Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR (K3S)

STATES KEPERAWATAN DASAR PROFESI ASUHAN KEPERAWATAN


PADA Tn. D DENGAN DIAGNOSA POST OP HERNIA INGUINALIS
LATERAL DI RUANG BEDAH BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN MEULABOH
KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2023

OLEH :

MEGA WATI
22901121

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MEDIKA SERAMOE BARAT
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN DIAGNOSA POST OP
HERNIA INGUINALIS LATERAL DI RUANG BEDAH
BLUD RSUD CUTNYAK DHIEN MEULABOH
KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2023

OLEH :

MEGA WATI
22901121

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MEDIKA SERAMOE BARAT
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN DIAGNOSA POST OP


HERNIA INGUINALIS LATERAL DI RUANG BEDAH
BLUD RSUD CUTNYAK DHIEN MEULABOH
KABUPATEN ACEH BARAT
TAHUN 2023

OLEH :
MEGA WATI
22901121
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
Clinical Instructure

Ns. Nurhabibah, S.Kep Ns. Fitri Apriani, M.Kep


NIP. NIDN. 1306089102
Mengetahui
Koordinator State Keperawatan Keluarga

Ns. Fitri Apriani, M.Kep


NIDN. 1306089102

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MEDIKA SERAMOE BARAT
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunianya sehingga penulis masih bias menyelesaikan penyusunan
laporan“Asuhan Keperawatan Pada Tn. D Dengan Diagnosa Post Op Hernia
Inguinalis Lateral Di Ruang Bedah BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Kabupaten
Aceh Barat Tahun 2023”. Laporan Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan Keperawatan Dasar Profesi Program Profesi Ners.
Penulis menyadari penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucakapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. T. Syamsul Bahri, selaku ketua yayasan Payung Negeri Aceh
Darussalam (YPNAD)
2. Ibu Siti Damayanti, S.ST, M.Keb., selaku Ketua STIKES Medika Seuramoe
Barat
3. Ibu Ns. Fitri Apriani, S.Kep, M.Kep., selaku Wakil Ketua I STIKES Medika
Seuramoe Barat
4. Ibu Ns. Nurromsyah Nasution, S.Kep., M.K.M., selaku Wakil Ketua II
STIKES Medika Seuramoe Barat
5. Ibu Ns. Orita Satria, S,Kep., M.Kep., Sekretaris Jurusan Ners STIKES Medika
Seuramoe Barat
6. Ibu Ns. Fitri Apriani, S.Kep, M.Kep., selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
7. Ibu Ns. Nurhabibah, S.Kep, Selaku Pembimbing Lapangan yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan ini
8. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi duia pendidikan dan masyarakat
kiranya kesejahteraan dilimpahkan Allah SWT kepada kita semua.

Meulaboh, Juni 2023


Penulis

Mega Wati

iii
DAFTAR ISI
Cover Jilid .............................................................................................
Cover Asuhan Keperawatan...............................................................i
Lembar Pengesahan............................................................................ii
Kata Pengantar...................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAM...................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS..........................................................3
2.1 Konsep Keluarga...............................................................3
2.2 Tipe Kelaurga....................................................................3
2.3 Struktur Keluarga............................................................5
2.4 Fungsi keluarga.................................................................8
2.5 Peran Keluarga................................................................11
2.6 Tahap Perkembangan Keluarga....................................13
2.7 Definisi Hiperetemsi........................................................18
2.8 Etiologi .............................................................................19
2.9 Manifestasi Klinis............................................................20
2.10 Patofisiologi....................................................................21
2.11 Pathway..........................................................................22
2.12 Klasifikasi Hernia Inguinalis Lateralis.......................23
2.13 Pemeriksaan Penunjang...............................................24
2.14 Penatalaksanaan............................................................25
BAB 3 KOMSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN..............27
3.1 Pengkajian........................................................................27
3.2 Diagnosa...........................................................................37
3.3 Intervensi..........................................................................41
3.4 Implementasi....................................................................41
3.5 Evaluasi............................................................................46
BAB 4 TINJAUAN KASUS.............................................................44

iv
4.1 Pengkajian.....................................................................44
4.2 Diagnosa.........................................................................51
4.3 Intervensi.......................................................................55
4.4 Implementasi.................................................................57
4.5 Evaluasi..........................................................................61
LAPORAN PERTEMUAN

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hernia inguinalis merupakan hernia yang terjadi penonjolan
dibawah inguinalis, didaerah selangkangan atau skrotum Hernia Inguinalis
terjadiketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos
kebawah melalui celah Hernia tipe ini sering terjadi pada laki-laki dari pada
perempuan (Huda & Kusuma, 2016).

Pembedahan merupakan opsi utama yang dipilih karena pemberian obat -


obatan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk melihat keberhasilannya,
namun tindakan pembedahan tersebut seringkali mempunyai efek samping yang
tidak bisa dihindari oleh setiap pasien yang menjalani operasi, sepertinyeri dan
infeksi.Penanganan nyeri paska operasi adalah pengelolaan menyeluruh untuk
mengatasi nyeri paska operasi. Selain penanganan secarafarmakologi, cara lain
adalah dengan manajemen nyeri non farmakologi dengan melakukan teknik
relaksasi, yang merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi respon internal
individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri dengan tindakan relaksasi mencakup
relaksasi otot, nafas dalam, masase, meditasi dan perilaku(Purnomo, 2011)

Data World Health Organization WHO penderita Hernia tiap tahunnya


meningkat. Di dapatkan data pada tahun 2008 sampai tahun 2011 penderita hernia
segala jenis mencapai 19.173.279 penderita atau sekitar (12,7%) dengan
penyebaran yang paling banyak adalah negara- negara berkembang seperti
negaranegara Afrika, Asia Tenggara termaksuk Indonesia, selain itu Negara Uni
Emirat Arab adalah Negara dengan jumlah penderita hernia terbesar di dunia
sekitar 3.90 penderita pada tahun 2011.

Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan dilipatan


paha.Benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan bila
mengejan, mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat timbul
kembali. Bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum biasanya

1
2

baik pada inpeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipatan paha, skrotum atau
pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta mengejan dan
menutup mulut dalam keadaan berdiri palpasi dilakukan dalam keadaan ada
benjolan hernia, diraba konsistensinya dan coba didorong apakah benjolan dapat
direposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-anak. Kadang cincin
hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang melebar (Nuari, 2015)

Hernia ada beberapa macam diantaranya adalah inguinali sindirect,


inguinalis direct, femoral, umbilical dan insicional. Hernia skrotalis dapat terjadi
karena anomaly congenital atau karena sebab yang didapat (akuistik). Hernia
dapat dijumpai pada setiap usia dan jenis kelamin, prosentase lebih banyak terjadi
pada pria dibandingkan dengan perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan
pada pembukaan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantung dan isi hernia. Disamping itu disebabkan pula
oleh faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka
cukup lebar tersebut ( Nuari, 2015 ).

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mengetahui lebih lanjut perawatan pada pasien dengan Hernia
Inguinalis Lateralis maka penulis akan melakukan kajian lebih lanjut dengan
melakukan asuhan keperawatan Hernia Inguinalis Lateralis dengan membuat
rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah asuhan keperawatan pada
pasien Tn. D dengan diagnosis medis Hernia Inguinalis Lateralis di ruang bedah
BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat?”

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien Tn. D dengan diagnosis medis Hernia Inguinalis
Lateralis di ruang bedah BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten
Aceh Barat.
3

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Menggali secara rinci tentang pengkajian keperawatan keluarga
dengan Hernia Inguinalis Lateralis.
2. Merumuskan diagnosis keperawatan keluarga yang muncul pada
pasien Hernia Inguinalis Lateralis.
3. Membuat perencanaan keperawatan keluarga yang tepat pada pasien
Hernia Inguinalis Lateralis.
4. Melaksanakan atau mengimplementasikan tindakan keperawatan
yang telah direncanakan pada pasien Hernia Inguinalis Lateralis.
5. Melakukan evaluasi keperawatan secara menyeluruh pada pasien
Hernia Inguinalis Lateralis.
1.3.3 Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penaganan
kasus Hernia inguinalis lateral
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Hasil Karya Ilmiah Akhir ini dapat menjadi masukan bagi pelayanan
kesehatan di rumah sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan
pada pasien dengan diagnosis medis Hernia Inguinalis Lateralis
dengan baik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Karya Ilmiah Akhir ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan serta meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnosis medis Hernia Inguinalis
Lateralis serta meningkatkan pengembangan kualitas di profesi
keperawatan
4. Bagi Penulis Selanjutnya
Hasil penulisan Karya Ilmiah Akhir ini dapat menjadi salah satu
rujukan bagi penulis selanjutnya yang akan melakukan Karya Ilmiah
Akhir pada asuhan keperawatan pasien dengan diagnosis medis
Hernia Inguinalis Lateralis.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan, berdasarkan letaknya hernia
terbagi menjadi hernia hiatal, hernia epigastrik, hernia umbilical, hernia femoralis,
hernia insisional, hernia nucleus pulposi (HNP), dan hernia inguinalis
(Nuruzzaman, 2019).
Hernia inguinalis lateral merupakan penonjolan yang keluar dari rongga
peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika
cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus (Sjamsuhidajat,
2016)

2.2 Anatomi Fisiologi


Secara anatomi, anterior dinding perut terdiri atas otot-otot multilaminar yang
berhubungan dengan aponeurosis, fasia, dan kulit. Pada bagian lateral, terdapat
tida lapisan otot dengan fasia oblik yang berhubungan dengan satu sama lain.
Pada setiap otot terdapat tendon yang disebut dengan aponeurosis. Otot
transversus abdominis adalah otot internal lateral dari otot dinding perut dan
merupakan lapisan dinding perut yang mencegah hernia inguinalis. Bagian kedua
otot membentuk lengkungan aponeurotik transversus abdominis sebagai tepi atas
cincin inguinal internal dan di atas dasar medial kanalis inguinalis Ligamentum
inguinal menghubungkan antara tuberkulum pubikum dan SIAS. Kanalis
inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang merupakan
bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transvernus
abdominis. Pada bagian medial bawah di atas tuberkulum pubikum, kanal ini
dibatasi oleh anulus inguinalis eksterna bagian terbuka dari aponeurosis muskulus
oblikus ekstermus. Bagian atas terdapat aponeurosis muskulus oblikus ekstermus,
dan pada bagian bawah terdapat ligament inguinalis (Nurhastuti, 2019).

3
4

Secara fisiologis, terdapat beberapa mekanisme yang dapat mencegah


terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya
struktur dari muskulus oblikus intermus abdominis yang menutup anulus
inguinalis internus ketika berkontraksi, dan adanya fasia transversa yang kuat
menutupi trigonum Hasaellbach yang umumnya hampir tidak berotot. Pada
kondisi patologis, gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya
hernia inguinalis (Aisyah, 2019).

Gambar 2.1 Jenis dan letak hernia (M. buyanov, 2018)

2.3 Etiologi
Menurut Rawis 2015, penyebab hernia inguinalis lateralis yaitu :
1. Keadaan yang menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen, seperti
kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan
saat defekasi dan mengejan pada miksi, misalnya akibat hipoterapi prostat.
2. Kelemahan dinding otot abdomen karena usia atau sesara kongenital

Menurut Suratun dan Lusianah (2010) etiologi terjadinya Hernia inguinalis


lateral yaitu :
1. Defek dinding otot abdomen Hal ini dapat terjadi sejak lahir (kongenital)
atau didapat seperti usia, keturunan, akibat dari pembedahan sebelumnya.
2. Peningkatan tekanan intra abdominal
5

3. Penyakit paru obstruksi menahan (batuk kronik), kehamilan, obesitas.


Adanya Benighna Prostat Hipertropi (BPH), sembelit, mengejan saat
defekasi dan berkemih, mengangkat beban terlalu berat dapat
meningkatkan tekanan intraabdominal.

2.4 Manifesstasi Klinis


Menurut Suratan dan Lusianah (2010) manifestasi klinis Hernia inguinalis
lateral yaitu :
1. Tampak adanya benjolan dilipat paha atau perut bagian bawah dan
benjolan bersifat temporer yang dapat mengecil dan menghilang yang
disebabkan oleh keluarnya suatu organ.
2. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan nyeri di tempat tersebut
disertai perasaan mual.
3. Nyeri yang diekspresikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Nyeri
tidak hanya didapatkan di daerah inguinal tapi menyebar ke daerah
pnggul, 11 belakang perut, dan daerah genital yang disebut reffered
pain. Nyeri biasanya meningkat dengan durasi dan insensitas dari
aktivitas atau kerja yang berat. Nyeri akan mereda atau menghilang jika
istirahat. Nyeri akan bertambah hebat jika terjadi strangurasi karena
suplai darah ke daerah hernia terhenti sehingga menjadi merah dan
panas.
4. Kandung kemihberisi sehingga menimbulkan gejala sakit saat berkemih
(dysuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan
dibawah sela paha.
5. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan Herniaakan bertambah
besar.

2.5 Patofisiologi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari
peritonium, isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi
organ intraperitonial lain atau organ ekstraperitonial seperti ovarium, apendiks
6

divertikel dan bulu-bulu. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong
hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ-organ lain
misalnya paru dan sebagainya. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi
karena usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah.
Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami
proses degenerasi. Pada orang dewasa kanalis tersebut telah menutup. Namun
karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan
yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk kronik,
bersin yang kuat, mengejan dan mengangkat barang-barang yang berat. Kanal
yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar (Wahid et al.,
2019).
sebagainya. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia
lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan
dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses
degenerasi. Pada orang dewasa kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk kronik, bersin
yang kuat, mengejan dan mengangkat barang-barang yang berat. Kanal yang
sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis
karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar (Wahid et al., 2019).
Pada hernia inguinalis lateralis (indirek) lengkung usus keluar melalui
kanalis inguinalis dan mengikuti kora spermatikus (pria) atau ligamen sekitar
(wanita). Ini diakibatkan karena gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup
testis turun ke dalam skrotum atau fiksasi ovarium. Pada pertumbuhan janin
(kira-kira 3 minggu) testis yang mula-mula terletak diatas mengalami
penurunan (desensius) menuju ke skrotum. Pada waktu testis turun melewati
iguinal sampai skrotum procesus vaginalis peritoneal yang terbuka dan
berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan setelah testis
sampai pada skrotum, prosesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup
(obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi, maka seluruh prosesus vaginalis
7

peritoneal terbuka, terjadilah hernia ingguinal lateralis. Hernia inguinalis


lateralis lebih sering didapatkan dibagian kanan (kira-kira 60%). Hal ini
disebabkan karena proses desensus dan testis kanan lebih lambat dibandingkan
dengan yang kiri (Wahid et al., 2019).
8

2.6 Pathway
9

2.7 Komplikasi
Menurut Suratun dan Lusianah (2010) komplikasi yang mungkin terjadi pada
Hernia inguinalis lateral yaitu :
1. Hernia berulang
Hernia ini terjadi akibat adanya kelemahan dinding otot sehingga muncul
hernia baru di lokasi lain, misalnya dulu pernah hernia perut kiri dan sudah
dioperasi sekarang muncul hernia baru di perut kanan.
2. Obstruksi usus parsial atau total
Karena terjadinya perlengketan usus akibat hernia obstruksi usus parsia
maupun total bisa terjadi di dalam usus halus atau. Pada kasus obstruksi
usus parsial, sedikit makanan atau cairan masih bisa melewati usus.
Sedangkan pada kasus obstruksi usus total, tidak ada apa pun yang bisa
melewati usus.
3. Luka pada usus
Kematian jaringan usus akibat pasokan darah yang berhenti dapat memicu
robekan pada dinding usus yang menyebabkan keluarnya isi usus ke rongga
perut dan menyebabkan infeksi (peritonitis).
4. Gangguan suplai darah ke testis jika pasien laki-laki
Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit, maka timbul edema sehingga
terjadi penekanan pembuluh darah.
5. Perdarahan yang berlebih
Penyakit hernia bila tidak segera diatasi dan diobati dapat mengakibatkan
perdarahan yang diakibatkan semakin membesarnya usus yang keluar
semakin besar.
6. Infeksi luka bedah
Efek samping yang umum ditemui pasca operasi seperti infeksi luka
operasi akibat adanya tekanan intraabdominal sehingga luka operasiyang
terbuka kembali.
10

7. Fistel urin dan feses


Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus
yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau
peritonitissehingga peristaltik usus menurun mengakibatkan sembelit. Pada
pasien kadang-kadang ditemukan keluhan kencing berupa disuria karena
buli-buli ikut membentuk dinding medial hernia

2.8 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Suratun dan Lusianah (2010) pemeriksaan diagnostik pada pasien
Hernia inguinalis lateral yaitu:
1. Pemeriksaan darah lengkap
Menunjukan peningkatan sel darah putih, serum elektrolit dapat
menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), dan
ketidakseimbangan elektrolit. Pemeriksaan koagulasi darah: mungkin
memanjang, mempengaruhi homeostastis intraoperasi atau post operasi.
2. USG abdomen pada regio inguinalis dextra dan sinistra Membedakan
masa di paha atau dinding perut, sumber pembengkakannya, dan
membedakan jenis-jenis hernia
3. Urinalisis
Diagnosis banding dengan sebab genitourinaria yang menyebabkan rasa
sakit di daerah inguinal dan eritrosit (0-4/LPB) pada urin pasien ini
merupakan akibat dari hipertrofi prostat jinak.
4. Sinar X abdomen
Menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus

2.9 Penatalaksanaan
Menurut Muttaqin 2018, Penatalaksanaan medis antara lain:
1. Terapi umum
Terapi konservatif sambil menunggu proses penyembuhan melalui proses
selama dapat dilakukan pada hernia umbilikalis pada anak usia dibawah 2
11

tahun. Terapi konservatif berupa alat penyangga dapat dipakai sebagai


pengelolaan sementara, misalnya adalah pemakaian korslet pada hernia
ventralis sedangkan pada hernia inguinal pemakaian tidak dilanjutkan
karena selalu tidak dapat menyebuhkan alat ini dapat melemahkan otot
dinding perut.
2. Reposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara
hatihati dengan tindakan yang lembut tetapi pasti.Tindakan ini di hanya
dapat di lakukan pada hernia repobilis dengan menggunakan kedua tangan.
Tangan yang satu melebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain
memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi. Tindakan ini terkadang
dilakukan pada hernia irrepobilis apabila pasien takut oprasi, yaitu dengan
cara : bagian hernia di kompres dingin, penderita di beri penenang valium
10 mg agar tidur, pasien di posisikan trandelenberg. Jika posisi tidak
berhasil jangan dipaksa, segera lakukan operasi.
3. Suntikan
Setelah reposisi berhasil suntikan zat yang bersifat sklerotok untuk
memperkecil pintu hernia.
4. Sabuk Hernia
Digunakan pada pasien yang menolak oprasi dan pintu hernia relative kecil.
5. Tindakan oprasi yang merupakan satu-satunya yang rasional
6. Hernioplastik endoscopy
Untuk pengobatan pada hernia inguinalis, antara lain :
a. Pengobatan konservatif Terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
inguinalis. Reposisi tidak dilakukan pada hernia strangulate, kecuali
pada pasien anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual, tangan kiri
memegang isi hernia membentuk cocor sedangkan tangan kanan
mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi
menetap sampai terjadi reposisi.Dilakukan dengan menidurkan pasien
dengan pemberian sodatif dan kompres es diatas hernia.Bila reposisi ini
12

berhasil pasien disiapkan untuk oprasi besok harinya.Jika reposisi


hernia tidak berhasil, dalam waktu enam jam harus dilakukan oprasi
segera.
b. Pengobatan operatif
Merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional.Indikasi operatif sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.
Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniatomy dan herniaraphy.
c. Herniotomy
Dilakukan pembedahan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia di bebaskan kalau ada perlengketan, kemudian
reposisi, kantong hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu potong.
d. Hernioraphy
Dilakukan tindakan kecil annulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis
BAB 3
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan,
untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien
sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses keperawatan sangat bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
3.1.1 Anamnesa
1. Indentitas Pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
DS ( Data Subjektif ) Pada anemnesis keluhan utama yang lazim
didapatkan adalah keluhan adanya benjolan akibat masuknya
material melalui kanalis inguinal bisa bersifat hilang timbul atau
juga tidak.Keluhan nyeri hebat bersifat akut berupa nyeri terbakar
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri
klien digunakan:
a. Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang
menjadi faktor presipitasi nyeri.
b. Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yyang dirasakan atau
digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
c. Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah
rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
d. Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi
kemampuan fungsinya.

13
14

e. Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah


buruk padamalam hari atau siang hari.
DO ( Data Objektif ) : Pasien tampak meringis kesakitan , pasien
tampak memegangi perut kanan bawah , pasien tampak menangis ,
pasien tampak lemas, dan lain-lain.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
keluhan lain yang didapat sesuai dengan kondisi Hernia.
Pada respon biasanya keluhan yanga ada berupa adanya benjolan
setelah mengalami aktivitas peningkatan tekanan intraabdominal,
seperti batuk, bersin, atau mengejan.Bila sudah terjadi stranggulasi
akandidapatkan keluhan nyeri hebat pada abdominal bawah,
keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, anoreksia, serta
perasaan kelelahan pasca nyeri sering didapatkan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab
hernia dan tidak ditemukan Penyakit-penyakit tertentu seperti,
penyakit diabetes dengan luka di perut sangat beresiko terjadinya
penghambatan proses penyembuhan luka.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit Hernia
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya Hernia, seperti
diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan,
yang cenderung diturunkan secara genetic.
6. Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya
dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga
ataupun dalam masyarakat.
7. Riwayat keperawatan dan pengkajian fisik: Menurut Suratun dan
Lusianah (2010) pengkajian data keperawatan pada pasien dan post
15

operasi dengan Hernia inguinalis lateral dalam buku Asuhan


Keperawatan Pasien Gangguan Gastrointestinal antara lain:
a. Aktivitas istirahat Apakah pasien mengalami kelemahan, merasa
lemas, lelah, tirah baring, penurunan kekuatan otot, kehilangan
tunos otot, dan letargi
b. Sirkulasi Apakah pasien menunjukan takikardi, perubahan
tekanan darah (hipotensi, hipertensi).
c. Eliminasi Apakah pasien mengalami konstipasi, adanya
inkontinesia atau retensi urine.
8. Neurosensori
Gejala : Hilang gerakan atau sensasi , spasme otot, kesemutan
Tanda : Deformitas lokal : agulasi abnormal,pemendekan,rotasi
krepitasi.
9. Nyeri / kenyamanan Apakah pasien mengalami nyeri pada insisi
pembedahan, distensi kandung kemih.
10. Keamanan Tanda : Laserasi , avulsi jaringan, perdarahan, perubahan
warna, pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau
tiba-tiba)
11. Penyuluhan Gejala : Lingkungan tidak mendukung (menimbulkan
cedera) pengetahuan terbatas

3.2 Diagnosa Keperawatan


Adapun diagnosa yang sering muncul pada pasien post operasi Hernia
antara lain :
1. Nyeri akut ( D.0077 ) berhubungan dengan pencedera fisik (misalnya
abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur
operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
2. Gannguan mobilitas fisik ( D.0054 )berhubungan dengan Keengganan
melakukan pergerakan, gangguan muskuloskeletal, nyeri.
3. Resiko infeksi ( D.0142 )ditandai dengan Efek prosedur Infasif
4. Konstipasi D.0049 ) berhubungan dengan Kelemahan otot abdomen
16

3.3 Intervensi Keperawatan


Rencana asuhan keperawatan merupakan petunjuk tertulis yang
menggabarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan
terhadap pasien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosa
keperawatan. Rencana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan pasien
secara optimal agar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terjalin suatu
kerja sama yang saling membantu dalam proses tujuan keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan pasien.(Muttaqin, 2018).

3.4 Implemnetasi Keperawatan


Tahap ini di lakukan pelaksanaan dan perencanaan keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.
Pelaksanaan adalah pengelolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah di susun pada tahap pencananaan (Muttaqin, 2018).

3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi
adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan klien,
perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk
menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak
(Muttaqin, 2018).
BAB 4

TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN

Tanggal MRS : 06 Juni 2023 Jam Masuk :10.00 wib

Tanggal Pengkajian : 07 Juni 2023 No. RM : 07. 55.45

Jam Pengkajian : 10.00 Wib Diagnosa Medis : Post Op Hernia Inguinalis


Lateralis
Hari rawat ke :2

IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn. D
2. Umur : 60 tahun
3. Suku/ Bangsa: Aceh
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Petani
7. Alamat : Suak Ribee

KELUHAN UTAMA:

Tn. D mengatakan nyeri pada luka Operasinya di perut kanan bawah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:


Tn. D menjalani Operasi di rumah sakit BLUD RSU Cut Nyak Dhien Meulaboh
kabupaten Aceh Barat Pada Tanggal 06 Juni 2023 , Pada saat Pengkajian di
lakukan pada hari rabu jam 10.00 wib

17
18

1. Penyebab/faktor pencetus : Adanya luka operasi


2. Sifat keluhan : Hilang timbul
3. Lokasi dan penyebaraannya : Daerah perut kanan bawah
4. Skala keluhan : Skala 7
5. Mulai dan lamanya keluhan :Sejak setelah dan lamanya ± 30-60 menit
6. Hal-hal yang meringakan :nyeri berkurang ketika os.istirahat dan
bertambah ketiks os. Banyak bergerak

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Pernah dirawat : ya
tidak √ kapan :…… diagnosa :…………
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak
jenis……………………
Riwayat kontrol : .............................

Riwayat penggunaan obat :..............

3. Riwayat alergi:
Obat ya tidak jenis……………………

Makanan ya tidak jenis……………………

Lain-lain ya tidak jenis……………………

4. Riwayat operasi: ya tidak


- Kapan : ……………………
- Jenis operasi : ……………………
5. Lain-lain:
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
.................................................
19

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA:


Ya tidak

- Jenis Penyakit :
…………………........................................................................................................
.............................

- Genogram :

60

Keterangan :

: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Meninggal
: Hub. perkawinan
20

PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan:

Alkohol ya tidak keterangan……….....................

Merokok ya tidak

keterangan…………………….........................................................

Obat ya tidak

keterangan…..............................................................………………

Olah raga ya tidak

keterangan…..........................................................…………………

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda tanda vital


TD : 160/90 mmHg N : 88 x/i T : 36,7 oC RR : 22 x/i

Kesadaran : Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor


Koma

2. Sistem Pernafasan (B1)


a. RR: 22x/i
b. Keluhan: sesak nyeri waktu nafas
orthopnea
Batuk: produktif tidak produktif

Sekret:…….. Konsistensi :......................

Warna:.......... Bau :..................................

Penggunaan otot bantu nafas: Ada tidak

c. Irama nafas teratur tidak teratur


21

d. Pola nafas Dispnoe Kusmaul Cheyne


Stokes Biot
e. Suara nafas Cracles Ronki Wheezing
f. Alat bantu napas ya tidak
Jenis................................................ Flow..............lpm

g. Penggunaan WSD: Ya/Tidak


- Jenis : .............................................................................................
....................................................................
- Jumlah cairan
: .........................................................................................................
.........................................
- Undulasi : .................................................................................................
..................................................
- Tekanan : .............................................................................................
.....................................................
h. Tracheostomy: ya tidak
.......................................................................................................................
.........................................................................
i. Lain-lain:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
...

Sistem Kardio vaskuler (B2)

a. TD : 160/90 mmHg
b. N : 88x/i
22

c. Keluhan nyeri dada: ya tidak


P :...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
d. Irama jantung: reguler ireguler
e. Suara jantung: normal (S1/S2 tunggal)
murmur
gallop lain-lain.....

f. Ictus
Cordis: ...........................................................................................................
..................................................
g. CRT : < 2detik

h. Akral: hangat kering merah basah pucat


panas dingin
i. Sikulasi perifer: normal menurun
j. JVP :.................................
k. CVP :.................................
l. EKG & Interpretasinya:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
..................................................

3. Sistem Persarafan (B3)


a. GCS :15
23

b. Refleks fisiologis patella triceps biceps


c. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig
Lain-lain

d. Keluhan pusing ya tidak


P :...................................................................

Q :...................................................................

R :...................................................................

S :...................................................................

T :...................................................................

e. Pemeriksaan saraf kranial:


N1 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N2 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N3 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N4 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N5 : normal tidak Ket. :
……..............................................................
N6 : normal tidak Ket.:
……..............................................................
N7 : normal tidak Ket.: ……..............................................................
N8 : normal tidak
Ket.: ..............................................................
N9 : normal tidak
Ket.: ..............................................................
24

N10 : normal tidak


Ket.: ..............................................................
N11 : normal tidak
Ket.: ..............................................................
N12 : normal tidak
Ket.: ..............................................................
f. Pupil anisokor isokor
Diameter: ……/......
g. Sclera anikterus ikterus
h. Konjunctiva ananemis anemis
i. Isitrahat/Tidur :.8Jam/Hari
j. Gangguan tidur : ..............................................................
k. Lain-lain:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

4. Sistem perkemihan (B4)


a. Kebersihan genetalia: Bersih Kotor
b. Sekret: Ada Tidak
c. Ulkus: Ada Tidak
d. Kebersihan meatus uretra: Bersih Kotor

e. Keluhan kencing: Ada Tidak


Bila ada, jelaskan:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
f. Kemampuan berkemih:
Spontan Alat bantu, sebutkan: Kateter
25

Jenis : 3 Way
Ukuran : 18
Hari ke :2
g. Produksi urine : 200 ml/jam
Warna : kuning
Bau : Pesing
h. Kandung kemih : Membesar ya tidak
i. Nyeri tekan ya tidak
j. Intake cairan oral : ……… cc/hari parenteral : ……… cc/hari
k. Balance cairan:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
..........................................................
l. Lain-lain:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
...
5. Sistem pencernaan (B5)
a. TB : 167 BB : 60
b. IMT :21 Interpretasi : Normal
c. Mulut: bersih kotor berbau
d. Membran mukosa: lembab kering stomatitis
e. Tenggorokan:
sakit menelan kesulitan menelan
pembesaran tonsil nyeri tekan
f. Abdomen: tegang kembung ascites
26

g. Nyeri tekan: ya tidak


h. Luka operasi: ada tidak
Tanggal operasi : 06 Juni 2023
Jenis operasi :. Hernia
Lokasi : Perut Kanan Bawah
Keadaan :................
Drain : ada tidak
- Jumlah :...................
- Warna :...................
- Kondisi area sekitar insersi :...................
i. Peristaltik:. x/menit
j. BAB : 1x/hari Terakhir tanggal : .................................................
k. Konsistensi: keras lunak cair lendir/darah
l. Diet: padat lunak cair
m. Diet Khusus:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
......................................................................................................................
n. Nafsu makan: baik menurun Frekuensi:.......x/hari
o. Porsi makan: habis tidak
Keterangan:.......................
p. Lain-lain:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
......................................................

6. Sistem Penglihatan
a. Keluhan nyeri ya tidak
27

P :...................................................................

Q :...................................................................

R :...................................................................

S :...................................................................

T :...................................................................

b. Luka operasi: ada tidak


Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lokasi :................
Keadaan :................
d. Pemeriksaan penunjang lain : .........................
e. Lain-lain :
......................................................................................................................
......................................................................................................................
....................................................

8. Sistem pendengaran
a. Keluhan nyeri ya tidak
P :...................................................................

Q :...................................................................

R :...................................................................

S :...................................................................

T :...................................................................

b. Luka operasi: ada tidak


Tanggal operasi :................
28

Jenis operasi :................


Lokasi :................
Keadaan :................
c. Alat bantu dengar: .........................
d. Lain-lain :
......................................................................................................................
......................................................................................................................
....................................................
7. Sistem muskuloskeletal (B6)
a. Pergerakan sendi: bebas terbatas
b. Kekuatan otot:

c. Kelainan ekstremitas: ya tidak


d. Kelainan tulang belakang: ya tidak

Fraktur: ya tidak
- Jenis :...................
e. Traksi: ya tidak
- Jenis :...................
- Beban :...................
- Lama pemasangan :...................
f. Penggunaan spalk/gips: ya tidak

g. Keluhan nyeri: ya tidak


P :...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
29

h. Sirkulasi perifer: ..............................................


i. Kompartemen syndrome ya tidak
j. Kulit: ikterik sianosis kemerahan
hiperpigmentasi
k. Turgor baik kurang jelek
l. Luka operasi: ada tidak
Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lokasi :................
Keadaan :................
Drain : ada tidak
- Jumlah :...................
- Warna :...................
- Kondisi area sekitar insersi :...... .............
m. ROM : .................................................
n. Lain-lain:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......
10. Sistem Integumen
a. Penilaian resiko decubitus
Aspek Yang Kriteria Penilaian Nilai
Dinilai
1 2 3 4

Persepsi Terbatas Sangat Keterbatasan Tidak Ada 4


Sensori Sepenuhnya Terbatas Ringan Gangguan

Kelembaba Terus Sangat Kadang2 Jarang Basah 4


n Menerus Lembab Basah
Basah
30

Aktifitas Bedfast Chairfast Kadang2 Lebih Sering 3


Jalan jalan

Mobilisasi Immobile Sangat Keterbatasan Tidak Ada 1


Sepenuhnya Terbatas Ringan Keterbatasan

Nutrisi Sangat Kemungkinan Adekuat Sangat Baik 3


Buruk Tidak
Adekuat

Gesekan & Bermasalah Potensial Tidak 2


Pergeseran Bermasalah Menimbulka
n Masalah

NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat Total Nilai 18
dikatakan bahwa pasien beresiko mengalami dekubisus
(pressure ulcers)
(15 or 16 = low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less =
high risk)

b. Warna
c. Pitting edema: +/- grade:................
d. Ekskoriasis: ya tidak
e. Psoriasis: ya tidak
f. Pruritus: ya tidak
g. Urtikaria: ya tidak
h. Lain-lain:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......
31

11. Sistem Endokrin


a. Pembesaran tyroid: ya tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening: ya tidak
c. Hipoglikemia: ya tidak
d. Hiperglikemia: ya tidak
e. Kondisi kaki DM
- Luka gangren ya tidak
Jenis ............................................................................................................
....
- Lama luka ...............................................................................................
- Warna
...............................................................................................
- Luas luka ...............................................................................................
- Kedalaman ...............................................................................................
- Kulit kaki ...............................................................................................
- Kuku kaki ...............................................................................................
- Telapak kaki...............................................................................................
- Jari kaki ...............................................................................................
- Infeksi ya tidak
- Riwayat luka sebelumya ya tidak
Jika ya:
- Tahun :
- Jenis Luka :
- Lokasi :
- Riwayat amputasi sebelumya ya tidak
Jika ya:
- Tahun :
- Lokasi :
32

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

a. Persepsi klien
Tn. D mengatakan kosndisi saat ini adalah rencana dariAllah, ikhlas, tetap
berusaha mencari pengobatan agar sembuh dan tetap berdoa Kepada Allah
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah tegang marah/menangis

c. Reaksi saat interaksi kooperatif tidak kooperatif curiga


d. Gangguan konsep diri:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................
e. Lain-lain:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...........................................................................................

PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN

Jelaskan : Selama di rumah sakit pasien melakukan mandi 2x1 perhari, menyikat
gigi 2x1 hari dan selama dirumah sakit belum pernah keramas. Personal Hygiene
selama dirumah antara lain mandidilakukan 2x1 hari, gosok gigi sehari 3x1 dan
keramas seklai alam sehari
33

PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah

b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah:


...............................................................................................................................

...............................................................................................................................
..........................

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium,Radiologi, EKG, USG , Dll)

Jenis pemeriksaan Nilai rujukan Hasil pemeriksaan Satuan


WBC 6.83 4.00-10.00 103/uL
RBC 4.18 4.00-6.50 103/uL
HGB 12.6 13.0-16.0 g/dl
HCT 35.8 36.0-46.0 %

MCV 85.6 80.0-97.0 Fl


UREUM 22 10.0-40.0 mg/dl
KREATININ 0.7 0,1-1,3 mg/dl

TERAPI

a. IVFD RL 20 tetes/ menit


b. Injeksi Ketorolac 1ampul/ 8 Jam
c. Injeksi Ceftriaxone 2 gram/IV/ 12jam
34

2. Analisa Data

Data Etiologi Problem


1 Ds : Agen Pencedera Fisik Nyeri Akut
- Pasien. Mengatakan (Prosedur Operasi)
nyeri pada luka
operasinya di perut
kanan bawah
- Pasien. Mengatakan
nyer seperti di iris-iris
- Pasien mengatakan
nyeri di bagian
operasinya kalau
bergerak

Do:
- Ekspresi wajah
meringis
- Pain assesmen
P: nyeri bertambah saat
bergerak
Q: seperti di iris-iris
R: bagian perut bawah
S: 7 (1-10)
T: Intermiten

- Ttv :
 Td : 160/90mmHg
 S : 36,7c
 RR : 22 x/menit
 N : 88 x/menit

2 Ds : Keengganan melakukan Gangguan


35

- Pasien mengatakan pergerakan mobilitas fisik


takut bergerak
- Pasien mengatakan
semua aktivitas nya
dibantu oleh keluarga
dan perawat
Do :
- Ku : Lemah
- Tampak Berbaring di
tempat tidur
- Pasien tampak gelisah
- Nampak pasien susah
bergerak
3 Ds : Efek prosedur invasif Resiko Infeksi
-

Do :
- Nampak luka operasi
pada perut bawah
- Luka nampak agak
kemerahan
- Namapak luka
perasipada perut bawah
panjang 7 cm

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencederaan fisik (Prosedur Operasi)


2. Ganggauan mobilitas fisik berhubungan dengan Keengganan melakukan
pergerakan
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasikf
36

4. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Standar Luaran


No Intervensi
Keperawatan Keperawatan Indonesia
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
berhubungan dengan keperawatan 3x 24 jam Observasi
Agen pencederaan masalah nyeri akut dapat 1. Identifikasi lokasi,
fisik (Prosedur teratasi dengan kriteria karakteristik, durasi,
Operasi) sebagai berikut : kualitas dan intensitas
1. Melaporkan nyeri nyeri
terkontrol (4) 2. Idetifikasi skala nyeri
2. Kemampuan mengenali Terapeutik
onset nyeri (4) 1. Terapakan manajeman
3. Kemampuan mengenali nyeri non farmakologi
Penyebab nyeri (4) Jurnal Muhammad
4. Kemampuan Suhartono (Pengaruh
menggunakan teknik pemberian terapi
non farmakologis (4) murottal
terhadaptingkat nyeri
pada pasien post op
hernia)
Edukasi
1. Jeaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyer
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi emberian
analgetiksesuai ndikasi

2 Ganggauan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan mobilisasi


37

fisik berhubungan keperawatan 3x 24 jam


dengan Keengganan masalah gangguan Observasi
melakukan mobilitasi fisik dapat 1. Identifikasi adanya
pergerakan meningkat dengan kriteria nyeri atau keluhan fisik
sebagai berikut : lainnya
1. Dari nyeri meningkat :1 2. Identifikai toleransi
menjadi menurun :5 fisik melakukan
2. Dari kelemahan fisik pergerakkan
meningkat :1 menjadi 3. Monitor frekuensi
menurun : 5 jantung dna tekanan
3. Dari gerakan terbatas darah sebelum memulai
meningkat :1 menjadi mobilisasi
menurun : 5 4. Monitor kondisi umum
selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik
1. Fasilitas aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (mis.tongkat,
kruk)
2. Libatkan keluarga
untuk mebantu pasien
dalam meningkatkan
mobilisasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
3. Anjurkan mobilisasi
sedrehana haus
38

dilakukan (mis.
Berjalan dari tempat
tidur ke kursi roda,
berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi)
3 Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
berhubungan dengan keperawatan 3x 24 jam Observasi
efek prosedur masalah resiko infeksi dapat 1. Monitor tanda dan
invasikf menurun dengan kriteria gejala infeksi dan
sebagai berikut : patagenik
1. Dari nyeri meningkat :1 Terapeutik
menjadi menurun :5 1. Batasi jumlah
2. Dari kemerahan pengujung dan
meningat :1 menjadi patagenik
menurun :5 2. Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
3. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
4. Anjurkan
meningkatkanasupan
cairan
39

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antibioik, jika perlu

5. Implementasi dan Evaluasi

Hari/
Tanggal/Jam
No Implementasi Evaluasi
dan diagnosa
Keperawatan
1 Rabu 1. Mengidentifikasi lokasi, S :
karakteristik, - Klien mengatakan masih nyeri
07/06/2023
durasi,frekuensi,
pada luka bekas operasinya
10.00 kualitas, intensitas nyeri
Hasil: diperut kanan
Nyeri Akut
P: Nyeri ketika banyak
- Klien mengatakan nyerinya
bergerak
Q : Nyeri seperti diiris- bertambahketikabanyak
iris
Bergerak
R : Perut kanan bawah
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri hilang timbul O :
2. Mengontrol lingkungan - Ekspresi wajah meringis
yang memperberat rasa Pain Assesmen
nyeri (mis: suhu P :Nyeri bertambah saat
bergerak
ruangan,pencahayaan,
Q : Seperti diiris-iris
kebisingan) R : bagian perut bawah
Hasil: S : Skala 6 ( 1–10 )
T : Intermiten
Os. mengatakan
- TTV :
nyerinya bertambah TD: 160/90 mmHg
ketika banyak bergerak N : 88x/menit
S : 36,7 oC
3. Memonitor tanda-
tanda vital sebelum dan P: 22x/menit
sesudah pemberian
40

analgesik A : Masalah nyeri akut belum teratasi


Hasil:
TD : 160/90mmhg
N : 88 x/menit P : Intervensi di lanjukan
S : 36,7 oC - Terapkan manajeman nyeri
P : 22 x/menit non-farmakologi Jurnal
muhammad Suhartono
4. Menjelaskan penyebab,
(pemberian terapi murottal)
periode, dan pemicu
nyeri
5. Mengajarkan teknik
non farmakologis terapi
murottal terhadap
tingkat nyeri pada os.
6. Menjelaskan tujuan dan
manfaat terapi murottal
terhadap tingkat nyeri
pada os
7. Kolaborasipemberian
analgetik
Hasil:
Pemberian injeksi
ketorolac 1 Ampul/
IV/8 jam

2 Rabu 1. Mengindentifikasi S:
adanya nyeri
07/06/2023 - Klien mengatakan masih takut
ataukeluhan
10.00 fisiklainnya untuk Bergerak- Klien
Hasil : mengatakan semua
Ganggauan
-Klien mengatakan - aktivitasnya dibantu oleh
mobilitas fisik keluarganya dan perawat
masih Nyeri bila
bergerak O:
- Ku: lemah
- Tampak berbaring ditempat
2. Mengidentifikasi
toleransi fisik tidur- Nampak klien susah
melakukan Mobilisasi bergerak
Hasil ;
Klien mengeluh A : Gangguan mobillitas fisik belum
masihtakut teratasi

untukbergerak P:
Intervesi 1,2,dan 5 di lanjutkan
41

3. Memonitor frekuensi
jantung dan tekanan
darahsebelum
memulaiMobilisasi
Hasil :
TD :160/90mmHg,
N :88x/i

4. Memonitor kondisi
umum selama
melakukanMobilisasi
Hasil:
-Klien masih lemah
baru keluar dari ruang
operasi
5. Melibatkan keluarga
untuk membantu pasien
dalammeningkatkan
Mobilisasi
Hasil;
-Keluarga bersedia
membantu Klien
6. Menjelaskan tujuan dan
prosedur Mobilisasi
Hasil:
Klien mengerti dan
bersedia mengikuti
prosedur mobilisasi

7. Menganjurkan
melakukan Mobilisasi
dini
Hasil :
Klien masih Takut
untuk bergerak

Implemntasi dan evaluasi hari kedua


42

Hari/
Tanggal/Jam
No Implementasi Evaluasi
dan diagnosa
Keperawatan
1 Kamis 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik,durasi, - Klien mengatakan masih nyeri
08/06/2023
frekuensi, kualitas, pada luka bekas operasinya
15.00 diperut kananbawah
intensitas nyeri
Nyeri Akut Hasil: - Klien mengatakan nyerinya
P : Nyeri ketika banyak Bertambah ketika banyak
bergerak bergerak
Q : Nyeri seperti diiris-
iris O:
R : Perut kanan bawah - Ekspresi wajah rileks
S : Skala nyeri 5 Pain Assesmen
T : Nyeri hilang timbul P :Nyeri bertambah saat
2. Mengontrol lingkungan bergerak
yang memperberat Q : Seperti diiris-iris
rasanyeri (mis: suhu R : bagian perut bawah
ruangan,pencahayaan, S : Skala 4 ( 1–10 )
kebisingan) T : Intermiten
Hasil: - TTV :
Klien mengatakan TD: 150/90 mmHg
nyerinya bertambah N : 80x/menit
ketika banyak bergerak S : 36,2 oC
3. Memonitor tanda-tanda P: 20 x/menit
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik A : Masalah nyeri akut teratasi
Hasil: sebagian
TD : 150/90mmhg
N : 80 x/menit
S : 36,2oC P : Intervensi di lanjukan
RR: 20 x/i - Terapkan manajeman nyeri
non-farmakologi Jurnal
4. Mengajarkan teknik non muhammad Suhartono
farmakologis untuk (pemberian terapi murottal)
mengurangi rasa nyeri
yaitu melakukan
pengaturan posisi dan
relaksasi
5. Kolaborasi pemberian
analgetik
43

Hasil:
pemberian injeksi
Ketorolac 1 ampul /IV/
12 jam
2 Kamis 1. Mengindentifikasi S:
adanyanyeri atau
08/06/2023 - Klien mengatakan masih takut
keluhanfisik lainnya
untuk Bergerak
15.30 Hasil :
- Klien mengatakan masih
Ganggauan - Klien mengatakan
aktivitasnya dibantu oleh
masih Nyeri bila keluarganya
mobilitas fisik
bergerak O:
2. Mengidentifikasi - Ku: baik
toleransi fisik melakukan - Tampak dudukditempat tidur
Mobilisasi
Hasil ; A : Gangguan mobillitas fisik belum
- Klien belajar duduk teratasi
ditempat tidur
3. Memonitor frekuensi P :
jantung dan Intervesi di lanjutkan
tekanandarah sebelum
memulaiMobilisasi
Hasil :
- T :TD :150/90mmHg,
N :88x/i
4. Memonitor kondisi
umum selama
melakukanMobilisasi
Hasil- Klien masih
lemah baru keluar dari
ruang
operasi
5. Melibatkan keluarga
untuk membantu
pasiendalam
meningkatkan Mobilisasi
Hasil ;
Keluarga bersedia
membantu Klien
6. Menjelaskan tujuan dan
prosedur Mobilisasi
Hasil:- Klien mengerti
dan bersedia mengikuti
44

prosedur mobilisasi
7. Menganjurkan
melakukan Mobilisasi
dini
Hasil :
- Klien masih mulai
bergerak ( belajarduduk )
8. PemberianAntibiotik
Hasil:- Cefrtiaxon 2 gr/
12 jam
3. Kamis 1. Memonitor tanda dan S :
gejala infeksi lokan dan - Klien mengatakan luka
08/06/2023
patogenik opersiny agak basah
15.45 Hasil
Resiko Infeksi - Luka agakbasah O:
2. Membatasi jumlah - Nampak luka Operasi
pengunjung dibagianPerut bawah,dengan
Hasil lebar lukasekitar 7 cm
- Menganjurkan keluarga - -Nilai Leukosit ( 4,9-11ribu/ul)
pasien untuk membatasi
pembesuk untuk A : Masalah sedang teratasi
mengurangi kebisingan
3. Menjelaskan tanda dan P :Intervensi di lanjutkan
gejala infeksi
Hasil
Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
4. Mengajarkan cara
mencuci tangan dengan
benar
Hasil:
- Menunjukkan
kemamauan untuk
mencucitangan dengan
benar
5. Menganjurkan
meningkatkan asupan
Nutrisi
Hasil :
- Mampu
45

menghabiskan Porsi
yang diberikan
6. Kolaborasi pemberian
obat
hasil
- Injeksi Ceftriaxone
2gr / iv / 12 jam

Implementasi dan Evaluasi Hari Ketiga


46

Hari/
Tanggal/Jam
No Implementasi Evaluasi
dan diagnosa
Keperawatan
1 Jumat 1. Mengidentifikasi lokasi, S :
karakteristik, - Klien mengatakan masih nyeri
09/06/2023
durasi,frekuensi, pada luka bekas operasinya
21.00 kualitas, intensitas nyeri sudah berkurang
Hasil:
Nyeri Akut - Klien mengatakan nyerinya
P : Nyeri ketika banyak
berkurang ketika banyak
bergerakberkurang
bergerak
Q : Nyeri seperti di sayat
R : Perut kanan bawah
O:
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul - Ekspresi wajah rileks
Pain Assesmen
2. Mengontrol lingkungan P :Nyeri ketika banyak
yang memperberat bergerak berkurang
rasanyeri (mis: suhu Q : Seperti nyut-nyut
ruangan , R : bagian perut bawah
pencahayaan,kebisingan)
S : Skala 3 ( 1–10 )
Hasil:
Klien mengatakan T : Intermiten
nyerinya bertambah - TTV :
ketika banyak bergerak TD: 130/0 mmHg
3. Memonitor tanda-tanda N : 80x/menit
vital sebelum dan esudah S : 36 oC
pemberian analgesik P: 20 x/menit
Hasil:
TD : 130/80mmhg A : Masalah nyeri akut teratasi
N : 80 x/menit
S : 36 oC
P : 20 x/menit P : Intervensi 1,2,3 dan 4
4. Kolaborasipemberian dipertahankan
analgetik
Hasil:
pemberian injeksi
Ketorolac 1 ampul /IV/
8jam
2 Kamis 1. Mengindentifikasi S:
08/06/2023 adanya nyeri
- Klien mengatakan masih tidak
ataukeluhan fisik
15.30 takut untuk Bergerak
lainnya
47

Ganggauan Hasil : - Klien mengatakan masih


- Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh
mobilitas fisik
sudah tidak Nyeri bila keluarganya
bergerak O:
- Ku: baik
2. Mengidentifikasi
toleransi fisik melakukan - Klien sudah berjalan
Mobilisasi A : Gangguan mobillitas fisik teratasi
Hasil ; sebagian
- Klien sudah berjalan
3. Memonitor frekuensi P:
jantung dan tekanan Intervesi di lanjutkan
darah sebelum memulai
Mobilisasi
Hasil:
- T :TD :130/80mmHg,
N :80x/i
4. Memonitor kondisi
umum selama
melakukan
Mobilisasi
Hasil
- KU, baik dan sudah
berjalan kekemar mandi
5. Melibatkan keluarga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
Mobilisasi
Hasil ;
- Keluarga bersedia
membantu Klien
3. Kamis 1. Memonitor tanda dan S:
gejala infeksi lokan dan
08/06/2023
patogenik
15.45 Hasil : O:
Resiko Infeksi - Luka basah - Nampak luka Operasi
2. Membatasi jumlah dibagianPerut bawah,dengan
pengunjung lebar lukasekitar 7 cm
Hasil - -Nilai Leukosit ( 4,9-11ribu/ul)
- Menganjurkan keluarga
pasien untukmembatasi A : Masalah sedang teratasi
pembesuk untuk
mengurangikebisingan P : Lanjutkan Intervensi
3. Menganjurkan
48

meningkatkan asupan
NutrisiHasil :- Mampu
menghabiskan Porsi
yang diberikan
4. Kolaborasi pemberian
obat
Hasil
- Injeksi Ceftriaxone 1 gr
/ iv / 12 jam

BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
49

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan(Post Op


Hernia inguinalis lateral) Pada Tn. ARuangbedah/Seruni Rumah Sakit Benyamin
Guluh Kabupaten Kolaka, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Data hasil pengkajian fisik yang diperoleh adalah kesadaran klien
composmentis, keadaan umum klien Post Op: tampak lemah, klien
wajahtampak meringis, klien tampak berbaring dan terdapat luka pada bagian
perut kanan bawah yang diverban dengan 7 jumlah hekting luar dengan panjang
luka 7 cm.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada tahap diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus adalah tiga
diagnosa keperawatan, yaitu: Nyeri berhubungandengan Agen pencedera
fisik,Gangguan mobilitas fisik berhubungan denganKeengganan melakukan
pergerakan,Resiko Infeksi dibuktikan denganluka insisi dan perawatan luka.
3. Intervensi
Inteervensi yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosa yang ada dan
semuanya dapat dilaksanakan. Hal ini antara lain karena dukungan dari
keluarga, perawat rungan dan pembimbing.
4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan penulis dan
intervensi yang telah disusun baik tindakan keperawatan mandiri maupun
kolaborasi.
5. Evaluasi
Pada evaluasi keperawatan semua masalah keperawatan yang diangkat pada
kasus belum teratasi.

5.2 Saran
Kepada pihak institusi pendidikan diharapkan dalam menyusun karya tulis ilmiah

dimasa yang akan datang waktunya perlu ditambah agar penulis lebih memahami dan
50

mengerti asuhan keperawataan pada klien Hernia inguinalis lateral. Untuk pihak unit

layanan kesehatan , agar membuat model pelayanan keperawatan profesional yang dapat

dijadikan acuan pembelajaraan mahasiswa perawat guna menjamin kualitas asuhan yang

diberikan pada klien. Untuk pihak penulis selanjutnya kiranya jika melakukan penelitihan

lebih mendalam lagi pada kasusHernia inguinalis lateralserta pada kasus lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Huda dan Kusuma ,2016.Asuhan Keperawatan Praktis Jilid 2.MediactionPublishing,


Jogjakarta.
Nuari 2015inguinalis yang rnelebar.
51

Purnomo,.2011).Penatalaksanaannyerinon farmakologi

Diyono & Mulyanti, S. 2013.Keperawatan Medikal Bedah Sistem


Pencernaan.Jitowiyonno & Kristiyanasari,2012. Asuhan Keperawatan Post
Operasipendekatan

Muttaqin A & 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan System Perkemihan.Jakarta :


Salamba Medika.Medical Record Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten
Kolaka Tahun 2018

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi


Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PersatuanPerawat Nasional Indonesia.SuratandanLusinah(2010)pemekriksaan
diagnostic pada pasien Hernia Inguinalislateral.

Nursing Diagnoses: Definitions & classification, 2015-2017.Oxford : WileyBlackwell.

Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medicalsurgical


Nursing. Mosby: ELSIVERTim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016),Standar
Diagno

DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai