Anda di halaman 1dari 93

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU

CARING PADA MAHASISWA PROFESI NERS


DI UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

PROPOSAL

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan Strata


1 keperawatan di Universitas Harapan Bangsa

Oleh :

NURAINI HABIBAH
NIM. 170103067

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2020

i
i
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU


CARING PADA MAHASISWA PROFESI NERS
DI UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

Disusun Oleh :
NURAINI HABIBAH
NIM. 170103067

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Proposal Skripsi pada Program


Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Harapan Bangsa Dan
Telah dinyatakan Layak untuk dilakukan Penelitian
Pada hari : …………..
Tanggal : …………..

Dewan Penguji :
1. Penguji I : Dr. Rahmaya Nova Handayani, S.Kep Ns., MSc
2. Penguji II : Tri Sumarni, S.Kep Ns., M.Kep
3. Penguji III : Ikit Netra Wirakhmi, SST., S.Kep Ns., M.Kes

Mengesahkan
Ka. Prodi Sarjana Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Universitas Harapan Bangsa

Tri Sumarni, S.Kep Ns., M.Kep


NIK. 106711090683

i
KAT PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh Subhanahu wa’taala atas segala rahmat yang
dilimpahkan-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Perilaku Caring
Mahasiswa Profesi Ners Di Universitas Harapan Bangsa”. Penulis membuat
proposal skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Keperawatan Universitas Harapan Bangsa.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini tidak mungkin akan

terwujud apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini

izinkan penulis menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Iis Mangkunegara, S.Kom., M. TI., Selaku Ketua yayasan pendidikan

dwi puspita.

2. dr. Pramesti Dewi, M.Kes., selaku Rektor Universitas Harapan Bangsa

Purwokerto.

3. Dwi Novitasari, S.Kep., Ns., M.Sc selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Harapan Bangsa Purwokerto.

4. Noor Yunida Triana S.Kep Ns., M.Kep, selaku Dosen Wali Kelas S1

Keperawatan A angkatan 2017.

5. Tri Sumarni, S.Kep Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan Fakultas Kesehatan di Universitas Harapan Bangsa dan

sekaligus sebagai dosen Pembimbing I Skripsi.

ii
6. Ikit Netra Wirakhmi, SST., S.Kep Ns., M.Kes, Selaku dosen pembimbing

II skripsi di Universitas Harapan Bangsa.

7. Dr. Rahmaya Nova Handayani, S.Kep Ns., MSc, selaku penguji Skripsi.

8. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Kesehatan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala ilmu dan pengarahan yang

telah diberikan kepada penulis.

9. Bapak, ibu dan segenap keluarga yang selalu memberikan mendukung

biak dari segi fisik maupun non-fisik kepada penulis dan yang rela

kehilangan waktu kebersamaannya demi selesainya proposal skripsi ini.

10. Kawan-kawan angkatan 2017 fakultas kesehatan program pendidikan

sarjana keperwatan, terima kasih atas segala kebaikan, kebersamaan dan

do’a serta dukungan moril yang diberikan selama kuliah dan dalam

penyelesaian proposal skripsi ini.

11. Kawan-kawan organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga

Mahasiswa (BEM) Universitas Harapan Bangsa, UKM Rohis As-Sihah

Universitas Harapan Bangsa dan UKM Medical English Community,

terimakasih atas terjalinnya berbagai koneksi diantara kita ketika sedang

bersama-sama berorganisasi dan tidak lupa pula untuk berbagi

pengalamannya selama berorganisasi.

Semoga Tuhan yang Maha Esa melimpahkan rahmat-Nya dan membalas

semua amal kebaikan mereka. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, karena terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh

iii
karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan

senang hati.

Akhir kata, semoga proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Purwokerto, 31 Maret 2021

Nuraini Habibah

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN .................... i


LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................... 5
D. Manfaat penelitian ...................................................................... 6
E. Keaslian penelitian ..................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori ............................................................................ 13
B. Landasan/Kerangka teori .......................................................... 29
C. Kerangka konsep ....................................................................... 30
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 31
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 32
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 32
E. Definisi Operasional ................................................................... 33
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 34
G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 36
H. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ......................................... 37
I. Analisis Data ............................................................................. 39
J. Etika Penelitian ......................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Acc Judul Skripsi

Lampiran 2 : Pra-survey Penelitian di Universitas Harapan Bangsa

Lampiran 3 : Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan / Informed consent

Lampiran 5 : Kuesioner Kecerdasan Emosional

Lampiran 6 : Kuesioner Perilaku Caring

Lampiran 7 : Link Googleform kuesioner penelitian

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Pembimbing I

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi Pembimbing II


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian ………………………………..…….. 7

Tabel 3.1 : Definisi Operasional …………………………………….. 33

Tabel 3.2 : Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Emosional ..…………... 34

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Caring ……………………..

35

Tabel 3.4 : Interpretasi Indeks Korelasi ……….…………………….. 44


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori …………………………………………… 37

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ………………………………………… 37


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Caring dipandang sebagai ideal moral dalam asuhan keperawatan.

Griffin mengatakan bahwa konsep caring terbagi menjadi dua domain

utama, salah satu konsep caring yang dikemukakan oleh Griffin adalah hal

yang berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, namun konsep caring

yang lain berfokus pada aktivitas keperawatan Griffin (1983) dalam Sudarta

(2015).

Peran keperawatan dalam pelayanan kesehatan saat ini masih mengalami

krisis caring dalam keperawatan dan menjadi perdebatan Darbyshire dan

Mc Kenna (2013) dalam Scott (2014). Dalam hal ini, dunia pendidikan

memegang peran penting terhadap penuntasan krisis caring pada dunia

keperawatan yaitu dengan cara mengembangkan keterampilan dalam

memberikan asuhan keperawatan secara excellent.

Pendidikan tinggi ilmu keperawatan di Indonesia sangat membantu dan

menentukan pembentukan sikap dan pandangan, serta kemampuan

profesionalisme pada peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan.

Jenjang pendidikan keperawatan yang dinilai sangat berpeluang untuk

mendongkrak sikap caring mahasiswa adalah jenjang Profesi Ners

(Nursalam, 2015).

1
2

Program pendidikan Profesi Ners di Indonesia adalah suatu proses

mahasiswa keperawatan dalam mencari dan mendapatkan pengalaman yang

real (Nursalam, 2015). Berdasarkan kurikulum, program profesi bertujuan

untuk mempersiapkan mahasiswa melalui praktik klinik lapangan secara

komprehensif. Hal ini membuat mahasiswa dituntut untuk lebih pandai

bersikap caring.

Seorang individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosional tinggi

dianggap akan lebih mampu bersikap caring dibandingkan dengan individu

yang tingkat kecerdasan emosionalnya rendah (Sukartini, 2019). Sehingga

dalam hal ini mahasiswa perlu sekali berpedoman pada kecerdasan

emosional. Kunci keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan

intelektual saja, namun juga didukung oleh kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual antara manusia dengan Tuhannya (Sunaryo, 2013).

Kecerdasan emosional sangat penting dimiliki oleh mahasiswa

keperawatan, hal ini supaya mahasiswa selaku calon perawat profesional

mampu memahami diri sendiri dan orang lain, mampu mengendalikan

emosinya untuk hal yang positif, memiliki empati terhadap orang lain,

mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan yang tepat dalam berbagai

situasi, dan tidak mudah bertindak atas dorongan emosi, serta tidak

berperilaku impulsif (Sun dan Ok, 2013). Kompetensi kecerdasan

emoisonal akan melatih mahasiswa dalam mengolah emosi atau perasaan,

bagaimana menunjukkan sikap peduli dan relasi yang baik kepada orang

lain (Sumarni, 2020).


3

Penelitian terkait hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku

caring oleh Susilaningsih et al (2020) menunjukkan hasil hampir setengah

dari mahasiswa keperawatan di Universitas Padjajaran masih dalam angka

tingkat kecerdasan emosional yang rendah, dan cenderung memiliki sikap

caring negatif sebanyak (72%). Penelitian yang dilakukan oleh Sumarni

(2016) menunjukan bahwa kecerdasan emosional berhubungan dengan

perilaku caring (Pvalue = 0,000).

Mahasiswa Profesi Ners Universitas Harapan Bangsa adalah mahasiswa

yang telah mendapatkan pendidikan keperawatan yang nantinya akan

menjadi bekal kelak ketika menjadi seorang perawat profesional yang

mampu memberikan asuhan keperawatan berdasarkan aspek etik legal

keperawatan, serta mampu bertanggungjawab atas tindakannya.

Pembelajaran terkait konsep caring sudah diajarkan sejak tingkat pertama

pada jenjang sarjana keperawatan dalam mata kuliah Konsep Dasar

Keperawatan I, didalamnya berbasis kompetensi caring berdasarkan para

ahli ilmu keperawatan.

Mahasiswa Profesi Ners Universitas Harapan Bangsa adalah mahasiswa

yang sedang menempuh pendidikan profesi ners yang dimana

mahasiswanya memiliki tingkatan kecerdasan emosional dan perilaku

caring yang bervariasi. Prasurvey yang dilakukan pada tanggal 8 Desember

2020 – 7 Januari 2021 di kampus Universitas Harapan Bangsa didapatkan

hasil jumlah populasi mahasiswa Profesi Ners angkatan 2021 sejumlah 99

orang mahasiswa. Berdasarkan hasil prasurvey yang telah dilakukan


4

melalui wawancara kepada 10 mahasiswa Profesi Ners Universitas Harapan

Bangsa dari sebanyak 99 jumlah total sample. Di dapatkan hasil bahwa 5

orang mahasiswa atau 50% mahasiswa dari 10 orang mahasiswa

mempersepsikan bahwa kecerdasan emosional mereka masih dalam tahap

cukup, yang dimana mahasiswa profesi ners masih memiliki sikap

emosional yang belum baik. Dan pada perilaku caring, mahasiswa sudah

menerapkan perilaku caring dengan baik dalam setiap asuhan keperawatan.

Sebanyak 6 orang atau 60% mahasiswa mempersepsikan bahwa perilaku

caring mahasiswa masih dalam batas belum optimal.

Berdasarkan hasil dari prasurvey yang telah dilakukan oleh peneliti.

Peneliti berusaha menganalisis hubungan kecerdasan emosional dengan

perilaku caring pada mahasiswa. Oleh karena itu, penulis tertarik

mempelajari dan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Caring pada Mahasiswa Profesi

Ners di Universitas Harapan Bangsa”.

B. RUMUSAN MASALAH

Pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas dapat diwujudkan

dengan cara mengaplikasikan sikap caring disetiap pelayanan. Jika perilaku

caring pada mahasiswa kurang diperhatikan, artinya kualitas sumber daya

manusia dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan dapat

mengalami penurunan. Mahasiswa Profesi Ners pada jenjang pendidikan

Profesi dituntut untuk lebih mengembangkan sikap caring. Sikap caring

pada mahasiswa juga dapat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan emosional.


5

Berdasarkan presurvey yang telah dilakukan oleh penulis kepada

mahasiswa Profesi Ners Universitas Harapan Bangsa dengan cara

melakukan wawancara kepada 10 orang mahasiswa. Didapatkan hasil

bahwa kecerdasan emosional mahasiswa Profesi Ners masih belum baik

kepada pasien. Mahasiswa tidak mendahulukan kepentingan pasien diatas

kepentingan pribadi atau kepentingan selain pasien.

Sehingga disini penulis menemukan rumusan masalah yang tertarik

untuk dilakukan penelitian. Apakah ada hubungan antara kecerdasan

emosional dengan perilaku caring pada mahasiswa Profesi Ners di

Universitas Harapan Bangsa?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya hubungan kecerdasan emosional dengan

perilaku caring pada mahasiswa Profesi Ners di Universitas Harapan

Bangsa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kecerdasan emosional pada mahasiswa Profesi

Ners di Universitas Harapan Bangsa.

b. Mengidentifikasi perilaku caring pada mahasiswa Profesi Ners di

Universitas Harapan Bangsa.

c. Menganalisis hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku

caring pada mahasiswa Profesi Ners di Universitas Harapan

Bangsa.
6

D. MANFAAT

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini sebagai salah satu bekal dalam memberikan

asuhan keperawatan yang optimal dan meningkatkan kualitas caring

pada mahasiswa Profesi Ners ketika di lahan praktik, sehingga

menjadi contoh yang baik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Studi kasus penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan

menambah kemampuan berpikir, serta mengimplementasikan

sikap caring dengan kemampuan kecerdasan emosional dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

b. Bagi institusi

1) Sebagai bahan evaluasi faktor yang menghubungkan antara

konsep teori caring dan menjadi bahan untuk meningkatkan

kecerdasan emosional sebelum mahasiswa terjun ke lahan

praktik serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan

keperawatan dalam mencetak calon tenaga kesehatan yang

profesional.

2) Menjadi sumber bahan referensi di perpustakaan Universitas

Harapan Bangsa, dan sebagai bahan pembelajaran serta

pengalaman pada mahasiswa dalam pengelolaan kasus

asuhan keperawatan dan atau tugas skripsi.


7

c. Bagi responden

Sebagai bahan untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang

rasa caring secara teori dan mendorong responden agar

meningkatkan rasa caring serta mampu mengolah emosionalnya

sejak dini.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Nama Judul Tahun Metode dan Hasil Persamaan dan
Penelitian Perbedaan
Susilanin Hubungan 2019 Penelitian ini Persamaan pada
g, et al. Kecerdasan menggunakkan penelitian ini dengan
Emosional metode deskriptif penelitian penulis
Dengan kuantitatif, teknik adalah bersifat
Sikap Caring yang digunakan kuantitatif, intrumen
Mahasiswa dalam diukur dengan
Keperawatan mengumpulkan data menggunakan skala
Universitas adalah proportional likert, kedua variabel
Padjajaran sampling. Instrumen independen dan
kecerdasan dependen dan
emosional yang sampel yaitu
digunakan adalah mahasiswa
lima dimensi keperawatan.
kecerdasan
emosional dari Perbebdaan pada
Daniel Goleman, penelitian ini denga
instrumen ini sudah penelitian penulis
dikembangkan oleh adalah terletak pada
Priyanti (2010) dan metode yaitu penulis
uji validitas dan menggunakan
reliabilitas instrumen metode observatif,
ini diuji dengan uji validitas dan
menggunakan uji reliabilitas
korelasi Rank menggunakan uji
Spearman, instrumen tryout terpakai,
pada perilaku caring teknik sampling
menggunkan teori 10 menggunakan total
faktor karatif caring sampling, dan uji
Jean Watson yang analisis bivariat dan
telah dikembangkan univariat
oleh Ginting (2011) menggunakan uji
8

Nama Judul Tahun Metode dan Hasil Persamaan dan


Penelitian Perbedaan
dan uji validitas dan spearman rank, sama
reliabilitas instrumen seperti yang
ini diuji digunakan dalam
menggunakan uji penelitian ini.
product moment dari
pearson, kedua
instrumen tersebut
diukur dengan
menggunakan skala
likert. Analisis
univariat dengan
menggunakan tabel
distribusi frekuensi
dan pada analisis
bivariat dengan
menggunakan uji
korealsi Rank
Spearman.

Hasil pada penelitian


ini menunjukkan
kecerdasan
emosional pada
mahasiswa tinggi
(51%) dan sikap
caring positif
sebanyak (45,2%).
Penelitian ini
terdapat adanya
hubungan positif
yang signifikan
dengan perolehan
nilai (Pvalue = 0,000;
r = 0,515). Hampir
setengan dari
mahasiswa
Universitas
Padjajaran memiliki
tingkat kecerdasan
emosional yang
rendah dengan
perolehan nilai
sebanyak 72%
memiliki sikap
caring dengan
kategori negatif.
Demur Kecerdasan 2019 Metode pada Persamaan pada
Emosional penelitian ini adalah penelitian ini dengan
9

Nama Judul Tahun Metode dan Hasil Persamaan dan


Penelitian Perbedaan
dengan menggunakan penelitian yang
Perilaku metode analisis dilakukan oleh
Caring deskriptif dengan penulis adalah kedua
Perawat pada pendekatan cross- variabelnya, metode
Praktik sectional. Teknik yang digunakan
Keperawatan sampling yang sama yaitu analisis
digunakan adalah deskriptif .
simple random
sampling. Analisis Perbedaan pada
univariat dan bivariat penelitian ini dengan
diuji menggunakan penelitian yang
uji statistik chi diguanakan oleh
square. Instrumen penulis adalah pada
pengumpulan data bagian responden, di
menggunakan mana responden
kuisioner. penulis adalah
mahasiswa profesi
Hasil pada penelitian ners, perbedaan pada
ini adalah terdapat teknik sampling
hubungan yang yang di mana penulis
signifikan antara menggunakan teknik
kecerdasan total sampling, dan
emosional dengan uji validitas dan
sikap caring dengan reliabilitas yang
perolehan nilai digunakan adalah uji
(P=0,001). tryout terpakai.
Berdasarkan hasil
analisis mendapatkan
hasil bahwa perawat
yang memiliki
kecerdasan
emosional yang
tinggi untuk bersikap
caring sebanyak
(53,7%) dan dapat
disimpulkan bahwa
kecerdasan
emosional memiliki
hubungan yang
signifikan dengan
sikap caring
(P=0,001).
Sumarni Hubungan 2016 Penelitian ini adalah Persamaan pada
Kecerdasan penelitian observatif penelitian ini adalah
Emosional yang bersifat terletak pada kedua
dengan kuantitatif, jenis variabel, teknik
Perilaku rancangan yang sampling yang
Caring pada digunakan adalah digunakan oleh
10

Nama Judul Tahun Metode dan Hasil Persamaan dan


Penelitian Perbedaan
Mahasiswa menggunakan penulis yaitu total
Keperawatan pendekatan cross- sampling, instrumen
D3 STIKES sectional, teknik kuisioner yang
Harapan sampling yang digunakan pada
Bangsa digunakan adalah variabel kecerdasan
total sampling dan emosional dari
didukung oleh rumus Daniel Goleman.
Slovin yang
bertujuan untuk Perbedaan pada
mengantisipasi penelitian ini adalah
adanya sampel yang pada jenis penelitian
drop out. Analisis dimana penulis
univariat dilakukan menggunakan jenis
dengan menampilkan analisis sedangkan
atau menyajikan penelitian ini adalah
hasil dari penelitian observatif,
pada setiap variabel responden yang
dengan bentuk diambil oleh penulis
grafikal, tabular, adalah mahasiswa
tekstular, dan pada Profesi Ners
analisis bivariat yang sedangkan pada
digunakan untuk penelitian ini adalah
menguji hipotesis mahasiswa D3
antar variabel diuji keperawatan.
dengan Kuesioner pada
menggunakan uji variabel perilaku
statistik pearson caring penulis
product moment. menggunakan teori
dari Swanson
Hasil pada penelitian (1991). Kedua
ini adalah terdapat variabel penulis diuji
hubungan antara dengan
kecerdasan menggunakan uji
emosional dengan tryout terpakai.
perilaku caring
mahasiswa, dengan
perolehan nilai
(Pvalue = 0,000).
Sukartini, The Factors 2019 Metode yang Persamaan pada
et al. Related to digunakan pada penelitian ini adalah
The Caring penelitian ini adalah pada variabel
Behavior of metode yang bersifat kecerdasan
Clinical deskriptif emosional dan
Nursing korelasional dengan perilaku caring.
Student pendekatan cross- Populasi yang
sectional. Teknik diambil berasal dari
sampling yang mahasiswa
digunakan adalah keperawatan.
11

Nama Judul Tahun Metode dan Hasil Persamaan dan


Penelitian Perbedaan
simple random Kuesioner pada
sampling. Kuesioner penelitian yang
yang digunakan pada digunakan oleh
variabel kecerdasan penulis adalah
emosional adalah kuesioner
adopsi dari kuesioner kecerdasan
menurut Iswanto emosional yang
2014 (dalam Rifai, diadopsi kuesioner
2017) dan kuesioner menurut Iswanto
perilaku caring 2014 (dalam Rifai,
diambil dari Caring 2017) dan kuesioner
Professional Scale perilaku caring
(CPS) yang diambil dari Caring
merupakan kuesioner Professional Scale
standar. Dianalisis (CPS) dari teori
dengan caring Swanson
menggunakan uji 1991.
Spearman-rho
dengan tingkat Perbedaan pada
signifikansi ≤0,05. penelitian ini adalah
pada jumlah
Hasil pada penelitian variabel, dimana
ini adalah adanya penulis hanya
hubungan korelasi menggunakan dua
antara perilaku variabel. Teknik
caring dengan sampling yang
kecerdasan digunakan oleh
emosional dengan penulis adalah total
perolehan nilai (P = sampling dan
0,048, r = 0,456). dianalisis dengan
menggunakan uji
tryout terpakai.
Instrumen kuisioner
perilaku caring yang
digunakan oleh
penulis adalah
kuisioner yang
diadopsi dari teori
Swanson (1991).
Sunaryo, The Effect of 2017 Metode yang Persamaan pada
et al. Emotional digunakan pada penelitian ini adalah
and Spiritual penelitian ini adalah terkait variabel
Intelligence penelitian yang kecedasan emsional
on Nurses’ menggunakan jenis dengan sikap caring.
Burnout and kuantitatif dengan Jenis penelitian
Caring pendekatan cross- adalah kuantitaif.
Behavior sectional dan teknik
sampling yang Perbedaan pada
12

Nama Judul Tahun Metode dan Hasil Persamaan dan


Penelitian Perbedaan
digunakan adalah penelitian ini adalah
proporsive sampling. adanya variabel pada
penelitian ini yang
Hasil pada penelitian menghubungkan
ini menunjukan juga dengan tingkat
bahwa terdapat kecerdasan
hubungan negatif emosional dengan
antara kecerdasan sikap caring yaitu
spiritual dengan kecerdasan spiritual
burnout kerja namun dan burnout kerja.
terdapat hubungan Teknik sampling
positif antara yang digunakan pada
kecerdasan penelitian ini
emosional dengan berbeda dengan
perilaku caring, dan teknik yang
hubungan kecerdasan digunakan oleh
spiritual lebih tinggi penulis dimana
dibandingkan dengan penulis
faktor kecerdasan menggunakan teknik
emosional. total sampling dan di
analisis dengan
menggunakan uji
tryout terpakai.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Caring

a. Pengertian Caring

Caring adalah suatu kemampuan untuk mendedikasikan diri

untuk orang lain, menanam empati kepada orang lain serta

memiliki rasa kasih sayang kepada orang lain (Sudarta, 2015).

Caring adalah sebuah sentral dari praktik asuhan keperawatan

karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, di

mana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan rasa

kepeduliannya kepada klien (Teting, 2018).

Caring adalah fenomena umum yang mempengaruhi cara

berpikir, merasakan dan berperilaku ketika berhubungan dengan

orang lain. Caring adalah central dari praktik asuhan keperawatan

dan menjadi bagian yang terpenting didalamnya Watson (2009,

dalam Febriana 2017). Tuntutan, tekanan, waktu yang sibuk dalam

lingkup keperawatan mampu menyebabkan kurangnya ruang untuk

praktik caring, yang berarti maksimal atas pekerjaan mereka,

bersikap dingin dan kurang peduli terhadap pasien.

13
14

b. Teori Caring Menurut Beberapa Ahli Keperawatan

1) Griffin (1983)

Konsep caring terbagi menjadi dua domain utama, salah

satu konsep caring yang dikemukakan oleh Griffin adalah hal

yang berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, namun

konsep caringyang lain berfokus pada aktivitas keperawatan

(Griffin 1983, dalam Sudarta 2015).

2) Menurut Swanson (1991) dalam Febriana (2017) terdapat lima

dimensi yang mendasari sikap caring yaitu:

a) Maintaining Belief

Adanya kepercayaan serta keyakinan dalam menjalin

proses kehidupan dan menghadapi masa transisi dalam

hidup dengan penuh keyakinan, menumbuhkan sikap

optimis, memaknai sebuat arti mengambil hikmah disetiap

peristiwa dan selalu ada disetiap orang lain membutuhkan.

Hal ini bertujuan untuk membantu orang lain dalam

keterbatasannya sehingga dapat menemukan harapannya

yang bermakna.

b) Knowing

Knowing adalah dimana berusaha untuk memahami

peristiwa yang memberikan arti dalam kehidupan.

Mempertahankan rasa kepercayaan merupakan hal

yangmendasar dari caring dalam pelayanan asuhan


15

keperawatan, knowing dianggap sebagai pembelajaran

dalam pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan

asumsi bahwa perawat yang menetahui kebutuhan klien,

menggali informasi klien secara detail, peka terhadap klien

baik secara verbal maupun non verbal dan fokus pada

pemberian asuhan keperawatan.

c) Being With

Being with adalah bukan hanya sekedar hadir dalam

pemberian asuhan keperawatan, namun juga saling

berkomunikasi yang bertujuan untuk berbagi terkait apa

yang klien rasakan dan memberikan dukungan secara

emosional serta memantau klien baik dari segi fisik maupun

emosional.

d) Doing For

Doing for adalah melakukan tindakan sesuatu kepada

klien dengan maksud untuk memandirikan klien,

kenyamanan, mencakup antisipasi, melindungi klien,

menunjukan keahlian, dan menghargai harkat dan martabat

klien.

e) Enabling

Enabling adalah memberikan kemudahan kepada klien,

mendukung dengan fokus pada masalah yang sedang

dihadapi oleh klien dan membantu memecahkannya atau


16

mencari jalan keluar, memvalidasi perasaan dan

memberikan feedback.

Dalam beberapa definisi teori caring di atas dapat disimpulkan

bahwa caring adalah suatu dasar dalam ilmu keperawatan dimana

seorang perawat harus menanamkan sikap caring pada dirinya

dalam memberikan asuhan keperawatan dan didasari dengan rasa

perhatian dan tanggungjawab. Disamping itu, rasa empati dan rasa

caring perawat adalah bagian alami yang berasal dari proses setiap

asuhan keperawatan dengan klien (Febriana, 2017).

Ali dan Gmel (2012) mengatakan bahwa caring dalam praktik

keperawatan dan dunia pendidikan keperawatan bukanlah suatu

konsep baru. Sehingga, siswa maupun mahasiswa akan

mempelajari teori caring dengan cara role model atau role play

dari fakultas serta interaksi antara mereka dengan dosen,

mahasiswa, pasien dan lainnya. Caring untuk mahasiswa

keperawatan sangat penting selama menempuh pendidikan karena

membudayakan mahasiswa untuk menjadi pribadi yang percaya

diri dan mengajarkan untuk mengembangkan perilaku caring

terhadap klien (Begun dan Slavin, 2012).

c. Manfaat Caring

Pelayanan asuhan keperawatan yang didasari oleh sikap caring

akan mampu meningkatan kualitas service excellence. Penerapan

sikap caring yang didukung dengan pengetahuan akan lebih


17

meningkatkan kesehatan individu, dan mampu memfasilitasi klien

ketika memberikan asuhan keperawatan (Kusnanto, 2019). Sikap

caring bisa berupa memperkenalkan diri dan meyakinkan bahwa

perawat akan senantiasa membantu merawat. Komunikasi yang

terapeutik juga akan meningkatkan perilaku caring. Oleh karena

itu, komunikasi merupakan hal yang penting, sehingga dengan

komunikasi seseorang dapat mengetahui kebutuhan pasien dan

mampu memenuhi kebutuhan pasien tersebut (Rifai, 2017).

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Caring

Caring adalah suatu aplikaksi dari proses asuhan keperawatan

yang dainggap sebagai bentuk kinerja individu yang ditampilkan

oleh seorang perawat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

individu ada 3 menurut Gibson, dkk (2012), yaitu sebagai berikut:

1) Faktor Individu

Faktor individu terdiri atas kemampuan, keterampilan,

latar belakang dan demografis. Menurut Gibson dkk, (2012)

yang menjadi faktor utama adalah kemampuan dan

keterampilan. Hal yang termasuk pada kemampuan adalah

kecerdasan, pemahaman verbal, kecepatan persepsi,

penalaran baik, dan ingatan memori yang kuat. Kecerdasan

terbagi menjadi 4 yaitu kecerdasan emosional, kecerdasan

intelektual, kecerdasan spiritual dan kecerdasan kreatifitas

Hawari (2006) dalam Pradana (2019).


18

2) Faktor Psikologis

Psikologis terdiri atas sikap, kepribadian dan motivasi.

Faktor psikologis dapat dipengaruhi oleh keluarga, tingkat

sosial, pengalaman, dan karakteristik demografis. Psikologis

sendiri merupakan faktor yang kompleks dan sulit untuk

diukur.

3) Faktor Organisasi

Baker (2012) mengatakan bahwa beban kerja akademik

mahasiswa diantaranya adalah tugas, ujian, dan kompetensi

klinik, serta adanya kesenjangan harapan antara teori dengan

kenyataan dalam dunia praktik klinik.

e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Caring pada Mahasiswa

Interaksi caring antar sesama mahasiswa dalam satu angkatan

atau bahkan dalam satu jurusan hendaknya semakin lama semakin

baik karena setiap tingkat mengalami perkembangan psikologi dan

ilmu pengetahuan yang didapatkan selama praktik klinik

keperawatan (Sulisno, 2015).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap caring pada

mahasiswa adalah adanya motivasi, kepribadian, kecerdasan

emosional, kemampuan akan kekuatan diri, metode atau pola dalam

pembelajaran serta peran dosen selama proses belajar Antiporta-

Tee (2007) dalam Sumarni (2020). Mahasiswa yang memiliki

kecerdasan emosional baik dinilai lebih mampu memberikan


19

kontribusi untuk bersikap caring dibandingkan dengan mahasiswa

yang tingkat kecerdasan emosionalnya kurang (Sukartini, 2019).

Kecerdasan emosional adalah kompetensi yang akan mampu

melatih mahasiswa adalah mengatur emosi atau perasaan,

bagaimana menunjukan sikap caring yang benar dan menjalin

hubungan baik dengan individu lain (Sumarni, 2020).

f. Pengukuran Perilaku Caring

Perilaku caring dapat diukur dengan beberapa alat yang telah

dikembangkan oleh para pakar peneliti yang membahas tentang

ilmu caring. Alat ukur caring bersifat formal yang bertujuan

untuk memperbaiki caring secara terus menerus melalui

penggunaan hasil (outcomes) dan intervensi yang ditujukan untuk

memperbaiki kualitas praktik asuhan keperawatan; sebagai studi

banding struktur, pengaturan, dan lingkungan yang telah

menerapkan perilaku caring serta mengevaluasi konsekuensi

caring dan non-caring pada pasien maupun perawat (Kusnanto,

2019).

Alat ukur formal yang digunakan untuk mengukur perilaku

caring menurut Kusnanto (2019) yakni:

1) Caring Assesement Tools (CAT)

Alat ukur perilaku caring ini dikembangkan oleh Duffy

(1990) dalam Watson (2009) dalam program doktoralnya. Alat

ukur ini dirancang untuk penelitian deskriptif korelasi. Caring


20

Assesment Tools menggunakan konsep teori Watson dan

mengukur 10 faktor karaif. Alat ukur tersebut terdiri dari 100

item dengan menggunakan skala likert dari 1 (caring rendah)

sampai 5 (caring tinggi), sehingga total skor dalam rentang

100-500.

2) Caring professional scale (CPS)

Alat ukur yang digunakan pada caring professional scale

(CPS) disempurnakan oleh Swanson, (2000) dalam Watson,

(2009) dengan menggunakan teori caring pada Swanson yaitu

Middle Range Theory of Caring yang dikembangkan

berdasarkan penelitiannya pada responden sebanyak 185 ribu

orang yang mengalami keguguran). Caring professional scale

(CPS) memiliki dua sub skala yaitu Comparassionate Healer

dan Competent Practicioner, yang berasal dari 5 komponen

caring dari Swanson yaitu maintaining belief (memertahankan

kepercayaan), knowing (mengetahui), being with (keberadaan),

doing for (melakukan tindakan), dan enablings (memampukan)

(Febriana, 2017).

2. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah istilah dalam dunia pendidikan

yang menjelaskan sesuatu yang menunjukan kemampuasn

seseorang secara emosional dan sosial (Wuwung, 2020).


21

Kecerdasan emosional pertama kali dikenal pada tahun 1990 oleh

psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan Jonh Mayer

dari Univercity of New Hampshire.

Kecerdasan emosional paling penting dimiliki oleh mahasiwa

keperawatan sebagai bekal calon perawat yang profesional agar

mampu memahami diri sendiri dan orang lain, berempati kepada

orang lain, berperilaku positif, melakukan tindakan yang tepat

dalam mengatasi masalah dan situasi, tidak bertindak dengan

dorongan emosi, serta tidak berperilaku impulsif (Sun dan Ok,

2013).

Kecerdasan emosional adalah kemampuan dimana sesorang

memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi diri,

mengandalkan dorongan hati untuk mengendalikan emosional atau

suasana hati, tidak melumpuhkan cara berfikir, berempati dan

berdoa. Ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosional

tinggi diantaranya yaitu mengenali perasaan diri sendiri, mampu

membedakan antara penalaran dan perasaan, bertanggung jawab

terhadap perasaannya, menghargai perasaan orang lain, dan dapat

memaknai nilai positif dari emosi negatif yang dimilikinya

(Goleman, 2011).

b. Unsur-Unsur Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional memiliki empat unsur kemampuan

utama menurut Thoha dan Taufikurrahman (2016) , yaitu:


22

1) Mengenali Emosi

Mengenali diri sendiri adalah kemampuan dimana

seseorang mampu mengenali perasaan dan mampu mengetahui

kesadaran diri. Kesadaran diri adalah waspada terhadap

suasana hati maupun pikiran, apabila kurang waspada hal ini

dapat dengan mudah meluapkan emosi. Kesadaran diri

memang belum menjamin emosi seseorang terkendali, namun

hal ini merupakan salah satu unsur syarat dalam

mengendalikan emosi sehingga individu mampu menguasi

emosinya.

2) Mengelola Emosi

Memotivasi diri sendiri adalah sesuatu yang sangat perlu

diapresiasi dalam kemampuan diri, karena ini merupakan

kemampuan dimana individu mampu menangani emosional

diri sendiri untuk mencapai keseimbangan dalam diri individu.

Kemampuan mengelola emosi ini mencakup kemampuan

untuk menghibur diri sendiri, melepas rasa stress, kecemasan,

ketersinggungan yang timbul dan kemampuan untuk dari

permasalahan perasaan yang menekan.

3) Memotivasi Diri

Memotivasi diri merupakan hal yang harus dimiliki dan

harus dilewati oleh setiap individu. Hal ini yang berarti

memiliki kekuatan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan


23

mengendalikan dorongan hati, serta memiliki perasaan

motivasi diri yang baik diantaranya, yaitu optimis,

antusianisme dan keyakinan terhadap diri sendiri.

4) Mengenali Emosi Orang Lain

Mengenali emosi orang lain adalah kemampuan untuk

menggali serta mengenali emosi orang lain yang sering disebut

dengan empati. Individu yang memiliki kemampuan untuk

berempati terhadap orang lain akan lebih mampu menangkap

sinyal-sinyal sosial tersembunyi yang sedang diharapkan oleh

orang lain, sehingga terhitung akan lebih peka terhadap

perasaan orang lain dan mampu untuk mendengarkan keluhan

orang lain.

c. Ciri-ciri Kepribadian Dengan Kecerdasan Emosional

Beberapa ciri kecerdasan emosional yang ada pada diri seorang

individu menurut Goleman dalam (Thoha dan taufikurrahman,

2016) diantaranya yiatu:

1) Kemampuan memotivasi diri sendiri

Kemampuan memotivasi diri sendiri merupakan sebuah

kemampuan internal yang dimiliki oleh seorang individu yang

menjadi suatu energi yang mampu mendorong dalam

mengembangkan potensi dalam mrlakukan aktivitas tertentu

sehingga mencapai pada sesuatu yang diharapkan.


24

2) Ketahanan dalam menghadapi frustasi.

Ketahanan dalam meghadapi masalah akan mendorong

individu untuk memiliki kekuatan yang lebih jika suatu saat

dihadapkan dengan persoalan kompleks yang mampu memicu

dirinya menjadi frustasi. Apabila terjadi keadaan buruk, maka

diharapkan individu mampu mengendalikan diri, menata

emosionalnya sehingga tidak terjadi hal yang dapat merugikan

dirinya sendiri dan orang lain.

3) Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-

lebihkan kesenangan.

Kemampuan individu dalam mengendalikan dorongan hati

dan mengontrol kesenangan merupakan ciri dari kecerdasan

emosional, yang dimana seorang individu sudah ada pada titik

kematangan dalam berfikir tidak sekedar dari kemampuan

penalaran, namun lebih ditunjukan melalui isyarat emosional.

Ketika menghadapi perasaan senang seringkali meluapkan

secara berlebih-lebihan dan tidak jarang pula lupa dengan

lingkungannya.

4) Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban

stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan

berdo’a.
25

Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban

stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir ini merupakan

suatu kemampuan dalam mengatasi masalah pada persoalan

yang berat. Ketika individu mengalami guncangan jiwa yang

sangat mendalam dan tidak mampu mengontrol emosionalnya,

hal ini aka dapat mengalahkan kemampuan dalam menalar.

Sikap empati juga sangat mendorong individu dalam

memanagemen emosionalnya dan berdo’a menjadi hal untuk

memperkuat emosional seseorang dalam meyakinkan suatu hal.

d. Faktor-Faktor Kecerdasan Emosional

Terdapat beberapa faktor kecerdasan emosional menurut

Goleman (2015), yaitu:

1) Jenis kelamin

Perbedaan emosi antara laki-laki dan perempuan terletak

pada dimana seorang perempuan akan lebih cakap dalam

mengutarakan emosionalnya dengan menggunakan kata-kata

dibandingkan menggunakan fisik yang biasa dilakukan oleh

seorang laki-laki. Seorang perempuan lebih mudah berempati

dibandingkan laki-laki, hal ini dapat dilihat dari kemampuan

untuk membaca perasaan seseorang.

2) Usia

Bertambahnya usia yang umumnya akan membuat

kecerdasan emosional individu semakin berkembang dengan


26

lantaran berbagai interaksi yang dijumpai sehari-hari dalam

lingkungan sosialnya.

3) Rumah tangga

Respon emosional dalam rumah tangga yang dipengaruhi

oleh keadaan disekitarnya. Kondisi emosional yang paling

dekat dengan diperankan oleh orangtua, yang kemudian akan

dicontoh oleh anak. Kecerdasan emosional seorang individu

akan terbentuk dari apa yang dicontohkan oleh kebiasaan

orangtuanya.

4) Faktor lingkungan

Pola asuh orang tua juga memilki peran penting dalam

pengalaman lingkungan anak karena orangtua adalah

lingkungan pertama yang dikenal sepenuhnya oleh anak.

Lingkungan sosial yang dikenal oleh lingkungan rumah yang

nantinya akan mempengaruhi kecerdasan emosional anak.

5) Faktor pendidikan

Faktor pendidikan dirumah maupun disekolah memiliki

peran penting bagi individu, karena disekolah individu akan

mendapatkan pengetahuan secara terarah sedangkan dirumah

individu akan mendapatkan pengetahuan secara non-formal

baik dari orangtua maupun dari lingkungan. Keduanya

membentuk individu untuk berkembang secara seimbang,

bahkan dalam mengungkapkan emosi maupun perasaan.


27

Sering berinteraksi dengan orang lain juga dapat membentuk

individu dalam meningkatkan pengetahuan secara emosional

agar dapat memposisikan diri pada posisi yang semestinya.

3. Profesi Ners

a. Pengertian

Profesi ners adalah salah satu rangkaian proses mahasiswa

keperawatan dalam mendapatkan pengalaman yang real terkait

pencapaian kemampuan keterampilan profesional (intelektual,

interpersonal, dan teknis) dalam melakukan asuhan keperawatan

kepada klien. Pelaksanaan dilakukan melalui dua tahapan, yaitu

akademik dan profesi. Program Profesi Ners merupakan masa

transformasi dari mahasiswa menjadi perawat yang profesional.

Proses pendidikan dilakukan di lahan praktik klinik dan lapangan

yang dilakukan secara komprehensif (Nursalam, 2015).

b. Tujuan Program Profesi Ners

Program profesi adalah pengalaman belajar pada praktik klinik

keperawatan yang merupakan proses transformasi dari mahasiswa

akan menjadi perawat yang profesional. Dalam hal ini, mahasiswa

profesi ners mendapatkan kesempatan untuk beradaptasi terhadap

perannya sebagai perawat profesional, dalam lingkup individu di

rumah sakit, keluarga dan komunitas.

Tujuan praktik klinik keperawatan adalah untuk

mengembangkan keterampilan mahasiswa dan pengalaman


28

pengetahuan, rasa percaya diri sebagai perawat, dan untuk

memastikan bahwa mampu menentukan keputusan secara mandiri

Tiwari (2005 dalam Ali dan Gmel, 2012).

Kemampuan profesional yang dimiliki oleh mahasiswa Profesi

Ners dalam (Nursalam, 2015), yaitu:

1) Menerapkan konsep, teori, dan prinsip ilmu perilaku, sosial,

biomedis, dan ilmu keperawatan dalam melakukan pelayanan

asuhan keperawatan kepada klien individu, keluarga,

komunitas dan masyarakat.

2) Melaksanankan pelayanan asuhan keperawatan dari masalah

yang kecil hingga yang kompleks secara tuntas melalui

rangkaian pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan,

perencanaan tindakan keperawatan, implementasi, evaluasi

kewenangan, tanggungjawab, dan kemampuannya serta

berdasarkan kode etik profesi keperawatan;

3) Mendokumentasikan seluruh proses asuhan keperawatan secara

sistematis dan memanfaatkannya untuk upaya peningkatan

kualitas pelayanan asuhan keperawatan;

4) Mengelola pelayanan asuhan tingkat dasar serta

bertanggungjawab dengan menampilkan sikap kepemimpinan.

c. Kompetensi Program Profesi Ners

Kompetensi program profesi ners mengacu pada SK

Mendiknas 232/2000 dan 045/2002, KIPNI 129/1999, standar


29

kompetensi dari ICN, serta hasil konvensi nasional terkait standar

kompetensi perawat Indonesia. Kompetensi dalam program

profesi ners melaksanakan asuhan keperawatan pada stase

keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan

maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan gerontik, keperawatan

kegawatdaruratan, keperawatan komunitas, keperawatan keluarga,

dan manajemen keperawatan (Nursalam, 2015).

4. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Caring

Kecerdasan emosional adalah kemampuan dimana sesorang

memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi diri, mengandalkan

dorongan hati untuk mengendalikan emosional atau suasana hati, tidak

melumpuhkan cara untuk berfikir, memiliki empati dan spiritual baik

(Goleman, 2011).

Perilaku caring adalah proses bagaimana seseorang paham akan

kejadian dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan

suatu hal yang sama antara kepada diri sendiri dan orang lain,

memberikan informasi dan memudahkan jalan kehidupan seseorang

serta menaruh kepercayaan dalam menjalani hidup Swanson (1991)

dalam Febriana (2017).

Beberapa penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara

kecerdasan emosional dengan perilaku caring pada mahasiswa.

Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh

susilaning (2019) dan Sumarni (2016). Hal ini didukung oleh


30

penelitian yang telah dilakukan Sukartini (2019) didapatkan hasil

bahwa seorang individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosional

tinggi dianggap akan lebih mampu bersikap caring dibandingkan

dengan individu yang tingkat kecerdasan emosionalnya rendah.


29

B. LANDASAN /KERANGKA TEORI

Kerangka teori adalah kesimpulan yang berasal dari tinjauan pustaka yang

berisi terkait konsep-konsep teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan (Aries et al, 2011).

Faktor pengaruh pada perilaku dan


kinerja menurut Gibson, dkk (2012): Dimensi perilaku
1. Faktor individu Caring (Swanson,
Komponen faktor individu : 1991) :
a. Kecerdasan emosional 1. Maintaining belief
2. Knowing
3. Being with
b. Kecerdasan spiritual 4. Doing for
c. Kecerdasan intelektual 5. Enablings

2. Faktor psikologis
Terdiri dari :
a. Sikap
b. Kepribadian
c. Motivasi
d. Belajar.

3. Faktor organisasi
Terdiri dari :
a. Design pekerjaan
b. Kepemimpinan
c. Sumber daya
d. Struktur
e. imbalan

Diteliti Tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Gibson, dkk (2012)dan Swanson (1991) dalam Febriana (2017).


30

C. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi terkait hubungan antara

variabel-variabel yang akan dilakukan penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Variabel Bebas (independen)


Kecerdasan emosional
Variabel Terkait (Dependen)
Perilaku Caring
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

D. HIPOTESIS

Hipotesis adalah hasil sementara pada rumusan masalah penelitian

(Sugiyono, 2018). Hipotesis pada penelitian ini adalah :

1. Hipotesis alternatif (Ha)

Ha : ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku

caring pada mahasiswa Profesi Ners di Universitas Harapan Bangsa.

2. Hipotesis nol (Ho)

Ho: tidak ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku

caring pada mahasiawa Profesi Ners di Universitas Harapan Bangsa.


BAB III

METODE DAN PENELITIAN

A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang bersifat analitik dengan

pendekatan cross-sectional. Pendekatan deskriptif merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian hal-hal yang sedang

terjadi dilapangan (Darmawan, 2019). Penelitian ini digunakan untuk

menganalisis hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku caring pada

mahasiswa Profesi Ners di Universitas Harapan Bangsa.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kesehatan program studi

Profesi Ners Universitas Harapan Bangsa.

2. Waktu Penelitian

a. Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal November 2020 – Juli

2021.

b. Pengumpulan data akan dilakukan pada bulan April 2021.

31
32

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi

Populasi adalah sumber pada data tertentu yang memiliki jumlah

lebih banyak (Darmawan, 2019). Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh mahasiswa Profesi Ners Universitas Harapan Bangsa tahun

ajaran 2020/2021, jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak

99 orang mahasiswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti berdasarkan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel

pada penelitian ini adalah dengan total sampling, total sampling adalah

teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah

populasi (Sugiyono, 2016). Sampel pada penelitian ini adalah

mahasiswa Profesi Ners di Universitas Harapan Bangsa yang sebanyak

99 orang mahasiswa.

D. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang memiliki pengaruh atau

menjadi sebab berubahnya variabel dependen (Machali, 2018). Variabel

independen pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional.


33

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen (Machali, 2018). Variabel dependen pada penelitian ini

adalah perilaku caring.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah variabel penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui arti pada setiap variabel penelitian sebelum dilakukan penelitian

(Sujarweni, 2014). Definsi operasioal yaitu digunakan untuk memudahkan

peneliti dalam mengumpulkan data serta menghindari adanya perbedaan

interpretasi serta membatasi ruang lingkup pada variabel (Saryono, 2013).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Parameter Skala


Operasional
1 Kecerdasan Penilaian Kuisioner A = Kecerdasan Ordinal
Emosional kemampuan kecerdasan Emosional
mahasiswa emosional Tinggi (≥ 87)
dalam dari Iswanto B = Kecerdasan
mengolah dan (2014) Emosional
memahami dengan Sedang (58-86)
emosional. sejumlah 29 C = Kecerdasan
pertanyaan. Emosional
Rendah (58-57)
2 Perilaku Penilaian Kuisioner A = Perilaku Ordinal
Caring kemampuan perilaku Caring Tinggi
mahasiswa caring (x ≥ 69)
untuk menggunak B = Perilaku
berdedikasi, an caring Caring Sedang
empati, professional (46 - 68)
memahani scale C = Perilaku
perasaan orang dengan Caring Rendah
lain atas sejumlah 23 (46 ≤ x)
34

No Variabel Definisi Alat Ukur Parameter Skala


Operasional
kepeduliannya. pertanyaan.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data, hal ini dinilai lebih mempermudah peneliti untuk

mengolah data (Saryono, 2010). Instrumen pada penelitian ini adalah

menggunakan alat ukur berupa kuisioner tertutup, kuisioner tertutup adalah

kuisioner yang dimana responden hanya menjawab pertanyaan yang telah

disediakan oleh peneliti (Machali, 2018).

1. Kuisioner Kecerdasan Emosional

Kuisioner kecerdasan emosional yang digunakan oleh peneliti adalah

instrumen dari teori Goleman (2015). Kuisioner peneliti diadopsi dari

penelitian Iswanto (dalam Rifai, 2017) pada penelitian sebelumnya,

dimana variabel kecerdasan emosional diukur menggunakan 5 nilai dari

sub-faktor diantaranya adalah kesadaran diri terdiri dari 6 pertanyaan,

pengaturan diri terdiri dari 6 pertanyaan, motivasi terdiri dari 4

pertanyaan, keterampilan sosial dengan 6 pertanyaan dan empaty dengan

7 pertanyaan. Skala yang digunakan dalam mengukur variabel

kecerdasan emosional adalah skala likert 1 sampai 4, dimana 1 (Sangat

Sangat tidak setuju), 2 (Tidak setuju), 3 (Setuju), dan 4 (Sangat Setuju).

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuisioner Kecerdasan Emosional


No Materi Nomor Positif Negatif Jumlah
Soal
1 Kesadaran 1, 2, 3, 1, 2, 3, - 6
35

Diri 4, 5, 6 4, 5, 6
2 Pengaturan 7, 8, 9, 7, 8, 9, - 6
Diri 10, 11, 10, 11,
12 12
3 Motivasi 13, 14, 13, 14, - 4
15, 16 15, 16
4 Keterampilan 17, 18, 18, 19, 17 6
Sosial 19, 20, 20, 21,
21, 22 22
5 Empaty 23, 24, 23, 24, - 7
25, 26, 25, 26,
27, 28, 27, 28,
29 29

2. Kuesioner Perilaku Caring

Caring professional scale (CPS) yang terdiri dari 23 pertanyaan

dengan 3 skala ordinal, alat ukur untuk Caring Professional Scale (CPS)

adalah kuisioner baku. Kuesioner tersebut dikembangkan oleh Swanson

(1991 dalam Nursalam, 2015) menggunakan teori Caring Swanson

(Middle Range Theory). Caring Professional Scale memiliki 5 sub-

faktor pertanyaan yaitu Maintaining Belief dengan 5 pertanyaan,

knowing dengan 6 pertanyaan, Being With dengan 4 pertanyaan, Doing

For dengan 5 pertanyaan, dan Enablings dengan 7 pertanyaan. Skala

yang digunakan dalam mengukur variabel perilaku caring adalah skala

likert 1 sampai 4 dimana 1 (Tidak pernah), 2 (Hampir tidak pernah), 3

(Sering) dan 4 (Selalu).

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuisioner Caring Professional Scale


No Materi Nomor Soal Positif Negatif Jumlah
1 Maintaining 1, 2, 3, 4 1, 2, 3, 4 - 4
Belief
2 Knowing 5, 6, 7, 8, 9 5, 6, 7, 8, 9 - 5
3 Being With 10, 11, 12, 13 10, 11, 12, - 4
13
36

4 Doing For 14, 15, 16, 14, 15, 16, - 5


17, 18 17, 18
5 Enablings 19, 20, 21, 19, 20, 21, - 5
22, 23 22, 23

Uji instrumen yang digunakan pada kuisioner dalam penelitian ini

adalah uji try out terpakai. Hasil dari uji try out terpakai, hasil uji cobanya

langsung digunakan untuk menguji hipotesis penelitian hanya data dari item

pernyataan yang sah saja (Hadi dan Sutrisno, 2000). Jadi, try out terpakai

merupakan suatu teknik untuk menguji validitas dan reliabilitas dengan cara

pengambilan datanya hanya sekali dan hasil uji cobanya langsung

digunakan untuk menguji hipotesis.

G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Dengan menggunakan hasil instrumen kuesioner yang valid dan reliabel

dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi

valid dan reliabel Sugiyono (2019).

1. Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Kecerdasan Emosional

Instrumen pada penelitian ini diadposi dari Goleman (2015) yag

telah dilakukan uji validitas dan validitas sebelumnya oleh Iswanto

(2014) dalam Rifai (2017) pada penellitian sebelumnya. Insturmen

kecerdasan emosional diketahui bahwa terdapat 50 soal yang

diujicobakan dan terdapat 21 soal yang gugur, dikarenakan phitung < r

tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N=78 (nilai Phitung = 0,220).


37

Item soal yang valid rhitung memiliki indeks korelasi berkisar antara

0,0005-0,045.

Uji reliabilitas Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach Alpha. Uji reliabilitas

pada instrumen kecerdasan emosional yang diuji dengan menggunakan

rumus alfa cronbach diyatakan reliabel jika rhitung > rtabel, yang

dimana dari hasil perhitungan reliabilitas rhitung pada instrumen

kecerdasan emosional adalah sebesar 0,442-0,807 dari rtabel sebesar

0,342.

2. Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Perilaku Caring

Skala pada instrumen perilaku caring yaitu caring professional scale

yang dikembangkan oleh Swanson (1991) dalam (Sumarni, 2020)

dengan menggunakan alat ukur caring professional scale dengan lima

subskala Middle Range Theory yaitu Maintainning belief, knowing,

being with, doing for, enabling. Nilai estimasi alfa cronbach rhitung

adalah 0,410-0,656 dan rtabel (0,330). Skala tersebut reliabel dalam

kategori sedang (Pradana, 2019).

H. JENIS DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Jenis Data

Sugiyono (2015) mengatakan bahwa jenis data terbagi menjadi dua

yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer
38

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

responden atau data yang langsung memberikan informasi data

kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh dari institusi responden (Sugiyono, 2018). Data primer

dalam penelitian ini adalah berupa data terkait kecerdasan

emosional dan perilaku caring mahasiswa Profesi Ners.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari institusi

responden (Sugiyono, 2018). Data sekunder pada penelitian ini

adalah didapatkan jumlah mahasiswa profesi ners sebanyak 99

orang mahasiswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan

kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

peneliti mengajukan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden

(Machali, 2018). Kuisioner yang digunakan yaitu jenis kuisioner

tertutup, dimana responden akan memilih salah satu kemungkinan

jawaban yang telah disediakan oleh peneliti (Darmawan, 2019).

3. Cara Pengumpulan Data

a. Peneliti mengurus surat izin penelitian di bagian BAAK kampus

Universitas Harapan Bangsa.

b. Peneliti memberikan surat izin kepada Rektor Universitas Harapan

Bangsa.
39

c. Peneliti melakukan penelitian pada bulan April 2021.

d. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden setelah

mendapatkan persetujuan dari responden, kemudian responden

diminta untuk mengisi tanda persetujuan sebagai responden.

e. Setelah responden mengisi persetujuan, responden dipersilahkan

untuk mengisi kuisioner dalam bentuk googleform yang telah

diberikan dan dianjurkan untuk bertanya jika terdapat pertanyaan

yang kurang jelas.

f. Kuisioner yang telah diisi kemudian menempuh proses editing.

I. ANALISIS DATA

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah proses pengecekan dan perbaikan isian pada

kuisioner dan formulir (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini

peneliti akan mengecek memeriksa kembali data yang telah

didapatkan dari responden.

b. Scoring.

Tahap scoring dilakukan setelah ditetapkannya kode untuk

jawaban. Sehingga, setiap jawaban responden dapat diberikan skor

(Notoatmodjo, 2013).

1) Variabel kecerdasan emosional


40

Instrumen kecerdasan emosional terdiri dari 29 pertanyaan

dengan nilai minimum 29 x 1 = 29 dan nilai maksimum 29 x 3

= 116. Nilai diklasifikasikan menjadi baik, sedang dan kurang,

dengan rentang skor yang diukur dengan menggunakan rumus

mean:

Mean = (Skor max + min)


2

= 116 + 29
2
= 72,5

Standar Deviasi (SD) = (Skor max - min)


6

= (116 - 29)
6
= 14,5

Klasifikasi kecerdasan emosional dalam penelitian ini ada

dalam 3 kategori yaitu:

(1) Baik, jika x ≥ mean + Standar Deviasi (SD)

= x ≥ 72,5 + 14,5

= x ≥ 87

Kecerdasan emosional baik jika skor ≥ 87

(2) Cukup, jika mean – SD ≤ x < mean + SD

= 72,5 – 14,5 ≤ x 72,5 + 14,5

= 58 ≤ x < 87

Kecerdasan emosional cukup jika skor 58 – 86

(3) Kurang, jika mean – SD < x


41

= 72,5 – 14,5 < x

= 58 < x

Kecerdasan emosional kurang jika skor 58 – 57.

Cara menghitung skor dengan cara menjumlahkan skor

jawaban masing-masing pertanyaan. Variabel berskala ordinal

dibagi menjadi tiga kelompok dan disesuaikan dengan tingkat

kecerdasan emosional.

2) Variabel perilaku caring

Instrumen ini terdiri dari 27 pertanyaan dengan nilai minimum

23 x 1 = 23 dan nilai maksimum 23 x 4 = 92. Nilai

diklasifikasikan menjadi baik, sedang dan kurang, dengan

rentang skor yang diukur dengan menggunakan rumus mean:

Mean = (Skor max + min)


2

= (92 + 23)
2
= 57,5

Standar Deviasi (SD) = (Skor max - min)


6
= (92 - 23)
6
= 11,5

Klasifikasi perilaku caring dalam penelitian ini ada dalam 3

kategori yaitu:

(1) Baik, jika x ≥ mean + Standar Deviasi (SD)

= x ≥ 57,5 +11,5
42

= x ≥ 69

Skor perilaku caring baik jika skor x ≥ 69

(2) Cukup, jika mean – SD ≤ x < mean + SD

= 57,5 – 11,5 ≤ x < 57,5 + 11,5

= 46 ≤ x < 69

Skor perilaku caring cukup jika skor 46 – 68

(3) Kurang, jika mean – SD < x

= 57,5 – 11,5 < x

= 46 < x

Skor perilaku caring kurang jika skor 46 < x.

Cara menghitung skor dengan cara menjumlahkan skor

jawaban masing-masing pertanyaan. Variabel berskala ordinal

dibagi menjadi tiga kelompok dan disesuaikan dengan kode

skor tingkat kecerdasan emosional.

c. Coding

Coding adalah proses pengubahan data yang berbentuk kalimat

menjadi angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012). Pengkodean

ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan data

yaitu pada data yang telah diperoleh.

1) Variabel kecerdasan emosional

a) Kode 1 : Baik

b) Kode 2 : Cukup

c) Kode 3 : Kurang
43

2) Variabel peilaku caring

a) Kode 1 : Tinggi

b) Kode 2 : Sedang

c) Kode 3 : Rendah

d. Entry data

Entry data adalah proses memasukan data kedalam komputer

untuk dilakukan pengolahan (Notoatmodjo, 2012). Data tersebut

kemudian diolah secara statistik menggunkan program

komputerisasi.

e. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel yang sesuai dengan jawaban

masing-masing pertanyaan (Notoatmodjo, 2012). Langkah terakhir

pada penelitian ini adalah data dimasukan komputer dan dianalisa

menggunakan uji statistik.

f. Cleaning

Cleaning adalah proses pemeriksaan ulang pada semua data

yang sudah selesai dimasukan untuk memeriksa kemungkinan

adanya kesalahan dalam ketidaktepatan dalam pengkodean dan

lain-lain (Notoatmodjo, 2012).

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat
44

Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti, baik

variabel independen maupun variabel dependen (Amran, 2012).

Analisis univariat pada penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan variabel kecerdasan emosional dan variabel

perilaku caring pada mahasiswa Profesi Ners Universitas Harapan

Bangsa tahun akademik 2020/2021, pada tabel distribusi frekuensi

dan presentase dari setiap variabel, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

f
P= x 100%
N

Keterangan :

P = Presentase

f = Jumlah pertanyaan yang benar

N = Jumlah frekuensi maksimal atau seluruh item pengamatan

Menurut Arikunto (2013) dalam membaca bab kesimpulan

pada bentuk presentase adalah dengan menggunakan skala sebagai

berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Hasil Data


Besaranya nilai Interpretasi
100 % Seluruhnya
76-99 % Hampir seluruhnya
51-75 % Sebagian besar
50 % Setengah
26-49 % Hampir setengah
1-25 % Sebagian kecil
0% Tidak satupun
45

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisa yang digunakan untuk

mengetahui adanya hubungan atau korelasi antar dua variabel

(Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat pada penelitian ini adalah

untuk menganalisis adanya hubungan antara kecerdasan emosional

dengan perilaku caring mahasiswa Profesi Ners di Universitas

Harapan Bangsa. Uji analsisis data yang digunakan pada

penelitian ini adalah uji korelasi spearman rank. Uji spearman

rank digunakan untuk menguji dua variabel apakah terdapat

hubungan atau tidak yang dimana kedua datanya berbentuk

ordinal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji adanya

hubungan antara kecerdasan emosional sebagai variabel bebas (X)

dengan perilaku caring sebagai variabel terikat (Y).


2
6 ∑ di
Rs = 1 – 2
n(n −1)

Keterangan:

Rs = Koefisien korelasi rank spearman

di = Selisih rank data variabel X dengan data variabel Y

( X i −Y i)

n = Jumlah responden

Analisis data menggunakan sistem program komputer dengan

interpretasi sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012):


46

1) Ho ditolak dan Ha diterima jika p-value < ɑ (0,05) untuk taraf

signifikan 5%, berarti terdapat hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

2) Ho diterima dan Ha ditolak jika p - value ≥ ɑ (0,05) untuk taraf

signifikan 5%, berarti tidak terdapat hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat.

Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2019) menetapkan interpretasi

mengenai indeks korelasi spearman rank sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Korelasi

Besarnya Linear r Interpretasi


0,800 - 1,000 Sangat Kuat
0,600 - 0,799 Tinggi
0,400 - 0,599 Cukup
0,200 - 0,399 Rendah
0,000 - 0,199 Sangat Rendah
(Tidak Valid)

J. ETIKA PENELITIAN

Data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder yaitu berupa hasil dari pre survey yang dilakukan pada mahasiswa

profesi ners dan data yag didapatkan dari Prodi Profesi Ners terkait dengan

jumlah populasi. Pada penelitian ini diharukan untuk menjaga privasi

responden. Menurut Swarjana (2015), bentuk etika penelitian yang penting

dilakukan ketika melakukan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Principle of Beneficience (prinsip kebaikan)


47

Penelitian yang dilakukan harus memiliki dan memberikan manfaat

bagi kehidupan.

2. The Principe of Respect for Human Dignity

Penelitian yang dilakukan harus berpedoman pada prinsip

menghormati dan menghargai privasi, harkat dan martabat responden.

3. Vulnerable subject

Vulnerable subject adalah subjek yang rentan dalam penelitian,

seperti anak-anak, orang dengan penyakit kronis dan orang yang kurang

mampu secara mental dan emosional.


DAFTAR PUSTAKA

Amran, Yuli. (2012). Pengolahan Data dan Analisis Data Statistik di Bidang
Kesehatan. UIN Jakarta: Jakarta.
Begum, Slavin. (2011). Perceptions of “caring” in nursing education by pakistani
nursing students: An exploratory Study. Nurse Education Today 32,
332-336.
Darmawan Deni. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. PT Remaja Rosdakarya:
Bandung.
Demur D.R. Dewi Nanda, dkk. (2019). Journal of : Kecerdasan Emosional
dengan Perilaku Caring Perawat pada Praktik Keperawatan. 06(11).
73-81.
Febriana D. Viya. (2017). Konsep dasar keperawatan. Healty: Bantul.
Frymier, A. B., & Nadler, M.K. (2017). The Relationship between Attitudes and
Behaviors. From Persuation: Integrating Theory, Research, and
Practice, 42-58.
Goleman, D. (2015) HBR’s 10 must reads on Emotional Intellegence. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
Goleman, D. 2011. Working with emotional intelligence. Bantam Dell A Division
of Random House Inc: New York.
Hadi, Sutrisno. (2000). Metodelogi Penelitian. Andi Yogyakarta: Yogyakarta.
Machali Imam. (2018). Teori dan Praktik Statistik dalam Bidang Pendidikan,
Penelitian, Ekonomi, Bisnis, dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.
Yogyakarta: Perkumpulan Program Studi Managemen Pendidikan
Islam (PPMI).
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta.
Nursalam. (2011). Managemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi Tiga. Salemba Medika: Jakarta.
Nusantara Ana Fitria, Shinta Wahyusari. (2018). Journal of : Perilaku Caring
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan. 8 (11). 29-36.
Patricia, A et al. (2020). Dasar-Dasar Keperawatan Edisi 9 Elseiver. Hooi Ping
Chae: Singapura.
Purba M M, Emilia O, Rahayu G.R. (2013). Pengaruh Pelatihan Caring terhadap
Perilaku Memberikan Asuhan Keperawatan pada Mahasiswa saat
Rotasi Klinik di Politeknik Depkes Palangkaraya. Jurnal Pendidikan
Kedokteran Indonesia (The Indonesian Jurnal of Medical Education).
Volume 2, No.2
Scott, P. A. (2014). Lack of Care in Nursing: Is Character the missing ingredient?
International journal of nursing studies, 51(2), 177-180.
https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2013.08.006
Swarjana, I.K. (2015). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi II. Andi Offset:
Yogyakarta.
Sudarta I.Wayan. (2015). Managemen Keperawatan Penerapan Teori Model
Dalam Pelayanan Keperawatan. Gosyen Publishing: Yogyakarta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Penerbit Alfabeta: Bandung.
Sukartini Tintin, dkk. (2019). Journal of : The factors to he Caring Behavior of
Clinical Nursing Students. 7 (11). 82-86.
Sumarni Tri. (2016). Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Perilaku Caring
pada Mahasiswa Keperawatan D3 Stikes Harapan Bangsa
Purwokerto. 7 (11). 83-94.
Sumarni Tri. (2020). Monograf : Peran Pembimbing Klinik dalam pembentukan
perilaku caring dan self efficacy mahasiswa. UHB Press: Banyumas.
Sugiyono. (2019). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung
Sunaryo. (2013). Psikologi Untuk Keperawatan Edisi 2. EGC: Jakarta.
Susilaningsih Fransiska Sri, dkk. (2020). Journal of Hubungan Kecerdasan
Emosional dengan Sikap Caring Mahasiswa Keperawatan Universitas
Padjajaran. 06(11). 15.11.
Teting, B., Natalia, E., dan Ermayani, M. (2018). Teori Caring Dan Aplikasi
dalam Pelayanan Keperawatan. Cv. Andi Pffset: Yogyakarta.
Thoha Muhammad dan Taufikurrahman R. (2016). Aktualisasi Nilai-nilai
Kecerdasan Emosional dalam Managemen Sumber Daya Manusia Di
Perguruan Tinggi. Duta Media Publishing: Pamekasan.
Wuwung O. Cherly. (2020). Strategi Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional.
Scorpio Media Pustaka: Surabaya.
Yulianti, Eka., Agustina H R., Komariah M. (2015). Hubungan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Sikap Caring pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan UNPAD. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Padjajaran Bandung Jawa Barat.
Lampiran 1
Lampiran Persetujuan Acc judul skripsi
Lampiran 2
Surat permohonan prasurvey penelitian
Lampiran 3
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada calon Responden

Dengan hormat ,

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nuraini Habibah

NIM : 170103067

Pendidikan : Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan

Institusi : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto, Jl. Raden Patah No. 100

Ledug Kecamatan Kembaran, Purwokerto.

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Kecerdasan

Emosional Dengan Perilaku Caring Pada Mahasiswa Profesi Ners Di Universitas

Harapan Bangsa”. Penelitian ini tidak akan mengakibatkan kerugian bagi Anda

sebagai responden. Rekam kerahasiaan pada semua informasi akan dijaga dan

dipergunakan dengan semestinya. Jika Anda tidak bersedia menjadi responden,

maka tidak akan ancaman bagi Anda. Jika Anda bersedia menjadi responden,

maka saya mohon ketersediaan waktunya untuk mengisi lembar persetujuan yang

saya lampirkan dan menjawab pernytaan-pernytaan yang saya sertakan.

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan

ketersediaannya saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Peneliti
Nuraini Habibah
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN/ INFORM CONSENT


Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Setelah mendengarkan dan memahami penjelasan dari peneliti, dengan ini


menyatakan bahwa saudara/i bersedia menjadi responden dalam penelitian yang
berjudul “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Caring pada
Mahasiswa Profesi Ners di Universitas Harapan Bangsa” yang dilaksanakan
oleh Nuraini Habibah selaku mahasiswia program studi Sarjana Keperawatan di
Universitas Harapan Bangsa Purwokerto.
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan tanpa adanya paksaan

dari siapapun dan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Purwokerto, Maret 2021

Responden
Lampiran 5

Kuisioner Kecerdasan Emosional

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Berilah tanda

atau klik di kolom pernyataan berikut. Ketiga pernyataan yang mungkin adalah :

1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Setuju

4 = Sangat Setuju

No Pernyataan STS T S SS
S
Kesadaran diri

1 Saya menyadari kekecewaan akan suatu hal

2 Saya mengetahui hal yang menjadi penyebab saya


marah

3 Saya mengetahui hal yang menjadi penyebab saya


sedih

4 Saya mengetahui hal yang menajadi penyebab


kekesalan yang saya rasakan

5 Saya mengetahui hal yang yang membuat saya


menjadi takut

6 Saya menyadari dan mengetahui hal yang membuat


saya bahagia

Pengaturan diri

7 Saya mampu menahan amarah ketika mendapat


olok-olok dari orang lain

8 Saya mampu menerima dan mengendalikan


kekecewaan ketika ada suatu hal yang tidak
terpenuhi
No Pernyataan STS T S SS
S

9 Saya mampu mengontrol rasa sedih dan tetap


belajar serta bekerja secara profesional

10 Saya mampu menerima kembali orang yang telah


membatalkan janji

11 Saya mampu mengatasi dan mengontrol rasa takut


akan suau hal

12 Saya dapat mengontrol perasaan bahagia

Motivasi

13 Saya membutuhkan latihan skill keperawatan

14 Saya harus banyak membabca referensi seputar


ilmu keperawatan supaya semakin baik dalam
pengetahuan

15 Saya ingin selalu mengikuti seminar dan workshop


keperawatan

16 Saya harus belajar untuk mendapatkan predikat


cumlaude

Keterampilan sosial

17 Saya tidak selalu mengawali pembicaraan terlebih


dahulu dalam menjalin hubungan dengan klien

18 Saya mampu beradaptasi dengan mudah ditempat


baru

19 Saya selalu menghibur orang lain ketika bersedih


walapun bukan teman dekat saya

20 Saya selalu mendengarkan keluhan orang lain


walaupun sedang sibuk

21 Saya orang yang muda diajak berteman

22 Saya selalu berpamitan kepada orangtua atau teman


kos ketika akan berangkat shift

Empati
No Pernyataan STS T S SS
S

23 Saya selalu mendekati pasien yang sedih untuk


dihibur

24 Saya selalu mendengarkan keluhan pasien (orang


lain)

25 Saya merasa senang ketika pasien (orang lain)


sembuh/ bahagia

26 Saya selalu membantu pasien ketika dibutuhkan


meskipun sibuk

27 Saya termasuk orang yang mampu menjaga privasi


klien/pasien

28 Orang mempresepsikan bahwa saya orang yang


baik

29 Saya memikirkan kebahagiaan orang lain (pasien)


Lampiran 6

LEMBAR KUISIONER PERILAKU CARING PADA MAHASISWA

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Berilah tanda

atau klik di kolom pernyataan berikut. Ketigapernyataan yang mungkin adalah :

1 = Tidak Pernah

2 = Hampir Tidak Pernah

3 = Sering

4 = Selalu

No Pernyataan Tidak Hampir Sering Selalu


Pernah Tidak
Pernah

Maintaining Belief

1 Saya memperkenalkan diri


kepada pasien

2 Saya menawarkan bantuan


kepada pasien

3 Saya membantu pasien


membangun hasil akhir yang
nyata (Tidak hanya berekspetasi
untuk sembuh)

4 Saya memberikan dan


mennunjukan perhatian kepada
pasien

Knowing

5 Saya melibatkan orang terdekat


pasien atau keluarga dalam
setiap pemberian tindakan
keperawatan
6 Saya menunjukan rasa empati
kepada pasien

7 Saya melakukan pengkajian


kepada pasien secara
komprehensif (menyeluruh)

8 Saya menanyakan keluahan


pasien dan menawarkan
bantuan yang dapat saya
lakukan

9 Saya melakukan pendekatan


secara konsisten kepada pasien

Being with

10 Saya selalu mendampingi


pasien setiap dibutuhkan

11 Saya melakukan asuhan


keperawatan kepada pasien
secara kompeten

12 Saya senang mendengarkan


keluhan dan masukan dari
pasien

13 Saya selalu sabar dalam


melakukan proses asuhan
keperawatan kepada pasien

Doing for

14 Saya memberikan kenyamanan


terhadap pasien seperti
ketenangan lingkungan,
lingkungan yang bersih dan
kondisi yang kondusif

15 Saya memberikan saran kepada


pasien untuk memanggilnya
ketika membutuhkan bantuan

16 Saya melakukan tindakan


secara profesional dalam proses
asuhan keperawatan

17 Saya memberikan asuhan


keperawatan kepada pasien
sesuai dengan SOP (Standar
Operasional Prosedur)

18 Saya menghargai dan


menghormati hak-hak pasien

Enablings

19 Saya memberikan informasi


yang memadai terkait
penyakitnya

20 Saya memberikan motivasi


kepada pasien untuk selalu
berfikir positif

21 Saya selalu mendahulukan


kepentingan pasien

22 Saya memberikan edukasi


kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien

23 Saya mendiskusikan kondisi


pasien dan memberikan
feedback pada pasien
Lampiran 7 :

Link Kuesioner :

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSetQ6Lc6_hteGBoyLVBRFf1FP

8bQHUEdxxB9SAFdIKdtN0SGA/viewform?usp=pp_url
Lampiran 8

Lembar Konsultasi Pembimbing I


Lampiran 9

Lembar Konsultasi Pembimbing II

Anda mungkin juga menyukai