya.
24. Palpasi ujung batang implan yang mengarah ke bahu untuk memastikan
implan terpasang dengan benar.
25. Untuk meminimalkan risiko ekspulsi spontan dari batang implan, palpasi
daerah insisi untuk memastikan ujung implan berjarak sekitar 5 mm dari
tempat insisi. Ujung-ujung batang implan yang berdekatan sebaiknya
berjarak sekitar 2-3 mm.
26. Dengan hati-hati tarik trokar dan tekan Dengan hati-hati tarik trokar dan
tekan bekas insis bekas insisi dengan kasa sekitar satu menit untuk
menghentikan perdarahan. Lepaskan doek, dan bersihkan daerah sekitar
13
lokasi insersi dengan kapas cairan sekitar lokasi insersi dengan kapas cairan
DTT atau alkohol.
Langkah pemasangan Implanon: (13)
1. Pemasangan Implanon harus dalam kondisi aseptik oleh petugas
petugas kesehatan yang familiar dengan prosedurnya.
2. Insersi Implanon adalah dengan menggunakan menggunakan
aplikator khusus. Penggunaan aplikator ini berbeda dengan
pemasangan klasik. Penarikan dari aplikator yang dibongkar dan
komponen-komponen lainnya tertera nen lainnya tertera sepertti di
bawah sepertti di bawah ini.
3. beri injeksi. Ketika memasukkan Implanon, obturatornya harus tetap
terfiksasi ketika kanula ditarik dari kulit.
4. Persilakan Persilakan pasien untuk berbaring berbaring telentang
telentang dengan tangan yang tidak dominan terbentang dan siku
dominan terbentang dan siku dibengkokkan. dibengkokkan.
5. Untuk meminimalkan meminimalkan risiko kerusakan kerusakan
vaskular vaskular atau neural, neural, Implanon Implanon harus
diinsersikan di sebelah medial lengan yang tidak dominan.
6. Implanon Implanon harus dimasukkan dimasukkan secara
subdermal, subdermal, tepat dibawah dibawah kulit. Jika Implanon
dimasukkan terlalu dalam, dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
vaskular atau neural. Juga akan mempersulit dalam melokalisasi dan
melepasnya kemudian.
7. Tandai daerah insersi. insersi.
8. Bersihkan Bersihkan daerah tersebut tersebut dengan antiseptik.
antiseptik.
9. Anestesi dengan anestetik semprot Anestesi dengan anestetik
semprot atau dengan 2 atau dengan 2 cc lidokain 1% yang
dimasukkan sepanjang kanal insersi.
14
20. Pastikan implan sudah tidak ada di ujung jarum. Setelah retraksi
kanula, bergelombang dari obturator akan terlihat.
21. Selalu pastikan keberadaan implan dengan palpasi dan biarkan
pasien meraba implan yang sudah diinsersi tersebut. Setelah
melahirkan, implan dapat diinsersikan sebelum 21 hari postpartum.
Jika diinsersikan lebih dari 21 hari postpartum, akseptor implan
disarankan untuk menggunakan kondom atau tidak berhubungan
selama 7 hari. (10)
Pada kasus keguguran medis, implan dapat diinsersikan mulai
dari saat operasi sampai hari ke-5 pasca operasi. Jika diinsersikan
lebih dari hari ke-5 pasca operasi keguguran, akseptor implan
disarankan untuk menggunakan kondom atau tidak berhubungan
selama 7 hari. (10)
F. Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan
Implan adalah metode kontrasepsi yang aman, sangat efektif,
dan berkelanjutan yang membutuhkan hanya sedikit usaha dan tidak seperti
kontrasepsi injeksi jangka panjang, implan dapat mengembalikan kesuburan
secara cepat. Oleh karena merupakan metode progestin-only, implan dapat
digunakan oleh wanita yang memiliki kontraindikasi dengan kontrasepsi yang
mengandung esterogen. Pelepasan berkelanjutan progestin dosis rendah
menghindarkan dosis inisiasi yang tinggi oleh lonjakan hormonal yang tinggi
akibat injeksi yang berhubungan dengan kontrasepsi oral. Implan merupakan
pilihan yang sangat baik untuk wanita menyusui dan dapat diinsersikan segera
setelah melahirkan. Tidak ada efek terhadap kualitas atau kuantitas ASI, dan bayi
dapat tumbuh normal. Keuntungan lain metode implan adalah memungkinkan
seorang wanita mengatur kehamilan secara tepat kerena pengembalian fertilitas
adalah tepat waktu setelah pencabutan, berbeda dengan pengembalian
16
5. Jerawat
Dilaporkan bahwa jerawat terjadi atau memberat pada 13% wanita yang
menggunakan implan. (10)
6. Sakit kepala
Sebanyak 1% sampai 4% wanita akseptor implan mengeluhkan sakit kepala
selama 3 tahun follow up penggunaan implan. Namun, sakit kepala merupakan
keluhan yang sangat umum sehingga sangat sulit untuk menentukan bagaimana
hubungan antara sakit kepala ini dengan tara sakit kepala ini dengan penggunaan
implant.(10)
Efek samping tersebut kebanyakan terjadi akibat pelepasan progestin oleh
implan. Namun, hal ini tidak terjadi sesering pada penggunaan pil. Komplikasi
yang dapat terjadi antara lain adalah tromboemboli vena, penurunan penurunan
densitas densitas tulang, tulang, serta kanker payudara. Namun, komplikasi
tersebut tersebut sangat jarang terjadi dan belum cukup bukti untuk menjadikan
implan sebagai faktor risiko untuk penyakit-penyakit komplikasi tersebut. (10)
Menurut Saifuddin (2010, p.MK58-59) efek samping dari implan:
1. Perdarahan bercak/spotting Sering ditemukan pada tahun pertama
Pengobatan:
a) Bila tidak ada masalah masalah dan klien tidak h dan klien tidak hamil,
tidak diperlukan tindak amil, tidak diperlukan tindakan apapun.
b) Bila pasien merasa terganggu terganggu dapat diberikan diberikan pil
kombinasi kombinasi satu siklus atau ibuprofen 3x 800 mg selama 5 hari.
2. Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih di
tempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak
ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru
1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila infeksi, cabut yang ada dan
pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau anjurkan klien menggunakan
metode kontrasepsi lain
20
H. GAMBAR
BAB III
LAPORAN KASUS
22
23
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 150 cm
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmhg
Nadi : 78x/menit
Suhu : 36,7 C
Pernafasan : 22x/menit
c. Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva merah muda, sclera tidak icterus
Payudara : simetris, putting menonjol dan tidak teraba massa
Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada nyeri tekan
Ektermitas : simetris, tidak ada oedema dan tidak ada varises
B. Langkah II Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Diagnose : Ny. S P2A0 dengan akseptor baru Kb implan
C. Langkah III Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Diagnose potensial : Tidak adanya tanda-tanda infeksi pada luka bekas insisi
D. Langkah IV Antisipasi Masalah dan Tindakan Segera
Tidak ada data yang menunjang
E. Langkah V menyusun Rencana Asuhan
a. Melakukan pendekatan pada klien/suami dan keluarga
b. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengemukakan masalahnya
c. Menjelaskan tentang implan (definisi,cara kerja, indikasi, kontraindikasi,efek
samping, keuntungan dan kerugian implan)
d. Melakukan informed consent
e. Menjelaskan pada klien hasil pemeriksaan
25
f. Melakukan teknik pemasangan implant yang baik dan benar sesuai standar yang
berlaku
g. Melakukan konseling pasca pemasangan tentang perawatan luka insisi dirumah
dan kapan kunjungan ulang klien berikutnya
F. Langkah VII Implementasi
a. Melakukan pendekatan pada ibu dengan bersikap ramah dan sopan,
memperkenal diri maksud dan tujuan untuk konseling KB serta menjaga privasi
percakapan dengan klien sehingga klien bebas bertanya dan mengemukakan
pendapat.
b. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengemukakan masalahnya. Ibu
ingin menggunakan KB dalam jangka waktu yang lama, salah satunya yaitu KB
implan dan ibu ingin tau tentang KB implan
c. Menjelaskan tentang KB implant, implant merupakan alat kontrasepsi yang
berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang didalamnya terdapat
hormone progesterone, implant ini kemudian dimasukan kedalam kulit bagian
lengan atas. Hormone tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan
implant ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun.
Keuntungan kontrasepsi implant yaitu daya guna tinggi, perlindungan jangka
panjang sampai 5 tahun, tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
implant, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengguna estrogen,
tidak mengganggu saat berhubungan, tidak mengganggu produksi ASI dan
menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
Efek samping yaitu amenorea (tidak haid), bercak darah (spooting) ringan,
ekspulsi (kapsul keluar dari tempat pemasangan), infeksi pada tempat
pemasangan, berat badan nail/turun.
d. Melakukan informed consent sebagai bukti bahwa ibu setuju dengan tindakan
yang akan dilakukan, ibu dan suami setuju dan menandatangani.
26
e. Menjelaskan pada klien tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu baik,
TTV dalam batas normal tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 78x/menit, suhu
36,7 C, pernafasan 22x/menit. Hasil pemeriksaan tidak ada kelainan.
f. Melakukan teknik pemasangan implant yang baik dan benar sesuai standar yang
berlaku
1. Persiapan alat dan bahan
a) Meja periksa untuk tempat tidur klien
b) Penyangga lengan atau meja samping
c) Sabun untuk mencuci tangan
d) Implant set steril
e) Kain penutup
f) 3 mangkok steril atau DTT
g) Sepasang sarung tangan steril
h) Larutan antiseptic
i) Lidocain 1%
j) Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik
k) Balpoin
l) Plester
m) Kassa
2. Pemasangan implant
Kapsul implant dipasang tepat dibawah kulit, diatas lipat siku didaerah
medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan klien
yang jarang digunakan.
3. Langkah pemasangan
a. Persiapan
a) Langkah 1
Pastikan klien telah mencuci dan membilas lengan atas hingga bersih
b) Langkah 2
Lapisi tempat penyangga lengan
27
c) Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dan lengan atas yang telah disiapkan,
ditempatkan diatas meja penyangga, lengan atas membentuk sudut 30ºC
terhadap bahu dan sendi siku 90ºC untuk memudahkan petugas
melakukan pemasangan
d) Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm (3 inci) diatas lipat
siku dan reka posisi kapsul dibawah kulit (subdermal).
e) Langkah 5
Siapkan tempat peralatan dan bahan serta buka bungkus steril tanpa
menyentuh peralatan yang ada didalamnya.
f) Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril
b. Tindakan sebelum pemasangan
a) Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih
b) Langkah 2
Pakai sarung tangan steril
c) Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai
d) Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan mengoleskan larutan antiseptic. Hapus
antiseptic yang berlebihanbila larutan ini mengaburkan tanda yang
sudah dibuat sebelumnya
e) Langkah 5
Fokuskan area pemasangan dengan menempatkan kain penutup, latakan
kain dibawah lengan atas.
28
f) Langkah 6
Setelah memastikan anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi
(lidocain 1%)
g) Langkah 7
Lakukan anastesi lokal intracutan dan subdermal. Hal ini akan membuat
kulit terangkat dari jaringan lunak dibawahnya dan dorong jarum untuk
menyuntikan anatesi pada kedua jalur kapsul (masing-masing 1 ml)
membentuk huruf V.
c. Pemasangan kapsul
a) Langkah 1
Pegang scalpel dengan sudut 45ºC buat insisi dangkal hanya untuk
sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau
dalem
b) Langkah 2
Trocar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas.
Tanda 1 dekap kapsul menunjukan batas masuknya trocar sebelum
memasukan setiap kapsul. Tanda 2 dekat ujung menunjukan batas
pencabutan trocar setelah memasang setiap kapsul
c) Langkah 3
Dengan trocar dimana posisi angka (implant-2) dan panah (implant-2
plush) menghadap ke atas masukan ujung trocar pada luka insisi dengan
posisi 45ºC (saat memasukan ujung trocar) kemudian turunkan menjadi
30ºC saat memasuki lapisan subdermal dan sejajar permukaan kulit saat
mendorong hingga tanda 1 (3-5 mm dari pangkal trocar).
d) Langkah 4
Untuk meletakan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trocar ke atas,
sehingga kulit terangkat. Masukan trocar perlahan-lahan dan hati-hati
kea rah tanda (1) dekat pangkal. Trocar harus selalu terlihat mengangkat
29
kulit selama pemasangan. Masuknya trocar akan lancer bila berada tepat
dibawah kulit.
e) Langkah 5
Saat trocar masuk sampai tanda 1, cabut pendorong dari trocar (impla-
2). Untuk implant-2 plus, justru pendorong dimasukan (posisi panah
disebelah atas) setelah tanda 1 tercapai dan diputar 180ºC searah jarum
jam hingga terbebas dari tahanan karena ujung pendorong memasuki
alur kapsul yang ada didalam saluran trocar.
f) Langkah 6
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trocar
sampai terasa ada tahanan (jika sebagian pendorong masuk jalur kapsul
maka dorong kapsul hingga terasa ada tahanan).
g) Langkah 7
Tahan pendorong ditempatnya kemudian Tarik trocar dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk mendekati pangkal pendorong
sampai tanda 2 muncul diluka insisi dan pangkalnya menyentuh
pegangan pendorong.
h) Langkah 8
Saat pangkal trocar menyentuh pegangan pendorong. Tanda 2 harus
terlihat ditepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trocar tepat
berada dibawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan
kapsul sudah keluar seluruhnya dari trocar.
i) Langkah 9
Tanpa mengeluarkan seluruh trocar, putar ujung dari trocar kea rah
lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan
kapsul pertama bebas.
j) Langkah 10
Setelah kedua kapsul terpasang dan posisi setiap kapsul sudah
dipastikan tepat keluarkan trocar pelan-pelan. Tekan tempat insisi
30
PEMBAHASAN
Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam mengkaji data dari pasien tidak
mengalami kesulitan. Data subjektif dan objektif semua dapat dikaji sesuai dengan
konsep asuhan kebidanan. Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan
kesenjangan.
Diagnose dan masalah ditentukan berdasarkan data subjektif dan objektif yang
diperoleh saat pengkajian data. Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan tinjauan kasus.
Pada tahap perencanaan semua intervensi pada tinjauan teori dapat dilakukan
pada tinjauan kasus tanpa ada hambatan. Sehingga dalam hal ini tidak terjadi
kesenjangan, karena sudah terjadi interaksi saling percaya sehingga terjlin kerjasama
yang baik antara nakes, klien dan keluarga. Pelaksanaan intervensi terhadap klien dapat
dilakukan semua pada tinjauan teori dan tinjauan kasus. Dan didukung adanya sarana
dan prasarana yang tersedia dan memungkinkan untuk melakukan asuhan kebidanan
sesuai intervensi.
29
BAB V
A. Simpulan
Dari hasil pembahasan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus Ny.S dengan
akseptor baru kb implant. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan asuhan
kebidanan dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam mengkaji data, diagnose dan
masalah yang dialami klien, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil yanag diinginkan perlu kiranya pembelajaran tentang
penerapan manajemn kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan
dikembangkan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga
Bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan professional.
30
DAFTAR PUSTAKA