Anda di halaman 1dari 39

PERBANDINGAN CONTRACT RELAX STRECHING DAN

NEURAL MOBILIZATION TERHADAP PENGURANGAN


NYERI PADA KASUS ISCHIALGIA
DI PROPRIOCEPTIVE HOME CARE CILACAP
TAHUN 2023

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :
FEBRIAN KRISTANTO
NIM. 2262034

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI JENJANG SARJANA


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal penelitian ini dengan judul :

PERBANDINGAN CONTRACT RELAX STRECHING DAN NEURAL


MOBILIZATION TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA KASUS
ISCHIALGIA DI PROPRIOCEPTIVE HOME CARE CILACAP
TAHUN 2023

OLEH :
FEBRIAN KRISTANTO
NIM.2262034

Telah Disetujui Untuk Diujikan Dan Dipertahankan Di Hadapan Komisi Penguji


Proposal Penelitian Pada Ujian Sidang Proposal Penelitian Program Studi
Fisioterapi Jenjang Sarjana Fakultas Keperawatan Dan Fisioterapi
Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.

Lubuk Pakam, Maret 2023

Pembimbing

Bd. Novia Br. Ginting Munthe, SST, M.Keb


NPP. 02.12.28.11.1989

i
LEMBAR PENGESAHAN

PERBANDINGAN CONTRACT RELAX STRECHING DAN NEURAL


MOBILIZATION TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA KASUS
ISCHIALGIA DI PROPRIOCEPTIVE HOME CARE CILACAP
TAHUN 2023

OLEH :
Febrian Kristanto
NPM.2262034

Proposal Penelitian Ini Telah Diseminarkan Dan Disetujui Oleh Komisi Penguji
Proposal Penelitian Pada Ujian Sidang Proposal Penelitian Program Studi
Fisioterapi Jenjang Sarjana Fakultas Keperawatan Dan Fisioterapi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.

Lubuk Pakam, Maret 2023

Dewan Penguji: Tanda Tangan

1. Penguji 1:

2. Penguji 2:

3. Penguji 3:

Disahkan oleh :

Dekan, Ketua Program Studi

Ns.Tati Murni Karokaro, S.Kep., M.Kep Ftr. Sabirin Berampu, SST., M.Fis
NPP.01.02.28.02.1980 NPP.1514.13.10.1964

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur yang sebesar-besarnya
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan petunjukNya
yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
Proposal ini penulis susunan berguna melengkapi tugas dan memenuhi syarat
kelulusan Program Pendidikan S1 Fisioterapi non regular Institusi Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam dengan judul “Perbandingan Contract Relax Streaching
dan Neural Mobilization Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Kasus Ischialgia
di Proprioceptive Home Care Cilacap Tahun 2023”. Selama proses
penyusunan proposal ini dari awal sampai selesai tidak terlepas dari pesan dan
dukungan dari berbagai pihak mengarahkan dan memberi masukan sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal. Selanjutnya penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd., M.Kes. selaku Ketua Yayasan Medistra
Lubuk Pakam.
2. Ns. Rahmat Gurusinga, S.Kep., M.Kep. selaku Rektor Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam.
3. Ns. Tati Murni Karokaro, S.Kep., M.Kep. selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
4. Ftr. Sabirin Berampu, SST., M.Fis. selaku Ketua Program Studi
Fisioterapi Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam yang telah banyak meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
5. Ftr. Isidorus Jehaman, M.Kes selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga selama perkuliahan selama
bimbingan.
6. Seluruh staf dosen Institusi Kesehatan Medistra Lubuk Pakam yang
senantiasa memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan dan arahan yang
sangat bermanfaat bagi penulis selama menempuh Pendidikan
Harapan penulis proposal ini dapat memberikan manfaat yang maksimal
bagi para pembaca, penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
atas proposal ini. Akhir kata saya selaku penulis mengucapkan banyak
terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Cilacap, Maret 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

LEMBAR PERESETUJUAN........................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................iii

DAFTAR ISI...................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR …………..…………………………………………... v

DAFTAR TABEL...........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang...........................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................2
3. Tujuan Penelitian.......................................................................2
4. Manfaat Penelitian......................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Kasus.........................................................................4

B. Anatomi .....................................................................................6
C. Kerangka Teori.........................................................................17
D. Kerangka Konsep......................................................................18
E. Hipotesis Penelitian...................................................................18

BAB III TINJAUAN PROSES FISIOTERAPI

1. Jenis Penelitian.....................................................................................19
2. Tempat Dan Waktu Penelitian..............................................................19
3. Populasi Dan Sampel Penelitian...........................................................20
4. Instrumen Dan Alat Ukur Penelitian....................................................21

2
5. Variabel Peneltian Dan Definisi Operasional.......................................22
6. Metode Pengumpulan Data...................................................................22
7. Pengolahan Data...................................................................................23
8. Analisis Data.........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................26

LAMPIRAN

A. Informed Consent …………………………………………….……….31


B. Permohonan menjadi responden………………………………………32
C. Persetujuan responden penelitian..........................................................33
D. Lembar Pemeriksaan………………………………………….……….34

BAB I

PENDAHULUAN

3
1. Latar Belakang

Nyeri punggung bagian bawah merupakan salah satu kasus yang


umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada orang dewasa.
Di kalangan masyarakat, nyeri pinggang yang terjadi kebanyakan
diakibatkan karena penjempitan saraf yang sering disebut dengan saraf
terjepit. Menurut Mahadewa (2013) sakit yang menyebar dari punggung
bawah menuju paha belakang hingga kaki merupakan tanda khas pada
Ischialgia.
Menurut Ehrlich G.E, et.all dalam Wardoyo (2017) prevalensi
Ischialgia di Amerika Serikat berkisar 15-20%. Sedangkan menurut
Wirawan dalam Susanti (2010) di Indonesia menunjukkan prevalensi
Ischialgia 18-21%, pada laki-laki 13,6% dan pada wanita 18,2%. Prevalensi
gejala Ischialgia atau sciatica dilaporkan dalam literatur bervariasi jauh
mulai dari 1,6 % pada populasi umum menjadi 43% pada populasi kerja
yang dipilih. Meskipun prognosis baik pada kebanyakan pasien, sebagian
besar (hingga 30%) terus memiliki rasa sakit selama 1 tahun lebih, pada
90% kasus, nyeri panggul disebabkan oleh herniated disc melibatkan
kompresi akar saraf (Kumar et al., 2011).
Problematika fisioterapi yang sering terjadi pada kasus Ischialgia
yaitu penderita mengeluhkan rasa nyeri yang hebat pada pinggang bawah
dan menjalar hingga ke tungkai bawah. Akibat dari rasa sakit itu, timbul
keterbatasan lingkup gerak sendi. Selain itu, gangguan yang terjadi tersebut
akan menjadi penghambat pasien untuk melakukan kegiatan sehari-hari
sehingga mengakibatkan masalah yang lebih buruk lagi. Maka dari itu,
dalam kasus Ischialgia ini sangat dibutuhkan tindakan dari fisioterapi untuk
mengatasi permasalah tersebut. Fisioterapi merupakan salah satu tenaga
medis yang berkompeten dalam kasus tersebut.
Modalitas fisioterapi untuk mengurangi efek dari kasus Ischialgia
diantaranya kombinasi Contract Relax Streching dengan Neural
Mobilization. Contract Relax Stretching merupakan salah satu teknik dari
Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) yang menggunakan
kontraksi isometrik yang maksimal dari kelompok otot agonis yang

4
mengalami pemendekan (Sozbir et al. 2016). Neural mobilization
merupakan teknik untuk mengurangi rasa sakit karena gangguan pada saraf.
Melalui teknik Neural Mobilization ini kerusakan pada saraf akan
berkurang, nyeri berkurang, Range Of Motion (ROM) meningkat,
kemampuan beradaptasi dinamis dari sistem saraf meningkat sehingga dapat
meningkatkan kemampuan fungsional pasien (Khadijah S., Budi I.S / 2019).
Berdasarkan pembahasan mengenai Ischialgia di atas maka penulis
tertarik untuk mengangkat penelitian berjudul Perbandingan Antara
Contract Relax Streaching dan Neural Mobilization terhadap Pengurangan
Nyeri Pada Kasus Ischialgia.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui
apakah ada perbandingan antara Contract Relax Streaching dan Neural
Mobilization dalam mengurangi nyeri Pengurangan Pada Kasus Ischialgia.
3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan


umum dan khusus, yaitu :
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbandingan Perbandingan Antara Contract Relax Streaching dan
Neural Mobilization terhadap Pengurangan Nyeri Pada Kasus
Ischialgia.

b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui efektifitas pemberian Contract Relax
Streaching pada kasus Ischialgia di Proprioceptive Home Care
Cilacap
2) Untuk mengetahui efektifitas pemberian Neural Mobilization pada
kasus Ischialgia di Proprioceptive Home Care Cilacap
3) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat pengurangan
nyeri antara pemberian contract relax streachingdan neural
mobilization

5
4. Manfaat Penelitian
a. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam penulisan karya tulis ilmiah mengenai kasus
Ischialgia serta dapat menambah pemahaman dalam proses
penatalaksanaan fisioterapi.
b. Instansi Pendidikan
Sebagai referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang
kasus Ischialgia.
c. Bagi fisioterapi
Sebagai tambahan opsi atau pilihan modalitas yang digunakan
terhadap penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Ischialgia.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam penelitian
atau dapat menjadi acuan dalam penentuan faktor lain atau variabel
lain yang berhubungan dengan judul tersebut.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Deskripsi Kasus
a. Definisi

Ischialgia merupakan kondisi di mana pasien mengalami rasa sakit


dan parestesia dalam distribusi saraf ischiadikus atau akar saraf
lumbosakral yang terkait. Ischialgia biasanya disertai dengan rasa nyeri
sepanjang saraf ischiadicus, nyeri ini bisa terus-menerus atau hasil dari
gerakan. Hal itu disebabkan karena nyeri pada kasus Ischialgia sebagai
akibat langsung dari patologi saraf ischiadikus (Davis, 2019). Saraf
ischiadikus terdiri dari akar saraf L4-S2 yang bergabung di pelvis untuk
membentuk saraf ischiadicus. Dengan diameter hingga 2 cm, saraf
ischiadikus merupakan saraf terbesar pada tubuh manusia.
Ischialgia sering diperparah dengan fleksi tulang belakang,
memutar, menekuk ke samping, atau batuk. Saraf ischiadikus menginervasi
fungsi motorik langsung pada otot hamstring, adductor eksitrimitas bawah,
dan fungsi motorik tidak langsung pada otot betis, otot tungkai bawah
bagian depan, dan beberapa otot intrinsik kaki. Saraf ischiadicus juga
menginervasi fungsi sensorik pada tungkai bawah bagian belakang dan sisi
lateral serta telapak kaki (Davis, 2019).

2. Etiologi

Ischialgia merupakan rasa sakit yang dimulai dari punggung bawah


dan menjalar ke tungkai, terkadang menjalar sampai kaki. Keadaan ini
terjadi ketika terdapat penekanan pada saraf ischiadicus. Selain rasa sakit,
ischialgia atau sciatica ini biasanya disertai dengan rasa nyeri yang
menjalar sepanjang saraf ischiadicus, ada juga yang merasa kesemutan,
kelemahan, dan mati rasa di kaki. Selain itu penyebab nyeri radikuler ini
dapat disebabkan dari beberapa factor, diantaranya adalah lumbar bulging
atau herniated disc, stenosis tulang belakang lumbar, spondylosis,
spondylolistesis, trauma, syndrome piriformis (Laroche & Perrot, 2013).

7
Selain itu, ischialgia merupakan gambaran dari nyeri radikuler
mungkin timbul dari sejumlah penyebab, termasuk neoplastik, infeksi dan
gangguan inflamasi. Penyebab nyeri radikuler ini dapat disebabkan dari
beberapa factor, diantaranya adalah lumbar bulging atau herniated disc,
stenosis tulang belakang lumbar, spondylosis, spondylolistesis, trauma,
syndrome piriformis (Laroche & Perrot, 2013).

3. Patofisiologi

Secara umum ischialgia disebabkan oleh penekanan pada saraf L4


atau L5 atau saraf daerah sacrum S1, S2, S3 atau oleh penekanan dari saraf
ischiadikus itu sendiri. Jika ischialgia disebabkan oleh penekanan pada
radiks (dorsal nerve root) hal ini mungkin ditandai adanya lumbar
radiculopathy (radiculitis ketika disertai adanya inflamasi pada radix).
Ketika terjadi robekan dari anulus fibrosus, nucleus pulposus akan keluar
melalui daerah robekan tersebut yang akan menekan saraf tulang belakang
(medula spinalis), cauda equina, atau akar saraf yang menyebabkan
peradangan, mati rasa atau nyeri yang hebat. Ischialgia yang disebabkan
karena kompresi akar saraf merupakan salah satu bentuk yang paling umum
dari nyeri radiculopathy (Mudjianto, 2013).

4. Tanda dan Gejala

Menurut Mahadewa (2013), sakit yang menyebar dari punggung


bawah menuju paha belakang hingga kaki merupakan tanda khas pada
ischialgia. Sakit yang terjadi dapat beragam, mulai dari yang ringan hingga
seperti tertusuk-tusuk, sensasi terbakar atau perasaan tak nyaman yang luar
biasa. Terkadang dapat dirasakan seperti tersentrum listrik. Rasa ini akan
bertambah parah apabila penderita batuk, bersin, atau duduk dalam waktu
yang lama. Dan harus digaris bawahi adalah pada ischialgia, hanya satu
tungkai ekstremitas yang terkena, amat jarang ditemui kasus ischialgia pada
kedua tungkai.

8
5. Faktor Resiko

Hasil analisa data dari (Maher et al., 2017), faktor risiko terjadinya
nyeri punggung bawah adalah berat beban yang diangkat setiap hari dan
faktor gaya hidup berupa, obesitas, merokok, dan gejala depresi. Adanya
kondisi penyakit kronis seperti asma, sakit kepala, diabetes, Aktivitas fisik
tingkat rendah, faktor genetik, dan postur canggung menjadi tambahan
faktor risiko nyeri punggung bawah yang diidentifikasi melalui studi
sistematik (Hartvigsen et al., 2018).

B. Anatomi Fungsional

1. Anatomi Nerve Ischiadicus


Saraf ischiadikus adalah saraf tunggal terbesar dan terpanjang
dalam tubuh manusia. Saraf berasal dari tulang belakang bagian bawah, akar
saraf keluar dari sumsum tulang belakang, dan memanjang sampai ke
belakang kaki sampai ke jari-jari kaki (Southerncross, 2019).

Gambar 2.1 Saraf Ischiadikus (Abitbol J, 2019)


Saraf ischiadikus keluar dari pleksus sakralis dan berjalan melalui
gluteus dan turun ke tungkai bawah. Saraf ini terbentuk dari divisi anterior
dan posterior dari plexus sacralis dan terdiri dari dua komponen tibialis dan
common peroneal yang muncul dari akar saraf L4-S3.
2. Otot
Otot-otot pada sendi panggul dikelompokkan berdasarkan fungsinya
yaitu otot-otot fleksor panggul, otot-otot adduktor panggul, otot-otot rotator
internal panggul, otot-otot ekstensor panggul, otot-otot abduktor panggul,
otot-otot rotator eksternal panggul.

9
Gambar 2.2 Otot Piriformis
(Aji, B. and Budi Prasetyo, E. 2018)

1) Otot-Otot Fleksor Panggul


Otot-otot fleksor panggul primer adalah musculus iliopsoas,
musculus sartorius, musculus tensor fasciae latae, musculus rectus
femoris, musculus adductor longus, dan musculus pectineus. Otot-
otot fleksor panggul sekunder adalah musculus adductor brevis,
musculus gracilis, dan sabut-sabut anterior musculus gluteus
minimus.

Gambar 2.3 Otot Penyusun Tungkai Atas Anterior


(Sobotta, 2018)

Table 2.1 Origo Insertio (Sobotta, 2018)


Otot Origo Insertio Persarafan
Psoa processus trochanter Rami anterior
s transversus minor L1, L2, L3
major lumbalis, discus
intervertebralis, dan
corpus vertebra dari
TXII-LV
Iliacus fossa iliaca trochanter Nervus
minor femoralis (L2,
L3)

10
Rectus caput rectum: SIAI; tendo Nervus
femoris caput reflectum: quadriceps femoralis (L2,
tepat di atas femoris L3, L4)
acetabulum
Sartorius SIAS tendo Nervus
quadriceps femoralis (L2,
femoris L3, L4)
Tensor crista iliaca di tractus Nervus gluteus
fascia antara SIAS iliotibiali superior (L4,
Latae dan s L5, S1)
tuberculum iliacum

2) Otot-Otot Adduktor Panggul

Gambar 2.4 Otot Adduktor Panggul


(Hasty Widyastari, 2016)

Otot-otot adduktor panggul primer meliputi musculus pectineus,


musculus adductor longus, musculus gracilis, musculus adductor
brevis, dan musculus adductor magnus. Otot-otot adduktor panggul
sekunder meliputi musculus biceps femoris (caput longum), musculus
gluteus maximus, khususnya sabut-sabut bagian bawah, dan musculus
quadratus femoris. Kelompok otot-otot adduktor menempati kuadran
medial dari regio femoralis. Otot-otot adductor tersusun dari tiga
lapisan otot, yaitu:
a) Lapisan superficial, meliputi musculus pectineus, musculus
adductor longus, dan musculus gracilis. Musculus pectineus
berfungsi untuk fleksi dan adduksi panggul. Musculus adductor
longus dan musculus gracilis berfungsi untuk adduksi panggul.
b) Lapisan media, meliputi musculus adductor brevis dan berfungsi
untuk adduksi panggul.
c) Lapisan profundus, meliputi musculus adductor magnus dan

11
berfungsi untuk adduksi panggul.
3) Otot-Otot Rotator Internal
Otot-otot rotator internal panggul primer yang ideal secara teori
berorientasi pada bidang horizontalis selama berdiri, di beberapa jarak
linier dari sumbu longitudinal atau sumbu vertikal dari rotasi panggul.
Dari posisi anatomis, tidak terdapat otot rotator internal panggul
primer karena tidak ada otot yang berorientasi mendekati bidang
horizontalis. Beberapa otot-otot rotator internal panggul sekunder
meliputi sabut-sabut anterior dari musculus gluteus minimus dan
musculus gluteus medius, musculus tensor fasciae latae, musculus
adductor longus, musculus adductor brevis, dan musculus pectineus.
Anatomi masing-masing musculus dijelaskan pada kelompok otot
lain.
4) Otot-Otot Ekstensor Panggul

Otot-otot ekstensor panggul primer meliputi musculus gluteus


maximus, otot-otot hamstring, caput posterior atau pars ekstensores
musculus adductor magnus. Otot-otot ekstensor panggul sekunder
meliputi sabut-sabut posterior dari musculus gluteus medius dan
sabut-sabut anterior dari musculus adductor magnus. Dengan fleksi
panggul pada setidaknya > 70°, sebagian besar otot-otot adductor
panggul (dengan pengecualian musculus pectineus) mampu membantu
gerakan ekstensi panggul. Musculus gluteus maximus merupakan otot
ekstensor dan rotator eksternal primer pada panggul. Otot hamstring
terdiri dari caput longum musculus biceps femoris, musculus
semitendinosus dan musculus semimembranosus. Otot tersebut
berfungsi untuk ekstensi panggul dan fleksi lutut.

12
Gambar 2.5 Otot Penyusun Tungkai Atas (Sobotta, 2018)

Table 2.2 Origo Insertio (Sobotta, 2018)


Otot Orig Insertio Persarafan
o
Gluteus fascia yang aspek posterior nervus
maximus menutupi gluteus dari tractus gluteus
medius, iliotibialis dan inferior
permukaan tuberositas (L5, S1,
eksternal ilium di glutea dari S2)
belakang linea femus bagian
glutea posterior, proximal
permukaan
sacrum bagian
dorsal, tepi lateral
coccyx,
ligamentum
sacrotuberale
Biceps femoris caput longum: caput fibulae nervus
tuber ischiadica ischiadicus
bagian (L5, S1,
inferomedial S2)
caput breve:
labium laterale
dari linea aspera
Semimem- tuber ischiadica permukaan nervus
branosus bagian medial dan ischiadicus
superolateral posterior dari (L5, S1,
condylus S2)
medialis tibia
Semitendinosus tuber ischiadica permukaan nervus
bagian medial dari ischiadicus
inferomedial bagian proximal (L5, S1,
tibia S2)

5) Otot-Otot Abduktor Panggul


Otot-otot abduktor panggul primer meliputi musculus gluteus
medius, musculus gluteus minimus, dan musculus tensor fasciae
latae. Sedangkan otot-otot abduktor panggul sekunder meliputi
musculus piriformis dan musculus sartorius.
Table 2.3 Origo Onsertio (Sobotta, 2018)

13
Otot Orig Insertio Persarafan
o
Gluteus permukaan permukaan nervus gluteus
medius eksternal dari lateral dari superior (L4,
ilium di antara trochanter L5, S1)
linea glutea major
anterior dan
posterior
Gluteus permukaan aspectus nervus gluteus
minimus eksternal dari anterolateral dari superior (L4,
ilium di antara trochanter major L5, S1)
linea glutea
inferior dan
anterior

6) Otot-Otot Rotator Eksternal Panggul


Otot-otot rotator eksternal panggul primer meliputi musculus
gluteus maximus dan lima dari enam musculus rotator eksternal
yang pendek. Pada posisi anatomis, otot-otot rotator eksternal
panggul sekunder adalah sabut-sabut posterior dari musculus
gluteus medius dan musculus gluteus minimus, musculus obturator
internus, musculus sartorius, dan caput longum musculus biceps
femoris. Musculus obturator externus dianggap sebagai rotator
sekunder karena pada posisi anatomis garis gayanya terletak hanya
beberapa milimeter di posterior dari rotasi sumbu longitudinal.
Table 2.4 Origo Insertio (Sobotta, 2018)
Otot Orig Insertio Persarafan
o
Piriformis permukaan sisi medial dan Cabang dari
anterior dari tepi superior dari L5, S1, S2
sacrum di antara trochanter major
foramina femur
sacralis
anteriora
Obturator dinding sisi medial dari Nervus
internus anterolateral trochanter major untuk
pelvis minor, femur obturator
permukaan internus
profundus dari (L5, S1)
membrana
obturatoria

14
Gemellus permukaan pada sepanjang Nervus
superior eksternal dari permukaan untuk
spina ischiadica superior tendo obturator
musculus internus
obturator internus (L5, S1)
dan pada sisi
medial dari
trochanter major
femur

Gemellus bagian atas dari pada sepanjang Nervus


inferior tuber ischiadica permukaan untuk
inferior tendo quadratus
musculus femoris (L5,
obturator S1)
internus dan pada
sisi medial dari
trochanter major
femur
Quadratus aspectus lateral tuberculum Nervus
femoris dari ischium tepat quadratum pada untuk
di anterior dari crista quadratus
tuber ischiadica intertrochanterica femoris (L5,
femur S1)
Obturator permukaan Fossa Nervus
externus eksternal dari trochanterica obturatorius
membrana divisi
obturatoria posterior
(L3, L4)

3. Sistem Persarafan
Sistem persarafan yang terdapat pada Nervus Ischiadicus yang dapat
menimbulkan gejala Ischialgia. Nervus Ischiadicus berasal dari L4-S3
(Setiawati 2019):
a) Nervus Femoralis
Nervus Femoralis (L2, L3 dan L4), saraf ini merupakan cabang
yang terbesar dari Plexus Lumbalis. Saraf ini mensarafi otot-otot
M.Iliopsoas, M.Sartorius, M.Pectineus, M.Quadriceps Femoris.
(Setiawati 2019).
b) Nervus Iliohypogastricus

15
Nervus Iliohypogastricus (T12-L1), saraf ini mula-mula terdapat
pada permukaan dalam Musculus Quadratus Lumborum melalui
permukaan Dorsal dan kemudian diantara Musculus Transversus
Abdominis dan Musculus Obliqus Intermus Abdominis. Mensyarafi otot-
otot Abdomen dan juga memberi cabang-cabang Cutaneus Lateral pada
paha, Chusid (Setiawati 2019).
c) Nervus Ilioinguinalis
Nervus Ilioinguinalis (T12-L1), saraf ini berjalan agak disebelah
Inferior Nervus Iliohypogastricus dan bersama-sama Nervus ini, Nervus
Ilioinguinalis mengadakan Anastomose serta menyebar ke kulit medial
atas paha dan pangkal Penis serta Scrotumatau Mons Pubis dan Labium
Mayus. (Setiawati 2019).
d) Nervus Genitofemoralis
Nervus Genitofemoralis (L1-L2), saraf ini muncul dari permukaan
Anterior M.Psoas, berjalan Oblique ke bawah. Pada permukaan otot ini,
dan berjalan menjadi Nervus Spernaticus Internus yang menuju kulit
bagian pertengahan atas paha. (Setiawati 2019).
e) Nervus Cutaneus Femoralis Lateralis
Nervus Cutaneus Femoralis Lateralis (L2-L3), saraf ini berjalan
diatas Musculus Iliacus sampai tepat dibawah Spina Iliaca Anterior
Superior, kemudian berjalan dibawah Ligamentum Inguinalis melalui
bagian Lateral Lacuna otot ke permukaan Lateral paha dan menembus
Fascial Latae, mensyarafi bagian Lateral Articularis Genu. (Setiawati
2019).
f) Nervus Obturatorius
Nervus Obturatorius (L2-L4), Nervus Obturatorius timbul dari
Plexus, yang asalnya dari Nervus Lumbalis kedua, ketiga dan keempat
saraf ini mensarafi M.Obturator Externus, M.Adductor Magnus,
M.Adductor Longus, M.Adductor Brevis Serta M.Gracilis. (Setiawati
2019).

16
Gambar 2.6 Nervus Ischiadicus (Syaifuddin, 2014)

4. Biomekanika
Biomekanika sendi panggul didasarkan pada prinsip dasar convex on
concave atau concave on conveks. Macam gerakan tulang pada sendi
panggul dapat terjadi pada tiga bidang, antara lain fleksi dan ekstensi pada
bidang sagittal, abduksi dan aduksi pada bidang frontal, serta rotasi internal
dan eksternal pada bidang horisontal. Masing-masing bidang gerak memiliki
sumbu rotasi yang spesifik, misalnya sumbu longitudinal atau vertikal
(panggul dalam posisi anatomis) untuk rotasi internal eksternal.
Terdapat dua istilah untuk mendeskripsikan kinematika pada sendi
panggul, yaitu Femoral-on-pelvic hip kinematics, merupakan gerakan femur
relatif terhadap panggul yang diam. Pelvic-on-femoral hip kinematics,
merupakan gerakan panggul (seringkali bersama truncus yang mengikuti)
relative terhadap femur yang diam (Neumann, 2010).
5. Postur biomekanik pada Ischialgia
Postur tubuh terbagi 2, yaitu : postur normal dan tidak normal.
Postur dikatakan normal bila gerakan punggung merupakan kerjasama dari
kontraksi otot dan struktur-struktur Ligament untuk menghindari terjadinya
Strain (penekanan) dan sebaliknya pada postur yang tidak normal
(Matondang, 2013).

17
Gambar 2.7 Garis Gravitasi Pada Postur Tidak Normal dan Normal
(Neuman,2019)
a. Pusat Gravitasi (Center Of Gravity – COG)
Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan
menstribusikan masa tubuh secara merata. Pada manusia, pusat gravitasi
berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi
manusia ketika berdiri tegak adalah tepat diatas pinggang diantara depan
dan belakang Vertebra Sacrum kedua. Derajat stabilitas tubuh
dipengaruhin empat faktor yaitu ketinggian dari titik pusat gravitasi
dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi
dengan bidang tumpu, serta berat badan (Irfan, 2016).
b. Garis Gravitasi (Line Of Gravity – LOG)
Garis gravitasi merupakan imajiner yang berada vertical melalui
pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat
gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas
tubuh (Irfan, 2016).
c. Bidang Tumpu (Base Of Support – BSO)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan
dengan permukaan tumpuan. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya
area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi
stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding
berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan gravitasi,
maka stabilitas tubuh semakin tinggi (Irfan, 2016).

6. Numerical Rating Scale (NRS)


Ada banyak cara dalam menentukan intensitas nyeri, namun yang
paling sederhana salah satunya adalah Numeric Rating Scale (NRS). Pada
penilaian nyeri ini, pasien diminta untuk menyebutkan instensitas nyeri
berdasarkan angka 0 -10. 0 berarti tidak nyeri, 5 sedang, dan 10 adalah nyeri
berat yang tidak tertahankan. NRS digunakan jika ingin menentukan
berbagai perubahan pada skala nyeri, dan juga menilai respon turunnya
nyeri pasien terhadap terapi yang diberikan. Jika pasien mengalami
disleksia, autisme, atau geriatri yang demensia maka ini bukan metode yang

18
cocok (Steeds, 2016)

Gambar 2.8 Numeric Rating Scale


7. Verbal Descriptor Scale (VDS)

Ada beberapa orang dewasa yang kemampuan kognitif nya kurang baik,
biasanya memiliki beberapa kesulitan dalam merespon Numerical Rating
Scale (NRS). Bagi orang yang kemampuan verbalnya masih dapat dianggap
baik, Verbal Descriptor scale (VDS) dapat menjadi pilihan untuk
mengukur intensitas nyeri pada seseorang. Terdapat banyak macam Verbal
Descriptor scale (VDS) yang telah di validasi. Petugas biasanya meminta
pasien untuk memberikan deskripsi pada rasa sakitnya seperti: tidak ada
nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat, nyeri yang luar biasa, hingga
rasa sakit paling buruk. Berikut adalah kategori singkat dari Verbal
Descriptor scale (VDS) (The Australian Pain Society, 2018).

Gambar 2.9 Verbal Descriptor Scale (VDS)

19
8. Kerangka Teori

Obesitas, Pekerjaan, Usia, Riwayat Penyakit

Penekanan L4-S2(akar saraf)

Penekanan N.Ischiadicus

Nyeri Radiculopaty

Contract Relax Streaching Neural Mobilization

NYERI BERKURANG

Skema 2.1 Kerangka Teori

20
9. Kerangka Konsep

Variable Independent Variable Dependent

Nyeri sebelum dilakukan Nyeri setelah dilakukan Contract


Contract Relax Streaching Relax Streaching

Nyeri sebelum dilakukan Nyeri setelah dilakukan Neural


Neural Mobilization Mobilization

Skema 2.2 Kerangka Konsep


Keterangan
: Variabel yang diteliti
: Mempengaruhi
: Variabel Terikat

10. Hipotesis Penelitian


Berdasarkan hasil diatas maka dapat dirumusan suatu hipotesis sebagai
jawaban sementara terhadap rumusan permasalahan yang telah diajukan
sebelumnya. Pada peneitian ini, peneliti merumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H0 : tidak ada pengaruh pemberian latihan Contract Relax Streaching
dan Neural Mobilization terhadap nyeri pada kasus Ischialgia di
Proprioceptiv Home Care Cilacap

H1 : ada perbandingan pengaruh pemberian Contract Relax Streaching


dan Neural Mobilization terhadap nyeri pada kasus Ischialgia di
Proprioceptiv Home Care Cilacap

21
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian Quasi

Experiment dengan metode two groups pre test and post test design, yang

bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh contract relax

streaching dan neural mobilization terhadap nyeri pada kasus Ischialgia.

Adapun rancangan penelitian adalah sebagai berikut

S1 01 X1 02

03

S1 01 X1 02

Skema 3.1 Rancangan Penelitian


Keterangan :
S1.2 : Subjek Penelitian
O1 : Observasi pertama, sebelum pemberian contract relax streaching dan
neural mobilization, ketika pertama kali melakukan terapi. Dilakukan
pengukuran dengan Numeric Rating Scale (NRS)
X1 : Pemberian contract relax streaching dan neural mobilization
O2 : Observasi kedua, setelah pemberian contract relax streaching dan
neural mobilization, ketika jadwal terapi terakhir, dalam hal ini
dilakukan pengukuran dengan Numeric Rating Scale (NRS)
O3 : Perbandingan hasil pengukuran nyeri pada Observasi pertama dan terakhir
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada salah satu pasien di Proprioceptive Home Care


Cilacap pada Juni 2023.

22
No Uraian Bulan Kegiatan
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
2023 2023 2023 2023 2023 2023

1 Pengajuan judul
2 Bimbingan
proposal I,II,III
3 Presentase &
seminar
proposal
4 Revisi Proposal
5 Pengumpulan
data
6 Analisa data
7 Bimbingan Bab
IV, V, VI
8 Sidang Hasil
9 Revisi Skripsi
10 Pengumpulan
skripsi
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian

3. Populasi Dan Sampel Penelitian

A. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien Ischialgia yang


Adapun jumlah pasien dengan adanya indikasi nyeri Ischialgia periode
Januari sampai desember 2022 ialah 20 orang.

B. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah seluruh penderita Ischialgia di


Proprioceptive Home Care yang datang pertama kali pada periode tahun
2023 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel harus memenuhi
kriteria inklusi sebagai berikut: (1) sampel berusia antara 30 – 60 tahun, (2)
semua pasien yang didiagnosis Ischialgia oleh dokter, (3) penderita
Ischialgia dengan indikasi nyeri, (4) bersedia mengikuti program penelitian
dibuktikan dengan menandatangani informed consent dan kooperatif dalam
mengikuti program latihan. Kriteria eksluai antara lain : (1) ada kelainan
neurologis,(2) penderita dengan diabetes melitus yang tidak terkontrol.
Menurut (Sugiono, 2017), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik suatu populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang

23
diambil dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

4. Insrument Dan Alat Ukur Penelitian


Untuk mengukur tingkat rasa nyeri yang dialami oleh seseorang akibat
Ischialgia maka alat ukur yang digunakan ialah Numeric Rating Scale (NRS).
Penentuan nilai NRS dapat dilakukan dengan pasien diminta untuk
menentukan nilai rasa sakit selama 24 jam terakhir dengan skala jika 0 tidak
ada rasa sakit, hingga 10 dengan rasa sakit maksimal (rasa sakit terburuk yang
dapat dibayangkan) (Beebe, A., et al, 1989).
Terdapat pilihan lain dalam mengukur tingkat nyeri selain Numeric
Rating Scale (NRS) seperti Verbal Descriptor scale (VDS). Terdapat banyak
macam Verbal Descriptor scale (VDS) yang telah di validasi. Petugas
biasanya meminta pasien untuk memberikan deskripsi pada rasa sakitnya
seperti: tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat, nyeri yang luar
biasa, hingga rasa sakit paling buruk. Berikut adalah kategori singkat dari
Verbal Descriptor scale (VDS) (The Australian Pain Society, 2018).

5. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional


a. Variable penelitian
Variabel penelitian terdiri dari (a) variabel bebas (variabel independen) yaitu
: contract relax streaching dan neural mobilization (b) variabel terikat
(variabel dependen) yaitu : nyeri
b. Definisi Operasional
Tabel 3.5 Definisi Operasional

24
N Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Skala
o Ukur Ukur
Variabel Independen
1. Contract Relax Contract Relax Streaching dilakukan
Streaching dengan cara melakukan streaching
pada bagian tungkai yang sakit
kemudian dikombinasikan dengan
isometric exercise
Neural Posisi pertama adalah dengan
Mobilization berbaring terlentang, kemudian
terapis berdiri di samping kaki pasien
yang sakit. Kemudin Gerakankaki
pasien kea rah samping hingga 90
derajat. Kemudian lakukan fleksi
dorsal sampai pasien merasakan
adanya sensasi tarikan pada
sepanjang tungkai. Lakukan hal
tersebut selama 15 deti dan ulangi 3
pengulangan

Variabel Dependen
Nyeri Pengukuran nyeri dilakukan sebelum NRS 0 - 10 Ratio
dan sesudah pemberian intervensi
contract relax streaching dan neural
mobilization

6. Metode Pengumpulan Data


a. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian langkah yang harus ditempuh adalah tahap
persiapan. Persiapan yang dilakukan adalah permohonan ijin penelitian
kepada Proprioceptif Home Care Cilacap.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut : (1)
mendata penderita Ischialgia sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, (2)
subjek diberi penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian, (3) subjek
diminta menandatangani persetujuan penelitian, (4) peneliti mengumpulkan
data penelitian dengan melakukan pemeriksaan subjektif (anamnesis) data
yang dikumpulkan antara lain : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
alamat, agama, dan keluhan utama.
Sebelum pelaksanaan tindakan, fisioterapis melakukan
pemeriksaan pengukuran nyeri lutut. Pengukuran nyeri dengan
menggunakan NRS sesuai dengan nyeri yang dirasakan subjek. Subjek
bebas memberikan pendapatnya sesuai tingkatan derajat nyeri pada alat ukur

25
NRS. Setelah dilakukan pengukuran, langkah selanjutnya yaitu peneliti
memberikan tindakan fisioterapi berupa contract relax streaching dan
neural mobilization, dberikan dengan 3 kali seminggu pada bulan Mei-Juni
sebanyak 6 kali.

7. Pengolahan Data
Setelah semua data dikumpulkan oleh peneliti maka langkah
selanjutnya mengolah data yang ada. Adapun langkah-langkahnya ialah
sebagai berikut :
a. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan isian lembar
observasi apakah jawaban sudah lengkap, jelas, relavan, dan
konsisten.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data yang berbentuk huruf menjadi
data yang berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan dari coding adalah
untuk mempermudah saat dilakukan analisis data dan juga mempercepat
entry data.
c. Prosesing
Prosesing adalah memproses data agar dapat dianalisis, pemrosesan data
dilakukan dengan cara mengentry data dari lembar observasi dengan
menggunakan program SPSS.
d. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan mengecek kembali data yang sudah dientry
apakah ada kesalahan atau tidak

8. Analisis Data
a. Analisis univariate

Merupakan analisis satu variabel. Analisis univariate digunakan untuk

melihat gambaran atau distribusi fekuensi masing-masing variabel yang

diteliti.

26
b. Analisis bivariate

Dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan atau korelasi maupun

perbedaan. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji dependent

sample t-test dan independent sample t-test

1) Dependent sample t-test

Dependent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk

membandingkan rata-rata dua kelompok yang saling berpasangan atau

saling berkaitan. Saling berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian

ini dilakukan pada satu subjek sampel yang dimana dilakukan

pengukuran, diberi perlakuan dan dilakukan pengukuran kembali.

Sebagaimana tahapan proses pengujian, sebelum dilakukan uji statistic

menggunakan aplikasi SPSS, data- data harus dilakukan uji normalitas.

Apabila data terdistribusi normal, maka akan dilakukan dependent

sample t-test. Dasar pengambilan kesimpulan yakni jika p<0,05 maka

ada pengaruh. Namun apabila data tidak terdistribusi normal maka akan

dilakukan uji non parametric (Esti dan Irul, 2017).

2) Independent sample t-test

Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang

bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok yang

tidak saling berpasangan atau tidak saling berkaitan. Tidak saling

berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian ini dilakukan untuk

dua subjek sampel yang berbeda. Dalam penelitian ini uji

independent sample t-test untuk mengidentifikasi perbedaan nilai

rata-rata nyeri pada kelompok Contract Relax Streaching dan

27
Neural Mobilization yang sama atau tidak sama secara

signifikan. Independent sample t-test adalah uji komparatif atau

uji beda untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata

yang bermakna antara dua kelompok bebas yang berskala ration.

Dua kelompok bebas yang dimaksud adalah dua kelompok yang

tidak berpasangan, artinya sumber data berasal dari subjek yang

berbeda hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan sementara

terhadap suatu hal atau kesimpulan sementara atara suatu variabel

dengan variabel lainnya (Esty dan Irul, 2017). Dalam penelitian

ini, penulis menggunakan aplikasi SPSS untuk mengolah data

berupa uji normalitas dan uji beda dengan data yang diperoleh

dari lembar pemeriksaan nilai nyeri. Untuk penelitian ini, peneliti

menggunakan uji normalitas untuk melihat suatu variabel data

apakah berdistribusi normal atau tidak. Maka dari itu peneliti

melakukan uji kenormalan dengan menggunakan uji normalitas

data Shapiro wilk karena jumlah sampel <50, dalam uji

normalitas ini apabila hasil menunjukan nilai p>0,05 maka data

dapat digunakan karena berdistribusi normal. Artinya bila data

berdistribusi normal maka bias menggunakan independent

sampel t-test dalam uji beda, dan bila data tidak berdistribusi

normal maka dilakukan uji non-parametrik (Esti dan Irul, 2017).

Sebagaimana penjelasan diatas, sebelum melakuka uji

independent sample t-test data tidak berpasangan, maka terlebih

dahulu melakukan uji homogenitas, dalam hal ini peneliti

28
menggunakan levene test. Uji homogenitas ini ditujukan untuk

mengetahui variasi pada kedua kelompok sampel yang mana

dasar pengambilan keputusan jika p>0,05 maka data

homogeny. Perbedaan variasi pada kedua kelompok sampel akan

memengaruhi nilai standar eror yang nantinya akan berpengaruh

terhadap perhitungan uji hipotesa (Esti dan Irul, 2017).

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mujianto. 2013. Cara Cepat Mengatasi 10 Besar Kasus


Muskuloskeletal dalam Praktik Klinik Fisioterapi. Jakarta: Trans Info Media

29
Center for Disease Control and Prevention. (2015). Internet. Disability and
Health Overview
Emary, P. C. (2015). Evidence-based prognostication in a case of sciatica. The
Journal of the Canadian Chiropractic Association, 59(1), 24.
Gibson, W., Wand, B. M., & O'Connell, N. E. (2017). Transcutaneous electrical
nerve stimulation (TENS) for neuropathic pain in adults. Cochrane
Database of Systematic Reviews, (9).
Herawati, I, & Wahyuni. (2017). Pemeriksaan Fisioterapi. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Hartvigsen, J., Hancock, M.J., Kongsted, A., Louw, Q., Ferreira, M.L., Genevay,
S., et al. 2018, Low back pain 1: what low back pain is and why we need to
pay attention, Lancet Low Back Pain Series,Denmark.
Hayes Karen, W. Hall Kathy, D. (2015). Agend Modalitas. Edisi 6. Jakarta:
EGC.
https://ifi.or.id/artikel02.html
Kisner S.2014. Lumbar Spien Anatomy. Dialihbahasakan oleh Thomas R.
Dikutip (27/01/2014) dari http://Jornal.unikal.ac.id/artike
Khadijah, S .(2020). Efektivitas Neural Mobilization Terhadap Peningkatan
Aktivitas Dan Kemampuan Fungsional Pada Ischialgia. Surakarta.
Universitas Muhamadyah Surakarta. Vol 1(1):6-16
Kumar, M., Garg, G., Singh, L. R., Singh, T., & Tyagi, L. K. (2011).
Epidemiology, pathophysiology and symptomatic treatment of sciatica: a
review. Int. J. Pharm. Biol. Sci. Arch, 2(4), 1050-1061.
Laroche, F., & Perrot, S. (2013). Managing sciatica and radicular pain in primary
care practice.
Mahadewa, TGB (ed). 2013. Saraf Perifer, Masalah dan Penanganannya. Jakarta:
Indeks
Maher, C., Underwood, M. And Buchbinder, R., 2017, ‘Non-specifik low back
pain’, Lancet, vol.389, pp.736-747.
Neumann, D.A., 2010. Kinesiology of musculoskeletal system foundations for
rehabilitation. Second edition. Missouri: Mosby elsevier. Hal. 465-514.
Permenkes RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 80 tahun (2013).
Dikutip (10/12/2013) dari http://www.ifi.or.id/upload/file/permenkes no.80
tahun 2013.pdf
Sozbir, Kerim, A. P, Prof. Mark Et Willems, Prof. Gul Tiryaki-Sonmez, MSc.
And Paulius Ragauskas. (2016), “Acute effects of contract-relax PNF and
static stretching on flexibility" , jump performance and EMG activities : A
case study,” vol. 12.

INFORMED CONSENT PELAYANAN FISIOTERAPI


Proprioceptive Home Care Fisioterapi Cilacap

30
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur / Jenis Kelamin :

Alamat :

Bidang Pekerjaan :

Telah menerima dan memahami informasi yang diberikan mencakup :

a.Tata cara tindakan fisioterapi.

b.Tujuan tindakan pelayanan fisioterapi yang dilakukan.

c. Edukasi dalam lingkup keluhan yang dialami.

d.Edukasi guna melakukan latihan tambahan mandiri dirumah.

Dengan ini menyatakan sesungguhnya memberikan PERSETUJUAN / PENOLAKAN


, untuk dilakukan tindakan fisioterapi :

Terhadap : Diri sendiri/Suami/Istri/Anak/Ayah/Ibu/

Nama :

Umur / Jenis Kelamin :

Alamat :

Bidang Pekerjaan :

Cilacap, 2023

Fisioterapis, Yang membuat


pernyataan,

( ) (

Permohonan Menjadi Responden

Saya yang bertandan tangan dibawah ini :

31
Nama : Febrian Kristanto

Nim : 2262034

Program studi : Fisioterapi Fakultas Keperawatan Dan Fisioterapi

Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Dengan ini menyatakan bahwa akan melakukan penelitian untuk


mengetahui Perbandingan Contract Relax Streaching dan Neural Mobilization
Terhadap Nyeri Pada Pasien Ischialgia di Proprioceptiv Home Care Tahun 2023.
Penelitian ini dilakukan sebagai syarat menyelesaikan program pendidikan Strata
(S1) Fisioterapi di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
Untuk itu apabila bapak/ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini, maka diharapkan menandatangani lembar persetujan untuk menjadi responden
dan bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan saya tanyakan. Atas
perhatian dan kerja samanya diucapkan terimakasih.

Cilacap, Maret 2023 Penulis

Febrian Kristanto

Persetujuan Responden Penelitian

32
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang


dilakukan oleh mahasiswa program study fisioterapi program sarjana pada
fakultas keperawatan dan fisioterapi institut kesehatan medistra lubuk
pakam ysng bernama Febrian Kristanto (2262034) dengan judul penelitian
Perbandingan Contract Relax Streaching dan Neural Mobilization Terhadap
Nyeri Pada Pasien Ischialgia di Proprioceptive Home Care Cilacap Tahun
2023.
Saya mengerti bahwa peneltitan ini tidak akan berakibat buruk terhadap
saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan
dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

April 2023 Responden

( )

Lembar Pemeriksaan Derajat Nyeri

33
Perbandingan Contract Relax Streaching dan Neural Mobilization
Terhadap Nyeri Pada Pasien Ischialgia di Proprioceptive Home
Care Cilacap Tahun 2023.
No Identitas responden Nilai Nyeri

Nama umur jenis


Contr Neural
kelamin
act Mobiliz

Relax ation

Strea

ching
pre post pre post

Pemeriksaan nyeri

34
Pengertian Nyeri adalah suatu pengalaman emosional yang berhubungan

dengan perasaan yang kurang nyaman karena adanya kerusakan

jaringan atau gambaran terjadinya kerusakan jaringan.

Tujuan 1. Untuk mengetahui nilai nyeri sebelum dan sesudah pemberian

intervensi Contract Relax Streaching

2. Untuk mengetahui nilai nyeri sebelum dan sesudah pemberian

intervensi Neural Moilization

Alat ukur Instrumen pemeriksaan nyeri yang digunakan untuk pemeriksaan

nyeri ialah NRS

Prosedur 1. Persiapan

a. Persiapan fisioterapis

fisioterapis duduk berhadapan dengan pasien dan meminta pasien

agar menjawab dengan jujur nilai nyeri yang dirasakan pasien

b. Persiapan pasien

pasien duduk berhadapan dengan fisioterapis

c. Persiapan alat

alat yang harus disiapkan ialah instrument penilaian derajat nyeri

berupa NRS dan alat tulis

d. Pelaksanaan

Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan Nyeri

35
fisioterapis menjelaksan tentang instrument pemeriksaan derajat

nyei kepada pasien, pasien diminta untuk menunjukan nilai nyeri

yang di rasakan terdapat pada angka berapa dan fisioterapis

mencatat hasil pemeriksaan derajat nyeri pada lembar pemeriksaan

derajat nyeri sebelum dan sesua perlakuan intervensi contract

relax streaching dan neural mobilization

Indicator ada hasil pemeriksaan derajat nyeri sebelum dan sesudah perlakuan

pencapaian intervensi contract relax streaching dan neural mobilization.

36

Anda mungkin juga menyukai