PROPOSAL
Oleh:
NPM: 19.11.045
KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
NPM.19.11.045
Disetujui oleh :
NPP.01.02.28.02.1980
i
PENGESAHAN
Proposal dengan Judul :
Oleh :
Dwi Kartika Ginting
NPM.19.11.045
Proposal penelitian ini telah diseminarkan dan disetujui oleh Komisi penguji
proposal, pada Program Studi Keperawatan Jenjang Sarjana Fakultas
Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam, untuk
dilanjutkan ketahap penelitian.
Komisi Penguji :
1.
2.
Disahkan Oleh :
Ketua Program Studi
Dekan
PERNYATAAN
PENGARUH
Tati Murni PURSED
Karo karo Ns. Pratiwi
LIP BREATHING DAN
S.Kep.Ns.M.Kep Christa EXERCISE
BREATHING Simarmata, S.kep, M.kep -.
NPP: 01.02.28.02.1980 NPP: 01.20.06.06.1992
ii
TERHADAP PASIEN GGK YANG MENJALANI HEMODIALISA
PROPOSAL
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal ini tidak terdapat
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Peneliti,
NPM.19.11.045
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Peneliti Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dan Program
dukungan dan motivasi dari semua pihak. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Tati Murni Karokaro, S.Kep. M.Kep,
tingginya kepada :
Lubuk Pakam.
3. Ns. Tati Murni Karo-Karo, S.Kep. M.Kep, Selaku dekan Program Studi
4. dr. Arif Sujadmiko, M.Kes, selaku Direktur Utama Rumah Sakit Grandmed
Lubuk Pakam, yang telah memberikan ijin bagi peneliti untuk melakukan
5. Ns. Tati Murni Karo karo,S.Kep,M.Kep, Selaku pembimbing saya yang telah
iv
banyak memberikan masukan dan arahan kepada peneliti sehingga proposal
6. Seluruh staf dosen pengampu dan dosen mata ajaran beserta staf pegawai pada
sebagai manusia yang tidak luput dari kekurangan, maka peneliti memohon
dan bantuan yang telah peneliti terima dalam proses penelitian ini.
LubukPakam, 2023
Peneliti
NPM.19.11.045
v
DAFTAR ISI
vi
2.2 Breathing Exercise ................................................................................... 10
2.5 Hemodialisa................................................................................................ 22
vii
2.5.4 Dampak Hemodialisa..................................................................... 24
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
exercise akan memaksimalkan jumlah oksigen yang masuk dan disuplai keseluruh
jaringan sehingga tubuh dapat memproduksi energi dan menurunkan level fatigue.
Fatigue atau kelelahan menjadi salah satu masalah yang cukup tinggi
sebagai efek dari hemodialisa yang diterima pasien penyakit ginjal tahap akhir.
Hemodialisa dilakukan 2-3 kali seminggu dengan lama waktu 4-5 jam. Pasien
yang menjalani hemodialisa akan merasakan kelelahan, sakit kepala dan keluar
mencapai 71,0%-92,2%. Oleh karena itu penatalaksanaan fatigue yang tepat dapat
exercise dapat membantu menurunkan level fatigue pada pasien yang menjalani
exercise ini menjadi salah satu teknik nonfarmakologi dalam mengatasi berbagai
keluhan seperti, fatigue, nyeri kepala, gangguan tidur dan kecemasan. Breathing
1
exercise teknik yang mudah dilakukan dan mudah dipelajari, tidak
membahayakan pasien dan tidak memerlukan biaya yang cukup besar. Pasien
didapatkan data sebanyak 105 pasien mengalami penyakit gagal ginjal kronik.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan terapi
hemodialisa pada pasien yang sedang mengalami gagal ginjal kronik (GGK) di
Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam. Adapun alasan peneliti memilih lokasi di
Rs Grandmed Lubuk Pakam bahwa data pasien GGK yang menjalani hemodialisa
cukup sebagai populasi dalam penelitian. Selain itu, lokasi Rs Grandmed Lubuk
adalah apakah ada pengaruh pursed lip breathing dan breathing exercise terhadap
2
Fatigue pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa di RS Grandmed Lubuk
Pakam.
pursed lip breathing dan breathing exercise terhadap fatigue pada pasien GGK
3
pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa di RS Grandmed Lubuk
Pakam.
Penelitian ini dapat dijadikan data dasar dan bahan perbandingan untuk
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Defenisi
rileks dan pasien menjadi lebih tenang. Latihan pernafasan dengan menghirup
udara dengan cara bibir yang dirapatkan dengan waktu ekspirasi yang
dalam keadaan stress fisik. Tipe pernafasan ini membantu mencegah kolaps jalan
sekunder terhadap kehilangan elastisitas paru. Pursed lip breathing ini adalah cara
yang sangat mudah dilakukan, tanpa memerlukan alat bantu apapun, dan juga
2.1.2 Tujuan
mempertahankan kepatenan jalan napas yang kolaps selama ekhalsi. Proses ini
5
membantu menurunkan pengeluaran udara yang terjebak sehingga dapat
(Khazanah, 2013)
Latihan napas dengan pursed lip breathing memiliki tahapan yang dapat
membantu pasien mmengontrol pernapasan dan juga melatih otot respirasi, dapat
pertukaran gas tidak dapat dilakukan dengan maksimal. Namun dengan latihan
6
penderita emfisema mengnalami sesak napas atau pola pernapasan tidak efektif.
(Nikmah, 2017)
cemas, mual dan muntah. Pernapasan pursed lip breathing dapat dilakukan dalam
keadaan tidur atau duduk dengan menghirup udara dari hidung dan mengeluarkan
a. Anjurkan pasien untuk rileks dan berikan posisi yang nyaman untuk
dirinya
7
Pursed lip brathing adalah suatu latihan bernafas yang trdiri dari dua
mekanisme yaitu inspirasi secara dalam serta ekspirasi aktif dalam dan panjang.
bernapas pursed lip breathing juga akan menyebakan obstruksi jalan napas
akan mengurangi sesak nafas dan kelelahan. (Smelzer & Bare, 2018)
Program pursed lip breathing yang dapat dillaukan yakni dengan latihan
secara rutin selama 4 mingu, dimana dalam 1 minggu dapat dilakukan latihan
selama 3 kali latihan pursed lip breathing. Tahapan mengerutkan bibir ini dapat
memperpanjang ekshalasi, hal ini akan mengurangi udara yang terjebak didalam
napas, serta meningkatkan pengeluaran CO2 dan menurunkan kadar CO2 dalam
darah arteri serta dapat meningkatkan O2, sehingga akan terjadi perbaikan
homeostasis yaitu kadar CO2 dalam darah arteri normal, dan pH darah juga akan
meningkat melebehi pada saat ekspirasi pasif. Ekspirasi bernapas saat bernapas.
8
pursed lip breathing juga akan menyebabkan obstruksi jalan napas dihilangkan
dan meningkatkan kerja otot abdomen dan thoraks . Latihan pernafasan pursed lip
breathing ini akan terjadi dua mekanisme yaitu inspirasi kuat dan ekspirasi kuat
dan panjang. Ekspirasi kuat dan memanjang akan melibatkan kekuatan dari otot
melebihi tekanan udara atmosfir. Latihan pernafasan dengan metode pursed lip
tidak ada aliran udara pernafasan terjadi melalui hidung karena sumbatan
9
2.2 Breathing Exercise
digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit yang dialami pasien. Ada
banyak metode atau cara yang dapat digunakan dalam memberikan teknik
relaksasi salah satunya adalah teknik relaksasi napas dalam atau breathing
exercise. Breathing exercise adalah teknik atau terapi pengobatan yang alami dan
merupakan bagian dari strategi holistic self-care untuk mengtasi berbagai keluhan
seperti fatigue, nyri, gangguan stress dan kecemasan. Breathing exercise terdiri
dari latihan napas dalam, pursed lip breathing dan napas diafragma. Pursed lip
breathing merupakan inspirasi dalam dan ekspirasi yang lama melalui bibir yang
input oksigen yang adekuat, dimana oksigen memgang peran penting dalam
system respirasi dan sirkulasi tubuh. Saat kita melakukan latihan nafas dalam
tersebut, oksigen akan mengalir kedalam pembuluh darah, dan keseluruh jaringan
10
tubuh, membuang racun dan sisa metabolisme dalam tubuh, serta memproduksi
energy. Brathing exercise akan memaksimalkan jumlah oksigen yang masuk dan
menurunkan level fatigue dan keluhan lain yang dialami oleh pasien hemodialisis.
Latihan ini dilakukan dalam waktu yang tidak lama dan dapat dilakukan sebelum,
selama, dan sesudah proses hemodialisis dan selama pasien dirumah sakit.
mengajarkan atau melatih klien supaya dapat da nada rasa keinginan melakukan
napas dalam secara benar dan efektif sehingga kapasitas vitaldan ventilasi paru
meningkat. (Rosyidi,2018)
1) Untuk mencapai yang lebih terkontrol dan efisien serta mengurangi kerja
pernapasan.
menghilangkan ansietas.
11
Tujuan breathing exercise dapat menurunkan fatigue, gangguan tidur, nyeri.
paru sehingga dapat berkembang maksimal dan otot-otot menjadi rileks. Ketika
12
2.2.5 Prinsip Umum Mengajarkan Breathing Exercise
Breathing exercise terdiri dari latihan napas dalam, pursed lip breathing
dan napas diafragma. Pursed lip breathing merupakan inspirasi dalam dan
ekspirasi yang lama melalui bibir yang membentuk huruf O untuk mencegah
Jaya, 2017)
Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman, posisi rileks, obsrvasi dan evaluasi
pola napas normal pasien saat istirahat dan melakukan, bila perlu ajarkan teknik
relaksasi kepada pasien. Latihan ini dilakukan dalam waktu tidsk lama yaitu 2-4
hari dan dapat dilakukan pada saat proses hemodialisis sekali dengan durasi 5-10
menit. (Septiwi,2015)
13
1) Indikasi dan kontra Indikasi Breathing exercise
a. Indikasi
b. Kontra Indikasi
2.3 Fatigue
2.3.1 Defenisi
hari (Hilma, 2015). Fatigue atau kelelahan adalah salah satu masalah dengan
prevalensi yang cukup tinggi diantara efek tindakan hemodialisis yang diterima
bahwa 71,0% sampai 92,2% pengalaman pasien dengan kelelahan adalah kondisi
14
yang paling penting untuk diobservasi pada pasien dengan penyakit ginjal kronik
pasien penyakit ginjal kronis diantaranya sesak nafas, kelemahan fisik dan
fatigue.
2. Lamanya hemodialisa
Pasien yang menjalani hemodialisis memakan waktu 4-5 jam, hal ini akan
perasaan tidak nyaman pada perut, otot keram, mual, muntah, pusing,
15
2.3.3 Kondisi yang dapat mempengaruhi fatigue
menjalani hemodialisa :
a. Uremia
b. Anemia
c. Malnutrisi
d. Depresi
2013).
fisiologis maupun psikis. Fatigue yang terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal
misalnya, uremia, anemia, penurunan kadar Hb, malnutrisi energy protein dan
secara psikis juga dipengaruhi oleh kondisi mental, emosional, spiritual, dan
yang melibatkan fungsi system organ tubuh yang begitu kompleks diantaranya
system saraf pusat atau Central Nervous System (CNS) di otak. Sistem tersebut
16
akan bekerja untuk mempertahankan homeostatis tubuh sepanjang tidak
yaitu 0 (nol) adalah tidak ada tingkat kelelahan, 1,2,3 ( satu, dua, tiga ) adalah
kelelahan tingkat ringan, 4,5,6 (empat, lima, enam) adalah kelelahan tingkat
(sepuluh) adalah tingkat kelahan yang paling hebat. Adapun cara untuk
saat bernafas atau sesak nafas, meningkatnya heart rate, kekurangan energi,
adanya faktor anemia, nyeri, stress fisik, dan gangguan tidur. (Montan et al.,
2018)
17
2.4 Penyakit Gagal Ginjal Kronik
2.4.1 Defenisi
Gagal ginjal kronik adalah suatu kegagalan dari fungsi ginjal untuk
metabolit (toksik uremik) didalam darah. GGK juga dapat terjadi disebabkan oleh
Pada penderita GGK gejala yang sering dialami adalah anemia yang
terjadi bila laju filtrasi glomerulus (LFG) menurun dibawah 60 ml/menit, dan
hamper semua pasien GGK akan mengalammi anemia bila LFG <27 ml/menit.
Dari data yang ada dinyatakan bahwa hampir sekitar 50% pasien yang mengalami
GGK stage 3 dan 4 mengalami anemia meningkat hingga 75% pada pasien yang
menderita penyakit ginjal tahap akhir. Pada CKD dimana kondisi laju filtrasi
glomerulus kurang dari 15 ml/mnt maka disebut sebagai gagal ginjal terminal atai
End Stage Renal Disease (ESRD). Pada kondisi ESRD yang dialami oleh pasien
wajib menjalani terapi pengganti ginjal atau biasa disebut dengan hemodialisis
2.4.2 Etiologi
Gagal ginjal kronik sering kali menjadi penyakit komplikasi dari penyakit
18
sering muncul adalah diabetes militus dan hipertensi. Ada beberapa penyebab lain
2) Infeksi kronis
3) Kelainan kongenital
4) Penyakit vascular
2.4.3 Patofisiologi
Penyakit gagal ginjal kronik terjadi karena adanya kerusakan ginjal yang
sehingga nefron bekerja lebih keras untuk mengkompensasi nefron yang hilang
memperlihatkan tanda dan gejala dan kadar BUN serta kreatinin masih normal.
besar penumpukan limbah, maka semakin parah gejalanya .Tanda dan gejala
mulai muncul akibat ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, perubahan fungsi
19
2.4.4 Klasifikasi
Menurut Toto Suharyanto dan Abdul Madjid (2017), gagal ginjal kronik
Gangguan kongenital dan herediter Penyakit ginjal polikistik, Asidosis tubulus ginjal
dan uretra
Ginjal sebagai organ yang berperan dalam sirkulasi memiliki fungsi yang
keseimbangan sirkulasi. Berikut tanda dan gejala gagal ginjal kronik (Robinson,
2019):
20
1) Kardiovaskuler
2) Respiratory system
Biasanya terjadi edema pulmonal, nyeri pleura, efusi pleura, uremic pleuritis
3) Gastrointestinal
4) Integumen
5) Neurologis
lengan dan kaki. Selain itu juga adanya kram pada otot, daya memori menurun,
apatais, rasa kantuk meningkat. Dari hasil EEG menunjukkan adanya perubahan
metabolic encephalopathy.
21
6. Endokrin
karbohidrat.
2.5 Hemodialisis
2.5.1 Defenisi
selaput membran semi permeabel yang memiliki fungsi yang sama seperti nefron
keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien gagal ginjal. Dialisis merupakan
suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari
dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. Dialisis
adalah proses yang menggantikan secara fungsional pada gangguan fungsi ginjal
2.5.2 Tujuan
Menurut Hinkle & Cheever, 2013 tujuan dari hemodialisis adalah sebagai
berikut :
22
3) Untuk mengeluarkan zat toksik dan limbah tubuh seperti urea,kreatinin dan
asam urat.
a. Difusi
Proses difusi yaitu proses pengeluaran toksin dan limbah. Difusi adalah
area dengan konsentrasi lebih tinggi dalam darah dan area dengan
b. Osmosis
bergerak dari area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (darah) ke
c. Ultrafiltrasi
23
2.5.4 Dampak hemodialisis
lemah, pusing dan mual. Kadar cairan dan elektrolit yang turun akan
menyebabkan pasien menjadi lesu dan mengalami kram otot. Dampak lain dari
karena adanya kondisi medic yang mendasari seperti ulkus atau gastritis, atau
mungkin akibat dari anti koagulan yang berlebihan. Anti koagulasi yang sering
dipakai biasanya heparin untuk menjaga darah agar tidak membeku saat berada di
24
2.6 Kerangka Teori
Penyebab
Gagal Ginjal
Kronik
Penyebab sistemik
Penyakit
DM, hipertensi,
umum di luar
kolestrol tinggi,
Ginjal
dan obat-obatan
Farmakologi
Fatigue Hemodialisis
Nonfarmakologi
25
2.7 Kerangka Konsep Penelitian
Pursed Lip
Breathing
Fatigue pada pasien GGK
yang menjalani
hemodialisa
Breathing
Exercise
Keterangan :
: Yang dipengaruhi
26
Berdasarkan kerangka konsep diatas dapat disimpulkan hipotesis alternatif
(Ha), yaitu:
fatigue pada pasien ggk yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Grandmed
Lubuk Pakam.
terhadap fatigue pada pasien GGk yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit
27
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan rancangan one group pre test – post test design yaitu kelompok
eksperimen diukur terlebih dahulu (pre test) tingkat kelelahan kemudian diberikan
intervensi dengan pursed lip breathing dan breathing exercise setelah itu diukur
01 X 02
Keterangan :
01: sebelum dilakukan terapi pursed lip breathing dan breathing exercise
Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan januari sampai juni 2023.
28
Tabel 3.2.2 Kegiatan Penelitian
No Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Pengajuan judul
2. Bimbingan
proposal (BAB
1,2,3)
3. Persentase dan
seminar
proposal
4. Perbaikan
Proposal
5. Pengumpulan
Data
6. Analisa Data
7. Penulisan
Laporan
8. Sidang Skripsi
9. Perbaikan dan
Pengumpulan
29
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
tertentu (Sastroasmoro, 2017). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua
pasien di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Grandmed Lubuk pakam yang menderita
gagal ginjal kronik yang sedang menjalani terapi hemodialisis yang memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi yaitu sebanyak 105 dari bulan September sampai
Desember 2022
3.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmojo, 2018). Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
2023.
sample diambil dengan mudah oleh peneliti lebih seperti pengambilan sampel
30
Untuk membatasi karakteristik dari sampel, dilakukan beberapa kriteria,
sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu diperoleh setiap
hemodialisa.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
adalah:
31
arti atau operasional yang dilakukan untuk mengukur variable tersebut (Melisa,
Tabel 3.2
3 Variabel Dependen : Level fatigue merupakan Fatig Rasio Tidak ada tingkat kelelahan =
Fatigue tindakan pengukuran terhadap ue 0
kelelahan, kelemahan dan Scale Kelelahan tingkat ringan = 1-
penurunan energy yang 3
merupakan keluhan utama Kelelahan tingkat sedang =
pada klien yang sedang 4-6
menjalani terapi hemodialisa. Kelelahan tingkat berat =7-9
Kelelahan sangat berat = 10
32
3.6 Metode Pengumpulan Data
berikut:
1. Data Primer
Data primer diambil dari hasil lembar observasi yang berisikan nilai
fatigue dengan perlakuan breathing exercise dan pursed lip breathing yang
dilakukan 2-3 kali seminggu selama 3 detik pada pasien yang menjalani
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari badan instalasi yang
secara rutin mengumpulkan data. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh
1. Editing
2. Coding
33
3. Entry
4. Cleaning
Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.
informasi yang berguna dan pengolahan data hanya satu variabel saja (Wiratna,
antara kedua variabel (variabel independent dan dependent). Kedua variabel yang
ingin dibuktikan yaitu pengaruh pursed lip breathing dan breathing exercise
terhadap fatigue pada pasien GGK. Dalam penelitian ini menggunakan uji paired
sampel t-test dengan nilai signifikan < 0,05. Jika hasil penelitian p value ≤ 0,05
maka hipotesa alternatif diterima maka dapat disimpulkan ada pengaruh pursed
lip breathing dan breathing exercise terhadap fatigue pada pasien GGK yang
menjalani hemodialisa.
34
DAFTAR PUSTAKA
Fajrianti, R.A. (2019). Studi Kasus Menurunkan Fatigue Dengan Pursed Lip
Breathing Exercise Pada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa
RSUD Dr. Loekmono Hati Kudus. Diunduh Pada 3 April 2021
http://r2kn.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/59029
Montan, I.,Lowe, B., Cella, D., Mehnert, A., & Hinz, A. (2018). General
Population Norms for the Functional Assessment of Chonic Illness
Therapy (FACIT)-Fatigue Scale. Value in Health, 21(11), 1313-1321.
https://doi.org//10.1016/j.jval.2018.03.013
Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam. (2022). Data pasien ggk. Unit Rekam
Medis
35
Septiwi, C , (2016). Pengaruh breathing exercise terhadap level fatigue pasien
hemodialisis di rspad gatot subroto Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan,9(2).
http://ejournal.stikesmuhgombang.ac.id/JIKK/article/view/177
Suharyanto, T., dan Madjid, A. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
gangguan sistem perkemihan cetakan ke 2. Jakarta: CV. Trans Info Media.
36
Lampiran 1
NPM : 1911045
Grandmed Lubuk Pakam tahun 2023. Penelitian ini diajukan untuk menyelesaikan
program Keperawatan jenjang sarjana pada Program Studi Ilmu Keperawatan dan
penelitian ini dengan cara bekerja sama dengan peneliti saat dilakukan latihan
Pursed Lip Breathing dan Breathing Exercise. Hasil dari observasi tersebut akan
peneliti gunakan untuk laporan penelitian. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya
Peneliti
37
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk turut berpartisipasi
2023 yang bernama Dwi Kartika GInting dengan judul “ Pengaruh Pursed Lip
Breathing dan Breathing Exercise Terhadap Fatigue Pada Pasien GGk Yang
NPM : 1911045
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Pursed Lip Breathing
dan Breathing Exercise Terhadap Fatigue Pada Pasien GGk Yang Menjalani
Peneliti
38
Lampiran 3
39
Lampiran 4
BREATHING EXERCISE
Prosedur Pelaksanaan
40
Lampiran 5
Exercise Exercise
10
41
Lampiran 6
Breathing Breathing
10
42
KONSULTASI SKRIPSI
FOTO 3X4
NIM : 1911045
Paraf
10
43
44
45