Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KEBUTUHAN PEMENUHAN FISIOLOGIS


TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA POST OP SECTIO
CASAREA DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
TAHUN 2023

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Keperawatan

Oleh :

CUT AMELIA SYAHLINA


NIM : P07120419008

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN ACEH
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
BANDA ACEH
2023

1
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan judul:

Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis Terhadap Penyembuhan Luka Post

Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh

Telah disetujui untuk diseminarkan

Banda Aceh, Februari 2023

Pembimbing,

(Ns.Nuswatul Khaira.S.Kep., M.Kes)


NIP. 197009141993032002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan

Banda Aceh

(Ritawati, AK., MPH)


NIP. 196902161993032002

2
LEMBARAN PENGESAHAN

Proposal

Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis Terhadap Penyembuhan Luka di


Rumah sakit Ibu dan Anak Banda Aceh Tahun 2023

Diajukan Oleh:

Cut Amelia Syahlina


NIM. P07120419008

Telah Diuji Dan Disetujui Oleh:

Penguji I : Ns. Asniah Syamsuddin, S.Kep.,M.Kep 1. ……

NIP. 197002181996032003

Penguji II : Ns. Supriyanti., S.Kep, M.Kep 2. ……

NIP.

Pembimbing : Ns. Nuswatul Khaira., S.Kep, M.Kes 3. ………

NIP. 197009141993032002

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................1


PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................................2
LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................................3
DAFTAR ISI ....................................................................................................................4
KATA PENGANTAR ......................................................................................................6
BAB I ................................................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................8
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 8

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 13

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 13

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 15


2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Fisiologis .......................................................... 15

2.2 Konsep Penyembuhan Luka Sectio Caesarea ............................................. 19

2.3 Kerangka Teori............................................................................................ 27

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESI DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 28


3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 28

3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 28

3.3 Definisi Operasional .................................................................................... 29

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 30


4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 30

4.2 Populasi dan Sampel ................................................................................... 30

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................... 31

4.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 33

4
4.6 Pengolahan Data.......................................................................................... 33

4.7 Analisa Data ................................................................................................ 35

4.8 Etika Penelitian ........................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 37

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya yang diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan proposal yang
berjudul “Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Fisiologi Terhadap
Pentembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Ibu dan
Anak ”. Shalawat beserta salam sama-sama kita sanjung sajikan kepangkuan nabi
besar kita nabi Muhammad SAW yang mana oleh beliau telah membawa kita dari
alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan.
Tidak lupa pula ucapan terimakasih peneliti kepada Ibu Ns. Nuswatul
Khaira., S.Kep., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu dan memberikan pengarahan serta pemikiran sehingga proposal ini dapat
diselesaikan.
Selain itu peneliti juga turut menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak T. Iskandar Faisal, S.Kp, M.Kes, Selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Aceh.
2. Ibu Dr. Dewi Marianthi, M. Kep., Sp. Mat, Selaku Ketua Program studi Jurusan
Keperawatan Banda Aceh Poltekkes Kemenkes Aceh
3. Ibu Ritawati, AK., MPH, Selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Keperawatan
Banda Aceh
4. Kepada Ibu Ns. Asniah Syamsuddin, S.Kep., M.Kep selaku dosen penguji I dan
Ibu Ns. Supriyanti., S.Kep., M.Kes selaku dosen penguji II yang telah
memberikan kritikan dan saran dalam penulisan proposal ini
5. Seluruh Dosen Dan Staf Jurusan Keperawatan Banda Aceh Poltekkes Kemenkes
Aceh.
6. ibunda tersayang beserta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan,
semangat dan selalu mendoakan saya dalam penyelesaian studi di poltekkes
kemenkes Aceh.
7. Kepada sahabat-sahabat saya Mayang, Maghfira bonita, Utia dan teman-teman
seperjuangan yang menempuh pendidikan di Prodi Sarjana Terapa Keperawatan
Banda Aceh.

6
iii
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal studi kasus ini masih
banyak kekurangan untuk itu peneliti mengharapkan adanya kritikan dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca.
Akhirnya peneliti berharap agar kelak penelitian ini dapat bermanfaat bagi
peneliti, Program Studi D-IV Keperawatan, peneliti selanjutnya dan pembaca
terutama rekan-rekan seprofesi. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Banda Aceh, februari 2023

Cut Amelia Syahlina

P07120419008

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori Kebutuhan Maslow menyatakan bahwa setiap individu yang ada di


dunia ini pastilah memiliki paling tidak satu hal yang harus mereka penuhi dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow adalah salah satu
teori psikologi yang berguna untuk memicu munculnya motivasi pada seorang
individu dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Hal tersebut biasanya
disebut dengan kebutuhan (Sinuraya & Winanda, 2022). Adanya kebutuhan yang
harus terpenuhi membuat setiap individu memiliki motivasi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan yang paling dasar pada
manusia, antara lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan,
nutrisi, eliminasi, aktivitas, seksual, keseimbangan suhu tubuh, istirahat dan tidur.

Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang sangat primer dan bersifat

multak yang wajib dipenuhi untuk memelihara homeostatis biologis dan

kelangsungan hidup bagi setiap manusia. Kebutuhan ini dapat mengakibatkan sakit,

bahkan sampai kematian jika kebutuhan fisiologi tidak terpenuhi (Nasriani, 2021).

Menurut Abraham Maslom, kebutuhan fisiologis berada pada urutan pertama dan

teratas dalam kehidupan manusia sehari-hari. Apabila kebutuhan fisiologis tidak

bisa dipenuhi, manusia yang bersangkutan akan kehilangan kendali atas

perilakunya dan tidak bisa berfikir/berusaha untuk memenuhi/mencapai kebutuhan

lainnya. Kebutuhan fisiologis bersifat valid yaitu anatomi kebutuhan tubuh kita

untuk mempertahankan hidup. Jadi bisa dikatakan kalau kebutuhan fisiologis

merupakan kebutuhan yang sangat multak dan harus terpenuhi. Kebutuhan

fisiologis meliputi: oksigen, cairan, nutrisi (makanan dan minuman), eliminasi,

8
tidur, istirahat, terbebas dari rasa nyeri atau sakit, stimulasi, eksplorasi, regular,

manipulasi, dan lain-lain.

Sectio caesarea ialah suatu hysterectomia untuk melahirkan janin dari

dalam rahim. Sectio Caesarea adalah persalinan dengan cara melahirkan janin

dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Sectio

Caesarea dilakukan pada kasus-kasus di mana persalinan pervaginam tidak dapat

dilakukan ataupun akan memaksakan risiko yang tidak semestinya kepada sang ibu

ataupun janin (Puspitasari & Pertiwi, 2017). Sectio Caesarea (SC) ialah suatu

pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan

uterus.Indikasi Sectio Caesarea bisa indikasi absolut atau relatif. Setiap keadaan

yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana merupakan

indikasi absolut untuk sectio abdominal indikasi relatif, kelahiran lewat vagina bisa

terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian rupa sehingga kelahiran lewat Sectio

Caesarea akan lebih aman bagi ibu, anak ataupun keduanya (Oxorn, 2010)

Post operasi ialah peristiwa setelah tindakan pembedahan. Menurut Uliyah

dan Hidayat (2008) dalam Hazaini , (2022) post operasi adalah masa setelah

dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan

dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Persalinan Sectio Caesarea memiliki

resiko lima kali lebih besar terjadi komplikasi dibanding persalinan normal.

Penyebab atau masalah yang paling banyak mempengaruhi adalah pengeluaran

darah atau perdarahan dan infeksi yang dialami ibu. Adapun penyebab dari

perdarahan karena dilakukannya tindakan pembedahan jika cabang Arteria Uterine

ikut terbuka dan dapat terjadi karena Atonia Uteri. Infeksi pada ibu Post Op Sectio

Caesarea dapat dilihat dengan tanda lochea yang keluar banyak seperti nanah dan

9
berbau busuk, uterus lebih besar dan lembek dari seharusnya dan fundus masih

tinggi (Susilaningsih & Agustina, 2020).

Pentingnya perawatan setelah operasi adalah perawatan yang dilakukan

untuk meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dengan

cara merawat luka serta memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin.

Perawatan utama yang dapat dilakukan Pada pasien Post Sectio Caesarea adalah

balance cairan dan pemenuhan kebutuhan dasar. Balance cairan harus selalu

dimonitor karena pada pasien Post Sectio Caesarea banyak kehilangan cairan darah

sehingga intake dan outputnya diharapkan tetap seimbang untuk menghindari

dehidrasi dan mengurangi resiko terjadinya infeksi pada pasien. Sedangkan

pemenuhan kebutuhan dasar dan Activity Dialy Living (ADL) juga sangat perlu

diperhatikan oleh perawat karena pada pasien Post Sectio Caesarea masih dalam

kondisi imobilisasi.

Pada ibu nifas dalam proses kesembuhan luka sectio caesarea

membutuhkan makanan yang bergizi dikarenakan Makanan yang bergizi akan

mempercepat masa penyembuhan luka sectio caesarea, namun ibu dengan

konsumsi makan akan mempengaruhi proses kesembuhan luka sectio caesarea.

Luka dikatakan sembuh jika dalam 1 minggu kondisi luka kering, menutup dan

tidak ada tanda-tanda infeksi.

Adapun dalam kondisi post partum dengan sectio caesarea, Dimana ibu

hamil menghadapi pembedahan sebagai jalan untuk melahirkan karena disebabkan

oleh beberapa faktor (Susilaningsih & Agustina, 2020). Di Indonesia terjadi

perubahan tingkat sectio caesarea, dimana tahun 2000 sebesar 47,22%, tahun 2001

10
sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun

2004 sebesar 53,22%, tahun 2005 sebesar 51,59%, tahun 2006 sebesar 53,68% dan

tahun 2007 belum terdapat data yang signifikan (Zuiatna et al., 2021).

Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

penyembuhan luka post sectio caesarea adalah variabel usia (p = 0,002; POR=2,91;

95% CI: 1,50-5,65), variabel ibu yang mengalami infeksi (p= 0,001; POR=6,59; 95%

CI: 3,24-13,41), dan variabel ibu yang mengalami Diabetes Mellitus (p= 0,001;

POR=3,06; 95% CI: 1,57-5,94). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat

hubungan umur, infeksi dan diabetes Mellitus dengan penyembuhan luka post sectio

caesarea. Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan dan

informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri sebelum atau

pun setelah dilakukan operasi Caesar agar tidak terjadi infeksi pada luka opersi

sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi lama hari

rawat.

Persalinan sectio caesarea cukup tinggi yang terjadi di Indonesia.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2018 menunjukan

kelahiran dengan operasi sectio caesarea sebesar 17,6%. Angka persalinan tertinggi

adalah di Provinsi DKI Jakarta sebesar (23,9%) dan terkecil di Papua sebesar

(6,7%). Sedangkan untuk Provinsi Aceh sendiri angka kejadian persalinan sectio

caearea sebesar (22,2%).

Data Riskesdas 2018 Provinsi Aceh juga menunjukan bahwa persalinan

sectio caesarea terbanyak terjadi pada ibu dengan rentang usia 35-39 tahun

(27,84%), pendidikan D1//D2/D3/PT (36,62%), pekerjaan terbanyak adalah

PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD (36,04%), dan paling banyak bertempat tinggal di

11
perkotaan (30,54%). (Laporan Provinsi Aceh Riskesdas, 2018). Indikasi

dilakukannya persalinan secara sectio caesarea (sc) disebabkan oleh beberapa

komplikasi dengan persentase diantaranya posisi janin melintang/sunsang,

pendarahan, kejang, ketuban pecah dini, partus lama, lilitan tali pusat, plasenta

previa, plasenta tertinggal, hipertensi hipertensi dan lainnya

Data rekam media di RSIA Banda Aceh menunjukkan bahwa jumlah

prevalansi keseluruhan pada pasien kebidanan dalam kurun waktu januari hingga

Desember 2022 terdapat 207 kasus post Sectio Caesarea secara keseluruhan

Bagi pasien post partum dengan sectio caesarea masalah kebutuhan tidur

sangat penting karena tidak hanya untuk pemulihan kondisi tubuh pasien tetapi

untuk memaksimakan perawatan pasien dan dalam melakukan perawatan bayi di

rumah sakit. Kegiatan perawatan di rumah sakit seperti mobilisasi dini, perawatan

payudara, pemberian ASI pada bayi. Mobilisasi dini merupakan hal yang penting

dalam periode pascabedah.

Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas. Banyak pasien sectio

caesarea yang mengeluh rasa nyeri dibekas jahitan sesar. Keluhan ini sebenarnya

wajar karena tubuh mengalami luka dan poses penyembuhannya tidak sempurna.

Dampak nyeri yang perlu di tanyakan adalah hal-hal yang spesifik seperti

pengaruhnya terhadap pola tidur, pola makan, energi, aktifitas keseharian. Nyeri

merupakan suatu kondisi tidak nyaman yang disebabkan oleh stimulus tertentu

(Yanti, 2019). Nyeri setelah pembedahan merupakan hal yang biasa terjadi pada

banyak pasien yang pernah mengalami pembedahan. Yang perlu diwaspadai adalah

jika nyeri itu disertai dengan komplikasi setelah pembedahan seperti luka jahitan

12
yang tidak menutup, infeksi pada luka operasi, dan gejala lain yang berhubungan

dengan jenis pembedahan. Nyeri biasanya terjadi pada 12 sampai 36 setelah

pembedahan, dan menurun pada hari ketiga (Rahmawati et al., 2018).

Berdasarkan latar belakang dari uraian diatas penulis ingin mengetahui lebih

dalam tentang “Hubungan Kebutuhan Pemenuhan Fisiologis terhadap

Penyembuhan Luka Post Op Sectio Casarea”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, Rumusan masalah dalam

studi kasus ini adalah bagaimana Hubungan Kebutuhan Pemenuhan Fisiologis

terhadap Penyembuhan Luka Post Op Sectio Casarea ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan

Kebutuhan Pemenuhan Fisiologis terhadap Penyembuhan Luka Post Op Sectio

Casarea.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengindetifikasi kebutuhan pemenuhan fisilogis pada pasien section

casarea.

2. Mengindetifikasi penyembuhan luka post operasi pada paisen section

casarea

13
3. Mendeskripsikan hasil analisis hubungan kebutuhan pemenuhan

fisiologis terhadap penyembuhan luka post operasi section casarea .

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan informasi dan

pengetahuan bagi institusi Pendidikan tentang hubungan kebutuhan pemenuhan

fisiologis terhadap penyembuhan luka post operasi section casarea.

1.4.2. Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, wawasan, dan

menjadi data dasar untuk penilitian selanjutnya , variable lain yang berhubungan

dengan hubungan pemenuhan kebutuhan fisiologis terhadap penyembuhan luka

post operasi section casarea.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Fisiologis

2.1.2 Pengertian Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang bersifat darurat dan jarang

terjadi. Apa yang menjadi kebutuhan disini adalah hal-hal yang dapat memuaskan

secara biologis seperti makanan, air, oksigen, istirahat, aktivitas dan lain

sebagainya.

Walaupun dalam kelas masalah ini biasanya kurang mendapat perhatian

karena dianggap kurang penting bila dibandingkan dengan masalah kemampuan

intelektual, namun sebenarnya harus disadari bahwa efektivitas dan efisiensi

intelektual hanya dapat dicapai apabila faktor fisiologis pada diri siswa berada

dalam kondisi normal. Seseorang manusia tidak akan dapat berpikir dengan baik

bila sedang berada dalam keadaan lapar (butuh makan) atau berada dalam keadan

letih (butuh istirahat). Apabila keadaan-keadaan fisiologis seperti itu sedang

dirasakan, maka perilaku seseorang akan banyak didominasi oleh hasrat untuk

memuaskan kebutuhan tersebut.

Maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar,

yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dalam

organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sadang dan papan, kesehatan

fisik, dan sebagainya (M, Ngalim Purwanto, 2007).

15
2.1.2 Macam-macam Kebutuhan Menurut Maslow

Ada beberapa macam kebutuhan menurut maslow di antaranya adalah:

1. Kebutuhan fisiologis

2. Kebutuhan akan rasa aman

3. Kebutuhan kasih sayang

4. Kebutuhan akan harga diri

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri

Penelitian ini mengambil tentang kebutuhan fisiologis menurut maslow

2.1.3 Macam-macam kebutuhan fisiologis

Maslow menyebut bahwa kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah

sekumpulan kebutuhan dasar yang paling mendesak pemenuhannya karena terkait

dengan kelangsungan hidup manusia, kebutuhan yang pemenuhannya tidak

mungkin ditunda. Adapun kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis yang dimaksud

antara lain kebutuhan 10 makanan dan minuman, pakaian, stirahat, seks, dan tempat

tinggal. Kebutuhan- kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling

mendesak sehingga paling didahulukan pemuasannya oleh individu (M, Ngalim

Purwanto, 2007)

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan

tentunya merupakan masalah yang terpenting apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi

Apabila kebutuhan ini terpenuhi maka, seseorang akan cenderung bergerak untuk

berusaha mencapai kebutuhan di atasnya demi untuk memenuhi kebutuhan tingkat

berikutnya karena besar kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah

16
kebutuhan fisiologis. Dengan kata lain, seorang individu yang melarat

kehidupannya, mungkin sekali akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan

ini. Kemudian apabila kebutuhan ini belum terpenuhi, maka seseorang tidak akan

bergerak mencapai kebutuhan berikutnya dan cenderung mengalami problem

kejiwaan dan ketimpangan perilaku yang dapat menyebabkan kehidupan individu

tersebut tidak mengalami perkembangan bahkan akan mengalami penyimpangan

yang lebih negatif.

Kebutuhan fisiologis paling mendasar menurut Maslow ada (5) lima, yakni

kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian, kebutuhan istirahat, kebutuhan

seks dan kebutuhan akan tempat tinggal. Namun demikian, dalam penelitian ini

kebutuhan seks tidak dijadikan sebagai objek pembahasan. Hal ini bahwa variable

penelitian merujuk pada kebutuhan fisiologis dari mahasiswa yang tergolong

pemuda/remaja belum banyak memenuhi kebutuhan seks.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hanya ada 4 (empat) macam

kebutuhan saja yang dibahas oleh penulis. Yakni kebutuhan makan dan minum,

kebutuhan pakaian, kebutuhan istirahat dan kebutuhan tempat tinggal.

Adapun dimaksudkan kedalam macam-macam kebutuhan tersebut diuraikan

lebih jelas sebagai berikut:

1. Kebutuhan makan dan minum

Kebutuhan Makanan Dan Minuman Manusia yang lapar akan selalu

termotivasi untuk makan dan minum, bukan untuk mencari teman atau

dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan

17
lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpenuhi agar memperoleh

keseimbangan dalam bepikir untuk kebutuhan selanjutnya.

2. Kebutuhan pakaian

Kebutuhan fisiologis, selain makan manusia memerlukan pakain agar

memudahkan dalam menjalani kehidupananya sehari-hari. Kebutuhan ini

memerlukan kebutuhan yang termasuk mendesak dalam pemenuhannya dan

diusahakan harus terpenuhi oleh manusia sebisa mungkin, sebab bila tidak

terpenuhi seseorang akan merasa tidak percaya diri dalam menjalankan

kesehariannya. Namun dalam pemenuhan kebutuhan ini, tidak selamamnya

bisa terpenuhi sepenugnya atau minimal bisa diatasi.

3. Kebutuhan istirahat

Setelah makanan, minuman, dan pakaian, kebutuhan istrahat juga termasuk

kebutuhan dasar fisiologis. Kebutuhan ini adalah keadaan rileks tanpa

adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas

tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Terdapat beberapa

karakteristik dari istirahat, di antaranya merasa segala sesuatu dapat diatasi,

merasa diterima, mengetahui apa yang sedang terjadi, bebas dari ganguan

ketidaknyamanan, mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang

mempunyai tujuan, mengetahui adanya bentuan sewaktu memerlukan.

Kebutuhan ini termasuk kebutuhan yang paling mendesak pemenuhannya

agar seseorang dapat berpikir dengan baik demi kelansungan hidupnya.

4. Kebutuhan tempat tinggal

Tempat tinggal merupakan kebutuhan yang termasuk kebutuhan dasar

fisiologis. Pemenuhan kebutuhan ini paling mendesak untuk didahulukan

18
oleh setiap individu agar memudahkan memperoleh ketenangan dalam

mempertahankan kehidupan secara fisik. Tanpa tempat tinggal, seseorang

akan merasa terusik kehidupannya dari keadaan sekelilingnya. Hal tersebut

dapat mempengaruhi pemeikiran individi dalam menjalani kehidupannya,

seperti tidak tenang kerena merasa tidak terlindungi secara fisik.

2.2 Konsep Penyembuhan Luka Sectio Caesarea

2.2.1 Pengertian Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea

Perawatan luka pada pasien diawali dengan pembersihan luka selanjutnya

tindakan yang dilakukan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan yang

bertujuan untuk mencegah infeksi silang serta mempercepat proses penyembuhan

luka (Lusianah, Indaryani, & Suratun, 2012). Perawatan pasca operasi adalah

perawatan yang dilakukan untuk meningkatkan proses penyembuhan luka dan

mengurangi rasa nyeri dengan cara merawat luka serta memperbaiki asupan

makanan tinggi protein dan vitamin (Riyadi & Harmoko, 2012).

Luka sesar adalah luka sayatan pada bagian perut ibu Ketika menjalani

proses persalinan. Proses operasi dapat memnggunakan pembiusan total maupu

regional, tai tergantung pada kondisi sang ibu. Proses persalinan section casarea

umumnya dilakukan karena adanaya indikasi terrtentu pada ibu hamil, seperti

ukuran bayi yang terlalu besar, deatak jantung bayi lemah, ibu dalam kondisi lemah,

serta indikasi lainnya. Proses penyembuhan luka Caesar umumnya membutuhkan

waktu sekitar 1 minggu. Setalah itu kondisi luka akan dicek kembali oleh dokter

umum memastikan semuanya dalam kondis baik. Meskipun luka pada pulih selama

1 minggu, namy Rahim membutuhkan wakti sekita 3 bulan untuk pulih. Sedangkan

19
rasa nyeri yang ditimbulkan pasca operasi dapat berlangsung hingga 6 bulan

hinggan 1 tahun.

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Luka Sectio Caesarea

Faktor-faktor yan dapat mempengaruhi luka section casarea, antaranya:

a. Usia luka adaa pada rubuh Wanita muda merupakan tolak ukur yang

mempegaruhi waktu penyembuhan pascaa operasi.

b. Infeksi pada area luka dapat menghambat penyembuhan luka yang berakibat

penambahan ukuran luka, serta dapat merusak jaringan di sekitar luka.

c. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan sekresi

insukin yang dapat menahan nutrisi asupan makanan masuk ke dalam tubuh

sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.

2.2.3 Kebutuhan Nutrisi Ibu Post Operasi Sectio Caesarea

Kebutuhan nutrisi ibu post partum meningkat dibandingkan masa sebelum

hamil. Ibu post partum yang menyusui ekslusif membutuhkan energi tambahan

sebesar 330 kkal setiap hari dibandingkan masa sebelum hamil. Kebutuhan energi

tambahan ibu menyusui di Indonesia menurut Surat Keputusan menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor: 1593/MENKES/SK/XI/2005 adalah sebesar 500 Kkal

setiap harinya. Ibu paska bedah sesar mengalami peningkatan metabolisme baik

anabolisme maupun katabolisme. Nutrisi sangat diperlukan untuk penyembuhan

luka pada ibu post partum paska bedah sesar sehingga asupan nutrisi yang

dianjurkan adalah tinggi kalori dan tinggi protein.

Ibu post partum yang menjalani pembedahan dalam proses persalinannya

beresiko mengalami kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi disebabkan karena ibu

20
harus berpuasa sebelum pembedahan, adanya kecemasan menjelang pembedahan

serta banyaknya energi yang digunakan ibu saat persalinan sebelum akhirnya harus

dilakukan bedah sesar. Pada saat operasi, akan terjadi peningkatan hormon

glucagon, kortikosteroid dan katekolamin dan terjadi proses glukoneogenesis

(Mansjoer, dkk. 2007). Peningkatan hormon ini menyebabkan peningkatan

kebutuhan energi. Kekurangan nutrisi sebelum dan sesudah pembedahan dapat

terjadi sebelum dan saat ibu menjalani kehamilan.

Ibu hamil yang kurang nutrisi beresiko lebih besar mengalami kekurangan

nutrisi selama dan sesudah pembedahan. Kekurangan nutrisi selama kehamilan

dapat terjadi karena asupan nutrisi ibu tidak mencukupi kebutuhannya. Kekurangan

nutrisi yang dialami ibu akan berdampak pada kondisi kesehatan ibu pada saat

setelah pembedahan. Ibu dengan bedah sesar yang direncanakan dapat

mempersiapkan dirinya memenuhi kebutuhan nutrisi lebih baik menjelang hari

pembedahan.

Upaya mencegah terjadinya infeksi paska bedah salah satunya adalah

asupan nutrisi yang adekuat, tinggi kalori dan tinggi protein. Asupan nutrisi yang

adekuat sebelum dan setelah pembedahan dapat menurunkan komplikasi paska

pembedahan (Mansjoer, dkk. 2007). Nutrisi yang dibutuhkan ibu paska bedah sesar

adalah energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi, vitamin A, tiamin dan

vitamin C (Almatsier, 2006). Asupan nutrisi tinggi kalori tinggi protein diharapkan

mampu memenuhi kebutuhan energi dan protein untuk pembentukan kolagen dan

memperbaiki kerusakan jaringan tubuh paska bedah sesar.

21
Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolisme.

Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusi akan meningkat sekitar

25%, karena berguna untyk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan

bayi semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasanya (Walyani, 2015).

Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:

1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

2. Makan dengan diet berimbang untuk memndapatkan protein mineral.

3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

4. Pil zat besi harus diminum untuk menambahkan zat gizi, setidaknya selama

40 hari pasca persalinan.

5. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A

kepada bayinya melalui ASI (Saleha,2013).

Pasca operasi section caesarea, pastikan untuk mematuhi pantangan makana

yang harus dihindari guna mencegah komplikasi atau hal-hal yang tak diinginkan

terjadi pada ibu. Berikut beberapa makanan dan minum yang harus di hindari di

masa pemeulihan luka post operasi section caesarea:

1. Kafein

Kafein termasuk dalam kandungan makanan dan minuman yang dilarang

dikonsumsi pasca operasi caesar. Pasalnya, kafein merupakan toksin atau racun

yang akan dikeluarkan oleh tubuh. Jika sel-sel tubuh ibu sibuk melawan racun dari

kafein, proses penyembuhan akan berjalan lebih lama.

22
2. Alkohol

Tidak hanya minuman, makanan yang mengandung alkohol juga dilarang

untuk dikonsumsi oleh ibu pasca operasi caesar. Sama seperti kafein yang bersifat

racun, alkohol akan memperlambat pemulihan ibu pasca melahirkan.

Bahkan, alkohol juga telah terbukti dapat mempengaruhi kemampuan ibu untuk

emproduksi ASI, dan jika dikonsumsi oleh bayi, alkohol dapat menyebabkan

gangguan perkembangan dan pertumbuhan pada bayi.

3. Makanan rendah lemak, rendah karbohidrat dan rendah gula

Saat menjalani proses pemulihan, sebaiknya ibu tidak melakukan diet,

seperti diet rendah lemak, karbohidrat maupun gula. Pasalnya, diet ini cenderung

tidak sehat dan tidak alami. Sebagai ibu baru, prioritaskan tubuh ibu dan bayi untuk

tetap sehat.

4. Makanan lainnya

Di masa penyembuhan, ibu juga harus menghindari konsumsi makanan

asam dan makan mie pasca operasi caesar. Apabila ibu ingin mengonsumsi

makanan asam seperti jeruk, lemon dan lain sebagainya, pastikan untuk

membatasinya.

Hal yang sama berlaku pada makanan dengan kandungan natrium yang

tinggi seperti mie instan. Selain itu, makanan beku, makanan olahan dan kalengan

serta beragam jenis bahan tambahan seperti saus dan baking powder juga harus

dibatasi untuk konsumsi harian.

23
Pemilihan makanan pacsa operasi caesarea merupakan hal yang sangat

penting agar ibu cepat sembuh. Selain mempercepat pemulihan, nutrisi ini juga

dibutuhkan untuk menyusui bayi yang baru lahir dengan ASI. ASI merupakan satu-

satunya sumber nutrisi bayi selama beberapa bulan pertama. Maka dari itu, pasca

operasi Caesar, ibu prluu memastikan agar mendapatkan makanan yang baik untuk

pemulihan ibu dan pertumbuhan bayi. Ada beberapa makanan untuk pemulihan

luka pacsa operasi section caesarea:

1. Sayur-sayuran

Sayuran berdaun hijau dan sayuran silangan merupakan nutrisi penting bagi

ibu pasca operasi caesar. Misalnya bayam, sayur ini mengandung beragam gizi

mulai dari zat besi, vitamin C, folat hingga provitamin A yang dapat meredakan

peradangan, menjaga sistem imun, dan mempercepat proses penyembuhan luka.

Sementara itu, sayuran silangan seperti brokoli dan kale juga dapat

mempercepat penyembuhan luka karena mengandung vitamin C & B, mineral dan

antioksidan. Terdapat juga kandungan isothiocyanate, yang berdasarkan temuan

dari studi dari tahun 2018, nutrisi bisa memperkuat sistem imun.

2. Buah-buahan

Buah-buahan yang boleh dimakan oleh ibu setelah operasi caesar meliputi

buah beri, alpukat, semangka dan pepaya dengan kandungan banyak vitamin yang

berguna untuk menjaga imunitas tubuh ibu. Selain itu, ibu juga bisa mengonsumsi

buah-buahan lezat lainnya seperti kiwi, anggur, pisang, ceri, mangga dan pir

24
karena tinggi akan mineral. Mineral ini juga merupakan nutrisi penting yang harus

didapatkan ibu pasca operasi caesar.

3. Daging jeroan

Ternyata, daging jeroan masuk ke dalam daftar makanan yang boleh

dimakan pasca operasi caesar. Diketahui bahwa daging jeroan mengandung vitamin

A, vitamin B, zat besi, zinc dan tembaga yang dibutuhkan untuk memproduksi

kolagen dan jaringan ikat. Nutrisi-nutrisi di atas juga berperan untuk menjaga daya

tahan tubuh ibu, mempercepat penyembuhan luka dan menghambat sel-sel yang

meradang. Protein yang terkandung dalam daging jeroan ternyata juga dibutuhkan

untuk pemulihan pasca operasi.

4. Daging ayam

Menurut penelitian, daging ayam terbukti mengandung glutamine dan

arginine yang ternyata baik untuk proses pemulihan dari luka. Secara

rinci, glutamine berfungsi untuk melindungi sel-sel tubuh, sedangkan arginine bisa

memproduksi kolagen dan menyembuhkan luka.

5. Telur

Makanan penyembuh pasca operasi caesar yang mungkin disukai oleh

banyak ibu adalah telur. Asupan ini memiliki kandungan protein tinggi, sekitar 6

gram protein di setiap butirnya. Nutrisi inilah yang bisa membuat luka cepat

kering.Selain protein, telur juga telah dikenal mengandung berbagai nutrisi baik

25
lainnya seperti vitamin A, vitamin B12, zinc, zat besi dan selenium yang bisa

menjaga sistem imun dan mempercepat penyembuhan luka pasca operasi.

6. Cairan atau makanan yang mengandung banyak air

Mengonsumsi banyak cairan dapat membantu mencegah dehidrasi dan

sembelit yang sering terjadi pada ibu pasca operasi. Maka dari itu, selalu ingat untuk

minum 8 hingga 10 gelas air putih setiap harinya. Selain itu, ibu juga bisa

mengonsumsi cairan seperti air kelapa, susu, jus, teh dan sup yang merupakan

sumber nutrisi yang baik.

7. Produk susu

Produk yang diperkaya kalsium, seperti yoghurt, susu dan keju ternyata

dapat berpengaruh untuk meningkatkan suplai ASI. Seperti yang kita tahu, ASI

merupakan komponen penting dari nutrisi harian bayi.

Susu diketahui mengandung protein, kalsium, vitamin B dan D yang sangat

baik dan penting dikonsumsi oleh ibu menyusui. Parenting First Cry

merekomendasikan bagi ibu untuk paling tidak mengonsumsi 500 ml produk susu

setiap harinya.

26
2.3 Kerangka Teori

Kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan akan rasa
aman
3. Kebutuhan akan kasih
sayang Benar
4. Kebutuhan akan harga
diri
5. Kebutuhan akan
aktualitas diri

Penyembuhan Luka
Post Operasi SC

Kebutuhan fisiologis
1. Kebutuhan Makan dan
minum
2. Kebutuahan pakaian Salah
3. Kebutuhan istirahat
4. Kebutuhan tempat
tinggal

Sumber: Menurut Maslow 2019

Gambar 2.3 Kerangka teori penelitian

27
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESI DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu penjelasan dan visualisasi

hubungan antara variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang

ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari

varibel independen dan variabel dependen. Peneliti melakukan penelitian tentang

hubungan kebutuhan pemenuhan fisiologis (variabel indenpenden) dengan

penyembuhan luka post operasi section casarea (variable dependen).

Variabel Independen Variabel Dependen

Pemenuhan kebutuhan
fisologis
1. Kebutuhan makan
Penyembuhan Luka Post
dan minum
Operasi Section Casarea
2. Kebutuhan pakaian
3. Kebutuhan istirahat
4. Kebutuhan tempat
tinggal

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebuah perkiraan dugaan, asumsi, ide, atau keyakinan

tentang suatu fenomena, hubungan bahkan situasi atau tentang kenyataan yang

belum diketahui kebenarannya (Rofiah, 2018).

Ha : Ada hubungan pemenuhan kebutuhan fisiologis terhadap penyembuhan

luka post operasi section casarea di Rumah Sakit Ibu dan Anak 2023.

28
Ho : tidak ada hubungan pemenuhan kebutuhan fisiologis terhadap

penyembuhan luka post operasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak 2023

3.3 Definisi Operasional

Definisi Cara Ukur &


Variabel Hasil ukur Skala
Operasional Alat Ukur
Variabel Kebutuhan Kuesinoer Menjumlahkan Interval
indenpenden: manusia yang skor jawaban
Pemenuhan paling mendasar dengan rentang
kebutuhan fisilogis dan harus dimiliki penilaian
oleh setiap
manusia.
Kebutuhan ini
antara lain:
makan, minum,
oksigen, tidur,
menghangatkan
diri, dan lain-lain.

Variabel dependen: Penyembuhan Observasi luka 1. Penyembu Ordinal


Penyembuhan luka pasca pasca bedah han luka
Luka post operasi bedah sesar sesar dengan terganggu
Section yang dintandai menggunakan bila skor
casarea dengan tidak indicator >6
adanya infeksi infeksi luka 2. Penyembu
luka opersi operasi han luka
baik bila
skor <6

29
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian berupa


angka-angka dan analisi-analisi menggunakan statistic (Sugiyono, 2011). Metode
penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan
hubungan anatar dua variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel
bebas dan terikat dikumpulkan dalam waktu Bersama-sama (Natoatmodji, 2010).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan,

populasi dibagi menjadi dua yaitu populasi target dan populasi terjangkau

(Nuesalam, 2016). Populasi penelitian ini adalah pasien post operasi Sectio

Caesarea yang berada di Rumah Sakit Ibu dan Anak 2022 dari Januari sampai

Desember diperoleh 207 jiwa

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, sampel penelitian adalah sebagian

populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

Non Probabilty Sampling.

Jumlah sampel dalam penilitian ini adalah 30 orang dengan teknik

accidental sampling yaitu tenik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni

30
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai sebagai

sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocol untuk dijadikan

sebagai sumber data (Saryono, 2013). Sampel penelitian meliputi jumlah responde

yang lebih besar dari minimal sebanyak 30 responden. Menurut gurilford dalam

supranto (2006) dimana semakin besar sampek yang digunakan makan akan

memberikan hasil yang lebih akurat

Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan kriteria inklusi

a. Kriterian inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2008)

1. Ibu yang bersedia menjadi responden.

2. Ibu yang kooperatoif, dapat berkomunikasi secara verbal.

3. Pasien post sectio caesarea.

b. Kriteria Eksluso adalah menghilangkan atau menggeluarkan subyek yang

tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab

(Nursalam,2011).

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak.

2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 maret sampai 30 maret.

31
4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prose pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperoleh dalam suatu penilitian. Prosedur

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan pengumpulan data

a. Mendapatkan surat izin dari ketua program studi Serjana Terapan

Keperawatan Banda Aceh

b. Memberikan surat izin dari ketua program studi Serjana Terapan

Keperawatan Banda Aceh

c. Menjumpai biidang diklat Rumah Sakit Ibu dan Anak

d. Mendapatkan surat dari direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda

Aceh..

2. Tahap melakukan ppengumpulan data

Setelah mendapatkan izin dari Rumah Sakit mka peniliti melakukan tahap

pengumpulan data sesuai dengan tahapan sebagai berikut:

a. Penilti melapor dan meminta izin untuk melakukan penelitian kepada

pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh.

b. Peniliti meminta izin kepada kepala ruangan untuk melakukan

penelitian dan menjelaskan maksud dan tujuan penilitian.

c. Penliti meminta izin kepada perawat ruangan untuk melihat buku

medical record guna mengetahui jumlah pasien post operasi section

caesarea bahwa yanga akan diambil sebagai sampel dalam penelitian.

d. Kemudian peneliti mendatangi responden dengan memperkenalkan diri

dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penilitian untuk menjadi

32
responde. Jika responde bersedia maka responde tersebut harus

menandatangani surar lembar persetujuan sebagai responde dan

infomed consent penelitian tersebut.

e. Kemudia peniliti langsung memberikan responden lembar untuk

mengisi data demografi responden. Setalah data demogrfai selesai di idi

langsung di lanjutkan dengan memberikan kuesioner untuk di isi.

f. Setelah data terkumpul maka peniliti melaporkan Kembali pada bagian

diklat bidang penelitian Ruamh Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh untuk

mendapatkan surat keterangan telah selesai.

4.4 Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan


metode observasi dan kuesioner. Kuesioner terdiri dari atas dua bagian yaitu:

a. Kuesioner A berisi data demografi responde yang berisi tentang nama,

umur, Pendidikan, perkerjaan.

b. Kuesioner B berisi pertanyaan yang disusun.

4.6 Pengolahan Data

Dalam tahap pengelahan data peneliti menggunkan aplikasi SPSS

(Statistical Package for the Sosial Sciences).

a. Editing

Editing adalah suatu tindakan mengecek daftar pertanyaan yang

diberikan kepada responden. Pengecekan ini dapat berupa penegecekan

kelengkapan jawaban, keterbatasan tulisan dan relevansi dari responden.

33
Peneliti melakukan pemeriksaan data dan mengedit data apabila ada

kesalahan pada data karakteristik responden, kuensioner kebutuhan

pemenuhan fisiologis dan lembar observasi kejadian luka.

b. Skoring

Skoring adalag penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini

menggunaka skala gudman. Skala gudman adalah skala yang digunakan

untuk mendapatkan jawabantegas dari responde, yaitu hanya ada terdapat

dua interval seperti”setuju-tidak setuju”; “ya-tidak”; “benar-slah”; “ positif-

negatif”; “pernah-tidak pernah” dan lain-lainya. Skala pengukuran ini dapat

menghasilkan pertanyaan dlam bentuk pilihan ganda maupun chek list.

c. Coding (memberi kode)

Coding yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjad

data bilangan

d. Tabulating (Tabulasi Data)

Tabulating adalah langkag memasukan data-data hasil penelitian

kedalam table-tabel sesesuai kriterian yang ditentukan

e. Entry Data

Kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master

table atau base computer, Entry data adalag proses memasukkan data

kedalam kategori tertentu untuk dilakukan analisis data.

34
4.7 Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk memperoleg gambaran distribusi

frekuensi dan proporsi dari variable yang diteliti, baik variable dpeneden

dan variable independent (Notoadmojo, 2010). Hasil pengumpulan data

pada penelitian ini akan diolah secara komputerisasi, kemudian data yang

telah dikumpulkan dalam bentuk table berdasarkan frekuesin dan variable

yang diteliti sehingga memperoleh gambaran tentang objek penelitian

dalam bentuk presentase masing-masing variabel dengan rumus.

b. Analisi Bivariat

Analisis ini dilakukan pada dua variable yang diduga terdapat

hubungan. Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien pre operasi

Penelitian ini menggunakan analisis bivariat Uji Chi-Square.

Rumus Chi Square (X2) dengan ketentuan jika harga Chi Square hitung

lebih besar dari tabel (X2 hitung>X2 tabel) maka hubungan signifikan, yang

berarti Ha diterima. Dalam penelitian ini berbentuk ordinal.

Rumus Chi Square :

(𝑂𝑖 −𝐸𝑖 ) 2
c.
x2 = ∑ 𝐸𝑖

Keterangan:

X2 = chi kuadrat

Oi = nilai yang diamati

35
Ei = nilai yang diharapkan

4.8 Etika Penelitian

Peneliti melakukan penelitian harus menerapkan etika penelitian menurut

Hidayat (2010), yaitu:

1. Informed Consent (persetujuan riset)

Informed consent merupakan proses pemberian informasi yang cukup dapat

dimengerti kepada responde mengenai partisipasinya dalam suatu penelitian.

Informed consent berfungsi memberikan penjelasan dahulu kepada responden

terkait tujuan dan manfaat penelitian, serta tata cara pengisian lembar kuesioner

pemenuhan kebutuhan fisiologis dan lembar observasi penyembuhan luka SC.

Responden yang sudah paham dan setuju untuk menjadi responden, kemudian

responden dipersilakan mengisi lembar kuensioner pemenuhan kebutuhan

fisiologis dan lembar observasi penyembuhan luka SC yang sudah disediakan

dengan pendamping peneliti.

2. Confidentiality (kerahasiaan)

Tanggung jawab peneliti untuk melindungi semua informasi ataupun data

yang dikumpulkan selama dilakukan penelitian. Responden yang sudah mengisi

lembar kuesioner pemenuhan kebutuhan fsiologis dan lembar observasi

penyembuhan luka SC, datanya dirahasiakan, hanya penelitian dan responden

tersebut yang tahu.

3. Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasian identitas responden, maka peneliti tidak

mencantumkan nama responde pada lembaran kuesioner yang di isi responde.

36
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2006). Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Hazaini, Y., Masthura, S., & Oktaviyana, C. (2022). Hubungan Konsumsi Makanan
Pada Ibu Nifas Dengan Proses Penyembuhan Luka Post-Op Sectio Caesarea
di RSUD Teungku Peukan Aceh Barat Daya. JOURNAL OF HEALTHCARE
TECHNOLOGY AND MEDICINE, 8(2), 626–635.

Hidayat, A. A. A. (2010). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis


Data (1st ed.). Jakarta: Salemba Medika

Lusianah, Indaryani, E. D., & Suratun. (2012). Prosedur Keperawatan (p. 287).
Jakarta: Trans Info Media.

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (cek, 23, Bandung PT Remaja


Rosdakarya, 2007)

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu KebidananPuspitasari, W., &
Pertiwi, S. (2017). Ambulasi Dini Dengan Penyembuhan Luka Sectio
Caesarea Di Rsud Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Media Informasi, 13(2),
54–58.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi. 4. Jakarta: Salemba Medika.

Rahmawati, D., Rinda, A. C., & Wahyuni, M. (2018). Hubungan Mobilisasi Dini
Dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum
Daerah H. Badaruddin Tanjung Tahun 2017. DINAMIKA KESEHATAN:
JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN, 9(1), 10–24.

Riyadi, S. & Harmoko. (2012). Standard Operating Prosedure dalam Praktek Klinik
Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

37
Saleha, S. (2013). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Sinuraya, E., & Winanda, M. (2022). Pemenuhan Kebutuhan Mobilisasi Dini


terhadap Penyembuhan Luka pada Pasien Sectio Caesarea di Rumah Sakit Tk.
II Putri Hijau Medan. PubHealth Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(1), 12–17.

Susilaningsih, S., & Agustina, W. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Proses Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesaria.
PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL, 2(1), 22–37.

Supranto. 2006. Mengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan atau Konsumen. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sunaryo & Bariid B (Ed). 2013. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC.

Walyani, E, S. (2015). Perawatan kehamilan dan menyusui anak pertama agar bayi
lahir dan tumbuh sehat. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Yanti, D. A. M. (2019). Hubungan Asupan Protein dengan Kecukupan ASI pada


Pasien Post Operasi Sectio Caesaria Di Rumah Sakit Umum Pringsewu. Jurnal
Kesehatan Panca Bhakti Lampung, 7(1), 8–16.

Zuiatna, D., Pemiliana, P. D., & Manggabarani, S. (2021). Perbandingan Pemberian


Ikan Gabus Dan Telur Ayam Terhadap Penyembuhan Luka Pasca Bedah Post
Sectio Ceaserea. Jurnal Maternitas Kebidanan, 6(1), 14–24.

38
LEMBAR OBSERVASI PENYEMBUHAN LUKA
Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis Terhadap Penyembuhan
Luka Post Operasi Sectio Casarea Di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Banda Aceh
Tahun 2023
Tanggal Observasi :

Observer :

A. Identitas Responden

1. No. Responden :

2. Nama :

3. Alamat :

4. Umur :

5. Pendidikan :

6. Pekerjaan :

B. Data Penyembuhan Luka

NO Prosedur Iya Tidak

1. Disekitar luka tidak nampak kemerahan

2. Disekitar luka tidak nampak pembengkakan

3. Disekitar luka tidak teraba hangat/suhu tubuh

tidak diatas 37,5ºC

4. Tidak terasa nyeri pada daerah luka

5. Tidak terdapat perdarahan sekitar luka

6. Tidak terdapat pus pada sekitar luka

Keterangan:

a.Baik, apabila proses penyembuhan luka 100%

b.Kurang baik, apabila proses penyembuhan luka <100%

39
KUESIONER

PEMENUHAN KEBUTUHAN FISOLOGIS

Kode :

Tanggal :

A. Petunjuk Pengisian

1. Menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda checklist (√) pada kotak

yang telah disediakan

2. Setiap pertanyaan diisi dengan satu pilihan jawaban

3. Semua pertanyaan harus dijawab

B. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Perkerjaan :

Petunjuk pengisian kuensioner. Berilah tanda (√) pada kolom jawabab sesuai
kondisi anda :
Skor
1: YA
2: TIDAK

40
NO PERNYATAAN YA TIDAK
MAKAN DAN MINUM
1 Apakah anda minum sesuai dengan
kebutuhan 6-8 gelas perhari
2 Apakah anda mengkonsumsi susu, daging
(4 sehat 5 sempurna) selama drumah sakit
3 Apakah anda mengkonsumsi sayuran dan
buah-buahan
4 Apakah anda mibum dan makan sesuai
dengan anjuran dokter
5 Apakah perawat memberikan edukasi
tentang makan dan minum
Kebutuhan pakaian
6 Apakah anda mengganti pakaian yang
disediakan dirumah sakit
7 Apakah anda mengganti pakaian 3x sehari
8 Apakah pakaian yang anda pakai dirumah
sakit anda merasa nyaman
9 Apakah saat berada dirumah sakit anda
tetap memperhatikan pakaian
10 Selama dirawat, apakah ada diganti seprai
Kebutuhan Istirahat
11 Apakah anda merasa nyaman saat anda
beristirahat
12 Apakah anda merasa nyaman saat anda
tidur
13 Apakah anda merasa segar saat bangun
tidur
14 Apakah selama dirumah sakit waktu
istirahat anda cukup
15 Apakah waktu istirahat anda tepat waktu
Kebutuhan Tempat Tinggal ( Lingkungan Rumah sakit)
16 Apakah kamar rawat anda nyaman
17 Apakah lantai kamar anda bersih
18 Apakah pengunjung menerapkan
peraturan yang sudah diterapkan dari
rumah sakit
19 Apakah perawat bekerja sesuai SOP
20 Apakah anda melakukan gerak ( aktifitas)
di kamar

41
42

Anda mungkin juga menyukai